Representasi materi pembelajaran fisika oleh dua orang guru fisika di dua sma Yogyakarta dan pengetahuan yang diduga mendasarinya - USD Repository

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

REPRESENTASI MATERI PEMBELAJARAN FISIKA OLEH DUA

ORANG GURU FISIKA DI DUA SMA YOGYAKARTA DAN

PENGETAHUAN YANG DIDUGA MENDASARINYA

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Fisika Oleh : Nuning Pudyastuti

  NIM : 051424014 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

  2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

HALAMAN PERSEMBAHAN

Di dalam hidup ini, semua indah pada waktunya.

  

Ada waktunya menabur

Ada juga waktu menuai.

Mungkin dalam hidupmu badai datang menyerbu,

Mungkin doamu bagai tak terjawab!

  

Namun yakinlah tetap.

Tuhan takkan terlambat!

Juga tak akan lebih cepat

  

Semuanya......

Dia jadikan indah tepat pada waktunya

Tuhan selalu dengar doamu!

  

Tuhan tak pernah tinggalkanmu!

Pertolongannya pasti’kan tiba tepat pada waktunya

Bagaikan kuncup mawar pada waktunya mekar

Percayalah.......

  

Tuhan jadikan semua indah pada waktunya

Hendaklah kita slalu hidup dalam Firmannya

Percayalah kepada Tuhan!

Nantikan dia bekerja pada waktunya.

  

Tuhan takkan terlambat

Juga tak akan lebih cepat

Ajarlah kami setia slalu menanti waktumu Tuhan

1 Korintus 10:13 & Pengkhotbah 3:11A

  Kupersembahkan karya kecilku ini untuk : ♥ Tuhan Yesusku ♥ Bapak dan Ibu sebagai tanda cinta serta baktiku

  ♥ Keluarga Besarku ♥ Almamaterku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  ABSTRAK

REPRESENTASI MATERI PEMBELAJARAN FISIKA OLEH DUA

ORANG GURU FISIKA DI DUA SMA YOGYAKARTA DAN PENGETAHUAN YANG DI DUGA MENDASARINYA

  Nuning Pudyastuti Universitas Sanata Dharma 2010 Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan representasi materi pembelajaran fisika oleh dua orang guru fisika dan pengetahuan yang diduga mendasarinya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subyek dalam penelitian ini adalah dua orang guru fisika. Penelitian dilaksanakan di dua Sekolah Menengah Atas yaitu di salah satu sekolah negeri di Yogyakarta dan salah satu sekolah swasta di Yogyakarta. Proses pengambilan data dilaksanakan pada bulan Juli 2009 - Agustus 2009. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah video rekaman proses pembelajaran, fieldnotes, dan pertanyaan wawancara.

  Representasi materi pembelajaran terlihat dari : media dan metode yang digunakan guru dalam menyampaikan materi, alur penyampaian materi, dan cara guru menyampaikan materi sehingga mudah dipahami siswa.

  Hasil penelitian menunjukkan : media yang digunakan guru A untuk menjelaskan gaya lorentz ialah papan tulis, alat peraga (tangan kanan dan 3 buah spidol). Media yang digunakan guru B untuk menjelaskan gerak peluru ialah papan tulis, rekaman gerak benda, dan power point. Metode yang digunakan guru A untuk menjelaskan gaya lorentz ialah ceramah, ceramah siswa aktif, demonstrasi, tanya jawab, dan problem solving (diskusi). Metode yang digunakan guru B untuk menjelaskan gerak peluru ialah ceramah, pendampingan individual, dan problem solving (diskusi). Alur penyampaian materi pelajaran yang dilakukan guru A : guru memulai dengan perumusan persamaan gaya lorentz pada kawat sejajar, cara menentukan arah gaya lorentz, penurunan persamaan gaya lorentz per satuan luas dan latihan soal. Sedangkan guru B : guru memulai dengan memberikan rekaman gerak benda, penurunan persamaan gerak parabola, dan latihan soal. Cara guru A menyampaikan materi tentang gaya lorentz dengan menyampaikan secara berulang-ulang, menggunakan media lebih dari satu, gerakan tangan, kalimat penekanan, dan memberikan tanda kotak pada hasil akhir persamaan. Sedangkan cara yang digunakan oleh guru B dalam menyampaikan materi tentang gerak peluru ialah menggunakan kalimat penekanan, peringatan, gerakan tangan, contoh peristiwa dalam kehidupan sehari-hari dan memberikan tanda kotak pada persamaan yang dianggap penting. Pengetahuan-pengetahuan yang diduga mendasari tindakan guru merepresentasikan materi pembelajaran, yaitu pengetahuan tentang media dan metode pembelajaran, materi, pengetahuan kondisi siswa, lingkungan, dan pengalaman mengajar yang berbeda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRACT

REPRESENTATION OF PHYSICS SUBJECT MATTER BY

TWO PHYSICS TEACHER IN TWO SENIOR HIGH SCHOOL

OF YOGYAKARTA AND KNOWLEDGE WHICH IS

THOUGHT AS THE BASIS

Nuning Pudyastuti

Sanata Dharma University

  

2010

This study aims at describing the representation of physics subject matter

by two physics teachers. This research is a descriptive qualitative research. The

subject of the research itself are two physics teacher. The research was carried out

in two Senior High School, one of them is Yogyakarta State Senior High School

and the other is private school. The research was done on July until August 2009.

