IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF AKUNTANSI DI SMK NEGERI 3 SURAKARTA | Cahyani | Jupe-Jurnal Pendidikan Ekonomi 2494 5658 1 SM

Jupe UNS, Vol. 1 No. 2 Hal. 1 s/d 14
Septiana Tri Cahyani, Implementasi Pendidikan Karakter pada Mata Pelajaran Produktif
Akuntansi di SMK Negeri 3 Surakarta. Juni, 2013
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER
PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF AKUNTANSI
DI SMK NEGERI 3 SURAKARTA

Septiana Tri Cahyani, Sri Witurachmi, Sohidin
Pendidikan Ekonomi-BKK Akuntansi, FKIP Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia
[email protected]

Abstrak : Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan strategi tunggal
terpancang. Penentuan sampel menggunakan sampling yang bertujuan. Sumber data yang
digunakan adalah responden (narasumber), sumber tertulis, sumber tempat dan peristiwa.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan analisis
dokumen. Validitas data dengan trianggulasi sumber dan trianggulasi metode. Teknik analisis
data yang digunakan adalah teknik analisis model interaktif. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran produktif akuntansi di SMK
Negeri 3 Surakarta sudah berjalan cukup baik dengan memasukkan 18 nilai karakter ke dalam
perangkat pembelajaran (Silabus dan RPP). Akan tetapi belum terdapat fokus pengembangan

kerakter teknisi akuntansi junior berupa tindakan khusus yang diperintahkan dan diteladani
oleh guru kepada siswa. Terdapat beberapa hambatan dan upaya dalam kegiatan
implementasi.
Kata kunci: pendidikan karakter, mata pelajaran produktif akuntansi, Sekolah Menengah
Kejuruan, teknisi akuntansi junior.
Abstract: This research was a qualitative descriptive study with a single strategy rooted. The
samples in this study used purposive sampling. Source of data used is the respondent
(informant), written sources, the source places and events. Data collection techniques used
were interviews, observation, and document analysis. The validity of the triangulation of data
sources and triangulation methods. While the data analysis technique used is an interactive
model of analysis techniques. The results showed that the implementation of character
education in the accounting productive subject in vocational high school 3 surakarta has
been going pretty well with insert 18 value characters into the learning devices (Syllabus and
RPP). However, there has not been the focus of development in the specific form of junior
technician accounting character's in real action which commanded and exemplified by the
teacher to the student. There are several obstacles and effort in implementation.
Keywords: character education, accounting productive subject, vocational high school,
junior accounting technician.

2│Jupe UNS, Vol. 1 No. 2 Hal. 1 s/d 14

PENDAHULUAN
Beberapa permasalahan terbesar di

dipadukan

maka

akan

menghasilkan

Indonesia yang diungkapkan dalam The

generasi emas bagi Indonesia di masa depan.

Global Competitiveness Index Report 2012-

Sumber daya manusia Indonesia

2013 adalah kurang efisiennya birokrasi


merupakan

pemerintah, korupsi, kurang memadainya

hendaknya dapat dimanfaatkan dengan baik,

pasokan

etika

oleh karena itu perlu adanya pembinaan

bekerja dalam angkatan kerja, pembatasan

sumber daya manusia terlebih dahulu guna

peraturan tenaga kerja, inflasi, akses ke

menciptakan generasi emas yang nantinya


pembiayaan,

kebijakan,

akan dapat dimanfaatkan untuk membangun

regulasi mata uang asing, peraturan pajak,

bangsa Indonesia. Pendidikan merupakan

ketidakstabilan pemerintah/kudeta,kejahatan

faktor penting pembentukan generasi emas

dan pencurian, tenaga kerja tidak terdidik,

yang berkompeten dan berkarakter.

infrastruktur,


miskinnya

ketidakstabilan

tarif pajak, kecukupan kapasitas tenaga
kerja, kesehatan masyarakat miskin.
Kompetensi

membuat

kekayaan

bangsa

yang

Dari masa ke masa Indonesia selalu
berupaya melakukan sebuah perbaikan guna


seseorang

menciptakan Sumber Daya Manusia yang

bisa melakukan tugasnya dengan baik,

berkualitas. Pendidikan karakter merupakan

namun

progam

karakterlah

yang

membuatnya

dan


kebijakan

besar

Bangsa

bertekad mencapai yang terbaik dan selalu

Indonesia. Pada Tahun 2010-an, guna

ingin

melanjutkan perjuangan dalam mewujudkan

lebih

baik.

Orang-orang dengan
disertai


“nation and character building” tersebut

karakter yang baik dapat menjadi sumber

maka Mendiknas mencanangkan Program

masalah bagi lingkungannya (Raka, dkk,

Pendidikan Karakter. Harapannya pelak-

2011:18).

sanaan

kompetensi

yang

tinggi


Ungkapan

tanpa

tersebut

Pendidikan

Karakter

ini

dapat

semakin

semakin berkembang dan melekat erat

menguatkan asumsi bahwa pengembangan


seperti jamur di musim hujan, yang akan

kompetensi

semakin merata dan susah dihapuskan.

harus

pengembangan

diimbangi

karakter

Pengembangan

yang

kemampuan


pengetahuan

dan

menghasilkan

peningkatan

sedangkan

baik.

