masalah dan komplikasi pada Bayi baru la

LAPORAN TUTORIAL
BLOK 4A MINGGU 2
Skenario 2 : Hari-hari Pertama Kehidupan
Pembimbing : Bd. Lusiana Elsinta Bustami,
SST, M.Keb
Kelompok 5

Prodi S1 Kebidanan
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
2015/2016

Anggota
Ainul Azkiya

(1410331004)
Miftahul Jannah
(1410332005)
Annisa Belladona Alnotri
(1410331007)
Nana Jannatunnisak
(1410331010)

Yuni Febriani
(1410331013)
Wahyu Zikria
(1410331014)
Irma Elviana
(1410331022)
Rima Afgriana
(1410332002)
Nora Maghfiroh N
(1410332006)
Noveriska Angela Marici K
(1410339001)

MODUL 2
SKENARIO 2 : Hari-hari Pertama Kehidupan

Bidan susi seorang bidan praktek mandiri sedang melakukan perawatan
pada bayi yang lahir 6 hari yang lalu, dengan BBL 2300 gram. Ibu
memiliki riwayat merokok dan menggunakan narkoba sebelum
kehamilan. Dari pemeriksaan fisik bayi tampak mengalami seborrhoea

dan ikterik derajat 2, suhu 39°C, pernafasan 50x/menit serta terdapat
hemangioma pada paha kiri.
Sejak awal kelahiran bidan mengajarkan agar ibu dan keluarga secara
bergantian melakukan metode kangguru kepada bayinya untuk
mencegah hipotermi. Bidan susi menjelaskan jika bayi kurang
mendapatkan
nutrisi
akan
mengalami
hipoglikemia
dan
hiperbilirubinemia.
Bidan menjelaskan bahwa sebentar lagi tali pusat akan puput. Jangan
memberikan ramuan apapun karena kebiasaan masyarakat setempat
memberikan cengkeh putih pada pusat bayi. Bidan menjelaskan kepada
keluarga bahwa kondisi bayi memerlukan rujukan namun bayi harus tetap
mendapat ASI selama diperjalanan menuju tempat rujukan.
Bagaimana saudara menjelaskan tentang skenario diatas?

Skema


LEARNING OBJECTIVES
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Mahasiswa Mampu Menjelaskan tentang masalah pada BBL
Mahasiswa Mampu Menjelaskan tentang Komplikasi pada
BBL
Mahasiswa
Mampu
Menjelaskan
tentang
kelainan
kongenital pada BBL
Mahasiswa Mampu Menjelaskan tentang perawatan BBL

dengan masalah dan komplikasi
Mahasiswa Mampu Menjelaskan tentang tindakan rujukan
pada BBL
Mahasiswa Mampu Menjelaskan tentang faktor budaya
yang mempengaruhi perawatan BBL
Mahasiswa Mampu Menjelaskan tentang faktor risiko dari
ibu yang menyebabkan gangguan pada bayi

1. Masalah pada Bayi Baru
Lahir
1. Bayi rewel
Rewel atau menangis tidak selalu karena lapar.
Rewel
bisa
disebabkan
mengompol,
kepanasan/kedinginan, terlalu lelah atau ingin
tidur, ingin ditimang atau mendengar suara
ibunya, merasa sendiri, atau memang ada yang
tidak nyaman/nyeri pada tubuhnya.

Terkadang kandungan susu sapi (susu, biskuit, roti
dan lainnya) atau kafein (teh, kopi, coklat) pada
makanan/minuman ibu juga dapat menjadi
penyebabnya. Susu sapi memicu alergi, sementara
kafein dapat membuat bayi sulit tidur dan gelisah.

2. Diaper Rash
Diaper Rash atau ruam popok adalah ruam yang
berkembang di area penggunaan popok. Pada kasus ringan,
kulit akan menjadi kemerahan. Dalam kasus yang lebih
parah, mungkin akan disertai nyeri luka terbuka. Diaper
Rash biasanya terlihat di sekitar pangkal paha dan di dalam
lipatan paha atas dan pantat. Kasus ringan akan sembuh
dalam waktu 3 sampai 4 hari dengan pengobatan.
Penyebabnya adalah :
a. Kelembaban dan gesekan: Disebabkan oleh basah dari
popok.
b. Urine dan feses: Karena peran fecal enzim (protease,
lipase)
yang

mengubah
urea
menjadi
amonia,
menyebakan peningkatan pH dan memicu iritasi kulit.
c.
Mikroorganisme: Candida albicans mungkin terisolasi pada
hampir 80% dari bayi dengan iritasi kulit perineum. Infeksi
oleh candida albicans umumnya terjadi 48-72 jam setelah
iritasi.
d. Iritasi kimia: Sabun, deterjen dan antiseptik dapat memicu

