T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Berbantuan Media Gambar pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar T1 BAB IV

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Pra Siklus
Pra siklus pembelajaran IPS kelas IV SDN Salatiga

12 Kecamatan

Siderejo Kota Salatiga semester II tahun pelajaran 2016/2017, permasalahan
pembelajaran yang terjadi bukan merupakan acuan dalam menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) beserta perangkat pembelajaran secara tertulis untuk 2 kali
pertemuan dengan mengacu pada silabus KTSP. Perangkat pembelajaran seperti
ringkasan materi pembelajaran dipersiapkan oleh guru yang diambil dari buku
pendamping guru dan buku paket BSE IPS Kelas IV semester II. Tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan agar guru dan siswa terarah dalam kegiatan
pembelajaran, meskipun belum mengikuti model dan pendekatan tertentu.
Penggunaan model pembelajaran dan media pembelajaran harus menjadi
pertimbangan seorang guru untuk menempatkan siswa sebagai subjek belajar yang
tidak hanya mendengarkan saja saat belajar di dalam kelas. Agar dapat
memperlancar penyampaian pesan dengan baik maka diperlukan suatu media

dalam pembelajaran.
Pada saat kegiatan awal pembelajaran, mula-mula siswa mengucapkan
salam kepada guru dan guru menjawab salam dari siswa. Siswa dan guru memulai
pembelajaran dengan berdoa, ketua kelas memimpin doa dan siswa lain mengikuti
dengan baik. Guru kemudian melakukan absensi, semua siswa hadir dengan
jumlah 35 siswa. Guru bertanya kepada siswa, apa yang dimaksud dengan alat
komunikasi. Ada beberapa siswa menjawab, sedangkan sebagian besar siswa diam
dan tidak menjawab pertanyaan. Beberapa siswa ada yang sibuk menggambar
karena siswa itu duduk dibangku belakang dan ada siswa yang duduk dengan
posisi yang tidak benar seperti; menyandarkan badan dimeja dan siswa yang
berbicara dengan teman sebangkunya saat itu. Guru kemudian menegaskan
jawaban siswa yang sudah menjawab pertanyaan, selanjutnya memeringatkan
siswa lain agar mendengarkan saat temannya menjawab. Guru tidak

49

50

menyampaikan tujuan pembelajaran IPS yang dipelajari mengenai materi alat
komunikasi tradisional dan alat komunikasi modern.

Pada kegiatan inti, guru menyajikan materi dengan berceramah namun
juga menuliskan pokok-pokok materi dipapan tulis. Selanjutnya, siswa diminta
untuk membaca materi tentang tujuan dan manfaat alat komunikasi yang ada
didalam buku LKS secara bergantian. Namun, ada siswa yang ketika membaca
suaranya tidak kedengaran atau terlalu kecil, maka guru memotivasi siswa itu agar
lebih nyaring saat membaca. Guru menambah penjelasan yang ada pada buku
mengenai materi alat komunikasi tradisional dan alat komunikasi modern, siswa
mengidentifikasi jenis komunikasi tradisional dengan memberikan contoh yang
relevan kepada siswa seperti; ketongan, daun lontar, merpati pos dan gong. Dari
penjelasan guru mengenai materi alat komunikasi tempo dulu, tampak bahwa
siswa menyimak materi yang disampaikan dengan posisi duduk yang tenang,
hanya saja ada 3 siswa yang duduk tidak dengan posisi yang baik dan benar, ada
beberapa siswa yang mengobrol dengan siswa yang duduk dibagian belakang
sibuk menggambar. Kemudian guru menghampiri dan menasehati siswa tersebut
untuk duduk yang baik dan benar dan menyimak materi yang disampaikan guru
dengan baik. dan siswa pun mengikuti perintah guru. Guru tidak mendorong siswa
untuk mendiskusikan masalah yang diajukan dalam kelompok, tetapi siswa hanya
bekerja secara individual. Guru tidak mendorong siswa untuk membentuk
kelompok masing-masing 5 orang untuk berdiskusi, tidak ada pengumpulan data
dari masalah yang diterima oleh siswa tentang koperasi. Guru tidak mendorong

siswa untuk berdiskusi memecahkan masalah berdasarkan analisis data, karena
sebelumnya tidak dilakukan pengumpulan data. Kegiatan pembelajaran tidak
terlihat, siswa bermain game tanya jawab mengenai materi alat komunikasi tempo
dulu. Namun, siswa diminta untuk mengerjakan latihan soal berbentuk essay
yang dibacakan langsung oleh guru. Siswa juga tidak menentukan skor tim,
karena skor ditentukan hanya pada saat siswa selesai bermain game, sedangkan
saat pembelajaran siswa tidak bermain game. Siswa tidak menerima tugas untuk
membuat laporan dan guru tidak terlihat memberikan penghargaan untuk siswa

51

seperti memberi ucapan selamat karena siswa sudah mengerjakan tugas ataupun
menjawab pertanyaan.
Pada akhir pembelajaran, guru tidak memberi kesempatan kepada siswa
untuk merefleksikan yang sudah siswa pelajari. Akhir pembelajaran siswa
menghitung skor hasil latihan soal dengan bimbingan guru, dan kemudian guru
memberikan 5 soal perbaikan untuk 20 siswa yang belum mencapai KKM.
Pengukuran hasil belajar siswa di kelas IV SDN Salatiga 12 diperoleh dari skor
tes seperti gabungan dari nilai tes harian, tes tengah, akhir semester. Hasil belajar
yang diperoleh 20 siswa kelas IV pada pra siklus belum mencapai Kriteria

Ketuntasan Minimal KKM ≥70. Hasil belajar pra siklus disajikan melalui tabel 4.1
berikut ini.
Tabel 4.1
Distribusi Hasil Belajar IPS Pra Siklus
Kriteria Hasil
Belajar
Tidak Tuntas
 70
≥ 70
Tuntas
Jumlah
skor maksimum
skor minimum
skor rata-rata

Skor

Pra Siklus
Jumlah siswa
Persentase (%)

15
43%
20
57%
35
100%
85
40
66

Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPS kelas IV sebanyak 35 orang yang terdiri dari 14 siswa perempuan
dan 21 siswa laki-laki menunjukkan bahwa siswa yang tuntas sebanyak 15 siswa
(43%) dan siswa yang belum tuntas sebanyak 20 siswa (57%). Adapun skor
minimum, skor maksimum, dan skor rata-rata hasil belajar IPS siswa pada pra
siklus menunjukkan bahwa skor minimum hasil belajar yang dicapai siswa kelas
IV pada mata pelajaran IPS Pra Siklus sebesar 40 sedangkan skor maksimum
sebesar 85 dan skor rata-rata sebesar 60.


