PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE KEPALA BERNOMOR UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD KANISIUS GAMPING SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2010-2011
PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE
KEPALA BERNOMOR UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI
BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD KANISIUS GAMPING
SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2010-2011
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Agnesia Ermi
NIM: 081134167
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011
PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE
KEPALA BERNOMOR UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI
BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD KANISIUS GAMPING
SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2011-2012
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Agnesia Ermi
NIM: 081134167
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk: Tuhan Yeyus Kristus dan Bunda Maria Yang selalu menjagaku dan membimbing langkahku Bapak Exnasius dan ibu Maria Delfina yang sangat aku cintai Kakak, abang,adek dan ponakanku yang selalu mendukungku dan mendoakan aku Sahabat-sahabatku yang selalu mendukungku dan menemaniku sehingga aku lebih bersemanagat
Almamaterku Universitas Sanata Dharma
MOTTO
“ Kita bisa hidup dari apa yang kita terima, tetapi hidup ini hanya
akan berartidari apa yang kita beri, jadi jangan pernah berhenti
memberi yang terbaik “ ( Veronika Andriyati )
“
Manusia adalah pekerja, kalau bukan pekerja maka bukan apa-
apa” (Joseph Conrad)
ABSTRAK
Agnesia Ermi, 2011. Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Kepala
Bernomor Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas IV SD
Kanisius Gamping Semester I Tahun Pelajaran 2011-2012. Skripsi.
Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Universitas Sanata Dharma.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan menggunakan model cooperatve learning tipe kepala bernomor dapat meningkatkan prestasi belajar IPS tentang keanekaragaman kenampakan alam bagi siswa kelas IV SD Kanisius Gamping Tahun Pelajaran 2011/2012.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa SDK Gamping kelas IV tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 30 siswa yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Penelitian dilakukan pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012. Metode yang digunakan dalam penelitain adalah model cooperative learning tipe kepala bernomor.
Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus. Pada siklus I model cooperative learning tipe kepala bernomor, siswa dibagi dalam kelompok untuk mengerjakan bersama- sama dan masing-masing siswa menyebutkan macam-macam kenampakan alam sesuai dengan nomor yang dimiliki. Sedangkan pada siklus II model cooperative
learning tipe kepala bernomor siswa dalam kelompok menceritankan tentang
keragaman kenampakan alam dan sosial budaya, kemudian dipersentasikan di depan kelas dengan nomor tertentu. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dengan teknik tes, dan teknik analisis data. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan model cooperative learning tipe kepala bernomor dapat meningkatkan prestasi belajar tentang keanekaragaman kenampakan alam dan sosial budaya bagi siswa kelas IV SD Kanisius Gamping tahun pelajaran 2011/2012. Peningkatan hasil prestasi belajar dapat dilihat dari nilai siswa yang memenuhi KKM (63) pada kondisi awal 56,6%, siklus I mencapai 63,3%, dan siklus II meningkat menjadi 76,6%.
Kata kunci: Prestasi Belajar, Model Cooperative Learning Tipe Kepala Bernomor
ABSTRACT
Agnesia Ermi, 2011. The Use Of Cooperative Learning Model With
Numbered Head Typeto Improve Social Sciences Learning Achievement Of
th
4 Grade Students Of Kanisius Elementary School, Gamping, First
Semester, 2011-2012.Thesis. Elementary School Teacer Education. Faculty
Teacher and Trainning Education. Sanata Dharma University.The purpose of this study is to know if the cooperative learning model with numbered head type could improve social sciences learning achievement especiallyon varieties of natural appearances to the 4th grade students of Kanisius Elementary School, Gamping, First Semester, 2011-2012.
This is a class action research. Subjects sampled for this study is 4th grade students of Kanisius Elementary School Gamping, First Semester, 2011-2012 amounting to 30 pupils and consist of 16 male and 14 female pupils. This study was conducted in odd semester,2011/2012. Method used in this study is cooperative learning model with numbered head type. This study was conducted in two cycles. In cycle I, teacher applied cooperative learning model with numbered head type for learning process in which pupils worked together in group and each of them could mention various natural appearances according to their chosen number. While in the second cycle, teacher applied the cooperative learning model with numbered head type for learning process in which pupils ingroup narrated on the variety of natural appearances and social cultures, and then presented itin front of class based on certain number. Data collecting methods used in this study were test and data analysis methods. The results showed that the use of cooperative learning model with numbered head type could improve learning achievement on variety of natural appearances to the 4th grade students of Kanisius Elementary School,Gamping, First Semester, 2011-2012. The improvement of learning achievement could be seen from the scores of students qualifying KKM in initial condition (63) 56,6%, in cycle I reached to 63,3%, and in cycle II increased to76,6%.
