Pemahaman guru fisika tentang materi pembelajaran dan hubungannya dengan proses pembelajaran dan penilaian hasil belajar.

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

vii

ABSTRAK

PEMAHAMAN GURU FISIKA TENTANG MATERI PEMBELAJARAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN

HASIL BELAJAR

(Studi Mengenai Seorang Guru Fisika pada Kelas XII IPA)

HELENA TRI WAHYUNI

Universitas Sanata Dharma 2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pemahaman guru tentang materi pembelajaran yang diajarkan. Selain itu juga, penelitian ini digunakan untuk melihat hubungan dari pemahaman guru tersebut terhadap proses pembelajaran yang berlangsung di kelas dan penilaian yang dilakukan.

Penelitian ini dilakukan di SMA Y, Kalimantan Barat. Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah seorang guru fisika kelas XII dan siswa-siswa kelas XII IPA SMA Y sejumlah 30 orang. Penelitian ini dilaksanakan pada akhir bulan Juli dan awal bulan Agustus 2012.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan observasi langsung. Dalam hal ini, data penelitian didukung dengan adanya dokumentasi data yang berupa nilai pretest, posttest dan ulangan kompetensi dasar. Penelitian ini dilakukan dengan melalui 3 tahapan, yaitu (1) wawancara dengan guru, (2) observasi langsung, dan (3) wawancara dengan siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa didalam pembelajaran tidak ada penjelasan formal, guru mengetahui materi yang lebih spesifik tetapi tidak mengaktualisasikannya, materi yang dianggap sebagai topik pokok adalah pengertian gelombang, metode yang sering digunakan ceramah, dan tidak terlihat guru menggunakan analogi dalam pembelajaran. Hal ini mengakibatkan proses pembelajaran yang kaku dan siswa lebih mengandalkan membaca buku daripada penjelasan guru untuk memahami materi. Keterbatasan penelitian ini adalah peneliti tidak mengukur tingkat pemahaman siswa mengenai materi gelombang.


(8)

viii

ABSTRACT

PHYSICS TEACHER UNDERSTANDING ABOUT THE LEARNING MATERIALS AND THE REATION WITH THE LEARNING PROCESS AND

RESULT OF LEARNING

( The Study A Physics Teacher Of XII SAINS Class)

TRI WAHYUNI, HELENA

Sanata Dharma University 2013

This study aimed to reveal the teacher understanding about the learning materials. In addition, this research is used to see the relationship of teacher’s understanding to the learning process and scoring in the class.

This research was coonductes in SMA Y, West Borneo. The subject in this research was a teacher class XII and 30 students of clas XII IPA SMA Y. This research was conducted in the end of July and the beginning of August 2012.

The instruments in this research were interview and direct observation. In this case the data is supported by documentation data in the form of pretest, posttest and basic competence test. This research was conducted through 3 stages:(1) interview with the teacher, (2) direct observation, and (3) interview with the students.

The results showed that in learning there is no formal explanation, the teacher knows the material but does not actualize more specific, material which is considered as the main topic is the understanding of the wave, which is often used lecture method, and was not seen that the teacher uses the analogy of learning. It resulted a

rigid learning process and rely more students read the book rather than the teacher’s

explanation to understand the material. Limitations of this study is the researcher

does not measure the level of the student’s understanding of wave materials.


(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME, yang telah melimpahkan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi prasyarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Skripsi ini membahas tentang “Pemahaman Guru Fisika Terhadap Materi Pembelajaran Dan Hubungannya Dengan Proses Pembelajaran dan Penilaian Hasil Belajar”.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat berjalan dengan baik tanpa proses yang panjang dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis secara khusus mengucapkan banyak terima kasih, kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim. M.Ed.Ph.D selaku dosen pembimbing skripsi dan dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, mengoreksi, saran dan kritik selama proses penulisan skripsi ini, dan nasehat selama masa perkuliahan.

2. Bapak Drs. Blasius Apin selaku kepala sekolah SMA Negeri di Kalimantan Barat yang telah memberikan waktu dan kesempatan kepada saya untuk melakukan penelitian.

3. Guru pengampu mata pelajaran fisika yang telah memberi waktu, ruang dan kesempatan kepada saya sehingga siswa-siswa kelas XII IPA dapat saya jadikan sebagai subyek penelitian.

4. Seluruh dosen JPMIPA dan staf-staf sekretariat JPMIPA yang telah membantu penulis dalam memberikan bimbingan dan pengarahan selama masa perkuliahan.


(10)

x

Kalimantan Barat atas segala doa, dukungan, jerih payah, pengorbanannya dan semua yang telah diberikan.

6. Buat sahabat-sahabatku Novi, Sinta, Ari, Linda, Eka, Kristin, Resty dan Mozez serta seluruh teman-teman seperjuangan pfis’08 yang selalu memberikan dukungan buatku.

7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan, doa, saran, kritik, dan dukungan selama kuliah sampai penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini, masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih bila ada kritik dan saran yang dapat membangun penulis. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi referensi bagi pembaca.

Yogyakarta, 24 Juli 2013 Penulis


(11)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v

LEMBAR PUBLIKASI SKRIPSI... vi

ABSTRAK... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR……… ix

DAFTAR ISI………... xi

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian………. 1

B. Pembatasan Masalah ……… 2

C. Rumusan Masalah.……….. 4

D. Tujuan Penulisan ……….... 4

E. Manfaat……….... 5

F. Hipotesis ... 6

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Belajar... 8


(12)

xii

C. Pemahaman Guru Tentang Materi Pembelajaran atau Pengetahuan Isi

(Content Knowledge) ... 12

1. Penjelasan Formal... 17

2. Pemahaman Mengenai Materi Pembelajaran Lebih Spesifik... 18

3. Topik Yang Paling Sering Diajarkan (Topik Pokok)... 19

4. Bentuk Pembelajaran Yang Paling Bermanfaat... 21

5. Analogi Yang Kuat... 22

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 25

B. Tempat dan Waktu Penelitian... 25

C. Subyek Penelitian ... 26

D. Instrumen Pengumpulan Data... 26

E. Teknik Pengumpulan Data... 27

1. Observasi ... 27

2. Wawancara ... 27

3. Dokumentasi Data ... 28

F. Teknik Analisis Data ... 28

1. Secara Kualitatif ... 28

2. Secara Kuantitatif ... 30

G. Desain Penelitian ... 31

BAB IV DATA, ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Data 1. Deskripsi Penelitian... 33

2. Latar belakang pendidikan guru... 35

3. Data a. Kualitatif ... 36


(13)

xiii

2) Wawancara ... 36

a) Peneliti dan Guru... 36

b) Peneliti dan Siswa... 36

b. Kuantitatif ... 37

B. Analisis... 37

1. Secara Kualitatif ... ... 37

a. Penjelasan formal ... 37

b. Pemahaman mengenai materi pembelajaran yang lebih spesifik... 44

c. Topik yang sering diajarkan (topik pokok)... 50

d. Bentuk pembelajaran yang paling bermanfaat... 52

e. Analogi yang kuat... 56

2. Secara Kuantitatif ... 59

BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan………... 65

B. Saran-saran……… 66

1. Bagi guru... 66

2. Bagi Peneliti Berikutnya... 67

3. Bagi Calon Guru... 67

DAFTAR PUSTAKA... 68


(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Daftar Pelaksanaan Penelitian...34

Tabel 4.2 Daftar Materi dan Metode Penyajian ...45

Tabel 4.3 Daftar Metode yang Digunakan ...53

Tabel 4.4 Perhitungan Data Dengan SPSS...60


(15)

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Permohonan Penelitian...71

Lampiran 2 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian...72

Lampiran 3 Data Video Hari I ...73

Lampiran 4 Data Video Hari II...78

Lampiran 5 Data Video Hari III ...80

Lampiran 6 Data Wawancara Peneliti dan Guru ...81

Lampiran 7 Data Wawancara Peneliti dan Siswa I ...84

Lampiran 8 Data Wawancara Peneliti dan Siswa II ...87

Lampiran 9 Soal Pretest...89

Lampiran 10 Soal Posttes...90

Lampiran 11 Soal Ulangan Kompetensi Dasar ...91

Lampiran 12 Nilai Pretes dan Posttest Siswa ...92

Lampiran 13 Nilai Ulangan Kompetensi Dasar Siswa ...93

Lampiran 14 Dokumentasi Pembelajaran di Kelas ...94

Lampiran 15 Dokumentasi Pekerjaan Pretest Siswa ...95

Lampiran 16 Dokumentasi Pekerjaan Posttest Siswa...97


(17)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh hampir seluruh manusia. Masalah belajar adalah masalah yang selalu aktual dan dihadapi oleh setiap orang. Banyak ahli pendidikan yang berusaha untuk membahas dan mencoba menghasilkan berbagai teori mengenai belajar itu sendiri. Kebenaran suatu teori tidaklah dipertentangkan lagi, akan tetapi yang menjadi hal penting dari hal tersebut adalah bagaimana teori tersebut diterapkan dengan tepat saji dalam praktiknya. Dalam proses belajar tidak disangkal lagi bahwa banyak faktor yang mempengaruhi, sehingga bagi pelaku belajar itu sendiri menjadi penting untuk mengatur dan mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar sehingga akan menghasilkan proses belajar yang optimal.

Pendidikan yang diselenggarakan untuk menghasilkan siswa yang berkompeten dapat terjadi apabila pendukung pelaksanaan pendidikan tersebut memiliki kompetensi yang baik pula. Pendukung tersebut tidak lain adalah guru yang memiliki kompetensi yang baik. Kompetensi dalam bahasa Indonesia merupakan serapan dari bahasa Inggris, competence yang berarti kecakapan dan kemampuan (Echols dan Shadily, 2002: 132). Kompetensi adalah kumpulan pengetahuan, perilaku, dan keterampilan yang harus dimiliki guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan. Kompetensi diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan


(18)

belajar mandiri dengan memanfaatkan sumber belajar (Jejen Musfah, 2011: 27)

Menurut Littrell (1984:310 dalam Jejen Musfah, 2011:29) penilaian kompetensi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung dan secara tidak langsung yang berkaitan dengan satu aspek maupun banyak aspek tergantung pada tujuan penilaiannya. Hakikat kompetensi adalah kekuatan mental dan fisik untuk melakukan tugas atau keterampilan yang dipelajari melalui latihan dan praktik.

Berdasarkan uraian di atas, maka guru perlu memiliki pemahaman materi dan mampu menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, bervariatif, dan dapat terus-menerus mengaktifkan siswa dalam membangun atau mengkonstruksi konsep-konsep dan pengetahuannya sehingga menjadikan siswa tersebut menjadi siswa yang berkompeten dan memahami materi dengan utuh. Hal ini yang mendorong penulis untuk dunia pendidikan terutama dunia belajar-mengajar yang dilakukan oleh guru yang lebih dalam berkaitan dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan yang dituangkan dalam tulisan yang berjudul:

Pemahaman Guru Fisika Tentang Materi Pembelajaran dan Hubungannya Dengan Proses Pembelajaran dan Penilaian Hasil Belajar”.

