ANALISIS PENGELOLAAN LABORATORIUM PRODUKTIF AKUNTANSI (BANK UNIT PRODUKSI) SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN SISWA AKUNTANSI PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI SE-SURAKARTA | Kumalasinta | Jupe-Jurnal Pendidikan Ekonomi 4284 9581 1 SM

Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 259 s/d 272
Rani Kumalasinta, Analisis Pengelolaan Laboratorium Produktif Akuntansi (Bank Unit
Produksi) Sebagai Sarana Pembelajaran Siswa Akuntansi Pada Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri Se-Surakarta. Juni, 2014.

ANALISIS PENGELOLAAN LABORATORIUM PRODUKTIF
AKUNTANSI (BANK UNIT PRODUKSI) SEBAGAI SARANA
PEMBELAJARAN SISWA AKUNTANSI PADA SEKOLAH
MENENGAH KEJURUAN NEGERI SE-SURAKARTA
Rani Kumalasinta, Sri Witurachmi dan Elvia Ivada*
*Pendidikan Ekonomi-BKK Akuntansi, FKIP Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia
ranikumalasinta@yahoo.com

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: ketersediaan sarana dan prasarana di
laboratorium unit produksi menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 40 tahun 2008
tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah
Kejuruan, pengelolaan laboratorium Unit produksi, pelaksanaan kegiatan praktik di
laboratorium unit produksi, kendala-kendala yang dihadapi sekolah dalam mengelola
laboratorium unit produksi, dan upaya sekolah dalam mengatasi kendala yang muncul dalam

mengelola laboratorium unit produksi.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, objek penelitian adalah
seluruh SMK Negeri Se-Surakarta Bidang Bisnis Manajemen. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah wawancara, observasi, angket dan dokumentasi. Teknik pengambilan
sempel menggunakan purposive sampling dan snowball sampling. Uji validitas data dalam
penelitian ini melalui triangulasi metode dan triangulasi sumber.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: tingkat ketersediaan sarana dan prasarana di
laboratorium unit produksi sebagai sarana pembelajaran siswa akuntansi pada SMK Negeri SeSurakarta dikategorikan baik dan tidak menyimpang dari Peraturan Menteri No. 40 tahun 2008,
dengan rata-rata tingkat persentase 72,92% dan rata-rata skor 3,64; tingkat pengelolaan
laboratorium unit produksi sebagai sarana pembelajaran siswa akuntansi pada SMK Negeri SeSurakarta mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, serta pengawasan dan evaluasi,
dikategorikan baik dengan rata-rata tingkat persentase 80,57% dan rata-rata skor 4,03;
pelaksanaan kegiatan praktik di laboratorium unit produksi sebagai sarana pembelajaran siswa
akuntansi pada SMK Negeri Se-Surakarta dikategorikan baik dengan rata-rata tingkat
persentase 83,53% dan rata-rata skor 4,17; kendala yang muncul yaitu masih terdapat sekolah
yang sarana prasarana belum sesuai standar, belum terdapat software, terbatasnya waktu
pengelolaan, belum adanya karyawan khusus, kurangnya ketelitian siswa saat praktik; dan
upaya yang dilakukan adalah berusaha meningkatkan sarana dan prasarana, menggunakan
Microsoft Excel, membuat jadwal piket guru akuntansi untuk memantau siswa saat praktik,
pembimbing praktik memberikan masukan kepada siswa agar lebih teliti.
Kata kunci: pengelolaan laboratorium, laboratorium akuntansi, pembelajaran praktik akuntansi

259

Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 259 s/d 272
Rani Kumalasinta, Analisis Pengelolaan Laboratorium Produktif Akuntansi (Bank Unit
Produksi) Sebagai Sarana Pembelajaran Siswa Akuntansi Pada Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri Se-Surakarta. Juni, 2014.
ABSTRACT
The objectives of this research are to investigate: the availability of facilities and
infrastructures at the production unit laboratories pursuant to Regulation of the Ministry of
National Education of the Republic of Indonesia Number: 40 of 2008 regarding the Standards of
Facilities and Infrastructures for Vocational High Schools/Islamic Vocational High Schools; the
management of production unit laboratories; the implementation of practicum activities at the
production unit laboratories; the constraints encountered in the implementation of management
of production unit laboratories; and the efforts done by the schools of dealing with the existing
problems in managing the production unit laboratories.
This research used the descriptive qualitative research method. Its objects were all of
Management Business Fields, State Vocational High Schools of Surakarta. The data of the research
were collected through in-depth interview, observation, questionnaire, and documentation. The
samples of the research were taken by using the purposive sampling technique and the snowball
sampling technique. They were validated by using the method and source triangulations.

The results of the research show that: the level of availability of facilities and
infrastructures at the production unit laboratories as a means of learning for the Accounting
students of State Vocational High Schools of Surakarta is in the good category and does not
deviate from Regulation of the Ministry of the Ministry of National Education of the Republic
of Indonesia Number: 40 of 2008 with the average percentage of 72.92% and the average
score of 3.64; the level of management of production unit laboratories as a means of learning
of the Accounting students of State Vocational High Schools of Surakarta starting from
planning, organization, implementation, supervision to evaluation respectively is in the good
category with the average percentage of 80.57% and the average score of 4.03; the
implementation of practicum activities at the production unit laboratories as a means of
learning for the Accounting students of State Vocational High Schools of Surakarta is in the good
category with the average percentage of 83.53% and the average score of 4.17; the constraints
encountered in the implementation of management of the production unit laboratories are as
follows: some schools have facilities and infrastructures which are not incompliant with the
required standards, there is not software, the time for management is limited, there is not any
specialized staff for managing the production unit laboratories, the students are less careful when
doing practicum activities; and the efforts done of dealing such constraints are as follows:
striving to improve the facilities and infrastructures, using Microsoft Excel software, making
schedules for the Accounting teachers to supervise the students when having practicum activities,
and encouraging the practicum guiding teachers to extend inputs to the students so as to act

thoroughly when doing practicum activities.
Keywords:

Laboratory management, Accounting productive laboratory, and Accounting
practicum learning

dan mengarahkan peran ASEAN di Dunia.

