T1 Lampiran Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Kesadaran Multikultural Mahasiswa Bimbingan dan Konseling FKIP UKSW Angkatan 2013 Melalui Paket Kesadaran Multikultural

Lampiran 2 MULTICULTURAL AWARENESS, KNOWLEDGE, SKILL SURVEY COUNSELOR EDITION REVISED (MAKSS-CE-R)

  PETUNJUK PENGISIAN Berilan tanda centang (  ) pada pertanyaan dibawah ini sesuai dengan diri anda masing-masing, untuk mengetahui berapa tinggi tingkat kesadaran , pengetahuan dan keterampilan multikultural

  anda sebagai calon guru BK lulusan FKIP UKSW. Nama :

  Sub Skala Kesadaran

  Sangat

  Tidak

  Setuju Sangat

  1. Mendorong pengertian seorang klien tentang kebebasan psikologis yang biasanya merupakan usaha

  untuk

  mencapai tujuan yang tepat dalam kebanyakan situasi konseling

  2. Dalam situasi konseling multikultural, konsep dasar yang harus dipatuhi seperti “keadilan” dan “kesehatan” tidaklah sulit untuk dipahami

  3. Secara umum, pelayanan konseling harus diarahkan untuk mendampingi klien menyesuaikan diri dengan situasi lingkungan yang penuh tekanan

  4. Saat dukungan dasar seseorang (seperti keluarga, teman, dll) memainkan peran penting dalam sebuah periode krisis kepribadian, pelayanan konseling formal cenderung memberikan hasil yang lebih membangun

  5. Profesi melayani kemanusiaan, terutama konseling dan psikiater, telah gagal untuk memenuhi kebutuhan kesehatan mental dari sukuetnis minoritas

  6. Efektifitas dan pengukuhan dari profesi konseling akan meningkat Jika kesadaran konselor didukung definisi umum tentang normalitas

  7. Orang-orang dari ras dan suku minoritas telah terwakili dalam klinik dan konseling psikologi

  8. Dalam proses konseling, klien dari latar belakang sukubudaya yang berbeda harus diberi perlakuan yang sama

  9. Kriteria dari kesadaran diri, pemenuhan 9. Kriteria dari kesadaran diri, pemenuhan

  10. Kesulitan dalam konsep “penggabungan”

  adalah prasangka yang harus dipatuhi dalam mendukung budaya dominan

  Bagaimana pemahamanmu tentang istilah berikut !!!

  Sub Skala Pengetahuan

  Sangat

  Terbatas

  Baik Sangat

  13. Multikultural (keberagaman budaya)

  14. Prasangka

  15. Diskriminasi (warna kulitbahasabudaya)

  16. Transkulturallintas budaya

  17. Kemajemukan beragam pemahaman

  18. Kebiasaan

  19. Enkapsulasi budaya bias budaya

  20. Hipotesis kontak

  21. Dalam hidupmu kini, seberapa baik

  pemahamanmu dalam menilai latar belakang budaya dapat mempengaruhi caramu berfikir dan bertindak ?

  22. seberapa baikkah penilaianmu dalam

  memahami dampak dari cara berfikir dan perilakumu ketika berinteraksi dengan sesorang dari latar belakang budaya yang berbeda ?

  23. Seberapa baik cara berfikirmu dalam

  membedakan kesengajaan dari ketidak sengajaan sinyal komunikasi dalam situasi konseling multikultural ?

  Sub Skala Keterampilan

  Sangat

  Terbatas

  Baik Sangat

  terbatas

  baik

  24. Bagaimana kamu menilai kemampuanmu

  untuk konsultasi yang efektif dengan psikiater

  professional

  berkenaan

  kebutuhan kesehatan mental seorang klien dari latar belakang yang berbeda secara signifikan denganmu?

  25. Seberapa baik pemahamanmu dalam

  menilai ketepatan kebutuhan kesehatan mental perempuan?

  26. Seberapa baik pemahamanmu dalam

  menilai ketepatan kesehatan mental yang menilai ketepatan kesehatan mental yang

  27. Seberapa baik pemahamanmu dalam

  menilai ketepatan kebutuhan kesehatan mental laki-laki gay ?

  28. Seberapa baik pemahamanmu dalam

  menilai ketepatan kebutuhan kesehatan mental seseorang dari latar belakang sosial ekonomi yang sangat miskin ?

  29. Seberapa baik pemahamanmu dalam

  kelemahan tes psikologi dari latar belakang budaya etnikras yang berbeda ?

  30. Seberapa baik pemahamanmu dalam

  menilai kebutuhan kesehatan mental laki- laki?

  31. Seberapa baik pemahamanmu dalam

  menilai kebutuhan kesehatan mental orang berkebutuhan khusus ?

  32. Seberapa efektifkah kamu dalam menjaga

  informasi dan sumber daya untuk melayani klien dari kebudayaan yang berbeda ?

  33. Seberapa baik pemahamanmu dalam

  menilai kebutuhan kesehatan mental perempuan lesbian ?

  Lampiran 3

  UJI COBA INSTRUMEN

  Uji Validitas

  Item-Total Statistics

  Corrected

  Cronbach's

  Scale Mean if Scale Variance Item-Total

  Alpha if Item

  Item Deleted if Item Deleted Correlation

  Deleted

  VAR00001

  VAR00002

  VAR00003

  VAR00004

  VAR00005

  VAR00006

  VAR00007

  VAR00008

  VAR00009

  VAR00010

  VAR00011

  VAR00012

  VAR00013

  VAR00014

  VAR00015

  VAR00016

  VAR00017

  VAR00018

  VAR00019

  VAR00020

  VAR00021

  VAR00022

  VAR00023

  VAR00024

  VAR00025

  VAR00026

  VAR00027

  VAR00028

  VAR00029

  VAR00030

  VAR00031

  VAR00032

  VAR00033

  Uji Reabilitas

Reliability Statistics

  Cronbach's

  Alpha

  N of Items

  Lampiran 4

  TABEL INDUK PRE TEST MAKSS CE R MAHASISWA BIMBINGAN KONSELING FKIP UKSW ANGKATAN 2013

  No

  2 3 3 3 Tot

  3 24 25 26 27 28 29 30 1 2 al

  Lampiran 5

  TABEL INDUK POST TEST MAKSS CE R MAHASISWA BIMBINGAN KONSELING FKIP UKSW ANGKATAN 2013

  Responden 1

  2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 JUMLAH

  Responden

  Responden

  Responden

  responden

  responden

  responden

  responden

  responden

  responden

  responden

  responden

  responden

  responden

  25 responden

  responden

  responden

  responden

  responden

LAMPIRAN 6 PAKET KESADARAN MULTIKULTURAL

KATA PENGANTAR

  Paket kesadaran multikultural yang penulis kembangkan secara umum terdiri dari dua sub tema dengan, tiga kali pertemuan untuk tiap sub temanya. Tujuan penulisan paket kesadaran multikultural ini adalah untuk membantu mahasiswa dalam meningkatkan kesadaran multikultural dalam dirinya. Dalam Paket ini terdiri dari enam sub topik yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran multikultural mahasiswa BK FKIP UKSW angkatan 2013.

  Penulis berharap paket kesadaran multikultural ini menjadi sarana yang berguna bagi mahasiswa Bimbingan dan Konseling sebagai calon konselor. Untuk memahami dirinya sendiri serta memahamai orang lain. Dengan demikian diharapkan mahasiswa BK angkatan 2013 akan memiliki kesadaran multikultural yang akan memudahkan dalam menghadapi konseli dari berbagai latar belakang budaya yang berbeda.

