Asuhan Keperawatan Pada Ny.E dengan Masalah Defisit Perawatan Diri Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara

(1)

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar Defisit Perawatan Diri 1. Definisi Defisit Perawatan Diri

Pemenuhan personal hygiene diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan, dan kesehatan. Kebutuhan personal hygiene ini diperlukan baik pada orang sehat maupun pada orang sakit. Praktik personal hygiene bertujuan untuk peningkatan kesehatan dimana kulit merupakan garis tubuh pertama dari pertahanan melawan infeksi. Dengan implementasi tindakan hygiene pasien, atau membantu anggota keluarga untuk melakukan tindakan itu maka akan menambah tingkat kesembuhan pasien (Potter & Perry, 2006).

Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian/berhias, makan, BAB/BAK (toileting). Keterbatasan perawatan diri tersebut biasanya diakibatkan karena stresor yang cukup berat dan sulit ditangani oleh klien (klien bisa mengalami harga diri rendah), sehingga dirinya tidak mau mengurus atau merawat dirinya sendiri. Bila tidak dilakukan intervensi oleh perawat, maka kemungkinan klien bisa mengalami masalah risiko tinggi isolasi sosial (Fitria 2010).Kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya (Tarwoto dan Wartonah 2009).

2. Etiologi

Ada faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene (Potter dan Perry, 2006) yaitu :

a. Citra tubuh

Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak perduli terhadap kebersihannya.


(2)

b. Status sosial ekonomi

Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.

c. Pengetahuan

Pengetahuan tentang personal hygiene sangat penting karena pengetahun yang baik dapat meningkatkan kesehatan.

d. Variabel kebudayaan

Disebagian masyarakat jika individu sakit tidak boleh dimandikan. e. Kondisi fisik

Pada keadaan tertentu atau sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan memerlukan bantuan.

Menurut Tarwoto (2009) ada beberapa dampak yang sering timbul pada masalah defisit perawatan diri seperti:

a. Dampak Fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpelihara kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah: gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.

b. Dampak Psikososial

Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

3. Proses Asuhan Keperawatan dengan Prioritas Masalah Defisit Perawatan Diri

A. Pengkajian

Pengumpulan data dapat dilakukan melalui wawancara dengan klien, pengamatan langsung dan pemeriksaan. Setelah pengkajian dilakukan maka ditemukan beberapa tanda dan gejala adanya gangguan defisit perawatan diri yaitu(Fitria, 2010):


(3)

a. Gangguan kebersihan diri (mandi)

Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan, memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air mandi, mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh serta masuk dan keluar kamar mandi.

b. Berpakaian/berhias

Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil potongan pakaian, menanggalkan pakaian, serta memperoleh atau menukar pakaian. Klien juga memiliki ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian dalam, meilih pakaian, menggunakan alat tambahan, menggunakan kancing tarik, mempertahankan penampilan pada tingkat yang memuaskan, mengambil pakaian dan mengenakan sepatu.

c. Makan

Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan, mempersiapkan makanan, menangani perkakas, mengunyah makanan, menggunakan alat tambahan, mendapatkan makanan,mengambil cangkir atau gelas.

d. BAB/BAK

Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan jamban atau kamar atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi pakaian untuk toileting, membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan tepat dan menyiram toilet atau kamar kecil.

Keterbatasan perawatan diri diatas biasanya diakibatkan karena stressor yang cukup berat dan sulit ditangani oleh klien (klien bisa mengalami harga diri rendah), sehingga dirinya tidak mau mengurus atau merawat dirinya baik dalam hal mandi, berpakaian, berhias, makan, BAB dan BAK.


(4)

Berdasarkan Diagnosis Keperawatan Nanda 2012 1. Defisit perawatan diri mandi

Hambatan kemampuan untuk melakukan/menyelesaikan mandi atau aktivitas perawatan diri untuk diri sendiri.

Batasan karakteristik :

a. Ketidakmampuan mengeringkan tubuh

b. Ketidakmampuan mengambil perlengkapan mandi

Faktor yang berhubungan : a. Gangguan kognitif b. Penurunan motivasi c. Ansietas berat

2. Defisit perawatan diri berpakaian/berhias

Hambatan kemempuan untuk melakukan/menyelesaikan aktivitas berpakaian dan berias untuk diri sendiri.

