Pengaruh Profesionalisme Guru Kimia Dala

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................1
DAFTAR ISI ..........................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Masalah..................................................................3

1.2

Waktu dan Tempat Penelitian...........................................................4

1.3

Tujuan Penelitian..............................................................................4

1.4

Manfaat Penelitian ...........................................................................4

1.5


Metologi Penelitian ..........................................................................4
1.5.1

Teknik Pengumpulan Data..............................................5

1.5.2

Teknik Pengolahan Data .................................................5

BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Guru Profesional ...............................................................................7
2.1 .1 Pengertian Guru Profesional ..................................................7
2.1. 2 Kompetensi Guru Profesional ...............................................8
2.2 Motivasi Belajar ............................................................................... 9
2.2.1 Pengertian Motivasi Belajar....................................................9
2.2.2 Ciri-Ciri Motivasi Belajar .....................................................10
2.3

Kimia .............................................................................................11

2.3.1 Pengertian Ilmu Kimia ..........................................................11
2.3.2 Deskripsi Pembelajaran Kimia .............................................11

BAB III PEMBAHASAN
3.1

Informasi Singkat Sekolah..............................................................12

3.2

Temuan Data ..................................................................................12

3.3

Analisa Temuan Data ....................................................................15

3.4

Prospek Dari Temuan Data.............................................................18


2

BAB IV PENUTUP
4.1

Kesimpulan.....................................................................................19

4.2

Rekomendasi .................................................................................19

Daftar Pustaka........................................................................................................21
Lampiran

........................................................................................................21

Dokumentasi Penelitian.........................................................................................25

B
A

B
1.1 Lat
ar
Bel
aka
ng

Kimia

I
P
E
N
D
A
H
U
L
U
A

N

merupakan

ilmu

yang

didalamnya mempelajari tentang materi
dan perubahannya (Chang, 2005). Mata
pelajaran kimia menjadi sangat penting
karena

kimia

sangat

lekat

dalam


2

kehidupan sehari-hari. Namun Kimia
merupakan

pelajaran

yang

abstrak,

membutuhkan konsentrasi yang tinggi,
oleh sebab itu kimia dianggap sulit oleh
siswa.

Banyak

faktor


yang

menyebabkan kesulitan siswa dalam
memahami

pelajaran

kimia

yang

diberikan guru diantaranya bermula dari
proses

pembelajaran

yang

kurang


menarik dan membosankan.
Gunawan (2003) memaparkan bahwa
sesungguhnya tidak ada pelajaran yang
sulit dan membosankan, hanya saja yang
ada adalah guru yang membosankan,
karena tidak mengerti penyajian materi
yang benar, baik, dan menyenangkan
serta mnarik minat siswa (Gunawan,
2003). Hal ini biasanya terjadi dalam
proses
monoton,

pengajarannya
kurangnya

berlangsung
metode

yang


bervariasi, dan pembelajarannya hanya
berpusat pada siswa.
Peranan guru dalam proses belajar
mengajar

sangat

penting,

untuk

menumbuhkan motivasi belajar siswa
yang tinggi guru sangatlah dibutuhkan.
Karena

gurulah

pengorganisasian
metode


mengajar,

yang
kelas,

mengatur
penggunaan

strategi

belajar-

menagajar, penggunaan media, maupun
sikap kepribadian dalam mengelola
proses

pembelajaran.

Berdasarkan
2


uraian di atas maka peneliti tertarik
untuk

menganalisis

guru

profesioal

untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa. Oleh karena itu, peneliti memilih
judul

observasi

“Pengaruh

Profesionalisme Guru Kimia Dalam
Meningkatkan Motivasi dan Hasil
Belajar Siswa Pada Pelajaran Kimia
Di Madrasah Aliyah (MA) Islamiyah
Ciputat Kelas XI MIPA ”.

2

1.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu

: Rabu, 29 November 2017

Tempat

: MA Al Islamiyah Ciputat.

