Index of /ProdukHukum/kehutanan

(1)

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN

NOMOR

:

744/ Kpt s-II/ 1990

TANGGAL : 13 Desember 1990

KETENTUAN MENGENAI PELAKSANAAN PENGUSAHAAN HUTAN

PT. WAPOGA MUTIARA TIMBER

KETENTUAN I

: TUJUAN PENGUSAHAAN HUTAN

Melaksanakan pengusahaan hut an yang meliput i kegiat

an-kegiat an :

perencanaan, penanaman dan pemeliharaan hut an,

pemungut an, pengolahan dan pemasaran hasil hut an sesuai

dengan Rencana Karya Pengusahaan Hut an menurut ket ent

uan-ket ent uan yang berlaku berdasarkan azas kelest arian hut an dan

azas perusahaan.

KETENTUAN II

:

PELAKSANAAN

PT. WAPOGA MUTIARA TIMBER yang unt uk selanj ut nya disebut

“ PERUSAHAAN” , melaksanakan pengusahaan hut an pada areal

kerj a yang t elah dicadangkan sesuai dengan perat uran

perundang-undangan yang berlaku sert a ket ent uan-ket ent uan

sebagai berikut :

A.

BIDANG PERENCANAAN

1.

Pot ret Udara dan Invent arisasi Hut an

PERUSAHAAN diwaj ibkan menyerahkan ke Depart emen

Kehut anan paling lambat dalam wakt u 2 (dua) t ahun

set elah dit erbit kan Keput usan Hak Pengusahaan Hut an :

a.

Pot ret udara skala 1 : 20. 000 yang meliput i seluruh

areal kerj anya sesuai dengan ket ent uan yang berlaku.

b.

Indeks pot ret udara di at as draf t ing f ilm skala 1 :

250. 000 at au lebih besar.

c.

Hasil penaf siran pot ret udara berupa :

a)

Buku laporan hasil penaf siran f ot o udara besert a

t aksasi pot ensi t egakannya.

b)

Pet a Veget asi skala 1 : 25. 000

d.

Pet a garis bent uk skala 1 : 25. 000.

2.

Rencana Karya Pengusahaan Hut an

a.

PERUSAHAAN melaksanakan pengusahaan hut an

berdasarkan Rencana Karya Pengusahaan Hut an yang

disyahkan oleh Depart emen Kehut anan unt uk areal

kerj anya.


(2)

b.

PERUSAHAAN sebagai pemegang Hak Pengusahaan

Hut an harus menyusun dan menyerahkan Rencana

Karya Pengusahaan Hut an yang t erdiri dari Rencana

Karya Pengusahaan Hut an yang meliput i seluruh

j angka wakt u Pengusahaan Hut an, Rencana Karya Lima

Tahun dan Rencana Karya Tahunan. Rencana Karya

Pengusahaan Hut an yang meliput i seluruh j angka

wakt u Pengusahaan Hut an diaj ukan 2 (dua) t ahun

set elah Keput usan Hak Pengusahaan Hut annya

dit erbit kan. Karya Lima Tahun pert ama disusun dan

diaj ukan unt uk mendapat kan pengesahan selambat

-lambat nya pada akhir t ahun pert ama pengusahaan

hut an. Rencana Karya Lima t ahun berikut nya diaj ukan

selambat -lambat nya 12 (dua belas) bulan sebelum

masa berlakunya.

c.

Rencana Karya Pengusahaan Hut an t ersebut sat u sama

lain harus kait mengkait sert a disusun sesuai dengan

Pedoman Penyusunan Rencana Karya Pengusahaan

Hut an yang berlaku. Rencana Karya Pengusahaan

Hut an yang t elah disahkan t idak dapat dirubah kecuali

dengan izin Depart emen Kehut anan.

d.

Dalam rangka mempersiapkan Rencana Karya

Pengusahaan Hut an, PERUSAHAAN diwaj ibkan

melaksanakan invent arisasi t egakan hut an menurut

pedoman pelaksanaan yang dit ent ukan oleh

Depart emen Kehut anan.

3.

Penat aan Kawasan, Pemancangan Bat as dan Penat aan Areal

kerj a

a.

PERUSAHAAN dalam mengelola areal Hak Pengusahaan

Hut annya harus membent uk perusahaan :

a. 1. Kelas Perusahaan Hut an Alam

a. 1a. Unit I, seluas seluas 178. 800 (serat us t uj uh

puluh delapan ribu delapan rat us) hekt ar

yang lokasinya t erlet ak di kelompok hut an

S. Kuri – Teluk Umar.

a. 1b. Unit II, seluas 173. 900 (serat us t uj uh puluh

t iga ribu sembilan rat us) hekt ar yang

lokasinya t erlet ak di kelompok hut an S.

Biri – S. Toarim.

a. 2. Kelas Perusahaan Hut an Tanaman, pada Unit II

seluas 23. 000 (dua puluh t iga ribu) hekt ar yang

t erlet ak di kelompok hut an S. Biri – S. Toarim.

b.

PERUSAHAAN harus melaksanakan t at a bat as t erhadap


(3)

areal kerj anya sesuai dengan ket ent uan yang berlaku

paling lambat dalam wakt u 3 (t iga) t ahun set elah

dit erbit kannya Keput usan Hak Pengusahaan Hut an.

c.

PERUSAHAAN harus melaksanakan penat aan areal

kerj anya yang ant ara lain meliput i pembuat an bat as

blok-blok dan pet ak-pet ak t ebangan sesuai dengan

ket ent uan penat aan hut an.

d.

