Bab5 2015

(1)

A. Sarana kesehatan

Berdasarkan rasio jumlah puskesmas dengan jumlah penduduk di Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2015, Lombok Barat masih membutuhkan minimal 3 unit puskesmas lagi agar dapat memenuhi standar ideal Fasilitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat.

Gambar 3. Peta Letak Puskesmas Tahun 2015 di Kab. Lombok Barat

Sumber : Hasil Update data puskesmas Tahun 2014 UPTD Data dan Informasi Pada Tahun 2015, ada 1 puskesmas yang mengalami relokasi (Narmada) dan hanya ada 1 puskesmas yang di rekontstruksi (Kuripan). Kondisi puskesmas rata-rata cukup baik, namun berbeda dengan tahun sebelumnya, tahun 2015 ini ada 4 puskesmas yang kondisinya cukup parah

BAB V


(2)

rehabilitasi dalam waktu dekat yaitu Puskesmas Jembatan Kembar, Perampuan, Sedau, dan Penimbung.

Tahun 2015 telah dilakukan 21 paket pembangunan fisik sebagai upaya meningkatkan pelayanan kesehatan. Data pembangunan tersebut adalah sebagai berikut :

Data Hasil Pembangunan

Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat Tahun 2015

No Uraian Lokasi

Desa Kecamatan 1 Penataan lingkungan RS Pratama Nyiur Lembang Narmada 2 Rekonstruksi/ pembangunan Pustu Krama Jaya Krama Jaya Narmada 3 Rekonstruksi Pustu Dasan Baru Dasan Baru Kediri 4 Rekonstruksi Poskesdes Telaga Waru Telaga Waru Labuapi 5 Rekonstruksi Pustu Teloke Teloke Batu Layar 6 Penataan lingkungan Puskesmas Gunungsari Gunung Sari Gunung Sari 7 Rekonstruksi/ Pembangunan Ruang perawatan

Puskesmas Kediri Kediri Kediri

8 Rekonstruksi ruang administrasi dan aula Pusk

Perampuan Perampuan Labuapi

9 Pamagaran RS Pratama Nyiur Lembang Narmada 10 Penembokan dan Penataan lingk. PuskMeninting Meninting Batu Layar 11 Rekonstrusi Pustu Midang Midang Gunung Sari 12 Pemagaran Puskesmas Pelangan Pelangan Sekotong 13 Pemagaran dan penataan linkungan rmh dinasPusk Sekotong SekotongTengah Sekotong 14 Rehab rumah dinas dokter PuskesmasPelangan Pelangan Sekotong 15 Rekonstruksi/Pembangunan Pustu Blongas Blongas Sekotong 16 Rehab berat Poskesdes Bengkang Bengkang Sekotong 17 Rekosntruksi / Pembangunan Puskesmas

Kuripan Kuripan Kuripan

18 Rekosntruksi /Pembangunan Dinas Kesehatan Gerung Utara Gerung 19 Pemagaran Puskesmas Gerung Gerung Selatan Gerung 20 Rehab Berat Poskesdes Bagek Polak Bagek Polak Labuapi 21 Pembangunan atau relokasi Puskesmas

Narmada Mekar Sari Narmada

B. Tenaga kesehatan

Dalam profil kesehatan tahun 2015 ini, kami mengambil sumber data tenaga berdasarkan jumlah Tenaga kesehatan yang tercatat sebagai PNS,


(3)

CPNS, kontrak dan swasta yang bersumber dari profil PPSDM Kabupaten Lombok Barat, sehingga kemungkinan akan terjadi perbedaan dengan data tahun sebelumnya. Jumlah tenaga kesehatan seluruhnya di Kabupaten Lombok Barat sampai Tahun 2015 adalah 1259 orang yang jumlah ini sudah termasuk total struktural dengan rincian 13 orang dokter spesialis, 76 orang dokter umum, 18 orang dokter gigi dan 1 orang dokter gigi spesialis. Sementara Perawat 391 orang, Perawat Gigi masih tetap berjumlah 27 orang dan Bidan berjumlah 304 orang. Tenaga Gizi 48 orang, Sanitarian 32 orang, Tenaga Kesehatan Masyarakat 38 orang, Farmasi sejumlah 44 orang. Tenaga Teknisi medis sejumlah 62 orang, Tenaga Penunjang 205 orang. Jika dibandingkan dengan target rasio yang ditetapkan dalam Indikator Indonesia Sehat 2010, maka Kabupaten Lombok Barat masih jauh kekurangan tenaga kesehatan terutama dokter umum. Sedangkan untuk tenaga bidan telah dapat dipenuhi baik tenaga kotrak maupun PTT pusat.

