Sistem Pemantau Kinerja Buruh Berbasis Radio Frequency Identification (RFID)

  

Sistem Pemantau Kinerja Buruh

Berbasis Radio Frequency Identification (RFID)

  1

  2

  3 Rahmawati , Andani Ahmad , Amil Ahmad Ilham

  1 Sistem Komputer, STMIK Handayani 2,3

  Teknik ElektroUniversitas Hasanuddin

  1

  2

  

rahmawatilp3imk

  

Abstrak

  Penelitian ini bertujuan : (1) Membuat sistem pemantau kinerja buruh berbasis Radio Frequency Identification (RFID); (2) Menganalisa proses RFID, sensor load cell dan Arduino mega untuk memantau kinerja setiap buruh; (3) Memantau kinerja buruh untuk pembayaran upah buruh.

  Sistem ini dirancang dengan tiga bagian inti yaitu input, proses dan output. Input pada sistem adalah RFID dan sensor Load cell. RFID berfungsi sebagai identitas buruh yang beraktivitas ketika sedang mengangkat barang dan sensor load cell sebagai pendeteksi berat, apakah buruh mengangkat barang atau tidak. Pemantauan kinerja buruh terjadi apabila berat buruh melebihi dari berat badan sebenarnya maka buruh terdeteksi mengangkat barang dan terhitung berapa kali pengangkatan. Dalam hal ini metode yang digunakan adalah metode First in First out (FIFO). Prosesnya menggunakan arduino mega sebagai pusat kontrol data. Dan output pada sistem berupa data dari arduino mega yang dikirim ke komputer menggunakan komunikasi serial. Data tersebut adalah informasi banyaknya intensitas buruh dalam mengangkat barang dimana ini menjadi acuan perhitungan upah buruh yang akan dibayarkan. Akurasi hasil pembacaan RFID yang menginformasikan aktivitas buruh adalah 100% dan hasil pembacaan load cell terhadap berat buruh memiliki tingkat error 2,6 %. Kata Kunci : RFID, Load Cell, Arduino Mega, Buruh.

  

Abstract

The aims of the study were to : (1) Establish a labor performance monitoring system based on Radio

Frequency Identification; (2) Analyze the RFID process, load cell and arduino mega sensors for the

performance of every worker;(3) Monitoring laborer performance for wage payment of workers.

  

The system is designed with three core parts namely input, process and output. The inputs on the system are

RFID and Load cell sensors. RFID acts as the worker identity of the move while it is lifting goods and the

load cell sensor as a heavy detector, whether the worker lifts the goods or not. Labor performance

monitoring occurs when the laborer's weight exceeds the actual weight of the worker is detected lifting the

goods and counted the number of times the lift. In this case the method used is the method First in First out

(FIFO). The process uses arduino mega as the data control center. And the output on the system is data from

arduino mega sent to computer using serial communication. The data is the information of the amount of

labor intensity in lifting goods which is a reference for the calculation of wages of workers to be paid

The accuracy of RFID readings that inform labor activity is 100% and the result of load cell reading on

labor weight has an error rate of 2.6%.

  Key Word : RFID, Load Cell, Arduino Mega, Labor

  1. Pendahuluan

  Buruh adalah mereka yang bekerja pada usaha perorangan atau badan yang diberikan imbalan kerja secara harian maupun borongan sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak, baik lisan maupun tertulis, yang biasanya imbalan kerja tersebut diberikan secara harian.Dalam menjalankan aktivitas, buruh tidak terlepas dari pengawasan oleh mandor karena kinerja dari seorang buruh harus selalu diawasi dalam proses pengangkutan barang masuk dan keluarnya.

  Diperlukan pengawasan secaran intensdengan pengontrolan secara kontinyu dan langsungterhadap buruh.Namun mandor masih melakukan pencatatan secara manual untuk pembayaran upah dengan ukur kinerja dari hasil kerja buruh, untuk efektivitas dilakukanlah transformasi bentuk pengontrolan secara otomatis agar akurasi pengukuran kinerja buruh dapat terpantau dengan baik dan pengawasan jadi lebih mudah. Teknologi kontrol dan monitoring terhadap buruh, dilakukan dengan memanfaatkan RFID (Radio

  

Frequency Identification ). RFID adalah suatu perangkat telekomunikasi data dengan menggunakan

  gelombang radio untuk melakukan pertukaran data antara sebuah reader dengan suatu electronic tag yang ditempelkan pada suatu objek tertentu. Pemanfaatan teknologi RFID akan diaplikasikan untuk mendeteksi aktivitas buruh pada saat mengangkat barang dengan identifikasi ID buruh sehingga pencatatan dan sistem penggajian dapat dilakukan secara otomatis berdasarkan jumlah barang yang diangkat oleh buruh.

