BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Sejarah da

BAB 2
GAMBARAN UMUM OBJEK

2.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
PT. Charoen Pokphand Indonesia (CPI) adalah perusahaan perseroan dengan
Surat Izin Usaha Perusahaan (SIUP) nomor : 659/III/PMA/1992, tanggal 28 September
1992 dengan status Penanaman Modal Asing (PMA) dari Negara Thailand. Jenis
usahanya yaitu industri pakan ternak untuk ayam (broiler, layer, breeder, fighter), itik,
babi, sapi, dan ikan. PT. CPI berkantor pusat di jalan Ancol Barat VIII / 1, Jakarta Utara.
Pada tahun 1992, PT. CPI membangun cabang pabrik pakan ternak (feed mill) di
desa Cangkudu, kecamatan Balaraja, Tangerang , di atas tanah seluas 101.080 m2
dengan kapasitas produksi sebesar 250.000 ton per tahun. Sejak mulai beroperasi secara
komersil pada bulan Juli 1994, PT. CPI yang ada di Balaraja menjadi salah satu
perusahaan terkemuka dibidang agrobisnis di Indonesia., dengan tingkat penggunaan
kapasitas telah meningkat dari 28% menjadi 76% pada tahun 1995 dengan total produksi
sebesar 372.819 ton.
PT. CPI – Balaraja memperoleh dukungan keahlian dan pengalaman dari
Charoen Pokphand Group di Thailand, salah satu industri agrobisnis terbesar di Asia
dengan pengalaman lebih dari 60 tahun, yaitu melalui transfer teknologi dan
peningkatan sumber daya manusia. Dalam perkembangannya, PT. CPI – Balaraja selalu
konsisten dalam memproduksi pakan ternak bermutu tinggi dengan motto “Tradition Of

Quality”, terbukti pada tanggal 20 Maret 2000 mendapatkan sertifikat ISO 9002 dari
SGS Yarsley International Certification Services, United Kingdom.

6
2.2 Struktur Organisasi Perusahaan
PT. Charoen Pokphand Indonesia (CPI) memiliki beberapa divisi yang tersebar
di seluruh nusantara, yaitu divisi Group Finance, Procurement, Feed Business, Busines
Development, dan Feed Tech yang masing-masing dipimpin oleh seorang VP (Vice
President). Divisi Feed Business yang bertanggung jawab terhadap produksi dan
pengadaan pakan ternak mempunyai beberapa cabang pabrik produksi pakan ternak
yang dinamakan feed mill. Feed mill ini tersebar di beberapa kota besar di Indonesia
diantaranya yaitu Medan, Lampung, Jakarta, Tangerang, Semarang, dan Surabaya.
Masing-masing feed mill dipimpin oleh seorang Factory Manager, yang bertanggung
jawab kepada AVP (Area Vice President).
PT. CPI – Balaraja dipimpin oleh seorang Factory Manager yang bertanggung
jawab terhadap kegiatan produksi di feed mill yang dipimpinnya. Seorang Factory
Manager membawahi Section Head Production dan Section Head Maintenance. Tiap
Section dipimpin oleh seorang Kepala Bagian. Section Head Production terdiri dari
bagian Raw Material Warehousing, Finished Goods Warehousing, dan Processing.
Section Head Maintenance terdiri dari bagian Boiler, Mechanic, dan Electric.

PT. CPI – Balaraja memiliki Central Lab dan bagian QC (Quality Control), yang
masing-masing dipimpin oleh Manajer Lab dan Manajer QC. Central lab merupakan
laboratorium pusat penelitian pakan ternak untuk semua feed mill yang ada di Indonesia.
Manajer Lab dan Manajer QC bertanggung jawab kepada General Manager QC and
Formulation dari divisi Feed Tech. Dalam melaksanakan tugasnya, Manajer QC dibantu
oleh supervisor QC, yang kemudian membawahi QC Plant dan QC Ingredient.
Sedangkan Manajer Lab dibantu oleh staf dari Section Head Lab.

7
Untuk menangani masalah ketenagakerjaan dan masalah umum (hubungan
masyarakat), PT. CPI – Balaraja memiliki bagian Personnel & General Affairs yang
dipimpin oleh seorang manajer, yang kemudian bertanggung jawab kepada seorang AVP
dari divisi Business Development. Dalam melaksanakan tugasnya Manager Personnel &
General Affairs dibantu oleh staf dari bagian Section Head Personnel & General Affairs.
Secara garis besar, struktur organisasi PT. CPI – Balaraja dapat dilihat pada lampiran
L.2.1.

2.3 Ketenagakerjaan
Tenaga kerja di PT. CPI – Balaraja dapat digolongkan ke dalam tiga bagian,
yaitu tenaga kerja tetap, tenaga kerja harian, dan tenaga kerja borongan. Jumlah tenaga

kerja tetap ada 221 orang yang perinciannya dapat dilihat pada tabel 2.1 dibawah ini.

