KAJIAN PENERAPAN ELECTRONIC ROAD PRICING (1)

Prosiding Simposium Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi ke-20
Universitas Hasanuddin, Makassar, 4 – 5 November 2017

KAJIAN PENERAPAN ELECTRONIC ROAD PRICING (ERP)
GUNA MEMPERSINGKAT WAKTU PELAYANAN DI
GERBANG TOL
(Studi Kasus Gerbang Tol Brebes Timur)
Anugerah Fasikhullisan
Taruna Manajemen Keselamatan Transportasi Jalan
Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan
Jl. Perintis Kemerdekaan No. 17, Kampus PKTJ,
Tegal, 52125
Telp. 083837219380
Anugerah.efel@gmail.com

Surya Sekarmaji
Taruna Manajemen Keselamatan Transportasi Jalan
Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan
Jl. Perintis Kemerdekaan No. 17, Kampus PKTJ,
Tegal, 52125
Telp. 085741730774

Suryasekarmaji@gmail.com

Singgih Laksana
Taruna Teknik Keselamatan Otomotif
Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan
Jl. Perintis Kemerdekaan No. 17, Kampus PKTJ,
Tegal, 52125
082314168123
Singgihlaksana@gmail.com

Agus Sahri
Dosen
Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan
Jl. Perintis Kemerdekaan No. 17, Kampus PKTJ,
Tegal, 52125
Agus.sahri@gmail.com

Abstrak
Today the toll road is expected to be the solution of traffic congestion, that is, as a highway. But in fact toll
road has not functioned optimally. This is seen from the congestion that occurs in output and input of toll

roads. One of the main causes of the bottleneck is implementation of manual transaction system.
Conventional manual transaction systems cause road users to wait for service from toll personnel. By 2016,
congestion toll gate fatalities at the East Brebes toll gate (Brexit). Implementation Electronic Road Price
(ERP) to replace manual transaction system toll gate can be a solution to shorten service time at toll gate up
to 100%. This is because the ERP transaction system is done electronically and even the effective transaction
process on a vehicle with a speed of 65 km / h that the road users do not require waiting time to transact at
the toll.
Keywords: Congestion, toll booth, Electronic Road Pricing
Abstract
Dewasa ini jalan tol diharapkan menjadi solusi dari kemacetan lalu lintas, yaitu sebagai jalan bebas
hambatan. Namun pada kenyaataannya jalan tol belum berfungsi secara optimal. Hal ini dilihat dari
kemacetan yang terjadi pada akses keluar dan masuk jalan tol. Salah satu penyebab utama kemacetan tersebut
ialah penerapan sistem transaksi manual. Sistem transaksi manual yang masih konvensional menyebabkan
pengguna jalan membutuhkan waktu menunggu untuk mendapatkan pelayanan dari petugas gardu tol. Pada
tahun 2016, kemacetan di gerbang tol menimbulkan korban jiwa tepatnya di gerbang tol Brebes Timur
(Brexit). Penerapan Electronic Road Price (ERP) untuk menggantikan sistem transaksi manual di gerbang tol
dapat menjadi solusi guna mempersingkat waktu pelayanan di gerbang tol hingga 100%. Hal ini disebabkan,
sistem transaksi ERP dilakukan secara elektronik bahkan proses transaksi efektif pada kendaraan dengan
kecepatan 65 km/jam sehingga pengguna jalan tidak membutuhkan waktu menunggu untuk bertransaksi di
tol.

