DOCRPIJM 638848858d BAB IVbab. 4 profil kota skw

BAB. IV PROFIL KOTA SINGKAWANG

  4.1. Letak Kota Singkawang Kota Singkawang merupakan salah satu bentuk pemerintahan kota di Kalimantan Barat. Terletak di antara Kabupaten Sambas dan Kabupaten Bengkayang, dengan luas wilayah 504 km2. Dibandingkan dengan luas wilayah daerah kabupaten/kota se-Kalimantan Barat, Kota Singkawang merupakan yang terkecil luas wilayahnya setelah kota Pontianak. Kota Singkawang terletak pada 0° 44’55,85” – 01°

  01’21,51” Lintang Utara dan 108°51’47,6”-109°10’19” Bujur Timur. Batas-batas wilayah selengkapnya untuk kota Singkawang adalah : o

  : Kabupaten Sambas Utara o

  : Kabupaten Bengkayang Selatan o

  : Kabupaten Bengkayang Timur o

  : Laut Natuna

Barat

  4.2. Luas Wilayah Kota Singkawang terdiri dari lima kecamatan dengan luas wilayah 50.400 ha atau sekitar 0,34 persen dari luas wilayah Kalimantan Barat. Kecamatan terluas adalah Kecamatan Singkawang Selatan (22.448 Ha atau 44,54 persen) dan terkecil adalah kecamatan Singkawang Barat (1.806 Ha atau 2,98 persen) dari wilayah kota.

  Gambar 4.1.

  Presentase luas Kota Singkawang menurut kecamatan Tabel 4.1.

  Batas administrasi Kota Singkawang menurut kecamatan

  Tabel 4.2.

  Luas wilayah Kota Singkawang menurut jenis tanah

  4.3. Jenis Tanah Dari Lima jenis tanah yang terdapat di Kota Singkawang sebagian besar merupakan tanah Aluvial (25.338 Ha) sedangkan yang terkecil adalah tanah Lasotol (2.988 Ha), berikut uraian jenis tanah dengan luas areanya. o

  Organosol yaitu tanah yang tersusun dari bahan organik/campuran bahan mineral dan bahan organik. Jenis tanah ini mudah mengerut tak balik dan bila kering pekat terhadap erosi serta mudah terbakar. Terdapat seluas 3.752 ha atau sekitar 7,44 persen dari total wilayah kota. o

  Alluvial yaitu jenis tanah yang berwarna kelabu, coklat sampai hitam, mempunyai sifat tidak peka terhadap erosi dan cocok digunakan untuk usaha budidaya pertanian, dan terbentuk dari endapan laut, sungai dan danau terdapat seluas 25.338 ha atau 50,27 persen dari total wilayah kota. o Podsol yaitu tanah yang bersifat basa dengan tingkat kejenuhan yang rendah, berwarna kuning putih, pada umumnya bertekstur kasar karena terbentuk dari batuan endapan serta termasuk miskin unsur hara. Terdapat 14.276 ha atau 28,33 persen dari total wilayah kota. o

  Latasol yaitu jenis tanah yang memiliki solusi tanah yang tebal antara 130- 200 cm, berwarna coklat, merah sampai kekuning-kuningan. Tanah ini sangat peka terhadap erosi tetapi sangat potensial dikembangkan sebagai usaha pertanian. Terdapat seluas 2.988 ha atau 5,93 persen dari total wilayah kota. o

  PMK (Podsolid Merah Kuning) yaitu jenis tanah ini berwarna kuning merah, bereaksi masam dengan tingkat kejenuhan basa rendah, sebagian telah dibudidayakan untuk perkebunan karet dan ladang dengan luas 4.046 ha atau 8,00 persen dari total luas wilayah kota.

  Tabel 4.3.

  Luas wilayah genangan Kota Singkawang menurut kecamatan

  4.4. Geomorfologi Berdasarkan topografi, wilayah kota di Singkawang sebagian besar merupakan wilayah dataran dan selebihnya wilayah bukit dan gunung. Wilayah dataran mencapai 31.904 hektar tersebar di 5 kecamatan, sedang bukit dan gunung seluas 18.496 hektar sebagian besar di wilayah Singkawang Timur dan Singkawang Selatan, sedikit di sebelah Barat dan Tengah, sedangkan di Singkawang Utara tidak terdapat wilayah pegunungan dan perbukitan. Luas wilayah tergenang mencapai 14.147 hektar (28,07 persen dari total luas wilayah) tersebar di seluruh kecamatan. Untuk daerah tergenang, kecamatan Singkawang Timur merupakan kecamatan yang paling luas tergenang (6.126 hektar), sedangkan kecamatan Singkawang Barat wilayahnya paling sedikit tergenang (1.206 hektar). Luas wilayah yang tidak tergenang mencapai 36.253 hektar (71,93 persen dari total wilayah), dari 36.253 hektar yang tidak tergenang 8,32 % jenis porous dan sisanya 91,68 % bukan porous.

  Dilihat dari tekstur tanah, maka sebagian besar luas wilayah Kota Singkawang terdiri dari jenis tanah halus yang meliputi areal 24.238 hektar (48,09 persen), berikutnya jenis tanah sedang 18.496 hektar (36,70 persen), jenis tanah kasar 3.168 hektar (6,29 persen), jenis tanah gambut 3.940 hektar (7,82 persen), jenis tanah rawa 256 (0,51 persen) dan jenis tanah lainnya 302 (0,60 persen). Jika berdasarkan kelas lereng, maka sebagian besar luas wilayah Kota Singkawang berada pada kelas kurang dari 2 persen (37.236 hektar atau 73,88 persen), dan luas wilayah paling kecil berada pada kelas diatas 40 persen (812 hektar atau 1,61 persen).

  4.5. Penggunaan Tanah Berdasarkan penggunaan tanah, sebagian besar luas tanah di Kota Singkawang adalah perkebunan (45,60 persen), hutan (15,19 persen) dan sawah irigasi non teknis (12,92 persen). Dari 50.400 hektar luas wilayah Kota Singkawang, areal untuk pemukiman hanya 358,0 hektar (0,71 persen), sementara areal untuk industri merupakan yang areal yang paling kecil yaitu hanya sekitar 10 hektar (0,02 persen). Areal-areal yang lain adalah berupa padang/semak (10,73 persen), hutan belukar (6,51 persen), kebun campuran (5,22 persen), pertambangan (2,61 persen), dan lain-lain (0,50 persen).