PENDAHULUAN
Memasuki era Masyarakat Ekonomi

Menurut Drs. Subagio, MS konsep utama

ASEAN atau Asean Economic Community,

dari AEC atau Masyarakat Ekonomi ASEAN

Indonesia mempunyai tanggungjawab untuk

adalah menciptakan ASEAN sebagai sebuah


meningkatkan perannya dalam menentukan

pasar tunggal dan kesatuan basis produksi
260

Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 259 s/d 272
Rani Kumalasinta, Analisis Pengelolaan Laboratorium Produktif Akuntansi (Bank Unit
Produksi) Sebagai Sarana Pembelajaran Siswa Akuntansi Pada Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri Se-Surakarta. Juni, 2014.
dimana terjadi free flow atas barang, jasa,

satu pilar kebijakannya yaitu perluasan akses

faktor produksi, investasi dan modal serta

untuk memperoleh pendidikan pada semua

penghapusan tarif bagi perdagangan antar


jenis dan jenjang pendidikan termasuk

negara ASEAN yang kemudian diharapkan

Sekolah

dapat mengurangi kemiskinan dan kesenjangan

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan

ekonomi diantara negara-negara anggotanya

Dasar dan Menengah melalui Direktorat

melalui kerjasama yang saling menguntungkan.

Pendidikan Menegah Kejuruan menetapkan

(Ditjenkpi Kemendag, 2011)


arah dalam rangka peningkatan jumlah siswa

Menengah

Kejuruan

(SMK).

Terkait kerja sama perdagangan di

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan

ASEAN dalam waktu dekat yakni pada

menargetkan jumlah siswa Sekolah Menengah

tahun 2015, Indonesia harus menyiapkan diri

Atas (SMA) pada tahun 2009/2010 nantinya


Economic

dengan siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Community 2015. Indonesia harus mampu

(SMK) yaitu dengan perbandingan 60:40,

berperan aktif serta dapat memanfaatkan kerja

pada tahun 2007 perbandingan jumlah siswa

sama ini. Djatmiko Bris Witjaksono, SE.,

SMA berbanding dengan jumlah siswa SMK

MSIE selaku Direktur Kerja Sama Asean

masih dalam kondisi 70:30. Hal ini sesuai


dari Kemendag RI berpendapat bahwa

dengan surat Mendiknas No.14/MPN/HK/2007

bukan hanya tanggung jawab Kemendag

tanggal

atau pemerintah, namun juga tanggung

dimaksudkan untuk mempercepat pertumbuhan

jawab bersama seluruh elemen di Indonesia.

sumber daya manusia tingkat menengah yang

Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

siap kerja, cerdas dan kompetitif yang pada


Indonesia sangat dibutuhkan. Ketersediaan

akhirnya

manusia bermutu atau Sumber Daya Manusia

ekonomi nasional.

untuk

menghadapi

Asean

berkualitas yang menguasai Iptek, sangat
menentukan

kemampuan

bangsa


24

Januari

akan

Pada

2007.

mendukung

dasarnya

Hal

tersebut

pertumbuhan

tujuan

Sekolah

dalam

Menengah Kejuruan adalah menghasilkan

menghadapi Asean Economic Community

tenaga siap kerja yang terampil dan mampu

2015. (azm/yni, 2013)

bersaing di dunia usaha maupun dunia

Departemen Pendidikan Nasional

industri, namun kenyataannya tamatan SMK

melakukan peningkatan mutu Sumber Daya

belum diakui kompetensinya atau masih

Manusia dengan melaksanakan pembangunan

minimnya kepercayaan dunia usaha dan dunia

pendidikan, dengan menetapkan arah melalui

industri. Hal ini dikuatkan oleh penjabaran

Rencana Strategis 2005–2009 yang salah

Yuwanto & Putra (2010) mengutip penjelasan
261

Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 259 s/d 272
Rani Kumalasinta, Analisis Pengelolaan Laboratorium Produktif Akuntansi (Bank Unit
Produksi) Sebagai Sarana Pembelajaran Siswa Akuntansi Pada Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri Se-Surakarta. Juni, 2014.
Kementerian Pendidikan Nasional menyatakan

Dari sisi lain, kelengkapan sarana dan

bahwa 50 % dari total 900 ribu lulusan Sekolah

prasarana pada Sekolah Menengah Kejuruan

Menengah Kejuruan (SMK) per tahun diserap

dapat berdampak positif bagi keberhasilan

dunia industri. Adapun sekitar 100 ribu siswa

siswa dalam memperoleh informasi sebagai

yang melanjutkan ke jenjang perkuliahan, dan

upaya untuk membentuk karakter dibidang

40% sisanya masih belum mendapat kerja.

profesi yang siap terjun ke dalam dunia

Padahal tamatan SMK seharusnya memiliki

kerja.

kompetensi yang mampu bersaing di pasar
tenaga

kerja

karena

“dalam

Sarana dan Prasarana pendidikan

perspektif

adalah salah satu sumber daya yang menjadi

Pendidikan Menengah Kejuruan (PMK) yang

tolok ukur mutu sekolah dan perlu peningkatan

dasarnya life skills, telah menempati prioritas

terus menerus seiring perkembangan ilmu

sebagaimana yang tertuang dalam tujuan SMK

pengetahuan dan teknologi yang semakin

itu sendiri” Priowirjanto (2009).

canggih. Mulyasa, E (2009: 49) berpendapat

Dijelaskan dalam Peraturan Menteri

bahwa, “Sarana pendidikan adalah peralatan

Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

dan perlengkapan yang secara langsung

40 Tahun 2008 Tentang Standar Sarana

dipergunakan

Prasarana untuk Sekolah Menengah Kejuruan

pendidikan,

(SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan

mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja

(MAK) pasal 4 (Peraturan Menteri, 2008:4)

kursi, serta alat-alat dan media pengajaran”.