Selain itu perubahan definisi operasional dan pengelompokan dari tenaga kesehatan juga membuat pergeseran jumlah tenaga kesehatan ini. Dalam petunjuk teknis profil kesehatan yang direvisi tahun 2014 yang dimaksud dengan tenaga kesehatan masyarakat : tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku, pembimbing kesehatan kerja, tenaga biostatistik dan kependudukan, tenaga kesehatan reproduksi dan keluarga, tenaga administrasi dan kebijakan kesehatan, epidemiolog kesehatan.

Untuk pejabat struktur yang sejak tahun 2012 mulai dikukuhkan, maka secara fungsional kepala puskesmas yang merupakan seorang dokter, tidak lagi termasuk sebagai tenaga medis, namun karena jumlah yang tidak memadai dan tanggung jawab sebagai dokter, terkadang mereka juga ikut andil dalam tindakan medis..

Proporsi jumlah tenaga kesehatan baik yang berada di lingkungan puskesmas maupun rumah sakit apabila dibandingkan dengan standart yang ada adalah sebagai berikut :


(4)

1. Medis ( dr spesialis, dr, drg, )

Tenaga medis di Kabupaten Lombok Barat sampai tahun 2015 berjumlah 98 orang terdiri dari: 13 orang dokter spesialis, 76 orang dokter umum, 1 orang dokter spesialis gigi dan 18 orang dokter gigi. Tenaga medis yang bertugas di RSUD Tripat sejumlah 28 orang yang terdiri dari 13 orang dokter spesialis dan 13 orang dokter umum, 1 orang dokter spesialis gigi serta 1 orang dokter gigi. Tenaga medis yang bertugas di puskesmas sebanyak 38 orang yaitu 37 orang dokter umum dan 16 orang dokter gigi. Sedangkan ntuk pelayanan kesehatan di swasta berjumlah tetap yakni 26 orang dokter umum dan 1 orang dokter gigi.

Ratio dokter spesialis 1,9 per 100.000 penduduk, juga masih sangat jauh dibandingkan standar yaitu 6 per 100.000 penduduk. Sedangkan ratio dokter umum dengan jumlah penduduk di Kabupaten Lombok Barat sampai tahun 2015 adalah 9,6 per 100.000 penduduk, masih jauh dibawah target ratio berdasarkan Indikator Indonesia Sehat 2010 yaitu 40 per 100.000 penduduk. Dengan demikian diperlukan tambahan jumlah dokter (tenaga medis) yang cukup banyak (sekitar 152 dokter) untuk dapat memberikan pelayanan medis yang optimal. Jika menggunakan standar ratio nasional ini, maka akan sulit terpenuhi kebutuhannya mengingat terbatasnya kemampuan fiskal daerah. Namun sebagai gambaran jika ditinjau berdasarkan beban kerja, terutama dipuskesmas, idealnya puskesmas membutuhkan 2 sampai 3 dokter umum, maka dengan demikian Kabupaten Lombok Barat masih kekurangan minimal 8 orang dokter umum ditingkat puskesmas saja. Untuk pemenuhan tenaga ini, telah dilakukan adokasi ke tingkat DPRD Kabupaten Lombok Barat agar diperbolehkan mengontrak 10 orang tenaga dokter yang sudah disebarkan di Puskesmas. Tenaga dokter ini di kontrak sejak Tahun 2015 agar bisa memenuhi kebutuhan pelayanan SJSN di Puskesmas.

