Pembuatan Dan Karakterisasi Dekstrin Dari Pati Umbi Talas (Xanthosoma Sagittifolium (L.) Schott) Dengan Metode Katalis Asam Dan Enzimatis

DAFTAR PUSTAKA
Agra, I.B., Warnijati, S., dan Pujianto, B. (1973). Hidrolisa Pati Ketela Rambat
pada Suhu Lebih dari 100 oC. Forum Teknik, 3. Di dalam Lubis, R.M.
(2012). Hidrolisis Pati Sukun dengan Katalisator H2SO4 untuk Pembuatan
Perekat. Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan. 9 (2) : 63.
Ditjen POM. (1979). Farmakope Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta : Departemen
Kesehatan RI. Hal. 748.
Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia, Edisi Keempat. Jakarta : Departemen
Kesehatan RI. Hal. 1212, 1157.
Gunawan, D., dan Mulyani, S. (2010). Ilmu Obat Alam (Farmakognosi). Jakarta :
Penebar Swadaya. Hal. 38, 39.
th

Groggins, P.H. (1997). Unit Processes in Organic Synthesis 5 edition. New
Delhi : Tata McGraw-Hill Publishing Company Limited. Hal. 751-783.
Herawati, H. (2012). Teknologi Proses Produksi Food Ingredient dari Tapioka
Termodifikasi. Jurnal Litbang Pertanian. 31 (2) : 69, 73, 74, 75.
Humprey, A. E. (1979). The Hidrolysis of Cellulosis Material of Useful Product. 181:
25. Di dalam Jati, P.W. (2006). Pengaruh Waktu Hidrolisis Dan
Konsentrasi HCl Terhadap Nilai Dextrose Equivalent (DE) Dan
Karakterisasi Mutu Pati Termodifikasi Dari Pati Tapioka Dengan Metode

Hidrolisis Asam. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Hal. 10.

Jati, P.W. (2006). Pengaruh Waktu Hidrolisis Dan Konsentrasi HCl Terhadap
Nilai Dextrose Equivalent (DE) Dan Karakterisasi Mutu Pati
Termodifikasi Dari Pati Tapioka Dengan Metode Hidrolisis Asam. Skripsi.
Institut Pertanian Bogor. Bogor. Hal. 1, 10, 27, 49, 56.
Koswara, S. (2009). Teknologi Modifikasi Pati. http://ebookpangan.com//
teknologi_modifikasi_pati. Diunduh 19 November 2014.
McKee, T., dan McKee, J.R. (2004). Biochemistry: The Moleculer Basis of Life,
3th Edition. New York : McGraww-Hill. Hal. 188
Meyer, L.H. (1973). Food Chemistry. New Delhi : Affiliated East-West Press
PVT. Hal. 78.
Niazi, S.K. (2009)a. Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations:
Compressed Solid Products 2nd Edition Volume 1. New York : Informa
Healthcare USA, Inc. Hal. 585.

44

Niazi, S.K. (2009)b. Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations:
Semisolid Products 2nd Edition Volume 4. New York : Informa Healthcare

USA, Inc. Hal. 77.
Ningsih, D.R., Asnani, A., dan Fantoni, A. (2010). Pembuatan Dekstrin Dari Pati
Ubi Kayu Menggunakan Enzim Amilase dari Azospirillum sp. JG3 Dan
Karakterisasinya. Molekul. 5 (1) : 16, 17.
Nurcahya, H. (2014). Budidaya dan Cara Olah Talas Untuk Makanan dan Obat.
Yogyakarta. Pustaka Baru Press. Hal. 1 - 21.
Perwitasari, D.S., dan Cahyo, A. (2009). Pembuatan Dekstrin Sebagai Bahan
Perekat Dari Hidrolisis Pati Umbi Talas Dengan Katalisator HCl.
Chemical Engineering Seminar Soebardjo Brotohardjono. 4 : 4, 6, 7.
Poedjiadi, A., dan Supriyanti, T. (2009). Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : UI
Press. Hal. 158 - 163.
Pudiastuti, L., dan Pratiwi, T. (2013). Pembuatan Dekstrin dari Tepung Tapioka
Secara Enzimatik dengan Pemanasan Microwave. Jurnal Teknologi Kimia
dan Industri. 2 (2) : 170, 173.
Rahmawati, W., Kusumastuti, Y.A., dan Aryanti, N. (2012). Karakterisasi Pati
Talas (Colocasia esculenta (L.) Schott) Sebagai Sumber Pati Industri di
Indonesia. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri. 1 (1) : 347-348.
Ridal, S. (2003). Karakterisasi Sifat Fisiko-Kimia Tepung dan Pati Talas
(Colocasia esculenta) dan Kimpul (Xanthosoma sp.) dan Uji Penerimaan
α-amilase terhadap Patinya. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Hal.

1 - 33.
Robyt, J.F. (1984). Enzymes In The Hydrolysis and Synthesis of Starch. Disunting
oleh Whistler, R.L., Bemiller, J.N., dan Paschall, E.F. London : Academic
Press. Hal. 89, 105.
Rowe, R.C., Sheskey, P.J., dan Quinn, M.E. (2009). Handbook of Pharmaceutical
Excipients Sixth Edition. London: Pharmaceutical Press. Hal. 220, 221,
223, 685.
Santosa, H. (2010). Hidrolisis Enzimatik Pati Tapioka Dengan Kombinasi
Pemanas Mikrowave-Water Bath Pada Pembuatan Dekstrin. Momentum. 6
(2) : 31-33.
Satiadarma, K., Mulja, M., Tjahjono, D.H., dan Kartasasmita, R.E. (2004). Asas
Pengembangan Prosedur Analisis. Surabaya : Airlangga University Press.
Hal. 54.

45

Setyawan, B. (2015). Budidaya Umbi-umbian Padat Nutrisi. Yogyakarta :
Pustaka Baru Press. Hal. 70-71.
Sun, J., Li, X., Zeng, J., Liu, B., dan Li, G. (2010). Characterization Of Dextrin
Prepared By Common Neutral And Thermostable α-Amilases. Journal of

Food Processing and Preservation. 34 : 622.
Standar Nasional Indonesia. (1992). Dekstrin Industri Pangan. Jakarta : Badan
Standarisasi Nasional.
Turang, A.C., dan Matindas, L.A. (2011). Mengenal Tanaman Talas/Bete (bhs :
Minahasa) dan Kegunaannya Bagi Manusia. http://sulut.litbang.
pertanian.go.id. Diakses 27 April 2015.
Triyono, A. (2006). Upaya Memanfaatkan Umbi Talas (Colocasia esculenta)
Sebagai Sumber Bahan Pati Pada Pengembangan Teknologi Pembuatan
Dekstrin. Prosiding Seminar Nasional Iptek Solusi Kemandirian Bangsa.
98, 99.
Triyono, A. (2007). Peningkatan Fungsional Pati dari Ubi Jalar (Ipomea batatas
L.) dengan enzim α-amilase (Bacillus subtilis) Sebagai Bahan Substitusi
Pengolahan Pangan. Jurnal Sains MIPA. 13 (1) : 60-61.
USP 30-NF 25. (2007). United States Pharmacopeia and The National
Formulary. Rockville (MD): The United States Pharmacopeial
Convention. Hal. 1109.
Winarno, F.G. (2004). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama. Hal. 27.

46