STRATEGI KELOMPOK KEPENTINGAN FREEDOM TO

STRATEGI KELOMPOK KEPENTINGAN FREEDOM TO MARRY
DALAM UPAYA LEGALISASI SAME SEX MARRIAGE
DI AMERIKA SERIKAT

Kamiliya Atikah – 140910101051
Program Studi Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Jember
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Politik dan Pemerintahan Amerika Serikat

ABSTRAK
Iklim budaya masyarakat di Amerika Serikat yang sangat konservatif telah menunjukkan
ketidaksiapan negara ini menerima adanya hubungan resmi (pernikahan) pasangan gay bahkan
cenderung mengintimidasinya tanpa ada perjuangan dari kaum ini sampai pada tahun 1983.
Tulisan ini bertujuan menjelaskan signifikansi dari suatu interest group dalam mempengaruhi
proses pembuatan kebijakan di Amerika Serikat dengan studi kasus kelompok Freedom to
Marry yang memperjuangkan legalisasi same sex marriage bagi kaum LGBT (lesbian, gay,
bisexual, and transgender). Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif yang berusaha
menggambarkan semua esensi dari keterlibatan interest group dalam perpolitikan Amerika
Serikat berdasarkan fakta-fakta yang ada. Argumen utamanya bahwa strategi yang digunakan
oleh kelompok Freedom to Marry dalam upayanya mempengaruhi pembentukan kebijakan
dipenuhi dengan aksi direct lobbying dan central campaign. Salah satu pilar yang dipegang oleh
kelompok ini dalam memperjuangkan legalisasi same sex marriage dan mendapat dukungan

dari masyarakat luas bahwa semua rakyat berhak untuk mendapatkan perlakuan sama yaitu
untuk menikah.

Kata kunci: freedom to marry, interest group, kebijakan

PENDAHULUAN
Walaupun telah dilegalkan di beberapa negara bagian sejak tahun 1962 dan di seluruh
Amerika Serikat pada 2003 oleh putusan mahkamah agung Amerika Serikat,1 aktivitas
seksual same sex masih mengalami berbagai restriksi dan diskriminasi yang
membedakannya dengan individu lainnya. Seperti adanya larangan bagi kaum LGBT
untuk menjadi tentara Amerika Serikat secara terbuka, harus menyembunyikan orientasi
seksualnya (berakhir pada tahun 2011 dimana kaum LGBT dinyatakan boleh menjadi
tentara secara terbuka) dan yang paling utama yaitu masalah pernikahan yang sangat
memberatkan kaum LGBT. Bahwa di tingkat federal diatur dalam Defense of Marriage
Acts (DOMA), aturan hukum yang dibuat oleh partai republik yang diberlakukan sejak
21 September 1996 tentang pembatasan manfaat pernikahan hanya pada pernikahan
yang legal yakni dengan lawan jenis. Dalam DOMA section 3 dikatakan “the word
‘marriage’ means only a legal between one man and one woman as husband and wife,
and the word ‘spouse’ refers only to a person of the opposite sex who is a husband or a
wife”2 dengan begitu DOMA merupakan bentuk otentik tindakan Amerika Serikat

terhadap adanya same sex marriage walaupun telah melegalkan aktivitasnya.
Berikutnya dalam bagian 3 DOMA dijelaskan lebih lanjut pembatasan-pembatasan
terhadap pelaku same sex marriage seperti tidak adanya asuransi karyawan pemerintah,
jaminan sosial, imigrasi, ketidakseimbangan urusan warisan, dan pengajuan laporan
pajak gabungan.
Keberagaman emosional dan pola pikir masyarakat Amerika Serikat telah menjadi salah
satu penyebab hukum di negara tersebut terus mengalami pergeseran secara dinamis dan
menyesuaikan keadaan negara-negara bagiannya. Bahwa tidak semua negara bagian
sebelum adanya DOMA ini melarang adanya same sex marriage. Sehingga dengan
adanya kebijakan DOMA di tingkat federal ini dinilai sebagai diskriminasi terhadap
negara-negara bagian yang telah melegalkan same sex marriage dan tentunya kaum
LGBT yang ingin menikah itu sendiri secara keseluruhan di Amerika Serikat. Sehingga
penting untuk kembali mempertanyakan esensi dari hukum ini. Apakah benar sesuai
dengan keinginan rakyat menyeluruh sehingga dijadikan hukum tingkat federal?
1

