PERKEMBANGAN FILSAFAT di INDIA 1
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemikiran filsafat pada umumnya sangat dipengaruhi oleh keadaan alam tempat
filsafat dilahirkan. India merupakan daerah damai yang dikelilingi oleh gununggunung, merupakan kawasan terisolir sehingga relatif aman dari bangsa lain.
India, khususnya Lembah Indus merupakan tempat lahirnya peradabandunia yang
tertua. Zaman perunggu muncul di Lembah Indus sekitar tahun 2500 SM. Penggalian
arkeologi menunjukkan peninggalan-peninggalan yang menyingkap peran Lembah
Indus sebagai pusat kebudayaan besar.
2.1 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Perkembangan Filasafat?
2. Apa Filsafat India?
3.1 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Perkembangan Filasafat
2. Untuk Mengetahui Filsafat India
BAB 2
2
KAJIAN
PERKEMBANGAN FILSAFAT
Manusia, masyarakat, kebudayaan, dan alam sekitar memiliki hubungan yang
erat. Keempatnyalah yang telah menyusun dan mengisi sejarah filsafat masingmasing karakteristik yang dibawanya. Berdasarkan keempat hal tesebut juga, pada
umumnya par filsuf sepakat untuk membagi sejarah filsafat menjadi 4 tradisi besar,
yakni filsafat India, Cina, Islam, dan barat.1
FILASAFAT INDIA
India adalah negara yang dibagi oleh Inggris menjadi dua bagian: Deccan
semenanjung besar yang memiliki Teluk Benggala di sebelah timur, dan Lautan India
di sebelah barat dan hindustan, yang terbentuk oleh lembah Gangga, dan melebar ke
arah Persia.2
Filasafat india berpangkal pada keyakinan bahwa ada kesatuan fudamental
antara manusia dan alam, harmoni antara individu dan kosmos. Hal ini harus di sadari
supaya dunia tidak dialami sebagai tempat keterasingan, sebagai penjara. Seorang
anak Idia harus balajar bahwa ia karib dengan semua benda, dengan sekelilingnya,
bahwa ia harus menyambut air yang mengalir dalam sungai, tanah yang subur yang
memberikan makana, dan matahari yang terbit. Orang india tida belajar untuk
menguasai dunia, meainkan untuk berteman dengan dunia.3
Semua filsafat muncul dari pemikiran-pemikiran yang semula bersifat
keagamaan, baik itu filsafat Yunani, maupun filsafat cina dan Filsafat india.karena
kurang puas akan keterangan-keterangan yang dibrerikan agama, atau karena sebab1 Muhamad Muufid, Etika Filsafat Komunikasi, Jakarta: Kencana, 2009, hlm. 11
2 G.W.F. HEGEL, Filsafat Sejarah, Yogjakarta: Pustaka PelajarOffest, 2012, hlm 196
3 Muhamad Muufid, Etika Filsafat Komunikasi, Jakarta: Kencana, 2009, hlm. 11
3
sebab lainnya akal manusia mulai dipakai untuk memberi jawaban atas segala
persoalan yang dihadapinya.
Di Barat, sekalipun semula filsafat tumbuh dari perkembangan agama, namun
lama-kelamaan filsafat memisahkan diri dari agama dan berdiri sendiri sebagai
kekuatan rohani, yang sering bahkan bertentangan dengan Agama. Akan tetapi, tidak
demikian keadaan filsafat India. Filsafat itu tidak pernah berkembang sendiri lepas
dari agama,serta menjadi suatu kekuatan yang berdiri sendiri.di India, filsafat
senantiasa bersifat religius. Tujuan terakhir bagi filsafat adalah keselamatan manusia
di akhirat.
Menurut Hanin Hadiwidijono(1985), pertumbuhan filsafat India keluar dari
agama itu meliputi suatu proses yang sangat pelan-pelan. Jikalau zaman Upanisad
pada umumnya dipandang sebagai saat kelahiran sang bayi filsafat India maka bayi
sudah ada di dalam kanddungan sang ibu ”Agama Hindu” selama lebih dari 10Abad.
Di dalam waktu yang sekian lamanya itu “Embrio Filsafat India” berkembang
sehingga akhirnya lahir sebagai filsafat India, sekalipun setelah kelahirannya filsafat
India tidak pernah melepaskan diri dari pelukan sang ibu “agama Hindu”.4
India adalah suatu wilayah yang dibatasi pegunungan yang terjal. Tidak ada
jalan lain kecuali melalui lintasan Kaibar. Pada zaman kuno, daerah India sulit
dimasuki oleh musuh sehingga penduduknya dapat menikmati kehidupan yang tenang
dan banyak peluang untuk memikirkan hal-hal yang berkaitan dengan kerohanian.
