Makalah Tentang Sistem Ketatanegaraan.do (1)

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA
SISTEM KETATANEGARAN

Disusun oleh :
1. Carmelius Petrus Depa (1401314)
2. Ibnu Hajar (1401340)
3. Jisman (1401347)
4. Wasu Swandhana Pangestu (1401245)
TEKNIK PERMINYAKAN REGULER C 2014
PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN
FAKULTAS S1 TEKNIK PERMINYAKAN
STT MIGAS BALIKPAPAN
2016

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan taufiq, rahmat dan ridho-Nya kepada kita semua sehingga makalah
kami dapat terselesaikan dengan tema “Sistem Ketatanegaraan”. Makalah ini
ditujukan untuk memahami lebih detail tentang “Sistem Ketatanegraan” yang ada
dunia ini dan khususnya yang berlaku di indonesia,diharapkan pembaca dapat

memahami kosep “Sistem Ketatanegaraan”.
Dan tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada bapak Sutoyo selaku
dosen pengampu Pendidikan Pancasila yang telah membibing kami. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman dan pihak lainnya yang telah
membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Dalam makalah ini dijelaskan tentang konsep sistem ketatanegaraan.
Makalah ini juga ditujukan untuk memnuhi tugas kelompok kami hanya manusia
biasa tempat dimana ada kesalahan-kesalahan, maka kami mohon maaf apabila
ada kesalahan ataupun kekurangan dalam makalah yang kami buat ini. Semoga
makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat untuk pengetahuan kita semua.
Untuk tercapianya kesempurnaan makalah ini, kami mohon kritik dan saran dari
temen-temen yang membacanya.

Balikpapan, 28 Maret 2016

Penyusun

ii

DAFTAR ISI


Halaman judul ................................................................................... i
Kata Pengantar .................................................................................

ii

Daftar isi ............................................................................................

iii

Bab I Pendahuluan
1.1 latar Belakang ................................................................

1

1.2 Tujuan .............................................................................

2

1.3 Rumusan Masalah ..........................................................


2

1.4 Ruang Lingkup Materi ..................................................

3

Bab II Dasar Teori ............................................................................ 4
Bab III Pembahasan
a. Bentuk Negara ....................................................................... 16
b. Bentuk Pemerintahan ........................................................... 17
c. Sistem Pemerintahan ............................................................ 18
d. Sistem Politik ......................................................................... 21
e. Pembukaan UUD 1945 .........................................................

23

f. Batang Tubuh UUD 1945 ..................................................... 24
g. Kelembagaan Negara ............................................................ 25
Bab IV Penutup

4.1 Kesimpulan ............................................................................ 27
4.2 Usul dan Saran ...................................................................... 27
Daftar Pustaka ..................................................................................

iii

28

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

LATAR BELAKANG
Dalam sebuah negara pasti ada yang namanya sistem pemerintahan nya

dimana sistem tersebut merupakan aturan-aturan yang telah dibuat dan disetujui
oleh warga negara tersebut yang mana akan menjamin kelangusngan kehidupan
mereka dalam negara tersebut. Jaminan kelangsungan tersebut berupa kehidupan
yang harmonis, sejahtera, tentram dan tercukupi akan kebutuhan mareka dalam
melakukan kegiatan sehari-hari oelh warga negara tersebut. Negara tersebut

biasanya dipimpin oleh seorang Presiden dimana dia merupakan salah seorang
dari warga negara yang dipilih warga negara dan diberi tanggung jawab maupun
wewenang untuk mengemban tugas sebagai Pemimpin negara. Dalam
mengemban tugas nya seorang Presiden dibantu oleh para menteri-menteri
maupun pada dewan yang bersangkutan.
Semua itu akan terwujud apabila warga negara memiliki akan kesadaran
untuk melaksankan semua kebijakan yang telah dibentuk maupun dibuat oleh
Presiden. Kebijakan tersebut dibuat demi kesejahteraan dan kemakmuran warga
negara tersebut. Oelh karena itu,kita sebagai warga negara harus jeli dalam
melaksanakan kebijakan dan memilih kebijakan mana yang sangat psa dan sesuai
dengan negara kita agar kebijakan tersebut tidak merugikan warga negara nya
maupun negara tersebut.

1

1.2

TUJUAN
Dalam makalah ini kami ingin memberikan pemahaman kepada para


pembaca agar mereka paham secara menyuluruh terhadap sistem ketatanegaraan
yang ada di berbagai negara di seluruh dunia termasuk salah satu nya di Indonesia
sendiri. Kami berharap makalah ini bisa menambah sedikit pengetahuan agar para
pembaca bisa membantu pemerintah dalam melaksanakan kebijakan mereka yang
telah dibuat agar tidak salah sasaran sehingga merugikan bagi warga negara
maupun negara khusus nya negara kita yaitu Indonesia.
Dalam makalah ini kami membuat nya dengan mencari sumber dari
berbagai sumber yang ada di internet maupun buku-buku tentang sistem
ketatanegaraan agar bisa menjelaskan nya secara rinci dan mendetail. Oleh karena
itu, kami harap makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembaca.
1.3

RUMUSAN MASALAH
Masalah yang kami temui saat membuat makalah ini adalah kurang nya

pengetahuan penduduk Indoneia khusus nya para kaum terpelajar tentang “Sistem
Ketatanegaraan” sehingga mereka belum mengetahui secara baik dan paham akan
hal tersebut. Dalam makalah ini juga menambahkan hal-hal yang menurut kami
perlu ditekan kan dalam pemahaman akan pokok tema yang kami bahas sehingga
bisa menambah cakrawala mereka tentang politik yang ada di Indonesia maupun

di negara lain.

