Peranan kegiatan Promosi Untuk Menarik Minat Pengguna Menjadi Anggota Perpustakaan Pada Badan Perpustakaan, Arsip, dan Dokumentasi (BPAD) Provinsi Sumatera Utara. Medan
BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1 Perpustakaan
2.1.1 Pengertian Perpustakaan
Perpustakaan merupakan institusi yang diselenggarakan untuk menyediakan koleksi bahan pustaka dan bertujuan untuk melayani kebutuhan masyarakat akan informasi secara menyeluruh. Perpustakaan juga bukan merupakan hal baru bagi masyarakat akan tetapi walaupun perpustakaan bukan merupakan hal baru bagi masyarakat, masih banyak masyarakat yang memberikan definisi yang salah terhadap perpustakaan. Masih banyak yang mengartikan bahwa perpustakaan merupakan suatu tumpukan buku pada satu tempat tertentu. Padahal pada era sekarang ini tidak semua tumpukan buku merupakan suatu perpustakaan. Walaupun ciri dari suatu perpustakaan merupakan adanya bahan pustaka atau yang lebih kita kenal dengan koleksi bahan pustaka. Tetapi bukan berarti tumpukan buku-buku yang ada dalam suatu ruangan merupakan perpustakaan. Adapun ciri-ciri perpustakaan menurut Ibrahim Baffadal (2001 : 2) adalah sebagai berikut:
a. Perpustakaan merupakan suatu unit kerja
Adanya perpustakaan tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan unit kerja dari suatu badan atau lembaga tertentu.
b. Perpustakaan mengelola sejumlah bahan pustaka
Di perpustakaan disediakan sejumlah bahan pustaka. Bahan pustaka bukan hanya berupa buku-buku, tetapi juga bukan berupa buku (non book material) seperti majalah, surat kabar, brosur, peta, globe, gambar-gambar
c. Perpustakaan harus digunakan oleh pemakai
Tujuan pengelolaan atau pengaturan bahan-bahan pustaka tidak lain adalah agar dapat digunakan dengan sebaik-baiknya dengan pemakai. Lebih jauhnya lagi agar dapat digunakan sebaik baiknya oleh pemakainya. Lebih jauh lagi adalah bagaimana agar dengan pengaturan tersebut dapat membangkitkan minat setiap pemakai untuk mengunjungi perpustakaan
d. Perpustakaaan sebagai sumber Informasi
Perpustakaan tidak hanya sebagai tumpukan buku tanpa ada manfaatnya, tetapi secara prinsip perpustakaan harus dijadikan atau berfungsi sebagai sumber Informasi bagi setiap yang membutuhkannya. Dengan kata lain tumpukan buku yang dikelola dengan baik itu baru dapat dikatakan sebagai perpustakaan, apabila dapat memberikan informasi bagi setiap orang yang memerlukannya.
(2)
Berdasarkan keempat ciri pokok yang dijelaskan di atas maka definisi perpustakaan menurut Ibrahim Baffadal (2008 : 3) adalah sebagai berikut:
Perpustakaan merupakan suatu unit kerja dari suatu badan atau lembaga tertentu yang mengelola bahan-bahan pustaka, baik berupa buku maupun bukan merupakan buku (non book material) yang diatur secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi oleh setiap pemakainya.
Pendapat lain dikemukakan oleh Sutarno NS (2006 : 11), bahwa “Perpustakaan yaitu mencakup suatu ruangan, bagian dari gedung atau bangunan , atau gedung tersendiri, yang berisi buku-buku koleksi, yang disusun dan diatur sedemikian rupa, sehingga mudah untuk dicari dan dipergunakan sewaktu waktu apabila diperlukan oleh pembaca”. Sedangkan pengertian perpustakaan yang dinyatakan dalam UU No. 43 Tahun 2007, pasal 1 dinyatakan, “Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan /atau karya rekam secara professional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka”. Suatu perpustakaan harus memiliki sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan pelayanan dan kenyamanan para pengguna dalam menggunakan perpustakaan seperti ruangan baca, koleksi, rak buku, rak majalah, meja dan kursi baca, sistem pengelolaan tertentu, adanya petugas maupun karyawan yang bertugas untuk melayani pengguna sehingga seluruh kegiatan perpustakaan dapat berjalan dengan lancar. Dalam suatu perpustakaan juga diperlukan standar nasional yang digunakan sebagai acuan penyelenggaraan, pengelolaan, dan pengembangan perpustakaan. Hal ini diatur dalam UU No. 43 Tahun 2007 pasal 11 yang menyatakan bahwa standar nasional perpustakaan terdiri atas:
a. Standar koleksi perpustakaan b. Standar sarana dan prasarana c. Standar pelayanan perpustakaan e. Standar tenaga perpustakaan f. Standar pengelolaan
2.1.2 Pengertian Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum merupakan salah satu jenis perpustakaan yang ditinjau dari sudut tujuan, fungsi serta pemakaiannya. Adapun pengertian perpustakaan umum menurut Sutarno (2003 : 32) adalah:
Perpustakaan umum adalah Lembaga pendidikan yang sangat demokratis karena menyediakan sumber belajar sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan melayaninya tanpa membedakan suku bangsa, agama yang dianut, jenis kelamin, latar belakang dan tingkat sosial, umur dan pendidikan serta perbedaan lainnya.
(3)
Sedangkan Santoso (2006 : 159) mengemukakan bahwa:
Perpustakaaan umum adalah pusat informasi yang menyediakan pengetahuan dan informasi-informasi siap akses bagi penggunanya. Layanan perpustakaan umum disediakan dengan dasar kesamaan akses untuk semua orang tanpa memandang perbedaan umur, ras, gender, agama, kebangsaan, bahasa dan status sosial. Semua kelompok umur pemakai harus mendapatkan materi yang sesuai dengan kebutuhannya dan koleksi dan layanan harus bebas dari sensor politik, agama atau tekanan sosial.
Pendapat lain menyatakan bahwa “Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan melayani umum. (Sulistyo-Basuki, 1991 : 46).
Dari pendapat di atas dapat dikemukakan bahwa, perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan untuk menyediakan koleksi/bahan pustaka memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi secara menyeluruh tanpa membedakan jenis kelamin, agama, ras, usia, dan pekerjaan. Perpustakaan umum dibiayai oleh dana umum serta jasa yang diberikan pada hakekatnya bersifat cuma-cuma. Sehingga tujuan utama dari perpustakaan umum adalah untuk membantu masyarakat umum dalam memenuhi kebutuhan informasi, mencerdaskan kehidupan bangsa serta membina dan mengembangkan minat baca masyarakat, sehingga daya kreativitas masyarakat meningkat.
2.1.3 Tujuan dan Misi Perpustakaan Umum 2.1.3.1 Tujuan Perpustakaan Umum
Setiap perpustakaan pasti memiliki tujuan dalam menyelenggakan kegiatan perpustakaan. UNESCO yang dikutip Sudarsono (2006 : 158) mengeluarkan manifesto perpustakaan umum. Manifesto tersebut menyatakan bahwa ada 4 pokok penting tujuan perpustakaan umum, yaitu:
1. Kemerdekaan, kesejahteraan dan pembangunan masyarakat maupun perorangan adalah nilai dasar kemanusiaan. Ini hanya akan terwujud melalui tingkat kemampuan warga yang sadar informasi untuk melakukan hak demokratis dan dan memainkan peran aktifnya dalam masyarakat. Partisipasi konstruktif dan upaya pembangunan demokrasi sangat tergantung pada cukupnya pendidikan dan juga pada kemerdekaan akses yang tak terbatas pada pengetahuan, pemikiran dan budaya informasi.
2. Perpustakaan umum merupakan gerbang menuju pengetahuan, menyediakan kondisi awal bagi perorangan maupun kelompok sosial untuk melakukan kegiatan belajar seumur hidup, pengambilan keputusan mandiri dan pembangunan budaya. 3. Manifesto ini menyatakan keyakinan Unesco pada perpustakaan umum sebagai
(4)
lembaga untuk membina kedamaian dan kesejahteraan spiritual melalui pemikiran manusia.
4. Oleh karena itu Unesco mendorong pemerintahan baik daerah maupun pusat agar mendukung dan terlibat aktif dalam usaha membangun perpustakaan umum. Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa tujuan perpustakaan umum adalah sebagai gerbang menuju pengetahuan dengan menyediakan kondisi untuk melakukan kegiatan belajar seumur hidup untuk menciptakan budaya pendidikan dan informasi. Oleh sebab itu pemerintah harus mendukung dan terlibat aktif dalam usaha membangun perpustakaan.
2.1.3.2 Misi Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum sebagai sebuah lembaga yang menjadi pusat untuk memperoleh informasi memiliki misi yang terkait dengan informasi, melek huruf, pendidikan dan budaya yang menjadi inti layanan perpustakaan umum. Adapun misi dari perpustakaan umum menurut Santoso (2006 : 160) adalah sebagai berikut:
1. Menciptakan dan menguatkan kebiasaan membaca sejak usia dini.
2. Mendukung pelaksanaan bagi pendidikan formal maupun bagi perorangan yang belajar mandiri.
3. Memberikan peluang bagi pengembangan kreativitas perorangan 4. Merangsang imajinasi serta kreativitas anak dan kaum muda.
5. Mempromosikan warisan budaya, penghargaan atas seni penemuan ilmiah dan inovasi.
6. Menyediakan akses pada ekspresi budaya dan semua pertunjukan seni. 7. Membina dialog antar budaya dan mendukung keanekaragaman budaya. 8. Membantu budaya lisan.
9. Menjamin akses atas semua jenis informasi kemasyarakatan bagi semua warga. 10. Menyediakan cukup informasi bagi perusahaan, asosiasi dan kelompok pemerhati
setempat.
11. Memberi kemudahan dalam pengembangan keterampilan akan ketidakbutaan informasi dan komputer.
12. Membantu dan aktif dalam kegiatan pemberantasan buta huruf pada semua tingkatan umur dan bahkan memulainya apabila diperlukan.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa perpustakaan umum mempunyai beberapa misi yaitu menciptakan kebiasaan membaca, memberikan peluang pengembangan kreativitas, merangsang kreativitas, mempromosikan warisan budaya, menyediakan berbagai informasi sesuai kebutuhan, memberikan keterampilan mengakses informasi melalui komputer, membantu dan aktif dalam pemberantasan buta huruf pada semua tingkatan umur.
(5)
2.1.4 Fungsi Perpustakaan Umum
Fungsi utama perpustakaan umum adalah untuk menyalurkan pada setiap pembaca atau kelompok pembaca buku dan bahan lain yang berhubungan yang mungkin diminta. Fungsi perpustakaan umum tidak hanya untuk memuaskan tetapi juga untuk mempromosikan minat untuk membaca buku. Perpustakaan umum juga merupakan pusat untuk pameran, ceramah dan diskusi. Dalam buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (1992 : 5-6) dinyatakan bahwa fungsi perpustakaan umum adalah :
1. Menyediakan bahan pendidikan (Edukatif)
2. Menyediakan dan menyebarluaskan informasi (Informatif)
3. Menyediakan bahan-bahan yang dapat digunakan untuk rekreasi (Rekreatif)
4. Menyediakan petunjuk, pedoman dan bahan-bahan rujukan bagi anggota masyarakat (Referensi)
5. Melestarikan bahan-bahan dan hasil budaya bangsa untuk dapat dimanfaatkan masyarakat umum (Preservatif, Konservatif)
6. Menyediakan layanan penelitian (Untuk riset Kualitatif dan Kuantitatif).
Manifesto perpustakaan umum oleh UNESCO yang dikutip dalam Sulistyo Basuki (1993 : 46), menyatakan bahwa Perpustakaan Umum memiliki empat tujuan utama yaitu:
1. Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat meningkatkan mereka ke arah kehidupan yang lebih baik.
2. Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat, dan murah bagi masyarakat terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi mereka dan yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat.
3. Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka.
4. Bertindak sebagai agen kultural artinya perpustakaan umum merupakan pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya.
Sedangkan fungsi Perpustakaan Umum menurut Yusuf (1996 : 21) terdiri dari: 1. Fungsi Edukatif
Perpustakaan Umum menyediakan berbagai jenis bahan bacaan berupa karya cetak dan karya rekam untuk dapat dijadikan sumber belajar dan menambah pengetahuan secara mandiri. Budaya mandiri dapat membentuk masyarakat yang belajar seumur hidup dan gemar membaca.
