THE JURIDICAL REVIEW OF FREELANCE WORKERS BASED ON THE PRINCIPLES OF JUSTICE

TALREV

Volume 3 Issue 1, June 2018: pp. 40-56. Copyright ©2018 TALREV.
Faculty of Law Tadulako University, Palu, Central Sulawesi, Indonesia.
ISSN: 2527-2977 | e-ISSN: 2527-2985.
Open acces at: http://jurnal.untad.ac.id/index.php/TLR

TINJAUAN YURIDIS PEKERJA FREELANCE
BERDASARKAN PRINSIP KEADILAN
THE JURIDICAL REVIEW OF FREELANCE WORKERS
BASED ON THE PRINCIPLES OF JUSTICE
Yofriko Sundalangi
Hasanuddin University
JL. Perintis Kemerdekaan Km. 10, Makassar, South Sulawesi, 90245, Indonesia
Telp./Fax: +62-411-586200 Email: yofrikosun@yahoo.com
Submitted: Nov 04, 2017; Reviewed: Jun 28, 2018; Accepted: Jun 29, 2018

Abstrak
Penelitian ini bertujuan mengetahui dan memperoleh gambaran secara jelas mengenai
status dan hubungan hukum pekerja freelance serta implementasi dari Undang-Undang
Ketenagakerjaan terhadap perlindungan bagi pekerja freelance berdasarkan prinsip

keadilan. Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pembaca dalam memberikan masukan dan informasi mengenai status dan hubungan hukum pekerja freelance serta implementasi dari Undang-Undang Ketenagakerjaan terhadap perlindungan pekerja freelance. Penelitian ini menggunakan pendekatan normatif empiris. Populasi penelitian
adalah pekerja freelance, serta data-data dari Dinas Tenaga Kerja dan dari Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Kota Makassar. Pengambilan sampel
dilakukan dengan menggunakan metode penyampelan bola salju dan teknik analisis
deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan banyak terjadi penyulundupan hukum yang
dilakukan oleh pengusaha dalam hal melakukan hubungan kerja dengan pekerjanya
karena tidak adanya peraturan jelas tentang pekerja freelance. Pengusaha belum seluruhnya memenuhi kewajibannya kepada pekerja freelance, diantaranya upah pekerja
sesuai UMK, BPJS Ketenagakerjaan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Sementara
pekerja freelance kurang mengetahui hak dan kewajibannya karena tidak adanya dasar
hubungan hukum yang jelas dituangkan di dalam sebuah perjanjian kerja serta kurangnya pengetahuan pengusaha sebagai pemberi kerja yang seharusnya menerapkan
ketentuan Undang-Undang Ketenagakerjaan yang berlaku sebagai bentuk tanggung
jawab moral sekaligus tanggung jawab hukum.
Kata Kunci: Hubungan Kerja, Ketenagakerjaan, Pekerja Freelance
Abstract
This research aimed to investigate and obtain a clear picture about the status and the
legal relationship of the freelance workers and the implementation of the manpower act
to protect the freelance workers based on the justice principles. To expect that this research would be benefit for the readers in providing inputs or information about the
status and the legal relationship with the freelance workers and the implementation of
the manpower act to protect the freelance workers. The research used the normative
empirical approach. The research population comprised the freelance workers, employers, and the data from the Department of Manpower and from the Social Security Ad-


□ 40

Tadulako Law Review | Vol. 3 Issue 1, June 2018

ministration Agency For Manpower in Makassar City. The samples were chosen using
the Snowball Sampling Method and the descriptive analysis technique. The research
results indicated that there had been many legal smuggling actions done by the enterpreneurs in their working relationship due to the absence of the clear regulations about
the freelance workers. The enterpreneurs had not entirely fulfilled their responsibilities
to the freelance workers, such as the wages of the workers had not been in accordance
with MSEs, BPJS, Employment, Occupational Safety and Health. On the other hand, the
freelance workers themselves were not yet aware of their rights and obligations because
of the absence of the clear legal relationship set forth in the employment agreement and
the lack of knowlegde. In fact, the employers should have implemented the provisions of
the Employment Law which had been applied in accordance with the moral and legal
responsibility.
Keywords: Employment, Freelance Workers, Working Relationship
PENDAHULUAN
Keadilan adalah harapan yang men-


Pound “law as a tool of social engineering”.1
Setiap

jadi cita-cita dan keinginan setiap orang.

manusia

secara

alamiah

Keadilan adalah salah satu nilai kemanu-

memiliki kebutuhan dalam kehidupannya,

siaan yang asasi, sehingga memperoleh

baik kehidupan yang bersifat primer mau-

keadilan berupa hak asasi bagi setiap


pun kebutuhan yang bersifat sekunder.

manusia. Tegaknya keadilan dalam suatu

Berbagai upaya dilakukan manusia untuk

masyarakat memberikan ketenangan dan

memenuhi kebutuhan itu. Salah satunya

rasa aman dalam kehidupan sehari-hari

adalah bekerja sebagai freelance pada pe-

serta kepercayaan yang timbal-balik anta-

rusahaan,

ra pemerintah dan rakyat, di samping me-


menjualkan produk-produk dari perus-

numbuhkan kemakmuran dan kesejahter-

ahaan tersebut. Hal ini akan melahirkan

aan.

hubungan hukum antara pemberi kerja

dengan

memasarkan

dan

Hukum merupakan sarana mengatur

dan penerima kerja yang menimbulkan


tata kehidupan suatu masyarakat, sehingga

hak dan kewajiban para pihak agar

ia harus dinamis sejalan dinamika suatu

tercapai tujuan yang diharapkan. Hub-

masyarakat. Bahkan terkadang hukum itu

ungan hukum ini diatur dalam Hukum

diadakan untuk kebutuhan perkembangan

Ketenagakerjaan.

masyarakat dimasa yang akan datang,
seperti yang diungkapkan oleh Roscoe
1


Harifin A. Tumpa, (2015), Penerapan Konsep
Rechtsvinding dan Rechtsschepping oleh Hakim dalam Memutus Suatu Perkara, Hasanuddin Law Review, 1(2): 127

