Pengaruh Persepsi Petani Terhadap Minat

PENGARUH PERSEPSI PETANI TERHADAP MINAT MENJADI ANGGOTA PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PEDESAAN (PUAP)

(Studi Kasus pada Petani di Desa Kendayakan Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata Satu Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

M. Nursaiful Firdos

NPM 1310500048

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL ABSTRAK

Firdos, M. Nursaiful. 2015. Pengaruh Persepsi Petani Terhadap Minat Menjadi Anggota Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) Studi Kasus pada Petani di Desa Kendayakan Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal. Skripsi. Pendidikan Ekonomi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Pancasakti Tegal. Pembimbing I. A. Rony Yulianto, M. Pd., Pembimbing II. Dra. Hj. Dewi Apriani Fr, MM.

Kata Kunci: Persepsi petani tentang Program PUAP, Minat menjadi anggota Program PUAP

Persepsi petani tentang Program PUAP merupakan pemahaman petani terhadap Program PUAP berdasarkan pengalaman dan informasi yang berkembang berkaitan dengan program tersebut. Minat menjadi anggota Program PUAP merupakan kemauan karena adanya motivasi petani untuk mempelajari serta berkeinginan menjadi anggota Program PUAP. Permasalahan dalam penelitian adalah tidak semua petani memahami Program PUAP di Desa Kendayakan Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh persepsi petani terhadap minat menjadi anggota Program PUAP di Desa Kendayakan Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal.

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir, hipotesis pada penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Persepsi petani berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat menjadi anggota Program PUAP di Desa Kendayakan Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal, dinyatakan terbukti dan diterima.

Populasi penelitian ini adalah petani Gapoktan Margi Rahayu Desa Kendayakan Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal sebanyak 344 orang sedang sebagai sampel penelitian adalah 69 orang yang diambil menggunakan prosedur sampling insidental. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi. Untuk menguji hipotesa menggunakan Regresi Linier Sederhana dengan taraf kesalahan 5%.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa berdasarkan perhitungan statistik regresi linier sederhana dengan persamaan regresi diperoleh minat menjadi anggota Program PUAP 19,5 dan persepsi petani 0,2X. Oleh karena nilai b = 0,2 ternyata positif, Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh thitung sebesar 3,595. Oleh karena thitung > ttabel yaitu 3,595 > 1,668 maka Ha diterima dan Ho ditolak. Sehingga hipotetis yang menyatakan “Persepsi Petani berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat menjadi Anggota Program PUAP di Desa Kendayakan Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal” diterima.

Disarankan hendaknya Penyuluh dan Penyedia Mitra Tani (PMT) dalam pendampingan Gapoktan Program PUAP memberikan penyuluhan teknis usaha agribisnis pedesaan kepada para petani, memberikan bimbingan teknis mengenai Program PUAP kepada para petani termasuk pemasaran hasil usaha, membantu memfasilitasi kemudahan akses terhadap sarana produksi, teknologi, dan pasar, memberikan bimbingan teknis dalam pemanfaatan dan pengelolaan dana BLM PUAP kepada para petani.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

HALAMAN PERNYATAAN iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN v

PRAKATA vii

ABSTRAK ix

DAFTAR ISI x

DAFTAR PUSTAKA xiii

DAFTAR TABEL xiv

DAFTAR GAMBAR xv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN 1

  1. Latar Belakang masalah 1

  2. Identifikasi Masalah 3

  3. Pembatasan Masalah 3

  4. Rumusan Masalah 3

  5. Tujuan Penelitian 4

  6. Manfaat Penelitian 4

  1. Manfaat Teoritik 4

  2. Manfaat Praktis 4

BAB II TINJAUAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS

  1. Tinjauan Teoritis 6

1. Persepsi Petani Tentang Program PUAP 6

  1. Pengertian Persepsi Petani Tentang Program PUAP 6

  2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Petani Tentang Program PUAP 8

2. Minat Menjadi Anggota Program PUAP 11

  1. Pengertian Minat Menjadi Anggota Program PUAP 11

  2. Unsur-Unsur Minat Menjadi Anggota Program PUAP 13

  3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Menjadi Anggota Program PUAP 14

3. Program PUAP 17

  1. Pengertian Program PUAP 17

  2. Pola Dasar dan Strategi Pelaksanaan Program PUAP 20

  1. Kerangka Analisis 24

  2. Hipotesis 24

BAB III METODE PENELITIAN 26

A. Pendekatan Penelitian dan Desain Penelitian 26

  1. Pendekatan Penelitian 26

  2. Desain Penelitian 26

B. Populasi, Prosedur Sampling, dan Sampel Penelitian ….. 28

  1. Populasi 28

  2. Teknik Pengambilan Sampel 29

  3. Sampel Penelitian 29

C. Variabel Penelitian dan Indikator Variabel Penelitian 30

  1. Variabel Bebas ................................................................................... 30

  2. Variabel Terikat ................................................................................. 30

  1. Konsep Persepsi Petani tentang Program PUAP ......................... 30

  2. Konsep Minat menjadi anggota Program PUAP ......................... 32

  1. Indikator Variabel Penelitian ............................................................. 33

  1. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data .............................................. 33

  1. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 33

  2. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................35

  1. Uji Validitas ................................................................................. 36

  2. Uji Reliabilitas ............................................................................. 38

  1. Teknik Analisis Data ............................................................................... 42

  1. Analisis Deskriptif Presentase ........................................................... 42

  2. Analisis Statistik ................................................................................ 42

  1. Analisis Regresi Linier Sederhana .............................................. 42

  2. Uji Koefisien Determinasi ........................................................... 44

  3. Uji Signifikan .............................................................................. 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 46

A. Kondisi Objek Penelitian 46

  1. Keadaan Umum Desa Kendayakan Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal 46

  2. Sejarah Berdirinya Program PUAP di Desa Kendayakan Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal 47

B. Deskriptif Data Penelitian 49

1. Analisis Deskriptif 49

  1. Deskriptif Variabel Persepsi Petani Tentang Program PUAP ..... 49

  2. Deskriptif Variabel Minat Menjadi Anggota Program PUAP ..... 50

2. Analisis Statistik 50

  1. Analisis Regresi Linier Sederhana ............................................... 50

  2. Uji Koefisien Determinasi ........................................................... 53

  3. Uji T ............................................................................................. 54

  1. Pengujian Hipotesis Penelitan 54

  2. Pembahasan 55

BAB V PENUTUP 57

  1. Simpulan 57

  2. Saran 58

DAFTAR PUSTAKA 59

LAMPIRAN-LAMPIRAN 61

DAFTAR TABEL

Tabel 3.2 Populasi Anggota Program PUAP Pada Gapoktan Margi Rahayu 28

Tabel 3.3 Konsep, Dimensi Konsep, dan Indikator Pernyataan Persepsi Petani Tentang Program PUAP 31

