4.1 Kondisi Geografis - DOCRPIJM 1504167791Bab 4 profil kabupaten ok

PROFIL KABUPATEN

  BAB KENDAL Kondisi Geografis

  IV  Kondisi Topografis Kondisi Klimatologi Kondisi Geologi

Kondisi Hidrologi dan Hidrogeologi

Kondisi Demografi

Kondisi Sosial Ekonomi Wilayah

4.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kendal merupakan salah satu dari 35 daerah otonom di Provinsi Jawa Tengah.

  Kabupaten Kendal terletak antara 60º 32’ - 70º 24’ Lintang Selatan dan antara 109º 40’ - 110º 18’ Bujur

  Timur. Secara administrasi Kabupaten Kendal dibatasi oleh:

  

  Sebelah Utara : Laut Jawa

   Sebelah Timur : Kota Semarang  Sebelah Selatan :Kabupaten Temanggung 

  Sebelah Barat :Kabupaten Batang Luas wilayah administrasi tercatat sebesar 100.223Ha, dengan luas wilayah yang terbesar adalah Kecamatan Singorojo, yaitu seluas 11.932Ha atau 11,91 % dari luas Kabupaten Kendal secara keseluruhan. Sedangkan luas wilayah terendah adalah Kecamatan Ringinarum, luas wilayahnya sebesar 2.350Ha atau 2,34 % dari luas Kabupaten Kendal secara keseluruhan. Secara administrasi, Kabupaten Kendal terbagi dalam 20 kecamatan dan 285 desa/kelurahan. Untuk melihat luas masing- masing kecamatan di Kabupaten Kendal dapat dilihat dalam Tabel IV-1 berikut :

  Laporan Akhir

  

Tabel IV-1

Luas Daerah Dirinci Menurut Kecamatan

di Kabupaten Kendal Tahun 2014

  

No Kecamatan Luas Daerah(Ha) Desa atau Kelurahan % Jumlah Desa

Blumah, Tlogopayang, Kediten, Wonodadi, Manggungmangu, Tirtomulyo, Jurangagung,

  1 Plantungan 4.882 4,87%

  12 Karanangyar, Jati, Bendosari, Wadas, Mojoagung. Gentinggunung, Bringinsari, Purwosari, Ngargosari, Pesaren, Tamanrejo, Harjodowo, Peron, Damarjati, Mulyosari, Kalipakis,

  2 Sukorejo 7.601 7,58%

  18 Trimulyo, Selokaton, Ngadiwarno, Tampingwinarno, Kebumen, Sukorejo, Kalibogor. Gondoharum, Getas Blawong, Parakan Sebaran, Petung, Krikil, Puncakwangi,

  3 Pageruyung 5.143 Pageruyung, Tambahrejo, Gebangan, 5,13%

  14 Surokonto Wetan, Bangunsari, Kebon Gembong, Surokonto Kulon, Pager Gunung. Pakisan, Mlatiharjo, Plososari, Wirosari, Pagesari, Selo, Curugsewu, Gedong,

  4 Patean 9.294 9,27%

  14 Sukomangli, Kalibareng, Kalilumpang, Kalices, Sidokumpul, Sidodadi. Cening, Sukodadi, Kaliputh, Getas,

  5 Singorojo 11.932 Banyuringin, Kedungsari, Ngreanak, Singorojo, 11,91%

  13 Cacaban, Kalirejo, Merbuh, Trayu, Kertosari. Kedungboto, Pero, Gondang, Pakis, Sumberrahayu, Tambahsari, Limbangan,

  6 Limbangan 7.172 Pagertoya, Sriwulan, Tabet, Ngesrepbalong, 7,16%

  16 Gonoharjo, Jawisari, Margosari, Tamanrejo, Pagerwojo. Purwogondo, Kaligading, Salamsari, Blimbing, Bebengan, Boja, Meteseh, Trisobo, Campurejo,

  7 Boja 6.409 6,39%

  18 Tampingan, Karangmanggis, Ngabean, Kliris, Puguh, Medono, Pasigitan, Leban, Banjarejo. Kumpulrejo, Karang Tengah, Sarirejo, Krajan

  8 Kaliwungu 4.773 Kulon, Kutoharjo, Nolokarto, Sumberejo, 4,76%

  9 Mororejo, Wonorejo. Kaliwungu Kedungsuren, Jeruk Giling, Darupono, 9 6.519

  6,50%

  7 Selatan Protomulyo, Magelung, Plantaran, Sukomulyo. Tunggulsari, Sumur, Penjalin, Kertomulyo,

  10 Barangsong 3.454 Blorok, Sidorejo, Tosari, Rejosari, Turunrejo, 3,45%

  12 Purwokerto, Brangsong, Kebonadem. Pekuncen, Puguh, Wonosari, Dawungsari, Tegorejo, Pesawahan, Karangmulyo,

  11 Pegandon 3.112 3,11%

  12 Karangmulyo, Pucangrejo, Gubugsari,

Pegandon, Penanggulan.

