T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Wacana Kritis Gaya Kepemimpinan Ridwan Kamil dan Ganjar Pranowo dalam Program Talkshow Mata Najwa Episode Pejabat Kekinian T1 BAB IV

BAB IV
GAMBARAN PENELITIAN
4.1.

Profil Metro TV1

4.1.1. Sejarah Metro TV
Metro TV adalah televisi berita 24 jam pertama di Indonesia yang mulai mengudara
pada tangggal 25 November 2000. Metro TV merupakan salah satu anak perusahaan dari
MEDIA GROUP yang dimiliki oleh Surya Paloh. Surya Paloh merintis usahanya di
bidang pers sejak mendirikan surat kabar harian PRIORITAS. Beralamat di Jl. Pilar Mas
Raya Kav A-D, Kedoya, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, 11520, Indonesia. (021)-583 000 77.
Pada tahun 1989, ia mengambil alih Media Indonesia, yang kini tercatat sebagai surat
kabar dengan oplah terbesar setelah Kompas di Indonesia. Oleh karena kemajuan
teknologi, Surya Paloh memutuskan untuk membangun sebuah televisi berita mengikuti
perkembangan teknologi dari media cetak ke media elektronik. Metro TV bertujuan untuk
menyebarkan berita dan informasi ke seluruh pelosok Indonesia. Selain bermuatan berita,
Metro TV juga menayangkan beragam program informasi mengenai kemajuan teknologi,
kesehatan, pengetahuan umum, seni dan budaya, dan lainnya lagi guna mencerdaskan
bangsa.


Metro TV terdiri dari 70 % berita ( news ), yang ditayangkan dalam 3 bahasa,

yaitu Indonesia, Inggris, dan Mandarin, ditambah dengan 30 % program non berita (non
news) yang edukatif.
Metro TV mulai mengudara pada tanggal 25 November 2000 dengan 12 jam tayang.
Dan sejak 1 April 2001 Metro TV sudah mulai mengudara selama 24 jam. Metro TV
dapat diakses secara teresterial di 280 kota yang tersebar di Indonesia, yang dipancarkan
dari 52 transmisi.
Selain secara teresterial, siaran Metro TV dapat disaksikan melalui televisi kabel di
seluruh Indonesia, melalui Satelit Palapa 2 ke seluruh negara-negara ASEAN, termasuk di

1

Dokumen Company Profile Metro TV

41

Hongkong, Cina Selatan, India, Taiwan, Macao, Papua New Guinea, dan sebagian
Australia serta Jepang.
Metro TV melakukan kerjasama dengan beberapa televisi asing yaitu kerjasama

dalam pertukaran berita, kerjasama pengembangan tenaga kerja dan banyak lagi. Stasiun
televisi tersebut adalah CCTV, Channel 7 Australia, dan Voice of America (VOA),
Channel News Asia (CNA) dan Al-Jazeera Qatar. Selain bekerjasama dengan stasiun
televisi Internasional, Metro TV juga memiliki Internasional kontributor yang tersebar di
Jepang, China, USA, dan Inggris. Dengan kerjasama internasional ini Metro TV berusaha
untuk memberikan sumber berita mengenai keadaan dalam negeri yang dapat dipercaya
dan komprehensif kepada dunia luar dan juga hal ini mendukung Metro TV untuk menjadi
media yang secara cepat, tepat dan cerdas dalam mendapatkan beritanya.
4.1.2. Visi dan Misi Metro TV


Visi
Untuk menjadi stasiun televisi Indonesia yang berbeda dengan stasiun televisi lainya
dan menjadi nomor satu dalam program beritanya, menyajikan program hiburan dan
gaya hidup yang berkualitas. Memberikan konsep unik dalam beriklan untuk mencapai
loyalitas dari pemirsa maupun pemasang iklan.



Misi

i.

Untuk membangkitkan dan mempromosikan kemajuan Bangsa dan Negara melalui
suasana yang demokratis, agar unggul dalam kompetisi global, dengan menjunjung
tinggi moral dan etika.

ii.

