BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Pengetahuan 2.1.1 Pengertian Pengetahuan - Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Tentang Kanker Payudara di SMA N.1 Singkohor Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Pengetahuan

2.1.1 Pengertian Pengetahuan

  Pengetahuan adalah hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap sesuatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni penglihatan, pendengaran rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.

  Jadi dapt disimpulkan bahwa pengetahuan merupakan suatu pemikiran yang dihasilkan dari penggunaan pancaindera yang kemudian dapat dibuktikan kebenarannya (Notoatmodjo, 2007).

2.1.2. Tingkat Pengetahuan

  Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan mencakup didalamnya domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu:

  1. Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengigat suatu materi yang telah di pelajari sebelumnya.Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengigat kembali

  (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang telah di pelajari atau rangsangan yang telah di terima. Oleh sebab itu “tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

2. Memahami (Compreheasion)

  Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.

3. Aplikasi (Application)

  Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah di pelajari pada situasi atau kondisi rill (sebenarnya).

  4. Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

  5. Sintesis (Syntesis) Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

  6. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang di tentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

2.1.3 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

  Tingkat pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: latar belakang pendidikan, sosial, budaya dan usia (Herawani, 2001).

  Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan dalam masyarakat yaitu:

  1. Sosial ekonomi Lingkungan sosial akan mendukung tigginya pengetahuan seseorang bila ekonomi baik maka tingkat pendidikan akan tinggi dan pengetahuan tinggi pula.

  2. Kultur (Budaya dan Agama) Budaya akan sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang karena informasi-informasi yang didapat akan disaring terlebih dahulu apakah sesuai atau tidak dengan budaya atau agama masyarakat tertentu

  3. Pendidikan Semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan mudah menerima hal baru dan akan mudah menyesuaikan hal baru tersebut.

  4. Pengalaman Pengalaman disini berkaitan dengan umur dan pendidikan individu, pendididkan yang tinggi maka pengalaman yang diperoleh juga akan lebih luas sedangkan semakin tua seseorang maka pengalaman semakin banyak.

2.2 Konsep Sikap

2.2.1 Pengertian Sikap

  Sikap adalah keadaan mental dan saraf dari kesiapan yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respon individu pada semua objek dan situasi yang berkaitan dengannya (Widayatun TR, 2009). Salah seorang psikologi sosial menyatakan bahwa sikap adalah merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tententu. Sikap juga merupakan respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (Notoatmodjo,2010).

  Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek, Allport (1995) dalam buku Notoadmodjo menjelaskan bahwa sikap terdiri dari 3 komponen pokok, yaitu a.

  Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek, artinya bagaimana b.

  Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek, artinya bagaimana penilaian orang tersebut terhadap objek.

  c.

  Kecendrungan untuk bertindak, artinya sikap adalah merupakan komponen yang mendahului tindakan atau prilaku terbuka.

2.2.2 Ciri-Ciri Sikap

  Menurut Purwanto (1998) Sikap memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

  a. Sikap bukan dibawa sejak lahir, melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan dengan obyeknya.

  b. Sikap dapat berubah-rubah karena itu sikap dapat dipelajari dan karena itu pula sikap dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu

  c. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu terhadap suatu obyek d. Obyek sikap itu dapat merupakan satu hal tertentu, tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut e. Sikap mempunyai segi motivasi dan segi-segi perasaan. Sifat inilah yang membedakan sikap dari kecakapan-kecakapan atau pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang.

2.2.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap

  Purwanto (1998) mengatakan faktor-faktor yang mempengaruhi sikap adalah :

  a. Faktor Intern Faktor intern yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri orang yang bersangkutan sendiri, seperti selektivitas. Kita tidak dapat menangkap seluruh rangsang dari kita dekati dan yang harus kita jauhi

  b. Faktor Ekstern Faktor ekstern yaitu faktor dari luar manusia meliputi :

  a) Sifat obyek yang dijadikan sasaran sikap

  b) Kewibawaan orang yang mengemukakan suatu sikap

  c) Sifat orang-orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut

  d) Media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap e) Situasi pada saat sikap dibentuk.

2.2.4. Tingkatan Sikap a.

  Menerima (Receiving) Menerima diartikan bahwa orang atau subjek mau menerima stimulus yang diberikan objek.

  b.

  Menanggapi (Responding) Menanggapi di sini diartikan memberikan jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi.

  c.

  Menghargai (Valuing) Menghargai diartikan subjek atau seseorang memberikan nilai yang positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya dengan orang lain, bahkan mengajak atau mempengaruhi atau menganjurkan orang lain merespons.

  d.

  Bertanggung jawab (Responsible) Sikap yang paling tinggi tingkatnya adalah bertanggung jawab terhadap apa yang telah diyakininya. Seseorang yang telah mengambil sikap tertentu berdasarkan keyakinannya, dia harus berani mengambil resiko bila ada orang lain yang mencemooh atau adanya resiko lain.

2.2.5. Struktur Sikap

  Menurut Azwar S (2009) struktur sikap dibagi menjadi 3 komponen yang saling menunjang yaitu a. Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap.

  b. Komponen afektif manyangkut masalah emosional subyektif sesorang terhadap suatu objek sikap. c. Komponen konatif menunjukkan bagaimana kecendrungan berprilaku yang ada dalam diri seseorang yang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya.

2.2.6 Sikap dapat dibentuk atau berubah

  Sikap dapat dibentuk atau berubah melalui 4 macam yaitu :

  a. Adopsi yaitu kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang terjadi berulang dan terus menerus, lama kelamaan secara bertahap diserap kedalam diri individu dan mempengaruhi terbentuknya suatu sikap.

  b. Diferensiasi yaitu dengan berkembangnya intelegensi, bertambahnya pengalaman, sejalan dengan bertambahnya usia, maka ada hal-hal yang tadinya dianggap sejenis, c. Integrasi yaitu pembentukan sikap disini terjadi secara bertahap, dimulai dengan berbagai pengalaman yang berhubungan dengan satu hal tertentu.

  d. Trauma yaitu pengalaman yang tiba-tiba, mengejutkan, yang meninggalkan kesan mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan.

2.3 Konsep Remaja

  Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya setempat. Menurut WHO, batasan usia remaja adalah 12 sampai 24 tahun. Sedangkan dari segi program pelayanan, definisi remaja yang digunakan oleh Departemen Kesehatan adalah mereka yang berusia 10 sampai 19 tahun dan belum menikah. Sementara itu, menurut Direktorat Remaja & Perlindungan Hak Reproduksi batasan usia remaja adalah 10 sampai 21 tahun (Anonymous, 2008).

  Remaja atau “adolescence” berasal dari bahasa latin “adolescere” yang berarti tumbuh kearah kematangan. Kematangan yang dimaksut adalah bukan hanya kematangan fisik saja, tetapi juga kematangan sosial psikologis (Widyastuti, 2010).

  Masa remaja adalah masa penghubung atau masa peralihan antara masa kanak- kanak dengan masa dewasa. Pada masa ini terjadi perubahan-perubahan besar dan esensial mengenai kemungkinan fungsi rohani dan jasmani, terutama fungsi seksual (Kartono, 1995).

  Menurut Mappiare (1982) masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi pria. Rentang usia remaja ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu usia 12 atau 13 tahun sampai dengan 17 atau 18 tahun akhir.

1. Pembagian Masa Remaja

  WHO membagi kurun usia remaja dalam dua bagian yaitu remaja awal 10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 tahun (Sarwono, 2004). Menurut Bross, yang dikutip dari Sarwono (2004), remaja mempunyai tahap-tahap perkembangan yaitu :

  a. Remaja awal (10-14 tahun) Pada tahap ini remaja merasa heran akan perubahan yang terjadi pada tubuhnya dan dorongan yang menyertai perubahan-perubahan itu. Mereka mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik kepada lawan jenis dan mudah terangsang secara erotis. Kepekaan yang berlebihan ini ditambah dengan kurangnya kendali terhadap ego sehingga remaja sulit mengerti dan dimengerti orang dewasa. b Remaja akhir (15-20 tahun) Tahap ini adalah masa konsilidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian lima hal yaitu : a. Minat yang mantap dengan fungsi intelektual.

  b. Terbentuk identitas yang tidak berubah lagi.

  c. Egosentrisme (memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan keseimbangan kepentingan antara diri sendiri dengan orang lain.

  d. Tumbuhnya kemampuan memahami diri sendiri dan dapat memisahkan diri pribadinya dengan masyarakat umum. pengalaman baru.

  2. Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja

  Menurut Ali (2004), pertumbuhan adalah perubahan fisiologis yang progresif dan kontinu serta berlangsung selama periode tertentu. Perkembangan ialah perubahan psikis yang bersifat progresif dan menyebabkan tercapainya kemampuan dan sifat-sifat yang baru. Pertumbuhan dan perkembangan dapat dibagi menjadi :

  a. Pertumbuhan fisik

  b. Perkembangan intelektual (kognitif)

  c. Perkembangan moral d. Perkembangan emosi.

  3 Konsep Diri Remaja

  Konsep diri merupakan hasil interaksi seseorang dengan keluarga, teman atau orang terdekat yang memberikan penilaian pada individu sehingga individu tersebut memperoleh gambaran mengenai dirinya (Dewi, 2006).

  Menurut Ghafani (2006), sebenarnya pencarian konsep diri telah bermula sejak anak masih kecil, tetapi pada masa remaja mulai kelihatan menonjol karena remaja mulai belajar berpikir dan menggunakan emosinya, hasil dari interaksi dengan dunia luar yaitu ibu-ayah, teman sebaya dan lingkungan sekitarnya. Masa remaja sendiri penting bagi perkembangan konsep diri karena pada masa inilah remaja mengalami proses pembentukan konsep sekaligus mengalami perubahan. Bagi kebanyakan remaja, proses pembentukan konsep diri berjalan lancar, tetapi mereka yang jauh menyimpang dari pembentukan itu, pertumbuhan hidupnya akan mengalami masalah yaitu manusia yang berkepribadian buruk.

2.4 Konsep Kanker Payudara

  Kanker payudara adalah suatu penyakit dimana terjadi pertumbuhan berlebihan atau perkembangan tidak terkontrol dari sel-sel (jaringan) payudara, kanker payudara tumbuh didalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara, kanker payudara juga merupakan suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma (Taufan, 2011).

  Kanker payudara adalah neoplasma ganas, suatu pertumbuhan jaringan payudara abnormal yang tidak memandang jaringan sekitarnya tumbuh infiltratif dan destruktif dan dapat bermetastase, tumor ini tumbuh progresif dan relatif cepat membesar (Ramli, 2001).

  Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar, dan jaringan penunjang payudara tidak termasuk kulit payudara, setiap benjolan dinamakan tumor dan ada dua kemungkinan jinak atau ganas. Dikatakan jinak jika pertumbuhan selnya tidak sampai merembet kesekitar payudara atau organ lain seperti paru- paru, jantung, hati, tulang otak dan lainnya (Gunarso, 2004).

  Menurut Brunner & Suddarth, (2001), Kanker payudara adalah neoplasma maligna yang paling sering dijumpai pada wanita, dan menempati tempat nomor dua setelah karsinoma servik uterus, angka tertinggi terdapat pada usia 45-66 tahun secara keseluruhan resiko perempuan seumur hidupnya untuk berkembang kanker payudara adalah 1 berbanding

  8. Hal ini tidak memberikan kelonggaran terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi resiko individual untuk perempuan tertentu. Kanker payudara marupakan karsinoma spesifik tempat yang terlajim pada wanita dan merupakan sebab utama kematian kanker dalam wanita berusia 40-44 tahun.

2.4.2 Penyebab Kanker payudara

  Penyebab langsung kanker payudara hingga saat ini belum diketahui, namun Wenny (2011), menemukan beberapa faktor resiko yang mempunyai pengaruh terhadap kanker payudara, diantaranya :

  1. Faktor Reproduksi Beberapa faktor reproduksi yang berhubungan dengan resiko terjadinya resiko kanker payudara adalah nuliparitas (wanita yang belum melahirkan) dan kehamilan pertama pada umur tua (kehamilan pertama di atas umur 30 tahun). Hal ini dikaitkan dengan fungsi payudara yang berfungsi optimal, demikian juga hormon-hormon yang berperan pada kanker payudara. Resiko utama kanker payudara adalah bertambahnya umur. Diperkirakan hanya kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum menopause sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum terjadinya perubahan yang terjadi pada payudara.

  2. Riwayat kesehatan personal Apabila seseorang pernah mempunyai riwayat kanker payudara pada salah satu payudaraya maka individu ini mempunyai resiko lebih tinggi untuk terkena kanker pada payudara satunya.

  3. Penggunaan hormon Hormon estrogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara. Laporan dari Harard Scool of Public Health menyatakan bahwa terdapat peningkatan kanker payudara yang bermakna pada para pengguna terapi sulih hormon pada wanita yang telah mengalami mmenopause.

  Pada wanita yang pernah mengalami tumor pada payudara dengan diagnosis adenosis, fibroadinoma, dan fibrosis tidak ada peningkatan resiko terjadinya kanker payudara.

  5. Obesitas (Kegemukan) Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh dengan kanker payudara pada wanita pasca menopause. Hal ini dihubungkan dengan pola hidup wanita, khususnya kebiasaan makan dan jenis makanan yang dikonsumsi. Kemungkinan terkena kanker payudara pada wanita yang gemuk pada saat menopause lebih tinggi dibandingkan dengan wanita tanpa kegemukan.

  6. Radiasi Terpapar unsur radiasi, apalagi dalam waktu lama selama atau sesudah pubertas, meningkatkan terjadinya resiko kanker payudara. Dari beberapa penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa resiko kanker radiasi berhubungan erat dengan dosis atau lama terpapar dan umur saat terjadinya paparan.

  7. Riwayat keluarga dan faktor genetik Riwayat keluarga merupakan komponen yang penting dalam riwayat penderita. Untuk itu skrining untuk kanker payudara dilakukan. Terdapat peningkatan resiko keganasan pada wanita yang keluarganya menderita kanker payudara. Pada studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen tertentu.

  8. Periode menstruasi Wanita yang mendapat menstruasi pertama lebih awal (sebelum berumur 11 tahun) atau terlambat memasuki menopause (di usia 60 tahun) memiliki kemungkinan yang lebih besar tumbuhnya kanker. Wanita yang mengalami kondisi itu terpapar hormon reproduksi estrogen lebih lama dalam hidupnya sehingga potensi tumbuhnya kanker juga lebih besar.

2.4.3 Gejala Klinis Kanker Payudara

  Menurut Taufan (2011) gejala klinis kanker payudara dapat berupa 1. Benjolan pada payudara, umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara.

  Benjolan itu mula-mula kecil, semakin lama akan semakin besar, lalu melekat pada kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau pada puting susu.

  2. Erosi atau eksema puting susu

  3. Kulit atau puting susu menjadi tertarik kedalam (retraksi), berwarna merah muda atau kecoklat-coklatan sampai menjadi oedema hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk (peau d’orange) mengkerut, atau timbul borok (ulkus) pada payudara. Borok itu semakin lama akan semakin besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara, sering berbau busuk, dan mudah berdarah.

  4. Perdarahan pada puting susu

  5. Rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul apabila tumor sudah besar, sudah timbul borok, atau bila sudah muncul metastase ke tulang-tulang

  6. Kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak (edema) pada lengan, dan penyebaran kanker keseluruh tubuh.

  Menurut Arif Mansjoer (2000) pembagian stadium kanker payudara dibagi menjadi 4 stadium yaitu

  1. Stadium 1: Tumor terbatas pada payudara dengan ukuran <2 cm, tidak terfiksasi pada kulit atau otot pektoralis, tanpa dugaan metastasis aksila.

  Tumor dengan diameter <2 cm dengan metastasis aksila atau tumor dengan diameter 2-5 cmdengan/tanpa metastasis aksila.

  3. Stadium III: Stadium III dibagi dalam :

  a. Stadium IIIa : Tumor dengan diameter > 5 cm tapi masih bebas dari jaringan sekitarnya dengan/tanpa metastasis aksila yang masih bebas satu sama lain, atau tumor dengan metastasis aksila yang melekat.

  b. Stadim IIIb : Tumor dengan metastasis intra atau supraklavikula atau tumor yang telah menginfiltrasi kulit atau dinding toraks.

4. Stadium 4 : Tumor yang telah mengadakan metastasis jauh.

  2.2.4 Faktor-Faktor Resiko Terjadinya Kanker Payudara

  Menurut Danielle (1999) faktor resiko terjadinya kanker payudara adalah

  a. Usia diatas 40 tahun

  b. Ada riwayat kanker payudara pada individu atau keluarga

  c. Menstruasi pada usia yang muda/usia dini

  d. Menopause pada usia lanjut

  e. Tidak mempunyai anak atau mempunyai anak pertama pada usia lanjut

  f. Pendidikan lebih tinggi atau status sosial yang lebih tinggi

  g. Penggunaan estrogen eksogen jangka panjang dan progestin, terpajan pada radiasi,

  h. Riwayat penyakit fibrokistik i. Kanker endometrial, ovarium atau kanker kolon.

  2.2.5 Pencegahan kanker Payudara

  Menurut Taufan (2011) pencegahan kanker payudara dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu :

1. Pencegahan primer a.

  Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan karena dilakukan pada orang “sehat” melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat.

  b.

  Pencegahan primer ini juga bisa berupa pemeriksaan SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) yang dilakukan secara rutin sehingga memperkecil faktor resiko terkena kanker ini.

2. Pencegahan skunder

  a. Pencegahan skunder dilakukan terhadap individu yang memiliki resiko untuk terkena kanker payudara. Setiap wanita yang normal dan memiliki siklus haid normal merupakan populasi at risk dari kanker payudara.

  b. Pencegahan skunder dilakukan dengan melakukan deteksi dini, beberapa metode deteksi dini terus mengalami perkembangan.

  c. Skrining melalui mammografi diklaim memiliki akurasi 90% dari semua penderita kanker payudara, tetapi keterpaparan terus-menerus pada mammografi pada wanita yang sehat merupakan salah satu faktor resiko terjadinya kanker payudara.

  d. Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara lebih sedikit pada wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) dibandingkan yang tidak.

3. Pencegahan tersier a.

  Pencegahan tersier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita kanker payudara.

  b.

  Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan stadiumnya akan dapat mengurangi kecacatan dan memperpanjang harapan hidup penderita.

  c.

  Pencegahan tersier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan. Tindakan pengobatan dapat berupa operasi walaupun tidak berpengaruh banyak terhadap ketahanan hidup penderita.

  d.

  Bila kanker telah jauh bermetastasis, dilakukan tindakan kemoterapi dengan sitostatika. Pada stadium tertentu, pengobatan yang diberikan hanya berupa simptomatik dan dianjurkan untuk mencari pengobatan alternatif.

  Wenny (2011) menyebutkan kemungkinan perkembangan kanker payudara dapat dikurangi dengan langkah-langkah tertentu yang dapat dilakukan oleh setiap wanita yaitu :

  a. Kesadaran akan payudara sendiri b.

  Berikan ASI kepada bayi c. Segera konsultasikan kepada docter jika anda menemukan benjolan di payudara d.

  Cari tahu apakah ada riwayat kanker payudara atau kanker lain dalam keluarga anda e. Perhatikan konsumsi alkohol

  f. Perhatikan berat badan g.

  Olahraga secara teratur h. Kurangi makanan berlemak i. Setelah usia 50 tahun, lakukan screening payudara secara teratur j. Masukkan brokoli ke dalam menu harian anda k.

  Jangan lupakan buah dan sayur dalam menu harian l. Minumlah teh hijau yang kaya antioksidan

2.2.6 Pengobatan Kanker Payudara

  Menuru Wenny (2011) ada beberapa pengobatan kanker payudara yang penerapannya banyak tergantung pada stadium klinik penyakit yaitu :

1. Mastektomi

  Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Ada 3 jenis masektomi (Hirshaut & Pressman, 1992) yaitu :

  • Modified Radical Mastectomy yaitu pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan dsekitar ketiak. Tujuannya untuk membersihkan seluruh sel kanker yang telah menyebar pada jaringan yang disebutkan diatas untuk menghindari kekambuhan.

  Modified Radical Mastectomy

  • Total (Simple) Mastectomy yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi bukan kelenjer di ketiak. Tindakan ini dilakukan jika berdasarkan hasil pemeriksaan sel kanker hanya berada di jaringan payudara saja.

  Total (Simple) Mastectomy

  Radical mastectomy Radical Mastectomy yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara.

  Biasanya di sebut Lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya pada jaringan yang mengandung sel kanker, bukan seluruh payudara. Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian radioterapi.

  Biasanya lupectomy di rekomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm letaknya di pinggir payudara.

  2. Radiasi Radiasi atau penyinaran adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan sinar x dan sinar gamma. Tujuannya adalah membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi (Denton, 1996). Pengobatan ini menimbulkan beberapa efek pada tubuh, misalnya tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit disekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan leukosit (sel darah putih) cenderung menurun akibat dari radiasi. Oleh karena itu, sebelum pengobatan dengan radiasi dilakukan, kondisi tubuh pasien harus dipersiapkan sebaik mungkin, daya tahan tubuh yang baik dan tubuh yang sehat. Persiapan tersebut dilakukan dengan cara menjaga nutrisi yang seimbang dan bergizi, istirahat yang cukup, dan yang paling penting adalah semangat untuk sembuh dari penyakit ini.

  3. Kemoterapi Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan antikanker dalam bentuk pil cair atau kapsul atas melalui infus. Tujuannya adalah membunuh atau menekan pertumbuhan sel-sel kanker yang ada didalam tubuh. Efek obat ini tidak hanya pada sel kanker di payudara, tapi juga diseluruh tubuh (Denton, 1996). Karena obat kemoterapi ini secara umum berpungsi menekan pertumbuhan sel-sel yang yang berproliferasi cepat (pertumbuhannya cepat). Efek kemoterapi adalah pasien mengalami mual muntah serta rambut rontok, kulit menjadi kering, perasaan lemah dan tidak nafsu makan. Namun demikian, semua efek ini dapat dikalahkan dengan motivasi yang tinggi untuk sembuh dan melakukan hal-hal yang dianjurkan oleh tim kesehatan.

  4. Therapy Hormon Hal ini dikenal sebagai Therapy anti-estrogen yang sistem kerjanya memblok kemampuan hormon estrogen yang ada dalam menstimulasi perkembangan kanker pada payudara.

  5. Pengobatan Herceptin Pengobatan Herceptin adalah therapy biological yang dikenal efektif melawan

  HER2-positive pada wanita yang mengalami kanker payudara stadium II, III, dan IV dengan penyebaran sel kankernya.

Dokumen yang terkait

Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Tentang Kanker Payudara di SMA N.1 Singkohor Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2012

0 53 83

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Definisi Pengetahuan - Tingkat Pengetahuan Penderita Dan Keluarga Penderita Tentang Kanker Payudara Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2013

0 0 19

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kanker Payudara 2.1.1. Pengertian Kanker Payudara - Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Sadari Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara Di Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Univers

0 0 46

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Pengetahuan dan Sikap Remaja Puteri Tentang Kanker Serviks di SMA Negeri 2 Pematangsiantar

0 0 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyuluhan Kesehatan 2.1.1 Pengertian Penyuluhan Kesehatan - Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Sadari Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara Di Smk Negeri 3 Tebing Tinggi Tahun

0 1 34

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan Remaja Putri tentang Anemia - Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang Anemia dengan Pola Makan untuk Pencegahan Anemia di SMA Swasta Bina Bersaudara Medan Tahun 2014

0 2 22

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Definisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang - Pengetahuan Sikap dan Tindakan Wanita terhadap Kanker Payudara di Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2012

0 0 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan - Gambaran Pengetahuan dan Sikap Siswa Tentang Seksual Remaja di SMK Pencawan Medan Tahun 2014

0 0 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Kelas XI dalam Upaya Pencegahan Kanker Serviks di SMA Negeri 1 Tebing Tinggi Tahun 2013

0 0 34

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Pengetahuan ( Knowledge ) - Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Resiko Kehamilan Diusia Remaja di Kelurahan Koto Taluk Kecamatan Kuantan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi

0 0 20