Putusan No. 15 Pdt.G 2017

  

P U T U S A N

Nomor 15/Pdt.G/2017/PA.Kras.

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

  Pengadilan Agama Karangasem yang memeriksa dan mengadili perkara- perkara dalam tingkat pertama telah menjatuhkan putusan dalam perkara cerai gugat antara : Penggugat, Tempat tanggal lahir Tanjung Pinang, 19 Juni 1980, agama Islam, pendidikan SMA, pekerjaan dagang peralatan rumah tangga, bertempat tinggal di Br. Dinas Kecicang Islam, Kelurahan Bungaya Kangin, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, selanjutnya disebut sebagai Penggugat; m e l a w a n

  Tergugat, Tempat tanggal lahir Amlapura, 31 Desember 1962, agama Hindu, Pendidikan S1, pekerjaan Wirasawasta (pelatih gong), bertempat tinggal di Bajar Dinas Gunungsari Gang 8 No.3 Paye, Kelurahan Padangkerta, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, selanjutnya disebut sebagai Tergugat;

  Pengadilan Agama tersebut ; Setelah membaca dan mempelajari berkas perkara; Setelah mendengar pihak Penggugat di persidangan; Setelah melihat alat-alat bukti di persidangan;

DUDUK PERKARA

  Bahwa Penggugat dengan surat gugatan tanggal 3 Agustus 2017 telah mengajukan permohonan Cerai Gugat, yang telah didaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Karangasem, dengan Nomor 15/Pdt.G/2017/PA.Kras, tanggal

  3 Agustus 2017, dengan dalil-dalil sebagai berikut:

  1. Bahwa pada tanggal 15 Mei 2009 telah dilangsungkan perkawinan antara Penggugat dengan Tergugat yang dilaksanakan menurut hukum dan sesuai dengan tuntunan ajaran agama Islam. Perkawinan tersebut telah dicatatkan di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, sebagaimana tercatat dalam Akta Nikah No. 072/09/V/2009 tertanggal 15 Mei 2009

  2. Bahwa perkawinan antara Penggugat dan Tergugat dilangsungkan berdasarkan kehendak kedua belah pihak dengan tujuan membentuk rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warahmah yang diridhoi oleh Allah Swt;

  3. Bahwa setelah menikah, Penggugat dan Tergugat tinggal di rumah kontrakan di BTN Wahyu Permai Blok C BR Dinas Kecicang Islam Kelurahan Bungaya Kangin, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem kemudian sekitar bulan Mei 2017 Penggugat pindah ke BTN Wahyu Permai Blok A BR Dinas Kecicang Islam Kelurahan Bungaya Kangin, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem sedangkan Tergugat pindah kos ke tempat lain;

  4. Bahwa selama masa perkawinan, Penggugat dan Tergugat telah berkumpul sebagaimana layaknya suami-isteri dan sudah dikaruniai 2 orang anak masing- masing bernama :

  a. anak, laki - laki, lahir pada tanggal 17 Juli 2007;

  b. anak, perempuan, lahir pada tanggal 23 Juni 2014; dan kedua anak tersebut sekarang dalam asuhan Penggugat ;

  5. Bahwa kebahagiaan yang dirasakan Penggugat setelah berumah tangga dengan Tergugat hanya berlangsung selama 9 tahun, ketentraman rumah tangga Penggugat dan Tergugat mulai goyah disebabkan karena :

  • Tergugat telah berpindah Keyakinan ke Agamanya semula yaitu Agama Hindu;

  Bahwa saat ini antara Penggugat dengan Tergugat sudah berpisah tempat - tinggal sejak Desember 2016 ; Bahwa selama berpisah tempat tinggal Tergugat tidak pernah datang - mencari Penggugat dan anaknya apalagi memberi nafkah kepada Penggugat dan anak-anaknya, sehingga untuk kebutuhan hidup sehari-hari Penggugat dan anak-anak ditanggung Penggugat dan saudara-saudara Penggugat ;

  6. Bahwa puncak dari hal tersebut antara Penggugat dan Tergugat sudah tidak pernah lagi menjalin hubungan sebagaimana layaknya suami isteri;

  7. Bahwa atas permasalahan dan kemelut rumah tangga yang dihadapi, penggugat telah mencoba memusyawarahkan dengan keluarga Penggugat untuk mencari penyelesaian dan demi menyelamatkan perkawinan, namun usaha tersebut tidak membuahkan hasil.