Key words: learning achievement, cooperative learning method model with numbered head type.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.
Karya ilmiah ini saya beri judul Penggunaan Model Cooperative
Learning Tipe Kepala Bernomor untuk Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Kanisius Gamping Semester I Tahun Pelajaran 2011-2012.
Dalam karya inin saya ingin menyampaikan pentingnya menggunakan model cooperative lerning dalam menyampaikan pembelajaran di kelas.
Dalam karya ini saya tidak lepas dari bantuan orang lain oleh karena itu saya mengucapakan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Rohandi. Ph. D. selaku Dekan Fakultas Pendidikan dan Ilmu pendidikan.
2. Drs. Puji Purnomo, M. Si. Selaku Kaprodi PGSD Universiatas Sanata Dharama yang memberikan motivasi dalam penyusunan skripsi.
3. Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd selaku sekretaris PGSD Universitas Sanata Dharma.
4. Drs. YB. Adimassana, M. A. selaku dosen pembimbing yang dengan sabar membimbing dan memberi banyak saran dalam kepada penulis selama pembuatan skripsi.
5. Semua dosen serta karyawan PGSD yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv MOTTO ........................................................................................................... v PERYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................................... vii ABSTRAK ....................................................................................................... viii ABSTRACT ..................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ..................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi BAB I. PENDAHULUAN ...............................................................................
1 A. Latar Belakang ...............................................................................
1 B. Batasan Masalah ............................................................................
5 C. Perumusan Masalah .......................................................................
5 D. Batasan Pengertian .........................................................................
5 E. Pemecahan Masalah .......................................................................
6 F. Tujuan Penelitian ...........................................................................
7 G. Manfaat Penelitaian ........................................................................
7 BAB II. KAJIAN TEORI .................................................................................
9 A. Pengertian Cooperative Learning ..................................................
9 B. Numbered Head Together (NHT) ..................................................
14 C. Pengertian Prestasi Belajar .............................................................
15 D. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ) ..................................
18
E. Kerangka Berfikir ..........................................................................
20 F. Hipotesis Tindakan ........................................................................
21 BAB III. METODE PENELITIAN .................................................................
22 A. Jenis Penelitian ...............................................................................
22 B. Seeting Penelitian ...........................................................................
22 1. Subjek Penelitian ......................................................................
22 2. Waktu Penelitian ......................................................................
22 3. Lokasi Penelitian ......................................................................
23 4. Objek Penelitian .......................................................................
23 C. Desain Penelitian ............................................................................
23 D. Rencana Penelitian .........................................................................
25 1. Persiapan ..................................................................................
25 2. Rencana Tindakan Tiap siklus .................................................
27 E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ..............................................
34 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................
40 A. Hasil Penelitian ..............................................................................
40 1. Siklus Pertama ..........................................................................
40 a. Pelaksanaan Penelitian Siklus Pertama ..............................
40 b. Hasil Penelitian Siklus Pertama .........................................
41 c. Refleksi ..............................................................................
42 2. Siklus Kedua ............................................................................
42 a. Pelaksanaan Penelitian Siklus Kedua.................................
42 b. Hasil Penelitian Siklus Kedua ............................................
43 c. Refleksi ..............................................................................
44 B. Pembahasan ....................................................................................
44 BAB V. PENUTUP ..........................................................................................
51 A. Kesimpulan ....................................................................................
51 B. Saran ...............................................................................................
51
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
53 LAMPIRAN .....................................................................................................
55
DAFTAR TABEL Tabel 1 Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif…………………..
13 Tabel 2 Kriteria Ketuntasan…………………………………………….
25 Tabel 3 Kriteria Ketuntasan…………………………………………….
34 Tabel 4 Kualifikasi Koefisien Kolerasi………………………………...
36 Tabel 5 Kisi-kisi Soal Siklus I………………………………………….
36 Tabel 6 Kisi-kisi Soal Siklus II…………………………………………
37 Tabel 7 Kualifikasi Koefisien Kolerasi………………………………...
39 Tabel 8 Hasil Tes Evaluasi Siklus I…………………………………….
41 Tabel 9 Hasil Tes Evaluasi Siklus II……………………………………
43 Tabel 10 Ringkasan Hasil Penelitian…………………………………... 45
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus ..........................................................................................55 Lampiran 2 RPP ...............................................................................................