□ 41

Tadulako Law Review | Vol. 3 Issue 1, June 2018

Hukum ketenagakerjaan merupakan

Kosidin yang menyatakan bahwa Indone-

hal yang sangat penting dalam mening-

sia adalah suatu Negara hukum dalam arti

katkan pembangunan nasional. Sehingga

luas (Negara kesejahteraan) yang sangat


diperlukan suatu langkah strategis untuk

memperhatikan perlindungan hukum bagi

mengantisipasi setiap masalah ketena-

setiap warga negaranya. Indonesia juga

gakerjaan

pem-

sangat memperhatikan upaya-upaya ke

bangunan nasional tidak terganggu. Da-

arah terciptanya kesejahteraan rakyat.2

lam alinea keempat dari Pembukaan Un-


Ketentuan Konstitusional di atas tersebut

dang-Undang Dasar 1945 amandemen

juga menunjukkan bahwa pekerja sebagai

keempat (selanjutnya disebut UUD 1945)

warga negara berhak untuk memperoleh

disebutkan bahwa tujuan dari Pemben-

perlindungan dalam melakukan pekerjaan

tukan Negara Indonesia adalah:

guna mencapai kesejahteraan hidupnya.

agar


kelangsungan

"Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehi-dupan bangsa
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang
berdasarkan
kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial".
Penjabaran dari tujuan negara tersebut tertuang dalam Pasal 27 ayat 2 UUD
1945 yang menyatakan bahwa tiap-tiap
warga Negara berhak atas pekerjaan dan
penghasilan yang layak bagi kemanusiaan.
Demikian pula dalam Pasal 28d ayat 2
UUD 1945, dikatakan bahwa setiap orang
berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak

Berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2003 Tentang Ketenagakerjaan (selanjutnya disebut UUK), pekerja adalah setiap
orang yang bekerja dengan menerima

upah atau imbalan dalam bentuk lain.
Pekerja adalah seseorang yang bekerja
kepada orang lain dengan mendapatkan
upah.3

dasarkan Pasal 1 angka 2 UUK adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau
jasa baik untuk memenuhi kebutuhan
sendiri maupun untuk masyarakat.
Bertolak dari pengertian bahwa

dalam hubungan kerja.
Berdasarkan kedua pasal tersebut di

Sedangkan defenisi pekerja be-

pekerja adalah orang yang melakukan

atas dapat diartikan bahwa pemerintah
2

sangat memperhatikan usaha-usaha perlindungan bagi kesejahteraan para pekerja.
Hal ini diperkuat dengan pendapat Koko

Koko Kosidin, (1996), Aspek-Aspek Hukum
Dalam Pemutusan Hubungan Kerja Di Perusahaan Perseroan (Persero), Bandung : Disertasi, Universitas Padjadjaran, hlm. 13
3
Imam Soepomo, (1974), Pengantar Hukum
Perburuhan, Jakarta: Djambatan, hlm. 6

□ 42

Tadulako Law Review | Vol. 3 Issue 1, June 2018

pekerjaan untuk orang lain (swasta) berar-

pribadi harus bersedia bekerja dibawah

ti sedikitnya harus ada dua pihak yang ter-

perintah orang lain serta menerima upah.

libat dalam hubungan kerja yaitu orang

Hubungan kerja yang dimaksud di

yang melakukan pekerjaan yang disebut

dalam Pasal 1 angka 15 UUK adalah hub-

pekerja dan orang yang memberikan

ungan antara pengusaha dengan pekerja

pekerjaan yang disebut dengan pengusaha.

berdasarkan

Pengusaha berdasarkan ketentuan
Pasal 1 angka 5 UUK adalah orang

perjanjian

kerja,

yang

mempunyai unsur pekerjaan, upah, dan
perintah.
Pada

perseorangan, persekutuan, atau badan

prinsipnya

ketenagakerjaan

hukum yang menjalankan suatu perus-

memiliki banyak keterikatan. Beberapa

ahaan milik sendiri, persekutuan, atau ba-

hal penting yang terkait adalah mengenai

dan hukum yang secara berdiri menjalan-

Jaminan Pekerja, Waktu Kontrak Kerja,

kan perusahaan bukan miliknya.

Pemberian Upah, dan sebagainya. Pera-

UUK mengatur pula tentang segala

turan ketenagakerjaan melarang pengu-

hal yang berhubungan dengan pekerja

saha melakukan diskriminasi pemberian

baik sebelum, selama dan sesudah masa

upah terhadap para pekerja. Berdasarkan

kerja. Hubungan hukum yang terjadi anta-

Pasal 88 ayat (1) UUK jo. Pasal 3 ayat (1)

ra pekerja dan pengusaha adalah bentuk

jo. Pasal 4 ayat (1) dan (2) Peraturan

suatu perjanjian kerja sebagaimana diatur

Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015 Ten-

dalam Pasal 1 angka 14 UUK yang bun-

tang Pengupahan menjelaskan upah diara-

yinya sebagai berikut:

hkan untuk pencapaian penghasilan yang

”Perjanjian kerja adalah perjanjian
antara pekerja dengan pengusaha atau
pemberi kerja yang memuat syarat-syarat
kerja hak dan kewajiban para pihak".

memenuhi penghidupan yang layak bagi

Hak dan kewajiban antara pemberi
kerja dengan pekerja baru akan ada
setelah dibuat suatu perjanjian kerja seperti yang dimaksud dalam Pasal 1 angka 14

pekerja.4
Adapun pembagian jenis pekerja
berdasarkan perjanjiannya, yaitu pekerja
tetap berdasarkan Perjanjian Kerja Waktu
Tidak

Tertentu

(selanjutnya

disebut

PKWTT) dan pekerja tidak tetap ber-

UUK tersebut. Dengan demikian bila
seseorang telah mengikatkan diri dalam
suatu perjanjian kerja berarti secara

4

Abdul Khakim, (2003), Pengantar Hukum
Ketenagakerjaan Indonesia Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Bandung:
PT Citra Aditya Bakti, hlm. 83

□ 43

Tadulako Law Review | Vol. 3 Issue 1, June 2018

dasarkan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu

profesi tertentu dan menawarkan keahl-

(selanjutnya disebut PKWT).