  8. Bahwa ikatan perkawinan antara Penggugat dan Tergugat sebagaimana yang diuraikan di atas sudah sulit dibina untuk membentuk suatu rumah tangga yang

  sakinah, mawaddah wa rahmah sebagaimana dimaksud dan tujuan dari suatu

  perkawinan, sehingga lebih baik diputus karena perceraian; Berdasarkan dalil dan alasan-alasan tersebut di atas, maka dengan ini

  Penggugat memohon kepada Ketua Pengadilan Agama Karangasem cq. Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini untuk dapat menentukan hari persidangan, kemudian memanggil Penggugat dan Tergugat untuk diperiksa dan diadili, selanjutnya memberikan putusan yang amarnya sebagai berikut :

  PRIMER :

  1. Mengabulkan gugatan Penggugat ;

  2. Menjatuhkan talak satu ba’in sughra Tergugat (Tergugat) terhadap Penggugat (Penggugat)

  3. Memerintahkan panitera Pengadilan Agama Karangasem untuk mengirimkan salinan putusan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap kepada Kantor Urusan Agama di tempat tinggal Penggugat dan Tergugat dan Kantor Urusan Agama tempat perkawinan Penggugat dan tergugat untuk dicatat dalam register yang tersedia untuk itu;

  4. Membebankan Penggugat untuk membayar biaya perkara sesusi hukum yang berlaku;

  SUBSIDER :

  Dan atau apabila Pengadilan Agama berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya; Bahwa pada hari sidang yang telah ditentukan Penggugat hadir di persidangan, sedangkan Tergugat tidak pernah datang menghadap dan tidak pula mengutus orang lain untuk menghadap sebagai wakil/kuasa hukumnya meskipun telah dipanggil secara resmi dan patut berdasarkan relass panggilan Nomor 15/Pdt.G/2017/PA.Kras, tanggal 09 Agustus 2017 dan tanggal 22 Agustus 2017, sedangkan ketidakdatangannya tersebut tidak disebabkan suatu halangan yang sah;

  Bahwa majelis hakim telah menasehati Penggugat agar berpikir untuk tidak bercerai dengan Tergugat, tetapi Penggugat tetap pada dalil-dalil gugatannya untuk bercerai dengan Tergugat;

  Bahwa perkara ini tidak dapat dimediasi karena Tergugat tidak pernah datang menghadap meskipun telah dipanggil secara resmi dan patut, selanjutnya dimulai pemeriksaan dengan membacakan surat gugatan Penggugat yang pada pokoknya tetap dipertahankan oleh Penggugat;

  Bahwa untuk menguatkan dalil-dalil gugatannya, Penggugat telah mengajukan alat-alat bukti berupa: A. Surat, 1.

  Fotokopi Buku Kutipan Akta Nikah Nomor 072/09/V/2009, tanggal 15 Mei 2009 yang dikeluarkan oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, bukti surat tersebut telah diberi meterai cukup dan telah dicocokkan dengan aslinya yang ternyata sesuai, lalu oleh Ketua Majelis diberi tanda P.1; 2. Asli surat keterangan Nomor 470/6632/Disduk/2017, tanggal 12 April 2017, yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Karangasem, bukti surat tersebut telah diberi meterai cukup, lalu oleh Ketua Majelis diberi tanda P.2;

  B. Saksi-saksi

  1. Saksi I, umur 54 tahun, agama Islam, tempat kediaman di Dusun Kecicang Islam, kelurahan Bungaya Kangin, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, di bawah sumpahnya memberikan keterangan sebagai berikut:

  Bahwa saksi mengenal Penggugat dan Tergugat karena saksi adalah ibu

  • kandung Penggugat; Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami istri yang menikah pada
  • tahun 2009 dan telah dikaruniai 2 (dua) orang anak; Bahwa anak Penggugat dan Tergugat kini dalam asuhan Penggugat;
  • Bahwa setelah menikah Penggugat dan Tergugat tinggal di Mengwi -