dijelaskan bahwa; “Penyelenggaraan Sekolah
Menengah

Kejuruan/

menunjang

khususnya

Pemerintah

proses

melalui

proses
belajar,

menteri

Aliyah

pendidikan menerbitkan PP No.32 Tahun

Kejuruan (SMK/MAK) wajib menerapkan

2013 perubahan atas PP No.19 Tahun 2005

standar

tentang

sarana

Menengah

dan

Kejuruan/

Madrasah

dan

prasarana

standar

nasional

pendidikan

Aliyah

merupakan standar nasional pendidikan yang

Kejuruan (SMK/MAK) sebagaimana diatur

berkaitan dengan kriteria minimal tentang

dalam Peraturan Menteri ini, selambat-

ruang belajar, tempat berolahraga, tempat

lambatnya 5 (lima) tahun setelah Peraturan

beribadah,

Menteri

ini

bengkel kerja, tempat bermain, tempat

menjelaskan bahwa setiap satuan pendidikan

berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar

wajib memiliki sarana dan prasarana yang

lain, yang diperlukan untuk menunjang proses

diperlukan

pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi

ini

Madrasah

Sekolah

ditetapkan”.

untuk

Peraturan

menunjang

proses

pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

perpustakaan,

informasi dan komunikasi.
262

laboratorium,

Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 259 s/d 272
Rani Kumalasinta, Analisis Pengelolaan Laboratorium Produktif Akuntansi (Bank Unit
Produksi) Sebagai Sarana Pembelajaran Siswa Akuntansi Pada Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri Se-Surakarta. Juni, 2014.
Berdasarkan

lampiran

Peraturan

kerja, sesuai dengan apa yang menjadi harapan

Menteri No.40 tahun 2008 tentang Standar

pemerintah.

Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Menengah

ketrampilan dan keahlian siswa khususnya

Kejuruan/

pelajaran produktif Akuntansi disediakan

Madrasah

Aliyah

Kejuruan

Upaya

untuk

meningkatkan

(SMK/MAK), poin D: “Sebuah SMK/MAK

laboratorium

sekurang-kurangnya

prasarana

kompetensi produktif, salah satunya yaitu

ruang

Bank unit produksi untuk meningkatkan

yang

memiliki

dikelompokkan

dalam

pembelajaran umum, ruang penunjang, dan
ruang

pembelajaran

khusus.

untuk

praktik

langsung

keahlian dalam pembukuan.

Ketentuan

Pengelolaan laboratorium berkaitan

mengenai kelompok ruang tersebut dijelaskan

dengan pengelola dan pengguna, fasilitas

pada butir 1, butir 2, dan butir 3 beserta

laboratorium, dan aktivitas yang dilaksanakan

sarana yang ada di setiap ruang. Deskripsi

di laboratorium yang menjaga keberlanjutan

yang lebih terinci tentang sarana dan prasarana

fungsinya.

pada masing-masing ruang pembelajaran

laboratorium merupakan tanggung jawab

khusus ditetapkan dalam pedoman teknis yang

bersama baik pengelola maupun pengguna.

disusun oleh Direktorat Pembinaan SMK.”

Mengatur

Pada

dan

dasarnya

memelihara

pengelolaan

laboratorium

Sarana prasarana sekolah yang ada

merupakan upaya agar laboratorium selalu

pada SMK Negeri Se-Surakarta Bidang

tetap berfungsi sebagaimana mestinya. Tanpa

Studi Keahlian Bisnis Manajemen salah

pengelolaan yang baik, laboratorium hanya

satunya

sebatas kumpulan alat yang teratur namun

yaitu

laboratorium

produktif

akuntansi. Laboratorium Akuntansi berperan

tidak fungsional. (HIPPSI, 2012)

sebagai sarana penunjang pembelajaran

Berdasarkan observasi di SMK

siswa khususnya siswa yang mengambil

Negeri Bidang Bisnis Manajemen yang ada

jurusan Akuntansi,

karena siswa akan

di kota Surakarta menunjukkan bahwa ada

dibimbing dan dilatih dalam mempraktikkan

satu sekolah yang telah memiliki ruang

dan mengembangkan semua pengetahuan

sendiri

akuntansi,

semakin

produksi, sedangkan dua sekolah lain ruang

bertambah pengetahuan siswa baik secara teori

laboratorium bank bank unit produksi masih

maupun

Laboratorium

bergabung dengan laboratorium produktif

Akuntansi mengambil peran penting dalam

jurusan lain. Pemanfaatan laboratorium bank

menunjang proses belajar bagi siswa dalam

unit produksi berbeda antara masing-masing

mempersiapkan siswa menuju tenaga siap

sekolah, karena ada perbedaan ketersediaan

sehingga

praktik.

diharapkan

Kegiatan

263

untuk

laboratorium

bank

unit

Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 259 s/d 272
Rani Kumalasinta, Analisis Pengelolaan Laboratorium Produktif Akuntansi (Bank Unit
Produksi) Sebagai Sarana Pembelajaran Siswa Akuntansi Pada Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri Se-Surakarta. Juni, 2014.
sarana dan prasarana yang menunjang serta

Kejuruan/

kebutuhan

pengelolaan

tiap

sekolah.

Kondisi

ini

Madrasah

Aliyah

laboratorium

Unit

Kejuruan,
produksi,

mengindikasikan bahwa belum seluruh SMK

pelaksanaan kegiatan praktik di laboratorium

Negeri di kota Surakarta memiliki sarana

unit produksi, kendala-kendala yang dihadapi

dan prasarana sesuai dengan Permendiknas

sekolah dalam mengelola laboratorium unit

No. 40 Tahun 2008, minimnya ruang

produksi, serta upaya sekolah dalam mengatasi

laboratorium yang tidak sebanding dengan

kendala

jumlah

laboratorium unit produksi.

peserta

didik,

pengelolaan

dan

yang

muncul

dalam

mengelola

pemanfaatan laboratorium bank unit produksi
sebagai sarana pembelajaran siswa akuntansi

METODE PENELITIAN

masih dirasa kurang optimal, dan belum ada

Penelitian ini merupakan penelitian

pengelola khusus laboratorium (laboran).

