Penggunaan Lahan di Kota Lampung

Penggunaan Lahan di Kota Lampung

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Lahan adalah Lahan diartikan sebagai lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah,
air, dan vegetasi serta benda yang ada di atasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap
penggunaan lahan (arsyad,1989). Lahan dalam arti lain adalah bentuk sumber daya alam yang
tidak hanya di permukaan saja melainkan semua kandungan yang berada di dalamnya atau
yang melekat padanya. Sehingga dapat dilihat perbedaan antara lahan dan tanah.
Permasalahan akan lahan pada zaman sekarang dianggap sebagai masalah yang penting
karena berhubungan dengan kebutuhan manusia. Jika dihhubungkan dengan manusia, lahan
merupakan sebuah kebutuhan yang terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah
populasi manusia disebuah wilayah. Hal tersebutlah yang menjadikan lahan menjadi masalah,
karena ketersediannya yang tidak mengimbangi permintaan akan lahan.
Ekonomi adalah cara untuk mengatur urusan rumah tangga dalam sebuah wilayah. Jika
dihubungkan dengan lahan.

Kebutuhan akan lahan merupakan sebuah masalah dalam

ekonomi kota, karena dalam sebuah kota dengan ketersediaan lahan yang semakin berkurang

dan permintaan akan lahan yang semakin meningkat, akan mempengaruhi pertumbuhan
pembangunan dan ekonomi dalam sebuah kota.
Pertumbuhan pembangunan akan terhambat dan menghamat pertumbuhan ekonomi di
dalam sebuah kota. Banyaknya pengalihfungsian lahan pertanian menjadi lahan terbangun atau
non-pertanian semakin meningkat di sebuah kota. Hal ini terjadi hamper diseluruh bagian
sebuah Negara. Begitupun dengan Kota Lampung.
Lampung merupakan sebuah wilayah di bagian Selatan Sumatera. Lampung merupakan
sebuah kota berkembang yang perkembangan pembangunannya juga terus meningkat.
Dengan pembangunan yang terus meningkat, maka pengalihfungsian lahan pertanian menjadi
non-pertanian terus meningkat. Untuk mengidentifikasi permasalahan lahan di Kota Lampung
dan mengaitkan dengan perkembangan ekonomi di Kota Lampung. Maka penulis melakukan
critical review terhadap sebuah jurnal dengan judul “Dinamika Penggunaan Lahan di Wilayah
Perkotaan: Studi Kasus Kota Bandar Lampung”. Kota Bandar Lampung sebagai ibukota dari

Ekonomi Kota

1

Penggunaan Lahan di Kota Lampung


Lampung dianggap memiliki pola guna lahan yang tinggi akiabat banyak faktor. Sehingga perlu
dlakukan penelitian terkait untuk mengetahui guna lahan yang ada di Kota Bandar Lampung.
1.2 TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari critical review ini adalah
1. Untuk me-resume jurnal yang bertemakan ketersediaan lahan sebaga salah satu
masalah dari ekonomi kota.
2. Untuk melakukan kritik terhadap jurnal mengenai ketersediaan lahan sebagai salah satu
masalah dari ekonomi kota
3. Membandingkan permasalahan dari jurnal dan membandingkan dengan materi yang

Ekonomi Kota

2

Penggunaan Lahan di Kota Lampung

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Resume

Penggunaan lahan perkotaan yang ada di Indonesia pada saat ini memang sedang
mengalami pertumbuhan yang diakibatkan oleh perpindahan penduduk desa ke kota atau
urbanisasi yang menyebabkan pertumbuhan jumlah penduduk yang pesat di sebuah kota. Hal
ini menyebabkan permintaan akan lahan semakin bertambah dan mempengaruhi pola
penggunaan lahan di sebuah kota karena permintaan (demand) yang terus meningkat tidak
diimbangi dengan ketersediaan

