Aktualisasi diri pada aktivis gerakan mahasiswa berdasarkan teori Carl Rogers - USD Repository

AKTUALISASI DIRI PADA AKTIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS

  SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

  Oleh : Budhi Ardiyandhani

NIM : 039114108

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008

AKTUALISASI DIRI PADA AKTIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS

  SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

  Oleh : Budhi Ardiyandhani

NIM : 039114108

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

  Manusia adalah bagian dari alam semesta dan bersatu dengan inti universal Semua yang perlu kita lakukan adalah membuka hati kita dan membiarkan diri menjadi satu dengan waktu dan ruang yang ada …

  Wujud kehidupan tanpa pertentangan antara ego kita dan seluruh dunia.

  Jangan mengisolasi diri kita dari inti universal. Jangan memisahkan diri kita dengan kekuatan hidup

  Karya ini kupersembahkan untuk:

  Orang tua terbaikku (Thank’s Dad atas pengorbanan & kasih sayang yang tlah kau berikan slama 11 tahun terakhir ini ’n just for My Mom berbahagialah di sana, doaku slalu untukmu ... I Miss U ...)

  Kakak & adik-adik-Qu: Argo, Tha-Tha & Tyo (Makasih buat support- nya...Roda kehidupan akan slalu berputar & Aqu kan selalu ada untuk kalian...), ’n Mba’ Arum (yang sabar ya...)

  Semua orang terkasih, yang tlah memberi makna & warna serta berproses dalam kehidupanku … (moga makin menjadi pribadi yang dewasa ...)

  SEMOGA KARYA INI BERMANFAAT BAGI SEMUA PIHAK …

  v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 28 Maret 2008 Budhi Ardiyandhani

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRAK

AKTUALISASI DIRI PADA AKTIVIS GERAKAN MAHASISWA

BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS

  BUDHI ARDIYANDHANI Universitas Sanata Dharma

  Yogyakarta 2008 Penelitian ini menggunakan kerangka teori aktualisasi diri Carl Rogers.

  Teori aktualisasi diri Carl Rogers mengungkapkan bahwa aktualisasi diri individu ikut berperan dalam mengatasi perkembangan zaman serta perubahan-perubahan lingkungan. Hal ini menunjukkan bahwa peranan aktualisasi diri sejalan dengan peran aktivis Gerakan Mahasiswa yaitu untuk mengatasi berbagai permasalahan dan perubahan yang terjadi dalam masyarakat.

  Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan proses aktualisasi diri pada aktivis Gerakan Mahasiswa. Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif kualitatif, dengan pendekatan fenomenologi. Data penelitian diperoleh dengan metode wawancara semi terstruktur pada tiga orang subjek aktivis Gerakan Mahasiswa yang pernah menjabat sebagai koordinator Gerakan Mahasiswa. Analisis data berdasarkan respon verbal subjek penelitian.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivis Gerakan Mahasiswa cenderung mengalami peningkatan hidup secara eksistensial yaitu memiliki perilaku fleksibel dalam menangani suatu hal sesuai situasi yang dihadapi dan berperilaku kreatif baik ketika mengalami kegagalan atau tidak (subjek memiliki perilaku yang fleksibel dan kreatif). Berkaitan dengan peningkatan kepercayaan pada organisme, hal ini terjadi dalam dua dinamika. Dinamika pertama adalah aktivis Gerakan Mahasiswa cenderung tidak mengalami peningkatan kepercayaan pada organisme terkait dengan dirinya ketika menghadapi norma sosial, yaitu takut atas adanya penilaian dan reaksi negatif dari orang lain. Dinamika kedua adalah aktivis Gerakan Mahasiswa cenderung mengalami peningkatan kepercayaan pada organismenya, yaitu subjek cenderung mampu mengambil keputusan sendiri atas pilihan hidupnya.

  Kata kunci: aktualisasi diri, aktivis Gerakan Mahasiswa, peningkatan hidup secara eksistensial, peningkatan kepercayaan pada organisme.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRACT

SELF ACTUALIZATION TOWARD STUDENT MOVEMENT ACTIVIST

BASED ON CARL ROGERS THEORY

  BUDHI ARDIYANDHANI Sanata Dharma University

  Yogyakarta 2008

  This research employed the fundamental theory of self actualization by Carl Rogers. This theory revealed how self actualization plays a role of each individual’s portray in dealing with not only global development, but also in our environment changes. It furthermore, showed that the role of self actualization is come along with the role of Student Movement activists; that is to deal with current problems and changed that occurring in the society.

  This research aimed is to described the process of self actualization toward student Movement activists. Describe the qualitative study with the phenomenology approach was employed as the research design. Meanwhile, the research data was gained by conducting semi-structured interview to three student movement activists, who in the past experienced as student movement coordinators, as the research subject. The data analysis, therefore, was elaborated based on verbal responses of the research subject.

  The results of this research revealed that student movement activists tended to undergo an increasingly existential living in form of having flexible behavior as they encounter a critical situation and condition. In addition, they also behaved in a well creative attitude as they experienced failure or even success (subjects behaved in flexible and creative way). Related to the increasing trust in his organism, that happened in to two dynamica. The first dynamica is student movement activists tended not to experience the increasing trust in his organism if related to social norm, that is a cautious behavior toward the society’s negative reaction and judgement. The second dynamica is student movement activists tended to experience the increasing trust in his organism, that is subjects tended to determine their life choices instead.