iannya sebagai jasa dengan diberikan upah

PKWT mengenal Perjanjian Kerja

dari hasil kerjanya secara mandiri. Hub-

Harian atau Lepas yang telah diatur dalam

ungan kerjanya langsung berakhir setelah

Pasal 10 Keputusan Menteri Pekerja dan

freelance

Transmigrasi No. 100/men/IV/2004 yaitu

dan tanpa ada perjanjian kerja, contohnya

untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu yang

penerjemah. Sedangkan freelance ber-

berubah-ubah dalam hal waktu dan vol-

dasarkan satuan waktu, pada umumnya

ume pekerjaan serta upah didasarkan pa-

mereka bekerja pada pengusaha dengan

da kehadiran,

dapat dilakukan dengan

diberikan upah berdasarkan kehadiran.

perjanjian kerja harian atau lepas. Jenis

Hubungan kerjanya berdasarkan perjan-

pekerja dalam Perjanjian Kerja Harian

jian kerja, contohnya sales marketing.

atau Lepas yaitu pekerja harian atau lepas,
yang

biasa

disebut

freelance

dalam

masyarakat.

menyelesaikan

pekerjaannya

Jika kita perhatikan bahwa antara
pengusaha dengan freelance yang dipekerjakannya sudah memenuhi tiga unsur pada

Istilah freelance berasal dari bahasa

Pasal 1 angka 15, sehingga dapat dipasti-

Inggris yang pertama kali diperkenalkan

kan bahwa telah terjadi suatu hubungan

oleh Sir Walter Scott (1771-1832) dari

kerja sesuai dengan apa yang dimaksud di

Britania Raya. Freelance terdiri dari kata

dalam UUK.

free (bebas) dan lance (tombak) yang

Secara sosiologis, pekerja memang

artinya tombak yang bebas. Menunjukkan

merupakan

bahwa tombak tidak disumpah untuk me-

dibanding pihak pengusaha. Pekerja ada-

layani majikan apapun, bukan bahwa

lah orang yang tidak bebas dalam menen-

tombak tersedia gratis. Pengertian lain

tukan kehendaknya terhadap pengusaha,

dari freelance adalah seseorang yang

karena dalam suatu hubungan kerja pen-

bekerja sendiri dan tidak berkomitmen

gusaha telah memberikan batasan-batasan

kepada majikan jangka panjang tertentu.5

yang harus diikuti oleh pihak pekerja.6

pihak

yang

lebih

lemah

Jenis pekerja freelance terbagi ber-

Sangat sulit bagi pihak pekerja untuk

dasarkan satuan hasil dan satuan waktu.

menentang, dan bila mereka berkeras un-

Freelance

hasil

tuk menentang maka mereka akan ke-

umumnya merupakan pekerja dengan

hilangan mata pencaharian. Bagi pengu-

5

berdasarkan

satuan

https://id.wikipedia.org/wiki/Tenaga_lepas,
diakses 8 Desember 2016

6

Sehat Damanik, (2004), Hukum Acara Perburuhan, Jakarta: Dss Publising, hlm. 2

□ 44

Tadulako Law Review | Vol. 3 Issue 1, June 2018

saha, kehilangan seorang pekerja bukan

2. Bagaimanakah perlindungan hukum

persoalan karena masih ada ribuan pekerja

terhadap pekerja freelance dalam Pera-

yang mencari pekerjaan.

turan Perundang-Undangan Ketenaga-

Melihat kondisi dilapangan, freelance

tidak

memperoleh

hak-haknya

sesuai dengan ketentuan ketenagakerjaan,
diantaranya hubungan kerja yang tidak

kerjaan ditinjau dari prinsip keadilan
dalam masyarakat?
Metode
Jenis Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan secara

jelas, pemberian waktu kerja serta melebihi ketentuan, serta masih adanya diskriminatif dari pengusaha.
Berdasarkan keterangan dari beberapa freelance, mereka menyebutkan
bahwa selama bekerja hanya terikat
dengan perjanjian kerja secara lisan. Sehingga mereka memiliki posisi yang

normatif empiris.
Jenis Pendekatan
Pendekatan yang digunakan peneliti
untuk

yaitu

Pendekatan

Perundang-

Undangan (Statute Approach) dan Pendekatan Konsep Hukum (Conceptual Approach).

lemah, mengakibatkan tidak ada keseim-

Jenis dan Sumber Bahan Hukum
Jenis dan sumber bahan hukum yang

bangan antara hak-hak dengan kewajiban-

digunakan pada penelitian ini adalah :

kewajiban yang telah dilaksanakannya.

1. Bahan hukum primer.

Selain mengenai perjanjian kerja, mereka

2. Bahan hukum sekunder.

belum mendapatkan perlindungan kerja

Teknik Pengumpulan Bahan Hukum

terutama perlindungan upah yang sesuai

Teknik pengumpulan bahan hukum

dengan ketentuan peraturan perundang-

yang

undangan.

dilakukan dengan studi pustaka (Ilibrary

Berdasarkan uraian di atas, maka

digunakan

pada

penelitian

research). Untuk melengkapi bahan-bahan

issue penelitian ini adalah bahwa dalam

hukum

hubungan kerja yang selama ini dil-

dilakukan wawancara.

aksanakan antara pengusaha dengan free-

Teknik Analisis Bahan Hukum
Data
yang
diperoleh

lance belum sepenuhnya tunduk pada peraturan Ketenagakerjaan.
Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah status dan hubungan

ini

yang

dikumpulkan,

maka

dalam

penelitian ini dianalisis secara deskriptif
analisis.

hukum antara pengusaha dengan freelance?
□ 45

Tadulako Law Review | Vol. 3 Issue 1, June 2018

Perjanjian dua pihak atau timbal ba-

PEMBAHASAN
Status dan Hubungan Hukum Freelance
Dalam UUK tidak diatur tentang

lik adalah suatu perhubungan hukum harta

freelance. Namun menurut penulis, free-

berjanji untuk melakukan sesuatu hal, se-

lance dapat dikategorikan sebagai pekerja

dangkan pihak lain berhak menuntut

berdasarkan Pasal 1 angka 3 UUK yang

pelaksanaan janji tersebut. Perjanjian dua

mengatur bahwa ”pekerja/buruh adalah

pihak tampak adanya prestasi yang seim-

setiap

dengan

bang satu sama lain. Prakteknya di lapan-

menerima upah atau imbalan dalam ben-

gan, terdapat pengusaha yang mempeker-

tuk lain”. Freelance mendapatkan imbalan

jakan pekerjanya secara freelance, tetapi

berupa komisi dari hasil pekerjaannya,

diberikan perintah dan tidak ditentukan

sehingga fenomena freelance dapat dikat-

kapan berakhirnya hubungan kerja.

