MEMILIH METODE PEMBELAJARAN YANG TEPAT U (1)

MEMILIH METODE PEMBELAJARAN YANG TEPAT
UNTUK ANAK
Posted on 26 September 2013 by avicenna education

les privat surabaya

Media pembelajaran merupakan salah satu
komponen pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam Kegiatan Belajar
Mengajar. Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat
perhatianguru / fasilitator dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru /
fasilitator perlu mempelajaribagaimana menetapkan media pembelajaran agar dapat
mengefektifkan

pencapaian

tujuan

pembelajarandalam

proses


belajar mengajar.Pada kenyataannya media pembelajaran masih sering terabaikan
denganberbagai alasan, antara lain: terbatasnya waktu untuk membuat persiapan
mengajar, sulit mencari media yangtepat, tidak tersedianya biaya, dan lain-lain. Hal ini
sebenarnya
pengetahuan

tidak

perlu

dan

terjadi

jika

ketrampilan

setiap


guru

mengenai

/

fasilitatortelah

media

mempunyai

pembelajaran.

Arti

mediapembelajaranIstilah media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk
jamak dari medium. Secara harfiahberarti perantara atau pengantar. Pengertian

umumnya adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkaninformasi dari sumber

informasi kepada penerima informasi.Mediamenurut AECT adalah segala sesuatu
yangdigunakan orang untuk menyalurkan pesan. Sedangkan gagne mengartikan media
sebagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang mereka untuk
belajar.
untuk itu kita harus sesuaikan media mana yang tepat dan sesuai dengan kondisi anak
agar proses pendidikan tersebut berjalan efektif.berikut beberapa contoh model
pembelajaran beserta langkah-langkah pembelajarannya. Bagi sebagian guru mungkin
sudah tidak asing dengan jenis-jenis model pembelajaran. Namun, apakah model-model
pembelajaran itu sudah pernah diterapkan di kelas?. Ya, pembelajaran memang ada
baiknya dilakukan bervariasi, agar tidak timbul kejenuhan dan materi pelajaran lebih
mudah diterima oleh siswa. Ada beberapa contoh model pembelajaran yang dapat
diterapkan di kelas. Berikut ini saya berikan 32 jenis model pembelajaran beserta
langkah-langkah pembelajarannya, anda mungkin bisa memilih dan mencobanya
disesuaikan dengan materi pelajaran .
1.

EXAMPLES

Contoh


dapat

dari

NON

kasus/gambar

yang

EXAMPLES
relevan

dengan

KD

Langkah-langkah

:




Guru

mempersiapkan



Guru

menempelkan



Guru

memberi

gambar-gambar

gambar

petunjuk

di

dan

sesuai

papan

memberi

dengan

atau

tujuan


ditayangkan

kesempatan

pembelajaran
melalui

pada

memperhatikan/menganalisa


Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut



Tiap

pada
kelompok


2.

diberi

kesempatan

kertas
membacakan

hasil

diskusinya

Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai

tujuan


untuk

gambar

dicatat


siswa

OHP

yang

ingin

dicapai

Kesimpulan
PICTURE AND PICTURE

Langkah-langkah :



Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai



Menyajikan materi sebagai pengantar



Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan

materi


Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan

gambar-gambar menjadi urutan yang logis


Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut




Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menamkan konsep/materi sesuai

dengan kompetensi yang ingin dicapai

3.

Kesimpulan/rangkuman
NUMBERED HEADS TOGETHER (Kepala Bernomor, Spencer Kagan, 1992)

Langkah-langkah :


Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor



Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya



Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota

kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya


Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan

hasil kerjasama mereka


Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain



Kesimpulan

4.

COOPERATIVE SCRIPT (Dansereau Cs., 1985)

Skrip kooperatif : metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian
secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari
Langkah-langkah :


Guru membagi siswa untuk berpasangan



Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan



Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan

siapa yang berperan sebagai pendengar


Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan

ide-ide pokok dalam ringkasannya.
Sementara pendengar :


Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap



Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi

sebelumnya atau dengan materi lainnya


Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan

sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas.


Kesimpulan Siswa bersama-sama dengan Guru



Penutup

5.