  4.6. Pemerintahan Kota Singkawang merupakan pemerintahan Kota kedua di Kalimantan Barat setelah Pemerintah Kota Pontianak. Kota Singkawang membawahi 5 Kecamatan yang terdiri dari 26 Kelurahan, yang merupakan sistem pemerintahan terkecil di bawah kecamatan.

  4.7. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sebagai salah satu kota defenitif, Kota Singkawang mempunyai lembaga Legislatif (DPRD) periode 2010

  • – 2014 yang merupakan hasil Pemilu Pilkada 2009. Dari 25 anggota Legislatif tersebut, komposisi keanggotaan menurut jenis kelamin 23 anggota laki-laki dan 2 orang perempuan. Ditinjau dari tingkat pendidikan yang ditamatkan, 8 orang SLTA, dan 17 orang sarjana (strata 1 dan strata 2). Kinerja DPRD dapat ditinjau dari banyak produk DPRD seperti SK Pimpinan, keputusan DPRD dan Perda yang dikeluarkan. Menurut jenisnya produk DPRD Kota Singkawang pada tahun 2012 telah diterbitkan sebanyak 29 produk yang terdiri 3 SK Pimpinan, 15 Keputusan DPRD dan 8 Peraturan Daerah.

  4.8. Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan data dari Bagian Kepegawaian Pemerintah Kota Singkawang, jumlah pegawai yang bekerja di kota Singkawang pada akhir tahun 2013 tercatat sebanyak 4.438 pegawai yang semuanya adalah pegawai negeri sipil. Data tersebut merupakan data pegawai di lingkungan Pemerintah Kota Singkawang (tidak termasuk pegawai negeri instansi vertikal). Dilihat dari golongan pegawai, terdapat 99 pegawai golongan I, 1.403 pegawai golongan II, 2.001 pegawai golongan III dan 1.295 pegawai golongan IV.

  Gambar 4.2.

  Piramida penduduk Kota Singkawang

  4.9. Penduduk Penduduk merupakan modal dasar pembangunan, seperti yang tercantum dalam Propenas bahwa manusia Indonesia atau penduduk disebut sebagai modal dasar di samping modal dasar lainnya, apabila mereka dapat dibina dan dikerahkan secara efektif. Namun penduduk juga dapat menjadi beban pembangunan apabila tidak berkualitas, baik kualitas pendidikan, kesehatan mental dan fisik. Oleh karena itu penduduk yang banyak bukan jaminan bagi tercapainya keberhasilan pembangunan. Jumlah penduduk Kota Singkawang tahun 2013 berdasarkan hasil proyeksi sebanyak 198.742 jiwa, dimana 101.195 jiwa adalah laki-laki dan 97.547 jiwa perempuan, dengan kata lain perbandingan antara penduduk laki-laki dan perempuan ( sex ratio) sebesar 103,74. Dengan luas wilayah Kota Singkawang sebesar 504 Km2, maka kepadatan penduduk Kota Singkawang sebesar 394 jiwa per kilometer persegi. Penyebaran penduduk di kota Singkawang tidak merata antar kecamatan. Kecamatan Singkawang Barat dan Singkawang Tengah kepadatannya masing-masing sebesar 2.777 dan 2.124 jiwa per Km2, sedangkan di Kecamatan Singkawang Selatan, Singkawang Timur, dan Singkawang Utara kepadatannya di masing-masing kecamatan berturut-turut hanya sebesar 196, 123, dan 351 jiwa per km2 . Dilihat dari kepadatan penduduk per kelurahan, kepadatan tertinggi juga terjadi di Kecamatan Singkawang Barat dengan kepadatan 12.539 orang per Kelurahan. Jumlah penduduk terbanyak terdapat di Kelurahan Pasiran, Roban dan Sedau dengan jumlah penduduk masing-masing sebesar 30.824 jiwa, 28.577 jiwa dan 28.487 jiwa.

  Tabel 4.4.

  Jumlah kelurahan, luas wilayah dan kepadatan penduduk

  Tabel 4.5.

  Jumlah penduduk menurut kecamatan dan kelurahan

  Tabel 4.6.

  Laju pertumbuhan penduduk Kota Singkawang

  4.10. Ketenagakerjaan Dalam konsep ketenagakerjaan penduduk dibedakan menjadi penduduk usia kerja dan penduduk bukan usia kerja. Penduduk usia kerja adalah mereka yang berumur 15 tahun ke atas, dimana pada usia tersebut dianggap sebagai tenaga kerja potensial yang sudah siap dimanfaatkan di semua sektor ekonomi untuk menggerakkan sumber-sumber produksi yang ada guna menghasilkan barang dan jasa. Berkenaan dengan aspek ekonomi, penduduk usia kerja digolongkan menjadi 2, yaitu penduduk yang aktif secara ekonomi dan penduduk yang tidak aktif secara ekonomi. Penduduk yang aktif secara ekonomi adalah mereka yang bekerja dan yang sedang mencari pekerjaan atau biasa disebut dengan angkatan kerja, sedang penduduk yang tidak aktif secara ekonomis adalah penduduk yang hanya mengkonsumsi barang dan jasa. Pada tahun 2013 persentase angkatan kerja di Kota Singkawang adalah 66,53 persen dari penduduk usia kerja, atau dengan kata lain Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Kota Singkawang sebesar 66,53 persen. Sedangkan persentase angkatan kerja yang bekerja adalah sebesar 63,48 persen dari jumlah penduduk atau 95,41 persen dari angkatan kerja, jadi tingkat kesempatan kerja Kota Singkawang adalah 95,41 persen atau dengan kata lain tingkat pengangguran sebesar 4,59 persen. Berdasarkan lapangan pekerjaan, dari jumlah penduduk yang bekerja, sekitar 26,39 persen dari mereka bekerja di sektor pertanian. Sektor-sektor lain yang cukup besar peranannya dalam penyerapan tenaga kerja adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran (27,28 persen) dan sektor jasa (22,89 persen). Berdasarkan data Sakernas juga terlihat bahwa sebagian besar penduduk bekerja sebagai pekerja. Sebanyak 52,31 persen berstatus sebagai buruh/karyawan/pegawai, dan bahkan 5,74 persen diantaranya adalah pekerja tidak dibayar. Hal ini tentu sangat terkait dengan pentingnya penyediaan kesempatan kerja yang memadai, dimana 52,31 persen pekerja berstatus sebagai karyawan/buruh. Bila ditinjau dari tingkat pendidikan, sebagian besar pencari kerja di Kota Singkawang sudah mencapai pendidikan diploma/sarjana (52 persen), sedangkan 12,83 persen diantaranya berpendidikan SMA. Dengan kata lain, pendidikan para pencari kerja di Kota Singkawang sebenarnya sudah cukup memadai. Cara untuk mengukur tingkat kesejahteraan buruh disuatu daerah adalah dengan membandingkan antara kebutuhan hidup minimum dengan upah minimum yang berlaku di daerah setempat. Kebutuhan hidup minimum untuk pekerja dengan satu istri dan dua anak pada tahun 2013 berkisar antara 1.300.000

  • – 1.600.000 rupiah atau rata-rata sekitar 1.463.000 rupiah. Sedangkan upah minimum pada tahun yang sama adalah sebesar 1.450.000 rupiah.