Filsafat India berkembang dan menjadi satu dengan agama sehingga
pemikiran filsafatnya bersifat religius dan tujuan akhirnya adalah mencari
keselamatan akhirat.
Filsafat India terbagi menjadi lima zaman berikut ini.
4 Drs. Surajiyo, Ilmu Filasafat suatu Pengantar, jakarta: PT.Bumi Aksara, 2012,
hlm.167
4
a. Zaman Weda (1500-600 SM). Zaman ini diisi oleh peradaban bangsa Arya.
Pada saat itu baru muncul benih pemikiran filsafat yang berupa manteramantera, pujian keagamaan yang terdapat dalam sastra Brahmana dan
Upanishad.
b. Zaman Wiracarita (600-200 SM). Zaman ini diisi oleh perkembangan sistem
pemikiran filsafat yang berupa Upanishad. Ide pemikiran filsafat tersebut
muncul berupa tulisan-tulisan tentang kepahlawanan dan tentang hubungan
antara manusia dengan dewa.
c. Zaman Sastra Sutra(200SM-1400M). Zaman ini diisi oleh semakin banyaknya
bahan-bahan pemikiran filsafat (sutra), ditandai dengan lahirnya tokoh-tokoh
seperti Sankara, Ramanuja, Madhawa, dll.
d. Zaman kemunduran (1400-1800 M). Jaman ini diisi oleh pemikiran filsafat
yang mandul karena para ahli pikir hanya menirukan pemikiran filsafat yang
lampau. Timbulnya keadaan ini disebabkan oleh pertemuan antara
kebudayaan barat dengan pemikiran india sehingga menimbulkan reaksi hebat
dari para pemikir india.
e. Zaman Pembaharuan (1800-1950 M). Zaman ini diisi oleh kebangkitan
pemikiran filsafat India. Pelopornya adalah Fram Mohan Ray, seorang
pembaru yang mendapatkan pendidikan di Barat.
A. Zaman Weda (1500-600 SM)
Di katakan jaman weda karena sumber benihpemikiran filsafat berasal dari kitabkitab weda (Rig Weda , Sama Weda , Yajur Weda, dan Athrwa Weda ). Benih
pemikiran filsafat tersebut dalam mantra “ di atas samudra mengapung telor dunia,
kemudian pecah menjadi wisma karman sebagai anak pertama alam semesta “. “dunia
tersusun menjadi tiga bagian, yaitu surga, bumi, dan langit, dimana ketika bagian
tersebut mempunyai dewa sendiri-sendiri.” “Jiwa manusia tidak dapat mati.” “mereka
yang masuk surga yaitu orang-orang yang shaleh dan hidup dengan baik.”
Orang-orang Arya menyembah pada dewa-dewa seperti matahari, bulan, bintang,
dan lainnya. Dewa secara harfiyah berarti terang, karena itu, pengertian dewa adalah
5
benda yang terang yang dianggap sebagai kekuatan alam yang mempunyai person.
Dewa indra dianggap sebagai dewa nasional, karena dewa indra berarti bangsa dasyu.
Dwa lain yang dianggap penting adalah dewa warumna, yaitu dewa yang menguasai
alam semesta, yang sekaligus sebagai dewa moral dan dewa segala dewa.
Dalam sastra Brahman disebutkan bahwa ketika bangsa arya telah menetap di
lembah gangga, benih pemikiran filsafat beerupa “korban”. Korban ini dianggap
penting dlam kehidupan manusia, yang dipersembahkan kepada imam. Misalnya,
korban diadakan agar matahari tetap bersinar, shingga dengan adanya korban ini
kehidupan masyarakat bersifat ritualistis.
Paada tahun700 SM benih pemikiran filssafat pembahasannya lebih mendalam
lagi, bersumber pada sasstra upanishad. Keadaan yang demikian ini muncul tatkala
kaum ksatria memberontak kepada kaum brahman. Pemberontakan ini katena ajaran
upansihad banyak yang diselewengkan. Kedalaman pemikiran filsafat terbukti dari
anggapan yerdahulu(zaman Brahman), dewa Brahman hanya dianggap sebagai azas
pertama alam semesta. Namun, sekarang(zaman Upanishad) dewa brahman dianggap
sebagai dewa yang transendent dan immanent. Juga, dewa brahman dianggap berada
dalam alam semesta, dan diri manusia, yang terjelma berupa unsur api.