Keywords: Kemacetan, gardu tol, Electronic Road Pricing

1

Anugerah Fasikhullisan, et.al

PENDAHULUAN
Jalan tol merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan kelancaran lalu lintas. Pelayanan
dengan hambatan samping yang sangat kecil membuat jalan ini dijadikan pilihan bagi para
pengguna jalan untuk sampai ke tujuan dengan cepat (PM PU Nomor 16, 2014). Namun,
seiring dengan meningkatnya pengguna jalan tol, maka tingkat pelayanan jalan tol harus
disesuaikan dengan kebutuhan layanan saat ini, mulai dari kondisi jalan tol, kecepatan
tempuh rata-rata, mobilitas, keselamatan, unit pertolongan, termasuk diantaranya ialah
faktor aksesbilitas.
Faktor aksesbilitas dalam hal ini ialah pintu atau gerbang tol, seringkali menemui masalah
terkait dengan waktu pelayanan. Hal ini berkaitan dengan sistem pembayaran yang masih
menggunakan sistem manual. Pada saat transaksi di gerbang tol pengguna jalan tol
diwajibkan mengambil tiket tanda masuk pada gerbang masuk dan membayar tol pada
gerbang keluar (Rahayu, 2015), sehingga para pengguna kendaraan yang akan
menggunakan jasa jalan tol diharuskan untuk menghentikan kendaraan pada saat

melakukan pembayaran tol. Pada saat tingkat kedatangan lebih tinggi dari pada waktu
pelayanan maka akan terjadi antrian. Antrian terjadi disebabkan oleh kebutuhan akan
layanan melebihi kemampuan (kapasitas) pelayanan atau fasiitas layanan, sehingga
pengguna fasilitas tidak bisa segera mendapat layanan disebabkan kesibukan layanan
(Anthara, 2014).
Dampak yang paling terasa adalah dampak ekonomi, dimana perekonomian selalu
bergerak setiap waktu, bahkan untuk tiap detiknya berharga. Selain itu, pada saat
kendaraan harus mengantre berjam - jam karena kemacetan maka BBM pun akan
berkurang dengan percuma. Selain kerugian biaya, kemacetan juga berdampak pada
kerugian waktu tempuh. Seperti yang terjadi pada gerbang tol brebes timur (Brexit) pada
saat arus mudik mengalami kemacetan sepanjang 23 km, mulai dari pintu keluar Tol
Brebes Timur atau KM 272 hingga KM 249 (okezone.com diakses pada Minggu, 3 Juli
2016). Untuk melewati kemacetan tersebut setidaknya membutuhkan waktu 48 jam
(CNNIndonesia.com diakses pada Kamis, 7 Juli 2016).
Elektronic Road Price (ERP) adalah sistem pembayaran tol secara elektronik sehingga
pembayaran tol dilakukan secara otomatis tanpa diperlukan pengambilan tiket pada saat
transaksi. Penerapan ERP ini akan sangat menguntungkan dari segi waktu dan biaya. Oleh
karena itu penulis tertarik untuk mengkaji penerapan ERP di gerbang tol guna
meningkatkan mobilitas kendaraan antar wilayah dengan mengambil studi kasus di
gerbang tol Brebes Timur (Brexit).

TINJAUAN PUSTAKA
Komponen Electronic Road Price (ERP)
In-vehicle Unit (IU) atau On Board Unit (OBU)
In-vehicle Unit (IU) atau On Board Unit (OBU) adalah sebuah alat yang berada di dalam
kendaraan yang berfungsi sebagai alat pembayaran. Alat ini dimasukkan kartu deposit yang
dapat diisi ulang. Alat ini juga dapat menampilkan sisa saldo pada kartu deposit yang
ditancapkannya.

2

Anugerah Fasikhullisan, et.al

Gambar 1. On Board Unit
Gerbang Electronic Road Price
Gerbang ini berfungsi sebagai pintu masuk dan tempat terjadinya transaksi secara
elektronik. Pada gerbang ERP ini terpasang beberapa komponen antara lain :
1.
Antena, komponen ini berfungsi sebagai penerima sinyal dari OBU yang
selanjutnya dikirimkan kepada pusat komputer untuk memproses transaksi secara
elektronik.


Gambar 2. Antena
2.

Radio Frequency Identification (RFID) berfungsi untuk mendeteksi kedatangan
kendaraan dengan cara merekam sinyal frekuensi yang dipancarkan oleh OBU. Sinyal
frekuensi yang dipancarkan oleh OBU berbeda untuk tiap jenis kendaraan.

Gambar 3. Radio Frequency Identification
3.

Kamera berfungsi sebagai perekam kendaraan yang melintas pada gerbang ERP
dengan cara plat nomor kendaraan. Selain itu, kamera juga berfungsi untuk
memonitor arus lalu litas dan pelanggaran yang berpotensi timbul pada gerbang.