Instrument which were used in this research is learning process video record, field

notes and interview scene.

  The forms of representation used by teachers is a generally representation

that usually used by teachers in general. The representation of subject matter

looked on : media and method used by teachers when delivered materials, material

delivery sequences, and how teachers deliver materials so students can easily

understand.

  The results of the research show: the media used by teacher A to explain

Lorentz force are a blackboard and demonstration (right hand and three markers).

The media used by teacher B to explain projectile motion are a blackboard, track

of movement object and powerpoint. The methods used by teacher A to explain

Lorentz force are lecturing, student active lecturing, demonstration, question and

answer, and problem solving. The methods used by teacher B to explain projectile

motion are lecturing, individual tutorial and problem solving. The sequence of

learning material delivery by teacher A : the teacher start with the formula of

Lorentz force equation on the parallel wires, how to determine the direction of

Lorentz force, Lorentz force per unit area equation deriving and exercises. While

the sequence of learning materials delivery on the teacher B : the teacher start

with by giving students track of movement object, equation deriving of parabola

motion, and exercises. The way teacher A delivered learning materials about

Lorentz force was by repeatedly explaining, using more than a media, hand it thus

ilustration, emphasizing, and giving a signal box on the equation. Whereas the

way used by teacher B in learning materials delivery about projectile motion was

using a emphasizing sentences, hands movements, event example in everyday life,

and giving a signal box on an important equation. Knowledges which teacher is

based on represented subject matter are knowledge about media and learning

methods, materials, knowledge about the condition of students, environments, and

the different of learning experiences.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus atas rahmat dan

berkatNya sehingga penyusunan skripsi yang berjudul ”Representasi Materi

Pembelajaran Fisika Oleh Dua Orang Guru Fisika Di Dua SMA Yogyakarta Dan

Pengetahuan Yang Diduga Mendasarinya” telah dapat penulis selesaikan.

  Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika. Penulis menyadari

bahwa penyusunan skripsi ini tidak dapat lepas dari dukungan berbagai pihak.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada :

  1. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya dan penuh kesabaran memberikan bimbingan, arahan dan masukan selama penyusunan skripsi ini.

  2. Dosen-dosen Pendidikan Fisika USD (Pak Domi, Romo Paul, Pak Sarkim, Pak Rohandi, Pak Kartika, Bu Maslichah, Pak Atmadi), yang telah memberikan ilmu dan membantu penulis selama di bangku kuliah.

  3. Bapak Drs. Rubiyanto, MM., selaku kepala SMA N 6 Yogyakarta yang telah berkenan memberikan ijin.

  4. Ibu Dra. Anna Harsanti selaku kepala SMA Stella Duce 2 Yogyakarta yang telah berkenan memberikan ijin.

  5. Bapak Drs. Doso Atmono selaku guru bidang studi Fisika di SMA N 6 Yogyakarta atas bantuan dan bimbingan selama penulis melaksanakan penelitian.

  6. Bapak Drs. Jarot Kaptono selaku guru bidang studi Fisika di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta atas bantuan dan bimbingan selama penulis melaksanakan penelitian.

  7. Drs. Severinus Domi, M.Si. dan Drs. A. Atmadi, M.Si. selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan demi penyempurnaan skripsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  8. Siswa-siswi kelas XIIA

  3 SMA N 6 Yogyakarta dan siswi-siswi kelas XI SMA Stella Duce 2 Yogyakarta, terima kasih atas kerja samanya.

  9. Pak Sugeng dan Mbak Heni atas bantuan dan pelayanannya di sekretariat JPMIPA.

  10. Bapak dan ibuku, serta segenap keluargaku atas segala bantuan materi, support dan doa.

  11. Teman-teman seperjuangan dalam tim proyek PCK (Prapti, Eni, Nita, Wido, Dini, Indah, Ambro, Agatha, Yoyok, Eva, Made) terima kasih atas kerjasamanya.

  

12. Nita Cicil yang telah membantu penulis menerjemahkan abstrak.

  13. Teman-teman P.Fis’05 (Ika, Prapti, Eni, Dini, Cici, Nita Cicil, Nita K, Rita, Ira, Feri, Wido, Era, Yosi, Wisnu, Nori, Tutik, Vega, Arun, Agus, Maya, Khoti, Asih, Meli, Iren, Dinar, Helen), yang telah membantu penulis selama di bangku kuliah. Sukses semuanya.

