ANALISIS LAPORAN LABA RUGI DEPARTEMEN KA

PADA BORNEO INTERNATIONAL HOTEL DI SAMARINDA

  Oleh:

RINDA YULIANA

  NIM. 03.37773.09315.01

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

HALAMAN PERNYATAAN

  Dengan ini saya menyatakan bahwa:

  1. Karya tulis atau skripsi saya ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapat gelar akademik (sarjana), baik di Universitas Mulawarman maupun di perguruan tinggi lainnya.

  2. Karya tulis atau skripsi saya ini murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing.

  3. Dalam karya tulis atau skripsi saya ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka

  4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidak benaran dalam pernyataan ini maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya tulis atau skripsi ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi ini.

  Samarinda, Januari 2008

  Yang membuat pernyataan,

  Rinda Yuliana NIM. 03.37773.09315.01

HALAMAN PENGESAHAN

  Judul Penelitian

  : Analisis Laporan Laba Rugi Departemen Kamar

  Pada Borneo International Hotel Di Samarinda

  Nama Mahasiswa

  : Rinda Yuliana

  Nomor Induk Mahasiswa

  Program Studi

  : S1 Akuntansi Non Reguler

  Pembimbing I,

  Pembimbing II,

  Drs. Lewi Malisan, M.Si

  Salmah Pattisahuwa, SE, M.Si

  NIP. 131 570 802 NIP. 132 255 331

  Mengetahui Ketua Jurusan Akuntansi,

  Yunus Tete Konde, SE, M.Si, Ak

HALAMAN PENGUJI SKRIPSI INI TELAH DIUJI DAN DINYATAKAN LULUS PADA

  Hari

  : Senin

  Tanggal : 17 Maret 2008

TIM PENGUJI,

  1. Drs. Lewi Malisan, M.Si 1.

  NIP. 131 570 802

  2. Salmah Pattisahuwa, SE, M.Si 2.

  NIP. 132 255 331

  3. Agus Iwan Kesuma, SE, MA

  NIP. 132 232 213

  4. Siti Masyithoh, SE, MM

  NIP. 132 130 348

  5. Hj. Musviyanti, SE, M.Si

  NIP. 132 308 063

RINGKASAN

  Rinda Yuliana, Analisis Laporan Laba Rugi Menurut Jenis Kamar Pada Borneo International Hotel di Samarinda, di bawah bimbingan Bapak Lewi Malisan dan Ibu Salmah Pattisahuwa.

  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pendapatan, biaya operasi kamar dan konstribusi masing-masing jenis kamar terhadap laba departemental (departemental income) kamar pada Borneo International Hotel.

  Alat analisis yang dipergunakan adalah Laporan Laba Rugi Departemen Kamar dan metode nilai jual relatif untuk mengalokasikan biaya pada masing- masing jenis kamar.

  Berdasarkan perhitungan alokasi biaya operasioal (operating expenses) pada Departemen Kamar, maka dapat disusun laporan laba rugi departemental masing- masing jenis kamar, sehingga dapat pula dihitung proporsi operating expenses dan departemental income masing-masing jenis kamar dalam setiap periode (Juli – Agustus 2007). Proporsi operational expenses setiap periode disajikan sebagai berikut:

  Periode

  Juli 2007

  Agustus 2007 September 2007

  Operating Expenses

  Departemental Income

  Sedangkan konstribusi dan tingkat hunian setiap jenis kamar disajikan sebagai berikut:

  JENIS KAMAR

  Konstrib. Occup. Konstrib. Occup. Konstrib. Occup. Konstrib. Occup.

  1. Superior Room

  2. Deluxe Room

  3. Executive Club Room

  4. Suite Room

  5. President Suite Room

  Berdasarkan hasil analisis terbukti bahwa Superior room memberikan konstribusi terbesar dalam setiap periodenya, yakni rata-rata 59,66 dalam 3 periode (Juli, Agustus dan September 2007), sehingga hipotesis yang dinyatakan dalam penelitian ini: “Diduga,di antara jeniskelas kamar yang ditawarkan oleh Borneo International Hotel, yakni: Superior; Deluxe; Executive Club; Suite dan President

ABSTRACT

  Rinda Yuliana, Income Statement Analysis Based on Rooms Type at International Hotel in Samarinda, under supervised by Mr. Lewi Malisan and Mrs. Salmah Pattisahuwa.

  Aimed of this research are to know revenue, operating cost of department and to know constribution every type to room departemental income at Borneo International Hotel.

  The tools of analysis are Financial Statement of Room Departement and relative selling price method to allocated operating expenses to each room type.

  Based on calculation of allocation of the expenses is given the departemental income statement, proportion of operating expenses and departemental income each room type for 3 periods (July – September 2007) based on the statement is following:

  Period

  July 2007

  Agustus 2007 September 2007

  Operational Expenses

  Departemental Income

  Meanwhile constrbution and rate accupancy each room type is following:

  JENIS KAMAR

  Konstrib. Occup. Konstrib. Occup. Konstrib. Occup. Konstrib. Occup.

  1. Superior Room

  2. Deluxe Room

  3. Executive Club Room

  4. Suite Room

  5. President Suite Room

  Based on the result of analysis, Superior room provided biggest contribution, such as average 59,66 fo 3 period (July, August and September 2007), so the hypothesis of this research: “Among of rooms type that offered by Borneo International Hotel, such as: Superior; Deluxe; Executive Club; Suite and President Suite, Superior room provided the biggest contribution to departemental income”, is

  accepted.

RIWAYAT HIDUP

  Rinda Yuliana, dilahirkan di Samarinda pada tanggal 30 Juli 1985, merupakan anak pertama dari pasangan Bapak Bambang HS. dan Ibu Arin.

  Pendidikan formal ditempuh mulai dari tahun 1991 di Sekolah Dasar Negeri 002 Samarinda dan lulus pada tahun 1997. Selanjutnya masuk ke Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Samarinda dan lulus pada tahun 2000. Setelah itu melanjutkan ke SMU Negeri 2 Samarinda dan lulus pada tahun 2003.

  Memasuki pendidikan lanjutan pada 2003, yakni Bidang Perhotelan (setara Diploma Satu) pada Samarinda Hotel School, dan pada saat yang juga memasuki pendidikan tinggi, yakni Program Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman, dengan mengambil Jurusan Akuntansi hingga sekarang.

KATA PENGANTAR

  Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian pada bulan Oktober - Desember 2007, guna memenuhi salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan studi pada Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman.

  Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada:

  1. Bapak Prof. H. Zamruddin Hasid, SE, SU selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman

  2. Bapak Yunus Tete Konde, SE, MSi, Ak dan Ibu Isna Yuningsih, SE, MM, Ak. selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman

  3. Bapak Drs. Lewi Malisan,M.Si dan Ibu Salmah Pattisahuwa, SE, M.Si selaku Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah memberikan arahan dan bimbingannya hingga selesainya skripsi ini.

  4. Bapak Drs. H. Hamid Bone, M.Si, Ak dan Ibu Siti Masyitoh, SE, MM selaku

  Ketua dan Sekretaris Program S 1 Akuntansi

  5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman yang telah memberikan saran dalam beberapa seminar, serta mengajarkan banyak hal yang bermanfaat selama perkuliahan.

  6. Seluruh Staf akademik Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman yang mempermudah penyelesaian studi.

  7. Manajemen Swiss Bell Hotel Borneo beserta staf di Accounting Departement, khususnya Bapak Henry Wiranata, sdr Muhidan dan sdr Donal atas kesediaanya memberikan data dan informasi agar penelitian ini dapat dilakukan.

  8. Ayah dan bunda yang telah memberikan bantuan materil maupun non materil kepada penulis tak terhingga, serta teman teman kuliah yang memberikan

  Semoga amal baik yang diberikan kepada penulis mendapat imbalan

  yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa, dan hasil penelitian ini bermanfaat.bagi penulis sendiri maupun pihak lain.

  Samarinda, Januari 2007

  Rinda Yuliana

DAFTAR TABEL

  No. Tabel Tubuh Utama Halaman

  3.1. Perhitungan Alokasi Biaya Bersama dengan Metode Nilai Jual ……... 34

  4.1. Jenis dan Tarif per kamar 2007

  ………………………………….. 36

  4.2. Perbedaan Fasilitas dan Layanan antar jenis Kamar

  ………….. 37

  4.3. Room Revenue per Type, Juli – September 2007 ………………….. 49

  4.4. Laporan Laba Rugi Departeman Kamar Periode Juli – Sep. 2007 ….. 50

  4.5. Consulidated Income Statement 2007

  ………………………….. 51

  5.1. Ringkasan Laporan Laba Rugi Dep. Kamar, Juli – Sept. 2007

  ….. 54

  5.2. Perhitungan Payroll Related Expenses, Juli 2007

  ………….. 55

  5.3. Perhitungan Provision for Operating Equipment, Juli 2007

  ….. 55

  5.4. Perhitungan Other Operating Expenses, Juli 2007 ………………….. 55

  5.5. Laporan Laba Rugi Departemental per Jenis Kamar, Juli 2007

  ….. 56

  5.6. Revenue, Operating Expenses dan Departemental Income rata-rata

  per kamar per day, Juli 2007

  ………………………………….. 57

  5.7. Perhitungan Payroll Related Expenses, Agustus 2007 ………….. 58

  5.8. Perhitungan Provision for Operating Equipment, Agustus 2007 ….. 58

  5.9. Perhitungan Other Operating Expenses, Agustus 2007

  ………….. 58

  5.10. Laporan Laba Rugi Departemental per Jenis Kamar, Agustus 2007 59

  5.11. Revenue, Operating Expenses dan Departemental Income rata-rata

  per kamar per day, Juli 2007

  …………………………..,,,,,,,,,,,, 60

  5.12. Perhitungan Payroll Related Expenses, September 2007 ………….. 60

  5.13 Perhitungan Provision for Operating Equipment, September 2007 61

  5.14 Perhitungan Other Operating Expenses, September 2007 ………….. 61

  5.15 Laporan Laba Rugi Departemental per Jenis Kamar, September 2007 62

  5.16. Revenue, Operating Expenses dan Departemental Income rata-rata per kamar per day, Juli 2007

  ………………………………….. 62

  5.17. Persentase Konstribusi Per Jenis Kamar Terhadap Laba Depar-

  temen dan Tingkat Hunian ( Occupancy), Juli – Agustus 2007 ….. 63

  5.18. Perbandingan proporsi jumlah kamar terhuni, tingkat hunian,

DAFTAR GAMBAR

  Halaman

  11

  Gambar 2.1. Contoh Definisi Biaya Produk (Hansen Mowen (2003: 41)

  ….

  28

  Gambar 2.2. Kerangka Pikir ………………………………………………………

  Gambar 4.1. Struktur Organisasi Swiss Bell Hotel Borneo Samarinda

  … 38

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

  Perusahaan yang menghasilkan suatu produk dalam operasionalnya memerlukan informasi mengenai berapa besar jumlah biaya yang digunakan dalam menghasilkan produk-produk yang ditawarkan kepada para pelanggannya. Dengan demikian, peran akuntansi menjadi penting untuk mengolah dan memberikan informasi keuangan bagi pimpinan perusahaan, yang akan dipergunakan sebagai dasar dalam perencanaan dan pengendalian, dan akhirnya pengambilan keputusan manajemen.

  Sebagai suatu sistem informasi, akuntansi melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data keuangan perusahaan untuk kemudian hari mengkomunikasikannya kepada berbagai pihak yang berkepentingan agar dapat digunakan sebagai alat bantu dalam mengambil keputusan. Sehubungan dengan itu, diperlukan suatu sistem akuntansi yang andal dan tidak menyesatkan, sehingga mampu menyajikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus dana dari suatu unit ekonomi kepada para pengambil keputusan.

  Satu di antara beberapa jenis informasi yang dihasilkan akuntansi, laporan laba rugi departemental. Bagi sebuah hotel, laporan laba-rugi departemen kamar sangat penting untuk berbagai tujuan. Misalnya untuk

  Sebagaimana diketahui, sebuah hotel, apalagi hotel yang tergolong berbintang, biasanya menawarkan berbagai kelas kamar. Masing-masing kelas yang ditawarkan tentu berbeda tarif-nya. Perbedaan tarif dikarenakan adanya perbedaan fasilitas kamar atau layanan yang diberikan. Artinya, biaya operasi kamar juga bisa berbeda antar kelas kamar.

  Umumnya pada perusahaan dagang dan manufaktur, secara tradisional komponen biayanya dapat dikelompokkan dalam tiga bagian, yaitu harga pokok penjuakan (untuk perusahaan dagang) atau harga pokok produksi (untuk perusahaan manufaktur), biaya administrasi umum serta biaya pemasaran. Sedangkan pada industri perhotelan, dipergunakan standar atau sistem akuntansi tersendiri yang disebut dengan Uniform System of Account for Hotel (USAH), yang pengelompokan biayanya berbeda pula, sebagaimana tercermin dalam laporan laba rugi, yaitu biaya departemental (departemental expenses), biaya yang tidak didistribusikan (undistributed expenses) dan seterusnya. Dengan lain perkataan, berdasarkan USAH, akuntansi keuangan hotel merupakan akuntansi departemental. Artinya setiap departemen atau divisi hotel melaporkan hasil operasinya selama periode tertentu, termasuk departemen kamar atau room department yang tugasnya adalah mengelola penjualan kamar-kamar hotel.