(supply) luas lahan yang tetap disebuah kota. Pola

penggunaan lahan ini akan mempengaruhi gerak ekonomi di sebuah perkotaan, karena pola
penggunaan lahan akan mempengaruhi pembangunan di sebuah kota dan pembangunan di
sebuah kota ini adaah faktor yang menyebabkan perubahan ekonomi sebuah kota dan
mempengaruhi kesejahteraan masyrakat.
Pola penggunaan lahan di sebuah kota pada awalnya didominasi oleh lahan pertanian,
dengan adanya pertumbuhan penduduk dan kebutuhan penduduk yang semakin meningkat, hal
ini mengubah lahan pertanian menjadi lahan terbangun seperti industri. Adanya perubahan
lahan ini, tentu akan mempengaruhi sumber daya manusia yang berhubungan dengan ekonomi
serta kesejahteraan masyarakat di sebuah perkotaan.
Pola penggunaan lahan ini pada dasarnya terjadi di setiap kota di sebuah Negara
berkembang, termasuk Indonesia. Salah satu kota yang mengalami perubahan guna lahan

adalah Kota Bandar Lampung. Kota Bandar Lampng adalah ibukota dari Lampung, sehingga
jelas perkembangan yang ada di Kota ini dalam hal perubahan pola penggunaan lahan cukup
pesat. Kota Bandar Lampung adalah Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) sehingga kota ini
mempunya kegiatan distribusi dan produksi pemasaran yang tinggi. Selain itu, Kota Bandar
Lampung juga merupakan pusat penghubung wilayah laut Sumatera dan Jawa, yang
mengakibatkan kebutuhan lahan tinggi di kota ini. Pola penggunaan lahan yang berubah pada
Kota Bandar Lampung ini sangat mempengaruhi pergerakan sumber daya alam dan juga
tenaga kerja yang mempengaruhi perkembangan ekonomi yang ada di Kota Bandar Lampung.
Perkembangan pola guna lahan di Bandar Lampung ini adalah sebuah indikasi
pemanfaatan ruang oleh masyarakat dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Sehingga pola
penggunaan yang mengalami perubahan bukan semata-mata adalah penurunan luas lahan
pada fungsi tertentu melainkan sangat berhubungan dengan perubahan ekonomi yang ada
didaerah terseebut.
Ekonomi Kota

3

Penggunaan Lahan di Kota Lampung

Perubahan penggunaan lahan pada Kota Bandar Lampung terlihat dari survei yang

dilakukan oleh peneliti dari Univversitas Lampung berdasarkan fakta yang ada pada kota
tersebut. Hasil dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

table 1. tabel penggunaan lahan di Kota Lampung tahun 1999 dan 2010

No.

Penggunaan Lahan

1999

2010

Perubahan

1

Perkampungan

4392.44


6325.19

44

2

Pertanian

11727.21

10448.44

-10.9

3

Hutan

784.1


532.62

-32.07

4

Rawa

9.75

5.5

-43.58

5

Perusahaan

406.3


312.76

-23.02

6

Industri

236.3

488.93

93.02

7

Jasa-jasa

367.85


438.2

19.12

8

Lainnya

1231.58

1150.64

-6.57

9

Tanah kosong tidak digunakan

46.02


19.72

-57.14

100

100

Sumber: Data Penelitian 2012

Dapat diketahui dari tabel diatas, bahwa perubahan penggunaan lahan sudah cukup
tinggi. Perubahan pola guna lahan ini terjadi pada RTH atau lahan pertanian yang mengalami
penurunan dan kenaikan pada sector industry dan permukiman. Hal ini diakibatkan oleh
kebutuhan masyarakat akan pemenuhan kehidupan mereka diperkotaan. Hal ini mempengaruhi
pola ekonomi yang disebabkan oleh perkembangan pembangunan industri dan juga perubah
tenaga kerja.
Kota Bandar Lampung dapat dikatakan mengalami perubahan guna lahan berdasarkan
teori land use yang mengatakan bahwa, semakin bagus kualitas suatu lahan maka akan
semakin tinggi pula aktivitas yang ada pada lahan tersebut. Hal ini sangat mendukung adanya

