BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Kunjungan Kelas untuk Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru SDN Cukil 01 Tengaran Kabupaten Semarang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Tempat dan Subjek Penelitian

a. Deskripsi Tempat Penelitian Tempat penelitian dilakukan di SD Negeri Cukil 01

yang berlokasi di desa Cukil, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang jalan Klero-Semagu km 3. SD tersebut berada di daerah pedesaan, dan terletak di sebelah kiri jalan antar desa yang cukup ramai jika dari Jalan Klero-Semanggu.

b. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian terdiri dari guru SDN Cukil 01,

dengan sampel 10 kelas dengan tingkat keterampilan mengajar berbeda-beda. Subjek diberikan perlakuan yang sama, yaitu perlakuan melalui supervisi kunjungan kelas.

4.2. Deskripsi Data Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan dalam satu kali pelaksanaan tindakan, yaitu melalui supervisi kunjungan kelas. Alokasi waktu untuk masing-masing kelas adalah 1 x

35 menit untuk observasi. Peneliti yang telah melakukan identifikasi bidang masalah sebelumnya sebagai data awal, dilanjutkan dengan pelaksanaan. Pada

data berdasarkan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru di kelas, yaitu melalui supervisi kunjungan kelas untuk mengamati kompetensi pedagogik guru kelas. Data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data dianalisis dan diinterpretasikan, dan kemudian dilaksanakan rencana untuk mempertahankan atau

kegiatan

pengumpulan pengumpulan

4.2.1.Data Hasil Supervisi Kunjungan Kelas Langkah awal yang dilakukan peneliti untuk

memulai supervisi kunjungan kelas ini adalah melakukan

guru yang bersangkutan sebelum memasuki kelas. Setelah itu, peneliti mendampingi Kepala Sekolah untuk memasuki ruang kelas dan melakukan observasi terhadap guru yang

wawancara

dengan

Beberapa guru memperkenalkan peneliti kepada peserta didik, dan menyampaikan tujuan kehadiran Kepala Sekolah dan peneliti ikut bergabung di dalam kelas. Namun, ada beberapa guru yang tidak memperkenalkan dan menyampaikan tujuan kehadiran Kepala Sekolah dan peneliti ke dalam kelas. Kegiatan selanjutnya adalah melakukan

sedang

mengajar.

kepada guru bersangkutan untuk mengetahui berbagai kesulitan yang dialami guru, kemudian Kepala Sekolah memberikan umpan balik sesuai dengan apa yang telah diamati bersama peneliti sebagai masukan, perbaikan, dan motivasi bagi guru bersangkutan.

wawancara

terbuka

a. Tahap Persiapan (Pra Observasi) Pada

peneliti melakukan wawancara

tahap

persiapan,

bersangkutan dan mengumpulkan dokumen yang berkaitan dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan guru di kelas.

kepada

guru

Peneliti melakukan wawancara terhadap sepuluh guru yang akan mengampu di kelas dan diberikan tindakan supervisi kunjungan kelas. Sebagian besar guru sebelum melakukan pembelajaran, perencanaan yang dilakukan adalah membuat rencana pelaksanaan pembelajaran

beberapa perangkat pembelajaran yang lainnya. Hal ini sejalan dengan jawaban yang disampaikan oleh Ibu Ika Ariyanti selaku guru kelas I.

(RPP)

dan

“Saya biasanya akan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebelum mengajar. Hal itu, biasanya langsung dibuat dalam beberapa pertemuan. Jadi, dalah satu RPP tersebut langsung digunakan untuk misalnya tiga kali pertemuan. Sedangkan untuk kelas rendah memang saya juga melakukan tematik, biasanya dua mapel. Sedangkan untuk silabus sudah ada dari dinas. Selain itu, perangkat lainnya yang tidak kalah penting adalah rencana harian, minggu efektif, daftar hadir dan daftar nilai siswa”. (wawancara 15 April 2015)

Penjelasan yang disampaikan oleh Ibu Ika Ariyanti tersebut dikuatkan dengan pendapat dari Bapak Lumadi Sabar selaku guru Kelas Va.

“Sebelum kegiatan belajar mengajar di kelas, persiapan yang dilakukan pada umumnya adalah menyusun RPP sesuai dengan silabus, tentu tidak lupa disesuaikan dengan minggu efektif, penyusunan program tahunan, penyusunan program semester. Perangkat selama di kelas, seperti daftar absen siswa dan daftar nilai juga, termasuk

merangkum pembelajaran pada hari itu”. (wawancara 20 April 2015)

Berdasarkan pendapat dari dua sumber yang berbeda tersebut menjelaskan bahwa guru biasa melakukan perencanaan

yang matang sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. Namun pada saat studi dokumen,

yang belum menunjukkan RPP secara kasat mata, para guru tersebut menyampaikan bahwa RPP masih dalam bentuk softfile. Secara menyeluruh, sebagian besar guru mempersiapkan perangkat pembelajaran.

Dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran tentunya akan tercantum standar kompetensi,

dan indikator pembelajaran. Sehingga perlu adanya kesesuaian antara SK, KD dengan indikator pembelajaran. Beberapa guru akan menjawab lebih disesuaikan dengan silabus. Pengembangan lebih ditekankan pada saat

kompetensi

dasar,

Sedangkan untuk mendukung tercapainya tujuan pembelajaran, perlu adanya

penyampaian

materi.

mengajar, diantaranya menerapkan berbagai model dan metode pembelajaran.

strategi

dalam

Namun dalam pelaksanaannya kebanyakan guru hanya menerapkan metode pembelajaran seperti ceramah, tanya jawab, dan demonstrasi. Penggunaan model pembelajaran masih belum digunakan.

Penggunaan bahan pembelajaran dan media pembelajaran masih berpusat pada buku panduan dan kurang adanya pengembangan dalam mencari sumber belajar yang relevan dan media pembelajaran. Hal ini selaras dengan yang disampaikan oleh Bapak Agus Sutejo selaku Kepala Sekolah.

“Sepengetahuan saya selama disini, sebagian besar guru masih menggunakan buku panduan sebagai sumber utama dalam pembelajaran. Jika untuk mengembangkan sumber belajar, saya rasa guru-guru masih belum mengembangkan sumber lainnya. Sedangkan untuk media pembelajaran, kebanyakan guru menggunakan media pembelajaran yang ada, seperti

sempoa, untuk penggunaan IT dalam pembelajaran,

guru yang menggunakannya”. (wawancara 9 April 2015)

hanya

beberapa

Pendapat yang disampaikan Kepala Sekolah tersebut, juga disampaikan oleh Ibu Eka Bagus selaku guru kelas Vb.

“Sumber belajar masih berpusat pada buku pedoman, seperti BSE

yang

selaras dengan kurikulum.