  Pendapatan departemen kamar diperoleh dari penyediaan kamar akomodasi (room sale) merupakan penjualan utama (primary sale) bagi industri perhotelan. Untuk kepuasan tamu, juga disediakan makanan dan

  perkantoran lainnya (business center) serta laundry, sehingga terjadilah penjualan jasa ikutan (drived sale). Selain ditawarkan kepada tamu, hotel menawarkan berbagai jasa ikutan tersebut kepada konsumen umum, yang merupakan penjualan bebas (independent sale)

  Menurut USAH, ada tiga kelompok biaya yang mengurangi total pendapatan, hingga menghasilkan labarugi sebelum pajak sebuah usaha perhotelan, yaitu biaya departemental, biaya yang tidak didistribusikan (Undistributed Expenses) dan biaya tetap. Dalam biaya departemen (department expenses), umumnya terkandung dua kelompok biaya, yaitu harga pokok (cost of sales) dan biaya operasi. Khusus pada departemen kamar, tidak terdapat unsur harga pokok, tetapi hanya biaya operasi, karena itu pula pada Borneo International Hotel, Room Departement Expenses, terdiri dari dua kelompok biaya, yaitu biaya tenaga kerja (gaji dan biaya lainnya yang terkait), serta biaya operasional lainnya.

  Dalam rangka penyediakan kamar-kamar akomodasi, Borneo Intenational Hotel membagi beberapa jeniskelas kamar, yatu: Superior Room, Deluxe Room, Eecutive Club Room, Suite dan President Suite. Masing-masing jenis kamar berbeda tarifnya, mengingat fasilitas yang diberikan juga berbeda dan biaya operasional juga berbeda, sehingga pada akhirnya masing masing kamar memberikan konstribusi laba departemen kamar yang mungkin berbeda.

  Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, guna mengetahui alokasi

  departemen, maka diambil judul penelitian ini: “Analisis Laporan Laba Rugi Departemen Kamar Pada Borneo International Hotel di Samarinda”.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut: “Berdasarkan analisis laporan laba rugi Departemen Kamar, jenis kamar mana pada

  Borneo International Hotel yang memberikan konstribusi laba departemen kamar yang terbesar?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

  Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut:

  1) Mengetahui pendapatan dan biaya operasional penjualan setiap jenis kamar yang ditawarkan Borneo International Hotel

  2) Mengetahui konstribusi masing-masing jenis kamar terhadap laba departemen?

  Sedangkan manfaat dari penelitian ini, antara lain diharapkan:

  1) Sebagai informasi bagi penulis tentang akuntansi perhotelan, sekaligus meningkatkan pengetahuan akuntansi di bidang bisnis perhotelan.

  2) Sebagai informasi bagi manajemen hotel dalam rangka perencanaan dan pengendalian biaya dan pengambilan keputusan bisnis di bidang perhotelan.

BAB II DASAR TEORI

A. Akuntansi

1. Pengertian Akuntansi

  Akuntansi adalah alat yang sangat penting sebagai bahasa bisnis bagi pihak-pihak yang berkepentingan seperti para investor, kreditur, instansi pemerintah serta masyarakat yang menginginkan informasi mengenai keadaan keuangan perusahaan dan perkembangan perusahaan, juga bagi manajemen perusahaan itu sendiri. Dapat dikatakan bahwa akuntansi diperlukan sebagai suatu sistem pengukuran yang menghasilkan informasi bagi pihak yang berkepentingan. Pentingnya akuntansi sebagai sistem pengukuran dikemukakan oleh Larson, et.all. (2005: 3) sebagai berikut: “Accounting is an information and measurement system that identifies, records, and communicates relevant, reliable and comparable information about an organization’s business activities”.

  Komite Terminologi AICPA (The Committee on Terminology of the

  American Institute of Certified Public Accountants) memberikan dua definisi akuntansi dari sudut pandang berbeda yang dikutif Belkaoui (2000: 66) sebagai berikut :

  1) Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dan dalam bentuk satuan uang, dan penginterpretasian hasil proses tersebut

  2) Akuntansi adalah aktifitas jasa. Fungsinya adalah menyediakan informasi kuantitatif, terutama bersifat 2) Akuntansi adalah aktifitas jasa. Fungsinya adalah menyediakan informasi kuantitatif, terutama bersifat

  Sebagai suatu “seni” dan "aktifitas jasa" maka secara tidak langsung

  menyatakan bahwa akuntansi mencakup sekumpulan teknik yang dianggap bermanfaat di bidang tertentu. Belkauoi (2000: 66) memetik The Handbook of Accounting menyatakan bahwa bidang yang memanfaatkan akuntansi adalah: laporan keuangan; perencanaan pajak; audit independen; sistem-sistem pemprosesan data informasi; akuntansi biaya dan manajemen; akuntansi pendapatan nasional; dan konsultan manajemen.

  Adapun laporan keuangan (financial statements) utama yang

  dihasilkan akuntansi terdiri dari: Neraca (Balance Sheet), Laporan Laba-Rugi (Income Statement) dan Laporan Perubahan Modal (Statement of owner’s equity) serta Laporan Arus Kas (Statement of cash flows). Pengertian masing- masing jenis laporan keuangan tersebut dijelaskan sebagai berikut.

  Neraca. Pengertian neraca adalah laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu unit usaha pada saat tertentu dan akan berubah manakala ada transaksi keuangan dalam entitas yang disusun sedemikian rupa. Lili M. Sadeli (2000 : 19) menyatakan sebagai berikut: “ Neraca adalah suatu daftar keuangan yang memuat ikhtisar tentang harta, utang, dan modal suatu unit usaha atau perusahaan pada suatu saat tertentu, biasanya pada penutupan hari terakhir dari suatu bulan atau tahun”. Dengan demikian, pengertian neraca dapat pula diartikan sebagai laporan yang menunjukkan keadaan keuangan

  Oleh karena itu dapat dilihat dalam neraca bahwa jumlah aktiva dan pasiva akan sama besar.

