Pelaksanaan Penyuluhan dan Sosialisasi Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Untuk Memenuhi Kewajiban Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Penerimaan pajak merupakan sumber APBN yang paling besar kontribusinya bagi pembiayaan negara. Tetapi banyak masyarakat yang belum menyadari akan pentingnya pajak dan pada kenyataanya masih banyak Wajib Pajak yang tidak melunasi utang pajaknya sampai pada jatuh tempo. Untuk itu diperlukan peranan penyuluhan guna meningkatkan kesadaran masyarakat untuk membayar pajak sebagai kewajiban warga negara. Hal ini tertuang didalam Pasal 2 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER-03/PJ/2013 Tentang Pedoman Penyuluhan Perpajakan yang menyatakan bahwa penyuluhan perpajakan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perpajakan, serta mengubah perilaku masyarakat Wajib Pajak agar semakin paham, sadar, dan peduli dalam melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya.

Peranan penyuluhan ini jelaslah merupakan tugas penting, tujuannya bukan saja untuk meningkatkan jumlah Wajib Pajak dan penerimaan pajak dari tahun ke tahun, tetapi yang terutama adalah meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar pajak dikalangan masyarakat agar pajak yang dibayarkannya sesuai dengan tuntutan masyarakat terhadap pembangunan ekonomi pada khususnya dan pembangunan nasional pada umumnya.


(2)

Kontribusi masyarakat melalui pembayaran pajak digunakan oleh pemerintah untuk membiayai pembangunan fasilitas-fasilitas umum, seperti membiayai fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, transportasi, memberi gaji Pegawai Negeri Sipil dan banyak hal lainnya yang ditujukan untuk kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat umum. Oleh karena itu pajak sangat penting bagi pemerintah untuk mensukseskan pembangunan.Dalam UUD 1945 Pasal 23 ayat 2A Setiap warga Negara Indonesia diwajibkan untuk membayar pajak. Pentingnya peranan pajak dalam kehidupan bernegara tertuang dalam definisi pajak menurut Pasal 1 angka 1 UU No.6 Tahun 1983 sebagaimana telah disempurnakan terakhir dengan UU No.16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan yang menyatakan bahwa pajak digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Dalam Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan di jelaskan bahwa sistem perpajakan yang berlaku di indonesia adalah Self Assesment. Hal ini berarti wajib pajak diberikan kepercayaan penuh untuk menghitung, menyetor dan melaporkan kewajiban perpajakannya sedangkan aparat pajak berkewajiban melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap wajib pajak.Sebagai konsekuensi logis dari Self Assesment System tersebut maka wajib pajak harus memahami ketentuan-ketentuan pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Untuk berjalannya sistem ini memerlukan sarana-sarana penunjang dibidang penyuluhan seperti fasilitas penyuluhan dan media massa yang sangat diperlukan untuk memperluas materi-materi penyuluhan kepada masyarakat. Dengan meningkatnya kesadaran wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya,


(3)

maka penerimaan Negara dapat terus meningkat sehingga target penerimaan dari sector pajak dapat tercapai.Dalam realitas pelaksanaan Self Assesment System masih terdapat kendala mengingat tidak semua wajib pajak menyadari dan mampu memahami ketentuan-ketentuan pajak yang berlaku.Kemungkinan masalah yang dapat terjadi adalah kurangnya tenaga penyuluh sehingga penyuluhan yang dilakukan tidak merata yang mengakibatkan tidak semua masyarakat dapat penyuluhan tersebut misalnya ketidaktahuan masyarakat disebabkan penyuluhan yang dilakukan fiskus belum optimal dan walaupun sudah dilakukan penyuluhan oleh fiskus sesuai dengan ketentuan yang ada, tetapi belum membuat masyarakat paham dengan materi-materi yang disampaikan.Hal ini wajar mengingat latar belakang pendidikan dan penerimaan informasi masing-masing wajib pajak berbeda-beda. Untuk wajib pajak yang tingkat pemahamannya sudah memadai mengenai pajak, maka Self Assesment System tidak begitu bermasalah, namun bila terjadi sebaliknya maka akan berpengaruh negatif dalam pelaksanaan perpajakan.

