PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X IIS 2 SMA N 8 SURAKARTA TAHUN 2014 2015 | Devi | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 5653 12099 1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER
HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI
BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI
KELAS X IIS 2 SMA N 8 SURAKARTA TAHUN 2014/2015
Desra Putri Devi
Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
Abstrak
Desra Putri Devi. K8411020. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X IIS 2 SMAN 8 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2014/2015. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret. April 2015.
Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada
mata pelajaran Sosiologi kelas X IIS 2 SMAN 8 Surakarta tahun pelajaran
2014/2015 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads
Together (NHT).
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilaksanakam dalam dua siklus. Setiap siklusnya terdiri dari empat tahap yaitu
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X IIS 2 SMAN 8 Surakarta yang terdiri
dari 30 siswa. Sumber data utama berasal dari guru dan siswa. Teknik utama yang
digunakan dalam pengumpulan data menggunakan observasi dan tes, sedangkan
teknik pendukung menggunakan wawancara dan dokumentasi. Analisis data yang
digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Number Heads Together (NHT) dapat meningkatkan prestasi
belajar pada mata pelajaran Sosiologi siswa kelas X IIS 2 SMAN 8 Surakarta.
Berdasarkan hasil dari tahap pra tindakan, siklus 1 dan siklus 2 selalu mengalami
peningkatan. Pada tahap pra tindakan rata-rata 61,07 kemudian meningkat pada
siklus 1 menjadi 71,45 dan meningkat lagi menjadi 81,37 pada siklus kedua.
Sedangkan pada aspek afektif terjadi peningkatan dari 65,1 pada siklus pertama
menjadi 81,2 pada siklus kedua.
Simpulan penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe Number Heads Together (NHT) dapat meningkatkan prestasi belajar pada
mata pelajaran Sosiologi siswa kelas X IIS 2 SMAN 8 Surakarta.
Kata Kunci : Penelitian Tindakan Kelas, Number Heads Together (NHT), Prestasi
belajar.

usia yang sama pula. Berikutnya


PENDAHULUAN
Pendidikan

merupakan

hal

adalah lingkungan masyarakat secara

yang sangat penting dalam kehidupan

luas,

masyarakat.

menerapkan

Pendidikan


memiliki

tempat

dimana
berbagai

individu
hal

yang

tujuan tentang penanaman nilai-nilai

diperoleh dari lingkungan pendidikan

yang baik bagi individu, dianggap

sebelumnya.


pantas

lingkungan sekolah yang dianggap

dan

dianggap

benar

oleh

Terakhir

adalah

masyarakat dalam kehidupan sehari-

sebagai


hari. Sehingga pendidikan berperan

Dalam lingkungan sekolah, individu

penting dalam memberikan arah untuk

akan memperdalam, menghayati dan

mencapai kehidupan yang ideal bagi

menerapkan segala hal yang diterima

masyarakat.

dari

Lingkungan pendidikan yang

pendidikan secara formal.


lingkungan

kegiatan

beda meliputi lingkup keluarga, teman

pembelajaran.

pertama

adalah

belajar

sebagai

proses

lingkungan keluarga. Lingkungan ini


kapasitas

merupakan lingkungan yang paling

dipertahankan

dasar

levelnya”

dan

paling

utama

untuk

dalam


proses

“Pembelajaran dapat diartikan

sepermainan, sekolah, dan masyarakat.
yang

teman

sepermainan, dan masyarakat melalui

diperoleh tiap individu akan berbeda-

Lingkungan

keluarga,

modifikasi

manusia

dan

(Gagne,

yang

dalam
bisa

ditingkatkan
1977)

dalam

menanamkan agama, nilai dan norma

Miftahul Huda : 2013. Jadi dalam

yang berlaku dalam suatu masyarakat.


proses pembelajaran, setiap individu

Selain

keluarga,

bisa merubah dan memperbaiki jumlah

pendidikan juga akan dipengaruhi oleh

dan kapasitas tertentu dalam segala hal

lingkungan

untuk

lingkungan

teman


sepermainan.

dikurangi

Lingkungan teman sepermainan adalah

dipertahankan

lingkungan dimana individu bergabung

menjadi lebih banyak.

atau

(hal

buruk),

ditingkatkan

dalam lingkungan masyarakat kecil

Dalam lingkup sekolah, untuk

yang masih memiliki cara pandang dan

mencapai tujuan pendidikan secara

perilaku yang sama karena didasari

maksimal akan memerlukan suasana

belajar yang nyaman dan memadai,

peserta didik menjadi lebih baik, jika

agar peserta didik mampu menyerap

peserta didik memperoleh informasi

materi dalam pembelajaran secara

secara mandiri dibandingkan hanya

maksimal.

mendengarkan penjelasan dari guru.

