Karakteristik Pasien Bakterial Vaginosis di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan Periode 2009 – 2012

15

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut K.Holmes (1999) Bakterial vaginosis (BV) adalah suatu kondisi
pada wanita dimana keseimbangan normal bakteri di vagina terganggu dan
digantikan oleh pertumbuhan berlebih dari bakteri tertentu. Hal ini kadang-kadang
disertai dengan keluarnya cairan, bau, nyeri, gatal, atau rasa terbakar. BV adalah
sindrom yang ditandai oleh pergeseran flora normal vagina (Verstraelen et al.,
2010). Bakteri normal vagina ditemukan oleh ahli ginekologi Jerman, Albert
Doderlain pada tahun 1892 (Zentralbl, 2006). Lactobacillus merupakan bakteri
predominan normal pada wanita yang juga memiliki peran sebagai regulator flora
normal vagina. Lactobacillus juga memproduksi asam laktat yang menjaga
keasaman pH vagina berkisar (3,8-4,5) dan hidrogen peroksida yang berperan
menekan pertumbuhan bakteri-bakteri lain di dalam vagina (Fredricks et al, 2005).
Perubahan ekologi pada vagina yang ditandai dengan pergeseran
keseimbangan flora vagina dimana dominasi Lactobacillus digantikan oleh
bakteri-bakteri

anaerob,


diantaranya

Gardnarella

vaginalis,

Mobiluncus,

Provotella, Bacteroides dan Mycoplasma sp. .Wanita dengan BV dapat memiliki
keputihan abnormal dengan bau yang tidak menyenangkan. Beberapa wanita
melaporkan bau yang kuat seperti ikan, terutama setelah hubungan seksual. Jika
ada keputihan, biasanya berwarna putih atau abu-abu, dan konsistensi keputihan
itu bisa tipis. Wanita dengan BV mungkin juga rasa nyeri terbakar saat buang air
kecil atau gatal-gatal di sekitar bagian luar vagina, atau keduanya. Namun,
kebanyakan wanita dengan BV melaporkan tidak ada tanda-tanda atau gejala
sama sekali (Holmes, 1999).
Prevalensi yang telah dilaporkan sebanyak 5% dalam kelompok
mahasiswa asimtomatik, 12% pada wanita hamil mendatangi klinik antenatal dan
30% pada wanita menjalani penghentian kehamilan. Prevalensi lebih tinggi pada

wanita aktif secara seksual dibandingkan wanita non-aktif secara seksual, wanita
berkulit hitam dibandingkan kulit putih, orang-orang dengan alat kontrasepsi
intrauterine, dan orang-orang yang merokok (Verstraelen et al., 2006). BV adalah

Universitas Sumatera Utara

16

penyebab paling umum pada vagina perempuan, tapi tidak jelas apa aktivitas
seksual memainkan peran dalam perkembangan BV (CDC, 2006)
Prevalensi di Amerika Serikat diperkirakan sebanyak 21,2 juta (29,2%) di
antara wanita usia 14-49, didasarkan pada sampel perwakilan nasional dari wanita
yang berpartisipasi dalam NHANES 2001-2004. Temuan lain dari studi ini,
kebanyakan wanita ditemukan memiliki BV (84%) melaporkan tidak ada gejala.
Wanita yang belum melakukan kontak seksual masih dapat dipengaruhi oleh BV
(18,8%), pada wanita hamil (25%), dan wanita yang sudah pernah hamil (31,7%).
Prevalensi BV meningkat berdasarkan jumlah pasangan seksual. Wanita yang
bukan berkulit putih memiliki kadar yang lebih tinggi (Afrika-Amerika 51%,
Amerika-Meksiko 32%) daripada wanita kulit putih (23%). Frekuensi BV di
Amerika Serikat terjadi pada sepertiga dari wanita dewasa, yang mewakili sekitar