perubahan lahan yang ada di Kota Bandar Lampung, selain itu dengan adanya teori land use ini
mendukung perubahan harga lahan, yang mempengaruhi pola ekonomi yang ada di Kota
Bandar Lampung. Karena permintaan akan lahan akan semakin tinggi dan harga lahan akan
semakin tinggi di pusat kota dengan kualitas lahan yang semakin bagus. Hal ini juga
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti faktor kelerengan, kesuburan tanah, aksesibilitas dan
kemudahan mobilitas pekerja yang akan mempengaruhi harga lahan. Hal ini berkaitan dengan
kegiatan ekonomi yaitu produksi dan distribusi, sehingga lokasi yang memiliki aksesiblitas yang
Ekonomi Kota

4

Penggunaan Lahan di Kota Lampung

baik akan memperlancar kegiatan ekonomi tersebut. Untuk wilayah ini nantinya akan
mengalami persaingan anat guna lahan, dan kenaikan harga lahan.
Selain faktor-faktor diatas, faktor kelembagaan politik juga mempengaruhi perubahan
guna lahan yang ada di Kota Bandar Lampung. Faktor kelembagaan tersebut diantaranya
adalah peraturan pembangunan perubmahan, yang dapat berpengaruh pada kebijakan insentif
dan diinsentif pembangunan suatu
pembangunan

sebuah

lahan

wilayah. Kebijakan tersebut

karena

dapat

membatasi

atau

mempengarui proses
mempermudah

proses

pembangunan sebuah lahan tersebut. Kebiajakn akan pengaturan tata guna lahan terdaapat
pada RDTRK, dengan demikian, penggunaan lahan pada daerah ini harus dapat direncanakan
dengan sebaik mungkin agar pemanfaatan lahan dapat maksimal untuk emmbantu
kesejahteraan masyarakat.
Pola penggunaan lahan tidak dapat terlepas oleh pertumbuhan jumlah penduduk yang
semakin meningkat di Kota Bandar Lampung yang terlihat pada data BPS tahun 2011 sebagai
berikut:

Table 2. Jumlah Penduduk Kota Lampung tahun 2000 dan 2010

No

Tahun

1

Jumlah Penduduk

2

2000

2010

743.109 jiwa

881.801 jiwa

Sumber: Data BPS tahun 2011

Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa, jumlah penduduk yang ada di Kota Bandar
Lampung mengalami peningkatan dengan rata-rata 1.8% pertahun.
Selain

faktor

pertumbuhan

penduduk,

faktor

perkembangan

ekonomi

juga

mempengaruhi perubahan guna lahan, dari data yang didapatkan dari PDRB Kota Bandar
Lampung diketahui bahwa, pada satu decade terakhir, perkembangan ekonomi Bandar
Lampung mengalami pertumbuhan yang signifikasn. Untuk memperjelas perkembangan
ekonomi pada Kota Bandar Lampung, maka ditampilkan tabel sebagai berikut :

Table 3. tabel laju ekonomi Kota Lampung tahun 2000 dan 2008

No.

Sektor Perekonomian

Tahun

Laju (per-th)