1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh peningkatan
motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran kimia melalui
profesionalisme guru kelas XI MIPA Al Islamiyah Ciputat.
1.4 Manfaat Penelitian
Peneliti berharap dari hasil penelitian ini dapat menjadi sumbangan
yang berharga dalam dunia pendidikan pada umumnya, terutama bagi sekolah
tempat penelitian ini dilakukan, sehingga menjadi sekolah yang bermutu, yang
menghasilkan lulusan-lulusan yang berkualitas unggul. Adapun beberapa
manfaat yang dapat diambil, yaitu:
a. Bagi siswa
Dengan kinerja guru yang profesional dapat merangsang minat siswa
untuk lebih tertarik dan suka bila belajar mata pelajaran Kimia, karena dalam
proses pembelajaran siswa menjadi lebih mudah menyerap dan memahami
materi ajar yang disampaikan oleh guru.
b. Bagi guru
Sebagai informasi dan bahan pertimbangan guru-guru dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia untuk meningkatkan minat belajar siswa.
c. Bagi sekolah
Sebagai penentu kebijakan dalam upaya meningkatkan minat siswa
dalam pembelajran Kimia.
1.5 Metodologi
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yakni peneliti
mendeskripsikan atau menarasikan, data-data yang diperlukan kemudian
memberikan gambaran mengenai data tersebut. Di samping itu penulis
melakukan analisis korelasional untuk melihat pengaruh profesionalisme guru
terhadap motivasi belajar siswa. Data yang diperoleh dalam penelitian ini

adalah data kuantitatif. Data kuantitatif bersumber dari hasil pengumpulan
data melalui teknik angket, analisis data, dan observasi.

1.5.1 Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data penelitian, maka penulis melakukan tahap
pengumpulan data berikut ini:
a.

Angket/ Kuesioner
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi yang diperoleh dari responden dalam arti laporan
tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi, 2010). Dalam
penelitian ini angket disebarkan siswa berjumlah 21 responden.
Angket yang diguanakan berupa pertanyaan tertutup dengan 4
alternatif jawaban, dimana responden hanya memilih salah satu jawaban
yang sesuai kondisi dan kehendaknya. Pilihan jawaban yaitu SL, SR, KD,
TP setiap jawaban diberi skor yakni:
SL

= Selalu (4)

SR

= Sering (3)

KD

= Kadang-kadang (2)

TP

= Tidak Pernah (1)

b. Wawancara
Wawancara atau interview merupakan suatu metode atau cara yang
digunakan untuk mendapatkan sebuah jawaban atas responden dengan
cara tanya jawab sepihak, dikatakan sepihak karenda dalam wawanvara ini
responden tidak diberikan kesempatan untuk megajukan pertanyaan
(Suharsimi, 2010).
Wawancara dilakukan dengan guru mata pelajaran kimia yang
mengajar kelas XI di MA Al Islamiyah Ciputat.
1.5.2 Teknik Pengolahan Data
Pada penelitian ini dilakukan teknik pengumpulan data sebagai
berikut.

1.6 Editing adalah proses memeriksa keabsahan jawaban responden terhadap
pertanyaan angket.
1.7 Koding merupakan proses pemberian kode terhadap jawaban-jawaban
responden pada lembar angket.
1.8 Scoring merupakan proses pemberian bobot terhadap jawaban-jawaban
responden dari item pertanyaan yang terdapat dalam angket.
1.9 Tabulating merupakan proses perhitungan tehadap jawabn-jawaban item
peertanyaan dalam angket dan pemindahan ke dalam tabel.
Teknik untuk mendiskripsikan data hasil angket dari kompetensi
profesionalisme guru, dan motivasi belajar siswa, dengan rumus:

Keterangan:
n : nilai yang diperoleh
N : jumlah seluruh nilai atau nilai total (skor ideal).

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Profesionaliseme Guru
2.1.1 Pengertian Guru Profesional
Secara etimologi, Profesi berasal dari bahasa inggris profession
atau bahasa latin profecus. Yang memiliki satu makna, mengakui,
pengakuan, menyatakan mampu, atau ahli dalam dalam bidang tertentu.
(Payong, 2011) menambahkan profesi merupakan sebuah pekerjaan yang
digeluti yang dengan penuh pengabdian dan dedikasi serta dilandasi oleh
keahlian atau keterampilan tertentu . Hal senada juga ditulis dalam New
World Dictionary dalam (Ramayulis, 2013), Profesi merupakan suatu
pekerjaan yang menuntut pendidikan tinggi kepada pengembannya, dan
biasanya meliputi pekerjaan mental dan pekerjaan bukan mental.
Selain istilah profesi, istilah lain disebutkan oleh Ramayulis (2013)
kata “profesi” terdapat beberapa istilah yakni:
a. Profesionalisme
Mengacu
meningkatkan