3.Gumoh
Gumoh adalah keluarnya isi lambung tanpa adanya tekanan dan
kontraksi dari diagfragma atau dinding perut (Sudarmo). Gumoh
terjadi seperti ilustrasi air yang mengalir kebawah, bisa sedikit
seperti meludah atau kadang-kadang cukup banyak, cairan yang keluar
biasanya berupa ASI dengan volume yang tidak terlalu banyak
dibawah 10cc (Istianto, 2013). Gumoh biasanya terjadi setelah
bayi menyusui, akan tetapi dapat juga terjadi 1-2 jam setelah

menyusu (Widyastuti, 2012).
Faktor penyebabnya, diantaranya :
a. Faktor posisi ibu saat menyusui, kebiasaan pada saat ibu menyusui
sambil tiduran miring dan bayi dalam posisi telentang, akibatnya
cairan tidak masuk kedalam saluran pencernaan akan tetapi masuk
ke dalam saluran pernapasan.
b. Karena posisi bayi yang salah setelah menyusui, karena pada saat
setelah disusui lambung bayi telah terisi penuh dengan cairan, apabila
setelah disusui langsung ditidurkan maka cairan yang ada didalam
lambung bayi akan mencari tempat yang paling rendah oleh karena
itu cairan akan sangat mudah keluar dan kemudian bayi gumoh.
c. Ibu tidak menyendawakan bayi setelah menyusui

4. Cradle cap (Kerak Topi)
Kerak topi umumnya timbul pada minggu pertama, namun
dapat juga terjadi pada usia lebih dari 3-4 bulan. Kulit
kepala bayi tampak dilapisi oleh lapisan kerak yang cukup
tebal dan berminyak. Kadang kerak dapat juga dijumpai
pada bagian kulit lain sepeti pada wajah, telinga, leher dan
ketiak. Umumnya tidak gatal dan bayi tidak merasa

terganggu. Kelainan kulit ini penyebabnya pada sebagian
besar kasus tidak diketahui dan akan menghilang dengan
sendirinya.
Penggunaan sampo secara rutin dapat mengurangi lapisan
kerak
yang
terbentuk
dan
mempercepat
proses
penyembuhan. Bila kerak cukup tebal dapat digunakan
sampo yang mengandung bahan anti-ketombe. Bila kerak
tidak membaik setelah 2 minggu atau kerak disertai
dengan rasa gatal / nyeri atau meluas bayi perlu dirujuk.
 

5 . Oral Trush
Oral trush adalah terinfeksinya membran mukosa
mulut bayi oleh jamur candidiasis yang ditandai
dengan munculnya bercak bercak keputihan yang

membentuk plak-plak berkeping dimulut. Biasanya
penderita akan menunjukan gejala demam karana
adanya iritasi gastrointestinal.
Oral trush terjadi karena infeksi jamur candida
albicans yang merupakan organisme penghuni kulit
dan mukosa mulut,vagina dan saluran cerna. Tanda
dan gejala sangat mudah terlihat,pada pasien oral
trush adalah lesi dimulut berwarna putih dan
membentuk plak-plak berkeping yang menutup
seluruh atau sebagian lidah, kedua bibir, gusi, dan
mukosa pipi.

6. Mongolian spot (bercak kebiruan)
Pada bayi Asia bercak kebiruan kerap tampak pada
daerah bokong, punggung bagian bawah dan pundak.
Bercak ini akan menghilang (berubah menjadi seperti
warna kulit lainnya) seiring dengan pertambahan
usia.
 


7. Miliaria
Pada masyarakat kita miliaria lebih dikenal dengan
istilah biang keringat akibat tersumbatnya kelenjar
keringat. Membuat bayi nyaman, memakai pakaian
tipis dan ringan, dan segera mengganti bila basah
umumnya cukup untuk menghilangkan miliaria,
karena pada dasarnya miliaria memang bersifat
sementara.