Sedangkan untuk latihan soal, kami biasanya menggunakan LKS dimana masing-masing siswa memiliki, sehingga kita dapat mengerjakan bersama dan

membahas

bersama.

Sedangkan untuk

penggunaan media, saya lebih suka menggunakan media yang sudah ada, atau kadang kami membuat bersama dan menempel di kelas. Sedangkan untuk penggunaan

IT,

menurut

pengalaman saya,

membutuhkan waktu yang panjang, baik untuk persiapan maupun pelaksanaan dan setelahnya, selain itu pengkondisian kelas juga harus kondusif, karena siswa yang jenuh dapat membuat kegaduhan”. (wawancara 20 April 2015)

Berdasarkan pelaksanaan dengan penggunaan IT sederhana adalah dilakukan pada Kelas Va pada pembelajaran

daur air. Guru menunjukkan gambar daur air pada minibook tentunya

IPA

mengenai mengenai

guru membawa minibookuntuk

dengan siswa dan menyuruh siswa mendekat agar lebih jelas. Keadaan tersebut membuat suasana kelas menjadi gaduh dan berlomba untuk maju kedepan.

didekatkan

Sumber belajar untuk masing-masing kelas tentunya sudah berbeda, karena berbeda pula perkembangan peserta didik. Dalam masing-masing kelas setiap guru akan mengalami beberapa kendala dalam menyampaikan materi kepada peserta didik guna tujuan pembelajaran tercapai. Namun menurut beberapa

materi dalam pembelajaran

dengan tingkat perkembangan peserta didik dan kesulitan peserta didik menerima materi pembelajaran adalah relatif. Sesuai dengan paparan dari Bapak Lumadi selaku guru kelas Va.

sudah

sesuai

“Berdasarkan pengamatan saya selama ini, materi yang diberikan khususnya untuk kembali ke KTSP ini sudah sesuai dengan perkembangan peserta didik. Untuk kesulitan materi yang dialami oleh peserta didik, hal tersebut lebih dipengaruhi oleh lingkungan peserta didik, misalnya dari motivasi orang tua terhadap

bermain anak”.(wawancara 20 April 2015)

siswa,

lingkungan

Penjelasan mengenai materi juga disampaikan oleh Bapak Bagus Sutejo selaku Kepala Sekolah.

“Materi yang disampaikan oleh masing-masing tingkatan kelas saya rasa sudah sesuai dengan perkembangan peserta didik. Karena kurikulum yang digunakan pun kembali ke KTSP yang dulunya sempat

pengalaman, materi yang disampaikan pada KTSP ini lebih terkonsep dan memang banyak materi, namun jelas dan terstruktur. Beda dengan Kur 2013 sebelumnya, banyak siswa bahkan orangtua yang merasa

kebingungan

memahami

materi dan

bagaimana mengajari anaknya.” (wawancara 9 April 2015)

Selain memahami materi yang disampaikan oleh guru, setelah pembelajaran peserta didik harus dapat menguasai kompetensi yang akan dicapai. Hal tersebut disesuaikan dengan SK, KD dan indikator serta tujuan pembelajaran. Untuk sejauh ini, kompetensi yang dicapai oleh peserta didik diukur melalui nilai kompetensi ketuntasan minimal (KKM) yang ditentukan oleh masing-masing kelas dan mata pelajaran. Barulah setelah itu guru dapat mengetahui bagian yang perlu diperbaiki. Demi tercapainya tujuan dan kompetensi yang diajarkan, perlu adanya perhatian khusus yang diberikan oleh guru terhadap pembelajaran yang dilaksanakan. Hal ini sejalan dengan yang dipaparkan oleh Bapak Bagus Sutejo selaku Kepala Sekolah.

“Dalam pelaksanaan pembelajaran, sebelumnya akan disusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang di dalamnya tercantum mengenai tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Hal yang perlu diperhatikan guru adalah mengenai pelaksanaan dari rencana yang telah disusun. Kegiatan dalam rencana tersebut sebaiknya dapat meningkatkan motivasi

aktif selama pembelajaran, memberikan

rasa nyaman dan

senang, sehingga saya rasa materi dan konsep yang diberikan akan diterima oleh peserta didik.” (wawancara 4 April 2015)

Pendapat tersebut, diperkuat dengan pendapat yang disampaikan oleh Bapak Udi Pramono selaku guru kelas IIb.

“untuk keterapaian kompetensi sesuai dengan yang diharapkan

memang

agak

susah, apalagi

pemahaman materi untuk masing-masing siswa dalam satu kelas sendiri belum merata. Kadang ada yang benar-benar paham, kadang juga ada yang benar-benar tidak dapat menerima materi. Oleh karena

lebih pada

pelaksanaan, seperti menggunakan pembelajaran interaktif sehingga aktivitas siswa meningkat.” (wawancara 16 April 2015)

Masing-masing pendapat tersebut pada intinya adalah

siswa untuk ketercapaian kompetensi yang diharapkan. Selaras

meningkatkan

aktivitas aktivitas

Berdasarkan pendapat yang disampaikan oleh masing-masing guru, perencanaan yang dilakukan sebelum melaksanakan pembelajaran sudah begitu tertata, mulai rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun berdasarkan silabus, program tahunan, program semester, minggu efektif, daftar nilai dan daftar hadir siswa beserta sumber belajar. Namun, masih ada yang kurang yaitu media pembelajaran guna mempermudah peserta didik memahami materi pembelajaran. Meskipun sudah ada sumber belajar, namun agar lebih jelas dan kontekstual perlu adanya media pembelajaran yang relevan. Sedangkan untuk pelaksanaan

meskipun sudah menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dan penekanan pada tempat duduk siswa yang disusun sedemikian rupa, akan lebih menyenangkan jika menerapkan model pembelajaran yang disesuaikan dengan materi pembelajaran.

pembelajaran

Paparan beberapa guru mengenai kesulitan pada materi tertentu dikarenakan penanaman konsep kepada peserta didik yang masih kurang. Sehingga, tidak jarang peserta didik menjadi bingung dan berdampak pada ketidaktuntasan KKM. Melalui pelaksanaan model pembelajaran di dalam kelas dapat dijadikan salah satu alternatif pemecahan masalah untuk menangani peserta didik agar lebih aktif dan termotivasi. Jika pembelajaran menyenangkan dan nyaman bagi peserta didik, maka konsep yang diberikan akan mudah untuk dipahami.

b. Tahap Pelaksanaan (Observasi) Pada tahap pelaksanaan ini, Kepala Sekolah bersama dengan peneliti melakukan observasi terhadap b. Tahap Pelaksanaan (Observasi) Pada tahap pelaksanaan ini, Kepala Sekolah bersama dengan peneliti melakukan observasi terhadap

