MODEL PEMBELAJARAN DIRECT TRAINING MODEL

MODEL PEMBELAJARAN

DIRECT TRAINING : MODEL PELATIHAN
(DESAIN, UNJUK KERJA PRAKTEK, DAN UMPAN BALIK)
Initiators : Gagne Smith and Smith

https://bahrurrosyididuraisy.wordpress.com/

PENDAHULUAN
Salah satu model pembelajaran yang sesuai untuk mengajarkan ketrampilan adalah model
pelatihan (Training Model). Training model bukanlah model pembelajaran baru, yang bahkan
mungkin sudah diterapkan sebagian atau seluruhnya oleh para guru SPP. Tetapi mungkin
penerapan itu tanpa pengetahuan tentang teori teori yang mendukung model itu dan hanya
diajarkan karena “ begitulah dulu guru itu diajar”.
Tidak banyak tulisan baru tentang model pembelajaran ini. Mungkin karena telah banyak
model pembelajaran baru yang dianggap efektif untuk diterapkan. Tetapi training model masih
menjadi model yang banyak digunakan, terutama oleh para pelatih dan guru olah raga, instruktur
pada kursus ketrampilan, widya iswara pada pelatihan teknis dan lain lain.
DUKUNGAN TEORITIS
Training model adalah salah satu model pembelajaran yang didasari pemikiran
behavioristik. Dalam training model, observasi dan latihan adalah alat untuk mencapai perilaku

baru dan mengeliminasi yang sudah ada. Kontrol stimulus dan feed back juga selalu ada dalam
pembelajaran model ini.
Stimulus adalah berbagai kondisi, kejadian atau perubahan di lingkungan seseorang yang
menyebabkan perubahan pada diri seseorang. Stimulus bisa verbal (lisan dan tertulis) atau fisik.
Bagian pokok atau inti dari training model adalah logika dan teknik-teknik yang bisa
mengeliminasi perilaku dengan cepat. Oleh karena itu hampir tidak mungkin kalau guru tidak
menggunakan cara yang sistematis pada saat aplikasi model ini.
Menurut Gagne (1982), kondisi eksternal untuk pembelajaran ketrampilan (motor skill)
adalah dengan instruksi verbal, gambar, demonstrasi, praktek dan umpan balik. Sifat umpan balik
berbeda tergantung pada proses belajar yang dilakukan. Sedangkan menurut toeri Anderson
dalam Dahar (1988), urut-urutan aksi dipelajari dengan cara: Mula mula si pelajar menyajikan
suatu urutan aksi-aksi dalam bentuk deklaratif . Lalu berkembang suatu penyajian procedural dari
urutan aksi dengan pengalaman dalam mencoba menghasilkan urutan aksi.
BAHRUR ROSYIDI | DIRECT TRAINING

1

SKENARIO
Tim dan Mary Callahan adalah pasangan setengah baya yang tinggal dipinggiran kota
Santa Barbara, California. Keduanya telah bermain tenis secara sporadis (tidak teratur) selama

bertahun-tahun tetapi dalam beberapa bulan terakhir telah mulai bermain secara teratur. Mereka
menikmatinya, namun mereka merasa bahwa permainannya kurang berkembang dibandingkan
dengan pasangan lain yang telah bermain sepanjang hidup dan anak-anak yang belajar bermain
di sekolah atau di klub.
Tim dan Maria pun memutuskan untuk menghabiskan liburan musim panas di sebuah
sekolah tinggi bidang tenis, sekitar 50 mil sebelah selatan Los Angeles. Mereka akan tinggal di
apartemen dekat kampus dan menjalani kursus lima hari. Mereka tiba pada Minggu malam
dibulan Juni, dan keesokan harinya setelah sarapan, dengan mengenakan pakaian tenis dan
membawa raket, mereka bergabung dengan kelompok dari sekitar lima puluh orang yang sudah
saling bertemu di luar ruang kuliah. Sebuah video tentang kejuaraan dunia tahun sebelumnya
juga akan ditampilkan di ruang kuliah. Kursus dimulai dengan paparan tujuan-tujuan kursus.
Penekanannya adalah pada aneka jenis ketrampilan memukul bola yang mengutamakan strategi
dan prinsip-prinsip memukul bola.
Mereka kemudian dibagi menjadi kelompok-kelompok, dan Tim dan Mary bergabung
dengan grup pada jalur mesin bola. Mesin bola menembakkan bola pada setiap jalur 6 hingga 900
tembakan per jam. Selama empat puluh menit mereka mempraktekkan pukulan forehand dan
backhand melawan mesin bola tersebut. Mereka dibantu pelatih cara memegang raket, membidik
sasaran dan memukul bola dengan benar. Mereka diajarkan cara memukul bola dengan cara
yang lebih baik dan lebih tinggi dari sebeklumya. Mereka berlatih dan terus berlatih. Setelah
istirahat 10 menit, merekapun kembali ke lapangan.