Untuk tenaga medis berdasarkan beban kerja idealnya, 1 puskesmas terdiri dari 2 sampai 3 dokter umum, dan kondisi ini cukup mendekati, meski distribusinya masih belum merata. JIka kondisi


(5)

kekurangan tenaga ini dibreakdown lagi ke kecamatan atau puskesmas, akan terlihat tidak tersebar dengan baik, karena terdapat daerah pinggiran kota yang cukup banyak tenaganya, sementara yang letaknya jauh dari kota kabupaten mengalami kekurangan tenaga. Tetapi minimal, puskesmas perawatan memiliki 3 orang dokter umum. Sehingga pada Tahun 2015 telah diupayakan untuk menambah tenaga dokter pada puskesmas dengan status kontrak. Kebutuhan ini direalisasi mengingat kondisi puskesmas yang mengalami kekurangan tenaga dokter agar memenuhi klasifikasi BLUD (Badan Layanan Umum Daerah).

Gambar 5. Peta Sebaran Tenaga dokter dan dokter gigi di Puskesmas Se- Kabupaten Lombok Barat

Untuk ratio dokter gigi di Kabupaten Lombok Barat, baru mencapai 2,5 per 100.000 penduduk juga masih jauh dari standar yaitu 11 per 100.000 penduduk. Apabila dibandingkan dengan beban kerja, untuk dokter gigi belum dilakukan analisa khusus, namun kondisi di Lombok Barat saat ini, semua puskesmas telah memiliki tenaga dokter gigi, baik dengan status pegawai negeri maupun kontrak. Sebagaimana tenaga dokter umum, kondisi tenaga dokter gigi juga tidak nampak perubahan


(6)

yang signifikan terhadap jumlahnya baik di puskesmas maupun di rumah sakit.

2. Keperawatan (Perawat, Bidan)

Tenaga paramedis Tahun 2015 berjumlah 722 orang. Sedangkan untuk khusus tenaga perawat saja sebanyak 418. Ratio perawat dengan jumlah penduduk baru mencapai 58,48 per 100.000 penduduk, sedangkan ratio perawat gigi dengan jumlah penduduk mencapai 4,12 per 100.000 penduduk (total 27 perawat gigi tahun 2015). Untuk ratio bidan 90,80 per 100.000 penduduk (total 304 bidan di Lombok Barat). Dengan demikian kebutuhan akan tenaga perawat, bidan dan perawat gigi di Kabupaten Lombok Barat masih perlu penambahan lagi, mengingat sebaran penduduk dan kondisi geografis yang berbeda antara satu wilayah (Kecamatan, Desa, Dusun).

Gambaran sebaran tenaga paramedis (perawat dan bidan), di puskesmas dan jajaranya dapat dilihat pada peta dibawah ini. Untuk tenaga bidan, sudah ada di semua desa bahkan ada 1 desa yang mempunyai 2 sampai 3 bidan. Untuk tenaga perawat, yang saat ini masih terdapat beberapa tenaga yang sedang menempuh pendidikan D3,melalui kegiatan pendidikan program khusus.

Gambar 6. Peta Sebaran Tenaga Paramedis (Perawat dan Bidan) di Puskesmas Se- Kabupaten Lombok Barat


(7)

3. Tenaga Gizi (Akzi dan SPAG)

Tenaga gizi berjumlah 48 orang, 5 orang bertugas di Rumah Sakit Umum Tripat, 40 orang berada di 17 Puskesmas, dan 3 orang di Dinas Kesehatan.

Mengacu pada hasil perhitungan kebutuhan tenaga dengan menggunakan metode WISN (Workload Indicator of Staffing Need) jumlah tenaga gizi yang dibutuhkan masih banyak (idealnya 3 sampai 4 petugas gizi di puskesmas) yaitu 27 orang tenaga gizi. Begitu pula jika mengacu pada target rasio jumlah tenaga gizi Kemenkes RI yang mencapai 22 orang per 100.000 penduduk maka jumlah tambahan tenaga yang dibutuhkan mencapai 98 orang, karena ratio rielnya hanya 7,33 per 100.000 jiwa (penghitungan ratio, tidak termasuk tenaga di Dinas Kesehatan).

