Arti Lambang Negara Republik Indonesia

ARTI LAMBANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ARTI LAMBANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Lambang Negara Garuda Pancasila :

Lambang

Garuda / Burung Garuda memiliki jiwa keperkasaan, kecekatan serta keberanian untuk
mempertahankan dirinya dan selalu waspada terhadap bahaya yang mengancam dirinya, dan berjiwa
pembangunan, lihat sejarah kerajaan di Nusantara
Setelah Proklamasi tnggal 17 Agustus 1945 dan terbentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia,
dipandang perlu untuk menentukan Lambang bagi Negara, hak ini baru terwujud pada tahun 1951 yang
ditetapkan Peraturan Pemerintah No.60 tahun 1951 yang terdiri atas tiga bagian yaitu:
a. Burung Garuda yang menengok dengan kepala lurus kesebelah kanannya
b. Perisai berupa jantung yang digantung dengan rantai pada lehernya
c. Semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang ditulis di atas pita yang di cengkeram.
Kepala Burung Garuda tersebut menoleh ke kanan sebagai pencerminan dari budaya berpikir rakyat
Indonesia yang menafsirkan kanan itu umunnya bersifat positif dan baik.
Sayap burung Garuda ditentukan 17 helai, ekornya 8 helai, bulu kecil dibawah perisai 19 helai, sedang
bulubleher 45 helai. Yang mana kesemuaan melambangkan Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang di Proklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945.

Pada lehernya burung Garuda digantung sebuah perisai. Perisai pada umumnya dalam sejarah peradaban
bangsa Indonesia sebagai alat untuk melindungin diri dari serangan awan dalam pertempuran.
Perisai ditafsirkan sebagai lambang perjuangan dan kesatuan sikap bangsa Indonesia untuk melindungin
tumpah darahnya. Di tengah-tengah perisai terdapat garis tebal melukiskan garis khatulistiwa yang
melintas Nusantara. Gambar yang terdapat dalam lima buah ruang pada perisai itu menggambarkan dasar
negara kita yaitu “Pancasila”
1. Ketuhanan Yang Maha Esa, dilukiskan dengan gr. Bintang bersudut lima.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab, dilukiskan dengan gr. tali Rantai.
3. Persatuan Indonesia, dilukiskan dengan gr. Pohon Beringin.

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan,
dilikuskan dengan gr. Kepala banteng.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dilukiskan dengan gr. Kapas dan Padi.
6. Adapun perkataan “Bhinneka Tunggal Ika” (bhinna ika, tunggal ika) yang terdapat pada pita putih
berasal dari bahasa Jawa Kuno yang berarti “Berbeda-beda tetapi tetap satu jua” yang dijadikan
semboyan bagi kesatuan dan persatuan.
Warna yang di pakai dalam melukis Lambang Negara ini terdiri dari “Panca Warna” yaitu ; Merah, Putih,
Kuning, Hitam dan warna Kuning Emas dipakai untuk keseluruhan burung dan merah putih dipakai pada
ruangan di tengah
Penggunaan Lambang Negara dalam tata kehidupan negara sehari-hari telah diatur oleh Peraturan

Pemerintah No.43 tahun 1958.
Apabila Lambang Garuda digunakan sebagai lencana untuk menunjukkan kewarganegaraan sebagai WNI,
digunakan pada dada sebelah kiri atas.

ARTI LAMBANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ARTI LAMBANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Lambang Negara Garuda Pancasila :

Lambang

Garuda / Burung Garuda memiliki jiwa keperkasaan, kecekatan serta keberanian untuk
mempertahankan dirinya dan selalu waspada terhadap bahaya yang mengancam dirinya, dan berjiwa
pembangunan, lihat sejarah kerajaan di Nusantara
Setelah Proklamasi tnggal 17 Agustus 1945 dan terbentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia,
dipandang perlu untuk menentukan Lambang bagi Negara, hak ini baru terwujud pada tahun 1951 yang
ditetapkan Peraturan Pemerintah No.60 tahun 1951 yang terdiri atas tiga bagian yaitu:
d. Burung Garuda yang menengok dengan kepala lurus kesebelah kanannya
e. Perisai berupa jantung yang digantung dengan rantai pada lehernya
f. Semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang ditulis di atas pita yang di cengkeram.

