Proposal Penelitian Ilmu Pengetahuan Sek

ILMU SEKULER BERTEMU TEORI SYED NAQUIB ALATTAS DAN KUNTOWIJOYO
A. Latar Belakang Masalah
Masa ini masa dimana ilmu pengetahuan berkembang dengan pesat.
Kemajuan zaman juga pesat. Perkembangan ilmu pengetahuan berpusat di
Barat dimana mereka berpaham “sekuler” 1 . Sedang di Timur yang dimana
kebudayaannya kental dengan agama tentu berbeda dengan Barat yang sekuler.
Akan tetapi Timur juga tidak boleh ketinggalan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Di Timur saat ini juga berkembang dan
banyaknya orang Islam yang tersebar di banyak wilayah. Tentu orang Islam
menolak paham sekuler karena Islam mengatur dari bangun tidur sampai tidur
lagi yang berarti Islam mengatur semua aktivitas kehidupan manusia
(pemeluknya).
Seorang tokoh muslim terkemuka semacam M. Amien Rais, dalam
suatu wacana yang dilakukan salah satu bahan buku Budhy ini, menyatakan
bisa menerima liberalisme dan pluralisme, tetapi masih bersikap kritis
1

Sekularisme merupakan sebuah paham yang hanya mengedepan-kan pada kebendaan semata dan
memisahkan antara kehidupan dunia dengan akhirat, bahkan faham ini selalu memperjuangkan
hak untuk bebas dari berbagai aturan-aturan dari ajaran agama, mereka berkeyakinan bahwa semua
kegiatan keputusan yang keseluruhannya berada dan dibuat oleh manusia, tidak boleh ada peran

dan campur tangan agama di dalamnya. Sekularisme merupakan sebuah ideology yang pada
mulanya berkembang di dunia Barat dan kemudian terus menyebar hampir ke seluruh penjuru
dunia tak terkecuali dunia Islam dan juga Indonesia pada khususnya. Tujuan utama dari paham ini
adalah untuk memisahkan antara urusan manusia dengan urusan Tuhan dalam semua aspek
kehidupan, termasuk dalam konteks pendidikan dengan membawa tiga komponen utama; yaitu
Penidak-keramatan alam, desakralisasi politik dan dekonsekrasi nilai-nilai. Namun dalam tulisan
ini penulis hanya menfokuskan kajiannya pada dekonsekrasi nilai-nilai saja yang di dalamnya
hanya mencakup seputar asal usul paham sekularisme, ciri-ciri alirannya dan pengaruhnya dalam
dunia pendidikan, yang saat ini diakui atau tidak bahwa paham tersebut telah masuk dan
mempengaruhi semua aspek kehidupan umat Islam, terutama dalam aspek pendidikan. (Baca
Jamaluddin, Sekulerisme; Ajaran dan Pengaruhnya Dalam Dunia Pendidikan, Jurnal
Muddarrisuna, Vol. 3 No. 2 Juli-Desember 2013 , hlm. 309-310 (Online) http://jurnal.arraniry.ac.id/index.php/mudarrisuna/article/view/273/250 )

1

terhadap sekularisme. Apakah seorang cedikiawan seperti Amien Rais masih
mengalami kesalahpahaman mengenai sekulerisme ? Apakah ia masih tetap
berpegangh pada pandangan mengenai kesatuan agama dan negara? Agaknya
tidak. Ia sendiri pernah menulis artikel yang disambut secara diplomatis oleh
cendikiawan Muslim senior Muhammad Roem, mengenai tiadanya konsep