B. Pembatasan Masalah

Hampir seluruh manusia melakukan kegiatan yang dinamakan dengan belajar. Di mana kegiatan belajar tersebut pada kebanyakannya


(19)

dilakukan di sekolah. Proses belajar dipengaruhi oleh pelaku yang berkaitan dengan proses pembelajaran itu sendiri. Pelaku pembelajaran ada dua yaitu guru dan siswa. Guru adalah orang yang memberikan pengajaran pada proses pembelajaran dimana guru juga dianggap sebagai pelaku utama dari berhasilnya suatu proses pembelajaran yang dilakukan. Siswa adalah orang yang menerima pengajaran dari guru pada proses pembelajaran yang dilakukan. Dalam proses pembelajaran terkadang muncul permasalahan-permasalahan yang dapat menghambat keberhasilan dari pembelajaran itu. Kebanyakan permasalahan-permasalahan tersebut muncul dari pelaku utama (guru) yang berkaitan langsung dengan pembelajaran.

Contoh permasalahan yang muncul dari sisi guru pada proses pembelajaran ialah guru belum memiliki pemahaman dan pengetahuan mengenai materi pembelajaran yang cukup sehingga pada proses pembelajaran guru kurang memberikan penjelasan untuk memperjelas materi yang disampaikan. Permasalahan lain yang muncul misalnya cara pengajaran guru yang monoton sehingga mengakibatkan siswa menjadi bosan ketika belajar. Hal ini akan mengakibatkan siswa menjadi malas untuk mengikuti pelajaran. Masih banyak lagi permasalahan-permasalahan yang muncul pada proses pembelajaran.

Permasalahan-permasalahan tersebut yang akhirnya mengajak penulis untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran yang lebih mendalam, terutama mengenai pembelajaran


(20)

yang berlangsung di kelas. Dalam hal ini, penulis akan melakukan pengamatan pada pembelajaran Fisika yang dilakukan oleh guru Fisika. Pengamatan ini lebih menekankan pada pemahaman guru mengenai materi pembelajaran yang akan disampaikan dalam proses pembelajaran dan pengaruhnya. Agar tidak terjadi pemikiran yang semakin berkembang, maka penulis melakukan pembatasan masalah.

Dalam hal ini, penulis hanya akan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan pemahaman guru mengenai materi pembelajaran dan proses pembelajaran yang berlangsung. Hal-hal tersebut meliputi: (1) Pengertian Belajar; (2) Tugas utama guru; dan (3) Pemahaman Guru tentang Materi Pembelajaran atau Pengetahuan Isi (Content Knowledge).

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, penulis merumuskan permasalahan: Bagaimanakah pemahaman guru fisika tentang materi pembelajaran dan hubungannya dengan proses pembelajaran dan penilaian yang dilakukan oleh guru terhadap hasil belajar?.

D. Tujuan Penulisan

Ada 3 tujuan yang hendak dicapai oleh penulis dalam hal ini, antara lain adalah:


(21)

2. Mengetahui proses pembelajaran yang berlangsung dengan pemahaman yang dimiliki oleh guru.

3. Mengetahui hubungan antara pemahaman guru terhadap penilaian yang dilakukan oleh guru tersebut.

E. Manfaat

Manfaat yang dihasilkan dari penulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Dilihat secara teoritis

Secara teoritis, penulisan ini memiliki manfaat untuk penulis melihat bahwa pemahaman guru tentang materi pembelajaran memiliki hubungan terhadap proses pembelajaran yang berlangsung dan penilaian yang dilakukan oleh guru.

2. Dilihat secara praktis

Jika dilihat secara praktis, penulisan ini dapat menambah pengetahuan peneliti bahwa sebelum melakukan proses pembelajaran diperlukan sebuah persiapan yang matang. Persiapan pembelajaran yang baik lebih mengutamakan dari sisi penguasaan materi apabila dilihat dari sisi guru pada khususnya. Jika guru telah memiliki pemahaman materi dengan baik maka akan memberikan dampak baik dalam proses pembelajaran yang berlangsung. Begitu juga sebaliknya, apabila dalam pembelajaran guru tidak memahami materi dengan baik maka akan menghasilkan pembelajaran yang kurang maksimal.


(22)

F. Hipotesis

Hasil dari penulisan ini dapat dinyatakan dalam hipotesis sebagai berikut:

“ Pemahaman Guru Fisika Tentang Materi Pembelajaran Akan


(23)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam pembelajaran yang dianggap sebagai hal terpokok adalah guru dan siswa. Guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (guru dalam http://id.m.wikipedia.org/wiki/guru). Siswa adalah komponen masukan dalam sistem pendidikan yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional (siswa dalam http://id.m.wikipedia.org/wiki/siswa). Akan tetapi, kenyataan yang terjadi saat ini, guru bukanlah satu-satunya sumber pengetahuan. Hal tersebut disebabkan oleh perkembangan teknologi saat ini yang sudah banyak menyediakan sumber-sumber pengetahuan bagi siswa.

Guru dituntut bukan hanya menjadi seorang pendidik saja, tetapi lebih menjadi pendidik yang profesional. Untuk menjadikan pendidik yang profesional maka guru harus mampu mengikuti perkembangan pengetahuan dan teknologi serta hal-hal yang berkaitan dengan pembentukan keprofesionalitasan guru tersebut. Keprofesionalan guru dapat dilihat dari salah satu faktor yang menonjol yaitu pemahaman materi atau pengetahuan isi yang tercakup dalam content

knowledge.

Dalam pembelajaran, ada dua faktor penting yang mempengaruhi berhasil atau tidaknya proses pembelajaran tersebut. Kedua faktor itu adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berada pada diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang ada diluar diri


(24)

individu yang belajar. Faktor internal meliputi faktor jasmani (kesehatan dan cacat tubuh), faktor Psikologi (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan) dan faktor kelelahan. Faktor eksternal meliputi faktor keluarga, faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, metode belajar dan tugas rumah) dan faktor masyarakat atau lingkungan.

A. Pengertian Belajar

Kegiatan pokok dari proses pendidikan adalah belajar. Oleh karena itu muncul bermacam-macam pengertian yang diungkapkan oleh para ahli pendidikan mengenai pengertian belajar itu sendiri. Selain muncul beraneka ragam pengertian belajar, muncul juga bermacam-macam jenis-jenis belajar, teori belajar dan prinsip-prinsip belajar yang diutarakan oleh para ahli tersebut.

Secara Psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan pokoknya. Perubahan itu akan menyatu dalam seluruh aspek tingkah laku. Oleh karena itu, belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2010 : 2).

Ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar diatas diantaranya adalah perubahan yang dilakukan secara sadar, kontinu dan


(25)

fungsional, bersifat positif dan aktif, permanen, bertujuan dan terarah, serta harus mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan tingkah laku yang dimiliki oleh pelaku belajar tersebut. Selain itu, belajar juga terdiri dari berbagai jenis yang antara lain adalah belajar bagian, belajar dengan wawasan, dan belajar secara global. Jenis-jenis belajar tersebut tidak terlepas dari prinsip belajar yang mendasarinya.

Menurut Wikipedia, belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat

menunjukkan perubahan perilakunya (belajar dalam

http://id.m.wikipedia.org/wiki/belajar).

Belajar adalah suatu proses perubahan sikap dan tingkah laku setelah terjadi interaksi dengan sumber belajar. Sumber belajar dapat berupa buku, lingkungan, guru atau sesama teman (Wulansih, 2009: 14).

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan sangat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarga sendiri (Muhibbin Syah, 1995:88 dalam Wulansih, 2009:14).

Jadi dari uraian di atas, belajar dapat diartikan sebagai suatu proses menuju suatu perubahan yang dipengaruhi oleh perubahan tingkah laku


(26)

yang seharusnya dilakukan secara sadar oleh pelaku belajar itu sendiri. Selain itu juga, belajar yang baik adalah belajar yang didasari oleh prinsip-prinsip belajar untuk menjadikan belajar itu menjadi maksimal. Proses belajar yang akan dilakukan juga harus bisa disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada disekitarnya.

B. Tugas Guru

Tugas guru pada saat ini bukan hanya menjadi pendidik pada proses pembelajaran. Akan tetapi, guru juga harus mampu menjadi multifungsi pada saat proses pembelajaran. Menurut Asmani (2009: 39-55) Guru memiliki beberapa fungsi dan tugas yang secara umum antara lain :

1. Sebagai pendidik

Tugas utama guru adalah mendidik murid-murid sesuai dengan materi pelajaran yang akan diberikan. Dalam hal ini, ilmu adalah hal terpenting atau syarat utama. Sehingga guru memerlukan kepandaian yang khusus dalam mendidik siswa didiknya menjadi lebih baik dan mampu berkembang dengan baik.

2. Sebagai leader atau pemimpin

Guru juga seorang pemimpin kelas. Oleh karena itu, guru harus mampu menguasai kelas, mengendalikan kelas dan mengarahkan kelas menuju tercapainya tujuan pembelajaran yang berkualitas. Tidak hanya hal diatas yang harus dimiliki guru, guru juga harus memiliki sikap terbuka, demokratis, dan menghindari cara-cara kekerasan dalam memimpin kelas.


(27)

3. Fasilitator

Dalam hal ini, guru bertugas memfasilitasi murid untuk menemukan dan mengembangkan bakatnya secara pesat. Guru harus siap menjadi fasilitator yang demokratis profesional, karena dalam perkembangan informasi, teknologi dan globalisasi yang begitu cepat. Hal tersebut menuntut guru untuk terus belajar meningkatkan kemampuan, siap dan mampu menjadi pengajar sepanjang hayat, bahkan tidak menutup kemungkinan untuk belajar dari peserta didiknya.

4. Motivator

Sebagai motivator, guru harus mampu membangkitkan semangat dan mengubur kelemahan anak didiknya baik dilihat dari segi latar belakang keluarganya dan sebagainya. Guru adalah psikologi yang diharapkan mampu menyelami psikologi anak didiknya

5. Administrator

Tugas administrasi sudah melekat dalam dirinya mulai dari saat melamar pekerjaan menjadi guru hingga menjadi guru. Tujuan dalam hal ini supaya guru mempunyai catatan terhadap anak didiknya.

6. Evaluator

Guru bukan hanya mengajar yang dalam artian menyampaikan materi kepada siswa dari guru. Akan tetapi guru juga harus menjadi evaluator yang baik dalam melihat perkembangan anak didiknya.