Tabel 3.4 Konsep, Dimensi Konsep, dan Indikator Pernyataan Minat menjadi anggota Program PUAP 32

Tabel 3.5 Indikator Variabel Persepsi petani dan Minat menjadi anggota Program PUAP 33

Tabel 3.6 Skor Jawaban Angket 35

Tabel 3.7 Rekapitulasi Hasil Validitas Angket Persepsi Petani Tentang Program PUAP 37

Tabel 3.8 Rekapitulasi Hasil Validitas Angket Minat Menjadi Anggota Program PUAP 38

Tabel 3.9 Koefisien Korelasi 39

Tabel 4.1 Anggota Program PUAP Desa Kendayakan ............................................. 48

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Persepsi Petani Tentang Program PUAP ................. 50

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Minat Menjadi Anggota Program PUAP ................. 50

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Analisis 24

Gambar 3.1 Desain Penelitian 27

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Surat Izin Penelitian 62

Lampiran II Surat Keterangan Penelitian dari Desa 63

Lampiran III Angket 64

Lampiran IV Data Responden 67

Lampiran V Uji Coba Angket ............................................................................ 69

Lampiran VI Tabel Skor Angket 73

Lampiran VII Tabel Nilai Product Moment ......................................................... 77

Lampiran VIII Tabel T Statistika ...........................................................................78

Lampiran IX Tabel Nilai Skor ............................................................................ 82

Lampiran X Tabel Skor Regresi Linier Sederhana ............................................ 88

Lampiran XI Tabel Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Kendayakan ......... 91

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara agraris di wilayah Asia Tenggara. Letak Indonesia yang strategis yaitu diantara dua posisi silang dan dilalui garis katulistiwa serta beriklim tropis, posisi ini menguntungkan untuk aktivitas pertanian. Karena intensitas sinar matahari yang cukup, curah hujan dan kelembaban tinggi, dan angin yang sedang serta kondisi tanah yang sangat subur. Oleh karena itu sebagian besar penduduk Indonesia bermatapencaharian bercocoktanam atau pertanian.

Aktivitas usaha pertanian umumnya memiliki corak pengolahan lahan garapan yang relatif sempit dan modal yang terbatas. Guna meningkatkan hasil pertanian, berbagai upaya telah dilakukan oleh beberapa pihak khususnya pemerintah dengan mencanangkan program-program penanggulangan kemiskinan, memberikan fasilitas bantuan modal usaha untuk para petani pemilik, petani penggarap, buruh tani, maupun rumah tangga tani. Salah satunya program yang melalui pendekatan pengembangan usaha agribisnis untuk memperkuat kelembagaan pertanian di pedesaan.

Program pemerintah yang berbasis usaha agribisnis di pedesaan salah satunya adalah Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP). Program ini merupakan terobosan dari Kementerian Pertanian yang dikhususkan kepada para petani di pedesaan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup, kemandirian, mengurangi angka kemiskinan, membuka lapangan kerja dan kesejahteraan dengan memberikan fasilitas bantuan modal usaha untuk para petani pemilik, petani penggarap, buruh tani, maupun rumah tangga tani.

Di dalam hal ini Program PUAP diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif untuk petani, menjadi lembaga ekonomi yang dimiliki dan dikelola oleh petani yang dikoordinasikan melalui Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang merupakan kelembagaan tani pelaksana Program PUAP sebagai penyalur bantuan modal usaha bagi petani untuk meningkatkan kualitas hidup, kesejahteraan, dan kemandirian petani. Namun Program PUAP yang ada di Desa Kendayakan Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal menghadapi berbagai kendala, yaitu tidak semua petani memahami Program PUAP. Hal ini dikarenakan kendala lain yaitu tidak semua petani bergabung dalam anggota Gapoktan Program PUAP, sehingga mereka memiliki persepsi yang berbeda-beda tentang program tersebut. Berdasarkan data laporan pertanggungjawaban kepala desa pada akhir tahun anggaran 2013 tercatat sebesar 30 orang petani pemilik dan 990 orang petani penggarap, namun yang terdaftar sebagai anggota Gapoktan kelembagaan tani pelaksana Program PUAP sekitar 344 orang. Sehingga perlu dikaji guna mengetahui lebih jelas mengenai persepsi masyarakat petani terhadap minat menjadi anggota Program PUAP di Desa Kendayakan Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, beberapa masalah yang dapat diidentifikasikan dan dijadikan alasan penulis untuk membahas judul penelitian adalah sebagai berikut:

  1. Pemahaman dan persepsi petani mengenai Program PUAP di Desa Kendayakan Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal.

  2. Minat petani menjadi anggota Program PUAP di Desa Kendayakan Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal.

C. Pembatasan Masalah

Untuk mengatasi masalah pada objek penelitian maka peneliti membatasi masalah yaitu persepsi dan minat petani terhadap Program PUAP di Desa Kendayakan Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal. Persepsi merupakan proses penerimaan informasi tentang pengertian dunia di sekitar kita khususnya Program PUAP, kemudian penerimaan informasi tersebut menjadi suatu sugesti antara rasa ketertarikan dan tidak tertarik pada Program PUAP.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah penelitian yang dapat dirumuskan adalah apakah ada pengaruh persepsi petani terhadap minat menjadi anggota Program PUAP di Desa Kendayakan Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal?.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka tujuan yang akan dicapai adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh persepsi petani terhadap minat menjadi anggota Program PUAP di Desa Kendayakan Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretik

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan untuk pengembangan ilmu pengetahuan kewirausahaan khususnya pembangunan dibidang pertanian. Di samping itu hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian berikutnya sehingga hasilnya dapat lebih sempurna.

2. Manfaat Praktik

a. Manfaat Bagi Gapoktan Margi Rahayu

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi Gapoktan Margi Rahayu dalam hal pengembangan dan pembinaan kelompok tani sebagai upaya memandirikan petani di pedesaan khususnya di Desa Kendayakan Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal.

b. Manfaat Bagi Petani

  1. Memberikan pengetahuan bagi petani agar dapat meningkatkan jumlah petani yang bergabung dalam anggota Gapoktan Program PUAP.

  2. Memberikan pemahaman kepada petani agar dapat meningkatkan aktivitas kegiatan usaha agribisnis di pedesaan.

c. Manfaat Bagi Peneliti

  1. Sebagai wahana pengembangan ilmu pengetahuan terutama tentang usaha agribisnis.

  2. Memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pancasakti Tegal.

d. Manfaat Bagi Pembaca

Sebagai tambahan wawasan dan pengetahuan mengenai persepsi petani terhadap minat menjadi anggota Program PUAP.