  Key word: self actualization, Student Movement activist, increasingly existential living, and increasing trust in his organism.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

  Syukur tiada batas penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga pada akhirnya karya ini berhasil diselesaikan dengan baik. Berbagai proses dan pengalaman baru telah dilewati sejak awal pembuatan skripsi dan tentunya melibatkan berbagai pihak yang dengan hati terbuka memberikan motivasi bagi penulis. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya, penulis sampaikan kepada:

  1. Bapak P. Eddy Suhartanto, S. Psi., M. Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi yang telah memberi kesempatan pada mahasiswa untuk mengembangkan diri di Fakultas Psikologi.

  2. Ibu Silvia Carolina, M. Y. M, S. Psi., M. Si., yang telah memberikan dukungan bagi penulis agar segera menyelesaikan studi.

  3. Ibu Agnes Indar Etikawati, S. Psi., M. Psi., selaku dosen pembimbing akademik atas kebaikan dan kesediaan konsultasinya.

  4. Bapak Heri Widodo, S. Psi., M. Psi., sebagai dosen pembimbing skripsi yang berdedikasi tinggi, yang telah memberikan waktu, dukungan, masukan, pengertian, kritik dan teguran yang sangat berarti bagi penulis dalam penyusunan skripsi sehingga karya ini berhasil saya selesaikan (makasi

  banyak atas kesabarannya Pak…sukses slalu untuk Bapak…).

  5. Bapak C. Wijoyo Adinugroho, S. Psi, yang telah memberikan masukan- masukan lewat diskusi skripsi dan pengalaman hidup (sukses untuk studinya).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  6. Bapak Drs. Indarto, SU (alm), terima kasih pernah memberikan pesan yang konstruktif sehingga selalu menjadi spirit bagi penulis (saya bersyukur pernah

  

belajar dengan Bapak, itulah titik penggalian minat yang sesungguhnya).

  7. Semua dosen fakultas Psikologi yang telah memberikan kesempatan untuk berproses menimba pengetahuan (Bu Ratri, Bu Nimas, Bu Titik, Bu Ari, Bu Lusi, Pak Didik, Pak Pratik, Bu Tanti, Pak Minto, Pak Wahyudi, Pak Priyo, Bu Susan, Mba’ Eta, Pak Cahyo, Rm. Purnomo, Bu Dewa).

  8. Kedua orang tua & keluarga terkasih yang telah memberikan dukungan moral, spiritual, dan material selama hidup penulis (kalian yang terbaik untukku…).

  9. Keempat subjek penelitian, semoga tetap semangat untuk perjuangkan aspirasi sosial kalian... (meski salah satu subjek tidak sampai proses terakhir...).

  10. Bapak Tatang Iskarna, S. S., M. Hum. dan Drs. Bambang. L., M. Si., yang pernah memberikan kesempatan penulis untuk berkarya di PMB Humas USD serta mas Devy BAA ‘n teman-teman admission staff PMB.

  11. Romo Baskara T. Wardaya, S. J, Pak Tri, Mbak Monic, Mbak Endang di PUSDEP USD, yang menyediakan diri berdiskusi di awal pembuatan skripsi.

  12. Mas Muji, Mas Gandung, Pak Gie, Mbak Nani’, Mas Doni yang telah banyak membantu dalam semua hal terkait perkuliahan (makasih banget smuanya...)

  13. Semua sahabat yang sangat berarti dalam hidupku…thanks for everything...

  Anny & Devy (sobat suka duka-Qu), Sr. Hedwig (penasehat spiritual-Qu), Jane, Hanny, Dita, Anita, Fenty, Rachel, Toa …tempat berbagi pengalaman hidup dan kesediaan hati kalian untukku; Dadang UNAIR buat semua support-nya; Danang atas persahabatannya; Ronald sukses buatmu dimanapun sekarang berada;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Rubby atas bantuan dan diskusinya; Ade atas semangatnya; Galih untuk ide

  

brilliant -mu; Abe atas pemilihan dosen pembimbing; serta Anton, Arif, Ius &

Nanang yang telah membantu diskusi maupun teknis penting penyelesaian skripsi.

  Keluarga besar ‘Agatha kost’ (Bapak & Ibu Yoseph; Vita TI ‘04; Gatha, Ina, Beatrix, Stella, Reny, mb’ Desy; Nia, Sisco Yamie, Desi P. Mat ’05; mb’ Prima, Deta, Nisi, Hetty Farmasi).

  14. Keluarga Mahasiswa Buddhis USD 2004-2006 (Ivan, Sun Ming, Elvin, A Fu, Hansen, dkk) makasih untuk semua kebersamaan dan pembelajaran dharma- nya…jagalah spirit yang pernah kita bangun.

  15. BEMF Psikologi 2004-2005 (mas Adi dkk) dan BEMU 2005-2006 (Camelia dkk), makasih atas semua proses pembelajaran yang telah dilalui.