(28)

Jadi dari penjelasan di atas, selain menjadi seorang pendidik dan penyampai pengetahuan/materi , guru juga memiliki tugas sebagai leader atau pemimpin, fasilitator, motivator, administrasi dan evaluator. Oleh karena itu, guru dituntut mampu untuk memenuhi dan menguasai hal-hal yang berkaitan dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakan dan diemban oleh guru.

C. Pemahaman Guru Tentang Materi Pembelajaran atau Pengetahuan Isi

(Content Knowledge)

Kata pemahaman berasal dari kata “paham” yang secara umum dapat

diartikan sebagai mengerti benar atau tanggap secara benar atas sesuatu hal yang dapat berkaitan dengan pengetahuan, pendapat, pandangan dan hal-hal lain yang ingin diketahui. Akan tetapi jika kata paham tersebut kita tambahkan imbuhan pe- an sehingga menjadi kata pemahaman akan dapat diartikan sebagai proses atau perbuatan atau cara untuk mempelajari suatu hal dengan sebaik-baiknya. Dari penjelasan itu, pengertian pemahaman secara umum adalah suatu proses, cara untuk memperoleh pengetahuan dan mempelajari atau mengerti banyak hal supaya terjadi proses perubahan dari tidak tahu menjadi tahu secara benar.

Pemahaman bukan kegiatan berfikir semata, melainkan pemindahan letak dari dalam diri ke suatu situasi di dunia orang lain, sehingga dalam hal ini pemahaman merupakan suatu kegiatan pemikiran yang dilakukan secara diam-diam. Pemahaman mencakup tujuan, tingkah laku, atau tanggapan


(29)

yang mencerminkan sesuatu pemahaman yang termuat dalam satu komunikasi (Poesprodjo, 1987: 52-53 dalam Windiastuti, 2010: 15).

Kata pemahaman (Comprehension) atau kemampuan untuk memahami ini umumnya mendapat penekanan dalam proses belajar mengajar. Pemahaman mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari. Oleh sebab itu, baik guru maupun siswa dituntut mampu memahami atau mengerti dengan apa yang akan diajarkan dan yang akan diajarkan, serta mengetahui apa saja yang sedang dikomunikasikan dan dapat dimanfaatkan.

Menurut Sudjana (1992: 24) pemahaman dapat dikategorikan menjadi 3 tingkatan, yaitu:

1. Pemahaman terjemahan.

Pemahaman terjemahan adalah pemahaman yang memiliki tingkatan paling rendah. Dimana pemahaman ini mulai dari menerjemahkan dalam arti yang sebenarnya, mengartikan dan menerapkan konsep-konsep. Apabila hal tersebut telah dapat dilakukan oleh seseorang, maka orang tersebut telah memiliki pemahaman akan sesuatu hal namun belum baik.

2. Pemahaman penafsiran.

Pemahaman penafsiran merupakan tingkat pemahaman yang kedua. Pemahaman penafsiran yaitu kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian terendah dengan yang diketahui berikutnya atau menghubungkan beberapa bagian grafik dengan


(30)

kejadian. Selain itu juga, pemahaman penafsiran menuntut seseorang untuk mampu membedakan hal yang pokok dan tidak pokok untuk dipahami. Dalam hal ini seseorang harus mampu mengetahui tingkat kedalaman hal yang ingin dipahaminya.

3. Pemaknaan ektrapolasi.

Tingkatan pemahaman yang terakhir adalah tingkat kemampuan untuk pemaknaan ektrapolasi. Dimana dalam hal ini, pemahaman dapat diartikan sebagai kemampuan untuk membuat kesimpulan yang dihubungkan dengan implikasi dan konsekuensinya.

Sesuai dengan kategori yang telah dijelaskan di atas maka, diawal pembelajaran guru harus mampu menerjemahkan materi yang akan disampaikan ke dalam arti yang sebenarnya baik secara pengertian maupun penerapan prinsip-prinsip. Pada tingkatan kedua, guru harus mampu membedakan materi yang paling pokok untuk disampaikan dengan materi yang kurang pokok, walaupun pada dasarnya semua materi pembelajaran harus disampaikan. Bagian ini, digunakan untuk membantu guru dalam membagi waktu ketika menyampaikan materi tersebut di kelas. Pada tingkatan yang terakhir, guru harus mampu menyimpulkan materi yang disampaikan atau yang dipelajarinya menjadi satu kesatuan yang utuh.

Pengetahuan materi (content knowledge) lebih mengacu pada jumlah dan kesatuan pengetahuan yang pada hakikatnya berada dalam pikiran seorang guru. Hal-hal yang ada dalam pengetahuan materi adalah


(31)

pengetahuan tentang fakta-fakta, konsep-konsep dan struktur intaktis dan substantif dari pengetahuan (Sarkim, 2005 dalam Windiastuti 2010: 18).

Menurut Schwab, (dalam Suwido, 2010: 20) kesimpulan untuk pengetahuan isi diperoleh dari struktur substantif dan struktur sintaktis. Struktur substantif adalah variasi cara yang mana merupakan konsep dasar dan prinsip-prinsip yang pada faktanya merupakan penggabungan mata pelajaran. Struktur sintaktis dari mata pelajaran adalah dengan penentuan cara oleh guru dimana dengan melihat kebenaran atau kesalahan, berlaku atau tidak berlakunya mata pelajaran atau materi yang akan disampaikan oleh guru.

Pemahaman materi yang dimiliki oleh guru akan mempengaruhi proses pembelajaran yang akan berlangsung. Materi yang akan disampaikan perlu di identifikasi terlebih dahulu oleh guru. Pengidentifikasian tersebut meliputi pembelajaran, literatur dan latar belakang pendidikan guru. Guru tidak hanya harus mampu mengidentifikasikan bagi siswa kebenaran yang bisa diterima dalam sebuah lingkup tertentu. Mereka juga harus mampu menjelaskan mengapa proporsisi/ teori tertentu yang dianggap diperlukan, perlu untuk diketahui, dan bagaimana hal ini berkaitan dengan teori lain, baik dalam hal disiplin ilmu maupun tidak, baik dalam teori maupun praktik.

Sebagai sebuah konsep dari pengetahuan isi pedagogis (PCK) pada awalnya diperkenalkan oleh Lee Shulman dalam 1986 di dalam artikelnya yang berjudul: “Those Who understand: Growth of Knowledge in


(32)

Teaching”(Mereka Yang Memahami: Pertumbuhan Pengetahuan dalam

Pengajaran) (Shulman, 1986). Di dalam artikel tersebut, ia menulis:

Ada tiga bentuk pengetahuan guru, yaitu pengetahuan proposisional, pengetahuan kasus dan pengetahuan strategis. Ketiga pengetahuan tersebut merupakan pengetahuan yang didasarkan pada sebuah analisis konseptual pengetahuan bagi guru yang juga didasarkan pada kerangka kerja untuk mengklasifikasikan lingkup dan kategori pengetahuan guru tersebut. Pengetahuan isi untuk mengajar adalah pengetahuan yang berwujud aspek dari isi paling berhubungan erat kepada sifat fleksibelnya untuk digunakan dalam mengajar. Aspek-aspek yang termasuk didalam pengetahuan isi untuk mengajar tersebut adalah topik yang sering diajarkan (topik pokok), bentuk yang paling bermanfaat, pembelajaran dengan menggunakan penganalogian (pemisalan) yang kuat, dan penjelasan formal serta pemahaman mengenai materi pembelajaran yang lebih spesifik.

Aspek-aspek yang diungkapkan oleh Shulman inilah yang dijadikan acuan oleh peneliti dalam mengidentifikasi pemahaman materi yang dimiliki oleh guru. Hal ini dikarenakan aspek-aspek tersebut lebih mencakup bagian-bagian pemahaman materi yang dimiliki oleh guru dan yang ingin diketahui oleh peneliti. Dalam hal ini, peneliti menggunakan urutan aspek-aspek tersebut menjadi penjelasan formal, pemahaman mengenai materi yang lebih spesifik, topik yang paling sering diajarkan (topik pokok), bentuk pembelajaran yang paling bermanfaat dan pembelajaran dengan menggunakan penganalogian (pemisalan) yang kuat. Pengurutan ini digunakan supaya pemahaman materi yang dimiliki oleh guru akan menjadi lebih terstruktur dan mudah dipahami oleh pembaca.


(33)

Aspek-aspek yang diungkapkan oleh Shulman akan dijabarkan sebagai berikut:

1. Penjelasan formal

Penjelasan formal adalah penjelasan yang dilakukan oleh guru ketika menjelaskan materi dengan menggunakan kata-kata resmi dan mudah dipahami oleh siswa. Banyak kejadian dimana guru yang mengajar di daerah akan lebih sering menggunakan bahasa daerah setempat, mungkin untuk beberapa hal akan sangat membantu guru untuk menjelaskan materi menjadi lebih mudah untuk dimengerti, tetapi disisi lain, hal tersebut akan menghambat penyampaian materi dengan baik.

Dalam buku panduan atau buku pegangan guru telah dirumuskan materi-materi dengan menggunakan bahasa dan kata-kata yang formal. Oleh karena itu, guru juga harus mampu menyampaikan hal tersebut dengan menggunakan penjelasan yang bersifat formal. Hal ini digunakan untuk membantu menyamakan persepsi dan pemahaman yang akan diterima oleh siswa sehingga tidak terjadi miskonsepsi pada diri siswa mengenai materi yang diajarkan oleh guru.

Selain itu, maksud dari penjelasan formal ini digunakan untuk mengetahui kemampuan guru dalam memahami konsep materi itu sendiri. Semakin baik pemahaman konsep yang dimiliki oleh seorang guru maka akan semakin baik juga penjelasan yang akan diberikan guru dan tentunya penjelasan tersebut akan semakin jelas dan mudah


(34)

dipahami oleh siswa. Namun sebaliknya, apabila seorang guru belum memahami benar konsep yang terkandung dalam suatu materi maka penjelasan yang akan diberikan pun akan semakin sedikit dan berbelit-belit. Hal tersebut akan mempersulit siswa dalam memahami materi tersebut.

2. Pemahaman mengenai materi pembelajaran menjadi lebih spesifik.

Pemahaman guru mengenai materi pembelajaran juga dapat dilihat dari cara guru membagi topik pembelajaran menjadi lebih spesifik lagi. Materi pembelajaran dibagi menjadi 3 jenis yaitu materi pembelajaran yang memiliki tingkat kesulitan rendah, materi dengan tingkat kesulitan sedang dan materi dengan tingkat kesulitan yang tinggi. Guru perlu mengetahui jenis tingkatan materi yang disampaikannya. Ketiga tingkatan pada materi tersebut akan mempengaruhi proses pembelajaran yang akan berlangsung apabila guru kurang mengetahui tingkatan yang dimiliki oleh materi/topik yang akan disampaikannya.