BAB II

TINJAUAN TEORETIK, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Teoretik

  1. Persepsi Tentang Program PUAP

    1. Pengertian Persepsi Tentang Program PUAP

Setiap ada suatu pembicaraan tanpa disadari dapat menimbulkan persepsi terhadap objek tertentu. Persepsi bersifat individual meskipun rangsangan yang diterima adalah sama. Namun setiap orang memiliki pengalaman dan cara berpikir yang berbeda satu sama lain, oleh karena itu dapat dimungkinkan terjadi perbedaan persepsi pada setiap orang. Menurut Slameto (2010:102), persepsi merupakan proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak seseorang. Interaksi seseorang terhadap lingkungannya dapat menimbulkan suatu konsep pemahaman tentang objek yang biasa disebut persepsi. Interaksi tersebut dapat terjadi melalui panca indera seseorang yang meliputi indera penglihatan, pendengaran, peraba, perasa dan pencium. Oleh karena itu dapat dikatakan persepsi timbul dari rangsangan yang diterima oleh indera seseorang ke dalam otak seseorang.

Persepsi membantu seseorang dalam memilih, mengatur dan menafsirkan rangsangannya menjadi gambaran tentang objek yang utuh dan menjadi bermakna. Mc.Shane dan Glinow–Wibowo (2013:59) mengemukakan persepsi merupakan proses menerima informasi dan membuat pengertian tentang suatu objek. Dimana dalam interaksi tersebut memerlukan pertimbangan dalam menangkap informasi, bagaimana mengkategorikan informasi tersebut dan bagaimana menafsirkannya dalam otak seseorang tentang suatu objek.

Selanjutnya menurut Maufur dan Faz (2012:72), serta Rakhmat (2011:50), persepsi merupakan pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Di dalam hal ini berarti persepsi seseorang dapat ditinjau dari pengalamannya terhadap suatu objek maupun peristiwa tertentu sehingga dapat ditentukan maknanya sebagai suatu informasi yang bernilai. Pengalaman seseorang pada masa lalu tentang suatu objek dapat mempengaruhi penafsirannya terhadap objek tersebut.

Berdasarkan pendapat Slameto (2010), Maufur dan Faz Mc.Shane dan Glinow–Wibowo (2013), maka dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan pemahaman seseorang terhadap suatu objek berdasarkan pengalaman maupun informasi yang diterima dari pihak lain. Objek yang dimaksud dapat berupa suatu kegiatan atau program. Di dalam kaitannya dengan pengembangan Program PUAP, para petani memiliki persepsi tertentu terhadap program tersebut. Oleh karena itu yang dimaksud dengan persepsi petani tentang Program PUAP dalam penelitian ini adalah pemahaman petani terhadap Program PUAP berdasarkan pengalaman dan informasi yang berkembang berkaitan dengan program tersebut.

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Petani Tentang Program PUAP

Persepsi seseorang dapat ditinjau dari faktor pengalaman dan informasi yang berkembang di sekitarnya. Menurut Rakhmat (2011:50) persepsi ditentukan oleh faktor personal dan situasional. Faktor personal dapat berupa pengalaman dan faktor situasional dapat berupa informasi yang berkembang di lingkungan masyarakat. Lebih lanjut disampaikan juga, bahwa ada faktor lain yang sangat mempengaruhi persepsi, yaitu perhatian. Selanjutnya ditambahkan oleh Maufur dan Faz (2012:73) bahwa perhatian menjadi awal terjadinya persepsi seseorang.

Menurut Notoatmodjo (2010) (http://miklotof.wordpress.com), faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya persepsi seseorang adalah 1) perhatian, 2) harapan, 3) kebutuhan, 4) ciri kepribadian, dan 5) sistem nilai.

1. Perhatian

Perhatian adalah proses mental ketika rangsangan atau rangkaian rangsangan menjadi menonjol dalam kesadaran (Maufur dan Faz, 2012:73). Setiap orang biasanya tidak menangkap seluruh rangsangan yang ada di sekitar lingkungannya secara bersamaan, kecenderungan seseorang lebih pada memfokuskan pada suatu objek. Perbedaan fokus perhatian antara satu orang dengan orang lain akan menyebabkan perbedaan persepsi. Sebagai contoh; seorang tukang rias akan lebih akan lebih memperhatikan kesempurnaan riasan orang, daripada seorang koki atau tukang masak.

2. Harapan

Harapan seseorang akan rangsangan yang akan timbul. Perbedaan harapan akan menyebabkan adanya perbedaan persepsi. Contoh sederhana; seseorang akan lebih peka mencium bau masakan ketika lapar, daripada orang lain yang baru saja makan.

3. Kebutuhan

Baik kebutuhan sesaat maupun kebutuhan menetap pada setiap individu akan mempengaruhi persepsi orang tersebut. Kebutuhan yang berbeda akan menyebabkan perbedaan persepsi bagi tiap orang. Sebagai contoh kebutuhan menurut pekerjaan/profesi; petani membutuhkan cangkul, sedangkan dokter membutuhkan alat suntik.

4. Ciri kepribadian

Dimana pola kepribadian yang dimiliki oleh setiap individu akan menghasilkan persepsi yang berbeda. Sebagai contoh; orang mempunyai sifat periang, pemimpin, pendiam dan lain-lain.

5. Sistem nilai

Dimana sistem nilai yang berlaku dalam suatu budaya dalam masyarakat dapat mempengaruhi persepsi seseorang. Sebagai contoh; memiliki mobil dengan merek terkenal dapat memberikan kebanggaan bagi pemiliknya atau prestise tersendiri.

Persepsi seseorang terhadap suatu objek berkaitan dengan faktor pemilihan, pengelolaan dan penafsiran (Maufur dan Faz, 2012:74). Pendapat lain menurut Utami (2012:10) yang harus dipenuhi seseorang berkenaan dengan proses persepsi adalah sebagai berikut:

1. Objek

Objek menimbulkan rangsangan mengenai alat indera seseorang atau reseptor rangsangan yang datang secara langsung mengenai saraf yang peka terhadap rangsangan panca indera.

2. Indera

Indera merupakan alat untuk menerima suatu rangsangan, selain itu juga harus ada saraf sensorik sebagai alat untuk menentukan rangsangan yang diterima oleh seseorang.

3. Perhatian

Untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian yang merupakan langkah pertama sebagai suatu pencapaian dalam mengadakan persepsi.

Faktor-faktor tersebut di atas, selanjutnya akan dijadikan sebagai dimensi konsep persepsi petani tentang Program PUAP. Pada penelitian ini, dimensi konsep persepsi yang dimaksud lebih menekankan pada dimensi perhatian, penafsiran, dan harapan. Oleh karena itu dimensi konsep persepsi petani tentang Program PUAP adalah: 1) perhatian petani terhadap Program PUAP, 2) penafsiran petani tentang Program PUAP, 3) harapan petani terhadap Program PUAP.