2. Fungsi Informatif
Perpustakaan Umum sama dengan berbagai jenis perpustakaan lainnya, yaitu menyediakan buku-buku referensi, bacaan ilmiah popular berupa buku dan majalah ilmiah serta data-data penting lainnya yang diperlukan pembaca.
3. Fungsi Kultural
Perpustakaan Umum menyediakan berbagai bahan pustaka sebagai hasil budaya bangsa yang direkam dalam bentuk tercetak/terekam. Perpustakaan merupakan tempat penyimpanan dan terkumpulnya berbagai karya budaya manusia yang setiap waktu dapat diikuti perkembangannya melalui koleksi perpustakaan.
(6)
4. Fungsi Rekreasi
Perpustakaan Umum bukan hanya menyediakan bacaan-bacaan ilmiah, tetapi juga menghimpun bacaan hiburan berupa buku-buku fiksi dan majalah hiburan untuk anak-anak, remaja dan dewasa. Bacaan fiksi dapat menambah pengalaman untuk menumbuhkan imajinasi pembacanya dan banyak digemari oleh anak-anak dan dewasa.
Dari kedua pendapat di atas dapat diketahui bahwa Perpustakaan Umum mempunyai fungsi sebagai edukatif, informatif, rekreatif, referensi, preservatif, konservatif, kultural dan untuk riset kualitatif dan kuantitatif.
2.1.5 Tugas Perpustakaan Umum
Untuk mencapai tujuan dan fungsinya perpustakaan umum harus dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Menurut Yusup (1995 : 24) menyatakan bahwa tugas perpustakaan umum adalah :
1. Mengumpulkan segala macam media cetak dan karya lainnya yang dihasilkan oleh daerah yang tercakup dalam wilayah koordinasinya.
2. Menghimpun semua jenis informasi kemudian mengolahnya untuk kepentingan pemanfaatan bagi masyarakat banyak, yaitu anggota masyarakat yang secara administratif terjangkau dalam pelayanannya.
3. Mengelola sumber-sumber informasi yang beragam pula sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang bervariasi.
Sedangkan dalam Buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2000 : 5) dikemukakan bahwa “Tugas pokok perpustakaan umum adalah menyediakan, mengolah, memelihara dan mendayagunakan koleksi bahan pustaka, menyediakan sarana pemanfaatannya dan melayani masyarakat pengguna yang membutuhkan informasi dan bahan bacaan.”
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa tugas perpustakaan umum adalah menghimpun semua informasi, mengolah, memelihara dan mendayagunakan koleksi bahan pustaka untuk kepentingan pemnfaatan bagi masyarakat umum. Pendapat lain dikemukakan oleh Yusuf (1996 : 18) menyatakan bahwa tugas pokok perpustakaan umum adalah sebagai berikut :
1. Perpustakaan umum disediakan oleh pemerintah dan masyarakat untuk melayani kebutuhan bahan pustaka masyarakat
2. Perpustakaan umum menyediakan bahan pustaka yang dapat menumbuhkan kegairahan masyarakat untuk belajar dan membaca sedini mungkin
3. Mendorong masyarakat untuk terampil memilih bacaan yang sesuai dengan kebutuhannya dalam meningkatkan pengetahuan untuk menunjang pendidikan formal, nonformal, dan informal
(7)
4. Menyediakan aneka ragam bahan pustaka yang bermanfaat untuk dibaca agar dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat yang layak sehingga dapat berpartisipasi dalam pembangunan nasional.
Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa tugas perpustakaan umum adalah melayani kebutuhan masyarakat dengan menyediakan berbagai ragam bahan bacaan yang bermanfaat yang dapat mendorong masyarakat untuk terampil membaca sehingga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat sehingga dapat berpartisipasi dalam pembangunan nasional.
2.2 Perpustakaan Daerah
Istilah Perpustakaan Daerah dikenal setelah keluar keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 1989 Tentang Perpustakaan Nasional. Selanjutnya kedudukan Perpustakaan Daerah terdapat pada pasal 79 ayat (1) yang berbunyi sebagai berikut:
Perpustakaan Daerah seperti yang tersebut dalam keputusan ini merupakan Perpustakaan Wilayah yang berkedudukan sebagai satuan organisasi Perpustakaan Nasional yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada kepala Perpustakaan Nasional.
Adapun Landasan hukum tentang Perpustakaan Daerah yang dimaksud dalam Buku Pedoman ini adalah Perpustakaan Daerah sesuai dengan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 11 tanggal 6 Maret 1989 dan Surat Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional R.I. nomor 001/org/9/1990 tanggal 21 September 1990.
2.2.1 Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Perpustakaan Daerah
Sesuai Bab VII Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional R.I. nomor 001/org/9/1990 adalah Perpustakaan Daerah seperti tersebut dalam keputusan ini merupakan Perpustakaan Wilayah yang berkedudukan sebagai satuan organisasi Perpustakaan Nasional yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada PUSTAKNAS. Perpustakaan Daerah dipimpin oleh seorang kepala dan mempunyai tugas pokok melaksanakan pembinaan layanan dan pengembangan Perpustakaan di daerah serta melaksanakan layanan dan pelestarian bahan pustaka. Untuk melaksanakan tugas tersebut di atas Perpustakaan Daerah mempunyai tugas seperti yang diatur oleh Kepala Perpustakaan Nasional R.I. nomor 001/org/9/1990 pasal 81 yaitu :
(8)
a. Mempersiapkan bahan kebijaksanaan pembinaan dan pengembangan perpustakaan di daerah.
b. Melaksanakan pembinaan dan pengembangan semua jenis perpustakaan di daerah.
c. Melaksanakan pengumpulan, penyimpanan dan pengolahan bahan pustaka. d. Melaksanakan jasa perpustakaan, perawatan dan pelestarian bahan pustaka. e. Melaksanakan penyusunan dan penerbitan dan pelestarian bahan pustaka.
f. Melaksanakan penyusunan bahan rujukan berupa indek, bibliografi subyek, abstrak dan direktori.
g. Melaksanakan jasa informasi dan rujukan/referensi. h. Melaksanakan kerja sama antar perpustakaan di daerah.
i. Melaksanakan koordinasi dan evaluasi kegiatan Perpustakan Daerah. j. Melaksanakan urusan tata usaha Perpustakaan Daerah.
Sesuai dengan SK. Kepala Perpustakaan Nasional R.I. nomor 001/org/9/1990 tanggal 21 September 1990 pasal 82.
a. Perpustakaan Daerah diklasifikasikan menjadi 2 (dua) tipe, yaitu: Tipe A dan Tipe B
b. Nama wilayah dan lokasi Perpustakaan Daerah seperti dimaksud dalam ayat (1) pasal ini adalah seperti tersebut dalam lampiran.
Sesuai dengan SK tersebut di atas susunan organisasi Perpustakaan Daerah Tipe A terdiri dari:
a. Kepala Perpustakaan Daerah Tipe A b. Sub. Bagian Tata Usaha
c. Seksi Akuisisi dan Pengolahan Bahan Pustaka d. Seksi Bibliografi dan Deposit
e. Seksi Layanan Pustaka dan Informasi f. Kelompok Tenaga Fungsional
Susunan organisasi Perpustakaan Daerah Tipe B terdiri dari : a. Kepala Perpustakaan Daerah Tipe B
b. Sub. Bagian Tata Usaha
c. Seksi Akuisisi Pengolahan Bibliografi dan Deposit d. Seksi Layanan Pustaka dan Informasi
e. Kelompok Tenaga Fungsional
Sub Bagian Tata Usaha (Tipe A dan Tipe B) mempunyai tugas melaksanakan tata usaha dan urusan rumah tangga Perpustakaan Daerah. Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas memberikan pelayanan administrasi kepada seluruh satuan organisasi dilingkungan Perpustakaan Daerah Tipe A dan Tipe B. Untuk melaksanakan tugas seperti tersebut di atas Sub Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi :
a. melakukan urusan kepegawaian b. melakukan urusan keuangan
(9)
Selanjutnya dalam hal tugas pokok Perpustakaan Daerah ada 3 (tiga) hal yang perlu digarisbawahi yaitu:
Pertama : Melaksanakan pembinaan layanan. Adapun arti pembinaan layanan
adalah memberikan bimbingan kepada para pengelola semua jenis perpustakaan khususnya dalam bidang tatacara atau teknik-teknik dalam layanan.
Kedua : Pengembangan Perpustakaan. Maksud pengembangan perpustakaan
adalah bagaimana strategi dan upaya-upaya untuk mengembangkan semua jenis perpustakaan baik dari segi jumlah perpustakaan maupun pengembangan komponen perpustakaan.
Ketiga : Melaksanakan layanan dan pelestarian bahan pustaka. Dalam melaksanakan layanan maksudnya adalah usaha-usaha untuk memberdayakan perpustakaan secara optimal dengan menggunakan sistem layanan yang lebih baik termasuk sistem peminjaman. Tentang pelestarian bahan pustaka dimaksudkan agar bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan dapat dipelihara dengan sebaik-baiknya dengan cara mengadakan konservasi, penjilidan dan lain-lain, sehingga bahan pustaka tersebut dapat bertahan lama dan dapat dimanfaatkan selama-lamanya oleh masyarakat para pemakai jasa perpustakaan.
Dari ketiga tugas pokok Perpustakaan Daerah di atas dapat diketahui bahwa tugas pokok perpustakaan daerah adalah melaksanakan pembinaan layanan, mengembangkan perpustakaan dengan berbagai strategi dan upaya, lalu melaksanakan usaha layanan pelestarian bahan pustaka. Dengan melakukan ketiga tugas pokok tersebut maka Perpustakaan dapat dikatakan berhasil.
2.2.2 Sifat dan Sistem Layanan
Layanan perpustakaan merupakan faktor penting dalam berhasilnya suatu perpustakaan. Pelayanan perpustakaan juga merupakan tugas penting yaitu membimbing tentang pemakaian semua fasilitas yang tersedia di dalam Perpustakaan.
Pada umumnya perpustakaan mempunyai sistem pelayanan yang dikenal dengan istilah sistem pelayanan terbuka dan sistem pelayanan tertutup. Kedua sistem tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Sistem terbuka sistem ini memberikan kebebasan kepada pengunjung untuk memasuki ruang koleksi dan memilih koleksi yang dibutuhkannya. Jadi pengunjung dapat melihat bahan pustaka, memilih, dan mengambil sendiri dari rak buku. Petugas hanya mengawasi dari jauh dan mencatat peminjamannya. 2. Sistem Tertutup
Sistem pelayanan tertutup merupakan kebalikan dari sistem terbuka. Pengunjung tidak boleh memasuki ruang koleksi, tetapi memesan koleksi yang dibutuhkan lewat petugas perpustakaan di bagian meja peminjaman. Pengunjung harus menggunakan laci katalog atau komputer dan mencatat nomor panggil bahan
(10)
pustaka yang dibutuhkan pada lembaran / bon peminjaman, kemudian diserahkan kepada petugas untuk mencarikan pada ruang koleksi/ rak buku. Ruang koleksi terpisah dengan ruang baca sehingga semua buku tidak terpakai harus dikembalikan kepada petugas . Jika bukunya sesuai dengan kebutuhan akan dicatat pada kartu peminjaman. (Yusuf, 1996 : 135-136)
Kedua sistem pelayanan perpustakaaan tersebut memiliki keuntungan dan kerugian dalam pelayanannya. Menurut Yusuf (1996 : 136-137) kedua sistem pelayanan tersebut mempunyai masing-masing keuntungan dan kerugian. Sistem pelayanan terbuka mempunyai keuntungan sebagai berikut :
a. Pengunjung/ pemakai bebas memilih tanpa melewati laci katalog. b. Menumbuhkan minat baca.
c. Lebih menyenangkan melihat buku daripada memilih dikartu katalog.
d. Jika buku yang dicari tidak ditemukan, pengunjung bisa memilih yang sesuai dengan subyek yang dibutuhkan.
Sedangkan sistem pelayanan terbuka mempunyai kerugian sebagai berikut: a. Penyusunan bahan pustaka jadi acak-acakan karena ulah pengunjung.
b. Kebebasan memilih dapat disalahgunakan oleh pengunjung, sehingga banyak koleksi hilang/rusak.
c. Pengawas atau petugas seringkali lalai mengawasi sehingga pengunjung lebih berani/nekad menyeludupkan bahan pustaka.