59 Lampiran 3 LKS ...............................................................................................
70 Lampiran 4 Soal Siklus I ..................................................................................
78 Lampiran 5 Soal Siklus II ................................................................................
81 Lampiran 6 Kunci Jawaban Siklus I ................................................................
84 Lampiran 7 Kunci Jawaban Siklus II ...............................................................
85 Lampiran 8 Data Skor Siklus I .........................................................................
86 Lampiran 9 Data Skor Siklus II .......................................................................
89 Lampiran 10 Daftar Perhitungan Reliabilitas ..................................................
92 Lampiran 11 Tabel –r .......................................................................................
94 Lampiran 12 Hasil Evaluasi Siklus I dan II………………………………….. 95 Lampiran 12 Foto Kegiatan Siklus I ................................................................ 107 Lampiran 13 Foto Kegiatan Siklus II ............................................................... 110
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar-mengajar merupakan sarana interaksi antara siswa
dengan guru. Dalam interaksi tersebut guru berperan sebagai salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar-mengajar. Di dunia pendidikan guru harus berperan aktif dalam tanggung jawabnya untuk membawa para siswa pada kedewasaan atau pada taraf kematangan tertentu. Dalam taraf ini guru tidak semata-mata hanya sebagai pengajar melainkan juga sebagai pendidik yang memberikan pengarahan dan menuntun siswa dalam belajar.
Menjadi seorang guru sangat tidak mudah karena guru harus bisa membuat proses belajar-mengajar yang menarik dan menyenangkan bagi para siswa, dan dapat memenuhi tujuan pembelajaran. Di sekolah guru berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial dalam bidang pengetahuan, keterampilan dan sikap. Karena itu diperlukan adanya perubahan yang sesuai dengan perkembangannya. Perubahan yang dapat dilakukan oleh guru adalah memperbaiki suasana belajar dan penggunaan media yang menarik.
Dalam pelajaran IPS sering kali dianggap pelajaran yang kurang menarik dan kurang menantang bagi siswa. Karena bagi banyak orang pelajaran eksaktalah yang lebih penting dan lebih banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Para siswa lebih senang mempelajari sesuatu yang
pasti dan jelas jawabannya. Padahal dalam pelajaran IPS banyak hal-hal yang menarik yang dapat dipelajari karena dalam IPS siswa mempelajari manusia dan tempat-tempat di dunia dari zaman dahulu sampai sekarang., dan pelajaran IPS akan selalu berkembang.
Kenyataan yang terjadi di SD Kanisius Gamping guru dan siswa sering kali mendapat kesulitan yang menghambat berlangsungnya proses belajar mengajar. Kemungkinan guru belum siap menerapkan strategi pembelajaran kooperatif secara optimal. Kegiatan pembelajaran masih didominasi oleh guru. Guru bertindak sebagai satu-satunya sumber informasi seehingga metode yang digunakan guru adalah metode ceramah.
Walaupun para siswa diberi kesempatan untuk bertanya akan tetapi mereka jarang ada yang bertanya, mungin karena mereka sudah bosan mendengar ceramah dari guru, sehingga parasiswa tidak termotivasi mengikuti pelajaran dan berakibat pada prestasi belajarnya.
Prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD Kanisius Gamping kelas IV semester I tahun pelajaran 2011/2012 masih rendah dan belum memenuhi standar yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari data tes yang diperoleh persentase kelas baru mencapai 56,6% dalam pnguasaan materi dan siswa yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ada 17 dari 30 siswa. Pencapaian prestasi siswa pada bahasan ini masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 63. Kondisi tersebut mungkin dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran, sumber belajar yang kurang
dimanfaatkan dan kurang sesuai, kurangnya model dan media pembelajaran yang bisa membangkitkan semangat siswa.
Prestasi siswa rendah itu diakibatkan karena dalam mengikuti pelajaran siswa hanya mendengar dan mencatat apa yang dikatakana guru, para siswa cenderung diam dan tidak menunjukan potensi yang mereka miliki. Suasana kelas kurang membuat mereka bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Parasiswa cenderung mencatat pada saat guru sedang menjelaskan pelajaran sehingga apabila ditanya guru mereka sibuk membuka catatan untuk menjawab. Berarti mereka tidak memperhatikan guru menjelaskan akan tetapi hanya mencatat dan mereka tidak mengerti apa yang sedang dipelajari.