Tabel 2.1 Tabel Jumlah Karyawan Pada PT. CPI – Balaraja
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Bagian
Jumlah (Orang)
Personalia
37
Produksi

128
Accounting
5
Procurement / Purchasing
4
Quality Control
10
Premix Section
21
Customer Technical Services
3
GM Finance
1
Central Lab
8
Finance
4
Total
221
Sumber: PT. Charoen Pokphand Indonesia – Balaraja, 2005


8
Sedangkan untuk tenaga kerja harian, jumlahnya ada 54 orang dimana yang
bekerja di Intake (18 orang), Tower Feed Mill (15 orang), Hand Add (17 orang), dan
gudang Finished Goods (4 orang). Dan untuk tenaga kerja borongan umumnya bekerja
di bagian pengelasan alat-alat produksi, bagian packing, dan bagian bongkar muat bahan
baku atau produk jadi. Di bagian pengelasan, tenaga kerja ini bertugas untuk membuat
atau memperbaiki peralatan-peralatan produksi seperti hopper, corong, dan pembersih
debu palet. Tenaga kerja borongan jumlahnya bervariasi setiap harinya terutama untuk
bongkar muat, tetapi diperkirakan rata-rata perhari adalah 250 orang. Para tenaga kerja
ini berada dibawah tanggung jawab suatu yayasan yang mengelolanya. Berikut ini tabel
status tenaga kerja yang berkerja di PT. CPI – Balaraja yang dibedakan menurut tingkat
pendidikannya seperti pada tabel 2.2.
Tabel 2.2 Tabel Tingkat Pendidikan Karyawan
No.
Level
Jabatan
Tingkatan Pendidikan
1.
2A, 2B, 2C

General Manager
Sarjana
2.
3A, 3B, 3C
Manager
Sarjana
3.
4A, 4B, 4C
Section Head
Diploma 3 – Sarjana
4.
4A, 4B, 4C
Supervisor
Diploma 3 – Sarjana
5.
5A, 5B, 5C
Staff
SLTA – Sarjana
6.
6A, 6B, 6C

Operator
SLTP – SLTA
Sumber: PT. Charoen Pokphand Indonesia – Balaraja, 2005

Pada PT. CPI – Balaraja, jumlah hari kerja yang efektif adalah selama 5 hari
kerja dari Senin sampai dengan Jumat. Setiap hari, mesin diharapkan dapat bekerja dan
berproduksi selama 24 jam non stop sehingga shift kerja pada perusahaan ini dibagi
menjadi 3 bagian yaitu:

9
Tabel 2.3 Tabel Shift Kerja Karyawan PT. CPI – Balaraja
No.
Shift Kerja
Waktu Kerja
Waktu Istirahat
1.
Shift 1
08.00 – 17.00
12.00 – 13.00
2.

Shift 2
17.00 – 01.00
21.00 – 21.30
3.
Shift 3
01.00 – 08.00
03.00 – 03.30
Sumber: PT. Charoen Pokphand Indonesia – Balaraja, 2005

Untuk menunjang kesejahteraan para karyawannya, PT. CPI – Balaraja juga
memberikan bantuan atau pun fasilitas berupa uang makan, uang transport, asuransi
pekerjaan, biaya pengobatan, tunjangan hari tua, kendaraan dinas untuk tingkat manajer
keatas, dan beasiswa untuk anak karyawan yang berprestasi.

2.4 Tata Letak Perusahaan
PT. Charoen Pokphand Indonesia – Balaraja terletak di Jl. Raya Balaraja –
Serang KM. 30, desa Cangkudu, kecamatan Balaraja, kabupaten Tangerang, Banten.
Letak perusahaan ini kurang lebih 55 km sebelah barat kota Jakarta. PT. CPI – Balaraja
ini dibangun diatas tanah seluas 101.080 m2. Batas wilayah PT. CPI ini adalah:
a. Utara berbatasan langsung dengan PT. Sierad Feedmill

b. Timur berbatasan langsung dengan Jalan Raya Serang KM 30
c. Selatan berbatasan langsung dengan PT. Pelangi
d. Barat berbatasan langsung dengan tanah / lahan kosong.
Untuk lebih jelasnya mengenai tata letak pabrik CPI – Balaraja dapat dilihat
pada lampiran L.2.2.

10
2.5 Bahan Baku
Bahan baku merupakan bahan mendasar yang menunjang kelangsungan proses
produksi suatu industri dalam mengolah suatu produk yang dihasilkan. Bahan baku yang
digunakan dalam industri pakan ternak di PT. CPI – Balaraja ini beraneka ragam dan
disediakan dalam jumlah kapasitas yang besar.
Bahan baku yang digunakan umumnya sebagian besar berasal dari luar negeri
(import) yaitu sekitar (+ 50 – 80%). Kualitas bahan baku yang baik akan sangat
mempengaruhi hasil dari produk yang kita hasilkan nantinya, karena itu PT. CPI sangat
memperhatikan hal tersebut baik dari bau, bentuk maupun gizi yang terkandung didalam
bahan baku tersebut.
Berdasarkan fungsi dan kegunaannya, secara umum bahan baku di PT. CPI –
Balaraja dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
1. Bahan Baku Utama