Sistem pelayanan tertutup mempunyai keuntungan sebagai berikut:
a. Letak buku di rak selalu terpelihara karena pengambilan buku dilakukan oleh petugas
b. Angka kehilangan bahan pustaka/ buku dapat ditekan dengan memasukkan slip buku yang dipinjam.
c. Tidak memerlukan petugas khusus untuk mengawasi pengunjung perpustakaan. Kerugian dari sistem tertutup ini adalah:
a. Pengunjung tidak akrab dengan bahan pustaka
b. Tidak puas memilih koleksi karena hanya lewat kartu katalog
c. Kartu katalog lekas rusak karena sering digunakan, berarti menambah tugas untuk selalu memperbaiki kartu katalog .
d. Banyak buku yang kurang dikenal oleh pengunjung sehingga tidak pernah dipinjam.
Pada dasarnya layanan Perpustakaan Daerah adalah bersifat terbuka bagi semua orang. Sistem layanan yang dilaksanakan adalah sistem terbuka, artinya pengunjung perpustakaan bebas memilih bahan bacaan langsung ke rak. Sistem layanan ini hanya berlaku bagi koleksi bacaan umum dan referensi, sedangkan koleksi deposit dan pandang dengar dipakai sistem layanan tertutup.
Sistem terbuka hanya cocok untuk perpustakaan umum kecil yang mempunyai koleksi sedikit, luas ruangan yang terbatas, dan masyarakat pengunjungnya sedikit. Salah satu tujuannya adalah memperkenalkan koleksi perpustakaan agar masyarakat lebih akrab dengan perpustakaan. Sedangkan sistem pelayanan tertutup menguntungkan untuk perpustakaan
(11)
umum besar yang banyak pengunjungnya. Hal ini dimaksudkan untuk menertibkan bahan pustaka, tetapi memberatkan beban kerja petugas perpustakaan, karena jam kerjanya lebih panjang.
2.2.3 Maksud, Tujuan Layanan, dan Fungsi a. Maksud dan tujuan layanan
Masyarakat umum adalah sasaran dari sebuah Perpustakaan Daerah. Masyarakat juga satu-satunya pengguna yang menjadi keberhasilan suatu perpustakaan. Untuk mencapai keberhasilan perpustakaan harus mempunyai aktivitas layanan yang baik dan menarik.
Aktivitas-aktivitas layanan Perpustakaan Daerah haruslah berkonsentrasi kepada : 1. Bagaimana sumber tersedia dapat didayagunakan secara efektif dan efisien bebas
dan merdeka oleh seluruh anggota masyarakat baik secara perorangan maupun kelompok.
2. Bagaimana supaya pendayagunaan itu dapat memberi manfaat untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan budi pekerti setiap anggota masyarakat, sehingga pada akhirnya mampu mengubah kondisi-kondisi yang lemah dari aspek-aspek kehidupan ketingkat yang lebih baik dan berlangsungnya proses pendidikan masyarakat secara terus menerus.
Dengan kata lain, layanan Perpustakaan Daerah dimaksudkan untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat tanpa pembatasan-pembatasan untuk memperoleh pendidikan dengan cara merdeka dan murah.
b. Fungsi layanan
Tujuan layanan Perpustakaan Daerah adalah untuk memberikan kesempatan kepada semua orang memperoleh pendidikan seumur hidup secara bebas sesuai dengan selera dan minat perorangan maupun kelompok.
Untuk itu bagian layanan Perpustakaan Daerah haruslah berfungsi sebagai :
1. Perangkat Perpustakaan Daerah yang dapat memberikan kemudahan, kebebasan dan kecepatan bagi pemakai jasa Perpustakaan Daerah.
2. Wajah dan citra karakteristik Perpustakaan Daerah yang mampu mengundang dan memberikan layanan kepada setiap orang untuk datang dan berada di perpustakaan.
Dengan kedua fungsi utama tersebut layanan Perpustakaan Daerah akan menjadi pendukung utama bagi perpustakaan untuk mencapai tujuannya dan sekaligus menjadi tolak ukur keberhasilan misi sebuah Perpustakaan Daerah.
(12)
2.2.4. Waktu layanan
Perpustakaan Daerah diharapkan melayani pengguna dengan jadwal yang disesuaikan dengan waktu luang masyarakat pemakai perpustakaan. Untuk memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada masyarakat memanfaatkan perpustakaan, maka sebaiknya perpustakaan buka sampai sore hari dan hari Minggu tetap memberikan pelayanan seperti biasa. Untuk itu perlu pengaturan jadwal tugas pustakawan dengan sistem shift. Hal ini juga bermanfaat untuk menambah nilai kredit bagi pustakawan yang sudah mengikuti jenjang jabatan fungsional. Dengan waktu layanan yang efektif maka kemungkinan akan banyak pengguna yang akan mengunjungi Perpustakaan.
2.2.5. Jenis layanan
Setiap perpustakaan di berbagai daerah pasti memiliki jenis layanan masing masing. Seperti yang dinyatakan dalam buku panduan penyelenggaraan Perpustakaan Daerah (1992 : 32 ) bahwa setiap perpustakaan memiliki jenis layanan yaitu :
a. Jasa layanan membaca di ruang baca
Jasa ini diberikan kepada semua pengunjung perpustakaan, artinya pengunjung bebas memanfaatkan sumber-sumber yang ada, namun tidak diperkenankan dibawa ke luar perpustakaan. Untuk itu para pengunjung disediakan ruang baca secukupnya. Koleksi yang dipinjam ke luar perpustakaan adalah koleksi umum dan majalah yang telah dijilid. Jumlah buku yang dapat dipinjam diatur oleh Perpustakaan Daerah sendiri, namun maksimal 4 judul dan waktu peminjaman paling lama satu bulan.
1. Sistem peminjaman 2. Tata cara peminjaman 3. Statistik peminjaman 4. Sanksi
b. Layanan anak-anak
Selain meminjamkan bahan pustaka, Perpustakaan dapat memberikan bermacam layanan kepada anak-anak. Anak-anak yang menjadi sasaran adalah anak-anak pra-sekolah sampai usia 12 tahun. Jenis layanan lain yang dapat diberikan antara lain:
1. Bimbingan membaca 2. Layanan rujukan 3. Acara mendongeng 4. Pertunjukan Film 5. Pertunjukan Boneka 6. Mainan anak
c. Layanan remaja
Remaja juga merupakan sasaran layanan Perpustakaan Daerah yang berusia 13-16 tahun. Sesuai buku panduan penyelenggaraan Perpustakaan Daerah, layanan diutamakan untuk mendorong minat baca, mengembangkan kemampuan meneliti, meningkatkan pengetahuan , mengembangkan kemampuan, mengevaluasi dan memperkaya apresiasi terhadap media komunikasi yang baik serta mengembangkan kebiasaan membaca dan mempergunakan perpustakaan seumur hidup.
(13)
Berikut ini Jenis layanan yang dapat digunakan untuk remaja: 1. Bimbingan membaca
2. Layanan rujukan
Kegiatan layanan rujukan untuk remaja meliputi : tugas informasi, bimbingan dan pemakai serta tugas bibliografi.
d. Layanan dewasa
Layanan ini ditujukan untuk orang dewasa yang lebih ditekankan pada kebutuhan pendidikan dan informasi. Dimana Perpustakaan Daerah memiliki peran utama sebagai pusat informasi yang dapat menunjang program pendidikan formal jenis-jenis layanan untuk dewasa antara lain:
1. Layanan rujukan
Layanan rujukan untuk dewasa mempunyai tugas informasi, bimbingan pemakai dan tugas bibliografi.
2. Bimbingan membaca
Layanan ini ditujukan untuk pengguna yang kesulitan untuk memilih bahan pustaka atau subyek tertentu sehingga pustakawan dapat membantu memilihkan bahan pustaka yang tepat
e. Instansi dan institusi
Layanan yang dapat diberikan kepada instansi dan institusi misalnya dalam hal penyediaan informasi melalui daftar buku terpilih, layanan informasi melalui telepon, pemutaran film dan kelompok diskusi yang diarahkan kepada penggunaan sumber yang ada di perpustakaan.
f. Sekolah
Layanan yang diberikan kepada sekolah- sekolah antara lain :
1. Peminjaman buku atau koleksi sekolah, terutama diberikan kepada
Perpustakaan Sekolah yang mempunyai koleksi terbatas, sedangkan koleksi Perpustakaan Daerah banyak duplikasi.
2. Layanan bimbingan kepada murid-murid dalam hal manfaat katalog,
keuntungan bila mengunjungi perpustakaan, bagaimana menjadi anggota perpustakaan dan lain-lain.
3. Penyediaan daftar buku yang dimiliki perpustakaan yang dapat dimanfaatkan oleh para murid atau guru. Apabila sesuai dengan kebutuhan murid, Perpustakaan Daerah dapat mengundang mereka setelah buku-buku yang dipilih disiapkan diruang tertentu.
4. Pemutaran film
Perpustakaan Daerah dapat memberikan layanan ini khusus kepada sekolah.
2.3 Pemasaran
2.3.1 Pengertian Pemasaran
Banyak orang yang menduga istilah pemasaran hanya berkaitan dengan penjualan dan periklanan. Namun, dewasa ini pemasaran tidak hanya harus dipahami dalam arti lama yaitu melakukan penjualan akan tetapi dalam arti baru yang berarti memuaskan kebutuhan pelanggan. Dengan memuaskan pelanggan maka kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh penjual dinyatakan berhasil. Hal ini juga menyatakan bahwa Pemasaran merupakan suatu
(14)
kegiatan yang terjadi ketika manusia memutuskan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggannya melalui pertukaran/timbal balik dengan orang lain.
Pemasaran memainkan peranan penting dalam suatu organisasi untuk memberikan nilai dan kepuasan bagi seseorang. Menurut Kotler (2003 : 9), “Marketing is a societal process by which individuals and groups obtain what they need and want throught creating, offering, and freely exchanging products and services of value with others”. Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa pemasaran adalah suatu proses sosial dimana individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain.
Sedangkan Solomon (2003 : 3), mendefinisikan pemasaran sebagai berikut, “Marketing is the process of planning and executing the conception, pricing, promotion and distribution of ideas, goods, and service to create exchanges that satisfy individual and organizational objectives”. Pendapat di atas dapat diartikan, bahwa pemasaran merupakan proses perencanaan dan konsepsi pelaksanaan, harga, promosi dan ide pendistribusian, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan individu dan tujuan organisasi.
Pendapat lain dikemukakan oleh McDaniel (2001 : 4) bahwa “Pemasaran merupakan proses dalam melaksanakan konsep, memberi harga, melakukan promosi dan mendistribusikan ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi tujuan individu dan organisasi.
Sedangkan menurut William J. Stanton sebagaimana dikutip oleh Mursid (1993 : 26) menyatakan bahwa:
Pemasaran adalah keseluruhan sistem yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha, yang bertujuan merencanakan, menentukan harga, hingga mempromosikan, dan mendistribusikan barang–barang atau jasa yang akan memuaskan kebutuhan pembeli, baik yang aktual maupun yang potensial.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Pemasaran adalah kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi, dan mendistribusikan barang-barang maupun jasa yang dapat memuaskan keinginan pengguna yang merupakan sasaran utama dari kegiatan pemasaran.
Pemasaran sendiri merupakan konsep dari marketing mix dimana menurut Widuri (2000 : 68-72 ) konsep marketing mix ada 4 macam yaitu:
1. Produk (Product)
Merupakan barang fisik ataupun kombinasi keduanya, yang ditawarkan kepada pasar sasaran. Produk merupakan elemen marketing mix yang pertama yang perlu
(15)
kita ketahui, untuk dapat menyusun proses pemasaran selanjutnya yang sesuai dengan produk tersebut.
Berbicara mengenai pemasaran jasa informasi di sebuah perpustakaan, sudah barang tentu produknya adalah koleksi serta jasa layanan yang dimiliki perpustakaan yang bersangkutan.
Prinsip pemilihan produk atau jasa, dalam hal ini bila diaplikasikan di perpustakaan adalah :
a. Kualitas barang/jasa harus baik. Keberadaan koleksi yang lengkap, dan aktual mempunyai nilai relevansi tinggi.
b. Cara menggunakan dan memanfaatkan koleksi tidak rumit. Pemanfaatan alat-alat bibliografis, seperti katalog.
c. Barang atau jasa harus mudah dikenal (mudah dilihat) serta mudah dicerna oleh pengetahuan. Kaitannya dengan dunia perpustakaan dan pemasaran jasa informasi adalah prosedur peminjaman, pelayanan serta penelusuran yang cepat, tepat dan akurat.
d. Resiko/kerugian ditekan sekecil mungkin.
e. Berkaitan dengan sesuatu yang telah diakrabi oleh konsumen. Menciptakan suatu iklim suasana lingkungan perpustakaan (ruangan) yang mendukung kebetahan, kesenangan serta kenyamanan pengunjung.