orang

yang

bekerja

benda antara dua pihak, yaitu satu pihak

Prakteknya di lapangan, terdapat

egorikan sebagai pekerja berdasarkan ketentuan tersebut.

pengusaha yang mempekerjakan peker-

Perjanjian kerja yang diatur dalam

janya secara freelance, tetapi diberikan

UUK mensyaratkan harus memenuhi un-

perintah dan tidak ditentukan kapan be-

sur-unsur yaitu adanya upah, pekerjaan,

rakhirnya hubungan kerja.

dan perintah. Unsur-unsur tersebut harus

Pekerja
Nama Perusahaan

Bidang

dipenuhi secara kumulatif, baik untuk Perjanjian Kerja Waktu Tertentu ataupun Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu.
Pekerja freelance idealnya bekerja

Sesuai
UUK

Freelance

Bandaraya Motor7

Dealer Motor

38

10

Seram Abadi Motor8

Dealer Motor

23

12

Media Grafikajaya9

Advertising

6

4

Alika Printing10

Advertising

10

2

Masagena11

Advertising

2

5

secara mandiri tanpa memiliki majikan,
mereka tidak terikat dalam jangka waktu
lama. Freelance tidak memenuhi unsurunsur dalam perjanjian kerja yaitu unsur
perintah. Perjanjian yang dibuat antara
pekerja freelance dengan kliennya tidaklah berupa perjanjian kerja tetapi merupakan perjanjian dua pihak, karena dalam
hubungannya freelance dengan kliennya
hanya saling memenuhi prestasi.

7

Bapak Alief Limowa selaku Kepala Cabang
Bandaraya Motor, wawancara dilakukan pada
tanggal 25 September 2017.
8
Ibu Meike Tuinesia selaku pemilik Seram Abadi Motor, wawancara dilakukan pada tanggal
25 September 2017.
9
Bapak Abdul Kasim selaku pemilik Media
Grafikajaya, wawancara dilakukan pada tanggal 25 September 2017.
10
Bapak Harun Saleh selaku supervisor Alika
Printing Cabang Abdul Daeng Sirua, wawancara dilakukan pada tanggal 25 September
2017.
11
Ibu Sitti Sarrah selaku pemilik Masagena,
wawancara dilakukan pada tanggal 25 September 2017.

□ 46

Tadulako Law Review | Vol. 3 Issue 1, June 2018

Berdasarkan penelitian yang dila-

Hubungan hukum adalah hubungan

kukan, freelance yang dipekerjakan pada

antar subjek hukum ataupun antara subjek

bidang advertising terbagi atas 2 jenis yai-

hukum dengan objek hukum, yang diatur

tu desain grafis dan freelance tenaga pem-

oleh hukum dan menimbulkan akibat

bantu. Sedangkan pada bidang dealer mo-

hukum, yaitu hak dan kewajiban . Setiap

tor,

hubungan hukum yang diciptakan oleh

freelance

dipekerjakan

sebagai

hukum selalu mempunyai dua sisi. Sisi

pemasaran.
Freelance pada desain grafis telah

yang satu ialah hak dan sisi lainnya adalah

sesuai dengan idealnya pekerja freelance

kewajiban, karena pada hakikatnya sesua-

yang tidak terikat dan tidak memiliki

tu pasti ada pasangannya, tidak ada hak

majikan. Hubungan kerja yang dilakukan

tanpa kewajiban atau sebaliknya. Adanya

kebanyakan melalui media online seperti

pemenuhan prestasi

pada

Hubungan

aksanakan oleh kedua belah pihak akan

hukumnya pun jelas berakhir setelah mas-

menciptakan keharmonisan ataupun dis-

ing-masing pihak saling melakukan pres-

harmonisasi dalam hubungan kerja.

situs

freelance.com.

yang harus dil-

Hubungan kerja pada dasarnya ada-

tasinya.
Sedangkan freelance tenaga pem-

lah hubungan antara kedua belah pihak,

bantu dan freelance pemasaran terikat

yaitu pengusaha dengan pekerja, dengan

dengan peraturan perusahaan tempatnya

suatu perjanjian dimana pihak pekerja

bekerja, sehingga muncul adanya hub-

mengikatkan dirinya pada pihak pengu-

ungan atasan dan bawahan. Hubungan

saha untuk bekerja dengan mendapatkan

kerjanya juga dilakukan secara terus-

upah,

menerus tanpa ditentukan kapan be-

kesanggupannya untuk mempekerjakan

rakhirnya hubungan hukum.

pekerja dengan membayar upah.

dan

pengusaha

menyatakan

Di dalam konteks hubungan kerja,

Hubungan kerja merupakan hub-

terdapat hubungan hukum yang jelas yaitu

ungan saling ketergantungan antara dua

hubungan hukum privat atau hubungan

pihak. Di satu sisi pengusaha sangat

hukum keperdataan, yang mengatur hub-

membutuhkan bantuan dari freelance da-

ungan

yang

lam operasional usahanya. Sedangkan di

didasarkan pada kontrak kerja atau perjan-

sisi freelance, yaitu memperoleh suatu

jian kerja.

pekerjaan tertentu yang menghasilkan

antar

orang-perorangan

pendapatan, yang dapat digunakan untuk

□ 47

Tadulako Law Review | Vol. 3 Issue 1, June 2018

menopang

kehidupannya

dan

demi

meningkatkan taraf hidupnya.

hkan pada ketentuan pekerja borongan
atau pekerja harian/lepas. Namun perjan-

Pengusaha berhak menuntut prestasi
dari freelance berupa pekerjaan tertentu

jian kerja yang dibuat ada yang secara
lisan.

atas perintahnya dan sebaliknya, freelance

Hubungan kerja melalui perjanjian

berkewajiban memenuhi tuntutan tersebut

kerja secara lisan adalah hubungan kerja

dengan hak untuk menuntut imbalan ter-

tanpa adanya penandatanganan surat per-

tentu dari pihak pengusaha.

