Makalah pendidikan pancasila INILAI NILA

MAKALAH PANCASILA
NILAI-NILAI MACAM-MACAM IDEOLOGI
DUNIA YANG MENJADI DASAR
KESINAMBUNGAN ANTARA HAK DAN
KEWAJIBAN MANUSIA

DISUSUN OLEH :
ILHAM HABIBI SETYADI
TLM 01A
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
BANTEN 2018/2019

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dan tak lupa shalawat serta
salam semoga tercurahkan atas junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta
keluarganya. Makalah ini kami susun untuk memenuhi nilai dan tugas di mata
kuliahPendidikan Pancasila yang membahas tentang “Macam-macam Ideologi di
Dunia”
Harapan kami, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang berarti dalam

pengajaran Pendidikan Pancasila.Meskipun demikian, kami menyadari bahwa
susunan dan materi yang terkandung dalam makalah ini masih banyak
kekurangannya.Untuk itu, segala saran dan kritik sangat kami harapkan demi
perbaikan makalah ini.Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

i

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………

i

DAFTAR ISI…………………………………………….

ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………
A. Latar Belakang ………………………………. 1
B. Rumusan Masalah …………………………..


1

C. Tujuan………………………………………... 1
BAB II PEMBAHASAN………………………………….
A. Pengertian Ideologi………………….............. 2
B. Ideologi-Ideologi di Dunia…………………… 2
C.Kapitalisme………………………...................
3
D.Marxisme………………………………………. 3
E.Sosialisme……………………………………… 3
F. Komunisme…………………………………… 4
G.Anarkisme……………………………………… 5
H. Fasisme………………………………………… 5
I. Liberalisme……………………………………… 6
J. Konservatsme…………………………………… 7
K. Individualisme………………………………… 8
L. Nasionalisme……………………………………. 8
M. Pancasila……………………………………… 8
BAB IIIPENUTUP
Kesimpulan………………………………………………. 9

Saran……………………………………………………..

9

Daftar Pustaka……………………………………………

ii

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Banyak macam ideologi di dunia ini. Hampir masing-masing negara
mempunyai ideologi tersendiri yang sesuai dengan negaranya.Karena
ideologi merupakan dasar atau ide atau cita-cita negaratersebut untuk semakin
berkembang dan maju. Namun, dengansemakinberkembangnya zaman, ideologi
negara tersebut tidak boleh hilang dan tetap menjadi pedoman dan tetap tertanam
pada setiap warganya.
Ideologi Negara Indonesia adalah Pancasila. Ideologi pancasila ini
dijadikan sebagai pandangan hidup bagi bangsa Indonesia dalam mengembangkan
negara Indonesia dalam berbagai aspek. Dengan ideologi inilah bangsa Indonesia

bisa mencapai kemerdekaan dan bertambah maju baik dari potensi sumber daya
alam maupun sumberdaya manusianya. Namun, dengan seiring berjalannya
waktu, semakin maju zaman, dan semakin maju teknologi seolah-olah ideologi
pancasila hanya sebagai pelengkap negara agar tampak bahwa Indonesia
merupakan sebuah negara yang merdeka dan mandiri. Banyak tingkah laku baik
kalangan pejabat maupun rakyatnya bertindak tidak sesuai dengan ideologi
pancasila. Ada beberapa faktor mengapa bangsa kita sedikit melenceng dari
ideologi pancasila. Selain berkembangnya ideologi-ideologi luar atau selain
pancasila tetapi juga bangsi Indonesia kurang mengerti ideologinya bahkan tidak
tahu sama sekali. Oleh karena itu penulis membuat makalah ini dengan judul
“Pancasila Sebagai Ideologi Nasional” agar kita mengenal ideologi kita dan
bertindak sesuai dengan ideologi kita.