State Sponsored Homophobia 2016: A world survey of sexual orientation laws: criminalisation,
protection and recognition. International Lesbian, Gay, Bisexual, Trans and Intersex Association (ILGA),
17 May 2016, hlm 35.
2


"Defense of Marriage Act", section 3: Definition of Marriage, United States Government Printing
Office, 21 September 1996.

PEMBAHASAN
Interest Group
Konsep interest group secara umum didefinisikan sebagai sekumpulan individu nonpemerintahan yang terorganisir berdasarkan tujuan yang sama dan berusaha mengubah
serta mempengaruhi kebijakan publik negara agar sesuai dengan tujuan tersebut tanpa
ada agenda untuk terlibat dalam kontrol pemegang kekuasaan dan legislasi dalam
pemerintahan. Interest group sebagai wadah bagi para pembuat kebijakan untuk
mengetahui kepentingan bersama yang diinginkan rakyat agar sasaran kebijakan dapat
menjadi aturan yang tepat karena sesuai dengan keinginan rakyat.
Interest group telah menjadi kekuatan yang dominan dalam politik dan pemerintahan
Amerika yang menjunjung tinggi nilai perwakilan yang demokratis. Mereka
berpartisipasi aktif dalam layar politik seperti kongres dengan para pembuat kebijakan
(melalui para lobbyist) memperjuangkan kepentingan yang spesifik untuk diperhatikan
dan ditindaklanjuti menjadi suatu kebijakan. Atas dasar perwakilan kepentingan yang
demokratis dan banyaknya perbedaan-perbedaan/cleavages inilah yang menyebabkan
interest group sangat berkembang di Amerika Serikat. Beberapa penyebab lainnya yaitu
pembangunan ekonomi yang luas telah menciptakan kepentingan-kepentingan baru

yang sebelumnya tidak ada dan menggaantikan yang kepentingan yang ada.
Kebijakan pemerintah juga turut menjadi alasan eksistensi signifikan dari suatu interest
group. Seperti kebijakan kepemilikan senjata bagi individu telah memicu signifikansi
kelompok kepentingan untuk selalu mengkritisi kebijakan tersebut yaitu National Rifle
Association yang merupakan salah satu interest group besar di Amerika Serikat. Selain
itu kampanye organisasi-organisasi politik yang mengangkat issue spesifik yang sesuai
dengan orientasi politiknya kerap menggunakan gerakan-gerakan sosial yang menarik
minat rakyat untuk berpartisipasi dan akhirnya membentuk interest group. Contohnya
ketika partai demokrat mengembangkan isu kebebasan tentang kaum LGBT mampu
menarik banyak simpatisan yang kemudian berkumpul membentuk berbagai kelompok
dengan tujuan yang sama.
Intinya pasti akan terjadi suatu aksi-reaksi terhadap semua aktivitas yang dilakukan oleh
pemerintah. Semakin banyak aktivitas yang dilakukan oleh pemerintah, semakin banyak
kelompok-kelompok yang terorganisir yang tertarik pada aktivitas-aktivitas tersebut dan

mengkritisinya karena keberagaman Amerika yang sangat memungkinkan hal ini
terjadi. Dalam artian, ketika pemerintah membuat suatu kebijakan yang mengatur
tentang suatu objek tertentu, interest group yang memiliki tujuan bertentangan dengan
aturan ini pasti akan muncul ke permukaan dan memulai agendanya mempengaruhi
kebijakan ini.