  14. Dona sahabatku. Terimakasih atas doa dan dukungannya.

  15. Teman-teman kost Pelangi makasih buat dukungannya.

  16. Semua pihak yang telah membantu kelancaran penulisan skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Terima kasih atas bantuannya. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh

karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik demi perbaikan skripsi ini.

Semoga skripsi ini berguna bagi para pembaca sekalian.

  Yogyakarta,

  30 Agustus 2010 Penulis

  

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

  

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN.......................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA............................................................. v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS.......................................................... vi

ABSTRAK.......................................................................................................... vii

ABSTRACT........................................................................................................ viii

KATA PENGANTAR........................................................................................ ix

DAFTAR ISI .................................................................................................... xi

  

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1 B. Dasar Teori ............................................................................................. 3

  1. Pembelajaran Fisika........................................................................... 3

  2. Dasar Pengetahuan Untuk Mengajar................................................. 4

  3. Pengetahuan Materi Pembelajaran (Content Knowledge)................ 5

  4. Pengetahuan Pedagogis (Pedagogical Knowledge).............................6

  5. Pedagogical Content Knowledge (PCK)…………………………… 7

  6. Komponen-Komponen PCK……………………………………….. 10

  7. Sumber-Sumber PCK………………………………………………. 12

  8. Representasi Pengetahuan………………………………………….. 12

  C. Batasan Masalah .................................................................................... 19

  D. Batasan Istilah ........................................................................................ 19

  1. Representasi……………………………………………………….. 19

  2. Alur Penyampaian Materi…………………………………………. 19

  E. Rumusan Masalah................................................................................... . 19 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  G. Manfaat Penelitian ................................................................................. 20

  

BAB II METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 21

A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 21 B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 22 C. Subjek Penelitian .................................................................................... 22 D. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 23 E. Instrumen Penelitian .............................................................................. 25 F. Desain Penelitian .................................................................................... 26 G. Metode Analisis Data.............................................................................. 28 H. Kesimpulan............................................................................................. 30

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 31

A. Deskripsi Subjek Penelitian ................................................................... 31 B. Pelaksanaan Penelitian ........................................................................... 33 C. Hasil Penelitian ...................................................................................... 36 D. Analisis Data .......................................................................................... 37 E. Pembahasan.............................................................................................. 92

BAB IV PENUTUP.............................................................................................115

A. Kesimpulan.............................................................................................. 115 B. Saran................................................................................................... .... .117 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. .118 LAMPIRAN-LAMPIRAN :

Lampiran 1 : Surat Permohonan Ijin Penelitian di SMA X ................................120

Lampiran 2 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di SMA X ...........121

Lampiran 3 : Surat Permohonan Ijin Penelitian di SMA Y ................................122

Lampiran 4 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di SMA Y.............123

Lampiran 5 : Field Notes Observasi di SMA X ..................................................124

Lampiran 6 : Field Notes Observasi di SMAY....................................................127

Lampiran 7 : Transkrip Data Video Pembelajaran Guru A.................................130

Lampiran 8 : Transkrip Data Video Pembelajaran Guru B..................................163

Lampiran 9 : Transkrip Data wawancara Guru A ...............................................196

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar mengajar adalah interaksi antara guru dan siswa. Proses belajar

  mengajar akan berhasil jika hasilnya membawa perubahan yang positif dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap dalam diri siswa. Sebagai suatu sistem, proses belajar mengajar mengandung sejumlah komponen yang meliputi tujuan, bahan pelajaran, metode, media dan sumber serta evaluasi belajar. Karena mengajar merupakan kegiatan yang sangat penting dalam proses pembelajaran, maka seorang guru dituntut untuk memiliki keprofesionalan.

  Upaya untuk meningkatkan kualitas tenaga pengajar yang profesional dan memiliki kompetensi di bidang ilmu dan pedagogis, pemerintah mulai memberikan kebijakan program sertifikasi guru melalui pendidikan profesi (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No 18, 2007). Dalam kebijakan ini, secara tegas dipaparkan bahwa kualifikasi akademis dan pedagogis merupakan komponen utama dalam pendidikan nasional. Oleh karena peran pengajar sangat penting, seorang pengajar yang profesional dituntut memiliki keahlian dan ketrampilan baik akademis maupun pedagogis agar secara optimal dapat mengembangkan kemampuan siswa. Menurut Kartika Budi (2005:102) guru yang profesional harus memiliki dua keahlian, yaitu : keahlian yang berkaitan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  dan keahlian yang berkaitan dengan bidang keguruan (pedagogy knowledge). Dua keahlian tersebut dikenal sebagai PCK (Pedagogical Content Knowledge).

  Shulman (1986) mengelompokkan PCK dalam dua kategori :

  a) Pengetahuan mengenai bentuk-bentuk representasi dan bagaimana bahan ajar disampaikan dalam pembelajaran sehingga konsep yang terkait mudah dipahami oleh siswa.

  b) Pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar, termasuk pengetahuan tentang kesulitan terhadap suatu topik, pra konsepsi dan konsepsi yang dibawa oleh siswa dari berbagai tingkat usia dan latar belakang terkait dengan materi ajar.

