IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF AKUNTANSI DI SMK NEGERI 3 SURAKARTA | Cahyani | Jupe-Jurnal Pendidikan Ekonomi 2494 5658 1 SM
Jupe UNS, Vol. 1 No. 2 Hal. 1 s/d 14
Septiana Tri Cahyani, Implementasi Pendidikan Karakter pada Mata Pelajaran Produktif
Akuntansi di SMK Negeri 3 Surakarta. Juni, 2013
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER
PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF AKUNTANSI
DI SMK NEGERI 3 SURAKARTA
Septiana Tri Cahyani, Sri Witurachmi, Sohidin
Pendidikan Ekonomi-BKK Akuntansi, FKIP Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia
[email protected]
Abstrak : Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan strategi tunggal
terpancang. Penentuan sampel menggunakan sampling yang bertujuan. Sumber data yang
digunakan adalah responden (narasumber), sumber tertulis, sumber tempat dan peristiwa.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan analisis
dokumen. Validitas data dengan trianggulasi sumber dan trianggulasi metode. Teknik analisis
data yang digunakan adalah teknik analisis model interaktif. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran produktif akuntansi di SMK
Negeri 3 Surakarta sudah berjalan cukup baik dengan memasukkan 18 nilai karakter ke dalam
perangkat pembelajaran (Silabus dan RPP). Akan tetapi belum terdapat fokus pengembangan
kerakter teknisi akuntansi junior berupa tindakan khusus yang diperintahkan dan diteladani
oleh guru kepada siswa. Terdapat beberapa hambatan dan upaya dalam kegiatan
implementasi.
Kata kunci: pendidikan karakter, mata pelajaran produktif akuntansi, Sekolah Menengah
Kejuruan, teknisi akuntansi junior.
Abstract: This research was a qualitative descriptive study with a single strategy rooted. The
samples in this study used purposive sampling. Source of data used is the respondent
(informant), written sources, the source places and events. Data collection techniques used
were interviews, observation, and document analysis. The validity of the triangulation of data
sources and triangulation methods. While the data analysis technique used is an interactive
model of analysis techniques. The results showed that the implementation of character
education in the accounting productive subject in vocational high school 3 surakarta has
been going pretty well with insert 18 value characters into the learning devices (Syllabus and
RPP). However, there has not been the focus of development in the specific form of junior
technician accounting character's in real action which commanded and exemplified by the
teacher to the student. There are several obstacles and effort in implementation.
Keywords: character education, accounting productive subject, vocational high school,
junior accounting technician.
2│Jupe UNS, Vol. 1 No. 2 Hal. 1 s/d 14
PENDAHULUAN
Beberapa permasalahan terbesar di
dipadukan
maka
akan
menghasilkan
Indonesia yang diungkapkan dalam The
generasi emas bagi Indonesia di masa depan.
Global Competitiveness Index Report 2012-
Sumber daya manusia Indonesia
2013 adalah kurang efisiennya birokrasi
merupakan
pemerintah, korupsi, kurang memadainya
hendaknya dapat dimanfaatkan dengan baik,
pasokan
etika
oleh karena itu perlu adanya pembinaan
bekerja dalam angkatan kerja, pembatasan
sumber daya manusia terlebih dahulu guna
peraturan tenaga kerja, inflasi, akses ke
menciptakan generasi emas yang nantinya
pembiayaan,
kebijakan,
akan dapat dimanfaatkan untuk membangun
regulasi mata uang asing, peraturan pajak,
bangsa Indonesia. Pendidikan merupakan
ketidakstabilan pemerintah/kudeta,kejahatan
faktor penting pembentukan generasi emas
dan pencurian, tenaga kerja tidak terdidik,
yang berkompeten dan berkarakter.
infrastruktur,
miskinnya
ketidakstabilan
tarif pajak, kecukupan kapasitas tenaga
kerja, kesehatan masyarakat miskin.
Kompetensi
membuat
kekayaan
bangsa
yang
Dari masa ke masa Indonesia selalu
berupaya melakukan sebuah perbaikan guna
seseorang
menciptakan Sumber Daya Manusia yang
bisa melakukan tugasnya dengan baik,
berkualitas. Pendidikan karakter merupakan
namun
progam
karakterlah
yang
membuatnya
dan
kebijakan
besar
Bangsa
bertekad mencapai yang terbaik dan selalu
Indonesia. Pada Tahun 2010-an, guna
ingin
melanjutkan perjuangan dalam mewujudkan
lebih
baik.
Orang-orang dengan
disertai
“nation and character building” tersebut
karakter yang baik dapat menjadi sumber
maka Mendiknas mencanangkan Program
masalah bagi lingkungannya (Raka, dkk,
Pendidikan Karakter. Harapannya pelak-
2011:18).
sanaan
kompetensi
yang
tinggi
Ungkapan
tanpa
tersebut
Pendidikan
Karakter
ini
dapat
semakin
semakin berkembang dan melekat erat
menguatkan asumsi bahwa pengembangan
seperti jamur di musim hujan, yang akan
kompetensi
semakin merata dan susah dihapuskan.
harus
pengembangan
diimbangi
karakter
Pengembangan
yang
kemampuan
pengetahuan
dan
menghasilkan
peningkatan
sedangkan
baik.
Amanah pendidikan karakter juga
ilmu
tertera dalam UU nomor 20 tahun 2003
akan
tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3
kompetensi,
berbunyi:
Pendidikan
nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan
memberikan bekal pengembangan karakter
membentuk watak serta peradaban bangsa
yang
yang
apabila
karakter
yang
akan
baik,
pen-didikan
teknologi
dengan
keduanya
dapat
bermartabat
dalam
rangka
Septiana Tri Cahyani, Implementasi Pendidikan Karakter pada Mata Pelajaran Produktif
Akuntansi di SMK Negeri 3 Surakarta │3
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
Konsep Pendidikan Karakter harus dapat
untuk berkembangnya potensi peserta didik
dijabarkan secara utuh, bukan hanya sampai
agar menjadi manusia yang beriman dan
perumusan nilai-nilai karakter esensialnya,
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
tetapi juga sampai dengan proses perumusan
berakhlak
berilmu,
perilaku (behaviors) operasionalnya, yang
cakap,kreatif, mandiri, dan menjadi warga
harus dijabarkan ke dalam kegiatan-kegiatan
negara yang demokratis serta bertanggung
operasional
jawab.
masyarakat.
mulia,
Dari
sehat,
sekolah,
dan
Sekolah sebagai sebuah lembaga
tujuan
pendidikan
pendidikan formal juga sangat berperan
agar
pendidikan
dalam pembentukan karakter peserta didik
mampu membentuk peserta didik yang tidak
selain lingkungan rumah dan masyarakat.
hanya cerdas tetapi juga memiliki karakter
Banyaknya kasus mengenai korupsi pejabat
atau kepribadian yang kuat. Oleh karenanya,
negara
dalam pertumbuhan peserta didik perlu
diselesaikan dan diungkap seutuhnya, maka
dihiasi dengan nilai-nilai luhur bangsa serta
perlu adanya pondasi yang kuat sejak dini
agama seperti yang diungkapkan pada pasal
kepada peserta didik agar terhindar dari
1 ayat 2 UU No.20 tahun 2003 tentang
perbuatan yang merugikan orang lain dan
SISDIKNAS yang berbunyi: Pendidikan
kecurangan seperti tindak korupsi atau
nasional
penyelewengan dana.
nasional
tersebut
rumah,
dapat
disimpulkan
uraian
di
bahwa
dimaksudkan
adalah
pendidikan
yang
yang
kini
belum
juga
dapat
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Internalisasi pendidikan karakter
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
dalam proses belajar mengajar di sekolah
1945 yang berakar pada nilai-nilai agama,
akan
kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap
seperti korupsi, kasus narkoba, pergaulan
terhadap tuntutan perubahan zaman.
bebas, dan kasus kriminal lainnya. Oleh
Pendidikan
yang
meminimalisir
terjadinya
hal-hal
bertujuan
karenanya kita semua bertanggungjawab
melahirkan insan cerdas dan berkarakter
untuk mendukung perbaikan bangsa ini
kuat juga pernah ditegaskan oleh Martin
utamanya dalam bidang pendidikan dan
Luther King, “Intelligence plus character,
pengembangan karakter.
that is the gold of true education”
Badan
Standar
Nasional
Pusat
(Kecerdasan yang berkarakter adalah tujuan
(BSNP:2006) menyatakan bahwa tujuan
akhir
pendidikan
pendidikan
yang
sebenarnya).
Suparlan (2011) mengungkapkan bahwa
menengah
meningkatkan
kejuruan
kecerdasan,
adalah
pengetahuan,
4│Jupe UNS, Vol. 1 No. 2 Hal. 1 s/d 14
kepribadian,
akhlak
mulia,
serta
karakter agar lulusannya dapat bersaing
keterampilan untuk hidup mandiri dan
dengan
mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai
pekerjaan yang layak sesuai dengan bidang
dengan kejuruannya. Jika dicermati secara
keahliannya. Data dari Badan Pusat Statistik
mendalam
pendidikan
mengenai penduduk Indonesia yang bekerja
tersebut dapat dijabarkan bahwa dalam
menurut pendidikan menunjukkan bahwa
pendidikan menengah kejuruan memang dari
untuk penyerapan tenaga kerja dari Sekolah
awal mula peserta didik masuk ke dalam
Menengah Kejuruan pada bulan Februari
sekolah, peserta didik sudah di kelompokkan
2012 sebesar 9,43 juta orang menurun dari
berdasarkan klasifikasi khusus sesuai dengan
tahun sebelumnya pada bulan Februari 2011
potensi yang akan dikembangkan dalam
yaitu 9,73 juta orang.
tentang
tujuan
kompetitif
pendidikan kejuruan.
Sekolah
Gambaran
memperoleh
dunia
kerja
yang
Kejuruan
semakin kompetitif dan peningkatan kualitas
merupakan sekolah yang akan menciptakan
pekerja dapat terlihat dari peningkatan
siswanya
penyerapan
bukan
Menengah
untuk
hanya
untuk
siap
tenaga
kerja
berpendidikan
melanjutkan ke perguruan tinggi melainkan
tinggi yaitu dari Diploma dan Universitas
lebih kepada kesiapan mereka untuk terjun
yang pada tahun 2011 hanya berjumlah 8,86
ke dunia usaha dan industri. Oleh karenanya
juta orang meningkat pada tahun 2012
di SMK selalu dibekali dengan keterampilan
menjadi 10,3 juta orang. Oleh karena itu
dan
lebih
Sekolah Menengah Kejuruan hendaknya
dibandingkan sekolah menengah umum.
benar-benar dapat menyiapkan lulusannya
Berbagai kompetensi diajarkan di dalam
agar memiliki kompetensi sesuai dengan
sekolah, akan lebih lengkap lagi apabila
keahliannya sehingga memiliki daya saing
dalam
itu
tinggi untuk memasuki dunia kerja. Lulusan
dimasukkan pendidikan karakter yang tepat
dari Sekolah Menengah Kejuruan juga harus
guna menciptakan siswa yang tidak hanya
memiliki karakter yang baik, karena dalam
cerdas saja tetapi juga berkarakter.
dunia
pengalaman
lapangan
pembelajaran
yang
kompetensi
Bertambahnya jumlah penduduk
yang
tidak
sepadan
dengan
lapangan
pekerjaan yang tersedia memaksa setiap
kerja
ukur dalam perekrutan tenaga kerja.