Amanah pendidikan karakter juga

ilmu

tertera dalam UU nomor 20 tahun 2003

akan

tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3

kompetensi,

berbunyi:

Pendidikan

nasional

berfungsi mengembangkan kemampuan dan

memberikan bekal pengembangan karakter

membentuk watak serta peradaban bangsa

yang

yang

apabila

karakter

yang

akan

baik,

pen-didikan

teknologi

dengan

keduanya

dapat

bermartabat

dalam

rangka

Septiana Tri Cahyani, Implementasi Pendidikan Karakter pada Mata Pelajaran Produktif
Akuntansi di SMK Negeri 3 Surakarta │3
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan

Konsep Pendidikan Karakter harus dapat

untuk berkembangnya potensi peserta didik

dijabarkan secara utuh, bukan hanya sampai

agar menjadi manusia yang beriman dan

perumusan nilai-nilai karakter esensialnya,

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

tetapi juga sampai dengan proses perumusan

berakhlak

berilmu,

perilaku (behaviors) operasionalnya, yang

cakap,kreatif, mandiri, dan menjadi warga

harus dijabarkan ke dalam kegiatan-kegiatan

negara yang demokratis serta bertanggung

operasional

jawab.

masyarakat.

mulia,

Dari

sehat,

sekolah,

dan

Sekolah sebagai sebuah lembaga

tujuan

pendidikan

pendidikan formal juga sangat berperan

agar

pendidikan

dalam pembentukan karakter peserta didik

mampu membentuk peserta didik yang tidak

selain lingkungan rumah dan masyarakat.

hanya cerdas tetapi juga memiliki karakter

Banyaknya kasus mengenai korupsi pejabat

atau kepribadian yang kuat. Oleh karenanya,

negara

dalam pertumbuhan peserta didik perlu

diselesaikan dan diungkap seutuhnya, maka

dihiasi dengan nilai-nilai luhur bangsa serta

perlu adanya pondasi yang kuat sejak dini

agama seperti yang diungkapkan pada pasal

kepada peserta didik agar terhindar dari

1 ayat 2 UU No.20 tahun 2003 tentang

perbuatan yang merugikan orang lain dan

SISDIKNAS yang berbunyi: Pendidikan

kecurangan seperti tindak korupsi atau

nasional

penyelewengan dana.

nasional

tersebut

rumah,

dapat

disimpulkan

uraian

di

bahwa

dimaksudkan

adalah

pendidikan

yang

yang

kini

belum

juga

dapat

berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Internalisasi pendidikan karakter

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

dalam proses belajar mengajar di sekolah

1945 yang berakar pada nilai-nilai agama,

akan

kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap

seperti korupsi, kasus narkoba, pergaulan

terhadap tuntutan perubahan zaman.

bebas, dan kasus kriminal lainnya. Oleh

Pendidikan

yang

meminimalisir

terjadinya

hal-hal

bertujuan

karenanya kita semua bertanggungjawab

melahirkan insan cerdas dan berkarakter

untuk mendukung perbaikan bangsa ini

kuat juga pernah ditegaskan oleh Martin

utamanya dalam bidang pendidikan dan

Luther King, “Intelligence plus character,

pengembangan karakter.

that is the gold of true education”

Badan

Standar

Nasional

Pusat

(Kecerdasan yang berkarakter adalah tujuan

(BSNP:2006) menyatakan bahwa tujuan

akhir

pendidikan

pendidikan

yang

sebenarnya).

Suparlan (2011) mengungkapkan bahwa

menengah

meningkatkan

kejuruan

kecerdasan,

adalah

pengetahuan,

4│Jupe UNS, Vol. 1 No. 2 Hal. 1 s/d 14
kepribadian,

akhlak

mulia,

serta

karakter agar lulusannya dapat bersaing

keterampilan untuk hidup mandiri dan

dengan

mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai

pekerjaan yang layak sesuai dengan bidang

dengan kejuruannya. Jika dicermati secara

keahliannya. Data dari Badan Pusat Statistik

mendalam

pendidikan

mengenai penduduk Indonesia yang bekerja

tersebut dapat dijabarkan bahwa dalam

menurut pendidikan menunjukkan bahwa

pendidikan menengah kejuruan memang dari

untuk penyerapan tenaga kerja dari Sekolah

awal mula peserta didik masuk ke dalam

Menengah Kejuruan pada bulan Februari

sekolah, peserta didik sudah di kelompokkan

2012 sebesar 9,43 juta orang menurun dari

berdasarkan klasifikasi khusus sesuai dengan

tahun sebelumnya pada bulan Februari 2011

potensi yang akan dikembangkan dalam

yaitu 9,73 juta orang.

tentang

tujuan

kompetitif

pendidikan kejuruan.
Sekolah

Gambaran

memperoleh

dunia

kerja

yang

Kejuruan

semakin kompetitif dan peningkatan kualitas

merupakan sekolah yang akan menciptakan

pekerja dapat terlihat dari peningkatan

siswanya

penyerapan

bukan

Menengah

untuk

hanya

untuk

siap

tenaga

kerja

berpendidikan

melanjutkan ke perguruan tinggi melainkan

tinggi yaitu dari Diploma dan Universitas

lebih kepada kesiapan mereka untuk terjun

yang pada tahun 2011 hanya berjumlah 8,86

ke dunia usaha dan industri. Oleh karenanya

juta orang meningkat pada tahun 2012

di SMK selalu dibekali dengan keterampilan

menjadi 10,3 juta orang. Oleh karena itu

dan

lebih

Sekolah Menengah Kejuruan hendaknya

dibandingkan sekolah menengah umum.

