KINERJA BIDANG LALU LINTAS DINAS PERHUBUNGAN KOTA SURAKARTA

KINERJA BIDANG LALU LINTAS DINAS PERHUBUNGAN KOTA SURAKARTA

Oleh: TODY MAULANA MEDITRA

D 0103121

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta JURUSAN ILMU ADMINISTRASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Disetujui Untuk Dipertahankan Dihadapan Panitia Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Pembimbing

Dra. Sri Yuliani, M.Si

NIP. 1963073019932002

Skripsi ini Telah Diuji dan Disahkan Oleh Panitia Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta

Hari : Tanggal :

Panitia Penguji:

1. Drs. Budiarjo, M.Si

) NIP. 195406021986011001

2. Drs. Ali, M.Si

) NIP. 195408301985031002

3. Dra. Sri Yuliani, M.Si.

) NIP. 196307301990032002

Mengetahui Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta

Drs. H. Supriyadi , SN., SU NIP. 195301281981031001

”Semakin kita dekat dengan orang-orang besar, kita menjadi semakin jelas melihat bahwa mereka juga hanya orang-orang biasa seperti kita”

(La Bruye)

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-

sungguh (urusan) yang lain”

(OS. Alam Nasyrah : 6-7)

“Tiada harta terpendam yang lebih bermanfaat

daripada ilmu pengetahuan

tiada kawan yang lebih indah dari berkata Jujur tiada teman yang lebih tinggi dari kesabaran tiada kejahatan yang lebih memalukan dari kesombongan

(Wahab bin Munabbih)

Mengakui kekurangan diri adalah tenaga untuk kesempurnaan, terus mengisi kekurangan adalah keberanian yang luar biasa

(Hamka)

Kupersembahkan karya sederhana ini teruntuk:

1. Papa Mama tercinta

2. Kakakku dan Adikku tersayang

3. Keponakanku tersayang

4. Sahabat dan Temanku

5. Almamaterku

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Evaluasi Kinerja Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Surakarta”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam rangka penulisan skripsi ini penulis mendapatkan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Dra. Sri Yuliani, M.Si, selaku Pembimbing yang dengan sabar membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Drs. H. Supriyadi, SN. SU, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ijin mengadakan penelitian guna penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Drs. Sudarto, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi yang telah berkenan memberikan ijin mengadakan penelitian guna penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Yosca Herman Soedradjad, MM selaku Kepala Dinas Perhubungan Kota Surakarta yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.

5. Ibu Retno Suryawati M.Si, selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan saran dan nasehat kepada penulis.

6. Bapak Didik Setyanto, ST, selaku Kasubag. Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan yang telah memberikan data-data dan informasi berkaitan dengan skripsi ini; Bapak Agung Wijayanto, selaku Pengelola Kepegawaian; Bapak Sri Baskoro, selaku Kabid Lalu Lintas yang memberikan data dan informasi tentang kinerja bidang Lalu Lintas; Bapak Joko Pramono, selaku Kasi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas dan Bapak Ongko Prasetyo, selaku 6. Bapak Didik Setyanto, ST, selaku Kasubag. Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan yang telah memberikan data-data dan informasi berkaitan dengan skripsi ini; Bapak Agung Wijayanto, selaku Pengelola Kepegawaian; Bapak Sri Baskoro, selaku Kabid Lalu Lintas yang memberikan data dan informasi tentang kinerja bidang Lalu Lintas; Bapak Joko Pramono, selaku Kasi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas dan Bapak Ongko Prasetyo, selaku

7. Teman dan Sahabat AN angkt’ 03, terima kasih untuk segenap rasa persaudaraan, kekeluargaan yang tercipta selama ini (Peace Love Unity and Respect) sebarkan Virus Kedamaian di muka Bumi ini.... Salam Brotherhood

8. Segenap civitas akademika dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dan mendorong penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap semoga dengan adanya skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Surakarta, April 2010 Penulis

(TODY MAULANA MEDITRA)

Halaman Tabel 1

Distribusi Pegawai Masing-Masing Bagian/Subbag/UPTD ... 43 Tabel 2

Jumlah Pegawai berdasarkan Golongan/Kepangkatan ........... 44 Tabel 3

Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan ................. 45 Tabel 4

Jumlah Tenaga Harian Lepas (THL) ...................................... 46 Tabel 5

Jumlah Pegawai Kontrak ........................................................ 47 Tabel 6

Kawasan Macet di Surakarta .................................................. 54 Tabel 7

Rekap Rambu Tahun 2008 …………………………………. 57 Tabel 8

Pemasangan CCTV ………………………………………… 60 Tabel 9

Tujuan dan Sasaran Dinas Perhubungan Kota Surakarta ....... 66

Halaman Bagan l

Kerangka Berpikir .................................................................. 22 Bagan 2 Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Kota Surakarta …… 36

Bagan 3 Mekanisme Pertanggungjawaban Dinas Perhubungan ……... 83

Halaman

Gambar 1 Model Analisis Interaktif ………………………………….... 30

TODY MAULANA MEDITRA, D 0103121, KINERJA BIDANG LALU

LINTAS DINAS PERHUBUNGAN KOTA SURAKARTA, Skripsi, Jurusan Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, 100 halaman, 2010.

Dinas Perhubungan Kota Surakarta adalah suatu organisasi yang memiliki visi dan misi yaitu pelayanan kepada masyarakat umum. Dinas Perhubungan merupakan organisasi publik yang bertanggung jawab atas sistem lalu lintas di Surakarta sehingga dituntut untuk mempersiapkan diri dan secara terus menerus melakukan perbaikan dalam rangka mengantisipasi berbagai masalah lalu lintas yang semakin kompleks. Oleh karena itu, untuk memberikan pelayanan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat diperlukan pengkajian dan pengembangan kinerja sehingga kinerja organisasi dapat optimal.