Selepas berlatih, tak lama kemudian mereka dibawa ke ruangan kecil dan diperlihatkan
rekaman latihan mereka. Sang pelatih menganalisis penampilan mereka yang baik dan kurang
baik.
Sekarang target ditempatkan di lapangan, dan pemain berusaha untuk memukul target
tersebut dalam setiap tembakan mereka. Mereka lalu istirahat 15 menit sebelum kembali ke kelas
untuk menerima penjelasan tentang teori pukulan volley..
Di Sekolah Tinggi Tenis Braden Vic di Trabuco Canyon, California, mereka diperlihatkan
metode pengajaran yang diawali dengan teori, demonstrasi, dan latihan dengan umpan balik,
yang mengambil satu keterampilan pada satu waktu. Secara berkala mereka akan terus
mengulang pukulan yang telah diperkenalkan, sehingga dalam waktu tiga hari mereka sudah
menguasai enam jenis pukulan. Adapun sisa dua hari berikutnya akan dilanjutkan dengan kerja
individual, dan bermain di bawah pengawasan. Dalam "waktu istirahat" mereka, mereka akan
dipertontonkan video mendengarkan ceramah tentang strategi.
Manajemen pengukuran relatif dapat mengubah pola perilaku sederhana. Namun, prinsipprinsipnya tidak bisa diterapkan untuk melatih orang-orang dalam melakukan tugas-tugas
BAHRUR ROSYIDI | DIRECT TRAINING

2

kompleks seperti menerbangkan pesawat atau bermain tenis. Akibatnya, beberapa tahun terakhir
muncullah rekayasa pelatihan pendidikan yang baru - yakni pelatihan dengan sistem dan

prosedur yang terangkai dengan baik, media pembelajaran yang beragam, mesin pengajaran
yang kompleks, dan sistem managemen yang memungkinkan peserta mengerjakan tugas-tugas
dan merekam kemajuan mereka.
ORIENTASI MODEL

Empat Arah Pemikiran
Ada empat aliran pemikiran yang saling melengkapi mulai datang bersama-sama di akhir
1950-an, menciptakan kategori pendekatan khas terhadap pendidikan, masalah-masalah
organisasi, atau pelatihan, yakni pelatihan psikologi, psikologi cybernetic, analisis sistem, dan
psikologi perilaku. Keempatnya memiliki gagasan bahwa orang dapat digambarkan dalam bentuk
perilaku nyata mereka; setiap upaya untuk mengubah perilaku nyata dari individu dihubungkan
dengan fungsi domain tertentu seperti membaca, memecahkan masalah matematika, dsb. Inti
dari pendekatan ini adalah bahwa kita belajar melalui observasi dan praktek.
Pelatihan psikologi menekankan analisis tugas dan desain antar komponen pelatihan; psikolog
cybernetic berfokus pada pengaturan diri, pengembangan sistem menekankan pada analisa
sistem, dan behavioris menekankan pada demonstrasi dan praktek.
Sebagian besar psikologi pelatihan dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan militer,
seperti pelatihan anggota awak kapal selam atau bomber. Waktu untuk melatih para anggota kru
adalah relatif singkat. Psikolog menemukan bahwa pengetahuan pembelajaran manusia berasal
dari stimulus-respon. Namun, latihan sederhana dari laboratorium pembelajaran tidak cukup untuk

