Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Surabaya dan pengembangan masyarakat urban: Strategi komunikasi dalam merealisasikan konsep Nahdlatul Ulama urban pada warga Surabaya.
(Strategi Komunikasi Dalam Merealisasikan Konsep Nahdlatul Ulama
Urban Pada Warga Surabaya)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom) Dalam
Bidang Ilmu Komunikasi
Oleh :
CHOIROTUL UMAYAH NIM. B06213015
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
JURUSAN KOMUNIKASI
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
2017
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id ABSTRAK
Choirotul Umayah, B06213015, 2017. Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Surabaya Dan Pengembangan Masyarakat Urban (Strategi Komunikasi Dalam Merealisasikan Konsep Nahdlatul Urban Pada Warga Surabaya). Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
Organisasi Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama memiliki tujuan organisasi yang kemudian direalisasikan dengan beberapa kegiatan. Dalam proses pewujudan tujuan organisasi tersebut, yakni pengembangan masyarakat urban, PCNU Surabaya telah melakukan perencanaan dan strategi komunikasi dengan berbagai pertimbangan dan analisis. Masyarakat terdiri dari berbagai budaya dan beragam karakter. Maka PCNU Surabaya perlu melakukan pendekatan yang sesuai dnegan keadaan masyarakat saat ini. Sehingga ketika PCNU Surabaya ingin merealisasikan konsep NU Urban bisa menyesuaikan dengan realita masyarakat.. Berdasarkan data lapangan yang riil, PCNU melakukan penyusunan strategi komunikasi guna merealisasikan program pengembangan masyarakat urban.
Ada dua fokus yang dikaji dalam penelitian ini yakni : (1) Strategi Komunikasi yang dilakukan PCNU dalam merealisasikan program (2) Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat yang ditemui PCNU dalam upayanya merealisasikan program.
Untuk mengungkap persoalan tersebut secara menyeluruh dan mendalam peneliti mencari data menggunakan metode penelitian deskriptif kualitaif dengan pendekatan etnografis yang berguna untuk mendapatkan fakta dan data seputar strategi komunikasi yang dilakukan PCNU Surabaya dalam merealisasikan programnya. Peneliti menganalisis lebih lanjut hasil data dengan menggunakan teori informasi organisasi guna memperkuat dan mempertegas argument yang dihasilkan peneliti.
Dari hasil penelitian ini temukan bahwa (1) strategi komunikasi yang dilakukan PCNU Surabaya terstruktur sebagaimana seharusnya, mulai dari analisis, perumusan kebijakan, perencanaan program, umpan balik hingga evaluasi. Namun dalam praktiknya, penyampaian pesan yang dilakukan kurang berhasil menyampaikan pesan sacara keseluruhan, sehingga kurang mencapai harapan yang diinginkan. (2) Faktor pendukung ditemukan banyak kekuatan dari internal organisasi, sedangkan Faktor penghambatnya adalah persaingan dengan organisasi lain dalam mendapatkan massa dan bidang garap organisasi.
(7)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id ABSTRACT
Choirotul Umayah, B06213015, 2017. Branch Manager of Nahdlatul Ulama Surabaya and Urban Community Development (Communication Strategy in Realizing Nahdlatul Urban Concept in Surabaya Residents). Thesis Communication Studies Program Faculty of Da'wah And Communications State Islamic University Sunan Ampel Surabaya.
The organization of the Nahdlatul Ulama Branch Office has an organizational purpose which is then realized with several activities. In the process of realizing the organization's goals, namely the development of urban communities, PCNU Surabaya has done the planning and communication strategy with various considerations and analysis. Society consists of various cultures and various characters. So PCNU Surabaya needs to approach the situation in accordance with the current state of society. So when PCNU Surabaya want to realize the concept of NU Urban can adjust to the reality of society. Based on real field data, PCNU prepares communication strategy to realize urban community development program.
There are two focuses studied in this research which are: (1) Communication Strategy conducted by PCNU in realizing program (2) Supporting Factor and Inhibiting Factor that PCNU encounter in its effort to realize the program.
To reveal the problem thoroughly and in-depth researchers looking for data using descriptive qualitative research method with ethnographic approach that is useful to obtain facts and data about communication strategies undertaken PCNU Surabaya in realizing the program. Researchers further analyze the results of data by using organizational information theory to strengthen and reinforce the argument produced by researchers.
From the results of this study found that (1) communication strategy undertaken PCNU Surabaya structured as it should, ranging from analysis, policy formulation, program planning, feedback to evaluation. But in practice, the delivery of messages that do less successful convey the message as a whole, so as to achieve less desirable expectations. (2) Supporting factors found many strengths from the internal organization, while the inhibiting factor is competition with other organizations in gaining mass and field work on the organization.
(8)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
x DAFTAR ISI
JUDUL PENELITIAN ... i
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
ABSTRAK ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR BAGAN ... xv
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
1. Latar Belakang ... 1
2. Rumusan Masalah dan Fokus Penelitian ... 5
3. Tujuan Penelitian ... 5
4. Manfaat Hasil Penelitian ... 6
5. Penelitian Terdahulu ... 8
6. Definisi Konsep Penelitian ... 10
7. Kerangka Pikir Penelitian ... 24
8. Metode Penelitian... 28
8.1Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 28
8.2Subyek, Obyek dan Lokasi Penelitian ... 29
8.3Jenis dan Sumber Data ... 30
8.4Tahap Penelitian ... 31
8.5Teknik Pengumpulan Data ... 35
8.6Teknik Analisis Data ... 35
8.7Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ... 36
(9)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
xi
BAB II. KAJIAN TEORITIS ... 40
1. Kajian Pustaka ... 40
1.1.Nahdlatul Ulama Dan Sosial Religius Masyarakat Surabaya ... 40
1.2.Pengembangan Masyarakat dan Kualitas Akhlaq Masyarakat ... 47
1.3.Masyarakat Urban dan Budaya Religius Tradisional ... 53
1.4.Perencanaan dan Strategi Komunikasi ... 63
1.5.Strategi Komunikasi Model Philip Lesly ... 70
2. Teori Informasi Organisasi ... 74
2.1.Asumsi Teori Informasi Organisasi ... 76
2.2.Konsep Kunci dan Mengonseptualisasikan Informasi ... 78
2.3.Prinsip-prinsip Ketidakjelasan ... 81
2.4.Mengurangi Ketidakjelasan ... 82
BAB III. PAPARAN DATA PENELITIAN ... 84
1. Deskripsi Subjek, Objek Dan Lokasi Penelitian ... 84
1.1.Deskripsi Subjek Penelitian ... 84
1.2.Deskripsi Objek penelitian ... 87
1.3.Deskripsi Lokasi Penelitian ... 88
1.3.1.Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Surabaya ... 90
1.3.2.Struktur Kepengurusan ... 97
1.3.3.Pembagian Koordinasi Bidang Dan Wilayah ... 101
2. Deskripsi Hasil ... 103
2.1.Konsep NU Urban Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Surabaya ... 105
2.2.Strategi Komunikasi Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Surabaya Dalam Merealisasikan Program ... 112
(10)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
xii
BAB IV. INTERPRETASI HASIL PENELITIAN ... 126
1. Analisis Data Penelitian ... 126
1.1.Strategi Komunikasi Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Surabaya Dalam Merealisasikan Program ... 129
1.2.Faktor Pendukung Dan Faktor Penghambat ... 147
2. Konfirmasi Temuan Dengan teori ... 149
BAB V. PENUTUP ... 154
1. Simpulan ... 154
2. Rekomendasi ... 156
2.1. Bagi UIN Sunan Ampel Surabaya ... 156
2.2. Bagi PCNU Kota Surabaya ... 156
DAFTAR PUSTAKA ... xvi
BIODATA PENULIS ... xviii
(11)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu ... 8
Tabel 1.2 Penelitian Terdahulu ... 9
Tabel 1.3 Penelitian Terdahulu ... 9
Tabel 3.1 Pembagian Koordinasi Bidang ... 101
(12)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
xiv DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Peta Lokasi Kantor PCNU Surabaya ... 88 Gambar 3.2 Tampak Depan Kantor PCNU Surabaya ... 89
(13)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
xv DAFTAR BAGAN
Bagan 1.1 Kerangka Pikir Penelitian ... 27 Bagan 2.1 Model Perencanaan Komunikasi Oleh Philip Lesly ... 72
(14)
1
1. Latar Belakang
Dalam perjalanan dunia, mulai terciptanya bahasa hingga kemajuan teknologi yang semakin berkembang pesat, komunikasi menjadi pemegang unsur terpenting dalam segala hal. Mengenai hubungan satu sama lain, hingga segala macam acara dan perihal kehidupan yang seluruhnya tak lepas dari komunikasi, termasuk tanda, simbol, dan kode. Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia, dengan berkomunikasi manusia dapat saling berhubungan, menyampaikan pesan, memberikan motivasi, persuasi hingga intervensi, baik di rumah, di pasar, di kantor, di kampus dan di segala macam tempat.
Pentingnya komunikasi bagi manusia tidaklah dapat dipungkiri begitu juga halnya bagi suatu organisasi. Komunikasi dapat berperan apa saja dalam organisasi, sebagai alat atau instrumen interaksi antara atasan dengan bawahan, bawahan dengan atasan, ataupun antara sesama bawahan, begitu pula bagi hubungan eksternal organisasi. Komunikasi yang efektif adalah penting bagi semua organisasi. Oleh karena itu para pimpinan organisasi dan para komunikator dalam organisasi perlu memahami dan menyempurnakan kemampuan komunikasi mereka.
Sebuah organisasi menjadi penting peranannya ketika memiliki pengaruh yang besar pada masyarakat. Apalagi bagi organisasi yang bergerak di bidang sosial dan terjun langsung ke masyarakat, mengenai citra diri dan kredibilitas organisasi sangat perlu dipertahankan. Mengenai penyesuaiannya
(15)
dengan perkembangan dunia yang terus berlangsung menjadi faktor utama keberlangsungan sebuah organisasi.
Nahdlatul Ulama (selanjutnya akan disingkat NU), sering kali menjadi sorotan media, mengenai program kerja yang merakyat, inovasi kreatif yang ditawarkan dan beberapa intruksi tentang perdamaian islam memberikan sumbangan cukup besar bagi persatuan NKRI di tengah problematika negara yang terbilang rumit. Hal itu yang kemudian menjadikan NU sebagai salah satu organisasi masyarakat terbesar di Indonesia yang kemudian keberadaannya menjadi begitu lekat dengan masyarakat. Oleh sebab itu kemudian peran dan kiprahnya dalam membangun bagsa Indonesia mendapat pengakuan banyak pihak baik dari internal maupun dari luar organisasi Nahdlatul Ulama.