  Laporan Laba Rugi. Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang menunjukkan pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya dari suatu entitas untuk periode tertentu. Lili M. Sadeli (2000 : 24) menyatakan bahwa : “Laporan RugiLaba (income statement) adalah suatu daftar yang memuat ikhtisar tentang penghasilan, biaya serta hasil neto suatu perusahaan pada suatu periode tertentu, misalnya untuk satu bulan atau satu tahun”

  Laporan Perubahan Modal adalah laporan yang mengidentifikasi perubahan modal (ekuitas) pemilik atau pemegang saham dalam suatu periode. Sedangkan Laporan Arus Kas adalah laporan yang mengidentifikasi arus kas keluar (cash out flow) berupa pembayaran dan arus kas masuk (cash in flow) yang diterima dalam suatu periode.

  Dalam pada itu, akuntansi mempunyai dua cabang utama, yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan lebih menitik beratkan pada pengumpulan informasi historis untuk menghasilkan laporan keuangan, terutama untuk pihak eksternal sebagaimana dikemukakan Larson et.al (2005: 4 “Financial accounting is the area of accounting aimed at serving eksternal users by roviding them with financial statements” Sedangkan akuntansi manajemen lebih kepada pengumpulan informasi untuk pengambilan keputusan bagi pihak internal sebagaimana dijelaskan juga oleh Larson et. Al (2005: 5): “Management accounting is the area of accounting

  Adapun akuntansi biaya, merupakan gabungan dari akuntansi keuangan dan manajemen, sebagaimana dikatakan Mulyadi (2002: 1). Lebih jauh, Mulyadi (2002: 6) menegaskan pengertian akuntansi biaya adalah ”proses pencatatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa dengan cara-cara tertentu serta penafsiran terhadapnya”

  Berdasarkan beberapa batasan pengertian di atas, dapat disimpulkan

  bahwa akuntansi biaya merupakan bagian akuntansi yang lebih menekankan pada aktivitas jasa untuk menghasilkan informasi biaya, terutama yang berhubungan dengan biaya produksi suatu produk barang atau jasa dengan suatu barang, baik untuk tujuan perencanaan dan pengendalian, maupun penghitungan harga pokok produk itu sendiri. Tanpa informasi biaya, manajemen akan mengalami kesulitan untuk mengelola perusahaan dengan baik. Secara lebih rinci, tugas akuntansi biaya yang dinyatakan Supriyono (1999: 14) sebagai berikut:

  1. Menyediakan data biaya yang diperlukan untuk peren-

  canaan dan pengendalian kegiatan.

  2. Menyediakan data biaya untuk pengambilan keputusan sehari-hari atau proyek khusus yang memerlukan pemilihan alternatif yang harus diambil

  3. Berpartisipasi dalam berkreasi dan menyusun budget

  4. Menetapkan metode dan prosedur pengendalian dan perbaikan operasi serta program pengurangan biaya

  5. Mengembangkan sistem analisa biaya dalam rangka penentuan harga pokok dan menganalisa penyimpangan dan pengendalian fisik.

  6. Menyusun laporan biaya.

  1) Penentuan harga pokok produksi

  2) Pengendalian biaya

  3) Pengambilan keputusan khusus.

  Berdasarkan beberapa tugas dan tujuan akuntansi tersebut dapatlah diartikan bahwa tujuan akuntansi biaya adalah menyediakan salah satu bahan informasi bagi kepentingan manajemen, guna membantu mereka dalam mengelola perusahaan. dalam rangka tujuan tersebut, maka perusahaan harus mencatat dan menggolongkan sedemikian rupa, sehingga penentuan harga pokok produk atau jasa yang telah dihasilkan oleh perusahaan dapat ditentukan secara benar dan teliti. Penentuan harga pokok produk secara teliti hanya dapat dilakukan apabila diadakan pemisahan secara tegas antara biaya produksi dan non produksi.

2. Pengertian Biaya

  Pengertian biaya dalam akuntansi biaya mengandung makna yang sangat penting. Berikut ini akan dijelaskan beberapa pengertian biaya tersebut.

  Hansen Mowen (2003: 34) menyatakan bahwa: “Cost is the cash or cash equivalent value safrifaced for goods and services that is expected to bring a current or future benefit to the organization”

  Henry Simamora (1999: 36) menjelaskan pengertian biaya dan istilah beban yang sering digunakan dalam akuntansi sebagai berikut:

  Biaya (cost) adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat

  Sedangkan beban (expense) adalah biaya terpakai (expired cost).

  Menurut Mulyadi (2002: 8): “Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.”. Dari definisi ini, ada empat unsur pokok dalam biaya, yaitu:

  1) Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi

  2) Diukur dalam satuan uang

  3) Yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi

  4) Pengorbanan tersebut untuk memperoleh manfaat saat ini danatau mendatang

  Dengan demikian, biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dengan satuan uang, untuk memperoleh barang atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat saat ini maupun akan datang. Pengorbanan sumber ekonomis tersebut bisa merupakan biaya historis dan biaya masa yang akan datang. Sedangkan dalam arti sempit biaya dapat diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva atau secara tidak langsung untuk memperoleh penghasilan, disebut dengan harga pokok.

3. Penggolongan Biaya

  Ada berbagai cara menggolongkan biaya dalam akuntansi. Penggolongan biaya yang berbeda dilakukan atas dasar tujuan yang berbeda. Penggolongan tersebut didasarkan atas prinsip dasar pengelolaan biaya: “Diffrentn costs for Ada berbagai cara menggolongkan biaya dalam akuntansi. Penggolongan biaya yang berbeda dilakukan atas dasar tujuan yang berbeda. Penggolongan tersebut didasarkan atas prinsip dasar pengelolaan biaya: “Diffrentn costs for

  Definisi Biaya

  Value-Chain

  Operating Product

  Traditional

  Produk

  Product Cost

  Cost

  Product Cost

  • Research

  Development

  • Production

  • Producton

  • Production

  • Marketing

  • Marketing

  • Customer

  • Custumer

  Service

  Service

  • Keputusan Harga

  • Keputusan desan

  Laporan keuangan

  Tujuan

  • Keputusan Bauran

  stratehik

  untuk eksternal

  Produksi

  • Analisis

  • Analisis

  Kemapulabaan

  kemampulabaan

  secara taktis

  Stratejik

  Gambar 2.1. Contoh Definisi Biaya Produk (Hansen Mowen (2003: 41)

  Sebagai contoh, manajemen berkepentingan melakukan analisis kemampulabaan (profitabilitas) stratejik. Untuk tujuan ini, maka manajemen memerlukan informasi tentang semua pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan produk. Dalam kasus ini, berdasarkan gambar 2.1, pendefinisian biaya produk lebih yang cocok adalah berdasarkan “value-chain product cost” (meliputi empat komponen, yaitu: riset pengembangan, produksi, pemasaran dan pelayanan konsumen), karena memasukkan semua biaya yang diperlukan untuk menilai kemampulabaan stratejik.