Untuk memberikan nilai tambah di industri pertelevisian dengan memberikan
pandangan baru, mengembangkan penyajian informasi yang berbeda dan
memberikan hiburan yang berkualitas

iii.

Dapat mencapai kemajuan yang signifikan dengan membangun dan menambah
asset perusahaan, untuk meningkatkan kualitas dan kesejahteraan para karyawannya
dan menghasilkan keuntungan yang signifikan bagi pemegang saham

42


4.1.3. Target Audiens
Metro TV merupakan jaringan TV swasta nasional pertama di Indonesia yang
menyajikan tayangan berita sebagai tayangan utama dalam penyiaranya, dengan ratarata sekitar 70% tayangannya bersifat berita (News) dan memiliki persentase 30%
tayangan non berita (non news). Sasaran pemirsa Metro TV adalah semua lapisan
masyarakat yang membutuhkan informasi berita yang hangat yang sedang menjadi
pemberitaan di masyarakat. Program Metro TV dirancang untuk mengakomodasi
keluarga yang berpenghasilan menengah ke atas (target pemirsa AB 20+). Susunan
program Metro TV hampir semua menyuguhkan tayangan berita yang dalam
produksinya hampir semuanya di lakukan atau di produksi sendiri. Metro TV
memusatkan upayanya pada peningkatan kualitas produksi lokal, sementara di saat
yang sama secara selektif memperoleh hak untuk menyiarkan content asing, yang
diyakini Metro TV sesuai dengan selera lokal.
Tabel 4.1.3.
Target Audience Metro TV
Stasiun TV lain
Me-too product : 90% Entertainment

Metro TV
Berita/informasi : 70 % news


10% News

30% non news

Sign on – sign off

24 hours

15-25% in house production

majority in house production

target audience : all segment

target audience = segmented M/F, AB, 20+

Keterangan:
M/F

: Male / Female ; Pria / Wanita


20+

: Umur di atas 20 tahun
Segment
: Segmentasi dari pemirsa yang bisa dipilah-pilah berdasarkan berbagai
kategori seperti jenis kelamin, umur, domisili,dan expenditure.

43

Expenditure : Besarnya pengeluaran rata-rata per bulan oleh tiap individu untuk
memenuhi kebutuhannya dan tidak termasuk tabungan.
Expenditure terbagi dalam kelas-kelas:

4.2.

A1

= di atas Rp 3.500.000/bulan


A2

= Rp 2.500.001 – Rp 3.500.000/bulan

B

= Rp 1.750.001 – Rp 2.500.000/bulan

C1

= Rp 1.250.001 – Rp 1.750.000/bulan

C2

= Rp 900.001 – Rp 1.250.000/bulan

D

= Rp 600.001 – Rp 900.000/bulan


E

= di bawah / sama dengan Rp 600.000/bulan

Profil Acara Mata Najwa

Gambar 2.
Logo Mata Najwa

Awal mula terbentuknya program talkshow Mata Najwa ialah sebelum Najwa Shihab
berangkat ke Australia untuk menyelesaikan pendidikan S2 jurusan Politik dan Hukum, Najwa
diminta oleh Metro TV untuk memikirkan sebuah program baru atau program sendiri, seperti
program-program yang ada sebelumnya yaitu Kick Andy yang dipandu oleh Andy F Noya, dan
juga Just Alvin yang dipandu oleh Alvin Adam yang telah menuai sukses. Dan alasan
menggunakan nama Mata Najwa ialah diharapkan dapat menjadi sebuah simbol, jadi melihat
bukan hanya yang tampak jelas dengan mata tetapi juga dengan hati. Maka topik-topik yang
diangkat seringkali topik-topik yang diharapkan dapat menggetarkan hati. Selain itu, mata juga
44

diibaratkan sebagai jendela, melalui program Mata Najwa diharapkan para pemirsa atau