Sesungguhnya kecenderungan manusia untuk mengumpul dan perkelompok bukanlah sekedar keperluan asasi yang diwariskan nenek moyang semata-mata. Kecenderungan tersebut berdasarkan kesadaran manusia akan hidup bersama. Pergaulan antar manusia (teman) merupakan sutu kebutuhan, dari pengalamanlah manusia belajar, bahwa untuk memenuhi kebutuhannya manusia yang satu memerlukan manusia yang lainnya. Dalam kegiatan pembelajaran kelompok – kelompok kecil juga sangat berperan penting karena untuk melatih siswa bertanggung jawab dalam bekerjasama.
Siswa juga bisa saling bertukar pikiran dengan teman atau setiap siswa saling mengajar temannya dalam kelompok. Strategi pengajaran ini memberikan kesempatan pada siswa untuk saling bekerjasama merupakan
kegiatan pembelajaran kooperatif (cooperative learning) dalam strategi ini guru hanya bertindak sebagai fasilitator dan siswa cenderung berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Ada berbagai macam model yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar, salah satunya adalah dengan menggunakan model
cooperative learning . Model cooperative learning adalah falsafah yang
mendasari model pembelajaran gotong royong atau kerjasama, falsafah ini menekankan bahwa manusia adalah makluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Kerjasama merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi seluruh manusia dan termasuk siswa di sekolah.
Kerjasama di butuhkan siswa dalam hal memecahkan suatu masalah dalam kegiatan pembelajaran. Model cooperative learning tipe kepala bernomor dimaksudkan dapat memberikan kesempatan kepada siswa membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat dalam menjawab soal.
Dari uraian latar belakang di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan sebuah penelitian dengan judul “Penggunaan Model
Cooperative Learning Tipe Kepala Bernomor Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Kanisius Gamping Semester I Tahun Pelajaran 2011/2012“ dalam penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar IPS.
B.
Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka, tidak semua masalah akan dicakup sekaligus. Peneliti membatasi pada masalah – masalah yang dapat segera diatasi oleh guru dengan serangkaian tindakan yang sesuai dengan kondisi yang ada selama ini yaitu masalah meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS siswa kelas IV SD Kanisius Gamping semester 1 tahun ajaran 2011/2012 dan tindakan dibatasi pada model cooperative learning tipe kepala bernomor.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan hal – hal di atas, masalah dalam penelitian tindakan kelas ini dirumuskan sebagai berikut: Apakah penggunaan model cooperative learning tipe kepala bernomor dapat meningkatkan prestasi belajar IPS siswa kelas IV SD Kanisius Gamping semester ganjil tahun pelajaran 2011 / 2012? D.
Batasan Pengertian
Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu didefinisikan hal – hal sebagai berikut;
1. Cooperative learning Salvin (dalam Trianto 2009:55) mengatakan bahwa dalam belajar kooperatif siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam
menyelasaikan tugas-tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
Jadi, setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab yang sama untuk keberhasilan kelompoknya.
2. Tipe Numbered Head Togther
Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berfikir
bersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa atau sebagai alternatif terhadap struktur pembelajaran yang tradisional. Numbered
Head Together (NHT) ini dirancang untuk lebih banyak melibatkan
siswa agar dapat mengetahui sejauh mana siswa dapat memahami dan mendalami materi yang sudah dipelajari.
3. Prestasi belajar Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan dari pelajaran- pelajaran yang diterima atau kemampuan menguasai pelajaran yang diberikan oleh guru, yang selalu dikaitkan dengan tes hasil belajar / tes prestasi (Mulyono, 1995:150).
E. Pemecahan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai peneliti dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar IPS siswa kelas IV SD Kanisius Gamping semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012.
Dalam penelitian ini masalah akan diatasi dengan model cooperative learning tipe kepala bernomor.
F. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SD Kanisius Gamping melalui penerapan model cooperative learning tipe kepala bernomor.
