METODE resitasi dengan metode (4)

METODE PELAKSANAAN DAN ANALISA TEKNIS

1. Nama Pekerjaan
Peningkatan Jalan
2. Lokasi Pekerjaan
3. Ruang Lingkup Pekerjaan
Spesifikasi teknis dalam dokumen ini adalah untuk pekerjaan :
- Galian tanah untuk saluran air dan drainase- Galian tanah biasa
- Lapis Pondasi Aggregat Klas C
- Lapis Penetrasi Macadam
- Hampar Pasir Alas
- Hampar Batu Dasar
- Hampar Batu Pecah uk. 3-5 Cm
- Pengaspalan I @ 3,2 Kg/M2
- Hampar Batu Pecah uk. 1-3 Cm
- Pengaspalan II @ 2 Kg/M2
Maksud utama pelaksanaan pekerjaan ini adalah untuk memperlancar
transportasi dan menghubungkan pemukiman penduduk dan fasilitas
pemerintah yang ada.
4. Tenaga Pelaksanaan
Tenaga Pelaksanaan untuk mengerjakan pekerjaan ini adalah :

1. Tenaga Pelaksana FULL TIME dari Kontraktor serendah-rendahnya
mempunyai pendidikan sbb :
a). Sarjana Sipil/Sarjana Muda Sipil yang berpengalaman dalam Bidang Sipil
b). STM Sipil yang berpengalaman dalam Bidangnya.
Tenaga tersebut harus mampu dan bertanggung jawab atas hasil akhir
pekerjaan.

2. Tenaga Tukang yang dipergunakan oleh Kontraktor harus Ahli dan cukup
berpengalaman dalam bidangnya.
3. Tenaga yang di maksud butir 1 terlebih dahulu dimintakan persetujuan
tertulis dari Pimpinan Proyek sebelum pekerjaan dimulai,
4. Kontraktor harus menjamin keselamatan kerja semua orang yang telibat
dalam pelaksanaan pekerjaan, dengan peralatan dan perlengkapan
keselamatan kerja, prosedur kerja dan mengikut sertakan dalam asuransi
tenaga kerja (Astek).
5. P e r a l a t a n.
Peralatan yang dipakai pada pekerjaan ini adalah :
1. Excavator (minimal 1 unit)
2. Dump truck (minimal 4 unit kapasitas 4 m3 ).
3. Motor Grader (minimal 1 unit)

4. Vibro Compactor (minimal 1 unit)
5. Three Wheel Loader (Minimal 1 unit)
Semua alat yg dipergunakan masih berada dalam kondisi operasi yang
baik.
Semua peralatan yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus disediakan
oleh Kontraktor dalam penggunaannya.
Alat yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, tidak boleh di pergunakan
dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut.
6. Bahan – bahan
1Batu
1. Batu yang dipakai pada pekerjaaan yang ditunjukan dalam gambargambar haruslah :
a. Batu harus dari bebatua yang baik serta yang homogen dan tidak
mengandung bidang retakan.
b. Bidang permukaan bersih terhadap lumpur atau kotoran-kotoran yang

menempel pada permukaan batu tersebut.
6.1.2. Ukuran batu diameter 10 – 15/ 15 – 30 Cm, untuk pekerjaan
pasangan batu
6.1.3. Batu yang akan dipakai harus sesuai dengan ketentuan dalam
persyaratan teknik, tidak terdapat batu-batuan yang gepeng dan pipih.

6.1.4. Sebelum batu tersebut dipasang harus mendapat persetujuan dari
Direksi.
6.1.5. Batu tersebut harus diambil dari sumber yang disetujui oleh Direksi.
2. Pasir
6.2.1. Pasir harus diambil dari sungai atau tambang pasir dan harus
memenuhi Standar Nasional Indonesia N1-2 serta PUBI.
6.2.2. Untuk pekerjaan beton cor dan beton bertulang maka pasir, bersih,
tajam, keras tidak terlalu halus dan dengan ukuran maksimum 2 mm.
6.2.3. Pasir tidak boleh terlalu terlalu banyak mengandung butiran kasar,
tanah/unsur dan tidak boleh mengandung garam serta harus memenuhi
pasal 3.3. PBI 1971.
6.2.4. Sebelum pemakaian pasir tesebut, harus lebih dahulu mendapat
persetujuan dari Direksi/Pengawas Lapangan.
3. Aggregat Kasar / Aggregat Halus
6.3.1. Agregat kasar untuk beton dapat memakai batu kerikil, atau batu
pecah (Splits) dan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
6.3.2. Batu Kerikil/batu pecah (Splits) harus bergradasi baik dengan ukuran
20 mm – 31,5 mm dan tidak berpori dan harus memenuhi seluruh pasal
3.4. PBI 1971.
6.3.3. Harus berasal dari batuan yang baik, keras, padat, bersih tidak