Kementerian
Transmigrasi
dalam hal ini adalah untuk membekali
menetapkan
peserta
Nasional
dan
kompetensi
kuatnya karakter individu juga menjadi tolok
kompetitif. Salah satu peran pendidikan
Kompetensi
hanya
keahlian yang harus dimiliki akan tetapi
calon tenaga kerja untuk bersaing secara
didik dengan
bukan
tenaga
Republik
kerja
dan
Indonesia
telah
Standar
Kompetensi
Kerja
Indonesia
(SKKNI)
yang
Septiana Tri Cahyani, Implementasi Pendidikan Karakter pada Mata Pelajaran Produktif
Akuntansi di SMK Negeri 3 Surakarta │5
merupakan rumusan kemampuan kerja yang
Bidang keahlian Bisnis Manajemen
mencakup aspek pengetahuan, keterampilan
yaitu
dan/atau keahlian serta sikap kerja yang
mempunyai
relevan dalam pelaksanaan tugas dan syarat
peserta didiknya menjadi calon teknisi
jabatan yang ditetapkan dengan ketentuan
akuntansi junior yang berkarakter sehingga
peraturan
ketika mereka bekerja dalam bidangnya
perundang-undangan
yang
berlaku.
program
keahlian
Akuntansi
untuk
menyiapkan
tujuan
tidak terjerat tindak korupsi dan bentuk
Tujuan disusunnya SKKNI bagi
kecurangan lainnya. Untuk itu perlu adanya
lembaga/institusi pendidikan dan pelatihan
pengimplementasian pendidikan karakter di
kerja
dalam
dalam pembelajaran di sekolah menengah
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
kejuruan guna menyiapkan lulusan yang
(diklat),
dan
tidak hanya cerdas dan berkompeten saja,
penyusunan modul. Selain itu terdapat juga
tetapi juga berkarakter baik. SMK Negeri 3
Peraturan
Indonesia
Surakarta telah dikenal sebagai SMK Negeri
Nomor 8 Tahun 2012 tentang KKNI sebagai
favorit di Surakarta. Oleh sebab itu, peneliti
kerangka
merasa tertarik untuk melakukan penelitian
adalah
sebagai
pengembangan
Presiden
acuan
kurikulum
Republik
penjenjangan
kualifikasi
kompetensi yang dapat menyandingkan,
mengenai
“Implementasi
menyetarakan, dan mengintegrasikan antara
Karakter pada Mata Pelajaran Produktif
bidang pendidikan dan bidang pelatihan
Akuntansi di Sekolah Menengah Kejuruan
kerja serta pengalaman kerja dalam rangka
Negeri 3 Surakarta”.
Pendidikan
pemberian pengakuan kompetensi kerja
Berdasarkan latar belakang yang
sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai
telah dipaparkan, maka dapat dirumuskan
sektor. Dengan adanya kedua acuan tersebut
permasalahan sebagai berikut: bagaimana
diharapkan akan terbentuk sinergi antara
pelaksanaan
pemakai dan penyedia tenaga kerja.
perangkat
pendidikan
pembelajaran
karakter
mata
pada
pelajaran
Kurikulum SMK terbagi menjadi 3
produktif akuntansi di SMK Negeri 3
program mata pelajaran yaitu untuk mata
Surakarta?, adakah tindakan nyata yang
pelajaran normatif, adaptif, dan produktif.
diperintahkan dan diteladani oleh guru
Mata pelajaran produktif masih dibagi lagi
kepada siswa dalam rangka penerapan
menjadi 2 yaitu dasar kompetensi kejuruan
pendidikan
dan
junior?, kemudian apa sajakah hambatan
kompetensi
kejuruan
yang
akan
karakter
teknisi
akuntansi
disesuaikan dengan bidang keahlian masing-
yang
masing jurusan.
pendidikan karakter pada mata pelajaran
dihadapi
dalam
pelaksanaan
6│Jupe UNS, Vol. 1 No. 2 Hal. 1 s/d 14
produktif akuntansi di SMK Negeri 3
terpancang karena penelitian dilakukan pada
Surakarta?, dan bagaimana upaya SMK
suatu unit tertentu (satu ruang lingkup) yaitu
Negeri 3 Surakarta dalam menghadapi
SMK Negeri 3 Surakarta dan terpancang
hambatan-hambatan
berarti
yang terjadi
dalam
terpusat
pada
tujuan
untuk
pelaksanaan pendidikan karakter pada mata
mengetahui
pelajaran produktif akuntansi?.
Karakter pada Mata Pelajaran Produktif
Sesuai dengan latar belakang dan
Implementasi
Pendidikan
Akuntansi.
rumusan masalah, dapat diketahui tujuan
Sumber data yang diperoleh dari
penelitian ini adalah untuk: mengetahui
narasumber, dokumen, dan peristiwa atau
pelaksanaan
aktivitas,
perangkat
pendidikan
karakter
pembelajaran
mata
pada
pelajaran
sedangkan
untuk
teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam
produktif akuntansi di SMK Negeri 3
penelitian
Surakarta, mengetahui ada atau tidaknya
wawancara,
tindakan nyata yang diperintahkan dan
dokumen.
diteladani oleh guru kepada siswa dalam
validitas data akan digunakan triangulasi
rangka
penerapan
pendidikan
sumber dan triangulasi metode.
teknisi
akuntansi
junior,
karakter
mengetahui
ini
dengan
menggunakan
observasi,
Kemudian
Teknik
dan
analisis
untuk
analisis
mengecek
data
yang
hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
pendidikan karakter pada mata pelajaran
analisis deskriptif kualitatif yang mengacu
produktif akuntansi di SMK Negeri 3
pada model Analisis interaktif (interactive
Surakarta, dan mengetahui upaya SMK
model of analysis) yaitu peneliti tetap
Negeri 3 Surakarta dalam menghadapi
bergerak
hambatan-hambatan
analisisnya
yang terjadi
dalam
di
antara
(reduksi
tiga
komponen
data,
penarikan
pelaksanaan pendidikan karakter pada mata
simpulan, dan verifikasi) dengan proses
pelajaran produktif akuntansi.
pengumpulan
METODE PENELITIAN
pengumpulan data berlangsung. Kemudian
Penelitian
kegiatan
sesudah pengumpulan data berakhir, peneliti
pendekatan Kualitatif yang bertujuan agar
bergerak diantara tiga komponen analisisnya
permasalahan yang diteliti dapat diungkap
dengan menggunakan waktu yang tersisa
secara mendalam dengan mencari kebenaran
bagi penelitiannya (Sutopo, 2002: 94).
secara ilmiah dan memandang obyek secara
HASIL DAN PEMBAHASAN
digunakan
deskriptif
didesain
selama
dengan
keseluruhan.
ini
data
Strategi
peneliti
dengan
penelitian
adalah
studi
kasus
yang
penelitian
tunggal
Sekolah
Menengah
Kejuruan
(SMK) Negeri 3 Surakarta merupakan salah
satu
sekolah
yang
sudah
meng-
Septiana Tri Cahyani, Implementasi Pendidikan Karakter pada Mata Pelajaran Produktif
Akuntansi di SMK Negeri 3 Surakarta │7
implementasikan pendidikan karakter sejak
pelaksanaan
tahun
pendahuluan,
pelajaran
2011/2012.
Pendidikan
karakter bukanlah sebuah mata pelajaran
terdapat
3
kegiatan
kegiatan
inti
yaitu
(eksplorasi,
elaborasi, konfirmasi), penutup.
yang berdiri sendiri, melainkan bumbu
Cara
pengembangan
nilai-nilai
pelengkap bagi mata pelajaran sehingga
pendidikan budaya dan karakter bangsa
dalam pelaksanaannya harus diintegrasikan
dengan
dengan
melalui
setiap pokok bahasan dari setiap mata
pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan
pelajaran dalam silabus yang diungkapkan
Pendidikan (KTSP). Guru dan sekolah perlu
oleh (Kemdiknas, 2010:18), antara lain:
meng-integrasikan nilai-nilai karakter yang
mengkaji Standar Kompetensi (SK) dan
dikembangkan ke dalam KTSP, Silabus, dan
Kompetensi Dasar (KD) pada Standar Isi
RPP.
(SI), mencantumkankan nilai karakter ke
mata
pelajaran
PP RI No.19 tahun 2005 pasal 20
mengungkapkan
ke
dalam
dalam silabus, mencantumkan nilai-nilai
“perencanaan
yang sudah tertera dalam silabus ke dalam
proses pembelajaran meliputi silabus dan
RPP, mengembangkan proses pembelajaran
rencana pelaksanaan pembelajaran yang
peserta didik secara aktif.
memuat
bahwa,
mengintegrasikannya
sekurang-kurangnya
tujuan
Khusus untuk Sekolah Menengah
metode
Kejuruan, penentuan SK dan KD harus
pengajaran, sumber belajar, dan penilaian
memperhatikan Standar Kompetensi Kerja
hasil belajar”.
yang berlaku. SKKNI merupakan salah satu
pembelajaran,
materi
Pengintegrasian
ajar,
pendidikan
bentuk SKK yang berlaku di Indonesia.
karakter di SMK Negeri 3 Surakarta
dilakukan
dengan
tahap
mulai
tahap
Bidang kealian Akuntansi pada
Sekolah Menengah Kejuruan berkewajiban
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
untuk
pembelajaran pada mata pelajaran produktif
pengetahun serta menyiapkan lulusannya
akuntansi. Seperti ungkapan Aqib dan Sujak
menjadi calon teknisi akuntansi junior. Hal
(2011:57) dalam mendeskripsikan integrasi
ini harus diperhatikan oleh pihak sekolah
pendidikan karakter.
dalam melakukan perencanaan program
Pada tahap perencanaan diperoleh
hasil bahwa para guru telah membuat
administrasi berupa Silabus, RPP, dan
memberikan
kompetensi
ilmu
pendidikan karakter agar dapat berjalan
dengan optimal.