  1. Minat Menjadi Anggota Program PUAP

    1. Pengertian Minat Menjadi Anggota Program PUAP

Minat dalam bahas inggris berarti Interest, dalam bahasa arabnya ihtimaam. Apabila seseorang menaruh perhatian terhadap sesuatu maka minat akan menjadi motif yang kuat untuk berhubungan secara lebih aktif dengan sesuatu yang menaruh minatnya. Minat akan semakin kuat jika disalurkan dalam suatu kegiatan, keterikatan minat dengan kegiatan tersebut akan semakin menumbuh kembangkan minat. Sesuai pendapat yang dikemukakan Slameto (2010:180), bahwa minat merupakan suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, maka akan semakin besar minatnya.

Selanjutnya Purnama–Zaskia (2011:26) menjabarkan karakteristik seseorang yang memiliki minat tinggi terhadap sesuatu yaitu; adanya perhatian yang besar, memiliki harapan yang tinggi, berorientasi pada keberhasilan, mempunyai kebanggaan, kesediaan untuk berusaha dan mempunyai pertimbangan yang positif. Berdasarkan karakteristik tersebut dapat dijelaskan bahwa motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minat, dalam hal ini seorang yang memiliki minat cenderung menarik perhatiannya dengan demikian maka timbul motivasi untuk mempelajari dan bersedia berusaha serta mempunyai pemikiran yang positif untuk bergabung dalam program tersebut. Selanjutnya Abdillah–Zaskia (2011:27) mendefinisikan, minat adalah suatu perangkat mental yang meliputi perasaan, harapan, pendirian, prasanngka yang cenderung mengarahkan seseorang kepada suatu pilihan tertentu. Jadi minat dapat dikatakan sebagai dorongan yang kuat bagi seseorang untuk melakukan sesuatu dalam mewujudkan cita-citanya yang menjadi harapannya.

Pendapat mengenai minat juga dikemukakan oleh Witherington (2005:44) menyataka bahwa minat merupakan kesadaran individu terhadap suatu obyek tertentu (benda, orang, situasi, masalah) yang mempunyai sangkut paut dengan dirinya. Minat dipandang sebagai reaksi yang sadar, karena itu kesadaran atau info harus ada terlebih dahulu daripada datangnya minat itu sendiri.

Berdasarkan pendapat Slameto (2010) dan Purnama–Zaskia (2011) dapat disimpulkan bahwa minat merupakan rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh yang ditandai dengan adanya perhatian yang besar, memiliki harapan yang tinggi, berorientasi pada keberhasilan, mempunyai kebanggaan, kesediaan untuk berusaha dan mempunyai pertimbangan yang positif. Aktivitas yang dimaksud berupa suatu kegiatan atau program. Di dalam kaitannya dengan pengambangan Program PUAP, para petani memiliki rasa ketertarikan atau perasaan suka terhadap program tersebut. Oleh karena itu yang dimaksud dengan minat menjadi anggota Program PUAP dalam penelitian ini adalah kemauan karena adanya motivasi petani untuk mempelajari serta berkeinginan menjadi anggota Program PUAP.

b. Unsur Minat Menjadi Anggota Program PUAP

Syah (2005:151) mengemukakan bahwa minat mempunyai ketergantungan pada faktor internal seperti perhatian, kemauan dan kebutuhan. Unsur-unsur inilah yang akan digunakan dalam penelitian ini. Berikut uraian dari beberapa komponen minat tersebut.

1. Perhatian

Seseorang dikatakan berminat apabila individu disertai adanya perhatian, yaitu kreativitas jiwa yang tinggi yang semata-mata tertuju pada suatu objek, jadi seseorang yang berminat terhadap sesuatu objek yang pasti perhatiannya akan memusat terhadap sesuatu objek tersebut. Orang yang menaruh minat pada suatu aktivitas akan memberikan perhatian yang besar. Ia tidak segan mengorbankan waktu dan tenaga demi aktivitas tersebut. Oleh karena itu seorang petani yang mempunyai perhatian terhadap Program PUAP, mereka pasti akan berusaha untuk mencari tahu tentang program tersebut.

2. Kemauan

Kemauan yang dimaksud adalah dorongan yang terarah pada suatu tujuan yang dikehendaki oleh akal pikiran seseorang. Dorongan ini akan melahirkan timbulnya suatu perhatian terhadap suatu objek. Sehingga dengan demikian akan muncul minat seseorang yang bersangkutan. Seorang petani yang memiliki keinginan yang kuat untuk menjadi anggota Program PUAP, maka mereka akan berusaha untuk mencari pengetahuan yang lebih terhadap program tersebut.

3. Kebutuhan

Menurut Suryabrata (2007:70) kebutuhan (motif) yaitu keadaan dalam diri pribadi seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan. Kebutuhan ini hanya dapat dirasakan sendiri oleh seorang individu. Kebutuhan ini hanya dapat dirasakan sendiri oleh seorang individu. Seseorang melakukan aktivitas usaha taninya karena ada yang mendorongnya. Dalam hal ini motivasi sebagai dasar penggeraknya yang mendorong seseorang untuk belajar tentang Program PUAP. Dan minat merupakan potensi psikologi yang dapat dimanfaatkan untuk menggali motivasi bila seseorang sudah termotivasi untuk belajar tentang Program PUAP, maka dia akan melakukan aktivitas belajar dalam rentangan waktu tertentu.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Petani untuk Menjadi Anggota Program PUAP

Minat merupakan suatu pemusatan perhatian yang tidak disengaja yang tercipta dengan penuh kemauan. Menurut Slameto (2010:110) minat ditentukan oleh faktor motif sosial dan emosional. Faktor motif sosial yaitu kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan dan penghargaan dari lingkungan dimana seseorang itu berada dan faktor emosional yaitu ukuran intensitas seseorang dalam menaruh perhatian terhadap suatu kegiatan atau objek tertentu.

Menurut Mahmud (2001:56) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi minat menjadi anggota Program PUAP adalah sebagai berikut:

1. Faktor Dorongan

Faktor dorongan yang berasal dari dalam yaitu rangsangan dari dalam diri atau pembawaan yang sesuai dengan keinginan atau kebutuhan seseorang akan mudah menimbulkan minat seseorang, kebutuhan ini dapat berupa kebutuhan yang berhubungan dengan jasmani dan kejiwaan. Dengan kata lain rasa ingin tahu atau dorongan untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan berbeda. Sebagai contoh; seseorang berminat untuk mempelajari ilmu mekanik, melakukan penelitian ilmiah, atau melakukan aktivitas lain yang belum pernah mereka lakukan.

2. Faktor Motif Sosial

Minat seseorang terhadap suatu objek atau sesuatu hal, dengan kata lain timbulnya minat dari seseorang dapat didorong dari motif sosial yaitu minat dalam upaya mengembangkan diri dari dan dalam ilmu pengetahuan untuk mendapatkan penghargaan dan lingkungan dimana seseorang itu berada.