Bahan baku yang tergolong utama adalah bahan baku yang mempunyai
persentase unsur paling banyak dalam produk yang dihasilkan nantinya. Biasanya
bahan baku utama ini dituang melalui mesin Intake atau Silo. Disini ada 2 jenis
bahan baku utama yaitu:
a. Berbentuk serbuk.
b. Berbentuk biji atau batu.
2. Bahan Baku Tambahan
Bahan baku tambahan ini komposisinya jelas lebih kecil dibandingkan bahan
baku utama namun sangat penting dimana biasanya bahan baku tambahan ini
diberikan pada proses hand add. Umumnya bahan baku tambahan yang diberikan ini

11
disebut bahan aditif (feed additive) dimana berfungsi sebagai vitamin dan obatobatan.
3. Bahan Baku Cair (Liquid)
Bahan baku liquid adalah bahan baku yang berupa cairan baik berbentuk minyak
atau larutan lainnya dimana disini diberikan pada saat proses wet mix pada mixer.
Bahan baku ini disemprotkan dari daily tank sesuai dengan formula produk yang
diinginkan.

2.6 Gudang Penyimpanan (Ware housing)

Gedung penyimpanan (ware house) merupakan salah satu aspek pendukung
proses produksi yang bertujuan menjaga kondisi bahan agar bahan baku tersebut masih
dalam kondisi yang baik saat digunakan pada proses produksi nantinya. PT. CPI –
Balaraja memiliki beberapa macam gudang penyimpanan berdasarkan sifat dan keadaan
bahan bakunya, yaitu:
1) Bag Go Down
Bag go down merupakan tempat penyimpanan bahan baku yang dikemas dalam
bentuk karungan (bag). Pada gudang bag go down memiliki kapasitas sebesar +
20.000 ton yang mampu menampung berbagai macam bahan baku seperti bahan
aktif padatan maupun bahan aditif yang disimpan dalam bentuk drum yang juga
disimpan didalam bag go down.
2) Bulk Go Down
Bulk go down merupakan gudang untuk menyimpan bahan baku dalam bentuk
curah. Gudang curah digunakan untuk menyimpan bahan baku dengan volume yang
sangat besar dan pembongkaran bahan baku tersebut tidak harus dikemas terlebih

12
dahulu ke dalam karung, sehingga penyimpanannya lebih efisien karena bisa
langsung dimasukkan ke gudang penyimpanan. Selain lebih efisien, penyimpanan
bahan baku di gudang curah ini adalah agar bahan baku tidak mudah menggumpal.
Bahan baku yang disimpan dalam bulk go down ini antara lain jagung.
PT. CPI – Balaraja memiliki 6 gudang bahan baku curah yang terdiri dari:
a. Gudang curah 1 dan 2 terdiri dari 4 ruang yang masing-masing memiliki kapasitas
tampung + 1000 ton dan terdapat 2 mesin intake, chain conveyor dan elevator
yang berfungsi sebagai pembongkaran dan pengiriman ke bagian produksi.
b. Gudang curah 3 dan 4 mempunyai kapasitas tampung + 4000 ton dan terdapat 2
mesin

intake,

chain

conveyor

dan

elevator

yang

berfungsi

sebagai

pembongkaran dan pengiriman ke bagian produksi.
c. Gudang curah 5 mempunyai kapasitas tampung + 6000 ton dan terdapat 1 mesin
intake, chain conveyor dan elevator yang berfungsi sebagai pembongkaran dan
pengiriman ke bagian produksi.
d. Gudang curah 6 mempunyai kapasitas tampung + 5000 ton dan terdapat 1 mesin
intake, chain conveyor dan elevator yang berfungsi sebagai pembongkaran dan
pengiriman ke bagian produksi.
Untuk menjaga kualitas bahan baku pada gudang curah ini maka dilakukan
pemasangan exhaust fan untuk menjaga sirkulasi udara dan memelihara kebersihan
dari serangan hama serta dilakukan pula pengecekan terhadap suhu bahan baku yang
disimpan (maksimal 5oC diatas suhu ruangan).

13
3) Silo dan Wetcorn
Silo merupakan gudang penyimpanan berbenruk silinder besar yang biasanya
digunakan untuk menyimpan bahan baku dasar yaitu jagung. PT. CPI – Balaraja
memiliki silo dan wetcorn yang memiliki kapasitas yang berbeda-beda.
a) 6 buah silo dengan kapasitas 3500 ton terletak dibagian depan area pabrik dan
memiliki ukuran degan tinggi 16 meter dan diameternya 60 feet.
b) 4 buah silo dengan kapasitas 4000 ton terletak dibagian depan area pabrik yang
memiliki ukuran tinggi 18 meter dan diameternya 60 feet.
c) 4 buah wetcorn dengan kapasitas 500 ton terletak dibagian depan area pabrik dan
memiliki ukuran yang lebih kecil dengan ketinggian 14 meter dan bagian bawahnya
berbentuk kerucut untuk memudahkan pengaliran jagung ke bagian produksi.
Kadar air merupakan parameter yang paling penting untuk penyimpanan jagung
di silo. Untuk mencegah agar tidak terjadi timbulnya jamur dan mikroorganisme
maka dilakukan penyemprotan anti hama dan menjalankan antitox dengan
menyemprotkan mold ban sebagai bahan anti jamur secara otomatis.
Pengecekan temperatur silo dilakukan didalam silo yang terdapat 11 buah kabel
menggantung dimana pada masing-masing kabel terdapat 12 buah termokopel yaitu
alat untuk mengukur suhu.
Setiap silo dan wetcorn dilengkapi dengan blower yang bertujuan untuk
mencegah terjadinya peningkatan panas dalam silo. Blower dapat mensirkulasi aliran
udara sehingga tercapai keseimbangan antara suhu dibagian dalam dan bagian luar
silo. Selain itu, blower juga dijalankan pada saat terjadinya hot spot yaitu
peningkatan suhu 3oC diatas suhu ruang.