B. Zaman Wiracarita (600 SM-200 M)
Sebagai latar belakang zaman ini adanya krisis politik, kemerosotan moral atau
kepercayaan terhadap para dewa, akibart dari kaum penjajah(pendatang). Kemudia
banyak orang mencari ketenangan dan muncullah para ahli pikir untuk menuangkan
pemikirannya, sehingga teerjadilah pertentangan antar pemikiran. Timbullah aliran
yang bertuhan(baghawadgita), aliran yang tidak bertuhan(jainisme dan budhisme),
juga aliran yang spekulatif (sadarcana).
Jainisme timbul sebagai reaksi zaman brahman, plopornya adalah wardhamarna
(6 SM). Sementara itu, budhisme(yang dicerahi) merupakan sebutan untuk tokoh
6
rohani yang menjelma pada seseorang. Jelmaan terakhir budhisme adalah sidahaarta
yang lahir tahun 567SM di kapilawastu.
Baghawargita adalah sebuah kitab yang ditulis pada abad ke-3 SM, pusat
penyebarannya di gangga barat. Isi kitabnya adalah uraian ajaran Kresna dan Arjuna
tentang bakti(penyerahan diri).
C. Zaman Sastra Sutra(200-sekarang)
Zaman ini juga disebut zaman Skolatik. Kitab yang muncul pertama kali adalah
kitab Wadangga yang urainnya berbentuk prosa, disusun secara singkata agar mudah
dihafal atau diamalkan. Juga timbul sutra-sutra yang bertentangan dengan Weda, dan
sutra tersebut dijadikan sember pemikiran filsafat.
Sistem Filsafat India, terbagi menjadi enam sistem berikut.
a. Nyala, yaitu membicarakan bagian umum dan metode yang dipakai dalam
penyelidikan, yaitu metode kritis. Sistem ini juga digunakan untuk mencari
hal yang benar dari ayat-ayat Weda, penulisnya Gautama (abad ke-4 SM).
b. Waisesika, yaitu kitab yang bersumber pada Waisesika Sutra. Sistem
pemikirannya bersifat metafisik. Ajaran pokoknya membicarakan tentang
dharma yaitu tentang kesejahteraan dunia dan memberikan pelepasan. Ajaran
yang pokok lainnya adalah tentang padharta, yaitu membicarakan kategori
yang ada: substansi, kualitas, aktivitas, sifat umum, sifat perseorangan,
pelekatan, dan ketidakadaan. Penulisnya adalah Khanada.
c. Sakha, artinya pemantulan. Aliran ini mengemukakan bahwa untuk
merealisasikan kenyataan akhir filsafat diperlukan pengetahuan. Pokok
ajarannya, terdapat sua zat asasi yang bersama-sama membentuk realitas
dunia, yaitu roh dan benda (purusa dan prakerti), pendirinya Sakha Kapila
(abad ke-5 SM).
d. Yoga, yaitu suatu cara untuk mengawasi pikiran, agar kesadaran yang biasa
menjadi luar biasa. Pendirinya Pantajali.
7
e. Purwa Wimansa, yaitu sistem inilah yang benar-benar mendasarkan pada
kitab Weda. Sistem ini dimaksudkan untuk penyelidikan sistematis pada
bagian pertama Weda. Pokok ajarannya, menegakkan wibawa kitab Weda
berisi upacara ritual.
f. Wedanta yaitu suatu sistem yang membicarakan bagian kitab Weda (yang
terakhir). Kitab ini merupakan suatu kesimpulan kitab Weda. Sistem Wedanta
ini bersamaan dengan zaman sutra (=zaman Skolastik) yang ditandai dengan
munculnya tokoh-tokoh Sankara, Ramanuja, Madhwa. Mereka ini telah
berhasil menyusun kembali ajaran kuno yang dapat memberikan peluang
dalam perkembangan pemikiran filsafat India.
Tokoh-tokoh tersebut di atas mengemukakan ajaran sebagai berikut.
1. Sankara (788-820) merupakan pengajar aliran Adwaita. Pokok ajarannya
adalah bahwa “Brahman adalah nyata. Jiwa perorangan adalah Brahman.
Brahman. Brahman tidak tangkap. Dunia itu tidak nyata. Jiwa tidak berbeda
dengan Brahman.”
2. Ramanuja (1017-1137), ia berupaya mempersatukan agama Wisnu dengan
Wedanta. Sumber ajarannyaWisista Waita (Kitab Upanishad). Menurutnya,
terdapat tiga kenyataan yang tertinggi; Tuhan (Iswara), jiwa (cit dan benda
(acit). Hanya Tuhanlah kenyataan yang bebas.