Kepala Burung Garuda tersebut menoleh ke kanan sebagai pencerminan dari budaya berpikir rakyat
Indonesia yang menafsirkan kanan itu umunnya bersifat positif dan baik.
Sayap burung Garuda ditentukan 17 helai, ekornya 8 helai, bulu kecil dibawah perisai 19 helai, sedang
bulubleher 45 helai. Yang mana kesemuaan melambangkan Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang di Proklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Pada lehernya burung Garuda digantung sebuah perisai. Perisai pada umumnya dalam sejarah peradaban
bangsa Indonesia sebagai alat untuk melindungin diri dari serangan awan dalam pertempuran.
Perisai ditafsirkan sebagai lambang perjuangan dan kesatuan sikap bangsa Indonesia untuk melindungin
tumpah darahnya. Di tengah-tengah perisai terdapat garis tebal melukiskan garis khatulistiwa yang
melintas Nusantara. Gambar yang terdapat dalam lima buah ruang pada perisai itu menggambarkan dasar
negara kita yaitu “Pancasila”
7. Ketuhanan Yang Maha Esa, dilukiskan dengan gr. Bintang bersudut lima.
8. Kemanusiaan yang adil dan beradab, dilukiskan dengan gr. tali Rantai.
9. Persatuan Indonesia, dilukiskan dengan gr. Pohon Beringin.

10. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan,
dilikuskan dengan gr. Kepala banteng.
11. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dilukiskan dengan gr. Kapas dan Padi.
12. Adapun perkataan “Bhinneka Tunggal Ika” (bhinna ika, tunggal ika) yang terdapat pada pita putih
berasal dari bahasa Jawa Kuno yang berarti “Berbeda-beda tetapi tetap satu jua” yang dijadikan

semboyan bagi kesatuan dan persatuan.
Warna yang di pakai dalam melukis Lambang Negara ini terdiri dari “Panca Warna” yaitu ; Merah, Putih,
Kuning, Hitam dan warna Kuning Emas dipakai untuk keseluruhan burung dan merah putih dipakai pada
ruangan di tengah
Penggunaan Lambang Negara dalam tata kehidupan negara sehari-hari telah diatur oleh Peraturan
Pemerintah No.43 tahun 1958.
Apabila Lambang Garuda digunakan sebagai lencana untuk menunjukkan kewarganegaraan sebagai WNI,
digunakan pada dada sebelah kiri atas.

PEMBIBITAN
Ada beberapa tahapan untuk menanam padi maupun budidaya padi, langkah-langkanh tersebut
perlu kita lakukan untuk mendapat hasil yang maksimal. Sebelum ditanam, tanaman padi harus
disemaikan lebih dahulu. Pesemaian itu harus disiapkan dan dikerjakan dengan baik, maksudnya
agar diperoleh bibit yang baik, sehingga pertumbuhannya akan baik pula. Beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam pembuatan persemaian sebagai berikut:

A. Memilih Tempat Pesemaian
Tempat untuk membuat pesemaian merupakan syarat yang harus diperhatikan agar diperoleh
bibit yang baik.
 Tananya harus yang subur, banyak mengandung humus, dan gembur.

 Tanah itu harus tanah yang terbuka, tidak terlindung oleh pepohonan, sehingga sinar
matahari dapat diterima dan dipergunakan sepenuhnya.
 Dekat dengan sumber air terutama untuk pesemaian basah, sebab pesemaian banyak
membutuhkan air. Sedanggkan pesemaian kering dimaksudkan mudah mendapatkan air
untuk menyirami apabila persemaian itu mengalami kekeringan.
 Apabila areal yang akan ditanami cukup luas sebaiknya tempat pembuatan pesemaian
tidak berkumpul menjadi satu tempat tetapi dibuat memencar. Hal itu untuk menghemat
biaya atau tenaga pengangkutannya.

B.