kepada

komitmen

kemampuan

pada

profesionalnya

anggota
dan

profesi

untuk

terus-menerus

mengembankan strategi-strategi yang digunakan dalam pekerjaan yang
sesuai dengan profesinya.
b. Profesionalitas
Mengacu kepada sikap pada anggotanya profesinya serta derajat
pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki dalam rangka melakukan
pekerjaannya.
c. Profesional
Merujuk pada dual hal, pertama, orang yang menyandang suatu
profesi. Kedua, penampilan seseorang dalam melakukan pekerjaannya
yang sesuai dengan profesinya. (Surya, 2010) menambahkan Profesional

mempunyai makna yang mengacu kepada sebutan tentang orang yang
menyandang suatu profesi dan sebutan tentang penampilan seseorang
dalam mewujudkan unjuk kerja sesuai dengan profesinya.
Dari penjelasan diatas, maka jelaslah bahwa jabatan profesi sangat
memperhatikan

layanan

yang

diberikan

kepada

peserta

didik,

mengutamakan penguasaan yang mendalam akan suatu bidang dan
memiliki hubungan kesejawatan dengan rekan-rekan dalam bidang tugas
yang sama.
2.1.2 Kompetensi Guru Profesional
Peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 pasal 23 ayat (3)
menjelaskan bahwa kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang
pendidikan dasar, menengah, serta pendidikan usia dini.
(1). Kompotensi Pedagogis
kompetensi pedagogis merupakan kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran, sekurang-kurangnya meliputi :
a)

Pemahaman wawasan atau landasan pendidikan

b)

Pemahaman terhadap perserta didik

c)

Pengembangan kurikulum

d)

Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis

e)

Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilkinya

(2) Kompetensi Kepribadian
kompetensi kepribadian sekurang - kurangnya mencakup :
a) Berakhlak mulia
b) Arif dan bijaksana
c) Dewasa
d) Mampu menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat

e) Mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan
(3). Kompetensi Sosial
kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari
masyarakat, sekurang - kurangnya meliputi :
a) Berkomunikasi lisan, tulisan atau isyarat
b) Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara
fungsional
c) Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,
tenaga kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orangtua
peseta didik
(4). Kompotensi Profesional
kompetensi

profesional

merupakan

kemampuan

guru

dalam

menguasai pengetahuan bidang ilmu teknologi dan seni yang
sekurang-kurangnya meliputi penguasaan :
a) Materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai standar isi
program satuan pendidikan, mata pelajaran dan kelompok mata
pelajaran yang diampunya
b) konsep-konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi atau seni
yang relevan secara konseptual manaungi atau kohoran dengan
program satuan pendidikan, mata pelajaran dan kelompok mata
pelajaran yang diampu.
2.2 Motivasi Belajar

2.2.1 Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi memiliki kata dasar “Motif” yang dapat diartikan daya upaya
yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat juga dapat
disebut sebagai daya pendorong dari dalam dan di dalam subyek untuk
melakukan aktivitas-aktifitas tertentu.dari kata dasar “motif” tersebut, maka
motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif.

Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk
mencapai tujuan sangat dirasakan mendesak (Sardiman, 2007).
Menurut (Uno, 2008) Motivasi merupakan suatu dorongan yang timbul
oleh adanya rangsangan- rangsangan dari dalam maupun dari luar sehingga
seseorang berkeinginan untuk mengadakan perubahan tingkah laku / aktivitas
tertentu lebih baik dari keadaan sebelumnya. Dengan sasaran sebagai berikut
:
1) Mendorong manusia untuk melakukan suatu aktivitas yang didasarkan
atas pemenuhan kebutuhan. Dalam hal ini, motivasi merupakan motor
penggerak dari setiap kebutuhan yang akan dipenuhi,
2) Menentukan arah tujuan yang hendak dicapai dan Menetukan perbuatan
yang harus dilakukan.
2.2.2

Ciri-Ciri Motivasi

Menurut (Sardiman, 2007) motivasi yang dimiliki seseorang memiliki ciriciri sebagai berikut:
a. Tekun dalam menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dan dalam
waktu yang lama, dan tidak pernah berhenti sebelum selesai).
b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan
dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak mudah
puas dengan prestasi yang dicapainya).
c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah.
d. Lebih senang bekerja mandiri.
e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis,
berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).
f. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu)
g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini.
h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