2000

2008

1

Pertanian

162682.16

247576.76

6.52

2

Pertambangan dan

65056

78885.16

2.65

penggalian
Ekonomi Kota

5

Penggunaan Lahan di Kota Lampung

3

Industri pengolaan tanpa

623509

1064499.8

8.84

migas
4

Listrik dan air bersih

37553.13

39050.24

0.49

5

Bangunan

361044

445025.21

2.9

6

Perdagangan, hotel dan

803950

1037250.5

3.62

536588

890120.9

8.23

restoran
7

Pengangkutan dan
komunikasi

8

Keuangan dan persewaan

296643

1159261.3

36.34

9

Jasa-jasa

728002.01

840637.71

1.93

Jumlah

3615027.3

5802307.6

7.56

Sumber: PDRB Kota Lampung

Dari data diatas, dapat diketahui pada Kota Lampung pertumbuhan paling pesat berada pada
sector keuangan dan persewaan, dan menurut penilitian yang dilakukan rata-rata setiap sector
mengalami pertumbuhan ekonomi sekitar 7%, hal ini berkaitan dengan perubahan guna lahan.
Atas dasar hal terebut, dapat diketahui bahwa kenaiakan jumlah enduduk dan juga tingkat
ekonomi mempengaruhi peningkatan akan lahan oleh penduduk, luasan lahan yang tetap dan
permintaan yang terus meningkat, menyebabkan alih guna lahan tidak terelakkan.
Pertumbuhan penduduk yang terjadi di Kota Bandar Lampung, mengakibatkan tuntutan
masyarakat akan lahan yang berdaya guna tinggi semakin meningkat dan pesat sehingga
menyebabkan pertumbuhan wilayah. Pertumbuhan sebuah wilayah dapat dicirikan dengan
terpenuhinya fasilitas-fasilitas kebutuhan masyarakat yang lengkap. Hal ini menyebabkan,
lahan-lahan kurang produktf di Kota Bandar Lampung berubah menjadi lahan-lahan produktif,
yang membangun dan memenuhi kebutuhan masyarakat Bandar Lampung.
Pertumbuhan ekonomi pada akhirnya akan menghasilkan laju, pola dan dampak dari
pertumbuhan wilayah. Laju, pola dan dampak ini akan terlihat seiring dengan waktu yang terus
berjalan. Pertumbuhan wilayah yang disebabkan oleh tuntutan akan permintaan lahan ini
semakin berkembang. Seiring dengan waktu yang terus berjalan. Laju, pola dan dampak akan
semakin terlihat, sehingga harus diperhatikan.
Perkembangan wilayah tentunya harus sejalan dengan karakteristik wilayah tersebut.
Jika tidak memperhatikan karakteristik suatu wilayah, maka pertumbuhan wilaya ini akan
mempengaruhi sustainability dari pembangunan sebuah wilayah. Hal ini tentunya akan
berdampak buruk terhadap perkembangan masa depan. Pada Kota Lampung, dampak dari
Ekonomi Kota

6

Penggunaan Lahan di Kota Lampung

terganggunya

sustainability dapat terlihat, contohnya konversi lahan sawa, pencemaran,

pendangkalan DAS, dll.dampak-dampak yang terlihat sekarang jika diamati akan mengganggu
pertumbuhan masa depan dan mengganggu anak cucu kita nanti.
Proses pertumbuhan dan alih fungsi lahan selain dipengaruhi oleh pertumbuhan lahan
juga dipengaruhi oleh land rent atau harga sewa lahan. Lahan yang telah dikonversi, memilki
harga sewa yang tinggi. Harga sewa lahan ini dikarenakan adanya tuntutan permintaan lahan
yang tinggi dan tdak diseimbangi oleh ketersediaan lahan yang tetap sehingga timbul
persaingan akan penggunaan lahan dan mempengaruhi dari gejolak harga lahan yang ada di
pasaran. Terlebih di era globalisasi seperti saat ini, dimana harga pasar sangat kuat yang
mengakibatkan munculnya konflik yang semakin meningkat dalam memanfaatkan tanah dan
persaingan akan pemanfaatan tersebut semakin kuat. dalam hal ini, persaingan ditentukan oleh
harga sewa lahan dan barang siapa yang memberikan harga sewa lahan tertinggi maka dialah
pemenangnya.
Harga sewa lahan atau land rent mempunyai 4 jenis yang mempengaruhi harga sewa
dari lahan tersebut, yaitu:
1. ricardian rent, fungsi lahan
2. location rent, aksesibilitas
3. ecological rent, ekologis
4. sociology rent, sosial
Masing-masing jenis sewa lahan ini mempengaruhi harga lahan yang ada pada sebuah lahan.
Namun, sangat jarang ditemui lahan yang memilki jenis sewa lahan berdasarkan ke 4 jenis
tersebut. Jenis lahan pada Kota Bandar Lampung yang paling sempurna ditemui adalah jenis
ricardian rent dan location rent. Setiap lahan pasti memilki kekurangan dari 4 jenis sewa lahan
diatas.
Karena diera globalisasi ini kekuatan akan pasar sangat kuat, maka jika terjadi
kegagalan dalam proses pasar, maka akan menganggu proses pembangunan yang ada
disebuah wilayah. Mekanisme kegagalan pasar ditinjau dari setiap pandangan masyarakat
secara keseluruhan, karena proses gagalnya mekanisme pasar akan menganggu pola guna
lahan yang berganti sehingga menganggu proses pembangunan terutama dinegara
berkembang. Hal ini juga terjadi di Kota Bandar Lampung, kebijakan pemerintah yang ada di
kota ini cenderung mengikuti mekanisme pasar. Dimana banyak terjadi konversi lahan sawah
menjadi non-persawahan sangat tinggi terjadi di daerah pinggiran Kota Bandar Lampung.
Lahan dengan produktivitas pertanian yang tinggi banyak dibangun perumahan, begitupun
dengan lahan yang
Ekonomi Kota

