27. DIVERSIFIKASI PRODUK MAKANAN DAN KERAJINAN TANGAN BERBASIS

(1)

DIVERSIFIKASI PRODUK MAKANAN DAN KERAJINAN TANGAN BERBASIS KEPAH

Ari Hepi Yanti1*, Dwi Gusmalawati2, Ari Widiyantoro3

1Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura, Pontianak 2Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura, Pontianak 3Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura, Pontianak

*email: arihepiyanti2016@yahoo.com

ABSTRAK

Kepah (Polymesoda erosa) banyak ditemukan di pesisir barat Provinsi Kalimantan Barat. Desa Peniti Kabupaten Mempawah merupakan salah satu penghasil kerang kepah terbesar di Kalimantan Barat. Namun selama ini kerang kepah ini hanya dimanfaatkan dagingnya untuk sambal daging kepah sebagai salah satu sambal untuk pelengkap makanan pengkang yang terbuat dari pulut atau ketan. Padahal berdasarkan penelitian daging kepah mengandung asam lemak Omega-3 yang tinggi dan berguna untuk kecerdasan Tujuan IbM ini adalah menambah aspek produksi mitra dengan menjual produk olahan makanan berbasis daging kerang dan kerajinan berbasis cangkang kerang serta perbaikan mana jemen pemasarannya melalui kerjasama dengan beberapa pengusaha. Metode kegiatan IbM meliputi (1) pembuatan aneka produk olahan makanan berbasis daging kepah (2) pembuatan kerajinan tangan berbasis cangkang kepah (3) mangrovisasi untuk menjaga keberlangsungan hidup kepah (4) peningkatan manajemen usaha melalui pengenalan permodalan perbankan bekerjasama dengan Bank BRI. Hasil kegiatan menunjukkan daging kepah dapat dibuat aneka produk olahan makanan seperti keripik, kerupuk, abon dan dendeng daging kepah. Cangkang kepahnya dapat dibuat berbagai kerajinan tangan. Mitra IbM memberikan respon positif atas kegiatan IbM ini.

Kata kunci : kepah, diversifikasi, produk makanan, kerajinan tangan ABSTRACT

Kepah (Polymesoda erosa) are found on the west coast of West Kalimantan Province. Peniti Village, District of Mempawah is one of the largest producer of kepah in West Kalimantan. However, meat of kepah is only used for sauce as a condiment for pengkang food supplement made from sticky rice. Though based on research meat of kepah containing Omega -3 fatty acids and useful for intelligence. The purpose of IbM is to add a partner with the production aspects of selling products based meat of kepah processed food, handycraft based shells and marketing management improvement through cooperation with several employers. Method of IbM activities include (1) the manufacture of various products processed meat of kepah based foods (2) the making of handycraft based shells (3) mangrovization to ensuring the survival of kepah (4) improvement of business management through the introduction of banking capital in cooperation with Bank BRI. Results showed IbM activity can be prepared a variety of processed food products such as chips, crackers, shredded and mussel meat jerky. Shells of kepah can be made of various crafts. Pa rtners IbM gave a positive response on this IbM activities.

Keywords : kepah, diversification, food product, handycraft

PENDAHULUAN

Desa Peniti merupakan salah satu penghasil kerang kepah terbesar di Kalimantan Barat. Namun selama ini kerang kepah ini hanya dimanfaatkan dagingnya untuk sambal daging kepah sebagai salah satu sambal untuk pelengkap makanan pengkang yang terbuat dari pulut atau


(2)

ketan. Padahal berdasarkan penelitian daging kepah mengandung asam lemak Omega-3 yang tinggi yang baik untuk kecerdasan (Supriyantini, 2007; Kresnasari, 2010). Selain itu daging kepah juga mengandung protein dan gizi lainnya yang tinggi (Listyaningsih, dkk., 2013). Sementara bagian cangkangnya mengandung kadar kalsium karbonat yang tinggi yang dapat digunakan sebagai bahan sintesis hidroksiapatit untuk perbaikan tulang dan gigi (Ningsih, dkk., 2014). Namun selama ini bagian cangkangnya hanya dibiarkan menjadi gundukan sampah yang berbau.

Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 (BPS Kabupaten Pontianak, 2010), Kabupaten Mempawah (dahulu Kabupaten Pontianak ) penduduknya terdiri atas 120.980 penduduk laki-laki dan 117.884 penduduk perempuan. Sementara itu Sungai Pinyuh merupakan salah satu kecamatan dalam Kabupaten Mempawah. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 Kecamatan Sungai Pinyuh terdiri atas 10.120 penduduk laki-laki dan 10.988 penduduk perempuan dengan laju pertumbuhan penduduk 0,9% (BPS Kabupaten Pontianak, 2010). Rasio jumlah penduduk laki-laki dan perempuan hampir berimbang, sehingga hal ini memberikan gambaran bahwa potensi pemberdayaan keduanya perlu dilakukan secara sinergis.

Kabupaten Mempawah merupakan kabupaten dengan produksi hasil tangkapan ikan laut kedua tertinggi setelah Kabupaten Ketapang di Provinsi Kalimantan Barat (BPS Provinsi Kalimantan Barat, 2014). Berdasarkan catatan di Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pontianak, tahun 2014 produksi menembus 23.322,7 ton. Hasil laut menjadi sumber pekerjaan dan penghasilan bagi sebagian besar penduduk Kabupaten Mempawah karena hampir sebagain besar geografisnya berhadapan langsung dengan laut. Demikian pula dengan Kecamatan Sungai Pinyuh.

Desa Peniti merupakan salah satu desa di Kecamatan Sungai Pinyuh yang secara geografis berada di sepanjang laut Natuna dan Selat Karimata. Penduduknya sebagaian besar bergantung pada perikanan laut, pertanian dan perdagangan. Hampir di sepanjang jalan raya Pontianak-Mempawah memasuki Desa Peniti terdapat para penjual kepah.

Kegiatan IbM Penjual Kepah bermitra dengan Penjual Kepah di Desa Peniti. Mitra I adalah Penjual Kepah I yang telah berjualan sejak tahun 2000. Kerang diambil mengandalkan musiman, dipengaruhi cuaca dan hutan mangrove. Lebih banyak mengambil kepah dari pantai. Penjualan dalam bentuk kerang utuh di pinggir jalan dengan membuka kios. Harga per kg Rp. 5.000,- Mitra II adalah Penjual Kepah II yang memulai berjualan sejak tahun 2003. Kerang diambil berdasarkan musiman. Kerang kebanyakan diambil di sungai dekat pantai. Berjualan


(3)

Indikator peningkatan dianalisis secara persentase dengan memperhatikan kondisi awal dan setelah kegiatan serta evaluasi faktor-faktor pendukung dan penghambat.

Berdasarkan survei awal di lapangan menunjukkan para penjual kepah ini hanya mengandalkan penjualan kepah secara mentah setelah diperoleh dari pantai dan sungai. Kepah diikat dalam suatu tempat dengan harga per kg Rp. 5.000,-. Tidak ada perlakuan apapun terhadap kepah-kepah tersebut selama penjualan sehingga kepah-kepah yang busuk karena tidak terjual dibuang begitu saja. Pasokan kepah untuk Mitra 1 berasal dari pantai/laut biasanya diambil sendiri dan diperoleh dari nelayan lainnya, sedangkan Mitra 2 mengambil sendiri di muara sungai dekat pantai, biasanya kepah-kepah ini berada di dekat hutan mangrove.