janjian kerja, sehingga hubungan kerja

Hubungan kerja yang selama ini dil-

tersebut akan mengacu pada peraturan

aksanakan oleh pengusaha dengan free-

ketenagakerjaan yang berlaku. Begitu pula

lance berawal dari hubungan hukum di-

halnya mengenai pengaturan hak dan

mana dimulai dengan perjanjian kerja an-

kewajiban pekerja dan pengusaha dalam

tara keduanya untuk mengikatkan diri da-

perjanjian kerja lisan juga mengacu pada

lam perjanjian kerja yang disepakati ber-

peraturan ketenagakerjaan.

sama. Perjanjian kerja tersebut harus

Berdasarkan

hasil

penelitian,

memuat syarat-syarat kerja serta hak dan

menurut Sulianto freelance desain grafis

kewajiban para pihak, agar ada aturan

dalam menjalankan pekerjaannya tidak

yang mengikat satu sama lain.

berdasarkan perjanjian kerja dengan pen-

Hubungan kerja antara pengusaha

gusaha, namun berdasarkan perjanjian dua

dengan freelance dilakukan berdasarkan

pihak yang telah disepakati. Freelance

adanya suatu perjanjian kerja. Perjanjian

dengan pengusaha berada pada pihak yang

kerja inilah yang merupakan hubungan

sederajat, tidak memiliki majikan. Se-

hukum. Hubungan kerja antara pengusaha

hingga tidak memerlukan perjanjian kerja

dengan freelance ada yang diupah ber-

sebagai dasar hubungan hukumnya.

dasarkan satuan hasil. Serta ada juga
pengupahan yang berdasarkan kehadiran.
Tidak adanya aturan hukum yang
jelas

Lapan freelance pemasaran diikat perjanjian kerja tetapi secara lisan. Serta tunduk

mengakibatkan perjanjian kerja antara

pada peraturan perusahaan yang merupa-

pengusaha dengan freelance yang selama

kan perintah dari pengusaha.

diterapkan

pekerja

ran dan tenaga pembantu, menurut Robert

freelance,

ini

mengenai

Berbeda dengan freelance pemasa-

berdasarkan

keinginan

Jenis perjanjian kerja yang hanya

sepihak dari pengusaha. Ada yang diara-

bisa dilakukan secara lisan yaitu PKWTT.

□ 48

Tadulako Law Review | Vol. 3 Issue 1, June 2018

Berdasarkan Pasal 57 UUK mengatur

pengusaha dalam proses penyelesaian

bahwa PKWT harus dibuat secara tertulis.

perselisihan pemutusan hubungan kerja di

Apabila dilakukan secara lisan maka

Pengadilan Hubungan Industrial. Free-

dinyatakan sebagai PKWTT. Adapun ke-

lance

tentuan Pasal 63 UUK mengatur bahwa

kewajibannya dalam menjalani hubungan

dalam hal PWKTT dibuat secara lisan,

kerja dengan pengusaha, sehingga free-

maka pengusaha wajib membuat surat

lance tidak dapat menghindari larangan/

pengangkatan bagi pekerja yang ber-

tata tertib yang diberlakukan oleh pengu-

sangkutan.

saha yang pada akhirnya dapat mengaki-

Surat pengangkatan adalah surat

juga tidak mengetahui hak dan

batkan

pemutusan

hubungan

kerja.

keputusan perusahaan yang dibuat dan

Bahkan akibat hukum yang timbul dari

ditandatangani

putusnya hubungan kerja pun tidak dapat

oleh

pimpinan

atau

kuasanya untuk mengangkat pekerja da-

diketahui oleh freelance.

lam masa percobaan menjadi pekerja

Berdasarkan hasil wawancara yang

tetap. Selain merupakan tanda bukti masa

diperoleh dari beberapa pekerja freelance

kerja pekerja juga sebagai bukti hukum.

di Kota Makassar, sebagian besar menun-

Surat pengangkatan tersebut meru-

jukkan ketidaktahuan atau kurangnya

pakan jaminan hukum terhadap hak-hak

pemahaman mengenai tidak adanya per-

pekerja. Surat pengangkatan berdasarkan

lindungan hukum yang mereka dapatkan

Pasal 63 ayat (2) UUK, sekurang-

dengan menjadi freelance.

kurangnya memuat keterangan-keterangan

bagai freelance yaitu karena minimnya

sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.

Nama dan alamat pekerja;
Tanggal pekerja mulai bekerja;
Jenis pekerjaan;
Besarnya upah.
Perjanjian kerja yang dibuat secara

lisan serta tidak ada surat pengangkatan
akan dapat menguntungkan pengusaha,
yaitu tidak jelasnya kapan hubungan kerja
kedua belah pihak dimulai. Freelance juga
sulit

dalam

Adapun alasan mereka bekerja se-

membuktikan

kebenaran

dirinya sebagai pekerja yang bekerja pada

persyaratan kerja dan fleksibel yang diberlakukan

oleh

pengusaha.

Sedangkan

alasan pengusaha mengikat pekerjanya
dengan hubungan freelance yaitu untuk
mempermudah pekerja dalam mendapatkan lapangan pekerjaan.
Pengusaha yang membuat perjanjian
kerja secara lisan memberi alasan yaitu
karena belum ada peraturan ketenagakerjaan yang mengatur secara jelas mengenai

□ 49

Tadulako Law Review | Vol. 3 Issue 1, June 2018

pekerja freelance. Serta hubungan kerja

si kepada konteks hubungan dan kepent-

yang diterapkan lebih mengutamakan sis-

ingan para pihak.12

tem kerja kekeluargaan.

Perlindungan hukum merupakan hak

Bagi pengusaha yang mengarahkan

pekerja yang harus diberikan kepada

perjanjian kerja pada ketentuan pekerja

pekerja. Perlindungan terhadap pekerja

borongan atau pekerja harian/lepas mem-

dimaksudkan untuk menjamin hak-hak

beri alasan yaitu karena cara pengupahan

dasar pekerja dan menjamin kesamaan

yang diberikan kepada freelance sama

serta perlakuan tanpa diskriminasi atas

dengan yang ditentukan dalam ketentuan

dasar apapun untuk mewujudkan kese-

pekerja borongan atau pekerja hari-

jahteraan pekerja dan keluarganya dengan

an/lepas.

tetap

Menurut pendapat penulis alasanalasan tersebut hanya lebih menguta-

memperhatikan

perkembangan

kemajuan dunia usaha dan kepentingan
pengusaha.13

makan kepentingan pihak pengusaha saja,

Kejelasan

mengenai

pemahaman

dikarenakan tidak adanya peraturan yang

status freelance masih belum jelas, khu-

jelas yang mengatur mengenai hubungan

susnya jika dikaitkan dengan pola hub-

freelance.