  Untuk menjadi guru yang baik orang terlebih dahulu harus menguasai materi

  

(content) , baru kemudian menguasai ilmu keguruan (pedagogy). Menurut Kartika

  Budi (2005:103) memiliki pengetahuan yang cukup tentang materi pembelajaran (konsep, prinsip, teori) dan menguasai pedagogi, belum cukup bagi guru fisika.

  Masih diperlukan keterampilan dan kreativitas untuk mengintegrasikan keduanya. Karena mengajar merupakan kegiatan yang kompleks, maka diperlukan keterampilan merepresentasikan pengetahuan materi (content) ke dalam bangunan yang dapat dimengerti, dicerna, dan diadaptasi oleh siswa.

  Berdasarkan latar belakang tersebut penulis ingin melakukan penelitian tentang : Representasi Materi Pembelajaran Fisika Oleh Dua Orang Guru

  

Fisika Di Dua SMA Yogyakarta Dan Pengetahuan Yang Diduga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Dasar Teori 1. Pembelajaran Fisika

  Pembelajaran pada hakekatnya merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Unsur yang terpenting dalam pembelajaran yang baik adalah (1) siswa yang belajar, (2) guru yang mengajar, (3) bahan pelajaran, dan (4) hubungan antara guru dan siswa (Paul Suparno, 2007:2).

  Pembelajaran menekankan pada kegiatan atau keaktifan siswa bukan kegiatan guru. Ukuran kualitas pembelajaran tidak terletak pada baiknya guru menerangkan, tetapi pada kualitas dan kuantitas belajar siswa, dalam arti seberapa banyak dan seberapa sering siswa terlibat secara aktif. Peran guru yang pokok adalah menciptakan situasi, menyediakan kemudahan, merancang kegiatan, dan membimbing siswa agar mereka terlibat dalam proses belajar secara berkesinambungan (Brooks dalam Kartika Budi, 2001:46). Tujuan pembelajaran akan tercapai apabila pengetahuan yang disampaikan dapat dipahami oleh peserta didik. Sebagai bagian dari IPA, pembelajaran fisika mempunyai tujuan sebagai berikut : a. Meningkatkan pengetahuan dasar mengenai alam sekitarnya.

  b. Meningkatkan keterampilan mengobservasi, melakukan eksperimen dan penggunaan matematika untuk lebih memahami alam sekitarnya.

  c. Meningkatkan pemahaman tentang adanya hubungan timbal balik antara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  d. Meningkatkan pemahaman tentang konsep, prinsip, dan teori sains untuk lebih dapat melihat adanya keteraturan di alam. (Wahyana, 1986:18).

2. Dasar Pengetahuan Untuk Mengajar

  Mengajar merupakan suatu kegiatan yang kompleks. Oleh karenanya guru terus dikondisikan untuk membuat keputusan-keputusan dalam situasi yang berbeda dan menentukan aktivitas apa saja yang harus dikerjakan. Guru harus selalu mempersiapkan perencanaan pelajaran sebelum mengajar dan merefleksikan apa saja yang telah tercapai.

  Shulman (1987) merupakan peneliti pertama yang mengusulkan suatu kategori menyeluruh dari pengetahuan guru, yaitu pengetahuan yang mendasari untuk mengajar. Dasar pengetahuan tersebut terdiri dari tujuh kategori : 1) Pengetahuan isi; 2) Pengetahuan pedagogi umum; 3) Pengetahuan kurikulum; 4) Pengetahuan isi pedagogis ( PCK); 5) Pengetahuan tentang para siswa; 6) Pengetahuan konteks bidang pendidikan; dan 7) Pengetahuan tujuan bidang pendidikan. (Sarkim, 2005:h. 40)

  Tiga kategori di antaranya saling berhubungan yaitu pengetahuan isi,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  kategori lain mengacu pada ilmu mendidik secara umum, siswa dan karakteristiknya, konteks bidang pendidikan dan tujuan bidang pendidikan (Shulman dalam Jan H.van Driel, 1998:h. 673).

3. Pengetahuan Materi Pembelajaran (Content Knowledge)

  Keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan sangat tergantung pada keberhasilan guru merancang materi pembelajaran. Materi pembelajaran pada hakekatnya merupakan bagian tak terpisahkan dari silabus, yakni perencanaan, prediksi dan proyeksi tentang apa yang akan dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran.