Gambar 7. Peta Sebaran Tenaga Gizi di Puskesmas Se- Kabupaten Lombok Barat

Sementara itu, selain beban kerja sebagai petugas gizi, dalam kenyataannya sehari-hari, mereka merangkap sebagai tenaga administrasi, perencana serta keuangan, bahkan sampai ada yang merangkap sebagai bendahara material, sehingga tugas pokok mungkin


(8)

khusus untuk mengatasinya. Dan tahun 2016 diupayakan mengusulkan tenaga gizi untuk target 1 desa 1 tenaga gizi ke pihak Pemerintah Daerah guna meningkatkan pelayanan dibidang gizi darn memperkecil kasus gizi buruk.

4. Sanitasi

Tenaga sanitarian berjumlah 32 orang, sebanyak 4 orang bertugas di RSUD Tripat, 27 orang berada di 17 Puskesmas dan 1 orang lagi berada di Dinas Kesehatan. Tenaga ini banyak berperan pada pemeliharaan sanitasi lingkungan sebagai upaya pecegahan terhadap penyakit berbasis lingkungan seperti penyakit Diare, Malaria, ISPA / Pnemonia, TB Paru.

Jumlah tenaga sanitarian rata-rata 1-2 orang per Puskesmas, tapi bila kita mengacu pada konsep wilayah kerja tenaga sanitarian yang harus menjangkau seluruh desa untuk pelaksanaan kegiatan penyehatan lingkungan seperti penyuluhan, perbaikan kualitas air bersih/air minum, rumah sehat, pengawasan industri dan sebagainya. Selain itu jika kita melihat semakin banyaknya kerusakan lingkungan yang berdampak peningkatan resiko kejadian penyakit maka seyogyanya tenaga sanitarian haruslah mencukupi baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya.

Ratio tenaga sanitarian pada tahun 2015 mencapai 4,89 per 100.000 penduduk termasuk diantaranya tenaga sanitarian yang ada di rumah sakit, ini masih sangat jauh bila dibandingkan dengan ratio ideal Indonesia Sehat 2010 yaitu 40 : 100.000 penduduk. Dengan demikian, untuk memenuhi target ratio tersebut paling tidak Kabupaten Lombok Barat masih tetap membutuhkan sekitar 200 orang lebih tenaga sanitarian.

5. Tenaga Kesehatan Masyarakat

Tenaga Kesehatan Masyarakat berjumlah 38 orang, 3 orang bertugas di RSUD, 17 orang di Puskesmas. Ratio tenaga ahli kesehatan masyarakat dibanding jumlah penduduk 654.892 adalah 5,80 per 100.000


(9)

penduduk hal ini masih jauh jika dibandingkan dengan target ratio untuk menuju Indonesia Sehat 2010 adalah 40 ahli kesehatan masyarakat per 100.000 penduduk sehingga jumlah tenaga kesehatan masyarakat yang ada sekarang sangat tidak memadai. Tenaga Kesehatan Masyarakat ini sesungguhnya yang bertugas mengkoordinir penyuluhan kesehatan di wilayah puskesmas, meskipun tugas penyuluhan bukan hanya tugas dari kesmas, namun pada prinsipnya semua tenaga kesehatan adalah penyuluh.

Gambar 8. Peta Sebaran Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Sanitarian di Puskesmas Se- Kabupaten Lombok Barat

6. Tenaga Kefarmasian

Tenaga kefarmasian berjumlah 38 orang. Diantaranya 19 orang bertugas di RSUD Tripat, 17 orang berada di Puskesmas, 3 orang diklinik dan 2 orang di Sarana Pelayanan Kesehatan lain, dengan latar belakang pendidikan Apoteker, S1 Farmasi dan SMF. Ratio tenaga farmasi dengan penduduk adalah 6,72 per 100.000 penduduk . Idealnya ratio tenaga kefarmasian adalah 10 per 100.000 penduduk. Jadi jika dilihat dari ratio ini, maka diperkirakan Lombok Barat masih membutuhkan 43 orang


(10)

Gambar 9. Peta Sebaran Tenaga Kefarmasian dan Teknis Medis di Puskesmas Se- Kabupaten Lombok Barat

7. Tenaga Teknisi Medis

Sebaran tenaga teknis medis belum begitu merata untuk semua jenis tenaganya, kecuali tenaga analis kesetan. Tenaga teknis medis berjumlah 62 orang. Tenaga teknis medis terdiri dari tenaga analis kesehatan, radiografer, teknik elektromedik, teknisi gigi, refraksionis optisien, rekam medis dan teknisi transfusi darah yang tersebar di RSUD Tripat, Puskesmas dan Dinas Kesehatan. Tenaga teknis medis yang dimaksud disini adalah tenaga teknis medis yang bertugas di Fasilitas Kesehatan (RS, Puskesmas dan Klinik Swasta) dan yang bertugas di Dinas Kesehatan.

