ANALISIS PENGELOLAAN LABORATORIUM PRODUKTIF AKUNTANSI (BANK UNIT PRODUKSI) SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN SISWA AKUNTANSI PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI SE-SURAKARTA | Kumalasinta | Jupe-Jurnal Pendidikan Ekonomi 4284 9581 1 SM
Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 259 s/d 272
Rani Kumalasinta, Analisis Pengelolaan Laboratorium Produktif Akuntansi (Bank Unit
Produksi) Sebagai Sarana Pembelajaran Siswa Akuntansi Pada Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri Se-Surakarta. Juni, 2014.
ANALISIS PENGELOLAAN LABORATORIUM PRODUKTIF
AKUNTANSI (BANK UNIT PRODUKSI) SEBAGAI SARANA
PEMBELAJARAN SISWA AKUNTANSI PADA SEKOLAH
MENENGAH KEJURUAN NEGERI SE-SURAKARTA
Rani Kumalasinta, Sri Witurachmi dan Elvia Ivada*
*Pendidikan Ekonomi-BKK Akuntansi, FKIP Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia
ranikumalasinta@yahoo.com
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: ketersediaan sarana dan prasarana di
laboratorium unit produksi menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 40 tahun 2008
tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah
Kejuruan, pengelolaan laboratorium Unit produksi, pelaksanaan kegiatan praktik di
laboratorium unit produksi, kendala-kendala yang dihadapi sekolah dalam mengelola
laboratorium unit produksi, dan upaya sekolah dalam mengatasi kendala yang muncul dalam
mengelola laboratorium unit produksi.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, objek penelitian adalah
seluruh SMK Negeri Se-Surakarta Bidang Bisnis Manajemen. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah wawancara, observasi, angket dan dokumentasi. Teknik pengambilan
sempel menggunakan purposive sampling dan snowball sampling. Uji validitas data dalam
penelitian ini melalui triangulasi metode dan triangulasi sumber.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: tingkat ketersediaan sarana dan prasarana di
laboratorium unit produksi sebagai sarana pembelajaran siswa akuntansi pada SMK Negeri SeSurakarta dikategorikan baik dan tidak menyimpang dari Peraturan Menteri No. 40 tahun 2008,
dengan rata-rata tingkat persentase 72,92% dan rata-rata skor 3,64; tingkat pengelolaan
laboratorium unit produksi sebagai sarana pembelajaran siswa akuntansi pada SMK Negeri SeSurakarta mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, serta pengawasan dan evaluasi,
dikategorikan baik dengan rata-rata tingkat persentase 80,57% dan rata-rata skor 4,03;
pelaksanaan kegiatan praktik di laboratorium unit produksi sebagai sarana pembelajaran siswa
akuntansi pada SMK Negeri Se-Surakarta dikategorikan baik dengan rata-rata tingkat
persentase 83,53% dan rata-rata skor 4,17; kendala yang muncul yaitu masih terdapat sekolah
yang sarana prasarana belum sesuai standar, belum terdapat software, terbatasnya waktu
pengelolaan, belum adanya karyawan khusus, kurangnya ketelitian siswa saat praktik; dan
upaya yang dilakukan adalah berusaha meningkatkan sarana dan prasarana, menggunakan
Microsoft Excel, membuat jadwal piket guru akuntansi untuk memantau siswa saat praktik,
pembimbing praktik memberikan masukan kepada siswa agar lebih teliti.
Kata kunci: pengelolaan laboratorium, laboratorium akuntansi, pembelajaran praktik akuntansi
259
Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 259 s/d 272
Rani Kumalasinta, Analisis Pengelolaan Laboratorium Produktif Akuntansi (Bank Unit
Produksi) Sebagai Sarana Pembelajaran Siswa Akuntansi Pada Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri Se-Surakarta. Juni, 2014.
ABSTRACT
The objectives of this research are to investigate: the availability of facilities and
infrastructures at the production unit laboratories pursuant to Regulation of the Ministry of
National Education of the Republic of Indonesia Number: 40 of 2008 regarding the Standards of
Facilities and Infrastructures for Vocational High Schools/Islamic Vocational High Schools; the
management of production unit laboratories; the implementation of practicum activities at the
production unit laboratories; the constraints encountered in the implementation of management
of production unit laboratories; and the efforts done by the schools of dealing with the existing
problems in managing the production unit laboratories.
This research used the descriptive qualitative research method. Its objects were all of
Management Business Fields, State Vocational High Schools of Surakarta. The data of the research
were collected through in-depth interview, observation, questionnaire, and documentation. The
samples of the research were taken by using the purposive sampling technique and the snowball
sampling technique. They were validated by using the method and source triangulations.
The results of the research show that: the level of availability of facilities and
infrastructures at the production unit laboratories as a means of learning for the Accounting
students of State Vocational High Schools of Surakarta is in the good category and does not
deviate from Regulation of the Ministry of the Ministry of National Education of the Republic
of Indonesia Number: 40 of 2008 with the average percentage of 72.92% and the average
score of 3.64; the level of management of production unit laboratories as a means of learning
of the Accounting students of State Vocational High Schools of Surakarta starting from
planning, organization, implementation, supervision to evaluation respectively is in the good
category with the average percentage of 80.57% and the average score of 4.03; the
implementation of practicum activities at the production unit laboratories as a means of
learning for the Accounting students of State Vocational High Schools of Surakarta is in the good
category with the average percentage of 83.53% and the average score of 4.17; the constraints
encountered in the implementation of management of the production unit laboratories are as
follows: some schools have facilities and infrastructures which are not incompliant with the
required standards, there is not software, the time for management is limited, there is not any
specialized staff for managing the production unit laboratories, the students are less careful when
doing practicum activities; and the efforts done of dealing such constraints are as follows:
striving to improve the facilities and infrastructures, using Microsoft Excel software, making
schedules for the Accounting teachers to supervise the students when having practicum activities,
and encouraging the practicum guiding teachers to extend inputs to the students so as to act
thoroughly when doing practicum activities.
Keywords:
Laboratory management, Accounting productive laboratory, and Accounting
practicum learning
dan mengarahkan peran ASEAN di Dunia.
PENDAHULUAN
Memasuki era Masyarakat Ekonomi
Menurut Drs. Subagio, MS konsep utama
ASEAN atau Asean Economic Community,
dari AEC atau Masyarakat Ekonomi ASEAN
Indonesia mempunyai tanggungjawab untuk
adalah menciptakan ASEAN sebagai sebuah
meningkatkan perannya dalam menentukan
pasar tunggal dan kesatuan basis produksi
260
Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 259 s/d 272
Rani Kumalasinta, Analisis Pengelolaan Laboratorium Produktif Akuntansi (Bank Unit
Produksi) Sebagai Sarana Pembelajaran Siswa Akuntansi Pada Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri Se-Surakarta. Juni, 2014.
dimana terjadi free flow atas barang, jasa,
satu pilar kebijakannya yaitu perluasan akses
faktor produksi, investasi dan modal serta
untuk memperoleh pendidikan pada semua
penghapusan tarif bagi perdagangan antar
jenis dan jenjang pendidikan termasuk
negara ASEAN yang kemudian diharapkan
Sekolah
dapat mengurangi kemiskinan dan kesenjangan
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan
ekonomi diantara negara-negara anggotanya
Dasar dan Menengah melalui Direktorat
melalui kerjasama yang saling menguntungkan.
Pendidikan Menegah Kejuruan menetapkan
(Ditjenkpi Kemendag, 2011)
arah dalam rangka peningkatan jumlah siswa
Menengah
Kejuruan
(SMK).
Terkait kerja sama perdagangan di
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan
ASEAN dalam waktu dekat yakni pada
menargetkan jumlah siswa Sekolah Menengah
tahun 2015, Indonesia harus menyiapkan diri
Atas (SMA) pada tahun 2009/2010 nantinya
Economic
dengan siswa Sekolah Menengah Kejuruan
Community 2015. Indonesia harus mampu
(SMK) yaitu dengan perbandingan 60:40,
berperan aktif serta dapat memanfaatkan kerja
pada tahun 2007 perbandingan jumlah siswa
sama ini. Djatmiko Bris Witjaksono, SE.,
SMA berbanding dengan jumlah siswa SMK
MSIE selaku Direktur Kerja Sama Asean
masih dalam kondisi 70:30. Hal ini sesuai
dari Kemendag RI berpendapat bahwa
dengan surat Mendiknas No.14/MPN/HK/2007
bukan hanya tanggung jawab Kemendag
tanggal
atau pemerintah, namun juga tanggung
dimaksudkan untuk mempercepat pertumbuhan
jawab bersama seluruh elemen di Indonesia.
sumber daya manusia tingkat menengah yang
Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia
siap kerja, cerdas dan kompetitif yang pada
Indonesia sangat dibutuhkan. Ketersediaan
akhirnya
manusia bermutu atau Sumber Daya Manusia
ekonomi nasional.
untuk
menghadapi
Asean
berkualitas yang menguasai Iptek, sangat
menentukan
kemampuan
bangsa
24
Januari
akan
Pada
2007.
mendukung
dasarnya
Hal
tersebut
pertumbuhan
tujuan
Sekolah
dalam
Menengah Kejuruan adalah menghasilkan
menghadapi Asean Economic Community
tenaga siap kerja yang terampil dan mampu
2015. (azm/yni, 2013)
bersaing di dunia usaha maupun dunia
Departemen Pendidikan Nasional
industri, namun kenyataannya tamatan SMK
melakukan peningkatan mutu Sumber Daya
belum diakui kompetensinya atau masih
Manusia dengan melaksanakan pembangunan
minimnya kepercayaan dunia usaha dan dunia
pendidikan, dengan menetapkan arah melalui
industri. Hal ini dikuatkan oleh penjabaran
Rencana Strategis 2005–2009 yang salah
Yuwanto & Putra (2010) mengutip penjelasan
261
Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 259 s/d 272
Rani Kumalasinta, Analisis Pengelolaan Laboratorium Produktif Akuntansi (Bank Unit
Produksi) Sebagai Sarana Pembelajaran Siswa Akuntansi Pada Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri Se-Surakarta. Juni, 2014.