B.Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian ideology?
2.
Apa macam – macam ideologi Dunia?
C.Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujua dari makalah ini adalah untuk

menjelaskan macam-macam ideologi yang ada di Dunia

1

BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Ideologi
Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri
diciptakan oleh Destus de Tracypada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan
“sains tentang ide“. Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif,
sebagai cara memandang segala sesuatu (bandingkan Weltanschauung), secara
umum (lihat Ideologi dalam kehidupan sehari hari) dan beberapa arah filosofis
(lihat Ideologi politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang
dominan pada seluruh anggota masyarakat. Tujuan utama dibalik ideologi adalah
untuk menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah
sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan
pada masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara
implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak
diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit.(definisi ideologi Marxisme).
Ideologi berasal dari kata idea (Inggris), yang artinya gagasan, pengertian.

Kata kerja Yunani oida = mengetahui, melihat dengan budi. Kata “logi” yang
berasal dari bahasa Yunani logos yang artinya pengetahuan. Jadi Ideologi
mempunyai arti pengetahuan tentang gagasan-gagasan, pengetahuan tentang ideide, science of ideas atau ajaran tentang pengertian-pengertian dasar. Dalam
pengertian sehari-hari menurut Kaelan ‘idea’ disamakan artinya dengan cita-cita.I
Ideologi – ideology di Dunia
Pada pembahasan ini dikemukakan tentang beberapa ideologi besar, yaitu
ideology yang mempunyai pengaruh dan dampak yang sangat kuat kepada
masyarakat termasuk para penganutnya. Sebetulnya tidak mutlak pembahasan
ideologi besar, tetapi walaupun demikian pertimbangannya secara eksistensi
dalam kehidupan masyarakat menunjukkan eksis atau tidak eksistennya suatu
ideologi, pembahasan ini pula sebagai ilustrasi atau paparan historis ideologiideologi di dunia.
Ideologi dalam hal inilah tidak dipandang secara abstrak tetapi harus
mampu terukur terhadap kiprah eksistensinya, sehingga tidak heran apabila
Soekarno pernah mengatakan tentang perseteruan ideologi besar dunia. Beliau
mengutif mengemukakan: “Bertrand Russel pernah menulis, bahwa di dalam
sejarah manusia adalah dua dokumen historis yang sampai sekarang menguasai
alam-hati dan alam-fikirannya bagian-bagian besar dari umat manusia, dan yang
bersaingan hebat satu sama lain. Dan dokumen historis itu ialah ‘declaration of
independence’ Amerika tulisan Thomas Jafferson, dan ‘Manifes Komunis’ tulisan
Karl Marx.” (Dibawah Bendera Revolusi. 1965. Hal: 329).


2

Untuk mengenal lebih lenjut tentang ideologi di dunia, berikut akan
dikemukakan beberapa faham di dunia, baik yang masih bertahan membasis di
masyarakat dunia maupun yang hanya tercatat dalam sejarah politik dunia.
1)

Kapitalisme
Kapitalisme atau Kapitalis adalah suatu paham yang meyakini bahwa pemilik modal
bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Demi prinsip
tersebut, maka pemerintah tidak dapat melakukan intervensi pasar guna keuntungan
bersama, tapi intervensi pemerintah dilakukan secara besar-besaran untuk
kepentingan-kepentingan pribadi. Walaupun demikian, kapitalisme sebenarnya tidak
memiliki definisi universal yang bisa diterima secara luas.

2)

Marxisme
Marx memandang suatu masyarakat komunis memiliki segala sesuatunya untuk

suatu kehidupan yang produktivitas dasarnya maksimal. Yang utama, kebutuhan
dasar untuk makan, tempat tinggal, dan pakaian akan disediakan oleh masyarakat.
Barang dan jasa akan diproduksi dengan cara tidak menggunakan semua energi
produktif orang-orang atau merusak motivasi mereka untuk menjadi kreatif. Marx
juga menyebutkan kenapa perilaku akan merubah sesuatu, sehingga orang-orang
akan berpartisipasi dengan sukarela dalam suatu sistem: setiap orang akan bekerja
bersama-sama untuk bagian dalam hari kerja sekarang ini. Marx meyakini bahwa
organisasi produksi yang rasional dalam suatu sistem komunis akan mengatasi
penurunan dan akan mengijinkan pemenuhan potensi sosial orang-orang. Namun,
dalam perkembangannya ajaran Marx atau Marxisme telah menjadi pembenaran
untuk sentralisasi kekuasaan negara ditangan penganut Partai Komunis.