Tujuan penelitian adalah (1) untuk mengetahui bagaimana kinerja Dinas Perhubungan Bidang Lalu Lintas Kota Surakarta. (2) Untuk mengetahui faktor- faktor yang menjadi penghambat dan cara mengatasi hambatan untuk meningkatkan kinerja Dinas Perhubungan Bidang Lalu Lintas Kota Surakarta.

Jenis penelitian adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di kantor Dinas Perhubungan Kota Surakarta. Sumber data yang digunakan adalah informan dan dokumen atau arsip. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan studi kepustakaan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Validitas data yang digunakan adalah trianggulasi data. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja Dinas Perhubungan Bidang Lalu Lintas Kota Surakarta selama tahun 2008 sudah cukup baik. Meskipun dalam pelaksanaan program kerja yang telah ditetapkan tidak selalu berhasil. Kinerja Dinas Perhubungan Kota Surakarta dapat diketahui berdasarkan efektivitas organisasi, yaitu tercapainya kelancaran lalu lintas dan menurunnya jumlah pelanggaran lalu lintas. Selain itu, kinerja dinas juga dapat diketahui dari akuntabilitas organisasi, yaitu pertanggungjawaban anggaran yang digunakan berdasarkan alokasi dana yang diberikan oleh pemerintah Kota Surakarta kepada Dinas Perhubungan untuk pelaksanaan program kegiatan terutama untuk pengadaan dan pemeliharaan sarana prasarana lalu lintas serta biaya operasional organisasi secara keseluruhan.

Adapun faktor penghambat kinerja Dinas Perhubungan Bidang Lalu Lintas Kota Surakarta adalah (1) sumber daya manusia/personil yang ada dari segi kualitas belum memadai khususnya segi profesionalisme berkualifikasi Diklat; (2) kurangnya kesadaran masyarakat dalam berlalu lintas; (3) rambu yang dipasang sering hilang; dan (4) keterbatasan anggaran. Sedangkan upaya untuk mengatasi hambatan adalah (1) memberdayakan SDM dan terus berupaya meningkatkan kondisi SDM secara bertahap; (2) melakukan koordinasi atau kerjasama dengan instansi terkait lainnya; (3) optimalisasi pelayanan penertiban dan pengendalian lalu lintas; dan (4) optimalisasi sarana dan prasarana yang ada saat ini.

TODY MAULANA MEDITRA, D 0103121, TRAFFIC DIVISION PERFORMANCE OF SURAKARTA CITY’S COMMUNICATION

SERVICE, Thesis, Administration Department, Social and Political Sciences Faculty, Sebelas Maret University, 100 pages, 2010.

Surakarta city’s communication service is an organization with vision and mission to serve the general public responsible for the traffic system in Surakarta, so that it is required to prepare itself and conducts improvement continuously in the attempt of anticipating the increasingly complex traffic problems. For that reason, in order to give service consistent with the public’s desire and need, there should be performance evaluation and development so that the organization performance can be optimal.

The objectives of research are (1) to find out how Traffic Division Performance of Surakarta City’s Communication Service is and (2) to find out the inhibiting and factors the ways of coping with the obstacles to improve the traffic division performance of Surakarta City’s Communication Service.

The study belongs to a descriptive qualitative research. The research was taken place in of Surakarta City’s Communication Service office. The data source employed was informen and document. Techniques of collecting data used was interview and library study. The sampling technique used was purposive sampling. The data validity technique used was data triangulation. Technique of analyzing data employed was interactive analysis.

The result of research shows that the performance of Traffic Division Performance of Surakarta City’s Communication Service has been fairly good in 2008, despite some failures in their work program implementation. The performance of Surakarta City’s Communication Service can be seen from the organizational effectiveness, that is, the achievement of traffic smoothness and decreased number of traffic breach. In addition, the service’s performance can also be seen from the responsability accountability, that is, the responsibility budget employed based on the fund allocation given by the Surakarta city’s government to the Communication Service for the implementation of activity programs particularly for the procurement and maintenance of traffic infrastructure as well as organizational operational expense entirely.

The inhibiting factors of Traffic Division Performance of Surakarta City’s Communication Service include (1) inadequate human resource, particularly in the term of professionalism with Short Course qualification; (2) lack of public’s awareness of traffic discipline; (3) the loss of traffic sign; and (4) limited budget. Meanwhile, the attempts of coping with such obstacles include (1) by empowering human resource and attempting to improve gradually the human resource condition; (2) by coordinating or cooperating with the related institutions; (3) by optimizing the ordering service and traffic control; and (4) by optimizing the existing infrastructures.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tata pemerintahan yang baik merupakan hal penting pada sektor organisasi publik. Tata pemerintahan yang baik pada sektor publik belum tentu menjamin kinerja pemerintah juga akan baik pada suatu negara. Hal tersebut tergantung kepada kebijakan pemerintah dalam menentukan arah pembangunan suatu negara.

Saat ini, kinerja organisasi terutama organisasi publik mendapat sorotan dari masyarakat dalam kaitannya dengan pelayanan publik. Hal ini dikarenakan masyarakat mulai kritis dalam menilai atas pelayanan yang diberikan terutama oleh organisasi publik. Masyarakat mulai menuntut kepada setiap organisasi publik dalam memberikan pelayanan umum, baik berupa barang atau jasa, agar lebih profesional dan berkualitas kepada setiap anggota masyarakat. Pelayanan yang lebih profesional dan berkualitas merupakan wujud dari good governance (tata pemerintahan yang baik), terutama dalam pelayanan publik.