  Penulis

  i

DAFTAR ISI

  ii

PENDAHULUAN

  Paket kesadaran multikultural ini memuat dua topik yaitu topik menyadari budaya diri sendiri dan orang lain.

  Topik menyadari budaya diri sendiri untuk mahasiswa memuat 3 sub topik yaitu :

  1. Mengetahui budaya diri sendiri

  2. Memahami budaya diri sendiri

  3. Menyadari budaya diri sendiri Topik menyadari budaya lain, memuat 3 sub topik yaitu :

  1. Mengetahui budaya lain konseli

  2. Memahami budaya lain konseli

  3. Menyadari budaya konseli

A. Kompetensi Yang Ingin Dicapai

  Untuk dapat diangkat menjadi konselor, seseorang wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi konselor yang berlaku secara Nasional dalam Permendiknas No

  27 tahun 2008. Mencakup Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional

B. Prasyarat

  Untuk mempelajari paket ini, mahasiswa telah mengikuti matakuliah konseling lintas budaya.

  TOPIK

  :MENYADARI BUDAYA DIRI SENDIRI

  SUB TOPIK 1

  :PENGETAHUAN TENTANG BUDAYA DIRI

  :1x50 Menit

PENGETAHUAN TENTANG BUDAYA DIRI SENDIRI

  Gambar 1.1 tahu budaya sendiri

  Tujuan

  Setelah mempelajari sub topik mengetahui budaya yang dimiliki diharapkan:

  a. Mahasiswa mampu mengidentifikasi budaya dan etnik yang dimiliki

  b. Mahasiswa mampu menyebutkan 7 unsur budaya yang dimiliki Baca dan pahamilah materi di bawah ini (10 menit)

KEBUDAYAAN

A. Kebudayaan

  Apabila ditinjau dari asal katanya, maka “Kebudayaan‟ berasal dari bahasa Sanskerta yaitu “Budhayah‟, yang merupakan bentuk jamak dari “Budhi‟ yang berarti Budi atau Akal. Dalam hal ini,‟Kebudayaan‟ dapat diartikan sebagai Hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal. Karena itu mereka membedakan budaya dari kebudayaan. Budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta , rasa dan karsa.

  Koentjaraningrat

  mengatakan bahwa “kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat”. Sedangkan menurut Ilmu Antropologi,

  “Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar (Koentjaraningrat, 1990: 180). Jadi yang dimaksud dengan kebudayaan adalah hasil dari pemikiran manusia yang dapat berbentuk abstrak maupun konkrit yang merupakan kreatifitas manusia sebagai anggota masyarakat.

B. Unsur-unsur Kebudayaan

  Kluckhohn,1953 (Koentjaraningrat :1962) terdapat tujuh unsur kebudayaan yaitu sebagai berikut:

  a. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian,rumah,

  alat-alat rumah tangga, senjata, dsb.

  b. Mata pencaharian hidup dan sistim-sistim ekonomi (pertanian,

  peternakan, sistim produksi, distribusi, dsb)

  c. Sistim kemasyarakatan (sistim kekerabatan, organisasi, politik,

  hukum, perkawinan.

  d. Bahasa (lisan maupun tertulis.

  e. Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak, dsb)

  f. Sistim pengetahuan

  g. Religi

C. Level Kebudayaan

  Menurut Pedersen, 1980 (Jumarin;2002) mengemukakan bahwa terdapat tiga level analisis dalam mempelajari kebudayaan yaitu tingkat Internasional, atau bangsa tingkat etnis dan tingkat dalam etnis.

  a. Kebudayaan tingkat Internasional

  Yaitu perbedaan budaya antar bangsa yang perbedaannya sangat tampak, seperti budaya melayu, budaya Cina, budaya India dan sebagainya. Menurut Samuel Huntington, 1993 (Jumarin; 2002) kebudayaan Internasional disebut dengan peradaban, dimana dia membagi tujuh Yaitu perbedaan budaya antar bangsa yang perbedaannya sangat tampak, seperti budaya melayu, budaya Cina, budaya India dan sebagainya. Menurut Samuel Huntington, 1993 (Jumarin; 2002) kebudayaan Internasional disebut dengan peradaban, dimana dia membagi tujuh

  b. Kebudayaan tingkat kelompok etnis

  Yaitu perbedaan kebudayaan yang ada dalam satu kelompok etnis kebudayaan , seperti kebudayaan Indonesia, di dalamnya terdapat budaya Jawa, Minang, Bugis, Batak, Irian dan sebagainya.

  c. Kebudayaan dalam suatu etnis yang lebih halus

  Adalah kebudayaan yang membedakan antar kelompok masyarakat dalam satu etnissuku, seperti pada kebudayaan Jawa dijumpai Jawa Kraton, Jawa pesisir, Jawa Pedalaman dan sebagainya.

  TUGAS 1

  Setelah membaca materi diatas, jawablah pertanyaan di bawah ini secara singkat dan jelas. Dalam waktu 10 menit

  1. Jelaskan pengertian dari Kebudayaan

  Jawab : ……………………………………………………………………………

  2. Sebutkan apa saja unsur-unsur dari kebudayaan?

  Jawab : ……………………………………………………………………………

  3. Sebutkan 3 level kebudayaan menurut Pedersen

  Jawab : ……………………………………………………………………………

  TUGAS 2

  Silahkan kerjakan soal di bawah ini sesuai dengan budaya yang anda miliki. (30 menit)

  Alamat asal : Sukuetnik :

  a. Apa nama rumah adat dalam budaya anda?

  b. Apa saja mata pencaharian dalam budaya anda?

  c. Sistem kemasyarakat yang dianut dalam budaya anda!

  d. Bahasa yang dipakai sehari-hari adalah

  e. Kesenian khas dalam budaya anda

  f. Religi atau kepercayaan dalam budaya mu

  TOPIK

  :MENYADARI BUDAYA DIRI SENDIRI

  SUB TOPIK 2

  :MEMAHAMI BUDAYA YANG DIMILIKI (6.3)

  :1x50 menit

MEMAHAMI BUDAYA YANG DIMILIKI

  Gambar 1.2 Upacara ngaben

  Tujuan

  Setelah mempelajari sub topik memahami budaya yang dimiliki, diharapkan:

  a. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang budaya dan etnik yang dimiliki b. Mahasiswa dapat menyebutkan berbagai upacara adat dalam budaya sendiri

  c. Mahasiswa mampu menjelaskan makna tentang upacara adat budaya sendiri d. Mahasiswa mampu menjelaskan manfaat memahami budaya sendiri

  Bacalah materi di bawah ini selama (5 menit) Di setiap daerah terdapat beberapa upacara adat yang masih dilakukan secara turun temurun, salah satunya adalah sebagai berikut:

  1. Upacara Kenduren

  Dalam upacara adat yang pertama adalah kenduren atau selametan. Upacara ini telah dilakukan secara turun temurun dalam bentuk doa bersama yang dipimpin oleh tetua adat atau tokoh agama. Dengan adanya akulturalsi budaya islam dan Jawa Pada abad ke 16 Masehi menjadikan upacara selametan ini mengalami perubahan besar. Karena selain doa-doa yang dipanjatkan HinduBudha yang awalnya digunakan lalu diganti dengan doa islam, sesaji dan persembahan sudah tidak dipergunakan lagi. Berdasarkan tujuannya ada beberapa upacara adat di Jawa, salah satunya adalah Kenduren wetonan (wedalan) adalah upacara kenduren yang Dalam upacara adat yang pertama adalah kenduren atau selametan. Upacara ini telah dilakukan secara turun temurun dalam bentuk doa bersama yang dipimpin oleh tetua adat atau tokoh agama. Dengan adanya akulturalsi budaya islam dan Jawa Pada abad ke 16 Masehi menjadikan upacara selametan ini mengalami perubahan besar. Karena selain doa-doa yang dipanjatkan HinduBudha yang awalnya digunakan lalu diganti dengan doa islam, sesaji dan persembahan sudah tidak dipergunakan lagi. Berdasarkan tujuannya ada beberapa upacara adat di Jawa, salah satunya adalah Kenduren wetonan (wedalan) adalah upacara kenduren yang

  2. Upacara Ruwatan

  Adalah upacara yang dilakukan dengan tujuan untuk meruwat atau menyucikan seseorang dari segala kesialan, nasib buruk dan memberikan keselamatan dalam menjalani hidup. Contoh upacara ruwatan misalnya yang dilakukan di dataran tinggi Dieng. Anak- anak berambut gimbal yang dianggap sebagai keturunan buto atau raksasa harus dapat segera di ruwat agar segera terbebas dari marabahaya.

  3. Upacara Ngaben

  Upacara ngaben adalah upacara kematian atau pembakaran mayat. Bila ada

  jenazahnya untuk sementara waktu ditanamdikubur dalam tanah. Dengan tujuan untuk menunggu terkumpulnya biaya. Karena untuk melakukan sebuah upacara ngaben, diperlukan biaya yang banyak sekali. Untuk kalangan bangsawan, raja, pembakaran jenazah dapat diadakan secara besar-besaran. Untuk menempatkan jenazah yang hendak dibakar itu disebut wadah. Wadah yang berwujud sebuah menara tinggi bersusun- susun. Untuk sampai diatas, orang harus naik tangga, yang disebut dengan tragtag, sedangkan wadah (menara) disebut meru, yang biasanya bertingkat ganjil, yaitu : 3,5,7,9 dan yang paling tinggi 11 tingkat. Karena makin tinggi derajad orang yang meninggal, makin tinggi pula merunya.

  Tugas 1

  Budaya dan Etnik suku apa saja yang ada di daerah anda? Sebutkan dan jelaskan (10 menit) Jawab : ………………………………………………………………………………

  Tugas 2

  Di setiap wilayah Indonesia terdapat beberapa daerah yang masih memegang teguh warisan nenek moyang yaitu dengan menyelenggarakan sebuah upacara adat. Apakah sajakan nama- nama upacara adat di daerahmu? Sebutkan dan jelaskan. (contoh upacara pembakaran mayat (ngaben) di Bali, dll). (10 menit) Jawab : ………………………………………………………………………………

  Tugas 3

  1. Setelah membaca materi di atas, apa sajakah upacara adat

  yang

  pernah kamu ikutiberpartisipasi di dalamnya? (10 menit) Jawab : ………………………………………………………………………………

  2. Apakah makna dari upacara adat yang pernah anda ikuti?

  Jawab: ………………………………………………………………………………

  3. Bagaimana perasaan anda saat mengikutiberpartisipasi dalam upacara adat tersebut? Jawab : ………………………………………………………………………………

  Tugas 4

  Menurut anda, apa sajakah manfaat dari memahami budaya diri sendiri? (5 menit)

  Jawab : ………………………………………………………………………………

  Tugas 5

  Setelah kamu selesai mengerjakan tugas 1-4 diatas, silahkan jawab beberapa pertanyaan berikut (dalam waktu 10 menit)

  a. Dapatkan anda menjelaskan secara singkat tentang budaya dan sukuetnik anda!

  b. Sebutkan dan jelaskan secara singkat makna tentang berbagai upacara adat yang ada di daerah tempat tinggalmu !

  c. Apa saja upacara adat yang pernah anda ikuti!

  d. Apakah manfaat dari memahami budaya sendiri!

  TOPIK

  : MENYADARI BUDAYA DIRI SENDIRI

  SUB TOPIK 3

  :MENYADARI BUDAYA YANG DIMILIKI (6.3)

  :2x50 menit

MENYADARI BUDAYA YANG DIMILIKI

  Gambar 1.3 kenduren

  Tujuan

  Setelah mempelajari sub topik menyadari budaya yang dimiliki diharapkan:

  a. Mahasiswa mampu menjelaskan landasan dasar konselor multikultural b. Mahasiswa mampu memberikan contoh dari kegiatan sadar budaya dalam

  kehidupan sehari-hari c. Mahasiswa mampu menyebutkan akibat yang ditimbulkan bila tidak memiliki

  Bacalah materi di bawah ini selama 5 menit Landasan Dasar Konselor Harus Memiliki Kesadaran Multikultural

  Permendiknas No 27 tahun 2008, kompetensi Profesional No 16, menyatakan bahwa konselor dituntut untuk memiliki kesadaran dan komitmen terhadap profesi. Kesadaran dalam memberikan layanan kepada klien berasal dari latar belakang yang berbeda dan professional dalam memberikan layanan, sehingga konselor dituntut untuk mengesampingkan kepentingan pribadi di atas kepentingan konseli. Dan dalam kompetensi Kepribadian Nomor 6.3, bahwa seorang konselor juga Permendiknas No 27 tahun 2008, kompetensi Profesional No 16, menyatakan bahwa konselor dituntut untuk memiliki kesadaran dan komitmen terhadap profesi. Kesadaran dalam memberikan layanan kepada klien berasal dari latar belakang yang berbeda dan professional dalam memberikan layanan, sehingga konselor dituntut untuk mengesampingkan kepentingan pribadi di atas kepentingan konseli. Dan dalam kompetensi Kepribadian Nomor 6.3, bahwa seorang konselor juga

  

  Bila konselor kurang memiliki kesadaran mengenai beragam budaya yang ada di Indonesia, maka akan mengakibatkan suatu hambatan dalam berkomunikasi dengan konseli, hal ini telah diulas oleh Pedersen, dkk (Prayitno Erman, 2009) yang menyatakan bahwa ada lima macam sumber hambatan yang mungkin timbul dalam komunikasi dan penyesuaian diri antarbudaya, yaitu sumber – sumber berkenaan dengan perbedaan bahasa, komunikasi non verbal, stereotip, kecenderungan menilai dan kecemasan. Sedangkan sue (1981:28) mencatat tiga hal yang menjadi sumber hambatan atau kegagalan dalam layanan konseling lintas budaya yaitu : hambatan bahasa, dimana sering terdapat perbedaan bahasa (verbal non verbal) antara bahasa konselor dan konseli, hambatan perbedaan kelas, status antara konselor dengan konseli, misalnya konselor berasal dari kasta atas dan konseli dari kasta bawah, hambatan perbedaan nilai budaya antara konselor dengan konseli

  TUGAS 1

  1. Menurut anda, mengapa seorang guru BK Konselor harus memiliki kesadaran budaya ? (10 Menit)

  Jawab : ………………………………………………………………………………

  2. Apakah ada landasan dasar yang mengatur mengenai kewajiban seorang KonselorGuru BK harus memiliki kesadaran multikultural? Sebutkan !