PERUSAHAAN harus bert anggung j awab unt uk

menyelesaikan segala akibat yang t imbul dari

pelaksanaan kegiat an yang dilakukannya at as t anah

milik perorangan at au t anah yang dibebani hak lain.

B.

BIDANG PEMANFAATAN

1.

Pemungut an dan pemanf aat an kayu

a.

PERUSAHAAN harus melaksanakan

a. 1. Tebang Pilih Tanam Indonesia pada Kelas

Perusahaan Alam.

a. 1a. Unit I, seluas seluas 178. 800 (serat us

t uj uh puluh delapan ribu delapan

rat us) hekt ar yang lokasinya t erlet ak

di kelompok hut an S. Kuri – Teluk

Umar.

a. 1b. Unit II, seluas 173. 900 (serat us t uj uh

puluh t iga ribu sembilan rat us) hekt ar

yang lokasinya t erlet ak di kelompok

hut an S. Biri – S. Toarim.

a. 2. Tebang Habis dengan Permudaan Buat an

(THPB) pada Kelas Perusahaan Hut an

Tanaman Unit II seluas 23. 000 (dua puluh

t iga ribu) hekt ar yang t erlet ak di kelompok

hut an S. Biri – S. Toarim, secara

sungguh-sungguh berpedoman pada perat uran yang

ada.

b.

PERUSAHAAN sanggup menghasilkan kayu bulat

b. 1. Unit I, sebesar 70. 230 (t uj uh puluh ribu dua

rat us t iga puluh) M3;

b. 2. Unit II, sebesar 74. 580 (t uj uh puluh empat

ribu lima rat us delapan puluh) M3.

Set iap t ahun sampai t ahun ke 2 (dua) apabila

perusahaan menggunakan sist em silvikult ur ebang

Pilih Tanam Indonesia dengan rot asi t ebang 35

(t iga puluh lima) t ahun. Disamping sist em

silvikult ur t ersebut , PERUSAHAAN dapat


(4)

menggunakan sist em silvikult ur Tebang Habis

Permudaan Buat an pada lahan kosong/ t idak

produkt if Unit II yang t erlet ak di kelompok hut an

S. Biri – S. Toarim.

c.

PERUSAHAAN harus melaksanakan kegiat an

pengusahaan hut an dengan mempergunakan

cara-cara pemungut an kayu yang sesuai dengan

keadaan wilayah kerj anya sert a t idak

meninggalkan azas kelest arian hut an dan

lingkungan.

d.

Semua kegiat an pengusahaan hut an harus

dilaksanakan dengan cara yang t idak

mengakibat kan adanya pemborosan dan

kerugian-kerugian sumber daya alam.

e.

PERUSAHAAN t idak dibenarkan menebang j enis

kayu yang dilindungi t anpa ij in khusus yang

dikeluarkan oleh Depart emen Kehut anan.

f .

PERUSAHAAN t idak dibenarkan menebang

melampaui j at ah t ebang yang t elah dit et apkan di

dalam Rencana Karya Lima Tahun dan Rencana

Karya Tahunan.

g.

PERUSAHAAN dilarang melaksanakan penebangan

hut an diluar areal yang t elah dit et apkan di dalam

Rencana Karya Lima Tahun dan Rencana Karya

Tahunan yang t elah disahkan.

h.

PERUSAHAAN dilarang menebang diluar areal Hak

Pengusahaan Hut annya.

i.

Hak pemungut an hasil hut an dari penduduk yang

sesuai dengan hak adat set empat t et ap berlaku

dan waj ib diindahkan oleh PERUSAHAAN.

j .

Penent uan Jat ah Tebangan Produksi Tahunan

unt uk t ahun ke 6 (enam) dan set erusnya akan

dinilai dan dit et apkan berdasarkan hasil

penaf siran pot ret udara dan kemampuan dari

PERUSAHAAN melaksanakan pembinaan hut an

(pembuat an t anaman, perkayaan dan

pemeliharaan hut an).

2. Jaringan Jalan

PERUSAHAAN harus membangun dan memelihara

j aringan j alan di dalam areal kerj anya sesuai dengan

ket ent uan-ket ent uan t ent ang pembuat an j alan

angkut an hasil hut an sert a sesuai dengan Rencana

Karya Pengusahaan Hut an yang t elah disahkan.

Jaringan j alan angkut an dalam areal kerj a dibuat

dengan ket ent uan :


(5)

a.

Jaringan j alan ut ama sej auh mungkin disesuaikan

dengan rencana pembukaan j alan umum yang

dilakukan oleh Pemerint ah.

b.

Pada daerah yang berawa, PERUSAHAAN

dibenarkan membangun j alan rel sebagai j aringan

j alan ut ama.

c.

PERUSAHAAN waj ib t et ap memelihara bekas j alan

angkut an kayu dalam hal ini j alan ut ama dan

j alan cabang dengan t uj uan unt uk dipert ahankan

sebagai j alan pengawasan dan pemeliharaan

hut an.

d.

PERUSAHAAN dilarang membuat rint

angan-rint angan pada semua j alan besar at au kecil dan

j alan pengangkut an lainnya yang melalui kawasan

hut an yang berbat asan. Semua j alan besar at au

kecil dan j alur pengangkut an lainnya yang

melalui areal kerj a ini harus t et ap t erbuka unt uk

umum.

3. Peralat an

Logging

a.