KEPALA BERNOMOR STRUKTUR (Modifikasi Dari Number Heads)

Langkah-langkah :
1.

Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat

nomor
2.

Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomorkan terhadap tugas

yang berangkai
Misalnya : siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan
soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya
6.

Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Siswa disuruh keluar

dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor sama dari
kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling
membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka
7.

Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain

8.

Kesimpulan

6.

STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

TIM SISWA KELOMPOK PRESTASI (SLAVIN, 1995)
Langkah-langkah :
1.

Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen (campuran

menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll)
2.

Guru menyajikan pelajaran

3.

Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota

kelompok. Anggota yang tahu menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua
anggota dalam kelompok itu mengerti.
4.

Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis

tidak boleh saling membantu
5.

Memberi evaluasi

6.

Kesimpulan

7.

JIGSAW (MODEL TIM AHLI) (Aronson, Blaney, Stephen, Sikes, And Snapp,

1978)
Langkah-langkah :
1.

Siswa dikelompokkan ke dalam = 4 anggota tim

2.

Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda

3.

Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan

4.

Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama

bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka
5.

Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan

bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan
tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh
6.

Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi

7.

Guru memberi evaluasi

8.

Penutup

8.

PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI)

(Pembelajaran Berdasarkan Masalah)
Langkah-langkah :
1.

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan.

Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
2.

Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang

berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
3.

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen

untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis,
pemecahan masalah.
4.

Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti

laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya
5.

Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap

penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan
9.

ARTIKULASI

Langkah-langkah :
1.

Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

2.

Guru menyajikan materi sebagaimana biasa

3.

Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang

4.

Suruhlan seorang dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari

guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian
berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya
5.

Suruh siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan

teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya
6.

Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami

siswa
7.

Kesimpulan/penutup

10.

MIND MAPPING

Sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan
alternatif jawaban
Langkah-langkah :
1.

Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

2.

Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh

siswa/sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban
3.

Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang

4.

Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi

5.

Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru

mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru
6.

Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi

bandingan sesuai konsep yang disediakan guru
info diatas semogga bisa menjadi refrensi anda untuk membimbing siswa atau
membimbing anak.

Metode Pengajaran Unit

Ibarat seorang jenderal dalam kemiliteran, guru dituntut memiliki siasat atau
strategi dalam melaksanakan tugas mengajarnya. Strategi dalam belajar mengajar
dimaksudkan untuk mensiasati anak didik agar terlibat aktif belajar. Kemampuan
guru dalam memahami dan mengimplementasikan strategi (mengajarnya)
merupakan hal yang sangat penting dalam semua peristiwa belajar mengajar.

Kata Strategi berasal dari kata Strategos (Yunani) atau strategus. Strategos berarti
jenderal atau perwira negara (state officer). Jenderal inilah yang bertanggungjawab
merencanakan suatu strategi dan mengarahkan pasukannya untuk mencapai
kemenangan, begitupun tanggungjawab guru dalam kelas mensiasati anak didik
sehingga tercapai tujuan pembelajaran peserta didiknya.untuk itulah diperlukan
inovasi pembelajaran peserta didik,dalam hal ini pembelajaran untuk siswa SD.

Dalam perkembangannya, konsep strategi telah digunakan dalam berbagai situasi,
termasuk situasi pendidikan.Implementasi konsep strategi dalam kondisi belajar
mengajar ini sekurang – kurangnya melahirkan pengertian berikut.

1. Strategi merupakan suatu keputusan bertindak dari guru dengan menggunakan
kecakapandan sumber daya pendidikanyang tersedia untuk mencapai trujuan
melalui hubungan yang efektif antara lingkungan dan kondisi yang paling
menguntungkan.
2. Strategi merupakan garis besar haluan bertindak dalam mengelola prosese
belajar mengajar untuk mencapaio tujuan pengajaran secara efektif dan efisien.
3. Strategi dalam proses belajar mengajar merupakan suatu rencana yang
dipersiapkan secara seksama untuk mencapai tujuan – tujuan belajar.
4. Strategi merupakan pola umum perbuatan guru-peserta didik didalam
perwujudan kegiatan belajar mengajar .