  16. Romo Agung, Sr. Okta, Fr. Didik, Mba’ Nita & Mba’ Tiwi di CM (Campus Ministry) USD, makasih atas semangat pluralisme-nya.

  17. FORMALIN (Forum Lintas Iman) USD: Bli Adi Banteng, Mba’ Ika, Mba’ Tina, Mayos UPN, Kak John...difference make as beautiful, thank’s 4 all.

  18. Temen-temen kelompok ex penelitian sosial Psi 2003 (Herdian, Mia, Benny, Indri, Rondang, Atok, ’n Diana), KKN angkatan 33 (Yenny, Manggar, Adit, Stella, Emma, Arien, Bambang)

  19. Marin, Ocha, Anna, Nana, Ita, (Psi ’03), Fanny, Tyas, Bella (Psi ’04), Hendrik UGM, Mufly & Surya-1 UNDIP, Dion TI ’03, Siska Man ’03, Heri TE ’02, Diana UAJY, Fr. Christ, Fr. Louis Butong, & Fr. OQ.

  20. Semua pihak dan teman-temanku yang tidak dapat disebutkan satu persatu…makasih atas pengalaman hidup yang kualami bersama kalian...

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL …………………………………………........ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………….. ii HALAMAN PENGESAHAN …………………………………...... iii HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …………………………… vi ABSTRAK ………………………………………………………… vii

  

ABSTRACT ………………………………………………………… viii

  LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ……… ix KATA PENGANTAR …………………………………………….. x DAFTAR ISI ………………………………………………………. xiii DAFTAR TABEL …………………………………………………. xvi DAFTAR SKEMA ……………………………………………… xvii BAB I PENDAHULUAN ………………………………………….

  1 A. Latar Belakang Masalah ………………………………….

  1 B. Perumusan Masalah ………………………………………

  8 C. Tujuan Penelitian ………………………………………….

  8 D. Manfaat Penelitian …………………………………………

  9

  1. Manfaat Teoretis ………………………………………

  9 2. Manfaat Praktis ……………………………………….

  9 BAB II DASAR TEORI ……………………………………………

  10 A. Gambaran Kepribadian Carl Rogers ……………………...

  10 1. Struktur Kepribadian ………………………………….

  10

  a. Organisme …………………………………………

  10 b. Diri ………………………………………………...

  12 c. Organisme dan Diri ……………………………….

  14 2. Dinamika Kepribadian ………………………………..

  15 a. Tendensi Aktualisasi ……………………………...

  15

  b. Aktualisasi Diri ……………………………………

  17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  c. Individu Yang Berfungsi Penuh

  (The Fully Functioning Person) ………………….. 25

  3. Aktualisasi Diri atau Proses Menuju Individu Yang Berfungsi Penuh (The Fully Functioning Person) …… 39

  B. Aktivis Gerakan Mahasiswa ………………………………

  43 1. Pengertian Aktivis …………………………………….

  43

  2. Gerakan Mahasiswa (GM) ……………………………

  43 a. Pengertian Gerakan Mahasiswa …………………..

  43

  b. Tujuan Gerakan Mahasiswa ………………………

  45 c. Aktivitas Gerakan Mahasiswa …………………….

  46 C. Proses Aktualisasi Diri Pada Aktivis Gerakan Mahasiswa Berdasarkan Teori Carl Rogers ……………………………

  47 BAB III METODE PENELITIAN ………………………………….

  51 A. Jenis Penelitian ……………………………………………

  51 B. Variabel Penelitian ..………………………………………

  52 C. Subjek Penelitian ………………………………………….

  54 D. Batasan Penelitian ………………………………………..

  55 E. Metode Pengumpulan Data ………………………………

  55 F. Prosedur Penelitian ………………………………………

  58 G. Metode Analisis Data ……………………………………

  59 1. Organisasi Data ……………………………………....

  59 2. Pengkodean …………………………………………..

  60

  3. Interpretasi ……………………………………………

  60 H. Keabsahan Data …………………………………………..

  61

  1. Credibility ……………………………………………. 61

  2. Dependability ………………………………………… 62 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .…………..

  63 A. Hasil Penelitian …………………………………………...

  63 1. Pelaksanaan Penelitian ………………………………..

  63

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  3. Deskripsi Subjek dan Hasil Penelitian………………..

  68 a. Subjek 1 …………………………………………...

  68 b. Subjek 2 …………………………………………...

  89

  c. Subjek 3 …………………………………………... 114

  4. Kategorisasi Hasil Penelitian …………………………. 143

  5. Hasil Penelitian Gabungan Ketiga Subjek …………… 144

  B. Pembahasan ………………………………………………. 145

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………. 157 A. Kesimpulan ………………………………………….......... 157 B. Saran ………………………………………….................. 158 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………...... 160 LAMPIRAN ………………………………………….................. 164

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Halaman

  1. Tabel 1. Pedoman Umum Wawancara

  (general guide interview) ………………………….. 56 2. Tabel 2. Identitas Subjek 1 (LR), 2 (RG) dan 3 (BX) .............