Mengingat sebagian besar wajib pajak masih belum memahami pajak serta aturan – aturan perpajakan maka peranan penyuluhan sangat penting. Dengan adanya penyuluhan ini maka diharapkan masyarakat semakin sadar tentang kewajibannya sebagai warga negara yaitu dalam hal membayar pajak.

Pemerintah memang telah melakukan beberapa penyuluhan perpajakan di kantor-kantor pelayanan perpajakan dan kantor penyuluhan perpajakan itu sendiri. Namun, pada prakteknya, penyuluhan yang telah dilakukan tersebut belum berjalan


(4)

secara optimal.Hal ini terindikasi dari masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam membayar pajak.yang tercermin dari beberapa fakta berikut.

1. Jumlah wajib pajak terdaftar dibanding jumlah penduduk Republik Indonesia masih sangat sedikit.

2. Kepatuhan wajib pajak terdaftar untuk melaksanakan kewajiban perpajakan masih sangat rendah.

3. Tingginya upaya-upaya penghindaran pajak oleh masyarakat di hampir semua lapisan tanpa ada perbedaan pelaku baik yang menyangkut kapasitas intelektual, status sosial, maupun kemampuan ekonomi.

Penyuluhan melalui kantor-kantor pelayanan pajak sebenarnya masih belum bisa dibilang efektif.Penyuluhan perpajakan sebagai suatu sistem penyampaian informasi dan bimbingan perpajakan merupakan ujung tombak dalam pelaksanaan sistem self assessment agar masyarakat tergugah dan sadar untuk melaksanakan kewajiban perpajakannya. Proses penyuluhan perpajakan dalam jangka waktu panjang diharapkan dapat membuat wajib pajak sadar membayar pajak. Dengan proses sosialisasi yang optimal diharapkan akan membuat masyarakat sadar untuk membayar pajak, serta memiliki kepatuhan dan komitmen moral terhadap kewajiban perpajakannya.

Dalam pelaksanaan penyuluhan perpajakan, aparat pajak selaku fiskus perlu memperhatikan berbagai unsur yang terkait dalam penyuluhan tersebut yaitu petugas pajak, kondisi masyarakat yang disuluh, materi penyuluhan, metode penyuluhan


(5)

serta sarana penunjang yang digunaakan dalam penyuluhan tersebut. Bila salah satu faktor tidak sesuai maka sasaran dari penyuluhan tersebut akan sulit dicapai.

Aparat penyuluh merupakan ujung tombak dalam pelaksanaan penyuluhan karena kualitas dan kuantitasnya harus memadai, metode penyuluhan yang cocok dan tepat untuk masyarakat dan didukung fasilitas yang memadai, mengingat sebagian besar wajib pajak tinggal dipedesaan yang tingkat pengetahuan dan penerimaan informasinya masih rendah, maka penyuluh perpajakan perlu memakai strategi yang tepat, agar pelaksanaan dapat berjalan lancar dan membuahkan hasil yang ditandai dengan meningkatnya kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

Bila seluruh masyarakat Indonesia mendapatkan penyuluhan perpajakan yang optimal, bukan tidak mungkin masyarakat Indonesia menjadi sadar, patuh, dan taat pajak.Dengan demikian, penerimaan pajak negara Indonesia dapat menjadi maksimal sehingga pembangunan negara dapat berjalan dengan baik yang berimplikasi pada kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat Indonesia.

Adapun yang menjadi latar belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini mengingat bahwa seharusnya tamatan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara (USU) adalah merupakan tenaga kerja yang terampil, siap pakai dan tenaga yang ahli dibidang perpajakan. Untuk itu, Dalam kegiatan PKLM ini diharapkan mahasiswa dapat menganalisa masalah serta mencari tahu alternatif pemecahan yang dihadapi mengenai penyuluhan dan sosialisasi perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak.


(6)

Berdasarkan masalah diatas, maka penulis tertarik untuk membahas tentang “PELAKSANAAN PENYULUHAN DAN SOSIALISASI DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK UNTUK MEMENUHI KEWAJIBAN PERPAJAKAN PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN BELAWAN”.