Tabel 4.1. Tabel Hasil Observasi Supervisi Kunjungan Kelas

NO KOMPONEN

KELAS

YANG DINILAI 1A 1B 2A 2B 3 4 5A 5B 6A 6B 1 Tersedianya Analisis Minggu Efektif, Prota, Prosem 2 Tersedianya Silabus 3 Tersedianya RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) 4 Tersedianya alat peraga / media pembelajaran yang relevan 5 Tersedianya daftar nilai siswa dan diisi sesuai dengan aspek 6 Tersedianya daftar hadir siswa dan diisi bukti kehadirannya 7 Memeriksa kehadiran, kebersihan, dan kesiapan siswa 8 Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai 9 Menyampaikan indikator pencapaian kompetensi dan Pengembangannya 10 Melakukan apersepsi dan motivasi 11 Melakukan pretes 12 Menyampaikan materi secara kontekstual 13 Menggunakan media peraga sesuai materi 14 Menguasai materi pelajaran dan pengembangannya 15 Memberi contoh-contoh secara kontekstual 16 Menggunakan media peraga sesuai materi 17 Menggunakan strategi / metodologi secara kontekstual 18 Mengatur penggunaan waktu secara tepat 19 Mengatur dan memanfaatkan fasilitas yang ada secara maksimal 20 Memberikan kesempatan pada siswa untuk aktif bertanya dan menjawab 21 Memonitor (menilai) tingkat pemahaman siswa 22 Memberi penguatan terhadap jawaban siswa 23 Menyimpulkan pelajaran 24 Melaksanakan postes 25 Memberikan tindak lanjut (tugas)

JUMLAH SKOR

117 106 113 109 PROSEN

88 93 82 83 74 83 94 85 90 87 KATEGORI

AB AB B B B B AB AB AB AB

Berdasarkan tabel tabel 4.1. tersebut di atas, menunjukkan data yang yang diperoleh mengenai supervisi kunjungan kelas yang dilakukan dilakukan pada guru SDN Cukil

01. Terdapat 25 indikator indikator yang digunakan untuk melaksanakan penilaian penilaian supervisi kunjungan kelas terhadap guru. Lebih jelasnya jelasnya dapat disajikan melalui diagram berikut ini.

SUPERVISI SUPERVISI

S SUPERVISI

1A 1B 2A 2B 3 4 5A 5B 6A 6B

KELAS KELAS

Gambar 4.1: Diagram Data Hasil Observ ata Hasil Observasi Supervisi Kunjungan

Kelas

tersebut di atas, menunjukkan

Tabel dan

diagram diagram

guru melakukan pembelajaran dan persiapan persiapan pembelajaran dengan amat baik. Hal tersebut, tersebut, dikarenakan guru memiliki persiapan yang cukup matang cukup matang sebelum pelaksanaan pembelajaran.

sebagian sebagian besar

mempersiapkan rencana pembelajaran dengan media media pembelajaran yang akan digunakan, sehingga peserta peserta didik akan merasa terbantu dalam memahami konsep. terbantu dalam memahami konsep.

Seperti Seperti

Guru berpusat pada buku panduan atau lembar kerja siswa (LKS) untuk pelaksanaan pembelajarannya. Dirasa siswa cukup matang dalam memahami konsep yang abstrak, maka sebagian guru hanya berpusat pada buku panduan tanpa menggunakan media pembelajaran. Pengelolaan kelas yang dilakukan sudah baik, yang berarti guru dapat mempertahankan perhatian peserta didik kepada guru dan materi yang dipelajari. Namun, untuk kelas dengan kapasitas gemuk (jumlah peserta didik lebih dari 40 siswa), yaitu kelas III dan kelas IV karena tidak paralel, sehingga kelas terkesan sangat riuh. Selain itu, perlu kerja keras guru yang berlebih untuk dapat mempertahankan perhatian peserta didik terhadap materi yang disampaikan.

Hasil observasi yang diperoleh peneliti tersebut, terangkum dalam kegiatan supervisi kunjungan kelas. Pada

terdapat tahap perencanaan atau persiapan mengajar dan tahap pelaksanaan yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Masing-masing tahap dan kegiatan yang terangkum di dalamnya merupakan

pelaksanaan

observasi,

digunakan untuk melakukan observasi terhadap guru kelas. Tahap pertama adalah perencanaan meliputi tersedia analisis minggu efektif, prota, promes, silabus, RPP, media pembelajaran, daftar nilai, dan daftar absen. Perolehan skor pada tahap perencanaan ini cukup baik. Hal ini ditunjukkan banyak yang memperoleh skor 5, hanya saja pada ketersediaan media pembelajaran masih kurang. Beberapa guru memang mempersiapkan media pembelajaran atau alat peraga, baik yang telah ada di sekolah, maupun guru harus

pedoman

yang

dahulu. Pada kenyataannya sebagian besar guru masih berpedoman pada buku sumber dan Lembar Kerja Siswa (LKS) saja, sehingga lebih menggunakan gambar yang sudah ada di buku atau LKS saja. Ketersediaan perangkat pembelajaran yang lain, kiranya tidak ada masalah,

mempersiapkan

terlebih terlebih

Tahap kedua adalah pelaksanaan yang terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Masing-masing guru memperoleh skor yang cukup baik, hal ini ditunjukkan dengan perolehan skor rata-rata adalah 5 untuk kegiatan inti. Pelaksanaan kegiatan pendahuluan yang dilakukan oleh para guru meliputi memeriksa kehadiran siswa, menyampaikan materi yang akan dipelajari, serta melakukan apersepsi dan motivasi. Kegiatan menyampaikan kompetensi yang

indikator pencapaian kompetensi masih perlu adanya perbaikan. Tidak hanya dapat disampaikan, tetapi juga dapat dilakukan guru dengan menuliskan di papan tulis. Kegiatan inti pada pelaksanaannya sudah sangat baik, hanya perlu adanya media pembelajaran atau alat peraga untuk mempermudah siswa memahami materi. Penggunaan model dan pendekatan pembelajaran masih perlu ditingkatkan,

akan dicapai

dan

membantu guru menciptakan kondisi belajar yang kondusif. Pada kegiatan penutup, para guru melakukan postes sesuai dengan materi, namun ada juga guru yang sengaja memilih jam lain untuk fokus postes. Pemberian tindak lanjut

karena

dapat

dilakukan, termasuk menyimpulkan pembelajaran. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, melalui supervisi kunjungan kelas menunjukkan perolehan skor untuk masing-masing guru kelas 6 dari

beberapa

sudah

10 guru menunjukkan perolehan skor dengan kriteria amat baik (AB), sedangkan 4 guru lainnya memperoleh skor dengan kriteria baik (B). Perolehan skor tersebut telah menunjukkan skor yang baik, jika dibandingkan sebelumnya supervisi kunjungan kelas ini belum pernah dilaksanakan.