14
4) Finished Good (produk jadi)
Finished goods merupakan tempat menyimpan produk jadi yang telah dihasilkan
oleh PT. CPI – Balaraja. Gudang finished good memiliki kapasitas sebesar 9000 ton
yang dapat menampung berbagai jenis produk.
Penyimpanan produk jadi di gudang finished good ini dilakukan dengan cara
disusun diatas pallet dimana setiap pallet terdiri atas 49 karung. Pada gudang
finished goods disatukan dengan bagian packing agar mempermudah proses
penyimpanan barang.
Produk yang telah berada di gudang harus dilakukan pengetesan yang dilakukan
oleh bagian Quality Control (QC) sebelum dilakukan permintaan. Dalam setiap
produk jadi harus mengikuti system FIFO (First In First Out), dimana produk jadi
yang lebih dahulu masuk ke gudang harus juga lebih dahulu keluar untuk dimuat.
Agar lebih mudah pengecekan terhadap jadwal muat untuk produk jadi, maka setiap
produk diberikan pelebelan (bin card) untuk mengetahui kapan produk tersebut
dibuat.

2.7 Mesin dan Alat Produksi
2.7.1 Mesin Utama
Mesin utama disini adalah mesin yang berperan secara langsung dan sangat
penting dalam pengolahan atau proses produksi yang berlangsung. Jika mesin ini
ditiadakan maka proses produksi bisa kacau.
1. Hammermill
Hammermill merupakan alat yang digunakan untuk mengecilkan volume serta
mengeragamkan ukuran bahan baku yang akan dipakai nantinya terutama yang

15
berbentuk biji-bijian seperti jagung. Kekuatan hammermill untuk memecahkan bahan
baku yang dituang terletak pada pisau dan palu yang digunakan. Mesin hammermill
yang digunakan PT. CPI – Balaraja ada beberapa macam yaitu hammermill tipe buhler
(lampiran L.2.3.1), hammermill tipe Champion (lampiran L.2.3.4), dan Rollermill serta
mini hammer yang berfungsi untuk menggiling bahan sisa dari hasil penggilingan bahan
baku pada rollermill. Kapasitas penggilingan hammermill dan rollermill berbeda sesuai
dengan jenis bahan baku yang akan digiling.

2. Mesin Mixer
Mixer merupakan alat yang berfungsi sebagai tempat pencampuran dan
pengadukan material-material bahan baku sehingga dihasilkan bahan campuran yang
homogen. Mesin mixer sangat penting dan merupakan mesin yang sangat vital bagi
proses produksi yang ada di PT CPI – Balaraja ini. PT. CPI – Balaraja memiliki 2 buah
mixer dengan kapasitas yang berbeda yaitu Mixer A dengan kapasitas 6 ton per batch
dan Mixer B dengan kapasitas 3 ton per batch. Mixer yang digunakan adalah tipe Paddle
Mixer, yaitu jenis mixer yang memiliki pedal-pedal dibagian dalamnya dan terhubung
pada suatu As yang digerakkan oleh motor sehingga pedal-pedal tersebut berputar
selama proses pencampuran bahan. Mesin mixer ini dilengkapi dengan bagian batching
system pada computer yang membantu penimbangan bahan baku yang akan masuk
dalam proses mixing. Ada pun spesifikasi mixer dan waktu yang diperlukan dalam
pencampuran yang dapat dilihat pada tabel 2.4. Gambar Mesin Mixer dapat dilihat pada
lampian L.2.3.7

16
Tabel 2.4 Tabel Kapasitas Mesin Mixer
Nama
Mixer
Mixer
A
Mixer
B

Motor Utama
RPM
Voltase
DFMF 110PL 1480/90 380/660
BUHLER
DFMF 6300 1475/34 380/660
BUHLER
Tipe Mixer

Mixing time (detik)
Dry Mix Wet Mix
6 ton/batch 60 detik 120 detik
6 menit
3 ton/batch 40 detik 90 detik
4 menit
Kapasitas