Sebuah organisasi publik dalam memberikan pelayanannya kepada masyarakat harus selalu mengevaluasi kinerjanya. Baik dan buruknya suatu kinerja dari organisasi publik dapat dilihat dari kinerja organisasi tersebut dalam memberikan pelayanannya kepada masyarakat yang membutuhkan, hasil yang dicapai, dan sebagainya. Dengan demikian, jika terdapat Sebuah organisasi publik dalam memberikan pelayanannya kepada masyarakat harus selalu mengevaluasi kinerjanya. Baik dan buruknya suatu kinerja dari organisasi publik dapat dilihat dari kinerja organisasi tersebut dalam memberikan pelayanannya kepada masyarakat yang membutuhkan, hasil yang dicapai, dan sebagainya. Dengan demikian, jika terdapat

Bagus atau tidaknya suatu kinerja dari organisasi publik dapat diketahui dengan melakukan suatu pengukuran. Hal ini dikarenakan banyak faktor yang mempengaruhi kinerja dari suatu organisasi tersebut, misalnya lingkungan organisasi, budaya yang ada dalam organisasi, sarana dan prasarana, penilaian kinerja dan umpan balik. Pengukuran atau kinerja pada suatu organisasi yang memiliki output dalam bentuk barang, dapat dilihat dari kuantitasnya yaitu jumlah barang yang dihasilkan atau seberapa lama barang tersebut dapat dihasilkan. Sementara kinerja pada suatu organisasi yang bergerak di bidang jasa dapat dilihat dari kepuasan pelanggan atau kualitas pelayanan yang diberikan suatu organisasi terhadap masyarakat yang membutuhkan pelayanan tersebut.

Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (A.P Mangkunegara, 2001 : 67). Selain itu, kinerja juga dapat diartikan sebagai suatu hasil dan usaha seseorang yang dicapai dengan adanya kemampuan dan perbuatan dalam situasi tertentu.

Dinas perhubungan adalah sebuah unit kerja di lingkungan Pemerintah Kota Surakarta yang mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang lalu lintas angkutan jalan. Transportasi memiliki Dinas perhubungan adalah sebuah unit kerja di lingkungan Pemerintah Kota Surakarta yang mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang lalu lintas angkutan jalan. Transportasi memiliki

Khusus untuk lalu lintas, merupakan masalah yang sangat kompleks mengingat perkembangan Kota Surakarta yang pesat. Perkembangan kota Surakarta dapat dilihat dari pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah kota terutama pembangunan fisik seperti jalan, gedung, pusat perbelanjaan, dan industri. Dengan adanya perkembangan kota yang cukup pesat, maka juga berpengaruh terhadap meningkatnya arus lalu lintas di jalan raya.

Penanganan masalah kelancaran arus lalu lintas merupakan tanggung jawab pemerintah sebagai penyelenggara pemerintahan. Dalam hal ini adalah menjadi tanggung jawab Dinas Perhubungan, khususnya bidang lalu lintas yang memiliki tugas mengatur lalu lintas agar arus lalu lintas dapat berjalan dengan lancar.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, terdapat sejumlah titik kemacetan di wilayah Surakarta, terutama pada jam-jam sibuk. Beberapa tempat yang mengalami kemacetan antara lain kawasan Pasar Klewer. Kemacetan ini terjadi dari pukul 10.00 WIB sampai dengan pukul 17.00 WIB ketika kegiatan di Pasar Klewer selesai. Selain di kawasan Pasar Klewer, kemacetan juga terjadi di kawasan Coyudan, biasanya kemacetan terjadi pada

Nonongan dan Jalan Slamet Riyadi, daerah Ngemplak dan dibeberapa daerah lainnya di wilayah Surakarta. Berdasarkan beberapa contoh kawasan ini, maka dapat dipahami jika sering terjadi kemacetan lalu lintas. Hal ini dikarenakan pada kawasan-kawasan tersebut merupakan sentra kegiatan perdagangan di Kota Surakarta.

Kemacetan yang terjadi di beberapa kawasan tersebut juga telah ditangani oleh Dinas Perhubungan, khususnya bidang lalu lintas dengan membuat rambu-rambu lalu lintas serta pemasangan lampu pengatur lalu lintas. Meskipun Dinas Perhubungan telah mengeluarkan kebijakan tersebut, belum tentu dapat mengurangi kemacetan lalu lintas yang ada. Hal ini dikarenakan ruas jalan badan jalan sudah tidak dapat menampung dengan semakin banyaknya kendaraan yang melintas.

Selain masalah kemacetan lalu lintas, Dinas Perhubungan juga memberikan pelayanan kepada masyarakat seperti memberikan pengawalan terhadap tamu VIP/VVIP, penyelenggaraan pelayanan untuk pemudik pada hari raya Idul Fitri dengan mendirikan Rest Area. Pelayanan, pengendalian dan pengaturan lalu lintas pada Natal, Tahun Baru serta event-event Budaya seperti Kirab Budaya, Kirab 1 Suro. Pelayanan, pengendalian dan pengaturan lalu lintas serta evakuasi korban banjir serta kegiatan lain pasca banjir. Dinas Perhubungan juga melaksanakan kegiatan perlindungan keselamatan di kawasan sekolah dengan menetapkan kawasan sekolah yang lokasinya rawan kemacetan dan rawan kecelakaan sebagai Zoss (Zona Selamat Sekolah) di 15 Selain masalah kemacetan lalu lintas, Dinas Perhubungan juga memberikan pelayanan kepada masyarakat seperti memberikan pengawalan terhadap tamu VIP/VVIP, penyelenggaraan pelayanan untuk pemudik pada hari raya Idul Fitri dengan mendirikan Rest Area. Pelayanan, pengendalian dan pengaturan lalu lintas pada Natal, Tahun Baru serta event-event Budaya seperti Kirab Budaya, Kirab 1 Suro. Pelayanan, pengendalian dan pengaturan lalu lintas serta evakuasi korban banjir serta kegiatan lain pasca banjir. Dinas Perhubungan juga melaksanakan kegiatan perlindungan keselamatan di kawasan sekolah dengan menetapkan kawasan sekolah yang lokasinya rawan kemacetan dan rawan kecelakaan sebagai Zoss (Zona Selamat Sekolah) di 15

Kinerja Dinas Perhubungan, khususnya bidang lalu lintas dapat terlihat dari kelancaran arus lalu lintas yang ada di wilayah kerjanya. Saat ini, Kota Surakarta merupakan kota dengan jumlah penduduk yang cukup padat, sehingga dengan sendirinya juga berpengaruh terhadap kepadatan arus lintas. Hal ini sesuai dengan salah satu sasaran dari Dinas Perhubungan, yaitu terwujudnya sistem manajemen transportasi lalu lintas yang baik sehingga dapat tercapai kelancaran arus lalu lintas.