Secara manajemen penjual kepah ini belum terencana dengan baik, mereka hanya menjual kepah-kepah pada kios-kios sederhana di pinggir jalan. Para penjual kepah menunggu dengan sabar para pembeli yang diharapkan dari orang yang melewati jalan raya tersebut. Kadangkala jika kepah-kepah ini tidak terjual (sebelum membusuk), kepah-kepah ini dijual kepada salah satu pengusaha makanan terbesar di Kecamatan Sungai Pinyuh untuk dijadikan sambal. Secara manajemen waktu, banyak waktu yang terbuang percuma, padahal bisa digunakan untuk mengolah kepah-kepah ini menjadi produk yang bermanfaat dan bernilai ekonomis lebih tinggi. Belum ada koperasi atau pun paguyuban komunitas penjual kepah yang bisa menampung dan mengolah kepah-kepah ini menjadi produk makanan selain sambal. Hal ini yang menjadi perhatian tim IbM Universitas Tanjungpura. Permodalan mereka bahkan tidak ada, mereka hanya mengandalkan gathering skill kemudian menjualnya.

METODE KEGIATAN

Berdasarkan analisis situasi ada beberapa solusi yang dilakukan Tim IbM Universitas Tanjungpura kepada mitra, sehingga dapat mengatasi permasalahan mitra dengan langkah-langkah sebagai berkut :

1. Penyediaan dan Pencarian Sumber Kepah

Tim IbM Universitas Tanjungpura dan Mitra 1 dan 2 menemukan solusi untuk melakukan pembelian dan penampungan kepah dari nelayan, sehingga mitra 1 dan mitra 2 dapat memanfaatkan waktu tersebut untuk melakukan diversifikasi produk olahan makanan berbasis daging kepah dan kerajinan tangan berbasis cangkang kepah. Namun solusi ini harus disertai dengan permodalan, oleh karena itu akan dilakukan kerjasama dengan Bank BRI Kabupaten Mempawah.


(4)

Selain itu untuk ikut menjaga keberlangsungan populasi kepah maka mitra 1 dan 2 sepakat ikut berperan serta melakukan mangrovisasi sepanjang pantai lokasi mitra. Hal ini dilakukan untuk menjaga ketersediaan bahan baku di lokasi mitra.

2. Diversifikasi produk olahan makanan berbasis daging kepah dan diversifikasi kerajinan tangan berbasis cangkang kepah

Diversifikasi produk olahan makanan berbasis daging kepah berupa kerupuk, keripik, abon dan dendeng. Produk diversifikasi kerajinan tangan berbasis cangkang kepah berupa hiasan dinding, ornamen ruang tamu dan bioadsorben untuk penjernihan air.

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelatihan diversifikasi produk, Tim IbM akan membuat bahan evaluasi dengan membandingkan kondisi awal sebelum kegiatan dan akhir sesudah kegiatan.

3. Mangrovisasi

Kegiatan ini untuk menjaga keberlangsungan kepah sehingga dapat menjaga ketersediaan bahan baku di lokasi mitra. Mangrovisasi melibatkan masyarakat sekitar mitra dan pemerintah desa setempat sehingga dapat menstimulus peningkatan kualitas kebersamaan dan wirausaha melalui program-program IbM ini.

a. Mangrovisasi didukung oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Mempawah dengan pemberian bibit mangrove..

b. Mangrovisasi memerlukan kerjasama yang baik karena perlu dijaga kelestariannya. Penjagaan dan pemeliharaan disepakati bersama menjadi tanggungjawab desa karena hutan mangrove ini memberikan efek positif bagi lingkungan dan penduduk. Kesepakatan terdiri atas :

1. Pengaturan pembibitan 2. Pengaturan pemeliharaan

3. Pengaturan pengambilan kayunya untuk kepentingan ekonomis dengan perhitungan kelestarian mangrove

4. Memberikan pelatihan tentang permodalan dan mengenalkan dengan stakeholder

yang tertarik dengan potensi kepah

Tim IbM bekerjasama dengan Bank BRI memberikan pelatihan permodalan dan mengajak Bank BRI untuk berpartsispasi aktif meningkatkan permodalan para penjual kepah. Pelatihan dan forum diskusi intensif dilakukan sebulan sekali kegiatan.