benar-benar dapat menyiapkan lulusannya

Berbagai kompetensi diajarkan di dalam

agar memiliki kompetensi sesuai dengan

sekolah, akan lebih lengkap lagi apabila

keahliannya sehingga memiliki daya saing

dalam

itu

tinggi untuk memasuki dunia kerja. Lulusan

dimasukkan pendidikan karakter yang tepat

dari Sekolah Menengah Kejuruan juga harus

guna menciptakan siswa yang tidak hanya

memiliki karakter yang baik, karena dalam

cerdas saja tetapi juga berkarakter.

dunia

pengalaman

lapangan

pembelajaran

yang

kompetensi

Bertambahnya jumlah penduduk
yang

tidak

sepadan

dengan

lapangan

pekerjaan yang tersedia memaksa setiap

kerja

ukur dalam perekrutan tenaga kerja.
Kementerian
Transmigrasi

dalam hal ini adalah untuk membekali

menetapkan

peserta

Nasional

dan

kompetensi

kuatnya karakter individu juga menjadi tolok

kompetitif. Salah satu peran pendidikan

Kompetensi

hanya

keahlian yang harus dimiliki akan tetapi

calon tenaga kerja untuk bersaing secara

didik dengan

bukan

tenaga

Republik

kerja

dan

Indonesia

telah

Standar

Kompetensi

Kerja

Indonesia

(SKKNI)

yang

Septiana Tri Cahyani, Implementasi Pendidikan Karakter pada Mata Pelajaran Produktif
Akuntansi di SMK Negeri 3 Surakarta │5
merupakan rumusan kemampuan kerja yang

Bidang keahlian Bisnis Manajemen

mencakup aspek pengetahuan, keterampilan

yaitu

dan/atau keahlian serta sikap kerja yang

mempunyai

relevan dalam pelaksanaan tugas dan syarat

peserta didiknya menjadi calon teknisi

jabatan yang ditetapkan dengan ketentuan

akuntansi junior yang berkarakter sehingga

peraturan

ketika mereka bekerja dalam bidangnya

perundang-undangan

yang

berlaku.

program

keahlian

Akuntansi

untuk

menyiapkan

tujuan

tidak terjerat tindak korupsi dan bentuk
Tujuan disusunnya SKKNI bagi

kecurangan lainnya. Untuk itu perlu adanya

lembaga/institusi pendidikan dan pelatihan

pengimplementasian pendidikan karakter di

kerja

dalam

dalam pembelajaran di sekolah menengah

penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan

kejuruan guna menyiapkan lulusan yang

(diklat),

dan

tidak hanya cerdas dan berkompeten saja,

penyusunan modul. Selain itu terdapat juga

tetapi juga berkarakter baik. SMK Negeri 3

Peraturan

Indonesia

Surakarta telah dikenal sebagai SMK Negeri

Nomor 8 Tahun 2012 tentang KKNI sebagai

favorit di Surakarta. Oleh sebab itu, peneliti

kerangka

merasa tertarik untuk melakukan penelitian

adalah

sebagai

pengembangan

Presiden

acuan

kurikulum

Republik

penjenjangan

kualifikasi

kompetensi yang dapat menyandingkan,

mengenai

“Implementasi

menyetarakan, dan mengintegrasikan antara

Karakter pada Mata Pelajaran Produktif

bidang pendidikan dan bidang pelatihan

Akuntansi di Sekolah Menengah Kejuruan

kerja serta pengalaman kerja dalam rangka

Negeri 3 Surakarta”.

Pendidikan

pemberian pengakuan kompetensi kerja

Berdasarkan latar belakang yang

sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai

telah dipaparkan, maka dapat dirumuskan

sektor. Dengan adanya kedua acuan tersebut

permasalahan sebagai berikut: bagaimana

diharapkan akan terbentuk sinergi antara

pelaksanaan

pemakai dan penyedia tenaga kerja.

perangkat

pendidikan
pembelajaran

karakter
mata

pada

pelajaran

Kurikulum SMK terbagi menjadi 3

produktif akuntansi di SMK Negeri 3

program mata pelajaran yaitu untuk mata

Surakarta?, adakah tindakan nyata yang

pelajaran normatif, adaptif, dan produktif.

diperintahkan dan diteladani oleh guru

Mata pelajaran produktif masih dibagi lagi

kepada siswa dalam rangka penerapan

menjadi 2 yaitu dasar kompetensi kejuruan

pendidikan

dan

junior?, kemudian apa sajakah hambatan

kompetensi

kejuruan

yang

akan

karakter

teknisi

akuntansi

disesuaikan dengan bidang keahlian masing-

yang

masing jurusan.

pendidikan karakter pada mata pelajaran

dihadapi

dalam

pelaksanaan

6│Jupe UNS, Vol. 1 No. 2 Hal. 1 s/d 14
produktif akuntansi di SMK Negeri 3

terpancang karena penelitian dilakukan pada

Surakarta?, dan bagaimana upaya SMK

suatu unit tertentu (satu ruang lingkup) yaitu

Negeri 3 Surakarta dalam menghadapi

SMK Negeri 3 Surakarta dan terpancang

hambatan-hambatan

berarti

yang terjadi

dalam

terpusat

pada

tujuan

untuk

pelaksanaan pendidikan karakter pada mata

mengetahui

pelajaran produktif akuntansi?.