Surabaya, sebagai kota metropolitan yang ramai akan kehidupan yang serba hiruk pikuk, pun kaya akan budaya tradisionalnya juga tak lepas dalam jangkauan ruang lingkup tempat Nahdlatul Ulama melakukan syiar agama. Bahkan di kota inilah kongres besar pertama Nahdlatul Ulama berlangsung. Surabaya sebagai tempat lahirnya NU dan sebagai penyimpan sejarah paling kental tentang perjuangan Nahdlatul Ulama di masa kelam, kini juga sebagai wadah berkiprah organisasi ini. Mengenai kengurusan yang bersifat fleksibel mengikuti perkembangan zaman, namun tetap mempertahankan budaya tradisional sebagai kekayaan bangsa yang sangat perlu dijaga. Kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Surabaya yang terletak di Jl. Bubutan Gg VI No. 2 Kel. Alun-alun Contong Kota Surabaya. Gedung yang kini diberi nama Hoofdbestuur Nahdotoel Oelama atau yang disingkat menjadi
(16)
HBNO, kini menjadi salah satu situs bersejarah, ditetapkan sebagai cagar budaya kelas A, tempat rapat konsul Nahdatoel Oelama (NO) se Djawa dan Madura pada 22 Oktober 1945 yang melahirkan resolusi jihad. Gedung HBNO ini juga ditempati sebagai kantor PCNU dan beberapa banomnya, seperti PC GP Anshor NU, PC Fatayat NU, PC IPNU, PC IPPNU, PC Pagar Nusa, dan banom-banom serta lembaga NU lainnya.
Kepengurusan NU Cabang periode 2015-2020 mengusung konsep NU Urban dengan maksud sebagai pendekatan dakwah sesuai dengan kondisi terkini masyarakat Surabaya yang dinilai dinamis. Achmad Muhibin Zuhri, selaku ketua Tanfidziyah menegaskan bahwa konsep NU Urban ini adalah agar NU bisa masuk ke semua lapisan masyarakat dengan menyesuaikan kondisi yang ada, namun tetap mengacu pada ajaran ahlu sunnah wal jamaah. Selain itu, konsep NU Urban ini juga dimaksudkan untuk menangkal ajaran radikal yang menyusup ke masyarakat. Dikhawatirkan ajaran tersebut akan membelokkan ajaran islam yang sesungguhnya, maka NU Urban akan melakukan pendekatan kepada masyarakat agar tidak terpengaruh oleh ajaran radikal.1
Di sebuah situs resmi PCNU Kota Surabaya menjelaskan mengenai konsep NU Urban ini juga akan melakukan pendekatan menggunakan IT berupa website dan beberapa sosial media lainnya serta lewat berbagai kegiatan positif lain seperti kesenian dan budaya.
Dari tahun ke tahun perubahan terus terjadi, begitu pula pada kehidupan manusia pada umumnya. Tak terkecuali warga Surabaya, yang kini
1
PCNU Surabaya dekati kalangan menengah menengah lewat NU Urban,
http://nusurabaya.or.id/2016/01/22/PCNU-surabaya-dekati-kalangan-menengah-lewat-nu-urban/ diakses pada 19 April 2017, at 22.30 WIB
(17)
gaya hidupnya dinamis dan dilengkapi dengan berbagai teknologi sebagai aksesoris kehidupan. Segala macam bentuk modernisasi terjadi di berbagai urusan, mulai dari kebiasaan sehari-hari hingga kegiatan momentum kini telah beralih serba modern. Budaya luar yang masuk ke Indonesia menjadi sumbangsih terbesar dalam proses globalisasi. Berbagai macam pengaruh mulai dari penampilan, hingga gaya hidup kebarat-baratan semakin diidam-idamkan bagi sebagian besar masyarakat, yang kemudian membuat manusia berlomba-lomba memenuhi kebutuhannya dengan berbagai alat canggih yang terus menerus berkembang, begitu pula halnya dengan teknologi komunikasi.
Program konsep NU Urban yang dicanangkan oleh PCNU Kota Surabaya salah satunya yakni pengembangan administrasi berbasis teknologi informasi, yang mana sebagian besar kegiatan komunikasi diprioritaskan dengan pemanfaatan media. Sedangkan realita yang ada tidak semua kelangan mampu dan menggunakan media, seperti kalangan orang tua dan lanjut usia. Kemudian bagaiaman upaya PCNU Kota Surabaya ini dalam merangkul kalangan tersebut agar tetap menerima informasi selain dengan teknologi, yang mana mereka adalah ruang lingkup dan orientasi target konsep NU Urban itu sendiri, demikian bagi kalangan menengah ke bawah. Begitu pula dengan kalangan menengah atas, yang mana mereka pasti memiliki kepentingan dan kesibukan sendiri. Boleh jadi sebagian dari mereka tidak lagi tertarik dengan kegiatan seperti kebudayaan, kesenian dan tradisi lama yang masih ada di masyarakat. Dan hal tersebut merupakan target utama PCNU Kota Surabaya dalam konsep NU Urban, yakni melakukan pendekatan secara luwes di berbagai kalangan, terutama dengan kalangan menengah dan
(18)
menengah ke atas. Kemudian bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan oleh PCNU Kota Surabaya dalam mencapai targetnya tersebut, yakni terwujudnya warga Surabaya sebagai Masyarakat urban dan terealisasinya konsep NU Urban PCNU Kota Surabaya.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk mengetahui Strategi Komunikasi yang dilakukan PCNU dalam karya ilmiah berjudul “Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Surabaya Dan Pengembangan Masyrakat Urban (Strategi Komunikasi Dalam Merealisasikan Konsep Nahdlatul
Ulama Urban Pada Warga Surabaya)”.
2. Rumusan Masalah dan Fokus Penelitian
Berangkat dari fenomena yang telah dijelaskan pada latar belakang, maka peneliti merumuskan masalah menegenai bagaimana Pengurus Cabang nahdlatul Ulama Surabaya dan pengembangan masyarakat urban. Sedangkan yang menjadi fokus penelitian ini yakni :
1. Bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan oleh PCNU dalam merealisasikan konsep NU Urban pada warga Surabaya ?
2. Apa saja yang menjadi faktor pendukung maupun faktor penghambat yang ditemui PCNU dalam merealisasikan konsep NU Urban tersebut ?
3. Tujuan Penelitian
Berangkat dari fokus penelitian, penulis membagi tujuan dalam tiga kriteria yaitu:
(19)
Tujuan Operasional dari penelitian ini yaitu:
Untuk mengetahui sejauh mana keadaan masyarakat urban di Surabaya yang nantinya akan digunakan sebagai bahan analisis mengenai penyesuaian organisasi dengan lingkungan sekitarnya, mengenali faktor pendukung dan penghambat, untuk kemudian mengambil keputusan mengenai strategi komunikasi seperti apa yang nantinya akan diterapkan oleh PCNU Surabaya dalam merealisasikan program atau konsep NU Urban pada warga Surabaya.
3.2.Tujuan Fungsional
Tujuan Fungsional dari penelitian ini yaitu :
Agar hasil dari penelitian dapat dimanfaatkan dan digunakan oleh instansi sebagai referensi untuk mengambil kebijakan atau keputusan yang berhubungan dengan studi komunikasi organisasi.
3.3.Tujuan Individual
Tujuan Individual dari penelitian ini yaitu:
Untuk menambah ilmu pengetahuan, pengalaman, pengenalan dan pengamatan, sekaligus memahami tentang bagaimana strategi komunikasi yang perlu dilakukan dalam merealisasikan sebuah program kerja organisasi.Sehingga penulis dapat melakukan penelitian untuk menyelesaikan salah satu syarat memperoleh gelar sarjana ilmu komunikasi (S.I.Kom) dalam bidang ilmu komunikasi.
4. Manfaat Hasil Penelitian
(20)
4.1.Manfaat akademis
Manfaat akademis dari penelitian ini adalah sebagai sumber pengetahuan mengenai strategi komunikasi dalam merealisasikan suatu program kerja organisasi. Mengetahui bahwa beberapa pendekatan dan analisis perlu dilakukan sebelum menerapkan program kerja organisasi yang berhubungan dengan masyarakat luas.
4.2.Manfaat praktis
Manfaat praktis dari penilitian ini adalah penggambaran bagaimana strategi komunikasi yang digunakan dalam merealisasikan visi organisasi. Mulai dari pendekatan, analisis hingga keputusan atau kebijakan yang seperti apa yang dilakukan oleh sebuah organisasi akan diulas secara rinci hingga pada tahap realisasi visi organisasi tersebut. Mengenai progres hambatan dan dukungan dari internal dan eksternal juga akan dicantumkan sebagai bahan pendukung penelitian ini
4.3.Manfaat sosial
Manfaat sosial dari penelitian ini adalah untuk menunjukkan kepada publikmengenai strategi komunikasi yang digunakan dalam merealisasikan program kerja suatu organisasi. Mengenai perencanaan yang sedemikian rupa yang melibatkan sedikit banyak komunikasi di dalamnya untuk sebuah realisasi dan tercapainya tujuan bagi sebuah organisasi.
(21)
5. Penelitian Terdahulu
Adapun kajian hasil penelitian terdahulu yang dijadikan resume bagi peneliti dan sebagai bahan refrensi, diantaranya adalah :
Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu
No. 1
Nama Peneliti Zulfiyah Pramudyandari
Janis Karya Skripsi, Universitas Islam Negeri Yogyakarta Tahun 2016
Judul
Strategi Komunikasi Pembangunan Dalam Mewujudkan Visi Misi Organisasi (Studi Deskriptif Kualitatif Dalam Bidang Kesejahteraan Sosial Pemerintah Pada Kabupaten Purwakarta Periode 2013-2018)
Hasil penelitian
Strategi yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Purwakarta di antaranya adalah :
1. Merencanakan strategi berdasarkan media 2. Strategi desain instruksional
3. Strategi prtispatori 4. Strategi pemasaran
Strategi-strategi yang dilakukan merupakan strategi lanjutan yang sebelumnya sedang ddilakukan oleh masyarakat BAPPEDA. Kemudian diterapkan secara berkelanjutan dan lebih merata kepada masyarakat.
Perbedaan
Perbedaan terletak pada objek yakni organisasi pemerintahandan teori yang digunakan. Jadi dalam penelitian ini objeknya, yakni organisasi pemerintah sudah jelas alur perencanaannya dari pemerintah, hanya saja strategi komunikasi yang dilakukan adalah bentuk taktis atau implementasi dari program tersebut.