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Setiap kegiatan yang dilakukan tentu memiliki tujuan dalam mempersiapkan mahasiswa sebagai tenaga kerja yang terampil, siap pakai, profesional dan tenaga yang ahli dibidang perpajakan. Adapun tujuan dilaksanakannya kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bentuk kegiatan dan mekanisme pelaksanaan penyuluhan dan sosialisasi yang dilakukan di KPP Pratama Medan Belawan.

2. Untuk mengetahui data pelaksanaan penyuluhan dan sosialisasi yang telah dilakukan oleh KPP Pratama Medan Belawan.

3. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh KPP Pratama Medan Belawan dalam melakukan kegiatan penyuluhan dan sosialisasi perpajakan.

Adapun manfaat yang dapat diambil dari kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini adalah sebagai berikut:


(7)

1) Bagi Mahasiswa

a. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan di bidang perpajakan khususnya tentang Penyuluhan dan Sosialisasi di bidang Perpajakan.

b. Dapat membandingkan serta menerapkan konsep teori-teori yang diperoleh di bangku kuliah dengan kenyataan di lapangan.

c. Mengetahui tata cara dan prosedur pelaksanaan penyuluhan dan sosialisasi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan.

d. Mengetahui bagaimana bentuk kendala atau hambatan yang akan dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan sosialisasi perpajakan.

e. Membantu meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan mendapatkan pengalaman kerja.

2) Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan.

a. Sebagai sarana untuk meningkatkan hubungan antara Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan dengan Universitas Sumatera Utara khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan, sehingga instansi tersebut dapat mengetahui sejauh mana tingkat perkembangan ilmu pengetahuan dilembaga pendidikan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU.

b. Untuk membantu dalam mensosialisasikan pelayanan penyuluhan perpajakan. c. Hasil dari proposal ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumbangan


(8)

d. Untuk menambah ide dan gagasan untuk perbaikan sistem kerja yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Medan Belawan.

3) Bagi Universitas Sumatera Utara

a. Untuk meningkatkan kerja sama antara Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan dengan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan. b. Untuk memperkenalkan sumber daya Universitas Sumatera Utara khususnya

mahasiswa Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.

c. Membuka interaksi antara Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU dengan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan.

C. Uraian Teoritis 1. Pengertian Pajak

Pajak memiliki berbagai definisi, yang pada hakikatnya mempunyai pengertian yang sama. Beberapa pengertian pajak yang dikemukakan para ahli adalah sebagai berikut:

a. Menurut Prof.Dr.Rochmat Soemitro, SH.

Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapatkan jasa timbal secara langsung yang dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum. (Resmi, 2008:2)


(9)

b. Menurut Prof.Dr.Adriani

Pajak merupakan iuran masyarakat kepada Negara yang dapat dipaksakan dan terhutang oleh yang wajib membayarnya menurut Peraturan Undang-Undang dengan tidak mendapat imbalan kembali yang langsung dapat ditunjuk dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum. (Resmi, 2008:2) 2. Dasar Hukum pengertian Pajak

Pengertian Pajak menurut Pasal 1, Undang-Undang No.28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Pajak adalah kontribusi wajib yang terhutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

3. Pengertian Wajib Pajak

Wajib pajak sesuai dengan UU No. 28 Tahun 2007Pasal 1 adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan

4. Pengertian Penyuluhan dan Sosialisasi Perpajakan

Menurut Setiana. L. (2005) Penyuluhan adalah ilmu sosial yang mempelajari sistem dan proses perubahan pada individu serta masyarakat agar dapat terwujud perubahan yang lebih baik sesuai dengan yang diharapkan.

Perkembangan penyuluhan telah diartikan dengan berbagai pemahaman menurut Mardikanto (2005), sebagai berikut:


(10)

(1) Penyuluhan sebagai penyebarluasan informasi/inovasi; (2) penyuluhan sebagai proses penerangan;

(3) penyuluhan sebagai proses perubahan perilaku; (4) penyuluhan sebagai proses pendidikan;

(5) penyuluhan sebagai rekayasa sosial;

(6) penyuluhan sebagai proses pemasaran social; (7) penyuluhan sebagai proses perubahan sosial;

(8) penyuluhan sebagai proses pemberdayaan masyarakat; (9) penyuluhan sebagai proses komunikasi pembangunan.

Menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER-03/PJ/2013 Tentang Pedoman Penyuluhan Perpajakan Pasal 1 angka (1) pengertian penyuluhan perpajakan adalah suatu upaya dan proses memberikan informasi perpajakan kepada masyarakat, dunia usaha, dan lembaga pemerintah maupun non-pemerintah.

MenurutPeraturan Direktorat Jenderal Pajak PER-03/PJ/2013 Pasal 2 Tentang Pedoman Penyuluhan Perpajakan menyatakan penyuluhan perpajakan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perpajakan, serta mengubah perilaku masyarakat Wajib Pajak agar semakin paham, sadar, dan peduli dalam melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya.

Kesadaran masyarakat tentang hak dan kewajiban perpajakannya harus terus dilakukan karena beberapa alasan, antara lain:


(11)

1) Program ekstensifikasi yang terus menerus dilakukan Direktorat Jenderal Pajak diperkirakan akan menambah jumlah Wajib Pajak Baru yang membutuhkan penyuluhan/sosialisasi,

2) Tingkat kepatuhan Wajib Pajak terdaftar masih memiliki ruang yang besar untuk ditingkatkan,

3) Upaya untuk meningkatkan jumlah penerimaan pajak dan meningkatkan besarnya Tax Ratio,

4) Peraturan dan kebijakan di bidang perpajakan bersifat dinamis.

Dalam rangka mencapai tujuannya, maka kegiatan penyuluhan dan sosialisasi perpajakan dibagi kedalam tiga fokus, yaitu kegiatan sosialisasi bagi calon Wajib Pajak, bagi Wajib Pajak baru, dan sosialisasi perpajakan bagi Wajib Pajak Terdaftar. Kegiatan penyuluhan dan sosialisasi perpajakan dapat dilakukan dengan dua cara

sebagai berikut. 1. Penyuluhan dan Sosialisasi langsung, merupakan kegiatan penyuluhan dan

sosialisasi perpajakan yang berinteraksi langsung dengan Wajib Pajak atau calon Wajib Pajak.

2. Penyuluhan dan Sosialisasi tidak langsung, merupakan kegiatan penyuluhan dan sosialisasi perpajakan kepada masyarakat dengan tidak atau sedikit melakukan interaksi dengan peserta. Contohnya melalui siaran radio, televise atau media massa.


(12)

5. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Di dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini penulis membatasi ruang lingkup kegiatan yang akan dilakukan dalam upaya meningkatkan kepatuhan wajib pajak antara lain :

1) Bentuk kegiatan pelaksanaan serta mekanisme penyuluhan dan sosialisasi perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan.

2) Data pelaksanaan penyuluhan dan sosialisasi perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan.

3) Kendala-kendala dalam pelaksanaan penyuluhan dan sosialisasi perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan.

6. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta perolehan informasi sesuai dengan metode yang digunakan, maka tahapannya adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Dalam tahap ini, penulis melakukan berbagai persiapan yang menyangkut PKLM ini, mulai dari pengajuan judul, penentuan judul, penentuan tempat Praktik Kerja Lapangan Mandiri, mencari bahan untuk membuat proposal, serta konsultasi dengan dosen pembimbing.


(13)

2. Studi Literatur

Penulis mengumpulkan data yang menyangkut masalah yang akan dibahas melalui sumber bacaan seperti: buku perpajakan, Undang-undang perpajakan, artikel ilmiah maupun literatur yang akan berhubungan dengan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).

3. Observasi Lapangan

Dalam tahap ini penulis meninjau secara langsung kondisi tempat pelaksanaan kegiatan untuk mengetahui sistem kerja yang berlaku pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan.

4. Pengumpulan Data

Pada tahap ini penulis mengumpulkan data melalui dua cara yaitu data primer dan sekunder.

a. Data primer adalah data yang diperoleh dari pihak-pihak yang berkompeten dan menguasai objek kajian Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).

b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari buku-buku, undang-undang dan referensi ilmiah.

5. Analisis Data dan Evaluasi

Setelah penulis memperoleh data yang diperlukan, penulis akan menganalisa dan mengevaluasi data atau keterangan mengenai Pelaksanaan Penyuluhan Perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan.