3)

Sosialisme
Sosialisme merupakan merupakan reaksi terhadap revolusi industri dan akibatakibatnya. Awal sosialisme yang muncul pada bagian pertama abad ke-19 dikenal
sebagai sosialis utopia. Sosialisme ini lebih didasarkan pada pandangan
kemanusiaan (humanitarian). Paham sosialis berkeyakinan perubahan dapat dan
seyogyanya dilakukan dengan cara-cara damai dan demokratis. Paham sosialis
juga lebih luwes dalam hal perjuangan perbaikan nasib buruh secara bertahap.

Istilah sosialisme mencakup berbagai jenis teori ekonomi dan sosial, mulai dari
teori yang menyerukan pemilikan publik dari monopoli kekayaan alam tertentu
sampai teori sepenuhnya Marxis. Banyak jenis sosialisme yang mempunyai
kesamaan dalam seruan mereka akan kepemilikan dan kontrol bersama, paling
tidak terhadap beberapa alat produksi tertentu. Orang-orang sosialis berpendapat
bahwa keperluan bersama akan terpenuhi dengan baik melalui pembagian kerja
dan pembagian yang adil dari hasil kerja tersebut. Mereka menambahkan gagasan
tentang pembagian ekonomis dalam konsep politis yang sederajat. Mereka yang
kecewa dengan kondisi sosial yang diakibatkan oleh revolusi industri, seperti
dapat ditemukan dalam beberapa tulisan penulis perancis dan inggris abad ke-19
mulai yang mempertanyakan keadilan dan validitas sistem kapitalis. Di Perancis
kembali pada revolusi tahun 1781 dan pada Francois Babeuf (1760-1797) yang
berpendapat bahwa semua orang mempunyai hak yang sama pada kekayaan diatas

3

bumi ini. Gagasan bahwa persamaan politik tidak mencukupi bahwa paling tidak
harus ada tingkat persamaan ekonomi tertentu menyebar alam pemikiran perancis
ketika dampak teknologi dirasakan di Benua Eropa. Henri Saint Simon (17601825), aristokrat yang bertempur dengan Lafayette di Amerika, menyarankan
bahwa hak waris seharusnya dihapuskan, bahwa setiap orang seharusnya bekerja,

dan bahwa resep bagi distribusi hasil-hasil produksi adalah “dari tiap-tiap orang
menurut kemampuannya, untuk setiap orang menurut kebutuhannya”
Ajaran tentang Ideologi Sosialisme yaitu :
1. Menciptakan masyarakat sosialis yang dicita-citakan dengan kejernihan dan
kejelasan argument, bukan dengan cara-cara kekerasan dan revolusi.
2. Permasalahan seyogyanya diselesaikan dengan cara demokratis.
Adapun tokoh dan pemikir kaum sosialisme, diantaranya: Francois-Noel Babeuf
(1760-1797), seorang inspirator bagi kaum sosialis aliran keras, Saint-Simon,
Robert Owen (1771-1858), Charles Fourier (1772-1837), seorang sosialis yang
paling utopis, dan seorang feminisme radikal, Etienne Cabet (1788-1856), seorang
pengacara, Louis-Auguste Blanqui (1805-1881), seorang revolusioner yang
hendak mencapai sosialisme melalui pemberontakan kaum buruh. Negara yang
menganut Ideologi Sosialisme adalah negara-negara di Eropa Barat seperti Kuba
dan Venezuela.
4)

Komunisme
Komunisme adalah salah satu ideologi di dunia, selain kapitalisme dan ideologi
lainnya. Komunisme lahir sebagai reaksi terhadap kapitalisme di abad ke-19, yang
mana mereka itu mementingkan individu pemilik dan mengesampingkan buruh.