G. Manfaat Penelitian
Adapun maksud penulis mengadakan penelitian ini dapat berguna sebagai:
1. Bagi Guru Hasil dari penelitian ini dapat digunakan guru sebagai salah satu alternatif penggunaan metode pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
2. Bagi Siswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan prestasi siswa dalam pembelajaran.
3. Bagi Peneliti / Penulis Hasil penelitian ini bermanfaatkan mengaflikasikan ilmu yang telah diperoleh selama duduk di bangku kuliah, dan semakin memahami bagai mana cara mengelola kelas dengan baik sehingga membantu guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
4. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memotivasi para guru agar memvariasikan model pengajara.
5. Bagi Universitas Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi bagi penelitian selanjutnya dan dapat digunakan sebagai refrensi dalam pengembangan pengetahuan tentang penelitian tindakan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Cooperative Learning 1. Cooperative Learning Cooperative Learning adalah pembelajaran cooperative, yang
tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan pembelajaran kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru mengelola kelas lebih efektif. Model pembelajaran kooperatif akan dapat menumbuhkan pembelajaran efektif yaitu pembelajaran yang bercirikan: (1) ”memudahkan siswa belajar” sesuatu yang “bermanfaat” seperti fakta, keterampilan, nilai, konsep pengetahuan, dan bagaimana hidup serasi dengan sesame; (2) pengetahuan, nilai, dan keterampilan diakui oleh mereka yang berkompeten menilai (Suprijono, 2009:58).
Menurut Priyanto dalam Made Wena 2009:189. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran kelompok yang memiliki aturan-aturan tertentu. Prinsip dasar pembelajaran kooperatif adalah siswa membentuk kelompok kecil dan masing-masing mengajar sesamanya untuk mencapai tujuan bersama. Dalam pembelajaran kooperatif siswa pandai mengajar siswa yang kurang
pandai tanpa merasa dirugikan. Siswa yang kurang pandai dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan karena banyak teman yang membantu dan memotivasinya. Siswa yang biasa bersikap pasif setelah menggunakan pembelajaran kooperatif akan terpaksa berpartisipasi secara aktif agar bisa diterima oleh anggota kelompoknya.
Cooperative learning adalah strategi pembelajaran yang cukup
berhasil dalam kelompok-kelompok kecil, di mana pada setiap kelompok tersebut terdiri dari siswa-siswa dari berbagai tingkatan kemampuan, melakukan berbagai kegiatan belajar untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk tidak hanya belajar pada apa yang diajarkan tetapi juga membantu rekan-rekan belajar, sehingga bersama-sama mencapai keberhasilan. Semua siswa berusaha sampai semua anggota kelompok berhasil memahani dan melengkapinya.
1. Karakteristik dan Prinsip Pokok Cooperative Learning
Sebagai guru sudah selayaknya mengetahui dan memahami pula karakteristik dan prinsip dari cooperative learning dalam pengajaran dan pembelajarannya. Beberapa pendapat pakar tentang karakteristik
cooperative learning yang perlu dikemukakan, seperti dikatakan secara
rinci oleh Arend (1997) mengemukakan bahwa karakteristik strategi belajar cooperative adalah :
1. Siswa belajar dalam kelompok/cooperative untuk menguasai materi akademik.
2. Anggota-anggota dalam kelompok diatur terdiri dari siswa yang berkemampuan rendah, tinggi, dan sedang.
3. Jika memungkinkan masing-masing anggota kelompok cooperative berbeda suku, budaya, dan jenis kelamin.
4. Sistem penghargaan yang berorientasi pada kelompok dari pada individu.
Dari uraian tinjauan tentang pembelajaran kooperatif ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaraan kooperatif memerlukan kerjasama antara siswa dan saling ketergantungan dalam pencapaian mengerjakan tugas, tujuan dan penghargaan. Keberhasilan individual dalam kelompok, sangat berarti untuk pencapaian suatu tujuan positif dalam belajar kelompok.
2. Unsur-unsur Cooperative Learning
Menurut Roger dan David Johnson (Anita Lie, 2008) ada lima unsur model pembelajaran Cooperative Learning yaitu:
1) Saling ketergantungan positif
Keberhasilan suatu kerja kelompok tergantung pada usaha setiap anggotanya, guru harus memberi tugas yang mengaktifkan seluruh anggota kelompok. 2) Tanggung jawab perseorangan
Setiap anggota kelompok dituntut untuk dapat menyelesaikan tugas yang menjaditanggung jawab kelompok. Maka setiap anggota kelompok harus melaksanakan tanggung jawabnya sendiri dan berpartisipasi aktif dalam mengerjakan tugas kelompok. 3) Tatap muka
Setiap kelompok harus diberi kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan ini akan memberi kesempatan kepada setiap kelompok membentuk kerjasama yang menguntungkan setiap anggota.