Karakter pada Mata Pelajaran Produktif

Sesuai dengan latar belakang dan

Implementasi

Pendidikan

Akuntansi.

rumusan masalah, dapat diketahui tujuan

Sumber data yang diperoleh dari

penelitian ini adalah untuk: mengetahui

narasumber, dokumen, dan peristiwa atau

pelaksanaan

aktivitas,

perangkat

pendidikan

karakter

pembelajaran

mata

pada

pelajaran

sedangkan

untuk

teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam

produktif akuntansi di SMK Negeri 3

penelitian

Surakarta, mengetahui ada atau tidaknya

wawancara,

tindakan nyata yang diperintahkan dan

dokumen.

diteladani oleh guru kepada siswa dalam

validitas data akan digunakan triangulasi

rangka

penerapan

pendidikan

sumber dan triangulasi metode.

teknisi

akuntansi

junior,

karakter

mengetahui

ini

dengan

menggunakan

observasi,
Kemudian

Teknik

dan

analisis

untuk

analisis

mengecek

data

yang

hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan

digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

pendidikan karakter pada mata pelajaran

analisis deskriptif kualitatif yang mengacu

produktif akuntansi di SMK Negeri 3

pada model Analisis interaktif (interactive

Surakarta, dan mengetahui upaya SMK

model of analysis) yaitu peneliti tetap

Negeri 3 Surakarta dalam menghadapi

bergerak

hambatan-hambatan

analisisnya

yang terjadi

dalam

di

antara
(reduksi

tiga

komponen

data,

penarikan

pelaksanaan pendidikan karakter pada mata

simpulan, dan verifikasi) dengan proses

pelajaran produktif akuntansi.

pengumpulan

METODE PENELITIAN

pengumpulan data berlangsung. Kemudian

Penelitian

kegiatan

sesudah pengumpulan data berakhir, peneliti

pendekatan Kualitatif yang bertujuan agar

bergerak diantara tiga komponen analisisnya

permasalahan yang diteliti dapat diungkap

dengan menggunakan waktu yang tersisa

secara mendalam dengan mencari kebenaran

bagi penelitiannya (Sutopo, 2002: 94).

secara ilmiah dan memandang obyek secara

HASIL DAN PEMBAHASAN

digunakan
deskriptif

didesain

selama

dengan

keseluruhan.

ini

data

Strategi
peneliti

dengan

penelitian
adalah

studi

kasus

yang

penelitian
tunggal

Sekolah

Menengah

Kejuruan

(SMK) Negeri 3 Surakarta merupakan salah
satu

sekolah

yang

sudah

meng-

Septiana Tri Cahyani, Implementasi Pendidikan Karakter pada Mata Pelajaran Produktif
Akuntansi di SMK Negeri 3 Surakarta │7
implementasikan pendidikan karakter sejak

pelaksanaan

tahun

pendahuluan,

pelajaran

2011/2012.

Pendidikan

karakter bukanlah sebuah mata pelajaran

terdapat

3

kegiatan

kegiatan
inti

yaitu

(eksplorasi,

elaborasi, konfirmasi), penutup.

yang berdiri sendiri, melainkan bumbu

Cara

pengembangan

nilai-nilai

pelengkap bagi mata pelajaran sehingga

pendidikan budaya dan karakter bangsa

dalam pelaksanaannya harus diintegrasikan

dengan

dengan

melalui

setiap pokok bahasan dari setiap mata

pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan

pelajaran dalam silabus yang diungkapkan

Pendidikan (KTSP). Guru dan sekolah perlu

oleh (Kemdiknas, 2010:18), antara lain:

meng-integrasikan nilai-nilai karakter yang

mengkaji Standar Kompetensi (SK) dan

dikembangkan ke dalam KTSP, Silabus, dan

Kompetensi Dasar (KD) pada Standar Isi

RPP.

(SI), mencantumkankan nilai karakter ke

mata

pelajaran

PP RI No.19 tahun 2005 pasal 20
mengungkapkan

ke

dalam

dalam silabus, mencantumkan nilai-nilai

“perencanaan

yang sudah tertera dalam silabus ke dalam

proses pembelajaran meliputi silabus dan

RPP, mengembangkan proses pembelajaran

rencana pelaksanaan pembelajaran yang

peserta didik secara aktif.

memuat

bahwa,

mengintegrasikannya

sekurang-kurangnya

tujuan

Khusus untuk Sekolah Menengah

metode

Kejuruan, penentuan SK dan KD harus

pengajaran, sumber belajar, dan penilaian

memperhatikan Standar Kompetensi Kerja

hasil belajar”.

yang berlaku. SKKNI merupakan salah satu

pembelajaran,

materi

Pengintegrasian

ajar,

pendidikan

bentuk SKK yang berlaku di Indonesia.

karakter di SMK Negeri 3 Surakarta
dilakukan

dengan

tahap

mulai

tahap

Bidang kealian Akuntansi pada
Sekolah Menengah Kejuruan berkewajiban

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

untuk

pembelajaran pada mata pelajaran produktif

pengetahun serta menyiapkan lulusannya

akuntansi. Seperti ungkapan Aqib dan Sujak

menjadi calon teknisi akuntansi junior. Hal

(2011:57) dalam mendeskripsikan integrasi

ini harus diperhatikan oleh pihak sekolah

pendidikan karakter.

dalam melakukan perencanaan program

Pada tahap perencanaan diperoleh
hasil bahwa para guru telah membuat
administrasi berupa Silabus, RPP, dan

memberikan

kompetensi

ilmu

pendidikan karakter agar dapat berjalan
dengan optimal.
Sejauh ini di SMK Negeri 3