Dalam penentuan tingkatan topik pembelajaran menjadi lebih spesifik dilihat dari beberapa hal yang berkaitan dengan situasi dan kondisi siswa yang akan menerima pembelajaran tersebut. Menurut Terisi Cyber, materi pembelajaran dapat di klasifikasikan ke dalam empat jenis (klasifikasi materi pembelajaran dalam


(35)

Pada umumnya, materi dibagi menjadi dua hal yaitu materi yang berisikan konsep dan materi yang berisikan hitungan (persamaan-persamaan maupun rumus). Banyak pendapat yang mengatakan bahwa materi yang berisi hitungan akan sulit untuk dipahami oleh siswa dan guru akan lebih sulit dalam menyampaikan materi tersebut pada siswa. Akan tetapi, tidak seluruhnya pendapat tersebut tepat, ada pula yang mengatakan akan lebih sulit menghafal dibandingkan dengan menghitung.

Pembuatan topik pembelajaran menjadi lebih spesifik akan mempermudah guru dalam menyampaikan materi pada siswa. Dalam proses penyampaian materi, guru juga perlu memperhatikan metode yang akan digunakan. Metode adalah alat/cara yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi/topik pembelajaran. Penentuan metode pembelajaran juga berkaitan dengan tingkatan dan spesifikasi topik/materi yang baik oleh guru agar isi pembelajaran tersampaikan dengan baik dan benar. Oleh karena itu, guru harus memahami lebih dalam lagi untuk menspesifikasikan topik/materi pembelajaran yang akan disampaikan agar isi materi tersampaikan dengan benar.

3. Topik yang paling sering diajarkan (topik pokok).

Materi pembelajaran adalah hal terpenting yang harus disampaikan oleh guru dengan baik. Dimana baik disini diartikan bahwa materi tersebut dapat tersampaikan dengan benar sesuai dengan konsep dan hal yang seharusnya tersampaikan pada siswa. Oleh karena itu, guru harus


(36)

mengerti benar akan materi yang harus disampaikannya. Secara umum, materi pembelajaran telah dibagi menjadi per bab. Dimana setiap babnya telah dibagi lagi menjadi sub-bab. Akan tetapi, materi yang telah dibagi menjadi dalam bab-bab tersebut tidak seluruhnya adalah materi yang pokok dan wajib diajarkan secara mendalam. Apabila guru telah mengerti dan memahami akan materi yang diajarkannya, maka guru tersebut akan mengetahui bagian-bagian materi yang pokok untuk diajarkan dan harus tersampaikan pada siswa dengan penekanan yang khusus dan mendalam.

Topik pokok disini adalah topik /materi yang harus diajarkan oleh guru dikarenakan topik/materi tersebut adalah topik atau materi yang dianggap sebagai dasar dari keseluruhan topik/materi. Topik pokok ini akan tampak dari tingkat seringnya topik/materi tersebut diajarkan oleh guru. Pemilihan topik pokok tidak hanya dipilih begitu saja, melainkan guru harus mengetahui juga mengapa topik tersebut menjadi pokok dan mengapa perlu diketahui lebih mendalam. Pemilihan topik yang akan diajarkan dengan lebih mendalam dan sering diajarkan dipengaruhi oleh beberapa hal misalnya topik tersebut selalu muncul pada ujian nasional untuk siswa kelas XII atau topik tersebut memiliki kaitan dengan topik lainnya mungkin pada pelajaran yang sama maupun pelajaran lainnya.

Berdasarkan uraian di atas, topik pokok adalah topik/ materi yang sering dan penting untuk diajarkan. Guru yang memiliki pemahaman materi yang baik akan mengetahui pokok-pokok yang terpenting pada


(37)

suatu materi. Hal tersebut akan membantu guru dalam menyampaikan materi pada siswa ketika mengajar di kelas. Hal yang tampak dari kategori ini adalah seringnya guru melakukan pengulangan ketika menyampaikan materi. Selain itu, hal lain yang menunjukan bahwa materi tersebut adalah topik pokok yaitu ketika guru menjelaskan, guru memberikan penekanan khusus pada topik atau materi tersebut.

4. Bentuk pembelajaran yang bermanfaat.

Bentuk pembelajaran adalah desain pembelajaran yang akan dilakukan oleh guru dalam menyampaikan materi. Dalam proses penyiapan pembelajaran, hal yang harus diperhatikan tidak hanya supaya materi dapat tersampaikan pada siswa dari awal sampai akhir dan seluruh materi tersampaikan, tetapi dalam penyiapan proses pembelajaran diperlukan bentuk pembelajaran yang dapat bermanfaat bagi guru maupun siswa. Maksud dari bentuk pembelajaran yang bermanfaat adalah bentuk pembelajaran yang dapat menghasilkan suatu pencapaian yang maksimal dan materi yang disampaikan akan berguna dan tepat sasaran.

Bentuk pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran secara umum berkaitan dengan metode yang digunakan dalam menyampaikan materi. Apabila metode yang digunakan adalah metode yang tepat, maka materi yang dipelajari pun akan menjadi tepat saji dan tersampaikan dengan baik, dan begitu juga sebaliknya. Pemilihan


(38)

metode juga harus memperhatikan situasi yang akan dihadapi oleh guru ketika menyampaikan materi dengan menggunakan metode tersebut. Guru perlu mempertimbangkan banyak hal sebelum memutuskan penggunaan metode yang digunakannya.

5. Pembelajaran dengan Menggunakan Penganalogian (Pemisalan)

yang kuat

Pada bagian ini, analogi disini diartikan sebagai perbandingan yang kuat yang dimiliki oleh materi yang akan diajarkan. Dalam memahami materi pembelajaran, guru diharapkan memiliki kemampuan menganalogi yang kuat dalam memilah-milah materi dengan baik. Pada pembelajaran, materi adalah hal terpenting sehingga akan memperoleh perlakuan yang lebih khusus supaya materi tersebut tersampaikan dengan baik.

Guru dengan kemampuan pemahaman materi yang baik akan dengan mudah mengerti perbedaan jenjang yang dimiliki oleh tiap materi. Guru harus mampu membandingkan antar materi yang seharusnya disampaikan. Kemampuan guru dalam menganalogi materi yang kuat akan mendukung hasil yang akan diperoleh guru ketika proses pembelajaran berakhir.

Analogi digunakan untuk mempermudah guru dalam menyampaikan kepada siswa mengenai suatu hal dengan menggunakan pengandaian atau pemisalan lain. Baik hal tersebut masih berada dalam konteks yang sama maupun yang berbeda. Apabila guru mampu


(39)

menganalogikan materi dengan baik sesuai dengan keadaan yang ada, maka siswa akan dengan mudah memahami materi tersebut. Jadi, penganalogian suatu materi dalam proses pembelajaran pun sangat diperlukan untuk membantu siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru.

Pengetahuan isi atau pemahaman materi pada guru berkaitan juga dengan prinsip mengajar yang harus diketahui oleh guru sebagai dasar dari keseluruhan hal terpenting dalam proses belajar- mengajar (Slameto, 2010:35). Mengingat kembali bahwa tugas guru adalah mengajar yang tidak lain adalah menyampaikan materi kepada anak didiknya, maka guru dituntut memiliki pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan anak yang akan dididiknya.

Isi pemahaman materi dari guru diharapkan minimal setara dengan kebutuhan mata pelajaran utama. Kebutuhan itu tidak hanya mampu memahami sesuatu, guru harus memahami lebih jauh mengapa hal tersebut dapat terjadi, atas dasar jaminan yang dapat digunakan untuk menegaskan dan dalam kenyataan apa keyakinan kita dalam pembenaran yang dapat melemahkan dan bahkan ditolak. Selain itu, guru diharapkan memahami mengapa topik tertentu sangat penting bagi disiplin ilmu sedangkan yang lain mungkin tidak terlalu penting.

Berdasarkan uraian dan penjelasan di atas, pemahaman guru tentang materi pembelajaran meliputi mampu memberikan penjelasan formal,


(40)

mengetahui materi yang spesifik, mengetahui topik pokok dari keseluruhan materi, mampu menentukan bentuk pembelajaran yang bermanfaat, dan mampu menyampaikan materi dengan menggunakan analogi atau pemisalan untuk mempermudah dalam penyampaian materi.


(41)

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat

deskriptif-Naturalistic Observation. Deskriptif dikarenakan didalam penelitian

ini akan diberikan penjelasan-penjelasan terhadap suatu hal, yaitu analisis mengenai pemahaman-pemahaman guru tentang materi pembelajaran yang diperoleh berdasarkan dapat yang diperoleh dalam penelitian. Selain bersifat deskriptif, penelitian ini juga termasuk ke dalam jenis penelitian Naturalistic observation, dimana dalam penelitian ini peneliti meneliti subyek dalam seting yang natural tanpa memanipulasi apapun sehingga peneliti hanya menjadi pengamat tanpa terlibat didalam secara langsung dalam proses pembelajaran. Jadi dalam hal ini, data yang akan diperoleh peneliti dalam bentuk aktivitas pembelajaran, hasil wawancara dan dokumentasi data yang diperoleh dari guru.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat : 1 SMA Negeri di Kalimantan Barat Waktu : bulan Juli–Agustus 2012


(42)

C. Subyek Penelitian

Subyek yang digunakan dalm penelitian ini adalah guru mata pelajaran fisika kelas XII yang mengajar siswa sejumlah 30 orang. Alasan pemilihan guru tersebut dijadikan sebagai subyek penelitian dikarenakan guru tersebut merupakan satu-satunya guru yang benar-benar mengampu mata pelajaran Fisika untuk tingkat SMA se kecamatan. Hal tersebut yang menimbulkan rasa keingintahuan peneliti untuk mengetahui pemahaman guru tentang materi pembelajaran yang disampaikannya. Selain itu juga, menurut informasi yang diperoleh peneliti, selama 3 tahun terakhir siswa-siswa hasil didikannya mampu memperoleh nilai ujian Fisika dengan rata-rata diatas KKM.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data (Suparno, 2010: 56). Alat utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat perekam yang berupa kamera digital. Penelitian ini menggunakan 3 jenis instrumen, yaitu:

1. Observasi langsung, 2. Dokumentasi data, dan


(43)

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Kegiatan observasi meliputi melakukan pencatatan secara sistematik kejadian-kejadian, perilaku, objek-objek yang dilihat dan hal-hal lain yang diperlukan dalam mendukung penelitian yang sedang dilakukan (Jonathan, 2006:224 dalam Suwido, 2010: 28). Dalam observasi, hal-hal yang diamati adalah hal-hal yang berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai oleh penulis. Hal-hal tersebut tidak lain adalah yang berkaitan dengan pemahaman guru mengenai materi pembelajaran dan proses-proses pembelajaran yang berlangsung.

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara

(interviewe) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

Wawancara yang dilakukan merupakan bentuk wawancara terstruktur dimana pewawancara menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan (Moleong, 2006: 190 dalam Windiastuti, 2010: 25). Permasalahan yang tertuang dalam pertanyaan-pertanyaan wawancara berhubungan dengan pemahaman guru terhadap materi pembelajaran dan proses-proses


(44)

yang berkaitan dengan pembelajaran serta mengenai hasil belajar siswa.