4) Komunikasi antar anggota Agar tugas yang diberikan dapat diselesaikan diperlukan kemampuan berkomunikasi, karena keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka.
5) Evaluasi proses kelompok
Guru memberi waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi hasil kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.
3. Langkah-langkah Pembelajaran cooperative
Dalam pembelajraan kooperatif terdapat enam langkah atau tahapan yaitu sebagai berikut: Tabel 1. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif
Fase Tingkah Laku Guru
Fase-1 Guru menyamaiakan semua tujuan Menyampaikan tujuan dan pembelajaran yang ingin dicapai pada memotivasi siswa pelajaan tersebut dan memotivasi siswa belajar. Fase-2 Guru menyajikan informasi kepada
Menyajikan informasi siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.
Fase-3 Guru menjelaskan kepada siswa Mengorganisasi siswa dalam bagaimana caranya membentuk kelompok kooperatif kelompok agar melakukan transisi secara efisien. Fase-4 Guru membimbing kelomok-
Membimbing kelompok bekerja dan kelompok belajar pada saat mereka belajar mengerjakan tugas mereka.
Fase-5 Guru mengevaluasi hasil belajar Evaluasi tentang materi yang dipelajari atau masing-masing kelompok mempersentasikan hasil kerjanya. Fase-6 Guru mencari cara-cara untuk
Memberi penghargaan menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.
B.
Numbered Head Together (NHT) Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berfikir bersama
adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa atau sebagai alternatif terhadap stuktur pembelajaran yang tradisional. Numbered Head Together (NHT) ini dirancang untuk lebih banyak melibatkan siswa agar dapat mengetahui sejauh mana siswa dapat memahami dan mendalami materi yang sudah dipelajari.
Dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh siswa, guru menggunakan struktur empat fase sebagai sintaks NHT yaitu: a. Fase 1: Penomoran Dalam fase ini, guru membagi siswa ke dalam kelompok kecil yang terdiri dari 3-5 orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5.
b. Fase 2 : Mengajukan pertanyaan Guru mengajukan sebuah peertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi. pe rtanyaan dapat amat sangat spesifik dan dapat berbentuk kalimat tanya. Misalnya, ” Apakah nama ibu kota jawa tengah?” atau berbentuk arahan, misalnya ” pasti setiap orang mengetahui 5 buah ibu kota provinsi yang terletak di pulau sumatra.”
c. Fase 3 : Berfikir bersama Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim.
d. Fase 4 : Menjawab Guru memanggil suatu nomor tertentui, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.
C. Prestasi Belajar 1. Pengertian Belajar
Pengertian belajar menurut para pakar pendidikan berbeda-beda yang satu dengan yang lainnya, akan tetapi mengacu pada prinsip yang sama yaitu setiap orang yang melakukan proses belajar akan mengalami perubahan pada dirinya dan memperoleh banyak pengetahuan.
Dalam Agus Suprijono (2009:9) beberapa pakar pendidikan mendefinisikan belajar sebagai berikut: a. Menurut Gagne: belajar adalah perubahan posisi atau kemampuan dicapai seseorang melalui aktivitas perubahan di posisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses perubahan seseorang secara ilmiah.
b. Menurut Traves: belajar adalah proses mengahsilkan penyesuaian tingkah laku.
c. Menurut Morgan: belajar adalah perubahan prilaku bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman.
d. Menurut Cronbach: belajar adalah perubahan prilaku sebagi hasil dari pengalaman.
Dalam Suyono dan Hariyanto (2011:9) Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki prilaku, sikap dan mengokohkan kepribadian.
Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, membaca, berlatih, berubah tingkah laku, atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. (Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005:21) 2.
Pengertian Prestasi Belajar
Winkels (1984:64) prestasi belajar adalah hasil usaha yang dapat diukur secara langsung dengan menggunakan tes. Jadi prestasi belajar dalah hasil dari kemampuan siswa dengan memperoleh hasil yang sebaik mungkin terhadap hal yang dilerjakan atau dilakukan pada waktu tertentu.