  4.11. Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu bentuk investasi bagi masyarakat, dengan salah satu tujuannya untuk meningkatkan kecerdasan dan kesejahteraan penduduk secara maksimal. Dengan demikian sasaran pendidikan adalah penduduk baik sebagai perorangan maupun kelompok. Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah dan swasta di bidang pendidikan antara lain dengan menyediakan berbagai fasilitas pendidikan seperti pembangunan gedung, pengadaan buku-buku pelajaran, dan penyedian tenaga pengajar yang berkualitas. Berdasarkan data Dinas Pendidikan Kota Singkawang tahun 2013/2014, terdapat 40 unit TK dengan jumlah guru sebanyak 199 orang dan murid 2.448 orang. Rasio murid dibanding sekolah 61:1 artinya 1 sekolah berisi 61 murid, sedangkan rasio murid dibanding guru adalah 12: 1 artinya 1 orang guru mengurusi 12 orang murid. Banyaknya sekolah SD 103 unit, guru 1.548 orang dan murid 27.752 orang. Rasio murid dibanding sekolah 269:1 dan rasio murid terhadap guru 18 : 1. Banyak sekolah SLTP 45 unit, dengan jumlah guru 1.375 orang dan murid 11.149 orang. Rasio murid banding sekolah 247:1, rasio murid banding guru 8:1. Jumlah sekolah SLTA (SMU) 22 unit, guru 504 orang, murid 5.451 orang. Rasio murid banding sekolah 247:1 dan murid banding guru 11:1. Jumlah sekolah SMK 12, guru 372 orang, murid 4.319 orang, rasio murid banding sekolah 360:1 dan rasio murid terhadap guru 12:1. Jumlah perguruan tinggi di Kota Singkawang pada tahun 2013 tercatat 6 unit, 4 sekolah tinggi dan 2 lainnya akademi. Jumlah tenaga pengajar sebanyak 213 dosen dan jumlah mahasiswa tercatat 3.082 orang.

  4.12. Kesehatan Pelayanan Kesehatan adalah hak setiap orang sejak lahir. Upaya untuk memperbaiki kesehatan orang perlu ditingkatkan . Hal ini berkaitan dengan peningkatan sumber daya manusia, karena dengan kualitas kesehatan yang baik diharapkan dapat tercipta produktivitas penduduk yang tinggi. Salah satu kebijakan pemerintah dibidang kesehatan adalah dengan menyediakan berbagai sarana dan prasarana kesehatan sebagai upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Singkawang, pada tahun 2013 terdapat 6 rumah sakit, 5 puskesmas Kecamatan, 21 Puskesmas Kelurahan, 13 Puskesmas pembantu. Rumah sakit merupakan salah satu prasarana kesehatan yang penting sekali yang harus dimiliki oleh suatu daerah sebagai pusat kesehatan bagi masyarakat. Dari 6 rumah sakit yang ada, jumlah tempat tidurnya yang tersedia sebanyak 1.186. Di Kota Singkawang terdapat 68 dokter, 5 dokter gigi, 785 tenaga paramedis. Selain fasilitas kesehatan tersebut di Kota Singkawang didukung pula fasilitas kesehatan lainnya yaitu 15 apotik, 5 Optik, 2 industri jamu dan 23 toko obat.

  Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, maka kondisi kesehatan penduduk merupakan hal yang tidak boleh dilupakan. Salah satu upaya adalah pemberian imunisasi. Selama tahun 2013 pelaksanaan kegiatan imunisasi di Kota singkawang menurut jenisnya dapat ditunjukkan sebagai berikut : 1.863 BCG, DPT-1 3.291, campak 3.106, TT-1 1.437 dan TT-2 1.546. Peranan keluarga sebagai pembentuk sumber daya manusia yang tangguh sangat diperlukan. Oleh karena itu, perlu diciptakan suatu keluarga yang bahagia dan sejahtera. Pembangunan untuk mewujudkan keluarga sejahtera pada hakekatnya merupakan bagian dari pembangunan sumber daya manusia yang lebih menekankan pada pentingnya peranan keluarga dalam meningkatkan kualitas manusia baik sebagai pelaku maupun penikmat hasil pembangunan. Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan pemerintah guna mewujudkan keluarga sejahtera (KS) melalui upaya penurunan tingkat kelahiran, yaitu dengan cara pemakaian alat kontrasepsi secara konsisten dan berkesinambungan. Menurut data Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan KB Kota Singkawang, sarana pelayanan KB pada tahun 2013 tercatat 26 PPKBD dan 134 posyandu yang dapat melayani seluruh pasangan usia subur (56.119). Pasangan yang telah dilayani sebanyak 42.252 Akseptor KB aktif. Dari jumlah akseptor KB aktif tersebut sebagian besar menggunakan alat kontrasepsi Pil 17.114 (40,50 persen), disusul Suntikan 12.235 (28,96 persen), kondom 4.760 (11,27 persen), IUD 4.537 (10,74 persen), MOP/MOW 2.293 (5,43 persen), dan implant 1.313 (3,11 persen). Bila ditinjau dari lamanya mengikuti program KB, sebagian besar masih merupakan peserta KB yang relatif baru ( 5 tahun ) yakni sebanyak 3.230 peserta, peserta KB lestari dengan rincian 1.986 peserta 10 tahun, 1.097 peserta 16 tahun dan 675 peserta lebih dari 16 tahun. Indikator kesejahteraan lain yang dapat dijadikan dasar untuk melihat tingkat kesejahteraan keluarga adalah banyaknya keluarga sejahtera. Semakin besar jumlah keluarga (KS II, III dan III Plus) dibandingkan KS I dan Pra KS semakin tinggi tingkat kesejahteraan Keluarga (masyarakat). Di Kota Singkawang tahun 2013 jumlah KS II, III, III+ berjumlah 45.527 (86,87 persen). Pra KS dan KS I = 6.882, artinya bahwa setidaknya banyak keluarga miskin dan sangat miskin hanya 13,13 persen.