8. Tenaga Non Kesehatan

Analisa mengenai kebutuhan terhadap tenaga umum atau penunjang untuk menangani permasalahan keuangan dan administrasi sangat dibutuhkan segera, dan juga memerlukan advokasi secara terus menerus kepada pengambil kebijakan dalam hal ini Bupati agar dalam perekrutan Pegawai Negeri Sipil atau kontrak untuk Dinas Kesehatan,


(11)

diberikan alokasi tenaga administrasi atau keuangan, agar tenaga kesehatan dapat bekerja sesuai dengan bidangnya masing-masing. Telah dirangkum bahwa seluruh tenaga penunjang sebanyak 205, termasuk disini adalah pejabat structural. Pada tahun 2015 ini juga telah dilakukan rekruitmen tenaga akuntansi yang ditempatkan di puskesmas dan Dinas Kesehatan, untuk memenuhi persyaratan BLUD,sehingga solusi terhadap tenaga keuangan diharapkan dapat terpecahkan dan tenaga teknis kesehatan bisa bekerja sesuai bidangnya.

C. Pembiayaan kesehatan

Berdasarkan data yang diperoleh pada tahun sebelumnya, dana untuk kesehatan sangatlah fluktuatif. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi keuangan Kabupaten Lombok Barat. Pada tahun 2015, tidak terlalu jauh berbeda dengan tahun 2014. Namun, meskipun dengan terbatasnya dana pada tahun ini, pembangunan fasilitas pelayanan kesehatan tidak banyak mengalami hambatan, hal ini disebabkan adanya bantuan dana BOK yang cukup besar untuk membantu pelayanan kesehatan di Puskesmas.

Total anggaran yang dikelola Dinas Kesehatan mengalami peningkatan dari 98.281.534.345 (2014) menjadi 121.735.163.483 termasuk dengan gaji pegawai. Sedangkan total untuk anggaran kesehatan (termasuk rumah sakit) di Lombok Barat yaitu 207.300.182.891.

Untuk angka sementara anggaran kesehatan perkapita tahun 2014 Rp. 255.456,82,- dan semakin meningkat pada tahun 2015 ini yaitu Rp. 316.541,02 (penghitungan tidak termasuk SKPD terkait). Perlu menjadi catatan bahwa penghitungan ini, merupakan gambaran umum saja, karena jika ingin mengkaji lebih dalam, maka data yang diperoleh harusnya bukan hanya anggaran Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit saja, melainkan data anggaran SKPD lain yang juga berkontribusi untuk kesehatan.

D. Sumber daya kesehatan lainnya.

Dalam kegiatan tahun 2015 Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat memiliki beberapa program bantuan dari LSM atau NGO dan juga


(12)

dari LOAN. Adapun LSM yang bekerja sama untuk bidang kesehatan adalah sebagai berikut :

1. MCA Indonesia (Millenium Chalenge Account Indonesia) untuk Gizi 2. BOK (APBN)

3. GF (Global Found) untuk kegiatan malaria,HIV dan SIK (melalui PUSDATIN)


(1)

3. Tenaga Gizi (Akzi dan SPAG)

Tenaga gizi berjumlah 48 orang, 5 orang bertugas di Rumah Sakit Umum Tripat, 40 orang berada di 17 Puskesmas, dan 3 orang di Dinas Kesehatan.

Mengacu pada hasil perhitungan kebutuhan tenaga dengan menggunakan metode WISN (Workload Indicator of Staffing Need) jumlah tenaga gizi yang dibutuhkan masih banyak (idealnya 3 sampai 4 petugas gizi di puskesmas) yaitu 27 orang tenaga gizi. Begitu pula jika mengacu pada target rasio jumlah tenaga gizi Kemenkes RI yang mencapai 22 orang per 100.000 penduduk maka jumlah tambahan tenaga yang dibutuhkan mencapai 98 orang, karena ratio rielnya hanya 7,33 per 100.000 jiwa (penghitungan ratio, tidak termasuk tenaga di Dinas Kesehatan).