Secara umum komunisme sangat membatasi agama pada rakyatnya, dengan
prinsip agama dianggap candu yang membuat orang berangan-angan yang
membatasi rakyatnya dari pemikiran yang rasional dan nyata Komunisme
merupakan faham dari perkembangan pemikiran Marxisme. Dalam pandangan
Marx terdapat beberapa yang menandai transisi dari Kapitalisme menuju
Komunisme yang sebenarnya pencapaian dan konsolidasi supremasi politik oleh
kaum proletariat, sosialisasi alat-alat produksi, dan akhirnya masyarakat Komunis.
Langkah pertama adalah membawa kaum proletariat pada posisi kelas yang
berkuasa dengan merampas kontrol negara. Pemerintahan oleh proletariat harus
menggantikan pemerintahan Borjuis. Paham komunis lahir sebagai bentuk reaksi
atas perkembangan masyarakat kapitalis. Masyarakat kapitalis merupakan hasil
dari suatu ideologi ideologi liberal. Berkembangnya liberalisme sebagai awal
munculnya kapitalisme, mengakibatkan penderitaan rakyat kecil sehingga
komunisme muncul sebagai reaksi atas penindasan terhadap rakyat kecil oleh
kalangan kapitalis yang didukung oleh pemerintah. Memandang bahwa hakikat,
kebebasan dan hak individu itu tidak ada. Ideologi komunisme mendasarkan pada
sebuah keyakinan bahwa manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial saja.
Manusia pada hakikatnya adalah sekumpulan relasi sehingga yang mutlak adalah
komunitas dan bukan individualitas.
Adapun ciri pokok pertama ajaran komunisme adalah sifatnya yang ateis, tidak
mengimani Allah. Orang komunis menganggap Tuhan tidak ada, kalau ia berpikir

4

Tuhan tidak ada. Akan tetapi, kalau ia berpikir Tuhan ada, jadilah Tuhan ada.
Maka, keberadaan Tuhan terserah kepada manusia.
Ciri pokok kedua adalah sifatnya yang kurang menghargai manusia sebagai
individu. Manusia itu seperti mesin. Kalau sudah tua, rusak, jadilah ia rongsokan
tidak berguna seperti rongsokan mesin. Komunisme juga kurang menghargai
individu, terbukti dari ajarannya yang tidak memperbolehkan ia menguasai alatalat produksi.
Negara yang masih menganut komunisme adalah Tiongkok, Vietnam, Korea
Utara, Kuba dan Laos.
5)

Anarkisme
Istilah anarkisme berasal dari bahasa Yunani an-archos yang artinya tanpa
pemimpin. Orang-orang anarkis percaya bahwa pengesahan atas penggunaan
pemaksaan oleh negara adalah bukan solusi tetapi masalah dalam masyarakat.
(Hendry J. Schmandt. 2005. hal 76). Sedangkan Anarkis berarti orang yang
mempercayai dan menganut anarki. Sedangkan isme sendiri berarti faham atau
ajarannya Jadi, secara keseluruhan Anarkisme yaitu sesuatu faham yang
mempercayai bahwa segala bentuk negara, pemerintahan, dengan kekuasaannya
adalah lembaga-lembaga yang menumbuh suburkan penindasan terhadap
kehidupan, oleh karena itu negara, pemerintahan, beserta perangkatnya harus
dihilangkan/dihancurkan. Anarkisme adalah sebuah sistem sosialis tanpa
pemerintahan. Anarkis adalah teori politik yang bertujuan untuk menciptakan
masyarakat tanpa hirarkis (baik dalam politik, ekonomi, maupun sosial). Para
anarkis berusaha mempertahankan bahwa anarki, ketiadaan aturan-aturan, adalah
sebuah format yang dapat diterapkan dalam sistem sosial dan dapat menciptakan
kebebasan individu dan kebersamaan sosial. Anarkis melihat bahwa tujuan akhir
dari kebebasan dan kebersamaan sebagai sebuah kerjasama yang saling
membangun antara satu dengan yang lainnya. Orang-orang anarkis memperluas
pemberontakan mereka terhadap dominasi dari bidang teknologi. Orang-orang
anarkis yang modern tidak menolak teknologi, tetapi mereka melihat teknologi
sebagai suatu fenomena yang berbahaya yang harus digunakan dengan hati-hati
pada tingkat pengijinan kontrol individu dan pemeliharaan nilai-nilai
kemanusiaan.