3. Madwa (1199-1278), ia sangat berpengaruh di India Barat. Pokok ajarannya,
“ada”, merupakan kenyataan yang jamak (dualisme). Segala sesuatu di dunia
ini beraneka ragam . terdapat lima perbedaan, yaitu antara Tuhan dan jiwa;
antara jiwa (yang satu) dan jiwa (yang lain); antara Tuhan dan benda; antara
jiwa dan benda; antara benda (yang satu) dan benda (yang lain).
D. Zaman Kemunduran dan Zaman Pembaharuan
Mulai abad ke-7 sampai abad ke -14, karna jasa Sankara, ajarna Wedanta
mendomonasi pemikiran filasafat India. Akan tetapi, setelah abad ke-14 pemikiran
filsafat mengalami kemunduran hingga abad ke-18. Kemuduran ini sebenarnya telah
8
mencul mulai abad ke-12 saat kedatangan agam Islam di India. Tokohnya Kabir
(1440-1518) yang berupaya untuk menyingkirkan unsur-unsur yang melemahkan
perjuangan Islam dan mencoba membuat suatu sintesis antara Islam dengan Hndu.
Kemudian, diteruskan oleh anaknya Nanak (1469-...) yang mempunyai sifat lebih
ekstrem.
Setelah abad ke-19, pemikiran filsafat India bangkit berkat sentuhan kebudayaan
Barat. Pelopornya adalah RamMohan Ray(1777-1833). Ia seorang Hindu yang
memperoleh pendidikan Barat. Gerakannya disebut Brahma Samaj,yang mempunyai
sikap keras terhadap Kristen. Penggantinya Rabindranath Tagore(1861-1941),
seorang pujangga, ahli filsafat, pendidik India, kemudian isusul Kesab Chandra Sen
(1838-1884), akhirnya Brahman Samaj pecah karena terpengaruh Kristen.
Tahun 1875 muncul gerakan pembaru pemikiran filsafat India, yaitiu Arya Samaj
sebagai pendiri Awami D. Saraswati (1824-1884).Saraswati (1824-1884).akan ini
bertujuan untuk mengadakan pembaharuan terhadap agama Hindu dan mencari
sintesis yang kuno dengan yang baru, antara Barat dan Timur. Seorang pembaharu
yang lain adalah Sri Ramakresna1834-1886), ia seorang imam kuil di Calcuta.
Ajarannya berpangkal pada bermacam-macam kepercayaan yang ada, yang
sebenarnya menuju pada satu tujuan perealisasian Tuhan.
Seorang pembaru lain adalah Mahatma Gandhi (1869-1948). Ajarannya, untuk
mencari kemenangan harus dengan Satyagraha (kekuatan Kebenaran). Artinya, orang
harus memegang teguh kebenaran walaupun pada saat-saat membahayakan, kejahatan
harus dilawan dengan kebaikan. Ajarannya itu diberikan karena ia terjun di dunia
politik.
Terdapat dua orang pembaru, yaitu Sri Aurobindo (1872-1950), dan Sri Rama
Maharsi (1870-1950).5
5 Drs. Burhanurddin Salam, pengantar Umum, jakarta: Rajawali Pers , 2011, hlm.
85-91
9
10
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kenyataan Filsafat India mewariskan ajaran tentang tentang Dewa-dewa Alam
yang berkuasa. Buddha mengajarkan kekosongan sebagai kenyataan akhir yang
mendasari kehidupan. Selainitu, Filsafat India juga mengajarkan bahwa alam sebagai
tempat hidup manusia yang menyatu dan pada dasarnya sama dengan manusia .
Karena itu, mengenalkan kita pada hukum karma sebagai hasil dari suatu suatu
pekerjaan yang kita lakukan. Menurut Filsafat India, manusia dan alam menyatu
namun masing-masing mempunyai hukum sendiri. Buddhisme mengajarkan manusia
tentang penyelamatan diri dengan kekuatan dirinya sendiri. Namun Buddha pun
memperingatkan bahaya ego yang bisa berkuasa dan lupa diri.
3.2 Daftar Pustaka
Muufid Muhamad, Etika Filsafat Komunikasi, Jakarta: Kencana, 2009.
Salam Burhanurddin, pengantar Umum, jakarta: Rajawali Pers , 2011.
G.W.F. HEGEL, Filsafat Sejarah, Yogjakarta: Pustaka Pelajar Offest,
2012.