masyarakat dapat melihat hal-hal lain yang selama ini tidak dapat dilihat oleh masyarakat.
Mata Najwa adalah program in depth talkshow unggulan Metro TV yang dipandu oleh
jurnalis senior Metro TV, Najwa Shihab (Wakil Pemimpin Redaksi Metro TV). Mata Najwa saat
ini rutin tayang pada Rabu pukul 20:05 WIB–21.30 WIB (durasi 90 menit) dan tayang ulang hari
Minggu pukul 13:30 WIB–15:00 WIB. Episode perdana Mata Najwa tayang pada 25 November
2009, dan tahun ini sudah memasuki tahun ke tujuh. Per Rabu 16 Maret 2016, program Mata
Najwa sudah tayang 337 episode. Dalam setiap episodenya, tema yang diangkat cukup beragam,
mulai dari isu-isu aktual terkait kebijakan publik, isu-isu politik, hukum dan sosial, tokoh yang
tengah menjadi perbincangan publik, maupun tema yang menginspirasi.
Untuk tayangan regular, formatnya adalah talkshow yang dipandu Najwa Shihab sebagai
tuan rumah Mata Najwa. Adapun proses produksinya bisa rekaman maupun siaran langsung dari
Grand Studio Metro TV, disaksikan 500 penonton. Sejak 2012, Mata Najwa rutin keliling dari
kota ke kota (sebagian besar di kampus), bertajuk Mata Najwa on Stage. Sampai saat ini rekor
penonton terbanyak adalah di Stadion Brantas, Kota Batu, Jawa Timur, dengan jumlah penonton
25 ribu. Beberapa kali Mata Najwa melakukan peliputan langsung ke lapangan, tergantung tema
dan angle yang akan diangkat. Untuk on air Mata Najwa, durasi 90 menit (terdiri dari 7 segmen),
dibuka dengan pengantar tema (opening), dan ditutup dengan Catatan Najwa.
Setiap Rabu malam, Mata Najwa hadir di Metro TV. Tak sekedar membagi informasi,
tapi juga menyuguhkan kedalaman arti, mengupas sebuah fenomena, hingga menampilkan
sosok-sosok berpengaruh di negeri ini. Memasuki tahun ketujuh, Mata Najwa semakin

mengukuhkan diri sebagai program yang menjadi referensi para penentu kebijakan di negeri ini.
Selama tujuh tahun mengudara, program ini telah berhasil mendapatkan sejumlah penghargaan,
seperti masuk dalam The 15th Asian Television Awards untuk kategori Best Current Affair
Program dan terpilih sebagai program talkshow terbaik dalam KPI Awards tahun 2013. Terpilih

juga sebagai brand yang paling direkomendasikan oleh majalah SWA dan mendapat
penghargaan The World of Mouth Marketing Award 2011. Menjadi salah satu Programme of The
Year versi Majalah Rolling Stone di tahun 2014. Dan bulan Mei (2016) lalu, Mata Najwa juga

mendapat penghargaan Indonesian Choice Award 2016 dari Net TV.

45

Tim inti Mata Najwa dipimpin program owner sekaligus host, Najwa Shihab. Adapun tim
produksi terdiri dari: 1 eksekutif produser (Dahlia Citra Buana), 4 produser (Amanda Manuputty,
Budi Purnomo, Laban Laisila, Surya Wijayanti), 3 periset (Fitratama Nugroho, Meyrza Ashrie,
Mochamad Azhar), 3 production assistance (Ari Aprianto, Fani Aulia, Febriyani Sandriyo), 1
reporter (Sari Syahrial).
4.3.


