Perbandingan Metode SAW Simple Additive

Perbandingan Metode SAW (Simple Additive Weighting) dan Metode TOPSIS (Technique for
Others Referencean by Similarity to Ideal Solution) Pada Perancangan Sistem Penunjang
Pengambilan Keputusan pada Penerimaan Beasiswa
Muhammad Iqbal Adifia
Telkom University Bandung, Indonesia
duadjii@gmail.com

ABSTRAK
Pengambilan keputusan untuk menentukan penerimaan beasiswa memiliki banyak
syarat dan ketentuan yang harus terpenuhi. Setiap sekolah memiliki syarat tertentu untuk
menentukan penerima beasiswa. Pemberian beasiswa dilakukan oleh banyak lembaga utuk
membantu siswa yang kurang mampu atau siswa yang memiliki prestasi dalam menempuh
studi. Untuk membantu menetukan siswa yang layak menerima beasiswa maka diperlukan
sistem pendukung keputusan.
Solusi terbaik berdasarkan kriteria-kriteria menggunakan dua metode yang digunakan
untuk melakukan proses pengambilan keputusan yakni metode Simple Additive Weighting
(SAW) dan Technique For Others Referencean by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS). Karena itu
untuk mengetahui yang terbaik dari 2 metode tersebut, maka dilakukan perubahan
pembobotan dan hasil pengujian diperoleh kesamaan dalam proses pengembilan keputusan
(pemecahan masalah). Sehingga dalam pengambilan keputusan dapat menggunakan salah satu
metode SAW atau TOPSIS.

Nilai setiap atribut akan dicari pada penelitian untuk dilanjutkan ke proses penggolongan
untuk mendapatkan alternatif yang dapat menentukan siswa yang terbaik.
Kata Kunci: SAW,TOPSIS,Beasiswa.

penggolongan untuk mendapatkan hasil
1. PENDAHULUAN
Lembaga pendidikan khususnya

seleksi terbaik dari sejumlah alternatif.
Alternatif dalam hal imi adalah yang berhak

sekolah menjadikan komputer sebagai alat

menerima beasiswa berdasarkan kriteria-

untuk mempermudah tenaga kerja seperti

kriteria.
2. KAJIAN PUSTAKA


staf dan guru. Khususnya dalam hal
penerimaan beasiswa. Untuk dapat
menerima beasiswa siswa harus memenuhi

Sistem Penunjang Keputusan
Sistem penghasil yang menunjukan

kriteria dan aturan yang telah ditetapkan.
Kriteria yang ditetapkan dalam studi

suatu masalah yang dapat diselesaikan

kasus adalah nilai, penghasilan orang tua,

dengan bantuan sistem penunjang

jumlah tanggungan orang tua, jumah

keputusan. Sistem penunjang keputusan


saudara kandung dan kriteria semester.

termasuk ke bagian yang tidak dapat

Kriteria tersebut sebagai batasan dalam

dipisahkan dari totalitas sistem organisasi.

menetukan pengambilan keputusan
penerimaan beasiswa yang akan diterima.
Hanya siswa yang memenuhi kriteria yang
akan memperoleh beasiswa. Jika ada
banyak yang mengikuti penerimaan
beasiswa maka perlu sistem pendukung
keputusan yang dapat menetukan siswa
yang mendapatkan beasiswa.
dua metode yang digunakan untuk

Sistem penunjang keputusan tidak
bisa dipisahkan dari sistem fisik maupun

sistem informasi. Kompleksitas sistem
secara fisik menuntut adanya sistem
keputusan yang komplek pula. Ciri utama
dari sistem pendukung keputusan adalah
kemampuannya untuk menyelesaikan
masalahmasalah yang tidak terstruktur.