Negara Islam itu.2
Bahkan bukan hanya muslim yang menolak sekulerisme tetapi pemuka
atau ulama dari agama lain seperti Protestan juga menolaknya. Tapi penolakan
terhadap sekulerisme itu tidak hanya dilakukan oleh kalangan cendikiawan
Muslim, tetapi juga kalangan elit Kristen. Pendeta Protestan terkemuka pernah
mengmukakan persepsinya mengnai sekulerisme, bahwa sekulerisme adalah
suatu paham yang ingin menjatuhkan masyarakat dan negara dari Tuhan dan
agama. Paling tidak memang ada bukti sejarah, bahwa melalui sekulerisme,
negara menjadi curiga bahwa anti agama.3
Saat ini sebagai umat Islam tentu umat Islam

tidak ingin

meninggalkan agama dan Allah sebagai Tuhan. Akan tetapi umat Islam juga
tidak bisa meninggal ilmu pengetahuan dan perkembangannya meskipun
dikembang oleh Barat yang terkenal dengan paham sekulerismenya. Disini
umat Islam menghadapi sedikit permasalah umat Islam

menyinggu ilmu


pengetahuan yang sekuler.

2

Budhy Munawar Rachman, Sekulerisme, Liberalisme, dan Pluralisme, Jakarta : PT Gramedia
Widiasarana
Indonesia,
2010,
hlm.
XXVI-XXVII
(Online)
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=_QrNfeNkF_EC&oi=fnd&pg=PR2&dq=sekulari
sme&ots=_bfGBxv_nK&sig=mnjuAoRi7_KPtQD3C3ywAh9bDrw&redir_esc=y#v=onepage&q=
sekularisme&f=false
3
Ibid. hlm. XXVII

2

Tatkala berbicara tentang Islam dan Ilmu maka tak jauh berbicara pula

mengenai dua tokoh ini yaitu Syed Naquib Al-Attas dan Kuntowijoyo, kedua
tokoh tersebut mempunyai konsep tentang intragasi antara Islam dan Ilmu.
Terdapat permasalahan tentang Islam dan Ilmu yang tidak bisa berjalan
beriringan karena pemisahan yang disebut dengan sekulerisme, buda
sekulerisme inilah yang yang mencoba memisahkan antar islam dan Ilmu
sehingga Ilmu hanya berjalan sendiri tanpa adanya agama atau Islam,
Disinilah letak permasalahan yang dihadapi oleh umat muslim sehingga Syed
Naquib Al-Attas dan Kuntowijoyo mencoba menyelesaikan permasalahan ini
dengan konsep mereka masing-masing, AL-Attas dengan konsep Islamisasi
pengetahuannya dan Kuntowijoyo dengan pengilmuan Islamnya.4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan

latar

belakang

sebelumnya,

perlu


dirumuskan

permasalahan pokok pada penelitian ini. Diharapkan rumusan masalah berikut
dapat memberikan arah yang jelas.
1. Bagaimana sejarah munculnya sekularisme ?
2. Apa dampak sekulerisme ?
3. Bagaimana konsep islamisasi Sains (Ilmu Pengetahuan) Syed
Naquib Al-Attas dan konsep pengilmuan Islam Kuntowijoyo ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk menerangkan bagaiamana sejarah munculnya sekulerisme.
2. Menjelaskan dampak sekulerisme.
4

Muhammad Zainul Badar, Skripsi, Konsep Integrasi Antara Islam dan Ilmu, (Yogyakarta : Uin
Sunan Kali Jaga Yogyakarta, 2014), hlm. XIX (Online) http://digilib.uinsuka.ac.id/15793/1/10510060_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf

3

3. Menjelaskan konsep Islamisasi Sains Syed Naquib Al-Attas dan

konsep pengIlmuan Islam Kuntowijoyo.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Manfaat Akademik
a. Melengkapi tulisan-tulisan yang pernah hadir meramaikan
pustaka tentang Intrgritas Islam dan Sains.
b. Tulisan ini diharapkan menunjukkan keterkaitan antara
Islam dengan Sains.
c. Memperluas wawasan pengetahuan tentang khazanah
keilmuan Islam.
2. Manfaat Pragmatis
a. Penelitian ini akan memberikan motivasi untuk terus
mengkaji dan menelaah tantang Islam dan Sains yang
jarang dibahas dalam masyarakat umum.
b. Menambah pemahaman tentang intragsi Islam dengan Sains.
E. Tinjauan Pustaka
Dalam melakukan penelitian terhadap keilmuan Islam yang mengkaji
intregasi Islam dan Sains, maka sekiranya perlu dilakukan telaah terhadap
studi-studi yang sudah dilakukan sebelumnya. Hal ini dimaksudkan untuk
melihat keterkaitan antara sumber-sumber yang akan dikaji sebagai referensi

dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini, penulis memposisikan intregasi
Islam dan Sains sebagai kajian.

4

Sabagaimana hasil penelusuran diantaranya, penelitian Muhammad
Zainul Badar (Yogyakarta, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2014)
dengan judul Konsep Integrasi Antara Islam dan Ilmu ( Studi Komparatif
Pemikiran Syed Muhammad Al-Naquib Al-Attas Dan Kintowijoyo dengan
hasil penelitian ini adalah berdasarkan analisis komprehensif yaitu
membandingkan dua konsep integrasi antara Islam dan ilmu yaitu Islamisasi
ilmu pengetahuan Syed Naquib Al-Attas dan pengilmuan Islam Kuntowijoyo
dapat disimpulkan bahwa pengilmuan Islam yang dimaksud Kuntowijoyo
adalah upaya “demitifikasi Islam”, dan ini adalah gerakan dari teks ke
konteks; Islamisasi adalah sebaliknya, dari konteks ke teks. Objektivitas ilmu
yang dituntut oleh Kuntowijoyo lewat pengilmuan Islamnya membuat atribut
dan baju Islam yang sistem melekat pada objek dan lain harus dilepaskan. *|
Nilai Islam menjadi baik bukan karena atribut Islamnya, tetapi karena
kebaikan nilai itu sendiri. Ilmupun dilepaskan dari label Islam, namun
Islamlah yang ditarik dalam lingkaran keilmuan,|* sehingga kebaikan yang

ditimbulkan ilmu bukan karena label Islamnya, namun karena Ilmu
disesuaikannya dengan nilai-nilai keIslaman. Kedua kjonsep tersebut
mempunyai metodologinya masing-masing yaitu Islamisasi ilmu pengetahuan
terdiri dari proses yaitu pertama proses verifikasi, dan yang kedua yaitu
memasukan elemen-lemen Islam dan konsep kunci kesetiap cabang ilmu
pengetahuan kontemporer yang relevan. Sedangkan pengilmuan Islam
mempunyai dua metodologi yaitu integralisasi dan Objektifikasi. Di antara
perbedaan diata masih terdapat persamaan dari kedua konsep integrasi Islam

5

dan ilmu yaitu islamisasi ilmu pengetahuan dan pengilmuan Islam adalah
sama-sama mencoba mengakrabkan antara Islam dan ilmu untuk mencegah
ilmu sekuler masuk dan menyebar di tengah masyarakat muslim.5
Penelitian selanjutnya, yakni jurnal Kontekstualita, Vol. 29, No. 1,
2014 yang ditulis oleh M. Syukri Ismail dosen STAI YASNI Muara Bungo
dengan judul Kritik terhadap Sekulerisme: Pandangan Yusuf Qardhawi 6
dengan hail penelitiannya adalah gagsan sekulerisasi yang pada akhirnya akan
berujung kepada sekulerisme, dan telah berkembang di Barat bahkan telah
menjadi ideologi bagi beberpa negara maju, gagsan sekulerisasi muncul