6)

Fasisme
Istilah fasisme membangkitkan kenangan tentang Adolf Hitler dan Benito
Mussolini dan gambaran tentang kediktatoran totaliter di negara Jerman, Italia dan
Jepang selama Perang Dunia II. Fasisme merupakan gabungan dari rasisme,
nasionalisme, dan otoritarisme yang berpusat pada suatu keyakinan mistis
terhadap superioritas sekelompok orang tertentu. Definisi ini diilustrasikan
dengan fasisme di negara Jerman dengan doktrinnya tentang superioritas bangsa
Arya dan keyakinan pada prinsip kediktatoran Fuhrer yang absolut, (hal 168).
Orang-orang fasis percaya bahwa setiap orang mempunyai tingkat kemampuan
yang berbeda-beda. Intinya yaitu bahwa setiap orang harus melakukan usaha yang
terbaik untuk setiap tugas yang diberikan oleh negara kepadanya, (hal 171).

5

Fasisme berusaha menggabungkan suatu seruan terhadap persatuan dengan
otoritarianisme. Dalam impian orang-orang fasis hanya terdapat solidaritas tetapi
tidak terdapat persamaan, Fascis ini merupakan simbol daripada kekuasaan
pejabat pemerintah.
Negara yang menganut paham faiisme adalah Italia, Jerman dan Jerman.

7)

Liberalism
Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan
oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak adanya
pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama. Liberalisme menghendaki
adanya, pertukaran gagasan yang bebas, ekonomi pasar yang mendukung usaha
pribadi (private enterprise) yang relatif bebas, dan suatu sistem pemerintahan yang
transparan, dan menolak adanya pembatasan terhadap pemilikan individu. Oleh
karena itu paham liberalisme lebih lanjut menjadi dasar bagi tumbuhnya
kapitalisme.
Orang-orang liberal klasik bertindak berdasarkan keyakinan bahwa setiap orang
berbagi kapasitas untuk berpikir dan menuntut atas haknya dalam kebebasan
berekspresi. Setiap orang mampu untuk berpikir dan tidak ada seorangpun yang
lebih cocok untuk mengatur seseorang selain dirinya sendiri.
Ideologi liberal berpangkal pada pemikiran, bahwa manusia pada hakikatnya
adalah makhluk individu yang bebas (liberty). Menurut paham liberalisme,
manusia merupakan pribadi yang utuh dan lengkap dan terlepas dari manusia
lainnya. Manusia sebagai individu mempunyai potensi yang senantiasa berjuang
untuk dirinya sendiri. Dalam pengertian inilah maka dalam hidup masyarakat
bersama akan menyimpan potensi konflik, manusia akan menjadi ancaman bagi
manusia lainnya yang menurut istilah Thomas Hobbes disebut homo homini lupus
(manusia menjadi srigala bagi manusia lainnya). Negara menurut liberalisme
harus tetap menjamin kebebasan individu, dan untuk itu manusia secara bersamasama mengatur negara.
Dalam hal hubungan agama dengan negara menurut liberalisme, negara harus
memberikan kebebasan bagi warganya untuk memeluk agama dan menjalankan
ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing, bahkan bebas
untuk tidak bertuhan (atheis) sekalipun. Selain itu, ada pemisahan antara nilainilai agama dengan negara, nilai-nilai agama tidak boleh dicampuradukan dengan
nilai-nilai duniawi atau kenegaraan, keputusan dan ketentuan kenegaraan terutama
peraturan perundang-undangan sangat ditentukan oleh kesepakatan individuindividu sebagai warga negaranya. Ciri-cirinya adalah Manusia pada hakikatnya
adalah makhluk individu yang bebas, manusia merupakan pribadi yang utuh dan
lengkap dan terlepas dari manusia lainnya, manusia sebagai individu memiliki
potensi yang senantiasa berjuang untuk dirinya, negara harus tetap menjamin
kebebasan bagi warganya untuk memeluk dan beribadah sesuai dengan agama dan