Wawancara dilakukan antara peneliti dan guru yang merupakan data wawancara pokok. Hasil wawancara tersebut kemudian didukung lagi dengan data hasil wawancara yang dilakukan antara peneliti dan beberapa siswa sebagai perwakilan pendapat siswa mengenai pembelajaran yang telah berlangsung.

3. Dokumentasi Data

Dokumentasi dalam hal ini adalah bentuk-bentuk data yang diperoleh peneliti untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Hasil dokumentasi yang dimaksudkan adalah hasil observasi foto maupun video, hasil wawancara peneliti dan guru, hasil wawancara peneliti dan siswa, dan juga dokumentasi yang berbentuk nilai. Dokumentasi nilai diperoleh dari guru yang bersangkutan. Nilai diperoleh dari hasil pretest, posttest dan ulangan kompetensi dasar yang dilakukan oleh guru.

F. Teknik Analisis Data

Teknis analisis data ada dua proses yang dilakukan, yiatu analisis data yang dilakukan secara kualitatif dan secara kuantitatif.

1. Secara Kualitatif

Pada analisis data dengan menggunakan analisis kualitiatif untuk mengetahui pemahaman yang dimiliki oleh guru tentang materi pembelajaran akan melalui beberapa tahapan yaitu:


(45)

a. Transkrip data

Transkrip data ini dilakukan untuk semua data yang telah diperoleh peneliti, yaitu data video dan hasil wawancara. Untuk data video akan diubah menjadi bentuk tulisan atau cerita deskriptif. Hal tersebut dilakukan dengan cara memutar kembali video pembelajaran yang terekam, mengamati, dan mencermati video-video tersebut dan memberikan catatan-catatan yang berkaitan dengan pemahaman guru tentang materi pembelajaran. Hasil wawancara yang telah dilakukan diubah menjadi kalimat dengan kata-kata yang lebih formal.

b. Pengkategorian data atau pemberian tema

Data-data yang telah diperoleh kemudian dikumpulkan menurut kategori yang dianggap sama. Kategori-kategori yang dijadikan acuan disini adalah kategori yang berkaitan dengan pemahaman guru tentang materi pembelajaran dan proses-proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru tersebut. Kategori-kategori itu meliputi:

1) Penjelasan formal

2) Materi pembelajaran yang lebih spesifik 3) Topik yang sering diajarkan

4) Bentuk pembelajaran yang bermanfaat 5) Analogi yang kuat


(46)

Pengkategorian ini dilakukan supaya mempermudah peneliti dalam menganalisis data yang telah diperoleh dan menjadikannya lebih terstruktur. Pengkategorian ini dilakukan untuk data video dan hasil wawancara.

c. Penarikan kesimpulan

Data yang telah dikelompokkan pada tiap-tiap kategori dan telah dianalisis, kemudian akan ditarik kesimpulan sesuai dengan pemahaman guru tentang materi pembelajaran terhadap proses dan penilaiannya.

2. Secara Kuantitatif

Proses analisis kuantitatif dilakukan pada data yang diperoleh melalui dokumentasi nilai terutama untuk hasil pretest, posttest dan ulangan kompetensi dasar yang dilakukan oleh guru terhadap siswa. Analisis ini untuk melihat penilaian yang dilakukan oleh guru pada tes-tes yang dilakukan. Sebelumnya, guru telah memberikan kriteria ketuntasan minimal (KKM) untuk kompetensi dasar yang diajarkan yaitu 70. Setiap tes akan dianalissis juga berdasarkan jenis soal yang diberikan. Hal ini dilakukan untuk semua tes baik pretest, posttest maupun ulangan kompetensi dasar.

Nilai yang diperoleh melalui ulangan kompetensi dasar akan diolah dan diubah kedalam bentuk persentase. Hal ini untuk melihat persentase jumlah siswa yang berhasil atau tidaknya


(47)

mencapai KKM yang telah ditentukan oleh guru. Cara untuk mengubah kedalam bentuk persentase adalah sebagai berikut :

Persentase 1= 100%

Persentase 2= 100%

G. Desain Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan dari pemahaman guru tentang materi pembelajaran terhadap proses dan penilaian. Langkah awal yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan mewawancarai guru mata pelajaran untuk mengetahui persiapan dan hal-hal yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Setelah dilakukan wawancara kemudian peneliti pada pertemuan berikutnya melakukan observasi langsung di kelas untuk melihat secara langsung kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru. Apabila observasi yang dilakukan telah selesai, kemudian diakhir, peneliti melakukan wawancara pada siswa yang dalam hal ini adalah orang yang memperoleh pembelajaran. Dalam wawancara, peneliti menanyakan seputar pendapat mereka mengenai pembelajaran yang telah berlangsung.

Setelah diperoleh data, kemudian peneliti akan menganalisis data tersebut dengan bagian-bagiannya. Berdasarkan hasil analisis tersebut akan ditarik kesimpulan yang disesuaikan dengan tujuan yang


(48)

hendak dicapai oleh peneliti. Langkah-langkah penelitian yang akan digunakan oleh peneliti adalah sebagai beriku

Gambar 3.1 Skema Desain Penelitian

Wawancara terhadap guru

Observasi

Analisis Data Wawancara terhadap

siswa


(49)

33

BAB IV

DATA DAN ANALISIS

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan metode observasi langsung, dokumentasi data dan wawancara. maka data yang diperoleh dalam penelitian ini akan diolah didalam bab ini.

A. Data

1. Deskripsi Penelitian

Pengetahuan guru mengenai materi pembelajaran adalah kemampuan guru untuk mengenali materi pembelajaran yang akan disampaikannya. Kemampuan tersebut dapat dilihat dari proses pembelajaran yang berlangsung ketika guru mengajar. Pemahaman guru tersebut berkaitan dengan cara guru dalam menterjemahkan prinsip-prinsip dan bagian-bagian yang terdapat pada materi secara tepat dan benar. Peneliti melakukan pengamatan yang dimaksudkan untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan pemahaman guru mengenai materi pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti bertepatan dengan materi

Gejala Gelombang. Dimana materi tersebut termasuk pada Kompetensi

Dasar Mendeskripsikan Gejala dan Ciri-ciri Gelombang Secara Umum yang terdapat pada Standar Kompetensi Menerapkan Konsep dan Prinsip

gejala Gelombang Dalam Menyelesaikan Masalah. Materi tersebut


(50)

Diakhir materi pada kompetensi dasar itu, guru melakukan uji kemampuan dengan memberikan ulangan. Kegiatan itu digunakan untuk melihat keberhasilan guru dalam mengajarkan materi secara keseluruhan kepada siswa. Sebelum dilakukan pengamatan di kelas, peneliti melakukan wawancara dengan guru. Dalam wawancara tersebut, peneliti ingin mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh guru. Wawancara terhadap guru hanya dilakukan sebanyak satu kali saja dan pada pertemuan berikutnya peneliti melakukan pengambilan data sebanyak 3 kali. Setelah pengamatan di kelas dianggap cukup, peneliti mewawancarai siswa untuk mengetahui tanggapan dan penilaian mereka mengenai proses pembelajaran yang telah berlangsung sebelumnya.

Tabel daftar pelaksanaan pengambilan data di kelas dan wawancara yang dilakukan.

Tabel 4.1

Daftar Pelaksanaan Penelitian

No Tanggal Pelaksanaan Perlakuan

1. Selasa, 24 Juli 2012

Pukul 10.00–selesai

Wawancara dengan guru

2. Rabu, 25 Juli 2012 Pukul 07.00 - 08.10

Pengambilan data berupa Video dan foto kegiatan pembelajaran di kelas.

Sabtu, 28 Juli 2012 Pukul 07.00–08.10 Rabu,

01 Agustus 2012 Pukul 07.00–08.10 Sabtu,

04 Agustus 2012 Pukul 07.00–08.10

Ulangan kompetensi dasar

3. Sabtu,

11 Agustus 2012 Pukul 08.30–selesai

Wawancara dengan dua orang siswa


(51)

2. Latar Belakang Pendidikan Guru

Dalam hal ini, guru yang dijadikan sebagai subjek penelitian adalah seorang guru fisika yang mengajar di sekolah tersebut kurang lebih hampir 3 tahun. Guru yang bernama Deo (bukan nama sebenarnya) merupakan seorang guru fisika yang berasal dari latar belakang yang bukan dari dunia fisika. Beliau adalah seorang sarjana yang mana berasal dari luar lingkup pendidikan.

Diawal langkahnya menjadi guru, beliau mengampu mata pelajaran biologi selama kurang lebih 3 tahun di sebuah SMA Negeri di Kalimantan Barat. Pada tahun ketiga beliau mengajar, karena tuntutan sekolah yang mengalami kekurangan tenaga pengajar khususnya guru pengampu mata pelajaran fisika, beliau diminta untuk merangkap menjadi guru pengampu mata pelajaran fisika hingga saat ini. Sebelumnya beliau mengajar mata pelajaran fisika dari kelas X sampai kelas XII. Akan tetapi, untuk saat ini, beliau hanya mengampu mata pelajaran fisika pada kelas XI dan XII IPA saja.

Selain menjadi guru pengampu mata pelajaran fisika, beliau juga merangkap menjadi wakil kepala sekolah bagian kesiswaan. Jadi apabila kepala sekolah sedang berada tugas diluar, beliaulah yang menggantikan untuk mengurusi kegiatan di sekolah dan hal-hal yang biasanya dilakukan oleh kepala sekolah. Sehingga, guru ini tidak hanya menfokuskan diri pada mengajar tetapi juga pada kegiatan sekolah.


(52)

3. Data

a. Data Kualitatif

Data yang diperoleh oleh peneliti dapat dilihat pada lampiran.

1) Video

Untuk data video dilakukan sebanyak 3 kali yaitu pada: a) Rabu, 25 Juli 2012 pada lampiran 3,

b) Sabtu, 28 Juli 2012 pada lampiran 4, dan c) Rabu, 01 Agustus 2012 pada lampiran 5.

2) Wawancara

a) Peneliti dan Guru

Data wawancara yang dilakukan oleh peneliti dan guru pada Selasa, 24 Juli 2012 yang secara keseluruhan dapat dilihat pada lampiran 6.

b) Peneliti dan Siswa

Data wawancara yang dilakukan antara peneliti dan siswa dibagi menjadi 2 dikarenakan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua orang siswa yang digunakan untuk mewakili pendapat dari keseluruhan siswa.

(1) Hasil wawancara peneliti dengan siswa I

Hasil wawancara antara peneliti dan siswa I dilakukan pada Sabtu, 11 Agustus 2012 yang secara keseluruhan dapat dilihat pada lampiran 7.