52

4.1.2 Hasil Penelitian Siklus I
Pelaksanaan siklus I dilakukan dalam 2 kali pertemuan dengan tahapan
yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan dan observasi, dan tahap
refleksi. Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam siklus I sebagai berikut:
1. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah menemukan
permasalahan pembelajaran. Berdasarkan permasalahan pembelajaran yang
ditemukan, dilakukan analisis masalah dan dari analisis masalah disusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) beserta perangkat pembelajaran IPS dengan KD
2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi
serta pengalaman menggunakannya. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dalam
siklus I disiapkan untuk dua kali pertemuan. Selain membuat RP guru juga
menyiapkan media gambar yang akan digunakan dalam pembelajaran ini berupa
gambar alat komunikasi tradisional dan alat komunikasi modern.
Siswa diberikan kartu yang yang berkaitan dengan masalah dalam bentuk
pertanyaan selanjutnya kartu pertanyaan dan kartu jawaban yang digunakan dalam
game turnamen kemudian gurur membuat sertifikat penghargaan untuk siswa pada
selanjutnya membuat perangkat penilaian yang berupa kisi-kisi penilaian evaluasi

siklus I dan membuat instrumen berupa butir soal siklus I serta membuat rubrik
lembar pengamatan sebagai alat ukur untuk mengetahui hasil belajar siswa siklus I
kemudian membuat lembar observasi aktivitas tindakan model TGT untuk guru
kelas IV siklus I dan

membuat lembar observasi aktivitas tindakan model

pembelajaran TGT untuk siswa kelas IV siklus I. Buku sumber yang mendukung
dari buku paket BSE IPS Kelas IV semester II dan ruang atau tempat yang akan
digunakan untuk pembelajaran yaitu di kelas IV kemudian pada akhir
pembelajaran siklus I pertemuan 2 akan dilaksanakan evaluasi dengan
menggunakan tes objektif berbentuk pilihan ganda.

53

2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Dalam siklus I dibuat 2 pertemuan, implementasi pembelajaran dalam
pertemuan pertama mata pelajaran IPS dilaksanakan pada hari jumat 30 maret
2017 selama 2 x 35 menit dengan materi masalah alat komunikasi tradisional yang
telah di rancang dan di susun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga langkah pembelajaran, yaitu kegiatan awal,
kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
Pada kegiatan awal, siswa mengucapkan salam kepada guru dan guru
menjawab salam dari siswa, guru menyiapkan siswa untuk mengikuti pelajaran
yaitu dengan meminta siswa untuk duduk tenang, kemudian siswa mengikuti.
Guru mengecek kehadiran siswa dengan mengabsen siswa satu per satu, dan
semua siswa hadir saat itu. Guru kemudian melakukan apersepsi dengan
memberikan pertanyaan: "Untuk mengetahui kabar saudaramu dilain daerah alat
komunikasi apa yang kalian gunakan"? Guru memberi penguatan akan jawaban
siswa dengan mengungkapkan kembali apa yang sudah dikatakan oleh siswa.
Pada kegiatan inti, pembelajarannya dilakukan sesuai dengan langkahlangkah pembelajaran melalui model pembelajaran TGT yang telah dirancang.
Kegiatan yang pertama yaitu guru menyampaikan materi aktivitas sosial
dimasyarakat dan jenis-jenis masalah sosial secara umum kemudian Guru
melanjutkan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran seperti yang dilampirkan
dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran terlihat beberapa siswa tidak
menyimak tujuan pembelajaran dan tugas pembelajaran yang disampaikan oleh
guru, tampak beberapa siswa nampak asik mengobrol dengan teman sebangkunya,
guru kemudian diam sambil menatap semua siswa dan menunggu sampai siswa
tenang kemudian guru menasehati siswa supaya mendengarkan dan menghargai
siapapun yang sedang berbicara setelah itu siswa terlihat mengikuti yang guru

katakan

selanjutnya

Guru

menyampaikan

materi

pembelajaran

dengan

menunjukkan gambar tentang alat komunikasi tradisional dan alat komunikasi
modern dilanjutkan Guru meminta siswa untuk memperhatikan dan menyimak
gambar contoh jenis alat komunikasi tradisional dan jenis alat komunikasi modern

54


yang telah ditampilkan melalui gambar. Siswa sangat antusias ingin melihat
gambar-gambar yang ditampilkan didepan kelas.
Pada saat siswa sudah tenang, guru kemudian melanjutkan menampilkan
gambar. Setiap gambar jenis alat komunikasi tradisional dan jenis alat komunikasi
modern. yang ditampilkan, dilengkapi dengan penjelasan guru. Guru meminta
agar siswa yang menebak gambar terlebih dahulu dan menyebutkan jenis alat
komunikasi tradisional dan jenis alat komunikasi modern yang ada pada gambar.
guru meminta siswa tersebut untuk mendeskripsikan gambar yang ditampilkan,
siswa tersebut bisa mendeskripsikan gambar, hanya saja siswa tersebut tidak
serius melainkan tertawa. Guru memberikan penegasan pada semua siswa agar
tenang ketika guru menyampaikan materi dan harus bersikap serius dan
menghargai satu sama lain ketika belajar. Guru membimbing siswa membentuk 5
kelompok secara heterogen sesuai yang telah ditentukan oleh guru. Pada saat
pembentukan kelompok, siswa terlihat gaduh dan beberapa siswa protes tidak mau
berkelompok dengan temannya, namun ada siswa juga yang menerima temanteman kelompoknya tanpa protes.
Guru menegaskan bahwa tidak ada yang boleh membeda-bedakan teman
saat berkelompok dan saat belajar, karena semua akan belajar bersama dan guru
akan membimbing. Guru kemudian memberikan permasalahan alat komunikasi
tradisional dan jenis alat komunikasi modern secara umum untuk setiap
kelompok, kelompok berdiskusi untuk merumuskan masalah alat komunikasi

tradisional dan alat komunikasi modern yang diperoleh, namun setiap anggota
kelompok mengatakan bahwa ada teman satu kelompoknya yang tidak bekerja,
guru kemudian berkeliling dan menghampiri setiap kelompok untuk membimbing
ketika diskusi kelompok. Pada saat tugas selesai dikerjakan oleh kelompok, siswa
diminta mengumpulkan lembar kerja kepada guru dan kemudian guru
membimbing siswa untuk membentuk 5 kelompok turnamen secara homogen
berdasarkan kemampuan siswa sesuai yang telah diketahui guru, guru meminta
siswa untuk bergabung dengan temannya sesuai dengan pembagian kelompok
yang sudah ditentukan oleh guru. Siswa kembali ribut ketika pembentukan tim
turnamen dan ada siswa yang duduk bukan pada kelompoknya, namun guru