  Jawab :

  TUGAS 4

  Setelah kamu selesai mengerjakan tugas 1-3 diatas, silahkan kamu jawab beberapa pertanyaan berikut (dalam waktu 10 menit)

  a. Sebutkan landasan dasar konselor multikultural

  b. Berikan contoh dari kegiatan sadar budaya dalam kehidupan sehari-hari!

  c. Apa akibat yang ditimbulkan bila tidak memiliki kesadaran multikultural

  Jawab : ………………………………………………………………………………

  TOPIK

  : MENYADARI BUDAYA LAIN

  SUB TOPIK 3

  :MENGETAHUI BUDAYA LAIN (1.3, 2.2)

  :4x50 menit

PENGETAHUAN TENTANG BUDAYA LAIN

Tujuan

  Setelah mempelajari sub topik Mengetahui budaya lain diharapkan:

  a. Mahasiswa mengidentifikasi budaya yang dimiliki oleh peserta lain

  b. Mahasiswa mampu menyebutkan beberapa aspek dalam budaya

  yang dimiliki peserta lain Bacalah materi di bawah ini di bawah ini tentang berbagai budaya yang

  ada di Indonesia salah satunya adalah Jawa, Batak dan Bali selama 35 menit.

1. BUDAYA JAWA

  Kebudayaan Jawa menurut Kodiran (dalam Koentjaraningrat,1970)

1.1 Identifikasi

  Suku jawa mendiami seluruh Jawa Tengah, Timur dan Jawa Barat. Bahasa yang dipakai adalah bahasa Jawa, dan setiap daerah memiliki dialek yang berbeda-beda. Suku Jawa termasuk suku bangsa yang telah menerima pengaruh dari berbagai macam kebudayaan seperti, Hindu, Budha,Islam dan Eropa.

  Hal ini dapat dilihat dari berbagai bangunan candi-candi, masjid, gereja serta bangunan-bangunan yang lain. Terdapat pula berbagai seni yang maju seperti, tulisan, kesusteraan, wayang, batik, seni tari, gamelan dan masih banyak lagi. Suku Jawa memiliki perilaku yang taat kepada Hal ini dapat dilihat dari berbagai bangunan candi-candi, masjid, gereja serta bangunan-bangunan yang lain. Terdapat pula berbagai seni yang maju seperti, tulisan, kesusteraan, wayang, batik, seni tari, gamelan dan masih banyak lagi. Suku Jawa memiliki perilaku yang taat kepada

  Kebudayaan Jawa meliputi seluruh bagian tengah dan timur dari pulau jawa. Terdapat daerah-daerah yang disebut dengan daerah Kejawen, sebelum terjadi perubahan daerah itu adalah Banyumas, Kedu Yogyakarta, Surakarta, Madiun, Malang dan Kediri. Sedangkan daerah di Luar itu dinamakan

  dengan daerah

  Pesisir atau

  Ujung Timur. Dalam

  pergaulan

  sehari- hari

  Jawa, namun

  dalam

  mengucapkan

  bahasa daerah ini seseorang harus memperhatikan dengan siapa yang menjadi lawan bicara baik dari segi usia maupun status sosialnya. Karena pada prinsipnya terdapat dua macam bahasa yaitu Bahasa Jawa Ngoko dan Krama.

  Bahasa Jawa Ngoko biasanya dipakai untuk orang yang sudah dikenal akrab dan terhadap orang yang lebih muda usianya atau lebih rendah derajadnya. Sebaliknya, untuk bahasa Jawa Krama, digunakan untuk bicara dengan orang yang belum dikenal akrab, tetapi sebaya dalam segi umur, derajat dan juga lebih tinggi umur serta status sosialnya.

1.2 Bentuk Desaperalatan yang dipakai

  Terdapat beberapa bentuk rumah di Jawa. Ada rumah yang dibangun memakai kerangka dari bambu, glugu (batang pohon nyiur), atau kayu jati kemudian dinding- dindingnya dibuat dari gedeg (anyaman belahan bambu), papan atau tembok, dan atapnya berupa anyaman daun kelapa kering (blarak) atau dari genting.

  Adapun mengenai bentuk rumah itu yang dientukan oleh bangun atap, ada yang dinamakan rumah limasanm rumah serotong, rumah joglo, rumah panggangepe, rumah daragepak, rumah macan njerum dan rumah sinom.

1.3 Mata pencaharian

  Mata pencaharian sebagian besar masyarakat orang Jawa di desa- desa adalah kepegawaian, pertukangan, dan perdagangan.

1.4 Sistem kekerabatan

  Sistem kekerabatan orang Jawa adalah berdasarkan prinsip Bilateral. Istilah kekerabatan menunjukkan klasifikasi smenurut angkatan- angkatan. Semua kakak laki-laki serta kakak wanita ayah dan ibu. Beserta isteri-istri maupun suami-

  suami

  masing diklasifikasikan menjadi

  satu

  dengan

  satu istilah siwa

  adik dari ayah dan

  ibu

  diklasifikasikan ke

  dalam

  dua golongan yang dibedakan menurut jenis kelamin menjadi paman bagi para adik laki-laki dan bibi bagi para adik wanita.

  Di Jawa memiliki beberapa tradisi, salah satunya adalah Tradisi Ngruwat dan Tradisi Pernikahan.

1.4.1 Tradisi Ngruwat

  Tradisi ini dilakukan untuk melepaskan dari bahaya yang selalu mengancam anak tunggal dari Bathara kala. Untuk itu, orang harus mengadakan pertunjukan wayang dengan Murwokolo.

  Saat pertunjukan sedang dilakukan, anak harus duduk dekat dengan dhalang dengan memakai seragam putih (seperti orang mati) dan Saat pertunjukan sedang dilakukan, anak harus duduk dekat dengan dhalang dengan memakai seragam putih (seperti orang mati) dan

1.4.2 Tradisi Perkawinan

  Bila sudah ada kesepakatan antara kedua belah pihak maka dilanjutkan dengan acara pinangan disertai dengan pengikat (tanda pengikat). Perkawinan pada umumnya dilaksanakan pada hari dan bulan yang baik, setelah enam bualn acara pemberian peningset dilanjutkan dengan akad nikah dan resepsi. Lima hari setelah perkawinan, pasangan “temanten” laki-laki dan perempuan pulang ke rumah temanten laki-laki disertai dengan upacara boyongan.

1.5 Sistem kemasyarakatan

  Orang Jawa masih membeda-bedakan antar arang priyayi yang terdiri dari pegawai negeri dan kaum terpelajar, sedangkan yang disebut dengan orang cilik seperti petani-petani, tukang dan pekerja kasar.

  Menurut kriteria pemeluk agamanya, orang Jawa biasanya membedakan orang santri dengan orang agama kejawen.

  Kesatuan hukum paling kecil adalah desa atau kelurahan. Hubungan antara penduduk desa erat sekali, sampai- sampai desa yang masih murni sifatnya, sungguh- sungguh dirasakan satu keluarga yang besar yang berlaku.sedangkan pemerintahan desa atau pamong desa terdiri dari Kepala desa (lurah), kamituram carik, kabayan, modin dan ulu-ulu (jaga tirta),dll.

  1) Lurah, merupakan kepala desa yang bertugas untuk mengatur dan

  mengawasi jalannya pemerintahan desa dibantu orang punggawa desa.