kualitatif. Jenis penelitian berupa deskriptif

Mengatasi

tersebut

kualitatif. Objek penelitian adalah seluruh

diperlukan strategi dari pengelola laboratorium

SMK Negeri Se-Surakarta Bidang Bisnis

agar fungsi laboratorium sebagai sarana

Manajemen yang memiliki laboratorium

proses pembelajaran dapat berjalan seefisien

Bank Unit Produksi. Teknik pengumpulan

mungkin, sehingga peserta didik merasakan

data yang digunakan adalah wawancara,

manfaat laboratorium dan tentunya untuk

observasi, angket dan dokumentasi. Teknik

tercapainya

yang

pengambilan sempel menggunakan purposive

maksimal. Melihat begitu pentingnya sarana

sampling dan snowball sampling. Uji validitas

pendidikan bagi kegiatan pembelajaran, sarana

data dalam penelitian ini melalui triangulasi

pendidikan di sekolah khususnya laboratorium

metode dan triangulasi sumber. Analisis data

akuntansi perlu dikelola dengan baik agar

dilaksanakan sesuai dengan model analisis

dapat bermanfaat secara optimal.

interaktif yang terdiri dari pengumpulan

beberapa

proses

Tujuan

pembelajaran

yang

data, reduksi data, membandingkan data

dilakukan oleh penulis mengenai pengelolaan

dengan Permendiknas No. 40 Tahun 2008,

Bank Unit Produksi pada SMK Negeri Se-

sajian data, dan penarikan kesimpulan atau

Surakarta,

verifikasi. Prosedur penelitian dilakukan dari

ketersediaan

dari

masalah

yaitu
sarana

penelitian

untuk
dan

mengetahui:
prasarana

di

tahap persiapan, pengumpulan data, analisis

laboratorium unit produksi menurut Peraturan

data, penarikan kesimpulan, dan penyusunan

Menteri No. 40 tahun 2008 tentang Standar

laporan penelitian.

Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Menengah
264

Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 259 s/d 272
Rani Kumalasinta, Analisis Pengelolaan Laboratorium Produktif Akuntansi (Bank Unit
Produksi) Sebagai Sarana Pembelajaran Siswa Akuntansi Pada Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri Se-Surakarta. Juni, 2014.
sarana dan prasarana, pengelolaan, serta

HASIL DAN PEMBAHASAN
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri

kegiatan

pembelajaran

praktik.

Aspek

di kota Surakarta yang memiliki Laboratorium

ketersediaan sarana dan prasarana terdiri dari

Produktif Akuntansi Bank Unit Produksi

ruang, perabot, peralatan, media pendidikan,

adalah

serta

SMK

Negeri

Bidang

Bisnis

perlengkapan

lain

atau

fasilitas

Manajemen yaitu SMK Negeri 1 Surakarta,

penunjang. Aspek pengelolaan terdiri dari

SMK Negeri 3 Surakarta, dan SMK Negeri 6

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,

Surakarta. Ketiga SMK Negeri tersebut telah

pengawasan dan evaluasi. Aspek kegiatan

memenuhi tuntutan dari pemerintah untuk

pembelajaran praktik terdiri dari kegunaan

memiliki suatu laboratorium atau ruang

atau fungsi Bank Unit Produksi, antusiasme

praktik program keahlian sesuai dengan

siswa, ketertarikan siswa, ketekunan siswa,

jurusan yang dimiliki. Khususnya untuk

dan manfaat Bank Unit Produksi. Pada proses

jurusan akuntansi, seluruh SMK tersebut

penyelenggaraan laboratorium Bank Unit

telah memiliki laboratorium atau ruang

Produksi di sekolah, masih terdapat kendala

praktik Bank Unit Produksi. Bank Unit

atau hambatan.

Produksi dalam Peraturan Menteri No. 40

tersebut berasal dari aspek ketersediaan sarana

Tahun 2008 Tentang Standar Sarana dan

dan prasarana, pengelolaan, maupun dari

Prasarana

untuk

Menengah

kegiatan pembelajaran praktiknya. Munculnya

Kejuruan/

Madrasah

Kejuruan

berbagai kendala dan hambatan tersebut,

(SMK/ MAK), merupakan kelompok ruang

diimbangi dengan upaya dari pihak pengelola

praktik program keahlian akuntansi, dan

dan sekolah untuk mengatasinya. Ketiga

termasuk dalam ruang praktik unit usaha.

aspek, kendala dan upaya tersebut dijelaskan

Pada

Sekolah
Aliyah

ketiga

sekolah

tersebut

Kendala atau hambatan

sebagai berikut:

memiliki kesamaan produk perbankan yaitu

Ketersediaan

tabungan dan pinjaman, namun terdapat pula

Laboratorium

Sarana

dan

Prasarana

perbedaan yaitu Bank Unit Produksi SMK

Ketersediaan sarana dan prasarana

Negeri 1 Surakarta dan SMK Negeri 6

laboratorium produktif akuntansi Bank Unit

Surakarta

SPP,

Produksi dalam menunjang kegiatan praktik

sedangkan SMK Negeri 3 Surakarta tidak

siswa akuntansi meliputi aspek lahan ruang,

melayani pembayaran SPP.

perabot, peralatan, media pendidikan, serta

melayani

pembayaran

Dalam penyelenggaraan Bank Unit

perlengkapan lain atau fasilitas penunjang.

Produksi, terdapat tiga aspek yaitu ketersediaan

Menurut Peraturan Menteri No. 40 Tahun
265

Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 259 s/d 272
Rani Kumalasinta, Analisis Pengelolaan Laboratorium Produktif Akuntansi (Bank Unit
Produksi) Sebagai Sarana Pembelajaran Siswa Akuntansi Pada Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri Se-Surakarta. Juni, 2014.
2008, luas minimum untuk ruang laboratorium

Tingkat ketersediaan sarana dan

unit produksi yaitu 32 m2, perabot berupa

prasarana

kursi, meja, serta lemari simpan, untuk

Produksi sebagai sarana pembelajaran siswa

peralatan berupa kalkulator, komputer, dan

akuntansi pada SMK Negeri Se-Surakarta,

printer, untuk media pendidikan yaitu papan

rata-rata tiap sekolah telah memadai dan

tulis, untuk perlengkapan lain atau fasilitas

tidak menyimpang dari Peraturan Menteri

penunjang yaitu stopkontak/ tempat sampah.