Kementerian Pendidikan Nasional menyatakan
Dari sisi lain, kelengkapan sarana dan
bahwa 50 % dari total 900 ribu lulusan Sekolah
prasarana pada Sekolah Menengah Kejuruan
Menengah Kejuruan (SMK) per tahun diserap
dapat berdampak positif bagi keberhasilan
dunia industri. Adapun sekitar 100 ribu siswa
siswa dalam memperoleh informasi sebagai
yang melanjutkan ke jenjang perkuliahan, dan
upaya untuk membentuk karakter dibidang
40% sisanya masih belum mendapat kerja.
profesi yang siap terjun ke dalam dunia
Padahal tamatan SMK seharusnya memiliki
kerja.
kompetensi yang mampu bersaing di pasar
tenaga
kerja
karena
“dalam
Sarana dan Prasarana pendidikan
perspektif
adalah salah satu sumber daya yang menjadi
Pendidikan Menengah Kejuruan (PMK) yang
tolok ukur mutu sekolah dan perlu peningkatan
dasarnya life skills, telah menempati prioritas
terus menerus seiring perkembangan ilmu
sebagaimana yang tertuang dalam tujuan SMK
pengetahuan dan teknologi yang semakin
itu sendiri” Priowirjanto (2009).
canggih. Mulyasa, E (2009: 49) berpendapat
Dijelaskan dalam Peraturan Menteri
bahwa, “Sarana pendidikan adalah peralatan
Pendidikan Nasional Republik Indonesia No
dan perlengkapan yang secara langsung
40 Tahun 2008 Tentang Standar Sarana
dipergunakan
Prasarana untuk Sekolah Menengah Kejuruan
pendidikan,
(SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan
mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja
(MAK) pasal 4 (Peraturan Menteri, 2008:4)
kursi, serta alat-alat dan media pengajaran”.
dijelaskan bahwa; “Penyelenggaraan Sekolah
Menengah
Kejuruan/
menunjang
khususnya
Pemerintah
proses
melalui
proses
belajar,
menteri
Aliyah
pendidikan menerbitkan PP No.32 Tahun
Kejuruan (SMK/MAK) wajib menerapkan
2013 perubahan atas PP No.19 Tahun 2005
standar
tentang
sarana
Menengah
dan
Kejuruan/
Madrasah
dan
prasarana
standar
nasional
pendidikan
Aliyah
merupakan standar nasional pendidikan yang
Kejuruan (SMK/MAK) sebagaimana diatur
berkaitan dengan kriteria minimal tentang
dalam Peraturan Menteri ini, selambat-
ruang belajar, tempat berolahraga, tempat
lambatnya 5 (lima) tahun setelah Peraturan
beribadah,
Menteri
ini
bengkel kerja, tempat bermain, tempat
menjelaskan bahwa setiap satuan pendidikan
berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar
wajib memiliki sarana dan prasarana yang
lain, yang diperlukan untuk menunjang proses
diperlukan
pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi
ini
Madrasah
Sekolah
ditetapkan”.
untuk
Peraturan
menunjang
proses
pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
perpustakaan,
informasi dan komunikasi.
262
laboratorium,
Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 259 s/d 272
Rani Kumalasinta, Analisis Pengelolaan Laboratorium Produktif Akuntansi (Bank Unit
Produksi) Sebagai Sarana Pembelajaran Siswa Akuntansi Pada Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri Se-Surakarta. Juni, 2014.
Berdasarkan
lampiran
Peraturan
kerja, sesuai dengan apa yang menjadi harapan
Menteri No.40 tahun 2008 tentang Standar
pemerintah.
Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Menengah
ketrampilan dan keahlian siswa khususnya
Kejuruan/
pelajaran produktif Akuntansi disediakan
Madrasah
Aliyah
Kejuruan
Upaya
untuk
meningkatkan
(SMK/MAK), poin D: “Sebuah SMK/MAK
laboratorium
sekurang-kurangnya
prasarana
kompetensi produktif, salah satunya yaitu
ruang
Bank unit produksi untuk meningkatkan
yang
memiliki
dikelompokkan
dalam
pembelajaran umum, ruang penunjang, dan
ruang
pembelajaran
khusus.
untuk
praktik
langsung
keahlian dalam pembukuan.
Ketentuan
Pengelolaan laboratorium berkaitan
mengenai kelompok ruang tersebut dijelaskan
dengan pengelola dan pengguna, fasilitas
pada butir 1, butir 2, dan butir 3 beserta
laboratorium, dan aktivitas yang dilaksanakan
sarana yang ada di setiap ruang. Deskripsi
di laboratorium yang menjaga keberlanjutan
yang lebih terinci tentang sarana dan prasarana
fungsinya.
pada masing-masing ruang pembelajaran
laboratorium merupakan tanggung jawab
khusus ditetapkan dalam pedoman teknis yang
bersama baik pengelola maupun pengguna.
disusun oleh Direktorat Pembinaan SMK.”
Mengatur
Pada
dan
dasarnya
memelihara
pengelolaan
laboratorium
Sarana prasarana sekolah yang ada
merupakan upaya agar laboratorium selalu
pada SMK Negeri Se-Surakarta Bidang
tetap berfungsi sebagaimana mestinya. Tanpa
Studi Keahlian Bisnis Manajemen salah
pengelolaan yang baik, laboratorium hanya
satunya
sebatas kumpulan alat yang teratur namun
yaitu
laboratorium
produktif
akuntansi. Laboratorium Akuntansi berperan
tidak fungsional. (HIPPSI, 2012)
sebagai sarana penunjang pembelajaran
Berdasarkan observasi di SMK
siswa khususnya siswa yang mengambil
Negeri Bidang Bisnis Manajemen yang ada
jurusan Akuntansi,
karena siswa akan
di kota Surakarta menunjukkan bahwa ada
dibimbing dan dilatih dalam mempraktikkan
satu sekolah yang telah memiliki ruang
dan mengembangkan semua pengetahuan
sendiri
akuntansi,
semakin
produksi, sedangkan dua sekolah lain ruang
bertambah pengetahuan siswa baik secara teori
laboratorium bank bank unit produksi masih
maupun
Laboratorium
bergabung dengan laboratorium produktif
Akuntansi mengambil peran penting dalam
jurusan lain. Pemanfaatan laboratorium bank
menunjang proses belajar bagi siswa dalam
unit produksi berbeda antara masing-masing
mempersiapkan siswa menuju tenaga siap
sekolah, karena ada perbedaan ketersediaan
sehingga
praktik.
diharapkan
Kegiatan
263
untuk
laboratorium
bank
unit
Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 259 s/d 272
Rani Kumalasinta, Analisis Pengelolaan Laboratorium Produktif Akuntansi (Bank Unit
Produksi) Sebagai Sarana Pembelajaran Siswa Akuntansi Pada Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri Se-Surakarta. Juni, 2014.
sarana dan prasarana yang menunjang serta
Kejuruan/
kebutuhan
pengelolaan
tiap
sekolah.
Kondisi
ini
Madrasah
Aliyah
laboratorium
Unit
Kejuruan,
produksi,
mengindikasikan bahwa belum seluruh SMK
pelaksanaan kegiatan praktik di laboratorium
Negeri di kota Surakarta memiliki sarana
unit produksi, kendala-kendala yang dihadapi
dan prasarana sesuai dengan Permendiknas
sekolah dalam mengelola laboratorium unit
No. 40 Tahun 2008, minimnya ruang
produksi, serta upaya sekolah dalam mengatasi
laboratorium yang tidak sebanding dengan
kendala
jumlah
laboratorium unit produksi.
peserta
didik,
pengelolaan
dan
yang
muncul
dalam
mengelola
pemanfaatan laboratorium bank unit produksi
sebagai sarana pembelajaran siswa akuntansi
METODE PENELITIAN
masih dirasa kurang optimal, dan belum ada
Penelitian ini merupakan penelitian
pengelola khusus laboratorium (laboran).
kualitatif. Jenis penelitian berupa deskriptif
Mengatasi
tersebut
kualitatif. Objek penelitian adalah seluruh
diperlukan strategi dari pengelola laboratorium
SMK Negeri Se-Surakarta Bidang Bisnis
agar fungsi laboratorium sebagai sarana
Manajemen yang memiliki laboratorium
proses pembelajaran dapat berjalan seefisien
Bank Unit Produksi. Teknik pengumpulan
mungkin, sehingga peserta didik merasakan
data yang digunakan adalah wawancara,
manfaat laboratorium dan tentunya untuk
observasi, angket dan dokumentasi. Teknik
tercapainya
yang
pengambilan sempel menggunakan purposive
maksimal. Melihat begitu pentingnya sarana
sampling dan snowball sampling. Uji validitas
pendidikan bagi kegiatan pembelajaran, sarana
data dalam penelitian ini melalui triangulasi
pendidikan di sekolah khususnya laboratorium
metode dan triangulasi sumber. Analisis data
akuntansi perlu dikelola dengan baik agar
dilaksanakan sesuai dengan model analisis
dapat bermanfaat secara optimal.
interaktif yang terdiri dari pengumpulan
beberapa
proses
Tujuan
pembelajaran
yang
data, reduksi data, membandingkan data
dilakukan oleh penulis mengenai pengelolaan
dengan Permendiknas No. 40 Tahun 2008,
Bank Unit Produksi pada SMK Negeri Se-
sajian data, dan penarikan kesimpulan atau
Surakarta,
verifikasi. Prosedur penelitian dilakukan dari
ketersediaan
dari
masalah
yaitu
sarana
penelitian
untuk
dan
mengetahui:
prasarana
di
tahap persiapan, pengumpulan data, analisis
laboratorium unit produksi menurut Peraturan
data, penarikan kesimpulan, dan penyusunan
Menteri No. 40 tahun 2008 tentang Standar
laporan penelitian.
Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Menengah
264
Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 259 s/d 272
Rani Kumalasinta, Analisis Pengelolaan Laboratorium Produktif Akuntansi (Bank Unit
Produksi) Sebagai Sarana Pembelajaran Siswa Akuntansi Pada Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri Se-Surakarta. Juni, 2014.
sarana dan prasarana, pengelolaan, serta
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri
kegiatan
pembelajaran
praktik.
Aspek
di kota Surakarta yang memiliki Laboratorium
ketersediaan sarana dan prasarana terdiri dari
Produktif Akuntansi Bank Unit Produksi
ruang, perabot, peralatan, media pendidikan,
adalah
serta
SMK
Negeri
Bidang
Bisnis
perlengkapan
lain
atau
fasilitas
Manajemen yaitu SMK Negeri 1 Surakarta,
penunjang. Aspek pengelolaan terdiri dari
SMK Negeri 3 Surakarta, dan SMK Negeri 6
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
Surakarta. Ketiga SMK Negeri tersebut telah
pengawasan dan evaluasi. Aspek kegiatan
memenuhi tuntutan dari pemerintah untuk
pembelajaran praktik terdiri dari kegunaan
memiliki suatu laboratorium atau ruang
atau fungsi Bank Unit Produksi, antusiasme
praktik program keahlian sesuai dengan
siswa, ketertarikan siswa, ketekunan siswa,
jurusan yang dimiliki. Khususnya untuk
dan manfaat Bank Unit Produksi. Pada proses
jurusan akuntansi, seluruh SMK tersebut
penyelenggaraan laboratorium Bank Unit
telah memiliki laboratorium atau ruang
Produksi di sekolah, masih terdapat kendala
praktik Bank Unit Produksi. Bank Unit
atau hambatan.
Produksi dalam Peraturan Menteri No. 40
tersebut berasal dari aspek ketersediaan sarana
Tahun 2008 Tentang Standar Sarana dan
dan prasarana, pengelolaan, maupun dari
Prasarana
untuk
Menengah
kegiatan pembelajaran praktiknya. Munculnya
Kejuruan/
Madrasah
Kejuruan
berbagai kendala dan hambatan tersebut,
(SMK/ MAK), merupakan kelompok ruang
diimbangi dengan upaya dari pihak pengelola
praktik program keahlian akuntansi, dan
dan sekolah untuk mengatasinya. Ketiga
termasuk dalam ruang praktik unit usaha.
aspek, kendala dan upaya tersebut dijelaskan
Pada
Sekolah
Aliyah
ketiga
sekolah
tersebut
Kendala atau hambatan
sebagai berikut:
memiliki kesamaan produk perbankan yaitu
Ketersediaan
tabungan dan pinjaman, namun terdapat pula
Laboratorium
Sarana
dan
Prasarana
perbedaan yaitu Bank Unit Produksi SMK
Ketersediaan sarana dan prasarana
Negeri 1 Surakarta dan SMK Negeri 6
laboratorium produktif akuntansi Bank Unit
Surakarta
SPP,
Produksi dalam menunjang kegiatan praktik
sedangkan SMK Negeri 3 Surakarta tidak
siswa akuntansi meliputi aspek lahan ruang,
melayani pembayaran SPP.
perabot, peralatan, media pendidikan, serta
melayani
pembayaran
Dalam penyelenggaraan Bank Unit
perlengkapan lain atau fasilitas penunjang.