  2) Kawituwa, merupakan orang yang dituakan dalam suatu desa

  3) Carik, adalah penulis desa yang bertugas untuk mengerjakan semua

  administrasi desa (tulis menulis ) pajak, jual beli danlain sebagainya.

  4) Kabayan, bertugas untuk membawa surat-surat dan laporan ke atasan

  serta menyiarkan perintah kepada rakyat.

  5) Jagabaya, bertugas untuk mengatur keamanan desa.

  6) Modin, semacam penghulu desa. Yang bertugas bila ada kematian,

  mengantarkan yang akan amenikah, talak, rujuk dan lain sebagainya.

  7) Ulu-ulu, bertugas untuk mengurusi pengairan selokan di sawah.

1.6 Religi

  Agama islam umumnya berkembang baik di kalangan masyarakat orang Jawa. Hal itu dapat dilihat dari bangunan-bangunan khusus untuk tempat beribadah orang- orang yag beragama islam. Menurut kriterianya, agama islam dibagi menjadi dua, yaitu agama islam santri dan agama islam kejawen. Selain itu, ada juga beberapa yang memeluk agama nasrani atau agama besar lainnya.

  Adapun golongan orang islam kejawen, walaupun tidak menjalankan salat, puasa serta tidak bercita-cita haji namun mereka masih percaya kepada ajaran keimanan agama islam. Tuhan, mereka sebut Gusti Allah dan Nabi Muhammad adalah Kanjeng Nabi. Kebanyakan orang jawa percaya bahwa hidup di dunia ini sudah ada yang mengatur, sehingga tidak sedikit orang yang bersikap narima, yaitu menyerahkan diri kepada takdir

1.7 Kesenian

  (Diadaptasi dari : Manusia dan Kebudayaan di Indonesia, oleh Koentjaraingrat,1990).

  Seni sastra Jawa banyak mendapat pengaruh dari luar, terutama dari agama dan budaya Hindu dan Islam. Seperti halnya wayang. Wayang pada zama dahulu memiliki maksud tertentu yaitu “ Pemujaan terhadap roh-roh nenk moyang”. Upacara pemujaan ini dipimpin oleh seorang dalang, dalam merupakan orang yang paham benar tentang adat istiadat.dan dalang dahulu juga dianggap sebagai orang suci dan dapat menjadi medium (perantara) antara roh-roh nenek moyang dengan orang- orang yang masih hidup.

1.8 Varian Suku Jawa

  Indonesia merupakan Negara yang multikultural, terdiri dari beribu-ribu pulau, suku, budaya, adat dll. Salah satunya adalah suku di Jawa. Dalam teori Geertz (2013) menjelaskan bahwa di Jawa terdapat beberapa varian suku, antara lain sebagai berikut : suku jawa varian Abangan, Santri dan Priyayi.

2. BUDAYA BALI

  I Gusti Ngurah Bagus (dalam Koentjaraningrat,1970) menjelaskan bahwa:

2.1 Identifikasi

  Bali biasa di sebut dengan nama Pulau Dewata yang merupakan bagian dari gugusan kepulauan Nusa Tenggara. Kebudayaan Bali masih banyak mengandung sifat Hindu-Jawa. Hal ini disebabkan karena

  Jatuhnya Kerajaan Majapahit sebagai pusat budaya di Jawa Timur pada kurang lebih 1500 M, dan banyak diantara penduduknya yang tidak suka memeluk islam, mencari tempat- tempat di mana agama dan budaya Hindu –Budha bertahan.

  Sampai sekarang orang Bali keturunan Wong mojopahit dan menyebut memuliakan leluhurnya sebagai Bhatara Maospati. Sedangkan, penduduk asli yang tidak bercampur dengan orang-orang Majapahit, menyingkir dan bermukim di daerah –daerah pegunungan, dan mereka disebut sebagai golongan Bali Aga (Bali Asli) yang menempati Tengahan hingga Pengrisingan. Religi mereka animismme. Seiring berjalannya waktu, agama yang di bawa oleh orang- orang Jawa Timur bercampur dengan budaya asli Bali.

  Golongan yang memeluk agama islam, di Bali sangat kecil. Dan golongan yang memeluk agama islam yang disebut dengan Bali Selam.

  Bali biasa di sebut dengan nama Pulau Dewata yang merupakan bagian dari gugusan kepulauan Nusa Tenggara. Bali, memiliki empat sistem kekerabatan yaitu Kasta Brahmana, Ksatria, Waisya dan Sudra. Susunan keluarga di Bali adalah Parental. Parental yaitu kekeluargaan yang dihitung dari garis ayah dan garis biru. Selain itu di Bali juga terdapat pula Upacara pembakaran mayat atau biasa disebut dengan Upacara ngaben. Bila ada seseorang yang meninggal dunia, maka jenazahnya untuk sementara waktu ditanamdikubur dalam tanah. Dengan tujuan untuk menunggu terkumpulnya biaya.

2.2 Angka dan fakta demografis

  Luas wilayah pulau bali adalah 5.636,66 KM² dengan jumlah penduduk pada tahun 2016 adalah 4.125.800 jiwa. Wilayah bali terbagi menjadi 6 wilayah daratan (pulau) yaitu Pulau Bali sebagi pulau terbesar Pulau Nusa Penida, Pulau Nusa Ceningan, Pulau Nusa Lembongan , Pulau Serangan dan Pulau Menjangan. Provinsi Bali dibagi menjadi 8 Kabupaten dan 1 kota dibagi menjadi 57 Kecamatan.

2.3 Bentuk Desa peralatan yang dipakai

  Masyarakat hukum terkecil adalah desa. Tiap desa memiliki kuil sendiri sebagai temat orang memuja Dewa-dewa. Atau biasa disebut dengan Pura.

  Di bali terdapat beberapa macam pura, ada pura desa, pura subak, pura segara, pura dalem dan lain sebagainya. Semua pura tersebut digunakan untuk memuliakan dewa Siwa, Wisnu, Brahma dan lain sebagainya.

  Terdapat dua jenis desa di bali, yaitu

2.3.1 Desa Kuno (lama)

  Desa kuno oleh suatu dewan yang disebut Sekaha Desa. Desa ini terdiri dari orang – orang pendiri desa dan keturunanya.

2.3.2 Desa baru

  Di desa baru tidak terdapat dewan desa dan pemerintahan yang dijalankan hampir sama dengan desa yang terdapat di Jawa. Pimpinan atau kepala desa disebut juga dengan Klian dan penulisnya disebut Penyarikan.

2.4 Mata pencaharian

  Mata pencaharian pokok orang bali adalah bercocok tanam. Dapat dikatakan bahwa 70 pendapatan mereka dari bertani. Sedangkan 30 hidup dari peternakan, berdagang, menjadi buruh, pegawai atau lainnya.

2.5 Sistem kekerabatan

  Banjar. Sistem kekerabatan patrilineal yang mengikat orang Bali berdasarkan prinsip keturunan, ada pula bentuk kesatuan- kesatuan sosial yang didasarkan atas kesatuan wilayah, ialah desa.

  Banjar dikepalai oleh seorang kepala yang disebut klian banjar (kliang). Tugasnya tidak hanya menyangkut segala urusan dalam lapangan kehidupan sosial dari banjar sebaai suatu komuniti, tetapi juga lapangan kehidupan keagamaan.