  4.13. Hukum dan Kriminalitas Tingkat keamanan masyarakat juga merupakan salah satu pendukung tercapainya kesejahteraan penduduk. Berdasarkan data dari Kepolisian Resort Kota Singkawang sebanyak 883 kasus kejahatan/pelanggaran yang dilaporkan di Polres kota Singkawang tahun 2013 didominasi oleh jenis kejahatan pencurian dengan pemberatan yakni 132 kasus, disusul Pencurian kendaraan bermotor roda dua 131 kasus, pencurian biasa 102 kasus, dan penggelapan 96 kasus. Sementara itu salah satu indikator ketangguhan aparat kepolisian dalam menangani kasus-kasus perkara menurut profesi adalah persentase masalah yang diselesaikan dibandingkan masalah yang ditangani. Dari 883 kasus yang dilaporkan 545 kasus, atau setara dengan 61,58 % nya telah dapat diselesaikan selama tahun 2013.

  Untuk melihat tingkat kriminalitas dapat pula diketahui dari banyaknya tahanan pada kejaksaan dari bulan ke bulan. Selama tahun 2013 tercatat 135 tahanan di kejaksaan negeri Kota Singkawang. Paling banyak tercatat pada bulan November, yakni 31 orang, disusul bulan September 25 orang. Rata-rata tiap bulan ada sekitar 21 orang tahanan baru yang masuk di Kejaksaan Negeri Kota Singkawang. Berdasarkan banyaknya tahanan kejaksaan yang telah diselesaikan tahun 2013 dapat diketahui efektivitas kinerja kejaksaan negeri memproses kasus kejahatan. Dari 95 tahanan yang tersisa pada tahun 2013 seluruhnya telah dilimpahkan ke Pengadilan negeri, artinya 100 % tahanan kejaksaan telah diproses. Berdasarkan hasil putusan pengadilan negeri selama tahun 2013 dari 1.563 putusan yang dikeluarkan, 78% adalah terpidana laki-laki, 18% adalah terpidana perempuan. Sedangkan Kasus Pidana yang dilakukan Anak-anak sebanyak 64 kasus (4 persen). Bila ditinjau dari jenis kasus pidana yang dilakukan, 84% atau sebanyak 1.314 putusan adalah Pidana Denda, 16% atau sebanyak 242 putusan adalah Pidana Penjara. Sedangkan Putusan Pidana Bersyarat hanya sebanyak 6 putusan.

  4.14. Keagamaan Berdasarkan Propenas 1999-2004, salah satu cerminan kebebasan melaksanakan ibadah menurut agama adalah terdapatnya tempat ibadah. Pada tahun 2013 banyaknya tempat ibadah dari kelima agama resmi di kota Singkawang, terdapat 120 masjid, 76 surau dan 33 mushola untuk agama Islam, 56 gereja dan 16 pos penginjil untuk agama Kristen Protestan, 22 gereja dan 8 kapel untuk agama Kristen Katolik, 23 Vihara dan 267 cetya untuk pemeluk agama Budha. Berdasarkan tanah wakaf Islam yang terbanyak untuk keperluan makam dengan luas 230.571 m2. Pelayanan pemerintah terhadap masyarakat dalam menjalankan perintah agamanya juga tercermin dari besarnya peran pemerintah dalam pemberian bantuan pada rumah ibadah. Pada tahun 2013 pemerintah Kota Singkawang telah memberikan bantuan untuk rumah ibadah yang ada di kota Singkawang senilai Rp 3.310.655.000. Selain itu, pelayanan pemerintah pada masyarakat juga tercermin dari peran pemerintah dalam mengelola zakat fitrah. Pada tahun 2013 tercatat 64.322 muzakki, dari jumlah muzakki tersebut hasil zakat infaq dan shadaqahnya telah disalurkan berupa uang sebesar Rp 893.190.000 dan berupa beras dinilai dengan berat sebanyak 8.400 kg. Data yang berkaitan dengan pelayanan kepada masyarakat yang dilakukan oleh Kantor Kementrian Agama yakni pemberangkatan jemaah haji asal Kota Singkawang. Tercatat jemaah haji yang berangkat tahun 2013 sebanyak 79 orang terdiri dari 36 laki-laki dan 43 perempuan. Komposisi perkecamatan menunjukkan jemaah haji sebagian besar berasal dari Singkawang Tengah dan Singkawang Barat yang masing-masing sebanyak 43 orang (54,43 persen) dan 19 orang (24,01 persen). Kesejahteraan penduduk dapat digambarkan oleh keadaan keluarga yang sejahtera. Selama tahun 2013 Untuk perkara yang masuk ke pengadilan agama Kota Singkawang tercatat 385 kasus, yaitu kasus cerai talak 90 kasus dan cerai gugat 247 kasus. Selain itu kasus lainnya berjumlah 48 kasus. Berdasarkan faktor penyebab sebagian besar kasus perceraian terjadi akibat dari tidak adanya keharmonisan dalam keluarga yakni sebanyak 176 kasus (61,32 persen), disusul kemudian karena alasan tidak tanggung jawab sebanyak 43 kasus (14,98 persen).

  4.15. Indikator UNFPA Beberapa indikator UNFPA yang belum dicakup pada penerbitan DDA sebelumnya dimasukkan ke dalam subbab tersediri. Adapun Indikator UNFPA meliputi indikator Kependudukan, Kesehatan produksi, Kesehatan produksi remaja, Keluarga Berencana (KB), Gender, Kemiskinan dan HIV / AIDS. Hal ini dimaksudkan agar penyebaran informasinya dapat lebih luas, atau tidak hanya terbatas pada dinas / instansi penyelenggara program. Pada tahun 2013, jumlah penduduk Kota Singkawang sebanyak 198.742 jiwa atau meningkat sekitar 2,11 persen dibandingkan dengan tahun 2012. Sedangkan jumlah rumah tangga sebesar 41.960 rumah tangga dan sekitar 15,04 persennya merupakan rumah tangga yang dikepalai oleh wanita. Sebagian penduduk bermukim di perkotaan dan rasio jenis kelamin sekitar 105,24. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Singkawang, ada 5 kecamatan yang sudah memiliki Puskesmas dengan pelayanan Kesehatan Reproduksi. Jumlah kelahiran yang dilaporkan sebanyak 3.953 kelahiran dengan jumlah bayi lahir hidup sebanyak 3.875 bayi dan bayi lahir mati sebanyak 16 atau dengan kata lain tingkat kematian bayi sebesar 6,2 per 1.000 kelahiran hidup atau 620 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan angka kematian ibu maternal sebesar 103,2 kematian per 100.000 ibu maternal.