1.4

RUANG LINGKUP MATERI
2

Dalam makalah ini kami hanya akan membahas sebatas “Sistem
Ketatanegaraan” yang berlaku di berbagai negara di dunia ini. Kami juga akan
menjelaskan sistem ketatanegaraan yang berlaku di Indonesia dari bentuk negara,
bentuk pemerintahan, sistem pemerintahan, sistem politik dan dasar hukum yang
digunakan. Kami juga menambahkan dari beberapa pasal-pasal yang menjelaskan
sistem ketatanegaraan dari UUD 1945.

BAB II
DASAR TEORI

Hukum Tata Negara pada dasarnya adalah hukum yang mengatur
organisasi kekuasaan suatu negara beserta segala aspek yang berkaitan dengan
organisasi negara tersebut. Sehubungan dengan itu dalam lingkungan Hukum

Ketatanegaraan dikenal berbagai istilah yaitu :
Di Belanda umumnya memakai istilah “staatsrech” yang dibagi menjadi
staatsrech in ruimere zin (dalam arti luas) dan staatsrech In engere zin (dalam arti
luas). Staatsrech in ruimere zin adalah Hukum Negara. Sedangkan staatsrech in
engere zin adalah hukum yang membedakan Hukum Tata Negara dari Hukum
Administrasi Negara, Hukum Tata Usaha Negara atau Hukum Tata Pemerintah.
Di Inggris pada umumnya memakai istilah “Contitusional Law”,
penggunaan istilah tersebut didasarkan atas alasan bahwa dalam Hukum Tata
Negara unsur konstitusi yang lebih menonjol.
Di Perancis orang mempergunakan istilah “Droit Constitutionnel” yang di
lawankan dengan “Droit Administrative”, dimana titik tolaknya adalah untuk
membedakan antara Hukum Tata Negara dengan Hukum Aministrasi Negara.
Sedangkan di Jerman mempergunakan istilah Verfassungsrecht: Hukum
Tata Negara dan Verwassungsrecht: Hukum Administrasi negara.

4

3

Berikut definisi-definisi hukum tata negara menurut beberapa ahli:

J.H.A Logemann
Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur organisasi negara. Het
staatsrecht als het recht dat betrekking heeft op de staat -die gezagsorganisatieblijkt dus functie, dat is staatsrechtelijk gesproken het amb, als kernbegrip, als
bouwsteen te hebben. Bagi Logemann, jabatan merupakan pengertian yuridis dari
fungsi, sedangkan fungsi merupakan pengertian yang bersifat sosiologis. Oleh
karena negara merupakan organisasi yang terdiri atas fungsi-fungsi dalam
hubungannya satu dengan yang lain maupun dalam keseluruhannya maka dalam
pengertian yuridis negara merupakan organisasi jabatan atau yang disebutnya
ambtenorganisatie.
Van Vollenhoven
Hukum Tata Negara adalah Hukum Tata Negara yang mengatur semua
masyarakat hukum atasan dan masyarakat Hukum bawahan menurut tingkatannya
dan dari masing-masing itu menentukan wilayah lingkungan masyarakatnya. dan
akhirnya menentukan badan-badan dan fungsinya masing-masing yang berkuasa
dalam lingkungan masyarakat hukum itu serta menentukan sususnan dan
wewenang badan-badan tersebut.
Scholten
Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur organisasi dari pada Negara.
Kesimpulannya, bahwa dalam organisasi negara itu telah dicakup bagaimana
kedudukan organ-organ dalam negara itu, hubungan, hak dan kewajiban, serta

tugasnya masing-masing.
Van der Pot

5

Hukum Tata Negara adalah peraturan-peraturan yang menentukan badan-badan
yang diperlukan serta wewenang masing-masing, hubungannya satu dengan yang
lain dan hubungan dengan individu yang lain.
Apeldoorn
Hukum Tata Negara dalam arti sempit yang sama artinya dengan istilah hukum
tata negara dalam arti sempit, adalah untuk membedakannya dengan hukum
negara dalam arti luas, yang meliputi hukum tata negara dan hukum administrasi
negara itu sendiri.
Wade and Phillips
Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur alat-alat perlengkapan negara,
tugasnya dan hubungan antara alat pelengkap negara itu. Dalam bukunya yang
berjudul “Constitusional law” yang terbit pada tahun 1936 .
Paton George Whitecross
Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur alat-alat perlengkapan negara,
tugasnya ,wewenang dan hubungan antara alat pelengkap negara itu. Dalam

bukunya “textbook of Jurisprudence” yang merumuskan bahwa Constutional Law
deals with the ultimate question of distribution of legal power and the fungctions
of the organ of the state.
A.V.Dicey
Hukum Tata Negara adalah hukum yang terletak pada pembagian kekuasaan
dalam

negara

dan

pelaksanaan

yang

tertinggi

dalam

suatu

negara.

Dalam bukunya “An introduction the study of the law of the consrtitution”.

6

J. Maurice Duverger
Hukum Tata Negara adalah salah satu cabang dari hukum privat yang mengatur
organisasi dan fungsi-fungsi politik suatu lembaga nagara.
R. Kranenburg
Hukum Tata Negara meliputi hukum mengenai susunan hukum dari Negara
terdapat dalam UUD.
Utrecht
Hukum Tata Negara mempelajari kewajiban sosial dan kekuasaan pejabat-pejabat
Negara.
Kusumadi Pudjosewojo
Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur bentuk negara (kesatuan atau
federal), dan bentuk pemerintahan (kerajaan atau republik), yang menunjukan
masyarakat Hukum yang atasan maupunyang bawahan, beserta tingkatantingkatannya (hierarchie), yang selanjutnya mengesahkan wilayah dan lingkungan
rakyat dari masyarakat-masyarakat hukum itu dan akhirnya menunjukan alat-alat
perlengkapan (yang memegang kekuasaan penguasa) dari masyarakat hukum
itu,beserta susunan (terdiri dari seorang atau sejumlah orang), wewenang,
tingkatan imbang dari dan antara alat perlengkapan itu.
J.R. Stellinga
Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur wewenang dan kewajibankeawajiban alat-alat perlengkapan Negara, mengatur hak, dan kewajiban warga
Negara.