No.40 tahun 2008 tentang Standar Sarana

Menurut

Mulyasa,

E

(2005)

di

laboratorium

Bank

Unit

dan Prasarana untuk Sekolah Menengah

laboratorium merupakan salah satu sumber

Kejuruan/

belajar di sekolah. Ketersediaan sarana dan

Secara keseluruhan tingkat ketersediaan

prasarana di laboratorium yang sesuai

sarana dan prasarana di laboratorium Bank

dengan standar peraturan yang berlaku

Unit Produksi pada SMK Negeri Se-

sangat dibutuhkan. Berdasarkan Peraturan

Surakarta, dikategorikan “baik” dengan rata-

Menteri No. 40 Tahun 2008 Tentang Standar

rata tingkat persentase 72,92% dan rata-rata

Sarana

tingkat skor 3,64.

dan

Prasarana

untuk

Sekolah

Madrasah

Aliyah

Menengah Kejuruan, Bank Unit Produksi

Pengelolaan Laboratorium

yang terdapat di SMK Negeri Se-Surakarta

Pengelolaan

Kejuruan.

laboratorium

sangat

belum sesuai standar Permendiknas tersebut,

dibutuhkan untuk mencapai pembelajaran

namun secara keseluruhan telah berfungsi

praktik

sesuai dengan kebutuhan masing-masing

dijelaskan

sekolah.

Indriastuti, bahwa fasilitas laboratorium
Sekolah Menengah Kejuruan di kota

yang
oleh

maksimal,
Ketut

seperti
(2008)

yang
dalam

dapat dikelola dengan baik dan dioptimalkan

Surakarta berdasarkan Peraturan Menteri No.

pemanfaatannya

40 Tahun 2008, SMK Negeri 1 Surakarta dan

organisasi manajemen laboratorium. Jadi

SMK Negeri 6 Surakarta, Bank Unit Produksi

agar semua kegiatan yang dilakukan di

yang ada sudah memadai, sedangkan untuk

dalam laboratorium dapat berjalan lancar,

SMK Negeri 3 Surakarta sarana dan

dibutuhkan sistem pengelolaan operasional

prasarana di Bank Unit Produksi masih

laboratorium yang baik sesuai dengan

kurang memadai. Ruang Bank Unit Produksi

situasi kondisi setempat. Berdasarkan hasil

masih bergabung dengan ruang laboratorium

observasi, peneliti melihat pada SMK Negeri

jurusan lain, ruangnya sempit dan tidak

Se-Surakarta, SMK Negeri 1 Surakarta,

sebanding dengan jumlah siswa akuntansi.

SMK Negeri 3 Surakarta, dan SMK Negeri 6
266

dengan

adanya

sistem

Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 259 s/d 272
Rani Kumalasinta, Analisis Pengelolaan Laboratorium Produktif Akuntansi (Bank Unit
Produksi) Sebagai Sarana Pembelajaran Siswa Akuntansi Pada Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri Se-Surakarta. Juni, 2014.
Surakarta memiliki sistem atau kebijakan

lancar, mulai dari membuka bank pada pagi

yang

proses

hari sampai dengan penutupan pada siang

pengelolaan Bank Unit Produksi, hal ini

hari sebelum siswa pulang sekolah. Untuk

disesuaikan dengan situasi dan kondisi

pengawasan dan evaluasi masih kurang

sekolah masing-masing.

optimal, namun sudah baik. Rata-rata di

berbeda-beda

dalam

Pada SMK Negeri Se-Surakarta,
pengelolaan

Se-Surakarta

pengawasan

dilakukan oleh ketua laboratorium Bank Unit

melakukan

Produksi dengan mendatangi Bank Unit

perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan

Produksi setiap harinya, sedangkan evaluasi

pembinaan serta evaluasi, seperti yang telah

dilakukan

dikemukakan oleh Mulyasa (2005) pengelolaan

pengelola

atau

perencanaan,

sekolah serta guru-guru lain dengan diadakan

pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan,

rapat tiap akhir semester atau rapat tahunan.

dan evaluasi. Proses perencanaan, pengelola

Pada rapat tersebut, Kepala Sekolah selaku

Bank Unit Produksi di tiap sekolah yaitu SMK

pembina melakukan pembinaan untuk para

Negeri 1 Surakarta, SMK Negeri 3 Surakarta,

pengelola

dan SMK Negeri Surakarta sudah membuat

kedepannya pengelolaan Bank Unit Produksi

rencana kegiatan pada awal semester yaitu

lebih baik.

rata-rata

manajemen

telah

meliputi

Bank

Negeri

Unit

Produksi

laboratorium

SMK

merencanakan program kerja untuk satu

secara
Bank

Bank

bersama-sama
Unit

Produksi,

Unit

Menurut

kepala

Produksi

Peraturan

oleh

agar

Menteri

semester kedepan, membuat jadwal untuk

Pendidikan Nasional RI No 24 tahun 2007

kegiatan praktik siswa baik jadwal piket

tentang Standar Laboratorium, menjelaskan

guru maupun siswa, selain itu pengelola juga

bahwa

merencanakan kegiatan apa saja yang akan

merupakan suatu komponen yang terdiri dari

dilakukan oleh siswa yang praktik. Proses

Sumber Daya Manusia, keuangan, peralatan,

pengorganisasian, pengelola telah membagi

fasilitas mutu, dan objek-objek fisik lainnya

jabatan beserta tugasnya yang telah dibuat

guna mencapai suatu tujuan tertentu secara

pada awal pergantian masa jabatan, hal ini

efektif

dapat dilihat dari struktur organisasi pada

Permendiknas No 24 tahun 2007, Sumber

masing-masing Bank Unit Produksi yang ada

Daya Manusia yang terdapat pada Bank Unit

di

aspek

Produksi SMK Negeri Se-Surakarta telah

pengelolaan sudah berjalan baik terlihat pada

memadai dan dapat melaksanakan tugasnya

pembelajaran praktik siswa telah berjalan

dengan baik dan mencapai tujuan secara

sekolah.