3. Faktor Emosional

Faktor ini merupakan ukuran intensitas atau keadaan tingkatan seseorang dalam menaruh perhatian terhadap suatu kegiatan atau objek tertentu. Dengan kata lain minat yang berkaitan dengan perasaan dan emosi. Sebagai contoh; keberhasilan seseorang akan menimbulkan perasaan puas atau bangga dan akan meningkatkan minat, sedangkan kegagalan dapat menghilangkan minat seseorang.

Pendapat lain menurut Praharani (2014:15) faktor-faktor yang mempengaruhi minat diantaranya minat intrinsik dan minat ekstrinsik, penjelasannya adalah sebagai berikut:

1. Minat intrinsik

Minat intrinsik yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap orang sudah ada dorongan untuk melakukan suatu tindakan. Dengan kata lain minat intrinsik adalah minat yang berasal dari dalam diri seseorang atau minat yang langsung berhubungan dengan aktivitas itu sendiri, yang merupakan minat asli dan mendasar. Sebagai contoh; seorang belajar karena memang senang membaca buku, bukan karena ingin dipuji.

2. Minat ekstrinsik

Minat ekstrinsik yaitu motif yang aktif dan berfungsi karena adanya suatu rangsangan dari luar, atau minat yang bersumber dari luar seseorang, atau dengan kata lain minat yang berhubungan dengan tujuan akhir dari suatu kegiatan. Sebagai contoh; seseorang yang belajar dengan tujuan agar menjadi juara kelas atau lulus ujian.

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap minat di atas, selanjutnya akan dijadikan sebagai dimensi konsep minat menjadi anggota Program PUAP. Pada penelitian ini, konsep minat menjadi anggota Program PUAP lebih menekankan pada faktor 1) perhatian, 2) keinginan, dan 3) kebutuhan.

  1. Program PUAP

    1. Pengertian Program PUAP

Penanggulangan hasil-hasil pertanian sudah banyak dilakukan dengan cara-cara yang lebih maju dengan mempertimbangkan sifat-sifat bakal hasil pertanian dan pembagiannya. Penanggulangan hasil-hasil pertanian tersebut dimulai dari rantai produksi, pengolahan, dan pemasaran yang dikenal sebagai agribisnis. Menurut Mulyadi (2003:219), agribisnis merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai subsistem, yaitu yang pertama subsistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi, teknologi dan pengembangan sumber daya pertanian, kedua subsistem produksi pertanian atau usahatani, ketiga subsistem pengolahan hasil-hasil pertanian atau agroindustri, dan yang keempat subsistem pemasaran hasil-hasil pertanian. Disamping empat subsistem tersebut, kegiatan agribisnis terkait dengan pelayanan pemerintah seperti penelitian, penyuluhan, pengaturan, dan kebijaksanaan pertanian. Dengan kata lain kegiatan agribisnis merupakan suatu kegiatan dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan yang meliputi sebagian atau seluruh sektor agribisnis tersebut, yaitu sektor masukan, sektor produksi, dan sektor keluaran.

Selanjutnya menurut Santosa–Andrianto (2014:252) mengemukakan arti sempit agribisnis yakni merupakan suatu perdagangan atau pemasaran hasil pertanian sebagai upaya memaksimalkan keuntungan. Sedangkan dalam arti luas agribisnis diartikan sebagai suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mulai mata rantai produksi, pengolahan, dan pemasaran hasil yang ada hubungannya dengan komoditi pertanian dalam arti luas yaitu meliputi usaha tani, perkebunan, kehutanan, perikanan, dan peternakan dengan tujuan untuk mendapatkan untung.

Lebih lanjut Anonim–Andrianto (2014:254) mengemukakan kegiatan agribisnis meliputi kegiatan-kegiatan On Farm, Off Farm, dan Non Farm. On farm yaitu suatu kegiatan pertanian yang dilaksanakan pada lahan sendiri. Di dalam hal ini petani dituntut memiliki pengetahuan dan keterampilan pertanian yang cukup memadai, karena posisinya sebagai pemilik sekaligus pengusaha pertanian. Petani yang melakukan segala usaha tani mulai dari menyediakan masukan, produksi, dan pengeluaran yang meliputi pengolahan dan pemasaran. Sedangkan Off Farm adalah suatu kegiatan pertanian dengan proses produksi pertanian yang dilakukan oleh petani selaku pekerja. Petani dalam hal ini berperan sebagai pemelihara tanaman agar mendapatkan hasil yang dibutuhkan. Misalnya petani melakukan pengolahan tanah dengan mencangkul atau membajak, menyiapkan tempat untuk pembibitan, dan lain-lain. Sementara yang disebut dengan Non Farm yaitu suatu kegiatan atau usaha yang bukan pertanian tetapi masih termasuk kegiatan yang mendukung kegiatan agribisnis. Contohnya perusahaan yang membuat peralatan dan mesin pertanian.

Pengembangan agribisnis merupakan suatu upaya dalam menumbuhkembangkan usaha agribisnis sesuai dengan potensi pertanian desa sasaran Program PUAP. Menurut Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia nomor: 01/Permentan/OT.140/1/2014 Program PUAP adalah program dari kementerian pertanian bagi petani di pedesaan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup, kemandirian, mengurangi angka kemiskinan, membuka lapangan kerja dan kesejahteraan dengan memberikan fasilitas bantuan modal usaha untuk para petani pemilik, petani penggarap, buruh tani, maupun rumah tangga tani yang salah satu tujuannya yaitu memberikan kepastian akses pembiayaan kepada petani anggota Gapoktan. Struktur Program PUAP terdiri dari Gapoktan, penyuluh pendamping, dan penyedia mitra tani, sehingga memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi pedesaan untuk pengembangan kegiatan usaha agribisnis di pedesaan.

Dapat disimpulkan bahwa agribisnis merupakan sistem pertanian yang saling terkait mulai dari sistem hulu sampai dengan sistem hilir yang memanfaatkan sumber daya yang ada dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup petani serta mewujudkan kemandirian bagi petani.

    1. Pola Dasar dan Strategi Pelaksanaan Program PUAP

      1. Sasaran Program PUAP.

Sasaran PUAP menurut Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia nomor: 01/Permentan/OT/.140/1/2014 yaitu sebagai berikut:

        1. Berkembangnya usaha agribisnis di desa, terutama desa yang dikategorikan sebagai desa miskin sesuai dengan potensi pertanian desa.

        2. Berkembangnya Gapoktan yang dimiliki serta dikelola oleh petani untuk dijadikan lembaga ekonomi.

        3. Meningkatnya kesejahteraan rumah tangga petani, terutama petani miskin (pemilik dan penggarap) skala kecil serta buruh tani.