karena Yahudi-Kristen adalah agama sejarah yang terbentuknya dari budaya.
Sekulerisasi akan menggiring kepada sekulerisme, sebuah ideologi yang
mengesampingkan pena Tuhan dalam kehidupan manusia. Sekulerisasi
memang sesuai dengan pandangan alam Yahudi-Kristen yang terbaratkan.
Namun tidak sekulerisasi tidaklah sesuai dengan agama Islam yang final dan
otentik. Tusuf Qardhawi, mengatakan sekulkerisme bukan tradisi Islam, tetapi
tradisi Barat yang dicoba diterapkan ke dalam Islam. Namun hal tersebut
sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Sekulerisme menginginkan
pemisahan antara gereja dan negara, sementara di dalam Islam tidak ada
pemisahan tersebut. Sekulerisme muncul di Barat karena Barat (Kristen) tidak
mempunyai hukum syari’at, sementara Islam mempunyai hukum syari’at yang
telah ditetapkan. Sekulerisme muncul karena di Barat ada intitusi agama,
5

http://digilib.uin-suka.ac.id/15793/1/10510060_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf

6

M. Syukri Ismail, Kritik terhadap Sekulerisme: Pandangan Yusuf Qardhawi, Kontekstualita, Vol.
29, No. 1, 2014 (Online) http://ejournal.iainjambi.ac.id/index.php/kontekstualita/article/view/615/575


6

sedang Islam tidak memiliki intitusi agama. Sekulerisme muncul akibat
taruma sejarah, sedangkan Islam tidak mempunyai trauma sejarah. Syyed
Hossein Nasr menambahkan bahwa tradisi Islam tidak dapat menerima system
pemikiran menolak Tuhan dan mengganti tempat Tuhan dengan inspirasi
manusia saja, jelaslah sudah bahwa Islam sangat tidak menerima sekuler dan
Islam tidak dapat berdialog dengan Sekuler, dan tidka ada konep yang profan
atau sekuler dalam Islam.
Penelitian dala jurnal Jurnal Muddarrisuna, Vol. 3 No. 2 Juli-Desember
2013 sssyang ditulis oleh Jamaluddin dengan judul Sekulerisme; Ajaran dan

Pengaruhnya Dalam Dunia Pendidikan dengan hasil penelitian sekulerisme
adalah sebuah konsep yang memisahkan antara negara dan agama (state and
religion). Yaitu, bahwa negara merupakan lembaga yang mengurusi tatan
hisup bersifat duniawi dan tidak hubungannya dengan yang berbau akhirat.
Sementara sejaraha munculnya sekulerisme sebenarnya merupakan bentik
kekecewaan (mosi tidak percaya0 masyarakat Eropa kepada gereja seumat
Islam r adbad 15, karena dominasi sosi-ekonomi dan kultural dan tindakan

refresi terhadap penggunaan sain dan ilmu pengetahuan di luar gereja.
Sedangkan inti ajaran dari sekulerisme mencakup penidak-keramatan alam,
desakralisasi politik dan dekonsekrasi nilai.7
F. Landasan Teori
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan hal yang akan terus
berkembang. Dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga
7

Jamaluddin, Sekulerisme; Ajaran dan Pengaruhnya Dalam Dunia Pendidikan, Jurnal
Muddarrisuna, Vol. 3 No. 2 Juli-Desember 2013 , (Online) http://jurnal.arraniry.ac.id/index.php/mudarrisuna/article/view/273/250 )