(22)
Tabel 1.2 Penelitian Terdahulu
No. 2
Nama Peneliti Adelisa Pratiwi
Janis Karya Tesis, Universitas Indonesia Tahun 2012
Judul
Strategi Komunikasi Direktorat Penyiaran Dalam Mengkomunikasikan Peraturan Dan Kebijakan Proses Perizinan Penyiaran (Studi Evaluatif Pada Kementrian Komunikasi Dan Informatika)
Hasil penelitian
Direktorat Penyiaran sudah melakukan sepuluh tahap strategi komunikasi dengan optimal, di antaranya yakni Perencanaan menentukan tujuan dari strategi komunikasi, penentuan publik kunci, pesan yang akan disampaikan, strategi dan penggunaan kalender terhadap program-program yang telah berjalan. Namun terjadi beberapa hambatan yang disebabkan oleh kurangnya intens hubungan antara pemerintah dengan KPI maupun KPID mengakibatkan banyak kekurangan yang terjadi di lapangan.
Perbedaan
Perbedaan terletak pada teori dan konseptualisasi penelitian, yang mana strategi komunikasi yang dilakukan adalah dalam bentuk informatif.
Tabel 1.3 Penelitian Terdahulu
No. 3
Nama Peneliti Ida Suryani Wijaya Janis Karya Jurnal, IAIN Samarinda
Tahun 2015
Judul Perencanaan Dan Strategi Komunikasi Dalam Kegiatan Pembangunan
(23)
Hasil penelitian
Ada beberapa strategi komunikasi pembangunan yang dipergunakan, di mana masing-masing strategi mencerminkan suatu rangkaian prioritas tertentu mengenai bagaimana menggunakan komunikasi untuk mencapai kebutuhan-kebutuhan pembangunan, di antaranya yakni :
1. Strategi berdasarkan media 2. Strategi desain intruksional 3. Strategi pertisipasi
Perencanaan dan strategi komunikasi diperlukan untuk menciptakan komunikasi yang efektif. Komunikasi perlu ditempatkan pada fungsinya, bukan hanya untuk mebangkitkan kesadaran, memberi informasi, mempengaruhi atau mengubah prilaku, melainkan juga berfungsi untuk mendengarkan, mengeksplorasi lebih dalam, memahami, memberdayakan dan membangun konsensus untuk perubahan.
Perbedaan
Perbedaan terletak pada teori dan konseptualisasi penelitian, yang mana strategi komunikasi yang dilakukan adalah dalam bentuk informatif.
6. Definisi Konsep Penelitian 6.1. Pengembangan Masyarakat
Gagasan pengembangan masyarakat (community development) muncul dalam diskursus keilmuan sebagai sebuah respons terhadap banyaknya masalah yang dihadapi umat manusia pada akhir abad ke-20. Beberapa ahli menyatakan, pengembangan masyarakat merupakan penjelmaan dari sebuah format politik baru pada awal abad ke-20. Pengembangan masyarakat mulai tumbuh sebagai sebuah gerakan sosial
(24)
pada tahun 1970-an menyusul mulai bangkitnya kesadaran progresif dari sebagian komunitas internasional untuk memberi perhatian (disvantage), menerima model kesejahteraan redistributif secara radikal, memberlakukan model kewarganegaraan aktif, dan memberi ruang bagi partisipasi warga dalam proses pembangunan.2
Pengembangan masyarakat adalah upaya mengembangkan sebuah kondisi masyarakat secara berkelanjutan dan aktif berlandaskan prinsip-prinsip keadilan sosial dan saling menghargai. Para pekerja kemasyarakatan berupaya memfasilitasi warga dalam proses terciptanya keadilan sosial dan saling menghargai melalui program-program pembangunan secara luas yang menghubungkan seluruh komponen masyarakat. Pengembangan masyarakat menerjemahkan nilai-nilai keterbukaan, persamaan, pertanggungjawaban, kesempatan, pilihan, prtisipasi, saling menguntungkan, saling timbal balik, dan pembelajaran terus menerus. Inti dari pengembangan masyarakat adalah mendidik, emmbuat anggota masyarakat mempu mengerjakan sesuatu dengan memberikan kekuatan atau sarana yang diperlukan dan memberdayakan mereka.
Pengembangan masyarakat adalah komitmen dalam memberdayakan masyarakat lapis bawah sehingga mereka memiliki berbagai pilihan nyata menyangkut masa depannya. Masyarakat lapis bawah umumnya terdiri atas orang-orang lemah, tidak berdaya dan
2Winsome Robrt, Meneguhkan Kembali Keyakinan: Makna Agama dan Spiritualitas Bagi Social
(25)
miskin karena tidak memiliki sumber daya atau tidak memiliki kemampuan untuk mengontrol sarana produksi.
Dapat kita fahami secara umum bahwa pengembangan masyarakat adalah kegiatan tranformatif untuk melakukan perubahan sosial mengenai keadaan masyarakat menjadi lebih baik. Baik dilakukan oleh lembaga pemerintahan, atau lembaga profit dan nonprofit lainnya, tak terkecuali organisasi masyarakat yang ada. Pengembangan masyarakat adalah hak semua orang, lembaga, instansi atau organisasi. 6.2. Masyarakat Urban
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup atau semi terbuka, di mana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Masyarakat (society) merupakan istilah yang digunakan untuk menerangkan komuniti manusia yang tinggal bersama-sama. Boleh juga dikatakan masyarakat itu merupakan jaringan perhubungan anatara pelbagai individu. Dari segi pelaksanaan, ia bermaksud sesuatu yang dibuat –atau tidak dibuat– oleh sekumpulan orang itu. Masyarakat merupakan subjek utama dalam pengkajian sains sosial.
(26)
Masyarakat perkotaan sering disebut juga urban community. Pengertian masyarakat urban lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.
Perhatian khusus masyarakat kota tidak terbatas pada aspek-aspek seperti pakaian, makanan dan perumahan, tetapi mempunyai perhatian lebih luas lagi. Orang-orang kota sudah memandang penggunaan kebutuhan hidup, artinya oleh hanya sekadarnya atau apa adanya. Hal ini disebabkan oleh karena pandangan warga kota sekitarnya. Kalau menghidangkannya mempunyai kedudukan sosial yang tinggi. Bila ada tamu misalnya, diusahakan menghidangkan makanan-makanan yang ada dalam kaleng. Pada orang-orang desa ada kesan, bahwa mereka masak makanan itu sendiri tanpa memperdulikan apakah tamu-tamunya suka atau tidak. Pada orang kota, makanan yang dihidangkan harus kelihatan mewah dan tempat penghidangannya juga harus mewah dan terhormat. Di sini terlihat perbedaan penilaian. Orang desa memandang makanan sebagai suatu alat memenuhi kebutuhan biologis, sedangkan pada orang kota, makanan sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan sosial. Demikian pula masalah pakaian, orang kota memandang pakaian pun sebagai alat kebutuhan sosial. Bahkan pakaian yang dipakai merupakan perwujudan dari kedudukan sosial pemakai.
Beberapa contoh perbedaan antara masyarakat kota dengan masyarakat desa di atas dapat kita ambil simpulan bahwa kehidupan masyarakat kota sudah menggunakan konsep kehidupan modern yang
(27)
sebagian besar diadopsi dari budaya luar, yakni akibat globalisasi yang memungkinkan masuknya budaya asing di Indonesia, yang kemudian mempengaruhi sebagian besar konsep hidup masyarakat.
Surabaya salah satunya, dengan julukan kota metropolitan yang padat penduduk sekaligus akses modernisasi yang sangat besar untuk menerima budaya luar, jadi tidak heran jika sebagian besar masyarakatnya juga penganut gaya hidup serba modern. Mulai dari jenis makanan, yang banyak mengkonsumsi makanan siap saji yang ditiru dari budaya barat atau pun bahan-bahan dalam membuat masakan juga telah menggunakan bahan ekspor yang tidak mudah didapatkan di Indonesia sendiri. Begitupun pada pakaian dan tempat tinggal, yang juga telah banyak mengalami revolusi akibat modernisasi tersebut.
Dengan begitu membuat kehidupan masyarakat Surabaya sangat masuk akal bila disebut sebagai masyarakat kota, selain dari gaya hidup yang demikian mewah, dari pemerintahan Surabaya sendiri juga telah berupa pemerintahan kota.
6.3.Strategi Komunikasi
Secara terminologis istilah strategi mengandung arti yang multidimensional. Dalam praktik sehari-hari, istilah strategi ini biasanya disamakan dengan “siasat” atau “taktik”. Karena itulah kata “strategi” ini sering digunakan ketika seseorang bermaksud menjelaskan tentang “siasat” atau “kiat”.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia strategi adalah ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa untuk melaksanakan
(28)
kabijakan tertentu dalam perang. Atau bisa juga diartikan sebagai rencana yang cerdas mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran tertentu. Dari pengertian di atas dapat kita ambil pengertian secara umumnya strategi adalah sebuah perencana yang disusun secara teratur dengan maksud untuk meraih apa yang menjadi tujuan.
Terminology komunikasi berasal dari bahasa Latin yakni, “Communico” yang artinya membagi, dan ”Communis” yang berarti
membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Sebagai ilmu yang multidisiplin, definisi komunikasi telah banyak dibuat oleh pakar dari berbagai disiplin ilmu. Maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi ialah suatu proses penyampaian ide atau gagasan atau pesan dari pihak satu (komunikator) dan pihak kedua (komunikan) baik secara verbal maupun non verbal, melalui media maupun tidak yang menimbulkan efek berupa perubahan prilaku.
Strategi komunikasi terdiri dari dua suku kata yaitu strategi dan komunikasi. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata strategi dan komunikasi dapat diartikan secara harfiah sebagai :
1. Strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Sesuatu yang patut dikerjakan demi kelancaran komunikasi.
2. Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.
(29)
3. Strategi komunikasi adalah sesuatu yang patut dikerjakan dan diusahakan demi terciptanya kelancaran komunikasi.
Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya.3
Dari pengertian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa komunikasi bukan hanya sekedar menyampaian pesan, penerimaan dan timbal balik saja, tetapi untuk melakukan sebuah komunikasi, pengirim pesan atau komunikator perlu melalui beberapa tahap demi mencapai sebuah komunikasi yang efektif, yakni strategi komunikasi. Merencanakan tentang pesan apa yang hendak disampaikan, kapan waktu yang tepat untuk menyampaikan, dan dengan sikap yang seperti apa yang perlu dilakukan untuk sebuah komunikasi yang efektif.
Perencanaan inilah yang seharusnya diketahui bagi kita sebagi pelaku komunikasi, termasuk juga bagi sebuah organisasi. Yang mana semua anggota tanpa terkecuali perlu memahami betul pentingnya komunikasi demi keberlangsungan sebuah organisasi itu sendiri. Mengingat organisasi adalah kumpulan orang-orang dengan tujuan sama, pastinya sangat diperlukan persamaan persepsi atau saling mengerti cara berkomunikasi yang baik. Dengan begitu akan sedikit banyak membantu
3 Onong Uchyana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung, PT. Citra Aditya Bakti,
(30)
dan mengontrol iklim organisasi sebagaimana hubungan haromonis yang diinginkan setiap manusia.