  67

  3. Tabel 3. Kategorisasi Hasil Wawancara ................................. 163

  4. Tabel 4. Kategorisasi Hasil Wawancara Lengkap................... 168

  5. Tabel 5. Hasil Penelitian Lengkap Persamaan dan Contoh Kasus Subjek LR, RG, & BX .............. 184

  6. Tabel 6. Ringkasan Persamaan Hasil Penelitian subjek LR, RG, dan BX ………………….............. 198

  7. Tabel 7. Persamaan dan Contoh Kasus Subjek LR & RG. .......... 199

  8. Tabel 8. Persamaan dan Contoh Kasus Subjek LR & BX ...... 207

  Persamaan dan Contoh Kasus Subjek RG & BX 9. Tabel 9.

  ............ 214

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

DAFTAR SKEMA

Halaman

  1. Skema 1. Proses Aktualisasi Diri berdasarkan

  

teori Carl Rogers …………………………………

  34

  2. Skema 2. Hasil penelitian subjek 1 …………………………

  72

  3. Skema 3. Hasil penelitian subjek 2 …………………………

  92

  4. Skema 4. Hasil penelitian subjek 3 ………………………… 117

  5. Skema 5. Hasil penelitian gabungan subjek 1, 2 & 3 ……… 144

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial. John Dewey (dalam Veerger, 1985), filsuf sosial Amerika, mengemukakan bahwa ada tiga pendapat

  mengenai konsep masyarakat dan hubungannya dengan individu. Konsep yang pertama yaitu individu ada untuk masyarakat, kedua bahwa masyarakat ada untuk individu, dan ketiga masyarakat dan individu saling tergantung dan berkorelasi satu sama lain. Oleh karena itu, mahasiswa sebagai individu yang merupakan bagian dari masyarakat sudah sewajarnya apabila mereka ikut berpartisipasi aktif atau berkontribusi dalam memajukan masyarakatnya.

  Mahasiswa memiliki citra akademis dengan kemampuan nalar logis, kritis, dan sistematis. Mahasiswa juga dikatakan memiliki kesadaran akan tugas bagi perubahan dan kemajuan kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Apabila dilihat dari perspektif tanggung jawabnya, mahasiswa dilihat sebagai perintis perubahan dan perbaikan (agent of social change) bagi kemajuan masyarakatnya. Mereka juga diharapkan agar mampu mengatasi berbagai permasalahan yang ada. Pada proses pematangan selanjutnya, mereka diharapkan memiliki ide-ide atau konsep-konsep yang berhubungan dengan persoalan real dalam kehidupan masyarakatnya (http:/www.bigs.or.id/bujet/5-3/artikel4.htm).

  Arbi Sanit (1990), tokoh intelektual yang aktif mengikuti perkembangan Gerakan Mahasiswa, juga mengemukakan dua peran pokok pemuda (mahasiswa).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Peran pertama adalah sebagai kekuatan korektif terhadap penyimpangan yang terjadi dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Hal ini berarti bahwa mahasiswa sebagai pemuda sebaiknya tidak tinggal diam ketika ada penyimpangan yang terjadi dalam masyarakat. Peran kedua adalah sebagai penerus kesadaran masyarakat luas akan problema (masalah) yang ada dan menumbuhkan kesadaran tersebut untuk menerima alternatif perubahan yang dikemukakan atau didukung oleh pemuda itu sendiri sehingga masyarakat berubah ke arah kemajuan (dalam Widjojo, 1999).

  Mahasiswa dalam merealisasikan perannya, tentunya dipengaruhi oleh karakteristik-karakteristik sesuai dengan tahap perkembangan yang sedang dialaminya, yaitu berada pada masa remaja akhir atau memasuki masa dewasa awal. Hurlock (1980) mengungkapkan bahwa remaja akhir memiliki beberapa karakteristik. Remaja akhir dalam konteks ini adalah mahasiswa. Karakteristik pertama, yaitu emosi mahasiswa cenderung meninggi. Mahasiswa memiliki keinginan untuk memberontak, tidak akan tinggal diam, dan melakukan perubahan ketika melihat sesuatu yang tidak disukainya. Karakteristik kedua yaitu mahasiswa berusaha untuk mencari identitas diri, terkait penjelasan mengenai siapa dirinya dan apa peranannya dalam masyarakat. Karakteristik ketiga, yaitu mahasiswa memiliki idealisme atau cita-cita, yang mana terkadang idealisme tersebut tidak realistik. Karakteristik keempat, yaitu mahasiswa bersikap ambivalen terhadap setiap perubahan. Mereka terlihat menginginkan dan menuntut suatu kebebasan, tetapi mereka cenderung takut bertanggung jawab pada akibat yang ditimbulkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Mahasiswa merupakan bagian dari pemuda. Karakteristik mahasiswa menurut Hurlock sejalan dengan pandangan Depernas (Dewan Perancang Nasional) yang mengemukakan bahwa sifat khas pemuda cenderung semakin berani, dinamis, revolusioner, radikal, dan kritis. Depernas (1961-1969) juga menyatakan bahwa semakin berkembangnya pengertian dan penghargaan akan nilai-nilai pada diri mahasiswa, maka akan semakin terbentuk pandangan hidup dan cita-citanya. Cita-cita mahasiswa tersebut sudah berorientasi pada kegiatan- kegiatan sosial, tidak hanya terbatas pada lingkungan keluarga dan sekolahnya (dalam Surakhmad, 1980). Karakteristik-karakteristik mahasiswa itu, mungkin dapat membantu atau menghalangi kemampuan mahasiswa dalam mengaktualisasikan dirinya.