keropos, serta ridak bercampur dengan batu apung.
6.3.4. Tidak boleh banyak mengandung butiran-butiran yang pipih
(Gepeng).
6.3.5. Bila Kerikil (Splits) tersebut mengandung tanah atau lumpur, maka

sebelum digunakan harus dicuci terlebih dahulu.
6.3.6. Sebelum kerikil/batu pecah tersebut digunakan harus terlebih dahulu
mendapat parsetujuan dari Direksi/Pengawas Lapangan.
4. Aspal
6.3.1. Aspal yang digunakan aspal pen 60/70 atau 80/100, atau sesuai
petunjuk Direksi Pekerjan
2. harus memenuhi seluruh pasal . PBI 1971
7. Hasil Pekerjaan
Hasil kemajuan fisik yang diperhitungkan harus memenuhi ketentuan –
ketentuan sebagai berikut :
1. Sesuai ketentuan-ketentuan dalam RKS dan Gambar Bestek.
2. Hasil pekerjaan atas dasar perubahan Gambar Design yang disetujui oleh
Pemberi Tugas.
3. Ternyata tidak melebihi hasil maksimum hasil yang telah dicapai atau
ketentuan yang diatur dalam Kontrak.

4. Hasil pekerjaan sesuai kualitas dan kuantitas telah dicapai.
5. Perubahan-perubahan yang ditetapkan oleh Pemberi Tugas pada waktu
penunjukan pekerjaan dan selama pekerjaan sedang berjalan.
Hasil Pekerajaan Akhir (Penyerahan Pertama) dapat diterima Pemberi Tugas
apabila telah memenuhi syarat sebagai berikut :
PIHAK KONTRAKTOR telah mengajukan permohonan tertulis 2 (dua) minggu
sebelum tanggal ditetapkannya penyerahan I (PERTAMA) pekerjaan pemberi
tugas, untuk diadakan pemeriksaan Hasil Akhir yang telah dicapai yang
terdiri dari :
1. Semua pekerjaan yang telah diperintahkan baik melalui Kontrak maupun

perubahan-perubahannya sudah dilaksanakan sempurna.
2. Pembersihan/Perbaikan pekerjaan sudah dilaksanakan secara sempurna.
3. Gudang sudah dibersihkan dari tempatnya.
Sudah diadakan perhitungan kembali (Amandemen Kontrak) pekerjaan
tambah kurang sesuai hasil pekerjaan di lapangan menurut harga satuan
yang di dalam Kontrak.
Apabila jangka waktu masa pemeliharaan pekerjaan sudah berakhir,
pekerjaan akan diterima apabila sudah memenuhi persyaratan-persyaratan
sebagai berikut :

1. Pihak Kontraktor sudah melaksanakan perbaikan-perbaikan terhadap
kerusakan/cacat-cacat dari kategori bencana alam, dan hasil perbaikan oleh
pemborong tersebut sudah dapat diterima oleh Pemberi Pekerjaan dalam
kualitas/kuantitas sesuai dengan syarat-syarat teknis.
2. PIHAK KONTRAKTOR sudah mengajukan permohonan tertulis 2 (dua)
minggu sebelum tanggal ditetapkan penyerahan II (KEDUA) pekerjaan
kepada Pemberi Tugas, untuk diadakan pemeriksaan terhadap hasil
perintah tertulis atau dan pada buku harian sewaktu penyerahan
(PERTAMA) pekerjaan.
3. Loos kerja/gudang bila tidak ditentukan lain oleh Pemberi Tugas sudah
dibersihkan sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.
Apabila Pihak Kontraktor tidak melaksanakan ketentuan-ketentuan yang
diberi pada saat Penyerahan I (PERTAMA), maka biaya jaminan 5 % (lima
persen) tidak dapat diterima dan dikenakan sanksi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, selanjutnya pekerjaan dilaksanakan oleh
Pemborong lain dengan dana tersebut.
4. Kontraktor harus membuat dokumentasi pekerjaan mulai tahap 0 %, 50

% dan 100 % dengan pengambilan gambar pada sudut pandang yang
sama, termasuk tahapan pekerjaan yang penting. Dokumentsi ini dibuat 3