(5)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Persiapan Program IbM Penjuah Kepah

Persiapan pelaksanaan program IbM dilakukan dengan melaksanakan koordinasi antara Tim IbM Universitas Tanjungpura dengan pihak mitra I dan II yaitu penjual kepah di Desa Peniti, Kabupaten Mempawah. Pelaksanaan kegiatan diawali dengan penyelesaian adminitrasi berupa pemberitahuan secara resmi kepada pihak aparat Desa Peniti untuk izin pelaksanaan kegiatan ini. Selain itu kegiatan ini juga diketahui oleh masyarakat di sekitar Mitra I dan II agar berdampak luas bagi pengembangan penjualan kepah.

Gambar 1. Persiapan Tim IbM Universitas Tanjungpura

Program Mangrovisasi

Program mangrovisasi dilakukan terlebih dahulu dalam kegiatan IbM ini karena diperlukan waktu yang lama untuk memantau keberhasilan program ini. Lokasi program mangrovisasi dikoordinasikan dengan aparat desa dan karang taruna sehingga dapat mendukung pemberdayaan masyarakat desa. Sebelum dilakukan mangrovisasi juga dipetakan area yang menjadi tempat kepah. Lokasi mangrovisasi diutamakan pesisir pantai yang belum ada mangrovnya, setelah itu dilanjutkan ke pesisir pantai yang mangrovnya rusak. Program mangrovisasi selain untuk mencegah abrasi pantai oleh air laut juga memberikan ruang berkembang biak bagi kepah.


(6)

Gambar 2. Lokasi mangrovisasi

Diversifikasi Produk Makanan Berbasis Daging Kepah

Kegiatan program ipteks bagi masyarakat (IbM) penjual kepah selanjutnya adalah memberikan pelatihan pengolahan daging kepah menjadi produk makanan yang bergizi dan bernilai jual tinggi. Pelatihan dilakukan terhadap mitra dan ibu-ibu PKK Desa Peniti. Kebersamaan kegiatan antara mitra IbM dengan ibu-ibu PKK menunjukkan kegiatan IbM ini berdampak luas terhadap kegiatan ekonomi di Desa Peniti. Produk makanan yang dijadikan target kegiatan adalah keripik, kerupuk, abon dan dendeng daging kepah.


(7)

Gambar 4. Tim IbM melakukan diskusi dengan Mitra

Pelatihan dilakukan dengan cara demonstrasi memasak dan pemberian resep makanan yang telah dilakukan oleh Tim IbM. Produk makanan yang dihasilkan kemudian dilakukan uji rasa oleh mitra dan ibu-ibu PKK Desa Peniti sebagai responden. Tim IbM Universitas Tanjungpura juga memberikan informasi cara pengemasan dan pemasaran produk olahan makanan berbasis daging kepang ini serta informasi pendaftarannya di Dinas Kesehatan untuk mendapatkan sertifikat laik sehat. Mitra dan ibu-ibu PKK Desa Peniti menunjukkan perhatian dan respon yang tinggi untuk melakukan produksi berbagai olahan makanan dalam kegiatan ekonominya.

Kerajinan Tangan dan Adsorben Berbasis Cangkang Kepah

Pembuatan kerajinan tangan berbasis cangkang kepah dilakukan dengan cara demonstrasi kemudian dilanjutkan dengan pengerjaan variasi kerajinan tangan oleh mitra dan ibu-ibu PKK dengan bahan baku yang telah disiapkan Tim IbM. Kerajinan tangan yang dibuat meliputi hiasan lampu, hiasan jendela, tempat tissue dan lain-lain.