Sekolah

harus

mengusahakan peserta didik dalam

Pembelajaran

kondisi yang nyaman dan memiliki

memotivasi

fasilitas

untuk

memiliki sifat ingintahu yang tinggi.

pembelajaran.

Karena pada pembelajaran student

Pihak utama yang terkait didalam

center, guru hanya dianjurkan untuk

proses pembelajaran adalah adanya

memancing,

pendidik dan peserta didik yang saling

memperdalam

berinteraksi dalam sebuah ruangan

pembelajaran. Sedangkan peserta didik

yang

menemukan

yang

menunjang

memadai

kegiatan

disebut

kelas.

Materi

student

center

peserta

didik

juga
untuk

mengarahkan,
materi

dan
dalam

sendiri

materi

pembelajaran yang diserap peserta

pembelajaran

didik

proses

diharapkan agar peserta didik menjadi

pembelajaran yang dilakukan oleh guru

lebih aktif dalam pendalaman materi

sebagai penyampai ilmu. Oleh karena

pembelajaran.

itu guru harus bisa memahami karakter

Belajar

tergantung

pada

intinya.

Hal

menurut

ini

Abdillah

peserta didik dan menerapkan metode

(2002) merupakan suatu usaha yang

yang sesuai dengan karakter peserta

dilakukan oleh individu secara sadar

didik dalam setiap proses pembelajaran

dalam hal perubahan tingkah laku.

untuk

Perubahan tersebut bisa dilakukan

memperoleh

hasil

yang

maksimal.

dengan

latihan

dan

pengalaman.

Pendidikan saat ini sudah mulai

Belajar yang di dalamnya menyangkut

mengutamakan pembelajaran student

aspek kognitif, afektif dan psikomotor

center (murid yang aktif). Dalam hal

untuk

ini pesera didik harus lebih aktif untuk

diharapkan individu itu sendiri. Jadi

memperdalam materi melalui bertanya,

dalam

membaca, pengamatan dan lainnya.

pengetahuan

Metode ini akan membuat ingatan

mencapai

belajar

tidak
yang

tujuan

hanya

yang

aspek

ditekankan,

melainkan

juga

aspek

sikap

dan

ketrampilan setiap individu.

berdampak

Proses untuk memperoleh hasil
belajar yang maksimal tidak selalu
berjalan

dengan

belajar. Sehingga hal tersebut akan

lancar

pada

prestasi

belajar

sosiologi kelas X IIS 2 SMA Negeri 8
Surakarta.

dalam

Berdasarkan tes awal yang

pelaksanaanya. Terbukti dengan masih

dilakukan

adanya

menggunakan

prestasi belajar siswa yang berada

metode teachers center (guru aktif

dibawah batas nilai KKM (Kriteria

dengan ceramah). Dengan metode

Ketuntasan Minimal). Tes yang telah

ceramah, maka pengetahuan siswa

dilakukan

hanya berkisar dari penjelasan guru,

dengan seluruh materi sosiologi yang

dan kurang mendapatkan hasil yang

sudah disampaikan oleh guru Sosiologi

maksimal. Hal tersebut juga terjadi

pada pertemuan sebelumnya. Siswa

dikelas X IIS 2 SMA Negeri 8

kelas X IIS 2 terdiri dari 30 siswa dan

Surakarta.

peneliti

hanya 27 siswa yang hadir pada saat

melakukan pra-tindakan pada mata

pelaksanaan tes. Dari 27 siswa, ada 13

pelajaran Sosiologi, guru menjelaskan

siswa yang memperoleh nilai > 2,68

materi dengan menggunakan metode

atau bisa dikatakan hanya 48,1% siswa

ceramah. Akibatnya siswa menjadi

yang tuntas. Kemudian ada 14 siswa

kurang bersemangat dan banyak yang

yang memiliki nilai < 2,68 atau

bicara

sebanyak 51,9% siswa masih memiliki

guru

yang

Pada

sendiri

sebangkunya.