7
4
i

L.J. Apeldorn
Pengertian Negara mempunyai beberapa arti :
 Negara dalam arti penguasa, yaitu adanya orang-orang yang memegang
kekuasaan dalam persekutuan rakyat yang mendiami suatu daerah.
 Negara dalam arti persekutuan rakyat yaitu adanya suatu bangsa yang
hidup dalam satu daerah, dibawah kekuasaan menurut kaidah-kaidah
hukum
 Negara dalam arti wilayah tertentu yaitu adanya suatu daerah tempat
berdiamnya suatu bangsa dibawa kekuasaan.
 Negara dalam arti Kas atau Fikus yaitu adanya harta kekayaan yang
dipegang oleh penguasa untuk kepentingan umum.
Setelah mempelajari rumusan-rumusan definisi tentang Hukum Tata Negara dari
berbagai sumber tersebut di atas, dapat diketahui bahwa tidak ada kesatuan
pendapat di antara para ahli mengenai hal ini. Dari pendapat yang beragam
tersebut, kita dapat mengetahui bahwa sebenarnya:
1. Hukum Tata Negara adalah salah satu cabang ilmu hukum, yaitu hukum
kenegaraan yang berada di ranah hukum publik
2. Definisi hukum tata negara telah dikembangkan oleh para ahli, sehingga
tidak hanya mencakup kejian mengenai organ negara, fungsi dan
mekanisme hubungan antar organ negara itu, tetapi mencakup pula
persoalan-persoalan yang terkait mekanisme hubungan antar organ-organ
negara dengan warga negara
3. Hukum tata negara tidak hanya merupakan sebagai recht atau hukum dan
apalagi sebagai wet atau norma hukum tertulis, tetapi juga merupakan
sebagai lehre atau teori, sehingga pengertiannya mencakup apa yang
disebut sebagai verfassungrecht (hukum konstitusi) dan sekaligus
verfassunglehre (teori konstitusi).

8

4. Hukum tata negara dalam arti luas mencakup baik hukum yang
mempelajari negara dalam keadaan diam (staat in rust) maupun
mempelajari negara dalam keadaan bergerak (staat in beweging)
Dari definisi-definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan :
Hukum Tata Negara adalah sekumpulan peraturan yang mengatur organisasi dari
pada negara, hubungan antara alat perlengkapan negara dalam garis vertikal dan
horizontal serta kedudukan warga negara dan hak-hak azasinya.
1. OBYEK DAN LINGKUP KAJIAN HUKUM TATA NEGARA
Obyek kajian ilmu hukum tata negara adalah negara. Dimana negara dipandang
dari sifatnya atau pengertiannya yang konkrit. Artinya obyeknya terikat pada
tempat, keadaan dan waktu tertentu. Hukum tata negara merupakan cabang ilmu
hukum yang membahas tatanan, struktur kenegaraan, mekanisme hubungan antara
struktur organ atau struktur kenegaraan serta mekanisme hubungan antara struktur
negara dan warga negara.
Ruang lingkup Hukum Tata Negara adalah struktur umum dari negara sebagai
organisasi, yaitu:
1. Bentuk Negara (Kesatuan atau Federasi)
2. Bentuk Pemerintahan (Kerajaan atau Republik)
3. Sistem Pemerintahan (Presidentil, Parlementer, Monarki absolute)
4. Corak Pemerintahan (Diktator Praktis, Nasionalis, Liberal, Demokrasi)
5. Sistem Pendelegasian Kekuasaan Negara (Desentralisasi, meliputi jumlah,
dasar, cara dan hubungan antara pusat dan daerah)
1. Garis-garis besar tentang organisasi pelaksana (peradilan, pemerintahan,
perundangan)

1. Wilayah Negara (darat, laut, udara)
2. Hubungan antara rakyat dengan Negara (abdi Negara, hak dan kewajiban
rakyat sebagai perorangan/golongan, cara-cara pelaksanaan hak dan
menjamin hak dan sebagainya)
1. Cara-cara rakyat menjalankan hak-hak ketatanegaraan (hak politik, sistem
perwakilan, Pemilihan Umum, referendum, sistem kepartaian/penyampaian
pendapat secara tertulis dan lisan)
1. Dasar Negara (arti Pancasila, hubungan Pancasila dengan kaidah-kaidah
hukum, hubungan Pancasila dengan cara hidup mengatur masyarakat, sosial,
ekonomi, budaya dan berbagai paham yang ada dalam masyarakat)
1. Ciri-ciri lahir dan kepribadian Negara (Lagu Kebangsaan, Bahasa
Nasional, Lambang, Bendera, dan sebagainya)
1. HUBUNGAN ILMU HUKUM TATA NEGARA DENGAN ILMUILMU LAIN
1.1 Hubungan Hukum Tata Negara dengan Ilmu Negara
Keduanya mempunyai hubungan yang sangat dekat


Ilmu Negara mempelajari :

 Negara dalam pengertian abstrak artinya tidak terikat waktu dan tempat.
 Ilmu Negara mempelajari konsep-konsep dan teori-teori mengenai negara,
serta hakekat negara.
o Hukum Tata Negara mempelajari :
9