2. Harga (Price)
Harga merupakan sejumlah uang yang harus dikeluarkan pelanggan untuk memperoleh produk hasil perusahaan. Namun dalam perpustakaan yang dimaksud harga di sini bukan uang, melainkan keaktualan koleksi/informasi, relevansi informasi yang dibutuhkan pengguna dengan yang ditawarkan ataupun utility/nilai guna informasi tersebut.
3. Tempat (Place)
Merupakan perencanaan dan pelaksanaan program penyaluran jasa/produk melalui lokasi layanan yang tepat, pada waktu yang tepat dengan jumlah yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Pada kegiatan pemasaran jasa informasi perlu diperhatikan lokasi yang strategis, mudah dijangkau oleh semua pihak dalam segala kesempatan; lokasi pemasaran yang berada dipusat lalu lintas dan berbagai penjuru.
4. Promosi (Promotion)
Promosi merupakan suatu bentuk komunikasi penyampaian pesan-pesan atau informasi yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
- To inform: memberitahu sesuatu yang tidak tahu sebelumnya dalam hal ini menginformasikan mengenai perpustakaan, apa yang dimilikinya, apa yang dapat diberikan perpustakaan kepada pengguna. Memberitahukan kepada pengguna informasi yang tepat untuk disuguhkan kepada masyarakat. Hal ini berkaitan erat dengan felt need dan masyarakat pengguna jasa informasi.
- To influence: mempengaruhi pengguna agar mereka tidak enggan
berkunjung ke perpustakan, tidak enggan menggunakan jasa layanan informasi, merubah image pengguna tentang jasa informasi/perpustakaan. Dalam kegiatan mempengaruhi, perlu usaha dan dalam perpustakaan/jasa informasi untuk membuat mereka merasa membutuhkan perpustakaan/jasa informasi, perlu juga menonjolkan citra positif dari lembaga kita ke luar.
(16)
- To persuade: membujuk atau merayu pengguna masyarakat untuk melakukan kegiatan di perpustakaan baik itu kegiatan membaca ataupun kegiatan seminar dan lain sebagainya yang bertempat di perpustakaan.
Dari ketiga aspek di atas dapat disimpulkan bahwa promosi meliputi aspek memberitahu sesuatu yang belum diketahui sebelumnya sehingga mempengaruhi pengguna dengan cara membujuk ataupun menarik perhatian sehingga mau menggunakan jasa yang dipromosikan.
2.3.2 Pemasaran Jasa Informasi
Informasi adalah data yang tersusun dengan rapi dan telah diolah baik dari pengetahuan manusia yang sudah dibakukan dan diakui kebenarannya oleh publik. Lebih lanjut diketahui bahwa pengertian informasi menurut Estabrook (1977 : 245) Informasi adalah suatu rekaman fenomena yang diamati atau bisa juga berupa putusan-putusan yang dibuat. Sebagaimana pengertian di atas informasi adalah suatu rekaman fenomena akan tetapi rekaman fenomena ini harus disampaikan maupun diberitahukan kepada masyarakat sehingga suatu informasi dapat berguna bagi masyarakat. Dalam konteks ini informasi merupakan pemberitahuan, penyampaian pesan kepada orang lain sehingga dengan konteks tersebut suatu informasi juga membutuhkan kegiatan pemasaran. Lebih lanjut diketahui menurut Teskey yang disitir oleh Pendit (1992 : 80) “Pemasaran jasa informasi adalah upaya memfasilitasi manusia dalam usaha memperoleh informasi yang diperlukan dan biasanya berbentuk kumpulan data”
Kekuatan pemasaran jasa informasi sangat tergantung dari kemampuan dan cara menginformasikan yang mereka miliki, baik melalui hubungan antar jaringan atau usaha-usaha promosi. Djatin dan Hartinah (2001 : 3-4) merinci bahwa pemasaran jasa informasi mencakup beberapa faktor antara lain :
1. Mengidentifikasi kebutuhan 2. Menciptakan keinginan pemakai
3. Mendorong permintaan-permintaan yang diajukan oleh pemakai.
. Pemasaran jasa informasi juga termasuk kedalam jasa memasarkan perpustakaan. Sebagai suatu perpustakaan yang di dalamnya termasuk kegiatan pelayanan jasa informasi, pemasaran mempunyai kontribusi yang cukup bagus terhadap perpustakaan yang bersangkutan. Adapun kontribusi pemasaran menurut Widuri (2000 : 68-72) antara lain:
(17)
- Dapat memberikan masukan dalam pengambilan keputusan, jenis serta bentuk pelayanan yang akan diterapkan atau yang akan dijalankan di lembaga atau organisasi tersebut.
- Menjadi masukan dalam kegiatan pengadaan dan penyajian menu dokumentasi serta informasi yang market oriented. Dalam hal ini adalah pengguna perpustakaan.
- Terciptanya saluran komunikasi yang baik sehingga dapat menentukan model yang paling tepat untuk sebuah pemasaran perpustakaan ataupun jasa informasi. Dari kedua pendapat di atas dapat dikemukakan bahwa pemasaran jasa informasi meliputi tiga faktor yaitu mengidentifikasi kebutuhan, menciptakan keinginan pengguna, dan mendorong permintaan yang diajukan oleh pengguna dengan kontribusi yaitu dapat memberikan masukan dalam pengambilan keputusan, menjadikan masukan dalam kegiatan pengadaan dan penyajian serta menciptakan komunikasi yang baik.
2.4 Promosi
2.4.1 Pengertian Promosi
Promosi merupakan salah satu cara untuk menarik minat pengunjung ataupun Pengguna untuk menggunakan suatu jasa atau suatu barang yang diproduksi. Promosi juga merupakan salah satu alat komunikasi produsen kepada konsumennya untuk menginformasikan produk atau jasa yang ditawarkan agar menarik minat konsumen untuk menggunakan produk yang dipromosikan tersebut. Untuk itulah promosi sangat diperlukan produsen untuk member informasi produk atau jasa yang ditawarkan kepada konsumen. Promosi juga merupakan salah satu bagian dari pemasaran. Sehingga promosi dan pemasaran merupakan istilah yang berkaitan dan tidak bisa dilepaskan.
Menurut Rossiter (1987 : 4), menyatakan bahwa : “Promotion is often regarded as a more direct form of persuasion, based frequently on external incentives rather than inherent product benefits, which is designed to stimulate immediate purchase and to “move sales forward” more rapidly than would otherwise occur”.
Uraian tersebut dapat diartikan bahwa promosi lebih sering dianggap sebagai suatu ajakan langsung, dengan frekuensi dasar pada rangsangan luar yang lebih tertuju pada suatu keunggulan produk, dengan menggambarkan rangsangan pendekatan pembelian dan untuk penjualan selanjutnya lebih cepat dari perkiraan. Sedangkan Menurut Kotler (2000 : 18) bahwa “Promosi merupakan berbagai kegiatan yang dilakukan antar perusahaan untuk mengkomunikasikan manfaat dari produknya dan untuk meyakinkan konsumen sasaran agar membelinya”. Pendapat lain dikemukakan oleh Swastha (1996 : 237), “Promosi di pandang
(18)
sebagai arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mempengaruhi seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran”.
Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh, Mustafa (1996 : 20), mengemukakan bahwa :
Promosi adalah mekanisme persuasif pemasaran dengan memanfaatkan teknik-teknik hubungan masyarakat. Promosi perpustakaan merupakan forum pertukaran informasi antara perpustakaan dengan pengguna dengan tujuan memberikan informasi dan layanan serta fasilitas yang tersedia di perpustakaan, sekaligus mengajak pengguna atau memanfaatkan informasi serta fasilitas dan layanan yang ada di perpustakaan. Sedangkan Alma (2000 : 179) menjabarkan bahwa, “Promosi adalah sejenis komunikasi yang memberi penjelasan dan meyakinkan calon konsumen mengenai barang dan jasa dengan tujuan untuk memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan dan meyakinkan calon konsumen”. Sesuai dengan pengertian di atas promosi merupakan sejenis komunikasi yang dilakukan untuk meyakinkan calon konsumen terhadap produk/jasa yang ditawarkannya. Perpustakaan juga perlu melakukan kegiatan promosi untuk memperkenalkan fasilitas dan layanan-layanan yang disediakan oleh lembaga informasi tersebut.
Dengan memperkenalkan fasilitas yang tersedia di Perpustakaan dengan dilakukannya promosi perpustakaan diharapkan pengguna lebih tertarik dan termotivasi untuk datang ke Perpustakaan dan memanfaatkan berbagai fasilitas dan layanan yang tersedia akan mempengaruhi jumlah kunjungan dan pemanfaatan perpustakaan.
2.4.2 Tujuan dan Manfaat Promosi
Setiap kegiatan promosi yang dilakukan pasti mempunyai tujuan dan manfaat tersendiri bagi yang melakukannya, Begitupula dengan kegiatan promosi. Pada dasarnya promosi berkaitan dengan aktivitas yang digunakan untuk menginformasikan suatu produk/ jasa kepada pengguna agar pengguna mengetahui informasi tentang produk/ jasa yang ingin digunakannya. Dengan kata lain, promosi digunakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang suatu produk/jasa yang telah ada. Tujuan promosi menurut Septiyantono (2003 : 260) adalah “suatu usaha untuk memajukan dan meningkatkan citra dan popularitas barang yang akan dijual” . Kegiatan promosi sedikitnya mempunyai lima tujuan berikut:
1. Untuk menarik perhatian 2. Untuk menciptakan kesan 3. Untuk membangkitkan minat 4. Untuk memperoleh tanggapan
5. Untuk mempengaruhi pengetahuan,sikap,perilaku dari penerima dan membujuk mereka untuk menerima konsep,pelayanan,dan ide.
(19)
Pendapat lain tentang promosi dikemukakan oleh Swastha dan Irawan (2003 : 353-354), yang menyatakan bahwa tujuani promosi yang dilakukan oleh suatu
perusahaan adalah :
1. Modifikasi tingkah laku
Orang-orang melakukan komunikasi itu mempunyai beberapa alasan, antara lain mencari kesenangan, mencari bantuan, memberikan pertolongan, atau instruksi, memberi informasi, mengemukakan ide/pendapat.
2. Memberitahu
Kegiatan promosi dapat ditujukan untuk memberitahu pasar yang dituju tentang penawaran perusahaan.
3. Membujuk
Promosi yang bersifat membujuk terutama diarahkan untuk mendorong perusahaan tidak ingin memperoleh tanggapan secepatnya, tetapi lebih menyatu, maka untuk menciptakan kesan positif ini dimaksud agar dapat memberi pengaruh dalam waktu yang lama terhadap perilaku pembeli.
4. Mengingatkan
Promosi yang bersifat mengingatkan dilakukan terutama untuk mempertahankan merek produk dihati masyarakat dan perlu dilakukan selama tahap kedewasaan dalam siklus produk.
Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa tujuan promosi adalah untuk menarik perhatian pengguna,menciptakan kesan yang baik pada pengguna, membangkitkan minat untuk mempergunakan jasa atau produk yang dipromosikan, memperoleh tanggapan yang positif dari pengguna dan mempengaruhi pengetahuan, sikap, perilaku pengguna tentang jasa atau produk yang telah dipromosikan.
Sedangkan menurut Sigit yang disitir oleh Prasetya (2011 : 37) dalam suatu pemasaran kegiatan promosi memiliki beberapa manfaat yaitu :
1. Membantu dalam memperkenalkan barang baru dan kepada siapa atau dimana barang itu dapat diperoleh
2. Membantu perusahaan dalam melakukan expansi
3. Membantu dan mempermudah penjualan yang akan dilakukan oleh para penyalur 4. Memberi keterangan/penjelasan kepada pembeli atau calon pembeli
5. Membantu mereka yang melakukan penjualan
2.4.3 Promosi Perpustakaan
2.4.3.1 Pentingnya promosi perpustakaan
Pada dasarnya promosi dirasakan sangat penting terutama bagi perpustakaan yang kurang dikenal oleh masyarakat atau perpustakaan yang pengunjung dan pemanfaatannya masih sangat minim. Segala daya dan upaya yang dilakukan untuk mengenalkan perpustakaan bagi pengguna melalui promosi yang memiliki sasaran yaitu untuk meningkatkan pengunjung perpustakaan, meningkatkan buku yang dipinjam serta meningkatnya pemanfaatan koleksi maupun sumber daya yang ada di perpustakaan. Menurut
(20)
Sutarno (2006 : 112) “Promosi yang dilakukan dapat berupa promosi koleksi terbaru atau pengumuman tentang adanya suatu kegiatan yang perlu mengundang atau melibatkan masyarakat”.
