Tujuan Pengembangan Pendidikan IPS dengan

Tujuan Pembelajaran Pendidikan IPS

Studi Sosial adalah ilmu yang terintegrasi dari ilmu-ilmu sosial dan
humaniora untuk mempromosikan kompetensi sipil. Dalam program sekolah di
Indonesia, Studi Sosial kita kenal sebagai mata pelajaran IPS, terkoordinasi
secara sistematis menggambarkan pada disiplin ilmu seperti antropologi,
arkeologi, ekonomi, geografi, sejarah, hukum, filsafat, ilmu politik, psikologi,
agama, dan sosiologi, serta konten yang sesuai dari humaniora, matematika,
dan ilmu alam.
Landasan hukum pendidikan IPS adalah UU no 20 th 2003 yang mana
dalam UU tersebut disebutkan tentang Tujuan nasional Pendidikan Adalah
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.
Tujuan yang tercantum dalam Undang-undang tersebut berkesesuaian
dengan tujuan dari pengembangan pendidikan IPS seperti yang dikemukakan
Supriatna (2007 : 1-2) pengembangan pendidikan IPS meliputi pengembangan
intelektual, kemampuan individual serta perannya dalam masyarakat. Hal

tersebut pada akhirnya akan dibangun melalui suatu pondasi pendidikan IPS
yang dirancang oleh keterkaitan yang signifikan antara teori dan konsep serta
landasan filosofis, akademik, dan edukatif dengan tujuannya .
Selanjutnya Hanna, dalam Somantri,( 2001:260) mengemukakan bahwa
bahwa tujuan pengajaran IPS di sekolah ialah untuk menumbuhkan warga
Negara yang baik. Pengajaran di sekolah harus merupakan “a unified
coordinated holistic study of men living in societies”
Bila kita lihat konten dari mata pelajaran IPS, Proses pembelajaran IPS

adalah

proses

mengajar-membelajarkan

segala

aspek,

fenomena,


perkembangan dan permasalahan kehidupan sosial manusia di masyarakat.
Oleh karena itu, masyarakat merupakan sumber utama pembelajaran IPS.
Melalui pendidikan IPS, peserta didik belajar bagaimana keharusan hidup
dalam suatu masyarakat, bagaimana memecahkan masalah individu dan
sosialnya dengan cerdas, dan

bagaimana menjadi warga negara yang

demokratis dan bertanggung jawab serta mengetahui dan memahami hak
dan kewajibannya tanpa meninggalkan norma-norma yang berlaku dan nilainilai religious yang diyakini.
Dengan

demikian

pembelajaran

IPS

,


diajarkan

dalam

rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa tanpa meninggalkan nilai-nilai religious.
IPS ,

menggali dan mengembangkan potensi-potensi peserta didik agar

menjadi manusia –manusia yang tangguh , kreatif dan mandiri. Hasil
pendidikan IPS diantaranya juga adalah dihasilkannya generasi muda yang
dinamis

,

tidak


bersikap

apatis

terhadap

perubahan

yang

terjadi

disekelilingnya, memahami hak dan kewajiban serta berjiwa demokratis.
John Dewey.( 1966), dalam The Child and Curriculum. Meski buku ini
lebih banyak membicarakan bagaimana kurikulum yang baik disusun oleh
guru dan pemerintah, namun penulis menganggap buku ini penting untuk
dipahami oleh para mahasiswa jurusan IPS. John Dewey telah memberikan
kontribusi yang sangat bagus, bagaimana ia memberikan kritik terhadap
sistem sekolah tradisional, dimana pusat perhatian pendidikan berada diluar
anak, apakah itu guru, buku, teks dan sebagainya. Kondisi ini merupakan

kegagalan untuk melihat anak sebagai makhluk hidup yang tumbuh dalam
pengalaman dan di mana dalam kapasitasnya untuk mengontrol pengalaman
dalam transaksinya dengan lingkungan. Hasilnya pokok-persoalan terisolasi
dari anak dan hubungan menjadi formal, simbolik, statis, mati; sekolah
menjadi

tempat

selanjutnya

untuk

terpisah

mendengarkan,
dari

hidup.

untuk


Pendidikan

instruksi
IPS

massal,

tentunya

dan
tidak

mengharapkan hal tersebut terjadi. Oleh karena pendidikan IPS sebaiknya

mengambil content materi ajar dan pengajarannya berbasis pada anak dan
lingkungan dimana mereka tinggal.sehingga mereka dapat belajar dan
beriteraksi langsung antara pengetahuan yang dimilikinya dan konteks
keseharian mereka. Sumber belajar tidak hanya buku teks, tetapi dapat dari
berbagai sumber /kontekstual, dari majalah, Koran, TV,


internet dan

peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekelilingnya. Dengan demikian yang
menjadi sumber belajar adalah kehidupan social di masyarakat.
Dalam buku “Strategi Mengajar Ilmu Sosial” Prof. DR. Idrus Affandi, S.H.
(2012: ii). Mengemukakan bahwa :
“ tujuan utama studi social adalah untuk membantu generasi muda
mengembangkan kemampuan menyusun informasi dan alasan membuat
keputusan untuk kepentingan public sebagai warga masyarakat di alam
demokrasi yang saling ketergantungan “
Dari buku tersebut, penulis memahami langkah untuk membekali para
peserta didik bukan hanya dari segi knowledge saja melainkan peserta didik
harus dilatih /dibiasakan dan diberi keterampilan hidup ,untuk trampil dalam
memecahkan persoalan-persoalan kehidupan pribadi dan permasalahan
social sehingga mereka dapat mengambil keputusan-keputusan dengan baik
dan cerdas . oleh karena itu, penulis sebagai guru, merasa penting untuk
menampilkan persoalan-persoalan actual yang sesuai dengan konteks
pelajaran untuk dibahas secara bersama dalam suasana kelas yang
demokratis. Suasana kelas yang demokratis diharapkan akan menjadi