Kelompok Kepentingan Freedom to Marry
Freedom to marry adalah suatu organisasi tingkat nasional yang secara resmi muncul
pada Januari 2003, memiliki kepentingan tunggal yaitu tercapainya persamaan hak dan
legalisasi same sex marriage di seluruh negara bagian Amerika Serikat. Evan Wolfson,
pendirinya, seorang pengacara yang telah tertarik terhadap isu ini sejak menyusun
tesisnya, melalui organisasi ini berusaha memberi pemahaman ulang tentang esensi dari
pernikahan itu sendiri dan urgensinya bagi rakyat amerika untuk mengubah pandangan
para non-gay terhadap kaum LGBT. Melalui bukunya Why Marriage Matters: America,
Equality, and Gay People's Right to Marry Wolfson melakukan pendekatan tentang
pernikahan pada masyarakat amerika. Begitu juga dengan aktivitas gerakan-gerakan
sosial. Karena kekonsistenannya yang gigih terhadap isu tersebut di Amerika Serikat ia
dikenal sebagai “leader or architect of same sex marriage movement”.
Tulisannya di situs berita online usnews.com pada 7 Oktober 2011 berisi opini terhadap
konsep pernikahan yang telah ia percayai sebagai suatu hal yang sangat penting dan
seharusnya tidak ada double standard terhadap penerapannya.3 Ia juga secara jelas
mengatakan kebijakan DOMA sebagai suatu bentuk diskriminasi yang telah membagi
rakyat amerika kepada dua kelas yang berbeda, satu yang perilakunya disukai
pemerintah federal dan satunya yang tidak disukai dan harus diperlakukan berbeda.
Bahwa hal tersebut bertentangan dengan nilai human rights dan malah diterapkan
menyeluruh di tingkat federal. Terakhir ia menyampaikan bahwa Amerika Serikat tidak

membedakan rakyatnya ke dalam kelas-kelas yang menjadikannya kedalam kelompok
unggul atau tidak, semuanya dipandang sama dan memiliki hak yang sama. Maka dari
itu pemerintah federal juga tidak berhak membagi peraturan yang membedakan rakyat
kedalam dua kelas yang berbeda.
Kelompok ini menjadi besar karena mampu menarik minat rakyat yang telah
mendapatkan pemahaman baru atau simpatik terhadap kaum LGBT yang dinilai telah
3

http://www.usnews.com/debate-club/should-gay-marriage-be-legal-nationwide/without-nationwide-gaymarriage-us-government-discriminates, diakses pada hari Minggu, 11 Desember 2016.

didiskriminasi melalui kebijakan tingkat federal Defense of Marriage Act/DOMA dalam
berbagai hal yang menyangkut orientasi seksual mereka. Selain itu fakta bahwa
kelompok ini telah didukung oleh the Golden Old Parties (partai Demokrat &
Republik)4 semakin memantapkan identitas kelompok ini sebagai kelompok
kepentingan yang bipartisan. Tentu saja status ini hanya dapat dicapai dengan usaha
yang sangat keras dan tidak mudah, mengingat tujuan utama dari kelompok ini
bertentangan dengan kebijakan DOMA yang bahkan ditandatangani oleh presiden
demokrat (Bill Clinton) untuk memulai penerapannya. Sampai di akhir 2003 pun ketika
Massachusetts memutuskan kebebasan menikah yang mengarahkan pada pernikahan
sesama jenis pertama tersebut mendapatkan penentangan yang keras dari oposisi yang