Sejauh ini di SMK Negeri 3
Bahan Ajar dengan memasukkan nilai
Surakarta
karakter di dalamnya. Kemudian pada tahap
karakter dengan memasukkan nilai-nilai
baru
menerapkan
pendidikan
8│Jupe UNS, Vol. 1 No. 2 Hal. 1 s/d 14
karakter secara umum di dalam silabus dan
kronologis, karakter tanggungjawab karena
RPP
apabila dalam proses pencatatatn ini terdapat
meliputi
nilai
Disiplin,
Mandiri,
Tanggungjawab, Kreatif, Cermat.
kesalahan, maka akan menghambat proses
Nilai karakter yang dipilih untuk
dikembangkan
pelajaran
bertanggungjawab pada hasil pencatatan ke
disesuaikan
dalam jurnal tersebut untuk diolah ke dalam
dengan SKKNI dan KKNI 2012 agar
proses selanjutnya hingga menjadi laporan
tercipta
keuangan yang utuh.
produktif
pada
akuntansi
mata
selanjutnya sehingga peserta didik harus
harus
sinergisitas
antara
Sekolah
Kejuruan
sebagai
penyedia
Di dalam proses pembelajaran, guru
sebagai
juga dapat memberikan keteladanan berupa
pemakai tenaga kerja. Nilai karakter teknisi
contoh dalam kehidupan sehari-hari dalam
Akuntansi Junior meliputi Jujur, Disiplin,
pengelolaan dan pencatatan penggunaan
Kreatif, Rasa Ingin Tahu, Tanggungjawab.
uang saku.
Menengah
tenaga
kerja
dan
Perusahaan
Contoh desain implementasi dalam
Inti dari kegiatan belajar mengajar
mata pelajaran produktif akuntansi pada SK
adalah tahap pelaksanaan karena dalam
memproses entri jurnal terdapat salah satu
tahapan ini pemberian kompetensi dan
KD
dokumen.
karakter harus sinergi dalam implementasi
Kemudian disusun indikator dan tujuan
pendidikan karakter pada mata pelajaran
pembelajaran. Misalnya tujuan pembelajaran
melalui
agar peserta didik dapat mengidentifikasi
keteladanan
akun yang di debet dan di kredit, terkandung
kepada
rasa ingin tahu dan kreatif karena dalam
pembelajaran.
yaitu
mengarsipkan
benak peserta didik akan ingin mengetahui
macam-macam
akun
beserta
posisinya
sehingga peserta didik kreatif mencari tahu.
pembelajaran,
pembiasaan,
yang diberikan oleh
peserta
didik
dalam
dan
guru
proses
Penguasaan konsep guru mengenai
materi pelajaran produktif akuntansi juga
sangat berpengaruh terhadap kemampuan
Setelah itu juga terdapat tujuan
seorang guru untuk menginternalisasikan
pembelajaran agar peserta didik dapat
nilai karakter ke dalam materi pelajaran.
mencatat transaksi ke dalam buku jurnal
Seorang guru akan menjadi lebih kreatif
dengan tepat dan dalam jumlah yang benar.
untuk mengaitkan karakter dalam materi
Dalam
tersebut
pelajaran produktif akuntnasi apabila telah
mengandung nilai karakter jujur karena
menguasai konsep akuntansi dengan baik,
peserta didik harus memasukkan jumlah
sehingga
rupiah dengan benar, karakter disiplin
menanamkan nilai karakter teknisi akuntansi
karena pencatatan harus disusun secara
junior akan berjalan lebih optimal karena
tujuan
pembelajaran
tujuan
pembelajaran
untuk
Septiana Tri Cahyani, Implementasi Pendidikan Karakter pada Mata Pelajaran Produktif
Akuntansi di SMK Negeri 3 Surakarta │9
siswa tidak hanya menguasai teori saja tetapi
Keteladanan,
akan mendapat pembelajaran mengenai nilai
Pembiasaan, Menciptakan Suasana yang
dan makna dari materi produktif akuntansi
Kondusif,
yang dipelajarinya.
(Hidayatullah, 2011:39-55).
Penanaman
Integrasi
Kedisiplinan,
dan
Internalisasi
Pendidik yang berkarakter juga
Selain
itu
menjadi salah satu faktor pendukung dalam
pengembangan
diri,
implementasi pendidikan karakter dalam
pelaksanaan pendidikan budaya dan karakter
proses pembelajaran. Hal ini sangat terkait
bangsa menurut (Kemdiknas, 2010:15-17)
dengan
dapat dilakukan melalui pengintegrasian
keteladanan
pendidik
terhadap
peserta didik.
dalam
program
perencanaan
dan
kedalam kegiatan sehari-hari sekolah yaitu:
Sejauh
observasi
telah
Kegiatan rutin, Kegiatan spontan, Keteladan,
dilakukan secara umum pendidik di SMK
Pengkondisian. Dari uraian tersebut dapat
Negeri 3 Surakarta khususnya pada mata
disimpulkan bahwa keteladanan seorang
pelajaran
cukup
guru sangat penting dalam pendidikan
semua
karakter, karena seorang siswa akan lebih
pendidik mampu memberikan keteladanan
mudah menginternalisasi suatu nilai apabila
kepada peserta didik secara nyata. Proses
melihat
pembelajaran yang menyenangkan tidak
keteladanan tentang nilai yang disampaikan
terlepas dari metode pembelajaran yang
oleh guru pada diri guru tersebut.
produktif
berkarakter.
Hanya
yang
akuntansi
saja
belum
menyenangkan.
melalui
telah
menemukan
suatu
Dalam praktek pengimplementasian
Selain sebuah perencanaan yang
baik
atau
perangkat
pendidikan karakter di SMK Negeri 3
pembelajaran,
Surakarta sebagian besar guru telah dapat
pendidikan karakter juga membutuhkan
memberikan tauladan yang baik kepada
metodologi yang efektif, aplikatif, dan
peserta didik sesuai dengan nilai yang telah
produktif agar tujuannya bisa tercapai
tertera pada Silabus dan RPP. Peserta didik
dengan baik. Dalam hal ini keteladanan
pun mulai merasakan dirinya telah dapat
menjadi
dalam
menginternalisasikan nilai seperti kejujuran
metodologi pendidikan karakter. Senada
dan tanggungjawab dalam kehidupan sehari-
dengan PP RI No.19 tahun 2005 pasal 19
hari dimulai dengan tidak mencontek waktu
ayat 2 yang berbunyi, “..., dalam proses
ulangan di kelas dan mengerjakan tugas
pembelajaran
memberikan
yang diperintahkan oleh guru. Akan tetapi,
keteladanan.” Strategi dalam pendidikan
dalam tahap pengembangan pendidikan
karakter dapat dilakukan melalui sikap-sikap
karakter, belum ada suatu penugasan khusus
sebuah
poin
pendidik
kunci
10│Jupe UNS, Vol. 1 No. 2 Hal. 1 s/d 14
yang
diberikan
untuk
70% dan sikap sebesar 10%, sehingga untuk
telah
karakter peserta didik memiliki rentang 0-
dipelajarinya di sekolah. Guru hanya sebatas
10. Penilaian pendidikan karakter belum
memberikan himbauan untuk berbuat baik.
disusun secara spesifik dengan indikator
Hal tersebut akan lebih optimal jika guru
tertentu untuk penilaiannya. Sehingga belum
memberikan
praktek
terstruktur dengan baik. Nilai karakter
nilai
tersebut bergabung dengan nilai sikap
teknisi
peserta didik. Penentuan nilai sikap melalui
mengasah
untuk
karakter
nilai
kepada
karakter
penugasan
mengasah
peserta
siswa
yang
berupa
pengembangan
didik
sebagai
akuntansi junior karena suatu nilai karakter
observasi
akan dapat terinternalisasi pada diri siswa
menentukan
melalui pembiasaan.
diberikan kepada peserta didik sesuai hasil
peserta
dan
setiap
sendiri
guru
nilai
berhak
yang
akan
Contoh penugasan khusus misalnya
observasi yang telah dilakukan. Belum ada
didik
indikator
diperintahkan
mencatat
tertentu
dalam
penilaian
transaksi dari uang sakunya selama satu
pendidikan karakter dalam mata pelajaran
bulan. Dengan demikian peserta didik akan
produktif akuntansi.
lebih meresapi materi pelajaran dan nilai
karakter salam materi pelajaran tersebut.
Tindak
lanjut
dari
tahap
Beberapa
model
penilaian
pencapaian pendidikan karakter didasarkan
pada
indikator
nilai.
Contoh
metode
perencanaan, proses pelaksanaan adalah
penilaian
penilaian. Evaluasi pendidikan karakter pada
menerus, setiap saat guru berada di kelas
mata pelajaran produktif akuntansi dapat
atau di sekolah yaitu: Model anecdotal
dilakukan dengan membuat penilaian khusus
record (catatan yang dibuat guru ketika
terhadap karakter yang dikembangkan pada
melihat adanya perilaku yang berkenaan
mata pelajaran tertentu. Akan tetapi dalam
dengan nilai yang dikembangkan) selalu
pelaksanaan evaluasi ini, SMK Negeri 3
dapat digunakan guru. Selain itu, guru dapat
Surakarta belum secara utuh mengadopsi
pula memberikan tugas yang berisikan suatu
metode penilaian karakter sesuai pedoman
persoalan atau kejadian yang memberikan
yang diberikan Kemdiknas.
kesempatan kepada peserta didik untuk
Guru masih melakukan penilaian
secara umum seperti ungkapan salah satu
informan bahwa penilaian terhadap karakter
peserta didik melalui
yang
menunjukkan
dilakukan
nilai
yang
secara
terus
dimilikinya
(Kemdiknas, 2010:22).