55

memanggil siswa tersebut dan membantu memindahkan bangkunya di kelompok
yang sebenarnya. Guru memerlukan waktu yang lama untuk mengondisikan siswa
karena masih ada siswa yang menggeluh tidak suka dengan anggota kelompoknya
selanjutnya guru menjelaskan langkah-langkah untuk bermain game berupa tanya
jawab, guru memberikan penjelasan dan membutuhkan waktu yang cukup lama
karena siswa terlihat kebingungan dan belum mengerti, akhirnya guru terus
mengulang penjelasan dengan menghampiri setiap kelompok sampai siswa
mengerti. setiap kelompok turnamen diberikan pertanyaan dan jawaban yang
sudah disiapkan oleh guru, guru memberikan waktu 20 menit kepada siswa untuk
bermain game. Siswa melakukan langkah-langkah dalam game dengan cukup baik
dan lancar, guru tetap berkeliling untuk mengawasi dan membimbing siswa, siswa
terlihat aktif membaca dan menjawab pertanyaan secara bergantian. Pada saat
game selesai dimainkan, setiap siswa dari kelompok turnamen kembali ke
kelompok awal yang terdiri dari siswa heterogen untuk kemudian setiap anggota
kelompok melaporkan hasil turnamennya, setiap kelompok menghitung skor
kelompok, kelompok membuat laporan dari hasil skor yang diperolehnya dengan
menuliskan nomor-nomor soal yang terjawab dari setiap anggota, kemudian
melaporkan hasilnya kepada guru. Setiap kelompok diberi penghargaan berupa
sertifikat dengan kriteria Super team, great team, excellent team, dan good team,
guru memberikan penghargaan sesuai dengan skor yang diperoleh kelompok.
Siswa terlihat senang dan ada siswa yang mengatakan bahwa siswa tersebut
menyesal karena tidak sungguh-sungguh menjawab pertanyaan dalam game,
sehingga tidak bisa mendapatkan skor tertinggi. Guru memberikan motivasi,
bahwa pertemuan berikutnya siswa tersebut harus lebih serius dan bisa
mendapatkan skor tertinggi karena akan diadakan turnamen lagi.
Pada kegiatan penutup, siswa dibimbing untuk merefleksikan pelaksanaan
pembelajaran yang sudah dilakukan, namun yang terlihat hanya beberpa siswa
yang berani menyampaikan refleksi, sedangkan siswa yang lain tidak
menyampaikan. Guru menutup dan mengakhiri pembelajaran. Saat pembelajaran
siklus I pertemuan 1 berlangsung, dilakukan pengamatan oleh 1 observer.
Observer mengamati proses pembelajaran dari awal sampai akhir pembelajaran,

56

dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Lembar observasi
meliputi indikator-indikator untuk mengamati aktivitas guru dalam pengelolaan
pembelajaran, dan kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dari hasil
observasi, dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama
pembelajaran berlangsung.
Pelaksanaan pembelajaran siklus I, pada pertemuan ke 2 dilaksanakan pada
hari Sabtu 31 Maret 2017, dengan materi masalah alat komunikasi modern selama
2 x 35 menit. Pada kegiatan awal, siswa mengucapkan salam kepada guru dan
guru menjawab salam dari siswa, guru mengkondisikan siswa untuk siap
menerima pelajaran yaitu dengan meminta siswa untuk duduk tenang kemudian
siswa mengikuti, guru melakukan presensi dan semua siswa hadir. Guru
mengulang materi pada pertemuan pertama yaitu tentang jenis masalah alat
komunikasi tradisional, siswa terlihat berani menyebutkan masalah alat
komunikasi tradisional yang sudah dipelajari di pertemuan 1. Guru kemudian
mengajukan pertanyaan: apa yang diketahui dengan komunikasi modern? Guru
memberi penguatan akan jawaban siswa dengan memberitahu jawaban yang tepat.
Pada kegiatan inti, pembelajaran dilakukan sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran melalui model pembelajaran TGT berbantuan media gambar yang
telah dirancang. Kegiatan yang pertama yaitu guru menyampaikan materi tentang
masalah kependudukan, dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran
seperti yang dilampirkan didalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
siswa menyimak tujuan pembelajaran dan tugas pembelajaran yang disampaikan
dengan duduk tenang, kemudian guru menyampaikan materi pembelajaran dengan
menampilkan gambar yang termasuk dalam masalah alat komunikasi modern
seperti; televisi, telepon genggam, radio selanjutnya Guru menunjukkan gambar
kepada siswa, kemudian siswa diminta untuk menyebutkan jenis alat komunikasi
modern pada gambar. Pada saat guru memberikan pertanyaan semua siswa terlihat
menyampaikan pendapatnya, namun tidak mengangkat tangan terlebih dahulu.
Guru menenangkan siswa dan menegaskan agar siswa yang ingin menjawab
pertanyaan harus mengangkat tangan terlebih dahulu dengan tertib. Guru
mengulang kembali dengan menunjukkan gambar, dan siswa sudah dapat

57

melakukan instruksi yang guru berikan sebelumnya. Guru membimbing siswa
membentuk 5 kelompok secara heterogen sesuai yang telah ditentukan oleh guru.
Ketika pembentukan kelompok, siswa sudah bisa tertib dan langsung bergabung
dengan anggota kelompoknya tanpa membuat kegaduhan. Siswa sudah dapat
menerima teman-teman kelompoknya tanpa protes, yang terlihat siswa sudah
saling berbicara satu sama lain dan menyiapkan buku tulisnya. Guru memberikan
1 masalah alat komunikasi modern untuk masing-masing kelompok dengan
gambar berbeda yang sudah dibahas sebelumnya, kelompok berdiskusi untuk
memecahkan masalah sosial yang diperoleh, beberapa siswa terlihat sudah ada
perkembangan dan mau mengajukan pendapat dalam kelompok. Guru kemudian
berkeliling dan menghampiri setiap kelompok untuk membimbing ketika diskusi
kelompok. Pada saat tugas selesai dikerjakan oleh kelompok, siswa meminta
kepada guru agar bermain game seperti di pertemuan 1, bahkan sebelum guru
memberi instruksi.
Dari hal tersebut, terlihat bahwa siswa sangat antusias ingin bermain game
tanya jawab. Siswa diminta mengumpulkan lembar kerja kepada guru dan
kemudian guru membimbing siswa untuk membentuk 5 kelompok turnamen
secara homogen berdasarkan kemampuan siswa sesuai yang telah diketahui guru,
guru meminta siswa untuk bergabung dengan temannya sesuai dengan petunjuk
guru dan seterusnya. Siswa terlihat gaduh ketika pembentukan tim turnamen
karena beberapa siswa mengangkat bangkunya untuk dipindahkan ke kelompok.
Guru sudah memberitahukan supaya siswa tidak perlu memindahkan bangku,
cukup dengan duduk dibangku teman saja, tetapi siswa tetap tidak mau
mendengarkan yang dikatakan guru. Guru menjelaskan langkah-langkah untuk
bermain game berupa tanya jawab, penjelasan dipertemuan kedua ini
membutuhkan waktu yang singkat, karena siswa sudah mengerti dan siswa terlihat
langsung bergabung dengan kelompok. Setiap kelompok turnamen diberikan
pertanyaan dan jawaban yang sudah disiapkan oleh guru, guru memberikan waktu
20 menit kepada siswa untuk bermain game. Siswa melakukan langkah-langkah
dalam game dengan baik dan lancar, guru tetap berkeliling untuk mengawasi dan
membimbing siswa, siswa terlihat aktif membaca dan menjawab pertanyaan

