Tugas Fisika Dalam Al Quran

Tugas Fisika Dalam Al-Qur’an

Nama

: Khaira Riska Ana

NIM

: 1306103030049

Kelas

: Reguler B.

1. Tuliskan isi ayat, terjemah, asbabunnuzul beserta tafsir dari ayat 195 dalam
surat Albaqarah!
Jawaban:
      
       
 
195. dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu

menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.

 Asbabun Nuzul:
Dalam riwayat Bukhari, dikemukakan bawa ayat diatas turun berkenaan
dengan hukum nafkah.adapun riwayat Abu Daud dan Tirmidzi mengatakan :” ketika
islam telah jaya, dan berlimpah pengikutnya, kaum Anshar berbisik kepada
sesamanya ‘Harta kita telah habis, dan Allah telah menjayakan islam. Bagaimana
sekiranya kita membangun dan memperbaiki ekonomi kita kembali?’ maka turunlah
ayat ini sebagai teguran kepada mereka agar jangan menjerumuskan diri ke dalam
kebinasaan.
Dalam riwayat lain, dikemukakan bahwa peristiwa yang melatar belakangi
turunnya ayat tersebut adalah : kaum Anshar terkenal gemar bersedekah dengan
mengeluarkan harta kekayaannya sebanyak-banyaknya. Di saat paceklik (musim
kelaparan), mereka tidak lagi memberikan sedekah. Maka turunlah ayat tersebut.

 Penafsiran Ayat :
Ayat diatas mengandung sebuah larangan, dan dua perintah. Dan ayat tersebut
ditutup dengan penegasan mengenai kepastian Allah terhadap orang-orang yang mau
mendengar dan patuh pada perintah yang terkandung di dalam ayat tersebut.

Adapun sebuah larangan yang Allah sebutkan dengan kata-kata “Dan janganlah
kamu menjatuhhkan dirimu sendiri kedalam kebinasaan,” Ibnu katsir dalam
penafsiran ayat ini, Beliau mengatakan “dari Ali Bin Abi Thalhah, dari Ibnu Abbas
beliau berkata ‘Kebinasaan yang dimaksud dalam ayat ini adalah Azab Allah
Subhanahu wata’ala.”
Berkata pula al-Hasan al-Bashri bahwa yang dimaksud dengan ayat tersebut
adalah kikir atau bakhil. Juga disebutkan pula bahwasanya Samak Harb telah
meriwayatkan dari an-Nu’man bin Basyir beliau mengatakan, “ Ayat ini mengenai
seorang yang melakukan perbuatan dosa, lalu ia yakin bahwa Allah tidak akan
mengampuninya. Maka ia pun mencampakkan dirinya sendiri ke dalam kebinasaan
artinya, ia semakin berbuat dosa.”
Sedangkan mengenai dua perintah yang Allah Sebutkan dalam ayat ini, Ibnu
Katsir menafsirkan bahwa “ Ayat ini mengandung perintah berinfak di jalan Allah
dalam berbagai segi amal yang dapat mendekatkan diri kepada Allah dan dalam segi
ketaatan, terutama membelanjakan dan menginfakkan harta kekayaan untuk
berperang melawan musuh-musuhnya. Selain itu, ayat ini bermakna juga bahwa bagi
dia yang terbiasa berinfak mencari ridha Allah, maka kebinasaan baginya jika ia
berhenti dan meninggalkannya. Karena Adalah sebuah kebaikan yang tidak ternilai
harganya di sisi Allah hamba yang membelanjakan hartanya di jalan Allah.”
Selanjutnya Ayat ini disambung dengan perintah untuk berbuat baik, yang

merupakan ketaatan yang tertinggi yang disejajarkan nilainya dengan berinfak atau
membelanjakan harta di jalan Allah.
Kemudian Allah tutup ayat ini dengan kabar gembira bagi kita yang taat dan
menjalankan perintah di dalam ayat ini yaitu :” Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang berbuat baik.” Karena kata menyukai bagi Allah adalah sebuah

kepastian. Dan Allah jika menyukai hambanya, maka segala kemudahan akan
terbentang di hadapan hamba tersebut.

2. Tulislah ayat dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 260 beserta arti,
asbabun nuzul dan tafsirnya. Dan jelaskan pula apa hikmah ayat tersebut
yang dapat diambil dalam kehidupan sehari-hari.
      