  2. Metode Penelitian

  2.1 Arduino Mega 2560

  Model Arduino Mega 2560 berdasarkan mikrokontroller Atmega 2560 yang sangat powerful, memilki frekuensi clock 16 MHz. Salah satu keunggulan terbesar model Mega 2560 adalah ukuran flash memory yang mencapai 256 KB, delapan kali lebih besar dari ruang memori Arduino Uno, sehingga model Arduino Mega 2560 menjadi platform target proyek perangkat lunak yang kompleks.

  Adapun data teknis board Arduino Mega2560 adalah sebagai berikut: Tabel 1. Data board Arduino Mega 2560

  Arduino adalah platform pembuatan prototipe elektronik yang bersifat open-source hardware yang berdasarkan pada perangkat keras dan perangkat lunak yang fleksibel dan mudah digunakan. Arduino ditujukan bagi para seniman, desainer, dan siapapun yang tertarik dalam menciptakan objek atau lingkungan yang interaktif.

  Arduino Mega2560 Revisi 3 memiliki fitur-fitur baru berikut [10]: a. Pinout : Ditambahkan pin SDA dan pin SCL yang dekat dengan pin AREF dan dua pin baru lainnya ditempatkan dekat dengan pin RESET, IOREF memungkinkan shield untuk beradaptasi dengan tegangan yang tersedia pada papan. Di masa depan, shield akan kompatibel baik dengan papan yang menggunakan AVR yang beroperasi dengan 5 Volt dan dengan Arduino Due yang beroperasi dengan tegangan 3.3 Volt.

  Dan ada dua pin yang tidak terhubung, yang disediakan untuk tujuan masa depan.

  b.

  Sirkuit RESET.

  c.

  Chip ATmega16U2 menggantikan chip ATmega8U2.

  2.2 Radio Frequency Identification (RFID)

  Kegunaan dari sistem RFID ini adalah untuk mengirimkan data dari piranti portable, yang dinamakan tag dan kemudian dibaca oleh RFID reader dan kemudian diproses oleh aplikasi komputer yang membutuhkannya. Data yang dipancarkan dan dikirimkan tadi bisa berisi beragam informasi sepert ID, informasi lokasi atau informasi lainnya seperti harga, warga, tanggal pembelian dan lain sebagainya. Pengguna RFID untuk maksud tracking pertama kali digunakan sekitar tahun 1980-an. RFID dengan cepat mendapat perhatian Karena kemampuannya dalam mentracking atau melacak objek yang bergerak. Sedangkan RFID akan membaca kartu tanpa harus menempelkan kartu tersebutkedalam reader. Proses pembacaan tersebut adalah melalui kartu yang membawa informasi yang unik seperti serial number dalam bentuk hexadecimal.

  Gambar 1. Prinsip kerja RFID

  2.3 Sensor Strain Gauge (Load Cell) Load cell adalah komponen utama pada sistem timbangan digital, dimana tingkat keakurasian

  timbangannya bergantung dari jenis load cell yang dipakai. Sensor load cell apabila diberi beban pada inti besi maka nilai resistansi pada strain gauge-nya akan berubah yang dikeluarkan melalui tiga buah kabel, dimana dua kabel sebagai eksitasi dan satu kabelnya lagi sebagai sinyal keluaran ke kontrolnya. Sebuah load cell terdiri dari konduktor, strain gauge, dan jembatan wheatstone]. Berikut adalah gambar dari sensor Load

  Cell

  Gambar 2. Sensor Load Cell

  2.4 Bahasa pemrograman C

  Bahasa program yang digunakan untuk pemantauan kerja buruh ini adalah bahasa C. Bahasa C merupakan bahasa pemprograman tingakat menengah yaitu setara bahasa tingkat rendah dan tingkat tinggi yang biasa disebut dengan bahasa tingkat tinggi dengan perintah Assembly. Bahasa C mempunyai banyak kemampuan yang sering digunakan diantaranya kemampuan untuk membuat perangkat lunak, misalnya

  dbase, word star dan lain-lain.