58

secara bergantian. Pada saat game selesai dimainkan, setiap siswa dari kelompok
turnamen kembali ke kelompok awal yang terdiri dari siswa heterogen untuk
kemudian setiap anggota kelompok melaporkan hasil turnamennya, setiap
kelompok menghitung skor kelompok, kelompok membuat laporan dari hasil skor
yang diperolehnya dengan menuliskan nomor-nomor soal yang terjawab dari
setiap anggota, kemudian melaporkan hasilnya kepada guru. Setiap kelompok
diberi penghargaan berupa sertifikat dengan kriteria Super team, great team,
excellent team, dan good team, guru memberikan penghargaan sesuai dengan skor
yang diperoleh kelompok.
Pada kegiatan penutup, siswa dibimbing untuk merefleksikan pelaksanaan
pembelajaran yang sudah dilakukan, semua siswa sudah berani dan mau
merefleksikan pelaksanaan pembelajaran, namun ada sebagian siswa yang belum
menyampaikan refleksi. Akhir pembelajaran, guru memberikan evaluasi siklus I
kepada siswa, siswa kemudian mengerjakan soal dengan tenang tetap diawasi oleh
guru. Pada saat siswa selesai mengerjakan evaluasi, guru menutup dan mengakhiri
pembelajaran.
Saat pembelajaran siklus I pertemuan II berlangsung, dilakukan
pengamatan oleh 1 observer. Observer mengamati proses pembelajaran dari awal
sampai akhir pembelajaran, dengan cara mengisi lembar observasi yang telah
disediakan. Lembar observasi meliputi indikator-indikator untuk mengamati
aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran dan kegiatan siswa dalam
mengikuti pembelajaran. Hasil observasi, dapat diketahui apa yang menjadi
kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung.
3. Refleksi Siklus I
Tahapan selanjutnya setelah kegiatan pelaksanaan dan observasi pembelajaran
siklus 1 adalah refleksi. Tahapan ini dilakukan dengan menganalisis skor hasil
belajar IPS siswa siklus I yang disajikan pada tabel 4.2 dan hasil observasi dari
lembar observasi guru dan lembar observasi siswa yang disajikan.

Skor tes

diperoleh dari kegiatan evaluasi akhir pembelajaran pada pertemuan 2 siklus I.
Persentase hasil belajar IPS berdasarkan ketuntasan siswa kelas 4 siklus 1, dapat
dilihat pada tabel 4.2 berikut ini :

59

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS Berdasarkan Ketuntasan
Siswa Kelas IV SDN Salatiga 12 Semester II
Tahun Pelajaran 2016/2017 Siklus I
Kriteria Hasil
Belajar
Tidak Tuntas
 70
≥ 70
Tuntas
Jumlah
skor maksimum
skor minimum
skor rata-rata

Skor

Siklus I
Jumlah siswa
Persentase (%)
8
23%
27
77%
35
100%
92
50
73

Sumber: Data primer
Berdasarkan tabel 4.2, maka distribusi frekuensi hasil belajar IPS
berdasarkan ketuntasan siswa dapat disajikan dalam diagram lingkaran melalui
gambar 4.1 berikut ini :

23%
Tuntas

77%

Tidak Tuntas

Gambar 4.1
Diagram Lingkaran Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS Berdasarkan
Ketuntasan Siswa Kelas IV SDN Salatiga 12 Semester II
Tahun Pelajaran 2016/2017 Siklus I

Mendasarkan gambar 4.1 di atas, menunjukkan bahwa hasil belajar
IPS berdasarkan ketuntasan siswa kelas IV, pada siklus I mencapai 77% (27 siswa
dari 35 siswa) tuntas dalam belajar IPS dan 23% ( 8 siswa dari 35 siswa) tidak
tuntas dalam belajar IPS dengan KKM yang ditentukan adalah ≥ 70. Berdasarkan
hasil penelitian yang dilaksanakan dalam siklus I, dapat dikatakan bahwa
pembelajaran belum berhasil sepenuhnya, masih ada kekurangan yang harus

60

diperbaiki seperti aktivitas guru dan siswa yang belum seluruhnya dilaksanakan.
Namun, perlu adanya tindak lanjut dan perbaikan siklus I ke siklus II.
Model pembelajaran TGT berbantuan media gambar dalam penerapannya
di kelas sudah terlihat adanya peningkatan aktivitas yang signifikan disetiap
pertemuan yang dilakukan guru, lembar observasi aktivitas tindakan model
pembelajaran TGT berbantuan media gambar untuk guru kelas IV SDN Salatiga
12 Siklus I dan peningkatan aktivitas siswa yang disajikan pada lampiran, hasil
belajar IPS siswa kelas IV dengan menggunakan model pembelajaran TGT
berbantuan media gambar dalam siklus I ini belum seluruhnya mencapai KKM
yang ditargetkan ≥70, atau dengan kata lain hanya 27 siswa yang tuntas (77% dari
jumlah siswa keseluruhan). Oleh karena itu, perlu dilakukan perbaikan
pembelajaran IPS di siklus II melalui model pembelajaran TGT berbantuan media
gambar dengan

persiapan yang lebih baik. Hasil belajar siswa yang belum

sepenuhnya mencapai KKM, yang menjadi refleksi dalam siklus I juga mengenai
siswa yang selalu bicara saat guru menyampaikan materi. Adapun siswa yang
selalu menggangu temannya, ketika ditempatkan dalam sebuah kelompok
heterogen, siswa yang bersangkutan tidak di senangi teman kelompoknya, karena
dianggap mengganggu.
Berdasarkan kedua masalah tersebut, maka perlu dilakukan pendekatan
kepada siswa untuk mengetahui yang dibutuhkan siswa tersebut dalam belajar, hal
ini akan diupayakan dengan mengacak anggota kelompok pada setiap
pertemuannya, agar semua siswa berbaur dengan siswa lain dan adapun siswa
yang suka ribut, akan diacak dan dipastikan untuk tidak berada di dalam
kelompok yang sama. Siswa yang selalu menggangu temannya, akan diawasi oleh
guru lebih dekat saat bekerja kelompok agar tidak mengganggu temannya.
4.1.3 Hasil Penelitian Siklus 2
Pelaksanaan siklus II dilakukan dalam 2 kali pertemuan dengan tahapan
yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan dan observasi, dan tahap
refleksi. Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam siklus I sebagai berikut:

61

1. Perencanaan
Perencanaan tindakan pada siklus II merupakan perbaikan dari tindakan
siklus I. Perbaikan didasarkan pada hasil refleksi dan analisis hasil belajar IPS
siswa pada siklus I. Tujuan diadakannya perbaikan pada siklus II ini adalah untuk
menyempurnakan pembelajaran pada siklus I agar tercapai hasil belajar secara
optimal dan memenuhi KKM yang telah ditentukan. Berdasarkan kekurangan
yang terdapat pada siklus I, maka disusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) beserta perangkat pembelajaran IPS siklus II yang disajikan dengan KD
2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi
serta pengalaman menggunakannya. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dalam
siklus I disiapkan untuk dua kali pertemuan. Selain membuat RPP, juga
menyiapkan media gambar yang digunakan dalam pembelajaran seperti; gambar
transportasi tradisional, soal dan jawaban untuk bermain game dan membuat
sertifikat penghargaan untuk siswa juga membuat perangkat penilaian yang
berupa kisi-kisi penilaian evaluasi siklus II, membuat instrumen berupa butir soal
siklus I disajikan pada lampiran RPP dan Perangkat Pembelajaran siklus II, serta
membuat rubrik lembar pengamatan sebagai alat ukur untuk mengetahui hasil
belajar siswa siklus II, membuat lembar observasi model pembelajaran TGT
berbantuan media gambar untuk guru kelas IV siklus II, membuat lembar
observasi aktivitas tindakan model pembelajaran TGT berbantuan media gambar
untuk siswa kelas IV siklus II. Buku sumber mata pelajaran IPS kelas IV yang
mendukung dari Witarsa, dkk. (2010). Ilmu Pengetahuan Sosial Bilingual.
Bandung: Yrama Widya. Diakhir pembelajaran siklus II pertemuan 2 akan
dilaksanakan evaluasi dengan menggunakan tes objektif berbentuk pilihan ganda
yang disajikan pada lampiran RPP dan Perangkat Pembelajaran siklus II.
2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Dalam siklus II dibuat 2 pertemuan, implementasi pembelajaran dalam
pertemuan pertama mata pelajaran IPS dilaksanakan pada hari Senin 2 April 2017
selama 2 x 35 menit dengan KD 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi,
komunikasi dan transportasi serta pengalaman menggunakannya, yang telah di
rancang dan di susun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Kegiatan

62

pembelajaran terdiri dari tiga langkah pembelajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan
inti dan kegiatan akhir.
Pada kegiatan awal, siswa mengucapkan salam kepada guru dan guru
menjawab salam dari siswa, guru menyiapkan siswa untuk mengikuti pelajaran
yaitu dengan meminta siswa untuk duduk tenang, kemudian siswa mengikuti.
Guru mengecek kehadiran siswa dan semua siswa hadir saat itu. Selanjutnya, guru
mempersiapkan gambar yang berkaitan dengan materi. Guru kemudian menulis
dipapan tulis topik yang akan dipelajari yaitu transportasi tradisional, kemudian
dilanjutkan dengan penyampaian tujuan pembelajaran oleh guru. Siswa menyimak
tujuan pembelajaran dan tugas pembelajaran yang disampaikan dengan duduk
tenang, guru kemudian melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan
kepada siswa; Pernahkah kamu melihat delman? Siapa yang pernah naik delman?
Termasuk transpotasi apa delman itu? Guru memberi penguatan akan jawaban
siswa dengan mengungkapkan kembali apa yang sudah dikatakan oleh siswa.
Pada kegiatan inti, pembelajarannya dilakukan sesuai dengan langkahlangkah pembelajaran melalui model pembelajaran TGT berbantuan media
gambar yang telah dirancang. Guru menyampaikan materi pembelajaran dengan
menunjukkan gambar transportasi tradisional. Guru meminta semua siswa untuk
memperhatikan agar semua dapat melihat dengan jelas, kemudian siswa bergegas
pindah tempat duduk dibagian depan tanpa membuat kegaduhan. Guru dan siswa
bersama mendiskusikan masalah yang terjadi dalam gambar yang telah
diperlihatkan sebelumnya. Suasana kelas menjadi ramai, karena siswa terlalu
ingin menjawab setiap pertanyaan dari guru. Guru membimbing siswa
membentuk 5 kelompok secara heterogen sesuai yang telah ditentukan oleh guru.
Pada saat pembentukan kelompok, siswa langsung bergabung bersama kelompok
di meja yang ditentukan guru. Guru kemudian memberikan masalah transportasi
tradisional untuk setiap kelompok, kelompok untuk berdiskusi untuk memecahkan
masalah transportasi tradisional yang diberikan guru, guru kemudian berkeliling
dan mengawasi setiap kelompok untuk membimbing ketika diskusi kelompok.
Pada saat tugas selesai dikerjakan oleh kelompok, siswa diminta mengumpulkan
lembar kerja kepada guru dan kemudian guru membimbing siswa untuk

63

membentuk 5 kelompok turnamen secara homogen berdasarkan kemampuan
siswa sesuai yang telah diketahui guru. Ada beberapa siswa meminta kepada guru
untuk pertemuan berikutnya agar dilakukan pembagian kelompok baru dengan
anggota, namun guru mengatakan bahwa siswa harus menerima setiap teman
dalam kelompoknya terlebih dahulu, akhirnya siswa menerima penjelasan dari
guru dan mendengarkan petunjuk guru mengenai tugas kelompok. Guru
menjelaskan langkah-langkah untuk bermain game berupa tanya jawab dengan
menggunakan media yang telah disediakan, penjelasan dipertemuan 1 siklus II ini
membutuhkan waktu yang lebih singkat karena siswa sudah memahami langkahlangkah dalam bermain game. Kelompok turnamen yang terbentuk sejumlah 5
kelompok berdasarkan skor yang siswa peroleh pada siklus I, setiap kelompok
turnamen diberikan pertanyaan dan jawaban yang sudah disiapkan oleh guru, guru
memberikan waktu 20 menit kepada siswa untuk bermain game. Siswa melakukan
langkah-langkah dalam game dengan cukup baik dan lancar, guru tetap berkeliling
untuk mengawasi dan membimbing siswa, siswa terlihat aktif membaca dan
menjawab pertanyaan secara bergantian. Pada saat selesai bermain game setiap
siswa dari kelompok turnamen kembali ke kelompok awal yang terdiri dari siswa
heterogen untuk kemudian setiap anggota kelompok melaporkan hasil
turnamennya, setiap kelompok menghitung skor kelompok, kelompok membuat
laporan dari hasil skor yang diperolehnya dengan menuliskan nomor-nomor soal
yang terjawab dari setiap anggota, kemudian melaporkan hasilnya kepada guru.
Setiap kelompok diberi penghargaan berupa sertifikat dengan kriteria Super team,
great team, excellent team, dan good team, guru memberikan penghargaan sesuai
dengan skor yang diperoleh kelompok. Setelah itu, siswa dibimbing untuk
merefleksikan pelaksanaan pembelajaran yang sudah dilakukan, hampir semua
siswa bersedia dan dapat melakukan refleksi terhadap materi yang sudah
dipelajari. Tetapi masih ada beberapa siswa yang hanya diam dan malu untuk
menyampaikan pendapatnya.
Saat pembelajaran siklus II pertemuan 1 berlangsung, dilakukan
pengamatan oleh 1 observer. Observer mengamati proses pembelajaran dari awal
sampai akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi yang telah

64

disediakan. Lembar observasi meliputi indikator-indikator untuk mengamati
aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran dan kegiatan siswa dalam
mengikuti pembelajaran. Dari hasil observasi dapat diketahui apa yang menjadi
kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung.
Pelaksanaan pembelajaran siklus I, pada pertemuan ke 2 dilaksanakan
pada hari Selasa, 6 April 2017 dengan materi masalah transportasi modern, selama
2 x 35 menit. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ini dimulai dengan
memberikan apersepsi melalui tanya jawab mengulang materi pada pertemuan
pertama yaitu tentang transportasi modern, siswa terlihat berani menyampaikan
pendapat mengenai materi yang sudah dipelajari di pertemuan sebelumnya.
Pada kegiatan awal, siswa mengucapkan salam kepada guru dan guru
menjawab salam dari siswa, guru menyiapkan siswa untuk mengikuti pelajaran
yaitu dengan meminta siswa untuk duduk tenang, kemudian siswa mengikuti.
Guru mengecek kehadiran siswa dengan mengabsen siswa dan semua siswa hadir
saat itu. Selanjutnya, guru mempesiapkan media gambar. Guru kemudian
melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan: pernahkan kalian melihat
pesawat terbang? siapa yang pernah naik pesawat terbang? Siswa dari setiap
kelompok menjawab: ya, pernah. Guru kemudian memberi penguatan terhadap
jawaban siswa, dan menyampaikan kembali jawaban yang telah disampaikan oleh
siswa.
Pada kegiatan inti, pembelajarannya dilakukan sesuai dengan langkahlangkah pembelajaran melalui model pembelajaran TGT berbantuan media
gambar yang telah dirancang. Kegiatan yang pertama yaitu guru menyampaikan
materi yang akan dipelajari yaitu tentang jenis-jenis transpotasi modern. Guru
menulis pokok materi di papan tulis dan mengenalkan kepada siswa tentang
gambar transpotasi modern dan dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan
pembelajaran, siswa menyimak tujuan pembelajaran dan tugas pembelajaran yang
disampaikan dengan duduk tenang, kemudian guru menampilkan gambar
transportasi modern. Siswa sangat antusias dan memperhatikan gambar tersebut,
ada siswa yang mengatakan bahwa

gambar ditampilkan lagi, tetapi karena

mengingat waktu yang tidak cukup, maka guru tidak menampilkan kembali.

65

Setelah selesai gambar ditampilkan, guru melakukan tanya jawab dengan siswa
mengenai gambar yang sudah ditampilkan seperti: apa yang terjadi dalam gambar
tadi? Siswa sangat antusias dan aktif menjawab setiap pertanyaan dari guru. Guru
membimbing siswa membentuk 5 kelompok secara heterogen sesuai yang telah
ditentukan oleh guru.
Pada saat pembentukan kelompok, siswa tertib dan bergabung dengan
anggota kelompoknya. Siswa sudah menerima teman-teman kelompoknya tanpa
protes. Guru kemudian memberikan masalah transportasi modern untuk setiap
kelompok untuk mengelompokkan kegiatan. Kelompok kemudian berdiskusi
untuk memecahkan masalah transportasi modern yang diperoleh, semua siswa
terlihat sudah mengalami perkembangan dan dapat mengajukan pendapat dalam
kelompok, guru tetap harus membimbing setiap kelompok, karena saat guru
meninggalkan kelompok, akan ada siswa yang mengobrol dengan temannya. Guru
memberi batas waktu untuk kelompok menyelesaikan tugas kelompok selama 25
menit. Guru mengingatkan waktu yang tersisa, sehingga siswa bekerja dengan
cepat dan tidak banyak mengobrol dengan teman saat harus diskusi kelompok.
Siswa selalu meminta penambahan waktu, tetapi guru tetap konsisten dengan
waktu yang diberikan. Pada saat tugas selesai dikerjakan oleh kelompok, siswa
diminta mengumpulkan lembar kerja kepada guru dan kemudian guru
membimbing siswa untuk membentuk 5 kelompok turnamen secara homogen
berdasarkan kemampuan siswa sesuai yang telah diketahui guru, guru meminta
siswa untuk mengendalikan diri dan tertib menuju meja turnamen yang ditentukan
oleh guru, sehingga waktu yang diperlukan menjadi lebih singkat dan guru tidak
harus berulang kali menjelaskan cara bermain game. Setiap kelompok turnamen
diberikan pertanyaan dan jawaban yang sudah disiapkan oleh guru, guru
memberikan waktu 20 menit kepada siswa untuk bermain game. Siswa melakukan
langkah-langkah dalam game dengan baik dan lancar, guru tetap berkeliling untuk
mengawasi dan membimbing siswa, siswa terlihat aktif membaca dan menjawab
pertanyaan secara bergantian.
Pada saat selesai bermain game setiap siswa dari kelompok turnamen
kembali ke kelompok awal yang terdiri dari siswa heterogen untuk kemudian

66

setiap anggota kelompok melaporkan hasil turnamennya, setiap kelompok
menghitung skor kelompok, kelompok membuat laporan dari hasil skor yang
diperolehnya dengan menuliskan nomor-nomor soal yang terjawab dari setiap
anggota, kemudian melaporkan hasilnya kepada guru. Setiap kelompok diberi
penghargaan berupa pulpen di bungkus dengan tulisan Super team, great team,
excellent team, dan good team, guru memberikan penghargaan sesuai dengan skor
yang diperoleh kelompok. Setelah itu, siswa dibimbing untuk merefleksikan
pelaksanaan pembelajaran yang sudah dilakukan, semua siswa sudah berani dan
mau merefleksikan pelaksanaan pembelajaran bahkan suasana kelas menjadi lebih
interaktif. Diakhir pembelajaran, guru memberikan evaluasi siklus II kepada
siswa, siswa kemudian mengerjakan soal dengan tenang tetap diawasi oleh guru.
Saat pembelajaran siklus I pertemuan II berlangsung dilakukan
pengamatan oleh 1 observer. Observer mengamati proses pembelajaran dari awal
sampai akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi yang telah
disediakan. Lembar observasi meliputi indikator-indikator untuk mengamati
aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran, dan kegiatan siswa dalam
mengikuti pembelajaran. Dari hasil observasi, dapat diketahui apa yang menjadi
kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung.
3. Refleksi Siklus II
Tahapan selanjutnya setelah kegiatan pelaksanaan dan observasi pembelajaran
siklus 1 adalah refleksi. Tahapan ini dilakukan dengan menganalisis skor hasil
belajar IPS siswa dan hasil observasi dari lembar observasi guru yang disajikan
melalui model pembelajaran TGT berbantuan media gambar dan lembar observasi
siswa. Skor tes diperoleh dari kegiatan evaluasi akhir pembelajaran pada
pertemuan 2 siklus II yang mengukur kegiatan menjelaskan definisi transpotasi
modern, menyebutkan jenis transpotasi modern didaerahnya, menjelaskan jenis
masalah transpotasi modern, menganalisis transpotasi modern terhadap kehidupan
masyarakat dan menentukan cara menggunakannya. Penilaian unjuk kerja
dilakukan melalui model pembelajaran TGT berbantuan media gambar, meliputi:
menerima jenis permasalahan transpotasi modern meliputi diskusi pemecahan
masalah mengenai transpotasi modern, bermain game tanya jawab di meja