        4. Berkembangnya usaha agribisnis yang mempunyai siklus usaha.

      1. Pola Dasar Program PUAP

Pola dasar PUAP dirancang untuk meningkatkan keberhasilan penyaluran dana BLM PUAP kepada Gapoktan dalam mengembangkan Usaha Produktif petani untuk mendukung 4 (empat) Sukses Pembangunan Pertanian menurut Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia nomor: 01/Permentan/OT/.140/1/2014, yaitu:

a) Swasembada dan Swasembada berkelanjutan.

b) Diversifikasi pangan.

c) Nilai tambah, daya saing, dan ekspor.

d) Peningkatan kesejahteraan petani.

Untuk menunjang tujuan tersebut, komponen utama dari pola dasar pengembangan PUAP, yaitu:

a) Keberadaan Gapoktan.

b) Keberadaan penyuluh dan PMT sebagai pendamping.

c) Penyaluran dana BLM kepada petani pemilik penggarap, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani.

d) Pembekalan pengetahuan tentang PUAP bagi pengurus Gapoktan.

3. Strategi Dasar Program PUAP

Strategi dasar Program PUAP menurut Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia nomor: 01/Permentan/OT/.140/1/2014 adalah:

  1. Optimalisasi potensi agribisnis di desa miskin.

  2. Fasilitasi modal usaha bagi petani pemilik penggarap, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani miskin.

  3. Penguatan kelembagaan Gapoktan sebagai lembaga ekonomi yang dikelola dan dimiliki oleh petani.

  4. Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan PUAP.

4. Strategi Operasional Program PUAP

Strategi operasional Program PUAP menurut Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia nomor: 01/Permentan/OT/.140/1/2014 adalah sebagai beikut:

  1. Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan PUAP dilaksanakan melalui, sebagai berikut:

          1. Pembekalan pengetahuan bagi petugas tim teknis Kecamatan, Kabupaten/Kota sebagai pendamping dan pembina PUAP.

          2. Rekrutmen PMT.

          3. Pembekalan pengetahuan tentang PUAP bagi pengurus Gapoktan oleh Tim Teknis Kabupaten/Kota, sebelum dana BLM PUAP dicairkan.

          4. Pendampingan bagi petani oleh penyuluh dan PMT bagi pengurus Gapoktan.

        1. Optimalisasi potensi agribisnis di Desa Miskin dilaksanakan melalui:

  1. Identifikasi potensi desa.

  2. Penentuan usaha agribisnis (hulu, budidaya dan hilir).

  3. Penyusunan dan pelaksanaan RUB berdasarkan usaha agribisnis.

        1. Fasilitas modal usaha bagi petani pemilik penggarap, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani miskin dilaksanakan melalui, sebagai berikut:

  1. Penyaluran dana BLM PUAP kepada pelaku agribisnis melalui Gapoktan.

  2. Pembinaan teknis usaha agribisnis dan alih teknologi.

  3. Fasilitas pengembangan kemitraan dengan sumber permodalan.

        1. Penguatan kelembagaan Gapoktan dilaksanakan melalui:

  1. Pendampingan Gapoktan oleh Penyuluh dan PMT di setiap Kabupaten/Kota.

  2. Peningkatan kapasitas Gapoktan membentuk lambaga ekonomi petani di pedesaan.

5. Pelaksanaan Kegiatan Program PUAP

Pelaksanaan kegiatan Program PUAP menurut Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia nomor: 01/Permentan/OT/.140/1/2014, meliputi:

        1. Identifikasi dan verifikasi usulan Desa calon lokasi serta Gapoktan calon penerima dana BLM PUAP.

        2. Verifikasi, pemberkasan, dan penetapan Desa/Gapoktan penerima dana BLM PUAP.

        3. Pelatihan bagi fasilitator (Penyuluh dan PMT) serta pembekalan pengetahuan tentang PUAP bagi pengurus Gapoktan.

        4. Rekrutmen dan pelatihan PMT.

        5. Sosialisasi dan koordinasi kegiatan PUAP.

        6. Pendampingan.

        7. Penyaluran BLM PUAP.

        8. Pembinaan dan pengendalian.

        9. Pengawasan.

        10. Evaluasi dan pelaporan.

B. Kerangka Analisis

Suatu penelitian harus memiliki suatu desain penelitian yang digunakan untuk menganalisis suatu objek penelitian. Metode yang digunakan untuk pengumpulan data adalah dengan angket dan dokumentasi. Tujuan akhir dari penelitian ini adalah untuk menguji indikator persepsi petani terhadap minat menjadi anggota Program PUAP.

Gambar 2.1: Kerangka Analisis

Alur Kerangka Berpikir Penelitian

Persepsi petani tentang Program PUAP (X)



Minat menjadi anggota Program PUAP

(Y)


Dari kerangka pemikiran di atas dapat dijelaskan bahwa variabel persepsi petani berpengaruh terhadap minat menjadi anggota Program PUAP.

C. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari masalah penelitian yang kemudian perlu diuji kebenarannya. Hipotesis menyatakan relasi mengenai hal-hal yang dikaji oleh peneliti. (Basukiyatno dan Yulianto, 2010:33)

Berdasarkan tujuan teoritik dan kerangka analisis yang telah dijelaskan di atas maka perumusan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan persepsi petani terhadap minat menjadi anggota Program PUAP di Desa Kendayakan Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal.

Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan persepsi petani terhadap minat menjadi anggota Program PUAP di Desa Kendayakan Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Desain Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif inferensial. Penelitian kuantitatif menurut Sunyoto (2013:5) adalah penelitian yang dalam kegiatannya bertujuan untuk menguji, menjelaskan hubungan antara fenomena atau variabel yang satu dengan variabel yang lain dan menggunakan instrumen pengumpulan data yang menghasilkan data statistik. Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang berusaha mencari hubungan antara satu variabel dengan variabel lain. Lebih tepatnya penelitian asosiatif interaktif. (Basukiyatno dan Yulianto, 2010:10).

2. Desain Penelitian

Sukmadinata (2011:315), desain penelitian merupakan prosedur atau langkah-langkah yang ditempuh dalam pengumpulan dan analisis data, mencakup metode penelitian, sumber dan teknik pengumpulan data yang digunakan.

Desain diperlukan sebelum membuat sesuatu agar hasilnya sesuai dengan keinginan atau harapan. Penelitian ini menguji hipotesis yang diajukan, sehingga desain dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Masalah

Kajian Teori


Hipotesis Penelitian


Pengumpulan Data Dengan Menggunakan Angket


Analisis Data


Pengujian Hipotesis


Kesimpulan


Gambar 3.1. Desain Penelitian

Keterangan:

Berdasarkan gambar 3.1 di atas, bahwa penelitian ini diawali dari menemukan masalah. Masalah merupakan suatu kesenjangan, kesenjangan tersebut terjadi karena adanya perbedaan Gap atau ketidaksesuaian antara kenyataan dengan konsep teori. Maka, dengan adanya Gap tersebut peneliti merumuskan dan membatasi masalah, selanjutnya mengumpulkan dan menganalisis data, dari analisis data tersebut kemudian peneliti menguji hipotesis sampai pada hasil temuan dan disimpulkan.