bipartisan dengan presiden George W. Bush dan partainya republik yang paling keras
menentang hal ini. Terlihat sekali bagaimana suasana politik saat itu ketika kelompok
Freedom the Marry ini barau terbentuk sangatlah konservatif.
Namun kemudian partai demokrat mulai membuka diri dan mendukung sekali terhadap
isu ini. Mantan presiden Bill Clinton menyatakan penyesalannya terhadap pelaksanaan
kebijakan DOMA tersebut dan menyatakannya sebagai kesalahannya dimasa lalu.
Langkah selanjutnya kelompok ini berusaha mendapatkan dukungan dari partai
Republik yang memerintah dengan mendekati juru bicara partai dan memberikan
pemahaman kepadanya. Hingga akhirnya orang pertama dari partai republik yang
berada di sisi kelompok ini adalah Dick Cheney, wakil presiden yang menyatakan
“freedom means freedom for everyone”.
Selanjutnya strategi yang digunakan kelompok ini untuk mendapatkan support penuh
dari GOP khususnya partai republik yaitu dengan melakukan pendekatan yang paling
efektif melalui juru bicara profesional dan media serta kampanye kepada young
conservatives yang terbukti berhasil, karena kaum muda cenderung lebih terbuka dan
mendukung keadilan pernikahan untuk semua.
Peran Freedom to Marry dalam Perubahan Kebijakan Federal
Freedom to Marry menggunakan strategi nasionalnya yang disebut dengan “Roadmap
to Victory” berisi tiga langkah yang menjadi landasan bagi kelompok ini dalam misinya
memenangkan legalisasi same sex marriage menjadi hukum federal di mahkamah

agung Amerika Serikat. Strategi ini dapat terpenuhi dengan dana yang sangat besar.
4

http://www.freedomtomarry.org/pages/winning-bipartisan-support, 2016 "Winning Bipartisan Support".
Freedom to Marry. Freedom to Marry official sites, diakses pada hari Minggu, 11 Desember 2016.

Dana tersebut didapat dari berbagai pihak yang mendukung aktivitas kelompok ini,
partai politik, donasi masyarakat yang simpatik dan pro-LGBT, serta dari pemerintah
lokal negara-negara bagian yang telah melegalkan same sex marriage di distriknya. Dari
aliran dan perputaran dana untuk kampanye yang besar ini secara tidak langsung juga
menunjukkan betapa besarnya keinginan masyarakat amerika agar pemerintah federal
memberikan perlakuan yang sama terhadap semua warganya.
Dalam Roadmap to victory yang merupakan blueprint strategi kelompok ini, ada 3
langkah besar utama yang harus dicapai. Yang pertama adalah dengan memenangkan
same sex marriage di banyak negara bagian. Kelompok ini memiliki prinsip yang tidak
mengharuskan untuk menang di semua negara bagian namun harus memenangkan
sebanyak mungkin negara bagian dengan tujuan mengumpulkan momentum di akhir
mahkamah agung Amerika Serikat. Kemenangan pertama negara bagian yang
melegalkan same sex marriage adalah Massachusetts pada 2004. Tercatat pada 2002
tidak ada negara bagian menjadi 37 negara bagian ditambah the District of Columbia

melegalkan same sex marriage.5 Selain memenangkan negara bagian, yang tidak kalah
penting adalah langkah kedua yaitu membangun dan meningkatkan dukungan publik
terhadap pernikahan. Dukungan ini telah berkembang dengan pesat pada dekade
pertamanya sejak berdiri.

5

"The Changing Landscape of Same-Sex Marriage". Washington Post. Washington Post. 2015,
http://www.washingtonpost.com/wp-srv/special/politics/same-sex-marriage, diakses pada Minggu, 11
Desember 2016.

Jumlah pendukung marriage equality telah meningkat drastis dari tahun 1996 ketika
DOMA pertama kali disahkan, seperti yang telah dipaparkan oleh penelitian rutin dari
lembaga polling kehidupan politik populer di Amerika Serikat, Gallup. Di tahun 1996
dari hanya 27% pendukung same sex marriage yang sah dan diatur sama dengan
pernikahan beda jenis menjadi 60% di tahun 2015.6 Ini artinya berbagai gerakan sosial
pro same sex marriage guna mendapatkan dukungan dari rakyat independen amerika
telah mampu memberi perubahan terhadap mayoritas pandangan yang mereka pegang
terhadap LGBT.
Dukungan yang masif ini dapat diperoleh berkat media dan kegigihan pendekatan