saat

dengan

teman

Siswa

tidak

nilai

oleh

peneliti,

oleh

peneliti

dibawah

batas

banyak

berkaitan

ketuntasan

mengajar,

minimal. Prestasi belajar siswa X IIS 2

terutama siswa yang duduk di barisan

dianggap rendah karena masih banyak

bangku belakang. Kemampuan siswa

prestasi siswa yang berada dibawah

dalam menyerap materi dan tanggapan

batas KKM yakni nilai 2,68 untuk

pertanyaan menjadi kurang maksimal.

pelajaran Sosiologi.

memperhatikan

Selain

itu

guru

minimnya

siswa

Berdasarkan penjelasan di atas,

yang

mempersiapkan buku-buku pelajaran

peneliti

dan

guru

mengambil

dan membawanya ke sekolah untuk

kesimpulan dari refleksi dan akan

menerapkan
kooperatif

model

pembelajaran

(cooperative

kemudian salah satu siswa secara acak

learning)

akan menyampaikan hasil diskusinya.

dalam proses pembelajaran berikutnya.

Karena secara acak, jadi semua siswa

Pembelajaran kooperatif merupakan

harus paham dengan materi yang akan

pembelajaran yang dilakukan oleh

disampaikan di depan kelas. Hal ini

kelompok kecil yang biasanya terdiri

daharapkan agar siswa merasa senang

dari 4-6 siswa dalam tiap kelompok.

dalam proses belajar karena tidak

Didalam kelompok, siswa harus saling

menyelesaikan

bertukar pendapat untuk menemukan

individu. Selain itu, metode Number

jawaban dari suatu masalah atas nama

Heads

kelompok.

membiasakan

Singkatnya,

dalam

pembelajaran kooperatif guru akan

masalah

Together

semua

secara

(NHT)

akan

siswa

untuk

berpendapat di depan kelas.

memberikan pertanyaan atau masalah

Intinya dengan menggunakan

kemudian mengarahkan siswa untuk

metode

menyelesaikan masalah tersebut secara

(NHT) siswa diharapkan lebih mudah

berkelompok

melakukan

menyerap materi pembelajaran dengan

diskusi. Dibandingkan dengan metode

bekerja dalam kelompok dan mampu

ceramah,

lebih

mengemukakan

siswa

mandiri. Kemudian berdasarkan latar

dibiasakan untuk aktif berpendapat.

belakang, peneliti akan mengadakan

Metode ini juga membiasakan siswa

penelitian yang berjudul “Penerapan

untuk

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

dengan

metode

ini

menyenangkan

saling

akan

karena

menghargai

dan

menghormati pendapat orang lain.

menggunakan

Heads

pendapat

Together

secara

Number Heads Together (NHT) untuk

Selanjutnya, peneliti dan guru
akan

Number

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa

model

pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X

pembelajaraan kooperatif tipe Number

IIS 2 SMA N 8 Surakarta Tahun

Heads Together (NHT). Dalam model

Pelajaran 2014/2015”.

ini siswa akan lebih semangat karena

METODE PENELITIAN

bekerja

yang

Tempat yang digunakan dalam

diskusi

penelitian adalah kelas X IIS 2 SMA

heterogen.

dalam
Setelah

kelompok
proses

Negeri 8 Surakarta Tahun Pelajaran

digunakan peneliti untuk mengukur

2014/2015.

akpakah penelitian sudah tercapai atau

Penelitian

dilaksanakan

pada semester kedua pada tahun ajaran

belum.

2014/2015. Subjek penelitian dalam

capaian dalam penelitian PTK ini :

PTK adalah seluruh siswa Kelas X IIS
2 SMA N 8 Surakarta Tahun Pelajaran
2014/2015 yang terdiri dari 30 siswa.
Pada kelas tersebut saat pembelajaran

Variabel
yang
diukur
Prestasi
Belajar
Siswa

Berikut

adalah

Presentase
Target
Capaian

Cara Mengukur

80 %

Dihitung
berdasarkan rata-rata
nilai siswa setelah
mengerjakan soal tes
evaluasi tiap siklus

