114918 MQFM 2010 06 Fokus Pagi 27 Juni 2010

Fokus Pagi
Edisi: Senin, 27 juni 2010
Tema: Pers
Topik: Kebebasan Pers Masih Dikebiri
Sahabat MQ/ pasca runtuhnya rezin orde baru/ pers mengalami perkembangan
yang luar biasa// industri media yang tumbuh/ bak jamur di musim hujan/
seiring dengan tidak adanya lagi pembredelan media// Media cetak/ elektronik
dan online/ bermunculan secara bebas//
Namun tidak adanya pembredelan terhadap media/ menjadi jaminan bagi
kebebasan pers// pasalnya/ kini bentuk pengekangan terhadap media/ masih
tetap terjadi// hanya saja dalam bentuk lain/ seperti kekerasan terhadap
wartawan saat melakukan peliputan/ atau pun gugatan terhadap media/ yang
dianggap merugikan narasumber//
Aliansi Jurnalis Independen AJI mencatat/ sepanjang mei 2008 hingga mei
2009/ terdapat 44 kasus kekerasan terhadap wartawan// Baik kekerasan fisik/
maupun kekerasan verbal// kekerasan fisik terbanyak yakni pemukulan/
sedangkan kekerasan verbal/ dalam bentuk ancaman/ larangan meliput/
perampasan alat/ serta pernyanderaan dan pembunuhan//
hasil temuan dari Lembaga Bantuan Hukum LBH Pers juga tidak jauh beda//
Direktur Eksekutif LBH Pers -Hendrayana- menyebutkan/ pada tahun 2009
lalu/ terdapat 71 kekerasan terhadap pers/ dengan 33 kasus di antaranya

kekerasan fisik// Padahal tahun 2008/ masih 17 kasus// menurut Hendra/
terjadi pergeseran pelaku kekerasan/ dari militer ke aparat pemerintah// hasil
riset peradilan pers menunjukkan/ aparat kepolisian mendominasi pelaku
kekerasan terhadap pers// Begitu juga dengan hasil temuan dari AJI/ dalam
laporan kebebasan pers 2009//
Namun berbeda halnya dengan Pengamat Pers Universitas Andalas -Firman
Hasan-/ yang menilai Pers Indonesia sekarang berada di sorga/ karena
memiliki kebebasan cenderung berlebihan/ dan menyalahi perannya sebagai
pilar demokrasi//
Nah seperti apa selengkapnya tentang hasil temuan LBH Pers/ terkait
kekerasan terhadap wartawan dan kebebasan pers?// Bagaimana tanggapan
dari polri/ yang ternyata menjadi pihak yang paling dominan melakukan
kekerana terhadap pers?// dan bagaimana pula seharusnya masing-masing
pihak bersikap?//
dari dalam diskusi kali ini/ Insya Allah kita akan menbahasnya dalam focus
pagi/ bersama sejumlah narasumber// Di antaranya:/
1.

Direktur Eksekutif LBH Pers -Hendra


2.
ya)

Kadiv Humas Mabes Polri -Edward Aritonang- (interview pukul 7.30

3.

Pengamat Pers Universitas andalas -Firman Hasan-

Narsum 1: 6.15
Direktur Eksekutif LBH Pers -Hendrayanaberdasarkan penelitian atau laporan tentang kekerasan terhadap wartawan
selama ini trendnya bagaimana?
Kasus paling menonjol terkait kekerasan terhadap jurnalis apa?
Dengan kondisi sekarang, menurut Anda kebebasan pers sekarang bagaimana?
Sebenarnya bisakah seorang wartawan itu dipenjarakan? Apa alasannya?
Selama ini, dari aparat penegak hukum sendiri bagaimana dalam menyikapi
kekerasan terhadap jurnalis ini?
Masukan Anda untuk para penegak hukum atau pun wartawan?
Narsum 2: 7.30
Kadiv Humas Mabes Polri -Edward AritonangAnda menilai kebebasan pers sekarang ini seperti apa?

Berdasarkan hasil penelitian dari Aliansi Jurnalis Independen Aji dan juga LBH
Pers, para pelaku kekerasan terhadap jurnalis justru dari kepolisian. Mengapa?
Masih cukup banyak kasus kekerasan terhadap jurnalis maupun gugatan media
yang masuk ke polri padahal para pelaku media memiliki UU Pers dan dewan
pers yang semestinya menyelesaikan kasus tersebut. Ini bagaimana?
Aparat penegak hukum termasuk polri masih terkesan belum memahami
tentang UU Pers, terbukti dengan pasal-pasal yang digunakan untuk menjerat
wartawan maupun pers dengan UU KUHP. Mengapa?
Narsum 3: 7.15
Pengamat Pers Universitas Andalas -Firman HasanAnda melihat kebebasan pers kita sekarang seperti apa?
Berdasarkan pengamatan Anda, kekerasan terhadap jurnalis trendnya seperti
apa?
Bagaimana dengan wartawan sendiri, apakah mereka sudah cukup memahami
uu pers dan kode etik yang berlaku, dengan adanya kekerasan terhadap
mereka?
Apakah yang selama ini dilakukan oleh aparat penegak hukum terkait
kekerasan terhadap wartawan sudah tepat?
Menurut Anda, adakah celah-celah yang ada dalam UU pers yang justru bisa
menjerat seorang jurnalis atau media ke ranah hukum?
Perlukah UU Pers direvisi?