Batasan karakteristik:

a. Hambatan mempertahankan penampilan yang memuaskan

b. Hambatan mengambil pakaian

c. Hambatan mengambil pakaian bagian tubuh atas

d. Hambatan mengambil pakaian bagian tubuh bawah

Faktor yang berhubungan: a. Gangguan kognitif b. Penurunan motivasi c. Kendala lingkungan 3. Defisit perawatan diri makan

Hambatan kemampuan untuk melakukan/menyelesaikan aktivitas makan sendiri

Batasan karakteristik:

a. Ketidakmampuan menghabiskan makanan

b. Ketidakmampuan mengunyah makanan

Faktor yang berhubungan: a. Gangguan kognitif b. Penurunan motivasi


(5)

4. Defisit perawatan diri eliminasi

Hambatan kemampuan untuk melakukan eliminasi sendiri Batasan karakteristik:

a. Ketidakmampuan melakukan hygiene eliminasi yang tepat Faktor yang berhubungan :

a. Gangguan kognitif b. Penurunan motivasi c. Kendala lingkungan

B. Analisa data Data Subyektif:

1. klien mengatakan dirinya sudah tidak berharga

2. klien mengatakan ia malas untuk melakukan perawatan diri

Data Obyektif:

1. Klien tampak tidak rapi 2. Badan klien bau

3. Kulit tampak berdaki

4. Rambut acak-acakan

5. Tampak ketombe

6. Giginya terlihat kotor 7. Kuku kotor dan panjang

C. Rumusan masalah

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas mengenai status kesehatan atau masalah aktual atau risiko dalam rangka mengidentifikasi dan menentukan intervensi keperawatan untuk mengurangi, menghilangkan, atau mencegah masalah kesehatan klien yang ada pada tanggung jawabnya (Tarwoto & Wartonah, 2009). Berdasarkan data yang didapat ditetapkan diagnosa:

1. Defisit perawatan diri 2. Harga diri rendah 3. Isolasi sosial


(6)

D. Perencanaan

Berdasarkan diagnosa yang muncul, maka yang menjadi prioritas masalah adalah defisit perawatan diri.

1. Tujuan

Klien mampu melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi/membersihkan diri, berpakaian/berhias, makan, dan BAB/BAK. 2. Rencana tindakan keperawatan

• Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik - Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal.

- Perkenalkan diri dengan sopan.

- Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai

klien.

- Jelaskan tujuan pertemuan. - Jujur dan menepati janji.

- Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya. - Beri perhatian pada pemenuhan kebutuhan dasar klien.

• Identifikasi kemampuan klien dalam melakukan kebersihan diri,

berdandan, makan, dan BAB/BAK.

• Jelaskan pentingnya kebersihan diri dengan cara memberikan

penjelasan terhadap pentingnya kebersihan diri, selanjutnya meminta klien menjelaskan kembali pentingnya kebersihan diri.

• Jelaskan peralatan yang dibutuhkan dan cara membersihkan diri,

dengan tahapan tindakan sebagai berikut;

- Jelaskan alat yang dibutuhkan dan cara membersihkan diri.

- Peragakan cara membersihkan diri dan mempergunakan alat untuk

membersihkan diri.

- Minta klien memperagakan ulang alat dan cara kebersihan diri.


(7)

Strategi Pertemuan Pada Pasien Kurang Perawatan Diri

No. Kemampuan/ Kompetensi

A Kemampuan Merawat Pasien

1. (SP1)

1. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri 2. Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri

3. Membantu pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri

4. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal harian kegiatan

2. (SP2)

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien 2. Menjelaskan cara berdandan

3. Membantu pasien mempraktekkan cara berdandan

4. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan

3. (SP3)

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

2. Menjelaskan cara makan yang baik

3. Membantu pasien mempraktekkan cara makan yang baik

4. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

4. (SP4)

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien 2. Menjelaskan cara eliminasi yang baik

3. Membantu pasien mempraktekkan cara eliminasi yang baik dan

memasukkan dalam jadwal

4. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian


(8)

B. Asuhan Keperawatan Kasus

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

I. BIODATA

IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. E

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 40 tahun

Status Perkawinan : Belum menikah

Agama : Kristen

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Ikut orang tua

Alamat : Jl. Sutomo Sibolga

Tanggal Masuk RS : 04 Agustus 2012

No. Register : 03.13.05

Ruangan/Kamar : Cempaka

Tanggal Pengkajian : 18 Juni 2013

Diagnosa Medis : Skizofrenia paranoid

II. KELUHAN UTAMA :

Klien sering menyendiri karena merasa diperbudak dan klien merasa malu dengan dirinya yang sudah menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh keluarganya sehingga ia merasa tidak berguna dan malas untuk merawat diri.