c. Tahap Pasca Observasi Pada tahap pasca observasi ini, peneliti

melakukan wawancara kepada guru yang bersangkutan setelah

pembelajaran selesai. Wawancara yang pembelajaran selesai. Wawancara yang

dengan guru bersangkutan bertujuan untuk memastikan apa yang telah

melakukan

wawancara

dengan yang telah direncanakan. Sebagian besar guru menjawab bahwa apa yang telah dilaksanakan sesuai dengan apa yang direncanakan. Namun, tidak jarang juga beberapa guru melewatkan beberapa kegiatan atau materi yang telah direncanakan. Bahkan, ada guru yang belum sesuai dengan langkah kegiatan di dalam rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah mereka susun. Hal ini misalnya, di dalam RPP tercantum materi yang akan disampaikan adalah berupa benda langit, namun guru mengawalinya dari benda di sekitar dan di akhir barulah menyinggung benda langit.

dilaksanakan

sesuai

Selama pembelajaran di dalam kelas pula, tentunya ada berbagai kelemahan atau bahkan kelebihan. Beberapa guru menyampaikan bahwa kelemahan selama pelaksanaan pembelajaran bukan dikarenakan faktor materi yang dianggap susah, tetapi lebih kepada kurangnya alat bantu mengajar yang menunjang materi tersebut. Sehingga, peserta didik hanya dapat melihat gambar saja. Sejalan dengan paparan dari Bapak Suyatna selaku guru kelas IV.

“Kelemahan yang sering terjadi selama pembelajaran adalah karena kurangnya alat bantu mengajar untuk menunjang peserta didik memahami konsep yang disampaikan. Karena seperti kita ketahui bahwa terutama pada kelas dengan kapasitas peserta didik yang berlebih jika hanya menggunakan gambar, maka keterbatasan penglihatan untuk peserta didik yang duduk di belakang.” (wawancara 18 April 2015)

Selain itu, dipaparkan pula bahwa materi pembelajaran yang diberikan memang sudah sesuai dengan perkembangan peserta didik dan bukan menjadi salah satu kendala bagi guru untuk menyampaikan kepada peserta didik. Jika dirasa mengalami kesulitan, maka hal tersebut disebabkan Selain itu, dipaparkan pula bahwa materi pembelajaran yang diberikan memang sudah sesuai dengan perkembangan peserta didik dan bukan menjadi salah satu kendala bagi guru untuk menyampaikan kepada peserta didik. Jika dirasa mengalami kesulitan, maka hal tersebut disebabkan

“Jika masalah materi pembelajaran yang sulit untuk masing-masing tingkatan kelas, saya rasa materi yang diberikan sudah sesuai dengan perkembangan peserta didik.

Apabila peserta

didik merasa

kesulitan, maka dapat kita jelaskan kembali jika memang waktu

memungkinkan, atau dengan

pemberian tugas dan pemantapan materi. Namun, hal tersebut biasanya terjadi pada peserta didik yang kurang perhatian dan motivasi dari keluarga dan lingkungannya, dan peserta didik yang mengalami masalah di keluarganya, sehingga perhatian untuk mencoba

pun kurang.” (wawancara 20 April 2015)

dan

memperbaiki

Selain menurut pendapat di atas, terdapat tambahan pendapat pula yang disampaikan oleh Ibu Kasiyem selaku guru kelas Ib. Materi yang susah untuk kelas rendah yaitu khususnya kelas I dapat dilihat selama setahun mengajar di kelas I.

“Menurut saya, materi yang dianggap masih susah adalah mengajarkan kepada peserta didik mengenai penjumlahan

meminjam. Jika menggunakan alat bantu seperti sempoa akan lebih mudah, namun jika harus menggunakan

sulit untuk penanaman konsep.” (wawancara 15 April 2015)

bersusun,

masih

Setelah materi disampaikan kepada peserta didik, maka perlu diketahui apakah kompetensi dan tujuan sudah dapat tercapai atau belum. Beberapa kegiatan yang dilakukan guru adalah melalui pemberian tugas untuk dikerjakan kemudian dibahas bersama sesuai dengan materi yang telah disampaikan sebelumnya. Dari pembahasan tersebut, maka akan terlihat beberapa siswa yang masih belum menguasai materi. Sehingga guru memberikan penguatan dan penugasan kepada siswa.

Banyak sedikitnya peserta didik yang masih belum menguasai materi, dapat dijadikan catatan tersendiri guru untuk melakukan perbaikan pada pertemuan selanjutnya. Berdasarkan observasi yang Banyak sedikitnya peserta didik yang masih belum menguasai materi, dapat dijadikan catatan tersendiri guru untuk melakukan perbaikan pada pertemuan selanjutnya. Berdasarkan observasi yang

d. Tahap Evaluasi dan Balikan Tahap evaluasi dilakukan setelah pasca observasi

yaitu setelah

wawancara mengenai pembelajaran yang dilakukan, guru bersangkutan bersama Kepala Sekolah dan peneliti ditunjukkan hasil dari pengamatan yang telah dilakukan. Kepala Sekolah menunjukkan hasilnya dan guru mencermati masing- masing indikator.

dilakukan

Beberapa guru sempat menanyakan indikator yang belum dipahami. Sehingga peneliti bersama Kepala Sekolah juga menjelaskan maksud dari pengukuran melalui indikator tersebut. Sebagian besar guru merasa paham dengan hasil penilaian yang dilakukan. Melalui kegiatan evaluasi ini, guru juga mengetahui kelemahan dan kelebihan pada saat mengajar di kelas. Sehingga, guru juga termotivasi untuk memperbaiki aktivitas yang masih kurang.

Balikan dari pelaksanaan supervisi ditunjukkan melalui hasil angket yang diisi oleh masing-masing guru. Hasil angket ini bertujuan untuk mengetahui respon para guru terhadap pelaksanaan supervisi kunjungan kelas. Tipe dan bentuk pernyataan angket merupakan tipe tertutup, para guru dituntut untuk memilih jawaban singkat yang telah disediakan peneliti. Hal ini menyingkat waktu dalam menjawab angket, namun tanpa menghilangkan isi maksud dari angket. Sebelumnya, pertanyaan yang terdapat dalam angket yang digunakan sebagai salah satu instrumen pengumpul data ini telah mendapatkan saran dan masukan dari berbagai pihak, termasuk Kepala

Sekolah. Untuk lebih jelasnya, berikut hasil angket respon guru.

Tabel 4.2. Hasil Angket Guru

Jumlah Guru No.

Pertanyaan

Menjawab Ya

Tidak 1. Setelah dilakukan teknik supervisi kunjungan kelas, apakah Saudara merasa terbantu?