70 %

Dihitung
berdasarkan
observasi
selama
pembelajaran
berlangsung

Sosiologi terdapat beberapa masalah.
Data yang dikumpulkan pada
penelitian ini bersumber dari observasi,

Aspek
Afektif

indikator

tes, wawancara maupun dokumentasi
yang mendukung. Teknik analisis yang

Keberhasilan

digunakan adalah deskripsi kualitatif.
dilihat

penelitian

deksripsi

melebihi target capaian yakni 80%

yang jelas tentang proses dan hasil

siswa lulus dengan rata-rata kelas ≥80

dalam penelitian yang dilaksanakan.

dengan KKM 68. Kemudian untuk

Data utama yang di analisis dalam

aspek afektif diharapkan melebihi 70%

penelitian

ini

pembelajaran

dan

aspek

adalah

proses

rata-rata kelasnya.

prestasi

belajar

SIKLUS 1

kognitif

jika

Berarti penleiti menyampaikan hasil
menggunakan

dari

penelitian

harus

siswa. Kemudian data pendukungnya

Perencanaan

adalah aspek afektif atau sikap siswa

Siklus

selama proses pembelajaran. Analisis

dilaksanakan

kuantitatif digunakan khusus untuk

pertemuan.

mengukur peningkatan prestasi belajar

perencanaan

siswa

Rancangan Penelitian (RPP), materi

selama

penerapan

metode

capaian

dalam
Hasil

akan

tiga
dalam

adalah

kali
tahap

Rencana

ajar, dan scenario dalam pembelajaran.

Number heads Together (NHT).

Indikator

pertama

dalam

penelitian adalah suatu acuan yang

Pelaksanaan
Tahap

ini

merupakan

pelaksanaan dari tahap perencanaan.

Pada siklus pertama ini penelitian

penuh

dilaksanakan pada tanggal 30 Januari

pelaksanaan

2015, 2 Februari 2015, dan 6 Februari

sudah tidak ragu dalam memberikan

2015. Setiap pertemuan dilaksanakan

keputusan jawaban atau kebijakan

dalam 2 x 45 menit. Kegiatan ini

2. Guru harus lebih memadatkan lagi

dilaksanakan

dengan

kematangan.

Jadi

ketika

berlangsung,

guru

pendalaman

isi dalam materi pembelajaran dan

materi dan penerapan metode Number

mengurangi bercerita di depan kelas

Heads Together (NHT).

terlalu lama. Selain itu guru juga

Observasi

harus

menyelingi

Berdasarkan hasil tes evaluasi

menggunakan

pembelajaran

sesuatu

yang

pada siklus 1 terdapat 20 (69%) siswa

berhubungan dengan teknologi agar

yang tuntas dan 9 (31%) siswa tidak

siswa tidak merasa bosan di kelas

tuntas. Nilai rata-rata yang diperoleh

3. Guru selalu memberikan motivasi

dalam siklus pertama adalah 71,45,

bagi siswa agar belajar tidak harus

sedangkan

selalu sendiri tapi bisa juga dengan

hasil

pada

tahap

pra

tindakan adalah 61,07.
Jadi pada siklus pertama ini

berkelompok,

dan

lebih

memperhatikan

siswa

dalam

sudah mengalami kenaikan 10,38 poin

pembelajaran. Apabila ada siswa

dari tahap sebelumnya.

yang

kurang

aktif
guru

atau

Refleksi

memperhatikan,

Jumlah ketuntasan siswa pada

segera memberikan teguran

tidak

sebaiknya

siklus 1 belum memenuhi target yakni
80 % sehingga perlu dilaksanakan

SIKLUS 2

siklus berikutnya. Berdasarkan hasil

Perencanaan

refleksi antara guru dan peneliti, maka

Setelah mengetahui hasil dari

hal-hal yang perlu diperhatikan adalah

siklus 1, guru dan peneliti melakukan

sebagai berikut :

analisis untuk siklus berikutnya dengan

1. Guru harus lebih memahami lagi
konsep

metode

mempertimbangkan

kelemahan

dan

Heads

kelebihannya. Hasil dari siklus 1 belum

Together (NHT) dengan baik dan

mencapai indikator capaian, sehingga

Number

perlu

adanya

siklus

2,

yang

diperoleh

hasil

65,1

kemudian

direncanakan akan dilaksanakan dalam

meningkat menjadi 81,2 pada siklus

tiga kali pertemuan seperti pada siklus

kedua.