Dalam rangka pelaksanaan kegiat an di areal

kerj anya, PERUSAHAAN diwaj ibkan unt uk

membuat laporan t ent ang j umlah keadaan

per-j enis alat berat yang ada di lapangan kepada

Depart emen Kehut anan.

b.

Set iap pemindahan peralat an yang digunakan

ket empat lain diluar areal kerj anya perlu

mendapat perset uj uan dari Depart emen

Kehut anan.

c.

Set iap peralat an yang t idak dipergunakan lagi

dan direncanakan unt uk dapat dihapuskan agar

dibuat berit a acara sebagai penghapusan

peralat an.

4.

Penanaman Modal

a. Unt uk memenuhi kewaj iban-kewaj ibannya,

PERUSAHAAN akan menanamkan modalnya

sebesar US$ 36. 012. 500 (t iga puluh enam j ut a

dua belas ribu lima rat us US dolar ) t erdiri :

a. 1. Unit I, sebesar US$ 17. 151. 900 (t uj uh belas

j ut a serat us lima puluh sat u ribu sembilan

rat us US dolar).

a. 2. Unit II, sebesar US$ 18. 860. 600 (delapan

belas j ut a delapan rat us enam puluh ribu

enam rat us US dolar).

Perubahan penanaman dilaksanakan sesuai

dengan perset uj uan Pemerint ah.


(6)

b. PERUSAHAAN waj ib melaporkan pelaksanaan

invest asi set iap t ahun dalam bent uk isian yang

t elah dit ent ukan dan neraca akhir t ahun yang

diaudit oleh Akunt an Publik kepada Depart emen

Kehut anan selambat -lambat nya pada akhir

semest er pert ama t ahun berikut nya.

5. Ket enaga Kerj aan

a.

Penggunaan Tenaga Kerj a.

PERUSAHAAN harus menggunakan t enaga kerj a

Indonesia unt uk semua j enis pekerj aan dan j asa

yang diperlukan di Indonesia, kecuali bila

t ernyat a t enaga kerj a Indonesia yang memenuhi

syarat t idak berhasil diperolehnya, maka

PERUSAHAAN dapat menggunakan t enaga asing

dengan ment aat i perat uran-perat uran yang

berlaku. PERUSAHAAN diwaj ibkan unt uk

mengaj ukan Rencana Penggunaan Tenaga Kerj a

Tahunan kepada Depart emen Kehut anan.

b. Program Pendidikan dan Lat ihan Tenaga Kerj a.

PERUSAHAAN harus melaksanakan pendidikan dan

lat ihan bagi sebanyak-banyaknya t enaga kerj a

Indonesia unt uk mengisi j abat an yang diperlukan,

disamping it u PERUSAHAAN diwaj ibkan mengikut

sert akan t enaga kerj a pada set iap pendidikan

dan lat ihan yang dilakukan oleh Pemerint ah

sepanj ang menyangkut bidang kegiat annya.

c. Pemut usan hubungan kerj a.

Pada set iap t erj adinya pemut usan hubungan

kerj a karyawan harus diperlakukan sesuai dengan

perat uran perundang-undangan yang berlaku.

6. Pungut an/ Iuran

PERUSAHAAN harus membayar Iuran HAK

PENGUSAHAAN HUTAN dan Iuran Hasil Hut an sert a

iuran-iuran lainnya sebagaimana diat ur dalam

Perat uran Pemerint ah No. 22 Tahun 1967 j o.

Perat uran Pemerint ah No. 21 Tahun 1980 dan

perat uran perundang-undangan lain yang berlaku.

C. BIDANG PENGOLAHAN

Unt uk kepent ingan indust ri pengolahan kayu secara

nasional, PERUSAHAAN waj ib membangun Indust ri dan/ at au

t erkait dengan indust ri pengolahan kayu lain melalui

pemilikan saham dan membant u keperluan bahan baku

indust ri lain.


(7)

D. BIDANG

PEMASARAN

1. PERUSAHAAN diwaj ibkan memberikan inf ormasi

t ent ang dat a-dat a pemasaran bila set iap saat

diperlukan Pemerint ah.

2.

PERUSAHAAN harus selalu meningkat kan

pengembangan pemasaran baik unt uk dalam negeri

maupun luar negeri dengan membuat perencanaan

pemasaran dan harus berusaha memenuhi kebut uhan

dalam negeri dengan t ingkat harga yang waj ar.

3. PERUSAHAAN harus mendukung kebij aksanaan

Pemerint ah dalam pemasaran hasil hut an.

4.

PERUSAHAAN harus selalu mengembangkan

peningkat an mut u hasil hut an.

5. PERUSAHAAN harus memperkerj akan t enaga grader

dan scaler secukupnya sebanding dengan volume hasil

hut an yang dihasilkan.

6. PERUSAHAAN harus memasarkan j enis kayu yang

belum dikenal sedikit nya 2, 5% dari volume kayu yang

sudah dikenal/ dipasarkan.

7. PERUSAHAAN harus ment aat i perat uran t ent ang

peredaran hasil hut an yang meliput i ket ent uan Tat a

Usaha Kayu dan ket ent uan Tat a Usaha Hasil Hut an

lainnya.

8. Dalam memant apkan pasaran hasil hut an baik di

dalam negeri maupun di luar negeri PERUSAHAAN

sej auh mungkin harus memiliki perwakilan di pusat

-pusat pemasaran hasil hut an dan membant u

Pemerint ah dalam analisa, perencanaan dan

pelaksanaan pemasaran.