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG A. Provocative/palliative

1. Apa penyebabnya

Menurut klien ia diperbudak dan malu karena pernah menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan keluarganya.


(9)

2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan

Menurut klien dengan menyendiri dan minum obat dapat memperbaiki keadaannya.

B.Quantity/quality

1. Bagaimana dirasakan

Klien mengatakan sering memikirkan nasibnya yang sering dikucilkan oleh keluarganya.

2. Bagaimana dilihat

Klien tampak lebih senang menyendiri dan suka termenung. C.Severity

Klien tidak merasa tidak terganggu dengan kondisinya yang sekarang

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU A.Penyakit yang pernah dialami

Menurut klien penyakit yang diderita sekitar 2 tahun yang lalu yaitu gangguan jiwa dengan harga diri rendah, isolasi sosial. Usaha yang dilakukan untuk penyembuhan penyakitnya ialah dengan cara dirawat di klinik kejiwaan, namun penyakit yang dideritanya kambuh kembali karena klien tidak teratur minum obat.

B.Pengobatan/tindakan yang dilakukan

Usaha pengobatan yang pernah dilakukan oleh klien yaitu dengan dirawat di klinik kejiwaan dan dengan meminum obat.

C.Pernah dirawat/dioperasi

Salah satu tempat dimana klien pernah dirawat yaitu klinik kejiwaan TMC Medan pada Agustus 2010.

D.Lama dirawat

Lamanya waktu klien pernah dirawat adalah sekitar 2 tahun E.Alergi


(10)

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA A.Orang tua

Orang tua klien tidak memiliki riwayat penyakit gangguan jiwa seperti yang dialami klien.

B.Saudara kandung

Klien adalah anak ke-3 dari 4 bersaudara. Diantara ketiga saudaranya tidak ada satupun menderita penyakit seperti yang diderita klien.

C.Penyakit keturunan yang ada

Keluarga klien tidak memiliki penyakit keturunan D.Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

Tidak ada anggota keluarga klien yang mengalami gangguan jiwa E.Anggota keluarga yang meninggal

Anggota keluarga klien yang telah meninggal yaitu ayah dan ibu kandung klien.

F. Penyebab meninggal

Menurut klien penyebab meninggal kedua orang tuanya karena sakit. VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL

A.Persepsi pasien tentang penyakitnya

Menurut klien ia sering menyendiri karena merasa malu dengan keadaan dirinya yang telah menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh saudara kandungnya sehingga klien merasa tidak berguna dan malas untuk merawat diri.

B.Konsep diri

- Gambaran diri

Klien tidak merasakan ada yang kurang dari tubuhnya - Ideal diri

Klien ingin cepat sembuh dan pulang kerumah

- Harga diri

Klien mengatakan dirinya sudah tidak berguna dan berarti lagi karena telah menjadi korban pelecehan seksual oleh saudara kandungnya.


(11)

- Peran diri

Klien sebagai seorang wanita yang belum menikah dan sebagai anak - Identitas

Klien merupakan seorang wanita dengan tamatan SMA C.Keadaan emosional

Keadaan emosional klien stabil,tampak kooperatif saat dilakukan wawancara pengkajian.

D.Hubungan sosial - Orang yang berarti

Menurut klien orang yang paling berarti adalah ibu kandungnya, namun semenjak ibu kandungnya meninggal tidak ada lagi orang yang dapat klien percaya.

- Hubungan dengan keluarga

Semenjak kedua orang tua klien meninggal, hubungan klien dengan keluarganya tidak harmonis karena keluarga klien tidak pernah menjenguknya.

- Hubungan dengan orang lain

Selama klien dirawat di rumah sakit jiwa hubungan sosialisasi dengan orang lain kurang baik karena klien lebih banyak menyendiri.

- Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

Karena kurangnya sosialisasi antara klien dengan teman-teman diruangan, menyebabkan klien hanya memiliki teman yang terbatas. E.Spiritual

- Nilai dan keyakinan

Klien menganut keyakinan agama Kristen.

- Kegiatan ibadah

Klien jarang mengikuti kegiatan ibadah kebaktian selama klien dirawat dirumah sakit jiwa.


(12)

VII. STATUS MENTAL

- Tingkat kesadaran : Tingkat kesadaran klien compos mentis

(sadar penuh). Klien tidak mengalami bingung saat dilakukan wawancara.

- Penampilan : penampilan klien terlihat sangat tidak rapi

terlihat dari rambutnya yang acak-acakan serta berketombe, bau badan, kukunya yang panjang.