Meskipun Perpustakaan sebagai lembaga unit kerja yang menyimpan koleksi bahan pustaka untuk digunakan sepenuhnya bagi kepentingan pembaca dalam pemenuhan kebutuhan informasi penggunanya diadakan secara gratis tanpa dipungut biaya apapun. Akan tetapi hingga saat ini masih banyak masyarakat yang belum memanfaatkan perpustakaan sebagai tempat mereka untuk mencari dan memperoleh informasi.
Oleh sebab itu promosi perpustakaan perlu dilakukan agar seluruh aktivitas yang berhubungan dengan jasa perpustakaan dapat diketahui dan dipahami oleh pengguna. Menurut Royani (1984 : 107) Promosi perpustakaan dibagi atas 2 berdasarkan ruang lingkup dan daya jangkau yaitu:
1. Promosi dilakukan didalam gedung perpustakaan antara lain, berupa :
- Menerbitkan majalah yang isinya membuat informasi mengenai kegiatan di perpustakaan itu. Kunjungan yang dilakukan oleh tamu atau kelompok pemuda, pembaca, sumbangan buku-buku dll.
- Wartawan menginterview pembaca di perpustakaan, hasilnya diterbitkan dalam suatu surat kabar.
- Membuat kartu lebaran/natal yang gambarnya diambil dari buku-buku yang terkenal yang terdapat di dalam perpustakaan
- Pemutaran film, video, tape slide dsb mengenai sesuatu topik yang dilengkapi dengan buku-buku mengenai itu.
- Pameran buku-buku baik yang baru maupun yang lama dengan hiasan-hiasan yang menarik.
- Pameran lukisan yang dilengkapi dengan buku-buku mengenai biografi dan karya pelukis.
- Diskusi yang dilakukan di ruangan khusus.
- Membuat batas bacaan (book mark) dari kulit, plastik dsb, memuat nama dan alamat perpustakaan, jam buka dan jam tutup, jenis-jenis pelayanan yang diberikan dan nomor telepon.
2. Promosi yang dilakukan di luar gedung perpustakaan :
- Menempelkan identitas perpustakaan : nama dan alamat perpustakaan, jam buka dan jam tutup, pada pelabuhan-pelabuhan kapal dan pesawat terbang. - Di tempat-tempat strategis dipasang papan-papan yang memuat tentang
identitas perpustakaan: antara lain nama dan alamat perpustakaan, jam buka dan jam tutup, jenis pelayanan yang diberikan serta nomor telepon.
Dalam melakukan promosi perpustakaan juga dibutuhkan metode untuk memperkenalkan perpustakaan bagi pengguna maupun masyarakat, Hamilton yang disitir oleh Juddin (1995 : 33) mengemukakan beberapa metode promosi perpustakaan terdiri dari :
1. Mengembangkan diri.
Seorang pustakawan harus meningkatkan "Image" masyarakat terhadap profesionalisme pustakawan sebagai seorang ahli bidang informasi.
(21)
2. Menjual Ide
Pustakawan harus bisa memasarkan produknya dan mempertahankan keberadaannya.
3. Peningkatan fisik perpustakaan 4. Profil Pemakai
Mengenal profil pemakai akan membuat pustakawan mengenal pemakai dan apa saja yang mereka butuhkan.
5. Buletin dan Terbitan lainnya 6. Leafet dan Brosur
7. Poster 8. Presentasi
Presentasi diperlukan terutama bila perpustakaan merupakan badan bawahan. Penjelasan yang baik dan menarik diperlukan untuk mendapat perhatian para pimpinan.
9. Pameran
10. Publikasi melalui media massa.
11. Menggunakan tenaga ahli bidang promosi.
Sedangkan metode yang dapat digunakan perpustakaan untuk melakukan promosi menurut Sulistyo-Basuki (1991 : 286) terdiri dari enam metode promosi jasa perpustakaan yaitu :
1. Nama dan logo 2. Poster dan leaflet 3. Pameran
4. Media dan Video 5. Ceramah
6. Iklan
Promosi perpustakaan merupakan salah satu upaya untuk memperkenalkan berbagai fasilitas dan layanan yang ada di perpustakaan, dimana dengan mempromosikan perpustakaan maka terjadilah proses pendekatan informasi kepada pengguna. Pengguna menjadi tahu berbagai fasilitas dan layanan apa saja yang tersedia, sedangkan yang belum tahu atau yang sudah tahu tapi belum pernah memanfaatkan jasa layanan akan mengenal dan kemudian tertarik untuk datang memanfaatkan perpustakaan sehingga kegiatan promosi yang dilakukan perpustakaan memberi hasil yang sesuai dengan keinginan. Promosi perpustakaan juga dapat dilakukan dengan berbagai kegiatan untuk dapat menarik perhatian pengguna. Dalam hal ini untuk menarik pengguna untuk menjadi anggota perpustakaan. Menurut Mustafa (1996 : 123-130). Berbagai kegiatan yang dapat dilakukan untuk menarik perhatian pengguna di antaranya :
1. Pameran
Pameran adalah salah satu bentuk kegiatan perpustakaan untuk menarik perhatian banyak orang. Pameran juga merupakan cara yang paling jitu untuk mempublikasikan keberadaan perpustakaan kepada pengguna dan calon pengguna.
(22)
2. Ceramah dan seminar
Ceramah adalah suatu kegiatan dimana ada satu atau beberapa orang yang berbicara di depan sejumlah peserta pada suatu waktu dan tempat tertentu mengenai suatu topik tertentu.
3. Bercerita
Tujuan kegiatan ini adalah untuk mendorong pengguna perpustakaan untuk memanfaatkan koleksi dan layanan melalui suatu cerita.
4. Bazar
Bazar adalah suatu kegiatan jual beli barang pada suatu tempat tertentu dan waktu tertentu dan bukan pada tempat yang biasanya dilakukan proses jual beli.
5. Lomba dan Kuis
Lomba dan kuis dapat dijadikan sarana promosi untuk menarik perhatian masyarakat.
6. Wisata Perpustakaan
Wisata perpustakaan adalah kegiatan untuk mengajak serombongan orang untuk berkeliling perpustakaan guna melihat semua sudut di perpustakaan bahwa disana ada petugas perpustakaan yang member penjelasan mengenai koleksi, fasilitas yang ada, cara-cara menggunakan fasilitas itu serta bagaimana menemukan informasi dan apa manfaatnya bagi mereka.
7. Memutar Film dan Video Kaset
Pemutaran film dan video dapat disajikan pada orang atau rombongan orang yang berkunjng ke perpustakaan. Tayangannya dapat disajikan secara berkala dan terjadwal, dapat diumumkan waktu dan tempatnya.
Dari beberapa pendapat di atas dapat dikemukakan bahwa promosi perpustakaan dapat dilakukan dengan berbagai metode dan cara untuk menarik perhatian pengguna agar mau/berminat menggunakan perpustakaan misalnya dengan cara melakukan berbagai kegiatan seperti bazar, pameran, lomba dan kuis, ceramah, wisata perpustakaan, memutar film dan video kaset dan lain sebagainya.
2.4.3.2 Tujuan Promosi Perpustakaan
Promosi perpustakaan dilakukan sudah tentu mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Sehubungan dengan hal tersebut Qalyubi ( 2003 : 60 ) menyatakan bahwa tujuan promosi perpustakaan adalah :
1. Memperkenalkan fungsi perpustakaan kepada masyarakat pemakai
2. Mendorong minat baca dan mendorong masyarakat agar menggunakan koleksi perpustakaan semaksimalnya dan menambah jumlah orang yang gemar membaca 3. Memperkenalkan pelayanan dan jasa perpustakaan kepada masyarakat
4. Memberikan kesadaran masyarakat akan adanya pelayanan perpustakaan dan menggunakannya serta mengembangkan pengertian masyarakat agar mendukung kegiatan perpustakaan
(23)
Pendapat lain dikemukakan Edsall yang dikutip oleh Mustafa (1996 : 21) bahwa tujuan promosi perpustakaan adalah :
1. Memberikan kesadaran kepada masyarakat tentang adanya pelayanan perpustakaan.
2. Mendorong minat masyarakat untuk menggunakan perpustakaan.
3. Mengembangkan pengertian kepada masyarakat agar mendukung kegiatan perpustakaan dan peranannya dalam masyarakat.
Sedangkan Suryadi (2006 : 8) menyatakan bahwa “tujuan promosi adalah mengkomunikasikan, memberi pengetahuan, meyakinkan juga mengikat pikiran dan perasaan seseorang tentang suatu produk sehingga mereka mengakui produk tesebut dan mau menggunakannya” .
Berdasarkan pendapat-pendapat yang dikemukakan di atas, dapat diketahui bahwa tujuan dilakukannya promosi adalah untuk mengkomunikasikan, menarik minat, meyakinkan dan mengikat pikiran dan perasaan seseorang tehadap suatu produk maupun jasa yang dipromosikan sehingga mereka mau menggunakannya dalam hal ini adalah perpustakaan. Promosi perpustakaan dapat memberikan kesadaran, mendorong minat, mengembangkan pengertian serta memperkenalkan informasi dan sumber-sumber informasi yang dimiliki kepada masyarakat agar mereka berminat untuk mengunjungi dan memanfaatkan perpustakaan secara optimal.
2.5 Metode Promosi
Untuk mencapai tujuan promosi, yang telah diuraikan di atas organisasi dapat memilih dan menetapkan metode promosi yang akan digunakan untuk mencapai sasaran yang ingin dicapai. Metode promosi sangat banyak diketahui akan tetapi tidak semua metode promosi sesuai dengan berbagai keadaaan pemasaran berbagai produk/jasa yang akan dipromosikan. Meskipun secara umum metode promosi memiliki fungsi yang sama tetapi metode-metode promosi tersebut dapat dibedakan berdasarkan tugas khusus yang dilakukan. Perpaduan metode tersebut sering disebut dengan bauran promosi.
Sehubungan dengan metode promosi tersebut, Kotler dan Amstrong (2001 : 112) mengatakan bahwa terdapat lima variabel di dalam bauran promosi (promotional mix) yaitu :
1. Periklanan (advertising)
Segala biaya yang harus dikeluarkan sponsor untuk melakukan presentasi dan promosi non pribadi dalam bentuk gagasan, barang atau jasa.
2. Penjualan Personal (personal selling)
(24)
penjualan dan membangun hubungan dengan pelanggan. 3. Promosi penjualan (sales promotion)
Insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa.
4. Hubungan masyarakat (public relation)
Membangun hubungan baik dengan publik terkait untuk memperoleh dukungan, membangun citra perusahaan yang baik dan menangani atau menyingkirkan gosip, cerita dan peristiwa yang dapat merugikan
5. Pemasaran langsung (direct marketing)
Komunikasi langsung dengan pelanggan yang diincar secara khusus untuk memperoleh tanggapan langsung.
Selain 5 variabel yang diungkapkan oleh kotler dan amstrong di atas Mustafa (1996 : 28) menyatakan kegiatan promosi perpustakaan dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode promosi yaitu :
1. Publikasi 2. Iklan
3. Kontak Perorangan 4. Insentif
5. Penciptaan lingkungan dan suasana perpustakaan
Metode promosi dilakukan dengan berbagai cara dan berbagai media yang ditujukan kepada khalayak ramai. Dengan berhasilnya metode-metode yang digunakan untuk mempromosikan perpustakaan diharapkan dapat menarik minat masyarakat untuk mengunjungi, memanfaatkan koleksi yang tersedia serta seluruh masyarakat dapat menjadi anggota perpustakaan. Untuk lebih jelasnya metode tersebut akan dibahas satu persatu pada uraian berikut :
2.5.1 Publikasi
Salah satu metode dalam promosi perpustakaan adalah pubikasi. Publikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menyediakan/menyebarkan sebuah informasi kepada masyarakat umum dengan cara bermacam macam mulai dari buku, teks, gambar, konten audio visual dan website sehingga masyarakat mengetahui informasi yang disediakan untuk konsumen kegiatan promosi diharapkan mampu mempengaruhi masyarakat untuk memanfaatkannya. Dalam hal ini publikasi merupakan salah satu cara efektif untuk mempromosikan perpustakaan agar masyarakat mau memanfaatkan fasilitas yang disediakan dan mau mendaftarkan dirinya sebagai anggota perpustakaan. Menurut Mustafa (1996 : 29) “Publikasi adalah perangsangan non personal agar ada permintaan terhadap produk atau jasa
(25)
melalui berita mengenai hal-hal di media penerbitan atau melalui penyajian yang menarik di radio, televisi dan panggung”.