B. Populasi, Prosedur Sampling, dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Sukardi (2007:53) berpendapat bahwa populasi adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari akhir suatu penelitian. Dalam penelitian ini yang dimaksud populasi adalah petani seluruh anggota Gapoktan Margi Rahayu Desa Kendayakan Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal dengan jumlah 344 orang yang berasal dari 9 kelompok tani. Adapun data mengenai jumlah anggota Gapoktan yang tergabung dalam Program PUAP dapat ditunjukkan pada tabel 3.2 sebagai berikut:

Tabel 3.2. Populasi anggota Program PUAP pada Gapoktan Margi Rahayu Desa Kendayakan Kec. Warureja Kab. Tegal

No.

Nama Kelompok Tani

Jumlah Anggota Program PUAP

1

Sagitani

40

2

Tani Maju

40

3

Baron Tani

35

4

Tirto Sari

36

5

Mukti Rahayu

39

6

Subur Jaya

38

7

Tani Jaya

37

8

Baron Jaya

34

9

Sumber Hasil

45

Jumlah

344

Sumber: Data Pengurus Gapoktan Margi Rahayu, Nopember 2014

2. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel menggunakan prosedur sampling insidental. Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila kebetulan orang yang kebetulan ditemui ini cocok sebagai sumber data dan merupakan bagian dari populasi. (Sugiyono, 2010:123). Pada penelitian ini pengambilan sampling menggunakan teknik Sampling Insidental karena semua petani yang tergabung dalam Gapoktan Margi Rahayu diasumsikan mempunyai hak dan kewajiban yang sama yaitu sebagai anggota dalam Program PUAP.

3. Sampel Penelitian

Sampel menurut Basukiyatno dan Yulianto (2010:27) adalah bagian dari populasi yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang mampu mewakili populasi. Di dalam penelitian ini yang merupakan sampel adalah sebagian dari jumlah petani Gapoktan Margi Rahayu Desa Kendayakan Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal. Penentuan jumlah sampel menurut Arikunto (2010:185) yaitu apabila subyek penelitian kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Namun apabila subyeknya besar atau lebih dari 100, maka dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%. Pada penelitian ini jumlah sampel ditentukan sebanyak 20% dari jumlah populasi. Karena jumlah populasi sebanyak 344 oarang, maka jumlah sampel yang harus diambil adalah: 20% x 344 = 68,80 atau dibulatkan menjadi 69. Jadi jumlah sampel yang diambil pada penelitian ini adalah 69 orang.

C. Variabel Penelitian dan Indikator Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2010:10). Menurut Kerlinger – Basukiyatno (2010:49) menyatakan bahwa variabel penelitian merupakan suatu konsep. Di dalam penelitian ini terdapat dua konsep yaitu persepsi petani tentang Program PUAP sebagai variabel bebas (X), dan Minat menjadi anggota Program PUAP sebagai variabel terikat (Y).

1. Variabel bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau variabel penyebab. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah persepsi petani tentang Program PUAP.

2. Variabel terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau variabel yang menjadi akibat. Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah minat menjadi anggota Program PUAP.

a. Konsep Persepsi Petani tentang Program PUAP

Konsep persepsi petani tentang Program PUAP terbatas pada pemahaman petani mengenai Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) yang digulirkan kepada petani. Konsep ini dapat dijabarkan ke dalam tiga dimensi, yaitu 1) perhatian terhadap Program PUAP, 2) penafsiran Program PUAP, 3) harapan dari adanya Program PUAP. Gambaran lengkap mengenai konsep, dimensi konsep dan indikator pernyataan dapat ditunjukkan pada tabel 3.3. berikut ini:

Tabel 3.3. Konsep, Dimensi konsep, dan Indikator pernyataan Persepsi petani tentang Program PUAP.

Konsep

Dimensi Konsep

Indikator Pernyataan

No.

Item

Persepsi petani tentang Program PUA adalah pemahaman petani terhadap Program PUAP berdasarkan pengalaman dan informasi yang berkembang berkaitan dengan program tersebut.

  1. Perhatian terha-dap Program PUAP.

  1. Memahami pembangan pro-gram PUAP.

  2. Mendukung Program PUAP yang di Desa Kendayakan.

  3. Mengikuti kegiatan pem-bekalan pengetahuan ten-tang Program PUAP yang diselenggarakan di


  1. Penafsiran Program PUAP.

  1. Kemandirian Petani

  2. Optimisme adanya pro-gram PUAP membuat petani semakin produktif.

  3. Peningkatan produktivitas petani.


  1. Harapan dari adanya Program PUAP.

  1. Harapan petani terhadap Program PUAP yang ber-kelanjutan.

  2. Harapan petani adanya Program PUAP di Desa Kendayakan dapat mening-katkan kualitas hidupnya.

  3. Keinginan petani melalui Program PUAP mendapat kepastian akses BLM lebih mudah.


b. Konsep Minat menjadi anggota Program PUAP

Konsep minat menjadi anggota Program PUAP terbatas pada keinginan petani memperoleh BLM melalui Program PUAP untuk mengembangkan usaha tani yang digulirkan kepada petani. Konsep ini dapat dijabarkan ke dalam tiga dimensi, yaitu 1) perhatian ketertarikan pada Program PUAP, 2) keinginan berkembangnya Program PUAP, 3) kebutuhan untuk mengembangkan usaha tani melalui Program PUAP. Gambaran lengkap mengenai konsep, dimensi konsep dan indikator pernyataan dapat ditunjukkan pada tabel 3.4 berikut ini:

Tabel 3.4. Konsep, Dimensi konsep, dan Indikator pernyataan Minat menjadi anggota Program PUAP.

Konsep

Dimensi Konsep

Indokator Pernyataan

No. Item

Minat menjadi anggota Program PUAP adalah kemauan karena adanya motivasi petani untuk mempelajari serta berkeinginan menjadi anggota Program PUAP.

  1. Perhatian ket-ertarikan pada Program PUAP.

  1. Ketertarikan petani pada Program PUAP karena dimungkinkan memberi perubahan positif untuk petani.

  2. Upaya petani dapat terlibat dalam Program PUAP yang ada di Desa Kendayakan.

  3. Upaya petani dalam memahami semua materi pembekalan yang disajikan oleh penyuluh pertanian.


  1. Keinginan ber-kembangnya Program PUAP.


  1. Harapan petani tentang Program PUAP dapat kembang.

  2. Keinginan petani terhadap Program PUAP supaya menjadi petani yang produktif.

  3. Harapan petani supaya dapat memperoleh BLM melalui Program PUAP untuk pengembangan usaha tani.


  1. Kebutuhan un-tuk me-ngembangkan usaha tani melalui Pro-gram PUAP.


  1. Terbantunya petani dalam pengembangan usaha tani pada Program PUAP.

  2. Tercukupinya kebutuhan keluarga petani dengan adanya Program PUAP.

  3. Kemandirian petani dengan adanya Proggram PUAP.


3. Indikator Variabel Penelitian

Tabel 3.5. Indikator Variabel Persepsi petani dan Minat menjadi anggota Program PUAP

Variabel

Indikator

Butir Pernyataan

Persepsi Petani

(X)

Perhatian

Penafsiran

Harapan



1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9.