10 0 2. Melalui teknik supervisi kunjungan kelas, apakah Saudara

dapat mengetahui kelemahan Saudara dalam pembelajaran? 10 0 3. Apakah saudara menjadi lebih tersusun dalam pelaksanaan

pembelajaran? 10 0 4. Apakah

dalam mengembangkan pembelajaran?

10 0 5. Apakah Saudara termotivasi dalam mengembangkan kompetensi

guru dan melakukan perbaikan pembelajaran? 10 0 6. Apakah Saudara dapat mengetahui kelebihan Saudara dalam

melaksanakan pengajaran? 10 0 7. Apakah Saudara merasa senang dengan adanya supervisi

kunjungan kelas ini? 10 0 8. Melalui supervisi kunjungan kelas ini, apakah Saudara menjadi

lebih menguasai keterampilan dalam mengajar? 10 0 9. Apakah sebelumnya Saudara sudah memahami betul mengenai

kompetensi pedagogik dalam pelaksanaannya? 9 1 10. Apakah menurut Saudara melalui supervisi kunjungan kelas ini

dapat meningkatkan kompetensi Saudara dalam mengajar? 10 0 11. Apakah Saudara menghendaki adanya supervisi akademik

secara terjadwal? 10 0 12. Apakah Saudara dapat merasa terbuka terhadap permasalahan

selama pembelajaran setelah dilaksanakan supervisi akademik 10 0 ini? 13. Apakah menurut Saudara perlu adanya peningkatan kompetensi pedagogik bagi pendidik?

10 0 14. Apakah melalui supervisi kunjungan kelas terjadi saling

keterbukaan antara Saudara dengan Kepala Sekolah? 10 0 15. Apakah melalui supervisi yang dilaksanakan meningkatkan

motivasi Saudara dalam melaksanakan pembelajaran? 10 0 16. Jika pelaksanaan supervisi secara rutin, apakah Saudara

termotivasi untuk menjadi lebih baik lagi dalam melaksanakan 10 0 pembelajaran? 17. Apakah pelaksanaan supervisi kunjungan kelas membuat Saudara

pembelajaran 2 8 berlangsung? 18. Apakah pelaksanaan supervisi kunjungan kelas membuat peserta didik Saudara menjadi tidak nyaman

sangat menguntungkan bagi Saudara?

10 0 20. Apakah umpan balik yang diberikan dapat menjadi masukan

bagi Saudara untuk perbaikan? 10 0 21. Apakah telah ada perbaikan yang Saudara lakukan setelah

pelaksanaan supervisi kunjungan kelas dalam kegiatan 10 0 pembelajaran?

Data yang diperoleh melalui angket tersebut digunakan sebagai balikan untuk mengetahui respon guru terhadap pelaksanaan supervisi yang dilakukan dan pemahaman kompetensi pedagogik guru.Sesuai dengan tabel 4.3. tersebut diatas, menunjukkan perolehan

masing-masing pertanyaan lebih tinggi jika dibandingkan dengan perolehan jawaban “Tidak”. dari 21 pertanyaan yang diberikan, sebagian besar guru memberikan respon positif terhadap pelaksanaan supervisi kunjungan kelas ini. Hal ini ditunjukkan pada pertanyaan nomor 1 sampai dengan 4, kemudian pertanyaan nomor 5 sampai dengan 6 sampai dengan 8, nomor 10 sampai dengan 12, dan nomor 14 sampai dengan selesai.

Data yang diperoleh tersebut, supervisi yang dilakukan dapat membantu guru, baik untuk mengetahui kelebihan atau kelemahan pada saat pembelajaran, maupun memotivasi guru untuk terus melakukan perbaikan dalam pembelajaran. Meskipun guru menginginkan adanya supervisi yang lebih terjadwal, namun data menunjukkan masih ada guru yang merasa terganggu dengan adanya supervisi kunjungan kelas ini. Selain guru, data juga menunjukkan ada guru yang merasa siswanya terganggu dengan adanya supervisi kunjungan kelas. Pada dasarnya supervisi ini memang melaksanakan observasi langsung ke dalam kelas untuk memperoleh informasi dan data secara langsung.

Data yang diperoleh dari angket tersebut, selain mengenai supervisi adalah mengenai kompetensi guru khususnya kompetensi pedagogik. Pertanyaan yang menggambarkan kompetensi pedagogik adalah nomor

5, 9 dan 13. Masing-masing pertanyaan mengenai kompetensi pedagogik ini disambut baik oleh para guru. hal ini ditunjukkan guru mengaku termotivasi dalam

mengembangkan kompetensi guru dan melakukan perbaikan pembelajaran, sebagian besar guru juga sudah mengetahui mengenai kompetensi pedagogik, dan guru merasa perlu adanya peningkatan mengenai kompetensi pedagogik. Namun masih ada mengembangkan kompetensi guru dan melakukan perbaikan pembelajaran, sebagian besar guru juga sudah mengetahui mengenai kompetensi pedagogik, dan guru merasa perlu adanya peningkatan mengenai kompetensi pedagogik. Namun masih ada

Berdasarkan data yang diperoleh tersebut, menunjukkan pelaksanaan supervisi kunjungan kelas yang pada awalnya belum dilaksanakan, kini mendapat respon positif dari guru. Guru juga mulai menyadari mengenai pentingnya peningkatan kompetensi guru terutama kompetensi pedagogik untuk mengelola pembelajaran di kelas. Bahkan, sebagian besar guru menghendaki adanya supervisi kunjungan kelas dilaksanakan terjadwal. Guru pun merasa senang karena masalah pembelajaran dapat dikomunikasikan untuk memperoleh perbaikan. Selain itu, melalui pelaksanaan

supervisi kunjungan kelas ini, menjembatani antara guru dan Kepala Sekolah untuk saling terbuka. Berbagai hal tersebut dapat dijadikan pertimbangan sekolah untuk tindak lanjut pelaksanaan supervisi yang dapat meningkatkan kompetensi pedagogik guru dalam mengelola pembelajaran.

e. Tindak Lanjut Melalui kegiatan tindak lanjut ini, Kepala Sekolah bersama peneliti dan semua guru melakukan diskusi bersama mengenai hasil observasi yang telah dilakukan. Dalam diskusi ini, Kepala Sekolah menyampaikan mengenai supervisi akademik yang dibuka mengenai persiapan Ujian Nasional yang akan dilakukan oleh siswa siswi kelas VI. Beberapa persiapan yang dilakukan antara lain kegiatan seperti mujahadah, berbagai perlengkapan dan fasilitas yang dibutuhkan, beserta fasilitas untuk pelaksanaan Ujian Nasional (UN). Setelah itu, kepala sekolah mengadakan musyawarah bersama mengenai berbagai kelengkapan dan kekurangan yang perlu dipersiapakan sebelum pelaksanaan UN. Beberapa guru terlihat sibuk menulis berbagai

guru lainnya mendiskusikan kebutuhan yang masih diperlukan guna terlaksananya UN dan kegiatan menjelang UN.

informasi,

beberapa

Setelah kegiatan musyawarah, kegiatan selanjutnya adalah penyampaian hasil pengamatan dan tindak lanjut.