Winong, Jatirejo, Rejosari, Sumbersari, Kebonagung, Ngampelkulon, Ngampelwetan,

  12 Ngampel 3.388 3,38%

  12 Sudipayung, Dempelrejo, Banyuurip,

Bojonggede, Putatgede.

Sojomerto, Triharjo, Cempokomulyo, Galih, Pamriyan, Jenarsari, Poncorejo, Gebang, Krompaan, Sedayu, Gemuhblanten,

  13 Gemuh 3.817 Tamangede, Lumangsari, Johorejo, Tlahab, 3,81%

  16 Pucangrejo.

  Laporan Akhir

  

No Kecamatan Luas Daerah(Ha) Desa atau Kelurahan % Jumlah Desa

Ngerjo, Kedungsari, Kedunggading, Ringinarum, Tejorejo, Ngawensari, Wungurejo,

  14 Ringinarum 2.350 2,34%

  12 Rowobranten, Mojo, Purworejo, Pagerdawung, Caruban. Sidomukti, Penyangkringan, Bumiayu, Manggungsari, Sumberagung, Ngasinan,

  15 Weleri 3.028 Weleri, Nawangsari, Karangdowo, Penaruban, 3,02%

  16 Sambongsari, Karanganom, Payung, Pucuksari,

Taratemulyo, Montongsari.

Tambaksari, Tanjungsari, Parakan, Wonotenggang, Randusari, Karangsari,

  16 Rowosari 3.264 Tanjunganom, Sendangdawuhan, Pojoksari, 3,26%

  16 Kebonsari, Bulak, Gebanganom, Rowosari, Jatipuro, Gempolsewu, SendangSikucing. Sendangkulon, Sendandawung, Sukodadi, Kaliyoso, Gebanganom Wt, Kadilangu, Truko,

  17 Kangkung 3.898 3,89%

  15 Lebosari, Kangkung, Laban, Karangmalang Wt, Jungsemi, Tanjungmojo, Rejosari, Kalirejo. Pandes, Podosari, Botomulyo, Gondang, Karangsuno, Cepiring, Karangayu, Sidomulyo,

  18 Cepiring 3.008 3,00%

  15 Damarsari, Juwiring, Kaliayu, Kalirandugede, Korowelangkulon, Korowelanganyar, Margorejo. Lanji, Donosari, Margosari, Bulugede, Tambakrejo, Kebonharjo, Purwosari, Jambearum, Purwokerto, Sukolilan,

  19 Patebon 4.430 4,42%

  18 Bangunrejo, Kumpulrejo, Magersari, Wonosari, Kartikajaya, Bangunsari, Pidodo Wetan, Pidodo kulon. Sukodono, Candiroto, Trompo, Jotang, Tunggulrejo, Sijeruk, Jetis, Bangangin,

  20 Kota Kendal 2.749 Langenharjo, Kalibuntuwetan, Kebondalem, 2,74%

  20 Ketapang, Banyutowo, Karangsari, Patukangan, Pegulon, Pekauman, Ngilir, Balok, Bandengan.

  Jumlah 100.223 100.00% 285

  Sumber Data: Kabupaten Kendal Dalam Angka Tahun 2014 Laporan Akhir

  Laporan Akhir

  IV-4 RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) 2016 – 2020 KAB. KENDAL

  4.2 Kondisi Topografi

  Topografi Kabupaten Kendal terbagi dalam tiga jenis yaitu : daerah pegunungan yang terletak di bagian paling selatan dengan ketinggian antara 0 sampai dengan 2.579 m dpl. Suhu berkisar antara

  25 C. Kemudian daerah perbukitan berada di sebelah tengah dan dataran rendah serta pantai di sebelah utara dengan ketinggian antara 0 s/d 10 m dpl dan suhu berkisar 27 C.

  Kabupaten Kendal bisa dikatakan sebagai kabupaten yang mempunyai wilayah agraris. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya luas lahan yang digunakan untuk pertanian. Dari seluruh luas lahan yang ada di Kabupaten Kendal, 75,92 persen digunakan untuk usaha pertanian (sawah, tegalan, tambak & kolam) dan hutan serta perkebunan, sedangkan sisanya digunakan untuk pekarangan (lahan untuk bangunan dan halaman sekitarnya), padang rumput dan yang sementara tidak diusahakan.