6

keyakinannya dan negara bersifat sekuler, yakni memisahakan urusan beragama
dengan urusan bernegara.
Liberalisme dianut oleh negara-negara di berbagai benua.
Benua amerika: Amerika Serikat, Argentina, Bolivia, Brazil, Cili, Cuba,
Kolombia, Ekuador, Honduras, Kanada, Meksiko, Nikaragua, Panama, Paraguay,
Peru, Uruguay, Venezuela Aruba, Bahamas, Republik Dominika, Greenland,
Grenada, Kosta Rika, Puerto Rico Suriname.
Benua eropa: Albania, Armenia, Austria, Belgia, Bulgaria, Kroasia, Cyprus,
Republik Cekoslovakia, Denmark, Estonia, Finlandia, Perancis, Jerman, Yunani,
Hungaria, Islandia, Italia, Latvia, Lithuania, Luxembourg, Macedonia, Moldova,
Netherlands, Norwegia, Polandia, Portugal, Romania, Rusia, Serbia Montenegro,
Slovakia, Slovenia, Spanyol, Swedia, Switzerland, Ukraina dan United Kingdom
Belarusia, Bosnia-Herzegovina, Kepulauan Faroe, Georgia, Irlandia dan San
Marino.
Benua Asia: India, Iran, Israel, Jepang, Korea Selatan, Filipina, Taiwan, Thailand,
Turki Myanmar, Kamboja, Hong Kong, Malaysia dan Singapura.
Kepulauan Oceania: Australia dan Selandia Baru.
Benua Afrika: Mesir, Senegal dan Afrika Selatan, Aljazair, Angola, Benin,
Burkina Faso, Mantol Verde, Côte D'Ivoire, Equatorial Guinea, Gambia, Ghana,
Kenya, Malawi, Maroko, Mozambik, Seychelles, Tanzania, Tunisia, Zambia dan
Zimbabwe.
8) konservatsme
Konservatisme adalah sebuah filsafat politik yang mendukung nilai-nilai
tradisional. Istilah ini berasal dari kata dalam bahasa Latin, conservāre,
melestarikan; "menjaga, memelihara, mengamalkan". Karena berbagai budaya
memiliki nilai-nilai yang mapan dan berbeda-beda, kaum konservatif di berbagai
kebudayaan mempunyai tujuan yang berbeda-beda pula. Sebagian pihak
konservatif berusaha melestarikan status quo, sementara yang lainnya berusaha
kembali kepada nilai-nilai dari zaman yang lampau,Orang-orang konservatif
memusatkan konsentrasi mereka pada pembentukan institusi-institusi sosial dan
politis yang akan menghasilkan kekuatan dan meminimalkan kelemahan yang
terdapat pada setiap kepribadian yang berbeda. Mereka memandang masyarakat
sebagai suatu jaringan rencana, otoritas dan keyakinan tertentu yang timbul dari
kebiasaan, perbedaan kemampuan, dan pembatasan pada rasionalitas manusia.
Daripada memandang individu-individu sebagai alat pemikiran kepentingan
pribadi, orang-orang konservatif lebih berpendapat bahwa orang-orang telah
menghabiskan hidupnya untuk berjuang karena adanya dorongan kemauan yang
besar. Kebebasan akademis merupakan konsep yang relatif untuk orang-orang
konservatif, dan kebenaran yang utama tentang kebudayaan tidak boleh disangkal
dengan pengajaran “yang salah”.