6.4. Komunikasi Organisasi
Robert Bonnnington dalam buku Modem Business: A System Approach (1997), mendefinisikan organisasi sebagai sarana dimana manajemen mengoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur dari tugas-tugas dan wewenang. Everet M. Rogers dalam bukunya Communication in Organization (1976), mendefinisikan organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama uuntuk mencapai tujuan bersama, melalui jejaring kepangkatan dan pembagaian tugas. Adanya komunikasi dalam sebuah organisasi membuat karyawan ataupun pemimpin menjadi paham kekurangan dan kelebihan dalam sistem organisasi yang sedang di jalankan.Komunikasi dalam organisasi membuat jembatan antara karyawan ataupun pemimpin dalam menyampaikan ide ataupun gagasanya namun tetap sesuai dengan koridor dan batas tertentu.4 Begitu halnya dalam organisasi PCNU Surabaya.
Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi penghambat dan sebagainya.
4
(31)
Jawaban-jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk bahan telaah selanjutnya menyajikan suatu konsepsi komunikasi bagi suatu organisasi tertentu berdasarkan jenis organisasi, sifat organisasi dan lingkup organisasi dengan memperhitungkan situasi tertentu pada saat komunikasi dilancarkan.
Komunikasi organisasi yang efektif tergantung bagaimana organisasi melangsungkan kegiatannya, saling ketergantungan di antara karyawan, hubungan dengan organisasi lain dan ketersediaan serta pemanfaatan saluran komunikasi.
6.5.Realisasi Program
Sebuah oraganisasi terbentuk karena di dalamnya terdapat beberapa orang yang memiliki tujuan bersama, yang mana tujuan tersebut menjadi sebuah visi organisasi yang kemudian akan direalisasikan dalam beberapa bentuk program kerja demi mencapai tujuan tersebut. Setiap organisasi pasti memiliki visi dan misi organisasi, yang menjadi dasar atau landasan keberlangsungan organisasi tersebut.
Visi adalah suatu tujuan yang dimiliki oleh suatu rganisasi. Dan dalam mencapai tujuan, visi dapat diwujudkan melalui beberapa cara.
Berikut konsep mengenai cara mewujudkan visi, di antaranya yakni :
a. Proses, bukan deklarasi
Upaya untuk mewujudkan visa adalah sebuah proses, bukan suatu deklarasi. Pembelajarannya terletak di dalam penerapan ulang visi yang sederhana di pilihan dan tindakan sehari-hari. Suat visi yang
(32)
kuat membantu orang untuk membuat keputusan dan memandu pemikiran mereka ketika perbedaan muncul.
b. Peran pemimpin
Visi hidup di dalam hal-hal yang rinci dan pilihan sehari-hari. Banyak pemimpin salah paham. Mereka menganggap, selama mereka memiliki gambaran besar, hal-hal yang rinci tidak masalah. Rincian dari pelaksanaan visilah yang dilihat setiap orang. Kepercayaan dibangun dari perilak yang dapat diulang. Bila orang memercayai visi, mereka perlu melihat bahwa hal itu memberi informasi tentang pilihan, kebijakan dan tiindakan di dalam organisasi. bagian dari upaya yang mewujudkan visi adalah dengan membuat orang memahami penerapan visi. Pemimpin visi perlu siap untuk mendeklarasikan manfaat dan penerapaan visi itu berulang kali. Pidato singkat tentang visi ini membantu orang-orang untuk memusatkan perhatian mereka dan memberi mereka dorongan energi.
Peran pemimpin adalah untuk mengingatkan mereka tentang dedikasi serta komitmen mereka guna mencapai visi, juga berguna bila di dalam pidato ini, pemimpin dapat menggunakan contoh spesifik tentang cara orang mewujudkan visi, yang menciptakan serangkaian cerita kapasitas organisasi atau tim untuk mewujudkan visi. Seorang pemimpin tanpa emosi akan mengalami masa-masa sulit untuk memimpin timnya di dalam mencapai visi. Visi perlu dialami secara emosional, karena ini merupakan cara orang
(33)
mengubah perilaku mereka. Orang-orang tidak berubah karena alasan rasional, tetapi karena alasan emosional. Kemampuan pemimpin untuk memicu hubungan emosional dengan visi akan meningkatkan kemampuan untuk menguasai visi.
c. Sejumlah bahaya
Visi ditetapkan untuk memberi inspirasi perubahan evolusioner yang konstan. Visi seharusnya memfokuskan diri pada penciptaan lingkungan yang memberi inspirasi di dalam organisasi terlebih dahulu, dan kemudian melayani pelanggan. Penelitian telah menunjukkan, cara karyawan diperlakukan di dalam organisasi adalah cara mereka memperlakukan pelanggan. Oleh karena itu, bila proses pembuatan visi hanya terfokus pada hal di luar organisasi, sulit untuk membayangkan orang-orang yang tidak memiliki inspirasi untuk memberikan layanan yang penuh inspirasi. d. Pembuatan visi menghubungkan ke perubahan organisasi
Perubahan visi sering kali menghasilkan perubahan organisasi. Ketika suatu organisasi atau tim melihat kemungkinan yang lebih besar, hal itu kemudian mengalami disonansi yang dikaitkan dengan kesenjangan antara posisi mereka sekarang dan posisi yang ingin mereka capai. Bila tekanan antara posisi sekarang dan posisi yang diinginkan terlalu besar, kesenjangan-kesenjangan tersebut akan menurunkan motivasi orang. Pertumbuhan tampaknya menjadi proses untuk meningkatkan tekanan atau posisi yang dapat
(34)
dilalui dan kemudian menutup kesenjangan dengan kerja dan rencana.
e. Menghargai masa lalu
Visi yang efektif mempersiapak masa depan tapi mengharagai masa lalu. Orang yang malu dengan masa lalunya cenderung tidak melangkah terlalu jauh ke masa depan. Perubahan tidak berasal dari upaya yeng membuat orang lain merasa sedih dengan masa lalunya. Perubahan terjadi untuk menciptakan kesinambungan dari masa lalu ke masa depan.
f. Melabuhkan visi
Satu cara untuk memastikan bahwa visi diterjemahkan menjadi tindakan nyata adalah dengan menambahkan nilai dan elemen kunci ke sistem evaluasi kerja.
Sebuah organisasi perlu mengenali potensi dan kelemahannya terlebih dahulu sebelum beranjak dalam upaya merealisasikan visi organisasi, dengan kata lain sebuah organisasi sangat perlu melakukan analisis terlebih dahulu, baik dari segi internal organisasi maupun ancaman dan kesempatan yang ada di luar organisasi. Agar sebuah tersebut dapat dengan efektif menentukan sikap dan strategi komunikasi dalam mewujudkan visinya tersebut. Mengenai batasan dan ukuran efektifitas pun juga perlu dipastikan, menentukan ukuran untuk target atau indikasi keberhasilannya juga menjadi prioritas, selain sebagai target juga bisa sebagai motivasi pelak organisasi dalam upaya merealisasikan visi organisasi tersebut.
(35)
6.6. Warga Surabaya
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian warga negara adalah penduduk sebuah negara atau bangsa yang berdasarkan keturunan, tempat kelahiran, dan sebagainya mempunyai kewajiban dan hak penuh sebagai seorang warga negara dari negara itu. Dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia pasal 1 angka (1), pengertian warga negara adalah warga suatu negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Secara umum, pengertian warga negara adalah anggota suatu negara yang mempunyai keterikatan timbal balik dengan negaranya. Warga negara dalam bahasa Inggris dikenal dengan kata citizens. Seseorang dapat menjadi warga negara setelah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh suatu negara.
Surabaya merupakan kota terbesar kedua setelah Jakarta. Dengan populasi penduduk sekitar 3 juta orang, Surabaya telah menjadi kota Metropolis dengan beberapa keanekaragaman yang kaya di dalamnya. Sebagai ibu kota Jawa Timur, Surabaya kemudian menjadi pusat bisnis, perdagangan, industri, dan pendidikan di Indonesia. Dengan demikian, arus perdagangan dan pusat bisnis menjadikan Surabaya sebagai salah satu kota modern yang kemudian gaya hidup warganya sebagian besar sudah maju. Selain itu tingkat urbanisasi memberikan dampak yang sangat besar bagi warga Surabaya. Pertumbuhan penduduk yang begitu cepat, kebutuhan hidup yang kemudian beralih menjadi gaya hidup, teknologi canggih sebagai alat komunikasi, hidup mewah dan lain
(36)
sebagainya. Perubahan-perubahan tersebut berlangsung secara bertahap, yang awalnya warga Surabaya masih kental dengan budaya tradisionalnya kemudian sekarang beralih pada kehidupan modern dan meninggalkan sebagian besar gaya hidup lama. Hal ini kemudian menjadikan Surabaya memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat desa untuk meniru gaya hidup tersebut.
Maksud warga Surabaya dalam penelitian ini adalah warga Surabaya secara keseluruhan, bukan hanya warga asli Surabaya maupun hanya warga Surabaya yang merupakan hasil urbanisasi, melainkan seluruh warga yang tinggal di Surabaya. Baik yang sudah berkehidupan modern maupun yang masih tradisional.
6.7. Pengurus Cabang Nahdlatu Ulama (PCNU) Surabaya
Nahdlatul Ulama (NU) adalah sebuah organisasi islam terbesar di Indonesia, organisasi yang berdiri pada 31 Jnuari 1926 dan bergerak di bidang pendidikan, sosial dan ekonomi. Oranganisasi ini dinilai sebagai organisasi kebangkitan ulama atau kebangkitan cendekiawan islam.
NU menganut paham Ahlussunah Wal Jama’ah, sebuah pola piker yang mengambil jalan tengah antara ekstrem aqli (rasional) dengan kaum ekstrem naqli (skripturalis). Karena itu sumber pemikiran bagi NU tidak hanya al-Qur’an, sunnah, tetapi juga menggunkan kemampuan akal ditambah dengan realitas empiric.
Organisasi NU memiliki tujuan organisasi yaitu, menegakkan ajaran islam menurut paham Ahlussunah Wal Jama’ah dan menganut
(37)
salah satu dari empat madzhab empat di tengah-tengah kehidupan masyarakat, di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pengurus cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) bertugas di tingkat Kabupaten atau Kota. Surabaya, sebagai kota metropolitan yang ramai akan kehidupan yang serba hiruk pikuk, pun kaya akan budaya tradisionalnya juga tak lepas dalam jangkauan ruang lingkup tempat Nahdlatul Ulama melakukan syiar agama. Bahkan di kota inilah kongres besar pertama Nahdlatul Ulama berlangsung. Kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Surabaya yang terletak di Jl. Bubutan Gg VI No. 2 Kel. Alun-alun Contong Kota Surabaya. Gedung yang kini diberi nama Hoofdbestuur Nahdotoel Oelama atau yang disingkat menjadi HBNO, kini menjadi salah satu situs bersejarah, ditetapkan sebagai cagar budaya kelas A, tempat rapat konsul Nahdatoel Oelama (NO) se-Djawa dan Madura pada 22 Oktober 1945 yang melahirkan resolusi jihad.