  Ketinggian suatu daerah atau wilayah dihitung berdasarkan posisinya dari permukaan laut. Kecamatan Plantungan yang termasuk dalam wilayah dataran tinggi, memiliki ketinggian 641 m di atas permukaan laut. Sedangkan Kecamatan Sukorejo berada pada kisaran 560,00 m. Sedangkan Kecamatan Kaliwungu adalah kecamatan yang memiliki ketinggian terendah di atas permukaan laut yaitu 4 m di atas permukaan laut.

  4.3 Kondisi Klimatologi

  Musim kemarau di wilayah Kendal terjadi pada sekitar bulan Juli s/d September karena pada saat itu arus angin tidak banyak mengandung uap air. Sebaliknya mulai bulan Oktober hingga Juni arus angin banyak mengandung uap air sehingga terjadi musim hujan. Selain dipengaruhi oleh musim, curah hujan disuatu tempat juga dipengaruhi oleh keadaan iklim,perputaran/pertemuan arus udara dan keadaan geografis.

  Wilayah Kabupaten Kendal bagianutara yang berdekatan dengan Laut Jawa(dataran rendah), kondisi iklim di daerahtersebut cenderung lebih panas. Sedangkanwilayah Kabupaten Kendal bagian selatan(dataran tinggi), kondisi iklim didaerahtersebut cenderung lebih sejuk. Curah hujan di wilayah Kabupaten Kendal dipantau melalui 5 tempat pencatatan, yaitu Kendal, Weleri, Kaliwungu, Sukorejo, dan Boja. Berdasarkan pencatatan limastasiun pencatatan hujan, ternyata curahhujan tertinggi berada pada stasiunpencatatan Boja dengan rata-rata curahhujan pertahunnya sebesar 4.104 mm.

  Selamatahun 2013 rata-rata curah hujan yangterjadi di Kabupaten Kendal sebesar 2.704mm, naik 14,72 persen dari tahunsebelumnya. Rata-rata curah Hujan selama tahun 2012 sekitar 2.358 mm dengan rata-rata hari hujan selama tahun 2012 adalah 116 hari. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari sebanyak 551 mm.Hari hujan di Kabupaten Kendal paling sering terjadi tiap bulannya (diatas 10 hari) di Bulan Januari, Februari, Maret, April, November, dan Desember dengan hari hujan rata

  • – rata adalah 116 hari. Dari perhitungan rata-rata per tahun, hari hujan yang paling sering terjadi

  Laporan Akhira

  • – kuningan, coklat atau kelabu serta hitam. Produktifitas tanah ini sedang sampai tinggi dan cocok untuk pertanian dan perkebunan. Jenis tanah ini meliputi Kecamatan Plantungan dan Sukorejo.
  • – buahan, padang rumput dan permukiman. Jenis tanah ini meliputi Kecamatan Brangsong, Pegandon dan Kaliwungu.
  • – beda (50 m lebih). Di sepanjang sungai terdiri dari endapan kerikil

  Laporan Akhira

  pada bulan Desember dan Januari, hal tersebut dikarenakan pada bulan tersebut merupakan saat musim hujan.Kondisi hari hujan tersebut diikuti dengan besarnya curah hujan. Curah hujan terbesar terjadi di bulan Desember ( 398 mm) dan Bulan Januari (551 mm). Curah hujan terbesar terdapat di tempat pencatatan Sukorejo dengan rata-rata sebesar 3.270 mm.Sedangkan wilayah yang memiliki curah hujan terkecil terdapat di tempat pencatatan Kaliwungu dengan rata-rata curaha hujan sebesar 201 mm.

4.4 Kondisi Geologi

  Kabupaten Kendal dilihat dari jenis dan tekstur tanahnya adalah sebagai berikut: 1. Alluvial, jenis tanah ini bersifat hidromorf dan berwarna kelabu, coklat dan hitam. Produktifitas tanah ini dari rendah sampai tinggi dan digunakan untuk pertambakan, pertanian padi dan palawija, serta permukiman. Jenis tanah ini dapat ditemui di wilayah Kecamatan Cepiring, Patebon, Kendal, sebagian Kecamatan Weleri, Gemuh, Pegandon, Brangsong dan Kaliwungu.

  2. Latosol, tanah ini berwarna netral sampai asam berwarna coklat, coklat kemerahan sampai merah.

  Produktifitasnya sedang sampai tinggi dan digunakan untuk lahan pertanian padi, tembakau dan perkebunan. Jenis tanah ini dapat ditemui di wilayah Kecamatan Limbangan, Singorojo, Pegandon, Gemuh, Weleri, Plantungan, Sukorejo, Boja, Pageruyung, Patean dan sebagian Kecamatan Kaliwungu.