2.3 Kimia
2.3.1

Pengertian Ilmu Kimia

Kimia adalah ilmu yang mencakup sejumlah aspek mengenai bahan
– bahan kimia. Bagian kimia yang terpenting adalah mempelajari reaksi
kimia, perubahan yang terjadi bila senyawa kimia berinteraksi
membentuk senyawa kimia baru. Raksi kimia merupakan suatu hal yang
sangat menakjubkan untuk diteliti dan merupakan dan merupakann
bagian yang menyenangkan dari ilmu kimia untuk memperhatikan
terjadinya reaksi kimia. (Brady, 1999: 3). Kehidupan manusia secara
fisik dibangun oleh senyawa-senyawa kimia, apapun yang kita lihat dan
kita gunakan ataupun yang kita makan merupakan hasil penelitian dari
bidang ilmu kimia (Nahar, 2009)
2.3.2

Pembelajaran Kimia
Pembelajaran kimia terdiri dari dua suku kata, yaitu

pembelajaran dan kimia. Banyak definisi

mengenai pembelajaran,

diantaranya adalah definisi pembelajaran menurut A. Chaedar Alwasilah
(dalam Munadi, 2008: 4) “relavely permanent change in respone
potentitality which occurs as a result of reinforced practice” dan “a
change in human disposition or capability, which can be retained, and
which is not simply ascribable to the process of growth”,
dari kedua definisi ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
Pertama, proses pembelajaran menghasilkan perubahan perilaku anak
didik yang relative permanen, dengan adanya penggiat pembelajaran,
yakni guru atau dosen sebagai perilaku perubahan. Kedua, anak didik
memiliki potensi, gandrung, dan kemampuan yang merupakan benih
kodrati untuk ditumbuh kembangkan (Munadi, 2008).

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Informasi Singkat Sekolah
MA Al Islamiyah Ciputat mempunyai beberapa kompetensi keahlian,
dimana dalam hal ini terbagi atas 4 kompetensi yaitu kompetensi IMTAQ,
kompetensi IPTEK dan kompetensi sosial dimana semua kompetensi kehalian
ini memiliki akreditasi B yang telah ditetapkan pada tahun 2008 dengan
menggunakan sistem KTSP.
Pelajaran yang ada dalam sekolah ini juga terbilang hampir sama dengan
sekolah yang lainnya, tidak berbeda begitu jauh, hanya saja pada tingkat MA
ini terlihat perbedaan dikarenakan pelajaran tambahan agama seperti ilmu
fiqh, bahasa arab, akidah akhlak, dll
Tenaga kependidikan yang ada pada sekolah ini sendiri adalah penjaga
sekolah yang berjumlah 10 orang, tenaga administrasi yang mengurus
keuangan sekolah dan pembayaran spp sekolah yang berjumlah 3 orang,
tenaga teknis keuangan yang berjumlah 1 orang, kepada tata usaha yang
berjumlah 1 orang, tenaga perpustakaan 1 orang.
Prasarana yang ada pada sekolah ini sendiri adalah ruang kepala sekolah
dan wakil, ruang guru, pelayanan adminitrasi, perpustakaan, ruang unit
produksi ruang bersama, ruang toilet, ruang gudang, asrama siswa, ruang
bp/bk, ruang OSIS, ruang koperasi, ruang UKS, ruang penjaga sekolah, ruang
kelas, ruang praktek/bengkel/workshop, ruang praktek computer, ruang lab
fisika, biologi dan kimia.
3.2 Temuan Data
3.2.1 Deskripsi Kompetensi Pedagogik
Tabel 1. Kategori tentang kompetensi pedagogik
Interval skor

Kriteria

Frekuensi

Presentasi

14 – 16

Sangat baik

1

5,5 %

11 – 13

Baik

7

39 %

8 – 10

Cukup baik

6

33 %

4–7

Kurang baik
Jumlah

4

22 %

18

100 %

Sumber: hasil olah data penelitian
Berdasarkan tabel diatas dan hasil tabulasi pada lampiran 2 halaman.
sejumlah 4 soal yang diberikan kepada 28 siswa menunjukan bahwa sebagian
besar siswa (39%) berpendapat kompetensi pedagogik guru sudah baik. Hal
ini diperkuat dari hasil wawancara bahwa guru menggunakan beberapa
metode yang berbeda ketika memberikan materi kimia.
3.2.2 Deskripsi Kompetensi Sosial
Tabel 1. Kategori tentang kompetensi sosial
Interval skor