3. Mesin Pellet
Mesin pellet (lampiran L.2.3.8) merupakan peralatan yang digunakan untuk
membuat produk berbentuk pellet dengan melewatkannya pada sebuah cetakan
berbentuk pellet (die) dengan sistem pengepresan yang dilakukan oleh 2 buah roller.
Cetakan pellet (die) yang biasanya digunakan berukuran 3,5 mm atau 4 mm.
Pellet machine yang beroperasi di PT. CPI – Balaraja ini ada beberapa tipe yaitu
pellet machine dengan single conditioner, dengan double conditioner, dan pellet
machine yang memiliki conditioner dan expander.
Conditioner dan expander merupakan bagian dari mesin pellet yang berguna
untuk mengkondisikan bahan makanan sebelum masuk ke dalam cetakan pellet. Pada
conditioner terjadi proses pemasakan bahan makanan dengan adanya penambahan steam
dan tekanan. Proses pemasakan yang terjadi dibantu dengan pedal-pedal disepanjang
conditioner bagian dalam yang menempel pada suatu as, dengan sudut setiap pedal
dapat diatur sesuai keinginan, sehingga bahan makanan dapat dikondisikan dengan baik.
Expander adalah sebuah peralatan yang mirip sebuah extruder namun penggunaannya
lebih sedikit energi dan perawatan. Pada expander bahan makanan mengalami proses
gelatinisasi sehingga memudahkan dalam proses pencetakan menjadi bentuk pellet yang
lebih baik. PT. CPI – Balaraja hanya memiliki 1 buah mesin pellet yang dilengkapi

17
expander, sedangkan yang lainnya hanya dilengkapi dengan conditioner. Spesifikasi
mesin pellet yang dimiliki PT. CPI – Balaraja ada 2 macam yaitu tipe CPM 7000 dengan
kapasitas 20 ton perjam dan tipe CPM 3000 dengan kapasitas 12 ton perjam. Spesifikasi
dari masing-masing mesin pellet dapat dilihat pada tabel 2.5.
Tabel 2.5 Tabel Kapasitas Mesin Pellet
Nama
mesin Tipe
Jumlah
Daya Expander
pellet
(HP)
Mesin Pellet 1A CPM 7226-7 USA 1
270
Ada
Mesin Pellet 2A CPM 7226-7 USA 1
270
Tidak ada
Mesin Pellet 3A CPM 3020-6 USA 1
270
Tidak ada
Mesin Pellet 4A CPM 7226-7 USA 1
270
Tidak ada
Mesin Pellet 5A CPM 7226-7 USA 1
270
Tidak ada
Mesin Pellet 1B CPM 7226-7 USA 1
270
Tidak ada
Mesin Pellet 2B CPM 7226-7 USA 1
270
Tidak ada
Sumber: PT. Charoen Pokphand Indonesia – Balaraja, 2005

Kapasitas
(ton/jam)
20 - 24
20 - 24
18 - 22
20 - 24
20 - 24
20 - 24
20 - 24

4. Cooler
Rangkaian mesin pellet selain mesin pembentuk pellet itu sendiri terdapat juga
coller (lampiran 2.3.9) yaitu mesin yang berfungsi sebagai pendingin. Bahan makanan
jadi yang telah melalui proses pencetakan berbentuk pellet akan memiliki suhu yang
tinggi/panas. Agar hasil pellet tidak mudah hancur karena panas yang dihasilkan, maka
bahan makanan berbentuk pellet tersebut harus dilewatkan pada sebuah mesin pendingin
(cooler). Prinsip kerja coller adalah menarik panas pada bahan dengan bantuan blower
(lampiran 2.3.10) sehingga suhu bahan dapat turun.

18
Pada sebuah coller terdapat 2 buah sensor yaitu:
i. low level sensor
Merupakan instrument yang mengatur pengeluaran bahan dari coller berdasarkan
ketinggian tertentu yaitu lima derajat diatas suhu ruangan.
ii. high level sensor
Adalah sebagai sistem pengaman (tanda bahaya) apabila low level control tidak
berfungsi misalnya terjadinya overload didalam cooler.

5. Mesin Crumble
Rangkaian mesin pellet lain yaitu mesin crumble berfungsi sebagai mesin
pemecah pellet menjadi berbentuk crumble (butiran/ pecahan kecil). Prinsip kerja alat
ini sama dengan mesin rollermill yaitu adanya efek penggerusan/penggilingan oleh
roller. Jenis mesin crumble yang digunakan ada yang menggunakan 2 buah roller dan
ada yang menggunakan 4 buah roller. Bagian penting dalam alat ini adalah penyetel
jarak roller yang perlu disesuaikan dan tergantung dari formula makanan yang akan
diproduksi.

6. Ayakan / Screener
Mesin ini berguna untuk mengelompokkan ukuran pakan yang dihasilkan sesuai
dengan formula. Terdapat 2 tipe ayakan yang digunakan PT. CPI – Balaraja yaitu mesin
ayakan tipe Rotex Screener (lampiran L.2.3.11) dan tipe Mogensen (lampiran L.2.3.12)
yang memiliki kapasitas berbeda. Secara umum prinsip kerja mesin ini sama seperti
sebuah saringan. Pada setiap mesin terdapat 3 buah saringan yang memiliki ukuran
lubang yang berbeda yaitu kasar, halus, dan sangat halus.

19
a. Mesin ayakan tipe Rotex Screener bekerja dengan bantuan reducer yang akan
melakukan perputaran sehingga gear box ikut berputar dan dengan cara bergoyang
akan memisahkan partikel sesuai ukuran.
b. Mesin ayakan tipe Mogensen menggunakan prinsip kerja vibration (getaran) dengan
menggunakan per di keempat sudut yang juga berfungsi sebagai penahan getaran
yang dihasilkan mesin untuk memisahkan partikel bahan sesuai yang diinginkan.