- Pembicaraan : Pada saat dilakukan wawancara oleh

perawat, klien berbicara dengan lambat namun dapat menjawab sesuai dengan pertanyaan yang diajukan oleh perawat

- Alam perasaan : Pada saat dilakukan wawancara

pengkajian oleh perawat, klien tampak lesu dan kurang bersemangat.

- Afek : Afek klien adekuat, klien merespon

stimulus yang diberikan dan klien tersenyum saat perawat tersenyum.

- Interaksi selama : Pada saat dilakukan pengkajian, klien

wawancara bersikap kooperatif namun kontak mata kurang

- Proses pikir : proses pikir klien koheren dibuktikan pada

waktu interaksi klien mampu menjawab sesuai pertanyaan.

- Isi pikir : Pada saat dilakukan wawancara klien


(13)

- Waham : Pada saat dilakukan wawancara pengkajian oleh perawat klien mengatakan jika ia melihat orang yang sedang berkumpul, klien merasa bahwa mereka sedang menceritakan dirinya.

- Memori : Pada saat dilakukan wawancara

pengkajian oleh perawat, klien tidak mengalami gangguan daya ingat

VIII.PEMERIKSAAN FISIK A. Keadaan Umum

Compos mentis B. Tanda-tanda vital

- Suhu tubuh : 36,20 c

- Tekanan darah : 110/80 mmhg

- Nadi : 80 x/i

- Pernafasan : 22x/i C. Pemeriksaan Head to toe

Kepala dan rambut : Bentuk kepala klien bulat, simetris,

normal,terdapat bekas luka dibagian pariental.

Rambut : Penyebaran rambut klien tidak merata

pada bagian yang terdapat berkas luka. Rambut klien berbau dan berketombe serta terlihat kotor dan acak-acakan.

Wajah : Wajah klien berbentuk oval dengan

struktur wajah tidak ada kelainan.

Mata : Klien memiliki mata yang lengkap dan

simetris dengan konjungtiva dan sklera normal.


(14)

Hidung : Bentuk dan posisi hidung klien simetris, dengan 2 lubang hidung dan cuping hidung normal serta tidak memakai alat bantu.

Telinga : Telinga klien lengkap dan tidak ada

kelainan dengan fungsi ketajaman yang baik, tidak mengalami gangguan pendengaran.

Mulut dan faring : Keadaan bibir klien simetris, dengan

keadaan gigi kotor dan bau serta terdapat gigi yang ompong pada graham.

Leher : Posisi trachea klien simetris dan normal

serta tidak ada pembengkakan pada kelenjar tyroid. Pada kelenjar limfe juga tidak ada pembengkakan.

Pemeriksaan integumen : Kulit klien terlihat kotor berdaki, terdapat bercak hitam pada kulit, kondisi kulit kering dan kusam.

Pemeriksaan thoraks/dada : Pemeriksaan dada klien normal tidak ada kelainan, dengan frekuensi pernafasan 22x/menit. Tidak terdapat tanda kesulitan bernafas.

Pemeriksaan abdomen : Abdomen normal, tidak ada

pembengkakan.

Pemeriksaan kelamin : Lubang uretra ada dan tidak ada kelainan

pada anus.


(15)

IX. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI I. Pola makan dan minum

- Frekuensi makan/hari : 3 kali sehari

- Nafsu/selera makan : nafsu makan klien baik

- Nyeri ulu hati : tidak ada nyeri pada ulu hati

- Alergi : tidak memiliki riwayat alergi

- Mual dan muntah : tidak ada mual dan muntah

- Tampak makan memisahkan diri (pasien gangguan jiwa):

Klien makan tampak memisahkan diri

- Waktu pemberian makan : pagi,siang,sore

- Jumlah dan jenis makan : 1 porsi, jenis nasi + lauk pauk

- Waktu pemberian cairan : tidak ditentukan

- Masalah makan dan minum (kesulitan menelan, mengunyah):

Klien tidak mengalami masalah dalam makan dan minum

II.Perawatan diri/personal hygiene

- Kebersihan tubuh : Tampak kotor, berdaki, terdapat

bercak hitam, kering dan kusam.

- Kebersihan gigi dan mulut : Tampak kotor dan bau mulut

karena jarang sikat gigi

- Kebersihan kuku kaki : Kuku tampak panjang dan kotor.

dan tangan

III. Pola kegiatan/Aktivitas

- Uraian aktivitas pasien untuk mandi,makan,eliminasi, ganti pakaian, dilakukan secara mandiri,sebahagian, atau total.