7. Kerangka Pikir Penelitian
Komunikasi adalah unsur terpenting dalam kehidupan bermasyarakat. Manusia mengungkapkan segala macam rasa dan pesan melalui komunikasi, baik berupa informasi, perintah, larangan atau persuasi. Sebagai makhluk sosial manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lain. Ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengethaui apa yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa manusia perlu berkomunikasi.
(38)
Banyak pakar menilai bahwa komunikasi adalah suatu kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat. Sebab tanpa komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk, sebaliknya tanpa masyarakat maka manusia tidak mungkin dapat mengembangkan komunikasi. Peran komunikasi dalam sebuah organisasi tidak kalah pentingnya dengan kebutuhan komunikasi dalam hidup manusia. Demi keberlangsungan sebuah organisasi, komunikasi memegang peran besar jalannya suatu organisasi. Begitu pula pada sebuah strategi komunikasi yang perlu dilakukan oleh sebuah organisasi dalam merealisasikan program kerjanya. Mulai dari tahap awal berupa observasi dan pengamatan, hingga penentuan program kerja yang cocok dan sesuai oleh suatu organisasi tersebut dengan situasi dan kondisi masyarakat yang terjadi.
Berdasarkan data lapangan yang dikumpulkan, peneliti menemukan beberapa inti program kerja dari sebuah organisasi, yakni organisasi kemasyarkatan yang cukup besar dan berkembang di Indonesia, Organisasi Masyarakat Nahdlatul Ulama. Yang mana akan menjadi objek penelitian pada skripsi ini yakni organisasi Nahdlatul Ulama di tingkat kota, yaitu Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (selanjutnya akan disingkat PCNU) Kota Surabaya. Kepengurusan NU Cabang periode 2015-2020 mengusung konsep NU Urban dengan maksud sebagai pendekatan dakwah sesuai dengan kondisi terkini masyarakat Surbaya yang dinilai dinamis. Achmad Muhibin Zuhri, selaku ketua Tanfidziyah menegaskan bahwa konsep NU Urban ini adalah agar NU bisa masuk ke semua lapisan masyarakat dengan menyesuaikan kondisi yang ada, namun tetap mengacu pada ajaran ahlu sunnah wal jamaah.
(39)
Selain itu, konsep NU Urban ini juga dimaksudkan untuk menangkal ajaran radikal yang menyusup ke masyarakat. Dikhawatirkan ajaran tersebut akan membelokkan ajaran islam yang sesungguhnya, maka NU Urban akan melakukan pendekatan kepada masyarakat agar tidak terpengaruh oleh ajaran radikal.
Dari sini peneliti ingin mengatahui strategi komunikasi yang dilakukan oleh PCNU Kota Surabaya dalam merealisasikan program NU Urbannya tersebut. Mulai dari tahap pendekatan masyarakat, kemudian menentukan sikap hingga realisasi program yang akan diterapkan kepada warga Surabaya. Selain itu maksud dari program PCNU ini tidak ingin menghilangkan tradisi NU pada umumnya, seperti Tahlilan, Istighotsahan dan lain sebagainya. Ekspresi kebudayaan dan kesenian juga menjadi prinsip tetap PCNU Kota Surabaya yang tidak akan hilang dan akan tetap mempertahankannya.
Maka dari itu peneliti ingin mengetahui pendekatan yang bagaimana yang dilakukan oleh PCNU Kota Surabaya agar dapat mendapatkan hasil berupa faktor pendukung dan faktor penghambat yang kemudian akan dijadikan batasan dan acuan dalam melanjutkan proses realisasi program NU Urban tersebut. Setelah mendapatkan gambaran mengenai keadaan warga Surabaya, kemudian PCNU akan menentukan sikap yang sesuai dengan keadaan masyarakat tersebut agar nantinya konsep NU Urban tersebut dapat diterima dan terealisasi dengan sebagaimana mestinya yang diharapkan.
Dengan begitu nantinya dapat diketahui sejauh mana upaya yang dilakukan PCNU Kota Surabaya dalam mewujudkan konsep NU Urban
(40)
tersebut. Dan kemudian apakah pendekatan masyarakat yang dilakukan sudah sesuai dengan keadaan warga Surabaya saat ini. Selain itu juga akan diketahui sejauh mana upaya PCNU Kota Surabaya dalam memperkuat basis kultur NU di era modernisasi ini, mengingat perkembangan teknologi semakin canggih, pengaruh budaya luar yang bisa dengan mudah hadir di tengah-tengah kehidupan masyarakat, dan juga adanya paham radikalisme yang mulai menyebar di berbagai kalangan.
Berikut adalah bagan mengenai kerangka pikir penelitian, yang dimaksudkan ingin mengetahui strategi komunikasi yang dilakukan oleh PCNU Kota Surabaya dalam merealisasikan program kerja organisasinya, yakni memberlakukan konsep NU Urban kepada warga Surabaya sehingga menjadikan masyarakat sebagai masyarakat urban yang modern namun tetap menjaga kultur NU yang berlandaskan Ahlu Sunnah Wal Jamaah.
Bagan 1.1
Kerangka Pikir Penelitian PCNU
Kota Surabaya
Masyarakat Urban Warga Surabaya
Faktor Pendukung Faktor Penghambat
Konsep NU Urban
(41)
8. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan ajaran mengenai metode-metode yang digunakan dalam proses penelitian untuk mendapatkan data ataupun informasi guna memperoleh jawaban atas pertanyaan penelitian.
8.1. Pendekatan Dan Jenis Penelitian 8.1.1. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan Etnografis. Etnografis adalah meniliti suatu kelompok kebudayaan tertentu berdasarkan pada pengamatan dan kehadiran peneliti di lapangan dalam jangka waktu yang lama. Tipe etnografi yang digunakan dalam penelitian ini adalah etnografi realis, di mana peneliti berperan sebagai pengamat objektif, merekam fakta dengan sikap yang tidak memihak.
Prosedurnya sering kali berdasar pada pendekatan holistik untuk memotret kelompok kebudayaan tertentu yang analisisnya memanfaatkan data emik (pandangan partisipan) dan data etis (pandangan peneliti) untuk tujuan praktis dan/atau advokatoris demi kepentingan kelompok kebudayaan itu sendiri.
Dengan hal ini peneliti melakukan pengamatan kepada organisasi Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Surabaya mengenai startegi komunikasi yang digunakan dalam merealisasikan konsep NU Urban.
(42)
8.1.2. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan tataran analisis deskriptif. Peneliti menggunakan pendekatan deskriptif dalam penelitian kualitatif ini karena dalam konteks ini peneliti berusaha mendeskripsikan bagaimana sebuah organisasi meralisasikan tujuannya dengan mengikutsertakan aspek budaya kehidupan masyarakat. untuk mendeskripsikan penelitian ini nantinya peneliti akan mencari data sebanyak mungkin yang disesuaikan dengan kebutuhan peneliti.
8.2. Subyek, Obyek dan Lokasi Penelitian 8.2.1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah sesuatu yang diteliti baik orang, benda ataupun lembaga. Subyek penelitian pada dasarnya adalah yang akan dikenai kesimpulan hasil penelitian. Di dalam subyek penelitian inilah terdapat objek penelitian.5
Dalam penelitian yang menjadi subyek penelitian adalah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Surabaya. Sedangkan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka peneliti membutuhkan informan untuk bisa diwawancarai terkait penelitian. Informan sendiri peneliti membagi menjadi dua klasifikasi, yang pertama yakni informan inti atau informan yang diambil dari pengurus harian organisasi PCNU Surabaya, dan yang
5
(43)
kedua adalah anggota PCNU Surabaya dan beberapa warga Surabaya.
8.2.2. Obyek Penelitian
Obyek penelitian adalah sifat keadaan dari suatu benda, orang atau yang menajdi pusat perhatian dan sasaran penelitian.6
Obyek penelitian dalam penelitian ini sesuai dengan kajian keilmuan komunikasi yaitu strategi komunikasi. Dalam penelitian ini peneliti mengangkat strategi komunikasi yang digunakan dalam merealisasikan visi organisasi.
8.2.3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Surabaya atau yang disebut Hoofdbestuur Nahdlatul Ulama (HBNO) yang bertempat di Jl. Bubutan Gang VI No. 2 Kecamatan Alun-alun Contong Surabaya.
8.3. Jenis Dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini menggunakan dua data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang didapatkan langsung dari narasumber dan observasi. Data primier di sini berupa hasil wawancara beberapa informan yang tergabung dalam kepengurusan Pengurus Cabang Nahdlatul ulama (PCNU) Kota Surabaya. Selain itu juga akan didukung dengan data hasil observasi peneliti yang juga turut hadir dan berpartisipasi dalam beberapa kegiatan yang diadakan PCNU Kota Surabaya dalam upaya merealisasikan konsep NU Urban kepada
6
(44)
warga Surabaya. Sedangkan data sekunder adalah data yang didapat dengan menggunakan buku-buku untuk mendukung teori serta mempelajari dokumen, laporan dan naskah-naskah lain yang berhubungan dengan penelitian. Data sekunder di sini diperoleh melalui buku-buku, artikel, internet dan sumber-sumber lain.
8.4. Tahap Penelitian
8.4.1 Tahap Pra Lapangan
Ada empat tahap kegiatan yang harus dilakukan oleh peneliti dalam tahap ini ditambah dengan satu pertimbangan yang perlu dipahami, yaitu etika peneliti lapangan. Kegiatan dan pertimbangan tersebut di uraikan berikut ini.7
1) Menyusun Rancangan penelitian
Tahap ini disebut juga dengan tahap pembuatan proposal penelitian. Peneliti melakukan tahap ini pada awal bulan November.
2) Memilih Lapangan Penelitian
Peneliti memilih organisasi Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Surabaya yang bidang garapnya adalah warga Surabaya. Namun di sisi lain peneliti lebih memfokuskan ke strategi komunikasi yang digunakan PCNU Surabaya dalam meralisasikan konsep NU Urban pada warga Surabaya.
7
(45)
3) Menjajaki dan Menilai Lapangan
Pada tahap ini peneliti akan sering berpartisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh PCNU Surabaya supaya lebih mudah memahami strategi yang digunakan PCNU Surabaya dalam merealisasikan konsep NU Urbannya tersebut. 4) Memilih dan Memanfaatkan Informan
Peneliti dalam tahap ini memilih informan yang berbicara jujur dan tidak mengada-ngada dalam memberikan informasi terutama tentang strategi komunikasi PCNU Surabaya dalam merealisasikan konsep NU Urban tersebut.