3

Anugerah Fasikhullisan, et.al

Gambar 4. Kamera

4.

AVID controller yaitu suatu sistem untuk meneruskan informasi dari rangkaian
proses kerja ketiga alat tersebut yang akan diteruskan ke Pusat Sistem Komputer.

Pusat Sistem Komputer
Komponen ini merupakan komponen utama pada sistem electronic road price. Pusat
sistem komputer berfungsi sebagai tempat untuk memonitor operasional gerbang dan
memproses transaksi pada gerbang ERP.
Pengertian dan Komponen Antrian
Antrian (waiting line) adalah sebuah situasi dimana orang-orang atau barang dalam barisan
yang sedang menunggu untuk dilayani (Heizer & Render dalam Yoga, 2015). Didalam
suatu sistem antrian terdapat komponen-komponen sebagai berikut :
1. Tingkat kedatangan adalah jumlah kendaraan atau manusia yang bergerak menuju satu
atau beberapa tempat pelayanan dalam satu satuan waktu tertentu.
2. Tingkat pelayanan adalah jumlah kendaran atau manusia yang dapat dilayani oleh satu
tempat pelayanandalam satu satuan waktu tertentu. Selain tingkat pelayanan, juga
dikenal waktu pelayanan yang dapat didefinisikan sebagai waktu yang dibutuhkan
oleh satu tempat pelayanan untuk dapat melayani satu kendaraan atau satu orang.
3. Disiplin antrian, Disiplin antrian FIFO sangat sering digunakan di bidang transportasi

di mana orang dan/ atau kendaraan yang pertama tiba pada suatu tempat pelayanan
akan dilayani pertama kali. Sebagai contoh disiplin FIFO adalah antrian kendaraan
yang terbentuk di depan pintu gerbang tol, atau antrian manusia pada loket
pembayaran listrik atau telepon, loket pembayaran bank dan sebagainya.
Antrian memiliki beberapa jenis model, untuk antrian di pintu gerbang tol ialah
menggunakan model antrian banyak saluran satu tahap atau biasa disebut dengan model
m/m/c. Cara yang dilakukan untuk mempermudah dalam menghitung rumus antrian adalah
dengan menggunakan bantuan aplikasi POM for Windows. Aplikasi POM for Windows
merupakan sebuah program komputer yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam
bidang produksi dan operasi yang bersifat kuantitatif (Yoga, 2015).
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel observasi yang menurut Noor
dalam Yoga (2015) adalah variabel yang diamati secara langsung dalam penelitian. Adapun
variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah :
 m = Jumlah jalur yang terbuka.
 
= Jumlah kedatangan rata-rata per satuan waktu.

4

Anugerah Fasikhullisan, et.al










µ
Po
Ls
Lq
Wq
Ws
p

= Jumlah rata-rata dilayani per satuan waktu pada setiap jalur.
= Probabilitas terdapat 0 unit dalam sistem.
= Jumlah pelanggan rata-rata dalam sistem.

= Jumlah unit rata-rata yang menunggu dalam antrian.
= Waktu rata-rata yang dipakai pelanggan dalam antrian.
= Waktu tunggu rata-rata dalam sistem.
= Faktor utilisasi sistem.

GAMBARAN UMUM

Gambar 5. Gerbang Tol Brebes Timur
Gerbang tol Brebes Timur (Brexit) merupakan salah satu akses masuk/keluar jalan tol
Pejagan – Pemalang. Jalan tol ini direncanakan memiliki panjang 57,5 kilometer yang
dibagi menjadi 4 (empat) seksi antara lain (1) seksi I (pejagan – Brebes Barat) sepanjang
14,2 kilometer; (2) seksi II (Brebes Barat – Brebes Timur) sepanjang 6,0 kilometer; (3)
seksi III (Brebes Timur – Tegal) sepanjang 10,4 kilometer; dan (4) seksi IV (Tegal –
Pemalang) sepanjang 26,9 kilometer. Pada tanggal 13 Juni 2016, Presiden Joko Widodo
telah meresmikan ruas tol seksi I dan seksi II yang berujung pada Gerbang Tol Brebes
Timur atau biasa disebut Gerbang Brexit. Gerbang tol Brebes Timur (Brexit) mempunyai 3
(tiga) gardu tol di setiap jalur yang pembayarannya dilakukan dengan cara manual.