(tiga) set dan disusun rapi pada album sesuai urutan dan jenis pekerjaan.
5. As Built Drawing (gambar bangunan terpasang/jadi) harus dipersiapkan
pada saat penyrahan pertama pekerjaan untuk keperluan pemeriksaan dan
harus sudah diserahkan pada Direksi pada saat penyerahan kedua,
sebanyak 3 rangkap (1 asli + 2 salinan), semuanya atas biaya Kontraktor.
6. Kontraktor wajib membuat Surat Perjanjian (Kontrak) lengkap dengan
gambar bestek, perubahan Kontrak (Amandemen) lengkap dengan Gambar
Perubahan, serta Penggandaan sebanyak yang diperlukan dan semua
menjadi tanggungan Kontraktor.

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Persiapan Lapangan
1. Uitzet, bouwplank profil dan pembersihan lapangan adalah kewajiban
Kontraktor
2. Kontraktor wajib membuat loods kerja, kantor Direksi dan tempat tinggal
bagi Pelaksana dan Staf Kontraktor dan Pengawas Lapangan, ukuran/bahan
sesuai kebutuhan dan menjadi milik Kontraktor.
3. Kontraktor harus menyediakan Gudang tempat penyimpanan bahanbahan yang aman dan memenuhi syarat. Besarnya Ukuran ditetapkan
kemudian dan tetap menjadi milik Kontraktor.
4. Biaya-biaya yang berhubungan dengan hal tersebut diatas sudah

diperhitungkan dalam harga satuan pekerjaan.
2. Observasi Lapangan

1. Kontraktor sebelum melaksanakan pekerjaan wajib menunjuk Tenaga
Pelaksana “FULL TIME” untuk pekerjaan ini yang bertanggung jawab dan
diberi wewenang penuh dalam tugasnya dan diminta izin secara tertulis
kepada Pemimpin Proyek, disertai alamat rumah yang bersangkutan.
2. Tenaga Pelaksana Kontraktor wajib memimpin pelaksanaan pekerjaan
observasi sesuai ruang lingkup pekerjaan yang tercantum dalam kontrak ini
harus segera dilaporkan secara tertulis kepada Pemimpin Proyek meliputi :
1. Keadaan kecocokan lokasi pekerjaan dengan gambar rencana tentang
ukuran, dimensi, sasaran, dan fungsi.
2. Titik tetap yang digunakan untuk dasar pelaksanaan pekerjaan.
3. Kesimpulan/Saran.

3. Sebelum dimulai pelaksanaan Pihak Kontraktor bersama Pengawas
Lapangan perlu mengadakan Pra Paper Kerja membahas program kerja
meliputi :
1. Hubungan dengan masyarakat dan Pemerintah setempat sehingga
mengadakan dukungan terhadap pelaksanaan pekerjaan.

2. Penyusunan waktu kegiatan pada bagian-bagian pekerjaan dalam bentuk
Barchart Rencana yang diplot warna merah.
3. Penyusunan waktu pengadaan bahan serta peralatan sesuai jumlah yang
diperlukan sebelum pekerjaan dimulai agar diplot dalam barchart.
4. Penyusunan waktu penyerahan tenaga kerja sesuai kebutuhan dan sifat
pekerjaan yang diplot dalam bartchart.
5. Hal-Hal yang dimaksud butir 2.3.2. s/d 2.3.4.menjadi dasar monitoring
pelaksanaan dan segala perubahan dari rencana pelaksanaan yang telah
disusun, Pihak Kontraktor harus mengajuka alasan secara tertulis untuk
menjadi bahan pertimbangan Pemberi Tugas.
4. Berdasarkan ayat 3 diatas, Pihak Pemberi Tugas bersama Pihak
Kontraktor melaksanakan rumusan ketetapan Program Kerja pada tempat

yang ditentukan dan ditetapkan ini bersifat mengikat untuk dipatuhi selama
pelaksanaan pekerjaan.
3. Pengukuran Kembali (Uitzet)
1. Pihak Kontraktor wajib melaksanakan pengukuran kembali berpedoman
pada titik tetap yang ditentukan oleh Direksi Lapangan, sebagai dasar
Mutual Check Awal I.
2. Kontraktor wajib memasang patok tetap/pembantu pada lokasi-lokasi