kurang prdoduktiv

dibangun banyak perumahan. Hal ini disebabkan
7

Penggunaan Lahan di Kota Lampung

karena harga pasar dari perumahan yang tinggi sehingga menang dipasaran. Perkembangan
perumahan yang ada di Kota Bandar Lampung mengikti pola jalan dan juga aksesibiltas
sehingga pola aksesibilatas mempengaruhi pembangunan perumahan dan built up area di Kota
Bandar Lampung, yang menyebabkan adanya kolaborasi yang kuat antara pihak pemerintah
dan swasta.
Pesatnya pertumbuhan kegiatan ekonomi dan penduduk yang ada di Kota Lampung,
mengakibatkan peraturan tata ruang di kawasan ini menjadi penentu keoptimalan pemanfaat
lahan dan kesesuain lahan dengan fungsi bangunan yang akan dibangun. Berikut merupakan
siklus dari perencanaan tata ruang di Kota Lampung

2.2 Critical Review
Permasalahan lahan di sebuah kota berkembang memang sudah sewajarnya terjadi,
pada

Kota

Bandar

Lampung

banyak

terjadi

permasalahan

mengenai

lahan

yang

meningkat,sehingga munculnya persaingan. Pengurangan lahan yang ada di Kota Bandar
Lampung terjadi pada rawa-rawa, pertanian, dan lahan yang tidak digunakan sedangkan fungsi
lainya mengalami pelebaran. Hal ini akan mnejadi hal besar di Kota Bandar Lampung, ketika
terjadinya persaingan sewa lahan yang tinggi akan perumahan semakin meningkat. Dan sejauh
ini, menurut analisa dari jurnal tidak ditemui peraturan pemerintah terkait hal ini. ditakutkan jika
tidak adanya peraturan mengenai pembangunan, pembangunan perumahan akan terjadi
secara terus-menerus dan pembangunan lahan tidak didasari atas kesesuaian dan fungsi lahan
Ekonomi Kota