  Rogers mengatakan bahwa individu yang bertambah besar (usianya) akan mengalami perkembangan “diri”. Pada masa ini, tekanan pada tendensi aktualisasi beralih dari segi fisiologis ke segi psikologis (berpusat pada kepribadian). Menurut pemikiran-pemikiran Rogers, dapat disimpulkan bahwa perubahan tendensi aktualisasi pada individu dimulai pada masa kanak-kanak dan berakhir pada masa adolesensi/ remaja (dalam Schultz, 1991). Setelah “diri” mulai muncul, maka akan terlihat kecenderungan ke arah aktualisasi diri, yang mana aktualisasi diri ini akan berlangsung terus dalam kehidupan individu.

  Menurut Hurlock (1980), masa awal mahasiswa berada dalam tahap perkembangan masa remaja akhir dan memasuki masa dewasa awal. Berdasarkan pemikiran Rogers dan Hurlock tersebut, berarti mahasiswa yang berada pada masa remaja akhir dan memasuki masa dewasa awal, dapat dikatakan sebagai individu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  yang sudah memasuki masa awal terjadinya aktualisasi diri. Proses aktualisasi diri mahasiswa ini akan dapat terus berlangsung pada masa dewasa awal, yaitu ketika mahasiswa berada di Perguruan Tinggi. Selanjutnya, pergerakan aktualisasi diri dapat mengalami pergerakan sampai sepanjang usianya. Batasan usia mahasiswa yang terlibat dalam organisasi Gerakan Mahasiswa sebagai bagian dari Gerakan Pemuda ini mengacu pada pandangan Depernas (Dewan Perancang Nasional).

  Depernas (1961-1969) menyatakan bahwa batas usia pemuda yang terlibat dalam organisasi Gerakan Pemuda yaitu antara 15-35 tahun (dalam Surakhmad, 1980).

  Dalam penelitian ini, usia mahasiswa yang menjadi subjek penelitian yaitu dimulai usia 18 sampai 35 tahun.

  Aktualisasi diri merupakan suatu proses yang tidak bersifat statis dan berlangsung terus dalam kehidupan individu serta berorientasi ke masa yang akan datang (Rogers, 1961). Pengaktualisasian diri individu dapat dicapai melalui perluasan pengalaman, pencarian stimulus, dan aktivitas-aktivitas lain yang bisa merangsang pengungkapan potensi-potensinya (Rogers, 1959, dalam Koeswara, 1989). Mahasiswa sebagai seorang individu juga tidak akan pernah berhenti untuk mencari aktivitas-aktivitas untuk mengaktualisasikan diri dan mengeksplorasi dunianya sesuai dengan bakat, minat, dan potensi yang dimilikinya.

  Berdasarkan kedua pemikiran di atas dapat dikatakan bahwa salah satu hal yang penting bagi mahasiswa dalam aktualisasi diri yaitu terlibat dalam aktivitas-aktivitas dan menemukan berbagai pengalaman dalam hidupnya. Salah satu aktivitas yang diikuti oleh mahasiswa yaitu terlibat dalam Gerakan Mahasiswa. Gerakan Mahasiswa dalam konteks ini adalah kegiatan yang dilandasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

spirit atau semangat kepemudaan dan ideologi tertentu yang bergerak untuk

  memperjuangkan kepentingan publik (rakyat) lewat berbagai aktivitas seperti berdiskusi serius, dialog, membuat petisi, demonstrasi, mogok, maupun terlibat dalam ruang ‘eksperimentasi’ yang lain. Ruang ‘eksperimentasi’ yang dimaksud adalah media untuk merealisasikan potensi mereka, seperti advokasi perburuhan, petani, Pedagang Kaki Lima, Sekolah Masyarakat, maupun Gerakan-Gerakan di bidang sosial lainnya. Mahasiswa yang terlibat dalam aktivitas Gerakan Mahasiswa dinamakan sebagai aktivis Gerakan Mahasiswa. Oleh karena itu, apabila melihat dari sudut pandang teori Carl Rogers, peneliti mengasumsikan bahwa aktualisasi diri dapat terbentuk dari pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari aktivitas atau keterlibatan mahasiswa dalam Gerakan Mahasiswa.

