Karakteristik Pasien Polip Hidung di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada Tahun 2012-2014

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Polip adalah massa edema yang berbentuk seperti anggur pada hidung.
Polip hidung dapat berpengaruh besar terhadap kualitas hidup penderitanya.
Bukan hanya menyumbat hidung untuk bernapas, tetapi juga dapat menyebabkan
penurunan penciuman dan pengecapan (Spafford, 2002).
Polip hidung adalah hasil inflamasi mukosa sinus paranasal yang
disebabkan oleh peradangan mukosa kronis yang biasanya timbul pada meatus
media dan daerah etmoid. Gejala utama dari polip hidung adalah sumbatan
hidung, dan anosmia dan hiposmia. Polip hidung tampak semitranslusen berwarna
pucat keabu-abuan di rongga hidung dengan mukosa konka berwarna merah muda
atau eritematosa. Polip hidung lebih sering terjadi pada pasien dengan asma
persisten, Aspirin - Exarcebated Respiratory Disease (AERD), Chronic
Rhinosinusitis (CRS), dan cystic fibrosis (Georgy, 2012).

Polip hidung adalah penyebab umum dari obstruksi hidung dan dapat
menyebabkan anosmia. Polip hidung bersifat jinak dan


jarang menyebabkan

perdarahan. Pada pemeriksaan tampak benjolan abu-abu dan mukosa konka yang
kemerahan. Polip bisa soliter atau multipel, biasanya bilateral. Polip hidung bisa
menjadi sangat besar, menyebabkan perluasan tulang hidung dan alae nasi. Polip
hidung yang mengalami ulserasi dan perdarahan menunjukkan keganasan (Bull,
2003).
Prevalensi polip hidung (Nasal Polyposis) dalam populasi adalah sekitar
1-4%. Insiden Nasal Polyposis meningkat dengan usia dan kemungkinan terbesar
antara usia 40 dan 60 tahun (Pearlman, 2010). Prevalensi polip hidung pada
seluruh populasi di dunia adalah sekitar 4% biasanya dijumpai pada orang dewasa
yang berumur diatas 20 tahun, dengan perbandingan laki-laki dan perempuan 2:1.
Hampir 1/3 dari pasien polip hidung memiliki riwayat asma. Hampir 50%
penderita polip hidung memiliki riwayat keluarga yang sama. Pada pasien polip
hidung yang mengalami intoleransi dari NSAIDs (Non Steroid Anti Inflamatory

Universitas Sumatera Utara

2


Drugs) akan meningkatkan risiko polip sekitar 36-60 % (Newton & Sheh, 2008;

Patel & Rowe-Jones, 2007).

Di Indonesia studi epidemiologi menunjukkan

bahwa perbandingan pria dan wanita 2-3 : 1 dengan prevalensi 0,2%-4,3%
(Fransina, 2008).
Polip hidung dapat timbul pada semua umur tetapi umumnya dijumpai
pada penderita dewasa muda berusia antara 30–60 tahun, sedangkan perbandingan
antara laki-laki dan perempuan adalah 2–4 : 1 dan tidak ada kekhususan ras pada
kejadian polip hidung (Munir, 2006).
Gejala klinis dari penderita polip hidung adalah penurunan indra
penciuman, hidung tersumbat, keluar cairan dari hidung, terkadang bisa terlihat
massa seperti anggur (Spafford, 2002). Gejala yang timbul pada penderita polip
hidung adalah hiposmia dan postnasal drip. Gejala lainnya seperti demam yang
persisten, bersin, dan terkadang sakit kepala. Polip etmoidal terlihat pucat, dan
terdapat massa yang halus (Maqbool, 2001).
Etiologi pasti dari polip hidung belum diketahui, tetapi ada tiga faktor

penting, yaitu adanya peradangan kronik dan berulang pada mukosa hidung dan
sinus, gangguan keseimbangan vasomotor dan peningkatan tekanan cairan
interstisial dan edema mukosa hidung. Polip hidung bukan merupakan penyakit
tetapi merupakan manifestasi klinik dari berbagai macam penyakit dan sering
dihubungkan dengan sinusitis, asma dan rinitis alergi (Nizar & Mangunkusumo,
2001).
Dikarenakan polip hidung dapat berpengaruh besar terhadap aktivitas
penderitanya dan etiologinya yang sampai saat ini masih belum diketahui pasti,
penulis ingin mengetahui karakteristik penderita polip hidung di RSUP Haji
Adam Malik Medan pada tahun 2012-2014.

1.2.Rumusan Masalah
Masalah pada penelitian ini adalah bagaimana karakteristik pasien polip
hidung di bagian THT-KL RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2012-2014.

Universitas Sumatera Utara

3

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran karakteristik pasien polip hidung di bagian THTKL RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2012-2014.

1.3.2. Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
1.

Mengetahui

distribusi frekuensi berdasarkan umur pada pasien polip

hidung di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2012-2014.
2.

Mengetahui distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin pasien polip
hidung di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2012-2014.

3. Mengetahui distribusi frekuensi berdasarkan faktor risiko pada pasien
polip hidung di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2012-2014.
4. Mengetahui distribusi frekuensi berdasarkan keluhan pada pasien polip

hidung di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2012-2014.
5. Mengetahui distribusi frekuensi berdasarkan stadium pada pasien polip
hidung di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2012-2014.
6. Mengetahui distribusi frekuensi berdasarkan terapi pada pasien polip
hidung di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2012-2014.

Universitas Sumatera Utara

4

1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
1. Rumah Sakit
Sebagai bahan untuk pengembangan keilmuan di bidang ilmu kesehatan
bagian Ilmu Telinga Hidung, Tenggorokan dan Bedah Kepala Leher.
2. Tenaga Medis
Sebagai bahan pertimbangan untuk penatalaksanaan kasus polip hidung.
3. Peneliti
Sebagai wadah untuk mengembangkan kemampuan peneliti dalam
menulis Karya Tulis Ilmiah.


Universitas Sumatera Utara