  Gambar 4.3.

  Jumlah sekolah menurut kecamatan dan tingkat pendidikan tahun 2013

  4.16. Tanaman Pangan Sektor pertanian masih menjadi tulang punggung perekonomian di Kota Singkawang, baik dari sisi penghasil nilai tambah, maupun sebagai sumber penghasilan atau penyedia lapangan kerja/usaha. Dengan kata lain, sektor pertanian masih merupakan mata pencaharian utama sebagian besar penduduk Kota Singkawang.

  Menurut Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Singkawang, kondisi pertanian di Kota Singkawang dilihat dari luas panen tanaman padi tahun 2013 sebesar 5.347 hektar dengan jumlah produksi sebanyak 17.447 Ton. Luas panen terbesar terdapat di Kecamatan Singkawang Utara dengan 2.305 Ha, diikuti Singkawang Timur dengan 1.196 Ha, Singkawang Selatan 883 Ha, dan Singkawang Tengah 554 Ha. Sedangkan Singkawang Barat merupakan kecamatan dengan luas panen terkecil yaitu 409 Ha. Pada tahun 2013 Produk unggulan kota Singkawang untuk tanaman palawija adalah jagung, ubi kayu dan ubi jalar. Luas panen jagung 195 Hektar dengan produksi total 958 Ton yang tersebar di 2 Kecamatan, yaitu di Kecamatan Singkawang Timur dengan luas panen 142 hektar dan produksi sebanyak 695 Ton serta di Singkawang Selatan dengan luas panen 35 Hektar dan produksi 182 Ton. Luas panen Ubi kayu 67 Hektar dengan produksi 868 Ton yang tersebar di tiga Kecamatan. Luas panen terbesar terdapat di Kecamatan Singkawang Selatan seluas 43 Hektar dengan produksi 563 Ton, sedangkan luas panen terkecil terdapat di Kecamatan Singkawang Utara dengan 5 Hektar produksi sebesar 63 Ton. Luas Panen Ubi Jalar di Kota Singkawang pada th 2013 adalah 43 Hektar dengan produksi 273 Ton. Luas panen terbesar terdapat di Kecamatan Singkawang Selatan yakni seluas 22 Hektar dengan produksi 143 Ton, sementara luas panen terkecil terdapat di Kecamatan Singkawang Timur dengan luas 5 Hektar dan produksi 30 Ton. Produk unggulan tanaman sayur-sayuran adalah petsai/sawi, cabe, ketimun, kacang panjang, bayam, kangkung dan terung. Berdasarkan luas panen selama tahun 2013 tercatat luas panen petsai/sawi 559 Hektar, cabe 80 Hektar, ketimun 130 Hektar, kacang panjang 155 Hektar, bayam 54 Hektar, kangkung 58 hektar dan terung 67 Hektar. Produksi masing-masing, petsai/sawi 8.258 Ton, cabe 323 Ton, ketimun 539 Ton, kacang panjang 519 Ton, bayam 231 Ton, kangkung 239 Ton, dan terung 309 Ton. Produk unggulan buah-buahan adalah nenas, jeruk, pisang, dan durian, dengan produksi masing-masing sebanyak 32.160 Ton, 21.956 Ton, 1.801 Ton, 464 Ton.

  4.17. Peternakan dan Perikanan Potensi ternak di Kota Singkawang adalah sapi, kambing dan babi. Populasi sapi tersebar di seluruh kecamatan dengan total 5.067 ekor. Kambing tersebar di seluruh kecamatan sebanyak 2.654 ekor. Untuk babi tersebar hanya di 4 kecamatan dengan jumlah ternak 23.873 ekor dan merupakan unggulan Kecamatan Singkawang Selatan. Jumlah ayam ras pedaging 1.908.300 dengan populasi terbesar terdapat di Kecamatan Singkawang Selatan. Ayam Ras Petelur tersebar di seluruh kecamatan dengan populasi terbanyak di Singkawang Selatan sebesar 1.928.300 ekor dan terkecil di Singkawang Utara dengan populasi sebesar 270 ekor. Ayam buras sebanyak 533.970 ekor dan itik 15.120 ekor. Khusus burung walet meskipun diketahui di Kota Singkawang sedang marak usaha ini, jumlah produksi usaha walet masih sulit didapatkan. Namun demikian, jumlah usahanya terus meningkat dan tercatat ada 730 usaha pada tahun 2011. Untuk pemotongan hewan ternak selama tahun 2013, yang paling banyak dipotong adalah babi yaitu sebanyak 14.120 ekor, disusul kemudian sapi sebanyak 5.522 ekor, dan kambing sebanyak 1.125 ekor. Untuk pemotongan unggas, ayam ras pedaging dipotong sebanyak 916.110 ekor, kemudian ayam ras petelur dipotong sebanyak 464.945 ekor. Ayam buras dan itik masing-masing dipotong sebanyak 36.345 ekor dan 29.030 ekor.

  Produksi daging di Singkawang mengalami sedikit kenaikan, dari 9.682,54 ton pada tahun 2012 menjadi 10.905,65 ton pada tahun 2013. Sementara itu, produksi telur turun dari 22.345,81 ton pada tahun 2012 menjadi 21.661,15 ton pada tahun 2013. Khusus untuk produksi daging jika dilihat dari jenis ternak dan unggas, maka produksi daging terbesar adalah daging ayam ras pedaging, disusul kemudian babi dan daging ayam ras petelur, berturut-turut sebesar 4.159 ton, 3.383 ton dan 1.980 ton. Untuk sub sektor perikanan, khususnya perikanan laut, total produksi mencapai 536,44 ton dengan nilai produksi mencapai 13.430 juta. Untuk ikan perairan umum, produksi tahun 2013 sebesar 309 ton dengan nilai produksi mencapai 10.108 juta. Dan untuk ikan budidaya total produksi sebesar 506 ton dengan nilai produksi 14.466 juta.

  4.18. Kehutanan Luas areal hutan di Kota Singkawang seluas 12.332 hektar yang sebagian besar (4.598 hektar) merupakan hutan produksi biasa (37,41 persen). Sedangkan untuk hutan tanaman rakyat pada tahun 2013 seluas 1.432 hektar. Hutan suaka/cagar alam seluas 3.951 hektar. Sedangkan selebihnya digunakan untuk hutan lindung, hutan yang dikonversi dan hutan tanaman wisata seluas 2.351 hektar.