bisa

ungan kerja yang menimbulkan hubungan

melakukan penyelundupan hukum ter-

hukum dimana ada pemenuhan hak mau-

hadap hubungan freelance.

pun kewajiban antara freelance dengan

Sehingga

pengusaha

pengusaha yang masih belum mampu
Perlindungan Hukum Terhadap Peker-

memberikan perlindungan hukum.

ja Freelance
Prinsip proporsionalitas bermakna
sebagai prinsip yang melandasi atau mendasari pertukaran hak dan kewajiban para
pihak sesuai proporsi atau bagiannya.
Mengandalkan pembahagian hak dan

Setiap hubungan hukum yang diciptakan oleh hukum selalu mempunyai dua
segi yaitu hak dan kewajiban. Tidak ada
hak tanpa kewajiban, sebaliknya tidak ada
kewajiban tanpa hak. Hak adalah kepentingan yang dilindungi oleh hukum. Hak

kewajiban yang diwujudkan dalam seluruh proses hubungan kontraktual, baik
pada fase pra-kontraktual, pembentukan
kontrak, maupun pelaksanaan kontrak.
Prinsip proporsionalitas sangat berorienta-

12

Muhammad Sjaiful, (2015), Urgensi Prinsip
Proporsionalitas pada Perjanjian Mudarabah di
Perbankan Syariah Indonesia, Hasanuddin Law
Review, 1(2): 233
13
Apri Amalia, (2017), Analisis Yuridis Perjanjian Kerja Waktu Tertentu Berdasarkan Undang-Undang Ketenagakerjaan dan Hukum
Perjanjian, USU Law Journal, 5(1): 73

□ 50

Tadulako Law Review | Vol. 3 Issue 1, June 2018

memberi kenikmatan dan keleluasaan

merupakan bentuk prestasi dari pengusaha

kepada individu dalam melaksanakannya.

ketika pekerja tersebut telah memberikan

Sedangkan kewajiban merupakan norma

prestasi pula kepada pengusaha berupa

hukum positif yang memerintahkan per-

suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah

ilaku individu dengan menetapkan sanksi

dilakukan.

atas perilaku yang sebaliknya.

Penghasilan pekerja adalah jumlah

Hak dan kewajiban bukan meru-

penghasilan pekerja dalam satuan waktu

pakan kumpulan peraturan atau kaidah,

tertentu termasuk di dalamnya gaji pokok,

melainkan merupakan kewenangan yang

tunjangan-tunjangan, premi-premi, upah

diberikan kepada seseorang oleh hukum.

lembur, Tunjangan Hari Raya, bonus dan

Pada dasarnya tidak ada perbedaan bagi

fasilitas-fasilitas.

semua bentuk perlindungan hak dan

Ketentuan tentang pengupahan free-

kewajiban pekerja maupun pemberi kerja

lance belum diatur secara jelas dalam bi-

di Indonesia.

dang ketenagakerjaan. Namun pengusaha

UUK mengatur tentang hak dan
kewajiban

seorang

pekerja

harus mengacu kembali pada ketentuan

dalam

umum dibidang ketenagakerjaan beserta

melaksanakan pekerjaannya, yang ber-

peraturan pelaksananya termasuk pera-

fungsi untuk melindungi dan membatasi

turan mengenai Upah Minimum Kota

status hak dan kewajiban pekerja dari para

(UMK), sebab freelance termasuk sebagai

pemberi kerja yang sesuai harkat dan

definisi pekerja berdasarkan UUK. Ku-

martabat kemanusiaan.

rangnya informasi mengenai upah mini-

Berdasarkan hasil penelitian dapat
penulis kemukakan bahwa terdapat bentuk
penyelundupan

maupun

mum sering memicu terjadinya salah paham atau permasalahan bagi para pekerja.

pelanggaran

Upah minimum adalah suatu standar

hukum yang dilakukan oleh pengusaha

minimum yang digunakan oleh para pen-

terhadap pemenuhan hak-hak normatif

gusaha untuk memberikan upah kepada

para freelance, diantaranya perlindungan

pekerja di dalam lingkungan usaha atau

upah, perlindungan jaminan sosial, serta

kerjanya. Berdasarkan Pasal 1 ayat (1)

perlindungan keselamatan dan kesehatan

Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 1

kerja.

Tahun 1999 Tentang Upah Minimum,
Salah satu hak normatif pekerja

menentukan bahwa upah minimum adalah

yang harus dilindungi adalah upah. Upah

upah bulanan terendah yang terdiri dari

□ 51

Tadulako Law Review | Vol. 3 Issue 1, June 2018

upah pokok termasuk tunjangan tetap.

yaitu biaya operasional kantor atau usaha.

Upah ini berlaku bagi mereka yang lajang

Sehingga hanya bisa mengikat pekerja

dan memiliki pengalaman kerja 0-1 tahun,

dengan hubungan freelance dan diberikan

ditetapkan melalui Keputusan Gubernur

upah berupa komisi berdasarkan jumlah

dan berlaku selama 1 tahun berjalan.

hasil pekerjaan yang dihasilkan oleh mas-

Komponen upah terdiri dari upah
pokok

dan

tunjangan

tetap,

ing-masing freelance, tanpa tunjangan

dimana

seperti konsumsi dan tunjangan trans-

besarnya upah pokok sedikit-dikitnya 75%

portasi. Cara perhitungan besarnya komisi

dari jumlah upah pokok dan tunjangan

oleh pengusaha terhadap freelance, ber-

tetap. Definisi tunjangan tetap adalah tun-

beda-beda tergantung kebijakan setiap

jangan yang pembayarannya dilakukan

pengusaha.

secara teratur dan tidak dikaitkan dengan

Menurut penulis, hal tersebut kurang

kehadiran atau pencapaian prestasi kerja

tepat karena sudah menjadi konsekuensi

contohnya tunjangan jabatan, tunjangan

pekerjaan dan bukan merupakan suatu

keluarga, tunjangan komunikasi dan tun-

alasan atau pelepasan kewajiban bagi

jangan profesi. Berbeda halnya dengan

pengusaha untuk dapat memberikan upah

tunjangan makan dan transportasi, tunjan-

di bawah minimum yang ditetapkan oleh

gan itu bersifat tidak tetap karena perhi-

peraturan perundang-undangan.

tungannya berdasarkan kehadiran atau
prestasi kerja.
Upah

Sebagian besar pekerja freelance
merasa upah yang selama ini diterima su-

Minimum

Kabupaten/Kota

dah sesuai dengan dengan tugas pekerjaan

adalah upah minimum yang berlaku di

dan cukup memuaskan, walaupun belum

daerah

sesuai dengan ketentuan pengupahan.