 Negara dalam keadaan konkrit artinya negara yang sudah terikat waktu
dan tempat.
 Hukum Tata Negara mempelajari Hukum Positif yang berlaku dalam suatu
negara.
 Hukum Tata Negara mempelajari negara dari segi struktur.
Dengan demikian hubungan antara Ilmu Negara dengan Hukum Tata Negara
adalah Ilmu Negara merupakan dasar dalam penyelenggaraan praktek
ketatanegaraan yang diatur dalam Hukum Tata Negara lebih lanjut dengan kata
lain Ilmu Negara yang mempelajari konsep, teori tentang Negara merupakan dasar
dalam mempelajari Hukum Tata Negara.
1.2 Hubungan Hukum Tata Negara dengan Ilmu Politik.
Hukum Tata Negara mempelajari peraturan-peraturan hukum yang mengatur
organisasi kekuasaan Negara, sedangkan Ilmu Politik mempelajari kekuasaan
dilihat dari aspek perilaku kekuasaan tersebut. Setiap produk Undang-Undang
merupakan hasil dari proses politik atau keputusan politik karena setiap UndangUndang pada hakekatnya disusun dan dibentuk oleh Lembaga-Lembaga politik,
sedangkan Hukum Tata Negara melihat Undang-Undang adalah produk hukum
yang dibentuk oleh alat-alat perlengkapan
Negara yang diberi wewenang melalui prosedur dan tata cara yang sudah
ditetapkan oleh Hukum Tata Negara.
Dengan kata lain Ilmu Politik melahirkan manusia-manusia Hukum Tata Negara
sebaliknya

Hukum

Tata

Negara

merumuskan

dasar

dari

perilaku

politik/kekuasaan. Menurut Barrents, Hukum Tata Negara ibarat sebagai kerangka
manusia, sedangkan Ilmu Politik diibaratkan sebagai daging yang membalut
kerangka tersebut.

10

1.3 Hubungan Hukum Tata Negara dengan Hukum Administrasi
Negara
Hukum Administrasi Negara merupakan bagian dari Hukum Tata Negara dalam
arti luas, sedangkan dalam arti sempit Hukum Administrasi Negara adalah sisanya
setelah dikurangi oleh Hukum Tata Negara. Hukum Tata Negara adalah hukum
yang meliputi hak dan kewajiban manusia, personifikasi, tanggung jawab, lahir
dan hilangnya hak serta kewajiban tersebut hak-hak organisasi batasan-batasan
dan wewenang.
Hukum Administrasi Negara adalah yang mempelajari jenis bentuk serta akibat
hukum yang dilakukan pejabat dalam melakukan tugasnya.
Menurut Budiman Sinaga, mengenai perbedaan antara Hukum Tata Negara
dengan Hukum Administrasi Negara terdapat banyak pendapat. Secara sederhana,
Hukum Tata Negara membahas negara dalam keadaan diam sedangkan Hukum
Administrasi Negara membahas negara dalam keadaan bergerak. Pengertian
bergerak di sini memang betul-betul bergerak, misalnya mengenai sebuah
Keputusan Tata Usaha Negara. Keputusan itu harus diserahkan/dikirimkan dari
Pejabat Tata Usaha Negara kepada seseorang.
1. ASAS-ASAS HUKUM TATA NEGARA
Obyek asas Hukum Tata Negara sebagaimana obyek yang dipelajari dalam
Hukum Tata Negara, sebagai tambahan menurut Boedisoesetyo bahwa
mempelajari asas Hukum Tata Negara sesuatu Negara tidak luput dari
penyelidikan tentang hukum positifnya yaitu UUD karena dari situlah kemudian
ditentukan tipe negara dan asas kenegaraan bersangkutan.
Asas-asas Hukum Tata Negara yaitu:
11
12

1. Asas Pancasila

Setiap negara didirikan atas filsafah bangsa. Filsafah itu merupakan perwujudan
dari keinginan rakyat dan bangsanya. Dalam bidang hukum, pancasila merupakan
sumber hukum materil, karena setiap isi peraturan perundang-undangan tidak
boleh bertentangan dengannya dan jika hal itu terjadi, maka peraturan tersebut
harus segera di cabut. Pancasila sebagai Azas Hukum Tata Negara dapat dilihat
dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945.
1. Asas Hukum, Kedaulatan rakyat dan Demokrasi
Asas kedaulatan dan demokrasi menurut jimly Asshiddiqie gagasan kedaulatan
rakyat dalam negara Indonesia, mencari keseimbangan individualisme dan
kolektivitas dalam kebijakan demokrasi politik dan ekonomi. Azas kedaulatan
menghendaki agar setiap tindakan dari pemerintah harus berdasarkan dengan
kemauan rakyat dan pada akhirnya pemerintah harus dapat dipertanggung
jawabkan kepada rakyat melalui wakil-wakilnya sesuai dengan hukum.
1. Asas Negara Hukum
Yaitu negara yang berdiri di atas hukum yang menjamin keadilan kepada warga
negaranya. Asas Negara hukum (rechtsstaat) cirinya yaitu pertama, adanya UUD
atau konstitusi yang memuat tentang hubungan antara penguasa dan rakyat, kedua
adanya pembagian kekuasaan, diakui dan dilindungi adanya hak-hak kebebasan
rakyat.
Unsur-unsur / ciri-ciri khas daripada suatu Negara hukum atau Rechstaat
adalah :
1. Adanya pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia yang
mengandung persamaan dalam bidang politik, ekonomi, sosial, kultur dan
pendidikan.
2. Adanya peradilan yang bebas dan tidak memihak, tidak
dipengaruhi oleh suatu kekuasaan atau kekuatan lain apapun.