  3. Andosol dan Regosol, jenis tanah ini bersifat netral sampai asam dengan warna putih, coklat kekuning

  4. Mediteran Coklat Kemerahan, tanah ini merupakan jenis tanah peralihan antara alluvial dan latosol, bersifat agak netral dengan warna merah sampai coklat. Produktifitasnya sedang sampai tinggi dan biasa digunakan untuk sawah, tegal, kebun buah

  5. Podzolik dan Regosol, jenis tanah ini mengandung kapur dan tras bersifat netral sampai basa.

  Produktifitasnya rendah sampai sedang, biasanya digunakan sebagai lahan pertanian, perkebunan dan berpotensi sebagai lahan galian golongan C. Jenis tanah ini terdapat di Kecamatan Singorojo, Patean dan Limbangan.

  Kondisi geologi Kabupaten Kendal adalah sebagai berikut: 1. Alluvium, di dataran pantai endapan sebagian besar terdiri dari lempung dan pasir dengan ketebalan yang berbeda dengan bongkah

  • – bongkah yang terkumpul didasarnya ditutupi oleh pasir dan lanau dengan ketebalan 1 – 3 m.

  2. Andesit Horenblenda Augit yang merupakan aliran lava.

  3. Lahar Gunung Ungaran tengah dan batuan vulkanik di Gunung Kaligesik terdiri dari aliran basal – alivin

  • – augit.

  4. Formasi Damar terdiri atas batuan pasir tufaan, konglomerat breksi vulkanik dan tufa.

  5. Breksi vulkanik yang kebanyakan merupakan breksi aliran dengan sisipan – sisipan aliran kecil lava dan tufa halus sampai kasar. Batuan vulkanik yang melapuk dalam sekali dan membentuk tanah coklat kemerah

  • – merahan berbongkah – bongkah besar, dapat segar dan keras atau mempunyai pinggiran yang lapuk.

  6. Formasi Panjatan, berupa batu pasir, breksi, tufa, batu lempung, dan aliran – aliran lava, namun yang paling menonjol adalah batu pasir tufaan dan breksi vulkanik, sedang secara setempat meliputi aliran – aliran lava maupun batu lempung marin dan napal.

  7. Lapisan Marin, berupa selang – seling batu lempung, napal, batu pasir, konglomerat, breksi vulkanik dan batu gamping, namun yang terbesar adalah batu lempung. Sebagian gampingan dan napal berkisar warna abu

  • – abu muda sekali, abu – abu kebiruan dan kehijauan sampai abu – abu tua.

  8. Batu intrusi, terdiri dari beraneka ragam batuan basa dan mungkin ultra basa yang menembus Lapisan Marin dan Formasi Panjatan.

  9. Kifas Alluvium, yaitu campuran antara kerakal andesit ke beberapa bongkah dan pasir tufaan serta tanah latesit yang tersingkap pada lereng

  • – lereng bukit.

  10. Lava Andesit dan batuan klastika gunung api yang berasal dari Pegunungan Jembangan, terutama andesit kipersten augit, setempat

  • – setempat mengandung horenblenda dan setempat – setempat basal olivin yang tercampur pada aliran lava dan breksi aliran dengan beberapa breksi piroklastika, lahar dan endapan alluvium yang terdiri dari bahan rombakan gunung berapi serta aliran lava dan breksi aliran dalam jumlah yang tidak begitu banyak.

  11. Lava Andesit dan batuan klastika gunung api yang berasal dari Pegunungan Jembangan, terutama andesit kipersten augit, setempat

  • – setempat mengandung horenblenda dan setempat – setempat basal olivin yang tercampur pada aliran lava dan breksi aliran dengan beberapa breksi piroklastika dan lahar.

  12. Lava Andesit dan batuan klastika gunung api yang berasal dari Pegunungan Jembangan, terutama andesit kipersten augit, setempat

  • – setempat mengandung horenblenda dan setempat – setempat basal olivin yang tercampur pada aliran lava dan breksi aliran dengan beberapa breksi piroklastika dan lahar dan endapan alluvium

  Laporan Akhira

  Laporan Akhir

  IV-8

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) 2016 – 2020 KAB. KENDAL

  • – 2020 KAB. KENDAL

  Laporan Akhir

  IV-9 RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) 2016

  • – 2020 KAB. KENDAL

  Laporan Akhir

  IV-10 RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) 2016

  • – 2020 KAB. KENDAL

  Laporan Akhir

  IV-11 RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) 2016

  RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) 2016 RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) 2015 – 2019 KAB. KENDAL

  • – 2020 KAB. KENDAL

  IV-12 Laporan Akhir

4.5 Kondisi Hidrologi dan Hidrogeologi

  Suplai air tanah maupun air tawar seluruhnya datang dari hujan yang berasal dari penguapan air laut, yang merupakan bagian dari proses siklus hidrologi. Hujan yang jatuh akan meresap ke dalam tanah, sebagian menjadi air tanah yang mengisi aguifer (formasi tanah yang mengandung dan menghantarkan air tanah) dan sebagian besar mengalir di permukaan sebagai run off, dalam kenyataannya siklus hidrologi ini sangat rumit meskipun pada dasamya hidrologi adalah bagian dari ilmu bumi.