  Materi pembelajaran adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan. Secara terperinci pengetahuan materi pembelajaran mengacu pada jumlah dan kesatuan pengetahuan yang berada didalam dirinya dalam pikiran guru, termasuk pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur, keterampilan, dan sikap atau nilai).

  a. Fakta yaitu segala hal yang berwujud kenyataan dan kebenaran, meliputi nama-nama objek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, nama bagian atau komponen suatu benda, dan sebagainya.

  b. Konsep yaitu segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  c. Prinsip yaitu berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi terpenting, meliputi dalil, rumus, paradigma, postulat, teorema, serta hubungan antar konsep yang menggambarkan implikasi sebab akibat.

  d. Prosedur merupakan langkah-langkah sistematis atau berurutan dalam mengerjakan suatu aktivitas dan kronologi suatu sistem.

  e. Sikap atau nilai merupakan hasil belajar aspek sikap, misalnya nilai kejujuran, kasih sayang, tolong menolong, semangat dan minat belajar.

4. Pengetahuan Pedagogis (Pedagogical Knowledge)

  Selain memiliki pengetahuan mengenai materi, seorang guru harus memiliki pengetahuan dibidang pedagogis. Kompetensi pedagogis merupakan kompetensi utama yang harus dimiliki guru agar pengajaran yang dilakukan efektif dan dinamis. Kompetensi pedagogis dalam standar nasional pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat 3 butir (a) adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan, dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Seorang guru yang memiliki pengetahuan pedagogis yang mendalam akan mengetahui bagaimana caranya agar materi yang disampaikan dapat dipahami oleh siswa dengan mudah.

  Menurut Treagust & Harrison, 2000 penjelasan pedagogis dirancang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  pemahaman-pemahaman mereka, menimbulkan keingintahuan dan untuk memberikan motivasi. Jadi pengetahuan pedagogis ialah pengetahuan guru yang berhubungan dengan metode dan strategi yang digunakan guru untuk menyampaikan materi pembelajaran.

5. Pedagogical Content Knowledge (PCK)

  PCK dikenal sebagai sebuah komponen penting bagi pengetahuan guru profesional. Konsep tentang PCK pada awalnya diperkenalkan oleh Lee Shulman pada tahun 1986. Shulman membedakan pengetahuan materi untuk pengajaran yang disebut pengetahuan materi pengajaran (PCK). Pemahaman materi untuk mengajar tersebut merupakan pengetahuan yang berupa aspek materi yang berhubungan erat dalam mengajar. Pengetahuan tersebut termasuk : topik-topik yang paling sering diajarkan didalam materi pokok, bentuk-bentuk paling bermanfaat dari berbagai representasi, analogi-analogi yang paling kuat, dan penjelasan-penjelasan formal, termasuk pemahaman mengenai apa yang membuat pembelajaran topik-topik spesifik menjadi sulit ataupun mudah.

  Pembedaan yang dibuat Shulman mengenai dua jenis pemahaman materi yang berbeda dikemukakan oleh John Dewey. Dewey berpendapat bahwa setiap ilmu pengetahuan memiliki dua aspek : yang satu untuk ilmuwan dan yang satunya lagi untuk guru. Dua aspek tersebut tidak saling berlawanan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  pokok merepresentasikan ilmu pengetahuan untuk menempatkan permasalahan baru, memandu penelitian dan memperluas pengetahuan baru.

  Bagi guru berbeda. Guru menaruh perhatian pada merepresentasikan pengetahuan yang dimilikinya kepada murid, sehingga dengan mudah dapat dimengerti oleh para murid sesuai dengan tingkat perkembangan psikologisnya.

  Shulman 1986, mengenali PCK sebagai suatu pokok tertentu dalam pengetahuan. Ia menggambarkan bahwa PCK merupakan pengetahuan isi yang merepresentasikan aspek pedagogis yang perlu untuk mengajar secara efektif. Konsep PCK mengacu pada cara guru “menginterpretasikan dan mentransfer” pengetahuan dalam konteks kemudahan belajar bagi siswa. PCK meliputi pemahaman tentang berbagi kesulitan umum dan gambaran awal para siswa.

  Shulman (1987) menggambarkan PCK sebagai penggabungan pemahaman materi dan pengetahuan pedagogis. Ia menulis :

  It (PCK) represents the blending of content and pedagogy into an

understanding of how particular topics, problems, or issues are organised,

represented, and adapted to the diverse interests and abilities of learners,

and presented for instruction, (p.8)

  PCK merepresentasikan campuran isi dan pedagogi ke dalam satu pemahaman bagaimana topik-topik tertentu, permasalahan, atau isu-isu

diorganisir, direpresentasikan, dan disesuaikan dengan berbagai kepentingan

dan kemampuan-kemampuan yang berbeda dari para siswa, dan yang

diperkenalkan untuk instruksi, (p8) (seperti dikutip dalam Sarkim 2005, h.45)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Berdasarkan definisi tersebut PCK adalah perpaduan antara pengetahuan tentang materi pelajaran yang diajarkan dan pengetahuan tentang pedagogis yang memungkinkan guru menyajikan suatu topik pelajaran secara terorganisir sesuai dengan kemampuan dan minat siswa, tingkat perkembangan siswa, dan situasi tempat pembelajaran berlangsung (Shulman, seperti dikutip dalam Sarkim 2005:45). Dengan kata lain PCK menyiratkan suatu perubahan pengetahuan pokok dalam pemahaman guru dari mampu memahami materi pokok, menuju kondisi mampu menerangkan materi pokok dalam cara yang baru, menyusun kembali, mengungkapkan dalam aktivitas, didalam latihan-latihan, dan didalam contoh-contoh dan demonstrasi- demonstrasi sehingga dapat diserap oleh siswa. Menurut Shulman (1986) PCK dikelompokkan dalam dua kategori :