  4.19. Perkebunan Produksi utama subsektor perkebunan di Kota Singkawang terutama adalah karet, kelapa dan kelapa sawit. Luas areal perkebunan karet pada tahun 2013 adalah 10.055 Ha dengan produksi sebanyak 5.121 Ton, sementara kelapa dan kelapa sawit memiliki luas areal berturut-turut 2.818 Ha dan 6.117 Ha dengan produksi masing-masing sebanyak 3.019 Ton dan 1.925 ton. Selain ketiga komoditi tersebut, di Kota Singkawang juga terdapat perkebunan kakao, kelapa hybrida, kopi, lada, kemiri, cengkeh dan pinang. Namun produksi komoditi tersebut belum terlalu besar.

  4.20. Industri Berdasarkan jumlah tenaga kerja, perusahaan industri dibagi menjadi 4 golongan : o

  Industri rumahtangga, yakni perusahaan/usaha industri dengan tenaga kerja antara 1 – 4 orang. o

  Industri kecil, yakni perusahaan/usaha industri dengan tenaga kerja antara 5-19 orang. o

  Industri sedang, yakni perusahaan industri dengan jumlah tenaga kerja antara 20-99 orang. o

  Industri besar, yakni perusahaan industri dengan jumlah tenaga kerja 100 orang atau lebih.

  Berdasarkan kategori diatas, pada tahun 2013 di Kota Singkawang tercatat 5 perusahaan industri sedang, semuanya ada di kecamatan Singkawang Selatan.

  Adapun untuk industri kecil, pada tahun 2013 terdapat 7 perusahaan. Dan untuk industri mikro/rumah tangga ada sebanyak 3 industri. Jika klasifikasi industri dilihat berdasarkan Dinas PerindagKop maka jumlah industri kecil di kota Singkawang sebanyak 577 perusahaan, terdapat di Singkawang Barat sebanyak 268 perusahaan, 156 perusahaan di Singkawang Tengah, 104 perusahaan di Singkawang Selatan, 27 di Singkawang Utara dan 22 di Singkawang Timur.

  4.21. Listrik Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan rumahtangga maupun industri untuk penerangan maupun penunjang berbagai perakitan elektronik dan mesin.

  Berdasarkan data tahun 2013, PLN Wilayah V Cabang Singkawang tercatat produksi 384.014.299 Kwh. Dari jumlah ini Kwh yang terjual sebanyak 338.454.466 Kwh, naik 7,36 persen dari Kwh yang terjual tahun 2012 sebesar 315.252.856 Kwh. Dirinci menurut bulan, jumlah Kwh terjual setiap bulannya rata-rata yakni 28.504.466 Kwh. Banyaknya Kwh yang terjual pada tahun 2013 tersebut didistribusikan pada 181.689 pelanggan. Pada tabel 6.2.3 dapat dilihat jumlah pelanggan dari bulan Januari -Desember 2013 terus meningkat. Pada bulan Desember tercatat sejumlah 181.689 pelanggan, dimana pelanggan terbanyak adalah golongan rumah tangga sebesar 162.149 pelanggan, kemudian industri dan usaha 14.144 pelanggan, sosial 4.030 pelanggan dan pemerintah 1.366 pelanggan.

  4.22. Air Minum Salah satu kebutuhan pokok bagi penduduk adalah air bersih, baik untuk memasak, minum, mencuci maupun mandi. Sebagian besar penduduk di Kota Singkawang menggunakan air yang bersumber dari air hujan dan air sungai karena masih terbatasnya jaringan PDAM. Berdasarkan data dari PDAM Kota Singkawang selama tahun 2013 produksi air bersih adalah 3.055.067 m3 terdistribusi ke 11.589 pelanggan. Jumlah pelanggan terbanyak berasal dari kategori rumah tangga, pelanggan rumah tangga A, rumah tangga B, dan rumah tangga C, yang masing- masing 49 pelanggan, 942 pelanggan dan 8.005 pelanggan. Total volume air yang digunakan selama tahun 2013 adalah 3.055.067 m3, dimana untuk kategori rumah tangga volume air yang digunakan sebanyak 904.915 m3. Selanjutnya untuk mengetahui tingkat efektivitas pemakaian alat-alat di PDAM dapat diketahui dari pengeluaran PDAM selama tahun 2013. Dari 1.389 juta rupiah pengeluaran setahun, sebagian besar untuk pembelian tenaga listrik 922 juta rupiah (66,37%), 141 juta rupiah (10,15%) untuk perjalanan dan transportasi, 166 juta rupiah (11,95%) untuk onderdil dan pemeliharaan kecil dan 70 juta (5,03 %) untuk keperluan kantor.

  Tabel 4.7.

  Jumlah bak penampungan sampah (TPS) dan volume sampah tahun 2013

  4.23. Perdagangan Perdagangan merupakan sektor yang cukup penting dalam perekonomian Kota Singkawang karena merupakan sektor yang mempunyai peranan paling besar dalam pembentukan nilai tambah. Oleh karena itu pembangunan di sektor perdagangan perlu terus dikembangkan guna lebih meningkatkan penerimaan daerah serta memperluas kesempatan kerja dan pemerataan kesempatan berusaha.

  Selama tahun 2013 Kota Singkawang telah mengeluarkan Surat Izin Usaha Perdagangan sebanyak 368 surat masing-masing perdagangan besar sebanyak 1 perusahaan/usaha, perdagangan menengah 35 perusahaan/usaha dan kecil sebanyak 332 perusahaan/usaha.

  Dilihat menurut kecamatan, jumlah Surat Izin Usaha Perdagangan yang paling banyak dikeluarkan adalah di Kecamatan Singkawang Barat sebanyak 161 izin usaha dan Singkawang Tengah 126 izin usaha, sedangkan untuk Kecamatan Singkawang Selatan, Singkawang Timur, dan Singkawang Utara masing-masing adalah 44, 13, dan 24 izin usaha. Di samping itu, jumlah Tanda Daftar Perusahaan yang diterbitkan pada tahun 2013 sebanyak 476, yang terdiri atas 45 PT, 11 Koperasi, 129 CV dan 291 FO. Secara kumulatif sampai dengan keadaan tahun 2013 jumlah pengeluaran Surat Izin Usaha Perdagangan di Kota Singkawang sebanyak 5.212 surat izin usaha, yang terdiri dari Perdagangan Besar sebanyak 111 izin usaha, Perdagangan Menengah 780 izin usaha dan Perdagangan Kecil 4.321 izin usaha. Realisasi pemasukan beras oleh Bulog di Kota Singkawang tahun 2013 sebanyak 11.633 ton. Sedangkan beras yang disalurkan selama tahun 2013 sebanyak 1.783 ton atau dengan kata lain bulog telah menyalurkan 15,33% beras yang masuk ke gudangnya. Dari jumlah tersebut yang terbesar disalurkan untuk program raskin/PKS-BBM sebanyak 1.765 ton.