  Subak. Memiliki kepala sendiri ialah kliang banjar yang bertanggung jawab kepada seorang kepala adat yang ada diatasnya, ialah sedahan agung. Warga subak adalah para pemilik atau penggarap sawah- sawah yang menerima air irigasinya dari bendungan- bendungan yang diurus oleh suatu subak.

  Seka. Dalam kehidupan masyarakat di bali ada organisasi- organisasi yang bergerak dalam lapangan hidup yang khusus, ialah organisasi seka

  Gotong Royong. Dalam kehidupan sehari- hari terdapat dua sistim gotong royong, ialah antara individu dan individu atau antara keluarga dan keluarga.

  Susunan keluarga di bali,parental, yaitu kekeluargaan yang dihitung dari garis ayah dan garis biru. Di bali umumnya masih menaruh percaya

  a) Kasta Brahmana : merupakan kasta yang memiliki derajat tinggi dan terdiri dari golongan pendeta. Ida untuk laki-laki idayu untuk perempuan.

b) Kasta Ksatria

  Kasta Ksatria merupakan golongan raja-raja dan para bangsawan pada umumnya mereka memakai sebutan (gelar) Dewa untuk laki-laki dan Dewayu untuk perempuan.

c) Kasta Waisya

  Kasta Waisya merupakan golongan kaum petani, pedagang, saudagar dan masih sebagainya. Kebanyakan mereka memakai sebutan (gelar) Gusti untuk laki-laki dan Gusti Ayu untuk perempuan.

d) Kasta Sudra

  Kasta sudra merupakan kasta terendah yang terdiri dari orang- orang yang tidak sempurna dan sebagai rakyat kecil. Masyarakat yang tidak memiliki gelat hanya dengan panggilan : I

2.6 Sistem Kepercayaan atau Religi

  Pada umumnya kepercayaan orang Bali adalah Hindu. Namun seiring berjalannya waktu selain agama Hindu, terdapat pula orang yang memeluk agama lain, seperti islam dan Kristen. Selain orang Bali asli, tidak boleh mengikuti upacara- upacara

  keagamaan

  yang yang

  Di bali terdapat tiga dewa utama yaitu Brahma, Siwa dan Wisnu

  a. Upacara Ngaben

  Upacara ngaben adalah upacara kematian atau pembakaran mayat. Bila ada

  seseorang yang meninggal dunia, maka jenazahnya

  untuk

  sementara waktu di tanamdikubur dalam tanah. Dengan tujuan untuk menunggu terkumpulnya biaya. Karena untuk melakukan sebuah upacara ngaben, diperlukan biaya yang banyak sekali. Untuk kalangan bangsawan, raja, pembakaran jenazah dapat diadakan secara besar-besaran. Untuk menempatkan jenazah yang hendak dibakar itu disebut wadah. Wadah yang berwujud sebuah menara tinggi bersusun-susun. Untuk sampai diatas, orang harus naik tangga, yag disebut dengan tragtag, sedangkan wadah (menara) disebut meru.yang biasanya bertingkat ganjil, yaitu : 3,5,7,9 dan yang paling tinggi 11 tingkat. Karena makin tinggi derajad orang yang meninggal, makin tinggi pula merunya.

2.7 Jenis kebudayaan

  Kebudayaa suku bali tergolong kebudayaan yang sangat tinggi mutunya, sehingga banyak turis dari dalam dan luar negri yang berkunjung ke bali. Adapun beberapa tari-tarian yang terdapat di Bali adalah:

  a. Tari janger Adalah tarian yang dilakukan oleh pemuda-pemudi dan berjejer dengan rapi serta berhadap-hadapan satu sama lain.

  b. Calon arang atau rangda

  Yang memegang peran dalam pertunjukan ini adalag seorang janda yang berwujud seorang wanita raksasa terkenal sebagai juru tenung yang dapat mendatangkan malapetaka bagi manusia.

  c. Tari legong Yaitu tarian yang dipersembahkan untuk menghormati dewa-dewa.

  Seperti tarian Kecak, tari Gambuh dan sebagainya.

3. BUDAYA BATAK

  menjadi enam sub-suku, yaitu Toba, Angkola, Mandailing, Simelungun, Dairi (Pak-pak Dairi) dan Karo. Setiap suku di Batak memiliki dialek sendiri- sendiri. Seluruh dialek dapat dibagi menjadi dua dialek utama ; Toba (termasuk angkola, mandailing) 2. Dairi (karo). Suku batak di Sumatra adalah satu golongan ethnis yang merupakan bagian dari satu ras yang besar. Bahasa yang dipakai adalah Austronesia.

3.1 Identifikasi

  Tanah Batak terletak di pulau Sumatera diantara ± ½° - ± 3½° Lintang Utara dan ± 97½°- ±100 Bujur Timur. Dengan begitu dapat dikatakan bahwa wilayah Tapanuli serta sebagian besar sumatera timur masuk di dalamnya. Luas tanah batak ±50.000 KM².

  Suku batak dibagi menjadi enam sub-suku, yaitu Toba, Angkola, Mandailing, Simelungun, Dairi (Pak-pak Dairi) dan Karo. Setiap suku di Batak memiliki dialek sendiri- sendiri. Seluruh dialek dapat dibagi menjadi dua dialek utama; Toba (termasuk angkola, mandailing) 2. Dairi (karo).

  Suku batak di Sumatra adalah satu golongan ethnis yang merupakan bagian dari satu ras yang besar. Bahasa yang dipakai adalah Austronesia.

3.2 Sejarah

  Semenjak purbakala, nama Naros sebuah kota pelabuhan di Tapanuli sudah terkenal didunia sampai Eropa. Yang menjadikannya terkenal ialah kamfer (kapur barus) dan kemenyan yang diexport melalui kota itu.

  Rakyat dan raja-raja di Batak tetap animis dan system pemerintahnya tetap sebagai hasil aslinya bersifat republic dan demokratis

  Raja itu merupakan penghulu yang memimpin permusyawaratan dan usaha-usaha gotong royong. Dan mau bergotong royong dengan rakyat umu. Bahkan kekayaannya pun tidak berbeda banyak dengan penduduk biasa.

  Tanah batak dapat disebut sebagai suatu Negara yang merupakan gabungan republik-republik dengan Singamangaradja sebagai lambang persatuan.

3.3 Pengaruh kebudayaan.

  1) Tulisan batak itu adalah tulisan india (mungkin langsung ditiru dari India di Baros, tapi mungkin juga dari tulisan Dawa Kuno di Tapanuli Selatan dan tulisan Jawa Kuno sendiri

2) Astrologi

  3) Beberapa alat yang berguna dalam pertanian, pertemuan, kesenian dan sebagainya.

4) Permainan catur

5) Sejumlah kata-kata sansekerta

3.4 Sistem Kemasyarakatan

  Susunan masyarakat di Indonesia ada yang menuruti garis bapa salah satu contohnya adalah di Batak. Sedangkan yang menganut garis ibu (matrilineal adalah Minangkabau). Ada juga yang menganut dua-duanya yaitu di Jawa.Tiap orang di tanah batak memiliki marga. Baik itu anak laki-laki maupun anak perempuan mempunyai marga ayahnya.

  Dalam suatu kampung terdapat marga yang menjadi inti dari kampung tersebut dan biasa disebut dengan Marga-tanah. Marga tanah penghuni kampung atau kompleks adalah ahli waris dari leluhur (laki-laki) yang mendirikan kampung dan memiliki tanah-tanah disekitarnya.