  Mulyadi (2002: 14-17) mengklasifikasikan biaya dalam lima cara

  1) Penggolongan biaya atas dasar objek pengeluaran.

  2) Penggolongan biaya atas dasar fungsi pokok dalam perusahaan.

  3) Penggolongan biaya atas dasar hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai.

  4) Penggolongan biaya sesuai. perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan.

  5) Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya.

  Penggolongan biaya menurut objek pengeluaran yang didasarkan nama obyek pengeluaran ini cocok digunakan dalam organisasi yang masih kecil. Biasanya penggolongan ini bermanfaat untuk perencanaan perusahaan secara menyeluruh dan pada umumnya untuk kepentingan penyajian laporan pihak luar (eksternal).

  Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan berarti biaya digolongkan berdasarkan fungsi-fungsi di mana biaya tersebut terjadi atau berhubungan. Adapun fungsi-fungsi pokok dalam perusahaan manufaktur adalah fungsi-fungsi: produksi, administrasi dan umum dan fungsi pemasaran. Oleh karena itu biaya-biaya dalam perusahaan manufaktur dapat digolongkan menjadi biaya produksi, biaya administrasi dan umum dan biaya pemasaran.

  Biaya produksi adalah biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan proses pengolahan bahan baku menjadi produk jadi. Biaya produksi dibagi menjadi 3 elemen : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik. Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja disebut juga dengan prime cost, sedangkan biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik disebut juga dengan biaya konversi (Convertion Cost).

  biaya bahan baku adalah harga pokok bahan baku tersebut diolah dalam proses produksi. Sedangkan biaya tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang jasanya dapat diperhitungkan langsung dalam pembuatan produk tertentu. Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang dapat diidentifikasikan secara langsung terhadap produk tertentu. Adapun biaya overhead pabrik adalah semua biaya produksi, selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya ini bisa berupa dari biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung dan biaya produksi tak langsung lainnya.

  Biaya administrasi dan umum dalam hal ini dimasudkan sebagai biaya- biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan kegiatan-kegiatan yang tidak diidentifikasikan dengan aktifitas produksi maupun pemasaran. Biaya administrasi dan umum adalah biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan penyusunan kebijakan dan pengarahan perusahaan secara keseluruhan. Contoh dari biaya administrasi dan umum adalah gaji direksi, biaya-biaya sumbangan- sumbangan, gaji eksekutip, biaya telepon dan lain-lain.

  Ada dua macam perlakuan terhadap biaya administrasi dan umum:

  1) Biaya administrasi dan umum dialokasikan kepada dua fungsi dalam pemasaran, yaitu fungsi produksi dan fungsi pemasaran. Hal ini dilakukan karena pada dasarnya biaya administrasi dan umum dikeluarkan untuk dua fungsi tersebut.

  2) Memisahkan biaya administrasi dan umum sebagai kelompok biaya ter- sendiri dan tidak mengalokasikannya ke dalam fungsi produksi dan 2) Memisahkan biaya administrasi dan umum sebagai kelompok biaya ter- sendiri dan tidak mengalokasikannya ke dalam fungsi produksi dan

  Biaya pemasaran adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam hubungannya dengan usaha untuk memperoleh pesanan dan memenuhi pesanan. Sehingga untuk memperoleh pesanan, perusahaan mengeluarkan biaya-biaya untuk menarik minat pembeli dengan cara mengadakan promosi penjualan, advertensi dan lain-lain. Sedangkan untuk memenuhi pesanan perusahaan mengeluarkan biaya-biaya angkut, biaya asuransi dan lain-lain agar produk perusahaan sampai ketangan pemesan. Biaya pemasaran dan biaya administrasi umum disebut juga dengan istilah biaya komersial.

  Penggolongan biaya atas dasar hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai berkaitan dengan produk yang dihasilkan. Jika perusahaan mengolah bahan baku menjadi produk jadi, maka sesuatu yang dibiayai adalah berupa produk, sedangkan jika perusahaan menghasilkan jasa maka sesuatu yang dibiayai adalah berupa penyerahan jasa tersebut.

  Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai tidak ada maka biaya langsung tidak akan terjadi. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai tidak ada maka biaya langsung tidak akan terjadi. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan

  Perbedaan biaya langsung dan biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk sangat diperlukan apabila perusahaan menghasilkan lebih dari satu jenis produk dan manajemen menghendaki penentuan harga pokok perjenis produk tersebut jika perusahaan hanya memproduksi satu jenis produk saja (seperti perusahaan semen, perusahaan gula), maka semua jenis biaya produksi merupakan biaya langsung, sehingga didalam perusahaan tersebut tidak memerlukan adanya biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk.

  Penggolongan biaya menurut perilakunya adalah pembagian biaya yang terdiri dari biaya variabel, biaya semi variabel, dan biaya tetap. Pengertian biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatannya. Sedangkan biaya semi variabel adalah biaya jumlah totalnya tetap dalam kisaran volume kegiatan tertentu, dan biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah atau tidak ditentukan oleh volume produksi pada periode tertentu.

  Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya berkaitan dengan pelaporan keuangan. Misalnya perhitungan laba atau rugi suatu perusahaan dilakukan dengan cara mempertemukan penghasilan yang diperoleh dalam satu periode akuntansi tertentu dengan biaya-biaya yang terjadi didalam periode yang sama. Agar perhitungan laba atau rugi dan Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya berkaitan dengan pelaporan keuangan. Misalnya perhitungan laba atau rugi suatu perusahaan dilakukan dengan cara mempertemukan penghasilan yang diperoleh dalam satu periode akuntansi tertentu dengan biaya-biaya yang terjadi didalam periode yang sama. Agar perhitungan laba atau rugi dan

  Pengeluaran modal adalah biaya-biaya yang dinikmati oleh lebih dari satu periode akuntansi. Pengeluaran modal tidak seluruhnya dibebankan dalam periode akuntansi dimana pengeluaran tersebut terjadi, tetapi dibagikan kepada periode-periode yang menikmati manfaat pengeluaran tersebut. Sedangkan pengeluaran penghasilan adalah biaya-biaya yang hanya bermanfaat didalam periode akuntansi dimana biaya tesebut terjadi. Contoh dari pengeluaran penghasilan adalah biaya pemeliharaan mesin, biaya telepon, biaya komisi penjualan.