  a) Pengetahaun tentang bentuk-bentuk representasi dan bagaiman bahan ajar disampaikan dalam pembelajaran sehingga konsep mudah diterima dan dipahami oleh siswa. Pengetahuan ini meliputi : pengetahuan tentang model, contoh, dan ilustrasi yang paling efektif dengan bahan ajar tertentu.

  b) Pengetahuan yang mempengaruhi keberhasilan belajar, pengetahuan tentang kesulitan terhadap suatu topik, pra konsepsi dan konsepsi yang dibawa oleh siswa dari berbagai latar belakang dan usia terkait dengan bahan ajar.

  Lee Shulman dalam Kartika Budi, 2005:104 membangun gagasan tentang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  mengintegrasikan materi pembelajaran dan ilmu keguruan untuk kepentingan pembelajaran bagi siswa pada kondisi sekolah tertentu sesuai dengan kemampuan dan kerangka berpikir siswa dan strategi pembelajaran yang akan dipilihnya (Kartika Budi, 2005:104). Oleh karena itu, agar pembelajaran menjadi efektif, guru yang profesional dituntut memiliki dua kategori pengetahuan tersebut (PCK) dan mampu memadukanya.

6. Komponen-Komponen PCK

  Shulman memperkenalkan dua kategori pengetahuan luas yang berperan untuk pembentukan PCK : pengetahuan tentang materi pengajaran dan pengetahuan pedagogis. Ada dua komponen utama yang mempengaruhi PCK para guru : a. Pemahaman guru tentang pengetahuan yang dibentuk yang berhubungan dengan pengajaran termasuk materi pokok, pedagogi, dan lain-lain.

  b. Pemahaman guru akan konteks dimana pengajaran berlangsung.

  Komponen PCK tersebut digolongkan ke dalam tiga kategori, yaitu : ƒ Pengetahuan tentang kurikulum.

  Pengetahuan ini termasuk pengetahuan tentang isi atau materi pokok dan pengetahuan tentang dokumen kurikulum (atau kurikulum yang tercetak) dimana materi pokok diorganisir untuk tujuan pengajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  ƒ Pengetahuan tentang strategi pengajaran.

  Pengetahuan ini tidak hanya terdiri dari pengetahuan prosedural atau teknis tentang presentasi isi tetapi juga mencakup pengetahuan tentang teori-teori yang mendasari prosedur-prosedur teknis.

  ƒ Pengetahuan tentang para siswa.

  Grossman dalam Sarkim, 2005 mengidentifikasi pengetahuan tentang para siswa sebagai bagian dari pengetahuan tentang konteks. Menurutnya, pengetahuan tentang konteks juga termasuk pengetahuan tentang sekolah, komunitas, dan daerah. Lebih dari itu, dia juga berpendapat bahwa pengetahuan tentang para siswa tidak dibatasi pada pengetahuan tentang pemahaman siswa terdahulu tentang pengajaran isi. Ini mencakup juga pengetahuan tentang aspek yang berbeda dari pelajaran siswa (Sarkim, 2005).

  Dia menyatakan bahwa pengetahuan ini tidak hanya terdiri dari pengetahuan tentang pemahaman siswa terdahulu tapi juga pengetahuan tentang siswa secara umum, termasuk latar belakang budaya mereka. Pengetahuan tentang para siswa membantu guru untuk memutuskan tindakan-tindakan mana yang sesuai diterapkan dalam kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  7. Sumber-Sumber PCK

  Para guru memiliki bermacam sumber yang bisa diambil untuk mengembangkan PCK mereka. Sumber-sumber tersebut diperlukan dalam rangka untuk memahami faktor-faktor yang berperan bagi PCK guru. Sumber- sumber tersebut yaitu : a. Studi disipliner

  Studi disipliner dapat memberikan dasar pengetahuan tentang materi, struktur sintaktik, maupun pemahaman struktur substantif.

  b. Studi bidang pendidikan Studi bidang pendidikan meliputi studi tentang mengajar, belajar, pengembangan siswa, dan filosofis pendidikan. Studi tersebut disebut ilmu pendidikan formal dan sebagai praktek profesional.

  c. Pengalaman Para guru perlu terus menerus merekonstruksi dan mengembangkan pemahaman mereka tentang pengajaran yang berdasar pada pengalaman mengajar. Riset yang diselenggarakan oleh Adam dan Krockover, 1997 dalam Sarkim 2005 menunjukkan bahwa para guru berpengalaman mempunyai pemahaman lebih tentang PCK dibanding guru yang baru.