Produksi, terdapat tiga aspek yaitu ketersediaan
Menurut Peraturan Menteri No. 40 Tahun
265
Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 259 s/d 272
Rani Kumalasinta, Analisis Pengelolaan Laboratorium Produktif Akuntansi (Bank Unit
Produksi) Sebagai Sarana Pembelajaran Siswa Akuntansi Pada Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri Se-Surakarta. Juni, 2014.
2008, luas minimum untuk ruang laboratorium
Tingkat ketersediaan sarana dan
unit produksi yaitu 32 m2, perabot berupa
prasarana
kursi, meja, serta lemari simpan, untuk
Produksi sebagai sarana pembelajaran siswa
peralatan berupa kalkulator, komputer, dan
akuntansi pada SMK Negeri Se-Surakarta,
printer, untuk media pendidikan yaitu papan
rata-rata tiap sekolah telah memadai dan
tulis, untuk perlengkapan lain atau fasilitas
tidak menyimpang dari Peraturan Menteri
penunjang yaitu stopkontak/ tempat sampah.
No.40 tahun 2008 tentang Standar Sarana
Menurut
Mulyasa,
E
(2005)
di
laboratorium
Bank
Unit
dan Prasarana untuk Sekolah Menengah
laboratorium merupakan salah satu sumber
Kejuruan/
belajar di sekolah. Ketersediaan sarana dan
Secara keseluruhan tingkat ketersediaan
prasarana di laboratorium yang sesuai
sarana dan prasarana di laboratorium Bank
dengan standar peraturan yang berlaku
Unit Produksi pada SMK Negeri Se-
sangat dibutuhkan. Berdasarkan Peraturan
Surakarta, dikategorikan “baik” dengan rata-
Menteri No. 40 Tahun 2008 Tentang Standar
rata tingkat persentase 72,92% dan rata-rata
Sarana
tingkat skor 3,64.
dan
Prasarana
untuk
Sekolah
Madrasah
Aliyah
Menengah Kejuruan, Bank Unit Produksi
Pengelolaan Laboratorium
yang terdapat di SMK Negeri Se-Surakarta
Pengelolaan
Kejuruan.
laboratorium
sangat
belum sesuai standar Permendiknas tersebut,
dibutuhkan untuk mencapai pembelajaran
namun secara keseluruhan telah berfungsi
praktik
sesuai dengan kebutuhan masing-masing
dijelaskan
sekolah.
Indriastuti, bahwa fasilitas laboratorium
Sekolah Menengah Kejuruan di kota
yang
oleh
maksimal,
Ketut
seperti
(2008)
yang
dalam
dapat dikelola dengan baik dan dioptimalkan
Surakarta berdasarkan Peraturan Menteri No.
pemanfaatannya
40 Tahun 2008, SMK Negeri 1 Surakarta dan
organisasi manajemen laboratorium. Jadi
SMK Negeri 6 Surakarta, Bank Unit Produksi
agar semua kegiatan yang dilakukan di
yang ada sudah memadai, sedangkan untuk
dalam laboratorium dapat berjalan lancar,
SMK Negeri 3 Surakarta sarana dan
dibutuhkan sistem pengelolaan operasional
prasarana di Bank Unit Produksi masih
laboratorium yang baik sesuai dengan
kurang memadai. Ruang Bank Unit Produksi
situasi kondisi setempat. Berdasarkan hasil
masih bergabung dengan ruang laboratorium
observasi, peneliti melihat pada SMK Negeri
jurusan lain, ruangnya sempit dan tidak
Se-Surakarta, SMK Negeri 1 Surakarta,
sebanding dengan jumlah siswa akuntansi.
SMK Negeri 3 Surakarta, dan SMK Negeri 6
266
dengan
adanya
sistem
Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 259 s/d 272
Rani Kumalasinta, Analisis Pengelolaan Laboratorium Produktif Akuntansi (Bank Unit
Produksi) Sebagai Sarana Pembelajaran Siswa Akuntansi Pada Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri Se-Surakarta. Juni, 2014.
Surakarta memiliki sistem atau kebijakan
lancar, mulai dari membuka bank pada pagi
yang
proses
hari sampai dengan penutupan pada siang
pengelolaan Bank Unit Produksi, hal ini
hari sebelum siswa pulang sekolah. Untuk
disesuaikan dengan situasi dan kondisi
pengawasan dan evaluasi masih kurang
sekolah masing-masing.
optimal, namun sudah baik. Rata-rata di
berbeda-beda
dalam
Pada SMK Negeri Se-Surakarta,
pengelolaan
Se-Surakarta
pengawasan
dilakukan oleh ketua laboratorium Bank Unit
melakukan
Produksi dengan mendatangi Bank Unit
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan
Produksi setiap harinya, sedangkan evaluasi
pembinaan serta evaluasi, seperti yang telah
dilakukan
dikemukakan oleh Mulyasa (2005) pengelolaan
pengelola
atau
perencanaan,
sekolah serta guru-guru lain dengan diadakan
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan,
rapat tiap akhir semester atau rapat tahunan.
dan evaluasi. Proses perencanaan, pengelola
Pada rapat tersebut, Kepala Sekolah selaku
Bank Unit Produksi di tiap sekolah yaitu SMK
pembina melakukan pembinaan untuk para
Negeri 1 Surakarta, SMK Negeri 3 Surakarta,
pengelola
dan SMK Negeri Surakarta sudah membuat
kedepannya pengelolaan Bank Unit Produksi
rencana kegiatan pada awal semester yaitu
lebih baik.
rata-rata
manajemen
telah
meliputi
Bank
Negeri
Unit
Produksi
laboratorium
SMK
merencanakan program kerja untuk satu
secara
Bank
Bank
bersama-sama
Unit
Produksi,
Unit
Menurut
kepala
Produksi
Peraturan
oleh
agar
Menteri
semester kedepan, membuat jadwal untuk
Pendidikan Nasional RI No 24 tahun 2007
kegiatan praktik siswa baik jadwal piket
tentang Standar Laboratorium, menjelaskan
guru maupun siswa, selain itu pengelola juga
bahwa
merencanakan kegiatan apa saja yang akan
merupakan suatu komponen yang terdiri dari
dilakukan oleh siswa yang praktik. Proses
Sumber Daya Manusia, keuangan, peralatan,
pengorganisasian, pengelola telah membagi
fasilitas mutu, dan objek-objek fisik lainnya
jabatan beserta tugasnya yang telah dibuat
guna mencapai suatu tujuan tertentu secara
pada awal pergantian masa jabatan, hal ini
efektif
dapat dilihat dari struktur organisasi pada
Permendiknas No 24 tahun 2007, Sumber
masing-masing Bank Unit Produksi yang ada
Daya Manusia yang terdapat pada Bank Unit
di
aspek
Produksi SMK Negeri Se-Surakarta telah
pengelolaan sudah berjalan baik terlihat pada
memadai dan dapat melaksanakan tugasnya
pembelajaran praktik siswa telah berjalan
dengan baik dan mencapai tujuan secara
sekolah.
Pada
pelaksanaannya
267
pengelolaan
dan
efisien.
atau
management
Sesuai
dengan
Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 259 s/d 272
Rani Kumalasinta, Analisis Pengelolaan Laboratorium Produktif Akuntansi (Bank Unit
Produksi) Sebagai Sarana Pembelajaran Siswa Akuntansi Pada Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri Se-Surakarta. Juni, 2014.
efektif dan efisien yaitu dapat berjalannya
dari pengelolaan dapat berfungsi maksimal.
proses pembelajaran praktik siswa akuntansi
Sedangkan untuk SMK Negeri 6 Surakarta
dengan lancar, namun untuk Sumber Daya
sudah memiliki laboran atau tenaga ahli yang
Manusia pengelola pada SMK Negeri 1
membantu dalam proses kegiatan pembelajaran
Surakarta dan SMK Negeri 3 Surakarta
praktik di Bank Unit Produksi, hal ini sudah
belum memiliki karyawan khusus yang
sesuai dengan pendapat Wicahyono (2003).
selalu berada di ruang laboratorium untuk
membantu
pelaksanaan
praktik
Tingkat pengelolaan laboratorium
siswa.
Bank
Unit
Produksi
sebagai
sarana
Bahkan di SMK Negeri 1 Surakarta untuk
pembelajaran siswa akuntansi pada SMK
pengelolanya
Negeri
bukan
dari
guru
bidang
Se-Surakarta
mulai
dari
aspek
akuntansi namun guru IPA, Agama dan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
Bahasa Inggris. Hal ini sangat disayangkan
pengawasan dan evaluasi sudah baik. Secara
karena tidak sesuai dengan keahliannya dan
keseluruhan tingkat pengelolaan laboratorium
hasilnya akan kurang optimal.
Bank
Unit
Produksi
sebagai
sarana
Pengelolaan seperti pada SMK
pembelajaran siswa akuntansi pada SMK
Negeri 1 Surakarta dan SMK Negeri 3
Negeri Se-Surakarta masuk dalam kategori
Surakarta belum sesuai dengan pendapat
“baik” dengan rata-rata tingkat persentase
Wicahyono (2003) dalam Arifin, A.S yang
80,57% dan tingkat rata-rata skor 4,03.
mengemukakan bahwa, agar dapat berfungsi
Pelaksanaan
maksimal, laboratorium harus dimanfaatkan
Praktik
Kegiatan
Pembelajaran
dengan cara benar. Untuk itu, laboratorium
Sarana pendidikan merupakan sarana
harus ditangani oleh seorang guru atau
penunjang bagi proses belajar mengajar.
karyawan khusus yang disebut “Laboran”.
Menurut tim penyusun pedoman pembukuan
Namun, apabila tidak memiliki tenaga ahli
media pendidikan departemen pendidikan
(spesialis), biasanya guru yang berkompeten
dan kebudayaan yang dimaksud dengan:
membimbing siswa praktik di laboratorium.
“sarana pendidikan adalah semua fasilitas
Pada SMK Negeri 3 Surakarta guru yang
yang
membimbing
mengajar, baik yang bergerak maupun yang
adalah
guru
akuntansi,
diperlukan
dalam
proses
belajar
sehingga sudah dapat dikatakan kompeten,
tidak
sedangkan untuk SMK Negeri 1 Surakarta
pendidikan dapat berjalan dengan lancar,
masih
dalam
teratur, efektif dan efisien”. Bank Unit
pengelolaan Sumber Daya Manusia agar hasil
Produksi yang terdapat pada SMK Negeri
perlu
adanya
perbaikan
268
bergerak
agar
pencapaian
tujuan
Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 259 s/d 272
Rani Kumalasinta, Analisis Pengelolaan Laboratorium Produktif Akuntansi (Bank Unit
Produksi) Sebagai Sarana Pembelajaran Siswa Akuntansi Pada Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri Se-Surakarta. Juni, 2014.