  Penggolongan biaya dalam praktek tercermin dalam laporan laba rugi perusahaan. Bagaimana perusahaan menggolongkan biaya-biaya dalam sebuah laporan laba rugi, tergantung pada tujuan dari pembuatan laporan itu sendiri atau kepada siapa itu ditujukan. Jika ditujukan kepada pihak eksternal, maka ada ketentuan umum yang mungkin diatur pula secara khusus menurut Standar Akuntansi Keuangan tertentu. Namun jika laporan ditujukan kepada manajemen, tidak ada keharusan untuk mengikuti standar tersebut, melainkan berdasarkan pada prinsip: “Diffrentn costs for different porposes”.

  Secara umum, struktur laporan laba rugi perusahaan jasa mengandung

  tiga komponen utama, yaitu overhead cost, biaya pemasaran dan biaya admi-

B. Laporan Keuangan Hotel

1. Sistem Akuntansi Hotel

  Sebagaimana diketahui, manajemen memerlukan informasi keuangan untuk berbagai tujuan. Dengan informasi keuangan itu manajemen dapat melakukan analisis dan pengendalian yang lebih baik atas aktivitas bisnisnya. Tidak berbeda dengan bisnis lainnya, informasi keuangan juga diperlukan untuk keputusan ekonomis hotel, paling tidak mencakup: Laporan Rugi-Laba (Income Statement); Neraca (Balance Sheet) dan Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement).

  Menurut Wiyasha (2007: 27-28), sistem akuntansi yang lazim diterapkan di industri perhotelan adalah Uniform System of Account for Hotel (USAH). Sistem ini awalnya dikembangkan di Amerika Serikat (1925) oleh perhimpunan pengusaha hotel. Dengan sistem USAH ini hotel dapat memperoleh beberapa manfaat yang diantaranya adalah keseragaman dalam pemahaman istilah yang lazim digunakan di bisnis perhotelan. Misalnya istilah house profit yang berarti laba seluruh departemen dikurangi biaya departemen yang bersangkutan yang dikurangi undistributed expenses. Dengan demikian, akuntansi keuangan hotel merupakan akuntansi departemental. Artinya setiap departemen hotel melaporkan hasil operasinya pada periode tertentu.

  Departemen hotel biasanya terdapat dua kelompok, yaitu: departemen yang menghasilkan penjualan atau pendapatan (revenue generating Departemen hotel biasanya terdapat dua kelompok, yaitu: departemen yang menghasilkan penjualan atau pendapatan (revenue generating

2. Laporan Laba Rugi Hotel

  Telah dikemukakan bahwa sistem akuntansi hotel berdasarkan departemen. Satu di antara laporan keuangan yang penting adalah laporan rugi-laba. Pengertian yang dikemukakan Baridwan (2000: 30) adalah sebagai berikut:

  Laporan rugi laba adalah suatu laporan yang menunjukkan pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya dari suatu unit usaha untuk suatu periode tertentu. Selisih antara pendapatan pendapatan dan biaya-biaya merupakan laba yang diperoleh atau rugi yang diderita oleh perusahaan. Laporan rugi laba yang kadang kadang disebut laporan penghasilan atau laporan pendapatan dan biaya merupakan laporan yang memunjukkan kemajuan keuangan perusahaan dan juga tali penghubung dua neraca yang berurutan.

  Sebagai industri jasa, hotel memiliki laporan keuangan yang sesuai

  dengan aktifitas bisnisnya. Dalam usaha perhotelan, secara akuntansi, penjualan produk atau jasa yang ditawarkan mempunyai harga pokok sendiri. Soewirjo (2000: 52) membaginya dalam tiga golongan, yaitu:

  1) Primary sale: pendapatan yang berdiri sendiri, termasuk:

  • Room sale

  • Food sale • Beverage sale • TelephoneFac sale • Laundry Dry Cleaning and Valed sale • Other income

  3) Independent sale: pendapatan yang tidak berasal dari tamu yang menginap, melainkan dari tamu yang hanya menggunakan jasa pemakaian restoran, swimming pool, banquet, outside catering

  Berdasarkan pengelompokkan produk yang ditawarkan sebuah hotel, bahwa pendapatan utama sebuah hotel berasal dari penjualan kamar dan sewa ruangan lainnya, seperti meeting room, baik untuk pertemuan terbatas seperti seminar, pelatiham, maupun untuk pertemuaan yang melibatkan banyak undangan seperti acara resepsi perkawinan dan jenis pertemuan lainnya.

  Dengan adanya orang yang menginap, maka kemungkinan terjadi penjualan ikutan (drived sale) seperti: makanan dan minuman yang dapat mereka pesan dari kamar ataupun pergi ke restoran atau café bar untuk dinikmati di tempat. Selain makanan, hotel hotel berbintang biasanya menyediakan jasa laundry dan valet parking. Kedua jenis jasa terakhir ini lebih bersifat sebagai jasa yang harus mereka sediakan untuk kenyamanan konsumennya, sekalipun hanya sebagian kecil konsumen in-side yang memintanya.

  Selain penjualan kamar, juga terdapat pendapatan utama lainnya seperti sewa ruangan dengan beberapa ukuran yang dapat dipergunakan untuk pertemuan pertemuan. Pertemuan pertemuan tersebut sudah tentu memerlukan makanan dan minuman. Dalam hal ini terdapat kebijakan hotel yang Selain penjualan kamar, juga terdapat pendapatan utama lainnya seperti sewa ruangan dengan beberapa ukuran yang dapat dipergunakan untuk pertemuan pertemuan. Pertemuan pertemuan tersebut sudah tentu memerlukan makanan dan minuman. Dalam hal ini terdapat kebijakan hotel yang

  Penjualan bebas dilakukan, mengingat sudah tersedia fasilitas standar yang dapat ditawarkan ke umum seperti restoran kolam renang, fitness center dan banquet. Penjualan ini menambah pendapatan hotel, penjualan kamar dan sewa ruangan tetap merupakan produk utama yang ditawarkan sebuah hotel. Dengan demikian, maka ada laporan rugi-laba depertamen kamar, departemen makanan dan minuman, dan departemen lainnya. Format dan bentuk laporan rugi-laba hotel mencakup seluruh penjualan dan laporan keuangan setiap departemen. Menurut Wiyasha (2007: 29-31), elemen-elemen laporan rugi-laba hotel adalah sebagai berikut:

  1) Penjualan

  2) Harga Pokok (Cost of Sales) dan Biaya Operasional Departemen

  3) Laba Departemental

  4) Biaya Operasional yang Tidak Didistribusikan (Undistributed Operating Expenses)

  5) Biaya Tetap

  6) Pajak Penghasilan

  7) Laba Bersih.