Sinopsis Episode Pejabat Kekinian
Mata Najwa episode Rabu, 09 Maret 2016 dengan tema “Pejabat Kekinian” seperti biasa

dibuka oleh pembawa acara Najwa Shihab sebagai tuan rumah dengan serangkaian kalimat yang
indah dan menarik yang tentunya sesuai dengan tema yang hendak dibahas “Menjadi pejabat hari
ini memang mesti menyesuaikan diri dan kondisi. Piawai memanfaatkan media sosial sebagai
alat paling actual agar sosok dapat terus dijual. Tapi kerja sebenar-benarnya butuh pembuktian,
menghasilkan karya nyata tak sekedar duduk anis di belakang meja. Jika pemimpin mau
menyerap aspirasi, tentu rakyat juga yang akan mengapresiasi. Karena menjadi gaul saja tidak
mencukupi, kepemimpinan harus tahan banting dan uji”.
Edisi pejabat kekinian diawali dengan pemutaran cuplikan video yang berhubungan
dengan tema. Pada sesi awal pembawa acara memperkenalkan narasumber pertama yakni
Ridwan Kamil atau yang akrab disapa dengan sebutan Kang Emil yang adalah Walikota
Bandung. Sebelum diskusi dimulai dengan Kang Emil, terlebih dahulu disajikan bagi penonton
sekilas tentang profil Kang Emil dan kesehariannya sebagai Walikota Bandung melalui sebuah
video singkat. Setelah pemutaran video tersebut, Najwa Shihab sebagai pembawa acara memulai
diskusi dengan Kang Emil dengan membahas seputar pernyataan Kang Emil mengenai
keputusannya untuk tidak ambil bagian dalam pilkada DKI Jakarta, karena sebelumnya Kang
Emil sempat diisukan akan maju untuk bertarung melawan Ahok pada pilkada DKI Jakarta 2017
mendatang, yang dilanjutkan dengan cuplikan video konferensi pers Ridwan Kamil atau Kang
Emil ketika memutuskan untuk tidak maju dalam pilkada DKI Jakarta. Atas pertanyaan ini Kang
Emil menjelaskan bahwa dirinya mengambil keputusan tidak maju pilkada DKI Jakarta karena
beberapa pertimbangan, diantaranya adalah tugas dan tanggung jawab utama sebagai Walikota
Bandung belum selesai, masa jabatan yang tersisa masih dua tahun sehingga masih ingin
menyelesaikan masa tersebut untuk tugas dan tanggung jawab yang belum selesai pula, adanya
aspirasi dari warga Kota Bandung yang belum rela jika Kang Emil melepas jabatannya untuk
46

maju pada pilkada DKI Jakarta, dan pertimbangan berikutnya adalah berbagai saran dari pihak
keluarga.
Selanjutnya Kang Emil dikejar dengan pertanyaan tentang karir politiknya. Pertanyaan
ini meluputi ambisinya menjadi Walikota Bandung saat itu dan juga masalah kedekatannya
dengan partai tertentu yang mendukungnya bahkan pertanyaan seputar ambisinya untuk maju
pada pertaruhan yang lebih besar kelasnya dibanding Walikota. Untuk sederet pertanyaan ini
Kang Emil menjelaskan bahwa keinginannya untuk menjadi Walikota Bandung saat itu
disebabkan karena panggilan untuk melayani kota sendiri dengan tujuan untuk memperbaiki
birokrasi dan sistem pemerintahan yang dianggapnya berantakan. Kang Emil juga mengaku
bahwa memiliki kedekatan dengan partai tertentu bahkan menjalin hubungan komunikasi yang
baik dengan partai tersebut karena telah mendukung dia dalam Pilkada lalu sehingga berhasil
menang dan menjadi Walikota Bandung saat ini. Untuk ambisi politik kedepannya Kang Emil
menyebutkan bahwa semua itu tentu ada hanya saja dirinya masih ingin menyelesaikan masa
jabatannya saat ini, jika kesempatan ada dan dia sudah menyelesaikan tugasnya sebagai
Walikota, Kang Emil menyatakan siap untuk bertarung pada level yang lebih tinggi dan siap
digandengkan dengan siapapun termasuk Prabowo Subianto dan Joko Widodo, sebagaimana
yang di usik Najwa Shihab melalui pertanyaannya.
Pembahasan selanjutnya bersama Kang Emil mulai masuk pada tema “Pejabat Kekinian”.
Dimana Najwa sebagai pembawa acara menyatakan bahwa Kang Emil adalah salah satu pejabat
yang eksis dengan media sosial, bahkan lewat media sosial Kang Emil pernah mengajak warga
Bandung untuk menjadi Walikota (sambil memutar video yang dimaksud). Atas pertanyaan ini
Kang Emil menjelaskan bahwa saat ini era digital, eranya media sosial marak dimana-mana. Ini
merupakan cara yang canggih untuk melakukan pertukaran ide dengan cepat serta respon yang
cepat. Jadi melalui video tersebut Kang Emil membuka kesempatan bagi warga Kota Bandung
untuk memberikan ide-ide terbaik mereka untuk bersama-sama membangun Kota Bandung,
sehingga siapa yang idenya dianggap paling baik, akan bersama-sama Kang Emil menjalankan
ide tersebut. Pertanyaan selanjutnya adalah tentang keaktifan Kang Emil pada media sosial.
Bagaimana mengelolanya serta apa manfaat yang dirasakan. Atas pertanyaan ini Kang Emil
menjelaskan bahwa aktif di jejaring sosial itu perlu, karena dengan hal tersebut dirinya bisa
mengetahui berbagai informasi dan masalah yang terjadi di daerah yang dia pimpin sehingga
bisa merespon dengan cepat, manfaatnya agar dapat memberikan penanganan langsung pada inti
47