Cangkang kepah juga dapat dijadikan karbon aktif yang berfungsi sebagai adsorben untuk penjernihan air. Hal ini dilakukan karena air di sekitar tempat tinggal mitra menunjukkan warna kecoklatan dan kotor. Adsorben yang dihasilkan dapat digunakan untuk kehidupan masyarakat sekitar mitra maupun diproduksi untuk dijual.


(8)

Evaluasi Program IbM

Berdasarkan hasil evaluasi program-program yang diberikan oleh Tim IbM Universitas Tanjungpura mendapatkan respon memuaskan 100%. Sementara mitra merasa mendapatkan transfer ilmu pengetahuan dan teknologi sebesar 100% dengan pelatihan berbagai olahan jenis makanan berbasis kepah dan kerajinan tangan berbasis kerang. Keinginan program IbM ini dilakukan lagi di desa mereka dengan program inovasi lainnya memberikan keinginan sebesar 100%.

KESIMPULAN

Mitra I dan II Penjual Kepah dan masyarakat sekitar mitra I dan II di Desa Peniti Kabupaten Mempawah Provinsi Kalimantan Barat memberikan respon yang positif terhadap Tim IbM Universitas Tanjungpura. Mitra I dan II dapat meningkatkan penghasilannya melalui diversifikasi produk olahan makanan berbasis daging kepang dan kerajinan tangan berbasis cangkang kepah.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terimakasih kepada DRPM Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI atas pendanaan kegiatan IbM ini pada tahun anggaran 2016. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Reviewer Dikti atas masukan dan sarannya untuk penyempurnaan kegiatan IbM ini.

DAFTAR PUSTAKA

Biro Pusat Statistik Kota Pontianak. 2010. Sensus Penduduk Tahun 2010 Kabupaten Pontianak Biro Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Barat. 2014, Kalimantan Barat dalam Angka 2013 Kresnasari, D.. 2010. Analisis Bioekologi : Sebaran Ukuran Kerang Totok (Polymesoda erosa)

Di Segara Anakan Cilacap.Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang

Listyaningsih, D.D.., Yulianda, F. dan Ardli, E.R. 2013. Kajian Degradasi Ekosistem Mangrove Terhadap Populasi Polymesoda erosa di Segara Anakan, Cilacap. Forum Geografi. 27 (1). 1-10

Ningsih, R.P., Wahyuni, N. dan Destiarti, L.. 2014. Sintesis Hidroksiapatit dari Cangkang Kerang Kepah (Polymesoda erosa) dengan Variasi Waktu Pengadukan. J. Kimia Khatulistiwa. 3 (1). 22-26


(9)

Supriyantini, E., Widowati, I., dan Ambriyanto. 2007. Kandungan Asam Lemak Omega 3 (Asam Linoleat) pada Kerang Totok Polymesoda erosa yang Diberi Pakan Tetraselmis chuii dan Skeletonema costatum. J. Ilmu Kelautan. 12 (2). 97-104


(1)

Selain itu untuk ikut menjaga keberlangsungan populasi kepah maka mitra 1 dan 2 sepakat ikut berperan serta melakukan mangrovisasi sepanjang pantai lokasi mitra. Hal ini dilakukan untuk menjaga ketersediaan bahan baku di lokasi mitra.

2. Diversifikasi produk olahan makanan berbasis daging kepah dan diversifikasi kerajinan tangan berbasis cangkang kepah

Diversifikasi produk olahan makanan berbasis daging kepah berupa kerupuk, keripik, abon dan dendeng. Produk diversifikasi kerajinan tangan berbasis cangkang kepah berupa hiasan dinding, ornamen ruang tamu dan bioadsorben untuk penjernihan air.

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelatihan diversifikasi produk, Tim IbM akan membuat bahan evaluasi dengan membandingkan kondisi awal sebelum kegiatan dan akhir sesudah kegiatan.