Perlu dijelaskan pula, bahwa strategi belajar mengajar bukan desain instruksional
seperti PPSI (Prosedur pengembangan sistim instruksional), Satpel (Satuan
Pelajaran) atau sejenisnya, Strategi belajar mengajar lebih luaas dari semua itu.
Mempertimbangkan suatu strategi bearti mencari dan memilih model dan
pendekatan proses belajar mengajar yang didasarkan atas karakteristik dan
kebutuhan belajar peserta didik dan kondisi lingkungan serta tujuan yang akan
dicapai.

Dengan kata lain strategi belajar mengajar merupakan siasat guru untuk
mengoptimalkan interaksi antara peserta didik dengan komponen komponen lain
dari sistem instruksional secara konsisten.

Berbicara strategi belajar mengajar, tidak bisa dipisahkan dengan metode
mengajar. Karena metode ini merupakan cara – cara yang ditempuh guru untuk
menciptakan situasi pengajaran yang menyenangkan dan mendukung bagi
kelancaran proses belajar dan tercapainya prestasi belajar anak yang memuaskan.
Sunaryo (1995) menunjukan adanya pola dasar yang menjadi rujukan dalam rangka
implemetasi DAP (Developmentally Appropriate Practice).

Sebenarnya metode mengajar yang dapat dipelajari guru sesuai dengan pola dasar
tersebut adalah demikian banyak. Akan tetapi yang akan diperkenalkan paling tidak
dengan 10 metode mengajar, yaitu metode ceramah, tanya jawab, diskusi, kerja
kelompok, pemberian tugas, demonstrasi, simulasi, inkuiri dan metode pengajaran
unit-pembelajaran terpadu.

Dalam kesempatan ini penulis akan menyampaikan dua metode terakhir yaitu
metode inkuiri dan metode pengajaran unit. Karena metode ini merupakan metode
yang relatif baru yang diperkenalkan kepada guru-guru bersamaan dengan
meluasnya CBSA. Metode inkuiri disebut juga metode penemuan yang sangat
penting untuk dilakukan peserta didik usia sekolah dasar.

Metode inkuiri ini dapat dirancang penggunaannya oleh guru menurut kemampuan
mereka atau menurut tingkat perkembangan intelektualnya. Bukankah mereka
memiliki sifatnya yang aktif ingin tahu yang besar, terlibat dalam suatu situasi
secara utuh dan reflek terhadap sesuatu proses dan hasil-hasil yang ditemukan.

Metode penemuan adalah cara penyajian pelajaran yang memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk menemukan inpormasi dengan aktif tanpa bantuan
guru. Metode penemuan melibatkan peserta didik dalam proses-proses mental
dalam rangka pengembangannya. Metode ini memungkinkan para peserta didik
menentukan sendiri informasi-informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan
belajarnya.

Adapun tujuan metode penemuan adalah :

1. Meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam menemukan dan memproses
bahan pelajarannya.
2. Mengurangi ketergantungan peserta didik pada guru untuk mendapatkan
pengalaman belajarnya.
3. Melatih peserta didik menggali dan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber
belajar yang tidak ada habisnya.
4. Memberi pengalaman belajar seumur hidup.

Alasan penggunaan metode penemuan :

1. Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan yang pesat
2. Belajar tidak hanya dapat diperoleh dari sekolah tetapi dari lingkungan sekitar.
3. Melatih peserta didik untuk memiliki kesadaran sendiri kebutuhan belajarnya.
4. Penanaman kebiasaan untuk belajar berlangsung seumur hidup.

Kekuatan metode penemuan

Kekuatan metode inkuiri adalah :

1. Menekankan kepada proses pengolahan informasi oleh peserta didik sendiri.
2. Membuat konsep diri peserta didik bertambah dengan penemuan-penemuannya
yang diperoleh.
3. Memiliki kemungkinan besar untuk memperbaiki dan memperluas penyediaan
dan penguasaan keterampilan dalam proses kognitif para peserta didik.
4. Penemuan-penemuan yang diperoleh peserta didik dapat menjadi
kepemilikannya dan sangat sulit melupakannya.
5. Tidak menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber belajar karena peserta didik
belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar.