sebagai berikut :
1. Memasang kembali unit beton bila titik ikat menurun, gambar bestek
sudah hilang dan elevasi unit beton harus cocok dengan gambar
rencana/revisi, ukuran pelaksanaan pembuatan patok ditentukan oleh
Pengawas Lapangan.
2. Memasang patok pembantu dari patok kayu untuk petunjuk as bangunan
yang akan dikerjakan.
3. Pemasangan bouwplank dan profil dibuat dari bahan kayu atau bambu
yang memenuhi syarat, ukuran berdasarkan gambar design/revisi rencana
yang ditentukan setelah hasil Uitzet.
4. Dokumentasi yang wajib diadakan dan diserahkan kepada Pemberi Tugas
yaitu :
1. Buku ukur yang telah diperiksa dan disetujui.
2. Gambar hasil Uitzet yang asli.
3. Gambar design berdasarkan hasil Uitzet yang terakhir menjadi dasar
perhitungan volume (Uitzet) pada pekerjaan, yang pelaksanaannya
diatur/ditetapkan oleh Pemberi Tugas, sebagai dasar dibuat Mutual Check
Awal dan Akhir.
4. Pembersihan Lapangan
1. Daerah Proyek yang keadaan lapangan pada tempat-tempat lokasi

pekerjaan masih berupa belukar maka sebelum pelaksanaan pekerjaan
dilaksanakan, telebih dahulu pohon-pohon/ tanaman-tanaman harus
dibersihkan dari tempat itu bersama akar-akarnya atas biaya Pemborong,

termasuk ganti rugi tanaman sebelum dimulai pelaksanaan ( apabila ada
ganti rugi tanaman ).
2. Daerah Proyek yang keadaan lapangan terdiri dari tegalan/rumputrumput, maka tempat-tempat/lokasi pekerjaan harus bebas dari
rerumputan tersebut.
5. Pekerjaan Galian Biasa
1. Pekerjaan galian Tanah menggunakan alat berat (Excavator) dan
dilaksanakan sesuai ukuran dan ketinggian yang ditunjukan dalam gambar
rencana atau menurut ukuran dan ketinggian lain sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi.
2. Ukuran yang berdasarkan atau menurut ketinggian tanah atau jarak
pekerjaan harus ditunjukan kepada Direksi lebih dahulu sebelum memulai
pekerjaan galian pada setiap tempat.
3. Yang dimaksud ketinggian tanah dalam perincian adalah permukaan
tanah sesudah pembersihan lapangan dan sebelum pekerjaan tanah
dimulai.
4. Sebelum penggalian pada tanah tersebut permukaannya harus dikupas
sampai kedalaman minimal 15 cm, untuk sementara tanah kupasan
ditimbun dan ditempatkan di sekitar areal pekerjaan.
6. Tidak akan diadakan pembayaran pada galian yang lebih dalam dari
yang telah ditentukan atau kelebihan pekerjaan penggalian.
7. Kontraktor harus membuang semua pekerjaan galian yang lepas dan
menambah dengan material yang berbutir kasar yang dipadatkan dan
dibentuk sedemikian rupa agar permukaannya sesuai kembali dengan
gambar rencana, atau dengan petunjuk Direksi.
6. Pekerjaan Galian Drainase Untuk Saluran Air
1. Galian Tanah Saluran menggunakan tenaga manusia, dilaksanakan
sesuai gambar dan petunjuk Direksi Lapangan.
2. Kemiringan saluran diperhatikan, jangan sampai air tidak mengalir atau

tergenang, memakai waterpass untuk menentukan kemiringan saluran air.
3. Tanah hasil galian dihampar pada sisi jalan untuk pembentukan bahu
jalan dan yang lebih dibuang dari lokasi pekerjaan, jangan dibiarkan
menumpuk dibahu jalan.

7. Pekerjaan Lapis Pondasi Aggregat A dan Aggregat C
1. Lapis aggregate ini adalah pekerjaan perkerasan berbutir sebagai
pekerjaan perbaikan pondasi jalan
2. Sebelum dihampar terlebih dahulu badan jalan dibentuk sesuai profil
yang diinginkan dengan menimbun dan menggali permukaan jalan yang
tidak rata.
3. Ketebalan hamparan sesuai dengan kebutuhan lapangan.
10. Pekerjaan Lapis Penetrasi Macadam
1. Pekerjaan ini adalah akhir dari pekerjaan konstruksi perkerasan aspal,
lapis penetrasi macadam dengan ketebalan 5 cm
2. Tahapan dalam pelaksanaan ini adalah hampar batu pecah 3-5 cm,
disiram aspal, hampar batu pecah 2-3 disiram aspal sebagai pengunci dan
hamparan pasir sebagai penutup
3. Setiap hamparan aggregate dipadatkan dengan alat pemadat.