Surajiyo, Ilmu Filasafat suatu Pengantar, jakarta: PT.Bumi Aksara,
2012.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemikiran filsafat pada umumnya sangat dipengaruhi oleh keadaan alam tempat
filsafat dilahirkan. India merupakan daerah damai yang dikelilingi oleh gununggunung, merupakan kawasan terisolir sehingga relatif aman dari bangsa lain.
India, khususnya Lembah Indus merupakan tempat lahirnya peradabandunia yang
tertua. Zaman perunggu muncul di Lembah Indus sekitar tahun 2500 SM. Penggalian
arkeologi menunjukkan peninggalan-peninggalan yang menyingkap peran Lembah
Indus sebagai pusat kebudayaan besar.
2.1 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Perkembangan Filasafat?
2. Apa Filsafat India?
3.1 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Perkembangan Filasafat
2. Untuk Mengetahui Filsafat India
BAB 2
2
KAJIAN
PERKEMBANGAN FILSAFAT
Manusia, masyarakat, kebudayaan, dan alam sekitar memiliki hubungan yang
erat. Keempatnyalah yang telah menyusun dan mengisi sejarah filsafat masingmasing karakteristik yang dibawanya. Berdasarkan keempat hal tesebut juga, pada
umumnya par filsuf sepakat untuk membagi sejarah filsafat menjadi 4 tradisi besar,
yakni filsafat India, Cina, Islam, dan barat.1
FILASAFAT INDIA
India adalah negara yang dibagi oleh Inggris menjadi dua bagian: Deccan
semenanjung besar yang memiliki Teluk Benggala di sebelah timur, dan Lautan India
di sebelah barat dan hindustan, yang terbentuk oleh lembah Gangga, dan melebar ke
arah Persia.2
Filasafat india berpangkal pada keyakinan bahwa ada kesatuan fudamental
antara manusia dan alam, harmoni antara individu dan kosmos. Hal ini harus di sadari
supaya dunia tidak dialami sebagai tempat keterasingan, sebagai penjara. Seorang
anak Idia harus balajar bahwa ia karib dengan semua benda, dengan sekelilingnya,
bahwa ia harus menyambut air yang mengalir dalam sungai, tanah yang subur yang
memberikan makana, dan matahari yang terbit. Orang india tida belajar untuk
menguasai dunia, meainkan untuk berteman dengan dunia.3
Semua filsafat muncul dari pemikiran-pemikiran yang semula bersifat
keagamaan, baik itu filsafat Yunani, maupun filsafat cina dan Filsafat india.karena
kurang puas akan keterangan-keterangan yang dibrerikan agama, atau karena sebab1 Muhamad Muufid, Etika Filsafat Komunikasi, Jakarta: Kencana, 2009, hlm. 11
2 G.W.F. HEGEL, Filsafat Sejarah, Yogjakarta: Pustaka PelajarOffest, 2012, hlm 196
3 Muhamad Muufid, Etika Filsafat Komunikasi, Jakarta: Kencana, 2009, hlm. 11
3
sebab lainnya akal manusia mulai dipakai untuk memberi jawaban atas segala
persoalan yang dihadapinya.
Di Barat, sekalipun semula filsafat tumbuh dari perkembangan agama, namun
lama-kelamaan filsafat memisahkan diri dari agama dan berdiri sendiri sebagai
kekuatan rohani, yang sering bahkan bertentangan dengan Agama. Akan tetapi, tidak
demikian keadaan filsafat India. Filsafat itu tidak pernah berkembang sendiri lepas
dari agama,serta menjadi suatu kekuatan yang berdiri sendiri.di India, filsafat
senantiasa bersifat religius. Tujuan terakhir bagi filsafat adalah keselamatan manusia
di akhirat.
Menurut Hanin Hadiwidijono(1985), pertumbuhan filsafat India keluar dari
agama itu meliputi suatu proses yang sangat pelan-pelan. Jikalau zaman Upanisad
pada umumnya dipandang sebagai saat kelahiran sang bayi filsafat India maka bayi
sudah ada di dalam kanddungan sang ibu ”Agama Hindu” selama lebih dari 10Abad.
Di dalam waktu yang sekian lamanya itu “Embrio Filsafat India” berkembang
sehingga akhirnya lahir sebagai filsafat India, sekalipun setelah kelahirannya filsafat
India tidak pernah melepaskan diri dari pelukan sang ibu “agama Hindu”.4
India adalah suatu wilayah yang dibatasi pegunungan yang terjal. Tidak ada
jalan lain kecuali melalui lintasan Kaibar. Pada zaman kuno, daerah India sulit
dimasuki oleh musuh sehingga penduduknya dapat menikmati kehidupan yang tenang
dan banyak peluang untuk memikirkan hal-hal yang berkaitan dengan kerohanian.