Adapun prestasi kerja Dinas Perhubungan Kota Surakarta antara lain telah memperoleh piala WTN (Wahana Tata Nugraha) sebanyak 5 kali secara berturut-turut (tahun 2002-2006) kategori kota besar dalam lomba tertib lalu lintas. Di samping itu, Dinas Perhubungan Kota Surakarta juga telah menggunakan beberapa titik sensor jarak jauh yang disebut Automatic Traffic Computerize Signal (ATCS). ATCS telah ditempatkan antara lain di daerah Gladag dan sepanjang jalan Slamet Riyadi. Hal tersebut merupakan prestasi kerja yang baik dari Dinas Perhubungan karena telah berhasil menciptakan komputerisasi dengan sistem CCTV yang bertujuan untuk memudahkan petugas Dinas Perhubungan dalam memantau setiap daerah rawan macet sehingga kemacetan dapat ditanggulanggi.

Dinas Perhubungan Kota Surakarta adalah suatu organisasi yang memiliki visi dan misi yaitu pelayanan kepada masyarakat umum. Dinas Perhubungan merupakan organisasi publik yang bertanggung jawab atas Dinas Perhubungan Kota Surakarta adalah suatu organisasi yang memiliki visi dan misi yaitu pelayanan kepada masyarakat umum. Dinas Perhubungan merupakan organisasi publik yang bertanggung jawab atas

Selama ini citra pelayanan organisasi publik lebih rendah dibanding organisasi swasta. Oleh karena itu, untuk memberikan pelayanan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat diperlukan pengkajian dan pengembangan kinerja sehingga kinerja organisasi dapat optimal. Hal ini perlu dilakukan karena seiring dengan tuntutan masyarakat atas pelayanan yang berkualitas, maka organisasi publik harus mengubah citra kinerjanya agar menjadi lebih baik. Dengan demikian akan dapat memenuhi harapan-harapan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang cepat dan tepat.

Berdasarkan sasaran yang ingin dicapai sesuai dengan visi, misi, dan tujuan, Dinas Perhubungan Kota Surakarta memakai indikator efektivitas dan akuntabilitas dalam menilai kinerja. Salah satu yang dapat dijadikan indikator dalam menilai kinerja dari suatu organisasi publik adalah hasil (outcomes). Hal ini dikarenakan Dinas Perhubungan Kota Surakarta merupakan salah satu lembaga pemerintah yang melaksanakan tugas pokok urusan pemerintahan di bidang lalu lintas angkutan jalan, angkutan rel, angkutan sungai, dan penyeberangan mempunyai misi di bidang pelayanan publik, utamanya di bidang lalu lintas. Adapun salah satu misi tersebut adalah menyelenggarakan manajemen dan rekayasa lalu lintas serta bimbingan keselamatan dan ketertiban lalu lintas.

penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan, maka perlu diselenggarakan secara berkesinambungan dan terus ditingkatkan agar lebih luas daya jangkau dan merata pelayanan kepada masyarakat dengan memperhatikan sebesar- besarnya kepentingan umum dan kemampuan masyarakat. Oleh karena itu, peranan Dinas Perhubungan sangat penting sekali dalam hal mobilitas kendaraan di Kota Surakarta, terutama mengenai kemacetan lalu lintas akibat dari perkembangan kota yang semakin pesat.

Namun demikian, untuk menilai suatu kinerja dari organisasi publik tidak cukup hanya melihat dari segi hasilnya. Oleh karena itu, penelitian ini ingin mengetahui lebih lanjut mengenai kinerja organisasi publik yang memiliki volume kegiatan tinggi seperti halnya Dinas Perhubungan Bidang Lalu Lintas Kota Surakarta. Faktor-faktor apa sajakah yang menjadi penghambat dan bagaimana cara mengatasi hambatan untuk meningkatkan kinerja Dinas Perhubungan Bidang Lalu Lintas Kota Surakarta seiring dengan perkembangan jaman dan tuntutan lingkungan guna mecapai hasil yang maksimal.

Berdasarkan paparan dalam latar belakang di atas, maka penelitian ini mengambil judul dalam penulisan penelitian ini, adalah KINERJA DINAS

PERHUBUNGAN BIDANG LALU LINTAS KOTA SURAKARTA.

Berdasarkan pada latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah kinerja Dinas Perhubungan Bidang Lalu Lintas Kota Surakarta?

2. Faktor-faktor apa yang menjadi penghambat dan bagaimana mengatasi hambatan untuk meningkatkan kinerja Dinas Perhubungan Bidang Lalu Lintas Kota Surakarta ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Untuk mengetahui bagaimana kinerja Dinas Perhubungan Bidang Lalu Lintas Kota Surakarta.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penghambat dan cara mengatasi hambatan untuk meningkatkan kinerja Dinas Perhubungan Bidang Lalu Lintas Kota Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penelitian ini

a. Penulis dapat menambah wawasan, gambaran dan informasi-informasi yang berkaitan dengan bidang ilmu dan kegiatan administratif pada Dinas Perhubungan Kota Surakarta.

tinggi dan menerapkannya ke dalam dunia kerja.