  Carl Rogers merupakan tokoh psikologi penganut aliran humanistik. Oleh karena itu, Rogers memandang individu dalam arah yang cenderung optimistik dan positif (Rogers, dalam Koeswara, 1989). Aktualisasi diri menurut Rogers (1961) merupakan proses pergerakan pengungkapan potensi-potensi individu ke arah pertumbuhan yang positif. Aktualisasi diri dipahami sebagai proses menuju tujuan akhir yaitu menjadi individu yang berfungsi penuh (fully

  

functioning person) . Individu yang berfungsi penuh ini ditandai dengan tiga

  karakteristik, yaitu adanya peningkatan keterbukaan terhadap pengalaman, peningkatan hidup secara eksistensial, dan adanya peningkatan kepercayaan pada organisme. Rogers (dalam Cremers, 1987) juga mengemukakan bahwa individu yang berfungsi sepenuh-penuhnya atau pribadi yang ideal merupakan gambaran ideal yang utopis. Meskipun demikian, dinyatakan bahwa individu dikatakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  “lebih baik” jika ia berusaha untuk mencapai pribadi ideal tersebut (bergerak ke arah adanya peningkatan tiga karakteristik fully functioning person), walaupun pribadi yang ideal itu tidak akan pernah dicapai sepenuh-penuhnya. Penelitian ini menggunakan konsep aktualisasi diri Carl Rogers yang beraliran humanistik yang memandang individu secara positif. Oleh karena itu, konsekuensi dari penggunaan konsep humanistik tersebut yaitu bahwa hasil penelitian ini akan cenderung melihat lebih banyak sisi positif dari aktivis Gerakan Mahasiswa.

  Dilihat dari segi peranan aktualisasi diri, dapat dikatakan bahwa aktualisasi diri merupakan hal yang penting karena pada akhirnya aktivis Gerakan Mahasiswa akan lebih mampu melakukan tanggung jawabnya dengan baik. Aktivis Gerakan Mahasiswa juga akan lebih dapat menyikapi berbagai kondisi, situasi, orang, masalah, atau pengalaman baru lainnya dalam lingkungannya yang tentunya syarat dengan kedinamisan dan perubahan secara lebih adaptif. Pandangan tersebut didasari oleh asumsi Rogers (dalam Schultz, 1991) yaitu bahwa aktualisasi diri individu ikut berperan dalam mengatasi perkembangan zaman serta perubahan-perubahan lingkungan. Aktualisasi diri juga penting bagi individu untuk dapat menyesuaikan diri dan memiliki fleksibilitas serta kreatifitas.

  Hal ini menunjukkan bahwa peranan aktualisasi diri sejalan dengan peran aktivis Gerakan Mahasiswa yaitu untuk mengatasi berbagai permasalahan dan perubahan yang terjadi dalam masyarakat secara lebih baik.

  Berkebalikan dengan peran penting adanya aktualisasi diri tersebut, apabila tidak ada proses aktualisasi diri pada aktivis Gerakan Mahasiswa maka mereka cenderung tidak akan mampu menjadi individu penggerak atau pelopor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  perbaikan bagi kemajuan masyarakatnya. Aktivis Gerakan Mahasiswa juga akan cenderung berperilaku yang tidak adaptif dan tidak kreatif atas situasi yang dihadapinya. Hal ini didasari oleh asumsi Rogers yang menyatakan bahwa individu yang tidak mengalami aktualisasi diri akan cenderung defensif, berperilaku tidak fleksibel, tidak spontan, dan tidak kreatif. Konsekuensi dari tidak adanya aktualisasi diri akan menyebabkan individu cenderung memilih kehidupan yang aman daripada mencari tantangan, dorongan, maupun rangsangan baru dalam hidupnya (dalam Schultz, 1991 dan Hall & Lindzey, 1993).

  Berikut ini merupakan salah satu contoh gambaran realita perubahan yang pernah terjadi dalam masyarakat Indonesia secara umum yaitu lahirnya era reformasi demokrasi yang disebabkan oleh masalah ekonomi politik. Permasalahan ekonomi politik tersebut diawali adanya penyerbuan markas Partai Demokrasi Indonesia pada tahun 1996 (peristiwa 27 Juli), tingkat kecurangan yang tinggi dalam Pemilihan Umum tahun 1997, krisis moneter pada akhir tahun 1997, runtuhnya pemerintahan presiden Soeharto pada Mei 1998, peristiwa Semanggi I November 1998, penolakan Sidang Umum MPR September 1999 yang berakhir dengan munculnya peristiwa Semanggi II hingga Januari-Agustus 2001 yaitu adanya tuntutan mundurnya Abdurrahman Wahid sebagai presiden RI dan peristiwa-peristiwa lain yang terjadi sampai tahun 2007.

  Para aktivis Gerakan Mahasiswa yang masih aktif saat ini, rata-rata merupakan aktivis yang tidak terlibat dalam melahirkan era reformasi. Meskipun demikian, keberhasilan penegakan demokratisasi atas peristiwa-peristiwa tersebut dapat ditentukan oleh peran aktif perjuangan aktivis Gerakan Mahasiswa, yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  mana didukung oleh aktualisasi diri. Oleh karena itu, perubahan-perubahan yang dilakukan aktivis pada peristiwa-peristiwa di atas dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam melihat aktualisasi diri aktivis Gerakan Mahasiswa yang ada saat ini.

  Berdasarkan paparan di atas, peneliti tertarik untuk perlunya melakukan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana aktualisasi diri atau proses menuju tercapainya individu yang berfungsi penuh (fully functioning

  

person) yang terjadi dalam diri para aktivis Gerakan Mahasiswa berdasarkan teori

Carl Rogers.