Metode Pengajaran Unit

Metode pengajaran unit amatlah sesuai dilihat dari pendekatan DAP karena melalui
pengajaran ini keunikan atau keragaman dan berbagai tingkatan perkembangan
peserta didik dapat diakomodasikan. Pengajaran bisa menjadi lebih terbuka dengan
tersedianya berbagai kesempatan bagi si anak memiliki kegiatan belajar. Suatu
pengajaran unit bisa menjadi ”harinya” bagi si anak.

Pengajaran unit lebih dikenal dengan istilah ”unit teching” merupakan pengajaran
yang mengarahkan kegiatan peserta didik pada pemecahan suatu masalah yang
dirumuskan dahulu secara bersama-sama. Metode pengajaran unit didefinisikan
sebagai cara penyajian pembelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah,
kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahanya
secara keseluruhan dan bermakna. Dalam perkembangan terakhir ini pengajaran
unit sering diungkapkan sebagai pembelajaran berkorelasi atau pembelajaran
terpadu.

Terdapat beberapa jenis pemecahan masalah dalam pengajaran unit yaitu :

1. Keterhubungan antar dua atau lebih masalah, konsep, keterampilan, tugas, atau
ide-ide lain di dalam satu bidang study yang dikenal dalam pembelajaran terpadu
sebagai Model Terhubung. ( Connetec; Model )
2. Jaringan topik yaitu pemecahan masalah yang melibatkan penetapan tema dan
beberapa topik atau sub tema dalam berbagai bidang study, yang dalam
pembelajaran terpadu dikenal sebagai model Jaring Laba-Laba ( Webbel; Model)
3. Lintas bidang study yaitu pemecahan masalah yang melibatkan adanya perioritas
kurikuler dan menemukan pengetahuan atau konsep keterampilan dan sikap yang
tumpang tindih ( Operlapping ) dari bebarapa bidang study yang dalam
pembelajaran terpadu dikenal dengan sebutan Model Terpadu itu sendiri
( Integrated Model).

Adapun tujuan dan penggunaan metode pengajaran unit adalah :

1. Melatih peserta didik berpikir komperehensif dengan cara mengkaji dan
memecahkan permasalahan dari berbagai disiplin ilmu atau berbagai aspek.
2. Melatih peserta didik menggunakan keterampilan proses atau metode ilmiah
dengan pemecahan msalah.
3. Terbentuk sikap kritis, kerjasama, rasa ingin tahu, menghargai waktu dan
menghargai pendapat orang lain.
4. Melatih peserta didik agar memiliki kemampuan merencanakan mengorganisasi
dan memimpin suatu kegiatan.
5. Mengembangkan keterampilan berkomonikasi.

Kekuatan dan Keterbatasan Metode Pengajaran Unit

A. Kekuatan Metode Pengajaran Unit

Berbagai kekuatan penggunaan Metode Pengajaran Unit ini, adalah :

1. Membantu peserta didik lebih berpikir komperehensif.
2. Memperluas wawasan peserta didik dalam ilmu pengetahuan dengan
keanekaragaman sumber informasi.
3. Memperhatikan karaktersitik peserta didik secara khusus.
4. Menciptakan iklim demokratis dalam belajar dimana peserta didik dapat
menentukan rencana bersama guru tentang topik yang akan dibahas.
5. Pengajaran unit disesuaikan dengan tingkat perkembangan minat dan bakat
peserta didik sehingga pengajaran akan lebih bermakna.

B. Keterbatasan Metode Pengajaran Unit

Adapun berbagai keterbatasan kegunaan metode ini adalah :

1. Sulit menentukan topik yang sesuai dengan minat, bakat dan perkembangan
anak.
2. Memerlukan kecakapan khusus dalam melaksanakan pengajaran unit.
3. Memerlukan biaya yang cukup besar.
4. Memerlukan waktu yang cukup lama.
5. Kemungkinan pemecahan masalah yang kabur dan dangkal karena ditinjau dari
berbagai disiplin ilmu dan tidak semua disiplin ilmu dapat dikuasai peserta didik
dengan baik.

Demikianlah Strategi Dan Inovasi Pembelajaran Untuk Siswa SD yang penulis
sajikan.

Sumber: Strategi Belajar Mengajar oleh Mulyani Sumantri, Johan Permana
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar 1998-1999.