Mengerjakan Tanah Untuk Pesemaian

Tanah pesemaian harus mulai dikerjakan kurang lebih 50 hari sebelum penanaman.
Karena adanya dua jenis padi, yaitu padi basah dan ppadi kering, maka tanah pesemaian
juga dapat dibedakan atas pesemaian basah dan pesemaian kering.
• PesemaianBasah
Dalam membuat pesemaian basah harus dipilih tanah sawah yang betul-betul subur.
Rumput-rumput dan jerami yang masih tertinggal harus dibeersihkan lebih dulu.
Kemudian sawah digenangi air, maksud digenagi air ini agar tanag menjadi klunak,

rumpput-rumputan yang akan tumbuh menjadi mati, dan bermacam-macam serngga
yang dapat merusak bibit mmati pula.
Selanjutnya, apabila tanah sudah cukup lunak lalau dibajak/digaru dua kali atau tanah
menjadi halus. Pada saat itu juga sekaligus dibuat petakan-petakan dan memperbaiki
pematang. Sebagai ukuran dsar luas pesemaian yang harus dibuat kurang lebih 1/20 dari
araeal sawa yang akan ditanamai. Jadi apabila sawwah yang akan ditanami seluas 1Ha,
maka luas pesemaian yang harus dibuat adalah 1/20 x 10.000 m² = 500 m². Adapun biji
yang dibutuhkan adalah kurang lebih 75 gram biji setiap 1 m², atau sebanyak kurang
lebih 40 kg.
• PesemaianKering
Prinsip pembuatan pesemaian kering sama dengan pesemaian basah. Rumpu-rumput dan
sisa-sisa jerami yang ada harus dibersihkan terlebih dahulu. Tanah dibolak-balik dengan

bajak dan digaru, atau bisa dan halus. juga memakai cangkul yang terpenting tanah
menjadi gembur.
Setelah tanaha menjadi halus, diratakan dan dibuat bedenganbedengan. Adapun ukuran
bedengan sebagai berikut : Tinggi 20 cm, lebar 120 cm, panjang 500-600 cm.
Antara bedengan yang satu dengan yang lain diberi jarak 30 cm sebagai selokan yang
dapat digunakan untuk memudahkan : Penaburan biji, pengairan, pemupukan,
penyemprotan hama, penyiangan, dan pencabutan bibit.


C. Penaburan>biji
Untuk memilih biji-biji yang bernas dan tidak, biji harus direndam dalam air. Biji-biji yang
bernas akan tenggelam sedangkan yang biji-biji yang hampa akan terapung. Dan biji-biji yang
terapaung bisa dibuang. Maksud perendaman selain memilih biji yang bernas, biji juga agar
cepat berkecambah. Lama perendaman cukup 24 jam, kemudian bijhi diambil dari rendaman lalu
di peram dibungkus memakai daun pisang dan karung. Pemeraman dibiarkan selama 8 jam.
Apabila biji sudah berkecambah dengan panjang 1 mm, maka biji disebar ditempat pesemaian.
Diusahakan agar penyebaran biji merata, tidak terlalu rapat dan tidak terlalu jarang. Apabila
penyebarannya terlalu rapat akan mengakibatkan benih yang tumbuh kecil-kecil dan lemah,
tetapi penyebaran yang terlalu jarang biasanya menyebabkan tumbuh benih tidak merata.raan

D. Pemeliharaan>Pesemaian
• Pengairan
Pada pesemaian basah, begitu biji ditaburkan terus digenangi air selama 24 jam, baru
dikeringkan. Genangan air dimaksudkan agar biji yang disebar tidak berkelompok-kelompok
sehingga dapat merata. Adapun pengeringan setelah penggenangan selama 24 jam itu
dimaksudkan agar biji tidak membusuk dan mempercepat pertumbuhaan.
Pada pesemaian kering, pengairan dilakukan dengan air rembesan. Air dimasukan dalam selokan
antara bedengan-bedengan, sehingga bedengan akan terus-menerus mendapatkan air dan benih

akan tumbuh tanpa mengalami kekeringan. Apabila benih sudah cukup besar, penggenangan
dilakukan dengan melihat keadaan. Pada bedengan pesemaian bila banyak ditumbuhi rumput,
perlu digenagi aiar. Apabila pada pesemaian tidak ditumbuhi rumput, maka penggenangan air
hanya kalau memerlukan saja.