sebuah desain komponen pelatihan yang lebih kompleks.
Prinsip-prinsip dasar desain pelatihan terdiri dari: (a) mengidentifikasi tugas2 unjuk kerja
akhir , (b) menjamin bahwa masing-masing tugas komponen sepenuhnya tercapai, dan (c)
mengatur situasi belajar untuk menjamin optimalisasi penugasan.
Psikologi sibernetik memiliki duapemikiran yang dikembangkan selama Perang Dunia II
yang didasarkan pada rekayasa konseptualisasi. Manusia dalam hal ini disamakan dengan mesin
listrik, "sistem sibernetik" yang menggunakan proses umpan balik dan sensorik untuk mengontrol
dan mengubah perilakunya sendiri.
Psikolog sibernetik sering menggunakan alat/perangkat seperti simulator untuk mempelajari
perilaku manusia dan ini adalah bagian dari sistem pelatihan. Dengan demikian seorang psikolog
sibernetik membangun konsep bahwasanya pembelajar merupakan sistem yang terus berusaha
untuk memperbaiki dirinya sendiri setelah mendapatkan umpan balik. Psikolog Sibernetik
mempelajari proses bagaimana peserta didik memperoleh dan menggunakan berbagai bentuk
umpan balik dan proses bagaimana perilaku mereka dipengaruhi faktor eksternal. Haruslah
dipahami bahwa umpan balik tersebut adalah dinamis atau kompleks. Harus dipahami pula
BAHRUR ROSYIDI | DIRECT TRAINING

3

bahwa manusia adalah sistem yang bisa mengoreksi diri sendiri dan mengolah informasi,

sehingga memberikan umpan balik sesegera mungkin dianggap lebih efektif.
Desain Sistem; disebut juga pengembangan sistem. Lambat laun psikolog, militer, industri, dan
pendidikan menyadari bahwa setiap perilaku manusia bekerja sebagai bagian dari sebuah sistem
yang terorganisasi. Sistem ini meliputi tidak hanya manusia yang berperilaku, tetapi juga
organisasi dimana dia menjadi bagian didalamnya, mesin dan sistem komunikasi yang
membentuk sebuah organisasi.
Penelitian telah menunjukkan bahwa observasi saja tidaklah cukup untuk
mengembangkan sebuah perilaku. Yang paling efektif adalah modeling (demonstrasi) dan
praktek.
Rimm dan Master mengidentifikasi empat faktor untuk mencapai efektivitas teknik
modeling: (1) Peserta mengamati tidak adanya konsekuensi yang tidak baik; (2) Mereka
memperoleh pengetahuan teknis dan informasi selama demonstrasi; (3) Peserta mengalami
penningkatan Keterampilan selama fase latihan. Tingkat kecemasan berkurang, dan kepercayaan
diri jadi meningkat; (4) Adanya dukungan instruktur sangat membantu peserta.
Psikologi tingkah laku. Cabang pemikiran keempat yang meneliti permasalahan pada pelatihan
adalah teknik teknik modeling psikologi tingkah laku. Ciri ciri penting modeling adalah peserta
pelatihan menampilkan demonstrasi baik secara langsung atau simbolis satu tingkah laku baru
dan prakteknya dengan petunjuk dari instruktur. Meskipun penelitian menunjukkan bahwa
observasi sangat berguna untuk mengembangkan tingkah laku baru, yang paling efektif adalah
modeling (demonstrasi) dengan informasi dan praktek.

Modelling biasa digunakan untuk mempermudah pembentukan tingkah laku , mengurangi
ketakutan dan kegelisahan, juga bisa untuk melatih tingkah laku baru seperti pengembangan
bahasa dan kecakapan kecakapan psikomotor. Penarikan diri, isolasi dan tingkah laku
hiperagresive juga menggunakan modeling untuk terapinya.
Tujuan dan Asumsi
Munculnya keempat bidang pemikiran tersebut berawal dari keprihatinan terhadap tujuan dan
desain pelatihan. Psikolog Sibernetik, psikolog behavioristik, psikolog pelatihan dan perancang
sistem membangun pekerjaan mereka yang berhubungan dengan studi desain pelatihan dan sudi
perilaku manusia selama pelatihan.
Kelompok perancang pendidikan ini umumnya berkeinginan untuk memecahkan persoalan
dlm skala luas, yakni persoalan yang terkait dengan Keterampilan psikomotor, kemampuan
memecahkan masalah kompleks, dan bahkan pada saat pelatihan terapi dan interpersonal. Dari
sini kami berharap bahwa pendidik memperoleh keterampilan desain pendidikan dan mengambil
peran lebih aktif dalam pembuatan konsep tugas pembelajaran.

BAHRUR ROSYIDI | DIRECT TRAINING

4

MODEL PEMBELAJARAN

Sintaksis
Model Pelatihan pengajaran memiliki lima tahapan: Menjelaskan tujuan, menjelaskan teori,
menunjukkan unjuk kerja yang benar, praktek simulasi dengan umpan balik, dan pelatihan
transfer pengetahuan. (Lihat tabel 21-1).
Tabel 21-1Sintaksis Model Pelatihan
FASE SATU : KLARIFIKASI

Memperjelas tujuan.