8.4.2 Tahap Lapangan
Dalam tahap ini dibagi atas tiga bagian, yaitu : 1) Memahami Latar Penelitian dan Persiapan Diri
Dalam tahap ini selain mempersiapkan diri, peneliti harus memahami latar penelitian afar dapat menentukan model pengumpulan datanya.
2) Memasuki Lapangan
Pada saat sudah masuk ke lapangan peneliti menjalin hubungan yang akrab dengan subyek penelitian dengan menggunakan tutur bahasa yang baik dan sopan. Peneliti mulai berkomunikasi dengan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama dan juga berperan dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh PCNU Surabaya agar data yang diperoleh lebih relevan dan peneliti juga berkomunikasi dengan warga Surabaya lainnya
(46)
yang juga turut hadir dalam beberapa kegiatan oleh PCNU Surabaya.
3) Berperan Serta Sambil Mengumpulkan Data
4) Dalam tahap ini peneliti mencatat data yang diperolehnya ke dalam field notes, baik data yang diperoleh dari wawancara, pengamatan atau menyaksikan sendiri kejadian tersebut.
8.4.3 Tahap Penulisan Laporan
Dalam tahap akhir ini peneliti mempunyai pengaruh terhadap hasil penulisan laporan. Penulisan laporan yang sesuai dengan prosedur penulisan yang baik karena menghasilkan kualitas yang baik pula terhadap hasil penelitian. Dalam tahap ini peneliti kembali pada fokus penelitian yang mana sebagai batasan penelitian, sekaligus guna menjawab pertanyaan peneliti mengenai subjek dan objek yang telah diteliti.
8.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik merupakan cara yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data. Data adalah bahan keterangan tentang sesuatu objek penelitian yang diperoleh di lokasi penelitian. Adapun untuk pelaksanaan penelitian ini, tahap yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
8.5.1 Observasi
Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan panca indra mata sebagai alat bantu utamanya, selain panca indra lainnya seperti telinga, mata,
(47)
hidung lidah dan kulit. Yang dimaksud metode observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian, data-data penelitian ini dapat diamati oleh peneliti. Dalam artian bahwa data tersebut dihimpun melalui pengamatan peneliti melalui penggunaan panca indra.8
Tindakan lebih lanjut dilakukan dengan menghadiri beberapa kegiatan yang diselenggarakan oleh PCNU Kota Surabaya dalam merealisasikan program kerja organisasi tersebut, seperti pagelaran seni, istighotsah dan lain sebagainya.
Metode observasi yang dilakukan dalam penelitian ini ialah dengan cara mengamati jalannya kegiatan, teks yang berupa pemberitaan yang ada di media sosial dankomunikasi non verbal pihak-pihak yang bertugas dalam bagian publikasi media maupun dalam proses menanggapi berabagai komentar yang ada sebagai salah satu strategi komunikasi yang dilakukan.
8.5.2 Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.9 Untuk mendapatkan data penelitian, maka peneliti akan melakukan wawancara mendalam dengan pihak-pihak terkait.
8Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta, PT Raja Grafindo, 2016, hlm. 134. 9
(48)
8.5.3 Dokumentasi
Dokumentasi yakni dengan mengumpulkan data-data mengenai hal-hal yang akan peneliti bahas, yang berhubungan dengan objek yang akan diteliti yaitu strategi komunikasi. Pengumpulan data ini dilakukan melalui lembaga atau institusi, buku-buku, lapangan, internet dan media lainnya. Selain itu peneliti juga akan turut berpartisipasi dalam beberapa kegiatan yang akan diselenggarakan.
8.5.4 Studi Pustaka
Mencari dengan cara penelusuran terhadap literature untuk mencari data mengenai data, teori-teori seperti strategi komunikasi, tahap-tahap perencanaan dan strategi komunikasi, implementasi strategi hingga ke tahap evaluasi strategi dan tentang penelitian yang dapat mendukung penelitian ini.
8.6 Teknik Analisis Data
Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yaitu berusaha menggambarkan dan menjelaskan strategi komunikasi organisasi PCNU Surabaya dalam merealisasikan konsep NU Urban. Proses analisis datanya menggunakan tiga sub proses yang saling berhubungan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Melalui reduksi data, peneliti memulai dengan memilih tema penelitian, kemudian peneliti mengumpulkan data dari lapangan berupa hasil observasi, wawancara, dokumentasi dan studi pustaka. Kemudian penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif, dengan
(49)
tujuan dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam bentuk yang padu dan mudah dipahami. Langkah selanjutnya adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi data, ini mencakup proses pemaknaan dan penafsiran data yang terkumpul.
8.7 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Dalam penelitian kualitatif temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Tetapi perlu diketahui bahwa kebenaran realitas data menurut penelitian kualitatif tidak bersifat tunggal tetapi jamak dan tergantung pada konstruksi manusia dibentuk dalam diri seorang sebagai hasil proses mental tiap individu dengan berbagai latar belakangnya.
Dalam penelitian ini peneliti menggunaka teknik pemeriksaan keabsahan data sebagai berikut:
1) Perpanjangan Pengamatan
Dengan teknik perpanjangan eikutsertaan berarti peneliti ikut bergabung dalam kegiatan PCNU Surabaya samapai data yang dikumpulkan terpenuhi. Perpenjangan keikutsertaan peneliti ini akan memungkinkan peningkatan hasil data yang dikumpulkan karena akan peneliti semakin dekat dengan sumber data baik informan maupun subyek penelitian dan dapat menguji ketidakbenaran informasi, serta membangun kepercayaan subyek. Dalam hal ini peneliti mengikuti kegiatan PCNU Surabaya dalam beberapa
(50)
program umum, sehingga peneliti dapat dekat dengan subyek penelitian dan dapat menguji ketidakbenarakn informasi.
2) Meningkatkan Ketekunan
Dengan teknik meningkatkan ketekunan, maka peneliti melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak. Peneliti membaca berbagai referensi maupun hasil penelitian atau dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti.
3) Triangulasi
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori pertukaran sosial untuk menganalisa lebih jauh lagi temuan-temuan dari hasil penelitian di lapangan. Sehingga penelitian yang didapat memiliki argumen yang lebih kuat.
9 Sistematika Pembahasan
Laporan penelitian ini dibagi atas beberapa bagian, diantaranya ialah : BAB I : PENDAHULUAN
Pada bagian ini dijelaskan mengenai rumusan masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konsep, kerangka pikir penelitian, metode penelitian dan sistematika pembahasan.
BAB II : KAJIAN TEORITIS
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai kajian pustaka dan kajian teori. Kajian pustaka berisi tentang tentang pembahasan tentang
(51)
artikel-artikel atau buku-buku yang ditulis oleh para ahli yang memberikan pendapat, teori atau opini atau pun ide-ide dan gagasan yang berkaitan dengan fokus penelitian.
Sedangkan kajian teori menjelaskan tentang teori apa yang digunakan untuk mendampingi pola pikir penelitian. Kajian teori dibangun berdasarkan pengelompokan teori-teori komunikasi terkait fokus penelitian.
BAB III : PAPARAN DATA PENELITIAN
Pada bagian ini akandipaparkan mengenai deskripsi subjek, objek dan data penelitian. Pada bagian ini akan dipaparkan mengenai deskripsi organisasi yang dijadikan studi kasus (profil organisasi). Objek penelitian yang mendeskripsikan tentang strategi komunikasi yang merupakan kajian bidang ilmu komunikasi. Dan juga akan memaparkan tentang deskripsi data hasil penelitian, terutama yang terkait dengan data fokus penelitian yang diajukan.
BAB IV : INTERPRETASI HASIL PENELITIAN
Pada bagian ini akan menjelaskan tentang temuan penelitian dan konfirmasi temuan dengan teori. Temuan teori yang dimaksud adalah paparan hasil analisis. Dan kemudian akan dibandingkan antara temuan-temuan penelitian dengan teori-teori yang relevan, dan juga teori yang memungkinkan berlawanan dengan temuan penelitian yang akan dijelaskan dengan argumentasi yang rasional.
(52)
BAB V : PENUTUP
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai simpulan yang merupakan jawaban langsung dari fokus penelitian. Selain itu juga akan ada rekomendasi yang akan mengemukakan beberapa anjuran bagi kemungkinan dilaksanakannya penelitian lanjutan berdasarkan simpulan yang dihasilkan.
(53)
40
1. Kajian Pustaka
1.1. Nahdlatul Ulama dan Sosial Religius Masyarakat Surabaya
Nahdlatul Ulama, disingkat NU, artinya kebangkitan ulama. Sebuah organisasi yang didirikan oleh para ulama pada tanggal 31 Januari 1926 M/ 16 Rajab 1344 H di Surabaya.
Latar belakang berdirinya NU berkaitan dengan perkembangan pemikiran keagamaan dan politik dunia Islam kala itu. Pada tahun 1924, Syarif Husein, Raja Hijaz (Makkah) yang berpaham Sunni ditaklukkan oleh Abdul Aziz bin Saud yang beraliran Wahabi. Tersebarlah penguasa baru itu akan melarang semua bentuk amaliah keagamaan ala kaum Sunni, yang sudah berjalan berpuluh-puluh tahun di Tanah Arab, dan akan menggantinya dengan model Wahabi. Pengamalan agama dengan sistem bermadzhab, tawasul, ziarah kubur, mauled Nabi, dan lain sebagainya akan segeran dilarang.
Tidak hanya itu, Raja Ibnu Saud juga ingin melebarkan pengaruh kekuasannya ke seluruh dunia Islam. Dengan dalih demi kejayaan Islam, ia berencana meneruskan kekhilafahan Islam yang terputus di Turki pasca runtuhnya Daulah Usmaniyah. Untuk itu dia berencana menggelar Muktamar Khilafah di Kota Suci Makkah, sebagai penerus Khilafah yang terputus itu.
(54)
Seluruh Negara Islam di dunia akan diundang untuk menghadiri muktamar tersebut, termasuk Indonesia. Awalnya, utusan yang direkomendasikan adalah HOS Cokroaminoto (SI), K.H. Mas Mansur (Muhammadiyah) dan K.H. Abdul Wahab Hasbullah (pesantren). Namun, rupanya ada permainan licik di antara kelompok yang mengusung para calon utusan Indonesia. Dengan alas an Kiai Wahab tidak mewakili organisasi resmi, maka namanya dicoret dari daftar calon utusan.
Peristiwa itu menyadarkan para ulama pengasuh pesantren akan pentingnya sebuah organisasi. Sekaligus menyisakan sakit hati yang mendalam, karena tidak ada lagi yang bisa dititipi sikap keberatan akan rencana Raja Ibnu Saud yang akan mengubah model beragama di Makkah. Para ulama pesantren sangat tidak bisa menerima kebijakan raja yang nati kebebasan bermadzhab, anti mauled Nabi, anti ziarah makam, dan lain sebagainya. Bahkan santer terdengar berita makan Nabi Muhammaad Saw. pun berencana digusur.