3. Mangrovisasi

Kegiatan ini untuk menjaga keberlangsungan kepah sehingga dapat menjaga ketersediaan bahan baku di lokasi mitra. Mangrovisasi melibatkan masyarakat sekitar mitra dan pemerintah desa setempat sehingga dapat menstimulus peningkatan kualitas kebersamaan dan wirausaha melalui program-program IbM ini.

a. Mangrovisasi didukung oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Mempawah dengan pemberian bibit mangrove..

b. Mangrovisasi memerlukan kerjasama yang baik karena perlu dijaga kelestariannya. Penjagaan dan pemeliharaan disepakati bersama menjadi tanggungjawab desa karena hutan mangrove ini memberikan efek positif bagi lingkungan dan penduduk. Kesepakatan terdiri atas :

1. Pengaturan pembibitan 2. Pengaturan pemeliharaan

3. Pengaturan pengambilan kayunya untuk kepentingan ekonomis dengan perhitungan kelestarian mangrove

4. Memberikan pelatihan tentang permodalan dan mengenalkan dengan stakeholder yang tertarik dengan potensi kepah

Tim IbM bekerjasama dengan Bank BRI memberikan pelatihan permodalan dan mengajak Bank BRI untuk berpartsispasi aktif meningkatkan permodalan para penjual kepah. Pelatihan dan forum diskusi intensif dilakukan sebulan sekali kegiatan.


(2)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Persiapan Program IbM Penjuah Kepah

Persiapan pelaksanaan program IbM dilakukan dengan melaksanakan koordinasi antara Tim IbM Universitas Tanjungpura dengan pihak mitra I dan II yaitu penjual kepah di Desa Peniti, Kabupaten Mempawah. Pelaksanaan kegiatan diawali dengan penyelesaian adminitrasi berupa pemberitahuan secara resmi kepada pihak aparat Desa Peniti untuk izin pelaksanaan kegiatan ini. Selain itu kegiatan ini juga diketahui oleh masyarakat di sekitar Mitra I dan II agar berdampak luas bagi pengembangan penjualan kepah.

Gambar 1. Persiapan Tim IbM Universitas Tanjungpura

Program Mangrovisasi

Program mangrovisasi dilakukan terlebih dahulu dalam kegiatan IbM ini karena diperlukan waktu yang lama untuk memantau keberhasilan program ini. Lokasi program mangrovisasi dikoordinasikan dengan aparat desa dan karang taruna sehingga dapat mendukung pemberdayaan masyarakat desa. Sebelum dilakukan mangrovisasi juga dipetakan area yang menjadi tempat kepah. Lokasi mangrovisasi diutamakan pesisir pantai yang belum ada mangrovnya, setelah itu dilanjutkan ke pesisir pantai yang mangrovnya rusak. Program mangrovisasi selain untuk mencegah abrasi pantai oleh air laut juga memberikan ruang berkembang biak bagi kepah.


(3)

Gambar 2. Lokasi mangrovisasi

Diversifikasi Produk Makanan Berbasis Daging Kepah

Kegiatan program ipteks bagi masyarakat (IbM) penjual kepah selanjutnya adalah memberikan pelatihan pengolahan daging kepah menjadi produk makanan yang bergizi dan bernilai jual tinggi. Pelatihan dilakukan terhadap mitra dan ibu-ibu PKK Desa Peniti. Kebersamaan kegiatan antara mitra IbM dengan ibu-ibu PKK menunjukkan kegiatan IbM ini berdampak luas terhadap kegiatan ekonomi di Desa Peniti. Produk makanan yang dijadikan target kegiatan adalah keripik, kerupuk, abon dan dendeng daging kepah.