  4.24. Panjang Jalan Jalan merupakan prasarana untuk mempermudah mobilitas penduduk dan perdagangan antar daerah, oleh karena itu jalan mempunyai peran penting dalam menunjang kelancaran kegiatan ekonomi dan kegiatan lain secara umum. Panjang jalan di wilayah Kota Singkawang pada tahun 2013 tercatat 564.710 km, yang terdiri dari jalan negara 17.300 km, jalan propinsi 23.510 km, dan jalan kabupaten/kota 523.900 km. Hal ini menunjukan bahwa adanya peningkatan panjang jalan jika dibandingkan tahun 2012 sebesar 11,38 persen.

  Jika dilihat berdasarkan jenis permukaan jalan pada tahun 2013, maka jenis permukaan yang diaspal 377.453 km, jenis permukaan kerikil 12.905 km, dan jenis permukaan tanah 174.353 km. Sedangkan jika dilihat berdasarkan kondisi jalan pada tahun 2013, jalan dengan kondisi baik sepanjang 260.682 km, jalan dengan kondisi cukup baik 161.490 km, jalan dengan kondisi rusak 72.797 km, dan jalan dengan kondisi rusak berat sepanjang 69.741 km.

  Dari semua kondisi yang ada, jalan dengan permukaan kerikil maupun tanah serta jalan dengan kondisi rusak parah adalah ruas jalan yang berada dalam pengawasan Pemerintah Kota Singkawang. Sementara ruas jalan rusak yang berada dalam pengawasan Pemerintah Provinsi dan Jalan Negara dengan kondisi rusak masing-masing sebesar 15,82% dan 2,12% dari total jalan rusak.

  Tabel 4.8.

  Jumlah pelanggan air minum yang dikelola PDAM Kota Singkawang Tahun 2011-2013

  4.25. Angkutan Secara umum seluruh wilayah kecamatan di Kota Singkawang dapat ditempuh melalui jalan darat, baik dengan kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat. Dengan kata lain, hubungan antara ibukota Kota Singkawang dengan ibukota kecamatan dan antara ibukota kecamatan yang satu dengan ibukota kecamatan lainnya dapat ditempuh melalui darat. Hal ini menyebabkan perhubungan jalan sangat berperan dalam kegiatan perekonomian di Kota Singkawang.

  Berdasarkan data Dinas Perhubungan Kota Singkawang, kendaraan wajib uji di Kota Singkawang tahun 2013 sebanyak 2.936 buah, sebagian besar kendaraan truck (1.036), pick up (1.098), dan bus (375). Ditinjau dari pengeluaran SIM oleh Polres Singkawang, pada tahun 2013 dikeluarkan 12.871 SIM. Pengeluaran SIM sebagian besarnya adalah SIM C yakni sebanyak 8.847 atau sebesar 69 persen, SIM A sebanyak 3.148 atau sebesar 24 persen dan SIM B1 sebanyak 639 atau sebesar 5 persen.

  Sementara jumlah pelanggaran lalu lintas selama tahun 2013 tercatat 1.176 kasus turun 30 persen dibanding tahun 2012. Dari sisi jumlah kecelakaan dan korban, pada tahun 2013 tercatat 168 kecelakaan dengan korban 309 orang dan 27 diantaranya meninggal, 87 luka berat dan 195 korban luka ringan, dengan total perkiraan kerugian mencapai 365 juta rupiah. Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, jumlah korban kecelakaan meningkat pada tahun 2013, serta diikuti dengan peningkatan kerugian akibat kecelakaan. Pada tahun 2013 jumlah unit kapal yang tiba dan berangkat mengalami penurunan jika dibandingkan tahun sebelumnya yaitu dari 52 pada tahun 2011 menjadi 50 unit pada tahun 2013. Di sisi lain kegiatan bongkar melalui pelabuhan laut yang mengalami kenaikan yakni dari 7.099 ton pada tahun 2011 menjadi 9.360 ton pada tahun 2013. Untuk kegiatan muat barang mengalami penurunan yakni dari 4.543 ton pada tahun 2011 menjadi 4.051 ton pada tahun 2013.

  4.26. Pariwisata Kota Singkawang merupakan salah satu daerah tujuan wisata di Kalimantan Barat. Setidaknya terdapat beberapa lokasi objek wisata. Masing-masing mempunyai kekhususan mulai dari pantai, taman bunga dan hortikultura, restoran dan tempat pemancingan, alam gunung dan sumber air bersih, sungai berbatu ataupun sekadar taman bermain. Sebagian diantaranya dilengkapi dengan tempat akomodasi berupa penginapan dan restoran. Berkaitan dengan daerah wisata, banyaknya kunjungan dari luar negeri ke kota Singkawang menjadi faktor yang penting untuk dicermati. Dari tahun ke tahun terjadi variasi antar pelintas batas WNI dan WNA baik yang berangkat maupun yang tiba ke Kota Singkawang. Pada tahun 2013 wisatawan lokal yang datang ke

  Singkawang tercatat 367.282 orang atau turun 32,41 persen jika dibanding tahun 2011. Untuk mendukung banyaknya kunjungan wisman di Kota Singkawang tersedia 24 hotel/penginapan dengan tingkat tarif yang bervariasi mulai dari ekonomi sampai dengan mewah. Tarif terendah 30.000 rupiah sedangkan tarif maksimum 1.500.000 rupiah.

  3 Tabel 4.9.

  Jumlah air minum yang disalurkan PDAM Kota Singkawang Tahun 2011-2013 (m )

  4.27. Keuangan Berdasarkan data Dinas Pendapatan, Keuangan dan Aset Kota Singkawang, realisasi penerimaan Kota Singkawang pada tahun 2013 sebesar 656,31 milyar rupiah. Masing-masing merupakan bagian PAD 51,33 milyar rupiah, Dana

  Perimbangan 517,70 milyar rupiah dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 87,27 miliar rupiah. Urutan terbesar untuk Dana Perimbangan adalah Dana Alokasi Umum 431,53 miliar rupiah, Dana Alokasi Khusus 61,80 miliar rupiah dan bagi hasil pajak/bukan pajak 24,37 juta rupiah. Dengan komposisi ini nampak ketergantungan Kota Singkawang terhadap DAU masih sangat tinggi yakni 65,75 % dari total penerimaan Kota Singkawang. Sementara nilai PAD hanya 7,82 % saja.