E. BIDANG PEMBINAAN HUTAN

Berdasarkan susunan j enis dan susunan diamet er t egakan

hut an dari areal yang diusahakan dengan sist em silvikult ur

Tebang Pilih Indonesia unt uk mempert ahankan

meningkat kan kelest arian manf aat hut an, PERUSAHAAN

harus melaksanakan :

1.

Usaha - usaha unt uk mencegah penurunan nilai hut an

PERUSAHAAN harus mengambil langkah-langkah

pengamanan t egakan sisa dalam melaksanakan

penebangan, penyaradan dan pengangkut an agar

kerusakan t egakan sisa dan erosi sej auh mungkin

dapat dihindarkan, yait u dengan cara :


(8)

a.

Melaksanakan pencegahan dan pengamanan

t erhadap areal bekas t ebangan dari erosi.

b.

Penandaan/ penomoran pohon-pohon yang akan di

t ebang dan yang dit inggalkan sebagai pohon int i

at au pohon induk.

c.

Penebangan dilaksanakan pada pohon

berdiamet er minimal 50 (lima puluh) cm dengan

arah rebah yang t epat .

d.

PERUSAHAAN t idak boleh melaksanakan

penebangan pada daerah mat a air dengan radius

kurang dari 200 (dua rat us) m dan di kiri kanan

sungai selebar kurang dari 50 (lima puluh) m.

Unt uk daerah-daerah yang dinyat akan

mempunyai nilai est et ika at au ilmiah, j arak

t ersebut di at as t idak boleh kurang dari 100

(serat us) m.

e.

Tempat pengumpulan kayu dan j alan sarad dibuat

sebaik-baiknya sesuai dengan ket ent uan yang

berlaku.

2. Pada areal Tebang Habis dengan Permudaan Buat an

(THPB) pada Kelas Perusahaan Hut an Tanaman Unit II

seluas 23. 000 (dua puluh t iga ribu) hekt ar yang

t erlet ak di kelompok hut an S. Biri – S. Toarim.

a. Terhadap areal ini agar dikelola “ KELAS

PERUSAHAAN HUTAN TANAMAN” dan Perusahaan

diwaj ibkan membuat t anaman minimal seluas 920

(sembilan rat us dua puluh) hekt ar pada t ahun

pert ama dan kedua.

b. Penent uan j at ah produksi t ahunan unt uk t

ahun-t ahun berikuahun-t nya akan dinilai berdasarkan

kemampuan unt uk melaksanakan pembinaan

hut an dan realisasi pembuat an t anaman.

c. Areal kosong/ t idak produkt if pada kelompok

hut an t ersebut diat as harus selesai seluruhnya

dit anami paling lambat pada t ahun ke 10

(sepuluh) set elah keput usan ini disahkan.

3.

Langkah-langkah unt uk meningkat kan nilai hut an

a.

PERUSAHAAN harus melaksanakan reboisasi dan

permudaan hut an sesuai dengan ket ent

uan-ket ent uan yang dit et apkan dan sesuai dengan

Rencana Karya Pengusahaan Hut an yang t elah

disahkan.


(9)

b.

PERUSAHAAN waj ib melaksanakan pembinaan dan

pemeliharaan t egakan t inggal pada areal bekas

t ebangan minimal seluas realisasi t ebangan

t ahun-t ahun sebelumnya sesuai dengan Rencana

Karya Pengusahaan Hut an.

c.

PERSUAHAAN waj ib memelihara dan membina

t anaman minimal seluas realisasi dari pembuat an

t anaman t ahun-t ahun sebelumnya sesuai dengan

Rencana Karya Pengusahaan Hut an yang t elah

disahkan.

F.

BIDANG PERLINDUNGAN DAN PENGAMANAN HUTAN

1. Bidang

Perlindungan

Hut an

a. Unt uk mencegah t erj adinya kebakaran hut an,

PERUSAHAAN waj ib:

a. 1. Menyediakan sarana pemadam kebakaran

dalam j umlah yang memadai sesuai dengan

luas dan keadaan areal kerj anya.

a. 2. Ikut akt if melaksanakan pencegahan dan

penanggulangan kebakaran di dalam areal

kerj anya dan disekit arnya ant ara lain

dengan mengamankan semua kegiat an

eksploit asinya yang dapat menimbulkan

bahaya kebakaran sert a mengamankan

penyimpanan bahan-bahan yang mudah

t erbakar.

a. 3. Segera melaporkan pada inst ansi kehut anan

set iap t erj adinya kebakaran di areal

kerj anya.

b.

PERUSAHAAN harus mencegah dan

menghindarkan t erj adinya t indak pelanggaran

oleh pihak lain yang menyebabkan kerusakan

hut an dalam areal kerj anya, ant ara lain

mencegah adanya perladangan berpindah dan

penebangan liar.

c. Apabila t erj adi perambahan hut an dan at au

t ebangan liar oleh pihak ke 3/ pihak lain sebagai

akibat dibangunnya j alan angkut an oleh

pemegang HPH, maka pemegang HPH

bert anggung j awab membayar denda at as

kerusakan hut annya.

d. Unt uk melaksanakan perlindungan hut an,

perusahaan diwaj ibkan membent uk Sat uan

Pengamanan (SATPAM) kehut anan dengan

kwalif ikasi t erdidik dan dalam j umlah yang

memadai.


(10)

e. PERUSAHAAN segera melaporkan set iap t erj adi

kerusakan gangguan hama dan penyakit t erhadap

hut an dan hasil hut an di areal kerj anya.

2.