13

3. Adanya legalitas dalam arti hukum dalam semua bentuknya.
4. Adanya Undang-Undang Dasaer yang memuat ketentuan tertulis tentang
hubungan antara penguasa dengan rakyat.
1. Asas Demokrasi
Adalah suatu pemerintahan dimana rakyat ikut serta memerintah baik secara
langsung maupun tak langsung. Azas Demokrasi yang timbul hidup di Indonesia
adalah Azas kekeluargaan.
2. Asas Kesatuan
Adalah suatu cara untuk mewujudkan masyarakat yang bersatu dan damai tanpa
adanya perselisihan sehingga terciptanya rasa aman tanpa khawatir adanya
diskriminasi. Asas Negara kesatuan pada prinsipnya tanggung jawab tugas-tugas
pemerintahan pada dasarnya tetap berada di tangan pemerintah pusat. Akan tetapi,
sistem pemerintahan di Indonesia yang salah satunya menganut asas Negara
kesatuan yang di desentralisasikan menyebabkan adanya tugas-tugas tertentu yang
diurus sendiri sehingga menimbulkan hubungan timbal balik yang melahirkan
hubungan kewenangan dan pengawasan.
3. Asas Pembagian Kekuasaan dan Check Belances
Yang berarti pembagian kekuasaan negara itu terpisah-pisah dalam beberapa
bagian baik mengenai fungsinya.
Beberapa bagian seperti dikemukakan oleh John Locke yaitu :
1. Kekuasaan Legislatif
2. Kekuasaan Eksekutif
3. Kekuasaan Federatif
1
4

Montesquieu mengemukakan bahwa setiap Negara terdapat tiga jenis kekuasaan
yaitu Trias Politica
1. Eksekutif
2. Legislatif
3. Yudikatif

15

BAB III
PEMBAHASAN

1.

BENTUK NEGARA
Istilah bentuk negara berasal dari bahasa Belanda, yaitu ”staatvormen”.

Menurut para ahli ilmu negara istilah staatvormen diterjemahkan ke dalam bentuk
negara yang meliputi negara kesatuan, federasi, dan konfederasi. Jika dilihat dari
bentuk negara yang berlaku umum di dunia maka bentuk negara secara umum
dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Negara kesatuan, merupakan bentuk negara yang sifatnya tunggal dan
tidak tersusun dari beberapa negara yang memiliki kedaulatan, tidak
terbagi, dan kewenangannya berada pada pemerintah pusat. Conroh negara
yang berbentuk kesatuan adalah Indonesia, Filipina, Thailand, Kamboja
dan Jepang
2. Negara federasi atau serikat, adalah negara bersusunan jamak, terdiri atas
beberapa negara bagian yang masing-masing tidak berdaulat. Conroh
negara yang berbentuk federasi adalah Amerika Serikat, Malaysia,
Australia, Kanada, Meksiko, Irlandia, New Zealand, India.
Selain kedua bentuk negara diatas ada pula bentuk negara lain, yaitu
konfederasi dan serikat negara. Konfederasi adalah bergabungnya beberapa
negara yang berdaulat penuh. Sedangkan serikat negara merupakan suatu ikatan
dari dua atau lebih negara berdaulat yang lazimnya dibentuk secara sukarela
dengan suatu persetujuan internasional berupa traktat atau konvensi yang
diadakan oleh semua negara anggota yang berdaulat.

1
7 1
6

 Bentuk negara Indonesia yang sesuai dengan UUD NRI Tahun 1945
Bentuk negara Indonesia adalah negara kesatuan, yang lebih sering disebut
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pernyataan yang secara tegas
menyatakan bahwa Indonesia adalah negara kesatuan tertuang dalam UUD 1945
pasal 1 yang berbunyi ”Negara Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk
Republik”. Pasal-pasal dalam UUD 1945 telah memperkukuh prinsip NKRI, di
antaranya pada pasal 1 ayat (1), pasal 18 ayat (1), pasal 18B ayat (2), pasal 25A,
dan pasal 37 ayat (5). Selain itu, wujud negara kesatuan tersebut semakin
diperkuat setelah dilakukan perubahan atas UUD 1945. Perubahan tersebut
dimulai dari adanya kesepakatan MPR yang salah satunya adalah tidak mengubah
Pembukaan UUD 1945 dan tetap mempertahankan NKRI sebagai bentuk final
negara bagi bangsa Indonesia.

2.

BENTUK PEMERINTAHAN
Bentuk pemerintahan adalah suatu istilah yang digunakan untuk merujuk pada

rangkaian institusi politik yang digunakan untuk mengorganisasikan suatu negara
guna menegakan kekuasaannya atas suatu komunitas politik. Adapun beberapa
bentuk pemerintahan dibagi menjadi dua yaitu:
1. ajaran klasik yang terdiri dari pendapat aristoteles, plato dan polybius
2. modern yang terdiri dari republik dan monarki
monarki dibedakan lagi menjadi tiga yaitu
1. monarki absolut
2. monarki konstitusonal
3. monarki parlementer
1
8i

sedangkan republik dibagi lagi menjadi tiga yaitu:
1. republik absolut
2. republik konstitusonal
3. republik parlementer
 Bentuk pemerintahan Indonesia yang sesuai dengan UUD NRI Tahun
1945
Bentuk pemerintahan Indonesia yang sesuai dengan UUD NRI Tahun 1945
adalah Republik. Karena sesuai dengan pernyataan pasal 1 ayat 1 UUD 1945 yang
berbunyi ”Negara Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk Republik”
sudah menunjukkan secara tegas. Indonesia juga dipimpin oleh seorang presiden
bukan seorang Raja.