Filsafat India berkembang dan menjadi satu dengan agama sehingga
pemikiran filsafatnya bersifat religius dan tujuan akhirnya adalah mencari
keselamatan akhirat.
Filsafat India terbagi menjadi lima zaman berikut ini.
4 Drs. Surajiyo, Ilmu Filasafat suatu Pengantar, jakarta: PT.Bumi Aksara, 2012,
hlm.167
4
a. Zaman Weda (1500-600 SM). Zaman ini diisi oleh peradaban bangsa Arya.
Pada saat itu baru muncul benih pemikiran filsafat yang berupa manteramantera, pujian keagamaan yang terdapat dalam sastra Brahmana dan
Upanishad.
b. Zaman Wiracarita (600-200 SM). Zaman ini diisi oleh perkembangan sistem
pemikiran filsafat yang berupa Upanishad. Ide pemikiran filsafat tersebut
muncul berupa tulisan-tulisan tentang kepahlawanan dan tentang hubungan
antara manusia dengan dewa.
c. Zaman Sastra Sutra(200SM-1400M). Zaman ini diisi oleh semakin banyaknya
bahan-bahan pemikiran filsafat (sutra), ditandai dengan lahirnya tokoh-tokoh
seperti Sankara, Ramanuja, Madhawa, dll.
d. Zaman kemunduran (1400-1800 M). Jaman ini diisi oleh pemikiran filsafat
yang mandul karena para ahli pikir hanya menirukan pemikiran filsafat yang
lampau. Timbulnya keadaan ini disebabkan oleh pertemuan antara
kebudayaan barat dengan pemikiran india sehingga menimbulkan reaksi hebat
dari para pemikir india.
e. Zaman Pembaharuan (1800-1950 M). Zaman ini diisi oleh kebangkitan
pemikiran filsafat India. Pelopornya adalah Fram Mohan Ray, seorang
pembaru yang mendapatkan pendidikan di Barat.
A. Zaman Weda (1500-600 SM)
Di katakan jaman weda karena sumber benihpemikiran filsafat berasal dari kitabkitab weda (Rig Weda , Sama Weda , Yajur Weda, dan Athrwa Weda ). Benih
pemikiran filsafat tersebut dalam mantra “ di atas samudra mengapung telor dunia,
kemudian pecah menjadi wisma karman sebagai anak pertama alam semesta “. “dunia
tersusun menjadi tiga bagian, yaitu surga, bumi, dan langit, dimana ketika bagian
tersebut mempunyai dewa sendiri-sendiri.” “Jiwa manusia tidak dapat mati.” “mereka
yang masuk surga yaitu orang-orang yang shaleh dan hidup dengan baik.”
Orang-orang Arya menyembah pada dewa-dewa seperti matahari, bulan, bintang,
dan lainnya. Dewa secara harfiyah berarti terang, karena itu, pengertian dewa adalah
5
benda yang terang yang dianggap sebagai kekuatan alam yang mempunyai person.
Dewa indra dianggap sebagai dewa nasional, karena dewa indra berarti bangsa dasyu.
Dwa lain yang dianggap penting adalah dewa warumna, yaitu dewa yang menguasai
alam semesta, yang sekaligus sebagai dewa moral dan dewa segala dewa.
Dalam sastra Brahman disebutkan bahwa ketika bangsa arya telah menetap di
lembah gangga, benih pemikiran filsafat beerupa “korban”. Korban ini dianggap
penting dlam kehidupan manusia, yang dipersembahkan kepada imam. Misalnya,
korban diadakan agar matahari tetap bersinar, shingga dengan adanya korban ini
kehidupan masyarakat bersifat ritualistis.
Paada tahun700 SM benih pemikiran filssafat pembahasannya lebih mendalam
lagi, bersumber pada sasstra upanishad. Keadaan yang demikian ini muncul tatkala
kaum ksatria memberontak kepada kaum brahman. Pemberontakan ini katena ajaran
upansihad banyak yang diselewengkan. Kedalaman pemikiran filsafat terbukti dari
anggapan yerdahulu(zaman Brahman), dewa Brahman hanya dianggap sebagai azas
pertama alam semesta. Namun, sekarang(zaman Upanishad) dewa brahman dianggap
sebagai dewa yang transendent dan immanent. Juga, dewa brahman dianggap berada
dalam alam semesta, dan diri manusia, yang terjelma berupa unsur api.