Bidang Pelest arian Alam

a.

Perlindungan t erhadap t umbuh-t umbuhan

a. 1. PERUSAHAAN t idak dibenarkan menebang

pohon-pohon dan memungut t

umbuh-t umbuhan lain yang diumbuh-t eumbuh-t apkan sebagai j enis

yang dilindungi sesuai dengan ket ent

uan-ket ent uan yang berlaku.

a. 2.

PERUSAHAAN harus akt if dalam

pengembangan dan perlindungan sumber

daya alam dan harus mencegah t erj adinya

dampak negat if dan meningkat kan dampak

posit if dari kegiat an yang dilaksanakan

dengan memperhat ikan ket ent uan t ent ang

Analisa Mengenai Dampak Lingkungan

(AMDAL).

b.

Perlindungan t erhadap Sat wa Liar

b. 1. PERUSAHAAN t idak dibenarkan melakukan

perburuan baik at as binat ang-binat ang liar

yang dilindungi berdasarkan perat uran

perundang-undangan yang berlaku maupun

t erhadap binat ang-binat ang yang t idak

dilindungi yang t erdapat di areal kerj anya

t anpa izin.

b. 2. PERUSAHAAN harus mencegah t erj adinya

perburuan di areal kerj anya.

b. 3.

Unt uk menj amin dan memelihara

t erselenggaranya perlindungan t erhadap

sat wa liar, pengusahaan hut an dilaksanakan

sedemikian sehingga t idak t erdapat sat wa

liar yang t erj ebak didalam wilayah yang

diusahakan.

c. Perlindungan t erhadap Obyek-Obyek yang

Bernilai Ilmiah dan Budaya

c. 1. PERUSAHAAN harus mencegah t erj adinya

kerusakan-kerusakan t erhadap obyek-obyek

yang bernilai ilmiah dan budaya.

c. 2. PERUSAHAAN harus segera melaporkan bila

menemukan t empat -t empat yang bernilai

ilmiah dan budaya.


(11)

d.

Unt uk menj amin dan memelihara

t erselenggaranya kelest arian hut an lindung,

hut an wisat a dan hut an suaka alam, PERUSAHAAN

harus menyediakan daerah penyangga yang

berbat asan dengan kawasan t ersebut dengan

ket ent uan :

d. 1. Lebar minimal daerah penyangga adalah 200

(dua rat us) met er diukur dari bat as hut

an-hut an t ersebut sepanj ang bat as

persekut uan.

d. 2.

Sarana pengusahaan hut an yang

diperkenankan diadakan pada daerah

penyangga hanya pembuat an j alan sarad.

KETENTUAN III

: KEWAJIBAN-KEWAJIBAN LAIN

1.

Persyarat an mengenai kesehat an dan keselamat an

a.

PERUSAHAAN harus memperhat ikan/ mengambil

langkah-langkah secara maksimal dalam rangka

menj amin kesehat an dan keselamat an umum,

karyawan dan at au orang lain yang berada di dalam

areal kerj anya.

b. Di dalam hal t erj adi kecelakaan-kecelakaan yang

menimpa karyawan PERUSAHAAN at au orang lain yang

berada di dalam areal kerj anya, maka kepada mereka

harus diperlakukan sesuai dengan perat uran yang

berlaku.

2. Pembangunan Masyarakat

a.

Fasilit as

pembangunan

masyarakat

PERUSAHAAN harus waj ib membant u Pemerint ah

dalam melaksanakan pembangunan masyarakat di

dalam dan di sekit ar areal kerj anya sepert i :

a. 1. Pendirian t empat -t empat ibadah.

a. 2. Pengadaan f asilit as-f asilit as pendidikan.

a. 3. Pengadaan f asilit as-f asilit as kesehat an.

b. Kesempat an kerj a

PERUSAHAAN harus memberi kesempat an kerj a kepada

masyarakat baik di dalam maupun di sekit ar areal

kerj anya.

c. Fasilit as

pengobat an

c. 1. PERUSAHAAN waj ib mendirikan klinik dengan

kapasit as minimum 6 (enam) t empat t idur

lengkap dengan t enaga medis yang bekerj a penuh

unt uk perusahaan.


(12)

c. 2.

PERUSAHAAN harus menyediakan pelayanan

pengobat an kepada seluruh karyawannya dan

anak ist rinya.

c. 3. Anggot a masyarakat set empat walaupun bukan

karyawan PERUSAHAAN dapat t urut menggunakan

f asilit as klinik t ersebut dengan biaya seringan

mungkin.

c. 4.

PERUSAHAAN harus menyediakan pos-pos

pert olongan pert ama pada t empat -t empat yang

diperlukan.

3. Fasilit as t empat t inggal karyawan dan kegiat an logging

a. Base

camp

Dalam pelaksanaan pembangunan Base Camp,

PERUSAHAAN harus memenuhi ket ent uan-ket ent uan :

a. 1.

Pembangunan rumah/ barak unt uk karyawan

harus memenuhi kelayakan ruang t empat t inggal

yang sehat .

a. 2. an lahan hut an unt uk pembangunan Base Camp

harus sesuai dengan kebut uhan.

a. 3. Bangunan Camp di areal HPH lain, harus ada

perset uj uan t ert ulis dari Pemegang Hak

Pengusahaan Hut an yang bersangkut an.

b. Tempat penimbunan kayu

Tempat penimbunan kayu harus t erpisah dengan

t empat Base Camp.

c. Bangunan lainnya

Bangunan-bangunan lain yang ada dan yang akan

didirikan di dalam areal kerj anya harus mendapat ij in

Depart emen Kehut anan.