  Badung selama 2 tahun setelah itu kembali tinggal di kontrakan di Karangasem; Bahwa Penggugat dan Tergugat sudah pisah rumah sejak 8 (delapan)

  • bulan yang lalu; Bahwa pisah rumah Penggugat dan Tergugat tanpa sebab karena
  • Tergugat hanya pamit kepada saksi ingin pulang ke rumah orang tuanya dan Tergugat kembali ke agama semula yakni Hindu; Bahwa saksi melihat sendiri Tergugat melakukan ritual di pura dan menjadi
  • penabuh gong di setiap upacara agama Hindu; Bahwa hingga kini Tergugat tidak pernah kembali lagi dan tidak pernah
  • memberi nafkah lagi;

  2. Saksi 2, umur 63 tahun, agama Islam, tempat kediaman di Jalan Diponegoro No.34, Kelurahan Karangasem, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, di bawah sumpahnya memberikan keterangan sebagai berikut:

  Bahwa saksi mengenal Penggugat dan Tergugat karena saksi adalah ibu

  • pengasuh Penggugat; Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami istri yang menikah pada
  • tahun 2009 dan telah dikaruniai 2 (dua) orang anak; Bahwa anak Penggugat dan Tergugat kini dalam asuhan Penggugat;
  • Bahwa setelah menikah Penggugat dan Tergugat tinggal di Mengwi -

  Badung selama 2 tahun setelah itu kembali tinggal di kontrakan di Karangasem;

  • Bahwa Penggugat dan Tergugat sudah pisah rumah sejak 8 (delapan) bulan yang lalu; Bahwa pisah rumah Penggugat dan Tergugat tanpa sebab karena
  • Tergugat hanya pamit kepada orang tua Penggugat untuk pulang ke rumah orang tuanya dan Tergugat kembali ke agama semula yakni Hindu; Bahwa saksi melihat sendiri Tergugat melakukan ritual di pura dan menjadi
  • penabuh gong di setiap upacara agama Hindu; Bahwa hingga kini Tergugat tidak pernah kembali lagi dan tidak pernah
  • memberi nafkah lagi;

  Bahwa atas keterangan para saksi, Penggugat tidak mengajukan pertanyaan apapun; Bahwa Penggugat telah menyatakan telah mencukupkan alat-alat bukti tersebut dan menyampaikan kesimpulannya secara lisan yang pada pokoknya menyatakan tetap dengan gugatannya. Lalu Penggugat menyatakan tidak akan mengajukan apapun lagi dan mohon putusan kepada Majelis Hakim;

  Selanjutnya untuk singkatnya uraian putusan ini, maka semua hal yang termuat dalam berita acara sidang ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari putusan ini;

PERTIMBANGAN HUKUM

  Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah seperti diuraikan tersebut di atas; Menimbang, bahwa perkara ini mengenai permohonan cerai gugat yang diajukan oleh pihak yang beragama Islam, oleh karenanya berdasarkan Pasal 49

  (a) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang- Undang Nomor 50 Tahun 2009, maka perkara a quo merupakan kewenangan absolut peradilan agama;

  Menimbang, bahwa upaya damai /penasehatan yang dilakukan oleh Majelis Hakim pada tiap-tiap permulaan sidang, agar Penggugat kembali hidup rukun dengan Tergugat , upaya damai mana telah dilaksanakan secara maksimal oleh Majelis Hakim sesuai dengan ketentuan pasal 82 ayat (1) Undang-undang No. 7 tahun 1989 jo pasal 31 ayat (1) PP. No. 9 tahun 1975 jo. Pasal 143 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, kemudian segala sesuatu yang berkaitan dalam duduk perkaranya akan dipertimbangkan lebih lanjut dalam pertimbangan hukum; Menimbang, bahwa ternyata Tergugat meskipun telah dipanggil secara resmi dan patut tidak datang menghadap di muka sidang dan tidak datangnya tidak disebabkan suatu halngan yang sah;

  Menimbang, bahwa Tergugat yang dipanggil secara resmi dan patut akan tetapi tidak datang menghadap harus dinyatakan tidak hadir dan gugatan Penggugat harus diperiksa secara verstek;