7

tergantung siapa yang mengembangkannya. Saat ini pengembang ilmu
pengetahuan dan teknologi terbesar adalah orang Barat. Kebanyakan
merupakan orang Barat yang memiliki ideologi yang sekuler. Sebagai contoh
bayi tabung, bayi tabung merupakan hasil perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang dikembang oleh orang Barat dengan ideology sekuler
sehingga bayi tabung bisa di pakai siapa saja yang ingin punya anak tapi tidak
bisa atau belum menikah. Akan tetapi bayi tabung haramkan MUI dan ulama
Indonesia apabila antara sperma dan rahim untuk pembuahan bukan milik
sepasang suami istri.
Dua tahun sejak penemuan teknologi ini hingga sekarang, para ulama di
Indonesia tak mempersoalkan keberadaan bayi tabung, sepanjang sperma dan
ovum berasal dari pasangan suami-istri yang sah.8 Majelis Tarjih dan Tajdid
PP Muhammadiyah juga telah menetapkan fatwa terkait boleh tidak nya
menitipkan sperma suami-istri di rahim istri kedua. Dalam fatwanya, Majelis
Tarjih dan Tajdid mengungkapkan, berdasarkan ijitihad jama’i yang dilakukan
para ahli fikih dari berbagai pelosok dunia Islam, termasuk dari Indonesia yang
diwakili Muhammadiyah, hukum inseminasi buatan seperti itu termasuk yang
dilarang. “Hal itu disebut dalam ketetapan yang keempat dari sidang periode ke
tiga dari Majmaul Fiqhil Islamy dengan judul Athfaalul Anaabib (Bayi
Tabung),” papar fatwa Majelis Tarjih PP Muhammadiyah. Rumusannya, “cara
kelima inseminasi itu dilakukan di luar kandungan antara dua biji suami-istri,

8

Baca http://historia.id/persona/robert-g-edwards-bapak-bayi-tabung

8

kemudian ditanamkan pada rahim istri yang lain (dari suami itu) … hal itu
dilarang menurut hukum Syara’.9
Di

sinilah

letak

contoh

Islamisasi

ilmu

pengetahuan.

Yaitu

menyesuaikan konteks (bayi tabung) kepada teks (Al Qur’an dan al Hadits)
karena ketika seseorang di buahi atau membuahi selain pasangannya meskipun
tidak dan hubungan badan itu di qiyaskan dengan berzinah. Hal ini merupakan
salah satu cara menanggulangi persebaran paham sekulerisme pada masyarakat
beragama khusunya umat islam.
G. Metode Penelitian
Disiplin ilmu filsafat juga mempunyai metode khusus dalam
mengadakan penelitian. Oleh karena itu pendekatan filosofis diharapkan
menjadi corak yang kental dari kajian tentang Integrasi Islam dan Ilmu, adapun
cara pendekatan filosofis ini diawali dengan mengumpulkan kepustakaan,
dalam penelitian ini digunakan beberapa metode sebagai berikut :
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan dalam jenis penelitian kepustakaan (library
research) yaitu suatu penelitian yang menelusuri literatur-literatur yang ada
relevansinya dengan masalah yang sedang dibahas. Merupakan jenis penelitian
kualitatif yang bersifat induktif, yaitu penelitian yang berangkat dari
kenyataan-kenyataan khusus, kemudian di abstraksikan dalam bentuk
kesimpulan umum. Jenis data ini merupakan literer, maka penelitian ini
mengkaji pustaka yakni dengan cara menuliskan, mengedit, mengklarifikasi,
9

Baca http://fkk.unusa.ac.id/?p=182

9

mereduksi, dan menyajikan data. Adapun tehnik pengumpulan datanya,
diambil dari berbagai sumber tertulis yang sudah diterbitkan diantaranya
berbagai buku-buku rujukan, bahan-bahan dokumentasi, skripsi, tesis, jurnal,
dan sebagainya.
2. Sumber Data
Dalam penulisan ini menggunakan dua jenis sumber data, yakni sumber
data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer adalah yang
berhubungan langsung dengan konsep yang sedang dikaji terutama tentang
Integrasi Islam dan Ilmu yaitu:
Muhammad Zainul Badar. Konsep Integrasi Antara Islam dan Ilmu.
2014.
Sedangkan sumber data sekunder diperoleh dari literatur-literatur lain
yang relevan dengan topik kajian ini baik buku, artikel, majalah, maupun
sumber-sumber terkait lainnya. Serta melakukan observasi terjun langsung
kelapangan untuk meneliti obyek.
3. Metode Pengumpulan Data
a. Pertama, diadakan pencarian literatur yang membahas tentang
Integrasi Islam dan Ilmu, Islamisasi Sains, Pengilmuan Islam, dan
Sekulerisme, baik dari buku, artikel, dan tulisan-tulisan lainnya,
yang akan dijadikan buku primer dan sekunder.
b. Setelah literatur terkumpul, dilakukan pengkajian yang akan
disesuaikan dengan aspek-aspek yang akan diulas dalam penelitian.