Sedangkan menurut McCarthy (1993 : 295) bahwa “Publikasi merupakan setiap bentuk penyajian gagasan, barang atau jasa yang tidak dibayar. Dengan metode publikasi, pihak perpustakaan berusaha menarik perhatian pengguna agar mengetahui dan lebih memanfaatkan koleksi dan layanan yang telah tersedia diperpustakaan”.
Pendapat lain diungkapkan oleh Sutarno (2006 : 102) bahwa “Publikasi adalah melakukan kegiatan agar perpustakaan lebih dikenal oleh masyarakat luas (publik).”
Dari beberapa pendapat di atas dapat dikemukakan bahwa publikasi merupakan kegiatan promosi yang dilakukan dalam bentuk penyajian gagasan, barang atau jasa melalui media penerbitan atau penyajian yang menarik di radio, televisi dan panggung, sehingga koleksi dan jasa perpustakaan lebih dikenal oleh masyarakat.
Dalam melakukan kegiatan publikasi, perlu diketahui bahwa melalui kegiatan publikasi dapat diperoleh keunggulan-keunggulan sebagaimana dikemukakan oleh Mustafa (1996 : 29) keunggulan tersebut adalah :
Pertama : publikasi ditempatkan sebagai berita dan bukan iklan.
Kedua : publikasi cenderung sampai kepada penguna yang tidak menyukai iklan atau kontak pribadi.
Ketiga : publikasi mempunyai potensi tinggi untuk di dramatisasi, sehingga menarik perhatian dan mempengaruhi orang.
Tetapi selain memiliki keunggulan, publikasi juga mempunyai kelemahan. Adapun kelemahan cara publikasi menurut Mustafa (1996 : 29) adalah :
Pertama : publikasi selalu melalui proses penyuntingan.
Kedua : publikasi tidak memungkinkan hal-hal yang dicakup oleh iklan.
Dengan mengetahui keunggulan-keunggulan dan kelemahan-kelemahan publikasi sebagai metode promosi maka promosi yang dilakukan dapat berjalan efektif dan berhasil. Promosi melalui publikasi berbeda dengan pemasaran melalui iklan, sebagaimana diutarakan oleh Seitel yang disitir oleh Wirawan (1993 : 32 ) menyatakan bahwa :
Ada beberapa perbedaan iklan dan publikasi. Promosi melalui iklan harus dibayar, tetapi pemasangan iklan mengendalikan apa yang dikatakan, bagaimana penyampaiannya, kepada siapa iklan itu akan disampaikan, dan frekuensi penayangannya baik dimedia cetak maupun media lainnya. Sedangkan publikasi biasanya Cuma-Cuma dan penyampaiannya biasanya ditinjau oleh penyunting.
Publikasi umumnya sampai kepada konsumen yang tidak menyukai iklan dan publikasi merupakan cara efektif untuk menarik perhatian dan mempengaruhi orang. Selain
(26)
mengetahui keunggulan-keunggulan dari publikasi harus diketahui bahwa langkah-langkah pembuatan publikasi. Adapun langkah-langkah pembuatan publikasi menurut Wirawan dalam laporan lokakarya bimbingan pengguna dan promosi perguruan tinggi Negeri (1993 : 32) adalah :
1. Menentukan tujuan-tujuan publikasi. Mencakup penentuan pasar target yang menjadi sasaran.
2. Mencari ide publikasi yang akan mencapai dampak yang diinginkan 3. Menentukan media yang akan digunakan untuk publikasi.
Dengan mengetahui langkah-langkah pembuatan publikasi maka kegiatan publikasi juga dapat dilakukan untuk mempromosikan perpustakaan agar masyarakat mau menggunakan, memanfaatkan maupun mendaftarkan dirinya sebagai anggota perpustakaan.
2.5.2 Iklan
Iklan merupakan salah satu metode promosi perpustakaan. Iklan merupakan bentuk promosi yang bertujuan untuk mendorong, memotivasi dan menarik perhatian seseorang untuk mau menggunakan atau memanfaatkan suatu produk atau jasa yang ditawarkan.
Menurut Mustafa (1996 : 29 - 30), “iklan adalah media promosi dalam bentuk penyajian ide, produk atau jasa dengan cara bayar. Iklan dapat dilaksanakan dalam berbagai bentuk melalui media cetak atau media elektronik seperti surat kabar, majalah, radio atau televisi. Sedangkan Hardiman (2006 : 52) menyatakan bahwa “Iklan merupakan materi yang dirancang untuk menarik perhatian publik, dengan tujuan agar mereka melakukan sesuatu yang ditawarkan, melalui berbagai media”.
Selain pendapat di atas Sastradipoera mengatakan bahwa (2003 : 1992), Iklan dapat dijelaskan dengan berbagai definisi diantaranya adalah :
1. Iklan merupakan salah satu alat marketing yang bertugas untuk memberikan informasi kepada kelompok orang dan meninggikan nilai barang atau jasa yang diiklankan.
2. Iklan mengacu pada penggunaaan media iklan agar membangunkan perhatian publik pada barang, jasa atau gagasan
3. Iklan merupakan promosi bukan-pribadi kepada kelompok-kelompok yang dibayar oleh sponsor tertentu. Iklan memfokuskan diri kepada kelompok orang, bukan kepada individu-individu.
Selanjutnya Winardi (1992 : 112) menyatakan bahwa :
Pengiklanan merupakan sebuah bentuk komunikasi nonpersonal yang harus diberikan imbalan tentang sebuah organisasi atau produk–produknya yang ditransmisi kepada sebuah audiensi sasaran dengan bantuan sebuah medium massa. Dimana para
(27)
individu-idividu dan organisasi menggunakan pengiklanan untuk tujuan mempromosi barang-barang, jasa-jasa, ide-ide, issue-issue dan orang-orang sebagai kandidat politikal.
Dari pendapat- pendapat di atas, dapat diketahui bahwa iklan merupakan salah satu media promosi dalam bentuk tercetak maupun elektronik yang bertujuan untuk menarik perhatian serta membujuk konsumen untuk memanfaatkan produk atau jasa yang ditawarkan kepada kelompok orang denngan diberikan imbalan. Menurut Suryadi (2006 : 92) ada beberapa jenis promosi efektif melalui iklan, yaitu :
1. Media cetak seperti koran, majalah, tabloid pada umumnya dikelompokkan dalam istilah-istilah sebagai berikut :
a. Iklan Baris b. Iklan Kolom c. Iklan Advetorial d. Iklan Display 2. Radio
a. Iklan Adlips b. Iklan Spot
c. Iklan Sponshorship 3. Televisi
a. Live Action b. Stop Action c. Iklan Animasi d. Slide Show e. Music
f. Blocking Time g. Superimposed h. Running Text
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa banyak jenis iklan yang dapat dijadikan sebagai media promosi seperti iklan dalam media cetak, radio maupun televisi. Agar iklan yang dibuat efektif iklan harus direncanakan dengan baik. Iklan memberikan pengaruh yang penting untuk keberhasilan pemasaran perpustakaan. Dalam mengembangkan program iklan terdapat lima dimensi yang harus diperhatikan yaitu :
1. Mission (Tujuan Periklanan)
Menentukan tujuan periklanan langkah pertama dalam membuat program periklanan. Tujuan ini harus berasal dari keputusan mengenai sasaran pemasaran.
2. Money (Anggaran Periklanan)
Setelah menentukan tujuan periklanan, maka program selanjutnya adalah membuat anggaran dari periklanan. Ada lima faktor yang perlu dipertimbangkan pada saat menetapkan anggaran periklanan, yaitu:
- Tahap dalam siklus produk (stage in the product life cycle)
- Pangsa pasar dan basis konsumen (markets share and consumer base) - Persaingan dan gangguan (competition and clutter)
(28)
- Frekuensi periklanan (advertising frequency)
- Kemungkinan substitusi produk (product substitutability) 3. Message (Memilih pesan iklan)
Faktor kreativitas dalam iklan lebih penting daripada jumlah uang yang dikeluarkan. Iklan dapat membantu dalam meningkatkan pemasaran apabila mendapat perhatian dari penggunanya, dengan demikian faktor yang penting. 4. Media
Pemilihan media yang efektif untuk menyampaikan pesan iklan harus memperhatikan tiga faktor yaitu:
- Reach (jangkauan) - Frequency (frekuensi) - Impact (pengaruh)
5. Measurement (Mengevaluasi efektivitas iklan)
Ada dua cara dalam mengukur efektivitas iklan yaitu :
- Communication effect research (riset dampak komunikasi), yaitu berusaha menentukan apakah iklan berkomunikasi secara efektif.
- Sales effect research (riset dampak penjualan), yaitu membantu pengiklan menilai dampak komunikasi iklan terhadap penjualan. (Kotler, 2001 : 578 ) Uraian di atas menyatakan bahwa dalam melakukan kegiatan periklanan perlu diperhatikan tujuan periklanan, anggaran periklanan, memilih pesan iklan, media, dan mengevaluasi efektifitas iklan. Kelima hal tersebut dimaksudkan agar kegiatan periklanan berjalan efektif.
Untuk melaksanakan promosi melalui iklan petugas perpustakaan harus memahami tujuan iklan secara baik. Menurut Saladin (1996 : 74) iklan memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Untuk menyampaikan informasi :
a. Memberitahukan pasar tentang produk
b. Menganjurkan cara penggunaan baru untuk produk tertentu c. Menjelaskan cara kerja suatu produk
d. Membangun citra perusahaan 2. Untuk membujuk :
a. Memilih merk tertentu
b. Menganjurkan memilih merk tertentu
c. Mengubah persepsi konsumen tentang ciri-ciri merk tertentu d. Membujuk pelanggan untuk membeli
3. Untuk mengingatkan :
a. Mengingatkan konsumen bahwa produk itu mungkin akan sangat dbutuhkan dalam waktu dekat
b. Mengingatkan konsumen dimana membeli produk itu
c. Menjaga agar pelanggan akan selalu ingatakan produk atau merk itu 4. Untuk pemantapan :
Berusaha untuk meyakinkan para pembeli bahwa ia mengambil pilihan yang tepat.
Sedangkan fungsi iklan menurut Mursid (1993 : 96) adalah : 1. Memberikan informasi
(29)
2. Membujuk atau mempengaruhi 3. Menciptakan kesan
4. Memuaskan keinginan 5. Sebagai alat komunikasi
Pendapat di atas mengemukakan bahwa iklan mempunyai tujuan untuk menyampaikan informasi, membujuk, mengingatkan dan untuk pemantapan. Agar tujuan tersebut dapat tercapai iklan mempunyai fungsi yang harus dilaksanakan agar pengguna mengetahui pesan apa yang disampaikan dari iklan tersebut.
Sehubungan dengan tujuan iklan yang dilakukan Kotler (1995 : 117) mengemukakan tiga keputusan penting untuk menentukan tujuan iklan bagi organisasi nirlaba, yaitu :
1. Menentukan pasar target
Bagi perpustakaan ditentukan yang menjadi target perpustakaan adalah kelompok peneliti, mahasiswa tingkat sarjana, pascasarjana dan sebagainya.
2. Membuat spesifikasi mengenai dampak yang diharapkan.
Konsumen potensial berada dalam stadium kesiapan yang berbeda-beda untuk menerima produk atau jasa yang akan diiklankan. Setiap konsumen berbeda dalam menerima atau menginterpretasikan setiap informasi yang diperoleh oleh sebab itu harus diketahui apa dampak yang diharapkan dari iklan tersebut.
3. Menentukan target jangkauan atau frekuensi iklan.
Harus diputuskan berapa pasar target yang diharapkan dapat dijangkau dan dengan frekuensi yang bagaimana, satu kali saja atau berulang-ulang sampai iklan tersebut dapat diterima oleh target tersebut.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa tujuan iklan bagi organisasi nirlaba adalah menentukan sasaran atau target pasar yang ingin dicapai, membuat ukuran sejauh mana iklan tersebut dapat mempengaruhi target dan menentukan frekuensi iklan sehingga dapat menjangkau target yang ditentukan.