7. Mesin Packing
Mesin packing digunakan untuk proses pengemasan bahan jadi kedalam
kemasan yang telah ditentukan. Mesin packing dilengkapi dengan timbangan yang
secara otomatis akan menimbang bahan jadi setiap 50 kg. Berat bahan yang akan turun
dan banyaknya proses pengemasan yang akan dilakukan diset pada panel breaker
dikontrol dengan timbangan Chronos Richardson. Karung yang merupakan kemasan
produk akan dijepit dan secara otomatis bahan akan turun. Selanjutnya dilewatkan pada
mesin jahit untuk menutup kemasan karung yang berisi bahan jadi tersebut. PT. CPI –
Balaraja memiliki 8 buah mesin packing yang masing-masing dilengkapi dengan
timbangan dan mesin jahit. Umumnya untuk proses menimbang pellet sebesar 50 kg
kemudian memasukkannya ke karung lalu dijahit memerlukan waktu sampai + 45 detik.

2.7.2 Mesin Transportasi
Merupakan mesin yang berfungsi untuk memindahkan bahan dari satu tempat
menuju tempat yang lainnya sehingga mempermudah proses produksi. Mesin
transportasi yang digunakan antara lain:

20
1. Chain Conveyor
Chain Conveyor merupakan alat transportasi yang akan mengalirkan bahan baku
ataupun barang jadi dengan arah pergerakan horizontal. Chain conveyor berbentuk rantai
dengan sirip-sirip seperti tulang-tulang ikan diantara mata rantainya. Alat transportasi ini
digerakkan oleh sebuah motor penggerak dengan peratara reducer untuk mengurangi
kecepatan putaran motornya.

2. Bucket Elevator
Bucket Elevator (lampiran L.2.3.2) ini merupakan alat transportasi dengan arah
pergerakkannya vertikal, yang membawa bahan baku kasar / halus maupun barang jadi
dari chain conveyor bawah menuju chain-chain bagian atas dalam mangkuk-mangkuk
yang menempel pada belt conveyor dengan kecepatan yang tinggi. Ukuran mangkuk
bervariasi, tergantung ketinggian elevator dan jenis bahan yang dibawa. Apabila
jaraknya cukup tinggi, ukuran mangkuk akan lebih kecil.

3. Forklift dan Loader Forklift
Forklift adalah kendaraan yang digunakan untuk membawa bahan baku ataupun
barang jadi. Kendaraan ini dilengkapi dengan garpu pada bagian depannya dan dapat
digerakkan naik-turun. Untuk pengangkutan bahan, forklift memerlukan pellet yang
diletakkan pada bagian garpunya sehingga dapat mengangkut bahan-bahan. Sedangkan
loader forklift hanya digunakan pada bahan yang berbentuk curah dan tidak
membutuhkan pallet untuk menampung bahan.

21
4. Turn Head
Turn head (lampiran L.2.3.6) adalah alat yang digunakan untuk menyalurkan bahan
baku dan menjadi bahan jadi menuju tong tempat penyimpanan di bangian produksi
yang dapat diatur arah pergerakkannya melalui corong.

2.7.3 Aspirator
Aspirator merupakan alat pendukung lain dari proses seperti blower, dush
collector, filter bag, drum sieve, spout magnet, dan cyclone. Fungsi utama alat-alat
tersebut untuk mengurangi kotoran dan debu yang dihasilkan selama proses sehingga
membantu kelancaran proses produksi.
PT. CPI – Balaraja memiliki fasilitas lain yang sangat membantu memudahkan
jalanyya proses produksi, yaitu fasilitas tong-tong yang mepunyai ukuran yang besar dan
memiliki ketinggian + 30 meter sebanyak + 95 tong dengan kapasitas yang berbeda (30,
40, 45 , samapi dengan 50 ton) yang digunakan untuk menampung bahan baku yang
akan maupun yang telah diolah rangkaian proses produksi.
Untuk membedakan dan memudahkan penggunaannya, tong-tong tersebut
dibedakan atas warna cat pada tong yaitu:
a) Tong berwarna hijau kebiruan (hijau toska) berguna untuk menyimpan bahan baku
yang berasal dari intake dan menuju hammermill.
b) Tong berwarna abu-abu berguna untuk menyimpan bahan baku halus baik dari
proses intake maupun bahan baku kasar yang telah melalui proses milling pada
hammermill yang akan menuju proses di mixer.
c) Tong berwarna hijau muda berguna untuk menyimpan bahan hasil pencampuran di
mixer dan akan menuju proses pelleting.

22
d) Tong berwarna kuning muda berguna untuk menimpan makanan jadi yang siap
untuk dipacking.

