BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1Right Issue 2.1.1.1 Pengertian Right Issue - Pengaruh Right Issue Tehadap Return Saham dan Volume Perdagangan Saham Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis

2.1.1Right Issue

2.1.1.1 Pengertian Right Issue

  

Right issue atau dikenal dengan istilah hak memesan efek terlebih dahulu

  (HMETD) merupakan salah satu upaya emiten untuk mendapatkan tambahan modal dengan mengeluarkan saham baru, dimana penawaran tersebut ditawarkan kepada pemegang saham lama. Untuk mendapatkan saham tersebut, pemegang saham harus melaksanakan right pada tingkat harga yang telah ditentukan.

  Artinya, pemegang saham lama (exesting shareholder) diberikan hak (right) oleh emiten untuk membeli saham baru tersebut sesuai dengan harga yang telah ditetapkan oleh emiten. Right yang ditawarkan kepada pemegang saham lama berdasarkan proporsi rasio yang telah ditentukan, misalkan PT X melakukan right

  

issue dengan rasio 15:71 yang artinya pemegang saham lama dapat membeli 71

saham yang baru untuk setiap 15 lembar saham lama.

  Menurut Anoraga (2006:72), right merupakan salah satu jenis opsi yang merupakan derivatif (turunan) dari efek yang sebenarnya dan mempunyai masa hidup yang singkat. Sertifikat bukti right dapat didefenisikan sebagai efek yang memberikan hak kepada pemegang saham lama untuk membeli saham baru yang akan dikeluarkan emiten pada proporsi dan harga tertentu. Hak dalam right sering disebut preemptive right, yaitu suatu hak untuk menjaga proporsi kepemilikan saham bagi pemegang saham lama di suatu perusahaan sehubungan dengan pengeluaran saham baru. Hak preemptive (preemptive right) merupakan hak untuk mendapatkan persentase kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan

    lembar saham. Jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham maka jumlah saham yang beredar akan lebih banyak dan akibatnya persentase kepemilikan pemegang saham yang lama akan turun. Hak preemptive memberi prioritas kepada pemegang saham yang lama utnuk membeli tambahan saham yang baru, sehingga kepemilikannya tidak berubah (Jogiyanto, 2000:74). Adapun tujuan dari hak preemptive yaitu untuk melindungi kontrol dari pemegang saham lama dan untuk melindungi harga saham lama dari kemorosotan.

2.1.1.2 Alasan Dilakukannya Right Issue

  Menurut Husnan (2001) alasan perusahaan menerbitkan right issue adalah untuk menghemat biaya emisi, dan juga untuk menambah jumlah lembar saham yang diperdagangkan. Dengan penambahan lembar saham di bursa, diharapkan akan meningkatkan frekuensi perdagangan saham yang akan meningkatkan likuiditas saham. Selain itu tujuan emiten melakukan right issue juga untuk memperoleh financing murah yang dapat digunakan untuk ekspansi usaha, modal kerja, dan untuk membayar pinjaman. Sedangkan bagi para investor khusunya pemegang saham lama, right issue akan memberikan keuntungan yaitu untuk mempertahankan proporsional kepemilikan sahamnya dala perusahaan emiten.

  Suatu emiten yang melakukan right pada umumnya untuk mempertahankan persentase hak pemegang saham lama atas laba dan suara dalam perusahaan. Jika emiten langsung menjual saham baru langsung kepada pemegang saham baru maka hak atas laba dan suara yang dimiliki oleh pemegang saham lama akan beralih ke pemegang saham baru. Jika pemegang saham lama tidak ingin menggunakan haknya atas saham yang baru maka pemegang saham lama dapat menjual haknya kepada pihak lain atau pemegang saham baru. Hal ini

    dikarenakan sifatnya sebagai hak dan bukan merupakan kewajiban sehingga right dapat diperdagangkan. Pada umumnya, right issue diperdagangkan sama seperti saham, akan tetapi perdagangan right issue memiliki masa berlaku tertentu.

2.1.1.3 Dampak Dilakukannya Right issue

  Adanya right issue menyebabkan jumlah saham yang beredar menjadi bertambah. Pertambahan jumlah saham ini akan berakibat pada komposisi kepemilikan pemegang saham lama. Pemegang saham lama tersebut akan mengalami dilusi atau penurunan persentase kepemilikan saham apabila tidak melakukan haknya untuk membeli saham baru dengan right yang dimilikinya.

  Bertambahnya jumlah saham yang beredar berakibat kepada menurunnya jumlah dividen per lembar saham yang akan diperoleh oleh pemegang saham lama apabila laba yang diperoleh oleh perusahaan tetap. Penurunan dividen per lembar saham dapat menimbulkan dampak negatif kepada minat investor sehingga mengakibatkan harga saham menjadi turun.

  Situmorang (2008:154) menyatakan bahwa harga saham perusahaan setelah right secara teoritis akan mengalami penurunan. Hal ini terjadi karena harga exercises (harga pelaksanaan) emisi right selalu lebih rendah dari harga pasar. (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:186) menyatakan harga saham akan terkoreksi dengan adanya right issue. Untuk mengukur berapa besar koreksi yng timbul, maka harus memperhatikan informasi waktu, harga, dan rasio penerbitan

  

right, yang tergambar pada harga teoritis saham tersebut. Jadi kapitalisasi pasar

  saham tersebut akan naik dalam persentase yang lebih kecil daripada naiknya persentase jumlah saham beredar.

   

2.1.2 Saham

  Saham (stock atau share) adalah surat berharga yang paling populer diantara surat berharga lainnya yang ada di pasar modal dan dikenal luas di dalam masyarakat. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:6). Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan diperusahaan tersebut.

  Ekspektasi atau motivasi setiap investor adalah mendapatkan keuntungan dari transaksi investasi yang mereka lakukan. Bermain saham memiliki potensi keuntungan dalam 2 (dua) hal, pembagian dividen dan kenaikan harga saham (capital gain).

  Dividen merupakan keuntungan perushaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Biasanya dilakukan satu tahun sekali. Bentuk dari dividen itu sendiri, bisa berupa uang tunai ataupun bentuk penambahan saham. Sedangkan

capital gain, didapat berdasarkan selisih harga jual saham dengan harga beli.

  Dimana keuntungan didapat bila harga jual saham lebih tinggi dari harga beli saham.

   

  Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006:13), ada beberapa risiko yang dihadapi pemodal dengan kepemilikan sahamnya, yaitu:

  1. Tidak Mendapatkan Dividen Perusahaan akan membagikan dividenjika operasinya menghasilkan keuntungan.

  Oleh karena itu, perusahaan tidak dapat membagikan dividenjika mengalami kerugian.

2. Capital Loss

  Dalam aktivitas perdagangan saham, investor tidak selalu mendapatkan capital

  

gain atau keuntungan atas saham yang dijualnya. Ada kalanya investor harus

  menjual saham dengan harga jual lebih rendah dari harga beli. Dengan demikian seorang investor mengalami capital loss.

  Disamping resiko di atas, seorang pemegang saham juga masih dihadapkan dengan potensi resiko lainnya, yaitu:

  1. Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi Dalam kondisi perusahaan dilikuidasi, maka pemegang saham akan menempati posisi lebih rendah dibanding kreditor atau pemegang obligasi dalam pelunasan kewajiban perusahaan. Artinya, setelah semua aset perusahaan tersebut dijual, terlebuh dahulu akan dibagikan kepada para kreditor atau pemegang obligasi, dan jika masih terdapat sisa, baru dibagikan kepada para pemegang saham.

  2. Saham dikeluarkan dari bursa (Delisting) Resiko lain yang dihadapi oleh para pemodal adalah jika saham perusahaan di-

  

delist dari bursa umumnya adalah karena kinerja yang buruk misalkan dalam

  kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan dividen secara berturut-turut selama

   

   

  beberapa tahun, dan berbagai kondisi lainnya sesuai dengan peraturan pencatatan efek di bursa.

  3. Saham diberhentikan sementara (suspend) Disamping dua resiko di atas, resiko lain yang juga “mengganggu” para investor untuk melakukan aktivitasnya adalah jika suatu saham di suspend atau diberhentikan perdagangannya oleh otoritas Bursa Efek, yang menyebabkan investor tidak dapat menjual sahamnya hingga suspensi tersebut dicabut. Hal tersebut dilakukan otoritas bursa jika suatu saham mengalami lonjakan harga yang luar biasa atau berbagai kondisi lain yang mengharuskan otoritas bursa menghentikan perdagangan saham tersbut untuk sementara sampai perusahaan yang bersangkutan memberikan informasi yang belum jelas tersebut sehingga tidak menjadi ajang spekulasi. Jika telah didapatkan suatu informasi yang jelas, maka suspensi atas saham tersebut dapat dicabut oleh bursa dan saham diperdagangkan kembali seperti semula.

2.1.3Return Saham

   Returnadalah hasil yang diperoleh oleh investor dari investasinya. Return

  dapat berupa return realisasi maupun return ekspektasi. Return realisasi merupakan return yang telah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis.

  Return realisasi penting karenadigunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari

  perusahaan serta sebagai dasarpenentuan expected return untuk mengukur resiko dimasa yang akan datang. Sedangkan return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa yangakan datang (Jogiyanto, 2000:107).

2.1.4 Volume Perdagangan Saham

  Volume perdagangan saham adalah banyak lembar saham suatu emiten yang diperjualbelikan di pasar modal setiap hari dengan tingkat harga yang disepakati oleh pihak penjual dan pembeli saham melalui perantara (broker) perdagangan saham. Volume perdagangan saham merupakan gambaran tentang kondisi efek yang diperjualbelikan di pasar modal. Besarnya variabel volume perdagangan dapat diketahui dengan mengamati kegiatan perdagangan saham melalui indikator aktivitas volume perdagangan (Trading Volume Activity) merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar terhadap suatu informasi melalui parameter volume perdagangan di pasar modal. Hal ini dikarenakan nilai TVA berbanding lurus dengan likuiditas saham, semakin tinggi nilai TVA sebuah saham mempunyai makna bahwa suatu saham dapat dijual dengan mudah karena banyak yang bersedia membeli saham tersebut sehingga saham tersebut mudah dikonversikan menjadi uang kas atau dengan kata lain saham tersebut memiliki tingkat likuiditas yang tinggi.

2.2 Penelitian Terdahulu

  Dalimunthe (2011) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh

  

Right Issue terhadap Return Saham dan Volume Perdagangan Saham Pada

  Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada 10 hari sebelum dengan sesudah tanggal pengumuman right issue tidak mempunyai pengaruh terhadap return saham,pada sebelum tanggal pengumuman dengan pada saat tanggal pengumumanright

  

issuetidak berpengaruh terhadap return saham, pada saat tanggal

  pengumumandengan setelah pengumuman right issue mempunyai pengaruh

    terhadap return saham. pada 10 hari sebelum dengan sesudah tanggal pengumuman right issue tidak mempunyai pengaruh terhadap volume perdagangan saham, pada sebelum tanggal pengumuman dengan pada saat tanggal pengumumanright issue tidak berpengaruh terhadap volume perdagangan saham, pada saat tanggal pengumuman dengan setelah pengumuman right issue mempunyai pengaruh terhadap volume perdagangan saham.

  Lubis (2011) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Pengumuman Right Issue Terhadap Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham Perusahaan Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia”.Hasil penilitian ini menunjukkan Tidak terdapat perbedaan antara harga saham sebelum dan sesudah dilakukannya right issue pada perusahaan size besar dan size kecil. Tidak terdapat perbedaan antara volume perdagangan saham sebelum dan sesudah dilakukannya

  right issue pada perusahaan size besar dan size kecil.

  Tsangarakis (1996) melakukan penelitian dengan judul “Shareholder Wealth Effects of Equity Issues in Emerging Markets : Evidence from Rights Offering in Greece”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa right issue memberi dampak positif pada abnormal stock returns.

  Ymg (1966) melalukan penelitian dengan judul “Stock Market Prices and Volume of Sales”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) ketika volume kecil terus-menerus, harga biasanya jatuh, (2) ketika volume besar terus-menerus harga biasamya naik, (3) apabila volume telah mulai menurun secara berurutan selama 5 hari perdagangan, maka akan ada suatu tendensi bagi harga untuk akan jatuh selama 4 hari perdagangan berikutnya, (4) apabila volume telah mulai

    meningkat secara berurutan selama 5 hari perdagangan, maka akan ada suatu tendensi bagi harga untuk naik selama 4 hari perdagangan berikutnya.

2.3 Kerangka Konseptual

  Darmadji dan Fakhruddin (2006:186) menyatakan bahwa umumnya harga saham akan terkoreksi dengan adanya right issue. Bagi investor atau pemegang saham lama (existing shareholder) akan mempengaruhi return saham mereka. Dengan adanya right issue, maka jumlah saham yang beredar akan bertambah yang tercermin dari volume perdagangan saham. Pengaruh hubungan right issue terhadap return saham dan volume perdagangan saham dapat dilihat 5 hari sebelum, pada saat dan 5 hari sesudah penguman right issue.

  Berdasarkan tinjauan teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu maka kerangka konseptual penelitian ini digambarkan sebagai berikut: Return Saham

  Right Issue Volume

  Perdagangan Saham

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

  Dari Gambar 2.1 dapat dilihat hubungan kausal antara right issue terhadap return saham dan volume perdagangan saham.

   

2.4 Hipotesis Penelitian

   

  Berdasarkan tinjauan teoritis,tinjauan penelitian terdahulu, dan kerangka konseptual, maka hipotesis penelitian ini adalah :

  1. Right Issue berpengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

  2. Right Issue berpengaruh signifikan terhadap volume perdagangan saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

             

                         

Dokumen yang terkait

Pengaruh Right Issue Terhadap Volume Perdagangan Saham Dan Return Saham Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013

0 47 103

Pengaruh Pengumuman Right Issue Terhadap Abnormal Return Saham Dan Volume Perdagangan Saham Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 54 112

Pengaruh Right Issue Tehadap Return Saham dan Volume Perdagangan Saham Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 46 81

Analisis Pengaruh Pengumuman Right Issue Terhadap Return Saham dan Volume Perdagangan Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia

3 63 84

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Right Issue 2.1.1 PengertianRight Issue - Analisis Pengaruh Right Issue yang Diterbitkan oleh Warrant Issuers dan Non Warrant Issuers Terhadap Return Saham Perusahaan di Bursa Efek Indonesia

0 0 18

Pengaruh Right Issue Terhadap Volume Perdagangan Saham Dan Return Saham Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013

0 0 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Saham - Pengaruh Right Issue Terhadap Volume Perdagangan Saham Dan Return Saham Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013

0 0 13

Pengaruh Right Issue Terhadap Volume Perdagangan Saham Dan Return Saham Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013

0 0 15

Pengaruh Pengumuman Right Issue Terhadap Abnormal Return Saham Dan Volume Perdagangan Saham Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal - Pengaruh Pengumuman Right Issue Terhadap Abnormal Return Saham Dan Volume Perdagangan Saham Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 24