  8. Representasi Pengetahuan Representasi pengetahuan ialah proses mentransfer pengetahuan materi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  kata lain bagaimana seorang guru menyampaikan bahan ajar dalam pembelajaran sehingga konsep yang terkait dapat dipahami dan diserap oleh siswa dengan baik. Menurut Van der Valk dan Broekman dalam Baker & Chick (2006), bentuk-bentuk representasi meliputi cara guru membantu siswa mengorganisir kembali pemahamannya dan bagaimana metode-metode pembelajaran yang digunakan guru sehingga siswa memahami materi yang diajarkan. Termasuk didalamnya representasi yang digunakan guru dalam menyampaikan materi menggunakan media seperti power point, gambar, alat peraga, dan papan tulis.

  Kemampuan guru untuk dapat memilih bentuk-bentuk representasi yang meliputi penjelasan, analogi, demonstrasi dan contoh sangat diperlukan oleh guru. Guru tidak hanya sekedar menyampaikan materi pembelajaran kepada

  siswa tetapi juga membuat agar materi yang disampaikan menjadi mudah diterima oleh siswa. Agar materi pembelajaran mudah diterima siswa seorang guru harus bisa mentransformasi pengetahuanya tentang materi ke dalam bentuk kegiatan pembelajaran. Dalam Sarkim (2005)   proses transformasi isi materi pelajaran menjadi bentuk pembelajaran meliputi :

  ƒ Memilih atau menentukan konsep-konsep yang dipandang penting sesuai dengan tujuan pembelajaran. Pemilihan tersebut mungkin didasarkan pada kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari, atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  mendasari pemahaman konsep-konsep lain atau karena sering ditanyakan di dalam soal-soal ulangan atau ujian.

  ƒ Menyusun alur penyampaian bahan pelajaran. Alur penyampaian materi pembelajaran merupakan urutan atau rangkaian peristiwa selama dalam proses pembelajaran. Pada proses ini mungkin guru akan menyajikan bahan pelajaran mulai dari yang konkrit kemudian ke yang abstrak, dari yang sederhana kemudian ke yang lebih kompleks, atau penyampaian bahan pelajaran mengikuti alur yang ada pada buku atau alur penyampaian materi pembelajaran di susun oleh guru dengan alasan-alasan tertentu.

  ƒ Memilih jenis penjelasan untuk menjelaskan konsep-konsep yang diajarkan. Penjelasan dapat disampaikan secara logis-struktural, secara induktif berdasarkan fakta-fakta hasil pengamatan, menggunakan analogi-analogi, atau guru mempunyai cara lainnya yang memudahkan murid untuk memahami materi pelajaran. ƒ Memilih metode pembelajaran, misalnya metode ceramah, demonstrasi, eksperimen atau metode-metode lain yang dipilih oleh guru dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu.

  Oleh karena itu seorang guru dituntut memiliki keprofesionalan. Guru harus memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  profesional ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilatih oleh guru, antara lain (bdk. Trowbridge & Bybyee seperti dikutip dari Paul Suparno, 2007) : a. Penguasaan bahan fisika.

  Guru fisika harus menguasai bahan ajar yang akan diajarkan sehingga tidak menyebabkan miskonsepsi pada siswa. Untuk menunjang hal tersebut, guru harus terus belajar dan tidak boleh cepat puas diri. Sumber belajar fisika yang dapat dipergunakan untuk menambah pengetahuan, antara lain : internet, buku-buku baru, seminar, lokakarya, dan bertanya kepada tenaga ahli.

  b. Mengerti tujuan pengajaran fisika.

  Guru fisika yang baik harus mengerti tujuan dari pengajaran fisika. Dengan mengerti tujuannya, guru dapat mengarahkan siswa ke arah tujuan yang kebih efektif dan efisien. Guru perlu mengetahui tujuan umum pengajaran fisika seperti :

  ƒ

   Mengerti dan menggunakan metode ilmiah

  ƒ

   Menguasai pengetahuan fisika (konsep)

  ƒ

   Menggunakan sikap ilmiah

  ƒ

   Memenuhi kebutuhan pribadi dan masyarakat

  ƒ Kesadaran akan karir masa depan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  c. Guru dapat mengorganisasi pengajaran fisika.

  Guru fisika yang baik harus mempersiapkan pengajaran sesuai dengan tujuan. Ia harus mengerti cara mengajarkan bahan tersebut, dapat memilih alat dan sarana yang digunakan dalam pembelajaran, dapat memilih latihan yang akan diberikan kepada siswa selama proses pembelajaran.

  Termasuk merencanakan waktu yang diperlukan dan tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa.

  d. Mengerti situasi siswa.