permasalahan masyarakat, membuat jarak dengan masyarakat semakin dekat, komunikasi yang
dibangun juga lebih dekat bahkan mudah dicari serta dihubungi oleh masyarakat, pada intinya
adalah membuka sekat antara dirinya sebagai pejabat dengan masyarakat yang selama ini
menghambat tugas dan tanggung jawab kebanyakan pejabat negara. Sekmen bersama Kang Emil
ini ditutup dengan pemutaran cuplikan video pendapat warga kota Bandung tentang
kepemimpinan Kang Emil sebagai Walikota.
Pada sesi kedua dari episode ini diawali dengan menampilkan cuplikan video saat Ganjar
Pranowo, Gubernur Jawa Tengah sedang melakukan tugas kesehariannya dan pada saat
melalukan sidak pada beberapa instansi pemerintah di Jawa Tengah. Setelah itu Najwa Shihab
menyapa dan memperkenalkan Ganjar pada penonton. Perbincangan dengan Ganjar diawali
dengan membahas pertemuan antara dirinya bersama Ridwan Kamil beserta Ahok pada suatu
kesempatan sebelumnya (sambil memutar video tersebut), sembari mengajukan pertanyaan
apakah ada kedekatan diantara mereka bertiga, dan apakah kedekatan itu tidak menimbulkan rasa
kompetisi untuk menjadi lebih baik diantara satu dengan yang lainnya? Menyikapi pertanyaan ini
Ganjar menjelaskan bahwa hubungan antar kepala-kepala daerah memang selalu ada yang
tentunya itu tidak bisa dipungkiri. Kedekatan ini juga untuk saling berbagi strategi serta
pengalaman mengenai penanganan masalah masyarakat didaerah masing-masing. Untuk masalah
kompetisi tentunya perlu asalkan itu sehat dan didorong agar menjadi lebih baik.
Masih pada tema yang diangkat, Gubernur Jawa Tengah ini diperhadapkan untuk
menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan kepemilikan akun media sosial, apakah milik
pribadi ataukah memang ada admin yang mengelolanya. Untuk pertanyaan ini Ganjar menjawab
bahwa semua akun media sosial yang dimiliki adalah milik pribadi dan dikelola pribadi langsung
dari smartphone miliknya tanpa menggunakan admin atau bantuan tenaga ahli lainnya.
Selanjutnya Ganjar dikejar dengan pertanyaan tentang hal–hal kekinian apa saja yang perlu
diketahui oleh masyarakat, khususnya di Jawa Tengah melalui media sosialnya. Atas pertanyaan
ini Ganjar menjelaskan bahwa ada beberapa hal penting yang saat ini selalu diinformasikan ke
masyarakat melalui akun media sosialnya seperti; informasi mengenai investasi di Jawa Tengah,
potensi wisata, serta infrastruktur publik yang sedang dibangun. Pada sesi ini, untuk
membuktikan bahwa kedua narasumber benar-benar aktif bersosial media maka Najwa Shihab
mengajak keduanya untuk melakukan foto bersama (selfie) dan meminta keduanya langsung
mengupload ke jejaring sosial masing-masing. Alhasil pada akun twitter Kang Emil postingan
48