3.

SISTEM PEMERINTAHAN
Sistem pemerintahan merupakan gabungan dari dua istilah yaitu sistem dan

pemerintahan. Sistem adalah suatu keseluruhan yang terdiri dari beberapa bagian
yang mempunyai hubungan fungsional, baik antara bagian-bagian maupun
hubungan

fungsional

terhadap

keseluruhannya

sehingga

hubungan

itu

menimbulkan suatu ketergantungan antara bagian-bagian yang akibatnya jika
salah satu bagian tidak bekerja dengan baik maka akan mempengaruhi
keseluruhan itu. Sedangkan pengertian pemerintahan bisa dalam arti luas dan arti
sempit. Dalam arti luas adalah perbuatan memerintah yang dilakukan oleh badanbadan legislatif, eksekutif, dan yudikatif di suatu Negara dalam rangka mencapai
tujuan penyelenggaraan Negara.

1
8

Sistem presidensial (presidensiil), merupakan sistem pemerintahan negara
republik di mana kekuasan eksekutif dipilih melalui pemilu dan terpisah dengan
kekuasan legislatif. Menurut Rod Hague, pemerintahan presidensiil terdiri dari 3
unsur yaitu:
 Presiden yang dipilih rakyat memimpin pemerintahan dan mengangkat
pejabat-pejabat pemerintahan yang terkait.
 Presiden dengan dewan perwakilan memiliki masa jabatan yang tetap,
tidak bisa saling menjatuhkan.
 Tidak ada status yang tumpang tindih antara badan eksekutif dan badan
legislatif.
Dalam sistem presidensial, presiden memiliki posisi yang relatif kuat dan
tidak dapat dijatuhkan karena rendah subjektif seperti rendahnya dukungan
politik. Namun masih ada mekanisme untuk mengontrol presiden. Jika presiden
melakukan pelanggaran konstitusi, pengkhianatan terhadap negara, dan terlibat
masalah kriminal, posisi presiden bisa dijatuhkan. Bila ia diberhentikan karena
pelanggaran-pelanggaran tertentu, biasanya seorang wakil presiden akan
menggantikan posisinya. Model ini dianut oleh Amerika Serikat, Filipina,
Indonesia dan sebagian besar negara-negara Amerika Latin dan Amerika Tengah.
Ciri-ciri pemerintahan presidensial yaitu :
 Dikepalai

oleh

seorang

presiden

sebagai kepala

pemerintahan

sekaligus kepala negara.
 Kekuasaan eksekutif presiden diangkat berdasarkan demokrasirakyat dan
dipilih langsung oleh mereka atau melalui badan perwakilan rakyat.
 Presiden memiliki hak prerogratif (hak istimewa) untuk mengangkat dan
memberhentikan menteri-menteri yang memimpin departemen dan nondepartemen.
 Menteri-menteri hanya bertanggung jawab kepada kekuasaan eksekutif
(bukan kepada kekuasaan legislatif).

19

 Kekuasaan eksekutif tidak bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif.
 Kekuasaan eksekutif tidak dapat dijatuhkan oleh legislative
Kelebihan Sistem Pemerintahan Presidensial:
 Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena tidak tergantung pada
parlemen.
 Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dengan jangka waktu tertentu.
Misalnya, masa jabatan Presiden Amerika Serikat adalah empat tahun,
Presiden Filipina adalah enam tahun dan Presiden Indonesia adalah lima
tahun.
 Penyusun program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu
masa jabatannya.
 Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif karena
dapat diisi oleh orang luar termasuk anggota parlemen sendiri.
Kekurangan Sistem Pemerintahan Presidensial:
 Kekuasaan eksekutif di luar pengawasan langsung legislatif sehingga
dapat menciptakan kekuasaan mutlak.
 Sistem pertanggungjawaban kurang jelas.
 Pembuatan keputusan atau kebijakan publik umumnya hasil tawarmenawar antara eksekutif dan legislatif sehingga dapat terjadi keputusan
tidak tegas

 Pembuatan keputusan memakan waktu yang lama

20
2
0

4.

SISTEM POLITIK
Sistem politik Indonesia berdasar pada ketentuan-ketentuan dalam UUD

1945. sistem politik Indonesia mengalami banyak perubahan setelah ada
amandemen terhadap UUD 1945. amandemen terakhir atas UUD 1945 dilakukan
pada tahun 2002. Perbandingan sistem politik Indonesiasebelum amandemen dan
sesudah amandemenUUD 1945 adalah sebagai berikut :
1. Sistem Politik Indonesia Sebelum Amandemen UUD 1945
Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Hal itu berarti
bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat dan sepenuhnya dijalankan oleh MPR,
Indonesia

menganut

sistem

pemerintahan

presidensiil

artinya

presiden

berkedudukan sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan.
UUD 1945 adalah konstitusi negara Indonesia yang mengatur kedudukan
dan tanggung jawab penyelenggaraan negara, kewenangan, tugas, dan hubungan
antara lembaga-lembaga negara. UUD 1945 juga mengatur hak dan kewajiban
warga negara.
Lembaga legislatif terdiri atas MPR yang merupakan lembaga tertinggi
negara dan DPR. Lembaga eksekutif terdiri atas presiden dan menjalankan
tugasnya yang dibantu oleh seorang wakil presiden serta kabinet. Lembaga
yudikatif menjalankan kekuasaan kehakiman yang dilakukan oleh MA sebagai
lembaga kehakiman tertinggibersama badan-badan kehakiman lain yang berada
dibawahnya.
2. Sistem Politik Indonesia Setelah Amandemen UUD 1945
Pokok-pokok sistem politik di Indonesia setelah amandemen UUD 1945
adalah sebagai berikut :
1. bentuk negara adalah kesatuan, sedangkan bentuk pemerintahan
adalah