2.7.4 Timbangan
Timbangan juga merupakan alat yang dipakai dalam PT. CPI – Balaraja untuk
membantu proses produksi baik secara langsung maupun tidak langsung. Macammacam timbangan yang digunakan antara lain:
1. Timbangan Truk (Truck Scale)
Timbangan ini berada dibagian depan pabrik, yang berfungsi untuk menimbang
truk yang membawa bahan baku maupun truk yang akan membawa barang jadi yang
siap didistribusikan. PT. CPI – Balaraja memiliki 2 buah truck scale dengan tipe Mark
Avery A205 yaitu:
a) Scale I memiliki kapasitas 80 ton dan berfungsi untuk menimbang truk yang
membawa bahan baku dari supplier dan menimbang truk yang akan memuat barang
jadi nantinya.
b) Scale II memiliki kapasitas 60 ton yang berfungsi untuk menimbang truk yang telah
berisi barang jadi yang telah dimuat dan siap didistribusikan dan juga truk kosong
dari gudang bahan baku setalah proses bongkar muat.
Untuk system kerjanya, timbangan ini mengunakan load cell yang akan
membaca berat badan diatasnya dan akan disambung ke komputer sehingga berat beban
bisa diketahui. Pada pengukuran ini pengemudi tidak ikut dihitung, hanya truk dan
barang yang dibawa saja.

23
2. Timbangan Chronos Richardson
Timbangan ini digunakan untuk menimbang bahan baku maupun produk jadi
yang berat bebannya sesuai dengan jumlah yang diinginkan. Timbangan ini
dihubungkan pada sebuah panel breaker Chronos Richardson yang dapat menset berat
yang diinginkan. Prinsip kerja dari timbangan ini adalah adanya load cell di kedua sisi
timbangan yang akan keluar sebagai signal dan membaca secara elektrik beban bahan
yang ditimbang kemudian dengan menggunakan sistem pompa angin (hidrolik) akan
membantu sistem buka-tutup plate box dibagian atas dan bawah kotak penimbangan.
Timbangan ini digunakan pada semua bagian gudang penyimpanan (bag go
down, bulk go down, dan silo) untuk proses pemasukkan bahan baku menuju proses
produksi (intake). Selain itu digunakan juga oleh bagian packing untuk menimbang
produk yang akan dikemas.

3. Timbangan Degusa
Timbangan ini berfungsi untuk menimbang bahan baku feed additive, salah
satunya DL Methionin. Melihat sifat bahan yang sangat halus dan jumlah
penggunaannya yang sangat sedikit, maka penggunaan timbangan ini sangat baik karena
menggunakan sensor transducer yang dapat menjaga keakuratan berat bahan yang
ditimbang. Timbangan ini digerakkan oleh program amino sistem pada sistem komputer.

4. Timbangan Nagata dan Timbangan Avery
Kedua timbangan ini merupakan timbangan elektrik dengan kapasitas berat
bahan sebesar 500 kg dan 250 kg. Sistem kerja timbangan ini mengunakan load cell
yang akan membaca beban secara elektrik . Timbangan ini digunakan untuk menimbang

24
bahan baku feed additive secara manual dibagian hand add. Selain iu digunakan untuk
menimbang produk jadi dibagian packing untuk test berat produk yang telah dipacking
apakah penurunan produk jadi ke karung kemasan telah sesuai dengan hasil setting pada
timbangan Chronos Richardson dan digunakan juga pada bagian finished goods untuk
tujuan yang sama.

2.8 Proses Produksi
Pada umumnya pakan ternak yang dihasilkan oleh PT. CPI – Balaraja harus
melewati proses produksi sebagai berikut:
1. Intake Bahan Baku
Proses Intake adalah proses penuangan atau pengisian bahan baku yang
merupakan tahap awal dari proses produksi yang akan berlangsung. Gambar mesin
Intake dapat dilihat pada lampiran L.2.3.1. Bahan baku yang disimpan dalam gudang
akan dimasukkan kedalam hopper intake sesuai dengan permintaan bahan baku dari
bagian mixer. Proses intake ini dilengkapi juga oleh mesin dust collector sehingga debu
yang berterbangan dari bahan baku yang berbentuk serbuk atau tepung dapat dihisap dan
juga dikumpulkan kembali sehingga polusi udara pun dapat berkurang. Bahan baku yang
telah dituangkan kedalam hopper intake akan masuk ke chain dan dialirkan menuju
bucket elevator. Elevator bergerak dengan arah vertikal membawa bahan baku dan akan
mengisi tong-tong bahan baku. Sebelum masuk kedalam tong, bahan baku akan
melewati beberapa mesin yaitu:
a) Drum Sieve (lampiran L.2.3.3) yaitu mesin yang berfungsi untuk menyaring kotorankotoran berupa plastik dan benang yang terdapat dalam bahan baku. Biasanya proses

25
ini menyaring bahan-bahan yang ukurannya lebih besar dari pada bahan baku yang
dituang.
b) Spout magnet (lampiran 2.3.3), merupakan mesin yang digunakan untuk
memisahkan unsur logam yang terdapat pada bahan baku karena alat ini dilengkapi
oleh elektromagnetik.
c) Timbangan Chronos Richardson yang dikontrol pada panel breaker timbangan di
kantor gudang penyimpanan.