Prestasi belajar adalah sebagai penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya dilanjutkan dengan nilai tes atau nilai angka yang diberikan oleh guru (Kamus Besar Bahasa Indonesia:700)
Untuk mengetahui nilai hasil belajar siswa melalui kegiatan penilaian atau pengukuran hasil belajar dilakukan dengan proses evaluasi. Jadi evaluasi hasil belajar bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Di mana tingkat keberhasilan siswa ditandai dengan skala nilai berupa huruf, simbol atau angaka.
3.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar anatara lain adalah faktor intern dan faktor eksteren. Faktor intern adalah faktor- faktor yang timbul dari dalam diri siswa itu sendiri, sedangkan faktor eksteren adalah faktor-faktor dari luar diri siswa.
Faktor intern yang mempengaruhi prestasi belajar siswa meliputi beberapa hal yaitu:
1. Aspek Psikologis yaitu yang menyangkut aspek kejiwaan seperti minat, motivasi, sikap, presepsi, konsep diri, intelegensi, pandangan hidup, ataupun gaya hidup.
2. Aspek fisiologis yaitu seperti kesehatan jasmani, alat indra, serta kematangan fisik.
Sedangkan faktor eksteren yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah 1). Kondisi perekonomian keluarga. 2). Linkungan belajar. 3). Lingkungan tempat tinngal. 4). Lingkungan pergaulan. 5). Sarana dan prasarana. 6). Pola asuh orang tua. 7). Metode pengajar. 8). Sistem evaluasi. 9). Kurikulum pendidikan.
D.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 1. Pengertian IPS
Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan terjemahan dari apa yang di dunia pendidikan dasar dan lanjutan Amerika Serikat dinamakan social studies, sehingga IPS dapat diartikan penelaahan masyarakat (Daldjoeni,1981:6)
IPS merupakan kajian yang luas manusia dan dunianya. IPS juga merupakan pelajaran yang mengkaji, menelaah, menyoroti, dan membahas tentang kehidupan dan masalah-masalah sosial dari berbagai aspek kehidupan. Pembelajaran IPS juga merupakan proses memadukan berbagai pengetahuan sosial (Hasan 1991:3).
Bahan-bahan yang dikaji dalam ilmu pengetahuan sosial adalah polotik, ekonomi, budaya dan aspek-aspek lingkungan dari suatu masyarakat pada masa lalu, sekarang dan masa yang akan dating (Maxim dalam Rismiati:2008)
IPS merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat. Semua yang berkaitan dengan manusia dapat menjadi sumber IPS seperti, segala gejala, masalah, dan peristiwa tentang kehidupan manusia di masyarakat.
2. Pengertian Pembelajaran IPS
Pembelajaran IPS pada siswa sekolah dasar belum terlalu luas karena siswa SD belum mampu memahami keluasan masalah-masalah
sosial secara lengkap. Dengan belajar IPS diharapkan siswa dapat memperoleh pengetahuan, sikap, dan kepekaan terhadap masalah- masalah sosial yang dihadapi dalam kehidupan.
IPS merupakan kajian yang luas yang mempelajarai tentang manusia dan dunianya. IPS merupakan sistem pembelajaran yang mengkaji, menelaah dan menyoroti dan membahas kehidupan dan masalah-masalah sosial dari berbagai aspek kehidupan. Pembelajaran
IPS juga merupakan proses memadukan berbagai pengetahuan sosial (M.Hasan,1991:3).
3. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk Materi Kenampakan Alam dan Keragaman Sosial Budaya a. Standar Kompetensi (SK)
Standar kompetensi adalah tujuan umum yang harus dicapai dalam kegiatan pembelajaran. Standar Kompetensi (SK) yang diambil oleh peneliti pada penelitian tindakan kelas (PTK) adalah memahami sejarah kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten /kota dan provinsi b.
Kompetensi Dasar (KD)
Dari Kompetensi Dasar ini materi yang dibahas dalam kegiatan belajar mengajar adalah “Mendiskripsikan kenampakan alam di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi serta hubungannya dengan keragaman sosial dan budaya”. Merupakan
pembahasan mata pelajaran IPS yang cenderung mengarah pada ilmu geografi. Materi yang dibahas juga masih berkaitan dengan ekonomi, sosiologi dan yang lainnya. Yang berhubungan dengan topik tersebut tentu tidak akan dibahas secara keseluruhan, namun titik berat penekanan cenderung topik pada kompetensi dasar permasalahan tersebut.