Kriteria

Frekuensi

Presentasi

14 – 16

Sangat baik

1

5,5 %

11 – 13

Baik

9

50 %

8 – 10

Cukup baik

6

33 %

4–7

Kurang baik

2

11 %

18

100 %

Jumlah
Sumber: hasil olah data penelitian

Berdasarkan tabel diatas dan hasil tabulasi pada lampiran 2 halaman.
sejumlah 4 soal yang diberikan kepada 28 siswa menunjukan bahwa sebagian
besar siswa (50%) berpendapat kompetensi sosial guru sudah baik. Hasil

wawancara menunjukan bahwa guru sangat bersahabat, ketika mengajar
walaupun bersahabat guru juga mengatakan wibawa diperlukan untuk
menjaga posisi siswa dan guru tidak saling merendahkan.
3.2.3 Deskripsi Kompetensi Sosial
Tabel 1. Kategori tentang kompetensi kepribadian
Interval skor

Kriteria

Frekuensi

Presentasi

14 – 16

Sangat baik

3

16 %

11 – 13

Baik

9

50 %

8 – 10

Cukup baik

6

33 %

4–7

Kurang baik
18

100 %

Jumlah
Sumber: hasil olah data penelitian

Berdasarkan tabel diatasa dan hasil tabulasi pada lampiran 2 halaman.
sejumlah 4 soal yang diberikan kepada 28 siswa menunjukan bahwa sebagian
besar siswa (50%) berpendapat kompetensi kepribadian guru sudah baik. Guru
kimia mengatakan bahwa sudah sepatutnya guru kimia tidak menjadi
membosankan, galak, tidak menyenangkan. Karena kimia merupakan materi
yang sulit dan abstrak yang membutuhkan konsentrasi.
3.2.4 Deskripsi Kompetensi Profesionak
Tabel 1. Kategori tentang kompetensi profesional
Interval skor

Kriteria

Frekuensi

Presentasi

14 – 16

Sangat baik

1

5,5 %

11 – 13

Baik

9

50 %

8 – 10

Cukup baik

6

33 %

4–7

Kurang baik

2

11 %

18

100 %

Jumlah
Sumber: hasil olah data penelitian

Berdasarkan tabel diatas dan hasil tabulasi pada lampiran 2 halaman.
sejumlah 4 soal yang diberikan kepada 28 siswa menunjukan bahwa sebagian
besar siswa (50%) berpendapat kompetensi professional guru sudah baik. Hal

ini didasarkan pada wawancara bahwa guru selama pembelajarannya
berlangsung dengan memberikan media untuk menyampaikan materi. dan
buku referensi lain digunakan selama pemebelajaran, tidak hanya buku paket.
3.2.5 Motivasi Belajar Siswa
Tabel 1. Kategori tentang Motivasi Siswa
Interval skor

Kriteria

Frekuensi

Presentasi

14 – 16

Sangat baik

11 – 13

Baik

11

61 %

8 – 10

Cukup baik

7

38 %

4–7

Kurang baik
18

100 %

Jumlah
Sumber: hasil olah data penelitian

Berdasarkan tabel diatas dan tabulasi hasil penelitian pada lampiran 2
halaman sejumlah 7 soal yang diberikan kepada 18 siswa menunjukan bahwa
sebagian besar siswa (61%) menunjukan motivasi dalam kategori yang baik.

3.3 Analisa Temuan Data
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan data yang positif antara
kompetensi guru dengan motivasi belajar kimia pada MA Islamiyah Ciputat.
3.3.1 Kompetensi Profesionalisme Guru
Berdasarkan data penelitian presentase kompetensi guru profesionalisme
yakni kompetensi pedagogik, sosial, kepribadian, dan professional mencapai
angka mayoritas 39 %, 50%, 50%, 50%. Hasil tersebut menjadikan kategori
baik pada kompetensi profesionalisme guru.
Kompetensi pedagogik dibuktikan dengan Hasil wawancara cara mengajar
guru dengan berbagai metode saat pembelajaran. Dilanjutkan dengan guru
memberikan penjelasan yang jelas dan mudah dipahami pada saat mengajar.