Se-Surakarta merupakan salah satu fasilitas
bergantian,
atau sarana yang diperlukan untuk menunjang
Surakarta jadwal siswa sama menggunakan
pembelajaran praktik siswa akuntansi agar
absen kelas, namun siswa praktik selama 3
siswa tidak hanya mendapatkan teori dikelas
hari baru ganti.
namun juga dapat mempraktikkan teori
sedangkan
SMK
Negeri
6
Tugas siswa saat kegiatan praktik di
tersebut, sehingga siswa menjadi lebih siap
Bank Unit Produksi
dalam menghadapi persaingan dalam dunia
Sesurakarta rata-rata sama yaitu melayani
kerja. Penyelenggaraan Bank Unit Produksi
tabungan, pinjaman dan pembayaran SPP.
di sekolah juga sesuai dengan tujuan SMK
Siswa mencatat
yaitu untuk menghasilkan tenaga siap kerja
selama mereka tugas, mulai dari pencatatan
yang terampil.
kas masuk, kas keluar, merekapnya dan
Menurut
yang terjadi
membuat laporan keuangan setiap pulang
laboratorium merupakan pusat proses belajar
sekolah. tugas yang telah dilakukan oleh
mengajar untuk mengadakan percobaan,
siswa tersebut selanjutnya akan dikoreksi
penyelidikan. Berdasarkan pengertian tersebut,
kembali
Bank Unit Produksi sebagai laboratorium
akuntansi yang bertugas pada hari itu.
akuntansi
Berdasarkan hasil wawancara pada siswa
berperan
M
transaksi
(2006)
juga
Emha,
di SMK Negeri
sebagai
tempat
percobaan, penyelidikan atau penelitian.
oleh
pengelola
maupun
guru
akuntansi, mereka senang dan lebih tertarik
Kegiatan pembelajaran praktik yang
untuk praktik di Bank Unit Produksi karena
dilakukan siswa di laboratorium Bank Unit
mereka lebih mudah mengingat apa yang
Produksi didampingi dan dibantu oleh guru
dipraktikkan langsung dari pada harus
maupun petugas khusus. Untuk sekolah yang
menghafal teori di kelas.
belum memiliki petugas khusus, siswa
didampingi
oleh
guru
akuntansi
Pelaksanaan kegiatan praktik di
atau
laboratorium Bank Unit Produksi sebagai
pengelola berdasarkan jadwal yang telah
sarana pembelajaran siswa akuntansi pada
dibuat sebelumnya. Siswa yang praktik juga
SMK Negeri Se-Surakarta sudah berjalan
berdasarkan jadwal yang telah disusun oleh
baik.
pengelola. Setiap sekolah memiliki jadwal
mengenai pelaksanaan kegiatan praktik di
praktik siswa yang berbeda-beda. Misalnya
laboratorium
untuk SMK Negeri 1 Surakarta dan SMK
menunjukkan kategori “baik” dengan dengan
Negeri 3 Surakarta, jadwal praktik siswa
rata-rata tingkat persentase 83,53% dan rata-
sesuai dengan absen kelas dan setiap hari
rata tingkat skor 4,17.
269
Secara
keseluruhan
Bank
Unit
hasil
Produksi
angket
juga
Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 259 s/d 272
Rani Kumalasinta, Analisis Pengelolaan Laboratorium Produktif Akuntansi (Bank Unit
Produksi) Sebagai Sarana Pembelajaran Siswa Akuntansi Pada Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri Se-Surakarta. Juni, 2014.
prasarana laboratorium Bank Unit Produksi
Kendala Pengelolaan Laboratorium
Kendala-kendala
dihadapi
dengan cara mengusulkan fasilitas apa yang
sekolah dalam mengelola laboratorium Bank
dibutuhkan oleh siswa untuk mendukung
Unit Produksi sebagai sarana pembelajaran
pembelajaran praktik; untuk software, ada
siswa akuntansi pada SMK Negeri Se-
sekolah yang membuat program sendiri
Surakarta yaitu masih terdapat sekolah yang
sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan
ketersediaan sarana dan prasarananya belum
menggunakan Microsoft Excel, dan ada
sesuai standar, namun sudah cukup baik;
sekolah yang sedang proses pemesanan
fasilitas yang ada di laboratorium Bank Unit
software; bagi sekolah yang belum memiliki
Produksi
karyawan khusus,
belum
yang
dipergunakan
secara
pengelola dan
guru
maksimal, misalnya siswa belum praktik
akuntansi secara bergantian memantau siswa
secara komputerisasi, namun masih secara
pada saat praktik; pengelola maupun guru
manual karena belum ada softwarenya, jika
akuntansi
beli masih dirasa mahal sehingga butuh
mengingatkan siswa agar selalu konsentrasi
pertimbangan
sekolah;
dan teliti saat pembelajaran praktik, selain
terbatasnya waktu pengelolaan karena masih
itu pengelola dan guru akuntansi selalu
ada sekolah yang belum memiliki karyawan
mengoreksi pekerjaan siswa saat praktik
khusus untuk membantu siswa pada saat
selesai, sehingga kesalahan tidak berlarut-
praktik di laboratorium Bank Unit Produksi;
larut.
dari
pihak
selalu
menanamkan
dan
serta pada saat pembelajaran praktik masih
ada siswa yang salah melakukan perhitungan
SIMPULAN
karena tidak konsentrasi dan kurang teliti,
Tingkat ketersediaan sarana dan
sehingga praktik di laboratorium Bank Unit
prasarana di laboratorium Bank Unit Produksi
Produksi sedikit terganggu.
sebagai sarana pembelajaran siswa akuntansi
Upaya Mengatasi Kendala Pengelolaan
pada SMK Negeri Se-Surakarta dikategorikan
Laboratorium
baik dan tidak menyimpang dari Peraturan
Upaya sekolah dalam mengatasi
kendala-kendala
yang
dihadapi
Menteri No. 40 tahun 2008 tentang Standar
sekolah
Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Menengah
dalam mengelola laboratorium Bank Unit
Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan, dengan
Produksi sebagai sarana pembelajaran siswa
rata-rata tingkat persentase 72,92% dan rata-
akuntansi pada SMK Negeri Se-Surakarta
rata skor 3,64.
yaitu terus berusaha meningkatkan sarana dan
270
Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 259 s/d 272
Rani Kumalasinta, Analisis Pengelolaan Laboratorium Produktif Akuntansi (Bank Unit
Produksi) Sebagai Sarana Pembelajaran Siswa Akuntansi Pada Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri Se-Surakarta. Juni, 2014.
Tingkat pengelolaan laboratorium
FKIP
UNS,
Ketua
BKK
Pendidikan
unit produksi sebagai sarana pembelajaran
Akuntansi FKIP UNS, Pembimbing I dan
siswa akuntansi pada SMK N Se-Surakarta
Pembimbing II, serta jajaran redaksi Jurnal
mulai dari perencanaan, pengorganisasian,
Pendidikan Ekonomi FKIP UNS.
pelaksanaan, serta pengawasan dan evaluasi,
dikategorikan baik dengan rata-rata tingkat
DAFTAR PUSTAKA
persentase 80,57% dan rata-rata skor 4,03.
Arifin,
A.S.
(2010).
Pengelolaan
Pelaksanaan kegiatan praktik di
Laboratorium. Jawa Barat: Widyaiswara
laboratorium unit produksi sebagai sarana
LPMP Jabar. Diperoleh 28 Januari
pembelajaran siswa akuntansi pada SMK
2014, dari http://www.scribd.com/doc/
Negeri
195400678/ Kel-1-Pengelolaan-Lab
Se-Surakarta
dikategorikan
baik
Azm/yni. (2013). Indonesia Harus Bersiap
dengan rata-rata tingkat persentase 83,53%
Hadapi Asean Economic Community
dan rata-rata skor 4,17.
2015. Diperoleh 22 April 2014, dari
Kendala yang muncul yaitu masih
terdapat sekolah yang sarana prasarana belum
http://feb.ub.ac.id/indonesia-harus-
sesuai standar, belum terdapat software,
bersiap-hadapi-asean-economic-
terbatasnya waktu pengelolaan, belum ada
community-2015.html#.U043OqJayBY
Bafadal, I. (2004). Manajemen Perlengkapan
karyawan khusus, kurangnya ketelitian siswa
Sekolah. Jakarta: PT Bumikarsa.
saat praktik.
Upaya
yang
dilakukan
Departemen Pendidikan Nasional. (2007).
adalah
berusaha meningkatkan sarana dan prasarana,
Peraturan
Pemerintah
Republik
menggunakan Ms.Excel, membuat jadwal piket
Indonesia No 24 Tahun 2007 tentang
guru akuntansi untuk memantau siswa saat
Standar Sarana dan Prasarana, Jakarta:
praktik, pembimbing praktik memberikan
Kementrian Pendidikan Nasional
Departemen Pendidikan Nasional. (2008).
masukan kepada siswa agar lebih teliti.
Lampiran
Peraturan
Menteri
Pendidikan Nasional No. 40 Tahun 2008
UCAPAN TERIMA KASIH
Tanggal 31 Juli 2008 Standar Sarana
Terselesaikannya artikel ilmiah ini
tidak terlepas dari bantuan, bimbingan,
dan
arahan dan dorongan dari berbagai pihak.
Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan
Penulis mengucapkan terimakasih kepada
(SMK/
Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi
Pendidikan Nasional.
271
Prasarana
Sekolah
MAK). Jakarta:
Menengah
Kementrian
Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 259 s/d 272
Rani Kumalasinta, Analisis Pengelolaan Laboratorium Produktif Akuntansi (Bank Unit
Produksi) Sebagai Sarana Pembelajaran Siswa Akuntansi Pada Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri Se-Surakarta. Juni, 2014.
Departemen Pendidikan Nasional. (2008).
Peraturan
Menteri
Januari 2014, dari http://journal.unnes.
Pendidikan
ac.id/sju/index.php/ujeb
Nasional RI No. 40 Tahun 2008
Kemendag.
Indonesia
(2011).
Menuju
Tentang Standar Sarana dan Prasarana
Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.
Sekolah
Diperoleh
Menengah
Kejuruan/
22
April
2014,
dari
Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/
http://ditjenkpi.kemendag.go.id/website.
MAK). Jakarta: Kementrian Pendidikan
kpi/index.php?module=news_detail&ne
Nasional.
ws_content_id=857&detail=true
Moleong, L. J. (2010). Metodologi Penelitian
Departemen Pendidikan Nasional. (2013).
Peraturan
Pemerintah
Indonesia
No.32
Republik
Tahun
Kualitatif.
2013
Remaja
Rosdakarya.
Mulyana, D. (2004). Metodologi Penelitian
Perubahan Atas PP No.19 Tahun 2005
Tentang Standar Nasional Pendidikan,
Kualitatif.
Jakarta:
Rosdakarya.
Kementrian
Bandung:
Pendidikan
Bandung:
PT
Remaja
Mulyasa, E. (2005). Manajemen Berbasis
Nasional
Emha, M. (2006). Pedoman Penggunaan
Laboratorium
Sekolah.
Sekolah Konsep, Strategi, Implementasi.
Bandung:
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Priowirjanto. (2009). Perencanaan Laborarium
Remaja Rosdakarya.
SMK. Diperoleh pada 26 Januari 2014,
Himpunan Pendidik dan Penguji Seluruh
Indonesia (HIPPSI). (2012). Diklat
dari
Kepala Laboratorium SMK. Diperoleh
pendidikan/berita/2009/11/04/150727-
3
perencanaan-laboratorium-smk.
April
2014,
dari
http://hippsi.
wordpress.com/2013/04/01/diklat-
Sugiyono.
http://www.republika.coberita/
(2012).
Metode
Penelitian
Kuantitatif,
kepala-laboratorium-SMK-himpunan-
Pendidikan
Pendekatan
pendidik-dan-penguji-seluruh-
Kualitatif,
dan
indonesia-HIPPSI.html
CV.Alfabeta.
R&B.
Bandung:
Indriastuti, dkk. (2013) Kesiapan Laboratorium
Wardani, T.K. (2010) Peran Laboratorium
Biologi dalam Menunjang Kegiatan
Penjualan Dalam Menunjang Kesiapan
Praktikum SMA Negeri di Kabupaten
Siswa Melaksanakan Praktek Kerja
Brebes. Unnes Journal of Biology
Lapangan. Surakarta: UNS.