KETENTUAN IV :

LAIN-LAIN

A.

PERUBAHAN LUAS AREAL KERJA

Perubahan luas areal kerj a dimungkinkan dan

pelaksanaannya disesuaikan dengan perat uran

perundangan-undangan yang berlaku.

B. HAK-HAK

LAIN

PERUSAHAAN t idak mempunyai hak-hak lain selain apa yang

t ercant um di dalam Surat Keput usan HAK PENGUSAHAAN

HUTAN dan kelengkapannya. Hak-hak lain yang dimaksud

adalah meliput i hak pengolahan at as t anah hut an, hak-hak

at as mineral, minyak bumi, gas alam, bahan-bahan kimia,

bat u-bat u mulia at au set engah mulia, dan sumber-sumber

alam lainnya.


(13)

KETENTUAN V

:

PENGAWASAN

Pemerint ah melakukan pengawasan t erhadap pelaksanaan

semua kegiat an PERUSAHAAN baik mengenai pelaksanaan f isik

pengusahaan hut an maupun semua administ rasi/ pembukuan dan

surat -menyurat PERUSAHAAN.

KETENTUAN VI

:

PELANGGARAN / SANKSI

1.

Pengert ian

pelanggaran

Tidak melaksanakan, t idak ment aat i dan at au t idak

memenuhi persyarat an/ kewaj iban sebagaimana t ercant um

dalam perat uran perundang-undangan yang berlaku dan

at au Surat Keput usan Hak Pengusahaan Hut an besert a

dokumen kelengkapannya.

2.

Pengenaan

sanksi

Pelanggaran t erhadap ket ent uan t ersebut ayat 1 bab ini

akan dikenakan sanksi sesuai dengan perat uran

perundang-undangan yang berlaku.

KETENTUAN

VII

:

KONSEKWENSI TERHADAP PENCABUTAN DAN/ ATAU

PENYERAHAN KEMBALI IZIN HAK PENGUSAHAAN HUTAN

1.

Kewaj iban PERUSAHAAN set elah t erj adinya pencabut an

Dalam hal dicabut nya Surat Keput usan HAK PENGUSAHAAN

HUTAN, kepada PERUSAHAAN t et ap dibebankan kewaj

iban-kewaj iban yang t ercant um dalam Pasal 13 ayat 2 Perat uran

Pemerint ah No. 21 Tahun 1970.

2. Hak milik PERUSAHAAN set elah habisnya j angka wakt u,

penyerahan kembali at au dicabut nya Hak Pengusahaan

Hut an

Set elah habis masa berlakunya Surat Keput usan Hak

Pengusahaan Hut an dan at au perpanj angannya, at au

penyerahan kembali sebelum j angka wakt u maka :

a.

PERUSAHAAN harus menyerahkan dalam keadaan baik

semua benda t idak bergerak sepert i gedung, j alan,

gudang, pelabuhan udara, pelabuhan sungai dan laut ,

dok dan lain-lain yang t elah dibangun oleh

PERUSAHAAN kepada Pemerint ah t anpa adanya gant i

rugi dari Pemerint ah.

b.

Barang-barang persediaan yang berada didalam

gudang dan benda-benda bergerak yang dipergunakan

PERUSAHAAN sehubungan dengan kegiat an

pengusahaan hut an, t et ap menj adi milik PERUSAHAAN.


(14)

c.

Jika HAK PENGUSAHAAN HUTAN berakhir karena habis

wakt unya at au karena diserahkan kembali oleh

PERUSAHAAN at au karena dicabut oleh Ment eri

Kehut anan maka :

c. 1.

Segala hak yang dimiliki pemegang Hak

Pengusahaan Hut an berakhir.

c. 2. Wilayah hut an yang dibebani hak pengusahaan

kembali kepada Negara.

c. 3.

Pemegang Hak Pengusahaan Hut an yang

bersangkut an diwaj ibkan menyerahkan semua

klise dan bahan-bahan pet a, gambar-gambar

ukuran t anah dan sebagainya yang bersangkut an

dengan pengusahaan hut an kepada Depart emen

Kehut anan dengan t idak menerima gant i rugi.

c. 4.

Pemegang Hak Pengusahaan Hut an t et ap

dibebani/ waj ib menyelesaikan semua kewaj

iban-kewaj iban yang belum t erpenuhi t erut ama at as

kewaj iban keuangan kepada Pemerint ah.

MENTERI KEHUTANAN,

t t d.


(1)

b. PERUSAHAAN waj ib melaksanakan pembinaan dan pemeliharaan t egakan t inggal pada areal bekas t ebangan minimal seluas realisasi t ebangan t ahun-t ahun sebelumnya sesuai dengan Rencana Karya Pengusahaan Hut an.

c. PERSUAHAAN waj ib memelihara dan membina t anaman minimal seluas realisasi dari pembuat an t anaman t ahun-t ahun sebelumnya sesuai dengan Rencana Karya Pengusahaan Hut an yang t elah disahkan.