Tahap pengawasan merupakan poin
observasi dalam
penting dalam berjalannya suatuu program,
pembelajaran sehari-hari terdiri atas 3 hal
peran kepala sekolah sangat penting sebagai
yaitu teori sebesar 20%, nilai prakter sebesar
supervisor dan memberikan control dalam
Septiana Tri Cahyani, Implementasi Pendidikan Karakter pada Mata Pelajaran Produktif
Akuntansi di SMK Negeri 3 Surakarta │11
pengimplementasian pendidikan karakter di
hambatan
sekolah.
pengimplementasian
Pengawasan
akan
lebih
baik
yang
timbul
dalam
pendidikan
karakter
tersebut.
dilakukan secara berkala guna memperlancar
Beberapa
upaya
yang
telah
kegiatan pembelajaran di sekolah, selain itu
dilakukan SMK Negeri 3 Surakarta dalam
juga akan segera diketahui hambatan-
menghadapi
hambatan yang terjadi di lapangan sehingga
pelaksanaan
dapat
pemecahan
membudayakan nilai karakter di sekolah,
masalah atas hambatan tersebut dengan
kerjasama dengan pihak terkait (guru, siswa,
melakukan berbagai upaya.
wali kelas, kepala sekolah, orang tua peserta
segera
menemukan
Pelaksanaan program tanpa suatu
hambatan-hambatan
pendidikan
personal
pelaksanaan program yang kurang sesuai
mmenjelaskan
dengan apa yang diharapkan. Hambatan
karakter,
adalah suatu hal yang pasti ditemukan dalam
peserta didik.
implementasi sebuah program baru dan tidak
dengan
peserta
pentingnya
memberi
didik,
pendidikan
keteladanan
kepada
Pendidikan karakter bukan hanya
menjadi
Berikut ini merupakan beberapa
karakter:
didik, komite sekolah), pendekatan secara
pengawasan yang baik akan mengakibatkan
bisa dielakkan.
pada
urusan
pendidikan
saja,
bagi
penyelenggara
melainkan
juga
bagi
hambatan dalam pelaksanaan pendidikan
pemakai tenaga kerja. Hal ini menyiratkan
karakter di SMK Negeri 3 Surakarta adalah:
bahwa
nilai karakter belum sepenuhnya diresapi
kementrian pendidikan nasional dengan
siswa dalam kehidupan sehari-hari, beban
kementrian tenaga kerja agar kriteria yang
administrasi bagi sebagian guru, belum ada
diminta oleh pemakai tenaga kerja dan
desain
penyedia tenaga kerja dapat bersinergi
khusus
nilai
karakter
teknisi
akuntansi junior, belum ada penyamaan
persepsi
dan
desain
khusus
perlu
adanya
kerjasama
antara
dengan baik.
mengenai
Istilah Teknisi Akuntansi Junior di
karakter teknisi akuntansi junior dalam mata
SMK Negeri 3 Surakarta masih sangat awam
pelajaran produktif akuntansi, perbedaan
bagi para guru akuntansi dan peserta didik.
latar belakang dan karakter peserta didik.,
Hasil wawancara informan dengan peneliti
metode pembelajaran kurang kreatif.
menunjukkan bahwa pemahaman konsep
Pengawasan yang dilakukan secara
berkala
dapat
mempercepat
mempermudah
upaya
untuk
dan
mengatasi
tentang pendidikan karakter masih kurang
dikuasai
oleh
guru
sehingga
dalam
implementasinya juga belum dapat berjalan
12│Jupe UNS, Vol. 1 No. 2 Hal. 1 s/d 14
secara optimal. Selain itu, Guru juga belum
perangkat pembelajaran (Silabus dan RPP).
banyak yang mengerti tentang SKKNI 2012
Akan tetapi pengimplementasian pendidikan
dan KKNI 2012.
karakter masih secara umum, belum terdapat
Karakter Teknisi Akuntansi Junior
fokus
pengembangan
karakter
teknisi
tersebut merupakan tuntutan dari pihak
akuntansi junior berupa tindakan khusus
industri tenaga kerja. Hal tersebut menjadi
yang diperintahkan dan diteladani oleh guru
sangat penting untuk diperhatikan oleh
kepada peserta didik.
Sekolah Menengah Kejuruan karena output
Beberapa
hambatan
dalam
dari Sekolah Menengah Kejuruan adalah
pelaksanaan pendidikan karakter pada mata
untuk siap kerja. SMK berperan penting
pelajaran produktif akuntansi di SMK
dalam membekali peserta didik dengan
Negeri 3 Surakarta, antara lain: nilai
kompetensi
karakter belum sepenuhnya diresapi siswa
dan
karakter
yang
sesuai
sehingga memudahkan lulusannya untuk
dalam
direspon oleh kerja.
administrasi bagi sebagian guru, belum ada
Sejauh ini, di hampir setiap SMK
kehidupan
desain
khusus
sehari-hari,
nilai
karakter
beban
teknisi
baru diketahui tentang pengimplementasian
akuntansi junior, perbedaan latar belakang
pendidikan karakter secara umum. Guru
dan
hanya mengetahui dan berpedoman pada 18
pembelajaran kurang kreatif.
Nilai
Karakter
didik,metode
Beberapa upaya yang dilakukan
Nasional.
SMK Negeri 3 Surakarta dalam menghadapi
Pengimplementasiannya pun belum secara
hambatan pada pelaksanaan pendidikan
utuh
karakter
dan
diberikan
peserta
oleh
Kementerian
yang
karakter
Pendidikan
menyeluruh,
masih
secara
adalah
membudayakan
nilai
administratif dan masih kurang dalam
karakter di sekolah, kerjasama dengan pihak
pemberian
terkait (guru, siswa, wali kelas, kepala
tindakan
nyata/keteladanan
terhadap peserta didik.
sekolah, orang tua peserta didik, komite
SIMPULAN DAN SARAN
sekolah), pendekatan secara personal dengan
SIMPULAN
peserta
Berdasarkan
analisis
data
dan
didik,
menjelaskan
pentingnya
pendidikan karakter, memberi keteladanan
pembahasan yang telah dilakukan, dapat
kepada peserta didik.
diambil kesimpulan bahwa implementasi
SARAN
pendidikan karakter pada mata pelajaran
Berdasarkan simpulan, maka saran
produktif akuntansi di SMK Negeri 3
yang dapat diajukan yakni Guru diharapkan
Surakarta sudah berjalan cukup baik dengan
selalu meningkatkan kompetensinya dan
memasukkan 18 nilai karakter ke dalam
memperbaiki
diri
sehingga
dapat
Septiana Tri Cahyani, Implementasi Pendidikan Karakter pada Mata Pelajaran Produktif
Akuntansi di SMK Negeri 3 Surakarta │13
menyampaikan materi dengan metode yang
penyedia
lebih menarik serta dapat memberikan
mengingat lulusan SMK adalah output siap
tauladan
akan
kerja. Serta melakukan monitoring dan
ditanamkan kepada peserta didik. Guru
evaluasi secara berkala dalam kegiatan
diharapkan juga
pengimplementasian pendidikan karakter di
tentang
SKKNI
dan
karakter
yang
untuk memperhatikan
KKNI
dalam
peng-
implementasian Pendidikan karakter teknisi
dan
pemakai
tenaga
kerja,
SMK.
UCAPAN TERIMA KASIH
akuntansi junior sehingga ada kesinergian
Terselesaikannya artikel ilmiah ini
antara penyedia dan pemakai tenaga kerja.
tidak terlepas dari bantuan, bimbingan,
Selain
sebaiknya
arahan dan dorongan dari berbagai pihak.
bekerjasama membentuk suatu rancangan
Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih
mengenai karakter teknisi akuntansi junior
kepada: (1) Program studi Pendidikan
yang akan dikembangkan dalam perangkat
Ekonomi,
khususnya
pembelajaran,
Akuntansi
sebagai
itu,
Guru
Akuntansi
sehingga
terdapat
BKK
pendidikan
civitas
academica
keseragaman perencanaan dan pelaksanaan
penulis, (2) pembimbing I dan II, terima
serta tepat tujuan dalam pengimplementasian
kasih atas segala motivasi dan bimbingannya
pendidikan karakter.
selama penyusunan artikel ilmiah ini, (3)
Sekolah
rancangan
diharapkan
program
membuat
pengimplementasian
kepala SMK Negeri 3 Surakarta dan guru
mata
pelajaran
Akuntansi
yang
telah
pendidikan karakter untuk setiap program
membantu dalam pelaksanaan penelitian ini,
studi sesuai keahlian masing-masing dan
(4) tim Redaksi JUPE yang telah melakukan
menghimbau guru untuk tertib membuat
review final artikel ini dan (5) semua pihak
administrasi
yang
Program
perangkat
yang
pembelajaran.
disusun
hendaknya
telah
membantu
kelancaran
penyusunan artikel ilmiah ini yang tidak
dikomunikasikan dengan baik kepada pihak
mungkin penulis sebutkan satu persatu.
terkait serta melakukan evaluasi mengenai
DAFTAR PUSTAKA
pelaksanaan
Aqib, Z. Dan Sujak. (2011). Panduan &
program
tersebut
secara
Aplikasi
berkala.
Pemerintah
diharapkan
dapat
Pendidikan
Karakter.
Bandung: Yrama Widya.
menyusun pedoman pelaksanaan pendidikan
Kementerian Pendidikan Nasional. (2010).
karakter secara khusus untuk Sekolah
Pengembangan Pendidikan Budaya
Menengah Kejuruan sesuai keahliannya
dan
masing-masing, agar terdapat sinergi antara
Kementerian Pendidikan Nasional.
Karakter
Bangsa.
Jakarta:
14│Jupe UNS, Vol. 1 No. 2 Hal. 1 s/d 14
Badan Pusat Statistik. (2012, 7 Mei). Berita
Resmi
Statistik
No.33/05/Th.XV,
Keadaan ketenagakerjaan Februari
2012.
Schwab,
Panduan
Penyusunan
Kurikulum
(2011).
The
Global
Competitiveness Index Report 20112012. World Economic Forum.
Suparlan
Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006).
Klaus.
(2011).
Suara
Akar
Rumput
Tentang Pelaksanaan Pendidikan Karakter
di Sekolah. Diperoleh 28 Mei 2012
Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang
dari
Pendidikan Dasar dan Menengah.
http://www.suparlan.com/pages/posts
Jakarta.
/suara-akar-rumput-tentang-
Depdiknas. (2003). UU Nomor 20 Tahun
pelaksanaan-pendidikan-karakter-di-
2003
sekolah-318.php
tentang
Sistem
Pendidikan
Nasional (SNP).
Hidayatullah,
M.
Sutopo, H.B. (2002). Metodologi Penelitian
Furqan.
(2010).
Pendidikan Karakter: Membangun
Peradaban Bangsa. Surakarta: Yuma
Pustaka.
Keputusan Menteri
Tenaga
Kerja dan
Transmigrasi
Nomor:
KEP.43/MEN/2008
Peraturan
Presiden
Republik
Indonesia
Nomor 8 Tahun 2012
Peraturan
Presiden
Republik
Indonesia
Nomor 19 tahun 2005
Raka, G., Mulyana, Y., Markam, S.S.,
Semiawan,
C.R.,
Hasan,
Bastaman,
H.D.,
dkk.
S.H.,
(2011).
Pendidikan Karakter di Sekolah:
Dari Gagasan ke Tindakan. Jakarta:
Elex Media Komputindo.
Schwab,
Klaus.