Minat menjadi anggota PUAP

(Y)

Perhatian

Keinginan

Kebutuhan




10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18.


D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang sesuai dengan apa yang diharapkan dalam penelitian, maka diperlukan alat atau metode untuk mendapatkan data yang tepat dan objektif. Data untuk penelitian ini diperoleh dari:

a. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan pengumpulan data dimana peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan dan sebagainya (Arikunto, 2010:30). Menurut Basukiyatno dan Yulianto (2010:69) dokumentasi adalah pencarian data dengan cara menghimpun keterangan-keterangan yang diperoleh dari dokumen atau catatan tertentu. Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data tentang jumlah anggota Gapoktan Margi Rahayu Desa Kendayakan Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal. Dalam penelitian ini peneliti mengambil data yang menunjang hasil penelitian antara lain jumlah anggota, keadaan kelompok tani Margi Rahayu di Desa Kendayakan Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal.

b. Angket

Angket yaitu alat pengumpulan data yang berisi pertanyaan yang akan diisi atau dijawab oleh responden (Basukiyatno, 2010:65) angket adalah daftar pertanyaan yang didistribusikan melalui pos yang diisi atau juga dijawab dibawah pengawasan peneliti. Menurut Sugiyono (2010:199) angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab. Sedangkan menurut Sudjana (2009:265) angket adalah menjabarkan setiap variabel menjadi sub-variabel yang lebih spesifik dan tunggal. Penelitian ini menggunakan angket yang daftar pertanyaannya dibuat secara terstruktur dengan pertanyaan terbuka (open questions). Angket ini digunakan untuk memperoleh data tentang persepsi petani terhadap minat menjadi anggota Program PUAP di Desa Kendayakan Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal.

Dalam penelitian ini angket diberikan kepada petani untuk mengetahui persepsi mengenai minat menjadi anggota Program PUAP sebanyak 69 orang.

Penyebaran angket dilakukan peneliti dengan cara membagikan angket langsung kepada petani yang akan menjadi objek penelitian. Bentuk angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah checklist () dengan skala likert dimana responden hanya membubuhkan tanda checklist () pada kolom jawaban yang sesuai dengan kondisi yang dialami responden. Penilaian angket menggunakan skala likert yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.6. Skor Jawaban Angket

Jawaban

Skor

Selalu

4

Sering

3

Kadang-kadang

2

Tidak pernah

1

Sumber (Arikunto, 2010)

2. Instrumen Pengumpulan Data

Data merupakan catatan atas kumpulan fakta yang memiliki kedudukan yang penting dalam sebuah penelitian. Menurut Basukiyatno dan Yulianto (2010:52) data merupakan informasi-informasi yang mengenai fakta-fakta atau fenomena-fenomena nyata yang telah diseleksi dan dikumpulkan untuk maksud memecahkan masalah dalam penelitian. Metode angket sebagai salah satu instrumen untuk mengambil data tentang persepsi petani terhadap minat menjadi anggota Program PUAP.

  1. Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen

1. Uji Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan atau instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai kevalidan yang tinggi, dan sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti mempunyai validitas yang rendah (Arikunto, 2010:43).

Untuk menguji validitas angket yang diberikan, penulis menggunakan korelasi product moment dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

rxy : koefisien korelasi antara variabel X dan Y

N : Jumlah subjek uji coba

X : Nilai persepsi petani tentang Program PUAP

Y : Nilai jumlah minat menjadi anggota Program PUAP

Kriteria pengujian validitas dikonsultasikan dengan harga r product moment pada tabel, dengan α jika rxy > rtabel maka item soal tersebut dikatakan valid jika:

  1. Dikatakan valid jika, rhitung lebih besar dari rtabel pada taraf signifikansi 5%

  2. Dikatakan tidak valid jika, rhitung lebih kecil dari rtabel pada taraf signifikansi 5%

Sebaran angket yang telah dibagikan kepada responden dalam hal ini petani di Desa Kendayakan Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal, kemudian dihitung sesuai dengan kriteria skoring angket pada penjelasan sebelumnya. Uji validitas dengan rumus korelasi product moment menggunakan program aplikasi komputer Office Excel dari Microsoft. Hasil skor selengkapnya mengenai angket persepsi petani tentang Program PUAP dan minat menjadi anggota Program PUAP serta perhitungan validitas terdapat dalam lampiran. Adapun rekapitulasi uji validitas dan hasil perhitungan validitas 9 butir angket ditunjukan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.7. Rekapitulasi Hasil Validitas 9 Butir pada angket

Persepsi petani tentang Program PUAP (X)

No

Butir.

rhitung

Product moment

rtabel (n=30)

Product moment

Keterangan


1

0,638

0,361

Valid

2

0,632

0,361

Valid

3

0,517

0,361

Valid

4

0,501

0,361

Valid

5

0,369

0,361

Valid

6

0,021

0,361

Tidak Valid

7

0,496

0,361

Valid

8

0,382

0,361

Valid

9

0,483

0,361

Valid

Tabel 3.8. Rekapitulasi Hasil Validitas 9 Butir pada angket

Minat menjadi anggota Program PUAP (Y)

No

Butir.

rhitung

Product moment

rtabel (n=30)

Product moment

Keterangan


1

0,505

0,361

Valid

2

0,531

0,361

Valid

3

0,420

0,361

Valid

4

0,542

0,361

Valid

5

0,477

0,361

Valid

6

0,143

0,361

Tidak Valid

7

0,410

0,361

Valid

8

0,427

0,361

Valid

9

0,519

0,361

Valid

Butir soal dikatakan valid jika rhitung > rtabel pada taraf signifikan 5%, untuk n=30 diketahui rtabel sebesar 0,361. Dari hasil analisis validitas yang dilakukan untuk angket persepsi petani tentang Program PUAP diperoleh hasil bahwa pertanyaan yang valid adalah nomor 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8 dan 9 kemudian angket yang tidak valid yaitu pertanyaan nomor 6. Sedangkan untuk angket minat menjadi anggota Program PUAP pertanyaan yang dinyatakan valid adalah nomor 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, dan 9, kemudian yang dinyatakan tidak valid adalah nomor 6. Selanjutnya pertanyaan yang tidak valid tidak dipakai dalam penelitian. Perhitungan selengkapnya disajikan dalam lampiran.

2. Uji Reliabilitas Instrumen