(14)

7. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Daftar pertanyaan ( interview guide)

Dalam hal ini penulis mengajukan pertanyaan langsung kepada para pegawai yang berhubungan dengan masalah yang dibahas atau bertanya langsung kepada pegawai yang dianggap mampu memberikan data primer dan informasi tentang pelaksanaan Penyuluhan Perpajakan.

2. Daftar Dokumentasi (Optional guide)

Studi dokumentasi dengan mempelajari buku dan atau literatur, hasil-hasil penelitian, meminta dokumen atau data-data pendukung yang berhubungan dengan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

8. Sistematika Penulisan

Untuk dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai pembahasan dalam laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini, maka penulis menyajikan sistematika pembahasan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam Bab ini penulis menjelaskan secara singkat latar belakang yang menjadi pemikiran dalam pemilihan judul. Bab ini berisikan latar belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Ruang lingkup Praktik Kerja


(15)

Lapangan Mandiri, Metode pengumpulan data dan Sistematika penulisan.

BAB II : GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA

LAPANGAN MANDIRI

Dalam Bab ini penulis menguraikan secara singkat mengenai lokasi Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Struktur organisasi, Uraian tugas pokok dan fungsi, serta gambaran mengenai pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan.

BAB III : GAMBARAN DATA PRAKTIK KERJA LAPANGAN

MANDIRI

Dalam Bab ini penulis menjelaskan data yang berkaitan teori yang ada dengan data yang diperoleh di lapangan, yaitu mengenai pelaksanaan penyuluhan perpajakan yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan.

BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI DATA

Pada Bab ini penulis akan membandingkan penerapan teori yang ada dengan data yang diperoleh di lapangan, yaitu mengenai pelaksanaan penyuluhan perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan.


(16)

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada Bab ini disimpulkan uraian-uraian dari bab-bab sebelumnya dan saran yang mungkin dapat digunakan untuk mengatasi masalah yang dihadapi dalam meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak khususnya di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan.


(1)

1) Program ekstensifikasi yang terus menerus dilakukan Direktorat Jenderal Pajak diperkirakan akan menambah jumlah Wajib Pajak Baru yang membutuhkan penyuluhan/sosialisasi,

2) Tingkat kepatuhan Wajib Pajak terdaftar masih memiliki ruang yang besar untuk ditingkatkan,

3) Upaya untuk meningkatkan jumlah penerimaan pajak dan meningkatkan besarnya Tax Ratio,

4) Peraturan dan kebijakan di bidang perpajakan bersifat dinamis.

Dalam rangka mencapai tujuannya, maka kegiatan penyuluhan dan sosialisasi perpajakan dibagi kedalam tiga fokus, yaitu kegiatan sosialisasi bagi calon Wajib Pajak, bagi Wajib Pajak baru, dan sosialisasi perpajakan bagi Wajib Pajak Terdaftar. Kegiatan penyuluhan dan sosialisasi perpajakan dapat dilakukan dengan dua cara

sebagai berikut. 1. Penyuluhan dan Sosialisasi langsung, merupakan kegiatan penyuluhan dan

sosialisasi perpajakan yang berinteraksi langsung dengan Wajib Pajak atau calon Wajib Pajak.

2. Penyuluhan dan Sosialisasi tidak langsung, merupakan kegiatan penyuluhan dan sosialisasi perpajakan kepada masyarakat dengan tidak atau sedikit melakukan interaksi dengan peserta. Contohnya melalui siaran radio, televise atau media massa.


(2)

5. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Di dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini penulis membatasi ruang lingkup kegiatan yang akan dilakukan dalam upaya meningkatkan kepatuhan wajib pajak antara lain :

1) Bentuk kegiatan pelaksanaan serta mekanisme penyuluhan dan sosialisasi perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan.

2) Data pelaksanaan penyuluhan dan sosialisasi perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan.

3) Kendala-kendala dalam pelaksanaan penyuluhan dan sosialisasi perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan.

6. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta perolehan informasi sesuai dengan metode yang digunakan, maka tahapannya adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Dalam tahap ini, penulis melakukan berbagai persiapan yang menyangkut PKLM ini, mulai dari pengajuan judul, penentuan judul, penentuan tempat Praktik Kerja Lapangan Mandiri, mencari bahan untuk membuat proposal, serta konsultasi dengan dosen pembimbing.