Pada

pelaksanaannya

267

pengelolaan

dan

efisien.

atau

management

Sesuai

dengan

Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 259 s/d 272
Rani Kumalasinta, Analisis Pengelolaan Laboratorium Produktif Akuntansi (Bank Unit
Produksi) Sebagai Sarana Pembelajaran Siswa Akuntansi Pada Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri Se-Surakarta. Juni, 2014.
efektif dan efisien yaitu dapat berjalannya

dari pengelolaan dapat berfungsi maksimal.

proses pembelajaran praktik siswa akuntansi

Sedangkan untuk SMK Negeri 6 Surakarta

dengan lancar, namun untuk Sumber Daya

sudah memiliki laboran atau tenaga ahli yang

Manusia pengelola pada SMK Negeri 1

membantu dalam proses kegiatan pembelajaran

Surakarta dan SMK Negeri 3 Surakarta

praktik di Bank Unit Produksi, hal ini sudah

belum memiliki karyawan khusus yang

sesuai dengan pendapat Wicahyono (2003).

selalu berada di ruang laboratorium untuk
membantu

pelaksanaan

praktik

Tingkat pengelolaan laboratorium

siswa.

Bank

Unit

Produksi

sebagai

sarana

Bahkan di SMK Negeri 1 Surakarta untuk

pembelajaran siswa akuntansi pada SMK

pengelolanya

Negeri

bukan

dari

guru

bidang

Se-Surakarta

mulai

dari

aspek

akuntansi namun guru IPA, Agama dan

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,

Bahasa Inggris. Hal ini sangat disayangkan

pengawasan dan evaluasi sudah baik. Secara

karena tidak sesuai dengan keahliannya dan

keseluruhan tingkat pengelolaan laboratorium

hasilnya akan kurang optimal.

Bank

Unit

Produksi

sebagai

sarana

Pengelolaan seperti pada SMK

pembelajaran siswa akuntansi pada SMK

Negeri 1 Surakarta dan SMK Negeri 3

Negeri Se-Surakarta masuk dalam kategori

Surakarta belum sesuai dengan pendapat

“baik” dengan rata-rata tingkat persentase

Wicahyono (2003) dalam Arifin, A.S yang

80,57% dan tingkat rata-rata skor 4,03.

mengemukakan bahwa, agar dapat berfungsi

Pelaksanaan

maksimal, laboratorium harus dimanfaatkan

Praktik

Kegiatan

Pembelajaran

dengan cara benar. Untuk itu, laboratorium

Sarana pendidikan merupakan sarana

harus ditangani oleh seorang guru atau

penunjang bagi proses belajar mengajar.

karyawan khusus yang disebut “Laboran”.

Menurut tim penyusun pedoman pembukuan

Namun, apabila tidak memiliki tenaga ahli

media pendidikan departemen pendidikan

(spesialis), biasanya guru yang berkompeten

dan kebudayaan yang dimaksud dengan:

membimbing siswa praktik di laboratorium.

“sarana pendidikan adalah semua fasilitas

Pada SMK Negeri 3 Surakarta guru yang

yang

membimbing

mengajar, baik yang bergerak maupun yang

adalah

guru

akuntansi,

diperlukan

dalam

proses

belajar

sehingga sudah dapat dikatakan kompeten,

tidak

sedangkan untuk SMK Negeri 1 Surakarta

pendidikan dapat berjalan dengan lancar,

masih

dalam

teratur, efektif dan efisien”. Bank Unit

pengelolaan Sumber Daya Manusia agar hasil

Produksi yang terdapat pada SMK Negeri

perlu

adanya

perbaikan

268

bergerak

agar

pencapaian

tujuan

Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 259 s/d 272
Rani Kumalasinta, Analisis Pengelolaan Laboratorium Produktif Akuntansi (Bank Unit
Produksi) Sebagai Sarana Pembelajaran Siswa Akuntansi Pada Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri Se-Surakarta. Juni, 2014.
Se-Surakarta merupakan salah satu fasilitas

bergantian,

atau sarana yang diperlukan untuk menunjang

Surakarta jadwal siswa sama menggunakan

pembelajaran praktik siswa akuntansi agar

absen kelas, namun siswa praktik selama 3

siswa tidak hanya mendapatkan teori dikelas

hari baru ganti.

namun juga dapat mempraktikkan teori

sedangkan

SMK

Negeri

6

Tugas siswa saat kegiatan praktik di

tersebut, sehingga siswa menjadi lebih siap

Bank Unit Produksi

dalam menghadapi persaingan dalam dunia

Sesurakarta rata-rata sama yaitu melayani

kerja. Penyelenggaraan Bank Unit Produksi

tabungan, pinjaman dan pembayaran SPP.

di sekolah juga sesuai dengan tujuan SMK

Siswa mencatat

yaitu untuk menghasilkan tenaga siap kerja

selama mereka tugas, mulai dari pencatatan

yang terampil.

kas masuk, kas keluar, merekapnya dan

Menurut

yang terjadi

membuat laporan keuangan setiap pulang

laboratorium merupakan pusat proses belajar

sekolah. tugas yang telah dilakukan oleh

mengajar untuk mengadakan percobaan,

siswa tersebut selanjutnya akan dikoreksi

penyelidikan. Berdasarkan pengertian tersebut,

kembali

Bank Unit Produksi sebagai laboratorium

akuntansi yang bertugas pada hari itu.

akuntansi

Berdasarkan hasil wawancara pada siswa

berperan

M

transaksi

(2006)

juga

Emha,

di SMK Negeri

sebagai

tempat

percobaan, penyelidikan atau penelitian.

oleh

pengelola

maupun

guru

akuntansi, mereka senang dan lebih tertarik

Kegiatan pembelajaran praktik yang

untuk praktik di Bank Unit Produksi karena

dilakukan siswa di laboratorium Bank Unit

mereka lebih mudah mengingat apa yang

Produksi didampingi dan dibantu oleh guru

dipraktikkan langsung dari pada harus

maupun petugas khusus. Untuk sekolah yang

menghafal teori di kelas.