Education 2 (2) (2013). Diperoleh 28
272
1
Rani Kumalasinta, Analisis Pengelolaan Laboratorium Produktif Akuntansi (Bank Unit
Produksi) Sebagai Sarana Pembelajaran Siswa Akuntansi Pada Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri Se-Surakarta. Juni, 2014.
ANALISIS PENGELOLAAN LABORATORIUM PRODUKTIF
AKUNTANSI (BANK UNIT PRODUKSI) SEBAGAI SARANA
PEMBELAJARAN SISWA AKUNTANSI PADA SEKOLAH
MENENGAH KEJURUAN NEGERI SE-SURAKARTA
Rani Kumalasinta, Sri Witurachmi dan Elvia Ivada*
*Pendidikan Ekonomi-BKK Akuntansi, FKIP Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia
ranikumalasinta@yahoo.com
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: ketersediaan sarana dan prasarana di
laboratorium unit produksi menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 40 tahun 2008
tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah
Kejuruan, pengelolaan laboratorium Unit produksi, pelaksanaan kegiatan praktik di
laboratorium unit produksi, kendala-kendala yang dihadapi sekolah dalam mengelola
laboratorium unit produksi, dan upaya sekolah dalam mengatasi kendala yang muncul dalam
mengelola laboratorium unit produksi.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, objek penelitian adalah
seluruh SMK Negeri Se-Surakarta Bidang Bisnis Manajemen. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah wawancara, observasi, angket dan dokumentasi. Teknik pengambilan
sempel menggunakan purposive sampling dan snowball sampling. Uji validitas data dalam
penelitian ini melalui triangulasi metode dan triangulasi sumber.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: tingkat ketersediaan sarana dan prasarana di
laboratorium unit produksi sebagai sarana pembelajaran siswa akuntansi pada SMK Negeri SeSurakarta dikategorikan baik dan tidak menyimpang dari Peraturan Menteri No. 40 tahun 2008,
dengan rata-rata tingkat persentase 72,92% dan rata-rata skor 3,64; tingkat pengelolaan
laboratorium unit produksi sebagai sarana pembelajaran siswa akuntansi pada SMK Negeri SeSurakarta mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, serta pengawasan dan evaluasi,
dikategorikan baik dengan rata-rata tingkat persentase 80,57% dan rata-rata skor 4,03;
pelaksanaan kegiatan praktik di laboratorium unit produksi sebagai sarana pembelajaran siswa
akuntansi pada SMK Negeri Se-Surakarta dikategorikan baik dengan rata-rata tingkat
persentase 83,53% dan rata-rata skor 4,17; kendala yang muncul yaitu masih terdapat sekolah
yang sarana prasarana belum sesuai standar, belum terdapat software, terbatasnya waktu
pengelolaan, belum adanya karyawan khusus, kurangnya ketelitian siswa saat praktik; dan
upaya yang dilakukan adalah berusaha meningkatkan sarana dan prasarana, menggunakan
Microsoft Excel, membuat jadwal piket guru akuntansi untuk memantau siswa saat praktik,
pembimbing praktik memberikan masukan kepada siswa agar lebih teliti.
Kata kunci: pengelolaan laboratorium, laboratorium akuntansi, pembelajaran praktik akuntansi
259
Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 259 s/d 272
Rani Kumalasinta, Analisis Pengelolaan Laboratorium Produktif Akuntansi (Bank Unit
Produksi) Sebagai Sarana Pembelajaran Siswa Akuntansi Pada Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri Se-Surakarta. Juni, 2014.
ABSTRACT
The objectives of this research are to investigate: the availability of facilities and
infrastructures at the production unit laboratories pursuant to Regulation of the Ministry of
National Education of the Republic of Indonesia Number: 40 of 2008 regarding the Standards of
Facilities and Infrastructures for Vocational High Schools/Islamic Vocational High Schools; the
management of production unit laboratories; the implementation of practicum activities at the
production unit laboratories; the constraints encountered in the implementation of management
of production unit laboratories; and the efforts done by the schools of dealing with the existing
problems in managing the production unit laboratories.
This research used the descriptive qualitative research method. Its objects were all of
Management Business Fields, State Vocational High Schools of Surakarta. The data of the research
were collected through in-depth interview, observation, questionnaire, and documentation. The
samples of the research were taken by using the purposive sampling technique and the snowball
sampling technique. They were validated by using the method and source triangulations.
The results of the research show that: the level of availability of facilities and
infrastructures at the production unit laboratories as a means of learning for the Accounting
students of State Vocational High Schools of Surakarta is in the good category and does not
deviate from Regulation of the Ministry of the Ministry of National Education of the Republic
of Indonesia Number: 40 of 2008 with the average percentage of 72.92% and the average
score of 3.64; the level of management of production unit laboratories as a means of learning
of the Accounting students of State Vocational High Schools of Surakarta starting from
planning, organization, implementation, supervision to evaluation respectively is in the good
category with the average percentage of 80.57% and the average score of 4.03; the
implementation of practicum activities at the production unit laboratories as a means of
learning for the Accounting students of State Vocational High Schools of Surakarta is in the good
category with the average percentage of 83.53% and the average score of 4.17; the constraints
encountered in the implementation of management of the production unit laboratories are as
follows: some schools have facilities and infrastructures which are not incompliant with the
required standards, there is not software, the time for management is limited, there is not any
specialized staff for managing the production unit laboratories, the students are less careful when
doing practicum activities; and the efforts done of dealing such constraints are as follows:
striving to improve the facilities and infrastructures, using Microsoft Excel software, making
schedules for the Accounting teachers to supervise the students when having practicum activities,
and encouraging the practicum guiding teachers to extend inputs to the students so as to act
thoroughly when doing practicum activities.
Keywords:
Laboratory management, Accounting productive laboratory, and Accounting
practicum learning
dan mengarahkan peran ASEAN di Dunia.
PENDAHULUAN
Memasuki era Masyarakat Ekonomi
Menurut Drs. Subagio, MS konsep utama
ASEAN atau Asean Economic Community,
dari AEC atau Masyarakat Ekonomi ASEAN
Indonesia mempunyai tanggungjawab untuk
adalah menciptakan ASEAN sebagai sebuah
meningkatkan perannya dalam menentukan
pasar tunggal dan kesatuan basis produksi
260
Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 259 s/d 272
Rani Kumalasinta, Analisis Pengelolaan Laboratorium Produktif Akuntansi (Bank Unit
Produksi) Sebagai Sarana Pembelajaran Siswa Akuntansi Pada Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri Se-Surakarta. Juni, 2014.
dimana terjadi free flow atas barang, jasa,
satu pilar kebijakannya yaitu perluasan akses
faktor produksi, investasi dan modal serta
untuk memperoleh pendidikan pada semua
penghapusan tarif bagi perdagangan antar
jenis dan jenjang pendidikan termasuk
negara ASEAN yang kemudian diharapkan
Sekolah
dapat mengurangi kemiskinan dan kesenjangan
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan
ekonomi diantara negara-negara anggotanya
Dasar dan Menengah melalui Direktorat
melalui kerjasama yang saling menguntungkan.
Pendidikan Menegah Kejuruan menetapkan
(Ditjenkpi Kemendag, 2011)
arah dalam rangka peningkatan jumlah siswa
Menengah
Kejuruan
(SMK).
Terkait kerja sama perdagangan di
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan
ASEAN dalam waktu dekat yakni pada
menargetkan jumlah siswa Sekolah Menengah
tahun 2015, Indonesia harus menyiapkan diri
Atas (SMA) pada tahun 2009/2010 nantinya
Economic
dengan siswa Sekolah Menengah Kejuruan
Community 2015. Indonesia harus mampu
(SMK) yaitu dengan perbandingan 60:40,
berperan aktif serta dapat memanfaatkan kerja
pada tahun 2007 perbandingan jumlah siswa
sama ini. Djatmiko Bris Witjaksono, SE.,
SMA berbanding dengan jumlah siswa SMK
MSIE selaku Direktur Kerja Sama Asean
masih dalam kondisi 70:30. Hal ini sesuai
dari Kemendag RI berpendapat bahwa
dengan surat Mendiknas No.14/MPN/HK/2007
bukan hanya tanggung jawab Kemendag
tanggal
atau pemerintah, namun juga tanggung
dimaksudkan untuk mempercepat pertumbuhan
jawab bersama seluruh elemen di Indonesia.
sumber daya manusia tingkat menengah yang
Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia
siap kerja, cerdas dan kompetitif yang pada
Indonesia sangat dibutuhkan. Ketersediaan
akhirnya
manusia bermutu atau Sumber Daya Manusia
ekonomi nasional.
untuk
menghadapi
Asean
berkualitas yang menguasai Iptek, sangat
menentukan
kemampuan
bangsa
24
Januari
akan
Pada
2007.
mendukung
dasarnya
Hal
tersebut
pertumbuhan
tujuan
Sekolah
dalam
Menengah Kejuruan adalah menghasilkan
menghadapi Asean Economic Community
tenaga siap kerja yang terampil dan mampu
2015. (azm/yni, 2013)
bersaing di dunia usaha maupun dunia
Departemen Pendidikan Nasional
industri, namun kenyataannya tamatan SMK
melakukan peningkatan mutu Sumber Daya
belum diakui kompetensinya atau masih
Manusia dengan melaksanakan pembangunan
minimnya kepercayaan dunia usaha dan dunia
pendidikan, dengan menetapkan arah melalui
industri. Hal ini dikuatkan oleh penjabaran
Rencana Strategis 2005–2009 yang salah
Yuwanto & Putra (2010) mengutip penjelasan
261
Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 259 s/d 272
Rani Kumalasinta, Analisis Pengelolaan Laboratorium Produktif Akuntansi (Bank Unit
Produksi) Sebagai Sarana Pembelajaran Siswa Akuntansi Pada Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri Se-Surakarta. Juni, 2014.
Kementerian Pendidikan Nasional menyatakan
Dari sisi lain, kelengkapan sarana dan
bahwa 50 % dari total 900 ribu lulusan Sekolah
prasarana pada Sekolah Menengah Kejuruan
Menengah Kejuruan (SMK) per tahun diserap
dapat berdampak positif bagi keberhasilan
dunia industri. Adapun sekitar 100 ribu siswa
siswa dalam memperoleh informasi sebagai
yang melanjutkan ke jenjang perkuliahan, dan
upaya untuk membentuk karakter dibidang
40% sisanya masih belum mendapat kerja.
profesi yang siap terjun ke dalam dunia
Padahal tamatan SMK seharusnya memiliki
kerja.
kompetensi yang mampu bersaing di pasar
tenaga
kerja
karena
“dalam
Sarana dan Prasarana pendidikan
perspektif
adalah salah satu sumber daya yang menjadi
Pendidikan Menengah Kejuruan (PMK) yang
tolok ukur mutu sekolah dan perlu peningkatan
dasarnya life skills, telah menempati prioritas
terus menerus seiring perkembangan ilmu
sebagaimana yang tertuang dalam tujuan SMK
pengetahuan dan teknologi yang semakin
itu sendiri” Priowirjanto (2009).
canggih. Mulyasa, E (2009: 49) berpendapat
Dijelaskan dalam Peraturan Menteri
bahwa, “Sarana pendidikan adalah peralatan
Pendidikan Nasional Republik Indonesia No
dan perlengkapan yang secara langsung
40 Tahun 2008 Tentang Standar Sarana
dipergunakan
Prasarana untuk Sekolah Menengah Kejuruan
pendidikan,
(SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan
mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja
(MAK) pasal 4 (Peraturan Menteri, 2008:4)
kursi, serta alat-alat dan media pengajaran”.
dijelaskan bahwa; “Penyelenggaraan Sekolah
Menengah
Kejuruan/
menunjang
khususnya
Pemerintah
proses
melalui
proses
belajar,
menteri
Aliyah
pendidikan menerbitkan PP No.32 Tahun
Kejuruan (SMK/MAK) wajib menerapkan
2013 perubahan atas PP No.19 Tahun 2005
standar
tentang
sarana
Menengah
dan
Kejuruan/
Madrasah
dan
prasarana
standar
nasional
pendidikan
Aliyah
merupakan standar nasional pendidikan yang
Kejuruan (SMK/MAK) sebagaimana diatur
berkaitan dengan kriteria minimal tentang
dalam Peraturan Menteri ini, selambat-
ruang belajar, tempat berolahraga, tempat
lambatnya 5 (lima) tahun setelah Peraturan
beribadah,
Menteri
ini
bengkel kerja, tempat bermain, tempat
menjelaskan bahwa setiap satuan pendidikan
berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar
wajib memiliki sarana dan prasarana yang
lain, yang diperlukan untuk menunjang proses
diperlukan
pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi
ini
Madrasah
Sekolah
ditetapkan”.
untuk
Peraturan
menunjang
proses
pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
perpustakaan,
informasi dan komunikasi.