  B.

  

Perumusan Masalah

  Permasalahan pokok yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah: bagaimana aktualisasi diri pada aktivis Gerakan Mahasiswa berdasarkan teori Carl Rogers? C.

  

Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui deskripsi aktualisasi diri pada aktivis Gerakan Mahasiswa berdasarkan teori Carl Rogers.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Manfaat Penelitian 1.

   Manfaat teoretis

  a. Hasil penelitian dapat bermanfaat untuk memberikan wawasan pendeskripsian aktualisasi diri pada remaja akhir/ dewasa awal berdasarkan teori Carl Rogers.

  b. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memberikan kontribusi wacana di bidang Psikologi, terutama Psikologi Pertumbuhan, Psikologi Kepribadian maupun Psikologi Sosial mengenai deskripsi aktualisasi diri secara konkret pada diri remaja (khususnya remaja akhir/ dewasa awal).

2. Manfaat praktis

  a. Bagi aktivis Gerakan Mahasiswa, penelitian ini dapat membantu mereka untuk mengetahui deskripsi aktualisasi diri sehingga mereka dapat melakukan hal-hal yang fleksibel dan adaptif, serta kreatif.

  b. Bagi mahasiswa pada umumnya, hasil penelitian dapat memberi informasi mengenai bagaimana aktualisasi diri pada aktivis Gerakan Mahasiswa sehingga mampu memahami karakteristik maupun perilaku yang dilakukan oleh aktivis.

  c. Bagi pihak Universitas, hasil penelitian dapat digunakan untuk membantu melihat karakteristik pemikiran maupun perilaku aktivis Gerakan Mahasiswa sehingga akan menciptakan pemahaman dan interaksi yang lebih kondusif.

  d. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian serupa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  BAB II DASAR TEORI A.

Gambaran Kepribadian Carl Rogers

Carl Rogers memandang dirinya sebagai orang yang berpandangan

  humanistik dalam psikologi kontemporer. Psikologi humanistik memandang individu secara lebih penuh dengan harapan dan optimistik. Diri individu memiliki potensi-potensi untuk menjadi sehat dan tumbuh secara kreatif (dalam Hall & Lindzey, 1993). Hal tersebut berarti bahwa Rogers memandang individu dengan arah yang cenderung positif.

1. Struktur Kepribadian a.

   Organisme

  Rogers (1959) mengungkapkan bahwa organisme adalah tempat dari seluruh pengalaman. Pengalaman tersebut meliputi segala sesuatu yang secara potensial terdapat dalam kesadaran individu setiap saat. Pengalaman juga terdiri dari proses-proses psikologis, kesan-kesan sensoris, dan aktivitas-aktivitas motoris (Rogers 1951, dalam Suryabrata, 2003). Organisme adalah keseluruhan individu. Keseluruhan pengalaman tersebut disebut medan fenomenal. Medan fenomenal merupakan “frame of reference” atau kerangka pemikiran dari individu dan hanya dapat diketahui oleh individu tersebut. Tingkah laku individu tergantung pada kenyataan subyektif, bukan pada keadaan-keadaan perangsangnya atau kenyataan luar (Rogers, 1959, dalam Hall & Lindzey, 1993).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  11 Medan fenomenal berbeda dengan medan kesadaran. Medan kesadaran berisi sebagian dari pengalaman individu, sedangkan medan fenomenal merupakan keseluruhan dari pengalaman individu (Rogers, 1959, dalam Hall & Lindzey, 1993). Medan fenomenal terdiri dari pengalaman sadar dan pengalaman tak sadar, sehingga dikatakan bahwa sifat dari medan fenomenal adalah disadari dan tidak disadari. Sifat tersebut tergantung apakah pengalaman yang mendasari medan fenomenal itu dilambangkan atau tidak dilambangkan (Rogers, dalam Suryabrata, 2003). Meskipun demikian, organisme dapat membedakan kedua jenis pengalaman tersebut dan bereaksi terhadap pengalaman tak sadar, yang mana peristiwa ini disebut subsepsi (subception). Subsepsi adalah mekanisme ketika organisme diperingatkan akan adanya pengalaman yang mengancam dirinya (Rogers, 1961).

  Rogers (dalam Hall & Lindzey, 1993) mengatakan bahwa pengalaman yang tidak tepat disadari menyebabkan tingkah laku individu tidak adaptif.

  Individu dapat bertingkah laku secara realistis apabila ia mampu mencocokan informasi yang diterima dan yang mendasari pemikirannya dengan sumber informasi lain atas pengalaman-pengalaman yang disadari dengan dunia nyata. Tingkah laku individu menjadi tidak realistis ketika ia tidak atau kurang mampu mencocokan informasi yang diterima dan yang mendasari pemikirannya dengan sumber informasi lain atas persepsi-persepsi tertentu.