  Namun pada kenyataannya hidrologi harus berhubungan dengan atmosfir sebagai medium yang meneruskan air ke muka bumi maupun dari muka bumi. Kabupaten Kendal memiliki sekitar 20 mata air dengan debit yang beraneka ragam. Mata air yang ada tersebut pada umumnya terletak di Kecamatan Sukorejo, Plantungan, Singorojo, Limbangan, dan Pateaan.

  Kabupaten Kendal termasuk dalam wilayah Sub DAS Bodri, Sub DAS Besar Pemali

  • – Comal – Jratunseluna. Sungai-sungai yang mengalir sebagian besar hulunya masih berada di lingkup Kabupaten Kendal yaitu bagian tengah dan selatan. Secara umum, bagian tengah dan selatan Kabupaten Kendal merupakan daerah resapan air hujan yang diharapkan dapat mengisi akuifer yang berguna sebagai sumber air. Wilayah Daerah Aliran Sungai Kabupaten Kendal itu sendiri dilalui oleh 12 sungai, antara lain Sungai Aji (Kedung Pengilon), Bodri, Blukar, Bulawan, Damar, Kuto, Kentrung, Blorong, Waridin, Buntu, Kendal clan Kedung yang sebagian besar digunakan untuk sistem irigasi teknis persawahan dan perkebunan.

  Berdasarkan data yang ada, wilayah Kabupaten Kendal memiliki sumber mata air yang terbagi di wilayah Pageruyung, Plantungan, Sukorejo, Patean, Limbangan, dan Boja yang sebagian besar digunakan untuk penyediaan air bersih penduduk perkotaan. Akan tetapi, sabagian besar memiliki kandungan air tanah yang sedikit dengan air tanah yang dalam. Berdasarkan kondisi tersebut. PDAM Kabupaten Kendal mengupayakan pembuatan beberapa sumur dalam (deep well) untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

  Laporan Akhir

  • – 2020 KAB. KENDAL

  Laporan Akhir

  IV-14 RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) 2016

4.6 Kondisi Demografi

4.6.1 Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk Kabupaten Kendal pada tahun 2012 tercatat sebanyak 948.493 jiwa.

  Mengalami penurunan sebesar 28.310 jiwa dari tahun sebelumnya (2011). Pada tahun 2012, Kecamatan Boja merupakan Kecamatan dengan konsentrasi penduduk terbesar dibandingkan dengan Kecamatan lainnya di Kabupaten Kendal yaitu 70.072 jiwa atau 7,39% penduduk Kabupaten Kendal.

  Sedangkan kecamatan yang jumlah penduduknya paling sedikit adalah Kecamatan Plantungan dengan jumlah penduduk 30.501 jiwa atau 3,22 persen dari total penduduk di Kabupaten Kendal.

  Jumlah penduduk secara rinci perkecamatan periode 3 tahunan (2010-2012) dapat dilihat pada tabel IV-.2berikut:

  

Tabel IV-2

Jumlah Penduduk

Kabupaten Kendal Periode 2010-2012

  Laporan Akhir

4.6.2 Kepadatan Penduduk

  Konsentrasi penduduk tahun 2012 pada Kabupaten Kendal secara total sebesar 946

  2

  jiwa/Km . Kepadatan penduduk tertinggi terdapat pada Kecamatan Weleri, dengan luasan Kecamatan

  2

  2

  30,29 Km dan jumlah penduduk 59.419 jiwa didapat kepadatan penduduk 1.962 jiwa/Km . sedangkan

  2

  kepadatan terendah terdapat pada Kecamatan Singorojo, hanya 427 jiwa/Km . Kepadatan penduduk Kabupaten Kendal dirinci per-Kecamatan pada Tabel IV-3, sebagai berikut:

  

Tabel IV-3

Kepadatan Penduduk Kabupaten Kendal Tahun 2012

Laporan Akhir

  • – 2020 KAB. KENDAL

  Laporan Akhir

  IV-17 RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) 2016

4.6.3 Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

  Sex ratio adalah perbandingan banyaknya penduduk laki-laki dengan banyaknya penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu. Biasanya dinyatakan dalam banyaknya penduduk laki-laki per 100 perempuan. Berdasarkan tabel II.4 penduduk berdasarkan jenis kelamin di bawah, maka sex ratio Kabupaten Kendal tahun 2012 sebesar (478518/469975 x 100) = 101,82 artinya setiap 100 perempuan dalam suatu kawasan di Kabupaten Kendal, akan terdapat pula sebanyak 101 pria di dalamnya.