2. Bagi Organisasi Terkait

a. Dapat memberikan masukan bagi Dinas Perhubungan, khususnya bidang lalu lintas Kota Surakarta.

b. Untuk memperbaiki kondisi instansi terkait di masa depan.

3. Bagi Pihak Lain

a. Dapat menambah perbendaharaan bagi khasanah ilmu pengetahuan sosial pada umumnya dan ilmu administrasi pada khususnya.

b. Memberikan tambahan bahan referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian tentang kinerja pada instansi pemerintahan lain.

E. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Pemikiran

1. Tinjauan Pustaka

a. Kinerja

Konsep kinerja pada dasarnya dapat dilihat dari dua segi, yaitu kinerja pegawai (perindividu) dan kinerja organisasi. Kinerja pegawai adalah hasil kerja perseorangan dalam suatu organisasi. Sedangkan kinerja organisasi adalah totalitas hasil kerja yang dicapai suatu organisasi. Kinerja pegawai dan kinerja organisasi memiliki keterkaitan yang sangat erat. Tercapainya tujuan organisasi tidak dapat dilepaskan dari sumber daya yang dimiliki oleh organisasi yang digerakkan atau dijalankan pegawai yang berperan aktif sebagai pelaku

2007 : 175). Dalam mencapai tujuan tersebut tidak dapat lepas dari andil seluruh kerja pegawai. Pada dasarnya keberhasilan perusahaan adalah kontribusi kerja seluruh pegawainya. Apabila pegawai bekerja dengan baik dan memiliki prestasi atau hasil kerja yang baik tentu baik pula kinerja organisasi tersebut.

Menurut Rue dan Byars (dalam Harbani Pasolong, 2007 : 175) kinerja adalah sebagai tingkat pencapaian hasil. Sedangkan menurut Suyadi Prawirosentono (1999 : 2) kinerja adalah : “hasil kerja yang dapat dicapai oleh pegawai atau sekelompok

pegawai dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika.”

Sementara itu, pengertian kinerja menurut Lembaga Administrasi Negara (1999 : 3) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan, program, kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi.

Adapun untuk definisi kinerja organisasi mempunyai banyak pengertian. Menurut Wibowo dan Atmosudirjo (dalam Harbani Pasolong, 2007 : 176) mengemukakan bahwa kinerja organisasi adalah:

”sebagai efektivitas organisasi secara menyeluruh untuk kebutuhan yang ditetapkan dari setiap kelompok yang berkenaan ”sebagai efektivitas organisasi secara menyeluruh untuk kebutuhan yang ditetapkan dari setiap kelompok yang berkenaan

Selanjutnya definisi kinerja organisasi menurut Chaizi Nasucha (2004 : 107) adalah : ”efektifitas organisasi secara menyeluruh untuk memenuhi

kebutuhan yang ditetapkan dari setiap kelompok yang berkenaan melalui suatu usaha sistemik dan meningkatkan kemampuan organisasi secara terus-menerus mencapai kebutuhannya secara efektif.

Dari berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja mempunyai beberapa elemen, yaitu:

1) Hasil kerja dicapai secara individual atau secara institusi, yang berarti kinerja tersebut adalah hasil akhir yang diperoleh secara sendiri-sendiri atau kelompok.

2) Dalam melaksanakan tugas, orang atau lembaga diberikan wewenang dan tanggung jawab yang berarti orang atau lembaga diberikan hak dan kekuasaan untuk ditindaklanjuti, sehingga pekerjaannya dapat dilakukan dengan baik.

3) Pekerjaan haruslah dilakukan secara legal, yang berarti dalam melaksanakan tugas individu atau lembaga tentu saja harus mengikuti aturan yang telah ditetapkan.

4) Pekerjaan tidaklah bertentangan dengan moral dan etika, artinya selain mengikuti aturan yang telah ditetapkan, tentu saja pekerjaan tersebut haruslah sesuai moral dan etika yang berlaku umum.

kinerja bertujuan untuk (Sri Budi Cantika Yuli, 2005: 90):

1) Meningkatkan kemampuan pegawai. Dengan diketahuinya peringkat keberhasilan setiap pegawai, maka akan terdorong

keinginan untuk selalu meningkatkan prestasi. 2) Identifikasi faktor penghambat kinerja.

Penilaian prestasi kerja diharapkan akan dapat diperoleh informasi mengenai mengapa seseorang pegawai memiliki perbedaan dalam hal kemampuan walaupun memiliki fasilitas kerja dan gaji yang sama. 3) Menetapkan kebijakan strategis.

Hasil akhir dari penilaian prestasi kerja adalah membantu manajemen untuk merumuskan kebijakan-kebijakan dalam rangka peningkatan kinerja karyawan secara khusus dan organisasi pada umumnya.

Apabila penilaian kinerja dapat dilakukan secara baik dan objektif, maka akan dapat diperoleh manfaat-manfaat yang dapat dirasakan. Adapun manfaat dari penilaian kinerja adalah (Sri Budi Cantika Yuli, 2005: 91):

1) Manfaat bagi manajer penilai. Dengan melakukan penilaian secara objektif, penilai akan mudah mengidentifikasi

beberapa hal mengenai pegawai yang dinilai, seperti kekuatan dan kelemahan pegawai, beberapa masalah yang ada, masalah potensial dan kebutuhan akan program pelatihan. 2) Manfaat bagi karyawan (pegawai).

Karyawan (pegawai) akan memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan pandangannya, mengetahui kekuatan dan kelemahan pada dirinya, memiliki kesempatan untuk mendiskusikan tujuan organisasi/departemen, dan mengidentifikasi peranan dirinya. 3) Manfaat bagi organisasi.

Secara umum, penilaian prestasi kerja karyawan/pegawai akan mampu meningkatkan kinerja individu, meningkatkan kinerja departemen, adanya efisiensi, meningkatnya kualitas produksi/pelayanan.