(4)

Gambar 4. Tim IbM melakukan diskusi dengan Mitra

Pelatihan dilakukan dengan cara demonstrasi memasak dan pemberian resep makanan yang telah dilakukan oleh Tim IbM. Produk makanan yang dihasilkan kemudian dilakukan uji rasa oleh mitra dan ibu-ibu PKK Desa Peniti sebagai responden. Tim IbM Universitas Tanjungpura juga memberikan informasi cara pengemasan dan pemasaran produk olahan makanan berbasis daging kepang ini serta informasi pendaftarannya di Dinas Kesehatan untuk mendapatkan sertifikat laik sehat. Mitra dan ibu-ibu PKK Desa Peniti menunjukkan perhatian dan respon yang tinggi untuk melakukan produksi berbagai olahan makanan dalam kegiatan ekonominya.

Kerajinan Tangan dan Adsorben Berbasis Cangkang Kepah

Pembuatan kerajinan tangan berbasis cangkang kepah dilakukan dengan cara demonstrasi kemudian dilanjutkan dengan pengerjaan variasi kerajinan tangan oleh mitra dan ibu-ibu PKK dengan bahan baku yang telah disiapkan Tim IbM. Kerajinan tangan yang dibuat meliputi hiasan lampu, hiasan jendela, tempat tissue dan lain-lain.

Cangkang kepah juga dapat dijadikan karbon aktif yang berfungsi sebagai adsorben untuk penjernihan air. Hal ini dilakukan karena air di sekitar tempat tinggal mitra menunjukkan warna kecoklatan dan kotor. Adsorben yang dihasilkan dapat digunakan untuk kehidupan masyarakat sekitar mitra maupun diproduksi untuk dijual.


(5)

Evaluasi Program IbM

Berdasarkan hasil evaluasi program-program yang diberikan oleh Tim IbM Universitas Tanjungpura mendapatkan respon memuaskan 100%. Sementara mitra merasa mendapatkan transfer ilmu pengetahuan dan teknologi sebesar 100% dengan pelatihan berbagai olahan jenis makanan berbasis kepah dan kerajinan tangan berbasis kerang. Keinginan program IbM ini dilakukan lagi di desa mereka dengan program inovasi lainnya memberikan keinginan sebesar 100%.

KESIMPULAN

Mitra I dan II Penjual Kepah dan masyarakat sekitar mitra I dan II di Desa Peniti Kabupaten Mempawah Provinsi Kalimantan Barat memberikan respon yang positif terhadap Tim IbM Universitas Tanjungpura. Mitra I dan II dapat meningkatkan penghasilannya melalui diversifikasi produk olahan makanan berbasis daging kepang dan kerajinan tangan berbasis cangkang kepah.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terimakasih kepada DRPM Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI atas pendanaan kegiatan IbM ini pada tahun anggaran 2016. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Reviewer Dikti atas masukan dan sarannya untuk penyempurnaan kegiatan IbM ini.

DAFTAR PUSTAKA

Biro Pusat Statistik Kota Pontianak. 2010. Sensus Penduduk Tahun 2010 Kabupaten Pontianak Biro Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Barat. 2014, Kalimantan Barat dalam Angka 2013 Kresnasari, D.. 2010. Analisis Bioekologi : Sebaran Ukuran Kerang Totok (Polymesoda erosa)

Di Segara Anakan Cilacap.Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang

Listyaningsih, D.D.., Yulianda, F. dan Ardli, E.R. 2013. Kajian Degradasi Ekosistem Mangrove Terhadap Populasi Polymesoda erosa di Segara Anakan, Cilacap. Forum Geografi. 27 (1). 1-10

Ningsih, R.P., Wahyuni, N. dan Destiarti, L.. 2014. Sintesis Hidroksiapatit dari Cangkang Kerang Kepah (Polymesoda erosa) dengan Variasi Waktu Pengadukan. J. Kimia Khatulistiwa. 3 (1). 22-26


(6)

Supriyantini, E., Widowati, I., dan Ambriyanto. 2007. Kandungan Asam Lemak Omega 3 (Asam Linoleat) pada Kerang Totok Polymesoda erosa yang Diberi Pakan Tetraselmis chuii dan Skeletonema costatum. J. Ilmu Kelautan. 12 (2). 97-104