21

2. republik. NKRI terbagi dalam 33 daerah provinsi dengan menggunakan
prinsip desentralisasi yang luas, nyata, dan bertanggung jawab. Dengan
demikian, terdapat pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
3. kekuasaan eksekutif berada ditangan presiden. Presiden adalah kepala
negara sekaligus kepala pemerintahan. Presiden beserta wakilnya dipilih
dalam satu paket secara langsung oleh rakyat. Presiden tidak bertanggung
jawab pada parlemen, dan tidak dapat membubarkan parlemen. Masa
jabatan presiden beserta wakilnya adalah 5 tahun dan setelahnya dapat
dipilih kembali untuk satu kali masa jabatan.
4. tidak ada lembaga tertinggi dan lembaga tinggi negara. Yang ada lembagalembaga negara seperti MPR, DPR, DPD, BPK, presiden, MK, KY dan
MA.
5. DPA ditiadakan yang kemudian dibentuk sebuah dewan pertimbangan
yang berada langsung dibawah presiden.
6. kekuasaan membentuk UU ada ditangan DPR. Selain itu DPR menetapkan
anggaran belanja negara dan mengawasi jalannya pemerintahan.DPR tidak
dapat dibubarkan oleh presiden beserta kabinetnya, tetapi dapat
mengajukan usulan pemberhentian presiden kepada MPR.

5.

PEMBUKAAN UUD 1945
Undang-Undang Dasar 1945 beserta pokok-pokok pikiran yang terkandung

dalam pembukaannya merupakan sumber hukum tertinggi dari hukum yang
berlaku di Indonesia.
22

Pembukaan UUD 1945 juga merupakan sumber motivasi dan aspirasi perjuangan
serta tekad bangsa Indonesia mencapai tujuannya.
Dibuatnya pembukaan UUD 1945 pastinya mempunyai sebuah tujuan.
Tujuannya agar masyarakat indonesia mendapatkan keadilan dan kemakmuran
baik secara materi maupun spiritual. Jika diperhatikan, tujuan bangsa indonesia
yang tercantum dalam UUD 1945 mencakup 3 hal, antara lain :
1.

Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah

Indonesia.
2.

Memajukan

kesejahteraan

umum

dan

mencerdaskan

kehidupan

bangsa.
3. Ikut melaksanakan ketertiban dunia.
Dari Dari poin-poin diatas kita dapat menyimpulkan bahwa negaraIndonesia
melindungi negara dan seluruh warga negaraindonesia yang berada di
dalammaupun di luar negeri. Selain itunegara kita menginginkan situasidan
kondisi rakyat yang bahagia,makmur, adil, sentosa.
Sedangkan jika berdasarkan susunan Pembukaan`UUD 1945, maka dapat
dibedakan empat macam tujuan sebagaimana terkandung dalam empat alenia
dalam Pembukaan UUD 1945, sebagai berikut :
·

Alinea I, untuk mempertanggungjawabkan bahwa pernyataan kemerdekaan sudah
selayaknya, karena berdasarkan atas hak kodrat yang bersifat mutlak dari moral
bangsa Indonesia untuk merdeka.

·

Alinea II, untuk menetapkan cita-cita bangsa Indonesia yang ingin dicapai dengan
kemerdekaan yaitu terpeliharanya secara sunguh-sungguh kemerdekaan dan
kedaulatan negara, kesatuan bangsa, negara dan daerah atas keadilan hukum dan
moral, bagi diri sendiri dan pihak lain serta kemakmuran bersama yang
berkeadilan.

·

Alinea III, untuk menegaskan bahwa proklamasi kemerdekaan menjadi
permulaan dan dasar hidup kebangsaan dan kenegaraan bagi seluruh warga
Indonesia yang luhur dan sucidalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa.

24
23

·

Alinea IV, untuk melaksanakan segala sesuatu itu dalam perwujudan dasar-dasar
tertentu yang tercantum dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945, sebagai
ketentuan pedoman dan pegangan yang tetap dan praktis yaitu dalam realisasi
hidup bersama dalam suatu negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila.

6.

BATANG TUBUH UUD 1945
Arti Batang Tubuh UUD 1945 ialah peraturan Negara yang memuat

ketentuan ketentuan pokok dan menjadi salah satu sumber daripada perundangundangan lainnya yang kemudian dikeluarkan oleh negara itu.
Batang Tubuh UUD 1945 terdiri dari:
1. 16 Bab
2. 37 Pasal, terbagi 5 bagian antara lain:
= Bentuk dan Kedaulatan Negara = pasal 1
= Lembaga Tertinggi Negara = pasal 2, 3
= Lembaga Tinggi Negara = pasal 4-15, 16, 18, 19-22
= Unsur-Unsur Kesejahteraan Negara = pasal 23, 29, 31-37
= Unsur-Unsur Pemerintahan Negara = pasal 17, 24, 25, 26-28, 30
3. 4 pasal Aturan Peralihan
4. 2 Ayat Aturan Tambahan
Batang Tubuh UUD 1945 memiliki 3 sifat utama, yaitu:
1.

Fleksibel, Elastis, dan Soepel = artinya dapat mengikuti perkembangan

zaman, kapan saja dapat berlaku, sejak dulu hingga sekarang dan sampai
kapanpun.
2.

Rigid (tidak kaku) = artinya isi Batang Tubuh UUD 1945 dapat diselami

setiap warga negara Indonesia secara keseluruhan, siapa saja menjadi WNI
mampu menyelaminya.