Proses penilaian kinerja menghasilkan suatu evaluasi atas prestasi kerja pegawai di waktu yang lalu dan prediksi prestasi kerja di waktu yang akan datang. Adapun faktor pembentuk prestasi adalah dilihat dari pelayanan yang baik sebagai berikut:

1) Behaviour and customer research adalah penelitian untuk mengetahui struktur masyarakat, segmen sosial, demografis, analisis jasa potensial, analisis kekuatan masyarakat, mengetahui harapan dan keinginan masyarakat pengguna pelayanan yang diberikan;

2) Strategy formulation adalah petunjuk arah dalam memberikan pelayanan berkualitas kepada masyarakat sehingga organisasi dapat mempertahankan mutu pelayanan bahkan mencapai prestasi yang terbaik; 2) Strategy formulation adalah petunjuk arah dalam memberikan pelayanan berkualitas kepada masyarakat sehingga organisasi dapat mempertahankan mutu pelayanan bahkan mencapai prestasi yang terbaik;

4) Assessment, measurement and feedback adalah penilaian dan pengukuran kinerja yang telah dicapai oleh pegawai atas pelayanan yang telah diberikan kepada masyarakat. Penilaian ini menjadi dasar informasi balik kepada pegawai tentang proses pelayanan apa yang perlu diperbaiki, kapan harus diperbaiki dan dimana harus diperbaiki (Gary Dessler, 2000 : 353-354).

b. Indikator Kinerja

Indikator kinerja menurut Lembaga Administrasi Negara (1999 :

7) adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan dengan mempertimbangkan indikator masukan (inputs), keluaran (outputs), hasil (outcomes), manfaat (benefits) dan dampak (impacts).

Selanjutnya, LAN mendifinisikan indikator masukan (inputs) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran. Indikator ini dapat berupa dana, sumber daya manusia, informasi, kebijakan atau peraturan perundang-undangan, dan sebagainya. Indikator keluaran (outcomes) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah (efek langsung). Indikator manfaat (benefits) adalah sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan. Indikator dampak (impact) adalah pengaruh Selanjutnya, LAN mendifinisikan indikator masukan (inputs) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran. Indikator ini dapat berupa dana, sumber daya manusia, informasi, kebijakan atau peraturan perundang-undangan, dan sebagainya. Indikator keluaran (outcomes) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah (efek langsung). Indikator manfaat (benefits) adalah sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan. Indikator dampak (impact) adalah pengaruh

Agus Dwiyanto (2006 : 50-51) menjelaskan beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja birokrasi publik, yaitu:

1) Produktivitas Konsep produktivitas tidak hanya mengukur tingkat efisiensi, tetapi juga efektivitas pelayanan. Produktivitas pada umumnya dipahami sebagai rasio antara input dengan output. Konsep produktivitas dirasa terlalu sempit dan kemudian General Accounting Office (GAO) mencoba mengembangkan satu ukuran produktivitas yang lebih luas dengan memasukkan seberapa besar pelayanan publik itu memiliki hasil yang diharapkan sebagai salah satu indikator kinerja yang penting.

2) Kualitas layanan Isu mengenai kualitas layanan cenderung menjadi semakin penting dalam menjelaskan kinerja organisasi pelayanan publik. Banyak

muncul karena ketidakpuasan masyarakat terhadap kualitas layanan yang diterima dari organisasi publik. Dengan demikian, kepuasan masyarakat terhadap layanan dapat dijadikan indikator kinerja organisasi publik. Keuntungan utama menggunakan kepuasan masyarakat sebagai indikator kinerja adalah informasi mengenai kepuasan masyarakat seringkali tersedia secara mudah dan murah. Informasi mengenai kepuasan terhadap kualitas pelayanan sering kali dapat diperoleh dari media massa atau diskusi publik. Akibat akses terhadap informasi mengenai kepuasan masyarakat terhadap kualitas layanan relatif sangat tinggi, maka bisa menjadi satu ukuran kinerja organisasi publik yang mudah atau murah dipergunakan. Kepuasan masyarakat bisa menjadi parameter untuk menilai kinerja organisasi publik.

3) Responsivitas Responsivitas adalah kemampuan organisasi untuk mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda prioritas pelayanan, dan mengembangkan program-program pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Secara singkat responsivitas di sini menunjuk pada keselarasan antara program dan kegiatan pelayanan dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Responsivitas dimasukkan sebagai salah satu indikator kinerja karena responsivitas secara langsung menggambarkan kemampuan 3) Responsivitas Responsivitas adalah kemampuan organisasi untuk mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda prioritas pelayanan, dan mengembangkan program-program pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Secara singkat responsivitas di sini menunjuk pada keselarasan antara program dan kegiatan pelayanan dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Responsivitas dimasukkan sebagai salah satu indikator kinerja karena responsivitas secara langsung menggambarkan kemampuan

4) Responsibilitas Responsibilitas menjelaskan apakah pelaksanaan kegitan organisasi publik itu dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang benar atau sesuai dengan kebijakan organisasi, baik yang eksplisit maupun implisit. Oleh sebab itu, responsibilitas bisa saja pada suatu ketika berbenturan dengan responsivitas.