5


Anugerah Fasikhullisan, et.al

METODOLOGI PENELITIAN
Kerangka Penelitian
A
Mulai

Identifikasi Masalah

Batasan Masalah :
Ruang lingkup dalam penelitian ini
yaitu perbandingan waktu pelayanan
antara gerbang tol yang menggunakan
gardu tol dan ERP di gerbang tol.

Perumusan Masalah :
1. Bagaimana pelayanan transaksi yang
ada di gerbang tol Brebes Timur ?
2. Bagaimana cara untuk mengurangi
waktu antrian di gerbang tol Brebes
Timur ?

Studi Literatur

Pengumpulan Data
Tujuan :
1. Mengetahui
waktu
pelayanan
transaksi dan waktu antrian kendaraan
di gerbang tol Brebes Timur
2. Mengkaji konsep penerapan ERP di
gerbang tol Brebes Timur

Survei Volume

Survei waktu
antrian

Analisis Data

Kesimpulan

A

Selesai

Gambar 6 Kerangka Penelitian Inspeksi
Metode Pengolahan Data
Pada penelitian ini digunakan metode analisis komparasi. Teknik analisis komparasi yaitu
salah satu teknik analisis kuantitatif yang digunakan untuk menguji hipotesis mengenai ada
atau tidaknya perbedaan antar variabel atau sampel yang diteliti. Jika ada perbedaan,
apakah perbedaan itu signifikan ataukah perbedaan itu hanya kebetulan saja. Penelitian ini

6

Anugerah Fasikhullisan, et.al

akan membandingkan dua sampel yang berkorelasi.
PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
Cara Kerja Elektronic Road Price (ERP)
Sistem kerja elektronic road price (ERP) dimulai pada saat sebuah kendaraan melewati
antena pertama pada gerbang ERP. Pada saat kendaraan melewati gerbang ERP, (1) OBU
mengirimkan sinyal frekuensi yang direkam oleh antena pertama. (2) Kemudian jenis
kendaraan akan dideteksi oleh RFID. Setelah kendaraan yang melintas diketahui jenisnya,
selanjutnya antena kedua menangkap sinyal dari OBU yang sekaligus melakukan transaksi
elektronik. (3) Dan pada tahap akhir perekaman nomor kendaraan oleh kamera.
1

2

3

Gambar 7. Ilustrasi Cara Kerja Electronic Road Price
Proses transaksi menggunakan sistem elektronic road price mempunyai 2 (dua) jenis antara
lain :
1.
Kamera elektronik, yaitu dengan menggunakan kamera untuk merekam nomor
polisi setiap kendaraan yang melintas pada jalan berbayar, rekaman ini akan
dimasukkan kedalam basis data untuk memudahkan dalam penagihan sesuai tarif yang
berlaku.
2.
Pemindai elektronik, alat pemindai elektronik befungsi sebagai mesin pembayaran
tunai yang akan langsung dipotong secara otomatis sesuai tarif jalan berbayar.