  Terdapat satu ciri khusus dalam seluruh masyarakat Batak, baik itu Toba, Angkola, Mandailing, Simelungun Karo maupun Dairi yang tidak dimiliki suku bangsa lain di Indonesia, yaitu pembagian masyarakat atas tiga fungsional, yaitu sebagai berikut :

  a. Golongan Pertama adalah para turunan lelaki dari satu

  leluhur

  Dalam istilah latinnya adalah agnati. Terdapat beberapa istilah, dalam bahasa Toba dongan-sabutuha (lahir dari perut yang sama ; istilah Dairi dengan sebeltek dan Karo sembujak membujak arti yang sama), di Angkolan dan Mandailing kahanggi (artinya abang-adik). Di Karo disebut juga Senina (simelungun : Sanina). Semua istilah Batak ini setara kiasan menyatakan dekatnya hubungan kekeluargaan (menurut garis bapa).

  b. Golongan kedua ialah Boru (Karo: anak beru) artinya anak perempuan, Angkola, Mandailing, Simelungun : anak boru dan istilah Dairi : berru

  c. Golongan yang terakhir adalah hula-hula (Karo: Kalimbubu, Tapanuli Selatan : mora, Simelungun : tondong, Dairi : Kula-kula)

3.5 Mata Pencaharian

  Terdapat beragam mata pencaharian suku batak seperti bertani, berdagang, berternak kerbau, menempah besi, emas dan perak, nelayan serta menenun.

3.6 Sistem kepercayaan atau Religi

  Bagian dari kepercayaan suku Batak adalah Animisme yang telah dipengaruhi oleh agama Budaya dan Hindu Siwa dari India Selatan. Hanya saja pengaruhnya tidak begitu kental. Di Batak juga terdapat tradisi pembakaran mayat, namun tanpa di kubur atau di tanam terlebih dahulu.

  Di daerah Toba berkembang pengaruh agama Kristen, sedangkan bagian selatan dominan islam yang disebarkan oleh orang- orang Aceh dan Gayo. Dan orang batak yang mendiami selatan danau toba memlik agama Kristen. Beberapa suku-suku yang lain masih tetap animisme.

3.7 Seni Tarian Batak

  Suku Batak memiliki dua macam tarian yaitu :

  a. Tarian perseorangan, yaitu misalnya uang berhubungan dengan ritus. Contohnya : Tarian Tunggal Panaluan

  b. Tarian Bersama, dalam upacara adat dinamai dengan tarian

  Dalihan Na Tolu

3.8 Orkes Batak

  Dalam mengiringi tari-tarian boleh dikatakan sama diseluruh Tanah Batak, hanya ada variasi dalam istilah dan susunan bagian- bagiannya. Musik batak memiliki lima nada.

  menulis) pajak, jual beli

  TUGAS 1

  danlain sebagainya.

  A. Setelah materi diatas,

  4. Apa nama tradisi yang

  kerjakan soal di bawah ini

  dipakai untuk melepaskan

  selama 60 menit. Berilah tanda

  bahaya yang mengancam?

  silang (x) huruf a,b,c atau d

  a. Ngruwat

  pada jawaban yang paling

  b. Ngaben

  benar.

  c. Perkawinan

  d. Pitonan

  1. Negara mana yang tidak

  5. Di bawah ini, manakah

  memberikan pengaruh

  yang bukan termasuk

  kebudayaan jawa?

  varian suku Jawa?

  a. Hindu

  a. Jawa Tengah

  b. Budha

  b. Jawa Abangan

  c. Cina

  c. Jawa Santri

  d. Eropa

  d. Jawa Priyayi

  2. Kesatuan hukum paling kecil

  6. Jawa Varian apa, yang

  adalah……

  percaya dengan tradisi

  a. Presiden

  Slametan?

  b. Kelurahan

  a.Jawa Santri

  c. Walikota

  b. Jawa Priyayi

  d. DPRD

  c. Jawa Timur

  3. Apa tugas dari carik ……

  d. Jawa Abangan

  a. mengatur dan mengawasi

  7. terdapat berapa macamkah

  jalannya pemerintahan

  suku batak?

  a.Dua

  punggawa desa.

  b. Empat

  b. Orang yang dituakan

  c. Enam

  dalam suatu desa.

  d. Delapan

  c. mengatur keamanan desa.

  8. Dalam suku Batak, garis

  d. mengerjakan

  semua

  apa yang dianut?

  administrasi desa (tulis

  a.Garis Ibu (Matrilineal) a.Garis Ibu (Matrilineal)

  13. Yang bukan termasuk kasta

  c. Keduanya

  golongan di Bali adalah

  d. Salah Semua

  a.Brahmana

  b. Waisya

  termasuk mata pencaharian

  c. Ksatrian

  dari masyarakat batak?

  d. Sudra

  a. Berdagang

  14.Upacara adat yang biasa

  b. Berternak domba

  disebut sebagai upacara

  c. Menempah

  pembakaran mayat adalah

  besi,emas,perak

  a. upacara adat

  d. nelayan

  b. upacara ngaben

  10. dalam musik batak, memiliki

  c. upacara kemerdekaan

  berapa nada?

  d. upacara natal

  a. Tiga

  15. salah satu tarian dari bali

  b. Empat

  adalah

  c. Lima

  a.tari gambyong

  d. enam

  b. tari merak

  11. manakah pulau yang sering

  c. tari saman

  disebut

  dengan

  “Pulau

  d.tari pendet

  dewata”?

  16. perhatikan gambar

  a. batak

  b. Sumatra

  c. Papua

  d. Bali

  12. Orang bali asli, biasa disebut

  dengan apa?

  a. Bali tersenyum

  Gambar diatas merupakan

  b. Bali aja

  gambar Rumah adat darimana?

  c. Bali Aga

  a. Bali

  d. Bali Serasi

  b. Jawa

  c. Batak

  d. Asmat

  17. wayang merupakan salah satu

  d. Jawa

  kesenian dari mana?

  Santri

  a.Bali

  19. Nama tempat ibadah orang

  b. Jawa

  Bali disebut?

  c. Batak

  a. Masjid

  d. Asmat

  b. Klenteng

  18. Jawa varian apa yang apa

  c. Gereja

  identik dengan keraton

  d. Pura

  a. jawa

  20. Dalam suku Batak, marga

  Priya

  yang menghuni kampung disebut?

  yi

  a. marga Sitanggang

  b. jawa

  b. Marga Tanah

  abang

  c. marga Bumi

  an

  d. marga Hasibu

  c. jawa tenga

  h

  Isilah uraian di bawah ini

  1. Menurut anda, apakah manfaat dari mengetahui budaya lain? Jawab : ……………………………………………………………………………

  2. Sebutkan dan jelaskan mengenai sistem kekerabatan dalam budaya

  Jawa!

  Jawab : ……………………………………………………………………………

  3. Jelaskan secara singkat mengenai upacara ngaben!

  TUGAS 2

  Buatlah sebuah mind map tentang materi (suku Jawa, Bali, Batak) di atas! Dalam lembar kerja di bawah ini. (30 menit)

  TUGAS 3

  Buatlah sebuah kelompok yang terdiri dari 5 orang. Selanjutnya setiap pesertaanggota kelompok secara bergantian mempelajari budaya yang dimiliki oleh peserta lain. Dilanjutkan dengan mengisi kolom di bawah ini! (30 menit).