sebelumnya.
Pelaksanaan
Sesuai

dengan

perencanaan

Refleksi

sebelumnya bahwa pelaksanaan siklus

Hasil observasi menunjukkan

kedua akan dilaksanakan dalam tiga

bahwa dari 29 siswa yang hadir pada

pertemuan yakni pada hari Senin, 9

saat pelaksanaan tes evaluasi ada 26

Februari 2015, Jum’at 13 Februari

siswa (89,7%) yang tuntas sedangkan 3

2015, dan Senin 16 Februari 2015.

siswa (10,3%) yang belum tuntas.

Setiap pertemuan dilaksanakan
dalam

2

x

45

pembelajaran
adalah

menit.

yang

siklus

indikator

capaian,

Kegiatan

pada siklus dua sudah melebihi batas

dilaksanakan

yakni ≥80 dengan rata-rata 81,37

dalam

sehingga peneliti dan guru menetapkan

usaha-usaha

memperbaiki

Menurut

sebelumnya

untuk

menghentikan

siklus.

dengan menggunakan metode Number

Kekurangan-kekurangan yang muncul

Heads Together (NHT).

pada siklus pertama sudah diperbaiki
pada siklus kedua ini.

Observasi
Berdasarkan hasil tes evaluasi

REVIEW LITERATUR

yang diadakan di akhir siklus kedua,
prestasi

belajar

siswa

mengalami

Pembelajaran merupakan proses
kegiatan belajar mengajar yang ada di

peningkatan jika dibandingkan dengan

dalam

siklus

siklus

pembelajaran yang terlibat aktif adalah

pertama diperoleh rata-rata sebesar

guru dan peserta didik. Pembelajaran

71,45

pada dasarnya terdiri dari berbagai

sebelumnya.

dan

Pada

kemudian

meningkat

menjadi 81,37 pada siklus kedua.
Kemudian pada aspek afektif
atau

sikap

peningkatan.

juga
Pada

pertama

Dalam

proses

model, dan salah satunya adalah model
pembelajaran kooperatif.

mengalami

siklus

kelas.

Menurut Abdulhak (2001 : 1920)

“Pembelajaran

kooperatif

dilaksanakan melalui sharing proses

pertanyaan atau masalah, baik berupa

antara peserta didik, sehingga dapat

pertanyaan

mewujudkan

berupa arahan, (4) Kelompok mulai

pemahaman

bersama

secara

langsung

atau

antara peserta didik itu sendiri”. Jadi

bekerjasama

pembelajaran

atau memecahkan masalah dengan

bertukar

dilakukan

pendapat

dengan

atau

saling

diskusi,

menjawab

(5)

Semua

pertanyaan

siswa

dalam

melengkapi pendapat antar peserta

kelompok harus mengetahui jawaban

didik. Setelah peserta didik saling

tim, (6) Guru memanggil salah satu

bertukar

kelompok

nomor tertentu secara acak, (7) Siswa

diskusi, maka diharapkan jika seluruh

tiap kelompok dengan nomor yang

peserta didik paham dengan materi

dipanggil

yang telah disampaikan. Peserta didik

pertanyaan

diharapkan mampu menguasai dan

pendapat kelompoknya secara jelas.

pikiran

dalam

mendeskripsikan

kembali

materi

berdiri

untuk

atau

menjawab

mengemukakan

Menurut

Harahap

dalam

menggunakan bahasa masing-masing

Hamdani (2011 : 138), batasan bahwa

namun masih menggunakan satu kata

“Prestasi adalah penilaian pendidikan

kunci atau kalimat inti yang sama

tentang perkembangan dan kemajuan

berdasarkan

siswa

hasil

diskusi

dalam

kelompok.
1)

penguasaan

Salah

pembelajaran
Number

yang

berkenaan

bahan

pelajaran

dengan
yang

satu

metode

disajikan kepada mereka serta nilai-

kooperatif

adalah

nilai yang terdapat dalam kurikulum”.

Together

(NHT).