langsung yang dilakukan kelompok ini, salah satu usaha efektif yang dilakukan dengan
mengirim surat langsung untuk mendapatkan dukungan dari para entrepreneur, selebriti,
dan tokoh politik.
Bahkan di tengah efouria menuju 2016 President election antusiasme warga amerika di
tahun 2015 terhadap legalisasi same sex marriage ikut menjadi bahan pertimbangan
penting. Bahwa menurut survei dari Gallup diperoleh hasil general satu dari empat
warga amerika merasa perlu untuk kandidat presiden dari partainya agar menyuarakan
pandangannya masing-masing terhadap same sex marriage ini.

Kemudian strategi yang ketiga yaitu upaya mengakhiri diskriminasi pernikahan di
tingkat federal. Inilah usaha terakhir dari Freedom to marry yang paling krusial. Sebab
mengakhiri diskriminasi yang selama ini dianggap telah dilakukan oleh pemerintah
federal berarti secara bersamaan juga menentang DOMA untuk dihapuskan, yang mana
6

McCarthy, Justin. "Record-High 60% of Americans Support Same-Sex Marriage". Gallup.com. Gallup,
http://www.gallup.com/poll/183272/record-high-americans-support-sex-marriage.aspx, diakses pada
Minggu, 11 Desember 2016.

telah dijalankan sejak 1996 dan ditandatangani oleh presiden Bill Clinton. Upaya

memperjuangkan same sex marriage ini semakin menguatkan di mahkamah agung
Amerika Serikat ketika presiden petahana Barrack Obama menyatakan support kepada
kelompok ini. Platform politik partai demokrat Obama tahun 2008 salah satunya yaitu
mencabut DOMA.7
Dari tahun 2014 hingga 2015 Freedom to Marry mengajukan kasus penting untuk
menantang same sex marriage bans/DOMA sebagai penggugat ke Mahkamah Agung
Amerika Serikat. Dan pada 26 Juni 2015 Mahkamah Agung yang menangani kasus
Obergefell versus Hodges yang akhirnya setelah pertimbangan yang cukup dari keempat
hakim dan berbagai perubahan pemahaman rakyat amerika sehingga melalui keputusan
5-4 mahkamah mencabut larangan same sex marriage untuk seluruh negara bagian di
Amerika Serikat.

KESIMPULAN
Interest group telah menjadi kekuatan yang dominan dalam politik dan pemerintahan
Amerika. Mereka yang berperan aktif memperjuangkan apa yang dibutuhkan rakyat
agar mampu tersampaikan pada kongres dan menjadi kebijakan yang tepat. Salah satu
bentuk interest group adalah Freedom to marry yang berusaha memperjuangkan
legalisasi same sex marriage dengan melakukan strategi nasionalnya “Roadmap to
Victory” berisi tiga langkah yang menjadi landasan bagi kelompok ini yaitu
memenangkan same sex marriage di banyak negara bagian, membangun dan
meningkatkan dukungan publik terhadap pernikahan, dan yang paling penting yaitu
mengakhiri diskriminasi pernikahan di tingkat federal. Kelompok ini ingin
menghilangkan diskriminasi terhadap kaum LGBT yang ingin menikah dalam kebijakan
Defense of Marriage Act/DOMA tanpa ada maksud untuk ikut berkuasa dalam
pengambilan keputusan. Perjuangan yang panjang dari kelompok ini mampu menjadi
kenyataan karena dukungan yang sangat besar dari banyak pihak baik itu masyarakat
maupun partai politik bipartisan. Melihat pola pandangan masyarakat yang telah
berubah inilah Amerika Serikat dipandang telah siap dengan legalisasi same sex
marriage di tingkat federal.

7

2008 Democratic Party Platform. http://www.presidency.ucsb.edu/ws/?pid=78283, diakses pada hari
Minggu, 11 Desember 2016.