  2.5 Bahasa pemrograman Delphi

  Delphi adalah sebuah bahasa pemograman, Development, Aplikasi windows, Aplikasi grafis, Aplikasi Visual, bahkan aplikasi Jaringan dan berbasis internet. Delphi meiliki lingkungan pemograman terpadu IDE

  

(Intergrated Development Environment) , dengan IDE semua yang diperlukan dalam pengembangan, dalam

kondisi normal, semua telah tersedia. Berikut adalah gambar dari editor bahasa pemrograman delphi.

2.6 Algoritma FIFO

  Metode antrian FIFO adalah paket data yang pertama dating akan diproses terlebih dahulu dan dimasukkan kke dalam antrian, kemudian dikeluarkan sesuai dengan urutan kedatangannya. FIFO adalah akronim untuk First In, First Out (Pertama Masuk, Pertama Keluar), sebuah abstraksi yang berhubungan dengan cara mengatur dan memanipulasi data relatif terhadap waktu dan prioritas, atau lebih sederhananya FIFO salah satu teknik pengelolaan queue atau penanganan tugas yang bertumpuk, yaitu item yang pertama akan dikerjakan lebih dahulu.

3. Hasil dan Pembahasan

  Penelitian ini dilakukan di ruang workshop kampus STMIK Handayani Makassar yang beralamat di Jl. Adhyaksa Baru No. 1 Makassar. Adapun uji coba sistem disimulasikan di kampus STMIK Handayani dengan menggunakan 5 orang sebagai contoh dari buruh yang mengangkut barang.

  3.1. Perancangan Mekanik Pada perancangan ini merupakan tahap awal dalam mendesain penempatan sensor load cell dan RFID.

  Pada penggunaan RFID menggunakan 5 buah yang akan di berikan kepada setiap pekerja (buruh) sebagai identitas atau ID setiap orangnya, dimana peletakan sensor dan RFID menjadi dasar utama penginputan data dasar untuk pengambilan keputusan pemberian upah.

  3.2. Perancangan Elektronika

  Pada perancangan ini merupakan tahap dimana merakit dan saling menghubungkan serangkaian komponen elektronika sehingga menghasilkan sistem pemantau kinerja buruh dengan objek yang digunakan adalah orang yang terintegrasi antara input, proses dan output dan informasi ke user menggunakan komputer. Perancangan elektronika yang dibangun pada sistem ini adalah rangkaian sensor, sistem kontrol, power supply dan komponen elektronika pendukung lainnya.

  3.3. Perancangan algoritma, metode dan pemrograman

  Pada perancangan ini merupakan tahap pembuatan program untuk menjalankan sistem yang akan di kontrol. Adapun algoritma yang digunakan pada penelitian ini adalah algoritma FIFO ( First In First Out) dimana pada algoritma ini menjelaskan pada saat pekerja mengangkat barang dan melewati sensor yang telah diletakkan pada titik –titik yang menjadi input dan peran RFID dalam mengetahui identitas dari tiap-tiap pekerja(buruh) maka algoritma ini akan menentukan berapa kali setiap buruh melalukan aktivitas kinerja setiap harinya. Identitas yang mana yang membawa barang maka akan terdeteksi pertama ke dalam sistem.

  3.4. Perancangan kerangka sistem dengan flowchart

  Pada perancangan ini menggambarkan kerangka sistem yang dibangun agar dapat melakukan pembacaan ID pada RFID dan berat menggunakan load cell.

  Gambar 3. Flowchart pembacaan RFID dan berat buruh

3.5. Rancangan Layout Sistem

  Berikut adalah rancangan layout dari sistem yang akan dibangun: Gambar 4. Layout Sistem

  Pada perancangan sistem dapat dilihat bahwa pintu akses keluar masuk untuk perkerja adalah terpusat atau satu pintu. Pada pintu tersebut terdapat sensor load cell yang berfungsi untuk menentukan berat dari beban yang di angkat oleh pekerja. Sistem pendeteksiannya adalah pada tahap awal timbangan badan buruh akan di daftarkan pada RFID. Pengolahan data terpusat pada arduino mega.Adapun program yang digunakan pada komputer adalah menggunakan bahasa pemrograman delphi yang berbasis desktop.

4. Hasil Dan Pembahasan 4.1. Hasil Perancangan Sistem Pemantau Kinerja Buruh Berbasis RFID

  Input data dari sensor load cell dan RFID di proses oleh Arduino mega berdasarkan perintah program yang digunakan untuk mendeteksi kineja dari pekerja yang telah dikirimkan oleh sensor dan RFID.

  Gambar 5. Hasil Perancangan Sistem

  Gambar 6. RFID buruh 4.2.