        
      
      
      
      
260. dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku
bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati." Allah berfirman: "Belum

yakinkah kamu ?" Ibrahim menjawab: "Aku telah meyakinkannya, akan tetapi agar
hatiku tetap mantap (dengan imanku) Allah berfirman: "(Kalau demikian) ambillah
empat ekor burung, lalu cincanglah[165] semuanya olehmu. (Allah berfirman): "Lalu
letakkan diatas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian
panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera." dan ketahuilah
bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

[165] Pendapat diatas adalah menurut At-Thabari dan Ibnu Katsir, sedang menurut
Abu Muslim Al Ashfahani pengertian ayat diatas bahwa Allah memberi penjelasan
kepada Nabi Ibrahim a.s. tentang cara Dia menghidupkan orang-orang yang mati.
Disuruh-Nya Nabi Ibrahim a.s. mengambil empat ekor burung lalu memeliharanya
dan menjinakkannya hingga burung itu dapat datang seketika, bilamana dipanggil.
Kemudian, burung-burung yang sudah pandai itu, diletakkan di atas tiap-tiap bukit
seekor, lalu burung-burung itu dipanggil dengan satu tepukan/seruan, niscaya
burung-burung itu akan datang dengan segera, walaupun tempatnya terpisah-pisah
dan berjauhan. Maka demikian pula Allah menghidupkan orang-orang yang mati
yang tersebar di mana-mana, dengan satu kalimat cipta hiduplah kamu semua
pastilah mereka itu hidup kembali. Jadi menurut Abu Muslim sighat amr (bentuk kata
perintah) dalam ayat ini, pengertiannya khabar (bentuk berita) sebagai cara
penjelasan. Pendapat beliau ini dianut pula oleh Ar Razy dan Rasyid Ridha.


 Tafsir Ayat

Diriwayatkan oleh al imam Bukhari dari abu Hurairah bersabda Rasulullah
Salallahu ‘alaihi Wassalam: “kita lebih berhak untuk ragu-ragu dari pada ibrahim
ketika ia berkata : Wahai Rabb-ku, perlihatkanlah kepadaku, bagamana Engkau
menghidupkan orang mati.’ Allah berfirman: ‘Belum yakinkah engkau?’ Ibrahim
menjawab ‘Aku telah meyakininya akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan
imanku).’ “
Ibrahim ingin agar pengetahuannya yang berdasarkan keyakinan itu menjadi
meningkat kepada pengetahuan yang bersifat 'ainul yaqin dan ingin menyaksikan hal
tersebut dengan mata kepalanya sendiri. Maka demikian Allah berfirman:

‫خيذ أ كيربككعةة إمكن ال نكطي يإر كفهصيرهه نكن إإل كي يكك‬
‫كقاكل كف ه‬
"(Kalau demikian) ambillah empat ekor burung, lalu potong-potonglah burungburung itu olehmu,”
al–Aufi menceritakan dari Ibnu Abbas, bahwa firman Allah,
Artinya adalah “Ikatlah”.

‫كفهصيرهه نكن إإل كي يكك‬


,

Maka Ibrahim mengikatnya. Lalu ia menyembelih dan memotongmotongnya, mencabuti bulu-bulunya, mencabik-cabiknya, serta mencampur adukan
antara satu bagian dengan bgian yang lain. Setelah itu ibrahim membagi-bagi bagian
tubuh burung-burung tersebut dan meletakkan bagian-bagian itu pada setiap gunung.
Ada yang mengatakan bahwa gunung itu berjumlah empat. Tetapi ada juga yang
mengatakan berjumlah tujuh gunung.
Berkata Ibnu Abbas : “Ibrahim mengambil kepala burung-burung itu dengan
tangannya, kemudian Allah SWT menyuruhnya untuk memanggil burung-burung
tersebut. Maka ibrahim pun segera memanggilnya. Seperti yang diperintahkan oleh
Allah Ta’ala.”
Kemudian Ibrahim melihat bulu-bulu itu berterbangan menuju bulu-bulu
yang lainnya, darah menuju ke darah yang lain, daging ke daging yang lainnya, serta
bagian tubuh masing-masing burung itu berhubungan satu dengan lainnya sehingga
msing-masing burung menjadi satu kesatuan yang utuh. Lalu burung-burung itu
mendatangi ibrahim dengan segera. Hal itu supaya penglihatan ibrahim benar-benar

jelas tentang apa yang telah ia tanyakan. Dan masing-masing burung datang dan
bersatu dengan kepalanya yang berada di tangan Ibrahim AS. Jika yang diberikan