  

Tabel IV-4

Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Di Kabupaten Kendal Tahun 2012

  Laporan Akhir

4.7 KondisiSosial Ekonomi Wilayah

4.7.1 Kondisi Sosial Masyarakat

  Pembangunan manusia merupakan proses untuk memperluas pilihan yang dapat ditumbuhkan melalui upaya pemberdayaan penduduk. Pemberdayaan penduduk ini dapat dicapai melalui upaya yang menitikberatkan peningkatan kemampuan dasar manusia yaitu meningkatkan derajat kesehatan, pengetahuan, dan keterampilan agar dapat digunakan untuk mempertinggi partisipasi dalam kegiatan ekonomi produktif, sosial budaya, dan politik. Pembangunan manusia seutuhnya tidak saja mencakup aspek fisik biologis, aspek intelektualitas, dan aspek kesejahteraan ekonomi semata, tetapi aspek iman dan ketaqwaan juga mendapat perhatian yang sama besar. Kemajuan pembangunan manusia secara umum dapat ditunjukkan dengan melihat perkembangan indeks pembangunan manusia (IPM). Angka

  IPM Kabupaten Kendal mengalami peningkatan dari 71,48 pada tahun 2012 menjadi 72,03 pada tahun 2013. Demikian juga bila dilihat dari komponen-komponen penyusun IPM, nampak komponen IPM mengalami peningkatan walaupun sangat kecil.

  Secara absolut penduduk miskin Kabupaten Kendal tahun 2013 mengalami penurunan dari 121,20 ribu pada tahun 2012 menjadi 114,70 ribu pada tahun 2013. Sedangkan garis kemiskinan naik 8,58 persen dari tahun sebelumnya.

  

Tabel IV-5

  

IPM Kabupaten Kendal dan Komponen-Komponennya

Tahun 2012

  • – 2013

  Sumber: BPS Kabupaten Kendal, Tahun 2014 Laporan Akhir

  

Tabel IV-6

Garis Kemiskinan dan Penduduk Miskin Kabupaten Kendal

Tahun 2012 – 2013

  Sumber: BPS Kabupaten Kendal, Tahun 2014

4.7.2 Kondisi Ekonomi Wilayah

4.7.2.1 Pertumbuhan Ekonomi

  Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kendal mengalami perkembangan secara fluktuatif sejak tahun 2011 hingga tahun 2013. Keadaan ini dipengaruhi dengan adanya perubahan iklim usaha perekonomian di daerah Kendal, disamping peran Pemerintah Daerah dalam mengalokasikan dana APBD yang berbasis kinerja untuk mewujudkan visi dan misi pembangunan daerah Kabupaten Kendal. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kendal dipengaruhi pula dengan perkembangan yang ada dari sektor-sektor perekonomian yang menjadi kontributor Produksi Domestik setempat.Selama 3 (tiga) tahun terakhir yaitu dari tahun 2011-2013 secara singkat dapat dilihat dari tabel yang disajikan berikut:

  

Tabel IV-7

Pertumbuhan Ekonomi dirinci Menurut Sektor Lapangan Usaha

Di Kabupaten Kendal (Tahun 2011-2013)

  Sumber Data: Badan Pusat Statistik Kabupaten Kendal, 2014 Laporan Akhir Pertumbuhan ekonomi riil Kabupaten Kendal dalam perkembangan selama periode tiga tahun ini (2011-2013), mengalami perkembangan yang cukup berarti, terutama dalam tahun terakhir yaitu tahun 2013, yang pertumbuhannya menurun sebesar 0,04 % dari 5,54 % pada tahun 2012 menjadi 5,50 % pada tahun 2013. Penurunan pertumbuhan ekonomi disebabkan adanya penurunan dari nilai kontribusi beberapa sektor ekonomi. Sektor lapangan usaha yang mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi besar adalah sektor pertanian yang menurun dari 11,08% tahun 2011 menjadi 3,95% tahun 2013, serta sektor pengangkutan dan komunikasi yang menurun dari 6,35% tahun 2011 menjadi 3,90% tahun 2013.

4.7.2.2 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

  Dari sembilan sektor ekonomi yang ada pada PDRB Kabupaten Kendal Tahun 2013, kontribusi tertinggi didapat dari sektor industri pengolahan,disusul sektor pertanian dan sektor perdagangan. Sedangkan sektor yang memiliki kontribusi rendah adalah sektor pertambangan dan penggalian, serta sektor listrik, gas, dan air minum. Berdasarkan Harga Berlaku dimana faktor inflasi berpengaruh didalamnya, beberapa sektor ekonomi yang rentan terhadap faktor inflasi adalah Sektor Pertambangan & Penggalian,Bangunan, Pengangkutan & Komunikasi,Keuangan, Persewaan & Jasa,dan Jasa-jasa. Untuk lebih jelasnya, kontribusi sektor lapangan usaha pada PDRB Kabupaten Kendal atas dasar harga konstan dan harga berlaku tahun 2011-2013 dapat dilihat pada tabel berikut.