2.5.3 Kontak Perorangan
Promosi dengan kontak perorangan dilakukan melalui pertemuan langsung antara wakil organisasi dengan pasar target. Metode promosi dengan cara kontak perorangan merupakan metode promosi yang dilakukan dengan cara bertemu secara langsung antara pengguna dengan petugas perpustakaan. Promosi dengan menggunakan metode kontak perorangan lebih efektif daripada metode yang lainnya karena metode ini lebih meningkatkan hubungan pengguna dan petugas perpustakaan akan lebih baik. Promosi dengan kontak perorangan dapat diatur sedemikian rupa sehingga mendekati kebutuhan, minat dan pribadi pemakai hal ini dimaksudkan semata-mata agar pengguna/konsumen dapat memanfaatkan produk/jasa yang ditawarkan.
(30)
Kontak perorangan juga digunakan untuk mempromosi perpustakaan. Bellardo dan Waldhart (1981 : 69-70) mengemukakan bahwa “Efektifitas teknik promosi dan komunikasi di bidang kepustakawanan & informasi telah membuktikan bahwa kontak perorangan dari mulut ke mulut merupakan cara yang paling efektif untuk menyebarluaskan informasi mengenai produk dan jasa perpustakaan dalam hal menarik minat pengguna”.
Sedangkan Mustafa (1996 : 28) menyatakan bahwa :
Metode promosi dengan cara kontak perorangan merupakan metode promosi yang mendapat tanggapan lebih kuat dari pengguna dibandingkan dengan metode promosi lainnya. Hal ini disebabkan karena pertemuan langsung antara pustakawan dengan pengguna menyebabkan keakraban sehingga kebutuhan dan keinginan pengguna dapat diketahui dengan jelas oleh pustakawan
Promosi perpustakaan dengan menggunakan metode kontak perorangan merupakan metode yang paling efektif dalam mempromosikan perpustakaan dibandingkan publikasi dan iklan, karena pustakawan berhadapan/berbicara langsung dengan pengguna, sehingga terjadi keakraban yang membuat pengguna merasa nyaman untuk menyampaikan secara langsung keinginan, kebutuhannya dan mendapat tanggapan langsung dari pustakawan tersebut. Dengan demikian pengguna akan merasa lebih leluasa untuk mengungkapkan kebutuhannya dan bagi pustakawan hal tersebut akan mempermudah penyediaan informasi. Fungsi kontak perorangan menurut Kotler (1996 : 121) adalah :
1. Menjual
Artinya organisasi berusaha meningkatkan jumlah konsumen dengan langsung mencari konsumen baru.
2. Memberi layanan.
Dengan kontak perorangan organisasi mencoba memberi pelayanan langsung kepada konsumen.
3. Meneliti.
Mengawasi perkembangan yang terjadi diantara konsumen dan juga diantara pesaing-pesaing organisasi.
4. Dalam hal ini kontak perorangan yang sering dilakukan di perpustakaan adalah pengguna berinteraksi secara langsung dengan pustakawan untuk mencari informasi yang dibutuhkan dengan demikian diharapkan hal tersebut akan mampu meningkatkan jumlah pengunjung.
(31)
2.5.4 Insentif
Cara lain untuk mempromosikan perpustakaan adalah pemberian insentif. Insentif merupakan salah satu media promosi yang dapat menarik perhatian serta membujuk pengguna untuk menggunakan, memanfaatkan jasa atau produk yang ditawarkan perpustakaan.
Pada suatu organisasi, insentif bertujuan untuk meningkatkan produktivitas kerja ataupun individu maupun kelompok. Pemberian insentif berupa sesuatu yang bernilai seperti uang atau produk sebagai tambahan dengan maksud untuk mendorong perubahan sikap agar pengguna lebih sering memanfaatkan perpustakaan. Pada perpustakaan pemberian insentif dapat berupa pemberian buku gratis sehingga hal tersebut diharapkan mampu menarik perhatian pengguna untuk mau berkunjung dan memanfaatkan fasilitas perpustakaan.
Sehubungan dengan pemberian insentif Mustafa (1996 : 31) menyatakan bahwa : Insentif adalah pemberian sesuatu yang bernilai (uang atau bukan uang) sebagai tambahan terhadap penawaran yang diajukan dengan maksud untuk mendorong perubahan sikap konsumen terhadap penawaran itu. Insentif biasanya diberikan kepada orang atau kelompok yang kurang bermotivasi, acuh tak acuh, atau kurang suka terhadap penawaran suatu produk atau jasa.
Pemberian insentif cukup baik, karena dapat memotivasi pengguna baik yang sudah menggunakan perpustakaan maupun yang jarang menggunakannya untuk berkunjung, memanfaatkan fasilitas serta jasa layanan yang tersedia di perpustakaan. Untuk memanfaatkan insentif sebagai metode promosi ada beberapa langkah sebagaimana dikemukakan oleh Kotler (1996 : 128) sebagai berikut :
1. Menentukan tujuan yang ingin dicapai dari pemberian insentif.
2. Menentukan jangkauan insentif dengan cara menetapkan kepada siapa insentif itu diberikan.
3. Menentukan penerima insentif. 4. Menentukan arah insentif. 5. Menentukan bentuk insentif. 6. Menentukan besarnya insentif.
7. Menentukan waktu pemberian insentif
Sedangkan Nawawi (2001 : 373) menyatakan bahwa tujuan pemberian insentif adalah :
1. Sistem insentif di desain dalam hubungannya dengan sistem balas jasa (merit sistem), sehingga berfungsi dalam memotivasi pekerja agar terus menerus berusaha memperbaiki dan meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas yang menjadi kewajiban/tanggung jawabnya.
(32)
2. Sistem insentif merupakan tambahan bagi upah/gaji dasar yang diberikan sewaktu-waktu, dengan membedakan antara pekerja yang berprestasi dengan yang tidak/kurang berprestasi dalam melaksanakan pekerjaan/tugas-tugasnya.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pemberian insentif dapat dilakukan perpustakaan untuk memotivasi pengguna memanfaatkan perpustakaan beserta fasilitas dan layanan yang tersedia sehingga akan berpengaruh terhadap peningkatan jumlah kunjungan perpustakaan.
2.5.5 Penciptaan Suasana dan Lingkungan Perpustakaan
Penciptaan suasana lingkungan perpustakaan yang nyaman merupakan salah satu upaya yang dilakukan agar masyarakat berminat untuk berkunjung ke perpustakaan. Dalam upaya menumbuhkan minat pengguna perpustakaan memanfaatkan fasilitas serta jasa layanan perpustakaan, perlu ditempuh suatu cara untuk menjaga suasana di lingkungan perpustakaan. Kenyamanan dan suasana perpustakaan dapat mempengaruhi penggguna untuk memanfaatkan berbagai fasilitas layanan yang tersedia di perpustakaan dan meluangkan waktu yang lama. Karena kenyamanan, suasana lingkungan perpustakaan merupakan daya tarik yang dapat memotivasi masyarakat berada dalam waktu yang lama.
Atmosferik atau penciptaan lingkungan yaitu sebagai “Perancangan” lingkungan organisasi yang diperhitungkan sedemikian rupa, agar menimbulkan dampak kognitif dan emosional kepada pasar target, sehingga meningkatkan kepuasan pada waktu membeli atau memanfaatkan produk atau jasa itu. (Kotler, 1996 : 134).
Sedangkan Mustafa (1996 : 28) menyatakan bahwa :
Dalam upaya menumbuhkan minat pengguna perpustakaan untuk mempergunakan fasilitas serta jasa layanan perpustakaan, perlu ditempuh suatu cara untuk menjaga suasana di lingkungan perpustakaan. Penataan ruangan perpustakaan dibuat lebih menarik sehingga memotivasi pengguna untuk datang ke perpustakaan.
Pendapat lain dikemukakan oleh Darmono (2001 : 182) bahwa:
Penataan ruangan yang baik, rapi bersih, tersedia tempat baca yang nyaman dan menyenangkan merupakan kegiatan promosi perpustakaan. Meskipun ini merupakan promosi tidak langsung tetapi pengaruhnya cukup kuat untuk mengajak atau membujuk pengguna untuk datang ke perpustakaan.
Dari ketiga uraian di atas dapat diketahui bahwa atmosfer ruangan, suasana dan kenyamanan lingkungan perpustakaan dapat terlihat dari penataan ruangan yang baik, rapi, bersih, tersedia tempat yang nyaman dan menyenangkan sehingga hal tersebut dapat menimbulkan dampak kognitif dan emosional kepada pengguna sehingga memotivasi dan menarik perhatian pengguna untuk mau memanfaatkan perpustakaan.
(33)
2.6 Minat pengguna 2.6.1 Pengertian minat
Sebelum membicarakan tentang minat pengguna terhadap perpustakaan, terlebih dahulu dilihat pengertian dari minat. Minat ditandai dengan rasa suka maupun tertarik pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Adanya minat dalam diri seseorang juga dapat diungkapkan melalui pernyataan maupun tindakan sehingga hasrat dalam dirinya terpenuhi. Seseorang yang memiliki minat terhadap sesuatu akan memberikan perhatian lebih besar terhadap benda tersebut. Arti minat menurut kamus umum Bahasa Indonesia berarti kesukaan (kecenderungan hati) kepada sesuatu atau keinginan. Menurut Sutarno (2006: 107) “minat adalah suatu keinginan atau kecendrungan hati yang tinggi terhadap sesuatu.” Sedangkan menurut Marksheffel yang disitir oleh Bafadal (2006) menyatakan bahwa minat merupakan:
1. Minat bukan hasil pembawaan manusia, tetapi dapat dibentuk atau diusahakan, dipelajari, dan dikembangkan.
2. Minat bisa dihubungkan untuk maksud-maksud tertentu untuk bertindak. 3. Secara sempit, minat itu diasosiasikan dengan keadaan sosial seseorang.
4. Minat itu biasanya membawa inisiatif dan mengarah kepda kelakuan atau tabiat manusia.
Pendapat lain dikemukakan oleh Slameto (2003 : 150 ) bahwa “Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh”.
Selain pendapat di atas Kasijan (1988 : 351 ) menyatakan bahwa : “Minat adalah kemampuan untuk memberi stimuli yang mendorong kita untuk memperhatikan seseorang, sesuatu barang atau kegiatan yang dapat memberi pengaruh terhadap pengalaman yang distimuli oleh kegiatan itu sendiri”.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat diketahui bahwa minat merupakan suatu keinginan hati seseorang terhadap suatu pilihan tertentu sebagai kebutuhannya, kemudian timbul inisiatif yang mengarah kepada kelakuan manusia yang diwujudkan dalam tindakan atau perhatian yang nyata untuk mencari informasi tentang objek yang diinginkannya.
(1)
2.6.2 Pengertian Pengguna
Pengguna perpustakaan merupakan barometer ukuran keberhasilan suatu perpustakaan. Dengan mempunyai pengguna yang banyak maka perpustakaan dapat dinyatakan berhasil menarik minat pengguna menjadi anggota perpustakaan serta memanfaatkannya. Secanggih apapun rancangan perpustakaan tanpa pengguna, perpustakaan tersebut dapat dinyatakan gagal. Menurut Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 pasal 1 ayat 9 adalah “pengguna perpustakaan, yaitu perseorangan, kelompok orang, masyarakat, atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan.
Sedangkan menurut Flemming yang dikutip oleh Widuri “pengguna adalah mereka yang menerima manfaat utama dari suatu sistem informasi yang diciptakan”. Pendapat lain dikemukakan oleh Proboyekti (2008 : 3), “Pengguna perpustakaan terdiri dari dua jenis yaitu pengguna yang sudah menggunakan perpustakaan dan pengguna yang berpotensial menggunakan perpustakaan”. Sedangkan menurut Sulistyo-Basuki (1991: 201) bahwa: “Pengguna dapat dibedakan sebagai pengguna yang aktif dan yang tidak aktif. Dalam istilah yang lebih luas pengguna dapat dikatakan sebagai orang yang berhubungan dengan perpustakaan, baik langsung maupun tidak langsung dalam rangka mencari informasi yang dibutuhkan”.
Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa pengguna adalah mereka yang menggunakan dan menerima manfaat dari suatu sistem informasi yang diciptakan. Sedangkan yang dimaksud dengan pengguna perpustakaan adalah Mereka yang datang keperpustakaan untuk menggunakan dan memanfaatkan fasilitas dan layanan yang disediakan oleh perpustakaan.