Ada beberapa tahapan untuk menanam padi maupun budidaya padi, langkah-langkanh tersebut
perlu kita lakukan untuk mendapat hasil yang maksimal. Sebelum ditanam, tanaman padi harus
disemaikan lebih dahulu. Pesemaian itu harus disiapkan dan dikerjakan dengan baik, maksudnya
agar diperoleh bibit yang baik, sehingga pertumbuhannya akan baik pula. Beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam pembuatan persemaian sebagai berikut:

A. Memilih Tempat Pesemaian
Tempat untuk membuat pesemaian merupakan syarat yang harus diperhatikan agar diperoleh
bibit yang baik.
 Tananya harus yang subur, banyak mengandung humus, dan gembur.
 Tanah itu harus tanah yang terbuka, tidak terlindung oleh pepohonan, sehingga sinar
matahari dapat diterima dan dipergunakan sepenuhnya.
 Dekat dengan sumber air terutama untuk pesemaian basah, sebab pesemaian banyak
membutuhkan air. Sedanggkan pesemaian kering dimaksudkan mudah mendapatkan air
untuk menyirami apabila persemaian itu mengalami kekeringan.

 Apabila areal yang akan ditanami cukup luas sebaiknya tempat pembuatan pesemaian
tidak berkumpul menjadi satu tempat tetapi dibuat memencar. Hal itu untuk menghemat
biaya atau tenaga pengangkutannya.

B.

Mengerjakan Tanah Untuk Pesemaian

Tanah pesemaian harus mulai dikerjakan kurang lebih 50 hari sebelum penanaman.
Karena adanya dua jenis padi, yaitu padi basah dan ppadi kering, maka tanah pesemaian
juga dapat dibedakan atas pesemaian basah dan pesemaian kering.
• PesemaianBasah
Dalam membuat pesemaian basah harus dipilih tanah sawah yang betul-betul subur.
Rumput-rumput dan jerami yang masih tertinggal harus dibeersihkan lebih dulu.
Kemudian sawah digenangi air, maksud digenagi air ini agar tanag menjadi klunak,
rumpput-rumputan yang akan tumbuh menjadi mati, dan bermacam-macam serngga
yang dapat merusak bibit mmati pula.
Selanjutnya, apabila tanah sudah cukup lunak lalau dibajak/digaru dua kali atau tanah
menjadi halus. Pada saat itu juga sekaligus dibuat petakan-petakan dan memperbaiki
pematang. Sebagai ukuran dsar luas pesemaian yang harus dibuat kurang lebih 1/20 dari

araeal sawa yang akan ditanamai. Jadi apabila sawwah yang akan ditanami seluas 1Ha,
maka luas pesemaian yang harus dibuat adalah 1/20 x 10.000 m² = 500 m². Adapun biji
yang dibutuhkan adalah kurang lebih 75 gram biji setiap 1 m², atau sebanyak kurang
lebih 40 kg.
• PesemaianKering
Prinsip pembuatan pesemaian kering sama dengan pesemaian basah. Rumpu-rumput dan
sisa-sisa jerami yang ada harus dibersihkan terlebih dahulu. Tanah dibolak-balik dengan
bajak dan digaru, atau bisa dan halus. juga memakai cangkul yang terpenting tanah
menjadi gembur.
Setelah tanaha menjadi halus, diratakan dan dibuat bedenganbedengan. Adapun ukuran
bedengan sebagai berikut : Tinggi 20 cm, lebar 120 cm, panjang 500-600 cm.
Antara bedengan yang satu dengan yang lain diberi jarak 30 cm sebagai selokan yang
dapat digunakan untuk memudahkan : Penaburan biji, pengairan, pemupukan,
penyemprotan hama, penyiangan, dan pencabutan bibit.