21 juta perempuan. Setiap tahun, wanita membuat 10 juta konsultasi karena
keputihan (CDC, 2006).
Sebuah prevalensi yang meningkat terkait dengan kebiasaan merokok,
obesitas, menjadi lajang / pernah menikah, kehamilan sebelumnya, dan riwayat
aborsi. Kejadian BV di negara-negara berkembang tampaknya tidak jauh berbeda
Penelitian di Delhi, India menemukan 32,8% dengan 31,24% asimtomatis.
Tingginya prevalensi penderita BV juga dikarenakan BV memiliki angka
rekurensi yang tinggi (Keane F, 2006). Di Indonesia prevalensi BV mencapai
10% (Munzila dkk., 2007). Dimana vaginitis merupakan masalah ginekologis
yang paling sering terjadi pada 90% wanita remaja di dunia, kondisi ini
disebabkan oleh vaginosis bakterial (50%), kandidiasis vulvovaginal (75%),
trikomoniasis (25%) (Andrew , 2001).
Pada tahun 2005 di Jakarta, prevalensi infeksi saluran reproduksi yang
terjadi yaitu kandidiasis 6,7% , trikomoniasis 5,4% , dan bakterial vaginosis 5,1%.
Menurut data tahun 2007 di Indonesia, prevalensi infeksi saluran reproduksi
sebagai berikut, bakterial vaginosis 53% serta vaginal kandidiasis 3%. Tahun
2008, prevalensi infeksi saluran reproduksi pada remaja putri dan wanita dewasa
yang disebabkan oleh bakterial vaginosis sebesar 465 orang, candida albicans
29%, dan tricomoniasis 12% (Elistyawaty, 2009).


Universitas Sumatera Utara

17

Hasil Penelitian dari Ocviyati et al , subjek memiliki usia 15-25 tahun
(26,8%), 26 – 40 tahun (59,1%), sehingga 40 tahun (14%). Usia rata-rata adalah
30.9 tahun. Status pernikahan subjek adalah belum menikah (16,9%), menikah 1x
(76,4%), dan menikah > 1x (6,7%). Prevalensi bakterial vaginosis pada penelitian
ini adalah 30.7% sesuai dengan skor Nugent. Usia >40 tahun dan pasangan yang
tidak disirkumsisi merupakan faktor determinan yang secara signifikan
berpengaruh terhadap kejadian BV. Maka, Prevalensi BV pada penelitian
Ocviyanti et al ini adalah 30,7%. Faktor risiko BV adalah usia dan pasangan yang
tidak disirkumsisi. (Ocviyanti, 2010).
Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui karakteristik apa
yang merupakan faktor predisosisi pada pasien Bakterial Vaginosis di Rumah
Sakit Umum Pusat Haji Adam Medan. Bakterial Vaginosis merupakan penyakit
yang semakin meningkat tahun ke tahun. Data Bakterial Vaginosis ini belum
pernah di teliti di Medan, maka mungkin penelitian ini dapat digunapakai sebagai
rujukan bagi pihak yang memerlukan data epidemiologi Bakterial Vaginosis.
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan dipilih sebagai lokasi

penelitian karena merupakan rumah sakit pendidikan dan lebih dekat dengan
lokasi kampus peneliti berbanding dengan rumah sakit – rumah sakit yang lain.
Tahun penelitian dipilih dari 2009 – 2012 untuk melihat pola perubahan
karakteristik dari tahun ke tahun bagi membantu untuk pencegahan atau prognosis
penyakit ini dan juga mengetahui berapa banyaknya pasien Bakterial Vaginosis
selama 4 tahun. Maka penelitian ini akan diteliti bagi mengetahui karakteristik
pasien Bakterial Vaginosis (BV) periode 2009 - 2012.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, didapati masalah BV seperti
berikut:
a. Bagaimanakah karakteristik pasien BV di RSUP-HAM Medan periode
2009 – 2012

Universitas Sumatera Utara

18

1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui karakteristik pasien Bakterial Vaginosis (BV) di
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Periode 2009 – 2012.

1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui karakteristik usia pasien BV di RSUP HAM Medan Periode 2009
– 2012
b. Mengetahui karakteristik agama pasien BV di RSUP HAM Medan Periode
2009 – 2012
c. Mengetahui karakteristik ras/suku pasien BV di RSUP HAM Medan Periode
2009 – 2012
d. Mengetahui karakteristik status perkawinan pasien BV di RSUP HAM Medan
Periode 2009 – 2012
e. Mengetahui karakteristik tingkat pendidikan pasien BV di RSUP HAMMedan
Periode 2009 – 2012
f. Mengetahui karakteristik pekerjaan pasien BV di RSUP HAM Medan Periode
2009 – 2012
g. Mengetahui karakteristik riwayat pasangan seksual pasian BV di RSUP HAM
Medan Periode 2009 – 2012

Universitas Sumatera Utara


19

1.4 Manfaat penelitian
1.4.1

Bagi Departemen Kesehatan Masyarakat
Memberi informasi dan ilmu pengetahuan.

1.4.2

Bagi Pasien
Menambah pengetahuan tentang BV dan faktor predisposisi BV supaya

dapat mencegah dan menurunkan kemungkinan komplikasi BV.

1.4.3

Bagi Peneliti
Menjadi pengalaman dan menambah kemampuan peneliti untuk


melakukan penelitian.

Universitas Sumatera Utara