(2012).
The
Global
Competitiveness Index Report 20122013. World Economic Forum.
Kualitatif. Surakarta: UNS Press.
Septiana Tri Cahyani, Implementasi Pendidikan Karakter pada Mata Pelajaran Produktif
Akuntansi di SMK Negeri 3 Surakarta. Juni, 2013
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER
PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF AKUNTANSI
DI SMK NEGERI 3 SURAKARTA
Septiana Tri Cahyani, Sri Witurachmi, Sohidin
Pendidikan Ekonomi-BKK Akuntansi, FKIP Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia
[email protected]
Abstrak : Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan strategi tunggal
terpancang. Penentuan sampel menggunakan sampling yang bertujuan. Sumber data yang
digunakan adalah responden (narasumber), sumber tertulis, sumber tempat dan peristiwa.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan analisis
dokumen. Validitas data dengan trianggulasi sumber dan trianggulasi metode. Teknik analisis
data yang digunakan adalah teknik analisis model interaktif. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran produktif akuntansi di SMK
Negeri 3 Surakarta sudah berjalan cukup baik dengan memasukkan 18 nilai karakter ke dalam
perangkat pembelajaran (Silabus dan RPP). Akan tetapi belum terdapat fokus pengembangan
kerakter teknisi akuntansi junior berupa tindakan khusus yang diperintahkan dan diteladani
oleh guru kepada siswa. Terdapat beberapa hambatan dan upaya dalam kegiatan
implementasi.
Kata kunci: pendidikan karakter, mata pelajaran produktif akuntansi, Sekolah Menengah
Kejuruan, teknisi akuntansi junior.
Abstract: This research was a qualitative descriptive study with a single strategy rooted. The
samples in this study used purposive sampling. Source of data used is the respondent
(informant), written sources, the source places and events. Data collection techniques used
were interviews, observation, and document analysis. The validity of the triangulation of data
sources and triangulation methods. While the data analysis technique used is an interactive
model of analysis techniques. The results showed that the implementation of character
education in the accounting productive subject in vocational high school 3 surakarta has
been going pretty well with insert 18 value characters into the learning devices (Syllabus and
RPP). However, there has not been the focus of development in the specific form of junior
technician accounting character's in real action which commanded and exemplified by the
teacher to the student. There are several obstacles and effort in implementation.
Keywords: character education, accounting productive subject, vocational high school,
junior accounting technician.
2│Jupe UNS, Vol. 1 No. 2 Hal. 1 s/d 14
PENDAHULUAN
Beberapa permasalahan terbesar di
dipadukan
maka
akan
menghasilkan
Indonesia yang diungkapkan dalam The
generasi emas bagi Indonesia di masa depan.
Global Competitiveness Index Report 2012-
Sumber daya manusia Indonesia
2013 adalah kurang efisiennya birokrasi
merupakan
pemerintah, korupsi, kurang memadainya
hendaknya dapat dimanfaatkan dengan baik,
pasokan
etika
oleh karena itu perlu adanya pembinaan
bekerja dalam angkatan kerja, pembatasan
sumber daya manusia terlebih dahulu guna
peraturan tenaga kerja, inflasi, akses ke
menciptakan generasi emas yang nantinya
pembiayaan,
kebijakan,
akan dapat dimanfaatkan untuk membangun
regulasi mata uang asing, peraturan pajak,
bangsa Indonesia. Pendidikan merupakan
ketidakstabilan pemerintah/kudeta,kejahatan
faktor penting pembentukan generasi emas
dan pencurian, tenaga kerja tidak terdidik,
yang berkompeten dan berkarakter.
infrastruktur,
miskinnya
ketidakstabilan
tarif pajak, kecukupan kapasitas tenaga
kerja, kesehatan masyarakat miskin.
Kompetensi
membuat
kekayaan
bangsa
yang
Dari masa ke masa Indonesia selalu
berupaya melakukan sebuah perbaikan guna
seseorang
menciptakan Sumber Daya Manusia yang
bisa melakukan tugasnya dengan baik,
berkualitas. Pendidikan karakter merupakan
namun
progam
karakterlah
yang
membuatnya
dan
kebijakan
besar
Bangsa
bertekad mencapai yang terbaik dan selalu
Indonesia. Pada Tahun 2010-an, guna
ingin
melanjutkan perjuangan dalam mewujudkan
lebih
baik.
Orang-orang dengan
disertai
“nation and character building” tersebut
karakter yang baik dapat menjadi sumber
maka Mendiknas mencanangkan Program
masalah bagi lingkungannya (Raka, dkk,
Pendidikan Karakter. Harapannya pelak-
2011:18).
sanaan
kompetensi
yang
tinggi
Ungkapan
tanpa
tersebut
Pendidikan
Karakter
ini
dapat
semakin
semakin berkembang dan melekat erat
menguatkan asumsi bahwa pengembangan
seperti jamur di musim hujan, yang akan
kompetensi
semakin merata dan susah dihapuskan.
harus
pengembangan
diimbangi
karakter
Pengembangan
yang
kemampuan
pengetahuan
dan
menghasilkan
peningkatan
sedangkan
baik.
Amanah pendidikan karakter juga
ilmu
tertera dalam UU nomor 20 tahun 2003
akan
tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3
kompetensi,
berbunyi:
Pendidikan
nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan
memberikan bekal pengembangan karakter
membentuk watak serta peradaban bangsa
yang
yang
apabila
karakter
yang
akan
baik,
pen-didikan
teknologi
dengan
keduanya
dapat
bermartabat
dalam
rangka
Septiana Tri Cahyani, Implementasi Pendidikan Karakter pada Mata Pelajaran Produktif
Akuntansi di SMK Negeri 3 Surakarta │3
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
Konsep Pendidikan Karakter harus dapat
untuk berkembangnya potensi peserta didik
dijabarkan secara utuh, bukan hanya sampai
agar menjadi manusia yang beriman dan
perumusan nilai-nilai karakter esensialnya,
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
tetapi juga sampai dengan proses perumusan
berakhlak
berilmu,
perilaku (behaviors) operasionalnya, yang
cakap,kreatif, mandiri, dan menjadi warga
harus dijabarkan ke dalam kegiatan-kegiatan
negara yang demokratis serta bertanggung
operasional
jawab.
masyarakat.
mulia,
Dari
sehat,
sekolah,
dan
Sekolah sebagai sebuah lembaga
tujuan
pendidikan
pendidikan formal juga sangat berperan
agar
pendidikan
dalam pembentukan karakter peserta didik
mampu membentuk peserta didik yang tidak
selain lingkungan rumah dan masyarakat.
hanya cerdas tetapi juga memiliki karakter
Banyaknya kasus mengenai korupsi pejabat
atau kepribadian yang kuat. Oleh karenanya,
negara
dalam pertumbuhan peserta didik perlu
diselesaikan dan diungkap seutuhnya, maka
dihiasi dengan nilai-nilai luhur bangsa serta
perlu adanya pondasi yang kuat sejak dini
agama seperti yang diungkapkan pada pasal
kepada peserta didik agar terhindar dari
1 ayat 2 UU No.20 tahun 2003 tentang
perbuatan yang merugikan orang lain dan
SISDIKNAS yang berbunyi: Pendidikan
kecurangan seperti tindak korupsi atau
nasional
penyelewengan dana.
nasional
tersebut
rumah,
dapat
disimpulkan
uraian
di
bahwa
dimaksudkan
adalah
pendidikan
yang
yang
kini
belum
juga
dapat
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Internalisasi pendidikan karakter
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
dalam proses belajar mengajar di sekolah
1945 yang berakar pada nilai-nilai agama,
akan
kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap
seperti korupsi, kasus narkoba, pergaulan
terhadap tuntutan perubahan zaman.
bebas, dan kasus kriminal lainnya. Oleh
Pendidikan
yang
meminimalisir
terjadinya
hal-hal
bertujuan
karenanya kita semua bertanggungjawab
melahirkan insan cerdas dan berkarakter
untuk mendukung perbaikan bangsa ini
kuat juga pernah ditegaskan oleh Martin
utamanya dalam bidang pendidikan dan
Luther King, “Intelligence plus character,
pengembangan karakter.
that is the gold of true education”
Badan
Standar
Nasional
Pusat
(Kecerdasan yang berkarakter adalah tujuan
(BSNP:2006) menyatakan bahwa tujuan
akhir
pendidikan
pendidikan
yang
sebenarnya).
Suparlan (2011) mengungkapkan bahwa
menengah
meningkatkan
kejuruan
kecerdasan,
adalah
pengetahuan,
4│Jupe UNS, Vol. 1 No. 2 Hal. 1 s/d 14
kepribadian,
akhlak
mulia,
serta
karakter agar lulusannya dapat bersaing
keterampilan untuk hidup mandiri dan
dengan
mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai
pekerjaan yang layak sesuai dengan bidang
dengan kejuruannya. Jika dicermati secara
keahliannya. Data dari Badan Pusat Statistik
mendalam
pendidikan
mengenai penduduk Indonesia yang bekerja
tersebut dapat dijabarkan bahwa dalam
menurut pendidikan menunjukkan bahwa
pendidikan menengah kejuruan memang dari
untuk penyerapan tenaga kerja dari Sekolah
awal mula peserta didik masuk ke dalam
Menengah Kejuruan pada bulan Februari
sekolah, peserta didik sudah di kelompokkan
2012 sebesar 9,43 juta orang menurun dari
berdasarkan klasifikasi khusus sesuai dengan
tahun sebelumnya pada bulan Februari 2011
potensi yang akan dikembangkan dalam
yaitu 9,73 juta orang.
tentang
tujuan
kompetitif
pendidikan kejuruan.
Sekolah
Gambaran
memperoleh
dunia
kerja
yang
Kejuruan
semakin kompetitif dan peningkatan kualitas
merupakan sekolah yang akan menciptakan
pekerja dapat terlihat dari peningkatan
siswanya
penyerapan
bukan
Menengah
untuk
hanya
untuk
siap
tenaga
kerja
berpendidikan
melanjutkan ke perguruan tinggi melainkan
tinggi yaitu dari Diploma dan Universitas
lebih kepada kesiapan mereka untuk terjun
yang pada tahun 2011 hanya berjumlah 8,86
ke dunia usaha dan industri. Oleh karenanya
juta orang meningkat pada tahun 2012
di SMK selalu dibekali dengan keterampilan
menjadi 10,3 juta orang. Oleh karena itu
dan
lebih
Sekolah Menengah Kejuruan hendaknya
dibandingkan sekolah menengah umum.
benar-benar dapat menyiapkan lulusannya
Berbagai kompetensi diajarkan di dalam
agar memiliki kompetensi sesuai dengan
sekolah, akan lebih lengkap lagi apabila
keahliannya sehingga memiliki daya saing
dalam
itu
tinggi untuk memasuki dunia kerja. Lulusan
dimasukkan pendidikan karakter yang tepat
dari Sekolah Menengah Kejuruan juga harus
guna menciptakan siswa yang tidak hanya
memiliki karakter yang baik, karena dalam
cerdas saja tetapi juga berkarakter.
dunia
pengalaman
lapangan
pembelajaran
yang
kompetensi
Bertambahnya jumlah penduduk
yang
tidak
sepadan
dengan
lapangan
pekerjaan yang tersedia memaksa setiap
kerja
ukur dalam perekrutan tenaga kerja.