  Dari sisi penerimaan pajak daerah, bila ditinjau antara target dan realisasi maka ketercapaian realisasi mencapai 95,93 % dimana dari 17,85 miliiar rupiah yang ditargetkan dapat terealisasi sebesar 17,12 miliar rupiah. Sedangkan untuk penerimaan retribusi daerah ketercapaian realisasi sebesar 93,30 %, yakni dari target 25,80 miliar rupiah tercapai realisasi sebesar 24,07 miliar rupiah. Nilai pendapatan asli daerah secara keseluruhan mengalami peningkatan sebesar 5,6 % dibanding tahun sebelumnya yang hanya sebesar 35,35 miliar rupiah. Lembaga keuangan merupakan sarana pendukung perekonomian suatu wilayah. Di Kota Singkawang terdapat 5 kantor Bank Umum Pemerintah, 3 kantor Bank Pembangunan, 5 kantor Bank Umum Swasta dan 5 kantor Bank Perkreditan Rakyat. Jumlah Koperasi di Kota Singkawang 156, terdiri dari 5 KUD, 93 Non KUD, 19 KPN, 19 Koperasi Tani , 12 kopkar dan 8 Kop TNI. Sedangkan rincian menurut kecamatan 66 koperasi di Singkawang Barat, 42 di Singkawang Tengah, 24 di Singkawang Selatan, 15 di Singkawang Utara dan 10 di Singkawang Timur . Dari sebanyak 156 koperasi tersebut yang mengadakan usaha simpan pinjam ada sebanyak 52 koperasi. Perum pegadaian merupakan salah satu lembaga keuangan yang menjadi penopang ekonomi masyarakat suatu daerah. Berdasarkan data dari kantor Pegadaian Kota Singkawang, dari tahun 2010 sampai 2013 mengalami kenaikan, baik dari sisi barang yang dijaminkan, banyaknya nasabah, maupun uang pinjaman yang disalurkan. Hal ini menunjukkan bahwa perum pegadaian masih diperlukan masyarakat di Kota Singkawang. Banyaknya Nasabah yang yang menggadaikan tahun 2013 sebanyak 60.923 orang. Berdasarkan golongan nasabah yang menggadaikan, dari 60.923 nasabah sebagian besar adalah kelompok lainnya (86,50%), karyawan (10,28%), pedagang (2,70%), dan petani (1,70%).

  4.28. Laju Pertumbuhan Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi merupakan suatu indikator ekonomi makro yang menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang dihasilkan oleh berbagai sektor ekonomi. Indikator ini biasanya digunakan untuk menilai sampai seberapa jauh keberhasilan pembangunan suatu daerah dalam periode waktu tertentu.

  Dengan demikian indikator ini dapat pula dipakai untuk menentukan arah kebijakan pembangunan yang akan datang. Untuk mengukur besarnya laju pertumbuhan ekonomi, dapat dihitung dari data PDRB atas dasar harga konstan. Untuk berbagai keperluan analisa, PDRB harga konstan sering dipakai karena pengaruh naik turunnya harga terhadap nilai PDRB telah dieliminir atau dengan kata lain telah ditiadakan. Pertumbuhan yang positif menunjukkan adanya peningkatan perekonomian dan sebaliknya pertumbuhan yang negatif menunjukkan kemunduran perekonomian. Untuk melihat fluktuasi perekonomian secara riil, maka perlu disajikan PDRB atas dasar harga konstan secara berkala. Meningkatnya pembangunan di berbagai sektor telah mengakibatkan perubahan- perubahan positif bagi kota Singkawang khususnya setelah terbentuk secara definitif pada tahun 2000. Dari sisi ekonomi, secara makro dicerminkan oleh laju pertumbuhan ekonomi yang tumbuh sebesar 6,16 persen dan diikuti dengan peningkatan pendapatan perkapita. PDRB kota Singkawang atas dasar harga berlaku pada tahun 2013 yaitu 3,524 trilyun rupiah atau mengalami peningkatan 12,74 persen. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan pada periode yang sama meningkat sebesar 6,39 persen menjadi sebesar 1,479 triliun rupiah. Peningkatan pertumbuhan PDRB atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan mengindikasikan bahwa telah terjadi peningkatan produksi yang relatif lebih tinggi. Sejak tahun 2000, pertumbuhan ekonomi Kota Singkawang terus tumbuh secara positif. Hal ini membawa dampak pada peningkatan nilai PDRB secara cukup signifikan. Dalam kurun waktu duabelas tahun, yakni dari tahun 2001 hingga tahun 2013, nilai PDRB Kota Singkawang tumbuh sebesar 461,86 persen dari semula hanya 763.106,59 juta rupiah pada tahun 2000 menjadi 3.524.887,65 juta rupiah pada tahun 2013.

  Pertumbuhan ekonomi Kota Singkawang terutama di dorong oleh sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, disusul kemudian oleh sektor Pertanian, sektor Jasa-jasa, dan sektor Bangunan.

  Secara umum, pertumbuhan masing-masing sektor mengalami peningkatan, hanya saja karena sektor perdagangan dan jasa yang merupakan penyumbang terbesar terhadap PDRB Kota Singkawang mengalami penurunan, berakibat pada pertumbuhan ekonomi Kota Singkawang yang sedikit melambat dibanding tahun sebelumnya.

  Tabel 4.10.

  Realisasi penerimaan Kota Singkawang Tahun 2013

  4.29. Perbandingan Regional Provinsi Kalimantan Barat merupakan salah satu provinsi terluas di Indonesia dengan luas wilayah 146.807 km2 yang terdiri dari 14 (empat belas) kabupaten/kota. Luas wilayah terluas dimiliki Kabupaten Ketapang (31.241 km2 atau 21,28 persen) dan yang terkecil adalah Kota Pontianak (107,80 km2 atau 0,07 persen), sedangkan untuk Kota Singkawang memiliki luas wilayah terkecil kedua dengan luas wilayah 504 km2 atau 0,34 persen dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Barat.

  Tabel 4.11.

  Realisasi pengeluaran Kota Singkawang Tahun 2013