Bagi para kiai pesantren, pembaruan adalah suatu keharusan. K.H. Hasyim Asy’ari juga tidak mempersoalkan dan bisa menerima gagasan para kaum modernis untuk menghimbau umat Islam kembali ke ajaran Islam „murni”. Namun K.H. Hasyim tidak bisa menerima pemikiran mereka yang meminta umat Islam melepaskan diri dari sistem bermadzhab.
(55)
Di samping itu, karena ide pembaruan dilakukan dengan cara melecehkan, merendahkan dan membodoh-bodohkan, maka para ulama pesantren menolaknya. Bagi mereka, pembaruan tetap dibutuhkan, namun tidak dengan meninggalkan khazanah keilmuan yang sudah ada dan masih relevan. Karena latar belakang yang mendesak itulah akhirnya Jam’iyah Nahdlatul Ulama didirikan.
Pendiri resminya adalah Hadratus Syeikh K.K. Hasyim Asy’ari, pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur. Sedangkan yang bertindak sebagai arsitek dan motor penggerak adalah K.H. Abdul Wahab Hasbullah, pengasuh Pondok pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, jombang. Kiai Wahab adalah salah seorang murid utama Kiai Hasyim. Ia lincah, enerjik dan banyak akal.
Organisasi Nahdlatul Ulama didirikan dengan tujuan untuk melestarikan, mengembangkan dan mengamalkan ajaran Islam Ahlussunnah Waljamaah dengan menganut salah satu dari empat madzhab (Hanafi, Maliki, Syafi’I dan Hmabali)
Bahkan dalam Anggaran Dasar yang pertama (1927) dinyatakan bahwa organisasi tersebut bertujuan untuk memperkuat kesetiaan kaum muslimin pada salh satu madzhab empat. Kegiatan yang dilakukan kala itu di antaranya :
a. Memperkuat persatuan ulama yang masih setia kepada madzhab. b. Memberikan bimbingan tentang jenis-jenis kitab yang diajarkan
(56)
c. Penyebaran ajaran Islam yang sesuai dengan tuntunan madzhab empat.
d. Memperluas jumlah madrasah dan memperbaiki organisasinya. e. Membantu pembangunan masjid-masjid, langgar dan pondok
pesantren.
f. Membantuanak-anak yatim piatu dan fakir miskin.1
Dalam pendekatan dakwahnya NU lebih banyak mengikut dakwah model walisongo, yaitu menyesuaikan dengan budaya masyarakat setempat dan tidak mengandalkan kekerasan. Budaya yang berasal dari suatu daerah ketika Islam belum datang- bila tidak beretentangan dengan agama – akan terus dikembangkan dan dilestarikan. Sementara budaya yang jelas bertentangan ditinggalkan.
Karena identiknya gaya dakwah ala Walisongo itu, nama Walisongo melekat erat dalam Jam’iyah NU. Dimasukkan ke dalam Bintang Songo dalam lambing NU. Sebutan Bintang Sembilan pun identic dengan Nahdlatul Ulama.
Secra garis besar, pendekatan kemsyarakatan NU dapat dikategorikan menjadi tiga bagian :
a. Tawassuth dan I’tidal, yaitu sikap moderat yang berpijak pada prinsipkeadilan serta berusaha menghindari segala bentuk pendekatan dengan Tatharruf (ekstrim).
1 Soeleiman Fadeli dan Mohammad Subhan. ANTOLOGI NU Sejarah-Istilah-Amaliah-Uswah,
(57)
b. Tasamuh, yaitu sikap toleran yang berintikan penghargaan terhadap perbedaan pandangan dan kemajemukan identitas budaya masyarakat.
c. Tawazun, yaitu sikap seimbang dalam berkhidmat dami terciptanya keserasian hubungan antara sesame umat manusia dan antara manusia dengan Allah SWT.
Karena prinsip dakwahnya yang model Walisongo itu, NU dikenal sebagai pelopor kelompok Islam moderat. Kehadirannya bisa diterima oleh semua kelompok masyarakat. Bahkan sering berperan sebagai perekat bangsa.2
Istilah “Nahdliyin” menunjuk pada para pengamal Ahlussunnah Waljama’ah yang diidentifikasi kepada umat Islam yang tergabung dalam NU, komunitas muslim yang umumnya terbentuk dalam proses sejarah Islam Indonesia yang terkonsentrasi di pedesaan dengan mata pencaharian mayoritas bertani.3 Selain itu, mereka lekat dengan budaya Jawa, budaya yang di dalamnya orang-orang NU lahir dan NU sendiri berasal dari pulau Jawa, yakni Surabaya. Akar sejarah yang seperti inilah yang melahirkan pemotretan sosial adanya kerapatan, bahkan tak terpisahkan antara budaya Jawa dan eksistensi kaum Nahdliyin. Eksistensi seperti ini bertolak belakang dengan Islam di beberapa tempat dan kelompok lainnya yang acapkali dikontraskan dengan budaya sehingga terjadi ketegangan-ketegangan.4
2
Ibid, Hal. 13
3
Ali Fachry dan Bachtiar Effendi, Merambah Jalan Baru Islam, Bandung, Mizan, 1989, Hal. 233
4 Mujamil Qomar, NU Liberal dari Tradisio alis e Ahlussu ah ke U iversalis e Isla ,
(58)
Biasanya, konfrontasi agama (Islam) dengan budaya terjadi di kalangan modernis sehingga pandangannya tercerabut dari akar-akar konteksnya sendiri. Akibat dari sikap yang sangat tekstual, kaum modernis sering kehilangan momentum untuk mengembangkan budaya keagamaannya. Ini berbeda dengan sikap kaum Nahdliyin yang justru mampu menyesuaikan antara agama dan budaya Jawa, khususnya, dan bangsa Indonesia umumnya, melalui proses rekonsiliasi dan akomodasi. Itulah sebabnya, kaum Nahdliyin sangat akrab dengan budaya local dan mempunyai tradisi yang sangat kuat untuk menjalankan syariat Islam.
Cara yang ditempuh NU dalam menghadapi budaya lokal adalah kompromi, tidak bersikap destruktif, tetapi sedapat mungkin membiarkannya tetap hidup di masyarakat sambil mengisinya dengan jiwa dan semangat Islam. Inilah yang menjadi salah satu sumber kekuatan NU sehingga lahirnya NU tidak berhadapan dengan budaya lokal – masyarakat, bahkan mampu menyatukan aspirasi kebudayaan dengan aspirasi keIslaman.
Paradigma berpikir NU ini memposisikan kaum Nahdliyin menjadi kelompok yang sangat menghormati tradisi. NU senantiasa mengapresiasikan nilai-nilai tradisi yang ada di masyarakat yang karenanya tradisi-tradisi itu tidak perlu dibongkar seluruhnya, tetapi perlu dimodifikasi dan diselaraskan dengan ajaran Islam.5
5 Ali Anwar, Avonturisme NU menjejaki akar konflik, kepentingan politik kaum Nahdliyin,
(59)
Kehidupan sosial adalah kehidupan bersama individu dalam kehidupan bersama sebagai masyarakat. Individu hidup bersama dengan individu-individu yang lain dalam kehidupan masyarakat. Terdapat komunikasi dan interaksi sosial antar individu dalam kehidupan bersama sebagai masyarakat. Kehidupan saling komunikasi dan interaksi antar individu dalam masyarakat merupakan kehidupan sosial masyarakat.6
Surabaya, sebagai kota kelahiran NU tentunya sangat kental akan budaya dan agama dalam kehidupan masyarakatnya. Seperti yang dijelaskan di atas bahwa NU tak menghapus begitu saja budaya yang ada, melainkan tetap mempertahankannya selama itu sesuai dengan syari’at Islam, yang mana kegiatan yang positif dimodifikasi dengan ajaran Islam.
Gerakan keagamaan yang dibangun NU dapat kita jumpai sebagai suatu fondasi kontruksi sosial religius bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kaum Nahdiyin yang kental dengan berbagai macam kegiatan sosial religius seperti Maulid, Tahlilan, Istighosah, Selapanan, Walimahan merupakan cerminan bangunan religi berbingkai hubungan sosial. Indikator yang dapat mengukur kontruksi sosial religius tersebut dengan menggunakan pendekatan religius, pendekatan interaksi sosial.7
Aktivitas keagamaan yang dilakukan oleh warga nahdiyin tersebut, semata-mata adalah untuk menunjukan betapa hubungan
6
Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta, PT. Rineka Cipta, 1990, Hal. 144
7 Ulul Mukmin, Konstruksi Sosial Religius “ebuah Refleksi Terhadap Aktivitas “osial Keaga aa Warga Nahdiyi , 7
(60)
religi dan sosial itu sangat penting. Hubungan vertikal dengan Tuhannya dan hubungan horizontal dengan sesama manusia adalah dua hal mutlak yang harus berjalan secara beriringan, maka konsep Islam Nusantara yang ducetuskan oleh Nahdlatul Ulama adalah untuk memahami realitas kehidupan sosial bangsa Indonesia yang majemuk untuk mewujudkan Rahmatal Lil Alamin di bumi Nusantara. Menunujukan bahwa Islam ke-Indonesiaan adalah Islam yang menerima akan perbedaan, memahami kultur masyarakatnya sehingga tidak mudah menyalahkan yang berbeda pemikiran.8
1.2. Pengembangan Masyarakat dan Kualitas Akhlaq Masyarakat
Pengembangan masyarakat adalah kegiatan tranformatif untuk melakukan perubahan sosial mengenai keadaan masyarakat menjadi lebih baik. Baik dilakukan oleh lembaga pemerintahan, atau lembaga profit dan nonprofit lainnya, tak terkecuali organisasi masyarakat yang ada. Pengembangan masyarakat adalah hak semua orang, lembaga, instansi atau organisasi.
Kegiatan pengembangan masyarakat difokuskan pada upaya menolong kelompok, melakukan identifikasi terhadap kebutuhan dan melakukan kegiatan bersama untuk memenuhi kebutuhan mereka. Pengembangan masyarakat sering kali diimplementasikan dalam beberapa bentuk kegiatan, yakni :
8
(61)
1. Program-program yang memungkinkan anggota masyarakat memperoleh daya dukung dan kekuatan dalam memenuhi kebutuhannya.
2. Kampanye dan aksi sosial yang memungkinkan kebutuhan-kebutuhan warga kurang mampu dapat dipenuhi oleh pihak-pihak lain yang bertanggungjawab.