belum memiliki petugas khusus, siswa
didampingi

oleh

guru

akuntansi

Pelaksanaan kegiatan praktik di

atau

laboratorium Bank Unit Produksi sebagai

pengelola berdasarkan jadwal yang telah

sarana pembelajaran siswa akuntansi pada

dibuat sebelumnya. Siswa yang praktik juga

SMK Negeri Se-Surakarta sudah berjalan

berdasarkan jadwal yang telah disusun oleh

baik.

pengelola. Setiap sekolah memiliki jadwal

mengenai pelaksanaan kegiatan praktik di

praktik siswa yang berbeda-beda. Misalnya

laboratorium

untuk SMK Negeri 1 Surakarta dan SMK

menunjukkan kategori “baik” dengan dengan

Negeri 3 Surakarta, jadwal praktik siswa

rata-rata tingkat persentase 83,53% dan rata-

sesuai dengan absen kelas dan setiap hari

rata tingkat skor 4,17.
269

Secara

keseluruhan

Bank

Unit

hasil

Produksi

angket

juga

Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 259 s/d 272
Rani Kumalasinta, Analisis Pengelolaan Laboratorium Produktif Akuntansi (Bank Unit
Produksi) Sebagai Sarana Pembelajaran Siswa Akuntansi Pada Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri Se-Surakarta. Juni, 2014.
prasarana laboratorium Bank Unit Produksi

Kendala Pengelolaan Laboratorium
Kendala-kendala

dihadapi

dengan cara mengusulkan fasilitas apa yang

sekolah dalam mengelola laboratorium Bank

dibutuhkan oleh siswa untuk mendukung

Unit Produksi sebagai sarana pembelajaran

pembelajaran praktik; untuk software, ada

siswa akuntansi pada SMK Negeri Se-

sekolah yang membuat program sendiri

Surakarta yaitu masih terdapat sekolah yang

sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan

ketersediaan sarana dan prasarananya belum

menggunakan Microsoft Excel, dan ada

sesuai standar, namun sudah cukup baik;

sekolah yang sedang proses pemesanan

fasilitas yang ada di laboratorium Bank Unit

software; bagi sekolah yang belum memiliki

Produksi

karyawan khusus,

belum

yang

dipergunakan

secara

pengelola dan

guru

maksimal, misalnya siswa belum praktik

akuntansi secara bergantian memantau siswa

secara komputerisasi, namun masih secara

pada saat praktik; pengelola maupun guru

manual karena belum ada softwarenya, jika

akuntansi

beli masih dirasa mahal sehingga butuh

mengingatkan siswa agar selalu konsentrasi

pertimbangan

sekolah;

dan teliti saat pembelajaran praktik, selain

terbatasnya waktu pengelolaan karena masih

itu pengelola dan guru akuntansi selalu

ada sekolah yang belum memiliki karyawan

mengoreksi pekerjaan siswa saat praktik

khusus untuk membantu siswa pada saat

selesai, sehingga kesalahan tidak berlarut-

praktik di laboratorium Bank Unit Produksi;

larut.

dari

pihak

selalu

menanamkan

dan

serta pada saat pembelajaran praktik masih
ada siswa yang salah melakukan perhitungan

SIMPULAN

karena tidak konsentrasi dan kurang teliti,

Tingkat ketersediaan sarana dan

sehingga praktik di laboratorium Bank Unit

prasarana di laboratorium Bank Unit Produksi

Produksi sedikit terganggu.

sebagai sarana pembelajaran siswa akuntansi

Upaya Mengatasi Kendala Pengelolaan

pada SMK Negeri Se-Surakarta dikategorikan

Laboratorium

baik dan tidak menyimpang dari Peraturan

Upaya sekolah dalam mengatasi
kendala-kendala

yang

dihadapi

Menteri No. 40 tahun 2008 tentang Standar

sekolah

Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Menengah

dalam mengelola laboratorium Bank Unit

Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan, dengan

Produksi sebagai sarana pembelajaran siswa

rata-rata tingkat persentase 72,92% dan rata-

akuntansi pada SMK Negeri Se-Surakarta

rata skor 3,64.

yaitu terus berusaha meningkatkan sarana dan
270

Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 259 s/d 272
Rani Kumalasinta, Analisis Pengelolaan Laboratorium Produktif Akuntansi (Bank Unit
Produksi) Sebagai Sarana Pembelajaran Siswa Akuntansi Pada Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri Se-Surakarta. Juni, 2014.
Tingkat pengelolaan laboratorium

FKIP

UNS,

Ketua

BKK

Pendidikan

unit produksi sebagai sarana pembelajaran

Akuntansi FKIP UNS, Pembimbing I dan

siswa akuntansi pada SMK N Se-Surakarta

Pembimbing II, serta jajaran redaksi Jurnal

mulai dari perencanaan, pengorganisasian,

Pendidikan Ekonomi FKIP UNS.

pelaksanaan, serta pengawasan dan evaluasi,
dikategorikan baik dengan rata-rata tingkat

DAFTAR PUSTAKA

persentase 80,57% dan rata-rata skor 4,03.

Arifin,

A.S.

(2010).

Pengelolaan

Pelaksanaan kegiatan praktik di

Laboratorium. Jawa Barat: Widyaiswara

laboratorium unit produksi sebagai sarana

LPMP Jabar. Diperoleh 28 Januari

pembelajaran siswa akuntansi pada SMK

2014, dari http://www.scribd.com/doc/

Negeri

195400678/ Kel-1-Pengelolaan-Lab

Se-Surakarta

dikategorikan

baik

Azm/yni. (2013). Indonesia Harus Bersiap

dengan rata-rata tingkat persentase 83,53%

Hadapi Asean Economic Community

dan rata-rata skor 4,17.