2. Proses Pengecilan Bahan Baku (Milling)
Pada dasarnya merupakan proses pengecilan ukuran bahan baku yang akan
digunakan sehingga volumenya sesuai dengan ketentuan yang diinginkan. Tidak semua
bahan baku yang digunakan pada PT. CPI – Balaraja harus melalui proses milling ini,
dimana hanya beberapa bahan baku saja yang digiling terlebih dahulu karena dianggap
kasar atau ukurannya lebih dari 3 mm. Proses milling ini dilakukan dengan
menggunakan mesin hammermill dan rollermill.
Dengan proses milling ini diharapkan hasil dari bahan baku yang digiling akan
lebih kecil sehingga lebih homogen dengan bahan baku yang lainnya yang berbentuk
serbuk atau tepung. Contoh bahan baku yang melalui proses ini adalah jagung.

3. Proses Pencampuran (Mixing)
Proses mixing merupakan proses pencampuran bahan baku dan merupakan
operasi yang paling penting dalam proses produksi pakan ternak di PT. CPI – Balaraja.
Pertama-tama bahan baku utama dituang dari tong sesuai dengan komposisinya.
Kemudian ditambah dengan bahan baku tambahan seperti vitamin yang disebut juga

26
proses hand add. Proses pencampuran ini disebut dengan Dry Mix karena bahan baku
yang diolah semuanya masih berupa bahan padat. Setelah itu pada mixer disemprotkan
cairan / liquid tambahan seperti curt palm oil (CPO) yang disebut juga proses Wet Mix.
Diharapkan nantinya dari mixer didapatkan produk yang pencampurannya rata.
Semua aktivitas pengadukan bahan baku pada proses mixing dikontrol secara
otomatis dengan menggunakan system computer yaitu program WEM (Batching
Control Mixer). Lamanya pengadukan dalam 1 batch untuk mixer A adalah + 4 menit
dan untuk mixer B waktu yang dibutuhkan adalah + 3 menit.

4. Proses Pembentukan Pellet (Pelleting)
Proses pelleting ini adalah proses untuk membentuk bahan yang dihasilkan dari
mixer dari bentuk serbuk menjadi bentuk padat seperti silinder kecil yang dilakukan
secara mekanik dengan mengkombinasikan pula kelembaban, panas, dan tekanan.
Produk yang keluar dari lubang (die) walaupun sudah berbentuk pellet tapi panjangnya
tidak rata sehingga perlu diseragamkan dengan dipotong menggunakan pisau otomatis.
Hampir sebagian besar (80%) pakan ternak yang dihasilkan oleh PT. CPI –
Balaraja ini berbentuk pellet sehingga proses pelleting ini penting bagi proses produksi.
Bentuk pellet yang baik yang dihasilkan adalah yang tidak keras dan waktu ditekan
pelletnya tidak hancur atau remuk melainkan menjadi lengket.

27
5. Proses Pendinginan (Cooling)
Pellet yang dihasilkan masih menghasilkan suhu yang tinggi (sampai mencapai
80oC-90oC) sehingga pellet tersebut akan menjadi rapuh atau mudah hancur. Dengan
demikian saat bahan yang keluar dari mesin pellet turun, maka bahan tersebut harus
dimasukkan terlebih dahulu kedalam cooler (mesin pendingin). Sistem cooling ini
bertujuan untuk menutrunkan suhu pellet menjadi maksimal 5oC diatas suhu ruangan (+
30oC).

6. Proses Pembentukan Crumble (Crumbling)
Proses crumbling ini adalah proses untuk menghancurkan pellet yang ada
sehingga menjadi bentuk yang lebih kecil seperti butiran (crumble). Pada proses ini
bahan yang melewati mesin crumble akan mengalami proses penekanan oleh 2 roller
yang kerenggangannya diatur secara manual dengan tuas pengatur kerenggangan sesuai
dengan jenis produk yang akan dibuat. Pakan ternak yang berbentuk crumble ini
biasanya digunakan untuk hewan yang masih kecil misalnya anak ayam.

7. Proses Pengayakan (Screening)
Pengayakan merupakan proses akhir dari rangkaian proses pelleting. Tujuan dari
pengayakan tersebut adalah untuk memisahkan hasil crumbling, yaitu bentuk pakan
yang diinginkan dengan finenya dan mengelompokkan ukuran produk sehingga sesuai
dengan standar produk yang diinginkan. Dengan proses ayakan tersebut dapat
menghasilkan produk yang siap dijual dengan kualitas baik dari segi keseragaman
bentuk produk yang dihasilkan.

28
8. Proses pengemasan (Packing)
Tahap akhir proses produksi yang dilakukan adalah proses packing. Pada proses
ini bahan jadi yang telah diolah baik yang berbentuk tepung, pellet, maupun crumble
dimasukkan kedalam karung yang telah disediakan dimana beratnya telah diatur agar
bahan jadi tersebut keluar 50 kg saja oleh mesin. Setelah bahan jadi dimasukkan ke
karung maka dengan konveyor, karung tersebut dijahit dan siap untuk dipacking.
Biasanya setelah dipacking akan ada pengecekan mutu dari bagian quality control (QC)
sehingga produk yang dihasilkan dapat selalu terjamin kualitasnya.

Untuk gambar keseluruhan produksi berdasarkan mesin dan alat produksinya
dapat dilihat pada lampiran L.2.4.