Gambar 7. Peta Sebaran Tenaga Gizi di Puskesmas Se- Kabupaten Lombok Barat

Sementara itu, selain beban kerja sebagai petugas gizi, dalam kenyataannya sehari-hari, mereka merangkap sebagai tenaga administrasi, perencana serta keuangan, bahkan sampai ada yang merangkap sebagai bendahara material, sehingga tugas pokok mungkin akan sedikit terabaikan. Hal ini perlu menjadi bahan pertimbangan


(2)

khusus untuk mengatasinya. Dan tahun 2016 diupayakan mengusulkan tenaga gizi untuk target 1 desa 1 tenaga gizi ke pihak Pemerintah Daerah guna meningkatkan pelayanan dibidang gizi darn memperkecil kasus gizi buruk.

4. Sanitasi

Tenaga sanitarian berjumlah 32 orang, sebanyak 4 orang bertugas di RSUD Tripat, 27 orang berada di 17 Puskesmas dan 1 orang lagi berada di Dinas Kesehatan. Tenaga ini banyak berperan pada pemeliharaan sanitasi lingkungan sebagai upaya pecegahan terhadap penyakit berbasis lingkungan seperti penyakit Diare, Malaria, ISPA / Pnemonia, TB Paru.

Jumlah tenaga sanitarian rata-rata 1-2 orang per Puskesmas, tapi bila kita mengacu pada konsep wilayah kerja tenaga sanitarian yang harus menjangkau seluruh desa untuk pelaksanaan kegiatan penyehatan lingkungan seperti penyuluhan, perbaikan kualitas air bersih/air minum, rumah sehat, pengawasan industri dan sebagainya. Selain itu jika kita melihat semakin banyaknya kerusakan lingkungan yang berdampak peningkatan resiko kejadian penyakit maka seyogyanya tenaga sanitarian haruslah mencukupi baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya.

Ratio tenaga sanitarian pada tahun 2015 mencapai 4,89 per 100.000 penduduk termasuk diantaranya tenaga sanitarian yang ada di rumah sakit, ini masih sangat jauh bila dibandingkan dengan ratio ideal Indonesia Sehat 2010 yaitu 40 : 100.000 penduduk. Dengan demikian, untuk memenuhi target ratio tersebut paling tidak Kabupaten Lombok Barat masih tetap membutuhkan sekitar 200 orang lebih tenaga sanitarian.

5. Tenaga Kesehatan Masyarakat

Tenaga Kesehatan Masyarakat berjumlah 38 orang, 3 orang bertugas di RSUD, 17 orang di Puskesmas. Ratio tenaga ahli kesehatan masyarakat dibanding jumlah penduduk 654.892 adalah 5,80 per 100.000


(3)

penduduk hal ini masih jauh jika dibandingkan dengan target ratio untuk menuju Indonesia Sehat 2010 adalah 40 ahli kesehatan masyarakat per 100.000 penduduk sehingga jumlah tenaga kesehatan masyarakat yang ada sekarang sangat tidak memadai. Tenaga Kesehatan Masyarakat ini sesungguhnya yang bertugas mengkoordinir penyuluhan kesehatan di wilayah puskesmas, meskipun tugas penyuluhan bukan hanya tugas dari kesmas, namun pada prinsipnya semua tenaga kesehatan adalah penyuluh.

Gambar 8. Peta Sebaran Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Sanitarian di Puskesmas Se- Kabupaten Lombok Barat

6. Tenaga Kefarmasian

Tenaga kefarmasian berjumlah 38 orang. Diantaranya 19 orang bertugas di RSUD Tripat, 17 orang berada di Puskesmas, 3 orang diklinik dan 2 orang di Sarana Pelayanan Kesehatan lain, dengan latar belakang pendidikan Apoteker, S1 Farmasi dan SMF. Ratio tenaga farmasi dengan penduduk adalah 6,72 per 100.000 penduduk . Idealnya ratio tenaga kefarmasian adalah 10 per 100.000 penduduk. Jadi jika dilihat dari ratio ini, maka diperkirakan Lombok Barat masih membutuhkan 43 orang tenaga apoteker.