C. Penaburan>biji
Untuk memilih biji-biji yang bernas dan tidak, biji harus direndam dalam air. Biji-biji yang
bernas akan tenggelam sedangkan yang biji-biji yang hampa akan terapung. Dan biji-biji yang
terapaung bisa dibuang. Maksud perendaman selain memilih biji yang bernas, biji juga agar
cepat berkecambah. Lama perendaman cukup 24 jam, kemudian bijhi diambil dari rendaman lalu

di peram dibungkus memakai daun pisang dan karung. Pemeraman dibiarkan selama 8 jam.
Apabila biji sudah berkecambah dengan panjang 1 mm, maka biji disebar ditempat pesemaian.
Diusahakan agar penyebaran biji merata, tidak terlalu rapat dan tidak terlalu jarang. Apabila
penyebarannya terlalu rapat akan mengakibatkan benih yang tumbuh kecil-kecil dan lemah,
tetapi penyebaran yang terlalu jarang biasanya menyebabkan tumbuh benih tidak merata.raan

D. Pemeliharaan>Pesemaian
• Pengairan
Pada pesemaian basah, begitu biji ditaburkan terus digenangi air selama 24 jam, baru
dikeringkan. Genangan air dimaksudkan agar biji yang disebar tidak berkelompok-kelompok
sehingga dapat merata. Adapun pengeringan setelah penggenangan selama 24 jam itu
dimaksudkan agar biji tidak membusuk dan mempercepat pertumbuhaan.
Pada pesemaian kering, pengairan dilakukan dengan air rembesan. Air dimasukan dalam selokan
antara bedengan-bedengan, sehingga bedengan akan terus-menerus mendapatkan air dan benih
akan tumbuh tanpa mengalami kekeringan. Apabila benih sudah cukup besar, penggenangan
dilakukan dengan melihat keadaan. Pada bedengan pesemaian bila banyak ditumbuhi rumput,
perlu digenagi aiar. Apabila pada pesemaian tidak ditumbuhi rumput, maka penggenangan air
hanya kalau memerlukan saja.

Ada beberapa tahapan untuk menanam padi maupun budidaya padi, langkah-langkanh tersebut
perlu kita lakukan untuk mendapat hasil yang maksimal. Sebelum ditanam, tanaman padi harus
disemaikan lebih dahulu. Pesemaian itu harus disiapkan dan dikerjakan dengan baik, maksudnya
agar diperoleh bibit yang baik, sehingga pertumbuhannya akan baik pula. Beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam pembuatan persemaian sebagai berikut:

A. Memilih Tempat Pesemaian
Tempat untuk membuat pesemaian merupakan syarat yang harus diperhatikan agar diperoleh
bibit yang baik.
 Tananya harus yang subur, banyak mengandung humus, dan gembur.
 Tanah itu harus tanah yang terbuka, tidak terlindung oleh pepohonan, sehingga sinar
matahari dapat diterima dan dipergunakan sepenuhnya.
 Dekat dengan sumber air terutama untuk pesemaian basah, sebab pesemaian banyak
membutuhkan air. Sedanggkan pesemaian kering dimaksudkan mudah mendapatkan air
untuk menyirami apabila persemaian itu mengalami kekeringan.
 Apabila areal yang akan ditanami cukup luas sebaiknya tempat pembuatan pesemaian
tidak berkumpul menjadi satu tempat tetapi dibuat memencar. Hal itu untuk menghemat
biaya atau tenaga pengangkutannya.

B.