kepada burung itu bukan kepalanya sendiri, maka ia langsung tersusun dengan
tubuhnya dengan daya dan kekuatan Allah Ta’ala.
Oleh karena itu, Allah berfirman: “Dan ketahuilah bahwa Allah
Mahaperkasa lagi Mahabijaksana”. Maksudnya adalah, Allah maha perkasa tidak
ada sesuatu pun yang dapat mengalahkan-Nya dan tidak pula yang dapat
menghalangi-Nya dari sesuatu. Apa yang dia kehendaki, pasti akan terjadi tanpa
adanya sesuatu yang menhalangi-Nya, karena dia mahaperkasa atas segala sesuatu,
maha bijaksana dalam ucapan, perbuatan, syariat, dan ketetapan-Nya.
3. Tulislah ayat dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 259 beserta arti,
asbabun nuzul dan tafsirnya. Dan jelaskan pula apa hikmah ayat tersebut
yang dapat diambil dalam kehidupan sehari-hari.
       
       
         
         
      
      
     
      
        

  
259. atau Apakah (kamu tidak memperhatikan) orang yang melalui suatu negeri yang
(temboknya) telah roboh menutupi atapnya. Dia berkata: "Bagaimana Allah
menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur?" Maka Allah mematikan orang itu
seratus tahun, kemudian menghidupkannya kembali. Allah bertanya: "Berapakah
lamanya kamu tinggal di sini?" ia menjawab: "Saya tinggal di sini sehari atau
setengah hari." Allah berfirman: "Sebenarnya kamu telah tinggal di sini seratus tahun
lamanya; lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum lagi beubah; dan
lihatlah kepada keledai kamu (yang telah menjadi tulang belulang); Kami akan
menjadikan kamu tanda kekuasaan Kami bagi manusia; dan lihatlah kepada tulang
belulang keledai itu, kemudian Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami
membalutnya dengan daging." Maka tatkala telah nyata kepadanya (bagaimana Allah
menghidupkan yang telah mati) diapun berkata: "Saya yakin bahwa Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu."

 Penafsiran :
Allah Berfirman :

      
 

“atau Apakah (kamu tidak memperhatikan) orang yang melalui suatu negeri
yang (temboknya) telah roboh menutupi atapnya.”
Orang Yang dimaksud di dalam ayat ini adalah Uzair, dan Negeri yang roboh
itu dalam beberapa riwayat dikatakan adalah Baitul Maqdis. Uzair melintasi negeri
itu setelah dihancurkan dan dibunuh penduduknya oleh raja bukhtanshar.

‫حإيي كهإذإه الل نكهه بكيعكد كميوإتكها‬
‫كقاكل أ ك ن كنى ي ه ي‬
Ia mengatakan, “bagaimana Allah bisa membangun kembali kampung itu,
padahal sudah berantakan seperti ini?”maksudnya membangun dan mendirikan
bangunan yang sudah runtuh itu adalah suatu hal yang mustahil. Sebab, situasinya
sangat parah, dan penghuninya pun tidak ada.

‫عامم ث هنمك بككعثكهه‬
‫كفأ ككماتكهه الل نكهه إمائككة ك‬
Kemudian, allah menjadikan kesadarannya hilang dan tidak bisa bergerak.
Tetapi,

ruhnya


masih

tetap

berada

di

dalam

tubuhnya.

Lalu,

Allah

membangunkannya kembali setelah melalui masa seratus tahun.

‫عامم كفان يهظير إإكلى كطكعاإمكك‬
‫كقاكل ل كإبثي ه‬

‫ت إمائككة ك‬
‫ت ي كيوةما أ كيو بكيعكض ي كيومم كقاكل بكيل ل كإبثي ك‬
‫كوكشكراإبكك ل كيم ي كتككسن نكيه‬
Allah membangunkannya setelah masa seratus tahun, dan setelah
membangunkannya, Allah mengatakan, “berapa lama , hai ‘uzair, kamu tinggal ?”
‘uzair menjawab , “kami tinggal kira-kira setengah atau satu hari penuh”. Jawaban
ini didasarkan pada dugaan dan perhitungannya. Kemudian Allah menjawab, “kamu
tinggal disini tidak sesingkat itu. Kamu sudah sangat lama tinggal disini”. Meski
damikian, makanan dan minuman tidak sedikitpun berubah, tidak seperti makan dan
minuman, akan rusak bila melalui masa yang sangat lama.

Maksud dari pertanyaan ini, karena di dalam hatinya ada perasaan yang
menduga akan ketidak mampuan Allah melakukan hal itu karenanya lalu
diperlihatkan padanya kehebatan kekuasaan Allah, dengan membiarkan makanan dan
minuman tidak mengalami kerusakan, meski telah melewati waktu yang sangat
panjang. Hali ini sekaligus memberitahukan bahwa di hidupkannya kembali itu
adalah setelah melaui masa yang sangat panjang.