262
laboratorium,
Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 259 s/d 272
Rani Kumalasinta, Analisis Pengelolaan Laboratorium Produktif Akuntansi (Bank Unit
Produksi) Sebagai Sarana Pembelajaran Siswa Akuntansi Pada Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri Se-Surakarta. Juni, 2014.
Berdasarkan
lampiran
Peraturan
kerja, sesuai dengan apa yang menjadi harapan
Menteri No.40 tahun 2008 tentang Standar
pemerintah.
Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Menengah
ketrampilan dan keahlian siswa khususnya
Kejuruan/
pelajaran produktif Akuntansi disediakan
Madrasah
Aliyah
Kejuruan
Upaya
untuk
meningkatkan
(SMK/MAK), poin D: “Sebuah SMK/MAK
laboratorium
sekurang-kurangnya
prasarana
kompetensi produktif, salah satunya yaitu
ruang
Bank unit produksi untuk meningkatkan
yang
memiliki
dikelompokkan
dalam
pembelajaran umum, ruang penunjang, dan
ruang
pembelajaran
khusus.
untuk
praktik
langsung
keahlian dalam pembukuan.
Ketentuan
Pengelolaan laboratorium berkaitan
mengenai kelompok ruang tersebut dijelaskan
dengan pengelola dan pengguna, fasilitas
pada butir 1, butir 2, dan butir 3 beserta
laboratorium, dan aktivitas yang dilaksanakan
sarana yang ada di setiap ruang. Deskripsi
di laboratorium yang menjaga keberlanjutan
yang lebih terinci tentang sarana dan prasarana
fungsinya.
pada masing-masing ruang pembelajaran
laboratorium merupakan tanggung jawab
khusus ditetapkan dalam pedoman teknis yang
bersama baik pengelola maupun pengguna.
disusun oleh Direktorat Pembinaan SMK.”
Mengatur
Pada
dan
dasarnya
memelihara
pengelolaan
laboratorium
Sarana prasarana sekolah yang ada
merupakan upaya agar laboratorium selalu
pada SMK Negeri Se-Surakarta Bidang
tetap berfungsi sebagaimana mestinya. Tanpa
Studi Keahlian Bisnis Manajemen salah
pengelolaan yang baik, laboratorium hanya
satunya
sebatas kumpulan alat yang teratur namun
yaitu
laboratorium
produktif
akuntansi. Laboratorium Akuntansi berperan
tidak fungsional. (HIPPSI, 2012)
sebagai sarana penunjang pembelajaran
Berdasarkan observasi di SMK
siswa khususnya siswa yang mengambil
Negeri Bidang Bisnis Manajemen yang ada
jurusan Akuntansi,
karena siswa akan
di kota Surakarta menunjukkan bahwa ada
dibimbing dan dilatih dalam mempraktikkan
satu sekolah yang telah memiliki ruang
dan mengembangkan semua pengetahuan
sendiri
akuntansi,
semakin
produksi, sedangkan dua sekolah lain ruang
bertambah pengetahuan siswa baik secara teori
laboratorium bank bank unit produksi masih
maupun
Laboratorium
bergabung dengan laboratorium produktif
Akuntansi mengambil peran penting dalam
jurusan lain. Pemanfaatan laboratorium bank
menunjang proses belajar bagi siswa dalam
unit produksi berbeda antara masing-masing
mempersiapkan siswa menuju tenaga siap
sekolah, karena ada perbedaan ketersediaan
sehingga
praktik.
diharapkan
Kegiatan
263
untuk
laboratorium
bank
unit
Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 259 s/d 272
Rani Kumalasinta, Analisis Pengelolaan Laboratorium Produktif Akuntansi (Bank Unit
Produksi) Sebagai Sarana Pembelajaran Siswa Akuntansi Pada Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri Se-Surakarta. Juni, 2014.
sarana dan prasarana yang menunjang serta
Kejuruan/
kebutuhan
pengelolaan
tiap
sekolah.
Kondisi
ini
Madrasah
Aliyah
laboratorium
Unit
Kejuruan,
produksi,
mengindikasikan bahwa belum seluruh SMK
pelaksanaan kegiatan praktik di laboratorium
Negeri di kota Surakarta memiliki sarana
unit produksi, kendala-kendala yang dihadapi
dan prasarana sesuai dengan Permendiknas
sekolah dalam mengelola laboratorium unit
No. 40 Tahun 2008, minimnya ruang
produksi, serta upaya sekolah dalam mengatasi
laboratorium yang tidak sebanding dengan
kendala
jumlah
laboratorium unit produksi.
peserta
didik,
pengelolaan
dan
yang
muncul
dalam
mengelola
pemanfaatan laboratorium bank unit produksi
sebagai sarana pembelajaran siswa akuntansi
METODE PENELITIAN
masih dirasa kurang optimal, dan belum ada
Penelitian ini merupakan penelitian
pengelola khusus laboratorium (laboran).
kualitatif. Jenis penelitian berupa deskriptif
Mengatasi
tersebut
kualitatif. Objek penelitian adalah seluruh
diperlukan strategi dari pengelola laboratorium
SMK Negeri Se-Surakarta Bidang Bisnis
agar fungsi laboratorium sebagai sarana
Manajemen yang memiliki laboratorium
proses pembelajaran dapat berjalan seefisien
Bank Unit Produksi. Teknik pengumpulan
mungkin, sehingga peserta didik merasakan
data yang digunakan adalah wawancara,
manfaat laboratorium dan tentunya untuk
observasi, angket dan dokumentasi. Teknik
tercapainya
yang
pengambilan sempel menggunakan purposive
maksimal. Melihat begitu pentingnya sarana
sampling dan snowball sampling. Uji validitas
pendidikan bagi kegiatan pembelajaran, sarana
data dalam penelitian ini melalui triangulasi
pendidikan di sekolah khususnya laboratorium
metode dan triangulasi sumber. Analisis data
akuntansi perlu dikelola dengan baik agar
dilaksanakan sesuai dengan model analisis
dapat bermanfaat secara optimal.
interaktif yang terdiri dari pengumpulan
beberapa
proses
Tujuan
pembelajaran
yang
data, reduksi data, membandingkan data
dilakukan oleh penulis mengenai pengelolaan
dengan Permendiknas No. 40 Tahun 2008,
Bank Unit Produksi pada SMK Negeri Se-
sajian data, dan penarikan kesimpulan atau
Surakarta,
verifikasi. Prosedur penelitian dilakukan dari
ketersediaan
dari
masalah
yaitu
sarana
penelitian
untuk
dan
mengetahui:
prasarana
di
tahap persiapan, pengumpulan data, analisis
laboratorium unit produksi menurut Peraturan
data, penarikan kesimpulan, dan penyusunan
Menteri No. 40 tahun 2008 tentang Standar
laporan penelitian.
Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Menengah
264
Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 259 s/d 272
Rani Kumalasinta, Analisis Pengelolaan Laboratorium Produktif Akuntansi (Bank Unit
Produksi) Sebagai Sarana Pembelajaran Siswa Akuntansi Pada Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri Se-Surakarta. Juni, 2014.
sarana dan prasarana, pengelolaan, serta
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri
kegiatan
pembelajaran
praktik.
Aspek
di kota Surakarta yang memiliki Laboratorium
ketersediaan sarana dan prasarana terdiri dari
Produktif Akuntansi Bank Unit Produksi
ruang, perabot, peralatan, media pendidikan,
adalah
serta
SMK
Negeri
Bidang
Bisnis
perlengkapan
lain
atau
fasilitas
Manajemen yaitu SMK Negeri 1 Surakarta,
penunjang. Aspek pengelolaan terdiri dari
SMK Negeri 3 Surakarta, dan SMK Negeri 6
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
Surakarta. Ketiga SMK Negeri tersebut telah
pengawasan dan evaluasi. Aspek kegiatan
memenuhi tuntutan dari pemerintah untuk
pembelajaran praktik terdiri dari kegunaan
memiliki suatu laboratorium atau ruang
atau fungsi Bank Unit Produksi, antusiasme
praktik program keahlian sesuai dengan
siswa, ketertarikan siswa, ketekunan siswa,
jurusan yang dimiliki. Khususnya untuk
dan manfaat Bank Unit Produksi. Pada proses
jurusan akuntansi, seluruh SMK tersebut
penyelenggaraan laboratorium Bank Unit
telah memiliki laboratorium atau ruang
Produksi di sekolah, masih terdapat kendala
praktik Bank Unit Produksi. Bank Unit
atau hambatan.
Produksi dalam Peraturan Menteri No. 40
tersebut berasal dari aspek ketersediaan sarana
Tahun 2008 Tentang Standar Sarana dan
dan prasarana, pengelolaan, maupun dari
Prasarana
untuk
Menengah
kegiatan pembelajaran praktiknya. Munculnya
Kejuruan/
Madrasah
Kejuruan
berbagai kendala dan hambatan tersebut,
(SMK/ MAK), merupakan kelompok ruang
diimbangi dengan upaya dari pihak pengelola
praktik program keahlian akuntansi, dan
dan sekolah untuk mengatasinya. Ketiga
termasuk dalam ruang praktik unit usaha.
aspek, kendala dan upaya tersebut dijelaskan
Pada
Sekolah
Aliyah
ketiga
sekolah
tersebut
Kendala atau hambatan
sebagai berikut:
memiliki kesamaan produk perbankan yaitu
Ketersediaan
tabungan dan pinjaman, namun terdapat pula
Laboratorium
Sarana
dan
Prasarana
perbedaan yaitu Bank Unit Produksi SMK
Ketersediaan sarana dan prasarana
Negeri 1 Surakarta dan SMK Negeri 6
laboratorium produktif akuntansi Bank Unit
Surakarta
SPP,
Produksi dalam menunjang kegiatan praktik
sedangkan SMK Negeri 3 Surakarta tidak
siswa akuntansi meliputi aspek lahan ruang,
melayani pembayaran SPP.
perabot, peralatan, media pendidikan, serta
melayani
pembayaran
Dalam penyelenggaraan Bank Unit
perlengkapan lain atau fasilitas penunjang.