  Penjualan terbagi dalam penjualan setiap departemen. Disini diasumsikan bahwa hotel menawarkan jasa kamar, makanan dan minuman, dan berbagai jasa lain seperti komunikasi (telepon, faksimil internet), dan cucian (laundry). Jika menurut Soewiryo tersebut di atas, penjualan jasa Penjualan terbagi dalam penjualan setiap departemen. Disini diasumsikan bahwa hotel menawarkan jasa kamar, makanan dan minuman, dan berbagai jasa lain seperti komunikasi (telepon, faksimil internet), dan cucian (laundry). Jika menurut Soewiryo tersebut di atas, penjualan jasa

  Harga pokok (cost of sales) dan biaya operasi departemen adalah keseluruhan biaya yang diserap oleh departemen yang bersangkutan untuk menghasilkan penjualan di departemen tersebut (department expenses).

  Laba departemental merupakan selisih seluruh penjualan departemen dengan harga pokok dan biaya biaya yang terjadi. Departemen kamar (Room department) misalnya menghasilkan laba setelah hasil penjualan dikurangi dengan seluruh biaya yang terjadi di departemen kamar. Pendekatan yang sama diterapkan pula pada departemen lain.

  Biaya biaya operasional yang tidak didistribusikan atau oleh USAH disebut dengan Undistributed Operating Expenses adalah biaya yang tidak didistribusikan ke departemen yang menghasilkan penjualan, namun diserap untuk departemen yang bersangkutan. Misalnya biaya yang terjadi di departemen Administrasi Umum (Administrative General = AG Department, Biaya Pemasaran, Biaya Operasi Properti dan Pemeliharaan serta Energi atau disingkat POMEC (Property Operation and Maintenance, Energy Cost)

  Biaya tetap mencakup biaya biaya yang tidak dipengaruhi oleh aktifitas atau volume bisnis hotel. Antara lain: gaji manajemen, asuransi, bunga, depresiasi dan amortisasi Biaya tersebut bisa saja berubah. Misalnya biaya bunga yang menurun setiap bulan, namun bukan karena dipengaruhi oleh.tingkat hunian kamar hotel yang berubah setiap bulan, melainkan karena

  Dengan adanya laba seluruh departemen, dikurangi dengan Undistributed Expenses dan Fixed Cost, maka diperoleh laba sebelum pajak. Berdasarkan laba sebelum pajak ini, dapat diperhitungkan PPh yang mengurangi laba sebelum pajak, sehingga dihasilkan laba bersih.

  Perlu diketahui, jika dalam perusahaan manufaktur, komponen biaya di luar biaya tenaga kerja dan biaya bahan baku disebut dengan biaya umum pabrik atau overhead pabrik. Dalam industri perhotelan (dan restoran), yang dimaksud dengan biaya overhead adalah biaya-biaya yang tidak disitribusikan dan biaya tetap sebagaimana dijelaskan tersebut diatas. Dengan demikian, overhead cost merupakan biaya tidak langsung bagi departemen hotel yang menghasilkan pendapatan (Wiyasha, 2007: 189).

3. Laporan Rugi-Laba Departemen Kamar

  Telah tersimpul dalam uraian sebelumnya, bahwa laporan rugi-laba hotel mengandung laba departemen yang berarti menyertakan juga laporan rugi-laba departemen, termasuk departemen kamar. Menurut Wiyasha (2007, 32), laporan rugi-laba departemen kamar memuat antara lain:

  1) Penjualan Jasa Kamar. Item ini mencantumkan semua sumber penjualan jasa kamar untuk periode tertentu. Misalnya penjualan jasa kamar untuk tamu yang menginap jangka pendek (transient guest), tamu jangka panjang (permanent guests), tamu group, serta penjualan kamar tambahan (extra room revenue) seperti adanya jasa extra bed.

  kesalahan dalam pembebanan harga kamar yang terjadi pada saat tamu check-in diperbaiki beberapa hari kemudian atau pada saat tamu chek-out.

  3) Biaya-biaya, yakni biaya operasional yang terjadi pada departemen kamar yang merupakan beban langsung kamar.

  4) Laba (Rugi) Departemen Kamar.

  Sebagai gambaran laporan rugi-laba departemen kamar, berikut ini disajikan sebuah contoh dengan angka-angka yang bersifat hipotesis dan ilus- tratif.

  Hotel Kagaya

  Laporan Rugi-Laba Departemen Kamar Periode Sampai dengan 31 Desember 2007

  PENDAPATAN

  Penjualan kamar-transient

  Rp 1.100.000

  Penjualan kamar-grup

  PENDAPATAN BERSIH

  Rp 1.795.000

  BIAYA OPERASIONAL

  Biaya Karyawan:

  Rp 286.000

  Gaji Upah

  Tunjangan Karyawan

  Biaya Biaya Lainnya:

  Biaya Komisi

  Biaya Bahan Habis Pakai

  Biaya Transportasi Tamu

  Biaya Cucian Linen

  Biaya Reservasi Tamu

  Rp 371.500

  Biaya Pakaian Seragam Biaya Operasional lainnya

  JUMLAH BIAYA OPERASIONAL

  Adapun harga penjualan kamar yang harus dibayar konsumen disebut

  dengan publish rate, yakni harga netto yang ditawarkan kepada tamu, sudah mengandung pajak dan service total 21, ditambah dengan perkiraan biaya operasional kamar yang bersangkutan atau disebut dengan room estimate cost, dan perkiraan laba departemen kamar atas operasional kamar yang bersangkutan. Berikut ini contohnya.

  Perhitungan Laba Departemental setiap Kamar per hari

  A Publish rate (harga netto)

  Rp350.000,00

  B Service Tax: 21 ( A x 21121)

  C Revenue (A x 100121)

  Biaya Operasional:

  D

  - Biaya Tenaga Kerja - Biaya Operasional Lainnya

  E Laba Departemen (Departemental Income)

  Sumber: Soewirjo (2003, 104)

  Service dan Pajak (B) sebesar 21 berasal dari 10 dari pendapatan hotel (C) sebagai service tariff yang berlaku umum pada semua hotel dan pajak (daerah) sebesar 11 yang terdiri dari 10 dari pendapatan ditambah

  10 dari 10 service tariff (1). Dengan demikian, yang dimaksud dengan pendapatan yang bersumber dari penjualan kamar-kamar akomodasi adalah tarif per kamar sebelum ditambah 21 untuk pajak daerah dan service.

4. Biaya Bersama

  Dalam memberikan pelayanan hotel, telah dikemukakan bahwa lain Dalam memberikan pelayanan hotel, telah dikemukakan bahwa lain

  Sementara itu, biaya-biaya untuk masing-masing jenis kamar tidak selalu teridentifikasi, mengingat biaya yang dikeluarkan merupakan biaya bersama untuk keseluruhan kamar. Untuk itu, diperlukan alokasi biaya bersama tersebut ke dalam masing-masing jebis kamar.