Kementerian
Transmigrasi
dalam hal ini adalah untuk membekali
menetapkan
peserta
Nasional
dan
kompetensi
kuatnya karakter individu juga menjadi tolok
kompetitif. Salah satu peran pendidikan
Kompetensi
hanya
keahlian yang harus dimiliki akan tetapi
calon tenaga kerja untuk bersaing secara
didik dengan
bukan
tenaga
Republik
kerja
dan
Indonesia
telah
Standar
Kompetensi
Kerja
Indonesia
(SKKNI)
yang
Septiana Tri Cahyani, Implementasi Pendidikan Karakter pada Mata Pelajaran Produktif
Akuntansi di SMK Negeri 3 Surakarta │5
merupakan rumusan kemampuan kerja yang
Bidang keahlian Bisnis Manajemen
mencakup aspek pengetahuan, keterampilan
yaitu
dan/atau keahlian serta sikap kerja yang
mempunyai
relevan dalam pelaksanaan tugas dan syarat
peserta didiknya menjadi calon teknisi
jabatan yang ditetapkan dengan ketentuan
akuntansi junior yang berkarakter sehingga
peraturan
ketika mereka bekerja dalam bidangnya
perundang-undangan
yang
berlaku.
program
keahlian
Akuntansi
untuk
menyiapkan
tujuan
tidak terjerat tindak korupsi dan bentuk
Tujuan disusunnya SKKNI bagi
kecurangan lainnya. Untuk itu perlu adanya
lembaga/institusi pendidikan dan pelatihan
pengimplementasian pendidikan karakter di
kerja
dalam
dalam pembelajaran di sekolah menengah
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
kejuruan guna menyiapkan lulusan yang
(diklat),
dan
tidak hanya cerdas dan berkompeten saja,
penyusunan modul. Selain itu terdapat juga
tetapi juga berkarakter baik. SMK Negeri 3
Peraturan
Indonesia
Surakarta telah dikenal sebagai SMK Negeri
Nomor 8 Tahun 2012 tentang KKNI sebagai
favorit di Surakarta. Oleh sebab itu, peneliti
kerangka
merasa tertarik untuk melakukan penelitian
adalah
sebagai
pengembangan
Presiden
acuan
kurikulum
Republik
penjenjangan
kualifikasi
kompetensi yang dapat menyandingkan,
mengenai
“Implementasi
menyetarakan, dan mengintegrasikan antara
Karakter pada Mata Pelajaran Produktif
bidang pendidikan dan bidang pelatihan
Akuntansi di Sekolah Menengah Kejuruan
kerja serta pengalaman kerja dalam rangka
Negeri 3 Surakarta”.
Pendidikan
pemberian pengakuan kompetensi kerja
Berdasarkan latar belakang yang
sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai
telah dipaparkan, maka dapat dirumuskan
sektor. Dengan adanya kedua acuan tersebut
permasalahan sebagai berikut: bagaimana
diharapkan akan terbentuk sinergi antara
pelaksanaan
pemakai dan penyedia tenaga kerja.
perangkat
pendidikan
pembelajaran
karakter
mata
pada
pelajaran
Kurikulum SMK terbagi menjadi 3
produktif akuntansi di SMK Negeri 3
program mata pelajaran yaitu untuk mata
Surakarta?, adakah tindakan nyata yang
pelajaran normatif, adaptif, dan produktif.
diperintahkan dan diteladani oleh guru
Mata pelajaran produktif masih dibagi lagi
kepada siswa dalam rangka penerapan
menjadi 2 yaitu dasar kompetensi kejuruan
pendidikan
dan
junior?, kemudian apa sajakah hambatan
kompetensi
kejuruan
yang
akan
karakter
teknisi
akuntansi
disesuaikan dengan bidang keahlian masing-
yang
masing jurusan.
pendidikan karakter pada mata pelajaran
dihadapi
dalam
pelaksanaan
6│Jupe UNS, Vol. 1 No. 2 Hal. 1 s/d 14
produktif akuntansi di SMK Negeri 3
terpancang karena penelitian dilakukan pada
Surakarta?, dan bagaimana upaya SMK
suatu unit tertentu (satu ruang lingkup) yaitu
Negeri 3 Surakarta dalam menghadapi
SMK Negeri 3 Surakarta dan terpancang
hambatan-hambatan
berarti
yang terjadi
dalam
terpusat
pada
tujuan
untuk
pelaksanaan pendidikan karakter pada mata
mengetahui
pelajaran produktif akuntansi?.
Karakter pada Mata Pelajaran Produktif
Sesuai dengan latar belakang dan
Implementasi
Pendidikan
Akuntansi.
rumusan masalah, dapat diketahui tujuan
Sumber data yang diperoleh dari
penelitian ini adalah untuk: mengetahui
narasumber, dokumen, dan peristiwa atau
pelaksanaan
aktivitas,
perangkat
pendidikan
karakter
pembelajaran
mata
pada
pelajaran
sedangkan
untuk
teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam
produktif akuntansi di SMK Negeri 3
penelitian
Surakarta, mengetahui ada atau tidaknya
wawancara,
tindakan nyata yang diperintahkan dan
dokumen.
diteladani oleh guru kepada siswa dalam
validitas data akan digunakan triangulasi
rangka
penerapan
pendidikan
sumber dan triangulasi metode.
teknisi
akuntansi
junior,
karakter
mengetahui
ini
dengan
menggunakan
observasi,
Kemudian
Teknik
dan
analisis
untuk
analisis
mengecek
data
yang
hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
pendidikan karakter pada mata pelajaran
analisis deskriptif kualitatif yang mengacu
produktif akuntansi di SMK Negeri 3
pada model Analisis interaktif (interactive
Surakarta, dan mengetahui upaya SMK
model of analysis) yaitu peneliti tetap
Negeri 3 Surakarta dalam menghadapi
bergerak
hambatan-hambatan
analisisnya
yang terjadi
dalam
di
antara
(reduksi
tiga
komponen
data,
penarikan
pelaksanaan pendidikan karakter pada mata
simpulan, dan verifikasi) dengan proses
pelajaran produktif akuntansi.
pengumpulan
METODE PENELITIAN
pengumpulan data berlangsung. Kemudian
Penelitian
kegiatan
sesudah pengumpulan data berakhir, peneliti
pendekatan Kualitatif yang bertujuan agar
bergerak diantara tiga komponen analisisnya
permasalahan yang diteliti dapat diungkap
dengan menggunakan waktu yang tersisa
secara mendalam dengan mencari kebenaran
bagi penelitiannya (Sutopo, 2002: 94).
secara ilmiah dan memandang obyek secara
HASIL DAN PEMBAHASAN
digunakan
deskriptif
didesain
selama
dengan
keseluruhan.
ini
data
Strategi
peneliti
dengan
penelitian
adalah
studi
kasus
yang
penelitian
tunggal
Sekolah
Menengah
Kejuruan
(SMK) Negeri 3 Surakarta merupakan salah
satu
sekolah
yang
sudah
meng-
Septiana Tri Cahyani, Implementasi Pendidikan Karakter pada Mata Pelajaran Produktif
Akuntansi di SMK Negeri 3 Surakarta │7
implementasikan pendidikan karakter sejak
pelaksanaan
tahun
pendahuluan,
pelajaran
2011/2012.
Pendidikan
karakter bukanlah sebuah mata pelajaran
terdapat
3
kegiatan
kegiatan
inti
yaitu
(eksplorasi,
elaborasi, konfirmasi), penutup.
yang berdiri sendiri, melainkan bumbu
Cara
pengembangan
nilai-nilai
pelengkap bagi mata pelajaran sehingga
pendidikan budaya dan karakter bangsa
dalam pelaksanaannya harus diintegrasikan
dengan
dengan
melalui
setiap pokok bahasan dari setiap mata
pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan
pelajaran dalam silabus yang diungkapkan
Pendidikan (KTSP). Guru dan sekolah perlu
oleh (Kemdiknas, 2010:18), antara lain:
meng-integrasikan nilai-nilai karakter yang
mengkaji Standar Kompetensi (SK) dan
dikembangkan ke dalam KTSP, Silabus, dan
Kompetensi Dasar (KD) pada Standar Isi
RPP.
(SI), mencantumkankan nilai karakter ke
mata
pelajaran
PP RI No.19 tahun 2005 pasal 20
mengungkapkan
ke
dalam
dalam silabus, mencantumkan nilai-nilai
“perencanaan
yang sudah tertera dalam silabus ke dalam
proses pembelajaran meliputi silabus dan
RPP, mengembangkan proses pembelajaran
rencana pelaksanaan pembelajaran yang
peserta didik secara aktif.
memuat
bahwa,
mengintegrasikannya
sekurang-kurangnya
tujuan
Khusus untuk Sekolah Menengah
metode
Kejuruan, penentuan SK dan KD harus
pengajaran, sumber belajar, dan penilaian
memperhatikan Standar Kompetensi Kerja
hasil belajar”.
yang berlaku. SKKNI merupakan salah satu
pembelajaran,
materi
Pengintegrasian
ajar,
pendidikan
bentuk SKK yang berlaku di Indonesia.
karakter di SMK Negeri 3 Surakarta
dilakukan
dengan
tahap
mulai
tahap
Bidang kealian Akuntansi pada
Sekolah Menengah Kejuruan berkewajiban
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
untuk
pembelajaran pada mata pelajaran produktif
pengetahun serta menyiapkan lulusannya
akuntansi. Seperti ungkapan Aqib dan Sujak
menjadi calon teknisi akuntansi junior. Hal
(2011:57) dalam mendeskripsikan integrasi
ini harus diperhatikan oleh pihak sekolah
pendidikan karakter.
dalam melakukan perencanaan program
Pada tahap perencanaan diperoleh
hasil bahwa para guru telah membuat
administrasi berupa Silabus, RPP, dan
memberikan
kompetensi
ilmu
pendidikan karakter agar dapat berjalan
dengan optimal.