Bahan Ajar dengan memasukkan nilai

Surakarta

karakter di dalamnya. Kemudian pada tahap

karakter dengan memasukkan nilai-nilai

baru

menerapkan

pendidikan

8│Jupe UNS, Vol. 1 No. 2 Hal. 1 s/d 14
karakter secara umum di dalam silabus dan

kronologis, karakter tanggungjawab karena

RPP

apabila dalam proses pencatatatn ini terdapat

meliputi

nilai

Disiplin,

Mandiri,

Tanggungjawab, Kreatif, Cermat.

kesalahan, maka akan menghambat proses

Nilai karakter yang dipilih untuk
dikembangkan

pelajaran

bertanggungjawab pada hasil pencatatan ke

disesuaikan

dalam jurnal tersebut untuk diolah ke dalam

dengan SKKNI dan KKNI 2012 agar

proses selanjutnya hingga menjadi laporan

tercipta

keuangan yang utuh.

produktif

pada

akuntansi

mata

selanjutnya sehingga peserta didik harus

harus

sinergisitas

antara

Sekolah

Kejuruan

sebagai

penyedia

Di dalam proses pembelajaran, guru

sebagai

juga dapat memberikan keteladanan berupa

pemakai tenaga kerja. Nilai karakter teknisi

contoh dalam kehidupan sehari-hari dalam

Akuntansi Junior meliputi Jujur, Disiplin,

pengelolaan dan pencatatan penggunaan

Kreatif, Rasa Ingin Tahu, Tanggungjawab.

uang saku.

Menengah
tenaga

kerja

dan

Perusahaan

Contoh desain implementasi dalam

Inti dari kegiatan belajar mengajar

mata pelajaran produktif akuntansi pada SK

adalah tahap pelaksanaan karena dalam

memproses entri jurnal terdapat salah satu

tahapan ini pemberian kompetensi dan

KD

dokumen.

karakter harus sinergi dalam implementasi

Kemudian disusun indikator dan tujuan

pendidikan karakter pada mata pelajaran

pembelajaran. Misalnya tujuan pembelajaran

melalui

agar peserta didik dapat mengidentifikasi

keteladanan

akun yang di debet dan di kredit, terkandung

kepada

rasa ingin tahu dan kreatif karena dalam

pembelajaran.

yaitu

mengarsipkan

benak peserta didik akan ingin mengetahui
macam-macam

akun

beserta

posisinya

sehingga peserta didik kreatif mencari tahu.

pembelajaran,

pembiasaan,

yang diberikan oleh

peserta

didik

dalam

dan
guru

proses

Penguasaan konsep guru mengenai
materi pelajaran produktif akuntansi juga
sangat berpengaruh terhadap kemampuan

Setelah itu juga terdapat tujuan

seorang guru untuk menginternalisasikan

pembelajaran agar peserta didik dapat

nilai karakter ke dalam materi pelajaran.

mencatat transaksi ke dalam buku jurnal

Seorang guru akan menjadi lebih kreatif

dengan tepat dan dalam jumlah yang benar.

untuk mengaitkan karakter dalam materi

Dalam

tersebut

pelajaran produktif akuntnasi apabila telah

mengandung nilai karakter jujur karena

menguasai konsep akuntansi dengan baik,

peserta didik harus memasukkan jumlah

sehingga

rupiah dengan benar, karakter disiplin

menanamkan nilai karakter teknisi akuntansi

karena pencatatan harus disusun secara

junior akan berjalan lebih optimal karena

tujuan

pembelajaran

tujuan

pembelajaran

untuk

Septiana Tri Cahyani, Implementasi Pendidikan Karakter pada Mata Pelajaran Produktif
Akuntansi di SMK Negeri 3 Surakarta │9
siswa tidak hanya menguasai teori saja tetapi

Keteladanan,

akan mendapat pembelajaran mengenai nilai

Pembiasaan, Menciptakan Suasana yang

dan makna dari materi produktif akuntansi

Kondusif,

yang dipelajarinya.

(Hidayatullah, 2011:39-55).

Penanaman

Integrasi

Kedisiplinan,

dan

Internalisasi

Pendidik yang berkarakter juga

Selain

itu

menjadi salah satu faktor pendukung dalam

pengembangan

diri,

implementasi pendidikan karakter dalam

pelaksanaan pendidikan budaya dan karakter

proses pembelajaran. Hal ini sangat terkait

bangsa menurut (Kemdiknas, 2010:15-17)

dengan

dapat dilakukan melalui pengintegrasian

keteladanan

pendidik

terhadap

peserta didik.

dalam

program

perencanaan

dan

kedalam kegiatan sehari-hari sekolah yaitu:

Sejauh

observasi

telah

Kegiatan rutin, Kegiatan spontan, Keteladan,

dilakukan secara umum pendidik di SMK

Pengkondisian. Dari uraian tersebut dapat

Negeri 3 Surakarta khususnya pada mata

disimpulkan bahwa keteladanan seorang

pelajaran

cukup

guru sangat penting dalam pendidikan

semua

karakter, karena seorang siswa akan lebih

pendidik mampu memberikan keteladanan

mudah menginternalisasi suatu nilai apabila

kepada peserta didik secara nyata. Proses

melihat

pembelajaran yang menyenangkan tidak

keteladanan tentang nilai yang disampaikan

terlepas dari metode pembelajaran yang

oleh guru pada diri guru tersebut.

produktif

berkarakter.