10

c. Pemilahan dilakukan atas pokok-pokok permasalahan yang sesuai
dengan obyek kajian, sehingga pemikiran yang dibahas tersusun
sistematis dan ilmiah.
d. Tahap pengumpulan data yang terakhir yaitu diadakan pengolahan
data sesuai dengan kajian materi.
4. Metode Analisis Data
Setelah semua data terkumpulkan, maka yang dilakuakan penulis
adalah menganalisis data. Adapun tehnik pengolahan data dalam skripsi ini
penulis menggunakan metode sabagai berikut:
a. Metode Deskriptif-Analisis
Digunakan dalam memaparkan secara umum tentang sejuk
sekulerisme Islamisai ilmu pengetahuan dan pengilmuan Islam. Kemudian
mendalami, menganalisis, dan memberikan keterangan dan gambaran
jelas, sistematis, obyektif dan reflektif atas sekulerisme serta Islamisasi
ilmu pengetahuan Al-Atttas dan pengilmuan Islam Kuntowijoyo.
b. Metode Kesinambungan Historis
Metode

ini

digunakan

untuk

mengetahui

perkembangan

Sekulerisme, Islamisasi ilmu pengetahuan, dan pengilmuan Islam dari
awal kemunculan hingga sampai saat ini. Menggali data mengenai
perkembangan sekulerisme, Islamisasi ilmu pengetahuan, dan pengilmuan
Islam.
H. Sistematika Pembahasa
Kajian ini terdiri dari lima bab, yang didalam setiap babnya terdiri dari
beberapa sub bab. berikut rincian sistematika pembahasannya:
11

1. Bab I, Pendahuluan yang berisi pijajakan bagi penelitian yang terbagi
dalam beberapa sub. Bab pertama ini, meliputi penjelasan singkat dan
gambaran umum meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori,
metode penelitian, dan sistematika pembahasan.
2. Bab II, berisi tentang penjabaran yang berkaitan dengan Sekulerisme.
3. Bab III, berisi tentang penajanaran Integrasi Islam dan Ilmu terutama
membahas Islamisasi ilmu pengetahuan dan Pengilmuan Islam.
4. Bab IV, berisi tentang analisis tentang Sekulerisme dalam Integrasi Islam
dan Ilmu .
5. Bab V, bab terakhir atau penutup. Dalam bab terakhir ini akan diuraikan
secara singkat, kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusan
masalah. Kemudian diakhiri dengan saran dari penulis untuk penelitian
selanjutnya.

12

DAFTAR PUSTAKA
Jamaluddin. Sekulerisme; Ajaran dan Pengaruhnya Dalam Dunia Pendidikan.
Jurnal Muddarrisuna, Vol. 3 No. 2 Juli-Desember 2013. (Online)
http://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/mudarrisuna/article/view/273/250
Badar, Muhammad Zainul. Skripsi, Konsep Integrasi Antara Islam dan Ilmu.
Yogyakarta : Uin Sunan Kali Jaga Yogyakarta. 2014. (Online)
http://digilib.uin-suka.ac.id/15793/1/10510060_bab-i_iv-atau-v_daftarpustaka.pdf
Ismail, M. Syukri. Kritik terhadap Sekulerisme: Pandangan Yusuf Qardhawi.
Kontekstualita,

Vol.

29,

No.

1,

2014.

(Online)

http://e-

journal.iainjambi.ac.id/index.php/kontekstualita/article/view/615/575
http://historia.id/persona/robert-g-edwards-bapak-bayi-tabung
http://fkk.unusa.ac.id/?p=182

13