F. BIDANG PERLINDUNGAN DAN PENGAMANAN HUTAN

1. Bidang Perlindungan Hut an

a. Unt uk mencegah t erj adinya kebakaran hut an, PERUSAHAAN waj ib:

a. 1. Menyediakan sarana pemadam kebakaran dalam j umlah yang memadai sesuai dengan luas dan keadaan areal kerj anya.

a. 2. Ikut akt if melaksanakan pencegahan dan penanggulangan kebakaran di dalam areal kerj anya dan disekit arnya ant ara lain dengan mengamankan semua kegiat an eksploit asinya yang dapat menimbulkan bahaya kebakaran sert a mengamankan penyimpanan bahan-bahan yang mudah t erbakar.

a. 3. Segera melaporkan pada inst ansi kehut anan set iap t erj adinya kebakaran di areal kerj anya.

b. PERUSAHAAN harus mencegah dan menghindarkan t erj adinya t indak pelanggaran oleh pihak lain yang menyebabkan kerusakan hut an dalam areal kerj anya, ant ara lain mencegah adanya perladangan berpindah dan penebangan liar.

c. Apabila t erj adi perambahan hut an dan at au t ebangan liar oleh pihak ke 3/ pihak lain sebagai akibat dibangunnya j alan angkut an oleh pemegang HPH, maka pemegang HPH bert anggung j awab membayar denda at as kerusakan hut annya.

d. Unt uk melaksanakan perlindungan hut an, perusahaan diwaj ibkan membent uk Sat uan Pengamanan (SATPAM) kehut anan dengan kwalif ikasi t erdidik dan dalam j umlah yang memadai.


(2)

e. PERUSAHAAN segera melaporkan set iap t erj adi kerusakan gangguan hama dan penyakit t erhadap hut an dan hasil hut an di areal kerj anya.

2. Bidang Pelest arian Alam

a. Perlindungan t erhadap t umbuh-t umbuhan

a. 1. PERUSAHAAN t idak dibenarkan menebang pohon-pohon dan memungut t umbuh-t umbuhan lain yang diumbuh-t eumbuh-t apkan sebagai j enis yang dilindungi sesuai dengan ket ent uan-ket ent uan yang berlaku.

a. 2. PERUSAHAAN harus akt if dalam pengembangan dan perlindungan sumber daya alam dan harus mencegah t erj adinya dampak negat if dan meningkat kan dampak posit if dari kegiat an yang dilaksanakan dengan memperhat ikan ket ent uan t ent ang Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).

b. Perlindungan t erhadap Sat wa Liar

b. 1. PERUSAHAAN t idak dibenarkan melakukan perburuan baik at as binat ang-binat ang liar yang dilindungi berdasarkan perat uran perundang-undangan yang berlaku maupun t erhadap binat ang-binat ang yang t idak dilindungi yang t erdapat di areal kerj anya t anpa izin.

b. 2. PERUSAHAAN harus mencegah t erj adinya perburuan di areal kerj anya.

b. 3. Unt uk menj amin dan memelihara t erselenggaranya perlindungan t erhadap sat wa liar, pengusahaan hut an dilaksanakan sedemikian sehingga t idak t erdapat sat wa liar yang t erj ebak didalam wilayah yang diusahakan.

c. Perlindungan t erhadap Obyek-Obyek yang Bernilai Ilmiah dan Budaya

c. 1. PERUSAHAAN harus mencegah t erj adinya kerusakan-kerusakan t erhadap obyek-obyek yang bernilai ilmiah dan budaya.

c. 2. PERUSAHAAN harus segera melaporkan bila menemukan t empat -t empat yang bernilai ilmiah dan budaya.


(3)

d. Unt uk menj amin dan memelihara t erselenggaranya kelest arian hut an lindung, hut an wisat a dan hut an suaka alam, PERUSAHAAN harus menyediakan daerah penyangga yang berbat asan dengan kawasan t ersebut dengan ket ent uan :

d. 1. Lebar minimal daerah penyangga adalah 200 (dua rat us) met er diukur dari bat as hut an-hut an t ersebut sepanj ang bat as persekut uan.

d. 2. Sarana pengusahaan hut an yang diperkenankan diadakan pada daerah penyangga hanya pembuat an j alan sarad.

KETENTUAN III : KEWAJIBAN-KEWAJIBAN LAIN

1. Persyarat an mengenai kesehat an dan keselamat an

a. PERUSAHAAN harus memperhat ikan/ mengambil langkah-langkah secara maksimal dalam rangka menj amin kesehat an dan keselamat an umum, karyawan dan at au orang lain yang berada di dalam areal kerj anya.

b. Di dalam hal t erj adi kecelakaan-kecelakaan yang menimpa karyawan PERUSAHAAN at au orang lain yang berada di dalam areal kerj anya, maka kepada mereka harus diperlakukan sesuai dengan perat uran yang berlaku.

2. Pembangunan Masyarakat

a. Fasilit as pembangunan masyarakat

PERUSAHAAN harus waj ib membant u Pemerint ah dalam melaksanakan pembangunan masyarakat di dalam dan di sekit ar areal kerj anya sepert i :

a. 1. Pendirian t empat -t empat ibadah. a. 2. Pengadaan f asilit as-f asilit as pendidikan. a. 3. Pengadaan f asilit as-f asilit as kesehat an. b. Kesempat an kerj a

PERUSAHAAN harus memberi kesempat an kerj a kepada masyarakat baik di dalam maupun di sekit ar areal kerj anya.

c. Fasilit as pengobat an

c. 1. PERUSAHAAN waj ib mendirikan klinik dengan kapasit as minimum 6 (enam) t empat t idur lengkap dengan t enaga medis yang bekerj a penuh unt uk perusahaan.