(3)

2. Studi Literatur

Penulis mengumpulkan data yang menyangkut masalah yang akan dibahas melalui sumber bacaan seperti: buku perpajakan, Undang-undang perpajakan, artikel ilmiah maupun literatur yang akan berhubungan dengan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).

3. Observasi Lapangan

Dalam tahap ini penulis meninjau secara langsung kondisi tempat pelaksanaan kegiatan untuk mengetahui sistem kerja yang berlaku pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan.

4. Pengumpulan Data

Pada tahap ini penulis mengumpulkan data melalui dua cara yaitu data primer dan sekunder.

a. Data primer adalah data yang diperoleh dari pihak-pihak yang berkompeten dan menguasai objek kajian Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).

b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari buku-buku, undang-undang dan referensi ilmiah.

5. Analisis Data dan Evaluasi

Setelah penulis memperoleh data yang diperlukan, penulis akan menganalisa dan mengevaluasi data atau keterangan mengenai Pelaksanaan Penyuluhan Perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan.


(4)

7. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Daftar pertanyaan ( interview guide)

Dalam hal ini penulis mengajukan pertanyaan langsung kepada para pegawai yang berhubungan dengan masalah yang dibahas atau bertanya langsung kepada pegawai yang dianggap mampu memberikan data primer dan informasi tentang pelaksanaan Penyuluhan Perpajakan.

2. Daftar Dokumentasi (Optional guide)

Studi dokumentasi dengan mempelajari buku dan atau literatur, hasil-hasil penelitian, meminta dokumen atau data-data pendukung yang berhubungan dengan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

8. Sistematika Penulisan

Untuk dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai pembahasan dalam laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini, maka penulis menyajikan sistematika pembahasan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam Bab ini penulis menjelaskan secara singkat latar belakang yang menjadi pemikiran dalam pemilihan judul. Bab ini berisikan latar belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Ruang lingkup Praktik Kerja


(5)

Lapangan Mandiri, Metode pengumpulan data dan Sistematika penulisan.

BAB II : GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA

LAPANGAN MANDIRI

Dalam Bab ini penulis menguraikan secara singkat mengenai lokasi Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Struktur organisasi, Uraian tugas pokok dan fungsi, serta gambaran mengenai pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan.

BAB III : GAMBARAN DATA PRAKTIK KERJA LAPANGAN

MANDIRI

Dalam Bab ini penulis menjelaskan data yang berkaitan teori yang ada dengan data yang diperoleh di lapangan, yaitu mengenai pelaksanaan penyuluhan perpajakan yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan.

BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI DATA

Pada Bab ini penulis akan membandingkan penerapan teori yang ada dengan data yang diperoleh di lapangan, yaitu mengenai pelaksanaan penyuluhan perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan.


(6)

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada Bab ini disimpulkan uraian-uraian dari bab-bab sebelumnya dan saran yang mungkin dapat digunakan untuk mengatasi masalah yang dihadapi dalam meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak khususnya di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Pelaksanaan PenyuluhanDalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib PajakUntuk Memenuhi Kewajiban Perpajakan Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

1 72 67

Pelaksanaan Penyuluhan Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Untuk Memenuhi Kewajiban Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

1 70 56

Pelaksanaan Penyuluhan Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Untuk Memenuhi Kewajiban Perpajakan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah

2 44 65

Pelaksanaan Penyuluhan Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Untuk Memenuhi Kewajiban Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota

1 49 74

Pelaksanaan Penyuluhan Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Untuk Memenuhi Kewajiban Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah

1 37 33

Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Penghasilan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

2 61 59

Pelaksanaan Penyuluhan dan Sosialisasi Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Untuk Memenuhi Kewajiban Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

2 82 86

Pelaksanaan Penyuluhan dan Sosialisasi Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Untuk Memenuhi Kewajiban Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

0 0 7

Pelaksanaan Penyuluhan dan Sosialisasi Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Untuk Memenuhi Kewajiban Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

1 4 15

Pelaksanaan Penyuluhan dan Sosialisasi Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Untuk Memenuhi Kewajiban Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

0 0 1