Hanya

yang

akuntansi
saja

belum

menyenangkan.

melalui

telah

menemukan

suatu

Dalam praktek pengimplementasian

Selain sebuah perencanaan yang
baik

atau

perangkat

pendidikan karakter di SMK Negeri 3

pembelajaran,

Surakarta sebagian besar guru telah dapat

pendidikan karakter juga membutuhkan

memberikan tauladan yang baik kepada

metodologi yang efektif, aplikatif, dan

peserta didik sesuai dengan nilai yang telah

produktif agar tujuannya bisa tercapai

tertera pada Silabus dan RPP. Peserta didik

dengan baik. Dalam hal ini keteladanan

pun mulai merasakan dirinya telah dapat

menjadi

dalam

menginternalisasikan nilai seperti kejujuran

metodologi pendidikan karakter. Senada

dan tanggungjawab dalam kehidupan sehari-

dengan PP RI No.19 tahun 2005 pasal 19

hari dimulai dengan tidak mencontek waktu

ayat 2 yang berbunyi, “..., dalam proses

ulangan di kelas dan mengerjakan tugas

pembelajaran

memberikan

yang diperintahkan oleh guru. Akan tetapi,

keteladanan.” Strategi dalam pendidikan

dalam tahap pengembangan pendidikan

karakter dapat dilakukan melalui sikap-sikap

karakter, belum ada suatu penugasan khusus

sebuah

poin

pendidik

kunci

10│Jupe UNS, Vol. 1 No. 2 Hal. 1 s/d 14
yang

diberikan

untuk

70% dan sikap sebesar 10%, sehingga untuk

telah

karakter peserta didik memiliki rentang 0-

dipelajarinya di sekolah. Guru hanya sebatas

10. Penilaian pendidikan karakter belum

memberikan himbauan untuk berbuat baik.

disusun secara spesifik dengan indikator

Hal tersebut akan lebih optimal jika guru

tertentu untuk penilaiannya. Sehingga belum

memberikan

praktek

terstruktur dengan baik. Nilai karakter

nilai

tersebut bergabung dengan nilai sikap

teknisi

peserta didik. Penentuan nilai sikap melalui

mengasah

untuk
karakter

nilai

kepada
karakter

penugasan

mengasah
peserta

siswa
yang

berupa

pengembangan
didik

sebagai

akuntansi junior karena suatu nilai karakter

observasi

akan dapat terinternalisasi pada diri siswa

menentukan

melalui pembiasaan.

diberikan kepada peserta didik sesuai hasil

peserta

dan

setiap

sendiri

guru

nilai

berhak

yang

akan

Contoh penugasan khusus misalnya

observasi yang telah dilakukan. Belum ada

didik

indikator

diperintahkan

mencatat

tertentu

dalam

penilaian

transaksi dari uang sakunya selama satu

pendidikan karakter dalam mata pelajaran

bulan. Dengan demikian peserta didik akan

produktif akuntansi.

lebih meresapi materi pelajaran dan nilai
karakter salam materi pelajaran tersebut.
Tindak

lanjut

dari

tahap

Beberapa

model

penilaian

pencapaian pendidikan karakter didasarkan
pada

indikator

nilai.

Contoh

metode

perencanaan, proses pelaksanaan adalah

penilaian

penilaian. Evaluasi pendidikan karakter pada

menerus, setiap saat guru berada di kelas

mata pelajaran produktif akuntansi dapat

atau di sekolah yaitu: Model anecdotal

dilakukan dengan membuat penilaian khusus

record (catatan yang dibuat guru ketika

terhadap karakter yang dikembangkan pada

melihat adanya perilaku yang berkenaan

mata pelajaran tertentu. Akan tetapi dalam

dengan nilai yang dikembangkan) selalu

pelaksanaan evaluasi ini, SMK Negeri 3

dapat digunakan guru. Selain itu, guru dapat

Surakarta belum secara utuh mengadopsi

pula memberikan tugas yang berisikan suatu

metode penilaian karakter sesuai pedoman

persoalan atau kejadian yang memberikan

yang diberikan Kemdiknas.

kesempatan kepada peserta didik untuk

Guru masih melakukan penilaian
secara umum seperti ungkapan salah satu
informan bahwa penilaian terhadap karakter
peserta didik melalui

yang

menunjukkan

dilakukan

nilai

yang

secara

terus

dimilikinya

(Kemdiknas, 2010:22).
Tahap pengawasan merupakan poin

observasi dalam

penting dalam berjalannya suatuu program,

pembelajaran sehari-hari terdiri atas 3 hal

peran kepala sekolah sangat penting sebagai

yaitu teori sebesar 20%, nilai prakter sebesar

supervisor dan memberikan control dalam

Septiana Tri Cahyani, Implementasi Pendidikan Karakter pada Mata Pelajaran Produktif
Akuntansi di SMK Negeri 3 Surakarta │11
pengimplementasian pendidikan karakter di

hambatan

sekolah.

pengimplementasian
Pengawasan

akan

lebih

baik

yang

timbul

dalam

pendidikan

karakter

tersebut.

dilakukan secara berkala guna memperlancar

Beberapa

upaya

yang

telah

kegiatan pembelajaran di sekolah, selain itu

dilakukan SMK Negeri 3 Surakarta dalam

juga akan segera diketahui hambatan-

menghadapi

hambatan yang terjadi di lapangan sehingga

pelaksanaan

dapat

pemecahan

membudayakan nilai karakter di sekolah,

masalah atas hambatan tersebut dengan

kerjasama dengan pihak terkait (guru, siswa,

melakukan berbagai upaya.