  Menimbang, bahwa ketidakhadiran Tergugat mengakibatkan Tergugat tidak dapat didengar jawaban atau tanggapannya terhadap gugatan Penggugat tersebut. Dengan demikian hal ini sejalan dengan sabda Rasulullah saw. dalam kitab Ahkamul Qur’an li alzhashos dan diambil alih sebagai pendapat majlis, yaitu:

  . ُﮫَﻟ ﱠق َﺣ َﻻ ٌمِﻟﺎَظ َوُﮭَﻓ ْبِﺟُﯾ ْمَﻠَﻓ َنﯾِﻣِﻠ ْﺳُﻣْﻟا ِمﺎﱠﻛُﺣ ْنِﻣ ٍمِﻛﺎ َﺣ ﻰَﻟإ َﻲِﻋُد ْنَﻣ : َمﱠﻠَﺳ َو ِﮫْﯾَﻠَﻋ ُ ﷲ ﻰﱠﻠَﺻ ِ ﱠﷲ ُلوُﺳ َر َلﺎَﻗ

  Artinya :“ Rasulullah saw. Bersabda: Barang siapa dipanggil oleh Hakim

  

untuk hadir dalam persidangan tetapi tidak menghadap, maka ia telah berbuat

zhalim sehingga hak jawabnya menjadi gugur “;

  Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan pasal 149 ayat (1) R.Bg yaitu putusan yang dijatuhkan tanpa hadirnya Tergugat dapat dikabulkan sepanjang berdasarkan hukum dan beralasan, oleh karena itu Majelis Hakim membebani Penggugat untuk membuktikan dalil-dalil gugatannya;

  Menimbang, bahwa Penggugat telah mengajukan alat bukti P.1 yang dinilai sebagai akta otentik dan telah bermeterai cukup dan cocok dengan aslinya. Secara materil bukti tersebut menjelaskan mengenai adanya pernikahan secara islam yang dilaksanakan oleh Penggugat dan Tergugat sehingga bukti tersebut telah memenuhi syarat formil dan materil serta mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna dan mengikat;

  Menimbang, bahwa Penggugat telah mengajukan bukti P.2 berupa surat keterangan domisili Penggugat yakni tinggal di kabupaten Karangasem sehingga secara relatif, Pengadilana Agama Karangasem berwenang untuk memeriksa perkara yang diajukan oleh Penggugat sebagaimana ditentukan dalam pasal 73 Undang-undang No.7 tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang-undang No. 3 tahun 2006 dan terakhir dengan Undang-undang No. 50 tahun 2009;

  Menimbang, bahwa saksi Penggugat yang bernama Saksi 2 dinilai majelis hakim sudah dewasa dan sudah disumpah sehingga memenuhi syarat formil sebagaimana diatur dalam pasal 172 ayat (1) angka 4 R.Bg jo. pasal 175 R.Bg;

  Menimbang, bahwa saksi Putu Suarni pada pokoknya menerangkan bahwa sejak 8 bulan yang lalu, Tergugat telah pamit kepada saksi untuk kembali ke agamanya dan menitipkan Tergugat serta anak-anak Penggugat dan Tergugat kepada saksi. Kini penggugat dan Tergugat tidak lagi tinggal satu rumah dengan Penggugat dan Tergugat tidak lagi menafkahi Penggugat. Saksi juga menyatakan bahwa saksi melihat langsung Tergugat melakukan ritual agama Hindu;

  Menimbang, bahwa keterangan saksi tersebut adalah sesuatu yang diketahui langsung oleh Penggugat sehingga secara materil, majelis hakim menilai bahwa keterangan saksi tersebut telah bersesuian dengan ketentuan

  pasal 308 R.Bg; Menimbang, bahwa saksi saksi 2 menyatakan bahwa saksi mengetahui jika sekarang ini antara Penggugat dan Tergugat telah pisah rumah selama kurang lebih 8 bulan. Tergugat telah pamit kepada orang tua Penggugat untuk kembali ke agamanya dan menitipkan Tergugat serta anak-anak Penggugat dan Tergugat kepada saksi. Kini penggugat dan Tergugat tidak lagi tinggal satu rumah dengan Penggugat dan Tergugat tidak lagi menafkahi Penggugat. Saksi juga menyatakan bahwa saksi melihat langsung Tergugat melakukan ritual agama Hindu;