2.6.3 Minat Pengguna menjadi anggota perpustakaan
Ekspresi minat dapat dilihat dari suatu pernyataan maupun kelakuan yang menunjukkan seseorang lebih menyukai sesuatu dari pada yang lain. Dalam pemanfaatan perpustakaan, pengguna harus mempunyai minat terlebih dahulu, Hal ini karena tanpa adanya minat, maka pengguna akan mengalami kesulitan dalam memanfaatkan layanan yang telah disediakan oleh perpustakaan. Minat pengguna menjadi anggota perpustakaan merupakan salah satu hal penting dalam keberhasilan suatu perpustakaan. Minat pengguna menjadi anggota perpustakaan dapat diartikan sebagai suatu keinginan hati pada diri orang yang akan menggunakan perpustakaan sehingga cenderung mengarahkan pada suatu pilihan tertentu sebagai kebutuhannya yaitu mendaftarkan dirinya sebagai anggota perpustakaan, kemudian
(2)
membawa inisiatif yang mengarah kepada kelakuan atau tabiat manusia yang diwujudkan dengan memanfaatkan fasilitas yang telah disediakan oleh perpustakaan. Sulistyo Basuki (2004 : 399 - 400) mengkategorikan pengguna informasi ilmiah menjadi tiga kelompok, yaitu:
1. Ilmuwan (peneliti), yang bergerak dalam penelitian dasar dan eksperimental dalam ilmu- ilmu dasar.
2. Insinyur (engineers, rekayasawan, spesialis praktis), bergerak dalam bidang disain eksperimental, proyeksi dan aktivitas operasional dalam berbagai bidang teknologi dan industri.
3. Manajer dalam ruang lingkup sains, teknologi dan ekonomi nasional.
Selain itu, Saepudin (2009 : 8), menyatakan bahwa: “Pustakawan harus melihat dari kelompok pembaca yang dilayani dan yang memanfaatkan sumber informasi tersebut”. Pustakawan sebagai selektor harus memiliki kriteria tertentu terhadap bahan koleksi yang akan mereka layangkan kepada masyarakat pengguna informasi tersebut yang dapat ditinjau dari berbagai sudut, antara lain :
1. Usia Kelompok Pembaca
Selektor harus memiliki pengetahuan dalam menentukan bahan pustaka mana yang boleh dan tidak boleh dilayangkan kepada pembaca dengan memprediksi kesesuaian bahan pustaka tersebut dengan usia pembaca.
2. Pendidikan Kelompok Pembaca
Seorang selektor harus memprediksi kesesuaian suatu bahan pustaka dengan pendidikan kelompok pembaca, karena beberapa kalangan pembaca tentu memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda- beda. Tentu sangat tidak mungkin seseorang yang memilikki latar belakang pendidikan sosial disuguhi bahan pustaka yang berhubungan dengan bidang kedokteran.
3. Keterbatasan Fisik Kelompok Pembaca
Selektor harus mampu menyeleksi bahan- bahan pustaka yang dibutuhkan oleh kelompok pembaca yang memiliki keterbatasan fisik. Misalnya dengan menyediakan bahan - bahan pustaka bagi saudara - saudara kita yang Tuna Netra. 4. Gender Kelompok Pembaca
Seorang selektor harus mampu menyeleksi bahan - bahan pustaka dengan mellihat sudut pandang gender kelompok pembaca tersebut, agar tercapai penyampaian informasi yang tepat sasaran.
Pengguna perpustakaan memiliki kriteria tertentu sebagaimana dikemukakan oleh Widuri (2008 : 3). Jenis pengguna memiliki dua kriteria yaitu :
1. Kriteria objektif seperti kategori sosio-profesional, bidang spesialisasi, sifat kegiatan yang menyebabkan perlunya informasi, dan alasan menggunakan sistem informasi
2. Kriteria sosial dan psikologis seperti sikap dan nilai menyangkut informasi pada umumnya dan hubungannya dengan unit informai pada khususnya; sebab dan
(3)
alasan yang berkaitan dengan perilaku mencari informasi dan komunikasi, perilaku sosial serta profesional pengguna.
Kedatangan pengguna datang ke perpustakaan sudah tentu dengan tujuan tertentu. Oleh sebab itu Perpustakaan harus melakukan pengkajian tentang pengguna Perpustakaan. Menurut Sulistyo-Basuki (1992 : 204-205), kajian pengguna dapat dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu :
1. Analisis kebutuhan
yang dikaji adalah jenis dan sifat informasi yang dicari dan diterima, dari titik pandang kuantitatif dan kualitatif.
2. Analisis perilaku informasi
Analisis ini menunjukkan bagaimana kebutuhan informasi dipenuhi. Analisis ini menjelaskan konteks jasa dan produk yang disajikan, menjelaskan kondisi yang dihadapi, serta menunjukkan tipe kesiapan dan atau pelatihan untuk pemakai. 3. Analisis motivasi dan sikap
Kajian ini mencakup nilai yang dinyatakan pengguna, baik diungkapkan secara terbuka atau harapan yang tersembunyi tentang informasi dan aktivitas berkaitan, citra pengguna tentang jasa dan spesialis informasi dan sebagainya. Kajian mengenai hal ini akan mengungkapkan alasan yang dalam mengenai perilaku dan kebutuhan khusus pengguna.
Pengunjung belum tentu termasuk anggota perpustakaan. Yang dimaksudkan dengan anggota perpustakaan adalah pengguna yang terdaftar sebagai pengguna tetap dan aktif memanfaatkan fasilitas yang tersedia di perpustakaan. Pengunjung hanya dapat menggunakan fasilitas perpustakaan secara terbatas yaitu di dalam perpustakaan sedangkan Anggota perpustakaan memiliki nilai lebih daripada hanya menjadi pengunjung/pengguna saja. Anggota perpustakaan dapat menggunakan berbagai layanan yang disediakan oleh perpustakaan secara gratis hanya dengan menunjukan identitas anggota perpustakaan.
menurut Istyawati (2001 : 5) agar seorang pengguna dapat memanfaatkan perpustakaan secara maksimal maka ada beberapa hal penting yang harus diketahui pengguna diantaranya;
1. Mengenal perpustakaan, tujuannya agar pengguna dapat memetakan perpustakaan yang hendak dimanfaatkan. Diantara halyang perlu dipahami pengguna antara lain bangunan fisik dan tata letak ruangan, jenis layanan dan jenis koleksi yang ditawarkan, kemudian fasilitas yang disediakan misalnya, ruang belajar, ruang diskusi, locker dll. Mengenal perpustakaan dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung dapat dilakukan dengan mengunjungi perpustakaan, menjelajahinya, megikuti bimbingan pengguna atau bertanya kepada petugas perpustakaan. Mengenal perpustakaan secara tidak langsung dapat dilakukan dengan cara membaca brosur atau media informasi yang diterbitkan oleh perpustakaan.
2. Memahami informasi yang dibutuhkan dan menentukan dimana informasi itu akan diperoleh. Dalam hal ini akan sangat berpengaruh pada saat pengguna
(4)
3. Memahami dan mampu menggunakan alat bantu penelusuran untuk mencari informasi yang dibutuhkan.
4. Mengetahui tata susunan koleksi. Hal ini berkaitan dengan sistem klasifikasi yang digunakan oleh perpustakaan misalnya, DDC (Dewey Decimal Classification). 5. Tidak malu bertanya kepada petugas ketika kesulitan menemukan informasi yang
dibutuhkan.
Perpustakaan perlu mengetahui karakteristik pengguna terutama dalam menunjang aktivitasnya. Karakteristik pengguna tersebut adalah sebagai berikut :
1. Individual or group yaitu apakah si pengguna datang ke perpustakaan sebagai
individu atau sebagai suatu kelompok
2. Place of learning, yaitu tempat yang biasa digunakan oleh pengguna untuk
membaca buku atau belajar.
3. Social situation, yaitu aspek sosial dari pengguna perpustakaan
4. Leisure or necessity factor, yaitu apakah pengguna berkunjung ke perpustakaan
untuk sekedar mengisi waktu luang atau karena dia membutuhkan buku atau informasi tertentu
5. Subject of study yaitu bidang apa yang sedang didalami pengguna. Apakah dia
sedang menulis mengenai suatu subjek tertentu yang sangat khusus, atau sedikit lebih luas
6. Level of study yaitu tingkat pendidikan pengguna. Kebutuhan mahasiswa S1 tentu
berbeda dengan kebutuhan mahasiswa tingkat S2 atau S3.
7. Motivation yaitu sejauh mana keinginan dan antusiasme pengguna dalam
memanfaatkan layanan perpustakaan.
Pengguna berkunjung ke perpustakaan karena adanya suatu kebutuhan yang ingin dipenuhi. Ada tiga kebutuhan yang sering ditemui pada pengguna perpustakaan antara lain :
1. Need for information,
Merupakan suatu kebutuhan akan informasi yang bersifat umum.
2. Needs for material and facilities
Merupakan kebutuhan untuk mendapatkan buku-buku atau bahan pustaka lain, serta kebutuhan akan fasilitas perpustakaan yang menunjang kegiatan belajar. 3. Needs for guidance and support
Merupakan kebutuhan utnuk mendapatkan bimbingan atau petunjuk yang memudahkan pengguna mendapatkan apa yang diinginkan.
(5)
Sedangkan pengguna yang membutuhkan koleksi untuk dibawa pulang harus melalui proses pendaftaran sebagai anggota perpustakaan. Untuk itu sesuai dengan yang dinyatakan dalam buku panduan penyelenggaraan perpustakaan daerah (1992 : 42) bahwa menjadi anggota perpustakaan harus melalui proses yaitu :
a. Pengisian formulir permohonan untuk menjadi anggota b. Pembuktian keabsahan alamat tempat tinggal
c. Pembuatan kartu anggota
Formulir pendaftaran memuat data pribadi calon anggota. Formulir ini harus diperkuat oleh pejabat tertentu, misalnya : kepala sekolah bagi siswa, lurah bagi masyarakat umum, kepala kantor/ komandan bagi karyawan dan ABRI. Alamat pemohon harus dibuktikan keabsahannya dengan bukti foto copy KTP dan pengiriman kartu pos panggilan. Kartu pos ini berfungsi ganda yaitu sebagai pembuktian keabsahan alamat pemakai dan tercapainya alamat pemohon oleh layanan pos. Hal ini diperlukan untuk pengiriman surat peringatan kepada anggota yang lalai mengembalikan koleksi bahan pustaka yang dipinjam.
2.6.4 Faktor- faktor yang berhubungan dengan minat pengguna
Minat pengguna tidak akan tumbuh tanpa didukung oleh berbagai faktor. Menurut Kartono (1985 : 77 ) faktor-faktor yang berhubungan dengan minat dibedakan menjadi beberapa faktor sebagai berikut :
1. Faktor-faktor yang dapat menimbulkan minat a). Faktor motif sosial
Minat dapat timbul dengan adanya motivasi dan keinginan tertentu dari lingkungan sosialnya. Seseorang akan melakukuan sesuatu dengan maksud agar mendapat respon.
b). Faktor Emosi
Minat berhubungan dengan perasaan dan emosi. Suksesnya pelaksanaan sesuatu kegiatan membuat perasaan senang dan semangat untuk melakukan kegiatan yang serupa, Sebaliknya kegagalan akan menurunkan minat atau malah sebaliknya menambah minat.
c). Faktor lingkungan
Adalah faktor yang dapat memunculkan minat yang berasal dari keadaan sekitar seperti lingkungan keluarga, lingkungan sekolah.
2. Faktor-faktor yang dapat menurunkan minat antara lain:
Secara alami faktor-faktor yang dapat menurunkan minat sebagai berikut : a. Faktor ketidakcocokan
Minat seseorang terhadap sesuatu hal akan berkembang jika hal tersebut menarik dan sesuai dengan dirinya dan minat tersebut akan turun apabila tidak sesuai dengan dirinya.
b. Faktor kebosanan
Melakukan suatu aktifitas secara terus menerus secara monoton akan membosankan, hal ini dapat menyebabkan menurunnya minat.
(6)
c. Faktor kelelahan
Orang yang karena minatnya terhadap sesuatu aktivitas, akan melakukan aktivitas tersebut dengan tidak memperhatikan batas waktu kerja. Hal ini dapat mengakibatkan kelelahan. Orang yang lelah akan malas melakukan pekerjaan. Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa faktor-faktor yang menimbulkan minat antara lain faktor motif sosial, Faktor emosi, dan faktor lingkungan. Sedangkan faktor yang dapat menurunkan minat antara lain yaitu faktor ketidakcocokan, faktor kebosanan, dan faktor kelelahan.