Kabupaten/Kota

yang peneta-

pannya harus lebih besar dari Upah Minimum Propinsi (UMP).
Pengusaha

belum

Penulis berpendapat bahwa pengusaha harus memberikan hak upah mini-

ada

yang

mum terhadap pekerja freelance, agar

melaksanakan ketentuan upah minimum

pekerja freelance dapat mencukupi kebu-

tersebut terhadap pekerja freelance karena

tuhan-kebutuhannya beserta keluarganya,

alasan jumlah income yang diperoleh pe-

walaupun dalam arti yang serba seder-

rusahaan setiap bulannya yang tidak

hana, cost of living perlu diperhatikan da-

menentu, sedangkan disatu sisi harus

lam penentuan upah.

membiayai pengeluaran rutin setiap bulan

□ 52

Tadulako Law Review | Vol. 3 Issue 1, June 2018

Dasar

hukum

kewajiban

perus-

lance dimungkinkan mendaftarkan dirinya

ahaan/pengusaha dalam pelaksanaan pro-

secara mandiri dalam program BPJS

gram BPJS Ketenagakerjaan adalah Un-

Ketenagakerjaan dengan kategori Bukan

dang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Ten-

Penerima Upah berdasarkan keterangan

tang BPJS. Pasal 15 ayat (1) menyebutkan

dari R . Harry Agung Cahya.

bahwa pemberi kerja atau perusahaan
secara

bertahap

wajib

mendaftarkan

Pengusaha

tidak

mendaftarkan

pekerja dengan hubungan freelance se-

dirinya dan pekerjanya sebagai peserta

bagai

pada

dengan alasan hubungan yang dilakukan

program

jaminan

sosial

yang

diselenggarakan oleh BPJS.

peserta

BPJS Ketenagakerjaan,

hanya sebatas saling memenuhi prestasi.

Berdasarkan ketentuan Pasal 2 ayat

Sedangkan menurut pandangan sebagian

(3) Peraturan Pemerintah Republik Indo-

freelance, program BPJS Ketenagakerjaan

nesia Nomor 14 Tahun 1993 Tentang

sama pentingnya dengan BPJS Kesehatan,

Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial

serta mereka ada yang telah mengikuti

Tenaga Kerja, menentukan bahwa pengu-

asuransi kesehatan swasta. Adapun alasan

saha yang mempekerjakan tenaga kerja

lain yang diberikan oleh freelance, yaitu

sebanyak 10 (sepuluh) atau lebih, atau

karena belum memahami tentang BPJS

membayar

Ketenagakerjaan maupun manfaatnya.

upah

paling

sedikit

Rp.

1.000.000 (satu juta rupiah)/bulan, wajib

Selain itu, alasan pelayanan BPJS

mengikut sertakan tenaga kerjanya dalam

yang selama ini dirasakan oleh masyara-

program jaminan sosial tenaga kerja.

kat dianggap lambat dan berbelit-belit jika

Seluruh pengusaha sektor formal

dibandingkan dengan asuransi swasta, wa-

maupun informal wajib mendaftarkan

laupun iuran BPJS relatif lebih murah

pekerjanya

BPJS

dibandingkan asuransi swasta, sehingga

Ketenagakerjaan dan Kesehatan. Namun

baik pengusaha maupun pekerja freelance

berdasarkan

tidak tertarik untuk mendaftarkan diri se-

Kepala

sebagai
hasil

Bidang

peserta

wawancara

dengan

Pemasaran

BPJS

bagai peserta BPJS Ketenagakerjaan.

Ketenagakerjaan Cabang Kota Makassar,

Penulis dapat mengatakan bahwa

diketahui belum ada pengusaha yang

sebagian besar pekerja freelance belum

mendaftarkan pekerja dengan hubungan

terdaftar

freelance untuk mengikuti program BPJS

Ketenagakerjaan

pada

program
dengan

alasan

BPJS
tidak

Ketenagakerjaan. Namun pekerja free-

□ 53

Tadulako Law Review | Vol. 3 Issue 1, June 2018

ingin maupun tidak didaftarkan oleh pen-

kesehatan kerja yang terintegrasi dengan

gusaha.

sistem manajemen perusahaan. Sistem

Keselamatan dan kesehatan kerja

keselamatan dan kesehatan kerja adalah

secara filosofi adalah suatu pemikiran dan

bagian dari sistem manajemen perusahaan

upaya untuk menjamin keutuhan dan kes-

secara keseluruhan yang meliputi struktur

empurnaan baik jasmaniah maupun ro-

organisasi,

khaniah tenaga kerja pada khususnya dan

tanggung jawab, prosedur, proses, dan

manusia pada umumnya, hasil karya dan

sumber

budayanya menuju masyarakat adil dan

pengembangan penerapan, pencapaian,

makmur. Segi keilmuan adalah ilmu

pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan

pengetahuan dan penerapannya dalam

keselamatan dan kesehatan kerja dalam

usaha mencegah kemungkinan terjadinya

rangka pengendalian risiko yang berkaitan

kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

dengan kegiatan kerja, guna terciptanya

Upaya keselamatan dan kesehatan
kerja bertujuan untuk melindungi kesela-

perencanaan,

daya

yang

pelaksanaan,

dibutuhkan

bagi

tempat kerja yang aman, efisien, dan
produktif.

matan pekerja/buruh guna mewujudkan

Sebagian besar pengusaha yang

produktifitas kerja yang optimal, dengan

mempekerjakan pekerja freelance, tidak

cara pencegahan kecelakaan dan penyakit

memerhatikan mengenai keselamatan dan

akibat kerja, pengendalian bahaya di tem-

kesehatan kerja, dengan alasan pekerja

pat kerja, promosi kesehatan, pengobatan,

freelance merupakan pekerja mandiri yang

dan rehabilitasi.

sendiri dalam melakukan pekerjaannya.