FASE DUA : PENJELASAN TEORITIS

Jelaskan teori atau dasar pemikiran sebuah
unjuk kerja.

FASE TIGA: DEMONSTRASI

Menunjukkan kinerja yang benar.

FASE EMPAT: PRAKTEK SIMULASI


Berlatihlah dengan umpan balik

FASE LIMA: TRANSFER

Pelatihan untuk mentransfer pengetahuan
ke"dunia nyata."

SISTEM SOSIAL
Sistem pelatihan memang banyak memakasakan aturan struktur kepada peserta. Namun,
sekalipun demikian, masih mungkin untuk menciptakan sistem kerjasama sosial dan untuk
mengubah struktur demi kepentingan peserta pelatihan. Jika peserta terlalu dikendalikan, mereka
akan cenderung memberontak dan pemberontakan akan berpengaruh negatif terhadap hasil
pelatihan. Mereka perlu diberi kebebasan yang lebih dalam mengerjakan tugas2 pembelajaran
dan diberi umpan balik sesegera mungkin.
PRINSIP-PRINSIP REAKSI
Para pelatih, guru, atau guru menggunakan model pelatihan memberikan umpan balik sesuai
dengan kinerja peserta. Pelatih menganalisa kinerja peserta dan memberikan umpan balik
tentang pembelajaran berdasarkan urutan keterampilan yang harus dikuasai secara berturut-turut.
BAHRUR ROSYIDI | DIRECT TRAINING


5

Umpan balik harus akurat, lengkap, dan rinci. Sebuah prinsip dalam teori mengatakan bahwa
manusia bisa mengoreksi diri sendiri, artinya jika mereka diberi umpan balik tentang sifat dan
hasil kinerja mereka, mereka akan memperbaiki diri.

SISTEM DUKUNGAN
Seorang guru atau pelatih yang baik dapat memberikan apa yang diperlukan dalam sistem
pelatihan, semata-mata dengan cara mempraktekkan apa yang telah dipelajari.
APLIKASI
Model pelatihan ini dipakai untuk berbagai masalah di bidang pendidikan. Banyak guru
menggunakannya untuk mengajarkan keterampilan dasar membaca dan menulis. Hal ini
membantu dalam mengembangkan perilaku sosial dan juga dalam menghilangkan ketakutan.
Semisal guru pendidikan jasmani yang mengajari kita cara bermain olahraga tertentu atau
instruktur sopir yang mengajarkan kita cara mengemudi mobil. Untuk perilaku yang sederhana,
demonstrasi dan dipandu dengan praktek adalah semata yang diperlukan.
Contoh pertama, yang diambil dari Rimm dan Masters dan didasarkan pada karya
Hunziker, adalah program renang untuk orang-orang yang takut air.
Daftar langkah Hunziker muncul dalam tabel 21-2.
NO

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10-12
13-15
16-18
19-21
22-24

URAIAN KEGIATAN
Duduk di tepi kolam.
Duduk di tepi kolam dengan kaki dalam air.
Duduk di tepi kolam dan percikan air pada diri sendiri.
Berdiri di kolam renang dan berpegangan.
Berdiri di kolam renang dari samping.
Pegang sisi dan percikan air di wajah Anda.
Tanpa memegang sisi kolam, percikan air di wajah Anda.
Pegang sisi dan pukul gelembung di dalam air.
Tidak memegang samping, meniup gelembung di dalam air.
Terus ke samping dan menempatkan wajah Anda di dalam air.
Tanpa memegang sisi kolam, menempatkan wajah Anda di dalam air.
Terus ke sisi dan benar-benar menenggelamkan.
Tanpa memegang samping, benar-benar tenggelamkan diri anda.
Pegang samping dan menaruh wajahmu di air dengan satu kaki dari bawah.
BAHRUR ROSYIDI | DIRECT TRAINING