Diawali dengan pemaparan hasil pengamatan melalui powerpoint, yang pertama penyampaian lingkup penelitian, yaitu penelitian tindakan sekolah dengan tujuan adalah meningkatkan. Setelah itu, peneliti menyampaikan kerangka berpikir peneliti sehingga memutuskan menggunakan supervisi kunjungan kelas sebagai tindakan untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru. Barulah peneliti menyampaikan hasil pengamatan mengenai supervisi kunjungan kelas yang dilakukan

pedagogik guru. Berdasarkan

dan

kompetensi

dikumpulkan, menunjukkan

skor supervisi kunjungan kelas yang meningkat diikuti dengan peningkatan kompetensi pedagogik guru. Namun tidak menutup kemungkinan masih terdapat beberapa perolehan

bahwa perolehan

skor yang masih kurang, sehingga diperolehlah tindak lanjut untuk dapat memperbaiki indikator yang kurang dan meningkatkan indikator yang tinggi.

Penyampaian selanjutnya disampaikan oleh Kepala Sekolah yang memberikan tindak lanjut mengenai pelaksanaan pretes dan penilaian yang dilakukan oleh guru.

“Sebagian besar guru, saya yakin tidak hanya di SD ini saja, tetapi juga guru dari beberapa SD, untuk pelaksanaan pretes ini memang masih kurang dalam pelaksanaannya. Bahkan belum nampak sebagian besar guru. Jika postes saya yakin semua guru melakukannya baik di akhir pembelajaran atau memilih waktu sendiri untuk fokus melaksanakan postes. Selain itu, untuk pengembangan instrumen penilaian yang dilakukan oleh guru juga masih belum mencakup ketiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Saya yakin jika kognitif sangat mudah dilakukan, namun unutk mengembangkan aspek lainnya keterbatasan waktu masih terlihat”. (diskusi

30 April 2015)

Menanggapi tindak lanjut yang diberikan Kepala Sekolah tersebut, salah satu guru juga menyampaikan pendapatnya.

“Saya sependapat dengan Bapak Kepala Sekolah mengenai pelaksanaan pretes dan penilain tersebut juga. Masing-masing guru kelaslah yang memahami perilaku peserta didiknya, sehingga yang dapat menilai afektif dan psikomotor siswa adalah guru kelas yang mengenal keseharian siswa. Namun, kegiatan guru juga saya yakin sangat banyak, baik pada saat di sekolah ataupun diluar sekolah, sehingga waktu memang masih kurang”. (diskusi 30 April 2015)

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka peneliti sedikit memberikan penjelasan mengenai tindak lanjut yang disampaikan Kepala Sekolah.

“Secara umum, pelaksanaan pretes dapat dilakukan dengan memberikan soal yang sama dengan soal untuk postes. Secara kegunaannya pretes adalah untuk

mengukur

tingkat

pemahaman siswa

mengenai materi yang akan disampaikan. Namun, jika ditinjau dari kegunaan atau tujuan pretes, pretes ini dapat disampaikan melalui tanya jawab menyangkut materi. Berbeda dengan apersepsi yang bertujuan mempersiapkan siswa untuk masuk materi.

Sedangkan

untuk

penilaian, saya

sependapat dengan Bapak Kepala Sekolah. Namun akan lebih baik jika bapak ibu guru dapat mengembangkan penilaian baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotor siswa”. (diskusi 30 April 2015)

Akhir kegiatan tindak lanjut ini maka diperoleh suatu masukan untuk dapat melaksanakan supervisi kunjungan kelas, sehingga bapak ibu guru juga akan lebih mempersiapkan dan dapat mengembangkan berbagai kegiatan dan penilaian dalam pembelajaran. Selain itu, akan lebih matang dan tertata rapi pula baik administrasi maupun kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh bapak ibu guru. Hal ini selaras dengan hasil balikan yang dilakukan melalui angket, dan juga pengamatan yang dilakukan peneliti bersama Kepala Sekolah.

4.2.2. Data Hasil Kompetensi Pedagogik Guru Sebagai seorang guru yang tidak pernah lepas dari kegiatan pembelajaran dan peserta didik, diperlukan adanya kompetensi untuk kualifikasi sebagai seorang guru. Hal tersebut sesuai dengan Permendiknas RI Nomor 16 Tahun 2007 menjelaskan standar kompetensi guru dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan professional.

Salah satu kompetensi yang dikembangkan oleh guru dalam mendukung profesinya sebagai pendidik adalah kompetensi pedagogik. Guru yang bertatap muka langsung dengan peserta didik, tentunya akan menghadapi berbagai peristiwa. Oleh karena itu, perlu adanya kompetensi yang perlu dikembangkan guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Sejalan dengan pendapat dari Priatna dan Sukamto (2013: 36) ada tujuh kompetensi pedagogik guru kelas. Berikut data kompetensi pedagogik guru SDN Cukil 01, Tengaran.

Tabel 4.3.Tabel Hasil Kompetensi Pedagogik Guru SDN Cukil 01, Tengaran

No. Kompetensi Kelas (nilai konversi) % 1a 1b 2a 2b 3 4 5a 5b 6a 6b Memahami karateristik peserta

didik 1. dari aspek fisik, moral, spiritual,

75 75 75 83 75 75 75 83 92 83 sosial,

kultural emosional,

dan intelektual. 2. Menguasai teori belajar

dan prinsip-prinsip

92 92 92 83 75 75 83 83 75 83 pembelajaran yang mendidik 3. Mengembangkan kurikulum yang terkait

dengan 75 75 50 50 75 75 88 75 88 75 mata

pelajaran yang diampu. 4. Menyelenggara- kan pembelajaran

77 77 77 82 68 82 86 82 82 82 yang mendidik.