Klien melakukan aktivitas mandi, makan, ganti pakaian harus diarahkan terlebih dahulu oleh perawat.

- Uraian aktivitas ibadah pasien selama dirawat/sakit.

Klien jarang mengikuti kegiatan ibadah kebaktian selama dirawat di RSJ.


(16)

IV. Pola Eliminasi 1. BAB

- Pola BAB : 1 x sehari

- Karakter feses : kadang keras dan kadang lembek

- Riwayat perdarahan : tidak memiliki riwayat perdarahan

- BAB terakhir : siang hari

- Diare : tidak mengalami diare

- Penggunaan laksatif : tidak ada penggunaan laksatif 2. BAK

- Pola BAK : 1-3 x sehari

- Kateter urine : tidak memakai kateter urine

- Nyeri/rasa terbakar/ : tidak ada nyeri atau kesulitan BAK kesulitan BAK

- Penggunaan diuretik : tidak ada penggunaan diuretik

V. Mekanisme koping

Saat mengalami masalah, klien lebih memilih untuk menyendiri dan tidak mau menceritakan dengan teman-teman diruangan.


(17)

B. ANALISA DATA

No. Data Masalah Keperawatan

1. DS :

- klien mengatakan ia

sudah tidak berharga lagi sehingga klien malas untuk merawat diri.

DO :

- Klien tampak tidak

rapi

- Badannya kotor dan

bau

- Rambut kotor

- Berketombe

- Giginya terlihat kotor

- Rambut acak-acakan

- Kuku kotor

DS:

- klien mengatakan ia senang menyendiri

karena merasa malu

dengan keadaannya yang tidak berharga lagi.

DO :

- Tampak memisahkan

diri

- Terlihat menyendiri

- Kontak mata kurang

Defisit Perawatan Diri


(18)

No. 3.

Data DS :

- klien mengatakan

memilih dalam hal berteman

- Klien mengatakan

senang menyendiri DO :

- klien terlihat jarang bersosialisasi

- Tampak menyendiri

Masalah Keperawatan isolasi sosial

MASALAH KEPERAWATAN 1. Defisit Perawatan Diri 2. Harga diri rendah 3. Isolasi sosial

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN (PRIORITAS) 1. Defisit Perawatan Diri


(19)

D. PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL Hari/ Tanggal No. Dx Perencanaan Keperawatan Selasa/ 18 juni 2013

I Tujuan dan Kriteria Hasil :

- Klien mampu melakukan

aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi/membersihkan diri, berpakaian/berhias, makan dan BAB/BAK.

Rencana Tindakan Rasional

- Bina hubungan saling

percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik

SP 1

- Identifikasi kemampuan klien dalam melakukan kebersihan diri

- Jelaskan pentingnya

kebersihan diri dengan cara memberikan penjelasan terhadap pentingnya kebersihan diri

- Jelaskan peralatan yang

dibutuhkan dan cara membersihkan diri.

- Jelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri.

- Rasa saling percaya

adalah fasilitas untuk ekspresi

pikiran/perasaan terbuka

- Mengetahui kemampuan

yang dimiliki klien dalam kebersihan diri

- Pengetahuan tentang

pentingnya kebersihan diri dapat meningkatkan motivasi

- Bimbingan perawat akan

mempermudah pasien melakukan perawatan diri

- Mendorong pasien agar

dapat melakukannya dengan mandiri


(20)

Rencana Tindakan

- Latih klien mempraktikkan

cara menjaga kebersihan diri.

- Berikan pujian pada setiap

hasil tindakan

SP 2

- Identifikasi kemampuan klien untuk berdandan dan berhias.

- Jelaskan peralatan yang

dibutuhkan untuk berhias/berdandan

- Jelaskan cara-cara melakukan berhias/berdandan

- Latih klien mempraktikkan

cara berhias/berdandan.