  Rogers (1977) mengemukakan bahwa hal-hal yang dialami atau dipikirkan individu merupakan dugaan sementara tentang suatu kenyataan, yang dapat benar atau salah (yang sebenarnya bukanlah kenyataan baginya). Individu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  12 akan mengambil keputusan apabila ia sudah mencocokan ketepatan informasi yang diterima dan yang mendasari pemikiran sementaranya dengan sumber- sumber informasi yang lain. Sebagian besar individu menerima begitu saja pengalamannya sebagai gambaran yang tepat tentang kenyataan dan tidak memperlakukannya sebagai hipotesis tentang kenyataan. Hal ini menyebabkan individu memiliki konsepsi yang salah mengenai diri maupun dunia luarnya.

  Rogers juga mengemukakan bahwa “pribadi yang utuh” adalah individu yang sepenuhnya terbuka pada data yang dialami dalam dirinya dan yang dialaminya dari dunia luar (dalam Hall & Lindzey, 1993).

  Rogers (dalam Suryabrata, 2003) mengemukakan sifat-sifat organisme yaitu sebagai berikut: 1) Organisme bereaksi sebagai keseluruhan terhadap medan phenomenal, dengan tujuan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.

  2) Organisme mempunyai satu motif dasar yaitu: mengaktualisasikan, mempertahankan, dan mengembangkan diri.

  3) Organisme mungkin melambangkan pengalamannya, sehingga hal itu disadari, atau mungkin menolak pelambangan itu, sehingga pengalaman- pengalaman itu tak disadari, atau mungkin juga organisme itu mengabaikan pengalaman-pengalamannya.

  b.

   Diri

  Diri adalah konseptual gestalt yang terorganisasi dan konsisten yang terdiri dari persepsi-persepsi tentang sifat-sifat dari diri subjek atau diri obyek dan persepsi-persepsi tentang hubungan-hubungan antara diri subjek atau diri obyek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  13 dengan orang-orang lain dan dengan berbagai aspek kehidupan beserta nilai-nilai yang melekat pada persepsi-persepsi ini. Sejalan dengan Rogers, Allport mengungkapkan bahwa gambaran diri yaitu bagaimana individu melihat dirinya dan pendapatnya tentang dirinya (dalam Schultz, 1991).

  “Diri” merupakan sebagian dari medan fenomenal, yang mana terbentuk karena lama-kelamaan terpisah dari medan fenomenal. Sifat-sifat “diri” yaitu berada dalam kesadaran meskipun tidak harus disadari; bersifat lentur dan berubah-ubah; suatu proses; suatu entitas spesifik pada setiap saat (Rogers, 1959, dalam Hall & Lindzey, 1993). Kelenturan dan kedinamisan sifat ‘diri’ akan muncul ketika adanya kedekatan antara diri real dan diri ideal. Kedekatan antara diri real dan diri ideal ini menyebabkan individu dapat melakukan penyesuaian diri. Apabila perbedaan jarak antara diri real dan diri ideal adalah besar, maka individu merasa tidak puas dan tidak dapat menyesuaikan diri (Rogers, dalam Hall & Lindzey, 1993). Rogers juga mengemukakan bahwa ‘diri’ merupakan suatu keseluruhan proses psikologis yang menguasai tingkah laku dan penyesuaian diri.

  ‘Diri’ dipahami sebagai suatu proses aktif yaitu berpikir dan mengamati.

  Rogers (dalam Suryabrata, 2003) mengemukakan bahwa diri (self) adalah bagian dari medan fenomenal yang terdeferensiasikan dan terdiri dari pola- pola pengamatan dan penilaian sadar atas “I” atau “me”. Sifat-sifat self (diri) yaitu sebagai berikut: 1) Self berkembang dari interaksi organisme dengan lingkungannya. 2) Self mungkin menginteraksikan nilai-nilai orang lain dan mengamatinya dalam cara (bentuk) yang tidak wajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  3) Self mengejar (menginginkan) consistency (keutuhan/kesatuan, keselarasan). 4) Organisme bertingkah laku dalam cara yang selaras (consistent) dengan self. 5) Pengalaman-pengalaman yang tak selaras dengan struktur self diamati sebagai ancaman.

  6) Self mungkin berubah sebagai hasil dari pematangan (maturation) dan belajar.

  Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa “diri” adalah bagian dari medan fenomenal yang terdeferensiasikan (pemisahan dari medan fenomenal), yang terdiri dari persepsi-persepsi (pola pengamatan dan penilaian sadar) tentang sifat-sifat dari diri subjek atau diri obyek dan tentang hubungan-hubungan antara

  

diri subjek atau diri obyek dengan orang lain dan dengan berbagai aspek

kehidupan beserta nilai-nilai yang melekat pada persepsi-persepsi ini.

  c.

   Organisme dan Diri

  Individu akan memiliki penyesuaian yang baik, matang, dan berfungsi sepenuhnya apabila pengalaman-pengalaman yang disadari yang membentuk diri sungguh-sungguh mencerminkan pengalaman-pengalaman organisme. Individu tersebut akan menerima pengalaman seluruh organismiknya tanpa merasa cemas atau terancam. Hal itu menjadikan individu mampu berpikir secara realistis. Tingkah laku individu menjadi tidak defensif dan pemikirannya tidak kaku

  

(rigid). Sebaliknya, individu akan menjadi lebih terbuka pada pengalaman-