wali kelas, kepala sekolah, orang tua peserta

segera

menemukan

Pelaksanaan program tanpa suatu

hambatan-hambatan
pendidikan

personal

pelaksanaan program yang kurang sesuai

mmenjelaskan

dengan apa yang diharapkan. Hambatan

karakter,

adalah suatu hal yang pasti ditemukan dalam

peserta didik.

implementasi sebuah program baru dan tidak

dengan

peserta

pentingnya

memberi

didik,
pendidikan

keteladanan

kepada

Pendidikan karakter bukan hanya
menjadi

Berikut ini merupakan beberapa

karakter:

didik, komite sekolah), pendekatan secara

pengawasan yang baik akan mengakibatkan

bisa dielakkan.

pada

urusan

pendidikan

saja,

bagi

penyelenggara

melainkan

juga

bagi

hambatan dalam pelaksanaan pendidikan

pemakai tenaga kerja. Hal ini menyiratkan

karakter di SMK Negeri 3 Surakarta adalah:

bahwa

nilai karakter belum sepenuhnya diresapi

kementrian pendidikan nasional dengan

siswa dalam kehidupan sehari-hari, beban

kementrian tenaga kerja agar kriteria yang

administrasi bagi sebagian guru, belum ada

diminta oleh pemakai tenaga kerja dan

desain

penyedia tenaga kerja dapat bersinergi

khusus

nilai

karakter

teknisi

akuntansi junior, belum ada penyamaan
persepsi

dan

desain

khusus

perlu

adanya

kerjasama

antara

dengan baik.

mengenai

Istilah Teknisi Akuntansi Junior di

karakter teknisi akuntansi junior dalam mata

SMK Negeri 3 Surakarta masih sangat awam

pelajaran produktif akuntansi, perbedaan

bagi para guru akuntansi dan peserta didik.

latar belakang dan karakter peserta didik.,

Hasil wawancara informan dengan peneliti

metode pembelajaran kurang kreatif.

menunjukkan bahwa pemahaman konsep

Pengawasan yang dilakukan secara
berkala

dapat

mempercepat

mempermudah

upaya

untuk

dan

mengatasi

tentang pendidikan karakter masih kurang
dikuasai

oleh

guru

sehingga

dalam

implementasinya juga belum dapat berjalan

12│Jupe UNS, Vol. 1 No. 2 Hal. 1 s/d 14
secara optimal. Selain itu, Guru juga belum

perangkat pembelajaran (Silabus dan RPP).

banyak yang mengerti tentang SKKNI 2012

Akan tetapi pengimplementasian pendidikan

dan KKNI 2012.

karakter masih secara umum, belum terdapat

Karakter Teknisi Akuntansi Junior

fokus

pengembangan

karakter

teknisi

tersebut merupakan tuntutan dari pihak

akuntansi junior berupa tindakan khusus

industri tenaga kerja. Hal tersebut menjadi

yang diperintahkan dan diteladani oleh guru

sangat penting untuk diperhatikan oleh

kepada peserta didik.

Sekolah Menengah Kejuruan karena output

Beberapa

hambatan

dalam

dari Sekolah Menengah Kejuruan adalah

pelaksanaan pendidikan karakter pada mata

untuk siap kerja. SMK berperan penting

pelajaran produktif akuntansi di SMK

dalam membekali peserta didik dengan

Negeri 3 Surakarta, antara lain: nilai

kompetensi

karakter belum sepenuhnya diresapi siswa

dan

karakter

yang

sesuai

sehingga memudahkan lulusannya untuk

dalam

direspon oleh kerja.

administrasi bagi sebagian guru, belum ada

Sejauh ini, di hampir setiap SMK

kehidupan

desain

khusus

sehari-hari,

nilai

karakter

beban

teknisi

baru diketahui tentang pengimplementasian

akuntansi junior, perbedaan latar belakang

pendidikan karakter secara umum. Guru

dan

hanya mengetahui dan berpedoman pada 18

pembelajaran kurang kreatif.

Nilai

Karakter

didik,metode

Beberapa upaya yang dilakukan

Nasional.

SMK Negeri 3 Surakarta dalam menghadapi

Pengimplementasiannya pun belum secara

hambatan pada pelaksanaan pendidikan

utuh

karakter

dan

diberikan

peserta

oleh

Kementerian

yang

karakter

Pendidikan

menyeluruh,

masih

secara

adalah

membudayakan

nilai

administratif dan masih kurang dalam

karakter di sekolah, kerjasama dengan pihak

pemberian

terkait (guru, siswa, wali kelas, kepala

tindakan

nyata/keteladanan

terhadap peserta didik.

sekolah, orang tua peserta didik, komite

SIMPULAN DAN SARAN

sekolah), pendekatan secara personal dengan

SIMPULAN

peserta

Berdasarkan

analisis

data

dan

didik,

menjelaskan

pentingnya

pendidikan karakter, memberi keteladanan

pembahasan yang telah dilakukan, dapat

kepada peserta didik.