5) Akuntabilitas Akuntabilitas publik menunjuk pada seberapa besar kebijakan dan kegiatan organisasi publik tunduk pada para pejabat politik yang dipilih oleh rakyat. Asumsinya adalah bahwa para pejabat politik tersebut karena dipilih oleh rakyat, dengan sendirinya akan selalu mempresentasikan kepentingan rakyat. Dalam konteks ini, konsep akuntabilitas publik dapat digunakan untuk melihat seberapa besar kebijakan dan kegiatan organisasi publik itu konsisten dengan kehendak masyarakat banyak. Kinerja organisasi publik tidak hanya bisa dilihat dari ukuran internal yang dikembangkan oleh

Kinerja sebaiknya harus dinilai dari ukuran eksternal, seperti nilai- nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Suatu kegiatan itu dianggap benar dan sesuai dengan nilai dan norma yang berkembang dalam masyarakat.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Michael Ruffner dan Joaquin Sevilla (2004 : 125) yang menyatakan sebagai berikut: “As control becomes ex post, accountability becomes more

important. If decisions are audited after the fact but the audit is not made available to the public and/or if there is no body obliged to ensure corrective action is taken for non-compliance or malfeasance, then the control purpose is not being served . (Ketika fungsi pengawasan menurun, maka akuntabilitas menjadi lebih penting. Ketika keputusan untuk dilakukan pemeriksaan kepada publik berdasarkan data-data yang ada tetapi hasil pemeriksaan tidak sebagaimana adanya atau ketika tidak ada seorang pun yang membantu mengoreksi setiap kegiatan maka dapat dikategorikan sebagai bentuk pelanggaran, kemudian tujuan pengawasan menjadi tidak dapat dipenuhi).

Wahyudi Kumorotomo (1996) menggunakan beberapa kriteria untuk dijadikan pedoman dalam menilai kinerja organisasi pelayanan publik, antara lain, adalah berikut ini.

1) Efisiensi Efisiensi menyangkut pertimbangan tentang keberhasilan organisasi pelayanan publik mendapatkan laba, memanfaatkan faktor-faktor produksi serta pertimbangan yang berasal dari rasionalitas ekonomis. Apabila diterapkan secara objektif, kriteria seperti likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas merupakan kriteria efisiensi yang sangat relevan.

Apakah tujuan dari didirikannya organisasi pelayanan publik tersebut tercapai? Hal tersebut erat kaitannya dengan rasionalitas teknis, nilai, misi, tujuan organisasi, serta fungsi agen pembangunan.

3) Keadilan Keadilan mempertanyakan distribusi dan alokasi layanan yang diselenggarakan oleh organisasi pelayanan publik. Kriteria ini erat kaitannya dengan konsep ketercukupan atau kepantasan. Keduanya mempersoalkan apakah tingkat efektivitas tertentu, kebutuhan dan nilai-ilai dalam masyarakat dapat terpenuhi. Isu-isu yang menyangkut pemerataan pembangunan, layanan kepada kelompok pinggiran dan sebagainya, akan mampu dijawab melalui kriteria ini.

4) Daya Tanggap Berlainan dengan bisnis yang dilaksanakan oleh perusahaan swasta, oraganisasi pelayanan publik merupakan bagian dari daya tanggap negara atau pemerintah akan kebutuhan vital masyarakat. Oleh sebab itu, kriteria organisasi tersebut secara keseluruhan harus dapat dipertanggungjawabkan secara transparan demi memenuhi kriteria daya tanggap ini.

Sementara indikator menurut Mc. Donald dan Lawton dalam Ratminto (2006:174) dikemukakan sebagai berikut, kinerja dapat Sementara indikator menurut Mc. Donald dan Lawton dalam Ratminto (2006:174) dikemukakan sebagai berikut, kinerja dapat

Menurut Selim dan Woodward dalam Ratminto (2006:174) kinerja dapat diukur dari beberapa indikator antara lain workload/demand , economy, efficiency, effectiveness, dan equity. Dari pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa kinerja dapat diukur dari beban kerja/permintaan, ekonomi, efisien, efektivitas dan kewajaran.

Dengan adanya berbagai ukuran kinerja sebagaimana telah diuraikan di atas, maka kinerja Dinas Perhubungan Bidang Lalu Lintas Kota Surakarta diukur dengan indikator efektivitas dan akuntabilitas organisasi. Indikator ini dipilih karena efektivitas dan akuntabilitas merupakan faktor yang dapat diketahui hasilnya berdasarkan pada Laporan Akuntabilitas Dinas Perhubungan tahun 2008. Dengan demikian, hasil kegiatan atau program kerja yang dilakukan sudah cukup efektif atau belum sehingga apa yang menjadi tujuan organisasi dapat tercapai dan hasil kegiatan tersebut dipertanggungjawabkan kepada Pemerintah Daerah Surakarta.

2. Kerangka Pemikiran

Kinerja Dinas Perhubungan Bidang Lalu Lintas Kota Surakarta merupakan kemampuan yang dimiliki oleh Dinas Perhubungan Bidang Lalu Lintas Kota Surakarta dalam melaksanakan tugas-tugas pelayanan Kinerja Dinas Perhubungan Bidang Lalu Lintas Kota Surakarta merupakan kemampuan yang dimiliki oleh Dinas Perhubungan Bidang Lalu Lintas Kota Surakarta dalam melaksanakan tugas-tugas pelayanan

Tugas dan fungsi Dinas Perhubungan adalah menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Sektor transportasi mempunyai peran yang penting dalam proses pembangunan karena dapat membantu kelancaran arus lalu lintas dan mobilitas penduduk maupun barang untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi suatu kawasan. Apalagi Kota Surakarta menempati posisi yang strategis sebagai simpul transportasi darat yang mencakup transportasi jalan raya maupun jalur kereta api antara lintas utara dengan lintas selatan sehingga berakibat pada kepadatan arus lalu lintas.