6

25-27
28-30
31-33
34-36
37-39
40
41
42
43-45
46-48
49-51
52
53
54

Tahan samping dan menempatkan wajah Anda dalam air dengan kedua kaki.
Pegang papan tendangan dan menutup wajah Anda dalam air dengan satu
kaki.
Pegang papan tendangan dan menutup wajah Anda dalam air dengan kedua
kaki dari bawah.
Pegang papan tendangan dengan satu tangan dan menutup wajah Anda dalam
air dengan kedua kaki di lepas.
Tanpa dukungan apapun, menempatkan wajah Anda dalam air dan mengambil
kedua kaki dari bawah.
Saat airnya sedalam 12 ', duduk di samping.
Saat airnya sedalam 12 ', turun tangga kolam.
Saat airnya sedalam 12 'terus ke samping.
Saat airnya sedalam 12 ', terus ke samping dan benar-benar tenggelamkan diri
anda.
Saat airnya sedalam 12 ', terus ke kickboard dan benar-benar tenggelamkan diri
anda.
Saat airnya sedalam 12 ', lepas samping dan benar-benar tenggelamkan diri
anda.
Duduk di sisi air sedalam 12 ' dan mendorong dari samping ke dalam kolam.
Berlutut di sisi air sedalam 12 ' dan mendorong dari samping ke dalam kolam
Berdiri di sisi air sedalam 12 ' dan melompat ke dalam kolam.

TUJUH KETERAMPILAN
(DALAM EVALUASI PROGRAM INSTRUKSIONAL)
Anda harus dapat:
1. Mengidentifikasi sumber-sumber informasi yang diperlukan untuk mengevaluasi dan
meningkatkan bahan ajar disiapkan.
2. Mengidentifikasi unsur-unsur uji materi
3. Menulis rencana uji prototipe.
4. Menganalisis rencana prototipe pengujian dan memperbaiki aspek-aspek dari rencana
yang tidak memadai
5. Mengumpulkan data uji coba prototype.
6. Melakukan interpretasi data secara lisan dari berbagai sumber data.
7. Sarankan revisi sesuai instruksi.
Ketujuh keterampilan dibagi lagi menjadi tiga bagian utama: Sumber Data untuk
Pengujian Prototipe; Data untuk Program Peningkatan, dan Revisi Program Instruksional.
Kegiatan Pelatihan haruslah mengesankan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip pelatihan yang
BAHRUR ROSYIDI | DIRECT TRAINING

7

telah kita bahas. Bagian pertama menyajikan informasi dan masalah, mengidentifikasi prinsipprinsip evaluasi pengembangan instruksional dan sumber data atau evaluasi (informasi dan
demonstrasi). Selanjutnya, peserta diminta merancang tes prototipe untuk mengevaluasi materi
(praktek simulasi). Setiap peserta pelatihan ditugasi mengkormasikan hasil dan analisis
kesalahan (umpan balik). Urutan informasi, demonstrasi, praktek simulasi, dan umpan balik
diulang dalam setiap kesempatan.
PROSEDUR ADMINISTRASI UNTUK PENGUJIAN PROTOTIPE
Sebuah tes prototipe yang berhasil tidak hanya mengandalkan penggunaan prinsip-prinsip dan
sumber data. Beberapa pertimbangan penting untuk diingat ketika merencanakan uji prototipe
sendiri adalah:
1. Mengamankan lokasi ujian.
2. Mendapatkan izin pengelolaan dan penyelenggaraan ujian.
3. Menyediakan cadangan materi untuk mengantisipasi kesalahan.
4. Memeriksa bahan uji untuk memastikan kelengkapannya dan tanpa
kesalahan.
Dibawah ini dua contoh pembelajaran yang menggunakan training model dengan metode yang
disesuaikan dengan karakteristik materi ketrampilan.
CONTOH KETRAMPILAN
Mata Pelajaran
Standar kompetensi
Kompetensi Dasar

: Teknologi Pasca Panen semester 3
: Pengolahan Daging
: Pembuatan chicken nugget

Langkah langkah
Tahap persiapan guru sebelum jam belajar. Sama dengan penggunaan model lain, pada
penggunaan metode training model guru lebih memilih media yang akan digunakan. Untuk
ketrampilan pasca panen, media video dan sekaligus alat dan bahan aslinya, merupakan
alternative yang bisa dipilih. Untuk pembuatan chicken nugget, guru menyiapkan alat dan bahan
berupa daging ayam yang sudah digiling, tepung roti, keju atau bisa diganti tepung tapioca, telur,
bawang putih lada, penyedap, plastic packing, plastic lembaran. Jumlah keperluan bahan
disesuaikan dengan jumlah kelompok dalam kelas. Peralatan berupa freezer, kompor, penggiling
bumbu, pengocok telur, baskom, dandang pengukus, cetakan, pisau, disediakan sesuai keperluan
kelompok dan jumlah bahan yang tersedia (sesuai anggaran).