‫كوان يهظير إإكلى إحكماإركك‬
Tulang belulang dan persendian telah berantakan. Hal itu menunjukkan suatu
bahwa kamu sudah lama tinggal di sini. Dengan demikian, hatimu akan semakin
mantap kepada kekuasaan Allah.

‫جكعل ككك آي كةة إلل نكناإس‬
‫كولإن ك ي‬
Kami telah melakukan apa yang terjadi padamu, seperti menjadikan kalian
hidup kembali. Demikian halnya dengan keedaimu dan terpeliharanya makanan dan
minuman, agar perasaan heran itu hilang dari perasaanmu. Kami perlihatkan ayatayat kebesaran-Ku pada dirimu, dan apa yang terjadi pada makana da minumanmu.
Semuanya itu agar dapat dijadikan sebagai tanda yang menunjukkan kebesaran-Ku.

‫حةما‬
‫كوان يهظير إإكلى ال يإعكظاإم ك كي يكف ن هن يإشهزكها ث هنمك ن كك يهسوكها ل ك ي‬
Sesungguhnya yang mampu menempelkan tulang belulang ini ini dengan
daging, kemudian memberinya kehidupan kembali hingga menjadi hewan yang
hidup, adalah mampu berkuasa membangun reruntuhan kampung tersebut menjadi
baik seperti semula.demikian pula yang Maha Kuasa, dapat menghidupkan kembali
orang yang telah “tidur” seratus tahun, dan juga dapat menghidupkan orang yang
telah mati beribu tahun. Bagi Allah hal itu sangatlah mudah.

‫عكلى ك ه ن إل كشييمء كقإديرر‬
‫كفل ك نكما تكبكي نككن ل كهه كقاكل أ ك ي‬
‫عل كهم أ ك نكن الل نككه ك‬
Ketika telah ditampakkan padanya, dihidupkannya kembali binatang yang
sudah mati. Ia mengatakan, “ kini, aku telah mengetahui secara yakin tentang

kebesaran ilahi dalam diriku dan alam semesta ini. Allah, melakukan segala sesuatu
yang berada di hadapanku adalah mudah. Sedikitpun tidak ada kemustahilan bagiNya.

4. Tulislah ayat dalam Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 78 beserta arti, asbabun
nuzul dan tafsirnya. Dan jelaskan pula apa hikmah ayat tersebut yang dapat
diambil dalam kehidupan sehari-hari.

     
    




 
78. dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.

 Penafsiran:
Sebuah peristiwa gaib yang dekat, tetapi ia cukup jauh mendalam. Proses
kejadian janin bisa jadi terdeteksi oleh manusia. Akan tetapi mereka tidak tahu
bagaimana proses itu terjadi, sebab ia merupakan rahasia kehidupan yang
tersembunyi. Ilmu yang selama ini diakui manusia dan ia merasa tinggi dengannya
sehingga ia ingin menguji kebenaran peristiwa hari kiamat dan alam gaib lainnya
adalah ilmu yang dangkal yang baru saja ia peroleh sebab.
Allah Berfirman :

    
   
“Dan Allah mengeluarkanmu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui
sesuatu pun”....
Allah yang melahirkan para pakar dan para peneliti dan mengeluarkannya
dari perut ibunya dalam kondisi tidak mengetahui apa-apa, adalah Maha dekat sekali!

Setiap ilmu yang ia dapatkan sesudah itu. Semuanya adalah anugerah dari Allah
sesuai ukuran yang dikehendaki-Nya untuk kepentingan manusia dan untuk
mencukupi keperluan manusia untuk hidup di muka bumi ini,
Allah Berfirman:









   
”.Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati, agar kamu bersyukur “
Dalam bahasa Al-Qur’an, hati terkadang diungkapkan dengan kata qalbu atau
dengan kata fu’aad, untuk menjelaskan setiap alat (organ) pemahaman pada diri
manusia. Hal ini meliputi apa yang diistilahkan dengan akal, juga potensi inspiratif
pada diri manusia yang tersembunyi dan tak diketahui hakikatnya serta cara
kerjanya. Allah memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati itu dalam rangka
“agar kamu bersyukur.”
Jadi, agar kamu bersyukur apabila kamu memahami betul nilai yang
terkandung pada nikmat-nikmat tersebut dan nikmat-nikmat Allah lainnya yang
diberikan kepadamu. Ekspresi syukur yang pertama adalah dalam bentuk beriman
kepada Allah sebagai Sesembahan Yang Maha Esa.