Sejauh ini di SMK Negeri 3
Bahan Ajar dengan memasukkan nilai
Surakarta
karakter di dalamnya. Kemudian pada tahap
karakter dengan memasukkan nilai-nilai
baru
menerapkan
pendidikan
8│Jupe UNS, Vol. 1 No. 2 Hal. 1 s/d 14
karakter secara umum di dalam silabus dan
kronologis, karakter tanggungjawab karena
RPP
apabila dalam proses pencatatatn ini terdapat
meliputi
nilai
Disiplin,
Mandiri,
Tanggungjawab, Kreatif, Cermat.
kesalahan, maka akan menghambat proses
Nilai karakter yang dipilih untuk
dikembangkan
pelajaran
bertanggungjawab pada hasil pencatatan ke
disesuaikan
dalam jurnal tersebut untuk diolah ke dalam
dengan SKKNI dan KKNI 2012 agar
proses selanjutnya hingga menjadi laporan
tercipta
keuangan yang utuh.
produktif
pada
akuntansi
mata
selanjutnya sehingga peserta didik harus
harus
sinergisitas
antara
Sekolah
Kejuruan
sebagai
penyedia
Di dalam proses pembelajaran, guru
sebagai
juga dapat memberikan keteladanan berupa
pemakai tenaga kerja. Nilai karakter teknisi
contoh dalam kehidupan sehari-hari dalam
Akuntansi Junior meliputi Jujur, Disiplin,
pengelolaan dan pencatatan penggunaan
Kreatif, Rasa Ingin Tahu, Tanggungjawab.
uang saku.
Menengah
tenaga
kerja
dan
Perusahaan
Contoh desain implementasi dalam
Inti dari kegiatan belajar mengajar
mata pelajaran produktif akuntansi pada SK
adalah tahap pelaksanaan karena dalam
memproses entri jurnal terdapat salah satu
tahapan ini pemberian kompetensi dan
KD
dokumen.
karakter harus sinergi dalam implementasi
Kemudian disusun indikator dan tujuan
pendidikan karakter pada mata pelajaran
pembelajaran. Misalnya tujuan pembelajaran
melalui
agar peserta didik dapat mengidentifikasi
keteladanan
akun yang di debet dan di kredit, terkandung
kepada
rasa ingin tahu dan kreatif karena dalam
pembelajaran.
yaitu
mengarsipkan
benak peserta didik akan ingin mengetahui
macam-macam
akun
beserta
posisinya
sehingga peserta didik kreatif mencari tahu.
pembelajaran,
pembiasaan,
yang diberikan oleh
peserta
didik
dalam
dan
guru
proses
Penguasaan konsep guru mengenai
materi pelajaran produktif akuntansi juga
sangat berpengaruh terhadap kemampuan
Setelah itu juga terdapat tujuan
seorang guru untuk menginternalisasikan
pembelajaran agar peserta didik dapat
nilai karakter ke dalam materi pelajaran.
mencatat transaksi ke dalam buku jurnal
Seorang guru akan menjadi lebih kreatif
dengan tepat dan dalam jumlah yang benar.
untuk mengaitkan karakter dalam materi
Dalam
tersebut
pelajaran produktif akuntnasi apabila telah
mengandung nilai karakter jujur karena
menguasai konsep akuntansi dengan baik,
peserta didik harus memasukkan jumlah
sehingga
rupiah dengan benar, karakter disiplin
menanamkan nilai karakter teknisi akuntansi
karena pencatatan harus disusun secara
junior akan berjalan lebih optimal karena
tujuan
pembelajaran
tujuan
pembelajaran
untuk
Septiana Tri Cahyani, Implementasi Pendidikan Karakter pada Mata Pelajaran Produktif
Akuntansi di SMK Negeri 3 Surakarta │9
siswa tidak hanya menguasai teori saja tetapi
Keteladanan,
akan mendapat pembelajaran mengenai nilai
Pembiasaan, Menciptakan Suasana yang
dan makna dari materi produktif akuntansi
Kondusif,
yang dipelajarinya.
(Hidayatullah, 2011:39-55).
Penanaman
Integrasi
Kedisiplinan,
dan
Internalisasi
Pendidik yang berkarakter juga
Selain
itu
menjadi salah satu faktor pendukung dalam
pengembangan
diri,
implementasi pendidikan karakter dalam
pelaksanaan pendidikan budaya dan karakter
proses pembelajaran. Hal ini sangat terkait
bangsa menurut (Kemdiknas, 2010:15-17)
dengan
dapat dilakukan melalui pengintegrasian
keteladanan
pendidik
terhadap
peserta didik.
dalam
program
perencanaan
dan
kedalam kegiatan sehari-hari sekolah yaitu:
Sejauh
observasi
telah
Kegiatan rutin, Kegiatan spontan, Keteladan,
dilakukan secara umum pendidik di SMK
Pengkondisian. Dari uraian tersebut dapat
Negeri 3 Surakarta khususnya pada mata
disimpulkan bahwa keteladanan seorang
pelajaran
cukup
guru sangat penting dalam pendidikan
semua
karakter, karena seorang siswa akan lebih
pendidik mampu memberikan keteladanan
mudah menginternalisasi suatu nilai apabila
kepada peserta didik secara nyata. Proses
melihat
pembelajaran yang menyenangkan tidak
keteladanan tentang nilai yang disampaikan
terlepas dari metode pembelajaran yang
oleh guru pada diri guru tersebut.
produktif
berkarakter.
Hanya
yang
akuntansi
saja
belum
menyenangkan.
melalui
telah
menemukan
suatu
Dalam praktek pengimplementasian
Selain sebuah perencanaan yang
baik
atau
perangkat
pendidikan karakter di SMK Negeri 3
pembelajaran,
Surakarta sebagian besar guru telah dapat
pendidikan karakter juga membutuhkan
memberikan tauladan yang baik kepada
metodologi yang efektif, aplikatif, dan
peserta didik sesuai dengan nilai yang telah
produktif agar tujuannya bisa tercapai
tertera pada Silabus dan RPP. Peserta didik
dengan baik. Dalam hal ini keteladanan
pun mulai merasakan dirinya telah dapat
menjadi
dalam
menginternalisasikan nilai seperti kejujuran
metodologi pendidikan karakter. Senada
dan tanggungjawab dalam kehidupan sehari-
dengan PP RI No.19 tahun 2005 pasal 19
hari dimulai dengan tidak mencontek waktu
ayat 2 yang berbunyi, “..., dalam proses
ulangan di kelas dan mengerjakan tugas
pembelajaran
memberikan
yang diperintahkan oleh guru. Akan tetapi,
keteladanan.” Strategi dalam pendidikan
dalam tahap pengembangan pendidikan
karakter dapat dilakukan melalui sikap-sikap
karakter, belum ada suatu penugasan khusus
sebuah
poin
pendidik
kunci
10│Jupe UNS, Vol. 1 No. 2 Hal. 1 s/d 14
yang
diberikan
untuk
70% dan sikap sebesar 10%, sehingga untuk
telah
karakter peserta didik memiliki rentang 0-
dipelajarinya di sekolah. Guru hanya sebatas
10. Penilaian pendidikan karakter belum
memberikan himbauan untuk berbuat baik.
disusun secara spesifik dengan indikator
Hal tersebut akan lebih optimal jika guru
tertentu untuk penilaiannya. Sehingga belum
memberikan
praktek
terstruktur dengan baik. Nilai karakter
nilai
tersebut bergabung dengan nilai sikap
teknisi
peserta didik. Penentuan nilai sikap melalui
mengasah
untuk
karakter
nilai
kepada
karakter
penugasan
mengasah
peserta
siswa
yang
berupa
pengembangan
didik
sebagai
akuntansi junior karena suatu nilai karakter
observasi
akan dapat terinternalisasi pada diri siswa
menentukan
melalui pembiasaan.
diberikan kepada peserta didik sesuai hasil
peserta
dan
setiap
sendiri
guru
nilai
berhak
yang
akan
Contoh penugasan khusus misalnya
observasi yang telah dilakukan. Belum ada
didik
indikator
diperintahkan
mencatat
tertentu
dalam
penilaian
transaksi dari uang sakunya selama satu
pendidikan karakter dalam mata pelajaran
bulan. Dengan demikian peserta didik akan
produktif akuntansi.
lebih meresapi materi pelajaran dan nilai
karakter salam materi pelajaran tersebut.
Tindak
lanjut
dari
tahap
Beberapa
model
penilaian
pencapaian pendidikan karakter didasarkan
pada
indikator
nilai.
Contoh
metode
perencanaan, proses pelaksanaan adalah
penilaian
penilaian. Evaluasi pendidikan karakter pada
menerus, setiap saat guru berada di kelas
mata pelajaran produktif akuntansi dapat
atau di sekolah yaitu: Model anecdotal
dilakukan dengan membuat penilaian khusus
record (catatan yang dibuat guru ketika
terhadap karakter yang dikembangkan pada
melihat adanya perilaku yang berkenaan
mata pelajaran tertentu. Akan tetapi dalam
dengan nilai yang dikembangkan) selalu
pelaksanaan evaluasi ini, SMK Negeri 3
dapat digunakan guru. Selain itu, guru dapat
Surakarta belum secara utuh mengadopsi
pula memberikan tugas yang berisikan suatu
metode penilaian karakter sesuai pedoman
persoalan atau kejadian yang memberikan
yang diberikan Kemdiknas.
kesempatan kepada peserta didik untuk
Guru masih melakukan penilaian
secara umum seperti ungkapan salah satu
informan bahwa penilaian terhadap karakter
peserta didik melalui
yang
menunjukkan
dilakukan
nilai
yang
secara
terus
dimilikinya
(Kemdiknas, 2010:22).