  Contoh : pertama membahas mengenai budaya Jawa, dilanjutkan dengan kegiatan Tanya jawab. Setelah itu, dilanjutkan mempelajari budaya peserta lain.

  No Nama anggota Alamat asal

  yang dimiliki

  TUGAS 4

  Setelah selesai mempelajari berbagai budaya silahkan anda menuliskan berbagai pertanyaan yang di ajukan kepada anda (15 menit)

  Dan diakhir kegiatan, mahasiswa diminta untuk merefleksi kegiatan dengan mengikuti panduan di bawah ini! (30 menit)

  a) Apakah budaya yang anda miliki?

  b) Jelaskan secara singkat mengenai “suku Jawa, Batak dan Bali”?

  c) Setelah mengetahui beberapa budaya yang dimiliki peserta lain, bagaimana anda menyikapi keberagaman dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam lingkungan perkuliahan.

  d) Ada berapa macam budaya yang dimiliki oleh anggota kelompok? Sebutkan!

  e) Menurut anda, apakah manfaat dari mengetahui budaya lain?

  Jawab : …………………………………………………………………………………………

  …………………………………………………

  TOPIK

  : MENYADARI BUDAYA LAIN

  SUB TOPIK 2

  :MEMAHAMI BUDAYA KONSELI (1.3,2.2)

  TINGKAT

  :MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING

  WAKTU

  :2x50 Menit

MEMAHAMI BUDAYA LAIN

  Tujuan

  Setelah mempelajari sub topik memahami budaya lain diharapkan:

  A. Mahasiswa mampu menyebutkan upacara adat budaya lain B. menjelaskan mengenai makna upacara adat budaya lain C. Mahasiswa mampu menguraikan dampak positif dan negative

  memahami budaya konseli

  TUGAS 1

  Buatlah sebuah kelompok yang terdiri dari 8 orang peserta. Lalu tiap peserta diminta untuk menyebutkan serta menjelaskan secara singkat makna dari 3 upacara adat yang ada dalam budaya masing- masing. Lalu tulislah pada lembar kerja di bawah ini! (60 menit)

  Jawab :

  No

  Nama upacara adat

  Penjelasan singkat

  1.

  2.

  3.

  4.

  5.

  6.

  7.

  8.

  41

  TOPIK

  : MENYADARI BUDAYA LAIN

  SUB TOPIK 3

  :MENYADARI BUDAYA KONSELI (6.3,4.2, 5.2)

  TINGKAT

  :MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING

  WAKTU

  :2x50 Menit

MENYADARI BUDAYA KLIEN KESADARAN MULTIBUDAYA

  Gambar orang dari beragam budaya

  Tujuan

  Setelah mempelajari sub topik menyadari budaya lain diharapkan:

  A. Mahasiswa mampu menjelaskan seberapa penting menyadari budaya lain B. Mahasiswa mampu menjelaskan akibat yang dapat ditimbulkan bila seorang guru

  BK tidak memiliki kesadaran budaya Bacalah materi di bawah ini dengan cermat dengan waktu selama 15 menit C. mahasiswa mampu menyadari bahwa klien berasal dari latar belakang budaya

  yang berbeda-beda.

Kesadaran Multikultural

  Pedersen (2000) Kesadaran budaya didefinisikan sebagai kemampuan untuk memahami konteks budaya dari sudut pandang budaya sendiri serta orang lain. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan multikultural sangat bermanfaat dalam membangun kepercayaan dan hubungan yang positif. Pedersen juga mencatat bahwa kesadaran konselor multikultural melalui pemahaman budaya dapat memperkuat antara ikatan konselor dan konseli.

  Sedangkan menurut pendapat Sue et al (1990) yang mengemukakan bahwa menyadari dan memiliki kepekaan terhadap budaya yang dimiliki diri sendiri, pemahaman tentang ras dan warisan budaya serta bagaimana hal tersebut secara personal dan professional mempengaruhi pengertian dan bias yang akan terjadi dalam proses konseling memiliki pengetahuan tentang pengaruh sosial terhadap orang lain. Sue (Patterson, 2004) menyatakan bahwa pemahaman terhadap perbedaan budaya baik secara verbal maupun nonverbal akan sangat membantu dalam proses konseling. Karena dengan adanya Keragaman pada diri konseli seperti yang dikemukakan sue (1991) yang terdiri dari aspek agama, etnis, gender, latar belakang budaya, geografi,

  Berdasarkan pendapat Sue,et al (1990) dan Pedersen (1991), dapat disimpulkan bahwa dalam melayani konseli yang memiliki latarbelakang budaya (ras, etnis, kelas sosial, bahasa) yang berbeda dengan konselor, kesadaran dan kepekaan terhadap budaya sangat diperlukan supaya tidak terjadi persepsi yang salah bias kesalahan pemahaman dari konselor dan konseli.

  Selanjutnya Ivey dkk, 1993 (Jumarin,2002) mencatat adanya dua kecenderungan dalam bidang konseling lintas budaya, yaitu pendekatan Universal (the universal approach) dan pendekatan secara khusus (the focused culture specific approach).

  a. Pendekatan universal mensyaratkan bahwa dalam setiap proses konseling terkait dengan budaya dan harus mempertimbangkan budaya, konselor dituntut untuk memiliki kesadaran budaya.

  b. Pendekatan khusus memfokuskan pada suatu budaya kelompok tertentu yaitu melihat individu dan sebagai anggota suatu kelompok budaya seperti konseling kepada keturunan suku jawa, batak, komunitas homoseksuallesbian, wanita dan sebagainya.

  Pendekatan khusus (etik) melibatkan peneliti dari budaya tertentu sedangkan Pendekatan universal (emik) mengacu pada pandangan bahwa data penelitian konseling lintas budaya harus dilihat dari sudut pandang budaya subyek yang diteliti atau indigenneous (budaya asli)

  Dalam Kode Etik Konseling Amerika dirumuskan bahwa kompetensi multikultural sebagai “kapasitas konselor yang memiliki kesadaran dan pengetahuan tentang keberagaman budaya pada diri sendiri dan orang lain, dan bagaimana kesadaran dan pengetahuan tersebut diterapkan secara efektif dalam praktik terhadap konseli dan kelompok konseli” (American Psichologycal Association, 2006). Tuntutan mengenai kesadaran multikultural tersebut dijelaskan pula dalam Kode etik ABKIN pada Bab

  II.A konselor harus secara aktif untuk memahami perbedaan latar belakang budaya

  yang dimiliki konseli. Dari kedua kode etik di atas dapat disimpulkan bahwa seorang konselor dituntut untuk memiliki kesadaran dan pengetahuan mengenai keberagaman budaya yang ada pada dirinya maupun diri konseli.

  Syarat Kompetensi Konselor

  Dalam Standar Kompetensi Konselor Indonesia (SKKI) yang diusulkan oleh ABKIN (2007) ditidaklanjuti dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

  Republik Indonesia Nomor 27 tahun 2008, pasal I ayat 1 menyatakan bahwa untuk dapat diangkat sebagai konselor, seseorag wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetesi konselor yang berlaku secara nasional. Dan dijelaskan pula bahwa kompetensi konselor mencakup: kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan professional yang berkualitas akademik minimal Sarjana Pendidikan (S-1) dan Pendidikan Profesi. Penjelasan dari syarat kompetensi konselor adalah sebagai berikut :

  a. Kompetensi

  Pedagodik adalah

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24