Heads

Jadi

prestasi

merupakan

hasil

Menurut Miftahul Huda (2012 : 203)

pemahaman peserta didik yang biasa

langkah pelaksanaan metode NHT

diuji menggunakan tes yang terdiri

adalah sebagai berikut : (1) Siswa

berbagai bentuk. Tes ini digunakan

dikelompokkam

beberapa

untuk memeriksa apakah peserta didik

kelompok kecil secara heterogen yang

menyerap materi yang disampaikan

terdiri

Tiap

oleh guru atau tidak. Selain itu peserta

kelompok, setiap siswa diberi nomor 1-

didik juga diamati apakah sudah

5,

(3)

dari

dalam

4-6

Guru

siswa,

(2)

mengajukan

sebuah

menerapakan nilai-nilai yang ada pada

Rata-rata

61,07

71,45

81,37

kurikulum atau belum.
Batas tersebut yang digunakan

Jadi setelah penerapan model

oleh SMA N 8 Surakarta untuk

pembelajaran kooperatif tipe Number

mengukur kemampuan semua peserta

Heads Together (NHT) di kelas X IIS

didik. Dalam mata pelajaran Sosiologi

2 SMA N 8 Surakarta, prestasi belajar

kelas X IIS 2 SMA N 8 Surakarta,

siswa mengalami peningkatan jika

batas ketuntasan minimalnya (KKM)

dibandingkan

adalah 68. Jadi siswa dianggap tuntas

menggunakan metode NHT.

dengan

sebelum

apabila nilainya sama dengan atau

Setelah menggunakan metode

lebih dari 68. Jika nilai siswa berada

Number Heads Together (NHT), siswa

dibawah 68, maka siswa tersebut

menjadi lebih bersemangat, dan lebih

dianggap

menyenangkan.

tidak

tuntas

dan

perlu

mengulang tes kembali.

Karena

belajar

Sosiologi tidak hanya mendengarkan,

HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN

menghafalkan, dan membaca materi.
Tetapi siswa bisa saling berdiskusi

Berdasarkan indikator capaian

tentang

pengalaman

yang telah ditetapkan dalam penelitian,

dialami

kemudian

hasil penelitian dinyatakan dinyatakan

pendapat di depan orang lain.

yang

pernah

menyampaikan

berhasil. Berikut adalah hasil capaian
penelitian

mulai

dari

tahap

pra

tindakan, siklus 1, dan siklus 2 :
Kriteria
Tuntas
(dalam %)
Jumlah
Tidak
Tuntas
Jumlah

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan

Pra

Siklus

Siklus

Tindakan

1

2

48,1%

69%

89,7%

13

20

26

51,9%

31%

10,3%

14

9

3

Penelitian tindakan kelas (PTK)
yang dilakukan di kelas X IIS 2 SMA
N 8 Surakarta dilaksanakan dalam dua
siklus. Setiap siklus dilakukan dalam
tiga pertemuan, dengan rincian dua
pertemuan pendalaman materi dan
penerapan

metode

dan

pertemuan

ketiga tes evaluasi siklus. Tiap-tiap

siklus terdiri dari empat tahap, yakni

beberapa saran diantaranya adalah

tahap

sebagai berikut :

perencanaan,

pelaksanaan,

observasi dan refleksi. Hasil penelitian

1. Bagi Guru

yang dilakukan selama siklus 1 dan

a. Guru

sebaiknya

memahami

siklus 2 disimpulkan bahwa penerapan

karakter siswa, sehingga dapat

model pembelajaran kooperatif tipe

menerapkan metode pembelajaran

Number Heads Together (NHT) dapat

yang tepat untuk tiap-tiap kelas

meningkatkan prestasi belajar siswa
kelas X IIS 2 SMA N 8 Surakarta.
Peningkatan

prestasi

belajar

b. Guru

sebaiknya

berkembang
informasi

dengan

selalu
mencari

metode-metode

siswa dapat dilihat berdasarkan hasil

yang

dapat

digunakan

rata-rata nilai Sosiologi yang telah

proses pembelajaran

baru
dalam

dicapai setelah melakukan tes evaluasi

c. Guru berusaha lebih fokus dan

tiap siklus. Pada tahap pra tindakan,

mendalam dalam menyampaikan

rata-rata hasil belajar siswa sebesar

materi pembelajaran

61,07. Kemudian pada siklus pertama

2. Bagi Siswa

meningkat menjadi 71,45. Terakhir

a. Siswa

pada siklus kedua meningkat lagi

dalam

menjadi 81,37. Sedangkan jika dilihat

pembelajaran yang diberikan oleh

dari segi proses, terdapat peningkatan

guru

pada aspek afektif peserta didik dalam
mengikuti

pembelajaran

Sosiologi.