5. Mengembangkan potensi

peserta didik

untuk mengaktualisasi

93 86 79 64 57 75 93 86 71 71 kan

berbagai potensi

yang dimiliki. 6. Berkomunikasi secara

efektif, empatik,

dan 92 92 92 92 83 92 92 92 83 83 santun

dengan peserta didik. 7. Menyelenggara- kan

penilaian dan

evaluasi 60 70 60 60 60 70 80 70 80 70 proses

hasil belajar RATA-RATA (%)

81 81 75 73 70 76 88 82 82 78 KATEGORI

AB AB B B B AB AB AB AB AB

Tabel 4.3 tersebut di atas, menunjukkan data yang diperoleh mengenai kompetensi pedagogik guru SD Negeri Cukil 01, Tengaran. Terdapat tujuh indikator Tabel 4.3 tersebut di atas, menunjukkan data yang diperoleh mengenai kompetensi pedagogik guru SD Negeri Cukil 01, Tengaran. Terdapat tujuh indikator

Kompetensi S 30%

KELAS KELAS Gambar 4.2: Diagram Hasil Kompeten Diagram Hasil Kompetensi Pedagogik Guru

Tabel dan diagram tersebut diatas, terdapat tujuh abel dan diagram tersebut diatas, terdapat tujuh kompetensi pedagogik yang yang dikembangkan guru SDN Cukil 01, Tengaran. Tengaran. Masing-masing kompetensi memperoleh nilai yang yang dikonversikan dalam bentuk prosen. Paparan lebih jelasnya, lebih jelasnya, berikut disajikan tiap indikator.

Pencapaian kompetensi kompetensi pedagogik oleh guru, dilakukan penilaian melal melalui tujuh kompetensi sesuai yang dipaparkan pada tabel 4.3. Kondisi awal penelitian yang dipaparkan pada tabel 4.3. Kondisi awal penelitian menunjukkan dari tujuh tujuh kompetensi, secara umum perolehan skor guru adalah adalah minimal baik. Hal tersebut merupakan gambaran dari gambaran dari Kepala Sekolah. Setelah dilaksanakannya supervis supervisi kunjungan kelas, yang sebelumnya belum pernah, pernah, menunjukkan dari 10 guru kelas yang ada, tujuh diantaranya diantaranya memperoleh kriteria amat baik (AB) dan sisanya sisanya adalah baik (B). Hal tersebut telah menunjukkan menunjukkan peningkatan dari kondisi awal.

peningkatan kompetensi pedagogik secara umum umum ditinjau dari masing-masing indikator.

Berikut

gambar gambar

Peningkatan Kompetensi Peningkatan Kompetensi Pedagogik Pedagogik

Kompetensi r

Pedagogik Awal o k 40% S

20% Kompetensi Pedagogik Setelah

0% Tindakan

Indikator Pencapaian Indikator Pencapaian Kompetensi Gambar 4.3 Peningkatan Peningkatan Kompetensi Pedagogik

Dari tujuh indikator indikator yang ada, indikator pertama mengenal karakteristik peserta karakteristik peserta didik, hampir semua mencapai nilai yang cukup. cukup. Pada indikator ini, guru harus

dapat menguasai menguasai enam indikator yang terkandung dalam indikator indikator pertama. Pada umumnya, guru dapat mengidentifikasi mengidentifikasi peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural kultural emosional, dan intelektual. Hal

saat melakukan pembelajaran, peserta peserta didik dengan karakteristik tertentu diberikan tempat tempat duduk yang sesuai. Misalnya di kelas V terdapat anak anak yang memakai kacamata, maka siswa tersebut diberikan diberikan tempat duduk di depan lurus

ini ditunjukkan ditunjukkan

pada

Selanjutnya guru memastikan

dengan

papan papan

tulis.

bahwa peserta peserta didik mendapatkan kesempatan yang sama sama untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Guru selalu Guru selalu memberikan stimulus kepada siswa baik melalui pertanyaan ik melalui pertanyaan atau melalui soal sederhana, setiap siswa siswa berhak untuk menjawab dan menyelesaikan permasalahan permasalahan yang diberikan guru. namun tidak jarang ada jarang ada siswa yang melakukan kegiatan lain disaat pembelajaran pembelajaran dilaksanakan, ada guru yang menegur, nam namun ada juga guru yang bahwa peserta peserta didik mendapatkan kesempatan yang sama sama untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Guru selalu Guru selalu memberikan stimulus kepada siswa baik melalui pertanyaan ik melalui pertanyaan atau melalui soal sederhana, setiap siswa siswa berhak untuk menjawab dan menyelesaikan permasalahan permasalahan yang diberikan guru. namun tidak jarang ada jarang ada siswa yang melakukan kegiatan lain disaat pembelajaran pembelajaran dilaksanakan, ada guru yang menegur, nam namun ada juga guru yang

Indikator selanjutnya menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. Tampak pada tabel perolehan nilai cukup tinggi dibandingkan dengan indikator sebelumnya. Pada indikator ini, guru harus dapat menguasai enam indikator yang termasuk dalam indikator kedua ini. Selama pelaksanaan pembelajaran, guru memberikan kesempatan kepada peserta didik menguasai materi pembelajaran sesuai usia dan kemampuan belajar mereka. Menurut pengamatan yang dilakukan, guru sudah menunjukkan pembelajaran yang sesuai untuk usia dan kemampuan belajar peserta didik, hanya alokasi waktu yang perlu diperhatikan. Selain itu, guru juga selalu memastikan tingkat pemahaman peserta didik dengan bertanya, “ada yang masih belum jelas?”, “ada pertanyaan?”. Meskipun pembelajaran yang dilakukan sudah sesuai rencana, namun masih ada pula siswa yang belum berhasil. Hal ini menjadi catatan tersendiri bagi guru untuk memberikan perbaikan. Berbagai motivasi dan teknik pembelajaran juga selalu dilakukan, terutama kebanyakan guru lebih senang merubah tempat duduk peserta didik yang disesuaikan dengan materi dan pembelajaran yang akan dilakukan, selain itu bertujuan untuk meminimalisir kejenuhan pada peserta didik.

Indikator ketiga mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu. Perolehan nilai pada indikator ketiga ini hampir sama untuk msing-masing guru kelas. Terdapat empat indikator yang tercantum dalam indikator ini. Pada umumnya guru sudah dapat merancang rencana pelaksanaan pembelajaran yang disesuaikan dengan silabus. Materi yang disajikan juga mengikuti urutan dan disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Selain itu,

guru sendiri berdasarkan peristiwa yang sedang hangat. Namun, untuk pengembangan silabus termasuk indikator

materi dikembangkan

oleh oleh

Indikator keempat adalah menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik. Setidaknya ada sebelas indikator yang tercantum dalam indikator ini. Bagi guru

menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik, seperti melaksanakan aktivitas pembelajaran selaras dengan rencana dan tujuan yang telah dibuat, melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan tujuan untuk membantu proses, bukan untuk menguji yang membuat peserta didik selalu tertekan, selalu mengkomunikasikan informasi terbaru, terutama sesuai dengan materi pembelajaran, mengelola kelas sehingga peserta didik dapat aktif dan produktif, serta banyak member kesempatan kepada peserta didik untuk mempraktikkan dan berinteraksi langsung. Namun, masih perlu adanya penjelasan lanjut saat peserta didik menjawab kurang tepat, bukan langsung mengatakan “salah”. Selain itu, perlu adanya variasi pembelajaran, seperti penerapan model pembelajaran, dan juga sebaiknya guru dapat memanfaatkan media dan alat bantu mengajar yang tersedia di sekolah, misalnya proyektor dan laptop.