Guru langsung memberikan to the point mengenai materi kimia yang diajarkan
hal ini tentu memberikan presentasi baik pada kompetensi pedagogik ini.
Kompetensi sosial termasuk dalam kategori yang baik. Guru menjalin
hubungan yang baik dengan siswa tetapi juga tidal lupa mengabaikan wibawa
guru. Hasil ini didukung dengan sebanyak 50 % (9 dari 18 siswa) termasuk
kategori baik dan sangat baik berdasarkan analisis deskriptif.
Kompetensi kepribadian termasuk dalam kategori baik. Dalam sesi
wawancara guru selalu menunjukan kepribadian yang baik kepada siswa baik
diluar maupun didalam sekolah. Selain itu ditunjukan dengan dating tepat
waktu, serta berpakaian rapi san sopan.
Kompetensi professional termasuk dalam kategori baik, hal ini dibuktikan
ketika mengajar guru memanfaatkan media dalam menyapaikan informasi
serta memberikan aplikakasi dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini memberikan
presentasi yang baik pada 50% (9 dari 18 siswa).
Hasil tersebut menunjukan bahwa kompetensi guru dalam mengajar
berpengaruh positif, yang berarti bahwa dengan kompetensi mengajar yang
baik akan menyebabkan peningkatan motivasi. Hal ini tentu sesuai dengan
pendapar Slameto (2010) bahwa selain faktor internal yang mempengaruhi
siswa juga faktor ekstenal yakni kompetensi guru yang dapat meningkatkan
motivasi dalam diri siswa.
Wina (2008) juga menyatakan bahwa kompetensi profesionalisme sangat
penting bagi guru karena akan mencerminkan tingkat keprofesionalitasnya.
Adapun kemampuan kemampuan yang menjadi landasan adalah sesuai dengan
Menurut Undang-Undang Guru dan Dosen No. 14 tahun 2005 dan PP No.
19/2005 dalam Khoiri (2010:37) menyatakan, kompetensi guru dibagi menjadi
empat, yaitu:
a. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman guru terhadap siswa,
perencanaan dan pelaksanaan pemebelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.

b. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang
mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi siswa
dan berakhlak mulia. Karakteristik kepribadian guru yang tugas utamanya
adalah

mengajar,

sangat

berpengaruh

terhadap

keberhasilan

pengembangan sumber daya manusia. Kompetensi Sosial
c. Kompetensi Profesional
Kompetensi

profesional

seorang

guru

adalah

seperangkat

kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru agar ia berhasil
melaksanakan tugas mengajar. Kompetensi profesional merupakan
penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang
mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan
substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap
struktur dan metodologi keilmuannya.

3.3.2 Motivasi Belajar Siswa
Berdasarkan data hasil penelitian, bahwa motivasi siswa cenderung
dalam kategori baik dengan presentasi 61 % 11 dari 18 siswa. Hal ini
menunjukan semangat siswa dalam mempelajari kimia. Dimiyati dan
mudjiono (1999) bahwa dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan daya
penggerak dalam diri siswa, yang akan menimbulkan kegiatan belajar
sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai.
Dalam penelitian 7 pertanyaan diberikan kepada 18 siswa, dengan rincian
1) saya memperhatikan pelajaran guru dengan baik. 2) saya merasa rugi jika
tidak mengikuti pelajaran kimia. 3) pelajaran kimia sangat menyenangkan
bagi saya. 4) pelajaran kimia membuat saya tidak nyaman. 5) saya ingin
berhasil dalam belajar kimia. 6) belajar kimia membuat saya mengerti
kejadian/peristiwa dalam kehidupan sehari-hari. 7) proses pembelajaran
membuat saya termotivasi belajar kimia.
Dari 7 pertanyaan tersebut jumlah siswa rata-rata siswa menjawab pada
presentasi yang cukup baik, namun ditemukan pada pertanyaan ke 4 siswa
cenderung menjawab 50 % nilai terendah dari seluruh jumlah siswa (lihat

lampiran 2). Namun rendahnya presentasi ini masih dalam kategori yang
cukup, hal ini dipengaruhi oleh kompetensi guru yang baik dalam menjalani
proses mengajar, sehingga palajaran kimia yang sulit, abstrak ini dapat
teratasi. Hal ini sesuai dengan penelitian apa yang diungkapan oleh
Khaeruniah (2013) bahwa kompetensi guru dapat meningkatkan kesuksesan
belajar, serta motivasi untuk belajar, ini semua karena pengaruh dari guru
yang menarik dan menyenangkan. ( (Khaeruniah, 2013)