Pelaksanaan kesehatan dan kesela-

Pekerja freelance dapat melakukan peker-

matan kerja. adalah salah satu bentuk

jaannya dimana saja dan kapan saja, tidak

upaya untuk menciptakan tempat kerja

ditentukan oleh pihak pengusaha.

yang aman, sehat, bebas dari pencemaran

Dilain pihak yaitu pihak pekerja

lingkungan, sehingga dapat mengurangi

freelance

dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan

membutuhkan perlindungan keselamatan

penyakit akibat kerja yang pada akhirnya

dan kesehatan kerja, karena pekerjaan

dapat meningkatkan efisiensi dan produk-

yang mereka lakukan ialah demi kepent-

tivitas kerja.

ingan pengusaha.

berpendapat

bahwa

mereka

Setiap perusahaan wajib menerap-

Menurut pendapat penulis, pengu-

kan sistem manajemen keselamatan dan

saha hanya melihat pencapaian hasil

□ 54

Tadulako Law Review | Vol. 3 Issue 1, June 2018

pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja

BIBLIOGRAFI

freelance, tanpa memerhatikan kesela-

Abdul Ghofur Anshori, 2006, Filsafat

matan dan kesehatan kerja pekerja free-

Hukum, Gajah Mada University

lance dalam menjalankan pekerjaannya.

Press, Yogyakarta.
Abdul Khakim, 2003, Pengantar Hukum

PENUTUP
Kesimpulan

Ketenagakerjaan

Indonesia

Ber-

1. Status freelance adalah pekerja, tetapi

dasarkan Undang-Undang Nomor

freelance basic kerjanya adalah keahl-

13 Tahun 2003, PT. Citra Aditya

ian. Hubungan hukum pekerja free-

Bakti, Bandung.

lance pun hanya sebatas saling memenuhi prestasi berdasarkan perjanjian

Adrian Sutedi, 2009, Hukum Perburuhan,
Sinar Grafika, Jakarta.
Agus Santoso, 2014, Hukum, Moral, Dan

dua pihak.
2. Perlindungan hukum terhadap pekerja

Keadilan, Kencana, Jakarta.

freelance belum sepenuhnya terpenuhi,

Apri Amalia, 2017, Analisis Yuridis Per-

antara lain jaminan sosial, keselamatan

janjian Kerja Waktu Tertentu Ber-

dan kesehatan kerja yang sepenuhnya

dasarkan

masih menjadi tanggungan pribadi

Ketenagakerjaan dan Hukum Per-

pekerja.

janjian, USU Law Journal, Vol. 5,

Undang-Undang

No. 1.
Saran

Bambang

1. Perlu adanya peraturan yang jelas
mengatur tentang pekerja freelance,
agar

dapat

memberikan

kepastian

hukum dan perlindungan hukum.
toteles, pengusaha wajib memberikan
berdasarkan

kewajiban

yang

diberikan terhadap pekerjanya secara
proporsional
UUK.

berdasarkan

Penelitian

Hukum,

PT.

Ra-

jaGrafindo, Jakarta.
Darwin Prinst, 2004, Hukum Perburuhan
Indonesia, Citra Aditya Bakti, Ban-

2. Berdasarkan prinsip keadilan dari Arishak

Sunggono, 2005, Metodologi

ketentuan

dung.
Eggi Sudjana, 2002, Buruh Menggugat
Perspektif Islam, Sinar Grafika, Jakarta.
F. X. Djumialdji, 2010, Perjanjian Kerja,
Sinar Grafika, Jakarta.

□ 55

Tadulako Law Review | Vol. 3 Issue 1, June 2018

G. Kartasapoetra, dkk, 1986, Hukum Per-

Libertus Jehani, 2008, Hak-Hak Karya-

buruhan di Indonesia Berlandaskan

wan Kontrak, Forum Sahabat, Jakar-

Pancasila, Bina Aksara, Jakarta.

ta.

Hadi Setia Tunggal, 2014, Asas-Asas

Mokhammad Najih dan Solmin, 2014,

Hukum Ketenagakerjaan, Harvarin-

Pengantar Hukum Indonesia, Se-

do, Jakarta.

jarah, Konsep Tata Hukum dan Poli-

Hardijan

Rusli,

2011,

Hukum

tik Hukum Indonesia, Setara Press,

Ketenagakerjaan: Berdasarkan UU
No. 13/2003 Tentang Ketenagaker-

Malang.
Muhammad Sjaiful, 2015, Urgensi Prinsip

jaan dan Peraturan Terkait Lainnya,

Proporsionalitas

Ghalia Indonesia, Bogor.

Mudarabah di Perbankan Syariah

Harifin A. Tumpa, 2015, Penerapan Kon-

pada

Perjanjian

Indonesia, Hasanuddin Law Review,

sep Rechtsvinding dan Rechtsschep-

Vol. 1, No. 2.

ping oleh Hakim dalam Memutus

Sudikno Mertokusumo, 2005, Mengenal

Suatu Perkara, Hasanuddin Law Re-

Hukum: Suatu Pengantar, Liberty,

view, Vol. 1, No. 2.

Yogyakarta.

Hidayat Muharam, 2006, Panduan Me-

Zaeni Asyhadie, 2015, Hukum Kerja:

mahami Hukum Ketenagakerjaan

Hukum

Serta Pelaksanaannya di Indonesia,

Hubungan Kerja, Rajawali Pers, Ja-

Citra Aditya Bakti, Bandung.

karta.

I Nyoman Putu Budiartha, 2016, Hukum

Ketenagakerjaan

Bidang

Zaeni Asyhadie dan Arief Rahman, 2014,
Pengantar Ilmu Hukum, PT. Ra-

Outsourcing, Setara Press, Malang.

jaGrafindo Persada, Jakarta.

Ikhwan Fahrojih, 2016, Hukum Per-

Zainal Asikin, 2010, Dasar-Dasar Hukum

buruhan, Setara Press, Malang.

Perburuhan, Rajawali Pers, Jakarta.

Lalu Husni, 2010, Pengantar Hukum
Ketenagakerjaan Indonesia, Rajawa-

Zainuddin Ali, 2009, Metode Penelitian
Hukum,

li Pers, Jakarta.

Sinar

Grafika,

Jakarta.

***

□ 56