- Berikan pujian pada setiap

hasil tindakan

Rasional

- Membiasakan diri untuk

melakukan perawatan diri sendiri

- Membuat pasien puas

dan senang sehingga mau dan ingin terus melakukan perawatan diri

- Mengetahui kemampuan

yang dimiliki klien dalam berdandan/berhias

- Bimbingan perawat akan

mempermudah pasien melakukan

berhias/berdandan

- Mendorong pasien agar

dapat melakukannya dengan mandiri

- Membiasakan diri untuk

melakukan perawatan diri sendiri

- Membuat pasien puas

dan senang sehingga mau dan ingin terus melakukan


(21)

Rencana Tindakan SP 3

- Jelaskan cara mempersiapkan

makan

- Jelaskan cara makan yang

tertib

- Jelaskan cara merapikan

peralatan makan setelah makan

- Latih klien untuk

mempraktekkan makan sesuai dengan tahapan makan yang baik

- Berikan pujian pada setiap

hasil tindakan

SP 4

- Jelaskan tempat BAB/BAK

- Jelaskan cara membersihkan

diri setelah BAB/BAK

- Jelaskan cara membersihkan

tempat BAB dan BAK

- Berikan pujian pada setiap

hasil tindakan

Rasional

- Bimbingan perawat

mempermudah pasien untuk melakukannya

- Mendorong pasien agar

dapat melakukan makan dengan mandiri

- Untuk memotivasi

pasien dalam menjaga kebersihan

- Membiasakan diri untuk

melakukan tahapan makan dengan baik

- Membuat pasien puas

dan senang sehingga mau melakukannya

- Membiasakan pasien

untuk melakukan BAB/BAK pada tempatnya

- Pengetahuan memberi

motivasi kepada pasien untuk dapat melakukan dengan mandiri

- Menjaga kebersihan

lingkungan

- Membuat pasien puas

dan senang sehingga mau melakukannya


(22)

E. PELAKSANAAN KEPERAWATAN Hari/

Tanggal No.

Dx Implementasi Keperawatan

Evaluasi (SOAP) Selasa / 18 Juni 2013 SP 1

- Mengidentifikasi kemampuan klien

dalam melakukan kebersihan diri

- Menjelaskan pentingnya

kebersihan diri dengan cara memberikan penjelasan terhadap pentingnya kebersihan diri

- Menjelaskan peralatan yang

dibutuhkan dan cara membersihkan diri.

- Menjelaskan cara-cara melakukan

kebersihan diri.

- Melatih klien mempraktikkan cara

menjaga kebersihan diri.

- Memberikan pujian pada setiap

hasil tindakan

- Memasukkan kedalam jadwal

harian

SP 2

- Mengevaluasi jadwal kegiatan

harian pasien

- Mengidentifikasi kemampuan klien

untuk berdandan dan berhias.

- Menjelaskan peralatan yang

dibutuhkan untuk berhias/berdandan

- Menjelaskan cara-cara melakukan

berhias/berdandan

S:

Klien mengatakan tidak mau mandi karena biasanya klien mandi sehari 1 kali.

O:

klien tampak tidak rapi, bau keringat

A: Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan S:

Klien mampu menjelaskan

cara-cara kebersihan diri

O :

rambut klien acak-acakan,

berketombe dan tidak rapi


(23)

Hari/ Tanggal

No. Dx

Implementasi Keperawatan

- Melatih klien mempraktikkan cara berhias/berdandan.

- Memberikan pujian pada setiap

hasil tindakan

- Menganjurkan pasien memasukkan

kedalam jadwal harian

SP 3

- Mengevaluasi jadwal harian

kegiatan pasien

- Menjelaskan cara mempersiapkan

makan

- Menjelaskan cara makan yang

tertib

- Menjelaskan cara merapikan

peralatan makan setelah makan

- Melatih klien untuk

mempraktekkan makan sesuai dengan tahapan makan yang baik

- Memberikan pujian pada setiap

hasil tindakan

- Menganjurkan memasukkan

kedalam jadwal harian pasien

Evaluasi (SOAP) A:

Masalah teratasi sebagian

P:

intervensi dilanjutkan

S :

Klien dapat menyebutkan cara-cara berdandan

O :

Klien sudah mulai tampak rapi, bersih dan tidak bau

A :

Masalah teratasi sebagian

P :

Intervensi dilanjutkan


(24)

F. EVALUASI

1. Pasien dapat menyebutkan:

• Penyebab tidak merawat diri

• Manfaat menjaga perawatan diri

• Tanda-tanda bersih dan rapi

• Gangguan yang dialami jika perawatan diri tidak diperhatikan 2. Pasien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri dalam hal:

• Kebersihan diri

• Berdandan/berhias

• Makan, BAB/BAK

Hari/ Tanggal

No. Dx

Implementasi Keperawatan

SP 4

- Mengevaluasi jadwal kegiatan

harian pasien

- Menjelaskan tempat BAB/BAK

- Menjelaskan cara membersihkan

diri setelah BAB/BAK

- Menelaskan cara membersihkan

tempat BAB dan BAK

- Memberikan pujian pada setiap

hasil tindakan

Evaluasi (SOAP) S :