3.4 Propesk dari Temuan Data
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan
motivasi siswa terhadap mata pelajaran kimia dalam kategori baik
terhadap komptensi profesionalisme guru membaik. Berarti hal ini
menunjukkan bahwa kinerja guru juga sudah baik. Walaupun tergolong
baik, profesionalisme guru harus lebih ditingkatkan lagi agar mata
pelajaran kimia lebih diminati siswa, karena mata pelajaran cukup sulit
dan abstrak.
Kimia merupakan ilmu alam yang sangat penting, dengan kimia
kita dapat mengetahui manfaat, bahaya dan dampak dari suatu bahan
yang ada disekitar . Hal ini menuntut guru untuk lebih kreatif dalam
memilih strategi-strategi pembelajaran yang akan digunakan dalam
pembelajaran. Dalam dunia pendidikan banyak hal yang harus
diperhatikan untuk meningkatkan dan mengembangkan potensi dan
minat siswa, selain guru dituntut untuk melakukan strategi-strategi
khusus dengan memilih metode pembelajaran yang tepat. Metode
mempunyai peran yang besar dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB IV
Penutup
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pemabahasan maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut.
1. Terdapat pengaruh profesionalisme guru terhadap minat belajar siswa. Hal
tersebut dapat dilihat dari jumlah rata-rata persentase baik mengenai
motivasi belajar dan porfesionalisme guru.
2. Kompetensi profesionalisme guru kimia di MA Islamiyah Ciputat dalam
kategori yang baik. Dengan rincian kompetensi pedagogic (39%).
Kompetensi

social

(50%), komepetensi

Kepribadian

(50%), dan

kompetensi professional (50%).
3. Motivasi siswa MA Islamiyah Ciputat dalam kategori baik dengan nilai
presentasi 61%.
B. Rekomendasi
Berdarsarkan hasil penelitian diperoleh indikasi yang positif terkait
kompetensi

profesionalisme

guru.

Untuk

lebih

meningkatkan

ke

profesionalitas lagi, maka disarankan lebih menggunakan teknik praktik,
karena kimia merupakan sesuatu yang abstrak sehingga diperlukan kegiatan
untuk mengolah psikomotorik agar pembelajaran lebih menyenangkan.
Selain itu guru juga agar memperhatikan kenyamanan siswa ketika proses
belajar mengajar dan guru harus kreatif sehingga pelajaran kimia tidak
dianggap remeh dan sulit.

DAFTAR PUSTAKA

Brady, James E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jakarta: Bina
Rupa Aksara.
Chang, R. (2005). Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Edisi Ketiga. Jakarta:
Erlangga. Gunawan, A. W. (2003). Genius Learning Strategy: Petunjuk
Praktis untuk Menerapkan Accelarated Learning. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Khaeruniah, A. E. (2013, february 2). A Teacher Personality competency
contribution to a student study motivation and discipline ti fih lesson.
International Journal of Sceintifc & Technology Research, 2(2), 108-111.
Retrieved
januari
senin,
2017,
from
http://www.ijstr.org/fnal-print/feb2013/A-Teacher-PersonalityCompetence-Contribution-To-A-Student-Study-Motivation-And-DisciplineTo- Fiih-Lesson.pdf
Payong. (2011). Sertifkasi Profesi Guru. Jakarta: Indeks.
Peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 pasal 23 ayat (3) Tentang Standar
Nasional Pendidikan
Ramayulis. (2013). Profesi & Etika Keguruan . Jakarta: Kalam Media.
Sardiman. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja
Grafndo. Suharsimi, A. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Bumi
Aksara.
Surya. (2010). Landasan Pendidikan: Menjadi Guru yang Baik. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Rosdakarya.

Uno,

H.

(2008).

Profesi

Kependidikan.

Bandung:

PT

Lampiran
Tabulasi kompetensi pedagogic dan sosial
Butir
pertanyaan
Respond 1 2 3 4 tota Kod 5 6 7 8 Tota
en
l
e
l
1
2 2 1 1 6
sk
1 1 3 1 6
2
2 2 2 1 7
sk
1 2 2 2 7
3
2 1 2 1 6
sk
2 3 2 2 9
4
3 4 4 4 15
sb
2 3 4 2 11
5
2 4 3 2 11
b
1 3 3 4 11
6
2 4 4 2 12
b
2 2 4 2 10
7
3 3 3 4 13
b
2 2 4 4 12
8
1 3 3 2 9
k
1 4 3 2 10
9
2 3 2 3 10
k
2 3 3 4 12
10
2 3 3 3 11
b
2 2 3 2 9
11
2 3 2 2 9
k
3 2 4 4 13
12
2 4 3 1 10
k
3 4 4 1 12
13
3 3 3 3 12
b
2 3 4 2 11
14
2 3 2 4 11
b
2 3 3 3 11
15
1 3 3 2 9
k
1 3 2 3 9
16
3 4 3 2 12
b
1 2 3 2 8
17
2 2 3 2 9
k
2 2 3 4 11
18
2 2 1 1 6
sk
3 2 2 4 11
Total
38 53 47 40
3 46 5 48
3
6
178
183
203
288
288
288
61%
63%
70%
Sangat baik (sb)
1
Sangat baik (Sb)
Baik (b)
7
Baik (B)
Kurang (k)
6
Kurang (k)
Sangat kurang
4
Sangat Kurang
(sk)
(sk)