(53)

Hasil wawancara antara peneliti dan siswa II dilakukan pada Sabtu, 11 Agustus 2012 yang secara keseluruhan dapat dilihat pada lampiran 8.

b. Data Kuantitatif

Dalam penelitian ini, peneliti juga memperoleh data pendukung yang berupa angka yang berasal dari nilai :

1) Pretest dan Posttest yang dilakukan pada Rabu, 25 Juli 2012 yang dapat dilihat pada lampiran 12.

2) Ulangan kompetensi dasar yang dilakukan pada Sabtu, 04 Agustus 2012 yang dapat dilihat pada lampiran 13.

B. Analisis Data

1. Secara Kualitatif untuk Melihat Pemahaman Guru dan Proses

Pembelajaran yang Berlangsung

Analisis data secara kualitatif yang telah diperoleh oleh peneliti akan dianalisis berdasarkan lima kategori yang telah dibahas pada bab II. Analisis tersebut berdasarkan kategori-kategori yang berkaitan dengan pemahaman guru yaitu penjelasan formal, materi pembelajaran yang lebih spesifik, topik yang sering diajarkan (topik pokok), bentuk pembelajaran yang paling bermanfaat, dan analogi yang kuat. Analisis ini digunakan untuk melihat pemahaman guru tentang materi pembelajaran.

a. Penjelasan formal

Menurut pengamatan dan data yang telah diperoleh, peneliti dalam hal ini tidak menemukan adanya aktivitas pembelajaran yang


(54)

dilakukan oleh guru dengan menggunakan penjelasan formal ketika menyampaikan materi di kelas. Secara keseluruhan, materi yang disampaikan oleh guru selama pembelajaran berlangsung hanya disampaikan dengan cara membaca materi tersebut pada buku yang digunakan sebagai buku acuan atau buku pegangan.

Berikut ini ada beberapa kutipan yang teramati oleh peneliti ketika guru menyampaikan materi di kelas selama proses pembelajaran berlangsung sebagai pendukung pernyataan di atas:

Penjelasan 1:

Gelombang diartikan sebagai getaran yang merambat dengan membawa energi. Getaran yang merambat terjadi dikarenakan adanya perpindahan dari satu titik ke titik lain dengan membawa energi didalamnya. Jadi, pengertian gelombang adalah getaran yang merambat dengan membawa energi yang disebabkan karena adanya gangguan yang dapat berpindah ke

titik lain.”(Rabu, 25 Juli 2012).

Penjelasan 2:

“Jenis gelombang dibagi menjadi 3 jenis yaitu berdasarkan arah getar, amplitudo dan mediumnya. Nah, untuk jenis gelombang yang berdasarkan arah getarnya dibagi menjadi dua lagi yaitu gelombang longitudinal dan gelombang transversal. Gelombang Longitudinal adalah gelombang yang arah getarannya sejajar dengan arah rambatannya, contohnya pegas dan gelombang bunyi. Gelombang transversal adalah gelombang yang arah getarnya tegak lurus arah rambatannya, contohnya gelombang tali, air dan cahaya. Jika berdasarkan amplitudo dibagi menjadi dua jenis yaitu gelombang berjalan dan gelombang stasioner. Berdasarkan mediumnya ada dua jenis gelombang juga yaitu gelombang mekanik dan gelombang

Elektromagnetik.”(Rabu, 25 Juli 2012).

Penjelasan 3:

“ Gelombang yang saya jadikan contoh adalah gelombang transversal, misalnya gelombang tali seperti yang saya demonstrasikan tadi. Gelombang transversal dikatakan sebagai satu gelombang apabila terdiri dari satu lembah dan satu bukit. Sedangkan untuk gelombang longitudinal itu satu gelombang adalah satu rapatan dan satu renggangan. Gelombang memiliki panjang, kecepatan dan cepat rambat gelombang. Jadi, pada gelombang yang dapat diukur adalah panjang gelombang (λ), periode (T) dan cepat

rambat gelombang (v). Hal tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: v =


(55)

Penjelasan 4:

”Gelombang adalah getaran yang merambat dengan membawa energi yang disebabkan karena adanya usikan atau gangguan yang dpaat berpindah dari satu titik ke titik lainnya. Untuk itu, terdapat persamaan umum gelombang sebagai berikut:

Y=A sin( − )

Dari persamaan tersebut dapat diketahui nilai simpangan, amplitudo dan lainnya yang berkaitan dengan gelombang. Jadi, kalian perlu mempelajari persamaantersebut dengan lebih teliti lagi.”(Rabu, 01 Agustus 2012).

Seperti yang telah dijelaskan di atas, guru dapat menyampaikan materi dengan baik dikarenakan ketika guru membaca materi tersebut pada buku acuan yang selalu dibawa ketika mengajar. Oleh karena itu, materi yang disampaikan oleh guru akan sama dengan materi dan kalimat yang terdapat pada buku acuan yang dalam hal ini adalah lembar kerja siswa (LKS). Akan tetapi, jika kita perhatikan kembali pada penjelasan dan materi yang telah disampaikan oleh guru, banyak hal-hal penting pada materi yang tidak disampaikan oleh guru karena tidak terdapat pada LKS. Hal tersebut lebih tampak pada penjelasan 3 dan penjelasan 4.

Pada penjelasan 3, guru menyampaikan materi mengenai bagian-bagian pada gelombang dan bagian gelombang yang dapat diukur atau dihitung. Sebelum dilakukan penjelasan, guru mendahuluinya dengan mengadakan demonstrasi dengan menggunakan tali tambang untuk menunjukan gelombang tali yang merupakan gelombang transversal. Kemudian guru berusaha menggambarkan bentuk gelombang tersebut di papan tulis. Akan tetapi dalam hal ini guru tidak berusaha menunjukkan bagian-bagian


(56)

gelombang dengan menggunakan gambar gelombang tersebut. Guru secara langsung menyatakan bahwa gelombang dikatakan sebagai 1 gelombang apabila terdiri dari 1 lembah dan 1 bukit (gelombang transversal), dan 1 rapatan dan 1 renggangan (gelombang longitudinal).

Selain itu juga, guru tidak menjelaskan mengenai pengertian dari bagian-bagian yang dikatakan pada penjelasan yang diberikannya. Hal ini yang kemudian membuat peneliti membandingkan antara penjelasan yang disampaikan oleh guru dengan buku pegangan yang dimiliki oleh peneliti.

Menurut Giancoli, (2001: 382, 366) pada gelombang terdapat beberapa istilah yang perlu diperhatikan yaitu:

1) Puncak adalah titik tertinggi dari gelombang. 2) Lembah adalah titik terendah dari gelombang.

3) Rapatan adalah daerah-daerah di mana kumparan-kumparan mendekat selama sesaat.

4) Renggangan adalah daerah-daerah di mana kumparan-kumparan menjauh selama sesaat.

5) Amplitudo (A) adalah ketinggian maksimal puncak, atau kedalaman maksimal lembah relatif terhadap tingkat normal (atau seimbang). Ayunan total dari puncak sampai ke lembah sama dengan dua kali amplitudo.


(57)

6) Panjang gelombang (λ) adalah jarak antara dua puncak yang

berurutan atau jarak antara dua titik identik mana saja yang berurutan pada gelombang.

7) Frekuensi (f) adalah jumlah puncak atau siklus lengkap yang melewati satu titik per satuan waktu.

8) Periode (T) = 1/f dan merupakan waktu yang berlalu antara dua puncak berurutan yang melewati titik yang sama pada ruang, atau waktu yang dibutuhkan untuk satu siklus lengkap.

9) Kecepatan gelombang ( ) adalah kecepatan dimana puncak gelombang (atau bagian lain dari gelombang) bergerak. Kecepatan gelombang harus dibedakan dari kecepatan partikel pada medium itu sendiri.

10) Simpangan (x atau y ) adalah jarak x atau y massa dari titik setimbang pada setiap saat.

Sebuah puncak gelombang menempuh jarak satu panjang gelombang

λ, dalam satu periode T. Dengan demikian, kecepatan gelombang

sama dengan : = . Karena , 1/T = f, maka = .

Begitu halnya pada penjelasan 4, guru juga hanya menyampaikan materi tersebut dengan membaca buku tanpa memberikan tambahan penjelasan yang dapat memperjelas materi tersebut. Pada penjelasan 4, materi yang disampaikan adalah materi mengenai persamaan umum gelombang dimana hal terpokok pada materi tersebut adalah persamaan yang didalamnya berisikan


(58)

simbol-simbol dan dalam penyampaiannya memerlukan penjelasan yang lebih mendetail supaya siswa akan lebih mudah dalam memahami materi tersebut. oleh karena itu, seperti halnya penjelasan 3, pada

penjelasan 4 pun dilakukan pembandingan antara hasil penjelasan

yang disampaika oleh guru dengan materi pada buku fisika.

Menurut Supiyanto, ( 2006 : 8- 15) pada gerak harmonik sederhana terdapat persamaan simpangan getar untuk titik O adalah = sin . Gelombang kemudian merambat dari titik O ke arah

sumbu x positif. Suatu titik P yang terletak di sebelah kanan titik O sejauh x akan ikut berjalan setelah gelombang dari titik O mencapai P. Apabila gelombang merambat dengan kecepatan v, maka waktu yang diperlukan oleh gelombang berjalan untuk merambat adalah

= . Oleh karena itu, pada saat titik O sudah bergetar selama t

sekon, maka titik P baru bergetar selama = − sekon,

sehingga persamaan simpangan gelombang berjalan di titik P

adalah: = sin − . Dengan mendefinisikan bilangan

gelombang k sebagai = serta menggunakan kembali hubungan

= 2 dan = , apat dituliskan bahwa = sin( − ).

Persamaan tersebut menyatakan gelombang merambat kearah sumbu x positif (kanan). Untuk gelombang berjalan yang merambat kea rah sumbu x negative (kiri), maka pada saat titik O baru berjalan selama


(59)

sehingga persamaan simpangan gelombang berjalan di titik P adalah

= sin + = sin( + ).Oleh karena itu persamaan

gelombang berjalan dapat dinyatakan dalam bentuk = sin( ± ). Apabila A bernilai + (positif ) maka arah

getar dari gelombang tersebut ke atas (sumbu–y positif ) dan jika A bernilai – (negatif ) maka arah getar gelombang adalah ke bawah (sumbu–y negatif). Tanda± yang berada di depan nilai k ( bilangan gelombang ) digunakan untuk menunjukkan arah rambat dari gelombang tersebut. Apabila k bernilai + (positif) maka arah rambat gelombangnya adalah ke kiri (sumbu –x negatif), dan apabila k bernilai– ( negatif ) maka arah rambat gelombang ke kanan (sumbu

–x positif).