  Menimbang, bahwa keterangan saksi tersebut adalah sesuatu yang diketahui langsung oleh Penggugat sehingga secara materil, majelis hakim menilai bahwa keterangan saksi tersebut telah bersesuian dengan ketentuan

  pasal 308 R.Bg; Menimbang, bahwa keterangan kedua saksi tersebut dinilai Majelis hakim saling bersesuaian sehingga secara materil dinilai majelis hakim keterangan kedua saksi tersebut telah bersesuaian dengan ketentuan pasal 309 R.Bg;

  Menimbang, bahwa berdasarkan dalil-dalil gugatan Penggugat, bukti P.1 dan P.2 serta keterangan saksi-saksi maka ditemukan fakta-kejadian sebagai berikut:

  1. Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami isteri yang sah yang menikah pada tanggal 15 Mei 2009 di KUA Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Provinsi Bali;

  2. Bahwa Penggugat dan Tergugat telah pisah rumah selama 8 bulan lamanya;

  3. Bahwa setelah berpisah rumah, Tergugat tidak lagi menafkahi Pengugat;

  4. Bahwa Tergugat telah keluar dari agama Islam kembali ke agama Hindu ; Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut, majelis hakim menilai bahwa dengan berpisahnya Penggugat dan Tergugat selama 8 bulan tanpa ada lagi nafkah yang diberikan oleh Tergugat serta dengan keluarnya Tergugat dari agama Islam kiranya menjadi indikasi bahwa rumah tangga Penggugat dan Tergugat tidak lagi rukun. Karena dalam rumah tangga yang harmonis tidak akan terlihat suami istri yang berpisah tempat tinggal dan satu dengan lainnya tidak memberikan kewajiban ataupun menerima haknya. Fakta tersebut semakin diperkuat dengan berpindahnya agama Tergugat dari Islam menjadi Hindu sehingga majelis hakim menilai bahwa sulit untuk menjalani sebuah hubungan lahir dan batin dalam keyakinan yang berbeda;

  Menimbang, bahwa berdasatkan fakta-fakta dan pertimbangan- pertimbangan tersebut, Majelis Hakim menemukan fakta hukum sebagai berikut

  1. Bahwa Tergugat telah keluar dari agama Islam, kembali ke agama semula yakni Hindu;

  2. Bahwa rumah tangga Penggugat dan Tergugat sudah tidak lagi rukun; Menimbang, berdasarkan fakta-fakta dari dalil gugatan dan keterangan para saksi di atas ditemukan juga fakta-fakta bahwa Tergugat telah murtad atau keluar dari agama Islam maka Majelis Hakim menilai perkawinan Penggugat dan Tergugat tidak boleh dipertahankan atau tidak boleh dilanjutkan lagi karena dianggap tidak sah sebagaimana yang dimaksud dalam Al-Qur’an surat al Baqarah ayat 221 yang berbunyi :

  اﻮُﻨِﻣ ْﺆُﯾ ﻰﱠﺘ َﺣ َﻦﯿِﻛِﺮْﺸُﻤْﻟا اﻮُﺤِﻜﻨُﺗ َﻻ َو

  

Artinya: “janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-

wanita mukmin) sebelum mereka beriman” ;

  Menimbang bahwa berdasarkan pasal 44 Kompilasi Hukum Islam bahwa seorang wanita Islam dilarang melangsungkan perkawinan dengan seorang pria yang tidak beragama Islam oleh karenanya karena Tergugat terbukti tidak lagi beragama Islam maka perkawinan tersebut secara otomatis tidak lagi sah dan tidak dapat diteruskan;

  Menimbang bahwa perbedaan agama antara Penggugat dan Tergugat tidak lagi memenuhi dasar perkawinan yan tercantum dalam pasal 2 Undang- Undang No.1 tahun 1974 bahwa “perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu” maka perkawinan Penggugat dan Tergugat tidak lagi dinilai sah atau batal sehingga tidak sepatutnya untuk dipertahankan