BAHRUR ROSYIDI | DIRECT TRAINING

8

Guru menentukan anggota kelompok (2-3 orang). Pembatasan anggota memungkinkan
siswa untuk bekerja sama tanpa mengurangi kesempatan belajarnya (time on task).
Tahap tahap selama pembelajaran
1. Guru menjelaskan tujuan pembuatan chicken nugget
2. Guru menjelaskan mengapa siswa belajar membuat chicken nugget
3. Guru mendemonstrasikan pembuatan chicken nugget dengan:
 Menggunakan video pembelajaran. Merupakan aternatif pertama karena meskipun
pembuatan awalnya memerlukan waktu dan biaya, tetapi sekali dibuat bisa digunakan
berulang kali. Untuk mengajar langkah demi langkah suatu proses, guru dapat
menunjukkan dengan waktu yang sesungguhnya, tetapi dengan media proses bisa
dipercepat atau diperlambat. Dalam hal ini, proses dipercepat untuk menghemat
waktu.
 Atau menyiapkan bahan bahan, bahan setengah jadi dan nugget yang sudah jadi.
Guru menunjukkan bahan yang diperlukan. Kemudian guru menunjukkan langkah
langkahnya dengan praktek. Karena proses pembuatannya cukup lama, maka guru
lebih dahulu menyiapkan bahan setengah jadi dan bahan jadi untuk mempersingkat
waktu. Siswa mengamati tindakan guru.
4. Siswa mempraktekkan pembuatan chicken nugget dengan bimbingan guru (feed back).
Pemberian umpan balik untuk prosedur yang merupakan urutan aksi, hendaknya
menunjukkan secara tepat dalam hal aplikasi itu tidak betul atau secara tepat bagaimana
cepatnya suatu prosedur yang betul diterapkan (Dahar, 1988).
Guru bisa menggabungkan langkah ketiga dan keempat. Guru mempraktekkan langkah
pertama. Siswa langsung mengikuti. Setelah langkah pertama diselesaikan siswa, guru
melanjutkan ke langkah kedua, dan seterusnya sampai selesai.
Untuk ketrampilan ini bisa tanpa penggunaan langkah simulasi. Pertimbangannya adalah
bahwa ketrampilan ini tidak beresiko dan pengadaan bahan bahannya mudah.
Pembelajaran pembuatan chicken nugget sampai pada tahap trampil untuk melaksanakan
prosedur, cocok menggunakan traning model. Tetapi untuk selanjutnya dimana siswa
dikembangkan kreativitasnya dengan membuat variasi chicken nugget, model ini tidak sesuai.
Pembelajaran bisa dikembangkan dengan model lain yang memungkinkan siswa membuat pilihan
subtitusi bahan untuk pengembangan produk. Misalnya siswa bisa dilibatkan dalam diskusi untuk
menentukan : bahan apa yang paling sesuai untuk subtitusi salah satu bahan chicken nugget,
mencari alasan mengapa bahan tersebut dipilih, siapa kira kira calon konsumennya, atau
seberapa pengaruhnya terhadap biaya produksi.

BAHRUR ROSYIDI | DIRECT TRAINING

9

Sebagai assessment yang terbaik dilakukan dengan uji kompetensi. Siswa melakukan pembuatan
chicken nugget dengan penilaian mulai dari langkah kerja dan komposisi penggunaan bahan yang
sesuai dengan saat pembelajaran dilakukan

SIMPULAN
Traning model merupakan model pembelajaran yang bisa diterapkan untuk berbagai materi
ketrampilan motorik di SPP. Penggunaan traning model lebih efisien untuk pembelajaran sampai
tahap trampil. Untuk tahap yang menuntut pengembangan kreativitas, maka guru sebaiknya
menggunakan model lain.
Guru bisa saja menyertakan pembentukan karakter siswa dalam pengajaran dengan
training model. Karakter yang diajarkan bisa dihubungkan dengan materi pelajaran ketrampilan.

DAFTAR RUJUKAN
Joyce dan Weil. 1980. Models Of Theaching. Jakarta.
Akbar, Sa’dun. 2011. Pembelajaran Nilai dan Karakter: Pendekatan dan Strategi Pembelajaran
untuk Pengembangan dan Pembinaan karakter. Makalah seminar. Malang
Dahar, R.W. 1988. Teori Teori Belajar. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta

BAHRUR ROSYIDI | DIRECT TRAINING

10