Selain dari penjelasan-penjelasan yang telah diuraikan di atas, hal lain yang menunjukkan bahwa tidak terjadinya pembelajaran dengan menggunakan penjelasan formal adalah ketika seorang siswa bertanya kepada guru mengenai angin topan. Dimana dalam hal ini guru tidak memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut melainkan guru hanya membalikan pertanyaan tersebut kepada siswa yang bertanya tadi. Hal tersebut seperti pada kutipan berikut:

S : Pak, kalo angin tornado itu jenis gelombang apa? Kan bentuknya bergulung-gulung juga? Berarti gelombang longitudinal donk?. G : Menurut kamu angin tornado itu gelombang bukan ? Perlu media


(60)

Keadaan ini menyebabkan siswa menjadi bingung dan tidak menemukan jawaban sesuai dengan harapannya. Selain itu juga, pada pertemuan selanjutnya tidak ditemukan siswa yang bertanya pada guru dan suasana kelas menjadi tidak kondusif dimana para siswa lebih memilih membaca buku masing-masing dan berbincang-bincang dengan teman yang duduk disebelah ataupun depan belakangnya.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan di atas, maka dalam hal ini dapat dikatakan bahwa selama proses pembelajaran yang berlangsung tidak tampak adanya aktivitas pembelajaran dengan menggunakan penjelasan formal. Hal ini dikarenakan materi yang disampaikan oleh guru dilakukan dengan membaca buku acuan yang selalu dibawa ketika mengajar di kelas.

b. Pemahaman mengenai materi pembelajaran yang lebih spesifik. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, pada dasarnya guru mengetahui materi yang dianggap sebagai materi yang spesifik tetapi tidak diaktualisasikan dalam pembelajaran yang berlangsung. Selama berlangsungnya pembelajaran tidak ditunjukkan adanya perlakuan atau tindakan khusus yang dapat digunakan untuk menyatakan bahwa suatu materi dikategorikan sebagai materi yang spesifik. Hal ini dikarenakan selama proses pembelajaran yang berlangsung, guru memberikan perlakuan yang sama pada tiap materi yang disampaikan pada tiap pertemuan. Perbedaan yang


(61)

tampak hanyalah dalam pemilihan dan penggunaan metode pada tiap pertemuannya. Namun hal tersebut belum dapat menunjukan bahwa materi yang menggunakan metode yang berbeda dalam penyajiannya merupakan materi yang spesifik. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2

Materi dan Metode Penyajian Materi

No Hari, Tanggal Materi yang disampaikan Metode yang digunakan

1. Rabu, 25 Juli 2012 Pengertian gelombang Ceramah

2. Jenis- jenis gelombang Ceramah

3. Bagian-bagian gelombang Demontrasi dan Ceramah 4. Sabtu, 28 Juli 2012 Gejala-gejala gelombang Diskusi kelompok

dan Presentasi 5. Rabu, 01 Agustus

2012

Persamaan Umum Gelombang Ceramah

Pada tabel di atas, tampak bahwa materi yang disampaikan oleh guru dengan menggunakan metode yang berbeda adalah materi mengenai bagian-bagian gelombang dan gejala-gejala gelombang yang disampaikan dengan menggunakan metode demonstrasi dan presentasi kelompok. Namun, dalam hal ini kedua materi tersebut belum dapat dikatakan sebagai materi yang lebih spesifik. Hal ini dikarenakan hasil pengamatan berbeda dengan pernyataan yang diungkapkan oleh guru ketika wawancara. Dalam wawancara, guru mengatakan bahwa materi yang memiliki tingkat kesulitan yang tinggi dari keseluruhan materi adalah materi mengenai persamaan umum gelombang. Oleh karena itu dalam hal ini, guru menyatakan


(62)

bahwa materi yang dapat dikategorikan sebagai materi yang lebih spesifik adalah materi mengenai persamaan umum gelombang.

Pernyataan tersebut diberikan oleh guru dikarenakan pada materi tersebut berisikan materi yang kompleks, yaitu materi yang berisikan hafalan dan hitungan. Selain itu juga, guru merasa bahwa siswa yang pada saat ini duduk di kelas XII adalah siswa yang memiliki kelemahan dalam materi hitungan karena selain siswa harus menghafal persamaan yang akan digunakan, siswa juga dituntut untuk teliti dalam menghitung dengan menggunakan persamaan yang digunakan sehingga dalam proses penyampaiannya diperlukan pengajaran yang perlahan dan banyaknya latihan soal sebagai bantuan untuk siswa dalam memahami materi tersebut. Hal tersebut tampak pada pernyataan guru ketika diwawancarai berikut ini (Selasa, 24 Juli 2012) :

“Apabila dilihat dari keseluruhan materi yang akan dipelajari siswa, materi yang akan sulit dipelajari pasti materi persamaan umum gelombang karena isinya adalah hitung-hitungan. Sehingga perlu pelan-pelan dalam mengajarkannya di kelas.”

Hal tersebut dikarenakan siswa-siswa yang sekarang duduk dikelas XII IPA adalah siswa yang pada bidang hitung-hitungan sangat kurang dan

dapat dikatakan lemah sehingga perlu banyak latihan soal.”

Pernyataan yang diungkapkan oleh guru sebenarnya telah didukung oleh pernyataan yang diungkapkan oleh siswa mengenai pemilihan materi yang sulit untuk dipahami oleh mereka ketika disampaikan oleh guru. Dalam pernyataan siswa yang berhasil diperoleh oleh peneliti, mereka setuju apabila materi mengenai


(63)

persamaan umum gelombang dijadikan sebagai materi yang sulit untuk dipahami terutama dipahami dalam waktu singkat. Hal tersebut dikarenakan mereka mengakui bahwa kelemahan pada diri mereka adalah ketika mereka menemui materi yang didalamnya berisikan persamaan dan memerlukan hitungan. Hal tersebut terungkap pada kutipan wawancara (Sabtu, 11 Agustus 2012) berikut;

S1: Dari keseluruhan materi yang diajarkan, materi yang sulit dipahami adalah persamaan umum gelombang. Pak guru hanya menuliskan persamaannya saja tanpa memberikan contoh soal. Jadi untuk memahami

materi masih bingung sampai saat ini”.

S2: Secara umum materi fisika yang sulit dipahami jika sudah berkaitan dengan persamaan apalagi materi persamaan umum gelombang, guru tidak memberikan latihan. Jadi, ulangan kemarin untuk soal yang berkaitan dengan materi itu tidak saya kerjakan.”

Pada dasarnya, pernyataan yang diungkapkan oleh guru dan siswa dalam wawancara adalah sama dan saling mendukung. Pernyataan siswa juga menunjukkan bahwa sebenarnya guru telah memahami siswa yang akan diajarnya. Akan tetapi, pada pembelajaran yang berlangsung hal tersebut tidak ditunjukkan oleh guru dengan baik. Dalam pembelajaran, guru hanya memberi perlakuan yang sama dengan materi lainnya pada materi mengenai persamaan umum gelombang. Guru menyajikan materi dengan terkesan bahwa materi tersebut adalah materi yang mudah dipahami dan bertentangan dengan pernyataan yang telah diungkapkannya. Materi tersebut disampaikan tanpa diberikan perlambatan, tidak


(64)

adanya latihan soal, tidak adanya pengulangan dan metode yang digunakan juga hanya metode ceramah.

Walaupun begitu, pada akhir pertemuan yang membahas mengenai materi persamaan umum gelombang, guru sempat meminta siswa untuk mempelajari kembali materi tersebut dengan lebih teliti kembali. Hal ini seperti pada kutipan penjelasan ketika proses pembelajaran berlangsung ( Rabu, 01 Agustus 2012) :

”Gelombang adalah getaran yang merambat dengan membawa energi yang disebabkan karena adanya usikan atau gangguan yang dpaat berpindah dari satu titik ke titik lainnya. Untuk itu, terdapat persamaan umum gelombang sebagai berikut:

Y=A sin( − )

Dari persamaan tersebut dapat diketahui nilai simpangan, amplitudo dan lainnya yang berkaitan dengan gelombang. Jadi, kalian perlu mempelajari

persamaantersebut dengan lebih teliti lagi.”

Kalimat terakhir yang diungkapkan oleh guru “jadi, kalian perlu

mempelajari persamaan tersebut dengan lebih teliti lagi”, sebenarnya telah menunjukkan bahwa guru telah memahami dan mengetahui bahwa materi ini adalah materi yang sulit untuk dipahami oleh siswa. Akan tetapi pernyataan tersebut tidak didukung dengan proses pembelajaran yang maksimal seperti yang telah dijabarkan sebelumnya. Apabila kita melihat materi mengenai persamaan umum gelombang yang disampaikan oleh guru masih tampak bahwa materi tersebut masih sangat sempit. Dimana masih banyak hal yang penting dan tidak disampaikan oleh guru yang berkaitan dengan materi tersebut. hal tersebut dikarenakan dalam pembelajaran guru hanya sekedar menyampaikan bentuk persamaan yang terbentuk


(65)

tanpa memberikan penjelasan mengenai bagian-bagian simbol yang menyusun persamaan tersebut. Hal ini yang kemudian membuat peneliti membandingkan antara materi yang telah disampaikan oleh guru dengan penjelasan materi yang ada di buku fisika kelas XII yang dimiliki oleh peneliti.

Menurut Supiyanto, (2006 : 8-11) persamaan gelombang pada bagian ini adalah persamaan umum gelombang berjalan. Persamaan simpangan getar dalam hal ini adalah = sin ωt. Partikel akan bergerak sejauh x dengan kecepatan v, maka waktu yang diperlukan

oleh gelombang berjalan untuk merambat adalah ′ = . Oleh karena

itu, pada saat titik O sudah bergetar selama t sekon, maka titik P baru

bergetar selama = − sekon, sehingga persamaan simpangan

gelombang berjalan dititik P adalah = sin ( − ), dengan

mendefinisikan bilangan gelombang = serta menghubungkan

= 2 dan v= λf, sehingga persamaan simpangan tersebut

menjadi: = sin( − ).

Dari pernyataan-pernyataan di atas, peneliti dapat menyatakan bahwa guru sebenarnya mengetahui mengenai materi yang spesifik dari keseluruhan materi. Akan tetapi dalam pembelajaran yang berlangsung guru tidak mengaktualisasikannya dalam pembelajaran. Dimana dalam pembelajaran, materi tersebut tidak diberikan perlakukan secara khusus yang dapat menunjukkan bahwa materi


(66)

tersebut sulit untuk dipahami seperti tidak adanya perlambatan ketika menyampaikan materi, tidak adanya pengulangan, tidak adanya latihan soal dan metode yang digunakan adalah metode ceramah.

c. Topik yang paling sering diajarkan (topik pokok).

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, peneliti dalam hal ini dapat menduga bahwa topik yang sering diajarkan dari keseluruhan materi adalah pengertian gelombang. Hal tersebut dapat dilihat ketika dilakukan pengamatan dari keseluruhan materi yang disampaikan, guru menyampaikan materi pengertian gelombang sebanyak dua kali yaitu pada pertemuan pertama (Rabu, 25 Juli 2012) dan pada pertemuan ketiga (Rabu, 01 Agustus 2012).