E. Kerangka Berfikir
Dalam model Cooperative Learning tipe kepala bernomor siswa dibagi 4-5 orang dalam kelompok yang merupakan campuran berdasarkan tingkat prestasi, jenis kelamin. Saat bekerja kelompok siswa ditugaskan untuk mengerjakan materi yang diberikan oleh guru. Pada proses ini siswa ditugaskan untuk mengeluarkan pendapat mereka untuk memecahkan masalah yang diberikan. Siswa dituntut untuk bekerja dalam kelompok.
Sehingga siswa terlatih untuk menghargai pendapat orang lain.
cooperative learning tipe kepala bernomor merupakan model
pembelajaran yang bisa meningkatkan prestasi belajar siswa. Dengan model pembelajaran ini diharapkan siswa dapat saling bekerjasama dalam dalam kelompok kecil untuk menyelesaikan soal.
Dengan demikian diharapkan kualitas belajar siswa dapat meningkat dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Dengan proses pembelajaran cooperative learning diharapkan para siswa dapat menyelesaikan pokok-pokok materi yang diberikan oleh guru atau
berbagai sumber yang diberikan guru maupun pengalaman yang dimiliki masing-masing anggota, melalui unsur kerjasama dalam kelas.
F. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian pustaka di atas, dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut: “Pembelajaran dengan pendekatan model cooperative learning tipe kepala bernomor dapat meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa kelas IV SD Kanisius Gamping semester I tahun pelajarn 2011/2012”.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas
(PTK). PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar sekelompok peserta didik.
Dengan kata lain penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk kajian reflektif yang dilakukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi yakni masalah rendahnya prestasi belajar IPS siswa kelas IV. Untuk itu penelitian dimaksudkan untuk meningkatkan prestasi belajar IPS siswa kelas IV SD Kanisius Gamping dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe kepala bernomor.
B. Seting Penelitian 1. Subjek Penelitian
Peneliti memilih subjek penelitian siswa SD Kanisius Gamping Kelas IV semester 1 tahun pelajaran 2011/2012, yang berjumlah 30 siswa.
Yang terdiri dari 14 siswa perempuan dan 16 siswa laki-laki.
2. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada semester ganjil tahun pelajaran 20011/2012.
3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di SD Kanisius Gamping yang beralamat di Gamping Tengah Kecamatan Ambarketawang Gamping, Kabupaten Sleman Yogyakarta.
4. Objek Penelitian
Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah peningkatan prestasi belajar model Cooperative Learning tipe kepala bernomor dengan materi kenampakan alam dan keragaman sosial budaya dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
C. Desain Penelitian
1. Model penelitan Dalam penelitian ini peneliti memilih model spiral dari Kemmis dan Taggart. Berikut adalah bagan model spiral dari Kemmis dan Taggart (dalam Taniredja, Pujiati, Nyata 2011:24)
PERENCANAAN PERENCANAAN
SIKLUS I SIKLUS II
REFLEKSI TINDAKAN REFLEKSI TINDAKAN
PENGAMATAN PENGAMATAN Bagan model spiral dari Kemmis dan Taggart di atas menjelaskan tahap-tahap penelitaian tindakan kelas yang akan dilakukan dalam setiap siklus. Tahap-tahap tersebut meliputi perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Dalam tahap pertama yaitu perencanaan, penelitian untuk membantu peneliti melihat hal-hal yang terjadi selama tindakan berlangsung. Tahap yang kedua yaitu tahap tindakan, selanjutnya adalah tahap pengamatan. Tahap ini dimana peneliti mengamati terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung. Peneliti mencatat apa yang terjadi untuk memperoleh data yang akurat. Tahap yang terakhir pada setiap siklus adalah tahap refleksi. Pada tahap ini peneliti mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan dan apa yang sudah sesuai yang diharapkan.
Setelah pada tahap-tahap siklus pertama sudah terlaksana dan ternyata belum mencapai target yang diinginkan dengan hasil siklus tersebut, maka akan dilanjutkan pada siklus kedua. Tahap-tahap pada siklus kedua, sama dengan tahap-tahap siklus satu yaitu mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Siklus akan terus berlanjut jika pada akhir siklus tetap belum mencapai hasil atau target yang belum diharapkan
2. Rencana Banyaknya Siklus Banyaknya siklus direncanakan yaitu 2 siklus, hal ini dimaksudkan jika pada siklus pertama belum mencapai target yang diinginkan maka masih bisa diulang pada siklus kedua.
Tabel 2. Kriteria Ketuntasan