karakter sikap mereka dikemudian hari.
Dalam buku “Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS “ Muhammad
Numan Somantri (2001:74) mengemukakan bahwa:
” Pendidikan IPS adalah suatu penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu sosial,
ideologi negara dan disiplin ilmu lainnya serta masalah-masalah sosial
terkait, yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk
tujuan pendidikan pada tingkat pendidikan dasar dan menengah
IPS sebagai pengetahuan yang terintegrasi dari berbagai disiplin ilmu social;
ekonomi, geografi, sejarah, sosiologi, hukum, ilmu politik, antropologi,
psikologi, dan filosofi.

Dalam hal ini guru harus mampu mengemas

pengetahuan-pengetahuan yang terdapat dalam IPS dengan cermat dan
memilih

materi

dengan


bobot

yang

mempertimbangkan

tingkat

perkembangan peserta didik. Bagaimana disiplin ilmu politik sebagai bagian
dari konten IPS pada mata pelajaran PKn disajikan pada peserta didik di
tingkat SMP akan berbeda dengan pendidikan politik pada tingkat SMA.
Begitupun pada bidang mata pelajaran lain yang terdapat dalam rumpun IPS
meski diberikan dalam teknik dan metode yang sama tentunya memiliki
keluasan bahasan yang berbeda,
Pernyataan tersebut diatas nyaris memiliki tujuan yang sama dengan
James A. Bank menyatakan bahwa tujuan utama dari social studies adalah
sebagai berikut :
“ The main goal of social studies should be to help students develop the
ability to make reflective decisions so that they can resolve personal
problema and the shape public policy by participating in intelegent social

action”.
Dengan demikian, IPS sebagai ilmu pengetahuan yang terintegrasi dari
berbagai disiplin ilmu yang ada padanya berusaha memberikan bekal kepada
peserta didik, tidak saja berupa kecakapan dalam penguasaan ilmu
pengetahuan namun juga kecakapan dalam keterampilan hidup. Pengajaran
IPS harus dapat dirasakan manfaatnya bagi mereka saat terjun di
masyarakat, mereka akan tahu bagaimana cara berinteraksi dengan baik
antara individu lain, bagaimana pentingnya taat terhadap aturan yang berlaku
dan bagaimana mengambil keputusan-keputusan penting bagi diri dan public
secara tepat dan cerdas dalam kehidupan yang demokratis.
Implementasinya adalah IPS harus menyertakan konten-konten yang
mempelajari masalah-masalah social yang up to date . Penulis mengambil
contoh, pengetahuan tentang sejarah, tidak melulu harus membahas tentang
kemasa laluandan menghapalkan ,kapan sebuah peristiwa terjadi dalam
bentuk hapalan , melainkan pemanfaatan nilai dan budaya apa yang dapat
kita ambil manfaatnya dari masa lalu untuk kehidupan masa kini dan masa
yang akan datang. Peserta didik harus memahami bagaimana peradaban
manusia terbentuk dari masa ke masa dan bagaimana cara manusia uk
beradaptasi dalam lingkungan masyarakatnya sebagai makhluk social yang


saling berketegantungan satu sama lain, dan bagaimana tata nilai serta
norma-norma mengalami pergeseran, begitupun budaya yang demikian
beragam tercipta dan dimiliki umat manusia mengalami seleksi dari jaman ke
jaman..
Dengan demikian IPS sebagai ilmu pengetahuan , adalah kumpulan
pengetahuan yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata dimana
mereka berada serta mendukung terciptanya good citizens. Yaitu menjadikan
generasi yang memiliki watak karakter yang baik, mengetahui hak dan
kewajibannya, berperilaku sesuai dengan nilai, norma dan moral yang
berlaku. Pendidikan IPS harus meaning full, bermanfaat bagi siswa dan
kehidupannya.Pendidikan IPS tidak hanya berorientasi pada pengembangan
intelektual, tetapi juga mengasah sikap , ketrampilan, dan kecerdasan dalam
pengambilan keputusan serta membina sikap kritis sehingga mereka dapat
berpartisipasi dalam pembuatan kebijakan public dalam aksi sosial.

**Terima kasih kepada Dr. Hj. Arnie Fajar, M.Pd dosen mata kuliah
Problematika Pendidikan IPS, Program Pascasarjana STKIP Pasundan
Cimahi

Referensi
.Affandi, Idrus (2009) Konsep Pendidikan IPS, (materi ajar perkuliahan)
Dewey,John. 1966. The Child And The Curriculum.The United States of
America. The University Of Chicago Press, Chicago&London. University of
Taronto Press
Fajar, Arnie, (2014), Slide Bahan Ajar Analisis Kurikulum IPS, STKIP
Pasundan, .Cimahi

Somantri, M. Numan. 2001. Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS,
Bandung: Rosdakarya
Undang-Undang No. 20 th 2003