  

TabelIV-8

PDRB KabupatenKendalAtas DasarHargaKonstanTahun 2011-2013

(Dalam Jutaan Rupiah)

  Sumber Data: Kabupaten Kendal Dalam Angka yang diolah Laporan Akhir

  

TabelIV-9

PDRB KabupatenKendalAtasDasarHargaBerlakuTahun 2007-2009

(Dalam Jutaan Rupiah)

  Sumber: Kabupaten Kendal Dalam Angka yang diolah

4.7.2.3 Inflasi

  Angka Inflasi merupakan salah satuindikator penting yang dapat memberikaninformasi tentang dinamika perkembanganharga-harga barang dan jasa yangdikonsumsi masyarakat. Perkembanganharga barang dan jasa ini berdampaklangsung terhadap tingkat daya beli danbiaya hidup masyarakat, perubahan nilaiaset dan kewajiban serta nilaikontrak/transaksi bisnis. Oleh karena itumasyarakat, pelaku bisnis, kalanganperbankan dan pemerintah sangatberkepentingan terhadap perkembanganinflasi.

  Inflasi Kabupaten Kendal tahun 2013sebesar 8,07 persen. Inflasi ini jauh lebihtinggi dibandingkan tahun 2012 yang hanyamencapai 3,96 persen. Hal ini dipengaruhioleh naiknya harga BBM pada bulan Mei2013 yang memicu naiknya harga barangdan jasa di pasaran. Jika dicermatiperbulan, terjadi deflasi pada bulan April,Mei, September dan Oktober.Di Indonesia pada umumnyatermasuk di Kabupaten Kendal, kenaikanharga yang tinggi biasanya terjadimenjelang bulan puasa dan Hari Raya IdulFitri karena pada saat itu konsumsimasyarakat meningkat tajam. Hal inimenyebabkan inflasi tertinggi terjadi padabulan Juli sebesar 2,88 persen karenabertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri dantahun ajaran baru. Kenaikan harga barangdan jasa akan kembali turun, kemudiannormal kembali sekitar dua minggu setelahlebaran.

  Laporan Akhir

  Dalam dunia usaha kestabilan hargaatau terjadinya inflasi yang tidak begitutinggi merupakan pemicu makinberkembangnya usaha itu sendiri. Namunjika terjadi inflasi yang terlalu tinggi danterjadi secara terus menerus dapatmengakibatkan matinya dunia usaha karenaakan sepinya pembeli dan pengusahapuntidak akan mampu mengembalikan modalyang dimiliki.

Gambar 4.1 Grafik Inflasi Bulanan Kabupaten Kendal Tahun 2013

4.7.2.4 Potensi Pertanian

  Produksi tanaman padi dan palawijadi Kabupaten Kendal pada tahun 2013 inimengalami peningkatan dan penurunanyang bervariasi. Peningkatan tertinggi terjadipada produksi tanaman kacang kedelaisebesar 192 persen dan yang terendahadalah tanaman jagung yang hanyameningkat 4 persen dari tahun 2012.Tanaman yang produksinya mengalamipenurunan terbesar adalah kacang hijau,tahun 2013 ini turun sebesar 34 persen,padi gogo turun 21 persen sedangkan padisawah turun sebesar 1 persen.

  

Tabel IV-10

Produksi Tanaman Padi dan Palawija Di Kabupaten Kendal (Ton)

Sumber : BPS Kabupaten Kendal, Tahun 2014

  Laporan Akhir

  Disamping tanaman padi danpalawija, tanaman sayuran ada juga yangmengalami peningkatan yang cukupsignifikan yaitu cabai yang mengalamikenaikan sebesar 72 persen dan sawi naik68 persen. Komoditas sayuran lainnya jugamengalami peningkatan walaupun sedikit,seperti kubis yang mengalami peningkatansekitar 3 persen, bawang daun naik 7persen dan bawang merah dengan produksiterbesar di kelompok komoditi sayuran,produksi tahun 2013 mencapai 20.022 ton,mengalami peningkatan 2 persen dibandingtahun sebelumnya.