7

Anugerah Fasikhullisan, et.al

Pemindai elekronik tersebut dapat bekerja efektif pada kendaraan yang melaju dengan
kecepatan maksimal 65 km/jam (Land Transport Authority, 2008)
Dari 2 (dua) jenis ERP tersebut, ERP dengan pemindai elektronik lebih optimal apabila di
pasang pada gerbang tol dari pada ERP dengan kamera elektronik. Hal ini disebabkan
transaksi pada gerbang tol memiliki mobilitas tinggi yang membutuhkan proses transaksi
cepat.
Kajian Penerapan Electronic Road Pricing
Berikut perbandingan antrian sistem pembayaran manual, gerbang tol otomatis (GTO) dan
electronic road price (ERP). Dengan asumsi sebagai berikut :
a. Waktu pelayanan gerbang tol sesuai standar pelayanan minimal jalan tol pada pintu
masuk untuk sistem pembayaran manual yaitu 5 detik dan GTO yaitu 4 detik (PM PU
Nomor 16, 2014).
b. Waktu pelayanan gerbang tol sesuai standar pelayanan minimal jalan tol pada pintu
keluar untuk sistem pembayaran manual yaitu 9 detik dan GTO yaitu 5 detik (PM PU
Nomor 16, 2014).
c. Waktu pelayanan gerbang tol pada pintu masuk dan keluar untuk sistem pembayaran
dengan sistem ERP menggunakan waktu yang digunakan ERP untuk merekam sinyal
yang diberikan oleh OBU pada tiap kendaraan yaitu masing - masing 1 detik (Land
Transport Authority, 2008).
d. Pintu tol yang beroperasi berjumlah 3 (tiga) pintu sesuai dengan spesifikasi gerbang
tol Brexit.
e. Tingkat kedatangan 1000 kendaraan per jam.
Tabel 1 Hasil Perhitungan Kinerja Gerbang Tol
Sistem Pembayaran
Parameter
Manual
GTO
ERP
Gerbang Tol Masuk
P
0,46
0,37
0,09
Lq
0,17
0,07
0,00
Ls
1,56
1.18
0,28
Wq
1 menit 62 detik
25 detik
0 detik
Ws
9 menit 56 detik
7 menit 5 detik
0 detik
Gerbang Tol Keluar
P
0,83
0,46
0,09
Lq
3,51
0,17
0,00
Ls
6,01
1,56
0,28
Wq
21 menit 13 detik
1 menit 62 detik
0 detik
Ws
36 menit 22 detik
9 menit 56 detik
0 detik

8

Anugerah Fasikhullisan, et.al

Sumber : Analisis, 2017
Dari beberapa indikator pada Tabel 1 diatas dapat diketahui bahwa penggunaan Elektronik
Road Price (ERP) baik di gerbang tol masuk maupun keluar lebih unggul dari pada kedua
sistem pembayaran lainnya (manual dan GTO). Sehingga dapat disimpulkan penerapan
ERP pada gerbang tol berdampak positif untuk mempersingkat waktu antrian pada saat
transaksi di gerbang tol masuk maupun keluar.
Penerapan sistem elektronik road price (ERP) tidak dipungkiri juga akan menimbulkan
beberapa permasalahan. Dari beberapa permasalahan tersebut terdapat 2 (dua)
permasalahan yang vital antara lain terkait dengan saldo pada OBU dan kejelasan jalur
transaksi. Dalam upaya meminimalisir permasalahan tersebut maka perlu dilakukan upaya
guna mengoptimalkan penerapan ERP pada gerbang tol. Berikut adalah beberapa upaya
yang perlu dilakukan dalam rangka optimalisasi penerapan elektronik road price antara lain
:
a. Pemasangan Palang Pintu Otomatis
Sesuai dengan definisi jalan tol yaitu jalan yang penggunaannya dipungut biaya tol (PM
PU Nomor 16, 2014), maka setiap pengguna jalan tol wajib membayarkan sejumlah uang
agar dapat menggunakan jasa jalan tol. Pemasangan palang pintu otomatis pada penerapan
ERP di gerbang tol ditujukan sebagai fungsi pengawasan bagi pengguna jalan tol, yaitu
untuk mencegah pengguna jalan tidak membayar tol pada saat melintas gerbang tol
tersebut. Selain itu, pemasangan palang pintu otomatis juga berfungsi sebagai selfenforcement pengguna jalan agar ketertiban dan kelancaran di gerbang tol tetap terjaga.
Pemasangan palang pintu tersebut disesuaikan dengan jarak pengeraman yang aman
menurut GRSP (2008). Kecepatan yang disarankan untuk diterapkan pada saat melintasi
gerbang tol ialah 30 km/jam, kecepatan 30 km/jam dipilih karena apabila kendaraan
tersebut mengalami tabrakan hanya menimbulkan tingkat keparahan 10% (GRSP, 2008).
Sementara itu untuk penempatan palang pintu otomatis dengan jarak pengereman yang
aman untuk kecepatan kendaraan 30 km/jam ialah 13 meter dari gerbang tol (GRSP, 2008).
b. Penggantian Kartu Deposit dengan Kartu Kredit
Mengingat mobilitas pada gerbang tol merupakan mobilitas yang tinggi sehingga
membutuhkan pelayanan yang tinggi pula, maka penerapan sistem ERP sebagai sistem
pembayaran pada gerbang tol harus diimbangi dengan respon positif dari pengguna jalan.
Respon positif tersebut berupa penyediaan saldo pada OBU yang mencukupi sehingga
tidak menghambat pelayanan yang diberikan pada saat akan menggunakan jasa jalan tol.
Untuk mencegah saldo OBU yang tidak mencukupi pada saat pembayaran tol, maka kartu
deposit yang dewasa ini digunakan di dalam OBU diganti dengan kartu kredit. Dengan
penggantian tersebut akan sangat membantu kelancaran transaksi di gerbang tol.