(4)

c. 2. PERUSAHAAN harus menyediakan pelayanan pengobat an kepada seluruh karyawannya dan anak ist rinya.

c. 3. Anggot a masyarakat set empat walaupun bukan karyawan PERUSAHAAN dapat t urut menggunakan f asilit as klinik t ersebut dengan biaya seringan mungkin.

c. 4. PERUSAHAAN harus menyediakan pos-pos pert olongan pert ama pada t empat -t empat yang diperlukan.

3. Fasilit as t empat t inggal karyawan dan kegiat an logging a. Base camp

Dalam pelaksanaan pembangunan Base Camp, PERUSAHAAN harus memenuhi ket ent uan-ket ent uan : a. 1. Pembangunan rumah/ barak unt uk karyawan

harus memenuhi kelayakan ruang t empat t inggal yang sehat .

a. 2. an lahan hut an unt uk pembangunan Base Camp harus sesuai dengan kebut uhan.

a. 3. Bangunan Camp di areal HPH lain, harus ada perset uj uan t ert ulis dari Pemegang Hak Pengusahaan Hut an yang bersangkut an.

b. Tempat penimbunan kayu

Tempat penimbunan kayu harus t erpisah dengan t empat Base Camp.

c. Bangunan lainnya

Bangunan-bangunan lain yang ada dan yang akan didirikan di dalam areal kerj anya harus mendapat ij in Depart emen Kehut anan.

KETENTUAN IV : LAIN-LAIN

A. PERUBAHAN LUAS AREAL KERJA

Perubahan luas areal kerj a dimungkinkan dan pelaksanaannya disesuaikan dengan perat uran perundangan-undangan yang berlaku.

B. HAK-HAK LAIN

PERUSAHAAN t idak mempunyai hak-hak lain selain apa yang t ercant um di dalam Surat Keput usan HAK PENGUSAHAAN HUTAN dan kelengkapannya. Hak-hak lain yang dimaksud adalah meliput i hak pengolahan at as t anah hut an, hak-hak at as mineral, minyak bumi, gas alam, bahan-bahan kimia, bat u-bat u mulia at au set engah mulia, dan sumber-sumber alam lainnya.


(5)

KETENTUAN V : PENGAWASAN

Pemerint ah melakukan pengawasan t erhadap pelaksanaan semua kegiat an PERUSAHAAN baik mengenai pelaksanaan f isik pengusahaan hut an maupun semua administ rasi/ pembukuan dan surat -menyurat PERUSAHAAN.

KETENTUAN VI : PELANGGARAN / SANKSI

1. Pengert ian pelanggaran

Tidak melaksanakan, t idak ment aat i dan at au t idak memenuhi persyarat an/ kewaj iban sebagaimana t ercant um dalam perat uran perundang-undangan yang berlaku dan at au Surat Keput usan Hak Pengusahaan Hut an besert a dokumen kelengkapannya.

2. Pengenaan sanksi

Pelanggaran t erhadap ket ent uan t ersebut ayat 1 bab ini akan dikenakan sanksi sesuai dengan perat uran perundang-undangan yang berlaku.

KETENTUAN VII : KONSEKWENSI TERHADAP PENCABUTAN DAN/ ATAU

PENYERAHAN KEMBALI IZIN HAK PENGUSAHAAN HUTAN 1. Kewaj iban PERUSAHAAN set elah t erj adinya pencabut an

Dalam hal dicabut nya Surat Keput usan HAK PENGUSAHAAN HUTAN, kepada PERUSAHAAN t et ap dibebankan kewaj iban-kewaj iban yang t ercant um dalam Pasal 13 ayat 2 Perat uran Pemerint ah No. 21 Tahun 1970.

2. Hak milik PERUSAHAAN set elah habisnya j angka wakt u, penyerahan kembali at au dicabut nya Hak Pengusahaan Hut an

Set elah habis masa berlakunya Surat Keput usan Hak Pengusahaan Hut an dan at au perpanj angannya, at au penyerahan kembali sebelum j angka wakt u maka :

a. PERUSAHAAN harus menyerahkan dalam keadaan baik semua benda t idak bergerak sepert i gedung, j alan, gudang, pelabuhan udara, pelabuhan sungai dan laut , dok dan lain-lain yang t elah dibangun oleh PERUSAHAAN kepada Pemerint ah t anpa adanya gant i rugi dari Pemerint ah.

b. Barang-barang persediaan yang berada didalam gudang dan benda-benda bergerak yang dipergunakan PERUSAHAAN sehubungan dengan kegiat an pengusahaan hut an, t et ap menj adi milik PERUSAHAAN.


(6)

c. Jika HAK PENGUSAHAAN HUTAN berakhir karena habis wakt unya at au karena diserahkan kembali oleh PERUSAHAAN at au karena dicabut oleh Ment eri Kehut anan maka :

c. 1. Segala hak yang dimiliki pemegang Hak Pengusahaan Hut an berakhir.

c. 2. Wilayah hut an yang dibebani hak pengusahaan kembali kepada Negara.

c. 3. Pemegang Hak Pengusahaan Hut an yang bersangkut an diwaj ibkan menyerahkan semua klise dan bahan-bahan pet a, gambar-gambar ukuran t anah dan sebagainya yang bersangkut an dengan pengusahaan hut an kepada Depart emen Kehut anan dengan t idak menerima gant i rugi. c. 4. Pemegang Hak Pengusahaan Hut an t et ap

dibebani/ waj ib menyelesaikan semua kewaj iban-kewaj iban yang belum t erpenuhi t erut ama at as kewaj iban keuangan kepada Pemerint ah.

MENTERI KEHUTANAN, t t d.