   Pengujian Sistem

  Pada pengujian sistem penelitian ini terbagi manjadi dua bagian, yaitu pengujian perangkat keras dan pengujian perangkat lunak.

a. Pengujian Rangkaian Perangkat Keras Rangkaian RFID

  Pada pengujian rangkaian RFID adalah dengan cara menempelkan RFID ke RFID reader, setelah itu kode unik dari RFID tersebut akan terbaca oleh RFID reader berupa kode unik dari RFID tersebut. Berdasarkan kode unik tersebut kemudian data RFID akan ditentukan oleh sistem. Setiap buruh akan mendapatkan 1 buah RFID.

  Tabel 2. Data ID pada RFID

  No

  ID RFID Buruh

  1 862034b Buruh 1 2 a674b4b Buruh 2 3 86a7234b Buruh 3 4 5e84629 Buruh 4

  5 F6a6274b Buruh 5

  Rangkaian Arduino mega

  Pada rangkaian sistem kontrol ini modul sistem kontrol yang diberi nama Arduino mega. Terdapat 51 pin I/O yang dapat digunakan untk sistem kontrol. Fungsi dari arduino mega adalah untuk membaca input dari RFID reader kemudian dimasukkan ke dalam sistem arduino mega untuk di proses. Berikut adalah penggunaan pin yang digunakan pada Arduino mega.

  Tabel 3. Tabel hasil pengujian Arduino Mega

  Pengujian sensor Load Cell

  Pengujian sensor load cell dilakukan dengan cara menghubungkan sensor dengan modul kemudian dibaca oleh arduino melalui sinyal pin RST dan SS. Pengujian dilakukan dengan cara menimbang berat buruh kemudian disimpan pada database sistem dan data RFID. Perbandingan data berat badan dan berat barang akan menjadi tolak ukur apakah buruh mengangkat barang atau tidak.

  Tabel 4. Tabel hasil pengujian pembacaan sensor load cell Tabel 5. Tabel validasi berat buruh melalui pembacaan load cell

  Hasil validasi dari perbandingan pengukuran berat buruh sebenarnya dengan berat buruh pada sensor berat load cell memiliki tingkat kesalahan 0,026 atau 2,6 %.

  b.

   Pengujian sistem secara menyeluruh.

  Berikut adalah alur proses dari sistem yang berjalan secara keseluruhan : 1.

  Perangkat On.

  2. Koneksi perangkat keras ke komputer menggunakan komunikasi serial.

  3. Buka aplikasi buruh pada komputer.

  4. Pada mode Input data buruh dimasukkan ke sistem berupa angkut minimal, upah, data RFID, data berat buruh, dan nama buruh, kemudian klik simpan.

  5. Buruh mengangkat barang dengan berat minimal sesuai dengan ketentuan yang telah dimasukkan pada sistem aplikasi buruh.

  6. Pada saat buruh mengangkat barang dan melewati sensor maka buruh wajib menempelkan RFID pada reader, kemudian data buruh tampil dan dikirim ke komputer lengkap dengan berat barang yang diangkat oleh buruh.

  7. Sistem penggajian dilakukan berdasarkan banyaknya jumlah barang dan volume barang yang diangkat oleh buruh.

  8. Officer dapat melihat jumlah upah yang bisa dibayarkan kepada buruh berdasarkan informasi yang diberikan, hal ini dilakukan dengan cara mencetak hasil report dari aktivitas.

  Berikut adalah gambar hasil output dari sistem yang telah dibangun.

  Gambar 7. Input data buruh,berat minimal dan upah buruh Gambar 8. Mode angkut barang pada buruh

  Gambar 9. Laporan / report pembayaran upah buruh Berikut adalah tabel hasil pengujian secara menyeluruh pada saat buruh mengangkat barang.

  Tabel 6. Pengujian sistem secara menyeluruh.

4.3. Pembahasan

  Input data dari sensor load cell dan RFID kemudian di proses oleh Arduino mega berdasarkan perintah program yang digunakan untuk mendeteksi kineja buruh yang telah dikirimkan oleh sensor dan RFID. RFID readerakan membaca ID setiap buruh yang beraktivitas kemudian dihubungkan ke Arduino mega. Pada arduino mega data tersebut dikirimkan ke komputer sebagai pusat pengolahan data berbasis database untuk menghitung jumlah upah yang dapat diterima yang dapat beroperasi secara otomatis.