diambil kesimpulan bahwa implementasi

SARAN

pendidikan karakter pada mata pelajaran

Berdasarkan simpulan, maka saran

produktif akuntansi di SMK Negeri 3

yang dapat diajukan yakni Guru diharapkan

Surakarta sudah berjalan cukup baik dengan

selalu meningkatkan kompetensinya dan

memasukkan 18 nilai karakter ke dalam

memperbaiki

diri

sehingga

dapat

Septiana Tri Cahyani, Implementasi Pendidikan Karakter pada Mata Pelajaran Produktif
Akuntansi di SMK Negeri 3 Surakarta │13
menyampaikan materi dengan metode yang

penyedia

lebih menarik serta dapat memberikan

mengingat lulusan SMK adalah output siap

tauladan

akan

kerja. Serta melakukan monitoring dan

ditanamkan kepada peserta didik. Guru

evaluasi secara berkala dalam kegiatan

diharapkan juga

pengimplementasian pendidikan karakter di

tentang

SKKNI

dan

karakter

yang

untuk memperhatikan
KKNI

dalam

peng-

implementasian Pendidikan karakter teknisi

dan

pemakai

tenaga

kerja,

SMK.
UCAPAN TERIMA KASIH

akuntansi junior sehingga ada kesinergian

Terselesaikannya artikel ilmiah ini

antara penyedia dan pemakai tenaga kerja.

tidak terlepas dari bantuan, bimbingan,

Selain

sebaiknya

arahan dan dorongan dari berbagai pihak.

bekerjasama membentuk suatu rancangan

Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

mengenai karakter teknisi akuntansi junior

kepada: (1) Program studi Pendidikan

yang akan dikembangkan dalam perangkat

Ekonomi,

khususnya

pembelajaran,

Akuntansi

sebagai

itu,

Guru

Akuntansi

sehingga

terdapat

BKK

pendidikan

civitas

academica

keseragaman perencanaan dan pelaksanaan

penulis, (2) pembimbing I dan II, terima

serta tepat tujuan dalam pengimplementasian

kasih atas segala motivasi dan bimbingannya

pendidikan karakter.

selama penyusunan artikel ilmiah ini, (3)

Sekolah
rancangan

diharapkan

program

membuat

pengimplementasian

kepala SMK Negeri 3 Surakarta dan guru
mata

pelajaran

Akuntansi

yang

telah

pendidikan karakter untuk setiap program

membantu dalam pelaksanaan penelitian ini,

studi sesuai keahlian masing-masing dan

(4) tim Redaksi JUPE yang telah melakukan

menghimbau guru untuk tertib membuat

review final artikel ini dan (5) semua pihak

administrasi

yang

Program

perangkat
yang

pembelajaran.

disusun

hendaknya

telah

membantu

kelancaran

penyusunan artikel ilmiah ini yang tidak

dikomunikasikan dengan baik kepada pihak

mungkin penulis sebutkan satu persatu.

terkait serta melakukan evaluasi mengenai

DAFTAR PUSTAKA

pelaksanaan

Aqib, Z. Dan Sujak. (2011). Panduan &

program

tersebut

secara

Aplikasi

berkala.
Pemerintah

diharapkan

dapat

Pendidikan

Karakter.

Bandung: Yrama Widya.

menyusun pedoman pelaksanaan pendidikan

Kementerian Pendidikan Nasional. (2010).

karakter secara khusus untuk Sekolah

Pengembangan Pendidikan Budaya

Menengah Kejuruan sesuai keahliannya

dan

masing-masing, agar terdapat sinergi antara

Kementerian Pendidikan Nasional.

Karakter

Bangsa.

Jakarta:

14│Jupe UNS, Vol. 1 No. 2 Hal. 1 s/d 14
Badan Pusat Statistik. (2012, 7 Mei). Berita
Resmi

Statistik

No.33/05/Th.XV,

Keadaan ketenagakerjaan Februari
2012.

Schwab,

Panduan

Penyusunan

Kurikulum

(2011).

The

Global

Competitiveness Index Report 20112012. World Economic Forum.
Suparlan

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006).

Klaus.

(2011).

Suara

Akar

Rumput

Tentang Pelaksanaan Pendidikan Karakter
di Sekolah. Diperoleh 28 Mei 2012

Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang

dari

Pendidikan Dasar dan Menengah.

http://www.suparlan.com/pages/posts

Jakarta.

/suara-akar-rumput-tentang-

Depdiknas. (2003). UU Nomor 20 Tahun

pelaksanaan-pendidikan-karakter-di-

2003

sekolah-318.php

tentang

Sistem

Pendidikan

Nasional (SNP).
Hidayatullah,

M.

Sutopo, H.B. (2002). Metodologi Penelitian
Furqan.

(2010).

Pendidikan Karakter: Membangun
Peradaban Bangsa. Surakarta: Yuma
Pustaka.
Keputusan Menteri

Tenaga

Kerja dan

Transmigrasi

Nomor:

KEP.43/MEN/2008
Peraturan

Presiden

Republik

Indonesia

Nomor 8 Tahun 2012
Peraturan

Presiden

Republik

Indonesia

Nomor 19 tahun 2005
Raka, G., Mulyana, Y., Markam, S.S.,
Semiawan,

C.R.,

Hasan,

Bastaman,

H.D.,

dkk.

S.H.,
(2011).

Pendidikan Karakter di Sekolah:
Dari Gagasan ke Tindakan. Jakarta:
Elex Media Komputindo.
Schwab,

Klaus.

(2012).

The

Global

Competitiveness Index Report 20122013. World Economic Forum.

Kualitatif. Surakarta: UNS Press.