Tahap pengawasan merupakan poin
observasi dalam
penting dalam berjalannya suatuu program,
pembelajaran sehari-hari terdiri atas 3 hal
peran kepala sekolah sangat penting sebagai
yaitu teori sebesar 20%, nilai prakter sebesar
supervisor dan memberikan control dalam
Septiana Tri Cahyani, Implementasi Pendidikan Karakter pada Mata Pelajaran Produktif
Akuntansi di SMK Negeri 3 Surakarta │11
pengimplementasian pendidikan karakter di
hambatan
sekolah.
pengimplementasian
Pengawasan
akan
lebih
baik
yang
timbul
dalam
pendidikan
karakter
tersebut.
dilakukan secara berkala guna memperlancar
Beberapa
upaya
yang
telah
kegiatan pembelajaran di sekolah, selain itu
dilakukan SMK Negeri 3 Surakarta dalam
juga akan segera diketahui hambatan-
menghadapi
hambatan yang terjadi di lapangan sehingga
pelaksanaan
dapat
pemecahan
membudayakan nilai karakter di sekolah,
masalah atas hambatan tersebut dengan
kerjasama dengan pihak terkait (guru, siswa,
melakukan berbagai upaya.
wali kelas, kepala sekolah, orang tua peserta
segera
menemukan
Pelaksanaan program tanpa suatu
hambatan-hambatan
pendidikan
personal
pelaksanaan program yang kurang sesuai
mmenjelaskan
dengan apa yang diharapkan. Hambatan
karakter,
adalah suatu hal yang pasti ditemukan dalam
peserta didik.
implementasi sebuah program baru dan tidak
dengan
peserta
pentingnya
memberi
didik,
pendidikan
keteladanan
kepada
Pendidikan karakter bukan hanya
menjadi
Berikut ini merupakan beberapa
karakter:
didik, komite sekolah), pendekatan secara
pengawasan yang baik akan mengakibatkan
bisa dielakkan.
pada
urusan
pendidikan
saja,
bagi
penyelenggara
melainkan
juga
bagi
hambatan dalam pelaksanaan pendidikan
pemakai tenaga kerja. Hal ini menyiratkan
karakter di SMK Negeri 3 Surakarta adalah:
bahwa
nilai karakter belum sepenuhnya diresapi
kementrian pendidikan nasional dengan
siswa dalam kehidupan sehari-hari, beban
kementrian tenaga kerja agar kriteria yang
administrasi bagi sebagian guru, belum ada
diminta oleh pemakai tenaga kerja dan
desain
penyedia tenaga kerja dapat bersinergi
khusus
nilai
karakter
teknisi
akuntansi junior, belum ada penyamaan
persepsi
dan
desain
khusus
perlu
adanya
kerjasama
antara
dengan baik.
mengenai
Istilah Teknisi Akuntansi Junior di
karakter teknisi akuntansi junior dalam mata
SMK Negeri 3 Surakarta masih sangat awam
pelajaran produktif akuntansi, perbedaan
bagi para guru akuntansi dan peserta didik.
latar belakang dan karakter peserta didik.,
Hasil wawancara informan dengan peneliti
metode pembelajaran kurang kreatif.
menunjukkan bahwa pemahaman konsep
Pengawasan yang dilakukan secara
berkala
dapat
mempercepat
mempermudah
upaya
untuk
dan
mengatasi
tentang pendidikan karakter masih kurang
dikuasai
oleh
guru
sehingga
dalam
implementasinya juga belum dapat berjalan
12│Jupe UNS, Vol. 1 No. 2 Hal. 1 s/d 14
secara optimal. Selain itu, Guru juga belum
perangkat pembelajaran (Silabus dan RPP).
banyak yang mengerti tentang SKKNI 2012
Akan tetapi pengimplementasian pendidikan
dan KKNI 2012.
karakter masih secara umum, belum terdapat
Karakter Teknisi Akuntansi Junior
fokus
pengembangan
karakter
teknisi
tersebut merupakan tuntutan dari pihak
akuntansi junior berupa tindakan khusus
industri tenaga kerja. Hal tersebut menjadi
yang diperintahkan dan diteladani oleh guru
sangat penting untuk diperhatikan oleh
kepada peserta didik.
Sekolah Menengah Kejuruan karena output
Beberapa
hambatan
dalam
dari Sekolah Menengah Kejuruan adalah
pelaksanaan pendidikan karakter pada mata
untuk siap kerja. SMK berperan penting
pelajaran produktif akuntansi di SMK
dalam membekali peserta didik dengan
Negeri 3 Surakarta, antara lain: nilai
kompetensi
karakter belum sepenuhnya diresapi siswa
dan
karakter
yang
sesuai
sehingga memudahkan lulusannya untuk
dalam
direspon oleh kerja.
administrasi bagi sebagian guru, belum ada
Sejauh ini, di hampir setiap SMK
kehidupan
desain
khusus
sehari-hari,
nilai
karakter
beban
teknisi
baru diketahui tentang pengimplementasian
akuntansi junior, perbedaan latar belakang
pendidikan karakter secara umum. Guru
dan
hanya mengetahui dan berpedoman pada 18
pembelajaran kurang kreatif.
Nilai
Karakter
didik,metode
Beberapa upaya yang dilakukan
Nasional.
SMK Negeri 3 Surakarta dalam menghadapi
Pengimplementasiannya pun belum secara
hambatan pada pelaksanaan pendidikan
utuh
karakter
dan
diberikan
peserta
oleh
Kementerian
yang
karakter
Pendidikan
menyeluruh,
masih
secara
adalah
membudayakan
nilai
administratif dan masih kurang dalam
karakter di sekolah, kerjasama dengan pihak
pemberian
terkait (guru, siswa, wali kelas, kepala
tindakan
nyata/keteladanan
terhadap peserta didik.
sekolah, orang tua peserta didik, komite
SIMPULAN DAN SARAN
sekolah), pendekatan secara personal dengan
SIMPULAN
peserta
Berdasarkan
analisis
data
dan
didik,
menjelaskan
pentingnya
pendidikan karakter, memberi keteladanan
pembahasan yang telah dilakukan, dapat
kepada peserta didik.
diambil kesimpulan bahwa implementasi
SARAN
pendidikan karakter pada mata pelajaran
Berdasarkan simpulan, maka saran
produktif akuntansi di SMK Negeri 3
yang dapat diajukan yakni Guru diharapkan
Surakarta sudah berjalan cukup baik dengan
selalu meningkatkan kompetensinya dan
memasukkan 18 nilai karakter ke dalam
memperbaiki
diri
sehingga
dapat
Septiana Tri Cahyani, Implementasi Pendidikan Karakter pada Mata Pelajaran Produktif
Akuntansi di SMK Negeri 3 Surakarta │13
menyampaikan materi dengan metode yang
penyedia
lebih menarik serta dapat memberikan
mengingat lulusan SMK adalah output siap
tauladan
akan
kerja. Serta melakukan monitoring dan
ditanamkan kepada peserta didik. Guru
evaluasi secara berkala dalam kegiatan
diharapkan juga
pengimplementasian pendidikan karakter di
tentang
SKKNI
dan
karakter
yang
untuk memperhatikan
KKNI
dalam
peng-
implementasian Pendidikan karakter teknisi
dan
pemakai
tenaga
kerja,
SMK.
UCAPAN TERIMA KASIH
akuntansi junior sehingga ada kesinergian
Terselesaikannya artikel ilmiah ini
antara penyedia dan pemakai tenaga kerja.
tidak terlepas dari bantuan, bimbingan,
Selain
sebaiknya
arahan dan dorongan dari berbagai pihak.
bekerjasama membentuk suatu rancangan
Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih
mengenai karakter teknisi akuntansi junior
kepada: (1) Program studi Pendidikan
yang akan dikembangkan dalam perangkat
Ekonomi,
khususnya
pembelajaran,
Akuntansi
sebagai
itu,
Guru
Akuntansi
sehingga
terdapat
BKK
pendidikan
civitas
academica
keseragaman perencanaan dan pelaksanaan
penulis, (2) pembimbing I dan II, terima
serta tepat tujuan dalam pengimplementasian
kasih atas segala motivasi dan bimbingannya
pendidikan karakter.
selama penyusunan artikel ilmiah ini, (3)
Sekolah
rancangan
diharapkan
program
membuat
pengimplementasian
kepala SMK Negeri 3 Surakarta dan guru
mata
pelajaran
Akuntansi
yang
telah
pendidikan karakter untuk setiap program
membantu dalam pelaksanaan penelitian ini,
studi sesuai keahlian masing-masing dan
(4) tim Redaksi JUPE yang telah melakukan
menghimbau guru untuk tertib membuat
review final artikel ini dan (5) semua pihak
administrasi
yang
Program
perangkat
yang
pembelajaran.
disusun
hendaknya
telah
membantu
kelancaran
penyusunan artikel ilmiah ini yang tidak
dikomunikasikan dengan baik kepada pihak
mungkin penulis sebutkan satu persatu.
terkait serta melakukan evaluasi mengenai
DAFTAR PUSTAKA
pelaksanaan
Aqib, Z. Dan Sujak. (2011). Panduan &
program
tersebut
secara
Aplikasi
berkala.
Pemerintah
diharapkan
dapat
Pendidikan
Karakter.
Bandung: Yrama Widya.
menyusun pedoman pelaksanaan pendidikan
Kementerian Pendidikan Nasional. (2010).
karakter secara khusus untuk Sekolah
Pengembangan Pendidikan Budaya
Menengah Kejuruan sesuai keahliannya
dan
masing-masing, agar terdapat sinergi antara
Kementerian Pendidikan Nasional.
Karakter
Bangsa.
Jakarta:
14│Jupe UNS, Vol. 1 No. 2 Hal. 1 s/d 14
Badan Pusat Statistik. (2012, 7 Mei). Berita
Resmi
Statistik
No.33/05/Th.XV,
Keadaan ketenagakerjaan Februari
2012.
Schwab,
Panduan
Penyusunan
Kurikulum
(2011).
The
Global
Competitiveness Index Report 20112012. World Economic Forum.
Suparlan
Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006).
Klaus.
(2011).
Suara
Akar
Rumput
Tentang Pelaksanaan Pendidikan Karakter
di Sekolah. Diperoleh 28 Mei 2012
Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang
dari
Pendidikan Dasar dan Menengah.
http://www.suparlan.com/pages/posts
Jakarta.
/suara-akar-rumput-tentang-
Depdiknas. (2003). UU Nomor 20 Tahun
pelaksanaan-pendidikan-karakter-di-
2003
sekolah-318.php
tentang
Sistem
Pendidikan
Nasional (SNP).
Hidayatullah,
M.
Sutopo, H.B. (2002). Metodologi Penelitian
Furqan.
(2010).
Pendidikan Karakter: Membangun
Peradaban Bangsa. Surakarta: Yuma
Pustaka.
Keputusan Menteri
Tenaga
Kerja dan
Transmigrasi
Nomor:
KEP.43/MEN/2008
Peraturan
Presiden
Republik
Indonesia
Nomor 8 Tahun 2012
Peraturan
Presiden
Republik
Indonesia
Nomor 19 tahun 2005
Raka, G., Mulyana, Y., Markam, S.S.,
Semiawan,
C.R.,
Hasan,
Bastaman,
H.D.,
dkk.
S.H.,
(2011).
Pendidikan Karakter di Sekolah:
Dari Gagasan ke Tindakan. Jakarta:
Elex Media Komputindo.
Schwab,
Klaus.
(2012).
The
Global
Competitiveness Index Report 20122013. World Economic Forum.
Kualitatif. Surakarta: UNS Press.