Klien mengatakan

sudah mengerti

bagaimana cara merawat diri

O :

Klien tampak lebih rapi, tidak bau badan, rambut bersih dan kuku tidak panjang

A :

Masalah teratasi

P :

Intervensi dihentikan


(1)

D. PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL Hari/

Tanggal No. Dx

Perencanaan Keperawatan

Selasa/ 18 juni 2013

I Tujuan dan Kriteria Hasil :

- Klien mampu melakukan

aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi/membersihkan diri, berpakaian/berhias, makan dan BAB/BAK.

Rencana Tindakan Rasional

- Bina hubungan saling

percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik

SP 1

- Identifikasi kemampuan klien

dalam melakukan kebersihan diri

- Jelaskan pentingnya

kebersihan diri dengan cara memberikan penjelasan terhadap pentingnya kebersihan diri

- Jelaskan peralatan yang

dibutuhkan dan cara membersihkan diri.

- Jelaskan cara-cara melakukan

kebersihan diri.

- Rasa saling percaya

adalah fasilitas untuk ekspresi

pikiran/perasaan terbuka

- Mengetahui kemampuan

yang dimiliki klien dalam kebersihan diri

- Pengetahuan tentang

pentingnya kebersihan diri dapat meningkatkan motivasi

- Bimbingan perawat akan

mempermudah pasien melakukan perawatan diri

- Mendorong pasien agar

dapat melakukannya dengan mandiri


(2)

Rencana Tindakan

- Latih klien mempraktikkan

cara menjaga kebersihan diri.

- Berikan pujian pada setiap

hasil tindakan

SP 2

- Identifikasi kemampuan klien

untuk berdandan dan berhias.

- Jelaskan peralatan yang

dibutuhkan untuk berhias/berdandan

- Jelaskan cara-cara melakukan

berhias/berdandan

- Latih klien mempraktikkan

cara berhias/berdandan.

- Berikan pujian pada setiap

hasil tindakan

Rasional

- Membiasakan diri untuk

melakukan perawatan diri sendiri

- Membuat pasien puas

dan senang sehingga mau dan ingin terus melakukan perawatan diri

- Mengetahui kemampuan

yang dimiliki klien dalam berdandan/berhias

- Bimbingan perawat akan

mempermudah pasien melakukan

berhias/berdandan

- Mendorong pasien agar

dapat melakukannya dengan mandiri

- Membiasakan diri untuk

melakukan perawatan diri sendiri

- Membuat pasien puas

dan senang sehingga mau dan ingin terus melakukan


(3)

Rencana Tindakan SP 3

- Jelaskan cara mempersiapkan

makan

- Jelaskan cara makan yang

tertib

- Jelaskan cara merapikan

peralatan makan setelah makan

- Latih klien untuk

mempraktekkan makan sesuai dengan tahapan makan yang baik

- Berikan pujian pada setiap

hasil tindakan

SP 4

- Jelaskan tempat BAB/BAK

- Jelaskan cara membersihkan

diri setelah BAB/BAK

- Jelaskan cara membersihkan

tempat BAB dan BAK

- Berikan pujian pada setiap

hasil tindakan

Rasional

- Bimbingan perawat

mempermudah pasien untuk melakukannya

- Mendorong pasien agar

dapat melakukan makan dengan mandiri

- Untuk memotivasi

pasien dalam menjaga kebersihan

- Membiasakan diri untuk

melakukan tahapan makan dengan baik

- Membuat pasien puas

dan senang sehingga mau melakukannya

- Membiasakan pasien

untuk melakukan BAB/BAK pada tempatnya

- Pengetahuan memberi

motivasi kepada pasien untuk dapat melakukan dengan mandiri

- Menjaga kebersihan

lingkungan

- Membuat pasien puas

dan senang sehingga mau melakukannya


(4)

E. PELAKSANAAN KEPERAWATAN Hari/

Tanggal No.

Dx Implementasi Keperawatan

Evaluasi (SOAP) Selasa /

18 Juni 2013

SP 1

- Mengidentifikasi kemampuan klien

dalam melakukan kebersihan diri

- Menjelaskan pentingnya

kebersihan diri dengan cara memberikan penjelasan terhadap pentingnya kebersihan diri

- Menjelaskan peralatan yang

dibutuhkan dan cara membersihkan diri.

- Menjelaskan cara-cara melakukan

kebersihan diri.