  

Tabel IV-11

Produksi Tanaman Sayuran Menurut Jenisnya

Di Kabupaten Kendal Tahun 2011-2013

  Sumber : BPS Kabupaten Kendal, Tahun 2014

  Tahun 2013 ini komoditi tanamanbuah-buahan mengalami kenaikan dan penurunan produksi yang berimbang.Kenaikan tertinggi terjadi pada produksibuah pisang yang naik 37 persen. Tanamanyang juga mengalami kenaikan antara lainsawo, jambu biji dan nangka, denganpertumbuhan masing-masing sebesar 36persen, 10 persen dan 5 persen. Tanamanrambutan yang pada tahun 2012 mengalamipenurunan sebesar 27 persen, tahun inikembali turun hingga 30 persen. Hal yangsama terjadi pada tanaman durian yangtahun 2013 ini mengalami penurunan 37persen, sedangkan tahun 2012 lalu turun 12persen. Komoditi lain yang mengalamipenurunan adalah jambu air yang turun 9persen dan mangga turun 2 persen.Tanaman buah-buahan yang nilaiproduksinya lebih dari 1000 ton pada tahun2013 ini adalah pisang, mangga, jambu biji,nangka, durian, rambutan dan sawo.

  Laporan Akhir

  

Tabel IV-12

Produksi Buah-Buahan Menurut Jenisnya

Di Kabupaten Kendal tahun 2011-2013

  Sumber : BPS Kabupaten Kendal, Tahun 2014

  Pada tahun 2013 ini tanamanperkebunan rata-rata mengalami penurunanproduksi kecuali tanaman tebu, kopi, karetdan kemukus. Tanaman tebu naik tajamhingga 1308 persen, kopi bertumbuh 30persen, karet naik 16 persen dan kemukus 1persen. Tanaman tembakau yangmerupakan komoditi dengan produksiterbesar, tahun ini mengalami penurunantertinggi mencapai 39 persen. Penurunanjuga terjadi pada tanaman cengkeh dan tehyang turun masing-masing 20 persen dan11 persen.

  Laporan Akhir

  

Tabel IV-13

Produksi Tanaman Perkebunan

Kabupaten Kendal (Ton)

  Sumber : BPS Kabupaten Kendal, Tahun 2014

4.7.2.5 Potensi Pariwisata

  Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kendal menyatakan jumlahpengunjung pada objek wisata SendangSikucing selama tahun 2013 berjumlah63.280 pengunjung meningkat 16,39 persendibandingkan tahun 2012. Walaupunjumlah pengunjung objek wisata SendangSikucing mengalami peningkatan, namunpendapatan yang diperoleh turun sebesar2,41 persen. Selama tahun 2013, jumlahpengunjung terbanyak terjadi pada bulanJanuari dan Agustus. Pada bulan Januaridan Agustus jumlah pengunjung objekwisata Sendang Sikucing mencapai 28.802 pengunjung, atau mencapai 45,52 persen dari total pengunjung selama 2013.

  Banyaknya jumlah pengunjung pada bulanini diduga berkaitan dengan tahun baru(Januari) dan hari raya lebaran (Agustus).Objek wisata Curug Sewu pada tahun2013 mengalami peningkatan yang cukupbesar pada jumlah pengunjung maupunpendapatan yang diperoleh. Jumlahpengunjung tahun 2013 tercatat sebesar78.346 pengunjung, naik 13,19 persen daritahun sebelumnya. Sedangkan kenaikanpendapatan tercatat mencapai 46,15 persenmenjadi sekitar 520 juta. Berbeda denganobjek wisata Sendang Sikucing, jumlahpengunjung terbanyak Curug Sewu hanyaterjadi pada bulan Agustus bertepatandengan libur lebaran yaitu sekitar 24 ribupengunjung atau mencapai 30 persen darijumlah pengunjung selama tahun 2013.

  Laporan Akhir

  

Tabel IV-14

Jumlah Pengunjung Objek Wisata

Di Kabupaten Kendal

  Sumber : BPS Kabupaten Kendal, Tahun 2014

4.7.2.6 Potensi Investasi

  Potensi investasi di Kabupaten Kendal dapat dilihat dari realisasi investasi berdasarkan kelompok usaha dan nilai investasinya. Realisasi investasi di Kabupaten Kendal tahun 2012 berjumlah 416 unit usaha dengan nilai investasi 423.786.066.194.000. Sektor lapangan usaha yang menyumbang realisasi investasi besar adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran, serta sektor bangunan. Sedangkan sektor dengan realisasi investasi terendah adalah sektor pertambangan dan energi. Untuk lebih jelasnya, realisasi investasi berdasarkan kelompok usaha dan nilai investasi Kabupaten Kendal dapat dilihat pada tabel berikut.

  

Tabel IV-15

Realisasi Investasi Berdasarkan Kelompok Usaha dan Nilai Investasi

Kabupaten Kendal

  Sumber : BPS Kabupaten Kendal, Tahun 2014 Laporan Akhir

  Laporan Akhir

  IV-28 RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) 2016 – 2020 KAB. KENDAL