kod
e
sk
sk
k
b
b
k
b
k
b
k
sb
b
b
b
k
k
b
b

1
9
6
2

Tabulasi kompetensi kepribadian dan professional
Butir
Pertanyaan
Respond 9 10 11 12 tota kod 13 1
en
l
e
4
1
3 2 2 4 11
b
4
4
2
4 4 2 4 14
sb
3
4
3
2 2 3 3 10
k
3
4
4
4 3 2 2 11
b
2
4
5
3 2 2 3 10
k
3
3
6
4 2 2 2 10
k
2
2
7
4 2 3 3 12
b
3
3
8
4 2 1 4 11
b
4
4
9
3 2 2 3 10
k
2
4
10
4 2 2 2 10
k
4
4
11
4 4 2 3 13
sb
4
4
12
4 2 1 4 11
b
4
4
13
3 2 2 3 10
k
4
4
14
4 2 3 3 12
b
4
4
15
4 2 1 4 11
b
4
4
16
3 3 2 3 11
b
4
4
17
4 4 4 3 15
sb
3
3
18
4 1 3 3 11
b
3
3
Total
65 43 39 56
60 6
6
226
288
78%
Sangat baik (sb)
3
Baik (b)
Kurang (k)
Sangat kurang
(Sk)

9
6

15
4
4
4
3
3
2
3
4
2
3
1
4
4
4
4
4
4
3
60

16 tota
l
2 14
2 13
3 14
2 11
2 11
2 8
3 12
1 13
2 10
2 13
3 12
4 16
3 15
2 14
1 13
2 14
2 12
2 11
40

kod
e
sb
sb
sb
b
b
k
b
sb
k
sb
b
sb
b
sb
sb
sb
b
b

Sangat baik 9
(sb)
Baik (b)
7
Kurang (k)
2
Sangat
kurang
(sk)

Tabulasi Motivasi Belajar Siswa

Respond
en
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Total

1

2

3

Butir
Pertanyaan
4
5
6

3
3
4
4
3
2
3
3
3
4
3
3
2
2
3
3
4
2
54
75
%

3
3
4
3
3
4
3
3
3
4
3
3
2
2
3
4
4
3
57
79
%

3
2
1
3
3
3
2
2
2
2
2
2
3
3
2
2
1
2
40
55
%

2
2
2
2
2
1
2
2
3
3
1
2
3
2
2
2
2
1
36
50
%

Sangat baik
(sb)
Baik (b)
Kurang (k)
Sangat
kurang
(sk)

11
7

3
3
1
1
4
4
3
1
2
3
2
2
3
3
4
3
1
4
47
65,3
%

3
3
3
2
3
4
3
2
2
3
1
3
4
3
3
3
3
4
52
72
%

7

Tota
l
3 20
3 19
2 17
2 17
4 22
3 21
3 19
2 15
2 17
2 21
4 16
2 17
3 20
3 18
2 19
2 19
1 16
2 18
45 331
62,5%

Kod
e
b
b
k
k
b
b
b
k
k
b
k
k
b
b
b
b
k
b

Angket wawancara
1.
2.
3.
4.
5.

bagaimana cara bapak memotivasi siswa?
apa tindakan bapak ketika siswa tidak kondusif dalam suasana pembelajaran?
metode apa yang bapak gunakan dalam mengajar?
sumber belajar apa saja yang bapak gunakan?
apa kendala dalam belajar mengajar?

Jawaban.
1.pertama untuk membuat siswa termotivasi adalah dengan cara, diri
sendiri harus paham terlebih dahulu materi yang akan diajarkan,
dengan begitu akan lebih mudah. Ketika pembelajaran biasanya saya
memberikan aplikasi kimia dalam kehidupan sehari- hari, sehingga
belajar akan lebih bermakna.
2.bapak dengan tegas memberikan perintah untuk tetap tenang,
focus ke pelajaran. Biasanya ibu diam saja mereka sudah
mengerti.
3. metode yang digunakan bervariasi, tergantung materi apa yang digunakan.
4. buku kimia bermacam-macam, dan LKS
5.anak terkadang tidak kondusif, waktu yang sedikit untuk mencoba
praktikum ataupun demonstrasi.

Dokumentasi

Bersama guru kimia MA Islamiyah Ciputat, bapak
Teguh S. Pd

Suasana di kelas dalam penyebaran angket penelitian di kelas XI MIPA