7

9)

Indivisualisme
Kaum individualis dikenal sejak jaman konservatif. Dalam masyarakat yang ideal
dari konservatif individualis, terdapat pajak yang kecil, kesejahteraan yang
minimal dan tidak ada wajib militer. Tidak ada keyakinan atau agama yang
dipaksakan. Milik pribadi tidak dapat diganggu gugat.
Mereka para konservatif individualis meyakini akan kebebasan secara individual.
Alasannya didasarkan karena menurutnya setiap individu sangat berbeda dan
unik. Karena pemahaman yang menempatkan kepentingan individu sebagai yang
utama, maka mereka cenderung menginginkan minimalisasi peran pemerintahan,
sebagai tujuan politik utama. Dengan demikian konservatif individualis lebih
memandang pemindahan bahwa kekuasaan pemerintahan harus memberikan
bantuan yang riil terhadap kepentingan pribadi sifat manusia.
Para Individualis akan benar-benar membatasi kemampuan pemerintah dalam
menggunakan kekuasaan politiknya. Mereka memandang pemerintah sebagai
sarana dimana bisnis yang besar bisa memperoleh suatu posisi. Mereka akan
memperkenalkan kompetisi kedalam sistem sekolah tingkat dasar dan menengah.
Mendorong kompetisi antara sekolah-sekolah akan menghasilkan kualitas yang
lebih tinggi. Konservatif individualis percaya pada ketidaksempurnaan. Dan
mereka percaya bahwa harapan terbaik untuk kehidupan manusia terletak pada
kebebasan individual.

10 Nasionalisme
Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan
kedaulatan sebuah negara (“nation”) dengan mewujudkan satu konsep identitas
bersama untuk sekelompok manusia. Para kaum nasionalis berasumsi bahwa
negara adalah berdasarkan beberapa “kebenaran politik” (political legitimacy).
Bersumber dari teori romantisme yaitu “identitas budaya”, debat liberalisme yang
menganggap kebenaran politik adalah bersumber dari kehendak rakyat, atau
gabungan kedua teori itu.
Ikatan nasionalisme tumbuh di tengah masyarakat saat pola pikirnya mulai
merosot. Perasaan nasionalistik adalah kuat sehingga diberi lebih keutamaan
mengatasi hak universal dan kebebasan. Penyelenggaraan sebuah “national state”
adalah suatu argumen yang ulung, seolah-olah membentuk kerajaan yang lebih
baik dengan tersendiri. Contohnya nasionalisme Turki dan Belgia.
11 Pancasila
Negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, Manusia pada hakikatnya adalah
makhluk individu dan makhluk sosial, Manusia merupakan bagian dari seluruh
anggota masyarakat organis, Mengutamakan kepentingan masyarakat sebagai
suatu kesatuan, Semua golongan berada dalam kesatuan masyarakat yang integral
dalam naungan negara, Negara tidak memihak satu golongan atau kelas yang kuat,
kepentingan dan keselamatan hidup bangsa seluruhnya sebagai suatu kesatuan
yang tidak dapat dipisah-pisahkan perlu diutamakan

8

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Ideologi berarti ide-ide atau gagasan yang menjadi akar atau pondasi suatu
kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat luas di berbagai bidang kehidupan. Bisa
diartikan juga ideologi sebagai arah dasar suatu sistem atau aturan yang ada atau
berlaku. Dan ada beberap macam ideologi dunia, diantaranya; Kapitalisme,
Marxisme, Sosialisme, Komunisme, Anarkisme,Fasisme, Liberalisme,
Konservatsme, Individualisme, Nasionalisme, dan Pancasila.

3.2 SARAN
Saat ini banyak sekali orang menyalahgunakan ideologi. Banyak ideologi yang
digunakan untuk menghasut masyarakat luas agar mendukung seseorang untuk
menjadi pemimpin atau penguasa. Maka dari itu janganlah begitu mudah
menerima sebuah ideologi, namun berpikirlah terlebih dahulu apakah ideologi itu
sesuai dengan keadaan masyarakat saat itu atau tidak.

9

DAFTAR PUSTAKA
1. http://afifahallutfiah.blogspot.com/
2. Dibawah Bendera Revolusi. 1965. Hal: 329
3. Hendry J. Schmandt. 2005. hal 76
4. Budiardjo, Miriam. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2008.

10