Dengan demikian, pengembangan masyarakat dapat didefinisikan sebagai metode yang memungkinkan individu-individu dapat meningkatkan kualitas hidupnya serta mamp memperbesar pengaruhnya terhadap proses-proses yang memengaruhi kehidupannya. Menurut Twelvetrees, pengembangan masyarakat adalah “the process of assisting ordinary people to improve their own communities by undertalking collective actions”. Secara khusus
pengembangan masyarakat berhubungan dengan upaya pemenuhan kebutuhan orang-orang yang tidak beruntung atau tertindas, baik yang disebabkan oleh kemiskinan maupun oleh diskriminasi berdasarkan kelas sosial, suku, gender, jenis kelamin, usia, dan kecacatan.
Semua kegiatan pengembangan masyarakat diarahkan untuk membentuk sebuah struktr masyarakat yang mencerminkan tumbuhnya semangat swadaya dan partisipasi. Pengembangan masyarakat meliputi usaha memperkukuh interaksi sosial masyarakat, menciptakan semangat kebersamaan, solidaritas di antara anggota masyarakat dan emmbantu mereka untuk berkomunikasi dengan pihak
(62)
lain dengan cara berdialog secara alamiah atau intervensi, didasari penuh pemahaman dan ditindaklanjuti.
Para aktivis pengembangan masyarakat menolak ide pembangunan yang berpusat pada pertmbuhan ekonomi. Sebaliknya, ia memunculkan ide pembangunan yang berpusat pada pertumbuhan hubungan kemanusiaan. Sejauh ini, pola pembangunan yang berpusat pada pertumbuhan dianggap telah menciptakan pertumbuhan yang tidak terkendali.
Pengembangan masyarakat dalam konteks ini berbeda dengan kerja masyarakat (community work). Dalam pengembangan masyarakat terdapat gagasan transformasi atau perubahan sosial. Konsep pengembangan masyarakat berhubungan dengan penentangan secara kuat terhadap jalannya konsep community work yang sekarang sering diterapkan oleh penguasa. Pemerintah dan lembaga-lembaga pendidikan umumnya menggunakan community work dengan merujuk pada pekerjaan sukarela yang dilaksanakan oleh anak-anak muda pengangguran dan anak-anak sekolah.
Merujuk pendapat Gordon G. Darkenwald dan Sharan B. Meriam, pengembangan masyarakat berintikan kegiatan sosial yang diorientasikan untuk memecahkan masalah-masalah sosial. Dalam pengembangan masyarakat, batasan antara belajar dan bekerja sangat tipis, karena keduanya berjalan secara terpadu.
Pengembangan masyarakat tidak hanya tretuju pada perbaikan kualitas hidup yang berorientasi pada gaya hidup,
(1)
155
b) Perumusan Kebijakan
Tahun Pertama : Konsolidasi Tahun Kedua : Kaderisasi Tahun Ketiga dan Keempat : Pemberdayaan c) Perencanaan Program Pelaksanaan
Program Umum Program Khusus d) Kegiatan Komunikasi
b. Publik
a) Umpan Balik
b) Evaluasi
Meninjau kembali faktor internal dan eksternal pada saat sekarang
Mengukur kinerja
Mengambil tindakan koreksi yang diperlukan
- Mengadakan pendampingan, koordinasi dan motivasi
untuk Lembaga yang belum menampakkan kinerjanya
- Mengefektifkan koordinasi sesuai pembidangan kerja
oleh pengurus harian
- Melaksanakan evaluasi berskala lembaga-lembaga di
lingkungan PCNU dan memastikan bahwa Lembaga
bekerja sesuai tupoksinya
- Mengisi jabatan antar waktu dan penataan ulang
(2)
156
2) Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
a. Faktor Pendukung
a) Memiliki kader-kader terstruktur
b) Memiliki SDM yang berkualitas
b. Faktor Penghambat
a) Lemah Finansial
b) Persaingan Organisasi
2. Rekomendasi
Pada kesempatan ini peneliti menyampaikan rekomendasi yang
semoga dapat menjadi sebuah masukan untuk keberlangsungan organisasi
PCNU Surabaya dalam merealisasikan program NU Urban :
2.1.Bagi UIN Sunan Ampel Surabaya
Bagi akademisi, peneliti menyarankan kepada seluruh
mahasiswa ilmu komunikasi untuk lebih peka terhadap permasalahan
komunikasi. Karena sedikit kesalahan dalam komunikasi, bisa
berakibat fatal pada hasil komunikasi, dan tidak sesuai lagi dengan
harapan yang telah dibangun sebelumnya. Maka perlu perencanaan
yang matang dan penentuan metode yang tepat agar komunikasi bisa
berjalan baik.
2.2.Bagi PCNU Kota Surabaya
Sebagai organisasi keagamaan dan kemasyarakatan, konsep
NU Urban yang dicanangkan PCNU Surabaya cukup baik untuk
(3)
157
kegiatan yang diselenggarakan mempunyai output atau follow up
setelah acara berlangsung, agar tidak terjadi kesia-siaan komunikasi,
yang mana target sebelumnya yang ingin dicapai ketika sudah di
depan mata dan berhasil dirangkul kemudian hilang atau melepaskan
diri begitu saja. Mengenai strategi komunikasi yang diterapkan pun
terencana dengan baik, maka dalam implementasinya diharapkan
dapat lebih maksimal lagi dari tahun sebelumnya, agar konsep NU
(4)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Anwar, Ali. 2004. Avonturisme NU menjejaki akar konflik, kepentingan politik kaum Nahdliyin, Bandung, Humaniora
Bungin, Burhan. 2016. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta. PT Raja Grafindo Cangara, Hafied. 2013. Perencanaan Dan Strategi Komunikasi, Jakarta, Raja Grafindo
Persada.
Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta. Rajawali Pers. Cynthia, dkk. 2010. Visi, Nilai dan Misi Organisasi. Jakarta. Indeks.
Effendi, Onong Uchjana. 1992. Dinamika Komunikai, Bnadung, Remaja Rosdakarya. _______________ 1981. Dimensi-Dimensi Komunikasi, Bandung, Alumni.
_______________ 2003. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung, PT. Citra Aditya Bakti.
Fachry, Ali dan Bachtiar Effendi. 1989. Merambah Jalan Baru Islam, Bandung, Mizan Fadeli, Soeleiman dan Mohammad Subhan. 2007. ANTOLOGI NU
Sejarah-Istilah-Amaliah-Uswah, Surabaya, Khalista,
Ghofir, Jamal. 2012. Biografi Ulama Ahlussunnah Wal Jam’ah, Pendiri dan Penggerak NU, Tuban, GP. Ansor Tuban
Harmijoyo, Santoso S. 2005. Komunikasi Partisipatoris, Bandung, Humaniora Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta, PT. Rineka Cipta
LDNU. 2007. Potret Gerakan Dakwah NU, Hasil Muskernas IV Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama, Jakarta, PP LDNU Publishing.
Moloeng, Lexy J. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. Rosda karya.
Moloeng, Lexy J. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, PT Remaja Rosdakarya. Morissan. 2009. Teori Komunikasi Organisasi. Jakarta. Ghalia Indonesia.
Muchtar, Masyhudi. 2007. Aswaja An-Nahdliya; Ajaran Ahlussunnah Wal Jama’ah yang Berlaku Di Lingkungan Nahdlatul Ulama, Surabaya, Khalista
Mudjiono, Yoyon. 2013. Pengantar Ilmu Komunikasi. Surabaya, Jaudar Pers. Muhammad, Arni. 20015. Komunikasi Organisasi. Jakarta. Bumi Aksara. Mulyana, Deddy. 2002. Ilmu Komunikasi, Bandung, Remaja Rosdakarya.
(5)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Murtopo, Ali. Strategi Kebudayaan. Jakarta. Center For Strategic and Internasional Studies-CSIS. 1978.
Nilasari, Senja. 2014. Manajemen Stratgei Itu Gampang. Jakarta. Dunia Cerdas
PBNU. 2016. Hasil-hasil Muktamar NU ke-33, Jakarta, Lembaga Ta’lif wan Nasyr PBNU. Purnomo, Setiawan Hari dan Zulkifirmansyah. 1998. Manajemen Strategi; Sebuah Konsep
Pengantar. Jakarta. Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi UI.
Qomar, Mujamil. 2002. NU “Liberal” dari Tradisionalisme Ahlussunnah ke Universalisme
Islam, Bandung, Mizan
Richard, West dan Lyn H Turner. 2009. Pengantar Teori Komunikasi dan Aplikasi, Jilid 2, Jakarta, Salemba Humanika.
Salim, Agus. 2006. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial, Buku Sumber Untuk Penelitian Kualitatif. Yogyakarta. Tiara Wacana.
Susanto, Astrid S. 1974. Komunikasi dalam Teori dan Praktek, Bandung, Bina Cipta
Suyanto, Bagong dan Sutinah. 2007. Metode Penelitian Sosial, Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta. Kencana Prenadamedia Group.
Zubaedi. 2013. Pengembangan Masyarakat: Wacana dan Praktik. Jakarta. Kencana Prenadamedia Group.
Skripsi :
Pramudyandari, Zulfiyah. 2016. Strategi Komunikasi Pembangunan Dalam Mewujudkan Visi Misi Organisasi (Studi Deskriptif Kualitatif Dalam Bidang Kesejahteraan Sosial Pemerintah Pada Kabupaten Purwakarta Periode 2013-2018). Skripsi, Universitas Islam Negeri Yogyakarta.
Tesis :
Pratiwi, Adelisa. 2012. Strategi Komunikasi Direktorat Penyiaran Dalam Mengkomunikasikan Peraturan Dan Kebijakan Proses Perizinan Penyiaran (Studi Evaluatif Pada Kementrian Komunikasi Dan Informatika). Universitas Indonesia.
Jurnal :
(6)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Robrt, Winsome. 2005. Meneguhkan Kembali Keyakinan: Makna Agama dan Spiritualitas Bagi Social Work, dalam Jurnal Perta, Jakarta, Ditperta Dirjen Bagais, vol. VII, No.1 Wijaya, Ida Suryani. 2015. Perencanaan Dan Strategi Komunikasi Dalam Kegiatan
Pembangunan. IAIN Samarinda.
Internet :
Kenapa Warga NU Berkunjung ke Kantor PCNU Surabaya?,
http://www.nu.or.id/post/read/70838/kenapa-warga-nu-berkunjung-ke-kantor-pcnu-surabaya
Mukmin, Ulul. 2017. Konstruksi Sosial Religius “Sebuah Refleksi Terhadap Aktivitas Sosial Keagamaan Warga Nahdiyin”.
PCNU Surabaya dekati kalangan menengah menengah lewat NU Urban, http://nusurabaya.or.id/2016/01/22/PC NU-surabaya-dekati-kalangan-menengah-lewat-nu-urban/
Sejarah lahir dan berdirinya Nahdlatul Ulama, http://pengayaan.com/sejarah-lahir-dan-berdirinya-nahdlatul-ulama/