  Menimbang, bahwa Tergugat terbukti telah murtad maka Majelis Hakim menilai Penggugat dan Tergugat telah memiliki prinsip dasar yang berbeda dan terbukti murtadnya Tergugat menjadi penyebab Penggugat dan Tergugat pisah rumah serta rumah tangganya tidak lagi menjadi rukun. Dengan demikian maka Majelis Hakim menilai rumah tangga tersebut tidak bisa untuk dilanjutkan dan perceraian adalah merupakan keharusan;

  Menimbang, bahwa terhadap fakta-fakta hukum sebagaimana terurai di atas kemudian dihubungkan dengan ketentuan syariat Islam dan peraturan perundang-undangan tersebut, Majelis berpendapat bahwa alasan Penggugat telah memenuhi maksud Pasal 116 huruf (h) Kompilasi Hukum Islam dan oleh karenanya tuntutan Penggugat dapat dikabulkan dan secara ex officio majelis hakim menyatakan memfasakh perkawinan antara Penggugat dan Tergugat;

  Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, dan dengan mengingat ketentuan Pasal 149 ayat (1) R.Bgmaka gugatan Penggugat telah dapat dikabulkan dengan verstek;

  Menimbang, bahwa berdasarkan pasal 84 Undang – Undang Nomor 7 tahun 1989, yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 tahun 2009, Panitera Pengadilan Agama Karangasem berkewajiban selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari mengirimkan satu helai salinan putusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap kepada Pegawai Pencatat Nikah yang wilayahnya meliputi tempat kediaman Penggugat dan Tergugat dan Pegawai Pencatat Nikah tempat perkawinan dilangsungkan. Oleh karena itu Majelis Hakim memandang perlu memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Karangasem untuk mengirimkan satu helai salinan Putusan dalam perkara ini kepada Pegawai Pencatat Nikah yang bersangkutan;

  Menimbang, bahwa gugatan Penggugat termasuk bidang perkawinan, maka sesuai dengan pasal 89 ayat (1) Undang-undang Nomor : 7 Tahun 1989 yang sudah diubah dua kali dan terakhir dengan UU. No. 50 tahun 2009 semua biaya yang timbul dalam perkara ini dibebankan kepada Penggugat;

  Mengingat, pasal 49 UU No. 7 tahun 1989 dan Perubahannya serta segala ketentuan perundang-undangan yang berlaku, dan dalil syar’i yang berkaitan dengan perkara ini;

  MENGADILI

  1. Menyatakan Tergugat yang telah dipanggil secara resmi dan patut untuk menghadap sidang tidak hadir;

  2. Mengabulkan gugatan Penggugat secara verstek;

  3. Memfasakh perkawinan Penggugat (Penggugat) dengan Tergugat (Tergugat);

  4. Memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Karangasem untuk mengirimkan salinan putusan yang telah berkekuatan hukum tetap kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Karangasem Kabupaten Karangasem dan kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu;

  5. Membebankan kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara sejumlah Rp.361.000,- (tiga ratus enam puluh satu ribu rupiah)

  Demikian diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis yang dilangsungkan pada hari Rabu tanggal 30 Agustus 2017 M. bertepatan dengan tanggal 8 Dzulhijjah 1438 H, oleh kami Drs.Amanudin, S.H., M.Hum, sebagai Hakim Ketua Majelis serta Abdurrahman, S.Ag. dan Nurul Laily, S.Ag sebagai Hakim Anggota, dan pada hari itu juga diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua Majelis tersebut, dengan dihadiri oleh hakim Anggota tersebut di atas dan dibantu oleh Ramli, SH sebagai Panitera serta dihadiri oleh Penggugat tanpa hadirnya Tergugat;

  Ketua Majelis Drs.Amanudin, S.H., M.Hum

  Hakim Anggota Hakim Anggota Abdurrahman, S.Ag Nurul Laily, S.Ag.

  Panitera Ramli, SH

  Perincian Biaya Perkara :

  1. Pendaftaran : Rp. 30.000,-

  2. Proses : Rp. 50.000,-

  3. Panggilan : Rp. 270.000,-

  4. Redaksi : Rp. 5.000,-

  5. Materai : Rp. 6.000,- Jumlah Rp. 361.000,-