  Pembelajaran fisika akan sungguh mengena dan menyenangkan bila situasi siswa diperhatikan. Beberapa situasi yang perlu diketahui ialah : konsepsi awal siswa, pemikiran siswa, konsep yang telah dipunyai, tingkah laku, perkembangan kognitif, mode dan kondisi psikologis siswa.

  Guru perlu mengerti bagaimana siswa menganggapi pembelajarannya, apakah senang, bosan atau malas, sehingga guru dapat membantu pembelajaran secara lebih kontekstual, sesuai dengan situasi siswa.

  e. Guru dapat berkomunikasi dengan siswa.

  Guru perlu melatih diri berkomunikasi akrab dengan siswa. Hubungan yang akrab dengan siswa perlu dibangun, kemampuan memotivasi, memberikan semangat, menegur, menggerakkan siswa perlu dilatih. Ketrampilan untuk mendekati siswa, membantu siswa belajar, dan juga kemampuan mendengarkan apa yang dirasakan dan diinginkan siswa perlu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  f. Guru menguasai berbagai metode.

  Karena situasi siswa bermaacam-macam guru fisika perlu menguasai berbagai metode sehingga dapat membantu siswa belajar dengan lebih baik. Menguasai berbagai metode mengajar dan memilih cara yang diminati siswa akan membuat siswa menyukai materi yang diajarkan.

  Beberapa metode yang dapat digunakan oleh guru untuk membantu proses belajar pada siswa antara lain :

  ƒ Metode ceramah Menurut Muhibbin Syah, 2000 metode ceramah yaitu metode

  mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Metode ini berbentuk penjelasan konsep, prinsip dan fakta.

  ƒ Metode ceramah siswa aktif Menurut Paul Suparno, 2007:160 model ceramah siswa aktif adalah

  model ceramah yang di sela-sela penjelasan, guru sering bertanya kepada siswa dan siswa diminta berpikir sebentar atau menjawab pertanyaan tersebut.

  ƒ Metode tanya jawab Metode tanya jawab ialah suatu metode dimana guru memberi

  pertanyaan kepada murid dan murid menjawab, atau sebaliknya. (Soetomo, 1993:150). Metode ini dapat merangsang siswa untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  jawab juga dapat digunakan untuk mengukur atau mengetahui seberapa jauh materi atau bahan pengajaran yang telah dikuasai siswa.

  ƒ Metode demonstrasi

  Menurut Paul Suparno, 2007:142 model pembelajaran dengan demonstrasi ialah model mengajar dengan pendekatan visual agar siswa dapat mengamati proses, informasi, peristiwa, alat dalam pembelajaran fisika. Tujuannya agar siswa lebih memahami bahan yang diajarkan lewat suatu kenyaataan yang dapat diamati sehingga mudah dimengerti. Melalui demonstrasi siswa dapat mengamati sesuatu yang nyata dan bagaimana cara kerjanya proses tersebut.

  ƒ Metode pendampingan individual Metode pendampingan individual ialah metode dimana guru melakukan pendekatan pada siswa satu per satu.

  ƒ Metode problem solving Menurut Paul Suparno, 2007:98 problem solving adalah model pembelajaran dengan pemecahan persoalan. Model problem solving dapat membantu mengatasi miskonsepsi. Siswa diminta untuk mengerjakan beberapa soal yang telah disiapkan guru. Dari pekerjaan tersebut dapat dilihat apakah gagasan siswa benar atau tidak. Metode problem solving disebut juga metode diskusi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  C. Batasan Masalah

  Dalam penelitian ini penulis hanya akan membatasi masalah pada representasi materi pembelajaran fisika tentang gaya lorentz dan gerak peluru.

  D. Batasan Istilah 1. Representasi

  Representasi adalah cara guru menyampaikan materi pembelajaran, sehingga konsep yang terkait mudah dipahami oleh siswa.

2. Alur penyampaian materi

  Alur penyampaian materi ialah urutan atau rangkaian peristiwa selama dalam proses pembelajaran.

E. Rumusan Masalah

  Sesuai dengan latar belakangnya, permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Bagaimana representasi materi pembelajaran fisika oleh dua orang guru fisika SMA di Yogyakarta?

  2. Pengetahuan apa saja yang diduga mendasari representasi materi tersebut?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  F. Tujuan Penelitian

  Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui representasi materi pembelajaran fisika oleh dua orang guru fisika SMA di Yogyakarta dan pengetahuan yang diduga mendasarinya.

  G. Manfaat Penelitian

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam bidang pendidikan diantaranya :

  1. Bagi peneliti sebagai calon guru Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi mengenai contoh bentuk-bentuk representasi guru dalam menyampaikan materi pembelajaran fisika yang nantinya dapat diterapkan pada saat terjun dilapangan. Bagi calon guru yang lain, penelitian ini dapat dijadikan sebagai alternatif model pembelajaran yang nantinya dapat digunakan untuk mengajar.

  2. Bagi guru yang bersangkutan Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan refleksi sehingga guru dapat meningkatkan PCK yang dimiliki.