melakukan proses pengambilan keputusan

Pada dasarnya system pendukung

yakni metode Simple Additive Weighting

keputusan merupakan pengembangan lebih

(SAW) dan Technique For Others

lanjut dari sistem manajemen

Referencean by Similarity to Ideal Solution


terkomputerisasi yang dirancang

(TOPSIS). Dengan menggunakan kedua

sedemikian rupa sehingga bersifat interaktif

metode dapat menetukan nilai setiap

dengan pemakainya. Sifat interaktif ini

atribut. dan dilanjutkan ke proses

dimaksudkan untuk memudahkan integrasi

antara berbagai komponen dalam proses
pengambilan keputusan seperti prosedur,
kebijakan, teknis, analisis, serta pengalaman
dan wawasan manajerial guna membentuk
suatu kerangka keputusan yang bersifat

fleksibel. Untuk menghasilkan keputusan
yang baik di dalam sistem pendukung
keputusan, perlu didukung oleh informasi
dan faktafakta yang berkualitas antara lain :
a. Aksebilitas
Kemudahan mendapatkan informasi.
informasi akan lebih berarti untuk pengguna
jika informasi tersebut mudah didapat,
karena berkaitan dengan aktifitas dari nilai
informasinya.
b. Kelengkapan
Kelengkapan dalam informasi, dalam hal ini
isi tidak menyangkut hanya volume tetapi
juga kesesuaian dengan harapan pengguna
sehingga kelengkapan ini sulit diukur secara
kuantitatif.
c. Ketelitian
Tingkat kesalahan yang mungkin di dalam
pelaksanaan pengolahan data dalam jumlah
besar. Kesalahan yang sering terjadi yaitu

berkaitan dengan perhitungan.

d. Ketepatan
Kesesuaian antara informasi yang dihasilkan
dengan kebutuhan pengguna. Ketepatan
juga sangat sulit diukur secara kuantitatif.
e. Ketepatan Waktu
Ketepatan waktu penyampaian dan
aktualisasinya. Misal informasi yang
berkaitan dengan perencanaan harian akan
sangat berguna kalau disampaikan setiap
dua hari sekali.
f. Kejelasan
Format penyampaian informasi. informasi
yang disajikan dalam bentuk grafik,
histogram, atau gambar biasanya akan lebih
berarti dibandingkan dengan informasi
dalam bentuk katakata yang panjang.
g. Fleksibilitas
Adaptasi dari informasi yang dihasilkan

terhadap kebutuhan berbagai keputusan
yang akan diambil.
3. Metodologi Penelitian
3.1 Metode SAW
Metode Simple Additive Weighting (SAW)
sering juga dikenal istilah metode
penjumlahan terbobot. Konsep dasar
metode SAW adalah mencari penjumlahan

terbobot dari rating kinerja pada setiap
alternatif pada semua atribut. Metode SAW
membutuhkan proses normalisasi matriks
keputusan ke suatu skala yang dapat
diperbandingkan dengan semua rating
alternatif yang ada.
Metode Simple Additive Weighting (SAW)
sering juga dikenal istilah metode
penjumlahan terbobot. Konsep dasar
metode SAW adalah mencari penjumlahan
terbobot dari rating kinerja pada setiap

alternatif pada semua atribut (Fishburn,
1967) (MacCrimmon, 1968). Metode SAW
membutuhkan proses normalisasi matriks
keputusan (X) ke suatu skala yang dapat
diperbandingkan dengan semua rating
alternatif yang ada.
Nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi)
diberikan sebagai berikut:

(1)
Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan
bahwa alternatif Ai lebih terpilih.

3.2 Metode TOPSIS
TOPSIS didasarkan pada konsep dimana
alternatif terpilih yang terbaik tidak hanya
memiliki jarak terpendek dari solusi ideal
positif, namun juga memiliki jarak
terpanjang dari solusi ideal negatif. TOPSIS
banyak digunakan dengan alasan konsepnya

sederhana dan mudah dipahami. Dalam
pembuatan komputasinya efisien serta

memiliki kemampuan untuk mengukur
kinerja relatif dari alternative. alternatif
keputusan dalam bentuk matematis yang
sederhana.
Technique for Order Preference by Similarity
to Ideal Solution (TOPSIS) didasarkan pada
konsep dimana alternatif terpilih yang
terbaik tidak hanya memiliki jarak
terpendek dari solusi ideal positif, namun
juga memiliki jarak terpanjang dari solusi
ideal negatifLangkah-langkah penyelesaian
masalah MADM dengan TOPSIS :
. Membuat matriks keputusan yang
ternormalisasi.
. Membuat matriks keputusan yang
ternormalisasi terbobot.
. Menentukan matriks solusi ideal positif &

matriks solusi ideal negatif.
. Menentukan jarak antara nilai setiap
alternatif dengan matriks solusi ideal
positif & matriks solusi ideal negatif.
. Menentukan nilai preferensi untuk setiap
alternatif.
TOPSIS membutuhkan rating kinerja setiap
alternatif Ai pada setiap kriteria Cj yang
ternormalisasi, yaitu:

(2)
i=1,2,....m; dan j=1,2,....n.Solusi ideal positif
A+ dan solusi ideal negatif A- dapat
ditentukan berdasarkan rating bobot
ternormalisasi (yij) sebagai:

optimal.

solusi ideal

(3)
dengan i=1,2,....m; dan j=1,2,.....n.
Dengan

positif dan
negative.
3

(4)
4

Jarak antara alternatif Ai dengan solusi ideal
positif dirumuskan sebagai:



Tidak terdapat

Terdapat

analisis dan

analisis

perancangan

perancangan

sistem

sistem

Perhitungan

Perhitungan

lebih sederhana

lebih rumit

Persamaan kedua jurnal

Tabel 2. Persamaan Kedua Jurnal
(5)

No

4. HASIL PERBANDINGAN
 Perbedaan kedua jurnal
Tabel 1. Perbedaan Kedua Jurnal

Persamaan

.
1

Berbasis aplikasi

2

Dalam hal kegunaan dan fungsi

No

Jurnal Metode

Jurnal Metode

memiliki kesamaan untuk dapat

.

SAW

TOPSIS

membantu dalam menentukan

1

2

pengambilan keputusan

Disusun oleh

Disusun oleh

satu orang

dua orang

Pada abstrak

Pada abstrak

dijelaskan

dijelaskan

penggunaan

penggunaan

metode SAW

metode TOPSIS

berhak untuk mendapatkan

mendapatkan

akan

beasiswa.

alternative yang

mendapatkan

3

Bermanfaat sebagai aplikasi yang
dapat menetukan berdasarkan
kriteria-kriteria.

4

Dapat menentukan siswa yang

5. Penutup
5.1 Kesimpulan
Sistem penunjang pengambilan
keputusan dapat membantu tenaga kerja di
lembaga pendidikan yang dapat
meringankan tugas mereka sehingga waktu
proses yang dibutuhkan juga semakin
singkat.
Perhitungan dengan metode SAW
(Simple Additive Weighting) dan Metode
TOPSIS (Technique for Others Referencean
by Similarity to Ideal Solution) dapat
memberikan hasil yang akurat dan semakin
tinggi sample data yang digunakan maka
semakin tingggi juga validitas yang
dihasilkan.
5.2 Saran
Dalam melakukan implementasi
Sistem Penunjang Pengambilan Keputusan
pada Penerimaan Beasiswa dapat
menggunakan metode SAW (Simple
Additive Weighting) dan Metode TOPSIS
(Technique for Others Referencean by
Similarity to Ideal Solution). Selanjutnya
juga dapat dilakukan perubahan ataupun
kolaborasi antar kedua metode tersebut.
Daftar Pustaka
. [1] Hidayat, Muhammad. 2007. Model
Sistem Informasi Toko Film Digital
Dengan Recomender System.
Tesis.Institut Teknologi Bandung.
Bandung.
. [2] Rachmawati, Ema. 2008. Pendekatan
Multistrategi Pada Recommender
System Akademik.Tesis.Institut

Teknologi Bandung. Bandung.
. [3] Turban, Efraim, Jay E, Aranson dan
Liang. 2005. Sistem Pendukung
Keputusan dan Sistem Cerdas.Alih
Bahasa : Dwi Prabantini.
Andi.Yogyakarta.
. [4] Kusumadewi, dkk. 2006. Fuzzy MultiAtribute Decision Making (MADM).
Graha Ilmu, Yogyakarta.
. [5] Turban, E., et al., 2005, Decision
Support Systems and Intelligent
Systems, Andi, Yogyakarta.
. [6] McLeod, R. Jr, 1995, Management
Information System, 6th Ed, Prentice
Hall. Inc, New Jersey.
. [7] Kusumadewi, S., dkk, 2006, Fuzzy
Multi-Atribute Decision Making
(Fuzzy MADM), Graha Ilmu,
Yogyakarta.