2015. Diperoleh 22 April 2014, dari

Kendala yang muncul yaitu masih
terdapat sekolah yang sarana prasarana belum

http://feb.ub.ac.id/indonesia-harus-

sesuai standar, belum terdapat software,

bersiap-hadapi-asean-economic-

terbatasnya waktu pengelolaan, belum ada

community-2015.html#.U043OqJayBY
Bafadal, I. (2004). Manajemen Perlengkapan

karyawan khusus, kurangnya ketelitian siswa

Sekolah. Jakarta: PT Bumikarsa.

saat praktik.
Upaya

yang

dilakukan

Departemen Pendidikan Nasional. (2007).

adalah

berusaha meningkatkan sarana dan prasarana,

Peraturan

Pemerintah

Republik

menggunakan Ms.Excel, membuat jadwal piket

Indonesia No 24 Tahun 2007 tentang

guru akuntansi untuk memantau siswa saat

Standar Sarana dan Prasarana, Jakarta:

praktik, pembimbing praktik memberikan

Kementrian Pendidikan Nasional
Departemen Pendidikan Nasional. (2008).

masukan kepada siswa agar lebih teliti.

Lampiran

Peraturan

Menteri

Pendidikan Nasional No. 40 Tahun 2008

UCAPAN TERIMA KASIH

Tanggal 31 Juli 2008 Standar Sarana

Terselesaikannya artikel ilmiah ini
tidak terlepas dari bantuan, bimbingan,

dan

arahan dan dorongan dari berbagai pihak.

Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan

Penulis mengucapkan terimakasih kepada

(SMK/

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi

Pendidikan Nasional.
271

Prasarana

Sekolah

MAK). Jakarta:

Menengah

Kementrian

Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 259 s/d 272
Rani Kumalasinta, Analisis Pengelolaan Laboratorium Produktif Akuntansi (Bank Unit
Produksi) Sebagai Sarana Pembelajaran Siswa Akuntansi Pada Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri Se-Surakarta. Juni, 2014.
Departemen Pendidikan Nasional. (2008).
Peraturan

Menteri

Januari 2014, dari http://journal.unnes.

Pendidikan

ac.id/sju/index.php/ujeb

Nasional RI No. 40 Tahun 2008

Kemendag.

Indonesia

(2011).

Menuju

Tentang Standar Sarana dan Prasarana

Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.

Sekolah

Diperoleh

Menengah

Kejuruan/

22

April

2014,

dari

Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/

http://ditjenkpi.kemendag.go.id/website.

MAK). Jakarta: Kementrian Pendidikan

kpi/index.php?module=news_detail&ne

Nasional.

ws_content_id=857&detail=true
Moleong, L. J. (2010). Metodologi Penelitian

Departemen Pendidikan Nasional. (2013).
Peraturan

Pemerintah

Indonesia

No.32

Republik

Tahun

Kualitatif.

2013

Remaja

Rosdakarya.
Mulyana, D. (2004). Metodologi Penelitian

Perubahan Atas PP No.19 Tahun 2005
Tentang Standar Nasional Pendidikan,

Kualitatif.

Jakarta:

Rosdakarya.

Kementrian

Bandung:

Pendidikan

Bandung:

PT

Remaja

Mulyasa, E. (2005). Manajemen Berbasis

Nasional
Emha, M. (2006). Pedoman Penggunaan
Laboratorium

Sekolah.

Sekolah Konsep, Strategi, Implementasi.

Bandung:

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Priowirjanto. (2009). Perencanaan Laborarium

Remaja Rosdakarya.

SMK. Diperoleh pada 26 Januari 2014,

Himpunan Pendidik dan Penguji Seluruh
Indonesia (HIPPSI). (2012). Diklat

dari

Kepala Laboratorium SMK. Diperoleh

pendidikan/berita/2009/11/04/150727-

3

perencanaan-laboratorium-smk.

April

2014,

dari

http://hippsi.

wordpress.com/2013/04/01/diklat-

Sugiyono.

http://www.republika.coberita/

(2012).

Metode

Penelitian
Kuantitatif,

kepala-laboratorium-SMK-himpunan-

Pendidikan

Pendekatan

pendidik-dan-penguji-seluruh-

Kualitatif,

dan

indonesia-HIPPSI.html

CV.Alfabeta.

R&B.

Bandung:

Indriastuti, dkk. (2013) Kesiapan Laboratorium

Wardani, T.K. (2010) Peran Laboratorium

Biologi dalam Menunjang Kegiatan

Penjualan Dalam Menunjang Kesiapan

Praktikum SMA Negeri di Kabupaten

Siswa Melaksanakan Praktek Kerja

Brebes. Unnes Journal of Biology

Lapangan. Surakarta: UNS.

Education 2 (2) (2013). Diperoleh 28

272

1

Dokumen yang terkait

Pengelolaan Pembelajaran Akuntansi Kurikulum 2013 di Sekolah Menengah Kejuruan

0 2 8

PENGELOLAAN LABORATORIUM IPA DI SEKOLAH MENENGAH NEGERI 1 SURAKARTA Pengelolaan Laboratorium IPA di Sekolah Menengah Pertama Negeri I Surakarta.

0 2 13

PENGELOLAAN LABORATORIUM IPA DI SEKOLAH MENENGAH NEGERI 1 SURAKARTA Pengelolaan Laboratorium IPA di Sekolah Menengah Pertama Negeri I Surakarta.

0 0 18

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI KOTA SURAKARTA.

0 0 22

ANALISIS PENGELOLAAN LABORATORIUM PRODUKTIF AKUNTANSI (BANK UNIT PRODUKSI) SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN SISWA AKUNTANSI PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI SE-SURAKARTA.

0 0 1

Keefektifan Pengelolaan Laboratorium Komputer di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri se Kota Banjarbaru.

0 0 2

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF AKUNTANSI DI SMK NEGERI 3 SURAKARTA | Cahyani | Jupe-Jurnal Pendidikan Ekonomi 2494 5658 1 SM

0 0 14

PENGUNAAN METODE PEMBELAJARAN DRILL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI | Susilowati | Jupe-Jurnal Pendidikan Ekonomi 2563 5783 1 SM

0 0 11

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DI BANK UMUM KOTA SURAKARTA | Prabowo | Jupe-Jurnal Pendidikan Ekonomi 2710 6093 1 SM

0 0 12

Analisis Kompetensi Pedagogik Guru dalam Pelaksanaan Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Produktif Kelompok Keahlian Akuntansi di SMK Negeri 6 Surakarta | - | Jupe-Jurnal Pendidikan Ekonomi 4300 9615 1 SM

0 0 11