B. Zaman Wiracarita (600 SM-200 M)
Sebagai latar belakang zaman ini adanya krisis politik, kemerosotan moral atau
kepercayaan terhadap para dewa, akibart dari kaum penjajah(pendatang). Kemudia
banyak orang mencari ketenangan dan muncullah para ahli pikir untuk menuangkan
pemikirannya, sehingga teerjadilah pertentangan antar pemikiran. Timbullah aliran
yang bertuhan(baghawadgita), aliran yang tidak bertuhan(jainisme dan budhisme),
juga aliran yang spekulatif (sadarcana).
Jainisme timbul sebagai reaksi zaman brahman, plopornya adalah wardhamarna
(6 SM). Sementara itu, budhisme(yang dicerahi) merupakan sebutan untuk tokoh
6
rohani yang menjelma pada seseorang. Jelmaan terakhir budhisme adalah sidahaarta
yang lahir tahun 567SM di kapilawastu.
Baghawargita adalah sebuah kitab yang ditulis pada abad ke-3 SM, pusat
penyebarannya di gangga barat. Isi kitabnya adalah uraian ajaran Kresna dan Arjuna
tentang bakti(penyerahan diri).
C. Zaman Sastra Sutra(200-sekarang)
Zaman ini juga disebut zaman Skolatik. Kitab yang muncul pertama kali adalah
kitab Wadangga yang urainnya berbentuk prosa, disusun secara singkata agar mudah
dihafal atau diamalkan. Juga timbul sutra-sutra yang bertentangan dengan Weda, dan
sutra tersebut dijadikan sember pemikiran filsafat.
Sistem Filsafat India, terbagi menjadi enam sistem berikut.
a. Nyala, yaitu membicarakan bagian umum dan metode yang dipakai dalam
penyelidikan, yaitu metode kritis. Sistem ini juga digunakan untuk mencari
hal yang benar dari ayat-ayat Weda, penulisnya Gautama (abad ke-4 SM).
b. Waisesika, yaitu kitab yang bersumber pada Waisesika Sutra. Sistem
pemikirannya bersifat metafisik. Ajaran pokoknya membicarakan tentang
dharma yaitu tentang kesejahteraan dunia dan memberikan pelepasan. Ajaran
yang pokok lainnya adalah tentang padharta, yaitu membicarakan kategori
yang ada: substansi, kualitas, aktivitas, sifat umum, sifat perseorangan,
pelekatan, dan ketidakadaan. Penulisnya adalah Khanada.
c. Sakha, artinya pemantulan. Aliran ini mengemukakan bahwa untuk
merealisasikan kenyataan akhir filsafat diperlukan pengetahuan. Pokok
ajarannya, terdapat sua zat asasi yang bersama-sama membentuk realitas
dunia, yaitu roh dan benda (purusa dan prakerti), pendirinya Sakha Kapila
(abad ke-5 SM).
d. Yoga, yaitu suatu cara untuk mengawasi pikiran, agar kesadaran yang biasa
menjadi luar biasa. Pendirinya Pantajali.
7
e. Purwa Wimansa, yaitu sistem inilah yang benar-benar mendasarkan pada
kitab Weda. Sistem ini dimaksudkan untuk penyelidikan sistematis pada
bagian pertama Weda. Pokok ajarannya, menegakkan wibawa kitab Weda
berisi upacara ritual.
f. Wedanta yaitu suatu sistem yang membicarakan bagian kitab Weda (yang
terakhir). Kitab ini merupakan suatu kesimpulan kitab Weda. Sistem Wedanta
ini bersamaan dengan zaman sutra (=zaman Skolastik) yang ditandai dengan
munculnya tokoh-tokoh Sankara, Ramanuja, Madhwa. Mereka ini telah
berhasil menyusun kembali ajaran kuno yang dapat memberikan peluang
dalam perkembangan pemikiran filsafat India.
Tokoh-tokoh tersebut di atas mengemukakan ajaran sebagai berikut.
1. Sankara (788-820) merupakan pengajar aliran Adwaita. Pokok ajarannya
adalah bahwa “Brahman adalah nyata. Jiwa perorangan adalah Brahman.
Brahman. Brahman tidak tangkap. Dunia itu tidak nyata. Jiwa tidak berbeda
dengan Brahman.”
2. Ramanuja (1017-1137), ia berupaya mempersatukan agama Wisnu dengan
Wedanta. Sumber ajarannyaWisista Waita (Kitab Upanishad). Menurutnya,
terdapat tiga kenyataan yang tertinggi; Tuhan (Iswara), jiwa (cit dan benda
(acit). Hanya Tuhanlah kenyataan yang bebas.