(4)

Gambar 9. Peta Sebaran Tenaga Kefarmasian dan Teknis Medis di Puskesmas Se- Kabupaten Lombok Barat

7. Tenaga Teknisi Medis

Sebaran tenaga teknis medis belum begitu merata untuk semua jenis tenaganya, kecuali tenaga analis kesetan. Tenaga teknis medis berjumlah 62 orang. Tenaga teknis medis terdiri dari tenaga analis kesehatan, radiografer, teknik elektromedik, teknisi gigi, refraksionis optisien, rekam medis dan teknisi transfusi darah yang tersebar di RSUD Tripat, Puskesmas dan Dinas Kesehatan. Tenaga teknis medis yang dimaksud disini adalah tenaga teknis medis yang bertugas di Fasilitas Kesehatan (RS, Puskesmas dan Klinik Swasta) dan yang bertugas di Dinas Kesehatan.

8. Tenaga Non Kesehatan

Analisa mengenai kebutuhan terhadap tenaga umum atau penunjang untuk menangani permasalahan keuangan dan administrasi sangat dibutuhkan segera, dan juga memerlukan advokasi secara terus menerus kepada pengambil kebijakan dalam hal ini Bupati agar dalam perekrutan Pegawai Negeri Sipil atau kontrak untuk Dinas Kesehatan,


(5)

diberikan alokasi tenaga administrasi atau keuangan, agar tenaga kesehatan dapat bekerja sesuai dengan bidangnya masing-masing. Telah dirangkum bahwa seluruh tenaga penunjang sebanyak 205, termasuk disini adalah pejabat structural. Pada tahun 2015 ini juga telah dilakukan rekruitmen tenaga akuntansi yang ditempatkan di puskesmas dan Dinas Kesehatan, untuk memenuhi persyaratan BLUD,sehingga solusi terhadap tenaga keuangan diharapkan dapat terpecahkan dan tenaga teknis kesehatan bisa bekerja sesuai bidangnya.

C. Pembiayaan kesehatan

Berdasarkan data yang diperoleh pada tahun sebelumnya, dana untuk kesehatan sangatlah fluktuatif. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi keuangan Kabupaten Lombok Barat. Pada tahun 2015, tidak terlalu jauh berbeda dengan tahun 2014. Namun, meskipun dengan terbatasnya dana pada tahun ini, pembangunan fasilitas pelayanan kesehatan tidak banyak mengalami hambatan, hal ini disebabkan adanya bantuan dana BOK yang cukup besar untuk membantu pelayanan kesehatan di Puskesmas.

Total anggaran yang dikelola Dinas Kesehatan mengalami peningkatan dari 98.281.534.345 (2014) menjadi 121.735.163.483 termasuk dengan gaji pegawai. Sedangkan total untuk anggaran kesehatan (termasuk rumah sakit) di Lombok Barat yaitu 207.300.182.891.

Untuk angka sementara anggaran kesehatan perkapita tahun 2014 Rp. 255.456,82,- dan semakin meningkat pada tahun 2015 ini yaitu Rp. 316.541,02 (penghitungan tidak termasuk SKPD terkait). Perlu menjadi catatan bahwa penghitungan ini, merupakan gambaran umum saja, karena jika ingin mengkaji lebih dalam, maka data yang diperoleh harusnya bukan hanya anggaran Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit saja, melainkan data anggaran SKPD lain yang juga berkontribusi untuk kesehatan.

D. Sumber daya kesehatan lainnya.

Dalam kegiatan tahun 2015 Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat memiliki beberapa program bantuan dari LSM atau NGO dan juga


(6)

dari LOAN. Adapun LSM yang bekerja sama untuk bidang kesehatan adalah sebagai berikut :

1. MCA Indonesia (Millenium Chalenge Account Indonesia) untuk Gizi 2. BOK (APBN)

3. GF (Global Found) untuk kegiatan malaria,HIV dan SIK (melalui PUSDATIN)