  Sistem pengoperasian pada komputer adalah stand alone dimana sistem tersebut hanya bekerja sendiri sesuai dengan input data dari arduino mega. Komunikasi data antara arduino mega dan komputer menggunakan komunikasi serial. Terdapat LCD yang berfungsi untuk memberikan pesan pada buruh ketika beraktivitas agar identitas buruh dapat terbaca pada saat mengangkat barang dari lokasi ke tempat tujuan. Adapun sistem pemberian upah pada buruh adalah berdasarkan banyaknya barang yang diangkat dengan kelipatan berat sesuai dengan yang telah ditentukan oleh sistem. Jika buruh mengangkat barang dibawah dari berat yang telah ditentukan maka upah tidak akan dihitung dan dibayarkan ke buruh. Jika barang yang diangkat melebihi dari berat yang ditentukan oleh sistem maka upah akan dibayar satu kali dari total pengngkatan barang, namun jika barang yang diangkat dua kali lipat dari berat yang telah ditentukan maka upah akan dibayar dua kali dari pembayaran upah yang telah ditentukan.

  Laporan pembayaran upah buruh dapat dilihat melalui laporan yang ada pada program, sehingga pada saat buruh akan dibayar upahnya, secara otomatis akan terkalkulasi total barang yang diangkat dengan upah yang harus diterima oleh buruh, sehingga akan membantu perusahaan yang mempekerjakan buruh dengan sistem penggajian perhari atau berdasarkan banyak barang dan volume barang yang diangkat oleh buruh.

  5. Kesimpulan

  Berdasarkan analisa dan hasil pengujian sistem Sistem Pemantau Kinerja Buruh Berbasis Radio

  Frequency Identification (RFID) ini makadapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu: 1.

  RFID dapat memberikan informasi aktivitas buruh ke sistem dengan keakuratan hingga 100 % dan tingkat kesalahan pembacaan load cell untuk berat buruh adalah 2,6%.

  2. Jika barang yang diangkat oleh buruh beratnya lebih kecil dari berat yang telah ditentukan maka upah buruh tidak dibayar.

  3. Jika barang yang diangkat oleh buruh beratnya sama dengan atau lebih dari berat yang telah ditentukan maka upah buruh dibayar satu kali sesuai dengan upah nominal.

  4. Jika barang yang diangkat oleh buruh beratnya dua kali lipat atau lebih dari berat yang telah ditentukan maka upah dibayar dua kali lipat atau lebih sesuai dengan nominal upah yang telah ditentukan.

  5. Jika buruh mengangkat barang namun sistem tidak mendeteksi data RFID buruh maka upah buruh tidak dibayar.

  Adapun saran dari hasil penelitian ini yang dapat dikembangkan adalah: 1. Sistem informasi dapat dilakukan secara online sehingga officer atau admin tidak perlu berada dikantor untuk melihat aktivitas dari buruh.

  2. Sistem pembacaan RFID dapat ditingkatkan menggunakan wireless jarak jauh tanpa harus menempelkan ID RFID ke RFID reader.

  3. Pemberian upah kepada buruh harus dihitung dari berbagai aspek sehingga tidak merugikan buruh saat selesai mengangkat barang.

  Referensi :

  [1] Grace Vina, “Perlindungan Pekerja / Buruh Dalam Hal Pemberian Upah Oleh Perusahaan Yang Terkena Putusan Pailit”, Jurnal, Universitas Atma Jaya Yogyakarta Fakultas Hukum, 2016.

  [2] Ilyas, Muhammad. 2012. “Rancangan Penerapan Teknologi RFID untuk mendukung proses Identifikasi

  Dokumen dan Kendaraan di Samsat”. Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III, ISSN: 1979-911X

  [3] Sutabri,Tata. 2012. Analisis Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi

  [4] Soleh, Andi Susilo. “Desain dan implementasi smart home system pengendali lampu rumah berbasis arduino mega”.Seminar Riset Teknologi Informasi (SRITI) tahun 2016

  [5] Heryanto, M.Ary. “Pemprograman Bahasa C untuk Mikrokontroler Atmega8535”. Penerbit: ANDI.

  Yogyakarta: 2008 [6]

  Tommy Pratama, dkk, “Perbandingan Metode PCQ, SFQ, RED, dan FIFO pada Mikrotik sebagai upaya otimalisasi layanan jaringan pada fakultas Teknik Universitas Tanjungpura” Jurnal Teknik Informatika Universitas Tanjungpura, 2015

  [7] Nuryanto, R. (2015). Pengukur Berat dan Tinggi Badan Ideal Berbasis Arduino. Karya Ilmiah Program

  Sarjana. Universitas Muhammadiyah Surakarta