Produksi, terdapat tiga aspek yaitu ketersediaan
Menurut Peraturan Menteri No. 40 Tahun
265
Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 259 s/d 272
Rani Kumalasinta, Analisis Pengelolaan Laboratorium Produktif Akuntansi (Bank Unit
Produksi) Sebagai Sarana Pembelajaran Siswa Akuntansi Pada Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri Se-Surakarta. Juni, 2014.
2008, luas minimum untuk ruang laboratorium
Tingkat ketersediaan sarana dan
unit produksi yaitu 32 m2, perabot berupa
prasarana
kursi, meja, serta lemari simpan, untuk
Produksi sebagai sarana pembelajaran siswa
peralatan berupa kalkulator, komputer, dan
akuntansi pada SMK Negeri Se-Surakarta,
printer, untuk media pendidikan yaitu papan
rata-rata tiap sekolah telah memadai dan
tulis, untuk perlengkapan lain atau fasilitas
tidak menyimpang dari Peraturan Menteri
penunjang yaitu stopkontak/ tempat sampah.
No.40 tahun 2008 tentang Standar Sarana
Menurut
Mulyasa,
E
(2005)
di
laboratorium
Bank
Unit
dan Prasarana untuk Sekolah Menengah
laboratorium merupakan salah satu sumber
Kejuruan/
belajar di sekolah. Ketersediaan sarana dan
Secara keseluruhan tingkat ketersediaan
prasarana di laboratorium yang sesuai
sarana dan prasarana di laboratorium Bank
dengan standar peraturan yang berlaku
Unit Produksi pada SMK Negeri Se-
sangat dibutuhkan. Berdasarkan Peraturan
Surakarta, dikategorikan “baik” dengan rata-
Menteri No. 40 Tahun 2008 Tentang Standar
rata tingkat persentase 72,92% dan rata-rata
Sarana
tingkat skor 3,64.
dan
Prasarana
untuk
Sekolah
Madrasah
Aliyah
Menengah Kejuruan, Bank Unit Produksi
Pengelolaan Laboratorium
yang terdapat di SMK Negeri Se-Surakarta
Pengelolaan
Kejuruan.
laboratorium
sangat
belum sesuai standar Permendiknas tersebut,
dibutuhkan untuk mencapai pembelajaran
namun secara keseluruhan telah berfungsi
praktik
sesuai dengan kebutuhan masing-masing
dijelaskan
sekolah.
Indriastuti, bahwa fasilitas laboratorium
Sekolah Menengah Kejuruan di kota
yang
oleh
maksimal,
Ketut
seperti
(2008)
yang
dalam
dapat dikelola dengan baik dan dioptimalkan
Surakarta berdasarkan Peraturan Menteri No.
pemanfaatannya
40 Tahun 2008, SMK Negeri 1 Surakarta dan
organisasi manajemen laboratorium. Jadi
SMK Negeri 6 Surakarta, Bank Unit Produksi
agar semua kegiatan yang dilakukan di
yang ada sudah memadai, sedangkan untuk
dalam laboratorium dapat berjalan lancar,
SMK Negeri 3 Surakarta sarana dan
dibutuhkan sistem pengelolaan operasional
prasarana di Bank Unit Produksi masih
laboratorium yang baik sesuai dengan
kurang memadai. Ruang Bank Unit Produksi
situasi kondisi setempat. Berdasarkan hasil
masih bergabung dengan ruang laboratorium
observasi, peneliti melihat pada SMK Negeri
jurusan lain, ruangnya sempit dan tidak
Se-Surakarta, SMK Negeri 1 Surakarta,
sebanding dengan jumlah siswa akuntansi.
SMK Negeri 3 Surakarta, dan SMK Negeri 6
266
dengan
adanya
sistem
Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 259 s/d 272
Rani Kumalasinta, Analisis Pengelolaan Laboratorium Produktif Akuntansi (Bank Unit
Produksi) Sebagai Sarana Pembelajaran Siswa Akuntansi Pada Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri Se-Surakarta. Juni, 2014.
Surakarta memiliki sistem atau kebijakan
lancar, mulai dari membuka bank pada pagi
yang
proses
hari sampai dengan penutupan pada siang
pengelolaan Bank Unit Produksi, hal ini
hari sebelum siswa pulang sekolah. Untuk
disesuaikan dengan situasi dan kondisi
pengawasan dan evaluasi masih kurang
sekolah masing-masing.
optimal, namun sudah baik. Rata-rata di
berbeda-beda
dalam
Pada SMK Negeri Se-Surakarta,
pengelolaan
Se-Surakarta
pengawasan
dilakukan oleh ketua laboratorium Bank Unit
melakukan
Produksi dengan mendatangi Bank Unit
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan
Produksi setiap harinya, sedangkan evaluasi
pembinaan serta evaluasi, seperti yang telah
dilakukan
dikemukakan oleh Mulyasa (2005) pengelolaan
pengelola
atau
perencanaan,
sekolah serta guru-guru lain dengan diadakan
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan,
rapat tiap akhir semester atau rapat tahunan.
dan evaluasi. Proses perencanaan, pengelola
Pada rapat tersebut, Kepala Sekolah selaku
Bank Unit Produksi di tiap sekolah yaitu SMK
pembina melakukan pembinaan untuk para
Negeri 1 Surakarta, SMK Negeri 3 Surakarta,
pengelola
dan SMK Negeri Surakarta sudah membuat
kedepannya pengelolaan Bank Unit Produksi
rencana kegiatan pada awal semester yaitu
lebih baik.
rata-rata
manajemen
telah
meliputi
Bank
Negeri
Unit
Produksi
laboratorium
SMK
merencanakan program kerja untuk satu
secara
Bank
Bank
bersama-sama
Unit
Produksi,
Unit
Menurut
kepala
Produksi
Peraturan
oleh
agar
Menteri
semester kedepan, membuat jadwal untuk
Pendidikan Nasional RI No 24 tahun 2007
kegiatan praktik siswa baik jadwal piket
tentang Standar Laboratorium, menjelaskan
guru maupun siswa, selain itu pengelola juga
bahwa
merencanakan kegiatan apa saja yang akan
merupakan suatu komponen yang terdiri dari
dilakukan oleh siswa yang praktik. Proses
Sumber Daya Manusia, keuangan, peralatan,
pengorganisasian, pengelola telah membagi
fasilitas mutu, dan objek-objek fisik lainnya
jabatan beserta tugasnya yang telah dibuat
guna mencapai suatu tujuan tertentu secara
pada awal pergantian masa jabatan, hal ini
efektif
dapat dilihat dari struktur organisasi pada
Permendiknas No 24 tahun 2007, Sumber
masing-masing Bank Unit Produksi yang ada
Daya Manusia yang terdapat pada Bank Unit
di
aspek
Produksi SMK Negeri Se-Surakarta telah
pengelolaan sudah berjalan baik terlihat pada
memadai dan dapat melaksanakan tugasnya
pembelajaran praktik siswa telah berjalan
dengan baik dan mencapai tujuan secara
sekolah.
Pada
pelaksanaannya
267
pengelolaan
dan
efisien.
atau
management
Sesuai
dengan
Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 259 s/d 272
Rani Kumalasinta, Analisis Pengelolaan Laboratorium Produktif Akuntansi (Bank Unit
Produksi) Sebagai Sarana Pembelajaran Siswa Akuntansi Pada Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri Se-Surakarta. Juni, 2014.
efektif dan efisien yaitu dapat berjalannya
dari pengelolaan dapat berfungsi maksimal.
proses pembelajaran praktik siswa akuntansi
Sedangkan untuk SMK Negeri 6 Surakarta
dengan lancar, namun untuk Sumber Daya
sudah memiliki laboran atau tenaga ahli yang
Manusia pengelola pada SMK Negeri 1
membantu dalam proses kegiatan pembelajaran
Surakarta dan SMK Negeri 3 Surakarta
praktik di Bank Unit Produksi, hal ini sudah
belum memiliki karyawan khusus yang
sesuai dengan pendapat Wicahyono (2003).
selalu berada di ruang laboratorium untuk
membantu
pelaksanaan
praktik
Tingkat pengelolaan laboratorium
siswa.
Bank
Unit
Produksi
sebagai
sarana
Bahkan di SMK Negeri 1 Surakarta untuk
pembelajaran siswa akuntansi pada SMK
pengelolanya
Negeri
bukan
dari
guru
bidang
Se-Surakarta
mulai
dari
aspek
akuntansi namun guru IPA, Agama dan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
Bahasa Inggris. Hal ini sangat disayangkan
pengawasan dan evaluasi sudah baik. Secara
karena tidak sesuai dengan keahliannya dan
keseluruhan tingkat pengelolaan laboratorium
hasilnya akan kurang optimal.
Bank
Unit
Produksi
sebagai
sarana
Pengelolaan seperti pada SMK
pembelajaran siswa akuntansi pada SMK
Negeri 1 Surakarta dan SMK Negeri 3
Negeri Se-Surakarta masuk dalam kategori
Surakarta belum sesuai dengan pendapat
“baik” dengan rata-rata tingkat persentase
Wicahyono (2003) dalam Arifin, A.S yang
80,57% dan tingkat rata-rata skor 4,03.
mengemukakan bahwa, agar dapat berfungsi
Pelaksanaan
maksimal, laboratorium harus dimanfaatkan
Praktik
Kegiatan
Pembelajaran
dengan cara benar. Untuk itu, laboratorium
Sarana pendidikan merupakan sarana
harus ditangani oleh seorang guru atau
penunjang bagi proses belajar mengajar.
karyawan khusus yang disebut “Laboran”.
Menurut tim penyusun pedoman pembukuan
Namun, apabila tidak memiliki tenaga ahli
media pendidikan departemen pendidikan
(spesialis), biasanya guru yang berkompeten
dan kebudayaan yang dimaksud dengan:
membimbing siswa praktik di laboratorium.
“sarana pendidikan adalah semua fasilitas
Pada SMK Negeri 3 Surakarta guru yang
yang
membimbing
mengajar, baik yang bergerak maupun yang
adalah
guru
akuntansi,
diperlukan
dalam
proses
belajar
sehingga sudah dapat dikatakan kompeten,
tidak
sedangkan untuk SMK Negeri 1 Surakarta
pendidikan dapat berjalan dengan lancar,
masih
dalam
teratur, efektif dan efisien”. Bank Unit
pengelolaan Sumber Daya Manusia agar hasil
Produksi yang terdapat pada SMK Negeri
perlu
adanya
perbaikan
268
bergerak
agar
pencapaian
tujuan
Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 259 s/d 272
Rani Kumalasinta, Analisis Pengelolaan Laboratorium Produktif Akuntansi (Bank Unit
Produksi) Sebagai Sarana Pembelajaran Siswa Akuntansi Pada Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri Se-Surakarta. Juni, 2014.