tersebut mendapat lebih dari 4000 like dan 2000 lebih diretweet oleh followers pada akun
twitter nya.

Sama halnya dengan narasumber sebelumnya, Ganjar juga ditanyakan pendapatnya
tentang mengapa pejabat perlu menggunakan media sosial. Ganjar Pranowo menjawab
pertanyaan ini dengan menjelaskan bahwa saat ini adalah era virtual dan digital, sehingga ketika
menggunakan media sosial memudahkan pejabat dengan rakyatnya untuk saling berkomunikasi,
bertukar informasi, selain itu membuat hubungan antar keduanya menjadi lebih dekat agar
masyarakat benar-benar merasakan adanya perhatian dari kepala daerahnya secara langsung.
Media sosial ini juga sebagai media transparansi antara kedua belak pihak. Pertanyaan
selanjutnya yang harus dijawab oleh Ganjar Pranowo adalah apa efektifnya menggunakan media
sosial dalam menjalankan tugas sebagai Gubernur. Untuk pertanyaan ini Ganjar menjelaskan
bahwa media sosial sangat efektif karena dengan hal tersebut dirinya dapat merespon dengan
cepat persoalan-persoalan yang dia terima, selain itu warga juga bisa dengan cepat melaporkan
permasalahan yang mereka hadapi, semuanya bisa serba cepat kita respon dan ketahui.
Dalam sesi ini, kedua narasumber juga mendapat penilaian dari Direktur CSIS dan juga
Direktur Badan Komunikasi Indonesia. Keduanya menilai bahwa keputusan untuk menggunakan
media sosial dalam manajemen serta kepemimpinan baik Ridwan Kamil maupun Ganjar
Pranowo merupakan keputusan yang bijak dan tepat dimana hal ini menandakan bahwa mereka
pejabat yang melek media yang menggunakan media untuk berpartisipasi dengan rakyat. Selain
itu keduanya juga dinilai memiliki kemampuan membangun komunikasi terhadap masyarakat
dengan baik bahkan menjadikan media sosial sebagai sarana untuk menampung aspirasi
masyarakat yang di pimpin di daerah masing-masing.
Episode “Pejabat Kekinian” ini ditutup dengan adanya report dari Badan Komunikasi
Indonesia tentang penggunaan media sosial oleh Ridwan Kamil dan Ganjar Pranowo. Adapun
reportnya sebagai berikut untuk keaktifan, Ganjar Pranowo lebih aktif dimana dalam waktu satu

bulan Ganjar melakukan lebih dari 2000 postingan twitter , sedangkan untuk respon terhadap
postingan lebih banyak didapatkan Ridwan Kamil dengan 118.000 lebih respon dalam sebulan.
Dari setiap postingan, 21% postingan Ganjar Pranowo tentang Pilkada DKI Jakarta, dan untuk
hal yang sama diungguli oleh Ridwan Kamil dengan 64,3%. Dilihat dari jenis kelamin para
perespon, postingan Ridwan Kamil direspon oleh 56% laki-laki dan 44% perempuan sedangkan
Ganjar Pranowo direspon oleh 61% laki-laki dan 39% perempuan. Dilihat dari usia para
49

perespon, postingan Ridwan banyak direspon oleh pengguna twitter dengan usia 26-35 tahun,
sedangkan untuk Ganjar tidak sempat dibacakan karena acara langsung ditutup oleh Najwa
Shihab sebagai pembawa acara sekaligus tuan rumah Mata Najwa.

50

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65