Indikator yang digunakan dalam mengukur kinerja Dinas Perhubungan Kota Surakarta ini adalah efektivitas dan akuntabilitas organisasi. Kinerja Dinas Perhubungan Kota Surakarta tidak terlepas dari faktor-faktor penunjang dan penghambat serta upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja Dinas Perhubungan Kota Surakarta yang berimplikasi terhadap keberhasilan program kerja yang telah ditetapkan sehingga apakah program kerja tersebut masih perlu diperbaiki lagi atau tidak. Adapun bagan kerangka pemikirannya adalah sebagai berikut :

Bagan 1 Kerangka Berpikir

Visi, Misi, dan Tujuan Dinas Perhubungan Kota

Surakarta

Kinerja Dinas Perhubungan

Efektivitas Organisasi Akuntabilitas Organisasi

Hasil Kinerja Dinas

Perhubungan Kota Surakarta

F. Metode Penelitian

guna menemukan, mengembangkan atau menguji kebenaran suatu pengetahuan yang dilakukan secara metodologis dan sistematis. Masalah pemilihan metode adalah masalah yang sangat penting dalam penelitian ilmiah, karena mutu, nilai validitas dari penelitian ilmiah sangat ditentukan oleh pemilihan metodenya.

Penelitian

merupakan

kegiatan ilmiah kegiatan ilmiah

Dengan demikian, metode penelitian merupakan suatu pengetahuan untuk menggali kebenaran suatu metodologis dengan sistematis dan sesuai dengan pedoman penelitian yang berlaku untuk sebuah karya tulis. Mengingat sangat pentingnya metode penelitian tersebut, maka penulis mempergunakan metode penelitian sebagai berikut.

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran secara jelas mengenai kinerja bidang lalu lintas Dinas Perhubungan Kota Surakarta. Oleh karena itu, jenis penelitian ini dapat dikategorikan ke dalam penelitian deskriptif kualitatif, karena dalam penelitian mengarah pada pendeskripsian secara rinci dan mendalam mengenai potret kondisi tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut apa adanya di lapangan (H.B. Sutopo, 2002:111). Jenis penelitian ini akan mampu menangkap berbagai informasi kualitatif dengan deskripsi teliti dan penuh nuansa, data yang dikumpulkan berwujud kata-kata dalam kalimat atau gambar yang mempunyai arti lebih dari sekedar pernyataan jumlah ataupun frekuensi dalam bentuk angka (H.B. Sutopo, 2002: 35). Berbagai tabel juga Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran secara jelas mengenai kinerja bidang lalu lintas Dinas Perhubungan Kota Surakarta. Oleh karena itu, jenis penelitian ini dapat dikategorikan ke dalam penelitian deskriptif kualitatif, karena dalam penelitian mengarah pada pendeskripsian secara rinci dan mendalam mengenai potret kondisi tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut apa adanya di lapangan (H.B. Sutopo, 2002:111). Jenis penelitian ini akan mampu menangkap berbagai informasi kualitatif dengan deskripsi teliti dan penuh nuansa, data yang dikumpulkan berwujud kata-kata dalam kalimat atau gambar yang mempunyai arti lebih dari sekedar pernyataan jumlah ataupun frekuensi dalam bentuk angka (H.B. Sutopo, 2002: 35). Berbagai tabel juga

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Dinas Perhubungan Kota Surakarta. Alasan dipilihnya lokasi ini karena dengan adanya perubahan kelembagaan dari sebelumnya Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan menjadi Dinas Perhubungan maka ada tuntutan dari masyarakat bahwa kinerja Dinas Perhubungan akan menjadi lebih baik lagi. Hal ini dikarenakan sistem lalu lintas memegang peranan penting dalam mobilitas masyarakat, terutama dalam bidang perekonomian. Selain itu, dalam hal pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada, kinerja Dinas Perhubungan juga menjadi sorotan, karena masih ada sarana dan prasarana yang belum terpelihara dengan baik atau bahkan ada rambu lalu lintas yang hilang.

3. Sumber Data

HB. Sutopo (2002 : 52) mengatakan bahwa sumber data itu mencakup informan, peristiwa atau aktivitas, tempat atau lokasi, benda, beragam gambar, rekaman, dokumen dan arsip. Dalam penelitian ini tidak HB. Sutopo (2002 : 52) mengatakan bahwa sumber data itu mencakup informan, peristiwa atau aktivitas, tempat atau lokasi, benda, beragam gambar, rekaman, dokumen dan arsip. Dalam penelitian ini tidak

a. Informan

1) Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Surakarta;

2) Kepala Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas;

3) Kepala Seksi Bimbingan, Keselamatan dan Ketertiban; dan

4) Pegawai yang bertugas di bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Surakarta.

b. Dokumen atau arsip Dokumen atau arsip yang digunakan untuk memberi gambaran mengenai kinerja Dinas Perhubungan Kota Surakarta. Dokumen tersebut berupa peraturan-peraturan yang berlaku dan LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Dinas Perhubungan Kota Surakarta. Adapun data yang diperoleh melalui studi pustaka adalah buku, jurnal maupun sumber informasi lainnya yang sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara Teknik wawancara merupakan salah satu pengumpulan data

melalui tanya jawab dengan responden (pejabat yang bertugas di Dinas Perhubungan Kota Surakarta) dengan menggunakan pedoman wawancara. Pedoman wawancara berisi garis besar pokok pertanyaan sehingga wawancara dapat berjalan dengan lancar. Penulis melakukan wawancara dengan pejabat di Dinas Perhubungan Bidang Lalu Lintas Kota Surakarta yang ada di lokasi penelitian saat penulis melakukan penelitian. Dalam hal ini dilakukan wawancara dengan narasumber antara lain (1) Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota

Kepala Seksi Bimbingan, Keselamatan dan Ketertiban; dan (4) Pegawai yang bertugas di bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Surakarta.

b. Studi Kepustakaan Yaitu pengumpulan data dengan melalui pencatatan dokumen- dokumen yang telah ada atau diambil catatan-catatan yang telah tersedia. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data yang dapat mendukung penelitian, seperti peraturan-peraturan yang berlaku, LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Dinas Perhubungan Kota Surakarta, dan beberapa buku yang dapat mendukung penelitian atau menjadi landasan dalam penelitian.

5. Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan

teknik purposive sampling . Peneliti memiliki kecenderungan untuk memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan permasalahannya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap.