Pengaruh Pengumuman Right Issue Terhadap Abnormal Return Saham Dan Volume Perdagangan Saham Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

PENGARUH PENGUMUMAN RIGHT ISSUE TERHADAP ABNORMAL

RETURN SAHAM DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM

PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

WILLIAM DANIEL HUTASOIT 110502112

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

i ABSTRAK

PENGARUH PENGUMUMAN RIGHT ISSUE TERHADAP ABNORMAL RETURN SAHAM DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM

PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) apakah pengumuman right issue berpengaruh signifikan terhadap abnormal return saham dan 2) apakah right issue berpengaruh signifikan terhadap volume perdagangan saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah: 1) untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pengumuman right issue terhadap abnormal return saham dan 2) untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pengumuman right issue terhadap volume perdagangan saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1) pengumuman right issue berpengaruh signifikan terhadap abnormal return saham dan 2) pengumuman right issue berpengaruh signifikan terhadap volume perdagangan saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data yang digunakan adalah data sekunder. Penelitian ini menggunakan data abnormal return harian dan volume perdagangan harian yang diukur melalui indikator Trading Volume Activity (TVA) dan data perusahaan yang melakukan right issue selama tahun 2010-2013 yang diperoleh dari situs www.ojk.go.id dan Metode analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif, analisis regresi liniear sederhana dan uji beda yaitu uji t berpasangan (paired t-test). Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan Uji t berpasangan (paired t-test) dengan tingkat signifikansi (α) = 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Pengumuman right issue berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap abnormal return saham, 2) Pengumuman right issue berpengaruh negatif dan signifikan terhadap volume perdagangan saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kata Kunci : Right Issue, Abnormal Return Saham dan Volume Perdagangan Saham


(3)

ii ABSTRACT

THE EFFECT OF RIGHT ISSUE’S ANNOUNCEMENT TO ABNORMAL STOCK RETURN AND STOCK TRADING VOLUME

COMPANY LISTED IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE

Formulation of the problem in this research are: 1) whether the right issue’s announcement affect significantly to abnormal returns and 2) whether the right issue’s announcement affect significantly to trading volume company listed in Indonesian Stock Exchange. The purposes at the research are: 1) to determine and analyze the influence of right issue’s announcement to abnormal returns and 2) to determine and analyze the influence of right issue’s announcement to trading volume company listed in Indonesian Stock Exchange. Hypothesis in this research are: 1) right issue’s announcement affect significantly to abnormal returns and 2) right issue’s announcement affect significantly to trading volume company listed in Indonesian Stock Exchange. Data used are secondary data. This research used daily abnormal returns data and daily trading volume measured with indicated Trading Volume Activity (TVA) and company data do the right issue during the year 2010–2013 obtained from the website www.ojk.go.id, and www.idx.co.id. The methods of data collection used the study documentation. Data analysis used are descriptive statistic, simple linear regression analysis and a different test, namely paired test. Hypothesis testing is performed using paired t-test with significan t lev el (α) = 5 %. The results of this research reveal that: 1) right issue’s announcement takes negative effect and no significant to abnormal returns and 2) right issue’s announcement takes negative effect and significant to stock trading volume company listed in Indonesian Stock Exchange.

Keywords: Right Issue, Abnormal Stock Returns and Stock Trading Volume Activity (TVA)


(4)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yesus Kristus atas limpahan rahmat-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan pembuatan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Departemen Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengumuman Right Issue Terhadap Abnormal Return Saham Dan Volume Perdagangan Saham Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi, dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, S.E., M.Ec., Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

5. Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara


(5)

iv

6. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak membimbing, mengarahkan dan memberikan saran kepada penulis

7. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si selaku Dosen Pembaca Nilai yang telah banyak memberikan saran dalam penulisan dan perbaikan skripsi ini

8. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara untuk segala jasa-jasanya selama masa perkuliahan

9. Kedua Orangtua penulis I.B. Hutasoit dan St. M. Br. Pasaribu yang senantiasa mendukung, mendoakan, mencukupi segala kebutuhan dana, nasehat yang berharga, serta kasih sayang yang selalu menyertai perjalanan hidup penulis. 10.Abang dan Kakak Iparku Ronald Hutasoit, SE & Frisca Hutauruk, SE, dan

Dedy Hutasoit & Silvia Simanjuntak, Kakak dan Abang Iparku Ingrid Hutasoit, SE & Wesly Hutagalung serta keponakan-keponakanku tersayang Adelviano Hutasoit, Wayne Hutagalung dan Abraham Hutasoit yang telah memberikan bantuan dana dan memberikan motivasi selama masa perkuliahan.

11.Sahabat-sahabatku selama masa perkuliahan: Anri, Deasy, Lidya, Rika dan Roulina, serta teman-teman lainnya yang tidak dapat disebutkan namanya satu-persatu yang selalu memberikan motivasi, dukungan dan doa selama ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, April 2015 Penulis


(6)

v DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 13

1.3 Tujuan Penelitian ... 13

1.4 Manfaat Penelitian ... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis ... 15

2.1.1 Pasar Modal ... 15

2.1.2 Signaling Theory ... 16

2.1.3 Teori Struktur Modal ... 18

2.1.4 Right Issue ... 19

2.1.4.1 Pengertian Right Issue ... 19

2.1.4.2 Analisis Right Issue ... 22

2.1.4.3 Alasan Dilakukannya Right Issue ... 23

2.1.4.4 Dampak Dilakukannya Right Issue ... 23

2.1.5 Saham ... 24

2.1.6 Return ... 27

2.1.7 Abnormal Return ... 28

2.1.8 Volume Perdagangan Saham ... 30

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 30

2.3 Kerangka Konseptual ... 35

2.4 Hipotesis Penelitian ... 38

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 39

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 39

3.3 Batasan Operasional ... 39

3.4 Definisi Operasional Variabel ... 40

3.4.1 Variabel Bebas (Independent Variable) ... 40

3.4.2 Variabel Terikat (Dependent Variable) ... 41

3.5 Populasi dan Sampel ... 43


(7)

vi

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 48

3.8 Metode Analisis Data ... 48

3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 48

3.8.2 Uji Normalitas Data ... 48

3.8.3 Analisis Regresi Linear Sederhana ... 49

3.8.4 Uji Paired Sample t-Test ... 50

3.9 Pengujian Hipotesis ... 50

3.9.1 Hipotesis Pertama ... 50

3.9.2 Hipotesis Kedua ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 53

4.2 Hasil Penelitian ... 62

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 62

4.2.2 Pengujian Normalitas Data ... 64

4.2.3 Analisis Regresi Linear Sederhana ... 68

4.3 Pengujian Hipotesis ... 70

4.3.1 Hipotesis Pertama ... 70

4.3.2 Hipotesis Kedua ... 71

4.4 Pembahasan ... 72

4.4.1 Pengaruh Right Issue terhadap Abnormal Return ... 72

4.4.2 Pengaruh Right Issue terhadap Volume Perdagangan ... 75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 77

5.2 Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 79


(8)

vii

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Jumlah Emiten yang Melakukan Right Issue Di BEI ... 3

1.2 Rata-rata Abnormal Return Saham Sebelum, Pada Saat dan Sesudah Right Issue ... 5

1.3 Rata-rata Volume Perdagangan Sebelum, Pada Saat dan Sesudah Right Issue ... 7

2.1 Penelitian terdahulu ... 30

3.1 Operasionalisasi Variabel ... 43

3.2 Daftar Populasi dan Sampel ... 44

4.1 Statistik Deskriptif Abnormal Return ... 62

4.2 Statistik Deskriptif Volume Perdagangan ... 63

4.3 Kolmogrov-Smirnov Abnormal Return ... 66

4.4 Kolmogrov-Smirnov Volume Perdagangan ... 68

4.5 Hasil Uji Regresi Abnormal Return ... 69

4.6 Hasil Uji Regresi Volume Perdagangan ... 70

4.7 Hasil Uji Paired Samples T-Test Abnormal Return ... 71


(9)

viii

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 37

4.1 Grafik Histogram Abnormal Return ... 64

4.2 Grafik Normal Plot Abnormal Return ... 65

4.3 Grafik Histogram Volume Perdagangan ... 66


(10)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Sampel Perusahaan yang melakukan Right Issue ... 82 2 Data Harga Teoritis Right Issue ... 83 3 Tabel Harga Saham, Actual Return, Harga IHSG, Market

Return, Abnormal Return, Volume Transaksi, Volume

Beredar, Aktivitas Volume Perdagangan ... 84 4 Data Rata-rata Abnormal Return dan Volume Perdagangan 10

Hari Sebelum, Pada Saat dan 10 Hari Sesudah Right Issue ... 94 5 Hasil Pengolahan SPSS ... 95


(11)

i ABSTRAK

PENGARUH PENGUMUMAN RIGHT ISSUE TERHADAP ABNORMAL RETURN SAHAM DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM

PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) apakah pengumuman right issue berpengaruh signifikan terhadap abnormal return saham dan 2) apakah right issue berpengaruh signifikan terhadap volume perdagangan saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah: 1) untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pengumuman right issue terhadap abnormal return saham dan 2) untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pengumuman right issue terhadap volume perdagangan saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1) pengumuman right issue berpengaruh signifikan terhadap abnormal return saham dan 2) pengumuman right issue berpengaruh signifikan terhadap volume perdagangan saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data yang digunakan adalah data sekunder. Penelitian ini menggunakan data abnormal return harian dan volume perdagangan harian yang diukur melalui indikator Trading Volume Activity (TVA) dan data perusahaan yang melakukan right issue selama tahun 2010-2013 yang diperoleh dari situs www.ojk.go.id dan Metode analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif, analisis regresi liniear sederhana dan uji beda yaitu uji t berpasangan (paired t-test). Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan Uji t berpasangan (paired t-test) dengan tingkat signifikansi (α) = 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Pengumuman right issue berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap abnormal return saham, 2) Pengumuman right issue berpengaruh negatif dan signifikan terhadap volume perdagangan saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kata Kunci : Right Issue, Abnormal Return Saham dan Volume Perdagangan Saham


(12)

ii ABSTRACT

THE EFFECT OF RIGHT ISSUE’S ANNOUNCEMENT TO ABNORMAL STOCK RETURN AND STOCK TRADING VOLUME

COMPANY LISTED IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE

Formulation of the problem in this research are: 1) whether the right issue’s announcement affect significantly to abnormal returns and 2) whether the right issue’s announcement affect significantly to trading volume company listed in Indonesian Stock Exchange. The purposes at the research are: 1) to determine and analyze the influence of right issue’s announcement to abnormal returns and 2) to determine and analyze the influence of right issue’s announcement to trading volume company listed in Indonesian Stock Exchange. Hypothesis in this research are: 1) right issue’s announcement affect significantly to abnormal returns and 2) right issue’s announcement affect significantly to trading volume company listed in Indonesian Stock Exchange. Data used are secondary data. This research used daily abnormal returns data and daily trading volume measured with indicated Trading Volume Activity (TVA) and company data do the right issue during the year 2010–2013 obtained from the website www.ojk.go.id, and www.idx.co.id. The methods of data collection used the study documentation. Data analysis used are descriptive statistic, simple linear regression analysis and a different test, namely paired test. Hypothesis testing is performed using paired t-test with significan t lev el (α) = 5 %. The results of this research reveal that: 1) right issue’s announcement takes negative effect and no significant to abnormal returns and 2) right issue’s announcement takes negative effect and significant to stock trading volume company listed in Indonesian Stock Exchange.

Keywords: Right Issue, Abnormal Stock Returns and Stock Trading Volume Activity (TVA)


(13)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar menyediakan fasilitas atas wahana yang mempertemukan dua kepentingan, yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). Dengan adanya pasar modal maka pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dana tersebut dengan harapan memperoleh imbalan (return) sedangkan pihak issuer (dalam hal ini perusahaan) dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari operasi perusahaan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan karena pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:2).

Dalam transaksi perdagangan di pasar modal, informasi memegang peranan yang penting. Pada umumnya, para investor memerlukan informasi mengenai surat berharga dengan tingkat risiko tertentu dalam mengambil keputusan untuk melakukan suatu investasi. Informasi yang dimaksud adalah informasi yang lengkap, benar, dan tepat waktu yang memungkinkan investor untuk melakukan pengambilan keputusan investasi secara rasional. Investor yang


(14)

2 rasional selalu berusaha memperoleh informasi dan melakukan analisis untuk mengurangi risiko yang akan terjadi pada investasi yang akan dijalankannya.

Dalam pasar modal, banyak informasi yang dapat diperoleh oleh investor. Salah satu contoh informasi yang digunakan para investor adalah corporate action. Pada umumnya corporate action secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi harga saham yang beredar, komposisi kepemilikan saham, pergerakan harga saham, perdagangan saham dan lain sebagainya sehingga akan berpengaruh terhadap kepentingan stakeholders dan khususnya shareholders (Pratama dan Sudhiarta, 2014:244). Salah satunya mengenai right issue atau Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Informasi ini dapat memiliki makna atau nilai jika keberadaan informasi tersebut menyebabkan investor melakukan transaksi di pasar modal, yang akan tercermin dalam perubahan volume perdagangan, harga saham, yang dapat diukur dengan menggunakan return atau abnormal return, serta karakteristik pasar lainnya.

Kebijakan right issue merupakan upaya emiten untuk menghemat biaya emisi serta untuk menambah jumlah saham yang beredar. Dengan adanya right issue, kapitalisasi pasar saham akan meningkat dalam presentasi yang lebih kecil dari pada presentasi jumlah lembar saham yang beredar. Penambahan saham baru dalam kebijakan right issue hanya ditawarkan kepada pemegang saham lama dalam jangka waktu tertentu sehingga kebutuhan akan tambahan dana tetap terpenuhi dengan menambah modal sendiri tetapi tidak menimbulkan dilusi kepemilikan bagi pemegang saham lama. Pemilik saham lama juga dapat mempertahankan pengendalian atas perusahaan dan mencegah penurunan nilai.


(15)

3 Disamping itu dengan melakukan right issue kebutuhan perusahaan akan tambahan modal akan terpenuhi dan pemegang saham lama dapat membeli saham yang ditawarkan dengan harga yang lebih rendah dari harga pasar (Budiarto dan Baridwan, 1999) di dalam (Panjaitan, 2013)

Perusahaan menerbitkan right adalah untuk menghemat biaya emisi dan juga menambah jumlah lembar saham yang diperdagangkan. Umumnya diharapkan penambahan jumlah lembar saham di bursa akan meningkatkan frekuensi perdagangan saham tersebut, atau dengan kata lain meningkatkan likuiditas saham (Sjahrial, 2007:367).

Berdasarkan data dari Statistik Pasar Modal yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan, jumlah perusahaan yang tercatat melakukan right issue dari tahun 2010 sampai 2013 dapat dilihat pada Tabel 1.1

Tabel 1.1

Jumlah Emiten yang Melakukan Right Issue

Di Bursa Efek Indonesia Tahun Emiten yang

Melakukan Right Issue

Nilai Emisi (dalam Milyar Rupiah)

2010 27 38.563,19

2011 25 34.794,16

2012 22 19.754,18

2013 30 40.579,99

Sumber : Otoritas Jasa Keuangan Statistik Pasar Modal

Berdasarkan Tabel 1.1 terlihat bahwa aksi korporasi right issue yang dilakukan emiten pada tahun 2010 ada 27 (dua puluh tujuh) emiten dengan nilai emisi Rp 38.563,19 milyar, kemudian pada tahun 2011menurun menjadi 25 (dua puluh lima) emiten dengan nilai emisi penerbitan saham baru yang juga menurun dari tahun sebelumnya menjadi sebesar Rp 34.794,16 milyar dan pada tahun 2012, emiten yang melakukan aksi korporasi right issue turun lagi menjadi 22 (dua


(16)

4 puluh dua) emiten dari sebelumnya berjumlah 25 (dua puluh lima) emiten dengan emisi penerbitan saham baru menurun lebih dari 40% (empat puluh persen) dari Rp 34.794,19 milyar menjadi Rp 19.754,18 milyar. Namun pada tahun 2013, emiten yang melakukan right issue naik dari sebelumnya berjumlah 22 (dua puluh dua) menjadi 30 (tiga puluh) emiten dengan nilai emisi penerbitan saham baru yang melonjak dari Rp 19.754,18 milyar menjadi Rp 40.579,99 milyar. Peningkatan ini disebabkan karena right issue merupakan salah satu cara memperoleh dana dengan mudah yang dilakukan oleh emiten dengan mengeluarkan saham baru tanpa mengurangi proporsi kepemilikan pemegang saham lama. Nilai emisi kumulatif yang diperoleh melalui right issue sejak tahun 2010 hingga tahun 2013 mencapai Rp 133.691,52 milyar atau jauh melebihi nilai emisi yang diperoleh dalam penawaran saham perdana (Initial Public Offering) sejak tahun 2010 hingga tahun 2013, yaitu sebesar Rp 75.668,59 milyar. Ini membuktikan bahwa aksi korporasi right issue banyak dilakukan oleh emiten-emiten di Indonesia sebagai salah satu cara memperoleh dana dengan proses yang lebih mudah dan cepat dibandingkan dengan perolehan dana dari sumber lain.

Jika pengumuman right issue mengandung informasi maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima pasar. Bagi investor, pengumuman right issue mengandung informasi yang sangat berharga karena akan memicu pergerakan pasar. Pergerakan pasar dapat ditunjukkan dengan adanya perubahan harga sekuritas, reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan return maupun abnormal return sebagai akibat perubahan harga (Paterson, 1989) di dalam (Mulatsih, 2009:648).


(17)

5 Berdasarkan data yang ada di Bursa Efek Indonesia, untuk emiten yang tercatat melakukan right issue terdapat perubahan abnormal return saham sebelum, pada saat dan sesudah right issue diumumkan. Tabel 1.2 berikut menunjukkan rata-rata abnormal return saham selama 10 hari sebelum, pada saat dan 10 hari sesudah pengumuman right issue pada beberapa perusahaan yang tercatat melakukan right issue di Bursa Efek Indonesia.

Tabel 1.2

Rata-Rata Abnormal Return Saham Sebelum, Pada Saat dan Sesudah Right Issue

No Nama Perusahaan

10 Hari sebelum Right Issue (%)

Pada saat Right

Issue (%)

10 Hari sesudah Right Issue (%)

1 Berlian Laju Tanker Tbk. -0.70 0.62 -0.94

2 Mahaka Media Tbk. -0.94 1.02 -0.20

3 United Tractors Tbk. 0.10 -0.35 -0.15

4 Pacific Startegic Financial Tbk. -0.09 0.37 -3.96 5 J Resources Asia Pasifik Tbk. -0.15 -0.35 -0.23

6 Leo Investments Tbk. -0.56 -0.53 -0.43

7 Exploitasi Energi Indonesia Tbk. 1.53 -3.25 0.04 8 Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk. 0.82 -1.16 0.92 Sumber :

Berdasarkan Tabel 1.2 dapat diketahui bahwa rata-rata abnormal return saham 10 hari sebelum, pada saat dan 10 hari sesudah pengumuman right issue mengalami berbagai reaksi dari investor yang mengakibatkan abnormal return saham mengalami kenaikan dan penurunan baik sebelum dan sesudah right issue. Hal ini terlihat pada abnormal return saham emiten United Tractors Tbk, J Resources Asia Pasifik Tbk, Exploitasi Energi Indonesia Tbk dan Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk yang mengalami penurunan abnormal return saham pada saat right issue. Hal ini disebabkan karena investor menyerap informasi yang negatif sehingga mengakibatkan abnormal return saham


(18)

6 mengalami penurunan pada saat right issue. Namun sesudah right issue dipublikasikan tepatnya 10 hari sesudah right issue, abnormal return saham keempat perusahaan tersebut mengalami kenaikan.

Berbeda yang terjadi pada emiten Berlian Laju Tanker Tbk, Mahaka Media Tbk dan Pacific Startegic Financial Tbk yang mengalami kenaikan abnormal return pada saat right issue. Namun, sesudah pengumuman right issue dipublikasikan tepatnya 10 hari sesudah right issue, abnormal return saham ketiga perusahaan tersebut mengalami penurunan. Ini menunjukkan bahwa right issue mempengaruhi pergerakkan pasar, namun tidak mengarah ke satu arah apakah itu positif atau negatif. Sedangkan emiten Leo Investments Tbk mengalami kenaikan abnormal return saham pada saat maupun sesudah right issue, kenaikan ini menunjukkan bahwa right issue memberikan informasi yang positif kepada investor.

Selain abnormal return, reaksi pasar juga dapat diukur dengan melihat pergerakkan aktivitas perdagangan saham di pasar modal menggunakan volume perdagangan saham. Perubahan volume perdagangan saham mencerminkan keputusan investasi oleh investor sebab menunjukkan aktivitas perdagangan saham di pasar modal. Umumnya dengan melakukan right issue akan meningkatkan jumlah saham yang beredar sehingga frekuensi perdagangan akan meningkat juga dan likuiditas saham pun meningkat (Dewi dan Putra, 2013:166).

Berdasarkan data yang ada di Bursa Efek Indonesia, untuk emiten yang tercatat melakukan right issue juga terdapat perubahan volume perdagangan pada saat sebelum dan sesudah right issue diumumkan. Tabel 1.3 menunjukkan


(19)

rata-7 rata volume perdagangan selama 10 hari sebelum, pada saat dan 10 hari sesudah pengumuman right issue pada beberapa perusahaan yang tercatat melakukan right issue di Bursa Efek Indonesia.

Tabel 1.3

Rata-Rata Volume Perdagangan Sebelum, Pada Saat dan Sesudah Right Issue

No Nama Perusahaan

10 Hari sebelum

Right Issue

(Lembar)

Pada saat

Right Issue

(Lembar)

10 Hari sesudah

Right Issue

(Lembar)

1 Berlian Laju Tanker Tbk. 8.463.550 4.753.000 24.144.600 2 Mahaka Media Tbk. 113.400 72.500 34.150 3 United Tractors Tbk. 2.867.260 1.055.200 4.546.230 4 Pacific Startegic Financial Tbk. 440.670 809.200 4.357.720 5 J Resources Asia Pasifik Tbk. 1.935.500 1.935.500 1.741.950 6 Leo Investments Tbk. 325.500 325.500 325.500 7 Exploitasi Energi Indonesia Tbk. 13.635.400 66.578.500 32.651.400 8 Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk. 1.827.290 4.894.400 21.137.750 Sumber :

Berdasarkan Tabel 1.3 dapat diketahui bahwa rata-rata volume perdagangan 10 hari sebelum, pada saat dan 10 hari sesudah right issue mengalami berbagai reaksi dari investor yang mengakibatkan volume perdagangan mengalami kenaikan dan penurunan. Hal ini terlihat pada volume perdagangan Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk yang mengalami kenaikan volume perdagangan yang cukup tinggi sesudah right issue. Rata-rata volume perdagangan Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk sebelum melakukan right issue sebesar 1.827.290 lembar, namun pada saat pengumuman right issue dipublikasikan volume perdagangan Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk naik sebesar 3.067.110 lembar menjadi 4.894.400 lembar. Hal yang sama terjadi juga pada emiten Pacific Startegic Financial Tbk dan Exploitasi Energi Indonesia Tbk yang mengalami kenaikan volume perdagangan pada saat right issue dipublikasikan. Kenaikan ini menunjukkan bahwa pengumuman right


(20)

8 issue berdampak positif terhadap volume perdagangan emiten yang mengakibatkan bertambahnya jumlah saham yang beredar.

Begitu juga dengan rata-rata volume perdagangan Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk 10 hari sesudah right issue mengalami kenaikan volume perdagangan sebesar 16.243.350 lembar menjadi 21,137,750 lembar. Hal yang sama juga terjadi pada emiten Pacific Startegic Financial Tbk. Hal ini menunjukkan bahwa pengumuman right issue berdampak positif terhadap volume perdagangan emiten Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk yang mengakibatkan bertambahnya jumlah saham Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk.

Berbeda dengan yang terjadi pada emiten Berlian Laju Tanker Tbk, Mahaka Media Tbk dan United Tractors Tbk yang mengalami penurunan volume perdagangan pada saat pengumuman right issue. Para investor menganggap negatif pengumuman right issue sehingga menurunkan jumlah volume perdagangan. Berbeda juga yang terjadi pada emiten Leo Investments Tbk dimana rata-rata volume perdagangan sebelum right issue, pada saat dan sesudah right issue tidak mengalami kenaikan maupun penurunan volume perdagangan. Hal ini disebabkan karena para investor tidak melakukan aksi apapun terhadap saham Leo Investments Tbk, dan tidak menyerap pengumuman right issue sebagai informasi yang positif maupun yang negatif sehingga volume perdagangan tetap.

Dengan adanya right issue ini diharapkan akan ada reaksi dari pasar seperti pergerakan abnormal return saham sehingga dapat meningkatkan volume perdagangan. Volume perdagangan merupakan salah satu indikator likuiditas


(21)

9 saham, perubahan volume perdagangan kearah yang lebih baik berarti menunjukkan tanda optimisme pasar, sebaliknya penurunan volume perdagangan menunjukkan tanda pesimis pasar. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa saham yang dianggap likuid adalah saham yang rutin dan banyak diperdagangkan di bursa (Catranti, 2009:191).

Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui kandungan informasi dari pengumuman right issue yang membuat pasar bereaksi terhadap peristiwa tersebut. Pengumuman right issue merupakan salah satu pengumuman yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar. Jika suatu pengumuman mempunyai kandungan informasi, diharapkan akan terjadi reaksi ketika pasar menerima pengumuman tersebut. Reaksi pasar tersebut dapat diukur dengan perubahan abnormal return dan volume perdagangan saham. Abnormal return sebagai nilai perubahan mencakup nilai perubahan harga saham dan perubahan return pasar yang menunjukkan pasar bereaksi. Suatu peristiwa jika mengandung informasi, maka para investor akan dapat menikmati abnormal return. Begitu sebaliknya, jika suatu peristiwa tidak mengandung informasi, maka para investor tidak akan dapat menikmati abnormal return (Dewi dan Putra, 2013:166).

Pengaruh right issue terhadap volume perdagangan sebelumnya sudah pernah di uji oleh Kithinji et al (2014) dan Kakiya (2007) yang menemukan bukti bahwa volume perdagangan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengumuman right issue. Tetapi, Mulatsih (2009) menemukan bukti yang berbeda dimana terdapat perbedaan yang signifikan untuk volume perdagangan pada hari-hari sebelum pengumuman dan pada saat pengumuman dan pada hari-hari-hari-hari


(22)

10 sesudah pengumuman dengan sebelum pengumuman, tetapi tidak signifikan untuk volume perdagangan saat pengumuman dengan sesudah pengumuman. Hasil ini menunjukkan bahwa pengumuman right issue berpengaruh terhadap kenaikan likuiditas saham perusahaan yang melakukan right issue, likuiditas saham meningkat, karena jumlah saham yang diperdagangkan semakin banyak.

Hartono (2009) menganalisis pengaruh pengumuman right issue terhadap kinerja saham dan likuiditassaham di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen yang digunakan adalah right issue, sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah return saham, abnormal return dan trading volume activity (TVA). Sampel penelitian ini adalah 55 perusahaan di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2000 sampai 2007. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata return saham sebelum dan setelah pengumuman right issue. Return saham mengalami penurunan setelah pengumuman right issue. Kemudian, terdapat perbedaan rata-rata abnormal return sebelum dan setelah pengumuman right issue. Abnormal return mengalami penurunan setelah pengumuman right issue, dan kinerja saham mengalami penurunan dilihat dari rata-rata return saham dan abnormal return yang mengalami penurunan setelah pengumuman right issue. Serta terdapat perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan saham sebelum dan setelah pengumuman right issue. Aktivitas volume perdagangan mengalami peningkatan setelah pengumuman right issue. Likuiditas saham mengalami peningkatan dilihat dari rata-rata aktivitas volumeperdagangannya. Hal ini berarti bahwa pengumuman right issue mengandung informasi yang dapat


(23)

11 mempengaruhi investor untuk melakukan transaksi di Bursa Efek Indonesia sehingga dapat meningkatkan volume perdagangan secarasignifikan.

Dewi dan Putra (2013) menganalisis pengaruh pengumuman right issue pada abnormal return dan volumeperdagangan saham. Variabel independen yang digunakan adalah right issue, sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah abnormal return dan volume perdagangan. Sampel penelitian ini adalah 41 perusahaan di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2009 sampai 2011. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman right issue yang berarti pengumuman right issue tidak berpengaruh secara signifikan pada abnormal return perusahaan-perusahaan di BEI periode 2009-2011.. Hal ini menunjukkan bahwa pengumuman right issue tidak memiliki kandungan informasi yang dapat meningkatkan abnormal return saham secara signifikan.

Catranti (2009) menganalisis Pengaruh Rights Issue terhadap Imbal Hasil Saham dan Volume Perdagangan. Variabel independen yang digunakan adalah right issue, sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah imbal hasil saham, dan volume perdagangan. Sampel penelitian ini adalah 49 perusahaan di Bursa Efek Jakarta selama tahun 2001 sampai 2006. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peristiwa penawaran umum terbatas atau rights issue cenderung menimbulkan reaksi pasar yang negatif terhadap harga saham pada saat ex-date (rights sudah tidak berlaku lagi). Namun, pada cumdate (satu hari sebelum ex-date) reaksi pasar masih positif dengan rata-rata abnormal return yang cukup tinggi. Pola perilaku average abnormal return (AAR) tersebut


(24)

12 cenderung serupa pada kelompok sampel Warrant Issuer maupun non Warrant Issuer. Pada sampel warrant issuer, terjadi peningkatan volume perdagangan sebesar 59,4% sedangkan pada sampel non warrant terjadi penurunan volume perdagangan sebesar 60,7%. Perbedaan pada kedua kelompok sampel ini menunjukkan bahwa adanya warrant sebagai ‘pemanis’ memberikan pengaruh tersendiri pada aktivitas perdagangan saham yang melakukan rights issue di BEJ. Pada analisis regresi penelitian ini menunjukkan adanya warrant ternyata tidak memiliki pengaruh yang signifikan dalam menentukan reaksi pasar terhadap harga saham sebelum ex-date.

Penelitian ini mengambil periode 10 hari sebelum, pada saat, dan 10 hari setelah diumumkannya right issue dengan tujuan untuk melihat adanya pengaruh right issue terhadap abnormal return saham dan volume perdagangan saham. Untuk mengetahui hal tersebut, dapat dilihat apakah right issue berdampak positif yaitu menaikkan abnormal return saham dan volume perdagangan saham atau berdampak negatif yaitu menurunkan abnormal return dan volume perdagangan saham sebelum, pada saat, dan sesudah pengumuman.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pengumuman Right Issue Terhadap Abnormal Return

Saham dan Volume Perdagangan Saham Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.


(25)

13 1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah pengumuman right issue berpengaruh signifikan terhadap abnormal

return saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

2. Apakah pengumuman right issue berpengaruh signifikan terhadap volume perdagangan saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pengumuman right issue terhadap abnormal return saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pengumuman right issue terhadap volume perdagangan saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.4Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan memberikan pengetahuan tambahan

mengenai pasar modal terutama mengenai right issue.

2 Bagi perusahaan/emiten, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan yang mungkin berguna bagi pihak perusahaan sebelum mengeluarkan suatu kebijakan terutama mengenai right issue.


(26)

14 3 Bagi investor maupun calon investor, hasil penelitian ini diharapkan menjadi

suatu masukan atau pertimbangan sebelum melakukan investasi di pasar modal berdasarkan right issue.

4 Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini di harapkan dapat menjadi tambahan referensi untuk melaksanakan penelitian yang sama di masa mendatang.


(27)

15 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Tinjauan Teoritis 2.1.1Pasar Modal

Pasar modal secara formal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. Dengan demikian pasar modal merupakan konsep yang lebih sempit dari pasar keuangan (financial market). Dalam financial market, semua bentuk hutang dan modal sendiri diperdagangkan, baik dana jangka pendek maupun jangka panjang, baik yang bisa dinegosiasikan ataupun yang tidak dapat dinegosiasikan (Husnan, 2005:3).

Sementara itu Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, pada Pasal 1 angka 13 memberikan rumusan pengertian pasar modal sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan Perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek. Sesuai dengan rumusan pengertian tersebut, Undang-Undang Pasar Modal tidak mendefinisikan tentang pasar modal secara menyeluruh melainkan lebih menitikberatkan kepada kegiatan dan para pelaku dari suatu pasar modal (Situmorang, 2008:3).

Pasar modal (capital market) adalah suatu pasar dimana dana-dana jangka panjang baik hutang maupun modal sendiri diperdagangkan. Dana jangka panjang


(28)

16 yang diperdagangkan tersebut diwujudkan dalam surat-surat berharga. Jenis surat berharga yang diperjualbelikan di pasar modal memiliki jatuh tempo lebih dari satu tahun dan ada yang tidak memiliki jatuh tempo. Dana jangka panjang berupa hutang yang diperdagangkan biasanya obligasi (bond) sedangkan dana jangka panjang yang merupakan modal sendiri berupa saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred stock). Pasar modal dalam arti sempit adalah suatu tempat (dalam pengertian fisik) yang terorganisasi dimana surat berharga (efek-efek) diperdagangkan, yang kemudian disebut bursa efek (stock exchange) (Martono, 2008:359).

Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan, yaitu surat berharga yang berupa saham, obligasi, bukti right, bukti waran dan produk turunan atau biasa disebut derivative yang bisa diperjualbelikan baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri.

2.1.2Signaling Theory

Signaling Theory atau Teori Isyarat menurut Brigham dan Houston (2001:39) adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan setiap modal baru yang diperlukan dengan cara-cara lain, termasuk penggunaan utang yang melebihi target struktur modal yang normal. Perusahaan dengan prospek yang kurang menguntungkan akan cenderung menjual sahamnya, yang berarti mencari investor


(29)

17 baru untuk berbagi kerugian. Apabila suatu perusahaan menawarkan penjualan saham baru, lebih sering dari biasanya, maka harga sahamnya akan menurun karena menerbitkan saham baru berarti memberikan isyarat negatif yang kemudian dapat menekan harga saham sekalipun prospek perusahaan cerah.

Menurut Hartono (2009) di dalam (Pratama dan Sudhiarta, 2009:248) signaling theory dianggap positif jika manajer perusahaan menyampaikan perspektif masa depan perusahaan yang baik ke publik. Adapun alasan yang mendukung sinyal ini adalah perusahaan yang melakukan pengumuman yang mempunyai kinerja yang baik. Sinyal dianggap valid dan dapat dipercaya oleh pasar apabila perusahaan benar-benar mempunyai kondisi sesuai yang disinyalkan yang mendapat reaksi positif.

Dengan kata lain, teori ini mengasumsikan bahwa manajer memiliki informasi yang akurat tentang nilai perusahaan yang tidak diketahui oleh investor luar, dan manajer adalah orang yang selalu berusaha memaksimalkan insentif yang diharapkan. Kelebihan manajer daripada pihak luar (investor) yaitu informasi yang lengkap dan akurat yang dimiliki oleh manajer mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi nilai suatu perusahaan. Asimetri informasi akan terjadi jika manajer tidak secara penuh menyampaikan seluruh informasi yang diperolehnya tentang semua hal yang dapat mempengaruhi perusahaan ke pasar modal. Jika manajer menyampaikan suatu informasi ke pasar, maka investor akan merespon informasi tersebut sebagai sinyal, baik berupa sinyal positif (good news) atau berupa sinyal negatif (bad news). Respon ini akan berpengaruh pada harga saham yang akhirnya akan mempengaruhi return (abnormal return) dan


(30)

18 volume perdagangan saham perusahaan tersebut. Pengumuman right issue akan direspon oleh pasar sebagai suatu sinyal adanya informasi baru yang dikeluarkan oleh pihak manajer yang akan mempengaruhi nilai saham suatu perusahaan dan aktivitas perdagangan sahamnya (Brigham dan Gapenski, 2006:438)

2.1.3Teori Struktur Modal

Teori struktur modal menjelaskan hubungan antara tersedianya sumber-sumber dana dan biaya modal yang berlainan, dalam hal ini apakah ada pengaruh perubahan struktur modal terhadap nilai perusahaan dan biaya modal.

Dalam teori ini, diasumsikan bahwa walaupun suatu perusahaan memiliki struktur modal yang optimal, masih terjadi ketidakjelasan apakah hal itu dapat menjelaskan pengaruh negatif terhadap harga saham yang dihubungkan dengan penerbitan saham baru. Alasannya adalah penambahan saham baru seharusnya selalu mewakili ke arah perkembangan struktur modal yang optimal atau lebih baik dan bukan sebaliknya. Sebagai hasilnya, pengaruh penambahan saham baru seharusnya memberikan dampak positif terhadap harga saham (Budiarto dan Baridwan, 1999) di dalam (Panjaitan, 2013).

Tujuan utama penentuan struktur modal adalah memaksimalkan pendapatan setelah pajak yang tersedia bagi pemilik modal. Struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang mengoptimalkan keseimbangan antara risiko dan pengembalian sehingga memaksimalkan harga saham (Brigham et all, 2005:602). Risiko yang sama besarnya dengan tingkat pengembalian oleh perusahaan menunjukan keadaan struktur modal yang optimal.


(31)

19 2.1.4Right Issue

2.1.4.1Pengertian Right Issue

Right issue atau dikenal dengan istilah hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) merupakan salah satu upaya emiten untuk mendapatkan tambahan modal dengan mengeluarkan saham baru yang ditawarkan kepada pemegang saham lama. Right issue memberi hak kepada pemegang saham lama untuk membeli saham baru. Perusahaan mengeluarkan right issue di samping untuk menghemat biaya emisi, juga dimaksudkan untuk menambah jumlah lembar saham yang diperdagangkan dengan harapan akan meningkatkan likuiditas saham (Harianto, 1998) di dalam (Mulatsih, 2009:648)

Right issue pada hakikatnya merupakan hak memesan saham terlebih dahulu yang diberikan kepada investor saat ini untuk membeli saham baru yang dikeluarkan emiten dalam rangka menghimpun dana segar. Dana tersebut antara lain dapat digunakan untuk pendanaan ekspansi usaha atau untuk memperkuat struktur permodalan suatu perusahaan. Investor tidak harus menggunakan hak tersebut, investor dapat menjual haknya kepada pihak lain. Dengan demikian terjadilah perdagangan right (Halim, 2005:100).

Menurut Anoraga (2006:72), right (sertifikat bukti right)merupakan salah satu jenis opsi yang merupakan derivatif (turunan) dari efek yang sebenarnya dan mempunyai masa hidup yang singkat. Sertifikat bukti right dapat didefinisikan sebagai efek yang memberikan hak kepada pemegang saham lama untuk membeli saham baru yang dikeluarkan emiten pada proporsi dan harga yang telah ditentukan. Hak dalam right sering disebut preemptive right, yaitu suatu hak


(32)

20 untuk menjaga proporsi kepemilikan saham bagi pemegang saham lama di suatu perusahaan sehubungan dengan pengeluaran saham baru.

Hak preemptive (preemptive right) merupakan hak untuk mendapatkan persentase kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham. Jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham maka jumlah saham yang beredar akan lebih banyak dan akibatnya persentase kepemilikan pemegang saham yang lama akan turun bila tidak mengambil hak tersebut. Hak preemptive memberikan prioritas kepada pemegang saham yang lama untuk membeli tambahan saham yang baru, sehingga kepemilikannya tidak berubah atau bahkan bisa lebih besar dari sebelumnya (Jogiyanto, 2010:74).

Tujuan dari right issue, diantaranya menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006:134) menyatakan bahwa right issue diterbitkan dengan tujuan untuk memperoleh dana tambahan dari pemodal untuk kepentingan ekspansi dan restrukturisasi. Menurut Yakobus dan Ediningsih (2009) di dalam (Pratama dan Sudhiarta, 2014:247) manfaat right issue antara lain membantu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dana melalui emisi saham baru yang berarti menambah modal sendiri tetapi tidak menimbulkan kekhawatiran atas masuknya pemilik baru.Selain itu Menurut Husnan (2005:431), tujuan emiten melakukan right issue juga untuk memperoleh financing murah, yang dapat digunakan untuk ekspansi usaha, modal kerja, dan untuk membayar pinjaman. Sedangkan bagi para investor khususnya pemegang saham lama, right issue akan memberikan keuntungan yaitu untuk mempertahankan proporsional kepemilikan sahamnya dalam perusahaan emiten.


(33)

21 Beberapa hal penting yang berkaitan dengan Right issue menurut (Alwi, 2003:124) antara lain :

a. Cum date adalah tanggal berakhir seorang investor dapat meregistrasikan sahamnya untuk mendapatkan hak corporate action. Bila seseorang membeli saham pada periode cum-rights, maka ia akan memperoleh saham yang masih memiliki hak atas bukti rights yang akan segera didistribusikan.

b. Ex date adalah tanggal saat investor sudah tidak mempunyai hak lagi atas suatu corporate action. Apabila melakukan pembelian saham pada periode ex right maka akan memperoleh saham yang tidak lagi berhak atas rights.

c. DPS date adalah tanggal daftar pemegang saham yang berhak atas suatu corporate action diumumkan.

d. Tanggal pelaksanaan dan akhir rights adalah tanggal periode rights bersangkutan dicatatkan di bursa dan kapan berakhir.

e. Allotment date adalah tanggal menentukan jatah investor yang mendapatkan rights dan berapa besar tambahan saham baru akibat rights issue.

f. Listing date adalah tanggal penambahan saham akibat rights bersangkutan didaftarkan di bursa efek

g. Harga pelaksanaan adalah harga pelaksanaan yang harus dibayar investor untuk mengkonversikan haknya ke dalam bentuk saham. Umumnya harga pelaksanaan rights dibawah harga saham yang berlaku. Hal ini dimungkinkan sebagai suatu daya tarik agar investor mau membelinya. Rights itu sendiri mempunyai harga di pasar, harga terbentuk dari penawaran dan permintaan yang terjadi.


(34)

22 2.1.4.2Analisis Right Issue

Pengeluaran saham baru melalui right issue akan meningkatkan modal disetor, meningkatkan ekuitas, dan menambah jumlah saham beredar tetapi harga pelaksanaan atau strike price atau exercise price selalu lebih rendah daripada harga pasar saat penerbitan right issue. Namun right issue tidak selalu menurunkan indeks harga saham tersebut, kadang-kadang indeks juga dapat naik tergantung reaksi pasar apakah bersifat positif atau negatif (Samsul, 2006:187).

Menurut Samsul (2006:189), harga teoritis bukti right dapat diperoleh dari selisih antara harga pasar teoritis setelah right issue dengan strike price. Harga saham di pasar boleh jadi sama dengan harga teoritisnya. Sedangkan strike price atau exercise price adalah harga pelaksanaan dari saham tersebut.

Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk menentukan nilai teoritis right pada kondisi yang berbeda, yakni kondisi satu untuk saham tanpa right dan kondisi dua dengan right. Harus dibedakan harga right-on price dengan ex-right price. Right-on price adalah harga saham ketika pembeli saham baru (si pemegang saham lama) mempunyai right sebelum right jatuh tempo atau right belum kadaluarsa, ex-right price adalah harga saham manakala pembeli saham tidak mempunyai right (karena right sudah kadaluarsa) (Siahaan, 2008:125).

Pada penelitian ini, nilai right issue diproksikan terhadap harga teoritis hasil right issue. Harga teoritis merupakan harga yang terbentuk dari penyesuaian harga saham lama dengan saham baru setelah terjadinya right issue berdasarkan rasio yang ditentukan. Apabila harga saham dipasar sama dengan harga teoritisnya maka pemegang saham lama tidak menderita kerugian. Apabila harga


(35)

23 saham dipasar diatas harga teoritis maka pemegang saham lama akan memperoleh keuntungan dan apabila harga saham dipasar dibawah harga teoritisnya maka pemegang saham lama akan menderita kerugian (Samsul, 2006:188-189).

2.1.4.3Alasan dilakukannya Right Issue

Menurut Husnan (2005:431) alasan perusahaan menerbitkan right issue adalah untuk menghemat biaya emisi, dan juga untuk menambah jumlah lembar saham yang diperdagangkan. Dengan penambahan lembar saham di bursa, diharapkan akan meningkatkan frekuensi perdagangan saham yang akan meningkatkan likuiditas saham. Selain itu tujuan emiten melakukan right issue juga untuk memperoleh financing murah yang dapat digunakan untuk ekspansi usaha, modal kerja dan untuk membayar pinjaman. Sedangkan bagi para investor khususnya pemegang saham lama, right issue akan memberikan keuntungan yaitu untuk mempertahankan proporsional kepemilikan sahamnya dalam perusahaan emiten.

Menurut Martono (2008:371) ada dua tujuan diadakannya right, yaitu:

1. Agar pemilik saham lama dapat mempertahankan pengendaliannya atas perusahaan.

2. Untuk mencegah penurunan nilai kekayaan pemilik saham lama.

2.1.4.4Dampak dilakukannya Right Issue

Adanya right issue menyebabkan jumlah saham yang beredar menjadi bertambah. Pertambahan jumlah saham ini akan mempengaruhi komposisi kepemilikan pemegang saham lama apabila pemegang saham lama tersebut tidak


(36)

24 melakukan haknya untuk membeli saham baru dengan right yang dimilikinya. Investor tersebut akan mengalami dilusi atau penurunan persentase kepemilikan saham (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:135).

Bertambahnya jumlah saham yang beredar berakibat kepada menurunnya jumlah dividen per lembar saham yang akan diperoleh oleh pemegang saham lama apabila laba yang diperoleh oleh perusahaan tetap. Penurunan dividen per lembar saham dapat menimbulkan dampak negatif kepada minat investor sehingga mengakibatkan harga saham menjadi turun. Situmorang (2008:154) menyatakan bahwa harga saham perusahaan setelah right secara teoritis akan mengalami penurunan. Hal ini terjadi karena harga exercise (harga pelaksana) emisi right selalu lebih rendah dari harga pasar. Jadi kapitalisasi pasar saham tersebut akan naik dalam persentase yang lebih kecil daripada naiknya persentase jumlah saham yang beredar.

2.1.5Saham

Saham (stock atau share) adalah surat berharga yang paling populer di antara surat berharga lainnya yang ada di pasar modal dan dikenal luas di dalam masyarakat.

Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan terbatas (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:6). Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan dana yang ditanamkan investor di perusahaan tersebut. Pada umumnya, saham yang dikenal sehari-hari


(37)

25 merupakan saham biasa (common stock). Common stock merupakan salah satu efek yang paling banyak diperdagangkan di pasar modal (Anoraga, 2006:58)

Ekspektasi atau motivasi setiap investor dalam menanamkan modalnya adalah untuk mendapatkan keuntungan dari transaksi investasi yang mereka lakukan. Imbalan tunai kepada pemilik saham biasanya diberikan dalam 2 (dua) yaitu: dividen tunai dan keuntungan atau kerugian modal (capital gain) (Brealey et al, 2008:166).

Dividen merupakan keuntungan perusahaan yang biasanya dibagikan kepada pemegang saham satu tahun sekali. Bentuk dari dividen itu sendiri dapat berupa uang tunai ataupun bentuk penambahan saham yang berpengaruh terhadap proporsi kepemilikan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:12). Sedangkan capital gain, didapat berdasarkan selisih harga jual saham dengan harga beli. Dimana keuntungannya didapat bila harga jual saham lebih tinggi dari harga beli saham tersebut (Anoraga, 2006:60). Saham memungkinkan investor untuk mendapatkan imbal hasil atau capital gain yang besar dalam waktu singkat. Namun, seiring fluktuasinya harga saham, maka saham juga dapat membuat investor mengalami kerugian besar dalam waktu singkat.

Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006:13-14), ada beberapa risiko yang dihadapi pemodal dengan kepemilikan sahamnya, yaitu:

1. Tidak Mendapat Dividen

Perusahaan akan membagikan dividen jika operasinya menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu, perusahaan tidak dapat membagikan dividen jika mengalami kerugian.


(38)

26 2. Capital Loss

Dalam aktivitas perdagangan saham, investor tidak selalu mendapatkan capital gain atau keuntungan atas saham yang dijualnya. Ada kalanya investor harus menjual saham dengan harga jual lebih rendah dari harga beli. Dengan demikian seorang investor mengalami capital loss.

Disamping risiko di atas, seorang pemegang saham juga masih dihadapkan dengan potensi risiko lainnya, yaitu :

1. Perusahaan Bangkrut atau Dilikuidasi

Dalam kondisi perusahaan dilikuidasi, maka pemegang saham akan menempati posisi lebih rendah dibanding kreditor atau pemegang obligasi. Ini berarti setelah semua aset perusahaan tersebut dijual, hasil penjualan terlebih dahulu dibagikan kepada para kreditor atau pemegang obligasi, dan jika masih terdapat sisa, baru dibagikan kepada para pemegang saham.

2. Saham Dikeluarkan dari Bursa (Delisting)

Risiko lain yang dihadapi oleh para investor adalah jika saham perusahaan dikeluarkan dari pencatatan Bursa Efek atau di-delist. Saham perusahaan di-delist dari bursa umumnya dikarenakan kinerja yang buruk, misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan dividen secara berturut-turut selama beberapa tahun, dan berbagai kondisi lainnya sesuai peraturan pencatatan efek di bursa.


(39)

27 3. Saham Diberhentikan Sementara (Suspensi)

Disamping dua risiko di atas, risiko lain yang juga “mengganggu” para investor untuk melakukan aktivitasnya adalah jika suatu saham di-suspend atau dihentikan perdagangannya oleh otoritas Bursa Efek, yang menyebabkan investor tidak dapat menjual sahamnya hingga suspensi tersebut dicabut. Hal tersebut dilakukan otoritas bursa jika: suatu saham mengalami lonjakan harga yang luar biasa, suatu perusahaan dipailitkan oleh kreditornya, atau berbagai kondisi lain yang mengharuskan otoritas bursa menghentikan perdagangan saham tersebut untuk sementara sampai perusahaan yang bersangkutan memberikan informasi yang belum jelas tersebut sehingga tidak menjadi ajang spekulasi. Jika telah didapatkan suatu informasi yang jelas, maka suspensi atas saham tersebut dapat dicabut oleh bursa dan saham diperdagangkan kembali seperti semula.

2.1.6Return

Return merupakan hasil yang diperoleh investor dari investasinya. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang. Return realisasi merupakan return yang telah terjadi dan dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan serta sebagai dasar penentuan expected return untuk mengukur risiko di masa yang akan datang. Sedangkan return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa yang akan datang. Dengan menggunakan market adjusted model, maka tidak perlu menggunakan periode


(40)

28 estimasi untuk membentuk model estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar (Jogiyanto, 2010:109).

2.1.7Abnormal Return

Abnormal return merupakan selisih antara actual return dengan expected return. Actual return adalah keuntungan (return) yang sesungguhnya terjadi dan expected return adalah keuntungan (return) yang diharapkan akan diterima oleh para investor (Tandelilin, 2010:51).

Abnormal return diperoleh dengan membandingkan return yang diharapkan (expected return) dengan return yang sesungguhnya (actual return). Tingkat keuntungan sesungguhnya merupakan selisih antara harga saham periode sekarang dengan periode sebelumnya. Abnormal return digunakan dalam penelitian event study untuk menganalisis apakah suatu peristiwa mempunyai kandungan informasi atau tidak dan juga untuk menguji efisiensi pasar (Marina, 2005) di dalam (Pratama dan Sudhiarta, 2014:247).

Tsangarakis (1996) di dalam (Catranti, 2009:191) berpendapat bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya abnormal return pada right issue misalnya dampak informasi, harga, redistribusi kemakmuran, dan signaling. Perubahan-perubahan faktor ini akan menyebabkan investor bereaksi. Investor yang memiliki persepsi bahwa faktor-faktor tersebut akan mampu meningkatkan kinerja perusahaan akan berusaha untuk menambah investasinya sehingga dapat meningkatkan harga saham yang selanjutnya akan menyebabkan terjadinya abnormal return.


(41)

29 Menurut Jogiyanto (2010:550) ada tiga model yang dapat digunakan untuk mengukur abnormal return, yaitu :

1. Model Disesuaikan Rata-rata (Mean Adjusted Model)

Model ini beranggapan bahwa return ekspektasi bernilai konstan yang sama dengan rata-rata return realisasi sebelumnya selama periode estimasi. Dalam model ini, return ekspektasi suatu sekuritas pada periode tertentu diperoleh melalui pembagian return realisasi sekuritas tersebut dengan lamanya periode estimasi. Tidak ada patokan untuk lamanya periode estimasi, periode yang umum dipakai berkisar dari 100 sampai dengan 300 hari untuk mendapatkan data harian dan dari 24 sampai dengan 60 bulan untuk data bulanan.

2. Model Pasar (Market Model)

Perhitungan return ekspektasi dengan model ini dilakukan melalui dua tahapan, yaitu membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi selama periode estimasi return estimasi. Kemudian menggunakan model ekspektasi ini untuk mengestimasi return ekspektasi pada periode jendela. Model ekspektasi dapat dibentuk dengan teknik regresi OLS (Ordinary Least Square).

3. Model Disesuaikan Pasar (Market Adjusted Model)

Model ini beranggapan bahwa penduga yang terbaik dalam mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar.


(42)

30 2.1.8Volume Perdagangan Saham

Volume perdagangan saham adalah banyak lembar saham suatu emiten yang diperjualbelikan di pasal modal setiap hari dengan tingkat harga yang disepakati oleh pihak penjual dan pembeli saham melalui perantara (broker) perdagangan saham.

Volume perdagangan saham merupakan gambaran tentang kondisi efek yang diperjualbelikan di pasar modal. Besarnya variabel volume perdagangan dapat diketahui dengan mengamati kegiatan perdagangan saham melalui indikator aktivitas volume perdagangan (Trading Volume Activity). Trading Volume Actiyity merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar terhadap suatu informasi melalui parameter volume perdagangan di pasar modal. Hal ini dikarenakan nilai TVA berbanding lurus dengan likuiditas saham, semakin tinggi nilai TVA maka suatu saham dapat dijual dengan mudah karena banyak yang bersedia membeli saham tersebut sehingga saham tersebut mudah dikonversikan menjadi uang kas (Hartono, 2009:7-8)

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Beberapa tinjauan terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini antara lain: Tabel. 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Variabel Penelitian Teknik Analisis Data Hasil Penelitian

1 Rezaul Kabir

and Peter Roosenboom (2002)

Can the stock market anticipate future operating performance?

1. Equity Offerings,

2. Rights Issues,

3. Valuation Effect t-statistic dan Wilcoxon signed rank

Penurunan harga saham yang signifikan terjadi ketika

perusahaan mengumumkan right

issue. Pasca - rights issue, kinerja perusahaan konsisten dengan penurunan jangka waktu


(43)

31 Lanjutan Tabel. 2.1

Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Variabel Penelitian Teknik Analisis Data Hasil Penelitian Evidence from equity rights issues

4. Firm Performan-ce

pengumuman harga saham, right

issue yang dikeluarkan perusahaan menunjukkan penurunan yang signifikan dalam kinerja operasi perusahaan 2 Aski

Catranti (2009)

Pengaruh

Rights Issue

terhadap Imbal Hasil Saham dan Volume Perdagangan

1. Right Issue

2. Imbal Hasil Saham 3. Volume

Perdagang-an

Analisis Regresi dan t-stat

Uji beda Rata- rata

Adanya peristiwa penawaran umum terbatas atau rights issue

cenderung menimbulkan reaksi pasar yang negatif terhadap harga saham pada saat ex-date

(rights sudah tidak berlaku lagi), Pada cumdate (satu hari sebelum

ex-date) reaksi pasar masih positif dengan rata-rata

abnormal return yang cukup tinggi

3 Hartono (2009) Pengaruh Pengumuman Right Issue terhadap Kinerja Saham dan Likuiditas Saham di Bursa Efek Indonesia

1. Right Issue

2. Return

Saham 3. Abnormal

Return

4. Trading Volume Activity (TVA) Uji beda dua rata-rata dari dua kelompok observasi berpasang-an (T-test, paired two sample)

Terdapat perbedaan rata-rata

return saham sebelum dan sesudah pengumuman right issue. Right issue mengalami penurunan setelah pengumuman

right issue.

Terdapat perbedaan rata-rata

abnormal return sebelum dan setelah pengumuman right issue. Abnormal return

mengalami penurunan setelah pengumuman Right Issue. Terdapat perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan saham sebelum dan setelah pengumuman right issue. Aktivitas volume perdagangan mengalami peningkatan setelah pengumuman right issue

4 Listiana Sri Mulatsih (2009) Analisis Reaksi Pasar Modal terhadap Pengumuman

Right Issue di Bursa Efek Jakarta (BEJ) (Pengamatan terhadap Return, Abnormal Return, Security Return

1. Right Issue

2. Return

3. Abnormal Return

4. Security Return Variability

5. Trading Volume Activity Ujit; Paired Two Samples for Mean

Terdapat perbedaan return

saham sebelum pengumuman dengan saat pengumuman tetapi tidak terdapat perbedaan untuk periode pengamatan sesudah pengumuman dengan sebelum pengumuman dan sesudah pengumuman dengan saat pengumuman. Abnormal return

pada hari-hari sesudah dan sebelum pengumuman tidak berbeda secara signifikan dengan rata- rata abnormal return pada saat pengumuman. Demikian juga hasil pengujian


(44)

32 Lanjutan Tabel. 2.1

Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Variabel Penelitian Teknik Analisis Data Hasil Penelitian Variability

dan Trading Volume Activity)

rata-rata abnormalreturn pada hari-hari sesudah pengumuman tidak berbeda secara signifikan dengan hari-hari sebelum pengumuman.

Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata SRV pada saat pengumuman dengan hari-hari sesudah dan sebelum pengumuman serta tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata SRV sesudah pengumuman dan sebelum pengumuman. Terdapat perbedaan yang signifikan untuk TVA pada hari-hari sebelum pengumuman dan pada saat pengumuman dan pada hari-hari sesudah

pengumuman dengan sebelum pengumuman, tetapi tidak signifikan untuk TVA saat pengu-muman dengan sesudah pengumuman.

5 Chandrapala Pathirawasam (2011) The Relationship Between Trading Volume and Stock Returns

1. Trading Volume,

2. Stock Returns

Paired sample t – tests

Return saham berhubungan positif dengan perubahan volume perdagangan pada masa sekarang.

Perubahan volume perdagangan pada masa lalu berhubungan negatif dengan return saham

6 Pooja Miglani (2011) An Empirical Analysis of impact Right Issues on Shareholders Returns of Indian Listed Companies

1. Right Issue,

2. Stock Value,

3. Abnormal Returns

Paired samples t-test

Nilai saham perusahaan meningkat sekitar 1.42% pada hari pengumuman right issue, dan secara statistik, abnormal return berpengaruh signifikan pada saat pengumuman dan sekitar pengumuman right issue

7 Andri J.G. Panjaitan (2013) Pengaruh right issue terhadap Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham pada Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia

1. Right Issue,

2. Harga Saham, 3. Volume

Perdagang-an Statistik Deskriptif, Analisis Regresi Liniear Sederhana dan Uji Beda yaitu uji t berpasang- an (paired

Right issue berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham,

right issue berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap

trading volume activity (TVA), ada korelasi dan signifikan antara harga saham sebelum dan sesudah right issue dan ada korelasi dan signifikan antara


(45)

33 Lanjutan Tabel. 2.1

Penelitian Terdahulu No. Nama Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Variabel Penelitian Teknik Analisis Data Hasil Penelitian t-test) sebelum dan sesudah right issue

pada perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. 8 Jubah

Maulana (2013) Pengaruh Right Issue Terhadap Return Saham dan Volume Perdagangan Saham Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1. Right Issue,

2. Return

Saham, 3. Volume

Perdagang-an Saham

Analisis Regresi Sederhana

Hasil penelitian menunjukkan bahwa right issue berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return saham dan right issue berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap volume perdagangan saham.

9 Madhuri Malhotra, M Thenmozhi and Arun Kumar Gopalaswa-my (2013) Factors Influencing Abnormal Returns Around Bonus and Rights Issue Announcement 1.Abnormal Returns, 2.Bonus Announce-ment 3.Rights Issue Announce-ment Cross-Sectional Regression Analysis

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi pasar dan jenis industri berpengaruh signifikan terhadap abnormal return.

Rasio bonus tidak berpengaruh signifikan terhadap abnormal return.

Pengumuman rights, ukuran isu dan kondisi pasar memiliki dampak yang signifikan terhadap return.

10 Massimo Massa, Theo Vermaelen and Moqi Xu (2013) Rights offerings, trading and regulation: A global perspective 1.Rights Offerings, 2.Seasoned Equity Offering 3.Liquidity of Rights Descriptive Statistics Perusahaan membatasi perdagangan hak untuk menghindari risiko eksekusi terkait dengan prospektus yang persyaratannya ketat, proses transaksi yang berkepanjangan dan tidak pasti, dan informasi yang berpotensi negatif mengisyaratkan melalui harga perdagangan hak. Sejalan dengan argumen ini, ditemukan bahwa emiten membatasi daya jual mereka untuk mengurangi partisipasi atau yang lebih mungkin untuk menghadapi risiko eksekusi

11 Ni Putu Sentia Dewi dan Nyoman Wijana Asmara Putra (2013) Pengaruh Pengumuman Right Issue

pada Abnormal Return dan Volume Perdagangan

1. Right Issue,

2. Abnormal Retur,

3. Volume Perdagang an

Uji paired sample t-test

Tidak terdapat perbedaan

abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman right issue yang berarti pengumuman

right issue tidak berpengaruh secara signifikan pada abnormal return perusahaan-perusahaan


(46)

34 Lanjutan Tabel. 2.1

Penelitian Terdahulu No. Nama Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Variabel Penelitian Teknik Analisis Data Hasil Penelitian

Saham di BEI periode 2009-2011.

Pengumuman right issue

berpengaruh secara signifikan pada volume perdagangan saham perusahaan-perusahaan di BEI periode 2009-2011 yang ditunjukkan dengan adanya perbedaan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah pengumuman right issue

12 Gede Surya Pratama dan Gede Mertha Sudhiarta (2014) Analisis perbandingan Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

Right Issue

1. Right Issue,

2. Abnormal Return

Saham sebelum Pengumu man, 3. Abnormal

Return Saham sesudah Pengumu man Paired Sample T-test

Tidak terdapat abnormal return

yang signifikan sebelum dan sesudah pengumuman Right Issue

13 Joy Gacheri Kithinji, Wycliffe Oluoch dan Robert Mugo (2014)

What is the effect of Right Issue on Firms Share Performance in The Nairobi Securities Exchange

1. Right Issue,

2. Stock Value,

3. Abnormal Returns

Paired Sample T- test

Pengumuman right issue tidak berpengaruh signifikan pada reaksi investor tetapi ada hubungan antara right issue dan kinerja saham perusahaan, Ada reaksi positif terhadap

pengumuman right issue dan faktor-faktor eksternal

mempengaruhi reaksi pasar saat pengumuman right issue, Volume perdagangan tidak berpengaruh signifikan terhadap pengumuman right issue

Pengaruh right issue terhadap perubahan abnormal return saham dapat dilihat dari selisih antara return sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasi dan besarnya volume perdagangan saham dapat dilihat melalui jumlah saham yang diperdagangkan. Penelitian ini mengambil periode 10 hari sebelum, pada saat dan 10 hari sesudah dilakukannya right issue. Penentuan periode ini


(47)

35 didasarkan pada penelitian terdahulu, yaitu Catranti (2009) dan Panjaitan (2013) Sebanyak 20 (dua puluh) perusahaan yang digunakan sebagai sampel dengan periode waktu 4 tahun 2010-2013. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Right Issue sebagai variabel independen, Abnormal Return Saham dan Volume Perdagangan sebagai variabel dependen.

2.3Kerangka Konseptual

Penelitian ini dilakukan untuk melihat reaksi dari peristiwa right issue. Jika peristiwa tersebut mengandung informasi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu peristiwa tersebut terjadi. Penerbitan right issue sebagai salah satu corporate action merupakan bentuk informasi atau pengumuman peristiwa untuk para pemegang saham di Bursa Efek Indonesia yang akan membuat pasar bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ini dapat diukur melalui abnormal return dan volume perdagangan sebelum pengumuman dan sesudah pengumuman (Jogiyanto, 2010).

Kebijakan right issue ditanggapi beragam investor. Ketika dana yang diperoleh dari right issue akan digunakan untuk hal yang menguntungkan seperti investasi maka pengaruh right issue menjadi positif terhadap harga saham. Hal tersebut dikarenakan para investor menangkap sinyal positif bahwa perusahaan menemukan proyek baru dengan NPV positif, sehingga muncul pengaruh positif pada harga saham. Sebaliknya, jika dana tersebut digunakan untuk hal yang tidak menguntungkan seperti pembayaran utang maka pengaruh right issue menjadi negatif terhadap harga saham. Hal tersebut dikarenakan para investor menangkap sinyal bahwa pihak manajer memiliki ramalan yang buruk tentang risiko


(48)

36 perusahaan di masa yang akan datang. Pengumuman right issue dapat menurunkan atau menaikkan harga saham di pasar tergantung pada reaksi pasar apakah bersifat positif atau negatif (Samsul, 2006:186). Apabila reaksi pasar bersifat positif maka secara langsung informasi tersebut akan menaikkan harga saham dan begitu juga sebaliknya, apabila reaksi pasar bersifat negatif terhadap informasi right issue akan menurunkan harga saham.

Model signalling theory menyatakan bahwa pasar akan bereaksi secara negatif karena adanya pengumuman penambahan saham baru yang mengindikasikan adanya informasi yang tidak menguntungkan (bad news) tentang laba dimasa yang akan datang, khususnya jika dana dari right issue akan digunakan untuk tujuan perluasan investasi yang mempunyai NPV sama dengan 0 atau negatif. Hal tersebut konsisten dengan model signaling theory yang mengasumsikan adanya informasi asimetri diantara berbagai partisipan di pasar modal. Model signalling theory menyatakan bahwa pasar akan bereaksi secara negatif karena adanya pengumuman penambahan saham baru yang mengindikasikan adanya informasi yang tidak menguntungkan (bad news) tentang laba dimasa yang akan datang, khususnya jika dana dari right issue akan digunakan untuk tujuan perluasan investasi yang mempunyai NPV sama dengan 0 atau negatif. Harga saham setelah right issue secara teoristis akan mengalami penurunan, karena harga pelaksanaan right issue selalu lebih rendah dari harga pasar. Perubahan harga saham inilah yang nantinya akan berpengaruh terhadap abnormal return dan volume perdagangan pada emiten yang melakukan right issue (Brigham dan Gapenski, 2006:438).


(49)

37 Untuk mengetahui reaksi pasar terhadap pengumuman right issue, dapat diukur dengan menggunakan abnormal return dan trading volume activity (TVA). Jika terdapat abnormal return, maka dapat dikatakan bahwa pengumuman right issue mengandung informasi, dan sebaliknya jika tidak terdapat abnormal return, maka pengumuman tersebut tidak mengandung informasi. Begitu juga dengan TVA, Jika terdapat perubahan TVA, maka pengumuman right issue mengandung informasi. Sebaliknya jika tidak terdapat perubahan TVA, maka pengumuman tersebut tidak mengandung informasi (Samsul, 2006:186).

Berdasarkan tinjauan teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu maka kerangka konseptual penelitian ini digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Dari Gambar 2.1 dapat dilihat pengaruh right issue terhadap abnormal return saham dan volume perdagangan saham. Pengaruh right issue terhadap abnormal return saham dan volume perdagangan saham dapat dilihat pada 10 hari sebelum, pada saat dan 10 hari sesudah pengumuman right issue. Adanya right

Abnormal Return Right Issue


(50)

38 issue akan mengkoreksi abnormal return dan meningkatkan jumlah saham yang diperdagangkan di pasar modal.

2.4Hipotesis Penelitian

Berdasarkan tinjauan teoritis, tinjauan penelitian terdahulu dan kerangka konseptual, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengumuman right issue berpengaruh signifikan terhadap abnormal return saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Pengumuman right issue berpengaruh signifikan terhadap volume perdagangan saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(51)

39 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif yang menekankan pada pengaruh antar variabel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah right issue mempunyai pengaruh terhadap perubahan abnormal return saham dan volume perdagangan saham. Penelitian ini dilakukan dengan mengamati abnormal return saham dan volume perdagangan saham yang mengalami right issue 10 hari sebelum, pada saat dan 10 hari sesudah right issue diumumkan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui media internet dengan mengakses situs Bursa Efek Indonesia yaitu: www.idx.co.id, situs Otoritas

Jasa Keuangan (OJK) yaitu: www.ojk.go.id, dan

Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Maret 2015 sampai dengan April 2015.

3.3Batasan Operasional

Adapun yang menjadi batasan operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(52)

40 a. variabel bebas (variabel independen) yaitu right issue

b. variabel terikat (variabel dependen), yaitu abnormal return saham dan volume perdagangan saham

2. Perusahaan yang menjadi sampel penelitian adalah perusahaan yang tercatat melakukan right issue periode 2010-2013, memiliki data lengkap dan tidak melakukan aksi corporate action lainnya seperti warrant, stock split, additional

shares, pengumuman dividen dan pengumuman lainnya selama tahun

pengamatan yaitu tahun 2010-2013.

3. Data yang digunakan diperoleh dari IDX Fact Book, Statistik Pasar Modal, harga saham harian untuk menghitung abnormal return dan volume perdagangan harian dari periode 2010-2013.

3.4Definisi Operasional Variabel

3.4.1Variabel Bebas (Independent Variable)

Right issue merupakan salah satu upaya emiten untuk mendapatkan tambahan modal dengan mengeluarkan saham baru, dimana penawaran tersebut ditawarkan kepada pemegang saham lama berdasarkan proporsi rasio yang telah ditentukan. Pada penelitian ini, right issue diproksikan terhadap harga teoritis right issue dengan menggunakan rumus (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:186):

Harga Teoritis Right Issue= (RSL x Kurs Akhir Cum-Date)+ (RSB+HP) (RSL+RSB)

Keterangan:

RSL = Rasio Saham Lama


(1)

95

Lampiran 5

HASIL PENGOLAHAN SPSS

NORMALITAS

1.

Abnormal Return

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 20

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation .04542716

Most Extreme Differences Absolute .211

Positive .162

Negative -.211

Kolmogorov-Smirnov Z .944

Asymp. Sig. (2-tailed) .335

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(2)

96

2.

Volume Perdagangan

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 20

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation .00103771

Most Extreme Differences Absolute .271

Positive .271

Negative -.174

Kolmogorov-Smirnov Z 1.214

Asymp. Sig. (2-tailed) .105

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(3)

97

3.

Uji Normalitas Abnormal Return Sebelum-Sesudah dan Volume

Perdagangan Sebelum-Sesudah

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test AR

SEBELUM

AR SESUDAH

VOL SEBELUM

VOL SESUDAH

N 20 20 20 20

Normal Parametersa,,b Mean .00137039 -.00488866 .00094516 .00162347

Std. Deviation .012410438 .011209756 .001293914 .001896956

Most Extreme Differences

Absolute .162 .179 .234 .198

Positive .162 .169 .233 .147

Negative -.100 -.179 -.234 -.198

Kolmogorov-Smirnov Z .722 .802 1.045 .885

Asymp. Sig. (2-tailed) .674 .542 .225 .414

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

ANALISIS REGRESI SEDERHANA

1.

Abnormal Return

Variables Entered/Removedb

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 Right Issuea . Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Abnormal Return

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .033a .001 -.054 .046671974

a. Predictors: (Constant), Right Issue b. Dependent Variable: Abnormal Return


(4)

98

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .000 1 .000 .020 .890a

Residual .039 18 .002

Total .039 19

a. Predictors: (Constant), Right Issue b. Dependent Variable: Abnormal Return

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .012 .011 1.037 .313

Right Issue -3.099E-7 .000 -.033 -.141 .890

a. Dependent Variable: Abnormal Return

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value .00471178 .01151830 .01100015 .001508614 20

Residual -.123101182 .118572816 .000000000 .045427164 20

Std. Predicted Value -4.168 .343 .000 1.000 20

Std. Residual -2.638 2.541 .000 .973 20

a. Dependent Variable: Abnormal Return

2.

Volume Perdagangan

Variables Entered/Removedb

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 Right Issuea . Enter

a. All requested variables entered.


(5)

99

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .081a .007 -.049 .001066145

a. Predictors: (Constant), Right Issue

b. Dependent Variable: Volume Perdagangan

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .000 1 .000 .119 .734a

Residual .000 18 .000

Total .000 19

a. Predictors: (Constant), Right Issue

b. Dependent Variable: Volume Perdagangan

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .001 .000 3.876 .001

Right Issue -1.732E-8 .000 -.081 -.345 .734

a. Dependent Variable: Volume Perdagangan

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value .00060370 .00098411 .00095515 .000084315 20

Residual -.000972384 .001614057 .000000000 .001037709 20

Std. Predicted Value -4.168 .343 .000 1.000 20

Std. Residual -.912 1.514 .000 .973 20


(6)

100

PAIRED SAMPLES T-TEST

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 AR SEBELUM .00137039 20 .012410438 .002775058

AR SESUDAH -.00488866 20 .011209756 .002506578

Pair 2 VOL SEBELUM .00094516 20 .001293914 .000289328

VOL SESUDAH .00162347 20 .001896956 .000424172

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 AR SEBELUM & AR SESUDAH 20 -.146 .539

Pair 2 VOL SEBELUM & VOL SESUDAH 20 .817 .000

Paired Samples Test Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed) 95% Confidence Interval

of the Difference

Mean

Std. Deviation

Std. Error

Mean Lower Upper

Pair 1 AR SEBELUM - AR SESUDAH

.006259045 .017897411 .004001983

-.002117201

.014635291 1.564 19 .134

Pair 2 VOL SEBELUM - VOL SESUDAH -.000678310

.001123190 .000251153

-.001203979

-.000152641

-2.701


Dokumen yang terkait

Pengaruh Right Issue Terhadap Volume Perdagangan Saham Dan Return Saham Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013

0 47 103

Pengaruh Right Issue Tehadap Return Saham dan Volume Perdagangan Saham Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 46 81

Analisis Pengaruh Pengumuman Right Issue Terhadap Return Saham dan Volume Perdagangan Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia

3 63 84

Analisis dampak pengumuman right issue terhadap reaksi pasar pada perusahaan listing di bursa efek Indonesia periode 2006-2009

0 23 126

ANALISIS PENGARUH PUBLIKASI RIGHT ISSUE TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN DAN RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN-PERUSAHAAN LISTING YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 6

Pengaruh Right Issue Terhadap Volume Perdagangan Saham Dan Return Saham Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013

0 0 11

Pengaruh Right Issue Terhadap Volume Perdagangan Saham Dan Return Saham Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013

0 0 15

Pengaruh Pengumuman Right Issue Terhadap Abnormal Return Saham Dan Volume Perdagangan Saham Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 19

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Pengumuman Right Issue Terhadap Abnormal Return Saham Dan Volume Perdagangan Saham Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 14

Pengaruh Pengumuman Right Issue Terhadap Abnormal Return Saham Dan Volume Perdagangan Saham Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 2 10