2. Komplikasi pada Bayi Baru Lahir dan
Faktor Risiko
1.Sindrom aspirasi mekonium
Adalah terjadi jika janin menghirup mekonium yang tercampur dengan
cairan ketuban, baik ketika bayi masih berada dalam rahim atau sesaat
setelah dilahirkan. Pada bayi prematur yang memiliki sedikit ketuban,
sindroma ini sangat parah. Mekonium yang terhirup lebih kental
sehingga penyumbatan udara lebih berat.
Faktor penyebab :
1. Aspirasi mekonium terjadi jika janin mengalami stress selama proses
persalinan

2. Selama persalinan berlangsung, bayi bisa saja mengalami kekurangan
O2. Hal ini dapat menyebabkan meningkatnya gerakan usus dan
pengenduran otot anus, sehingga mekonium dikeluarkan kedalam
cairan ketuban yang mengelilingi bayi didalam rahim. Cairan ketuban
dan mekonium bercampur membentuk cairan bewarna hijau dengan
kekentalan yang bervariasi

Faktor resiko :
Kehamilan post matur
Persalinan yang sulit
Gawat janin
Hipoksia intra-uterin
Gejala :
Terlihat adanya mekonium dalam cairan ketuban
Kulit bayi tampak kehijauan (terjadi jika mekonium telah
dikeluarkan lama sebelum persalinan)
Bayi tampak lemas atau lemah
Kulit bayi tampak kebiruan (sianosis)
Takipneu (laju pernapasan yang cepat)
Apneu (henti nafas)
Tampak adanya tanda-tanda post maturitas (BB bayi
kurang)

2. Apneu
Berhentinya pernapasan selama 20 detik atau
lebih. Apnea dihubungkan dengan adanya
bradikardia, sianosis, atau perubahan tingkat
kesadaran ( Fargoroff dan martin 1997).Penyebab
apnea yang paling sering pada bayi prematur
adalah defisiensi surfaktan paru atau imaturitas
mekanisme kontrol dari sistem saraf pusat.
Faktor resiko :
Hipoksia
Pneumonia
Gangguan metabolisme
Penyebab : dapat disebabkan oleh stimulasi faring
bagian belakang oleh kateter penghisap.

3.Pletora
adalah suatu keadaan dimana w arna kulit
neonatus mengindikasikan atau memperlihatkan
kondisi kelebihan sel darah merah dalam sirkulasi.
Dalam kasus pletora ini hematokrit bayi > 70 %
Faktor pendukung :
Pengkleman tali pusat yang terlambat
Memegang bayi dibawah plasenta, sehingga
memungkinkan darah mengalir ke bayi dan
meberikan volume sirkulasi darah yang besar
Faktor resiko :
 Ibu dengan riwayat diabetes mellitus
Hipotiroidisme neonatus

4.

Berat badan lahir rendah (BBLR)
BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2500
gram.
Kategori berat badan lahir rendah (BBLR) :
 Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan
berat badan dibawah 2500 gram pada saat lahir.
 Bayi berat badan lahir sangat rendah (BBLSR) adalah bayi
dengan berat badan dibawah 1500 gram pada saat lahir.
 Bayi dengan berat badan lahir ekstrem rendah (BBLER)
adalah bayi dengan berat badan dibawah 1000 gram pada
saat lahir.
Tanda dan gejala :
 BB < 2500 gram
 PB < 45 cm, LK < 33 cm, LD < 30 cm
 Elastisitas daun telinga
 Kulit tipis, transparan, pembuluh darah kelihatan.
Faktor yang mempengaruhi BBLR:
 Faktor ibu : Umur, jumlah paritas , penyakit kehamilan, gizi
kurang atau malnutrisi, kelelahan, merokok dll

Permasalahan pada BBLR
Masalah pada BBLR yang sering terjadi diantaranya :
Sistem termoregulasi
Bayi dengan BBLR sering mengalami temperatur yang tidak stabil
sehingga mudah mengalami hipotermi. Hipotermia terjadi karena
kemampuan untuk mempertahankan panas dan kesanggupan
menambah produksi panas sangat terbatas karena pertumbuhan otototot yang belum cukup memadai,ketidakmampuan untuk menggigil,
sedikitnya lemak subkutan, produksi panas berkurang akibat lemak
coklat yang tidak memadai, dan belum matangnya sistem saraf
pengatur suhu tubuh sehingga BBLR mudah untuk mengalami
kehilangan panas.
Sistem Pernafasan

Bayi dengan BBLR umumnya mengalami kesulitan untuk bernafas
segera setelah lahir oleh karena jumlah alveoli yang berfungsi masih
sedikit, kekurangan surfaktan (zat di dalam paru dan yang diproduksi
dalam paru serta melapisi bagian alveoli, sehingga alveoli tidak kolaps
pada saat ekspirasi), Lumen sistem pernafasan yang kecil, kolaps atau
obstruksi jalan nafas, pembuluh darah paru yang imatur. Hal – hal inilah
yang menganggu usaha bayi untuk bernafas dan sering mengakibatkan
gawat nafas (distress pernafasan).

5. Hipotermi
Hipotermi adalah suhu tubuh bayi baru lahir yang tidak normal
(

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24