Mengerjakan Tanah Untuk Pesemaian

Tanah pesemaian harus mulai dikerjakan kurang lebih 50 hari sebelum penanaman.
Karena adanya dua jenis padi, yaitu padi basah dan ppadi kering, maka tanah pesemaian
juga dapat dibedakan atas pesemaian basah dan pesemaian kering.
• PesemaianBasah
Dalam membuat pesemaian basah harus dipilih tanah sawah yang betul-betul subur.
Rumput-rumput dan jerami yang masih tertinggal harus dibeersihkan lebih dulu.
Kemudian sawah digenangi air, maksud digenagi air ini agar tanag menjadi klunak,
rumpput-rumputan yang akan tumbuh menjadi mati, dan bermacam-macam serngga
yang dapat merusak bibit mmati pula.
Selanjutnya, apabila tanah sudah cukup lunak lalau dibajak/digaru dua kali atau tanah
menjadi halus. Pada saat itu juga sekaligus dibuat petakan-petakan dan memperbaiki
pematang. Sebagai ukuran dsar luas pesemaian yang harus dibuat kurang lebih 1/20 dari
araeal sawa yang akan ditanamai. Jadi apabila sawwah yang akan ditanami seluas 1Ha,
maka luas pesemaian yang harus dibuat adalah 1/20 x 10.000 m² = 500 m². Adapun biji
yang dibutuhkan adalah kurang lebih 75 gram biji setiap 1 m², atau sebanyak kurang
lebih 40 kg.
• PesemaianKering
Prinsip pembuatan pesemaian kering sama dengan pesemaian basah. Rumpu-rumput dan
sisa-sisa jerami yang ada harus dibersihkan terlebih dahulu. Tanah dibolak-balik dengan
bajak dan digaru, atau bisa dan halus. juga memakai cangkul yang terpenting tanah
menjadi gembur.
Setelah tanaha menjadi halus, diratakan dan dibuat bedenganbedengan. Adapun ukuran
bedengan sebagai berikut : Tinggi 20 cm, lebar 120 cm, panjang 500-600 cm.
Antara bedengan yang satu dengan yang lain diberi jarak 30 cm sebagai selokan yang
dapat digunakan untuk memudahkan : Penaburan biji, pengairan, pemupukan,
penyemprotan hama, penyiangan, dan pencabutan bibit.

C. Penaburan>biji
Untuk memilih biji-biji yang bernas dan tidak, biji harus direndam dalam air. Biji-biji yang
bernas akan tenggelam sedangkan yang biji-biji yang hampa akan terapung. Dan biji-biji yang
terapaung bisa dibuang. Maksud perendaman selain memilih biji yang bernas, biji juga agar
cepat berkecambah. Lama perendaman cukup 24 jam, kemudian bijhi diambil dari rendaman lalu
di peram dibungkus memakai daun pisang dan karung. Pemeraman dibiarkan selama 8 jam.
Apabila biji sudah berkecambah dengan panjang 1 mm, maka biji disebar ditempat pesemaian.
Diusahakan agar penyebaran biji merata, tidak terlalu rapat dan tidak terlalu jarang. Apabila
penyebarannya terlalu rapat akan mengakibatkan benih yang tumbuh kecil-kecil dan lemah,
tetapi penyebaran yang terlalu jarang biasanya menyebabkan tumbuh benih tidak merata.raan

D. Pemeliharaan>Pesemaian
• Pengairan
Pada pesemaian basah, begitu biji ditaburkan terus digenangi air selama 24 jam, baru
dikeringkan. Genangan air dimaksudkan agar biji yang disebar tidak berkelompok-kelompok
sehingga dapat merata. Adapun pengeringan setelah penggenangan selama 24 jam itu
dimaksudkan agar biji tidak membusuk dan mempercepat pertumbuhaan.
Pada pesemaian kering, pengairan dilakukan dengan air rembesan. Air dimasukan dalam selokan
antara bedengan-bedengan, sehingga bedengan akan terus-menerus mendapatkan air dan benih
akan tumbuh tanpa mengalami kekeringan. Apabila benih sudah cukup besar, penggenangan
dilakukan dengan melihat keadaan. Pada bedengan pesemaian bila banyak ditumbuhi rumput,
perlu digenagi aiar. Apabila pada pesemaian tidak ditumbuhi rumput, maka penggenangan air
hanya kalau memerlukan saja.

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Dinamika Perjuangan Pelajar Islam Indonesia di Era Orde Baru

6 75 103

Perspektif hukum Islam terhadap konsep kewarganegaraan Indonesia dalam UU No.12 tahun 2006

13 113 111

Pengaruh Kerjasama Pertanahan dan keamanan Amerika Serikat-Indonesia Melalui Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) Terhadap Peningkatan Kapabilitas Tentara Nasional Indonesia (TNI)

2 68 157

Sistem Informasi Pendaftaran Mahasiswa Baru Program Beasiswa Unggulan Berbasis Web Pada Universitas Komputer Indonesia

7 101 1