Indikator kelima mengembangkan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. Berdasarkan tabel 4.2 perolehan skor pada indikator ini cukup tinggi. Terdapat tujuh indikator yang termasuk dalam indikator kelima ini. Hal ini dibuktikan dengan guru selalu menganalisis hasil belajar peserta didik berdasarkan segala bentuk penilaian yang dicantumkan dalam daftar nilai siswa, bahkan ada guru yang mempunyai dua buku daftar nilai untuk memastikan siswa tersebut tuntas. Guru juga merancang dan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kecakapan belajar masing-masing peserta didik, misalnya ada peserta didik yang tertinggal maka dibantu dengan dijelaskan dengan pelan. Guru juga tidak segan membantu peserta didik, Indikator kelima mengembangkan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. Berdasarkan tabel 4.2 perolehan skor pada indikator ini cukup tinggi. Terdapat tujuh indikator yang termasuk dalam indikator kelima ini. Hal ini dibuktikan dengan guru selalu menganalisis hasil belajar peserta didik berdasarkan segala bentuk penilaian yang dicantumkan dalam daftar nilai siswa, bahkan ada guru yang mempunyai dua buku daftar nilai untuk memastikan siswa tersebut tuntas. Guru juga merancang dan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kecakapan belajar masing-masing peserta didik, misalnya ada peserta didik yang tertinggal maka dibantu dengan dijelaskan dengan pelan. Guru juga tidak segan membantu peserta didik,

kurang dapat mengidentifikasi bakat, minat, beserta potensi yang dimiliki peserta didik, apalagi untuk siswa yang terkesan senang membuat kegaduhan.

Indikator keenam adalah berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik. Perolehan nilai yang dicapai tinggi. Terdapat enam indikator yang tercantum dalam indikator keenam ini. Pada umumnya guru menggunakan pertanyaan untuk memberikan stimulus kepada peserta didik, selain itu guru mendengarkan jawaban peserta didik, jika ada peserta didik yang menjawab kurang tepat, maka ada beberapa guru yang memberikan pembenaran tanpa menyalahkan.

pula guru yang menyalahkan sehingga peserta didik tersebut menjadi malu dan takut. Guru juga mendengarkan pertanyaan, pernyataan yang diberikan peserta didik tanpa menginterupsi. Namun ada pula guru yang tidak mendengarkan peserta didik dan mengabaikannya.

Namun,

ada

Indikator ketujuh adalah menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses hasil belajar. Perolehan nilai sedang. Terdapat lima indikator dalam indikator ini. Meskipun guru dapat menyusun

rencana pembelajaran dengan baik, namun tidak jarang tidak dilampirkan latihan soal yang akan digunakan dan jenis penilaiannya. Beberapa guru memang sudah membuat cacatan, jurnal pembelajaran, program tahunan, program semester, dan juga minggu efektif. Namun tidak jarang ada guru yang lebih suka dalam bentuk file, sehingga tidak membuat hardcopy. Masih ada juga guru yang membuat namun belum diisi atau masih kosong. Sehingga masih perlu bimbingan dan pengarahan untuk menyusun penilaian dan evaluasi yang nantinya dapat digunakan untuk perbaikan.

Jika dilihat berdasarkan tabel 4.2. tersebut, kompetensi tertinggi adalah kompetensi nomor enam. Hal ini ditunjukkan selama melaksanakan observasi, guru terus berkomunikasi dengan peserta didik, Jika dilihat berdasarkan tabel 4.2. tersebut, kompetensi tertinggi adalah kompetensi nomor enam. Hal ini ditunjukkan selama melaksanakan observasi, guru terus berkomunikasi dengan peserta didik,

kegiatan untuk menumbuhkan sikap saling kerjasama antar peserta didik. Sehingga pembelajaran yang kooperatif belum nampak.

adalah

memberikan

Indikator yang mempunyai nilai konstan adalah kompetensi nomor tiga. Hal ini karena guru sudah dapat melakukan perencanaan dengan baik, meskipun belum lengkap seperti dalam rencana pelaksanaan tindakan. Beberapa guru belum mencantumkan materi yang akan dipelajari dan juga latihan soal yang akan digunakan untuk mengukur kompetensi peserta didik. Guru sudah dapat memadupadankan materi dengan peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Namun, untuk mengembangkan materi ke berbagai sumber masih belum terlihat. Sedangkan untuk mengembangkan silabus, guru belum melakukannya. Guru menggunakan silabus yang diberikan pemerintah secara

membuat RPP tanpa melampirkan potongan silabus yang dibuat pada RPP. Kompetensi

mentah

untuk

minim adalah kompetensi

dengan

nilai

Beberapa guru mengembangkan penilaian sesuai dengan kompetensi dan tujuan yang akan dicapai. Sedangkan untuk pelaksanaan analisis kompetensi dasar atau indikator yang sulit untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan masing-masing peserta didik untuk keperluan remedial masih belum nampak. Hal yang dilakukan guru adalah belum dapat menuliskan di daftar nilai siswa karena masih banyak siswa yang belum mencapai criteria ketuntasan minimal (KKM). Selain itu, penggunaan catatan harian, jurnal pembelajaran, rancangan

nomor

tujuh.

pembelajaran, materi tambahan juga hanya sedikit guru yang melaksanakannya.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi KPK dan FPB Melalui Model Quantum Teaching

0 0 21

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI KPK DAN FPB MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS IV SD N SALATIGA 09 KECAMATAN SIDOREJO KOTA SALATIGA SEMESTER II TAHUN AJARAN 20162017

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi KPK dan FPB Melalui Model Quantum Teaching

0 7 97

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Komik Interaktif Berbasis Discovery Learning untuk Pembelajaran Materi Pecahan Siswa Kelas V Sekolah Dasar

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Alternatif Strategi Peningkatan Daya Saing SMA Kristen 2 Salatiga

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Alternatif Strategi Peningkatan Daya Saing SMA Kristen 2 Salatiga

0 0 17

KUESIONER PENELITIAN TUGAS AKHIR “Alternatif Strategi Peningkatan Daya Saing SMA Kristen 2 Salatiga”

0 0 34

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Kunjungan Kelas untuk Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru SDN Cukil 01 Tengaran Kabupaten Semarang

0 1 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Kunjungan Kelas untuk Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru SDN Cukil 01 Tengaran Kabupaten Semarang

0 0 27

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Kunjungan Kelas untuk Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru SDN Cukil 01 Tengaran Kabupaten Semarang

0 0 10