Se-Surakarta merupakan salah satu fasilitas
bergantian,
atau sarana yang diperlukan untuk menunjang
Surakarta jadwal siswa sama menggunakan
pembelajaran praktik siswa akuntansi agar
absen kelas, namun siswa praktik selama 3
siswa tidak hanya mendapatkan teori dikelas
hari baru ganti.
namun juga dapat mempraktikkan teori
sedangkan
SMK
Negeri
6
Tugas siswa saat kegiatan praktik di
tersebut, sehingga siswa menjadi lebih siap
Bank Unit Produksi
dalam menghadapi persaingan dalam dunia
Sesurakarta rata-rata sama yaitu melayani
kerja. Penyelenggaraan Bank Unit Produksi
tabungan, pinjaman dan pembayaran SPP.
di sekolah juga sesuai dengan tujuan SMK
Siswa mencatat
yaitu untuk menghasilkan tenaga siap kerja
selama mereka tugas, mulai dari pencatatan
yang terampil.
kas masuk, kas keluar, merekapnya dan
Menurut
yang terjadi
membuat laporan keuangan setiap pulang
laboratorium merupakan pusat proses belajar
sekolah. tugas yang telah dilakukan oleh
mengajar untuk mengadakan percobaan,
siswa tersebut selanjutnya akan dikoreksi
penyelidikan. Berdasarkan pengertian tersebut,
kembali
Bank Unit Produksi sebagai laboratorium
akuntansi yang bertugas pada hari itu.
akuntansi
Berdasarkan hasil wawancara pada siswa
berperan
M
transaksi
(2006)
juga
Emha,
di SMK Negeri
sebagai
tempat
percobaan, penyelidikan atau penelitian.
oleh
pengelola
maupun
guru
akuntansi, mereka senang dan lebih tertarik
Kegiatan pembelajaran praktik yang
untuk praktik di Bank Unit Produksi karena
dilakukan siswa di laboratorium Bank Unit
mereka lebih mudah mengingat apa yang
Produksi didampingi dan dibantu oleh guru
dipraktikkan langsung dari pada harus
maupun petugas khusus. Untuk sekolah yang
menghafal teori di kelas.
belum memiliki petugas khusus, siswa
didampingi
oleh
guru
akuntansi
Pelaksanaan kegiatan praktik di
atau
laboratorium Bank Unit Produksi sebagai
pengelola berdasarkan jadwal yang telah
sarana pembelajaran siswa akuntansi pada
dibuat sebelumnya. Siswa yang praktik juga
SMK Negeri Se-Surakarta sudah berjalan
berdasarkan jadwal yang telah disusun oleh
baik.
pengelola. Setiap sekolah memiliki jadwal
mengenai pelaksanaan kegiatan praktik di
praktik siswa yang berbeda-beda. Misalnya
laboratorium
untuk SMK Negeri 1 Surakarta dan SMK
menunjukkan kategori “baik” dengan dengan
Negeri 3 Surakarta, jadwal praktik siswa
rata-rata tingkat persentase 83,53% dan rata-
sesuai dengan absen kelas dan setiap hari
rata tingkat skor 4,17.
269
Secara
keseluruhan
Bank
Unit
hasil
Produksi
angket
juga
Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 259 s/d 272
Rani Kumalasinta, Analisis Pengelolaan Laboratorium Produktif Akuntansi (Bank Unit
Produksi) Sebagai Sarana Pembelajaran Siswa Akuntansi Pada Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri Se-Surakarta. Juni, 2014.
prasarana laboratorium Bank Unit Produksi
Kendala Pengelolaan Laboratorium
Kendala-kendala
dihadapi
dengan cara mengusulkan fasilitas apa yang
sekolah dalam mengelola laboratorium Bank
dibutuhkan oleh siswa untuk mendukung
Unit Produksi sebagai sarana pembelajaran
pembelajaran praktik; untuk software, ada
siswa akuntansi pada SMK Negeri Se-
sekolah yang membuat program sendiri
Surakarta yaitu masih terdapat sekolah yang
sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan
ketersediaan sarana dan prasarananya belum
menggunakan Microsoft Excel, dan ada
sesuai standar, namun sudah cukup baik;
sekolah yang sedang proses pemesanan
fasilitas yang ada di laboratorium Bank Unit
software; bagi sekolah yang belum memiliki
Produksi
karyawan khusus,
belum
yang
dipergunakan
secara
pengelola dan
guru
maksimal, misalnya siswa belum praktik
akuntansi secara bergantian memantau siswa
secara komputerisasi, namun masih secara
pada saat praktik; pengelola maupun guru
manual karena belum ada softwarenya, jika
akuntansi
beli masih dirasa mahal sehingga butuh
mengingatkan siswa agar selalu konsentrasi
pertimbangan
sekolah;
dan teliti saat pembelajaran praktik, selain
terbatasnya waktu pengelolaan karena masih
itu pengelola dan guru akuntansi selalu
ada sekolah yang belum memiliki karyawan
mengoreksi pekerjaan siswa saat praktik
khusus untuk membantu siswa pada saat
selesai, sehingga kesalahan tidak berlarut-
praktik di laboratorium Bank Unit Produksi;
larut.
dari
pihak
selalu
menanamkan
dan
serta pada saat pembelajaran praktik masih
ada siswa yang salah melakukan perhitungan
SIMPULAN
karena tidak konsentrasi dan kurang teliti,
Tingkat ketersediaan sarana dan
sehingga praktik di laboratorium Bank Unit
prasarana di laboratorium Bank Unit Produksi
Produksi sedikit terganggu.
sebagai sarana pembelajaran siswa akuntansi
Upaya Mengatasi Kendala Pengelolaan
pada SMK Negeri Se-Surakarta dikategorikan
Laboratorium
baik dan tidak menyimpang dari Peraturan
Upaya sekolah dalam mengatasi
kendala-kendala
yang
dihadapi
Menteri No. 40 tahun 2008 tentang Standar
sekolah
Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Menengah
dalam mengelola laboratorium Bank Unit
Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan, dengan
Produksi sebagai sarana pembelajaran siswa
rata-rata tingkat persentase 72,92% dan rata-
akuntansi pada SMK Negeri Se-Surakarta
rata skor 3,64.
yaitu terus berusaha meningkatkan sarana dan
270
Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 259 s/d 272
Rani Kumalasinta, Analisis Pengelolaan Laboratorium Produktif Akuntansi (Bank Unit
Produksi) Sebagai Sarana Pembelajaran Siswa Akuntansi Pada Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri Se-Surakarta. Juni, 2014.
Tingkat pengelolaan laboratorium
FKIP
UNS,
Ketua
BKK
Pendidikan
unit produksi sebagai sarana pembelajaran
Akuntansi FKIP UNS, Pembimbing I dan
siswa akuntansi pada SMK N Se-Surakarta
Pembimbing II, serta jajaran redaksi Jurnal
mulai dari perencanaan, pengorganisasian,
Pendidikan Ekonomi FKIP UNS.
pelaksanaan, serta pengawasan dan evaluasi,
dikategorikan baik dengan rata-rata tingkat
DAFTAR PUSTAKA
persentase 80,57% dan rata-rata skor 4,03.
Arifin,
A.S.
(2010).
Pengelolaan
Pelaksanaan kegiatan praktik di
Laboratorium. Jawa Barat: Widyaiswara
laboratorium unit produksi sebagai sarana
LPMP Jabar. Diperoleh 28 Januari
pembelajaran siswa akuntansi pada SMK
2014, dari http://www.scribd.com/doc/
Negeri
195400678/ Kel-1-Pengelolaan-Lab
Se-Surakarta
dikategorikan
baik
Azm/yni. (2013). Indonesia Harus Bersiap
dengan rata-rata tingkat persentase 83,53%
Hadapi Asean Economic Community
dan rata-rata skor 4,17.
2015. Diperoleh 22 April 2014, dari
Kendala yang muncul yaitu masih
terdapat sekolah yang sarana prasarana belum
http://feb.ub.ac.id/indonesia-harus-
sesuai standar, belum terdapat software,
bersiap-hadapi-asean-economic-
terbatasnya waktu pengelolaan, belum ada
community-2015.html#.U043OqJayBY
Bafadal, I. (2004). Manajemen Perlengkapan
karyawan khusus, kurangnya ketelitian siswa
Sekolah. Jakarta: PT Bumikarsa.
saat praktik.
Upaya
yang
dilakukan
Departemen Pendidikan Nasional. (2007).
adalah
berusaha meningkatkan sarana dan prasarana,
Peraturan
Pemerintah
Republik
menggunakan Ms.Excel, membuat jadwal piket
Indonesia No 24 Tahun 2007 tentang
guru akuntansi untuk memantau siswa saat
Standar Sarana dan Prasarana, Jakarta:
praktik, pembimbing praktik memberikan
Kementrian Pendidikan Nasional
Departemen Pendidikan Nasional. (2008).
masukan kepada siswa agar lebih teliti.
Lampiran
Peraturan
Menteri
Pendidikan Nasional No. 40 Tahun 2008
UCAPAN TERIMA KASIH
Tanggal 31 Juli 2008 Standar Sarana
Terselesaikannya artikel ilmiah ini
tidak terlepas dari bantuan, bimbingan,
dan
arahan dan dorongan dari berbagai pihak.
Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan
Penulis mengucapkan terimakasih kepada
(SMK/
Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi
Pendidikan Nasional.
271
Prasarana
Sekolah
MAK). Jakarta:
Menengah
Kementrian
Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 259 s/d 272
Rani Kumalasinta, Analisis Pengelolaan Laboratorium Produktif Akuntansi (Bank Unit
Produksi) Sebagai Sarana Pembelajaran Siswa Akuntansi Pada Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri Se-Surakarta. Juni, 2014.
Departemen Pendidikan Nasional. (2008).
Peraturan
Menteri
Januari 2014, dari http://journal.unnes.
Pendidikan
ac.id/sju/index.php/ujeb
Nasional RI No. 40 Tahun 2008
Kemendag.
Indonesia
(2011).
Menuju
Tentang Standar Sarana dan Prasarana
Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.
Sekolah
Diperoleh
Menengah
Kejuruan/
22
April
2014,
dari
Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/
http://ditjenkpi.kemendag.go.id/website.
MAK). Jakarta: Kementrian Pendidikan
kpi/index.php?module=news_detail&ne
Nasional.
ws_content_id=857&detail=true
Moleong, L. J. (2010). Metodologi Penelitian
Departemen Pendidikan Nasional. (2013).
Peraturan
Pemerintah
Indonesia
No.32
Republik
Tahun
Kualitatif.
2013
Remaja
Rosdakarya.
Mulyana, D. (2004). Metodologi Penelitian
Perubahan Atas PP No.19 Tahun 2005
Tentang Standar Nasional Pendidikan,
Kualitatif.
Jakarta:
Rosdakarya.
Kementrian
Bandung:
Pendidikan
Bandung:
PT
Remaja
Mulyasa, E. (2005). Manajemen Berbasis
Nasional
Emha, M. (2006). Pedoman Penggunaan
Laboratorium
Sekolah.
Sekolah Konsep, Strategi, Implementasi.
Bandung:
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Priowirjanto. (2009). Perencanaan Laborarium
Remaja Rosdakarya.
SMK. Diperoleh pada 26 Januari 2014,
Himpunan Pendidik dan Penguji Seluruh
Indonesia (HIPPSI). (2012). Diklat
dari
Kepala Laboratorium SMK. Diperoleh
pendidikan/berita/2009/11/04/150727-
3
perencanaan-laboratorium-smk.
April
2014,
dari
http://hippsi.
wordpress.com/2013/04/01/diklat-
Sugiyono.
http://www.republika.coberita/
(2012).
Metode
Penelitian
Kuantitatif,
kepala-laboratorium-SMK-himpunan-
Pendidikan
Pendekatan
pendidik-dan-penguji-seluruh-
Kualitatif,
dan
indonesia-HIPPSI.html
CV.Alfabeta.
R&B.
Bandung:
Indriastuti, dkk. (2013) Kesiapan Laboratorium
Wardani, T.K. (2010) Peran Laboratorium
Biologi dalam Menunjang Kegiatan
Penjualan Dalam Menunjang Kesiapan
Praktikum SMA Negeri di Kabupaten
Siswa Melaksanakan Praktek Kerja
Brebes. Unnes Journal of Biology
Lapangan. Surakarta: UNS.
Education 2 (2) (2013). Diperoleh 28
272
1