  Menurut Mulyadi (2002: 361-366), biaya bersama dapat dialokasikan

  kepada tiap-tiap produk bersama dengan menggunakan salab satu dan empat metode di bawah ini.

  a. Metode nilai jual relatif.

  b. Metode satuan fisik.

  c. Metode rata-rata biaya.

  d. Metode rata-rata tertimbang

  Metode Nilai Jual Relatif. Metode ini banyak digunakan untuk mengalokasikan biaya bersama kepada produk bersama. Dasar pemikiran metode ini adalah bahwa harga jual suatu produk merupakan perwujudan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam mengolah produk tersebut. Perbedaan harga jual antar produk dikarenakan biaya yang dikeluarkan untuk produk tersebut lebih banyak bila dibandingkan dengan produk lain. Karena itu menurut metode ini, cara yang logis untuk mengalokasikan biaya bersama adalah berdasarkan pada nilai jual relatif masing-masing produk bersama yang dihasilkan. Pemakaian metode nilai jual relatif dalam mengalokaslkan biaya bersama ini akan menghasilkan persentase laba bruto dari hasil penjualan yang

  Metode Satuan Fisik. Metode satuan fisik mencoba menentukan

  harga pokok produk bersama sesuai dengan manfaat yang ditentukan oleh masing-masing produk akhir. Dalam metode ini biaya bersama di alokasikan kepada produk atas dasar koefisien fisik, yaltu kuantitas bahan bahan yang terdapat dalam masing-masing produk. Koefisien fisik ini dinyatakan dalam satuan berat, volume atau ukuran yang lain. Dengan demikian, metode ini menghendaki bahwa produk bersama yang dihasilkan dapat diukur dengan satuan ukuran pokok yang sama. Jika produk bersama mempunyai satuan ukur yang berbeda, harus ditentukan koefisien ekuivalensi yang digunakan untuk mengubah berbagai satuan tersebut menjadi satuan ukuran yang sama.

  Metode Rata-rata Biaya. Metode ini hanya dapat digunakan bila produk bersama yang dihasilkan diukur dalam satuan yang sama. Pada umumnya metode ini digunakan oleh perusahaan yang menghasilkan beberapa macam produk yang sama dan satu proses bersama tetapi dihitung berlainan. dalam metode ini harga pokok masing-masing produk dihitung sesuai dengan

  proporsi kuantitas yang diproduksi. Yang mendasari pemakaian metode ini

  adalah karena semua produk dihasilkan dan proses yang sama, maka tidak mungkin biaya untuk memproduksi satu satuan produk berbeda satu sama.

  Metode Rata-rata Tertimbang. Jika dalam metode rata-rata biaya per satuan dasar yang dipakai dalam mengalokasikan biaya bersama adalah kuantitas pioduksi, maka daiam metode rata-rata tertimbang kuantitas produksi ini dikalikan dulu dengan angka penimbang dan hasil kalinya baru Metode Rata-rata Tertimbang. Jika dalam metode rata-rata biaya per satuan dasar yang dipakai dalam mengalokasikan biaya bersama adalah kuantitas pioduksi, maka daiam metode rata-rata tertimbang kuantitas produksi ini dikalikan dulu dengan angka penimbang dan hasil kalinya baru

B. Definisi Konsepsional

  Bbeberapa istilah yang perlu ditegaskan pengertiannya, khususnya dalam penelitian adalah sebagai berikut:

  1) Laporan Laba Rugi Departemen Kamar adalah laporan yang menyajikan pendapatan bersih kamar yang bersumber dari pengadaan pelayanan kamar hotel yang terjual atau terhuni (accoupid room), dikurangi biaya operasional kamar atau pengeluaran departemen (departemen expenses) sehingga menghasilkan laba departemental kamar dalam satu periode (Wiyasha, 2007: 29)

  2) Publish rate adalah harga sewa kamar yang dipublikasikan kepada tamu, sudah termasuk service tax sebesar 21 (Soewiryo, 2003: 104). Sedangkan pendapatan bersih kamar (revenue), tidak termasuk service tax sebesar 21 tersebut di atas.

  3) Unsur-unsur pengeluaran departemen kamar (room departement expenses) adalah: biaya tenaga kerja seperti gaji, upah dan lainnya (Payroll and Related Expenses) dan pengeluaran lainnya (Other Expenses) seperti

C. Kerangka Pikir

  Kerangka pikir dalam penelitian bermula dari tinjauan dasar teori akuntansi perhotelan dengan sistem USAH. Sejalan dengan teori tersebut, disusun Laporan Laba Rugi Deprtemen Kamar. Karena ada beberapa jenis kamar pada Borneo International Hotel, maka laporan tersebut harus diurai berdasarkan jenis kamar, sehingga dapat diketahui konstribusi masing-masing jenis kamar. Selanjutnya, kerangka pikir digambarkan sebagai berikut:

  Analisis Laporan Laba Rugi Menurut Jenis Kamar Pada Borneo International Hotel di Samarinda

Dasar Teori

  - Akuntansi Perhotelan Perhotelan menurut USAH (Wiyasha, 2007; dan

  HANYC, 1996 ) - Laporan . LR Departemen Kamar menurut USAH - Biaya BersamaMetode Alokasi Biaya (Mulyadi, 2001)

  Rumusan Masalah:

  Jenis kamar mana pada Borneo International Hotel yang memberikan konstribusi laba departemen yang terbesar ?

Hipotesis :

  Diduga, di antara jeniskelas kamar yang ditawarkan oleh Borneo International Hotel, yakni: Superior; Deluxe; Executive Club; Suite dan President Suite, yang memberikan konstribusi laba departemen kamar terbesar adalah Superior rooms

Alat Analisis :

  Laporan Laba Rugi Departemen Kamar (USAH) Metode Alokasi Biaya: Harga Jual Relatif (Mulyadi, 2001)

  Laporan Laba Rugi Menurut Jenis Kamar: Superior, Deluxe, Executive, Suite dan Suit President room pada Borneo International Hotel

D. Hipotesis

  Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah: “Diduga,di antara jeniskelas kamar yang ditawarkan oleh Borneo International Hotel, yakni: Superior; Deluxe; Executive Club; Suite dan President Suite, yang memberikan konstribusi laba departemen kamar terbesar adalah Superior rooms”.

  Adapun unsur-unsur harga pokok kamar menurut Soewiryo (2000: 105) dapat meliputi biaya-biaya sebagai berikut:

  1) Guest supplies

  2) House Linen

  6) Sport recreation

7) POMEC (Proverty Operatotio, Maintenance, Energy Cost)