3. Madwa (1199-1278), ia sangat berpengaruh di India Barat. Pokok ajarannya,
“ada”, merupakan kenyataan yang jamak (dualisme). Segala sesuatu di dunia
ini beraneka ragam . terdapat lima perbedaan, yaitu antara Tuhan dan jiwa;
antara jiwa (yang satu) dan jiwa (yang lain); antara Tuhan dan benda; antara
jiwa dan benda; antara benda (yang satu) dan benda (yang lain).
D. Zaman Kemunduran dan Zaman Pembaharuan
Mulai abad ke-7 sampai abad ke -14, karna jasa Sankara, ajarna Wedanta
mendomonasi pemikiran filasafat India. Akan tetapi, setelah abad ke-14 pemikiran
filsafat mengalami kemunduran hingga abad ke-18. Kemuduran ini sebenarnya telah
8
mencul mulai abad ke-12 saat kedatangan agam Islam di India. Tokohnya Kabir
(1440-1518) yang berupaya untuk menyingkirkan unsur-unsur yang melemahkan
perjuangan Islam dan mencoba membuat suatu sintesis antara Islam dengan Hndu.
Kemudian, diteruskan oleh anaknya Nanak (1469-...) yang mempunyai sifat lebih
ekstrem.
Setelah abad ke-19, pemikiran filsafat India bangkit berkat sentuhan kebudayaan
Barat. Pelopornya adalah RamMohan Ray(1777-1833). Ia seorang Hindu yang
memperoleh pendidikan Barat. Gerakannya disebut Brahma Samaj,yang mempunyai
sikap keras terhadap Kristen. Penggantinya Rabindranath Tagore(1861-1941),
seorang pujangga, ahli filsafat, pendidik India, kemudian isusul Kesab Chandra Sen
(1838-1884), akhirnya Brahman Samaj pecah karena terpengaruh Kristen.
Tahun 1875 muncul gerakan pembaru pemikiran filsafat India, yaitiu Arya Samaj
sebagai pendiri Awami D. Saraswati (1824-1884).Saraswati (1824-1884).akan ini
bertujuan untuk mengadakan pembaharuan terhadap agama Hindu dan mencari
sintesis yang kuno dengan yang baru, antara Barat dan Timur. Seorang pembaharu
yang lain adalah Sri Ramakresna1834-1886), ia seorang imam kuil di Calcuta.
Ajarannya berpangkal pada bermacam-macam kepercayaan yang ada, yang
sebenarnya menuju pada satu tujuan perealisasian Tuhan.
Seorang pembaru lain adalah Mahatma Gandhi (1869-1948). Ajarannya, untuk
mencari kemenangan harus dengan Satyagraha (kekuatan Kebenaran). Artinya, orang
harus memegang teguh kebenaran walaupun pada saat-saat membahayakan, kejahatan
harus dilawan dengan kebaikan. Ajarannya itu diberikan karena ia terjun di dunia
politik.
Terdapat dua orang pembaru, yaitu Sri Aurobindo (1872-1950), dan Sri Rama
Maharsi (1870-1950).5
5 Drs. Burhanurddin Salam, pengantar Umum, jakarta: Rajawali Pers , 2011, hlm.
85-91
9
10
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kenyataan Filsafat India mewariskan ajaran tentang tentang Dewa-dewa Alam
yang berkuasa. Buddha mengajarkan kekosongan sebagai kenyataan akhir yang
mendasari kehidupan. Selainitu, Filsafat India juga mengajarkan bahwa alam sebagai
tempat hidup manusia yang menyatu dan pada dasarnya sama dengan manusia .
Karena itu, mengenalkan kita pada hukum karma sebagai hasil dari suatu suatu
pekerjaan yang kita lakukan. Menurut Filsafat India, manusia dan alam menyatu
namun masing-masing mempunyai hukum sendiri. Buddhisme mengajarkan manusia
tentang penyelamatan diri dengan kekuatan dirinya sendiri. Namun Buddha pun
memperingatkan bahaya ego yang bisa berkuasa dan lupa diri.
3.2 Daftar Pustaka
Muufid Muhamad, Etika Filsafat Komunikasi, Jakarta: Kencana, 2009.
Salam Burhanurddin, pengantar Umum, jakarta: Rajawali Pers , 2011.
G.W.F. HEGEL, Filsafat Sejarah, Yogjakarta: Pustaka Pelajar Offest,
2012.
Surajiyo, Ilmu Filasafat suatu Pengantar, jakarta: PT.Bumi Aksara,
2012.