Pada siklus pertama rata-rata aspek
afektif

sebesar

65,1%

kemudian

diharapkan

lebih

mengikuti

fokus
materi

b. Siswa lebih aktif dalam berdiskusi,
dan mengemukakan pendapat
3. Bagi Sekolah
a. Sekolah

menyarankan

meningkat pada siklus kedua yakni

semua

81,2%.

berkembang dengan melakukan

Saran
Setelah memberikan simpulan
dan implikasi, peneliti memberikan

guru

untuk

kepada
selalu

penelitian tindakan kelas
b. Sekolah selalu memilih guru-guru
berprestasi setiap tahunnya

c. Sekolah hendaknya memberikan
apresiasi

kepada

berprestasi,
semangat

guru

sehingga
guru

untuk

yang

memacu
selalu

berkembang
DAFTAR PUSTAKA
Majid,
Arikunto, Suharsimi dkk.
Penelitian Tindakan
Jakarta : Bumi Aksara
Aunurrahman. 2012.
Pembelajaran.
Alfabeta.

2010.
Kelas.

Belajar dan
Bandung
:

Hadi, Soedomo. 2003. Pendidikan
(Suatu Pengantar). Surakarta :
UNS Press
Hamdani. 2011. Strategi
Mengajar . Bandung
Pustaka Setia.

Belajar
: CV.

Huda, Miftahul. 2012. Cooperative
Learning : Metode, Teknik,
Struktur dan
Model Terapan.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Kusuma Dewi, E. 2009. Penerapan
Pembelajaran
Kooperatif
NHT
(Numbered
Heads
Together)
untuk
Meningkatkan Hasil Belajar
Biologi Siswa di Kelas VII E
SMP Negeri 10 Surakarta
Tahun Ajaran 2007/2008.
Skripsi Tidak Dipublikasikan,
Universitas Sebelas Maret,
Surakarta.

Abdul.
2013.
Strategi
Pembelajaran. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, H.E. 2012. Praktik Penelitian
Tindakan Kelas. Bandung :
Remaja Rosdakarya

Sholeh, Moh. 2014. Metodologi
Pembelajaran
Kontemporer .
Yogyakarta : Kaukaba Dipantara
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Pendidikan,
Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R
& D. Bandung : Alfabeta
Sumadayo, Samsu. 2013. Penelitian
Tindakan Kelas. Yogyakarta :
Graha Ilmu
Suprijono, Agus. 2013. Cooperative
Learning: Teori dan Aplikasi
Paikem. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Suryani, Nunuk. Leo Agung. 2012.
Strategi
Belajar
Mengajar.
Yogyakarta : Ombak
Warsono.
Hariyanto.
2012.
Pembelajaran Aktif, Teori dan

Asesmen. Bandung : Remaja
Rosdakarya

Zaini,

Hisyam.
2007.
Strategi
Pembelajaran
Aktif.
Yogyakarta : CTSD (Center for
Teaching Staff Development)

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X IIS 2 SMA N 8 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

0 0 17

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THE LEARNING CELL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X IIS 2 SMA NEGERI GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2016 2017 | Aji | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 10284 21895 1 SM

0 0 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKANHASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IIS 2 SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014 2015 | Pradiva | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 6168 13130 1 SM

0 0 9

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA KELAS X IIS 1 SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015 2016. | UTAMA | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant

0 0 13

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IIS 2 DI SMA NEGERI 2 SURAKARTA PADA TAHUN PELAJARAN 2014 2015 | Rahmawati | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 5

0 0 17

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014 2015 | KURNIAWAN PUTRA | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 5176

0 1 11

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL DAN KEAKTIFAN BELAJAR PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS 6 SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013 2014 | Alviyanto | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 40

0 0 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IIS 5 SMA NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014 2015 | Susiani | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 5693 12199 1 SM

0 0 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI KELAS XI IIS 5 SMA NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2014 2015 | Sari | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 5986 12776 1 SM

0 0 12

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IIS 2 SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014 2015 | RahsyaPutra | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 6967 14692 1 SM

0 0 14