3. Luwes (gemulai) = maksudnya dapat dilaksanakan oleh setiap warga negara
Indonesia di semua tempat, disembarang ruang dan di mana saja dapat
dipraktekkan.

7.

KELEMBAGAAN NEGARA
Susunan lembaga-lembaga negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia

telah dilakukan penyempurnaan sesuai dengan aspirasi rakyat, sehingga
mengalami beberapa perubahan. Perubahan yang sangat jelas terlihat pada
kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Sebelum UUD 1945
diamandemen, kedudukan MPR berada lebih tingggi dari lembaga-lembaga tinggi
lainnnya. Namun, setelah UUD 1945 mengalami amandemen kedudukan MPR
disejajarkan dengan lembaga-lembaga tinggi lainnnya, seperti DPR, MA, DPA,
BPK, dan Presiden. Disamping itu juga dibentuk lembaga-lembaga tinggi negara
lain.
Adapun perbedaan kelembagaan dan tugas kenegaraaan sebelum dan sesudah
amandemen ke -4.
A. SEBELUM AMANDEMEN KE -4 Pada saat sebelum amandemen ke -4
lembaga tertinggi Negara adalah MPR seperti yang tersebut dalam UUD 1945
pasal 1 ayat 2 menyebutkan bahwa kedaulatan adalah ditangan rakyat dan

dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Pemusyarawatan Rakyat.Adapun lembaga
Tinggi Negara pada saat itu adalah Dewan Perwakilan Rakyat (DPR),Presiden,
Badan Pemeriksa Keuangan BPK, Dewan Pertimbangan Agung (DPA) dan
Mahkamah Agung. Berikut bagan Lembaga Negara sebelum amandemen yang ke
-4.
B.SESUDAH AMANDEMEN KE -4
26
25

Sebagai kelembagaan Negara, MPR RI tidak lagi diberikan sebutan sebagai
lembaga tertinggi Negara dan hanya sebagai lembaga Negara, seperti juga, seperti
juga DPR, Presiden, BPK dan MA. Dalam pasal 1 ayat (2) yang telah mengalami
perubahan perihal kedaulatan disebutkan bahwa kedaulatan berada ditangan
rakyat dan dilaksanakan menurut undang-undang dasar sehingga tampaklah
bahwa MPR RI tidak lagi menjadi pelaku/pelaksana kedaulatan rakyat. Juga
susunan MPR RI telah berubah keanggotaanya, yaitu terdiri atas anggota DPR dan
Dewan Perakilan Daerah (DPD), yang kesemuanya direkrut melalui pemilu.
Perlu dijelaskan pula bahwa susunan ketatanegaraan dalam kelembagaan Negara
juga mengalami perubahan, dengan pemisahan kekuasaan, antara lain adanya
lembaga Negara yang dihapus maupun lahir baru, yaitu sebagai Badan legislative
terdiri dari anggota MPR, DPR, DPD, Badan Eksekutif Presiden dan wakil
Presiden, sedang badan yudikatif terdiri atas kekuasaan kehakiman yaitu
mahkamah konstitusi (MK) sebagai lembaga baru, Mahkamah Agung (MA), dan
Komisi Yudisial (KY) juga lembaga baru. Lembaga Negara lama yang dihapus
adalah dewan Pertimbangan Agung (DPA), dan Badan pemeriksa keuangan tetap
ada hanya diatur tersendiri diluar kesemuanya/dan sejajar.

BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Bahwa untuk sistem ketatanegaraan dari Negara Republik Indonesia
memiliki ciri khas tersendiri dalam pelaksanaan sistem pemerintahan nya karena
sumber hukum dan landasan Negara Republik Indonesia berdasarakan Pancasila
dan UUD 1945. Yang mana itu merupakan sumber absolut yang tidak bisa diubah
maupun digantikan dengan sumber hukum yang lain nya. Dan itu dibuat
berdasarakan aspirasi-aspirasi dari warga negara Indonesia sendiri sehingga
sangat cocok dengan kepribadian bangsa Indonesia yang memiliki semboyan
Bhinneka Tunggal Ika.
4.2 USUL DAN SARAN
Usul untuk makalah yang kami buat ini kami belum bisa menampilkan isi
tentang sistem ketatanegaraan secara terperinici dan mendetail karena begitu
banyak pembahasan yang harus kami masukkan ke dalam makalah kami ini jadi
kami hanya masukkan yang sekira penting saja dan perlu dijelaskan.
Saran untuk makalah yang kami buat adalah kami perlu membandingkan
setiap sumber yang kami dapatkan dan membuat kesimpulan dari semua itu agar
bisa mendapatkan informasi yang sangat akurat dan jelas dari setiap pembahasan
materi nya

27

DAFTAR PUSTAKA
http://miftachr.blog.uns.ac.id/2010/04/1istilah-dan-pengertian-hukum-tata-negara/
https://rahmiendah.wordpress.com/2014/11/12/bentuk-negara-dan-sistempemerintahan/
https://saiyanadia.wordpress.com/2010/11/20/pengertian-sistem-politik-indonesia/
http://ifasyifasyarifah14.blogspot.co.id/2013/03/pengertian-dan-tujuanpembukaan-uud-1945.html
http://sahabat-ima.blogspot.co.id/2011/12/batang-tubuh-undang-undang-dasar1945.html
http://irvandicapem.blogspot.co.id/2012/08/lembaga-lembaga-negara-menurutuud-1945.html
https://senyumpelangi.wordpress.com/2009/09/28/buat-galaners-kelas-xii-pknpart-i/