- Melatih klien mempraktikkan cara

menjaga kebersihan diri.

- Memberikan pujian pada setiap

hasil tindakan

- Memasukkan kedalam jadwal

harian

SP 2

- Mengevaluasi jadwal kegiatan

harian pasien

- Mengidentifikasi kemampuan klien

untuk berdandan dan berhias.

- Menjelaskan peralatan yang

dibutuhkan untuk berhias/berdandan

- Menjelaskan cara-cara melakukan

berhias/berdandan

S:

Klien mengatakan tidak mau mandi karena biasanya klien mandi sehari 1 kali.

O:

klien tampak tidak rapi, bau keringat

A:

Masalah belum teratasi

P :

Intervensi dilanjutkan

S:

Klien mampu menjelaskan

cara-cara kebersihan diri

O :

rambut klien acak-acakan,

berketombe dan tidak rapi


(5)

Hari/ Tanggal

No. Dx

Implementasi Keperawatan

- Melatih klien mempraktikkan cara berhias/berdandan.

- Memberikan pujian pada setiap

hasil tindakan

- Menganjurkan pasien memasukkan

kedalam jadwal harian

SP 3

- Mengevaluasi jadwal harian

kegiatan pasien

- Menjelaskan cara mempersiapkan

makan

- Menjelaskan cara makan yang

tertib

- Menjelaskan cara merapikan

peralatan makan setelah makan

- Melatih klien untuk

mempraktekkan makan sesuai dengan tahapan makan yang baik

- Memberikan pujian pada setiap

hasil tindakan

- Menganjurkan memasukkan

kedalam jadwal harian pasien

Evaluasi (SOAP) A:

Masalah teratasi sebagian

P:

intervensi dilanjutkan

S :

Klien dapat menyebutkan cara-cara berdandan

O :

Klien sudah mulai tampak rapi, bersih dan tidak bau

A :

Masalah teratasi sebagian

P :

Intervensi dilanjutkan


(6)

F. EVALUASI

1. Pasien dapat menyebutkan:

• Penyebab tidak merawat diri

• Manfaat menjaga perawatan diri

• Tanda-tanda bersih dan rapi

• Gangguan yang dialami jika perawatan diri tidak diperhatikan 2. Pasien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri dalam hal:

• Kebersihan diri

• Berdandan/berhias

• Makan, BAB/BAK

Hari/ Tanggal

No. Dx

Implementasi Keperawatan

SP 4

- Mengevaluasi jadwal kegiatan

harian pasien

- Menjelaskan tempat BAB/BAK

- Menjelaskan cara membersihkan

diri setelah BAB/BAK

- Menelaskan cara membersihkan

tempat BAB dan BAK

- Memberikan pujian pada setiap

hasil tindakan

Evaluasi (SOAP) S :

Klien mengatakan

sudah mengerti

bagaimana cara merawat diri

O :

Klien tampak lebih rapi, tidak bau badan, rambut bersih dan kuku tidak panjang

A :

Masalah teratasi

P :

Intervensi dihentikan


Dokumen yang terkait

Asuhan Keperawatan pada Tn. P dengan Prioritas Masalah Defisit Perawatan Diri Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan

1 70 45

Asuhan Keperawatan Pada Ny.E dengan Masalah Defisit Perawatan Diri Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara

1 44 40

Asuhan Keperawatan pada Tn. A dengan prioritas masalah Defisit Perawatan Diri di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan

7 90 53

Asuhan Keperawatan pada Ny.S dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Defisit Perawatan Diri: Mandi dan Berdandan di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara Medan

1 64 32

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI DI BANGSAL AMARTA RUMAH SAKIT Asuhan Keperawatan Pada Tn. M Dengan Defisit Perawatan Diri Di Bangsal Amarta Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.

0 0 17

Asuhan Keperawatan Pada Ny.E dengan Masalah Defisit Perawatan Diri Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara

0 0 5

Asuhan Keperawatan Pada Ny.E dengan Masalah Defisit Perawatan Diri Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara

0 0 3

Asuhan Keperawatan Pada Ny.E dengan Masalah Defisit Perawatan Diri Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara

0 0 1

Asuhan Keperawatan Pada Ny.E dengan Masalah Defisit Perawatan Diri Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara

0 0 5

BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Defisit Perawatan Diri 1. Definisi Defisit Perawatan Diri - Asuhan Keperawatan pada Tn. P dengan Prioritas Masalah Defisit Perawatan Diri Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan

0 1 29