DAFTAR REFERENSI
2008 Democratic Party Platform. http://www.presidency.ucsb.edu/ws/?pid=78283,
diakses pada hari Minggu, 11 Desember 2016.
Brunell, Thomas.L. The Relationship between Political Parties and Interest Groups.
Dallas:University of Texas.
Defense of Marriage Act, section 3: Definition of Marriage, United States Government
Printing Office, 21 September 1996.
Feldkamp, Olivia. 2013. An Examination of Interest Groups: Impact on Public Opinion.
University of Louisville.
Gordon, Noel. 2011. A Case Study Approach to LGBT Interest Groups Strategies: The
2009 D.C. Marriage Campaign. University of Michigan-Ann Arbor.
Grossmann, Matt. Interest Group Influence On U.S. Policy Change: An Assessment
Based On Policy History. Michigan State University.
McCarthy, Justin. "Record-High 60% of Americans Support Same-Sex Marriage".
Gallup.com. Gallup, http://www.gallup.com/poll/183272/record-high-americanssupport-sex-marriage.aspx, diakses pada Minggu, 11 Desember 2016.
State Sponsored Homophobia 2016: A world survey of sexual orientation laws:
criminalisation, protection and recognition. 2016. International Lesbian, Gay,
Bisexual, Trans and Intersex Association (ILGA).
The Changing Landscape of Same-Sex Marriage. 2015. Washington Post.
http://www.washingtonpost.com/wp-srv/special/politics/same-sex-marriage,
diakses pada Minggu, 11 Desember 2016.
Winning Bipartisan Support. 2016. Freedom to Marry. Freedom to Marry official sites,
http://www.freedomtomarry.org/pages/winning-bipartisan-support/ diakses pada
hari Minggu, 11 Desember 2016.
Wolfson, Evan. 2011. Should Gay Marriage be legal nationwide.US News,
http://www.usnews.com/debate-club/should-gay-marriage-be-legalnationwide/without-nationwide-gay-marriage-us-government-discriminates,
diakses pada hari Minggu, 11 Desember 2016.

Dokumen yang terkait

A STUDY ON THE IMPLEMENTATION OF SCIENTIFIC APPROACH USED BY ENGLISH TEACHER IN TEACHING ENGLISH TO LOW LEVEL STUDENTS AT SMP IN MALANG

5 78 21

USING TRANSLATION AS A STRATEGY TO IMPROVE VOCABULARY OF XC STUDENTS AT MAN 1 MALANG IN ACADEMIC YEAR 2012/2013

3 73 18

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

STRATEGI ANGGOTA LEGISLATIF DALAM MEMPERKUAT HUBUNGAN DENGAN KONSTITUEN(Studi pada anggota DPRD Kabupaten Pamekasan Periode 2009-2014)

0 81 37

MANAJEMEN STRATEGI RADIO LOKAL SEBAGAI MEDIA HIBURAN (Studi Komparatif pada Acara Musik Puterin Doong (PD) di Romansa FM dan Six To Nine di Gress FM di Ponorogo)

0 61 21

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52

PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN YANG TEPATGUNA MENINGKATKAN PANGSA PASAR PADA PERUSAHAAN ROLL KARET UD. SARI ARGO MANDIRI MALANG

6 98 2

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN SEPEDA MOTOR HONDA MELALUI PENDEKATAN BOSTON CONSULTING GROUP PADA PT. MPM MOTOR DI JEMBER

7 89 18

KAJIAN YURIDIS TERHADAP PEMBATALAN PERKAWINAN AKIBAT ADANYA HUBUNGAN NASAB (Studi Putusan No. 1136/Pdt.G/2006/PA.Lmj) STUDY JURIDICAL TO MARRIAGE ANNUALMENT CONSEQUENCE OF EXISTENCE LINEAGE (Study of Decision No. 1136/Pdt.G/2006/PA.Lmj)

1 45 18