9

Anugerah Fasikhullisan, et.al

c. Pemasangan Rambu-Rambu Lalu Lintas
Perambuan pada saat mendekati gerbang tol sangat dibutuhkan. Hal ini bertujuan untuk
memberikan informasi kepada pengguna jalan sehingga pengguna jalan tidak mengalami
kendala pada saat menggunakan fasilitas ERP yang diterapkan pada gerbang tol. Ramburambu lalu lintas tersebut dapat berupa rambu konvensional maupun elektronik (Variable
Message Sign). Namun lebih disarankan rambu yang digunakan ialah Variable Message
Sign (VMS), dengan penggunaan VMS informasi yang disampaikan dapat diubah sesuai
kondisi lalu lintas sehingga informasi yang ingin disampaikan lebih mudah untuk diterima
para pengguna jalan.
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan tentang Kajian Penerapan
Electronic Road Price (ERP) Guna Mempersingkat Waktu Pelayanan di Gerbang Tol dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
a. Pada gerbang tol Brebes Timur (Brexit) yang masih menggunakan sistem transaksi manual
waktu rata-rata yang dipakai pengguna jalan dalam antrian yaitu 1 menit 62 detik
untuk gerbang masuk dan 21 menit 13 detik untuk gerbang keluar. Sedangkan waktu
tunggu rata-rata dalam sistem 9 menit 56 detik untuk gerbang masuk dan 36 menit 22
detik untuk gerbang keluar.
b. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan penerapan Elektronic Road Price pada
gerbang tol memiliki dampak yang positif dalam menyingkat waktu pelayanan
transaksi di gerbang tol. Bahkan para pengguna jalan tidak menggunakan waktu
menunggu antrian karena transaksi dilakukan secara elektronik yaitu melalui OBU.
Ucapan Terima Kasih
Ucapan terima kasih kami haturkan kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran dalam pembuatan penelitian;
2. Dinas Perhubungan Kabupaten Brebes dan PT. Waskita Toll Road yang telah memberi izin untuk
melakukan penelitian;
3. Manajemen PKTJ yang telah memberi semangat dan informasi lomba; dan
4. Seluruh taruna PKTJ yang telah membantu dan memberi semangat dalam menyelesaikan penelitian.

DAFTAR PUSTAKA
Anthara, I Made Aryantha. 2014. Analisis Sistem Antrian Gerbang Tol Pasteur Bandung
Di PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. Jurnal Ilmiah Unikom. 12(1), 25-36.
Global Road Safety Partnership. 2008. Speed Management: A Road Safety Manual For
Decision-Makers And Practitioners. Switzerland.
Kesuma, Yoga Puja. Analisis Perbandingan Kinerja Sistem Antrian Gerbang Tol Bandung
2015. Universitas Telkom. Bandung.
Land Transport Authority. 2008. Elektronic Road Pricing. Singapura.
Pemerintah Republik Indonesia. 2014. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
16/PRT/M/2014 tentang Standar Pelayanan Minimal Jalan Tol. Jakarta.

10

Anugerah Fasikhullisan, et.al

Rahayu, Tri. dan Muhammad Halil Kaqki. 2015. Kinerja Pelayanan Gerbang Tol Tanjung
Morawa. Jurnal Sekolah Tinggi Teknik Harapan. 4(4), 1-6.

11