Pada pertemuan pertama (Rabu, 25 Juli 2012) sebelum guru menyampaikan materi, guru melakukan pretest dengan memberikan soal sebanyak 2 nomor. Soal yang diberikan adalah soal yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan pada hari tersebut, yaitu pengertian gelombang dan besaran yang dapat diukur pada gelombang. Pretest dilakukan selama ±5 menit diawal pembelajaran. Soal yang dijadikan pretest adalah sebagai berikut:

“ Kutipan Soal Pretest:

1. Apa yang dimaksud dengan Gelombang?

2. Sebutkan beberapa besaran yang dapat diukur pada Gelombang?”

Setelah pretest berakhir, kemudian guru menyampaikan materi yang masih berhubungan dengan soal yang diberikan pada pretest.


(67)

Diman guru menyampaikan materi mengenai pengertian gelombang seperti yang terungkap pada kutipan berikut:

Nah, gelombang diartikan sebagai getaran yang merambat dengan membawa energi. Getaran yang merambat itu akan terjadi karena adanya perpindahan dari satu titik ke titik lain dengan membawa energi didalamnya. Jadi, pengertian gelombang adalah getaran yang merambat dengan membawa energi yang disebabkan karena adanya gangguan yang dapat berpindah ke titik lain. Maka gelombang dapat terjadi karena adanya usikan atau

gangguan.”

Penjelasan mengenai pengertian gelombang tersebut diulangi oleh guru pada pertemuan yang ketiga (Rabu, 01 Agustus 2012). Dimana guru menyampaikan pengertian gelombang sebelum beliau melanjutkan materi yang seharusnya disampaikan pada hari itu. Hal ini seperti yang terekam oleh peneliti selama proses pembelajaran berlangsung pada hari ketiga tersebut ( Rabu, 01 Agustus 2012):

”Gelombang adalah getaran yang merambat dengan membawa energi yang disebabkan karena adanya usikan atau gangguan yang dpaat berpindah dari satu titik ke titik lainnya. Untuk itu, terdapat persamaan umum gelombang sebagai berikut:

Y=A sin( − )

Dari persamaan tersebut dapat diketahui nilai simpangan, amplitudo dan lainnya yang berkaitan dengan gelombang. Jadi, kalian perlu mempelajari

persamaan tersebut dengan lebih teliti lagi.”

Pengulangan penyampaian materi mengenai pengertian gelombang ini belum dapat menyatakan secara pasti bahwa materi tersebut adalah materi pokok dari keseluruhan materi mengenai gejala gelombang. Hal ini dikarenakan tidak adanya data pendukung yang berupa data hasil wawancara atau pernyataan yang bersifat khusus yang berasal dari guru. Namun, hal yang tampak adalah


(68)

pengertian gelombang disampaikan oleh guru lebih dari satu kali dibandingkan dengan materi lainnya.

Berdasarkan analisis yang dilakukan diatas, dalam hal ini peneliti belum melihat adanya pemahaman guru mengenai materi pembelajaran yang sering diajarkan (topik pokok) dari keseluruhan materi yang diajarkannya. Akan tetapi dalam hal ini, peneliti hanya dapat menduga bahwa dari seluruh materi yang disampaikan oleh guru, materi mengenai pengertian gelombang yang lebih menonjol dan berbeda dibandingkan materi lainnya. Hal ini dikarenakan untuk pengertian gelombang itu sendiri dilakukan dua kali pengulangan pada pertemuan pertama (Rabu, 25 Juli 2012) dan pada pertemuan ketiga (Rabu, 01 Agustus 2012).

d. Bentuk pembelajaran yang bermanfaat.

Materi mengenai gejala gelombang bukanlah materi yang mudah untuk disampaikan. Dalam menyampaikan materi tersebut perlu memperhatikan pemilihan metode yang tepat dan dapat benar-benar membantu dalam proses penyampaiannya sehingga inti dari materi dapat tersampaikan dengan baik dan benar pula. Apabila dilihat secara keseluruhan, pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah sangat bervariasi dan tidak monoton pada tiap pertemuannya seperti yang ditunjukan pada tabel di bawah ini:


(69)

Tabel 4.3

Daftar Metode yang digunakan

No Hari dan Tanggal Metode yang Digunakan

1 Rabu, 25 Juli 2012 - Ceramah - Demonstrasi 2 Sabtu, 28 Juli 2012 - Ceramah

- Diskusi kelompok - Presentasi kelompok 3 Rabu, 01 Agustus 2012 - Ceramah

Berdasarkan tabel diatas, tampak bahwa bentuk pembelajaran yang banyak digunakan oleh guru adalah bentuk pembelajaran yang menggunakan metode ceramah. Dimana metode ini selalu digunakan oleh guru pada tiap pertemuan proses pembelajaran. Pada pertemuan pertama (Rabu, 25 Juli 2012), metode ceramah digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi mengenai pengertian gelombang, jenis-jenis gelombang dan bagian-bagian gelombang.

Pertemuan pada hari kedua (Sabtu, 28 Juli 2012), penggunaan metode ceramah hanya dilakukan pada awal pembelajaran saja. Dimana guru menggunakan metode ceramah hanya sebagai pengantar materi yang akan dipelajari dan proses pembelajaran yang akan berlangsung dan selanjutnya dilakukan dengan metode diskusi kelompok dan presentasi seperti kutipan berikut ini:

“ Hari ini kita akan belajar mengenai gejala-gejala gelombang. Ada beberapa gejala yang dihasilkan oleh gelombang yaitu pembiasan, pemantulan, pelenturan, polarisasi, interferensi, penguraian dan superposisi. Jadi kalian akan dibagi menjadi tujuh kelompok yang tiap kelompoknya akan membahas satu gejala. Habis itu, kalian bahas di depan kelas. Dengan cara cabut undi, jadi belum tentu yang membahas pembiasan akan maju duluan.


(70)

Metode ceramah pada pertemuan ketiga (Rabu, 01 Agustus 2012) merupakan satu-satunya metode yang digunakan oleh guru. Dalam hal ini, metode ceramah ini digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi mengenai persamaan umum gelombang seperti sebagai berikut:

”Gelombang adalah getaran yang merambat dengan membawa energi yang disebabkan karena adanya usikan atau gangguan yang dpaat berpindah dari satu titik ke titik lainnya. Untuk itu, terdapat persamaan umum gelombang sebagai berikut:

Y=A sin( − )

Dari persamaan tersebut dapat diketahui nilai simpangan, amplitudo dan lainnya yang berkaitan dengan gelombang. Jadi, kalian perlu mempelajari

persamaantersebut dengan lebih teliti lagi.”

Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa metode ceramah merupakan bentuk pembelajaran yang paling bermanfaat yang dilakukan oleh guru untuk menyampaikan materi mengenai gejala gelombang. Hal ini didukung dengan pernyataan-pernyataan siswa yang berhasil diwawancarai oleh peneliti (Sabtu, 11 Agustus 2012). Siswa-siswa tersebut menyatakan bahwa dalam menyampaikan materi, sebaiknya guru menggunakan metode ceramah saja. Hal tersebut dikarenakan metode tersebut lebih membantu siswa dalam memahami materi dibandingkan dengan metode lain yang digunakan oleh guru. Dimana hal tersebut tertuang dalam pernyataan siswa yang sebagai berikut:

S1: Bapaknya perlu mengganti metode yang digunakan terutama metode diskusi. Metode itu membosankan dan membuat saya semakin bingung dengan materi yang dipelajari. Akan lebih baik jika bapaknya menggunakan metode ceramah saja, itu malah lebih baik daripada metode diskusi.


(1)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(2)

(3)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

(5)

vii ABSTRAK

PEMAHAMAN GURU FISIKA TENTANG MATERI PEMBELAJARAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN

HASIL BELAJAR

(Studi Mengenai Seorang Guru Fisika pada Kelas XII IPA)

HELENA TRI WAHYUNI

Universitas Sanata Dharma

2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pemahaman guru tentang materi pembelajaran yang diajarkan. Selain itu juga, penelitian ini digunakan untuk melihat hubungan dari pemahaman guru tersebut terhadap proses pembelajaran yang berlangsung di kelas dan penilaian yang dilakukan.

Penelitian ini dilakukan di SMA Y, Kalimantan Barat. Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah seorang guru fisika kelas XII dan siswa-siswa kelas XII IPA SMA Y sejumlah 30 orang. Penelitian ini dilaksanakan pada akhir bulan Juli dan awal bulan Agustus 2012.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan observasi langsung. Dalam hal ini, data penelitian didukung dengan adanya dokumentasi data yang berupa nilai pretest, posttest dan ulangan kompetensi dasar. Penelitian ini dilakukan dengan melalui 3 tahapan, yaitu (1) wawancara dengan guru, (2) observasi langsung, dan (3) wawancara dengan siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa didalam pembelajaran tidak ada penjelasan formal, guru mengetahui materi yang lebih spesifik tetapi tidak mengaktualisasikannya, materi yang dianggap sebagai topik pokok adalah pengertian gelombang, metode yang sering digunakan ceramah, dan tidak terlihat guru menggunakan analogi dalam pembelajaran. Hal ini mengakibatkan proses pembelajaran yang kaku dan siswa lebih mengandalkan membaca buku daripada penjelasan guru untuk memahami materi. Keterbatasan penelitian ini adalah peneliti tidak mengukur tingkat pemahaman siswa mengenai materi gelombang.

Kata kunci : Pemahaman Guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(6)

viii

PHYSICS TEACHER UNDERSTANDING ABOUT THE LEARNING MATERIALS AND THE REATION WITH THE LEARNING PROCESS AND

RESULT OF LEARNING

( The Study A Physics Teacher Of XII SAINS Class)

TRI WAHYUNI, HELENA

Sanata Dharma University

2013

This study aimed to reveal the teacher understanding about the learning materials. In addition, this research is used to see the relationship of teacher’s understanding to the learning process and scoring in the class.

This research was coonductes in SMA Y, West Borneo. The subject in this research was a teacher class XII and 30 students of clas XII IPA SMA Y. This research was conducted in the end of July and the beginning of August 2012.

The instruments in this research were interview and direct observation. In this case the data is supported by documentation data in the form of pretest, posttest and basic competence test. This research was conducted through 3 stages:(1) interview with the teacher, (2) direct observation, and (3) interview with the students.

The results showed that in learning there is no formal explanation, the teacher knows the material but does not actualize more specific, material which is considered as the main topic is the understanding of the wave, which is often used lecture method, and was not seen that the teacher uses the analogy of learning. It resulted a

rigid learning process and rely more students read the book rather than the teacher’s

explanation to understand the material. Limitations of this study is the researcher

does not measure the level of the student’s understanding of wave materials.