8

Penggunaan Lahan di Kota Lampung

seharusnya. Sehingga yang terjadi adalah terjadinya berbagai masalah lahan seperti banjir
karena pembangunan tidak sesuai dengan fungsi lahan. Atau ketidakstabilan ekonomi akibat
harga lahan di pusat melambung tinggi dan tidak adanya kebijakan terkait hal ini.
Pada jurnal mengenai dinamika penggunaan lahan di Kota Lampung ini, permasalahan
dan juga materi yang disampaikan terlalu berbelit-belit. Terlalu panjang, padahal setelah dibaca,
antara masing-masing sub judul memilki kesamaan pembahasan. Tidak ada perbedaan yang
jelas antara sub judul yang ada di pembahasan. Jurnal ini pada dasarnya dapat disingkat dan
diperjelas sehingga pembaca dapat dengan jelas memahami maksud dan tujuan. Hal-hal yang
tidak perlu diulang seharusnya dapat digantikan dengan penjelasan yang belum jelas.
Penjelasan yang belum jelas menurut saya adalah bagian tabel dan hubungannya dengan
pembahasan. Bagi orang awam, penjelasan yang ada pada jurnal untuk bagian tersebut dirasa
kurang jelas sehingga sulit untuk dipahami. Dan juga tidak ada penjelasan khusus mengenai
hubungan antara tabel yang satu dengan lainnya.
Membandingkan antara jurnal mengenai dinamika penggunaan lahan pada Kota
Lampung dan juga jurnal mengenai analisa perubahan fungsi lahan pertanian di Kabupaten
Demak, terdapat kekurangan dari jurnal yang membahsa Kota Lampung. Pada jurnal di
Kabupaten Demak, terdapat kesinambungan antara masing-masing bahasan, dan juga memiliki
dasaran yang kuat akan opini yang diungkapkan serta memiliki teori-teori landasan mengenai
lahan. Sehingga apa yang kita pelajari dan baca itu dapat dimengerti sepenuhnya oleh
pembaca. Penyampaian maksud dari jurnal pada Jurnal di Kota Lampung kurang jelas dan
sistematika penulisan pun kurang baik jika dibandingkan dengan jurnal lain.
Materi mengenai lahan yang saya pelajari mengenai nilai lahan tidak dibahas di makalah
ini, padahal nilai lahan adalah salah satu faktor lahan yang mempengaruhi pembangunan lahan
dan dapat disesuaikan dengan pembangunan yang ada di sebuah daerah hingga optimal.
Karena nilai lahan sangat berhubungan dengan kemampuan produktivitas lahan, seharusnya
nilai lahan dapat dijadikan salah satu saran dalam masalah yang ada pada perencanaan
pembangunan dan persaingan lahan yanga ada di Kota Bandar Lampung.
2.5 Lesson Learned
Pada

Jurnal mengenai dinamika Penggunaan Lahan Perkotaan di Kota Bandar

Lampung banyak hal yang saya dapatkan, salah satunya adalah mengeai Teori land use,

kualitas lahan yang tinggi secara alamiah akan menjadi titik awal pertumbuhan aktivitas
manusia. Teori ini merupakan teori dasar yang sekarang ini sedang berkembang yang
sebelumnya belum didapatkan.
Ekonomi Kota

9

Penggunaan Lahan di Kota Lampung

Selain itu, untuk membandingkan masalah yang ada di jurnal ini, saya membaca jurnal
terkait dinamika pengguaan lahan dan mendapatkan ilmu mengenai gaya yang mempengaruhi
perubahan tata guna lahan, gaya sentripegal dan gaya setrifugal. Gaya sentripegal adalah gaya
yan menahan aktifitas dipusat kota dan menarik aktifitas yang berada di luar pusat kota tertarik
untuk kedalamnya. Gaya sentrifugal adalah gaya yang mendorong kegiatan dari pusat kota ke
daerah pinggiran.
Lalu, bagaimana cara untuk menentukan ketidaksesuaian penggunaan lahan dan
pengaruhnya terhadap perkembangan lahan diperkotaan. Seperti harga lahan yang tinggi
mempengaruhi tingkat pembangunan yang ada di Kota Lampung dan kebanyakan kota yang
ada di Indonesia sebagai Negara berkembang. Sehingga hal ini sangat bermanfaat bagi ilmu
yang saya pelajari. Karena teori yang sudah saya pelajari sebelumnya sesuai dengan teori yang
disampaikan pada jurnal ini.

Ekonomi Kota

10

Penggunaan Lahan di Kota Lampung

DAFTAR PUSTAKA
Mustopa Zainil. “faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi lahan pertanian di Kabupaten Demak.
17 Maret 2015. http://eprints.undip.ac.id/29151/1/Skripsi015.pdf
Hati, Ika Permata. “ critical Review : Dinamika Penggunaan Lahan di Wilayah Perkotaan Studi Kasus
Kota Bandar Lampung”. 17 Maret 2015. www. Academia.edu/701420.
Utoyo, Bambang. “ Dinamika Penggunaan Lahan di Wilayah Perkotaan Kota Bandar Lampung “
17 Maret 2015. www. Portalgaruda.org/article.

Ekonomi Kota

11