67

turnamen, terampil membuat laporan, menerima penghargaan, dan terampil
merefleksi. Persentase berdasarkan ketuntasan skor hasil belajar IPS siswa kelas
IV siklus II, dapat diketahui besarnya skor hasil belajar berupa skor minimum,
skor maksimum, dan skor rata-rata siklus II dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut
ini.
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS Berdasarkan Ketuntasan
Siswa Kelas IV SDN Salatiga 12 Semester II
Tahun Pelajaran 2016/2017 Siklus II
Kriteria Hasil
Belajar
Tidak Tuntas
 70
≥ 70
Tuntas
Jumlah
skor maksimum
skor minimum
skor rata-rata

Skor

Siklus II
Jumlah siswa
Persentase (%)
3
32

91 %
9%
100

35
96
65
81

Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel 4.5, maka distribusi frekuensi hasil belajar IPS
berdasarkan ketuntasan siswa dapat disajikan dalam diagram lingkaran melalui
gambar 4.2 berikut:
9%
Tuntas

91%

Tidak Tuntas

Gambar 4.2
Diagram Lingkaran Distribusi Hasil Belajar IPS Berdasarkan
Ketuntasan Siswa Kelas IV SDN Salatiga 12 Semester II
Tahun Pelajaran 2016/2017 Siklus II

Mendasarkan gambar 4.2 di atas, menunjukkan bahwa hasil belajar IPS
siswa yang sudah mencapai KKM ≥ 70 pada siklus II berjumlah 32 siswa atau
91% dari keseluruhan jumlah siswa dikelas IV. Namun, masih ada 3 siswa yang

68

memperoleh skor dibawah KKM atau dengan kata lain 9% dari jumlah
keseluruhan siswa kelas IV belum mencapai KKM. Berdasarkan hasil penelitian
yang dilaksanakan dalam siklus II, dapat dikatakan bahwa aktivitas pembelajaran
guru dan siswa sudah dilaksanakan semuanya dengan baik. Hasil belajar yang
diperoleh pada siklus II ini juga mengalami peningkatan dari siklus I.
Model pembelajaran TGT berbantuan media gambar dalam penerapannya
di kelas sudah terlihat bahwa semua skor aktivitas guru dan skor aktivitas siswa
sudah terlaksana seluruhnya dengan baik. Peningkatan juga terlihat dari aktifitas
siswa siklus II juga meningkat dari setiap pertemuan termasuk juga siswa yang
memiliki masalah dikelas seperti yang dijelaskan pada refleksi siklus I. Hasil
belajar IPS siswa kelas IV dengan menggunakan model pembelajaran TGT
berbantuan media gambar dalam siklus II ini sudah mencapai KKM yang
ditargetkan ≥70, walaupun belum 91% tuntas, tetapi peningkatan jumlah siswa
yang tuntas pada siklus II ini lebih besar persentasenya dibandingkan dengan
jumlah siswa tuntas pada siklus I. Adapun siswa yang tidak tuntas pada siklus II
berjumlah 3 orang siswa, tetapi nilai yang dicapai oleh ketiga siswa ini hampir
mencapai KKM.
Berdasarkan hasil belajar yang dicapai oleh siswa pada siklus I dan siklus
II, yang terlihat adanya peningkatan ketuntasan skor hasil belajar pada siklus I
sebesar 65% meningkat menjadi 91% untuk kategori siswa yang tuntas mencapai
KKM. Maka, dapat dikatakan bahwa kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran TGT berbantuan media gambar dapat meningkatkan hasil
belajar siswa, selain juga dapat membuat siswa lebih aktif dan guru lebih mudah
dalam penciptaan suasana belajar yang menyenangkan. Berikut disajikan
perbandingan distribusi frekuensi hasil belajar IPS berdasarkan ketuntasan siswa
siklus I dan siklus II melalui tabel 4.7.

69

Tabel 4.7
Perbandingan Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS Berdasarkan
Ketuntasan Siswa Kelas IV SDN Salatiga 12
Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017
Siklus I dan Siklus II
Ketuntasan
Tuntas
Belum Tuntas
Jumlah
skor maksimum
skor minimum
skor rata-rata

Pra Siklus
Jumlah (%)
20
57
15
43
35
100
85
40
66

Siklus 1
Jumlah
(%)
27
77
8
23
35
100
92
50
73

Siklus 2
Jumlah (%)
32
91
3
9
35
100
96
65
81

Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel 4.7 di atas, menunjukkan bahwa adanya peningkatan
hasil belajar IPS siswa dari siklus I ke siklus II dengan ditunjukkan bahwa pada
siklus I jumlah siswa yang tuntas sebanyak 27 siswa (77%), sedangkan pada
siklus II jumlah siswa tuntas sebanyak 32 (91%). Berdasarkan tabel 4.8 diatas,
menunjukkan bahwa skor minimum pada siklus 1 sebesar 50 dan pada siklus 2
sebesar 65. Adapun perolehan skor maksimum pada siklus I 92 dan siklus II
sebesar 96. Sedangkan skor rata-rata pada siklus 1 sebesar 73 dan pada siklus 2
sebesar 81. Dapat dikatakan bahwa skor minimum, skor maksimum, dan skor
rata-rata dari siklus 1 ke siklus 2 mengalami peningkatan. Berdasarkan tabel 4.7
perbandingan distribusi berdasarkan ketuntasan skor hasil belajar IPS siswa antara
siklus I dan siklus II, terlihat adanya peningkatan yang cukup besar dari 9 siswa
tuntas meningkat menjadi 32 siswa tuntas.
4.3

Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian tindakan ini adalah peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas IV

SDN Salatiga 12 melalui model pembelajaran TGT berbantuan media gambar.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan aktivitas tindakan model
pembelajaran TGT berbantuan media gambar yang dilakukan oleh guru pada
siklus I dengan lembar observasi, aktivitas tindakan yang dilakukan oleh guru
dengan menggunakan model pembelajaran TGT berbantuan media gambar,
menunjukkan bahwa pelaksanaan aktivitas tindakan yang dilakukan oleh guru di

70

siklus I pada pertemuan pertama guru kurang optimal membimbing siswa dalam
kelompok untuk mengumpulkan data pemecahan masalah ketika proses
pembelajaran berlangsung. Namun, pada pertemuan 2 guru sudah dapat
melaksanakan semua aktivitas berdasarkan indikator. Aktivitas tindakan
menggunakan model pembelajaran TGT berbantuan media gambar yang
dilakukan oleh guru kelas IV pada siklus I, juga dilakukan oleh guru pada siklus
II.
Berdasarkan lembar observasi aktivitas tindakan menggunakan model
pembelajaran TGT berbantuan media gambar yang dilakukan oleh guru kelas IV
pada siklus II, menunjukkan bahwa pelaksanaan aktivitas tindakan yang dilakukan
oleh guru pada setiap pertemuan di siklus II sudah terlaksana semua sudah
dilaksanakan oleh guru ketika proses pembelajaran berlangsung. Pada siklus II ini
aktivitas tindakan yang guru laksanakan sudah lebih baik dari siklus I. Aktivitas
tindakan menggunakan model pembelajaran TGT berbantuan media gambar yang
dilakukan oleh guru, aktivitas tindakan juga dilakukan oleh siswa kelas IV.
Berdasarkan aktivitas tindakan menggunakan model pembelajaran TGT
berbantuan media gambar yang dilakukan oleh siswa kelas IV pada siklus I,
menunjukkan bahwa pelaksanaan aktivitas tindakan yang dilakukan oleh siswa
sudah dilaksanakan oleh siswa, pada saat diskusi pemecahan masalah siswa belum
melaksanakannya ketika proses pembelajaran berlangsung. Pada pertemuan kedua
sudah nampak siswa melaksanakan semua aktivitas berdasarkan indikator.
Pada lembar observasi aktivitas tindakan model pembelajaran TGT
berbantuan media gambar yang dilakukan oleh Siswa kelas IV Siklus II,
menunjukkan bahwa pelaksanaan aktivitas tindakan yang dilakukan oleh siswa
pada setiap pertemuan di siklus II sudah terlaksana dari seluruh indikator sudah
dilaksanakan oleh siswa ketika proses pembelajaran berlangsung, pada siklus II
ini aktivitas tindakan yang siswa laksanakan sudah lebih baik dari siklus I.
Peningkatan aktivitas guru dan siswa kelas IV dalam kegiatan pembelajaran
melalui model pembelajaran TGT berbantuan media gambar, juga terjadi
peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN Salatiga 12 semester II tahun
pelajaran 2016/2017.

71

Perbandingan ketuntasan skor hasil belajar IPS yang dicapai berdasarkan
KKM ≥70 antara siswa yang tuntas pra siklus adalah 20 siswa (57%). Setelah
diberikan tindakan pada siklus I terjadi peningkatan jumlah ketuntasan siswa
menjadi 27 siswa (77%). Setelah diberikan tindakan pada siklus II, terjadi lagi
peningkatan jumlah ketuntasan menjadi 32 siswa (91%). Siswa yang belum tuntas
sebelum diberikan tindakan adalah 15 siswa (43%). Setelah diberikan tindakan
pada siklus I, berkurang menjadi 8 siswa (23%). Setelah dilaksanakan lagi
tindakan pada siklus II, menjadi 3 siswa (9%) yang belum tuntas, maka telah
memenuhi syarat penelitian dengan indikator kinerja yang ditetapkan yaitu 80%.
Pelaksanaan perbaikan siklus ini dapat diakhiri pada siklus 2.
Setelah melakukan wawancara dengan guru kelas dan pengamatan ketika
pembelajaran maka dapat diketahui bahwa tiga siswa tersebut dalam pembelajaran
sehari-hari memang memiliki kemampuan yang rendah dalam memahami dan
menguasai materi pembelajaran dibandingkan dengan teman-temannya. Terhadap
3 siswa yang nilai ulangannya belum mencapai kriteria ketuntasan minimal
disebabkan karena anak tersebut kemampuan dalam menyelesaikan soal-soal
maupun tugas yang diberikan oleh guru rendah sekali, Siswa tersebut diminta
untuk mengerjakan soal yang sama dengan soal tes untuk dikerjakan dirumah
dengan bimbingan orang tua. Nilai hasil soal yang dikerjakan di rumah tersebut
digunakan untuk memperbaiki Nilai tes formatif setara dengan standar Nilai
kriteria ketuntasan minimal.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Saoda
Hamid (2014). yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Team Game
Tournament (TGT) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Biologi Siswa di
Mts Negeri Dowora selanjutnya penelitian yang dilakukan Yanti Purnamasari
(2014) yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams
Games Tournament (TGT) Terhadap Kemandirian Belajar Dan Peningkatan
Kemampuan Penalaran Dan Koneksi Matematik Peserta Didik SMPN 1 Kota dan
penelitian yang telah dilakukan oleh Yulia Ayu Astuti. (2013 )yang berjudul
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatiftip TGT (Teams Games Tournament)
Untuk Meningkatkan Preatsi Belajar Sosiologi Siswa Kelas XI-IPS III SMA

72

Negeri 3 Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013 menunjukkan bahwa model
pembelajaran

kooperatif

tipe

TGT

dapat

meningkatkan

hasil

belajar,

Kemandirian Belajar Dan Peningkatan Kemampuan Penalaran Dan Koneksi
Matematik dan Preatsi Belajar selain itu, penelitian tindakan yang dilakukan oleh
Iklilul Millah, 2013 yang berjudul Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) Terhadap Prestasi Belajar
Siswa Kelas X SMA Laboratorium UM Pada Materi Hidrokarbon.
Selain mendukung dua hasil penelitian sebelumnya, hasil penelitian ini juga
mendukung pernyataan teoritis tentang model pembelajaran TGT berbantuan
media gambar, menurut Nugroho, Dian Rizki dan Rachman, A (2013:2),
menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah model
pembelajaran

kooperatif

yang

melibatkan

siswa

sebagai

tutor

sebaya,

mengandung unsur permainan yang bisa menggairahkan semangat belajar dan
mengandung reinforcement, sedangkan menurut Sadiman Arief S. (2003:21),
menyatakan bahwa media gambar adalah suatu gambar yang berkaitan dengan
materi pelajaran yang berfungsi untuk menyampaikan pesan dari guru kepada
siswa. Media gambar ini dapat membantu siswa untuk mengungkapkan informasi
yang terkandung dalam masalah sehingga hubungan antar komponen dalam
masalah tersebut dapat terlihat dengan lebih jelas. Dengan menerapkan langkah
model pembelajaran TGT berbantuan media gambar dengan tepat, dan dengan
memperhatikan karakateristik siswa, kemudian dibagi dengan belajar tim yang
menerapkan unsur permainan turnamen untuk memperoleh poin bagi skor tim
mereka dan pembagian tim berdasarkan tingkat kemampuan siswa serta tugas dan
peran siswa sekaligus penyelesai atas masalah yang ditemukan dalam gagasan itu,
ternyata model pembelajaran TGT berbantuan media gambar ini mampu
meningkatkan ketuntasan hasil belajar pada mata pelajararn IPS, materi
perkembangan teknologi transportasi dan komunikasi pada siswa kelas IV SDN
Salatiga 12 Kota Salatiga, Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017.

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5